• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Asupan Kalori Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Asupan Kalori Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1, Medan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ASUPAN KALORI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SD KRISTEN METHODIST

INDONESIA 1, MEDAN.

OLEH: LIM SUAN YIN

110100484

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN ASUPAN KALORI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SD KRISTEN METHODIST

INDONESIA 1, MEDAN.

"Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sarjana Kedokteran"

OLEH: LIM SUAN YIN

110100484

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ii

ABSTRAK

Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan pada semua strata sosial ekonomi. Pada anak sekolah, kejadian obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Obesitas pada anak beresiko berlanjut ke masa dewasa, dan merupakan faktor resiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis dan lain-lain.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas dalam kalangan siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Kristen Methdodist Indonesia 1 dari kelas satu sampai kelas enam. Sampel penelitian sebanyak 196 siswa, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Cara pengumpulan data yang telah digunakan adalah dengan pemberian kuesioner dan menimbang berat badan serta tinggi b adan siswa. Untuk analisa data antara variabel, chi-square test digunakan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa19,4% siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 dalam kategori obesitas dan 14,3% dalam kategori overweight. Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (pvalue<0,05). Adanya juga hubungan antara asupan kalori dengan kejadian obesitas, Food Recall 24 jam (pvalue<0,05). Faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah aktivitas fisik dan asupan kalori.

Penanggulangan obesitas perlu dilaksanakan secara komprehensif pada semua jenjang pendidikan dan melibatkan semua pihak terkait seperti keluarga, guru, lembaga pendidikan, masyarakat dan dan pusat pelayanan kesehatan.

(5)

iii

ABSTRACT

Obesity occurs as a result of higher energy intake than energy expenditure. High energy intake caused by the consumption of foods high in fat and energy sources, while the low energy expenditure due to lack of physical activity and sedentary life style. Obesity in Indonesia occurres in all age groups and in all socio-economic strata. In school children, obesity is a serious problem because it will continue until adulthood. Obesity in childrenhas a high tendency to lead into adulthood obesity, and is a risk factor for various metabolic and degenerative diseases such as cardiovascular disease, diabetes mellitus, cancer, osteoarthritis and others.

This study aimed to examine the relationship between calorie intake and physical activity with obesity among primary school students in Kristen Methodist Indonesia 1, Medan. The type of research that is used is descriptive analytic study with cross sectional method. The subjects were students from elementary Kristen Methdodist Indonesia 1 field from grade one to grade six. The research sample was 196 students, sampling technique used was stratified random sampling. Method of data collection that has been used is by distributing questionnaires and measuring the weight and height of students. For data analysis between variables, chi-square test was used.

Based on the research that has been done, it can be concluded that 19.4% of primary school students Kristen Methodist Indonesia 1 field in the category of obese and 14.3% in the overweight category. There is a relationship between the level of physical activity with obesity (p value <0.05). The existence of the relationship between caloric intake with the incidence of obesity, Food Recall 24 (p value <0.05). Factors associated with obesity are pysical acitivity and caloric intake.

Prevention of obesity need to be implemented in a comprehensive manner at all levels and involve all relevant stakeholders such as families, teachers, educational institutions, communities and health care centers.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkatnya kepada penulis sehingga proposal ini dapat selesai disusun tepat pada waktu yang ditetapkan. Penelitian ini yang berjudul hubungan asupan kalori dan akitivitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa SD Kristen Methodist

Indonesia 1 Medan merupakan salah satu kewajiban penulis yang harus diselesaikan untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang tercinta yang menjadi tulang belakang bagi penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Rina Amelia MARS selaku dosen pembimbing dalam melakukan kegiatan penelitian dan atas segala saran dan masukan yang telah diberikan oleh beliau serta kesabaran beliau mebimbing penulis dalam proses pelaksanaan penelitian.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara karena banyak memberi bimbingan.

4. Teman-teman sekelompok penulis, karena walaupun tugasan ini merupakan tugasan individu, tetapi mereka tetap banyak membantu saya dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugasan ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.

(7)

v

karya ini dapat bermanfasst dan memberi sumbangan pemikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, 10 Disember 2014 Penulis

………..

(8)

vi

2.1.2. Prevalensi dan Epidemiologi ... 5

2.1.3. Klasifikasi ... 5

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

3.2. Definisi Operasional... 13

3.3. Hipotesa ... 14

(9)

vii

4.3.1. Populasi Sampel ... 15

4.3.2. Besar Sampel ... 15

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 16

4.4.1. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan dan Indeks Massa Tubuh(IMT) ... 17

4.4.2. Kuesioner ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 19

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.3. Hasil Analisa Data dan Pembahasan ... 19

5.3.1. Hasil Analisa Data ... 19

5.3.2. Asupan Kalori Responden ... 20

5.3.3. Tingkat Aktivitas Fisik Responden ... 21

5.3.4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas ... 22

5.3.5. Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas ... 22

5.3.6. Analisis Statistik Hubungan Asupan Kalori dengan Kejadian Obesitas ... 23

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klassifikasi Internasional untuk Underweight, 7 Overweight dan Obesitas pada berdasarkan IMT

Referensi WHO 2004

2.2 Klasifikasi berdasarkan Graf CDC 8

2.3 Kriteria Ukuran pinggang berdasarkan Etnis 8

2.4 Rasio Lingkar Perut dan Pinggul 9

3.1 Definisi Operasional 13

5.1 Distribusi Karakteristik Responden 19

5.2 Distribusi Frekuensi IMT Responden 20

5.3 Distribusi Frekuensi Food Recall (Hari 1) 20 5.4 Distribusi Frekuensi Food Recall (Hari 2) 21

5.5 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik 21

5.6 Tabulasi Silang Hubungan Jenis Kelamin dengan

Kejadian Obesitas 22

5.7 Tabulasi Silang Hubungan Umur dengan Kejadian

Obesitas 22

5.8 Tabulasi Silang Hubungan Asupan Kalori dengan

Kejadian Obesitas 23

5.9 Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Daftar Riwayat Hidup 2. Surat Ethical Clearance

3. Informed Consent

4. Kuesioner

5. Graf CDC

6. Surat Izin Survei Awal Penelitian dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

7. Data Induk

(12)

ii

ABSTRAK

Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Obesitas di Indonesia terjadi pada semua kelompok umur dan pada semua strata sosial ekonomi. Pada anak sekolah, kejadian obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Obesitas pada anak beresiko berlanjut ke masa dewasa, dan merupakan faktor resiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis dan lain-lain.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas dalam kalangan siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Kristen Methdodist Indonesia 1 dari kelas satu sampai kelas enam. Sampel penelitian sebanyak 196 siswa, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Cara pengumpulan data yang telah digunakan adalah dengan pemberian kuesioner dan menimbang berat badan serta tinggi b adan siswa. Untuk analisa data antara variabel, chi-square test digunakan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa19,4% siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 dalam kategori obesitas dan 14,3% dalam kategori overweight. Terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (pvalue<0,05). Adanya juga hubungan antara asupan kalori dengan kejadian obesitas, Food Recall 24 jam (pvalue<0,05). Faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah aktivitas fisik dan asupan kalori.

Penanggulangan obesitas perlu dilaksanakan secara komprehensif pada semua jenjang pendidikan dan melibatkan semua pihak terkait seperti keluarga, guru, lembaga pendidikan, masyarakat dan dan pusat pelayanan kesehatan.

(13)

iii

ABSTRACT

Obesity occurs as a result of higher energy intake than energy expenditure. High energy intake caused by the consumption of foods high in fat and energy sources, while the low energy expenditure due to lack of physical activity and sedentary life style. Obesity in Indonesia occurres in all age groups and in all socio-economic strata. In school children, obesity is a serious problem because it will continue until adulthood. Obesity in childrenhas a high tendency to lead into adulthood obesity, and is a risk factor for various metabolic and degenerative diseases such as cardiovascular disease, diabetes mellitus, cancer, osteoarthritis and others.

This study aimed to examine the relationship between calorie intake and physical activity with obesity among primary school students in Kristen Methodist Indonesia 1, Medan. The type of research that is used is descriptive analytic study with cross sectional method. The subjects were students from elementary Kristen Methdodist Indonesia 1 field from grade one to grade six. The research sample was 196 students, sampling technique used was stratified random sampling. Method of data collection that has been used is by distributing questionnaires and measuring the weight and height of students. For data analysis between variables, chi-square test was used.

Based on the research that has been done, it can be concluded that 19.4% of primary school students Kristen Methodist Indonesia 1 field in the category of obese and 14.3% in the overweight category. There is a relationship between the level of physical activity with obesity (p value <0.05). The existence of the relationship between caloric intake with the incidence of obesity, Food Recall 24 (p value <0.05). Factors associated with obesity are pysical acitivity and caloric intake.

Prevention of obesity need to be implemented in a comprehensive manner at all levels and involve all relevant stakeholders such as families, teachers, educational institutions, communities and health care centers.

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang meningkat kejadiannya di seluruh dunia. Obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas sudah menjadi masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Menurut World Health Organisation (WHO), obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat menggangu kesehatan.

Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun karena transisi epidemiologi, demografi dan urbanisasi. Di bidang gizi telah terjadi perubahan pola makan seperti rendahnya konsumsi buah dan sayur, tingginya konsumsi garam dan meningkatnya konsumsi makanan yang tinggi lemak serta berkurangnya aktivitas berolahraga terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan.

Menurut penelitian Malnick dan Knobler (2006), dibandingkan antara tahun 1976-1980 dengan tahun 1999-2000 terdapat peningkatan prevalensi overweight dari 46% menjadi 64.5% di Amerika. WHO mencatat bahwa sekitar satu milyar penduduk dunia mengalami overweight dan sedikitnya 300 juta menderita obesitas secara klinis. WHO juga memprediksikan bahwa pada tahun 2015, 2,3 milyar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta yang mengalami obesitas (WHO, 2003).

Prevalensi obesitas dan overweight di Indonesia sendiri adalah tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi obesitas pada penduduk berusia ≥15 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi overweight pada anak-anak usia 6-14 tahun adalah 9,5% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan (Depkes, 2009).

(15)

2

demikian, obesitas pada anak perlu mendapat perhatian karena prevalensinya cenderung terus meningkat dan memiliki dampak serius terhadap kesehatan dan perkembangan psikologi anak. Misalnya menciptakan rasa kurang percaya diri, depresi, dan pasif karena sering tidak dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Gangguan kejiwaan ini dapat memperparah obesitas anak bila anak melampiaskan stress yang dialaminya kemakanan. Selain itu penanganan obesitas pada anak juga membutuhkan keahlian khusus karena anak masih dalam masa pertumbuhan, oleh karena itu upaya yang lebih penting adalah mencegah terjadinya obesitas pada anak sedini mungkin. Untuk itu dibutuhkan tidak hanya peranan orang tua tetapi juga guru dalam mengawasi petumbuhan anak (Pratiwi, 2012).

Penelitian Damayanti dalam Lidia (2007) tentang obesitas anak sekolah dasar pada sepuluh kota besar di Indonesia periode tahun 2002-2005 menunjukan bahwa tingkat prevalensi tertinggi kegemukan pada anak usia sekolah dasar terdapat di Jakarta (25%), posisi kedua terdapat di Semarang (24,3%), dan Medan menempati posisi ketiga (17,75%). Oleh karena itu, obesitas pada anak merupakan masalah yang cukup mengkhawatirkan di Indonesia, khususnya kota Medan sebagai salah satu kota yang rentan terhadap kejadian obesitas.

Sekolah Dasar Kristen Methodist Indonesia 1 Medan mempunyai lokasi di dalam kota dan berhampiran dengan plaza. Terdapat banyak makanan jajanan dijual di luar sekolah waktu tamat sesi persekolahan. Sosial ekonomi keluarga di sekolah ini juga lebih bagus.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(16)

3

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan asupan kalori dengan kejadian obesitas b. Untuk mengetahui hubungan kekerapan aktivitas fisik denagn kejadian

obesitas

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : a. Subjek Penelitian

Dapat meningkatkan tingkat kesadaran subjek penelitian mengenai hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan obesitas dan pentingnya kesadaran tersebut untuk mencapai status gizi yang baik dengan perubahan gaya hidup.

b. Peneliti

Menambahkan pengetahuan peneliti terhadap obesitas dan meningkatkan pengalaman dan kompetensi dalam melakukan penelitian.

c. Dinas Kesehatan Kota Medan

(17)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi

Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan yang menyebabkan timbulnya resiko terhadap kesehatan (WHO, 2006). Obesitas juga merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F, 2003).

2.1.2. Prevalensi dan Epidemiologi

(18)

5

2.1.3. Klasifikasi

Tipe obesitas berdasarkan persen kelebihan lemak (Misnadiarly, 2007):

1. Mild obesity

Dikatakan mild obesity bila berat badan individu antara 20-30% di atas berat badan ideal.

2. Moderate obesity

Apabila berat badan individu antara 30-60% di atas berat badan ideal.

3. Morbid

Penderita obesitas yang berat badannya 60% atau lebih di atas berat badan ideal.

Tipe obesitas berdasarkan letak timbunan lemak (Emedicine Health, 2010):

1. Obesitas android atau tipe sentral (Apple Shape)

Bila lemak banyak tertimbun di setengah bagian atas tubuh (perut, dada, punggung, muka). Pada umumnya, tipe ini dialami oleh pria.

2. Obesitas ginekoid atau tipe perifer (Pear Shape)

Bila lemak tertimbun di setengah bagian bawah tubuh (pinggul dan paha). Kegemukan tipe ini biasanya dialami oleh wanita.

2.1.4. Fakor Penyebab

Faktor penyebab obesitas sangat kompleks. Kita tidak bisa hanya memandang dari satu sisi. Beberapa kajian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya obesitas.

a. Genetik

(19)

6

b. Psikologis

Pola makan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Persepsi diri yang negatif merupakan salah satu daripada contoh bentuk gangguan emosi yang dapat meningkatkan pola makan individu. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda dan biasa menimbulkan kesadaran yang berlebihan serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Gangguan ini akan mengakibatkan dua pola makan abnormal yang dapat menjadi penyabit obesitas, yaitu makan dalam jumlah yang sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan (Shils, 2006). c. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obese, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007).

d. Perkembagan dari kanak-kanak

(20)

7

penyimpanan lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada kanak-kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti (Guyton, 2007).

f. Sosial ekonomi

Pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003).

2.1.5. Diagnosa

Penentuan kriteria obesitas ada berbagai macam, dan obesitas dapat ditentukan dengan cara langsung atau tidak langsung (Rahmatullah, 2009).

a. IMT (Index Massa Tubuh)

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan kalkulasi angka dari berat dan tinggi badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan kuardrat dari tinggi dalam meter (kg/m2).

Nilai dari IMT tidak bergantung pada umur maupun jenis kelamin. Tetapi, IMT mungkin tidak berkorenspondensi untuk derajat kegemukan pada populasi yang berbeda dikarenakan perbedaan proporsi tubuh pada mereka (WHO, 2000).

Tabel. 2.1. Klassifikasi Internasional untuk underweight, overweight dan obesitas pada berdasarkan IMT referensi WHO 2004

(21)

8

Tabel. 2.2. Klasifikasi berdasarkan graf CDC

Persentil Kategori

>95 obesitas

75-95 overweight

25 – 75 normal

<25 kurang

Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh :

Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO 2011, pengukuran indeks massa tubuh dilakukan dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya menggunakan alat timbangan badan dan kemudian diukur tinggi badannya lalu hasilnya dimasukkan ke dalam rumus di bawah :

IMT = Berat Badan (kilogram) Tinggi Badan2(meter)

Hasil yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan tabel klasifikasi IMT di atas.

b. Lingkar Pinggang

Selain IMT, metode lain untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang. Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti, 2005).

Tabel. 2.3. Kriteria ukuran pinggang berdasarkan etnis:

Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm) pada obesitas

Eropa Pria > 94 Wanita > 80

Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Asia-India

Pria > 90 Wanita > 80

China Pria > 90 Wanita > 80

Jepang Pria > 90 Wanita > 80

Amerika Tengah Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik

Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik

(22)

9

c. Waist-To-Hip Ratio (Flier Et Al, 2005)

Selain IMT dan lingkar perut, rasio antara lingkar perut dan lingkar pinggul merupakan alternative klinis yang praktis. Lingkar perut dan rasio lingkar perut dengan lingkar pinggul berhubungan dengan besarnya resiko untuk terjadinya gangguan kesehatan.

Tabel. 2.4. Rasio Lingkar perut dan pinggul

Jenis Kelamin Ukuran RLPP Normal

Wanita < 0.85

Pria < 0.90

2.1.6. Penatalaksanaan a. Diet

Dianjurkan diet dengan rendah kalori tetapi cukup gizi. b. Pengaturan aktivitas fisik

Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Dianjurkan untuk melakukan aktivita s fisik selama 20-30 menit per hari (Syarif, 2003). c. Obat-obatan

(23)

10

2.1.7. Komplikasi

Komplikasi bagi obesitas termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus tipe-2, obstruksi saluran pernapasan, Obstructive Sleep Apnea dan lain lagi.

2.1.8. Prognosis

Jika ditangani dengan baik dan tepat dalam penurunan berat badan maka prognosisnya baik. Namun jika dibiarkan maka obesitas akan berlanjut dan bisa sampai terjadi komplikasi.

2.2. Kalori

Kalori merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah energi. Pada umumnya kalori digunakan untuk menunjukkan jumlah energi yang terkandung dalam makanan. Kalori dapat diperoleh dari asupan nutrisi yang mengandung nutrisi, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan alkohol.

Jumlah kalori dalam makanan diperlukan untuk memperhitungkan keseimbangan energi. Apabila jumlah kalori yang dikonsumsi lebih kecil dari kalori yang digunakan, berat badan akan berkurang karena cadangan energi dari lemak akan digunakan. Sebaliknya, apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari kalori yang digunakan, berat badan akan meningkat. Kelebihan energi pun akan disimpan sebagai lemak.

Tubuh membutuhkan energi (yang disebut kalori) dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pembagian kalori yang seimbang mengacu pada Piramida Makanan. Kebutuhan kalori harian tiap individu berbeda-beda. Namun, secara umum Departemen Kesehatan RI menetapkan kebutuhan kalori individu sebesar 2000kkalori/hari.

(24)

11

sumber energi. Satu gram protein setara dengan 4 kkalori. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelindung organ tubuh. Kelebihan kalori dari asupan makanan akan disimpan sebagai cadangan energi. Karena itu, konsumsi karbohidrat atau protein yang berlebih akan diubah tubuh menjadi lemak. Asupan lemak harian perlu diperhatikan. Pasalnya, kelebihan asupan lemak mengakibatkan penumpukan lemak yang memicu obesitas dan peningkatan kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu penyakit jantung koroner yang berakibat pada kematian. Satu gram lemak setara dengan 9 kkalori.

2.3. Aktivitas Fisik 2.3.1. Definisi

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010, Physical Activity. In Guide to Community Preventive Services Website, 2008).

Menurut Proof Andrew Booth, aktivitas fisik seseorang dikira tinggi apabila melakukan aktivitas fisik lebih dari 3 kali dalam seminggu, dan setiap sesi harus lebih dari 20 menit. Jika kurang dari itu dikira aktivitas rendah.

2.3.2. Manfaat

Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan yaitu :

a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis dan, lain-lain.

b. Berat badan terkendali.

c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat.

d. Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional. e. Lebih percaya diri.

(25)

12

g. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.

2.3.3. Tipe Aktivitas Fisik

Ada 3 tipe aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh yaitu :

a. Ketahanan (endurance)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan dapat membantu jantung, paru-paru, otot dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga.

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

 Berjalan kaki

 Lari ringan

 Berenang

 Bermain tenis b. Kelenturan (flexibility)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lentur dan sendi berfungsi dengan baik.

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti :

 Tai Chi

 Yoga

c. Kekuatan (strength)

Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat dan mempertahankan bentuk tubuh.

Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:

Push-up

 Naik turun tangga

 Angkat beban

(26)

13

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Tabel. 3.1. Definisi Operasional No Variebel Definisi

Operasional

Cara

Ukur

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

(27)

14

Kuesioner Kuesioner Menurut Widyakarya

Kuesioner Kuesioner 1.Aktivitas tinggi bila > 3 kali

Hipotesis adalah sesuatu penelitian yang berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga dalil sementara yang kebenaran akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.

(28)

15

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Dengan satu kali pengamatan pada waktu tertentu, akan menganalisa hubungan asupan kalori dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan September hingga ke sidang akhir nanti.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kristen Methodist Indonesia 1, Jln Hang Tuah 4, Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitan adalah siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1. 4.3.2. Besar sample

Z21-/2 P (1-P)

n = --- d2

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z21-/2 =nilai Z pada derajat kemaknaan (90%= 1.645, 95% = 1.96)

(29)

16

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir: 10% (0.10), 5% (0.05), atau 1% (0.01)

Keterangan: n = Z21-/2 = 1.96 P = 0.5 d = 0.05

Diketahui bahawa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak Z21-/2 P (1-P)

n = --- d2

(1.96) 0.5 (1-0.5) n = --- (0.05)2

n = 196

Sampel yang akan diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 196 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling.

Methode ini adalah teknik penarikan sampel dengan membahagi populasi sasaran di dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(30)

17

4.4.1. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Alat dan Bahan

Timbangan dan alat pengukur tinggi. Cara Kerja

Sebelum siswa diminta untuk naik ke atas alat timbangan, mereka terlebih dahulu diminta melepaskan kasut dan barang-barang dalam kantong. Siswa diminta berdiri tegak lurus, menghadap ke depan dan membelakangi alat pengukuran. Pemeriksa akan melihat berat badan siswa dengan melihat jarum timbangan dalam unit Kilogram.

Untuk pengukuran tinggi, pemeriksa meletakkan hujung alat pengukur tinggi tepat di puncak kepala siswa dan membaca ketinggian pada alat pengukur. IMT dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan(m)x Tinggi Badan(m) 4.4.2. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan kuesioner dikutip dalam seminggu.

Cara Kerja

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada orang tua sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang telah disertakan dengan instrumen penelitian. Informed consent akan diberi bersamaan dengan kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner petikan dari penelitian sebelum ini dan telah divaliditas oleh Dosen Pembimbing.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(31)

18

1. Editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

2. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data.

3. Entry yaitu memasukkan data dari kuesioner kedalam program komputer dengan menggunakan program yang tertentu.

(32)

19

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kristen Methodist Indonesia 1, Jln Hang Tuah 4, Medan.

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang terdapat pada penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin.

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden

Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

<10 125 63,8

≥10 71 36,2

196 100,0

Jenis Kelamin

Laki-laki 73 37,2

Perempuan 123 62,8

Total 196 100,0

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden berumur kurang dari 10 tahun adalah sebanyak 125 orang yaitu 63,8%, sedangkan responden berumur 10 tahun dan keatas adalah sebanyak 71 orang yaitu 36,2%.

Untuk jenis kelamin dapat dilihat laki-laki adalah 73 orang yaitu 37,2% dan responden perempuan adalah 123 orang yaitu 62,8%.

5.3. Hasil Analisa Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisa Data

(33)

20

Indeks Massa Tubuh (IMT) responden telah dikira dengan menggunakan rumus dan langsung dikategorikan.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi IMT Responden

Kategori Frekuensi (orang) Persentase(%)

Obesitas 38 19,4 normal memiliki persentase yang paling besar, yaitu sebanyak 77 orang (39,3%), diikuti dengan kategori IMT kurang, yaitu sebanyak 53 orang (27,0%). IMT responden dalam kateogori obesitas sebanyak 38 orang (19,4%) dan yang paling kurang adalah IMT kategori overweight yaitu 28 orang (14,3%).

5.3.2. Asupan Kalori Responden

Untuk mengetahui asupan kalori responden, kuesioner food recall 24 jam telah diberikan untuk 2 hari.

Asupan kalori responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Food Recall (Hari 1)

Kategori Frekuensi(orang) Persentase(%)

(34)

21

Responden dengan kekurangan asupan kalori pada hari 1 adalah kategori yang paling kurang, yaitu sebanyak 51 orang (26,5%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Food Recall (Hari 2)

Kategori Frekuensi(orang) Persentase(%)

Kelebihan 97 49,5

Normal 82 41,8

Kekurangan 17 8,7

Total 196 100,0

Dari Tabel 5.4. terlihat bahwa responden dengan asupan kalori kelebihan pada hari 2 memiliki persentase yang paling besar, yaitu sebanyak 97 orang (49,5%), diikuti dekat dengan asupan kalori normal, yaitu sebanyak 82 orang (41,8%).

Kategori kekuragan asupan kalori pada hari 2 mempunyai responden yang paling jarang, yaitu sebanyak 17 orang (8,7%).

5.3.3. Tingkat Aktivitas Fisik Responden

Untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik responden, telah diberikan kuesioner dan akitivitas fisik responden diminta untuk dicatatkan.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik

Kategori Frekuensi(orang) Persentase(%)

Tinggi 108 55,1

Rendah 88 44,9

Total 196 100,0

(35)

22

5.3.4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas

Tabel 5.6. Tabulasi Silang Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas

Obesitas Bukan Obesitas Total

Kategori (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%)

Perempuan 28 14,3 95 48,5 123 62,8

Laki-laki 10 5,1 63 32,1 73 37,2

Total 38 19,4 158 80,6 196 100,0

Berdasarkan Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 38 responden obesitas, ternyata 28 di antaranya adalah siswa perempuan (14,3%) dan 10 adalah siswa laki laki (5,1%).

5.3.5. Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas

Tabel 5.7. Tabulasi Silang Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas

Obesitas Bukan Obesitas Total

Kategori (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%)

<10 tahun 11 5,6 114 58,2 125 63,8

≥10 tahun 27 13,8 44 22,4 71 36,2

Total 38 19,4 158 80,6 196 100,0

(36)

23

5.3.6. Analisis Statistik Hubungan Asupan Kalori dengan Kejadian Obesitas Untuk menilai hubungan antara asupan kalori dengan kejadian obesitas maka dilakukan uji statistik chi-square. Adapun hasil analisis uji statistik penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.8. Tabulasi Silang Hubungan Asupan Kalori dengan Kejadian Obesitas obesitas, ternyata 33 di antaranya mengambil asupan kalori berlebihan (16,8%), 5 mengambil asupan kalori normal (2,6%) dan tiada responden obesitas yang kekurangan asupan kalori (0%).

(37)

24

5.3.7. Analisis Statistik Hubungan Aktivitas Fisik dengan kejadian Obesitas

Untuk menilai hubungan antara aktivitas fisk dengan kejadian obesitas maka dilakukan uji statistik chi-square. Adapun hasil analisis uji statistik penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.9. Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

Obesitas Bukan

Obesitas Total p value

Kategori (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%)

Tinggi 8 4,1 100 51,0 108 55,1

0,0001

Rendah 30 15,3 58 29,6 88 44,9

Total 38 19,4 158 80,6 196 100,0

Berdasarkan Tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 38 responden obesitas, ternyata 30 di antaranya mempunya i tinkgat aktivitas yang rendah (15,3%) dan 8 mempunyai tingkat akitivitas yang tinggi (4,1%).

(38)

25

5.4. Pembahasan

5.4.1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa prevelensi overweight dan obesitas di SD Kristen Methodist Indonesia 1 Medan tergolong tinggi yaitu sebesar 33,7%. Menurut Laporan Riskesdas 2013, secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun adalah tinggi yaitu sebesar 18,8% dan dari persentase itu, 10,0 persen terdiri dari gemuk, dan 8,8 persen terdiri dari obesitas.

Berdasarkan hasil penelitian, 27 dari 31 orang subjek obesitas (13,8%) adalah siswa usia 10 tahun dan ke atas, dan 11 adalah siswa usia kurang dari 10 tahun (5,6%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmawati (2009) di SD Islam Al-Azhar I Jakarta Selatan yang menyatakan bahwa kejadian obesitas lebih tinggi ditemukan pada siswa yang berusia ≥10 tahun.

Dari segi jenis kelamin, diduga terdapat hubungan dengan kejadian obesitas kerana anak perempuan lebih sering menghabiskan masa di rumah dan kurang aktif berbanding dengan laki-laki yang lebih sering beraktivitas di luar. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 28 dari 38 orang subjek obesitas (14,3%) adalah siswa perempuan dan 10 adalah siswa laki-laki (5,1%). Namun, setelah dilakukan uji statistik chi-square untuk menilai hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian obesitas, dugaan ini bertentangan kerana p value >0.05.

5.4.2. Hubungan Asupan Kalori dengan Kejadian Obesitas

(39)

26

kalori pada hari 2. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan kalori dengan kejadian obesitas pada remaja dimana p value=0,0001.Ini sesuai dengan peneltian Ana Medawati (2005) di Yogyakartayang menyimpulkan bahwa Semakin Tinggi Asupan Energi Semakin Tinggi Kemungkinan untuk Terjadinya Obesitas. Sejalan juga dengan hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Yamin (2013) dengan judul Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD di Kota Manado.

5.4.3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

(40)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari 196 responden, sebanyak 123 orang adalah siswa perempuan (62,8%) dan 73 lagi adalah siswa laki-laki (37,2%).

2. 125 responden adalah dari umur <10 tahun (63,8%) dan 71 responden

adalah dari umur ≥10 tahun (36,2%).

3. Mayoritas siswa responden ditemukan pada kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) Normal, yaitu sebanyak 77 orang (39,3%).

4. Sebanyak 38 orang siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 dalam kategori Obesitas (19,4%).

5. Ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian obesitas dalam

6. kalangan siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 (p value=0,0001). 7. Ada hubungan antara asupan kalori dengan kejadian obesitas dalam

kalangan

8. Siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 (p value=0,0001).

6.2. Saran

1. Bagi Pihak Sekolah

(41)

28

2. Bagi Orang Tua

Memperhatikan asupan makanan anak mulai dari makanan camilan hingga makan utama terutama pada hari libur dan lebih memperhatikan asupan serat dari buah dan sayur.

3. Bagi Pemerintah

Meningkatkan program penanggulangan gizi lebih pada anak dengan memberikan pendidikan tentang gizi , khususnya tentang efek dari konsumsi fast food, dengan menugaskan ahli gizi untuk memberikan penyuluhan kepada remaja di sekolah atau akademi pendidikan secara rutin.

4. Bagi Siswa

(42)

29

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Aritonang, E. Siagian Albiner. 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Baum II CL, Ruhm CJ. Age, sosioeconomic status and obesity growth. Cambridge: National Bureau of Economic Research Working Paper No. 13289. 2007. Available from: http://www.nber.org/papers/w13289

(Diakses pada 20 Mei 2014).

Brown JE. Nutrition through the Life Cycle. Belmont: Thomson Wadsorth, 2005.

Department of Health and Human Services. Centers for Disease Control and

Prevention. Overweight and Obesity. Available from:

http://www.cdc.gov/obesity/childhood/consequences.html (Diakses pada 20 Mei 2014).

Department of Health and Human Services.Centers for Disease Control and

Prevention.Use and Interpretation of the WHO and CDC Growth Charts

for Children from Birth to 20 Years. Available from:

http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/growthcharts/resources/growthchart.pd

(Diakses pada 4 Juni 2014).

Depkes RI. Status Gizi Balita. Dalam: Riskesdas 2007. Available from:

(43)

30

Farida, 2004, Pengantar Pangan dan Gizi, Jakarta: Penebar Swadaya.

Flier, J.S. and Maratos, E., 2008. Biology of Obesity. In : Fauci, S.A., ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. USA: McGraw-Hill Companies, 462-468.

Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku EGC.

Goran MI, Sothern M. Handbook of Pediatric Obesity: Etiology, Pathophysiology and Prevention. USA: CRC Press, Taylor & Francis Group; 2006.

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition. Philadelphia: Elsevier Inc 2006.

Horton TJ, Drougas H, Brachey A, Reed GW, Peters JC, Hill JO (2003). "Fat and Carbohydrate Overfeeding in Humans: Different Effects on Energy

Storage". Am. J. Clin.Nutr. 62 (1): 19–29.

Kartika Suryaputra, Siti Rahayu Nadhiroh, 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas dengan Non Obesitas. Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia. Available from:

http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/1301/1190

(Diakses pada 8 Mei 2014).

Mawarni G.D, 2013. Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/40055 (Diakses pada 12 Mei

(44)

31

Mustofa Ahmad. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas.Yogyakarta; 2010.

Profil Kesehatan Indonesia 2005. Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat.

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20In

donesia%202005.pdf (Diakses pada 29 Mei).

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2007. Laporan Nasional 2007 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008. Available from:

http://fisio-poltekesolo.ac.id/fisioterapi/images/stories/laporanNasional.pdf

( Diakses pada 12 Mei).

Soegondo, Sidartawan. Berbagai Penyakit dan Dampaknya terhadap Kesehatan dan Ekonomi. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) IX, Jakarta, 2008.

Sugondo S. 2006. Obesitas. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi.4. Jakarta: Interna Publishing.

Suhardjo, 2003, Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press.

Syarif, D.R. Childhood Obesity: Evaluation and Management, National Obesity Symposium II, Editor: Adi S., dkk. Surabaya, 2003; 123-139.

Whitaker RC, Wright JA, Pepe MS, Seidel KD, Dietz WH. Predicting obesity in young adulthood from childhood and parental obesity. N Engl J Med. 1997; 337:869-873.

(45)

32

World Health Organisation(WHO), 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. WHO Technical Report Series, Geneva. Available from:

http://whqlibdoc.who.int/trs/WHO_TRS_894.pdf?ua=1 (Diakses pada 13 Mei 2014).

World Health Organization (WHO), 2011. Childhood Overweight and Obesity. Available from:

http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood/en.html (Diakses pada 13 Mei 2014).

World Health Organisation (WHO). WORLD HEALTH STATISTICS, 2011.

Available from:

(46)

LAMPIRAN 1 :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lim Suan Yin

Tempat / Tanggal Lahir : Melaka, Malaysia / 29 Mei 1991

Agama : Buddha

Alamat : Tanjung Rejo, Jln Mesjid, Kompleks Kyoto, Blok C-10

Riwayat Pendidikan : 1. SJK (C) Pay Fong 2 (1998-1999) 2. SJK (C) Sungai Way (2000-2003) 3. SMK SS17, Subang Jaya (2004) 4. SMK Alam Megah (2005-2008)

5. Pra-Universiti SMK Alam Megah (2009-2010) 6. President College (2011)

7. Universitas Sumatera Utara (2011-sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Panitia Malaysian Students’ Charity Work 6th Edition 2013 (Khitanan Massal)

2. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysian di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM)

(47)
(48)

LAMPIRAN 3 :

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTORAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dengan hormat,

Saya Lim Suan Yin, dengan NIM 110100484, mahasiswa Fakultas Kedoktoran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang mengadakan penelitian mengenai hubungan asupan kalori, aktivitas fisik serta genetik dengan kejadian obesitas pada siswa SD Kristen Methodist Indonesia 1 Medan, yaitu di sekolah anak bapak/ibu.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon dengan segala kerendahan hati agar bapak/ibu bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan di dalam kuesioner ini. Jawaban yang lengkap dan jujur akan sangat membantu penelitian saya. Jawaban yang diberikan akan dijaga kerahsiaannya dan digunakan untuk penelitian sahaja.

Anak bapak/ibu juga akan diukur tinggi badan serta ditimbang berat badan untuk mengira Indeks Massa Tubuh(IMT).

Besar harapan saya agar bapak/ibu bersedia menbenarkan anak menjadi responden dalam penelitian ini.

Apakah anak bapak/ibu dibenarkan berpatisipasi dalam penelitian ini?

o Ya

o Tidak

Jika ya, mohon menandatangani di bawah ini:

Tertanda,

(……….)

(49)

LAMPIRAN 4 :

IDENTITAS ANAK

1. Nama Anak :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Berat Badan : kg

5. Tinggi Badan : cm

AKTIVITAS FISIK

JenisAktivitas Frekuensi (per minggu) Menit (per sesi)

 Berenang

 Berspeda

 Sepak bola

 Lariringan

 Badminton

 Angkatbeban

 Yoga

(50)

FORMULIR

FOOD RECALL 24 HOUR (HARI 1)

Waktu

Makan

Makanan Jumlah(Ukuran

Rumah Tangga)

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

(51)

FORMULIR

FOOD RECALL 24 HOUR (HARI 2)

Waktu

Makan

Makanan Jumlah(Ukuran

Rumah Tangga)

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

LAMPIRAN 8 :

Tubuh Aktivitas Food Recall

N Valid 196 196 196 196 196

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(63)

Aktivitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tinggi 108 55.1 55.1 55.1

Rendah 88 44.9 44.9 100.0

Total 196 100.0 100.0

Food Recall Hari 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kelebihan Asupan Kalori 67 33.7 33.7 33.7

Normal 78 39.8 39.8 73.5

Kekurangan Asupan Kalori 51 26.5 26.5 100.0

Total 196 100.0 100.0

Food Recall Hari 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kelebihan Asupan Kalori 97 49.5 49.5 49.5

Normal 82 41.8 41.8 91.3

Kekurangan Asupan Kalori 17 8.7 8.7 100.0

(64)

Crosstabs

Indeks Masa Tubuh * Aktivitas Crosstabulation

Aktivitas

Linear-by-Linear Association 15.500 1 .000

N of Valid Cases 196

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.57.

(65)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Indeks Masa Tubuh * Food

Recall Hari Libur 196 100.0% 0 .0% 196 100.0%

Indeks Masa Tubuh * Food Recall Crosstabulation

Food Recall Hari Libur

Linear-by-Linear Association 60.037 1 .000

N of Valid Cases 196

(66)

Crosstabs

Indeks Masa Tubuh * Umur Crosstabulation

Umur

Linear-by-Linear Association 24.735 1 .000

N of Valid Cases 196

(67)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Indeks Masa Tubuh * Jenis

Kelamin 196 100.0% 0 .0% 196 100.0%

Indeks Masa Tubuh * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total

Indeks Masa Tubuh OBESITAS Count 10 28 38

Linear-by-Linear Association 1.935 1 .164

N of Valid Cases 196

Gambar

Tabel. 2.1. Klassifikasi Internasional untuk underweight, overweight dan
Tabel. 2.2. Klasifikasi berdasarkan graf CDC
Tabel. 2.4. Rasio Lingkar perut dan pinggul
Gambar. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas siswa sekolah dasar pada SD Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan,

Mengetahui distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral

tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak pada Siswa SD DEK Padang Tahun 2011.

5.3 Kajian Integrasi Islam terkait Hubungan antara Durasi Tidur dengan Asupan Makan, Aktivitas Fisik dan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN

Berdasarkan hasil penelitian kedua variabel yaitu antara asupan energi dan aktivitas fisik terhadap tingkat kejadian obesitas sentral maka ditemukan ada hubungan yang

Berdasarkan pengamatan di SMU Methodist Medan melalui survey awal dan pengamatan secara fisik maka peneliti mendapat gambaran banyaknya siswa yang mengalami obesitas,

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, asupan kalsium, dan lemak dengan obesitas sentral pada tenaga kerja di

Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak di SD Laboratorium Universitas Negeri Gorontalo Sumber :Data Primer, 2018 Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 121