• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU DAN GAYA HIDUP KOMUNITAS GAY (Studi di Pasar Seni Kelurahan Enggal, Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU DAN GAYA HIDUP KOMUNITAS GAY (Studi di Pasar Seni Kelurahan Enggal, Bandar Lampung)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU DAN GAYA HIDUP KOMUNITAS GAY (Studi di Pasar seni Kelurahan Enggal, Bandar Lampung)

Oleh

Susan Wira Anggraeni NPM : 0916011056

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

BEHAVIORANDGAYCOMMUNITYLIFESTYLE (Studies inthe Art MarketVillageEnggal, BandarLampung)

by

Susan Wira Anggraeni

Adolescenceis a time ofthe electionthatwilldetermine thefuture of a person. Nota bitofadolescentsnoware miredinproblems. Notonlyoccursin teenagers, even adultsonthemanyissuesthatdeviatehappen. One of the problemsis the number ofsexualdeviationsamongtheteenagersand adults. Such deviationsmayoccurdue toapsychologicaldisorderormental, canthroughassociationwithenvironmental factorsother wordsgayorhomosexualdiseasecan betransmitted, it can also occurdue togenetic or hereditary factors, andcould be due tothe individual's owndesiretotrysomething newwhohad never felt before.

The purposeofthis studyistoexamineandanalyzethe behaviorandlifestyle ofthe gaycommunityin the society. Benefits ofthisresearchare asmaterialinformation to the publicregarding thedepictionof gaylifethat need tobe awarethatotherteensdo notfall intosexual perversion. Research isa descriptive study usingqualitativemethodswith5informants. Datawerecollected by usingin-depthinterviews, observationanddocumentation. The data analysis techniqueusedis thedata reduction, data displayand conclusion.

(3)

PERILAKU DAN GAYA HIDUP KOMUNITAS GAY (Studi di Pasar Seni Kelurahan Enggal, Bandar Lampung)

Oleh

Susan Wira Anggraeni

Masa remaja merupakan masa pemilihan yang akan menentukan masa depan seseorang.Tidak hanya terjadi pada remaja, pada kalangan dewasa pun banyak terjadi permasalahan yang menyimpang.Salah satu permasalahannya adalah banyaknya terjadi penyimpangan seksual di kalangan remaja maupun dewasa tersebut.Penyimpangan tersebut dapat terjadi akibat kelainan yang bersifat psikologis atau kejiwaan, dapat melalui faktor lingkungan pergaulan dengan kata lain penyakit gay ini dapat menular, juga dapat terjadi akibat faktor genetik atau keturunan, dan bisa jadi karena keinginan individu itu sendiri untuk mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah mereka rasakan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis perilaku dan gaya hidup komunitas gay yang ada di masyarakat. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai gambaran kehidupan gay yang perlu di waspadai agar remaja lainnya tidak terjerumus ke dalam penyimpangan seksual.Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan 5 orang informan.Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja dan Tahap Dewasa ... 12

B. Pengertian Komunitas ... 14

C. Tinjauan Tentang Gay ... 15

1. Pengertian Gay ... 15

2. Ciri-ciri Gay ... 18

3. Jenis Homoseksual (Gay) ... 19

4. Perbedaan antara Gay dan Waria ... 20

5. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Gay ... 22

D. Perilaku Gay ... 23

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Norma dan Perilaku Gay ... 24

b. Bentuk Perilaku ... 26

c. Interaksi para Gay dengan Keluarga ... 27

d. Interaksi para Gay dengan Komunitas ... 27

e. Hubungan para Gay dengan Masyarakat ... 28

E. Gaya Hidup Gay ... 29

1. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup ... 33

2. Perbedaan Perilaku dan Gaya Hidup... 35

(8)

B. Fokus Penelitian ... 39

C. Lokasi Penelitian ... 39

D. Informan Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data 41 F. Teknik Analisis Data ... 42

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Singkat Kota Bandar Lampung ... 44

B. Gambaran Umum Kelurahan Enggal ... 46

C. Gambaran Umum Gay di Kelurahan Enggal ... 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

1. Identitas Informan dalam Tabel ... 62

2. Analisis Perilaku dan Gaya Hidup Gay dalam Tabel... 65

B. Pembahasan ... 66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 74

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa pemilihan yang akan menentukan masa depan seseorang. Tidak sedikit dari remaja sekarang yang terjerumus dalam berbagai permasalahan.Tidak hanya terjadi pada remaja, pada kalangan dewasa pun banyak terjadi permasalahan yang menyimpang.Salah satu permasalahannya adalah banyaknya terjadi penyimpangan seksual di kalangan remaja maupun dewasa tersebut.

Menurut Notoatmodjo (2007 : 139) penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Dapat disebut tidak wajar karena hubungan seks tersebut dilakukan bukan antara pria dan wanita, tetapi antar sesama wanita atau sesama pria.Selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat, melainkan sudah menjadi hal yang sudah biasa ditemukan.Jadi, dengan mudahnya kita dapat menemukan komunitas gay maupun lesbian di masyarakat.

(10)

1. Penyimpangan yang menyangkut objek seksual (orang atau sesuatu yang menimbulkan daya tarik seksual).

2. Penyimpangan yang menyangkut tujuan seksual (tindakan seksual yang membuat orang terdorong untuk melakukannya).

Penyimpangan tersebut dapat terjadi akibat kelainan yang bersifat psikologis atau kejiwaan, dapat melalui faktor lingkungan pergaulan dengan kata lain penyakit gay atau homoseksual ini dapat menular, juga dapat terjadi akibat faktor genetik atau keturunan, dan bisa jadi karena keinginan individu itu sendiri untuk mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah mereka rasakan. Penelitian yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Niklas Langstrom dari Karolinska Institute menemukan faktor lingkungan lebih berpengaruh dibandingkan faktor genetik. Faktor lingkungan pergaulan lebih berpengaruh 64%. Faktor lingkungan yang bisa menyebabkan seseorang menjadi gay adalah salahnya didikan dari orang tua mereka sejak masih kecil, broken home, pernah mengalami pelecehan seksual, memiliki lingkungan pergaulan yang mayoritas gay, mempunyai sisi psikologis yang lemah atau mudah terpengaruh, mempunyai trauma. Hasrat menjadi gay juga dapat terjadi akibat tidak terdapatnya wanita di sekeliling mereka (health.detik.com).Tetapi semua itu dapat dikembalikan pada individu masing-masing, individu dapat menguatkan dan mempertebal iman mereka agar tidak terjerumus pada penyimpangan seksual.

(11)

kemudian kesamaan sifat. Para pria yang awalnya tidak saling mengenal tetapi karena sering bersama-sama akan timbul rasa menyukai yang lebih kuat di antara individu tersebut yang memiliki kesamaan sikap dan kepercayaan (psikologi sosial, 1990:229). Ketertarikan adalah suatu proses yang dengan mudah dialami oleh setiap individu tetapi sukar untuk diterangkan.

Menurut Freud (Freud,2001:57) ada berbagai macam perilaku dalam kategori homoseksualitas, yaitu :

1. Ada orang yang secara khusus hanya tertarik kepada orang yang sejenis kelamin dengannya.

2. Ada orang yang tertarik terhadap seks yang sejenis kelamin dengannya maupun yang berbeda jenis kelamin.

3. Ada orang yang menjadi tertarik kepada sesama jenis ketika muncul kebutuhan untuk itu, misalnya saat berada didalam penjara.

(12)

Pada tahun 1869, K.M. Kertbeny yang berkebangsaan Jerman-Hongaraia menciptakan istilah homoseks atau homoseksualitas. Homo sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti sama, dan seks yang berarti jenis kelamin. Istilah ini menunjukkan penyimpangan kebiasaan seksual seseorang yang menyukai jenisnya sendiri, misalnya pria menyukai pria dan wanita menyukai wanita (Http://andang-infotainment.blogspot.com/) . Menurut Neale, davison & Haaga (www.Lontar.ac.id), homoseksual adalah hasrat atau aktivitas yang ditujukan terhadap orang yang memiliki jenis kelamin yang sama. Homoseksual adalah ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin yang sama (Feldmen, 1990:359). Ketertarikan seksual yang dimaksud adalah orientasi seksual, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku seksual dengan laki-laki atau perempuan (Nietzel dkk.,1998:489). Homoseksualitas bukan hanya kontak seksual antara seseorang dengan orang lain dari jenis kelamin yang sama tetapi juga menyangkut individu yang memiliki kecenderungan psikologis, emosional, dan sosial terhadap seseorang dengan jenis kelamin yang sama (Kendall dan Hammer, 1998:375).

(13)

komunitas gay di sekitar mereka yang semakin menunjukkan identitas mereka.

Pada April 2001 Negara Belanda menjadi Negara pertama yang mengesahkan pernikahan untuk semua orang termasuk gay dan lesbian.Pergerakan kaum gay di luar negeri yang sangat di akui, memberikan harapan untuk kaum gay di Indonesia agar dapat diakui pula oleh masyarakat.Perkembangan kaum gay semakin berkembang pesat.Hal ini dapat dilihat dari munculnya film-film layar lebar yang mengangkat tema homoseksualitas.Seperti hal nya di Bandar Lampung, sadar atau tidak banyak sekali kaum gay yang berkeliaran di kalangan masyarakat.Kaum gay tersebut beragam, ada yang berpenampilan macho seperti pria pada umumnya, ada juga yang berpenampilan layaknya wanita atau banci.

(14)

Perilaku seksual dapat menjadi penyaluran penyakit.Hubungan seks antara pria dengan sesama pria memiliki resiko HIV lebih tinggi dan infeksi tertentu lainnya yang dapat ditularkan.Kegiatan Homoseksual tersebut merupakan salah satu faktor awal yang memicu penyakit HIV/ AIDS. Penyakit ini bertanggung jawab atas hilangnya jutaan nyawa manusia, dan jutaan masa depan manusia di dunia ini.

Penyebab terjadinya gay (http://www.e-psikologi.com) :

1. Faktor genetik

2. Pola asuh atau pentransferan model ke anak. Misalnya anak perempuan, dia akan lebih banyak mencontoh perilaku ibunya dari berpakaian bahkan make up. Sebaliknya anak laki-laki akan meniru ayahnya.

3. Masalah trauma. Misalnya seorang anak yang melihat kekejaman atau mengalami tindakan asusila yang membuatnya trauma maka sang anak akan mengalami rendah diri dan ketakutan dalam menjalankan hubungan yang normal sehingga ia memilih melakukan hubungan abnormal atau gay . Atau seorang remaja laki-laki yang seringnya mengalami patah hati pada wanita sehingga memutuskan untuk berhubungan dengan sesama jenis.

(15)

berulang-ulang dapat membuat subjek pada akhirnya menikmati hubungan sesama jenis.

Gay atau homoseksual sebenarnya dapat disembuhkan. Menurut Retno (majalah berita TEKNOKRA Universitas Lampung,2012 : 24), seorang psikolog di rumah sakit jiwa di Lampung mengatakan untuk proses penyembuhannya bisa melalui terapi. Caranya dengan memperlihatkan gambar sosok yang mereka sukai, lalu setelah mereka merasa suka maka akan diberikan kejutan seperti aliran listrik sehingga menciptakan rasa sakit, kemudian diperlihatkan lagi gambar sosok lawan jenis yang seharusnya mereka sukai. Kuncinya adanya niatan dari diri mereka sendiri untuk sembuh.Kontrol diri dan pertahanan diri sangat penting disini.Untuk seorang gay harus meningkatkan kesadaran terhadap resiko kerusakan organ akibat infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. Kaum gay hendaknya memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang positif. Memfokuskan pada karir dan pendidikan adalah salah satu cara yang efektif untuk memanfaatkan waktu sehingga mampu menjadi salah satu kontrol terhadap dorongan seksual subjek.

(16)

tekanan yang sedang dihadapi. Harapan akan masa depan juga menimbulkan masalah yang harus dihadapi seorang gay.

Perilaku dan gaya hidup seksual menyimpang yang dapat menimbulkan penyimpangan norma (norma sosial, norma agama, dan nilai norma) tidap dapat dilepaskan dari banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu sangat kurang pendidikan seks pada remaja sehingga mudah terpengaruh seks bebas dan penyimpangan seksual terutama akan merusak nilai moral para remaja. Banyaknya rangsangan seks pornografi baik berupa film, buku atau bahkan obrolan, kurangnya IMTAQ remaja sekarang, serta adanya kesempatan untuk melakukan hubungan seks sehingga mengakibatkan hilangnya norma agama. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga.Tugas mendidik anak yang semula adalah tugas oleh orang tua dan keluarga tetapi sebagian besar diserahkan oleh sekolah, sehingga kurangnya kontrol sosial keluarga kepada remaja yang menyebabkan remaja sendiri menjadi bebas tanpa adanya pengawasan dari keluarga. Para remaja yang sudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan akan dengan sendirinya menyadari kemampuannya, kelebihan dan kekurangannya dan mulai dapat menentukan sendiri arah jalan hidupnya. Remaja yang sudah terpengaruh oleh komunitas gay mereka akan menempatkan diri mereka ke dalam golongan gay di dalam masyarakat.

(17)

merasa stres dan bergaul serta terbawa arus oleh kaum gay. Hal ini juga dipicu oleh gaya hidup para remaja kota yang glamour dan individualistis (tidak peduli dengan keadaan sekitar). Gaya hidup remaja yang tergolong glamour juga dapat dilihat dari kebiasaan mereka yang sering pergi clubbing

hanya untuk sekedar minum-minuman beralkohol dan memakai obat-obatan.Sebagian besar remaja yang glamour tersebut tergolong dalam kaum gay.

Menurut pra-riset peneliti, komunitas gay menjalani kehidupan yang normal sehari-harinya. Tetapi mereka akan lebih aktif pada kegiatan yang berhubungan dengan dunia malam. Mereka mencari kesenangan dan juga mencari pasangan gay untuk memuaskan hasrat mereka.Mereka dapat menentukan pasangan yang gay hanya dengan melihat fisik individu saja.Sebagian besar mereka lebih menyukai pria-pria yang normal atau tidak tergolong gay.Rasa cinta dan rasa memiliki pada komunitas gay ini lebih besar dibandingkan pasangan normal umumnya. Mereka akan lebih protektif terhadap pasangannya bahkan lebih menunjukkan perhatian dam rasa cemburu yang berlebihan. Karena rasa cemburu yang dimilikinya terlalu berlebihan, ada yang sampai tega membunuh pasangannya.Ia hanya berfikir jika pasangannya tersebut tidak bisa dimiliki dia ataupun jika ia merasa sakit hati lebih baik orang tersebut tidak ada di dunia ini. Contoh kasus : kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan dari Jombang yang tega membunuh mantan-mantan kekasih gay nya dengan cara mutilasi.

(18)

sanggar seni yang melakukan aktifitas kerja mereka, tetapi dibalik itu mereka adalah sekumpulan gay yang mempunyai pasangan gay diluar dari komunitas tersebut.Mereka menjalani kehidupan normal dengan menjadi pekerja seni.Bahkan kegiatan mereka sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak, dan tidak sedikit masyarakat khususnya remaja yang sangat antusias membutuhkan bantuan mereka di bidang seni.

(19)

Dari uraian diatas maka penulis berniat untuk meneliti dan akan membahas lebih lanjut mengenai “Perilaku dan Gaya Hidup komunitas Gay di Pasar Seni

Kelurahan Enggal ,Bandar Lampung.

B.Rumusan Masalah

“Bagaimana perilaku dan gaya hidup komunitas gay dikalangan remaja maupun dikalangan dewasa?”

C.Tujuan Penelitian

Mengkaji dan menganalisis perilaku dan gaya hidup komunitas gay yang ada di masyarakat.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut, serta dapat meningkatkan wawasan ilmiah yang berkaitan dengan ruang lingkup sosiologi.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja dan Tahap Dewasa

Remaja seringkali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu misalnya susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan sebagainya. Mendefinisikan remaja ternyata tidak mudah di Indonesia karena di Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat serta tingkah laku sosial-ekonomi, pendidikan maupun fisik. Batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah yang dikategorikan sebagai remaja di Indonesia.

Ada beberapa definisi remaja, yaitu (Psikologi Remaja, 1988 : 4-7) :

1. Remaja Menurut Hukum

(21)

2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik

Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya.Masa pubertas berawal dari haid atau mimpi basah yang pertama. Akan tetapi pada usia berapa masa puber ini dimulai, sulit ditetapkan. Karena hal ini tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu. Remaja berasal dari kata latinadolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan (Muss, 1968:4). Kematangan dalam hal ini tidak hanya berupa kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial-psikologis.Perubahan seksual pada tubuh mulai terjadi pada masa pubertas dan hal ini mengubah keseluruhan pola seksualitas masa kanak-kanak.

Pada tahun 1974, WHO (World Health Organization) memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual (Psikologi Remaja, 1988: 9-10). Remaja adalah suatu masa ketika :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980: 9).

(22)

berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja itu sendiri. Remaja adalah individu yang memiliki batasan usia yang sedang berproses untuk mencari identitas diri dan rentan mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis dan sosial karena disebabkan faktor-faktor tertentu yang ada di lingkungan sekitarnya (Stanley Hall, 2003: 67).

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja(Psikologi Remaja, 1988:24) :

1. Remaja Awal (Early Adolescence). Remaja pada tahap ini akan mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik dengan lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.

2. Remaja Madya (middle Adolescence). Pada tahap ini, remaja merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Selain itu, ia berada dalam situasi kebingungan antara peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya.

3. Remaja akhir (Late Adolescence). Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian hal berikut ini : mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, tumbuh dinding yang memisahkan dirinya dan masyarakat umum.

B. Pengertian Komunitas

(23)

Komunitas menurut Wikipedia Bahasa Indonesia sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Menurut Soenarno (2002), komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Menurut Kertajaya Hermawan (2008), komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (http://djepok.blogspot.com).

C.Tinjauan Tentang Gay 1. Pengertian Gay

(24)

Menurut Soerjono Soekanto di dalam buku “Sosiologi Keluarga” (1990 : 105)

tujuan maupun objek dorongan seksual diarahkan oleh faktor sosial. Tidak ada pola seksual ilmiah, yang ada adalah pola pemuasnya yang dipelajari dari adat istiadat lingkungan sosial. Dengan kata lain, menurut Soerjono Soekanto perilaku homoseksual dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Homoseksual dapat mengacu kepada tiga aspek (http://www.e-psikologi.com):

1. Orientasi seksual (Sexual Orientation) adalah ketertarikan, dorongan atau hasrat untuk terlibat secara seksual dan emosional (ketertarikan yang bersifat romantis) terhadap orang yang berjenis kelamin sama. Namun ketertarikan terhadap sesama jenis ada yang tidak termasuk ke dalam homoseksual, misalnya seseorang yang mengidolakan artis, musisi dan sebagainya.

2. Perilaku seksual (Sexual Behavior) berupa aktivitas, interaksi, kedekatan fisik atau emosional dan hubungan seksual yang dilakukan antara dua individu yang berjenis kelamin sama (Wikipedia).

(25)

Dalam pasangan homoseksual ada pihak yang berlaku sebagai seorang wanita dan ada yang berlaku sebagai lelakinya juga.Hal ini ditandai dengan penampilan fisik dan gerak-gerik yang agak mencolok diantara keduanya.Itulah sebabnya kita banyak melihat waria beserta pernak-perniknya dan juga pria gay yang sangat sulit ditebak orientasi seksnya karena penampilannya nyaris sebagaimana pria pada umumnya.

Gay adalah istilah untuk laki-laki yang memiliki kecenderungan seksual kepada sesama pria baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual. Mereka juga sangat mempedulikan penampilan dan sangat memperhatikan apa yang terjadi kepada pasangannya (Wikipedia Bahasa Indonesia). Sebutan untuk gay yang berupa gay males (sebutan untuk gay pria) dan gay females (sebutan untuk gay wanita).Gay adalah seseorang yang menderita kelainan seksologi, dapat disebabkan gangguan mental atau keinginan batin masing-masing individu. Seorang gay akan selalu mencari pasangan baru, bahkan tidak sedikit pelajar yang terjerumus masuk ke komunitas gay. Banyak para gay yang mempunyai bakal luar biasa, tetapi kebanyakan dari mereka memanfaatkan bakat tersebut untuk mencari mangsa baru. Selain itu, pria gay juga dapat menyamarkan diri mereka dengan menikah dan hidup selayaknya pria normal tetapi mereka akan berselingkuhan dengan pasangan gay mereka. Hal itu hanya modus mereka untuk menutupi identitas mereka yang sebenarnya.

(26)

karena suatu kebutuhan atau ingin mencari uang. Banyak yang melakukannya karena suatu keterpaksaan.Banyak juga dari mereka yang merasa sakit hati bahkan merasa dendam pada wanita.

Foucault (1997:53) mengatakan bahwa gay muncul sebagai salah satu bentuk seksualitas ketika dialihkan dari praktek sodomi menjadi semacam androgini (percampuran dari ciri-ciri maskulin dan feminin) batin. Sodomi berasal dari kata Sodom yang merupakan nama sebuah kota yang melegalkan hubungan seksualitas sesama laki-laki (gay). Makna sodomi pada abad pertengahan diartikan sebagai perilaku anal seks baik antara homoseksual maupun heteroseksual.Tetapi anal seks lebih identik dengan homoseksualitas dan sekarang umumnya digunakan sebagai istilah untuk perilaku seksual gay (Spencer, 2004:60).

Para kaum gay sehari-harinya mempunyai istilah bahasa yang mereka gunakan sendiri khusus untuk kaum gay yang hanya dapat dimengerti oleh para kaum gay.Mereka biasa menggunakan disaat mereka sedang bersama dengan komunitas gay lainnya. Tidak ada aturan tertentu dalam penggunaan istilah tersebut, mereka hanya mengkreatifitaskan bahasa yang di ekspresikan dengan berbagai cara.

2. Ciri-ciri gay

Adapun ciri-ciri gay adalah sebagai berikut (http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi) :

(27)

b) Sebagian dari mereka cenderung menyukai memakai perhiasan seperti kalung (biasanya kalung emas baik kuning maupun putih).

c) Sebagian besar gay menandai dirinya dengan tindik pada bagian telinga. Oleh karena itu, bagi pria yang berniat untuk melakukan tindik sebaiknya dipertimbangkan agar tidak salah memberikan simbol.

d) Sebagian besar gay terkesan sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam gerak-geriknya.

e) Sebagian besar gay termasuk jenis pria yang sensitif dan dalam kehidupan sehari-hari terlihat biasa dalam pergaulan tetapi mereka sangat perfeksionis dalam bidangnya.

f) Sebagian besar pria gay biasanya berkarier dibidang-bidang seperti artis, penyanyi, desainer, penata rambut, model, dan penari.

Ada berbagai cara untuk mengenali seseorang termasuk gay atau tidak. Untuk banyak orang mungkin untuk mengenali seorang gay akan sulit dilakukan, tetapi bagi seorang gay akan sangat mudah mengenali komunitasnya sendiri. Cara mengenali seorang gay (http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi) : a) Tatapan. Seorang pria gay akan menatap pria lain lebih lama dari pria

biasa dan dilakukan berulang-ulang. Terkadang tatapannya akan diakhiri dengan senyuman.

b) Wangi parfum yang lebih mencolok dari wanita.

c) Cara berpakaian lebih modis, matching, dan update. Biasanya mereka suka tampil dengan warna pakaian yang mencolok dan cenderung ketat.

d) Cara bicara lebih sopan dan lemah lembut.

3. Jenis Homoseksual (Gay)

Menurut Coleman (www.psychologymania.com), homoseksualitas tergolong dari beberapa jenis :

(28)

2) Homoseksual malu-malu, yaitu kaum lelaki yang suka mendatangi kamar mandi yang tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan antarpersonal.

3) Homoseksual tersembunyi, yaitu kelompok ini biasanya berasal dari kelas menengah dan memiliki status sosial yang mereka rasa perlu dengan menyembunyikan homoseksual mereka.

4) Homoseksual situasional, yaitu kelompok yang dapat mendorong orang mempraktikkan homoseksualitasnya tanpa disertai komitmen yang mendalam.

5) Biseksual, yaitu orang yang mempraktikkan baik homoseksualitas maupun heteroseksualitas sekaligus.

6) Homoseksual mapan, yaitu kaum homoseksual yang menerima homoseksualitas mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual setempat.

4. Perbedaan antara gay dan waria

Secara fisiologis waria sebenarnya adalah pria, namun waria ini mengidentifikasikan diri mereka sebagai seorang wanita baik secara fisik maupun tingkah lakunya. Banyak orang yang memandang gay dan waria adalah sama. Padahal sebenarnya gay dan waria itu berbeda.Gay adalah lelaki yang orientasi seksnya mengalami penyimpangan (jiwa), sedangkan waria atau banci adalah lelaki yang orientasi seks dan perilakunya mengalami penyimpangan, jiwa bahkan tubuh mengalami penyimpangan bahkan ada yang rela operasi baik kelamin maupun seluruh tubuh. Oleh karena itu seorang gay sangat tidak suka jika dirinya dikatakan sama seperti banci.

(29)

sembuh hanya dengan niat saja itu tidak benar, karena ia sebenarnya hanyalah menahan hasratnya saja bukan sembuh menjadi normal. Sebaliknya waria atau banci adalah suatu pilihan karena mereka secara sadar dan tanpa paksaan untuk berubah menjadi layaknya wanita secara fisik.

Ada beberapa istilah dalam dunia gay atau lesbian yang membagi jenis kelamin mereka sesuai karakter mereka sendiri (http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi) :

1) MTF (Man to Female) yaitu sebutan untuk seorang laki-laki yang secara fisik menyerupai wanita.

2) FTM (Female to Man) yaitu sebutan untuk seorang wanita yang menyerupai laki-laki atau biasa disebut „tomboy‟.

3) Straight/Normal.

4) Sissy adalah laki-laki yang berkelakuan seperti wanita. 5) Manly adalah laki-laki atau wanita yang jantan.

6) Hermaprodhite adalah laki-laki atau wanita yang melakukan operasi kelamin.

Ciri-ciri seorang waria dan bedanya dengan seorang gay (http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi) :

a) Dari sudut penampilan hampir semua waria cenderung berpenampilan layaknya seorang wanita baik dari sisi pakaian, aksesoris serta pernak-pernik yang ia kenakan. Penampilan inilah merupakan perbedaan yang paling mencolok antara seorang waria dengan seorang pria gay.

b) Sebagian besar waria tidak hanya dari segi penampilan saja seperti seorang wanita bahkan banyak dari mereka sangat obsesi merubah organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Banyak waria yang melakukan operasi payudara bahkan kelaminnya untuk merubah diri menjadi seorang wanita sejati, sedangkan para pria gay akan tetap mempertahankan kondisi fisik mereka.

c) Gerak-gerik dan intonasi ketika berkomunikasi sangat jelas terlihat. Sedangkan pria gay mampu menyamarkan intonasi ini walaupun secara halus masih tetap dapat dibedakan.

d) Sebagian para waria cenderung lebih sensitif dan posesif dari pada wanita umumnya.

(30)

pasangan tetap. Sedangkan pria gay lebih memilih menjalin hubungan tetap dengan sejenisnya dan berkomitmen.

5. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya gay

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya homoseksual atau gay (http://www.e-psikologi.com), yaitu :

a) Faktor Biologis

Kombinasi atau rangkaian tertentu di dalam genetik (kromosom), otak, hormon dan susunan syaraf diperkirakan dapat mempengaruhi terbentuknya homoseksual.Faktor-faktor yang mempengaruhi homoseksual ini masih terus diteliti dan dikaji lebih lanjut oleh para ahli karena bukti-bukti dari faktor biologis ini sukar ditemukan.

b) Faktor Lingkungan

1) Adat istiadat. Dalam budaya dan adat istiadat masyarakat tertentu terdapat ritual yang mengandung unsur homoseksual, seperti di dalam budaya suku Etoro yaitu suku pedalaman Papua New Guinea, terdapat ritual keyakinan dimana laki-laki muda harus memakan sperma dari pria yang dewasa untuk memperoleh status sebagai pria dewasa. Pada dasarnya budaya dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat sedikit banyak akan mempengaruhi pribadi seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu, maka budaya dan adat istiadat yang mengandung unsur homoseksualitas dapat mempengaruhi seseorang. 2) Pola asuh. Sejak dini seorang anak telah dikenalkan pada identitas

mereka sebagai seorang laki-laki atau perempuan. Penampilan fisik, karakter fisik dan sifat harus disesuaikan sejak dini. Pola asuh yang tidak tepat seperti anak laki-laki yang dikenakan pakaian perempuan, didandani, diberikan boneka, dan diasuh selayaknya perempuan atau sebaliknya akan berpengaruh pada terbentuknya homoseksual pada anak tersebut.

(31)

faktor lingkungan yang paling besar pengaruhnya adalah pengalaman traumatik.

4) Hubungan kekeluargaan yang kacau. Biasanya ibu yang hidup tidak bahagia atau hilangnya peran sang ayah akan menumbuhkan sikap kepribadian yang terbelah pada anak. Anak akan mengalami broken home dan mencari kegiatan yang menyimpang diluar pengawasan orang tua.

5) Kontak sosial. Seseorang yang lama tinggal di asrama atau sekolah khusus laki-laki atau perempuan, akan cenderung kehilangan kontak heteroseksual yang pada gilirannya akan menjadikan mereka homoseksual.

D.Perilaku Gay

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas makhluk hidup.Dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, hewan sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Yang dimaksud perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, bekerja, menulis dan sebagainya. Jadi, perilaku menurut Notoatmojo adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar ( Notoatmojo, 2003 : 14). Sedangkan menurut Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (http://digilib.unimus.ac.id).

(32)

Perilaku gay baik pada komunitas remaja maupun pada orang dewasa merupakan suatu kegiatan yang secara seksual menyukai sesama pria dengan selalu berorientasi melakukan hubungan seks dengan sesamanya bukan dengan lawan jenisnya. Para gay berperilaku sama layaknya pria normal, tetapi dalam berhubungan sesama pria mereka cenderung lebih posesif terhadap pasangannya, bahkan bisa dikatakan perasaan seorang gay lebih halus dan lebih setia diandingkan pria pada umumnya. Perbedaan gay dewasa dan remaja terlihat dari aktivitas mereka dengan pasangannya.Gay remaja masih malu-malu terhadap pasangannya, sedangkan tahap dewasa mereka sudah sampai tahap berhubungan seks dengan pasangannya.

Kaum gay di Lampung masih tertutup karena masyarakatnya yang masih sangat tabu dengan homoseksual. Itulah yang membedakan kaum gay di Lampung dengan kaum gay di kota-kota besar.

Jadi, didalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku gay adalah aktivitas atau interaksi seorang gay didalam keluarga, masyarakat dan sesama gay baik yang bersifat terbuka maupun tertutup.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan norma dan perilaku seksual remaja

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1991 : 148-158), perilaku seksual remaja yang menyimpang disebabkan oleh:

(33)

Perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja akan menimbulkan peningkatan hasrat hubungan seksual sebelum perkawinan bagi remaja yang tidak mampu menahan dirinya.

2) Pengaruh orang tua

Sikap orang tua yang mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak akan cenderung membuat anak terjerumus ke dalam masalah seks, sedikitnya pengetahuan yang mereka dapatkan secara benar dari pendidikan orang tua akan membuat anak mendapatkan informasi sendiri di luar secara salah. Serta kurangnya perhatian dan pengawasan anak akan membuat anak mencari kesenangan di luar keluarga secara menyimpang.

3) Kurangnya informasi tentang seks.

Penyebaran infomasi dan rangsangan seksual melalui media massa dan teknologi yang semakin meningkat membuat remaja merasa sangat ingin tahu dan ingin mencoba serta akan meniru apa yang dilihat dan dia dapatkan dari media massa. Karena remaja sangat rentan labil, mudah terpengaruh serta mempunyai hasrat yang besar untuk ingin tahu dan ingin mencoba hal baru. Para remaja disini akan sangat mudah terpengaruh media massa karena kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya pengawasan dari masyarakat dalam hal penyebaran media massa.

4) Pergaulan yang semakin bebas.

(34)

b. Bentuk perilaku

Perilaku seksual menyimpang adalah perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu yang tercela dan di luar batas toleransi yang menyebabkan munculnya berbagai macam asumsi masyarakat karena tindakan, perilaku, dan gaya hidup yang tidak wajar (blog Setetes Ilmu di Samudra Pengetahuan).

Bentuk perilaku disini yang dimaksud adalah suatu bentuk interaksi antara komunitas gay baik antara sesama gay, interaksi dengan masyarakat maupun interaksi dengan keluarga.

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (http://digilib.unimus.ac.id): 1) Perilaku tertutup, adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi dan belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

Perilaku tertutup pada komunitas gay merupakan suatu interaksi yang dilakukan oleh komunitas gay secara tersembunyi.Mereka masih menutupi identitas mereka sebagai seorang gay dan melakukan aktivitas secara sembunyi-sembunyi.Interaksi atau aktivitas yang dilakukan mereka belum bisa disadari sepenuhnya oleh masyarakat luas.Biasanya perilaku tertutup seperti ini terjadi saat mereka berinteraksi dengan masyarakat dan keluarga.

(35)

Perilaku terbuka seorang gay akan mereka tunjukkan kepada sesama gay saja. Mereka tidak segan-segan menunjukkan identitas gay mereka hanya kepada sesama gay saja.Tetapi ada sebagian komunitas gay yang berperilaku terbuka kepada masyarakat tentang aktivitas mereka sebagai seorang gay.

c. Interaksi para gay dengan keluarga

Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya dalam proses sosialisasi manusia, dimana keluarga adalah awal mula sosialisasi terjadi pada seseorang (Narwoko, 2010 : 92).

Para gay tidak mempunyai kebebasan sekalipun dalam keluarganya sendiri berkaitan dengan identitas seksual mereka sebagai gay. Selama orang tua tidak mengetahui identitas anak sebagai gay, pada dasarnya mereka akan mempunyai hubungan yang biasa saja layaknya hubungan kebanyakan pria normal dengan keluarganya. Tetapi pada kenyataannya para gay tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang tuanya, bahkan mereka cenderung menutup diri agar orang tuanya tidak dapat mengetahui identitas seksual mereka. Tapi, tidak sedikit keluarga yang mengetahui identitas mereka dan hanya menutup mata.Hal tersebut yang menyebabkan seorang gay merasa bebas dan makin berkembang, karena tidak adanya tindakan dari keluarga.

d. Interaksi para gay dengan komunitas

(36)

normal umumnya.Mereka mungkin mempunyai teman sesama gay yang menjadi tempat untuk berkeluh kesah atau berbagi pengalaman. Tetapi hal itu sulit ditemukan, antara sesamanya mereka pasti terlibat dalam suatu hubungan maupun seksualitas (Robertson, 1998 : 145).

Para gay akan lebih protektif terhadap pasangannya karena mereka menganggap bahwa menemukan pasangan gay adalah hal yang sangat sulit. Sehingga jika ia menemukan orang yang cocok dengannya ia akan menjadi sangat protektif dan menjadikan pasangan tersebut segalanya baginya. Para gay tidak mau terlihat sama dengan gay lainnya, mereka berusaha untuk tampil berbeda atau setidaknya mempunyai kesan yang berbeda untuk menarik pasangannya (McLelland,2000 : 210).

e. Hubungan para gay dengan masyarakat

Para gay berusaha hidup dengan tampilan seperti kebanyakan orang dan berusaha untuk tidak mencolok agar orang-orang disekitarnya selain gay tidak dapat mengidentifikasikan keadaan mereka yang sebenarnya. Dengan cara seperti itu mereka dapat hidup dan bersosialisasi dengan masyarakat umum seperti biasa. Para gay cenderung mengikuti kehidupan bermasyakarat seperti pria normal. Mereka masuk ke lembaga umum, sekolah sampai universitas dan bekerja di berbagai perusahaan serta mereka akan menunjukkan skillmereka terhadap masyarakat. Hampir tidak ada dari mereka yang

(37)

akan mendapat tekanan dari orang-orang disekitarnya. Masyarakat kebanyakan menganggap para gay yang secara terang-terangan mengakui dan bertindak sebagai gay di depan umum adalah hal yang menjijikkan dan menilainya sebagai aib dalam masyarakat tersebut, sehingga mereka akan mendapat pengucilan, bahkan dihindari dan dijauhi. Hal inilah yang menyebabkan para gay menutupi identitas mereka di hadapan publik.

E.Gaya Hidup Gay

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Menurut Assael (1984), gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Menurut Suratno dan Rismiati (2001) gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan (http://www.membuatblog.web.id).

(38)

dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi individu itu sendiri maupun pengaruhnya bagi masyarakat.

Jadi, gaya hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pola hidup seorang gay yang di ekspresikan dalam bentuk orientasi seksual maupun cara hidup mereka yang sebagian besar glamour atau mewah dan westernisasi atau kebarat-baratan.

Gaya hidup yang sering di temui di dalam suatu komunitas gay adalah :

1) Mewah dan Glamour

Berbagai macam gaya hidup komunitas gay yang sifatnya mewah dan glamour diperlihatkan kepada masyarakat luas dan akibatnya akan menggeser

nilai-nilai agama dan norma sosial serta menimbulkan kecemburuan sosial (Santrock, 1999 : 26).

(39)

Menurut Erickson (2001 : 47), remaja sekarang remaja yang sangat krisis identitas tetapi memiliki syarat keinginan untuk bergaya hidup mewah dan glamour. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas

diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja yang dipicu oleh faktor pergaulan dan lingkungan yang semakin tidak terkendali dan akhirnya membawa pengaruh buruk bagi kelangsungan hidup remaja pada umumnya. Tidak hanya pada diri remaja saja, pada kalangan dewasa pun gaya hidup mewah dan glamour menjadi salah satu tuntutan hidup. Bagi mereka tampil mewah dan glamour akan dapat menaikkan pandangan masyarakat terhadap diri mereka.

Gaya hidup mewah dan glamour dapat ditunjukkan dengan memakai pakaian yang mencolok ataupun dengan memakai perhiasan yang berlebihan.Bagi kaum gay ini sangat mengundang perhatian masyarakat, karena laki-laki tidak seharusnya memakai perhiasan yang berlebihan.

2) Westernisasi

Westernisasi adalah suatu proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara tentang kebudayaan dari negara-negara barat yang dianggap lebih baik dari kebudayaan negara sendiri. Menurut J.W. Schoorl (Sosiologi Skematika, 1992:177) masyarakat modern seperti saat ini dilihat dari ciri-cirinya berkembang didalam kebudayaan barat.

(40)

dari orang barat. Jika para remaja tersebut dapat menyaring informasi dan mode dari barat dengan baik dan tepat, maka akan berpengaruh positif baik bagi mereka sendiri maupun bagi masyarakat. Namun sebaliknya, apabila mereka tidak dapat menyaring dengan baik akan berpengaruh negatif.

Gaya hidup mencolok dan banyak meniru orang barat menjadi sebuah trend sendiri di lingkungan masyarakat.Hal ini merupakan ajang modernisasi di kalangan remaja dan menyebabkan lahirnya suatu komunitas baru.

Komunitas homoseksual ini semakin tidak terkendali dan sangat meresahkan masyarakat.Mereka menganggap komunitas ini tidak layak berada di tengah-tengah masyarakat.Tetapi hanya sebagian masyarakat saja yang sangat memperhatikan komunitas itu sendiri, sedangkan masyarakat lainnya tidak terlalu memperdulikan komunitas homoseksual tersebut selama komunitas ini tidak mengganggu kehidupan sosial mereka. Para gay, seperti masyarakat umumnya juga hidup bersosialisasi dan mengalami interaksi sosial, yaitu proses dimana seseorang menerima dan menyesuaikan diri kepada adat istiadat suatu golongan dan menjadi bagian dari golongan tersebut (Shadily, 1993 : 119 ), hanya saja cara dan sistem komunitas mereka yang salah dan menyebabkan mereka sulit diterima di masyarakat.

(41)

gayahidup dari segi penampilan maupun perilaku secara keseluruhan yang mengikuti mode dari negara barat.

1. Faktor yang mempengaruhi gaya hidup

Tidak semua orang memiliki gaya hidup yang sama. Setiap orang pasti memiliki gaya hidup masing-masing yang berbeda. Tidak semua sama, karena gaya hidup akan mencerminkan diri sendiri dan gaya hidup yang akan membedakan antara individu satu dengan yang lainnya. Perbedaan gaya hidup tersebut dipengaruhi oleh perbedaan umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pendapatan keluarga dan ras yang berkaitan dengan rutinitas sehari-hari.

Menurut pendapat Amstrong (http://www.membuatblog.web.id),gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal :

A. Sikap

(42)

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku.Pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di masa lalu dan dapat dipelajari.

C. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

D.Konsep Diri

Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya karena konsep diri merupakan awal perilaku.

E. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise besar maka akan membentuk gaya hidup yang mengarah kepada gaya hidup yang hedonis.

F. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Faktor eksternal :

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalamnya. Pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

b. Keluarga

(43)

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Perbedaan perilaku dan gaya hidup gay

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas makhluk hidup.Perilaku gay baik pada komunitas remaja maupun pada orang dewasa merupakan suatu kegiatan yang secara seksual menyukai sesama pria dengan selalu berorientasi melakukan hubungan seks dengan sesamanya bukan dengan lawan jenisnya.Bentuk perilaku yang dimaksud adalah suatu bentuk interaksi antara komunitas gay baik antara sesama gay, interaksi dengan masyarakat maupun interaksi dengan keluarga.

Sedangkan gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan (http://www.membuatblog.web.id).

(44)

F. Kerangka Pikir

Pada era modernisasi seperti saat ini, tidak sedikit remaja yang menyalahgunakan dan terjerumus akibat pengaruh dari barat.Banyak para remaja yang terlibat penyimpangan-penyimpangan baik seksual maupun non-seksual.Homoseksualitas semakin marak dan semakin merajalela di masyarakat.Menjadi seorang gay bukanlah merupakan takdir tetapi lebih kepada pilihan hidup individu itu sendiri.Banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi gay.Tidak sedikit dari para gay yang menjadi gay karena merasa sakit hati atau trauma terhadap wanita.

Para gay menjalani kahidupan sehari-hari layaknya pria normal pada umumnya.Mereka tetap dapat berinteraksi secara bebas dengan masyarakat sekitar, tapi dengan menutupi identitas diri mereka di hadapan masyarakat umum.Tapi, tidak sedikit masyarakat yang mengetahui keberadaan para gay dan tetap mau bergaul dengan mereka.Masyarakat tersebut menganggap bahwa para gay juga mempunyai hak untuk bebas bergaul.Hal itu juga disebabkan para gay yang mempunyai skill yang berdampak positif bagi masyarakat, sehingga masyarakat tidak terlalu memandang gay sebagai penyakit.Tetapi, tidak dapat dipungkiri ada juga sebagian masyarakat yang sangat membenci kaum gay bahkan mengucilkan komunitas gay.

(45)
[image:45.595.153.527.240.753.2]

Berikut ini akan disajikan skema kerangka pemikiran yang menjelaskan proses penelitian ini.

Gambar 1. Kerangka Pikir

KOMUNITAS GAY

Perilaku : Tertutup Terbuka

Gaya Hidup: Glamour Westernisasi

(46)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sujana dan Ibrahim, 1989:65). Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan dan menjelaskan fakta yang terjadi sehingga belum tentu relevan di waktu yang akan datang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data-data yang dikumpulkan di lapangan adalah data-data yang berbentuk kata dan perilaku,kalimat dengan latar alamiah dan peneliti sendiri sebagai instrumennya,selain itu digunakannya metode kualitatif karena untuk memahami perilaku dan gaya hidup komunitas gay.

(47)

Setelah data-data diperoleh data-data tersebut digunakan untuk menjelaskan dan medeskripsikan fenomena sosial yang diteliti.Mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

B. Fokus Penelitian

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah Analisis Perilaku dan Gaya Hidup Komunitas Gay, dalam hal ini fokus yang diteliti adalah : Perilaku Gay di Pasar Seni Kelurahan Enggal Bandar Lampung dan Gaya Hidup Gay di Pasar Seni Kelurahan Enggal Bandar Lampung.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pasar Seni Kelurahan Enggal, Bandar Lampung.

Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena salah satu daerah di Bandar Lampung yang terdapat komunitas gay.

D. Informan Penelitian

Faisal (dalam Sugiyono, 2008:293) dengan mengutip pendapat Spradley mengatakan bahwa hendaknya informan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

(48)

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

5. Kaum gay yang berumur remaja (17-22 tahun) dan dewasa (di atas 22 tahun).

Berdasarkan kriteria tersebut maka informan dalam penelitian ini adalah :

1. Mereka yang memiliki orientasi homoseksual

2. Mereka yang bergaya hidup mewah dan glamour serta westernisasi. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

Alasan mengapa mengambil informan dengan kriteria tersebut adalah agar memperoleh informasi yang tepat, benar, dan selengkap-lengkapnya, kemudian peneliti juga dapat mengetahui perilaku dan gaya hidup komunitas gay.

Metode yang digunakan dalam penentuan informan ini adalah menggunakan metode purposiv caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, dalam hal ini peneliti memilih lima orang informan, yang diantaranya 4 orang remaja yang berusia 17-22 tahun dan 1 orang informan yang berusia 28 tahun.

(49)

Menurut Sugiyono (2008:224) teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian dan berguna untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Mengingat bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, maka adapun teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan peneliti adalah sebagai berikut :

A. Wawancara Mendalam

Wawancara yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan langsung dengan para informan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Wawancara mendalam akan dilakukan dengan dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada informan. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan kepada informan terarah tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan serta suasana tetap terjaga agar kesan dialogis dan informal.

B. Observasi

Teknik observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan lansung tentang objek yang akan menjadi topik kajian dalam penelitian ini.

(50)

Teknik observasi juga digunakan karena dapat mendukung data yang diperoleh melalui wawancara, sehingga akan diketahui apakah data yang akan diberikan informan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008 : 244 ) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaranyang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2008 :247).

(51)

Penyajian data dilakukan dalam uraian singkat, data disajikan dalamteks yang bersifat naratif.

Dikatakan Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008 : 249) bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif .

3. Penarikan Kesimpulan ( Verifikasi Data )

(52)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yang akan diuraikan sebagai berikut :

Gay merupakan suatu penyakit kejiwaan yang sebagian orang masih asing dan tabu mendengarnya tetapi sebagian orang lagi terutama yang tinggal di daerah perkotaan sudah sangat paham tentang dunia gay. Banyak para remaja gay yang sudah sangat jauh berhubungan seks menyimpang dengan sesama laki-laki bahkan dengan berganti-ganti pasangan. Banyak gay yang menutupi identitasnya sebagai gay karena alasan privasi serta takut akan dikucilkan oleh masyarakat, ada juga yang karena malu, dan ada sebagian yang tidak mengakui bahwa dirinya seorang gay. Penyakit ini dianggap penyakit jiwa yang menular dan cenderung sulit untuk disembuhkan apabila tidak adanya keinginan yang sangat kuat untuk keluar dari dunia gay.Dapat disebut menular karena banyak kasus gay yang awalnya karena faktor lingkungan atau faktor teman.

(53)

hal yang mengecewakan atau bahkan saling membunuh.Banyak kasus pembunuhan sesama gay yang sering kita temukan.

Sebagian besar kaum gay memiliki pola hidup yang glamour dan mewah.Mereka harus selalu terlihat sempurna dan sangat mementingkan penampilannya. Mereka yang bergaya hidup glamour juga sangat mengedepankan gengsi yang artinya orang lain tidak boleh lebih baik darinya. Hal ini dapat dilihat dari penampilan mereka yang selalu mencolok, menggunakan segala fasilitas kendaraan maupun alat komunikasi yang canggih.Tetapi tidak semua gay mempunyai pola hidup yang glamour dan mewah.Ada sebagian kaum gay juga yang hidup sederhana. Ada juga yang keadaan ekonominya kelas menengah sehingga ia sadar diri untuk tampil mewah. Ada juga yang berpendapat glamour tidaklah harus ditunjukkan dengan segala fasilitas yang mewah tetapi juga dapat ditunjukkan dengan cara sifat dan tingkah laku terhadap masyarakat. Ada juga seorang gay yang mencari penghasilan dari dunia tersebut.

(54)

B. SARAN

Berdasarkan fakta di lapangan, maka peneliti dapat merumuskan saran sebagai berikut :

1. Peran keluarga

Keluarga merupakan kunci inti dari pembentukan kepribadian anak, terutama para informan.Keluarga seharusnya yang sangat berperan penting dalam pengawasan perilaku anak.Informan seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari para keluarga agar tidak berperilaku menyimpang.Keluarga juga dapat memotivasi para informan untuk dapat berubah dan hidup normal.

2. Pengadaan tempat rehabilitasi

Para gay perlu disembuhkan dan direhabilitasi untuk merubah hidupnya.Tidak adanya tempat rehabilitasi untuk para gay membuat para gay merasa bebas dan berkeliaran. Pengadaan tempat rehabilitasi bertujuan untuk meminimalisir jumlah gay yang semakin hari semakin bertambah. 3. Melakukan pendekatan

(55)

Dalam kasus ini seharusnya ada campur tangan pemerintah untuk menghapuskan gay dengan mengeluarkan peraturan bagi para gay dan lesbian.Dan mengharuskan mereka mengikuti tahap rehabilitasi.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1992. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta. Bumi Aksara.

Agoes Soejanto, Prof. Drs. 1977. Psikologi Perkembangan. Surabaya. PT Rineka Cipta.

Berry, Ruth. 2001. Freud: Seri Siapa Dia?. Jakarta. Erlangga.

Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung. Remaja Rosda. Sarlito Wirawan Sarwono, Prof. Dr. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Keluarga. Jakarta. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Sumber-sumber lain : Internet

http://dunianugroho29.blogspot.com/2012/04/kisah-dan-pengalaman-seorang- gay.html (diakses pada tanggal 6 Februari 2012)

http://djepok.blogspot.com/2011/09/arti-komunitas.html (diakses pada tanggal 6 Februari 2012)

http://id.scribd.com/doc/28335794/BAB-II-PEMBAHASAN-a-Pengertian- Komunitas-Komunitas(diakses pada tanggal 6 Februari 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas (diakses pada tanggal 8 Januari 2012)

http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2011/02/17/ciri-ciri-gay-waria-plus- pencegahannya-by-fk-342403.html (diakses pada tanggal 9 Januari 2012) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33044/3/Chapter%20II.pdf

(57)

http://health.detik.com/read/2010/03/15/180058/1318755/766/bisakah-perilaku- gay-menular (diakses pada tanggal 14 Januari 2012)

http://www.psikologizone.com/kini-homoseksual-jadi-gaya-hidup/065115983 (diakses pada tanggal 14 Januari 2012)

http://forum.detik.com/homoseksualitas-sebuah-gaya-hidup-ataukah-sebuah- realitas-sosial-t8274.html (diakses pada tanggal 14 Januari 2012) http://www.psychologymania.com/2012/09/ciri-ciri-gay.html (diakses pada

tanggal 17 Januari 2012)

www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-waria.html(diakses pada tanggal 17 februari 2012)

http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html (diakses pada tanggal 17 februari 2012)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan hasil penelitian tampak bahwa pengembangan budaya kewarganegaraan (civic culture)

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku teman dengan kebiasaan merokok pada siswa laki-laki kelas IX SMPN 5

Penulisan ilmiah ini bermaksud untuk mengetahui perhitungan rasio keuangan yang terdapat pada Apotek Kartika dan ingin mengetahui gambaran kondisi finansial pada tahun 2003-2004

[r]

Analisis dan perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab selisih tarif upah dan selish efisiensi upah, mencari analisis selish tarif upah dan selisih efisiensi upah,

[r]

Dari perhitungan yang dilakukan, ternyata pada deposito mudharabah sangat berpengaruh pada pendapatan bank muamalat, pendapatan bagi hasil berfluktuasi setiap bulannya tergantung

[r]