• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI (TATAK) TINTOA SERSER MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA SMA SWASTA DAERAH SEI BEJANGKAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI (TATAK) TINTOA SERSER MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA SMA SWASTA DAERAH SEI BEJANGKAR."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI (TATAK) TINTOA SERSER

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA

SMA SWASTA DAERAH SEI BEJANGKAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LAILATUL FITRIA PANE

NIM. 2113142036

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Lailatul Fitria Pane. NIM. 2113142036. Pembelajaran Tari (Tatak) Tintoa Serser Melalui Media Audio Visual Untuk Siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Tari. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan pembelajaran seni budaya khususnya seni tari materi Tatak Tintoa Serser dapat lebih efektif dan efisien dengan menggunakan media audio visual.

Dalam pembahasan ini menggunakan teori-teori yang berhubungan dengna topik penelitian seperti teori media audio visual dan teori penilaian praktek tari.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian sekaligus menjadi sampel penelitian yaitu siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan, studi kepustakaan, dokumentasi, dan tes praktek tari.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penilaian yang menggunakan audio visual sebagai alat bantu pembelajaran yang penilaiannya terdiri dari penilaian psikomotorik, siswa yang mecapai ketuntasan 83,33% dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan 16,66%. Penilaian sikap siswa yang mendapatkan nilai “sangat baik” 26,67%, siswa yang mendapatkan nilai “baik” 40% dan siswa yang mendapatkan nilai “cukup” 33,33%. Penilaian kognitif, siswa yang mendapatkan nilai “sangat baik” 26,67%, siswa yang mendapatkan nilai “baik” 40%, dan siswa yang mendapatkan nilai “Cukup” 33,33%. Dengan menggunakan media audio visual pembelajaran Tatak Tintoa Serser lebih efektif dan efisien.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan. Kehadirat Allah SWT yang senantiasa

menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan menjadikannya dalam bentuk Skripsi.

Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Pembelajaran Tari Tatak Tintoa Serser Melalui Media Audio Visual Untuk Siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada

akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Uyuni Widiaastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Sitti Rahmah, S.Pd., M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Tari dan

Pembimbing Skripsi II.

5. Martozet, S.Sn., MA, Dosen Pebimbing Skripsi I.

6. Dra. Dilinar Adlin, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji.

7. Drs. Inggit Prastiawan, M.Sn, Dosen Penguji.

8. Staf Pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak

memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.

9. Orang tua tercinta Ayahanda Abdul Gani Pane serta Ibunda Erna Suriyani

Batubara yang telah memberikan kasih sayang, serta dukungan baik serta

moral maupun materil, motivasi dan doa. Serta kepada adik Maulidatul

Mahfuza Pane dan adik Idzni Adilah Pane yang telah memberikan semangat

dan doa yang tiada hentinya.

10. Bapak Syamsul Kamar B,sc, Kepala Sekolah SMA Swasta Daerah Sei

Bejangkar serta Siswa-siswi kelas X yang telah menerima penulis untuk

(8)

11. Muhammad Abror Harahap, SE yang senantiasa telah membantu penulis

dalam persiapan pemberkasan.

12. Sahabat-sahabat penulis Novinta Sari, Ina Refida Daulay, Noni Pitaloka

Damanik, Maghdalena Dina Sifra, Fachrunnisa, Kheliana, Sri Rahayu,

Hestyoni Lase, Riska Junianda, Laurensia Dora Melisa Sinaga dan kepada

teman-teman seperjuangan stambuk 2011 yang telah memberikan motivasi,

bantuan moral kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

Medan, April 2016

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teori ...10

1. Pengertian Pembelajaran ...10

2. Pembelajaran Tari ...12

3. Media Pembelajaran Audio Visual ...14

4. Materi Pembelajaran Tatak Tintoa Serser ...17

5. Penilaian Praktek Tari ...18

B.Kerangka Konseptual...20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ...23

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ...24

C.Populasi dan Sampel ...25

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...26

1. Pengamatan ...26

(10)

3. Dokumentasi ...29

4. Tes Praktek Tari ...29

E.Teknik Analisis Data ...31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Pembelajaran Tatak Tintoa Serser Melalui Media Audio Visual di SMA

Swasta Daerah Sei Bejangkar ...33

B.Penilaian Praktek Tatak Tintoa Serser ...37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...49

B. Saran ...50

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek Penilaian ...30

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian (Skor) ...30

Tabel 4.1 Penilaian Keterampilan pada Pembelajaran Tatak Tintoa Serser Melalui

Media Audio Visual (Psikomotorik) ...38

Tabel 4.2 Penilaian Sikap Pada Pembelajaran Tatak Tintoa Serser Melalui Media

Audio Visual (afektif) ...43

Tabel 4.3 Penilaian Pengetahuan pada Pembelajaran Tatak Tintoa Serser Melalui

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman, karena kehidupan merupakan

pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia

tanpa dibatasi oleh usia. Berhasil atau tidaknya proses pendidikan sangat

ditentukan oleh pembelajaran yang matang.

Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk

mendukung suatu pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model,

strategi, teknik dan segala sesuatu yang membantu berlangsungnya suatu

pendidikan. Demikan juga dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di

sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan

terhadap budaya tari dengan penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di

Nusantara.

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kerja kepada

siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

(14)

adalah guru dan siswa. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam

proses pendidikan disekolah. Unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar

mengajar adalah siswa dan guru. Siswa dengan berbagai macam karakteristiknya

selalu mengembangkan dirinya melalui kegiatan belajar. Pembelajaran akan lebih

efektif dan efisien apabila menggunakan media dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran adalah alat, sarana, perantara, dan penghubung

untuk menyebar, membawa atau menyampaikan suatu pesan dan gagasan,

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi pada diri siswa.

Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2010:163) mengemukakan bahwa “Media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai

tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya”.

Banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai

dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

Media pendidikan adalah alat atau media yang digunakan oleh pendidik

dalam membantu proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan informasi yang

akan disampaikan oleh pendidik. Dengan kata lain dari media pembelajaran dapat

disajikan alat bantu bagi pendidik karena sifat dari media itu sendiri dapat

menarik perhatian dan memberikan rangsang positif terhadap peserta didik. Salah

satu media pembelajaran yang dapat menunjang lancarnya suatu proses

pembelajaran adalah menggunakan media audio visual. Media audio visual adalah

media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

(15)

proses belajar. Adapun, manfaat audio visual dalam pembelajaran adalah

pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

siswa, serta bahan pembelajaran akan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa

dalam mencapai tujuan yang lebih baik. Adanya pembelajaran melalui media

audio visual inilah yang mendukung terciptanya tujuan pembelajaran.

Melalui audio visual guru dan siswa dimudahkan dalam penyampaian

informasi kepada siswa dan dimudahkan dalam memahaminya. Penggunaan

media Audio visual pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari sangat

diperlukan, karena dengan asumsi bahwa audio visual yang dapat menampilkan

demonstrasi mata pelajaran secara visual akan membuat siswa tertarik dan senang

sehingga membantu siswa memecahkan sebuah materi. Demi menciptakan

pembelajaran yang berporos pada siswa, guru sangat mengharapkan siswa mampu

mengembangkan bakatnya di luar jam pelajaran sekolah. Namun untuk

menciptakan keadaan tersebut, perlu ada stimulus yang nyata bagi siswa. Audio

visual ini diharapkan mampu membuat siswa tertarik dan memahami

Mata pelajaran seni budaya di Sekolah Menengah Atas melingkupi

beberapa mata pelajaran seni, diantaranya seni rupa, seni musik, seni teater, dan

seni tari. Tujuan akhir dalam proses pembelajaran seni budaya khususnya seni tari

adalah mampu berapresiasi dalam seni, mampu berekspresi dan berkreasi. Banyak

manfaat yang diperoleh jika siswa mampu berkreasi dan berekspresi yaitu

kreativitas siswa akan semakin berkembang. Dalam pembelajaran seni tari guru

sering menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran tari daerah yaitu

(16)

teknik yang benar.

Pembelajaran seni tari pada siswa Sekolah Menengah Atas tidak dapat

maksimal dikarenakan pembelajaran seni budaya terbagi dengan pembelajaran

yang lainnya meliputi seni rupa, seni musik, seni teater dan seni tari. Dalam kelas

seni budaya, khususnya seni tari hanya memiliki waktu dua jam dalam seminggu.

Sedangkan pembelajaran seni tari sangat membutuhkan waktu yang lebih banyak

untuk melakukan suatu proses tari. Karena, dalam proses pembelajaran seni tari

tidak hanya melalui teori saja, tetapi dalam pembelajaran seni tari juga

membutuhkan waktu untuk praktek tari agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Selain itu ruang kelas juga tidak cukup memadai untuk terjadinya proses praktek

tari, karena terbatasnya ruang gerak siswa dalam melakukan praktek tari.

Siswa Sekolah Menengah Atas memiliki daya serap yang berbeda-beda

karena, tidak setiap siswa memiliki daya ingat yang baik. Dalam setiap kelas ada

siswa yang memiliki daya ingat baik dan ada pula yang memiliki daya ingat

buruk. Jadi, sebagai seorang pendidik kita dapat menggunakan media audio visual

sebagai alat bantu untuk mempermudah siswa dalam mengingat sebuah

pembelajaran tari. Dengan cara menggunakan pembelajaran media audio visual

sangatlah membantu pendidik dalam proses belajar mengajar karena, siswa dapat

melihat langsung tarian yang diajarkan.

Menurut silabus seni tari kelas X Sekolah Menengah Atas kurikulum

2013 berdasarkan bentuk penyajian materi tari yang akan diajarkan pada siswa

Sekolah Menengah Atas adalah salah satu materi tari daerah setempat yang

(17)

Tatak Tintoa Serser yang berasal dari etnis Sumatera Utara yaitu etnis Pakpak.

Tatak Tintoa Serser adalah tarian tentang masyarakat Pakpak dalam bercocok

tanam. Tatak Tintoa Serser ini menggambarkan pekerjaan panen padi yaitu

memisahkan bulir-bulir padi dari tungkainya. Hal ini dilakukan dengan cara

menginjak-injak padi yang masih melekat pada tungkainya dan pekerjaan ini tidak

dilakukan secara sendiri tetapi bersama-sama agar pekerjaan memanen padi cepat

selesai.

Tarian ini adalah tari yang menggambarkan kebersamaan orang Pakpak

dalam bertani. Gerak Tatak Tintoa Serser memiliki ciri khas pada gerak kaki,

tangan dan kepala yang mengandung nilai keindahan. Motif-motif gerak Tatak

Tintoa Serser adalah patekah, ambe-ambe tangan naik turun, serser makkat-akat,

mengirik dan melenggang, ambe-ambe tangan depan perut, menarsari, erseraken

page, ianginken page kesamping, ianginken page kedepan, iumpulken page,

serser soki-soki (menabur page), dan menjunjung page.

Berdasarkan yang sudah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat tarian ini menjadi topik penelitian. Adapun judul dalam penelitian ini

adalah “Pembelajaran Tari (Tatak) Tintoa Serser Melalui Media Audio Visual Untuk Siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat

penting. Hal ini disebabkan karena dalam identifikasi masalah, peneliti dapat

(18)

identifikasi masalah, berarti upaya peneliti untuk mendekatkan permasalahan

sehingga masalah yang akan dibahas tidak meluas. Dari uraian latar belakang di

atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi bebrapa

hal, diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah waktu pembelajaran Tatak Tintoa Serser sudah cukup terbatas?

2. Apakah ruang kelas yang digunakan sebagai tempat praktek tari sudah

memadai?

3. Apakah dengan media audio visual proses pembelajaran Tatak Tiontoa

Serser dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

4. Bagaimana daya ingat siswa terhadap materi tari yang diberikan pada saat

proses pembelajaran?

5. Bagaimana cara pembelajaran Tatak Tintoa Serser melalui media audio

visual untuk siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar?

6.Bagaimana penilaian belajar siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar

materi Tatak Tintoa Serser melalui media audio visual?

C. Pembatasan Masalah

Setelah diidentifikasi masalah, maka arah penelitian ini harus dibatasi

agar tidak melebar dan meluas kemana-mana. Hal ini dilakukan sebagai upaya

dalam proses menganalisis dan penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah di

atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara pembelajaran Tatak Tintoa Serser melalui media audio

(19)

2. Bagaimana penilaian belajar siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar

materi Tatak Tintoa Serser melalui media audio visual?

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian yang akan dikaji

agar kita mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat

sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah “penelitian”. Rumusan

masalah merupakan intisari dari permasalahan hal ini sesuai dengan pendapat

Maryeni (2005:14): Rumusan masalah merupakan jabaran detai fokus penelitian

yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti

karena merupakan upaya menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar

pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga dapat disikapi sebagai jabaran

fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa

berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah dirumuskan”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pembelajaran Tatak Tintoa Serser melalui media audio

visual untuk siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar?

2.Bagaimana penilaian belajar siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar

(20)

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian senantiasa berorientasi pada tujuan. Tanpa adanya

tujuan yang jelas maka arah penelitian yang dilakukan tidak terarah karena tidak

tahu apa yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan cara pembelajaran Tatak Tintoa Serser melalui media

audio visual untuk siswa SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar.

2. Mendeskripsikan penilaian belajar siswa SMA Swasta Daerah Sei

Bejangkar materi Tatak Tintoa Serser melalui media audio visual.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian hasilnya akan bermanfaat, karena penelitian dilakukan

untuk mengetahui kejadian apa saja yang terjadi, sehingga dengan adanya hasil

dari penelitian, manusia akan tahu bagaimana masa lalu, bagaiman menghadapi

masa yang akan datang. Dengan tercapainya penelitian ini, diharapkan peneliti

dapat memberi manfaat yaitu:

1. Sebagai masukan bagi peneliti dan menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai pembelajaran Tatak Tintoa Serser melalui audio visual.

2. Sebagai informasi tertulis mengenai pembelajaran Tatak Tintoa Serser

melalui media audio visual untuk siswa Sekolah Menengah Atas.

3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya pembaca yang

(21)

4. Sebagai bahan masukan di Jurusan Sendratasik khususnya Program Studi

Seni Tari, Universitas Negeri Medan.

5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam penelitian Tatak Tintoa

Serser ini diperoleh kesimpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan Media Audio Visual menjadikan pembelajaran seni budaya

khususnya seni tari materi Tatak Tintoa Serser menjadi lebih efektif dan

efisien.

2. Penilaian belajar siswa dengan tes psikomotorik nilai rata-rata siswa dengan

penggunaan media pembelajaran audio visual memiliki nilai rata-rata sebesar

76,16 dan dapat disimpulkan secara umum bahwa melalui media audio visual

dalam pembelajaran seni tari dengan materi Tatak Tintoa Serser belajar siswa

menjadi lebih efektif dan efisien dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 25

orang dan jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang.

3. Penilaian belajar siswa dengan tes penilaian afektif (sikap), siswa yang

mencapai nilai sangat baik berjumlah 8 orang siswa dengan presentase nilai

26,67%, siswa yang mendapat nilai baik berjumlah 12 orang siswa dengan

presentase nilai 40% dan siswa yang mendapatkan nilai cukup berjumlah 10

orang siswa dengan presentase nilai 33,33%.

4. Penilaian belajar siswa dengan tes penilaian kognitif (pengetahuan) siswa

yang mencapai nilai “sangat baik” berjumlah 8 orang dengan presentase nilai

(23)

presentase nilai 40%, dan siswa yang mendapatkan nilai “Cukup” berjumlah

10 orang dengan presentase nilai 33,33%.

5. Dengan menggunakan media audio visual siswa mampu menari dengan

teknik yang benar, menghafal setiap ragam gerak Tatak Tintoa Serser dengan

cepat, mengkoordinasikan gerakan, menari dengan ketepatan tempo musik,

menari dengan ekspresi, dan menari dengan keselarasan wiraga, wirama, dan

wirasa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis

menyampaikan beberapa saran antara lain:

1. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran seni tari khususnya tarian daerah

seperti Tatak Tintoa Serser, diharapkan hendaknya lebih teliti menentukan

pemilihan media pembelajaran, dan mampu menggunakan cara atau strategi

lain dalam menyampaikan teori maupun praktek, agar siswa lebih tertarik dan

bersemangat dalam belajar dengan penggunaan media audio visual.

2. Bagi penulis selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa

diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan atau referensi

yang bermanfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.

3. Pada penulisan selanjutnya disarankan untuk menggunakan media audio

visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa diluar Tatak Tintoa Serser

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang. Press

Hadi, Y, Sumandiyo. (2002). Kajian Tari, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Hamalik. 2004. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Balai Pustaka

Koentjaraningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kusumo. Jati. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Peer Teaching Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar di SMK Dwitunggal Tanjung Morawa. Skripsi

K.Suzanne, Langer, 1977, Problems of Art, terjemahan F.X. Widyamanto, Bandung : Akademi Seni Tari Indonesia.

Kurath, Getrude Prokosch. “Panorama of Dance Ethnology”, dalam Jurnal Current Anthropology I (1960), 233-254

M. Jazuli, Soeryobrongto. 1987. Kebudayaan. Bandung: STSI Press

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Sebuah Paduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Nurwani. 2007. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS Universitas Negeri Medan.

Rahayu. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Terhadap Hasil Belajar Seni Tari Pada Siswa-siswi Kelas VIII MTS Miftahussalam Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Siregar, Amry Bekker. 2014. Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyanyikan Lagu-lagu Wajib Nasional Pada Ekstrakulikuler Siswa Kelas VIII-7 SMP Negeri 3 Sidikalang. Skripsi

(25)

Sihombing. Elly Hasnah. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Seni Tari Melalui Media Audio Visual (Materi Tor-Tor Hatasopisik) Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandar Khalifah Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi

Soedarso,2006. Trilogi Seni. Penciptaan Eksistensi Dan Kegunaan Seni. ISI Yogyakarta

Soedarsono. 1976. Tari-tari Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan.

Sudjana, N. 2001. Teori Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Afabeta

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovati-Progesif. Jakarta: Kencana

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balai Pustaka.

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikan-menurut-para.html

Gambar

Tabel 3.1 Aspek Penilaian ....................................................................................30
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................22

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media audio visual pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan materi tari melinting dapat meningkatkan minat belajar peserta didik berdasarkan hasil lembar

Metode drill merupakan salah satu metode yang cocok dalam melaksanakan pembelajaran seni, khususnya seni tari karena pada pembelajaran seni tari peserta didik menggunakan

Penggunaan media audio visual pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dengan materi tari melinting dapat meningkatkan minat belajar peserta didik berdasarkan hasil lembar

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk media interaktif mata pelajaran tari untuk pembelajaran tari nusantara di SMA/MA yang tervalidasi oleh ahli

Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dan hasil belajar seni budaya khususnya seni tari dengan materi gerak tari berdasarkan

Strategi yang efektif yang dilakukan oleh guru seni budaya khususnya dalam pembelajaran tari daerah setempat di SMA N 3 Payakumbuh, yaitu dengan upaya menerapkan metode yang

Media audio visual gerak merupakan media yang efektif dan efisien untuk diterapkan dalam suatu pembelajaran Pemahaman Lintas Budaya yang berkenaan dengan materi yang

Sedangkan problematika pembelajaran seni budaya, di duga dari aspek siswa, dapat dilihat saat proses pembelajaran seni budaya berlangsung, disaat guru memberi materi