• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM KONSEP DIRI SISWA DI SMP NEGERI 1 AIR JOMAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM KONSEP DIRI SISWA DI SMP NEGERI 1 AIR JOMAN T.A 2015/2016."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

HOMEROOM TERHADAP KONSEP DIRI SISWA

DI SMP NEGERI 1 AIR JOMAN

T.A 2015/2016

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH:

SOLAHUDDIN ASRI RITONGA

NIM. 1113151039

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

SOLAHUDDIN ASRI RITONGA. 1113151039. Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Konsep Diri Siswa Di SMP NEGERI 1 AIR JOMAN T.A 2015/2016.Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2016.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah bimbingan kelompok teknik homeroom berpengaruh terhadap konsep diri siswa di SMP Negeri 1 Air Joman. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsep diri siswa SMP Negeri 1 Air Joman.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pre-test dan post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 1 Air Joman yang berjumlah 34 orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket konsep diri sebanyak 25 butir item (valid) yang terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan reliabel.

.

Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok teknik homeroom berpengaruh terhadap konsep diri siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Air Joman Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini tergambar dengan hasil Uji Wilcoxon yang dilakukan dengan hasil diperoleh Jhitung = 0, Dengan α = 0,05 dan n=34, maka berdasarkan daftar, Jtabel= 0. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung sama dengan

Jtabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah yang menciptakan manusia

dengan penciptaan yang paling sempurna. Dia-lah yang melengkapi manusia dengan

akal sehingga manusia berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa mencari

kebenaran, senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir sepanjang

rentang kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik

Homeroom Terhadap Konsep Diri Siswa Di SMP Negeri 1 Air Joman T.A

2015/2016”. Shalawat dan salam tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga

dan para sahabat serta seluruh generasi setelahnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan

dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras

yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama kepada Dosen Pembimbing

Skripsi Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons yang telah memberikan bimbingan,

motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi sampai skripsi

(8)

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan. Serta Wakil Dekan Bidang Akademik Bapak Prof. Dr.

Yusnadi, Ms. Wakil Dekan Bidang Keuangan Bapak Dr. Aman Simare-mare,

Ms. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut,

M.pd.

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan,. Serta Ibu Dra.

Nurarjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons sebagai Dosen Pembimbing yang

banyak memberikan masukan, bimbingan, kritik dan saran, serta motivasi

agar skripsi ini terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Nasrun, Ms, Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd dan Ibu Dra. Zuraida

Lubis, M.Pd, Kons selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi

masukan dan mengkoreksi dalam kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas

Negeri Medan.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha

(9)

8. Pegawai Perpustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai

Perpustakan Digital Library Universitas Negeri Medan.

9. Bapak Baten,S.Pd.MM selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Air Joman

beserta wakilnya, guru-guru di SMP Negeri 1 Air Joman yang telah banyak

membantu saya.

10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Tumanda

Ritonga dan Ibunda Siti Sahara Lubis. Melalui mereka lah saya temukan dan

rasakan nikmatnya Cinta-Mu yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

dukungan baik itu moril maupun materil. Ayah dan Ibu adalah inspirasi dan

penopang semangat saya dalam menyelesaikan studi ini serta

motivasi-motivasi yang beliau berikan kepada saya membuat saya siap dan kuat dalam

mengarungi samudra kehidupan ini. Meskipun saya lama menyelesaikan studi

ini mereka tidak pernah marah dan tetap sabar menghadapi semua tingkah

laku saya, Tak lupa buat AA saya Firmansyah Ritonga yang terus membantu

saya baik moril maupun materil, dan adik saya Nuruddin Arroniri Ritonga.

Terima kasih untuk semua keluarga saya atas doa, semangat dan dukungannya

selama ini dan setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Terima kasih juga kepada Abang-abang saya, Welly Marlianto dan Muammar

yang mau menampungku dikontrakkan dan yang telah banyak memberi

motivasi dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis. Maaf atas semua

(10)

12. Terima kasih kepada Herlina,A.Md yang selalu menyemangatiku,

menemaniku dan mendoakan ku. Meskipun terkadang membuat jengkel.

hahahahahaa

13. Terima kasih spesial kepada Lulu Septiana Zahra, Sulastri Nainggolan,

Regina Nainggolan, Yeni Ria Angelina Singarimbun (SUREGDIN), Alfi

Syahriani, dan Ristra Sandra Ritonga, yang tidak bosan-bosan membimbing

dan menyemangati saya untuk menyelesaikan skipsi ini, meskipun saya sering

membuat kalian jengkel, kesal dan marah, tapi kalian tetap sabar menghadapi

saya. Thanks for all.

14. Untuk seluruh Mahasiswa Bk khususnya stambuk 2011 yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya

ucapkan terima terima kasih.

Kisaran, April 2016

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

a. Pengertian dan Dimensi Pokok Konsep Diri... 8

b. Komponen dan Jenis Konsep Diri ... 11

c. Ciri-Ciri Konsep Diri Negatif ... 14

d. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri... 15

2.2 Bimbingan Kelompok ... 17

a. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Kelompok ... 17

b. Teknik-Teknik dan Model-Model Bimbingan Kelompok ... 19

2.3 Teknik Home room... 22

(12)

b. Kelebihan dan Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Teknik Homeroo ... 24

2.4 Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom dengan Konsep Diri ... 25

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 30

3.5 Langkah- langkah Penelitian... 31

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 32

3.7 Validitas dan Realibilitas Data ... 34

3.8 Teknik Analisis Data... 36

3.9 Lokasi dan Waktu ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

4.2 Jadwal Penelitian... 38

4.3 Persiapan Penelitian ... 39

4.4 Uji Persyratan Analisis a. Uji Coba Instrumen ... 39

b. Uji Validitas ... 39

(13)

4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian

a. Data Pre Test Konsep Diri siswa... 42

b. Data Post-Test Konsep Diri Siswa ... 43

4.6 Uji Hipotesis... 44

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 47

5.2 Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(14)

DAFTAR TABEL

No

Judul

Halaman

3.1 Pemberian skor angket skala Likert ... 33

3.2 Kisi-kisi Angket Konsep Diri siswa... 34

4.1 Perhitungan Validitas Angket Konsep Diri... 40

4.2 Hasil Pre-Test... 41

4.3 Hasil Post-Test ... 43

4.4 Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon... 44

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Angket Uji Coba Konsep Diri siswa...49

2. Angket Konsep Diri siswa ( Valid )...51

3. Sebaran Uji Validitas Konsep Diri Siswa ...53

4. Perhitungan Validitas Angket Konsep Diri siswa ...54

5. Uji Reliabilitas Angket Konsep Diri siswa ...57

6. Sebaran Data Pre-Test...60

7. Tabulasi Data Penelitian ...61

8. Perhitungan Kategori Masalah Konsep Diri Siswa Sebelum Diberi Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom ...62

9. Perhitungan Pre-Test Rata-Rata (M), Standart Deviasi (SD) ...65

10. Sebaran Data Pos-Test ...67

11. Perhitungan Kategori Masalah Konsep Diri Siswa Sesudah Diberi Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom ...68

12. Perhitungan Pos-Tes Harga Rata-Rata (M), Satandart Deviasi (SD) ...69

13. Uji Hipotesis ...71

14. Perhitungan Peningkatan Konsep Diri siswa ...76

15. RPL Pertemuan 1 ...77

16. RPL Pertemuan 2 ...87

(16)

19. Absen Peserta Bimbingan 2 ...100

20. Absen Peserta Bimbingan 3 ...101

21. Alat Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Pertemuan 1 ...102

22. Alat Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Pertemuan 2 ...104

23. Alat Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Pertemuan 3 ...106

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak menuju masa dewasa.

Masa remaja ditandai dengan kematangan seksual yang pada umumnya terjadi

antara usia 13 tahun sampai 20 tahun. Peserta didik yang memasuki usia remaja

mengalami perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek, antara lain

perkembangan fisik, psikologis dan sosial. Proses perkembangan yang dialami

peserta didik dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik. Sedangkan

faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik.

Kedua faktor tersebut mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi

perkembangan pribadi peserta didik.

Faktor internal antara lain meliputi pembawaan, fisik, potensi psikologis,

dan salah satu diantaranya adalah konsep diri. Konsep diri adalah pandangan

peserta didik terhadap dirinya sendiri. Dipertegas oleh William D. Brook

(Rakhmat 2005:99) bahwa “konsep diri merupakan pandangan dan perasaan kita

tentang diri kita baik fisik, psikologis, dan sosial, yang diperoleh melalui

interaksi dengan orang lain”. Dapat diartikan, konsep diri tidak hanya berupa

gambaran fisik peserta didik, namun juga kondisi psikis, dan sosial mereka, yang

(18)

2

Berdasarkan pengertian konsep diri yang telah diungkapkan di atas, konsep

diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang

dipelajari dan terbentuk melalui interaksi peserta didik dengan orang lain.

dipertegas oleh Shavelson dan Roger (Musbikin 2013:106) menyatakan “konsep

diri terbentuk dan berkembang berdasarkan pengalaman dan interprestasi dari

lingkungan, penilaian orang lain, atribut, dan tingkah laku dirinya”. Dengan kata

lain, lingkungan pertama yang menentukan konsep diri peserta didik adalah

keluarga yang kemudian berkembang seiring terjadinya interaksi dengan

lingkungan sekitar yaitu masyarakat dan teman sebaya.

Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap terbentuknya konsep diri. Pengalaman interaksi peserta

didik dengan orang-orang sekitar, terutama keluarga, perlahan-lahan membentuk

konsep diri mereka. Oleh karena itu, peserta didik yang tumbuh dalam pola asuh

yang keliru dan lingkungan yang tidak mendukung, maka konsep dirinya

cenderung tidak dapat berkembang dengan baik. Perkembangan peserta didik

yang diiringi dengan pujian dan penghargaan akan membuat konsep diri mereka

berkembang dengan baik. Sebaliknya, perkembangan peserta didik yang diiringi

dengan celaan dan cemoohan akan membuat mereka mengembangkan konsep

diri yang kurang baik.

Permasalahan muncul yaitu ketika perkembangan peserta didik disertai

dengan rendahnya konsep diri yang berkembang dalam diri mereka. Rendahnya

konsep diri yang berkembang dalam diri mereka, akan membuat peserta didik

kurang memahami keadaan diri dan tidak dapat menerima keadaan diri, sehingga

(19)

3

berupa perilaku rendah diri, tidak percaya diri, putus asa, dan penyesalan

terhadap diri. Hal tersebut merupakan gejala maladjustement yaitu ketidak

mampuan dalam melakukan penyesuaian sosial, sehingga mengganggu

perkembangan kepribadian yang sehat.

Burns (Jurnal psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006:121) mengemukakan

bahwa “konsep diri merupakan inti pola kepribadian yang akan menentukan

perilaku peserta didik dalam menghadapi permasalahan hidup”. Oleh karena itu,

rendahnya konsep diri yang berkembang akan menghasilkan perilaku yang

kurang baik. Menurut Brook dan Emmert (Musbikin 2013:119) menyebutkan

bahwa ada empat ciri orang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu : peka

terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, cenderung merasa tidak

disenangi oleh orang lain, serta pesimis terhadap kompetisi. Selain itu, peserta

didik yang memiliki konsep diri rendah banyak mengalami kegagalan dan

masalah, terutama dalam hal meraih prestasi yang baik. Hal tersebut dikarenakan

ketika peserta didik bersikap pesimis terhadap kemampuan yang dimilikinya dan

berpikir bahwa dirinya akan gagal, sebenarnya mereka telah mempersiapkan

kegagalan untuk dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan guru BK di SMP Negeri

1 Air Joman, beberapa peserta didik masih menunjukkan indikasi konsep diri

yang rendah. terutama terlihat dari masih banyaknya peserta didik yang peka

terhadap kritikan, pesimis terhadap kemampuan diri sendiri, responsif sekali

terhadap pujian, merasa tidak disenangi orang lain, memiliki perasaan rendah

diri dan terisolir dari pergaulan. Rendahnya konsep diri yang berkembang dalam

(20)

4

dalam membentuk dan mengembangkan konsep diri. Selain itu, banyak guru

yang tidak mengetahui peran dan pengaruh konsep diri bagi peserta didik,

sehingga belum ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini tentunya akan menjadi

permasalahan yang semakin kompleks bagi peserta didik.

Kenyataan di atas berakibat pada semakin banyaknya kegagalan yang

dialami peserta didik di usia remaja, baik dibidang akademik, pergaulan maupun

untuk mencapai perkembangan kepribadian yang sehat. Hal tersebut harus

diatasi karena keberhasilan dan kegagalan yang diperoleh seseorang pada masa

remaja menjadi indikator hasil yang akan diperoleh pada saat dewasa. Oleh

karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu membantu

mengatasi permasalahan dan hambatan yang mereka hadapi.

Hasil penjelasan di atas menggambarkan bahwa konsep diri perlu

ditingkatkan, agar siswa mempunyai konsep diri yang positif maka perlu adanya

bimbingan yang tepat. Salah satu alternatifnya adalah dengan model bimbingan

kelompok. “Bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan

kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan

kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk

membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan

masalah individu” (Tohirin, 2013:164). Akan tetapi, di sekolah SMP Negeri 1

Air Joman belum efektif dalam melakukan bimbingan kelompok karena

keterbatasan guru BK serta banyaknya siswa yang harus ditangani sehingga

pelaksanaan seluruh layanan bimbingan konseling kurang efektif.

Peran bimbingan kelompok dapat dimaksimalkan dalam mengatasi

(21)

5

menarik akan menjadikan bimbingan kelompok sebagai metode yang tidak

membosankan bagi penyelesaian masalah siswa. Bagi guru BK bimbingan

kelompok tersebut juga dapat menjadi senjata yang ampuh, hanya saja tinggal

menyesuaikan antara teknik yang digunakan dengan masalah yang dihadapi.

Bimbingan kelompok memiliki banyak teknik, salah satu teknik yang dinilai

efektif dalam mengatasi masalah konsep diri negatif adalah teknik Homeroom.

Karena melalui teknik homeroom ini akan mampu membangun suasana

kekeluargaan dan kebersamaan seperti di rumah sendiri. Hal ini akan

menstimulus siswa untuk membuka diri dan pemikirannya sehingga siswa

mampu memahami dan memandang dirinya sendiri dengan terbuka tanpa

membandingkan dirinya dengan orang lan.

Berdasarkan problematika tersebut penulis merasa penting untuk meneliti

“Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Terhadap Konsep Diri

Siswa DiSMP Negeri 1 Air Joman Kabupaten Asahan T.A 2015/2016”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas,

masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:

a. Beberapa siswa masih peka terhadap kritikan (Tanggapan Orang Lain)

b. Beberapa siswa pesimis terhadap kemampuan dirinya sendiri

c. Beberapa siswa masih memiliki perasaan rendah diri

d. Beberapa siswa terisolir dari pergaulan

e. Beberapa siswa responsif sekali terhadap pujian

(22)

6

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada maka penulis

perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah.

Pembatasan masalah dalam penelitian di titik beratkan pada “Pengaruh

Bimbingan Kelompok Teknik Homeroom Terhadap Konsep Diri Negatif siswa

Kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Air Joman Kabupaten Asahan Tahun Ajaran

2015/2016”

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah ini dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah ada pengaruh bimbingan kelompok teknik homeroom terhadap

konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Air Joman Kabupaten Asahan Tahun

Ajaran 2015/2016?”

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan: “Untuk mengetahui pengaruh bimbingan

kelompok teknik homeroom terhadap konsep diri negatif pada siswa kelas VIII-1

(23)

7

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan peneliti dalam pengembangan ilmu yang

berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling. Serta mampu menjadikan

informasi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan petunjuk kepada siswa

mengenai konsep diri negatif, sehingga siswa dapat meningkatkan konsep diri

kearah yang positif.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan masukan dalam

upaya membantu mengurangi permasalahan yang dialami siswa, terutama dalam

konsep diri siswa yang negatif.

c. Bagi konselor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada konselor dalam

memberikan bantuan terhadap masalah konsep diri negatif.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman yang berharga dalam membantu siswa

(24)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik

Homeroom terhadap konsep diri siswa. Hasil perhitungan pada kelompok

perlakuan diperoleh Jhitung = 0, dengan α = 0,05 dan n = 34, maka

berdasarkan daftar, Jtabel = 182. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung

lebih kecil dari Jtabel(0 < 182). Karena J hitung lebih kecil dari J tabel, maka

hipotesis H0 ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena

nilai z hitung adalah -5,086 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu -1,96.

Maka hipotesis ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah

diberi perlakuan sehingga konsep diri siswa sesudah mengikuti bimbingan

kelompok teknik homeroom lebih tinggi sebelum mengikuti bimbingan

kelompok teknik homeroom

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a) Bagi pihak sekolah terutama kepada guru BK agar lebih

memperhatikan konsep diri dengan cara mengadakan bimbingan

(25)

48

b) Untuk konselor sekolah hendaknya mengadakan

kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti menggunakan layanan bimbingan

kelompok yang berguna untuk meningkatkan konsep diri siswa.

c) Kepada peneliti lain yang menaruh perhatian untuk meneliti

tentang konsep diri siswa agar lebih memperhitungkan

aspek-aspek lain yang memilki hubungan dengan masalah yang terjadi

dilingkungan sekolah.

d) Untuk para siswa hendaknya dapat meningkatkan konsep diri agar

mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah ataupun

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dewa, Ketut.2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Jein, 2012. Hubungan Konsep Diri (Self Concept) dengan Pelaksanaan Activity

of Daily Living (ADL) pada Klien Harga Diri Rendah (HDR) di RS. Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang,(online) (http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2747/3/T14620 07 079

BAB%20II.pdf diakses tanggal 29 Oktober 2015)

Lawrence A.Pervin dkk. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Kencana

Musbikin, Imam.2013.Mengatasi Kenakalan Siswa Remaja. Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing

Nur, Ika Fauziah dan Agustina Ekasari. 2008. Jurnal Soul,(online) Vol. 1, No. 2 dalam (ejournal-unisma.net/ojs/index.php/soul/article/.../641, diakses tanggal 29 oktober 2015)

Prayitno dan Amti.2008.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan

Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia

Rakhmat, jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

(27)

Soemanto,westy. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006

Soemanto,westy. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

Widiana, dkk.2006. Perbedaan Konsep Diri Antara Remaja Akhir Yang

Gambar

gambaran fisik peserta didik, namun juga kondisi psikis, dan sosial mereka, yang

Referensi

Dokumen terkait

Orientasi nilai terhadap upaya pencegahan DBD dari masyarakat belum sepenuhnya didasarkan pada kebersihan lingkungan terutama pada tempat-tempat yang diduga akan menjadi

Penelitian ini menemukan dua tahapan yang digunakan oleh PT Badak NGL untuk menginterpretasi perubahan lingkungan yang terjadi: (1) proses seleksi, dimana anggota

Pengukuran lima belas Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan menggunakan metode DEA ( Data Envelopment Analysis ) menunjuk- kan ada 11 Kabupaten/Kota atau 73,33

Di atas telah disebutkan perihal hubungan timbal balik antara kompetensi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Jika kompetensi penerjemahan yang dimiliki seseorang

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran class concern dengan pendekatan ketrampilan proses mampu meningkatkan hasil belajar siswa

Praise to Allah SWT the lord of the world, who has given mercy and blessing so that this thesis with a title THE DESIGN OF HOT MIXTURE THIN SURFACING CONTAINING ASBUTON

Konsep-konsep dasar tersebut adalah bahwa (1) agresi mempunyai akar biologis, tingkah laku agresif didasari oleh fungsi otak khusus (fungsi hypothalamus) dan

This is in particular true of the binary encodings, variable array size, local and reference frames and semantics concepts4. Summary of change:  Add clear examples and