• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA TUTOR PAUD DALAM MENINGKATKAN KOMPENTENSI PEDAGOGIK DI PKBM GABRIELLA HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA TUTOR PAUD DALAM MENINGKATKAN KOMPENTENSI PEDAGOGIK DI PKBM GABRIELLA HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

MANGATAS SITORUS. NIM:1103171019 Upaya Tutor Paud dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik di PKBM Gabriella Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2017.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah upaya tutor paud dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di PKBM Gabriella.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana upaya tutor paud dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di PKBM Gabriella, Kabupaten Humbang Hasundutan.

”Upaya adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007)”.

“Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi peserta didik (Yusnadi dkk, 2014)”.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, informan yaitu tutor paud PKBM Gabriella yang berjumlah 4 (empat) orang. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan dokumentasi, dan dianalisis dengan langkah: pengumpulan data, reduksi data,display data, dan menarik kesimpulan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan kasih kepada setiap hamba-Nya termasuk kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Tutor Paud dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik di PKBM GABRIELLA,Kabupaten Humbang Hasundutan”.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semuanya teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis sampaikan untaian terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, atas kasih sayang, semangat serta dukungan moril dan materil mulai dari awal hingga selesai perkuliahan.

Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan yang diangkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, Februari 2017 Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah YME berkat Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari pada penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Dr.Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED 3. Bapak Prof.Dr.Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,

Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Drs.Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

4. Ibu Dra.Rosdiana, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.dan Bapak Dr.Sudirman, SE, M.Pd dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

5. Bapak Prof.Dr.Yusnadi, MS, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, serta motivasi kepada penulis.

(8)

iv

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan. 8. Kak Surya Indrawati, M.Pd staff pegawai jurusan PLS yang telah banyak

membantu penulis demi kelancaran administrasi surat-menyurat selama penyusunan skripsi ini.

9. Untuk seluruh staf dan pegawai Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu penulis dalam proses kelancaran administrasi.

10. Bapak Nelson Siregar, SE selaku Pengelola PKBM Gabriella Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

11. Secara Terkhusus dan teristimewa dengan penuh Cinta dan Kasih sayang penulis ucapkan untuk ayahanda Alm. Mangatur Lukas Sitorus dan Ibunda almh.Nelly Br Situmorang yang telah memupuk rasa semangat perjuangan semenjak saya kecil.

12. Secara terkhusus dan teristimewa terima kasih dengan penuh cinta dan sayang penulis ucapkan kepada saudara-saudiri saya Petrus Sitorus, Roma Br. Sitorus, Bernardus Sitorus, Raun Siti Br.Sitorus, Katarina Br. Sitorus, Leonardo Sitorus mereka yang begitu banyak memberikan kasih sayangnya, doa, motivasi, serta dukungan kepada penulis.

13. Teristimewa untuk Keponakan tercinta, Gref, Sandy, Dom, Nadia, Johannes, Anya, Nathan, Rachell, Zovhnath, Hans, Joachim, Joan Fayola, Paskah dan keponakan lainnya yang menjadi inspirasi bagi penulis.

(9)

NVI, Manuel “Ateng” , Icha, Agusto, Aadit, Chuck, Morotal yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

15. Kepada seluruh keluarga besar Sitorus dan Situmorang

16. Teman-teman Angkatan 2008 dan 2010

17. Teman-teman seperjuangan PLS Reguler dan Ekstensi, 2010,

Sarah,Masniari,Connie,Risky,Jefry,Irvan,Mahfuzi,Hendra,Erika,Frisna,Rosme

ry,Novita,Ira,Dion,Hamdan,Junjung,Safri, dan yang lainnya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.

18. Untuk rekan-rekan seperjuangan ketika sidang, Muchim,Siti,Yovi,Fitri,Mery

dan adik-adik stanbuk yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada

penulis Putri,Rini,Ravon,Roni,Irma,Nalda,Eva,Yanti,Andrew,Icun dan yang

lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan

penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut

Medan, Februari 2017

Mangatas Sitorus

(10)

vi

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori... 12

a. Pengertian kompetensi ... 12

b. Kompetensi Pedagogik ... 16

c. Upaya Tutor Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik ... 26

2.2 Kerangka Berpikir... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 30

3.2 Subjek Penelitian... 31

(11)

vii

3.4 Alat Pengumpulan Data ... 32

3.5 Teknik Analisis Data... 33

3.6 Langkah-Langkah Penelitian ... 35

3.7 Pengujian Keabsahan Data... 36

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Temuan Umum... 39

a. Latar Belakang PKBM Gabriella…...39

b. Visi dan Misi...41

c. Sarana dan Prasarana...41

4.2 Temuan Khusus...43

a. Upaya Tutor Paud Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik di PKBM Gabriella... 43

b. Penyajian Data... ...44

c. Pembahasan Hasil Penelitian...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...66

5.2 Saran...68

DAFTAR PUSTAKA ...69

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Waktu Penelitian ... 38

Tabel 2: Sarana PKBM Gabriella ... 41

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk

menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan bagi anak.Selanjutnya

berdasarkan Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional Bab I pasal I butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia

6 tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Berkaitan dengan

pemberian pendidikan bagi anak usia dini,maka diperlukan pula tenaga pendidik

profesional yang mampu dan dan berkompeten untuk memberikan pendidikan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan menyatakan bahwa “Pendidik harus

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,sehat

jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifikasi yang dimaksud adalah tingkat pendidikan

minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan dibuktikan dengan ijazah

dan sertifikat yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

(15)

2

Menurut Yufiarti dan Chandrawati Titi (2008 : 332) Kompetensi sebagai

agen pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini meliputi empat

kompetensi, yaitu : (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian (3)

kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial. Masalah kompetensi pedagogik

guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru

dalam jenjang pendidikan apapun.

Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap anak sebagai peserta didik,

kemampuan dalam merancang pembelajaran, kemampuan dalam melaksanakan

pembelajaran,kemampuan dalam merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran, serta kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam upaya

membantu murid untuk mencapai tujuan, maka pendidik harus memaksimalkan

peran sebagai pendidik yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan

pelajaran dengan baik,meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak

pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Pembelajaran

akan bejalan sesuai rencana jika pengkondisian kelas dan peserta didik diarahkan

sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya, sehingga tujuan

pembelajaran yang sudah dirumuskan dapat tercapai.

H. Brown Douglas (2000:7) mengemukakan bahwa “Teaching cannot be

defined part from learning. Teaching is guilding and facilitating learning,

(16)

3

the learner learn will determine your philisophy of education your teaching style,

your approach,methods, and classroom techniques”.

Kegiatan itu melibatkan komponen-komponen yang antara satu dengan

yang lainnya saling menyesuaikan dan menunjang dalam pencapaian tujuan

belajar bagi anak didik. Dengan demikian, dalam kegiatan interaksi belajar

mengajar, metode bukanlah satu-satunya, tetapi faktor anak didik, pendidik, alat,

tujuan dan lingkungan juga turut menentukan interaksi tersebut. Dalam kaitannya

dengan peserta didik pada usia dini, maka pendidik hendaknya memiliki

pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik.

Pendidik dituntut untuk memantau pertumbuhan fisik dan mengeksplorasi potensi

yang dimiliki anak, karena pada usia ini kecerdasan mereka berkembang dengan

pesat.

Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di negara ini adalah

disebabkan tenaga pendidik yang kurang berkompeten. Sehingga upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa sukar untuk diwujudkan dan pada akhirnya

kebodohan akan berdampak pada kemiskinan. Untuk itu, maka pendidik sebagai

komponen pendidikan harus menunjukkan kualitasnya sebagai tenaga pendidik

yang ahli dibidangnya. Pendidik profesional merupakan penampilan seorang

pendidik yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya. Seorang tutor PAUD yang

profesional mampu mengenali karaktristik dan kebutuhan anak PAUD, sehingga

pencapaian tujuan pendidikan di Paud dapat tercapai secara optimal. “Teacher is

the heart of quality education.”(Bahrulhayat,dalam Mariyana Rita 2007:2)

ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator yang

(17)

4

dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses

pembelajaran.

Tutor merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan yang

harus diperhatikan, kesalahan yang dilakukan oleh tutor dalam mendidik akan

memberikan dampak yang besar bagi peserta didiknya. Mendidik di PAUD

mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang malahan banyak yang berpendapat

bahwa menjadi tutor Paud tidaklah memerlukan pendidikan yang tinggi, cukup

dengan selesai SMA/SMK dan sederajat. Namun yang perlu kita pahami bersama

adalah bahwa guru tetaplah guru atau pendidik tetaplah pendidik, dimanapun

posisi dan jabatannya mereka haruslah memiliki kualifikasi dan kemampuan yang

memadai yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kompetensi sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah nomor

74 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen pasal 2 ayat 1 merupakan “seperangkat

keterampilan, pengetahuan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai

dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.

Standar Kompetensi untuk pendidik PAUD yang dikembangkan oleh The Child

Development Associate (CDA) yaitu berupa surat kepercayaan dari lembaga

perkembangan anak yang berada di Amerika.

Standar kompetensi ini terdiri dari enam kompetensi dasar yaitu :

a. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar yang aman dan

sehat

b. Meningkatkan kompetensi intelektual dan fisik

c. Mendukung perkembangan emosi dan sosial serta memberikan bimbingan

(18)

5

d. Mengadakan hubungan yang produktif dan positif dengan keluarga

e. Meyakinkan bahwa program mempunyai tujuan dan berjalan dengan baik

dan disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder (pengguna)

f. Mempertahankan komitmen dan profesionalisme

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang

partisipatif dan menyenangkan. Secara substansif kompetensi ini mencakup

kemampuan pemahaman tehadap anak usia dini untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

Pendidik merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Maka dari

itu pendidik haruslah mempunyai standar kualifikasi akademik dalam bentuk

ijazah atau sertifikat keahlian sesuai dengan ketentuan undang-undang untuk

dapat meningkatkan mutu pendidik. Tutor PAUD yang berkualitas dalam

melaksanakan tugas, fungsi, peran dan kewajiban keguruannya untuk memajukan

PAUD harus memiliki empat kompetensi. Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat 3 yang berbunyi “pendidik

diharapkan memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Kompetensi yang

dimaksud antara lain meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi professional dan kompetensi sosial”. Sedangkan dalam pasal 29 ayat

2 menjelaskan bahwa: “Standar kualifikasi pendidik PAUD (TK/RA), harus

memiliki: (a) kualifikasi pendidikan minimal D4 atau S1, (b) latar belakang

pendidikan tinggi program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan

(19)

6

Berdasarkan fakta empiris yang ditemukan oleh HIMPAUDI Wilayah

Sumatera Utara pada tahun 2014 dari sebanyak 1127 unit PAUD dengan berbagai

jenis program, terdapat sebanyak 4175 orang tutor PAUD tersebar di

masing-masing unit PAUD yang ada. Dari data yang dihimpun oleh HIMPAUDI Wilayah

Sumatera Utara, sebanyak 13% tutor PAUD berpendidikan S1 (dari jurusan

pendidikan dan non-pendidikan), sekitar 0,8% berpendidikan S1 PG-PAUD,

selebihnya 87% berpendidikan SLTA ke bawah. Pemerintah daerah dan

HIMPAUDI Wilayah Sumatera Utara serta organisasi lainnya telah melakukan

pelatihan-pelatihan untuk tutor PAUD tersebut, tetapi sampai saat ini masih

sebesar 58% lagi tutor Paud belum pernah mengikuti/memperoleh pendidikan dan

latihan tentang ke-PAUD-an.

Hal ini dikarenakan masih kurangnya informasi kepada tutor PAUD

mengenai baik itu pelatihan ataupun seminar untuk tutor PAUD dari

penyelenggara PAUD yang sudah mengetahui informasi tersebut namun informasi

itu tidak direspon dengan baik. Permasalahan ini yang menjadi penyebab dan

sorotan oleh berbagai pihak tentang bagaimana mutu pendidik saat ini khusunya

tutor PAUD mengingat rendahnya mutu pendidik pada saat ini. Maka dari itu

dapat dijelasakan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidik salah satu hal yang

perlu dimiliki seorang pendidik yaitu kompetensi.

Tutor harus mempunyai kompetensi, sebagaimana yang telah diuraikan

di atas. Apabila kompetensi tersebut telah dimiliki oleh seorang tutor, maka akan

tercipta standarisasi pendidik dan tenaga kependidikan. Adanya standarisasi

tersebut, maka tutor akan meningkatkan kompetensi dan kualitasnya sebagai

(20)

7

sebagai pendidik khususnya kompetensi pedagogik, maka tutor akan lebih baik

dalam melakukan kegiatan pengelolaan kelas dan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Kompetensi pedagogik secara utuh ditujukan untuk pengenalan peserta

didik secara mendalam. Keterampilan tujuan pembelajaran akan lebih terarah

apabila tutor mengenal peserta didik sebagai individu belajar maupun peserta

didik sebagai pribadi dalam masyarakat. Peserta didik sebagai individu belajar

menekankan pada pengenalan tutor tentang daya tangkap dan daya nalar peserta

didik dalam menerima materi ajar yang disampaikan oleh tutor. Peserta didik

sebagai individu dalam masyarakat lebih pada pengenalan terhadap dunia luar

(lingkungan) peserta didik yang diyakini sangat mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik. Pengenalan tersebut akan memperlancar proses pembelajaran secara

kompleks.

Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara tutor dan anak didik

merupakan kegiatan yang dominan. Dalam kegiatan itu, tutor tidak hanya

mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menstransfer nilai-nilai kepada anak

didik sebagai subjek yang belajar. Kegiatan itu melibatkan komponen-komponen

yang antara satu dengan yang lainnya saling menyesuaikan dan menunjang dalam

pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. Dengan demikian, dalam kegiatan

interaksi belajar mengajar, metode bukanlah satu-satunya, tetapi faktor anak didik,

tutor, alat, tujuan dan lingkungan juga turut menentukan interaksi tersebut.

Dalam kaitannya dengan peserta didik pada usia dini, maka tutor

hendaknya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan kondisi

(21)

8

serta mengeksplorasi potensi yang dimiliki anak, karena pada usia ini kecerdasan

mereka sedang berkembang dengan pesat.

Fenomena yang sering terjadi, tenaga pendidik khususnya di tingkat

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), belum memenuhi kualifikasi sebagai tutor

yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan

pengelolaan pembelajaran. Misalnya tutor belum mampu memanfaatkan teknologi

pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik.

Padahal tutor tidak lagi bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus

mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang

senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta

didik.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, pengelola atau penyelenggara

pendidikan juga harus turut serta untuk memperhatikan kualitas tenaga pendidik

yang dimiliki oleh lembaganya, apakah para pendidik yang mereka miliki sudah

memenuhi kualifikasi dan standar yang sesuai dengan bidang yang ditekuni serta

berkompeten untuk melakukan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik agar

tujuan belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik. Apabila di dalam proses

penyelenggaraan pendidikan tersebut masih terdapat pendidik yang kurang

berkompeten dan tidak memenuhi standard dan kualifikasi tersebut, maka

pengelola juga harus dapat mengatasi masalah ini dengan cara mencari solusi

masalah tersebut untuk dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki tutornya

khususnya kompetensi pedagogik.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada Paud di PKBM Gabriella

(22)

9

memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten khususnya kompetensi

pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya tutor

belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu

menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal tutor tidak lagi bertindak

sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,

motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan

perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Selain itu, kualifikasi

akademik pendidikan guru PAUD minimal Diploma empat (D IV) atau Strata 1

(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari

program studi yang terakreditasi.

Dengan demikian pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi yang

unggul dibidangnya. Baik itu kompetensi pedagogik,kepribadian,sosial maupun

kompetensi profesional harus dimiliki oleh seorang tutor selaku tenaga pendidik.

Menariknya,saat ini ditemui fakta bahwa ada tenaga pendidik di paud yang secara

standar kualifikasi akademik belum memenuhi standar tetapi mampu melaksanakn

pembelajaran dengan baik. Seperti yang terjadi di salah satu Paud yang ada di

Kabupaten Humbang Hasundutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa ingin mengetahui upaya

dan usaha-usaha yang dilakukan pengelola untuk dapat meningkatkan kompetensi

pedagogik tutornya melihat dari permasalah di atas. Maka dari itu, penulis merasa

(23)

10

1.2 Fokus Masalah

Dari banyaknya masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti

hanya memfokuskan pada “Upaya Tutor Paud dalam Meningkatkan Kompetensi

Pedagogik di PKBM Gabriella, Kabupaten Humbang Hasundutan”.

1.3Rumusan Masalah

Berangkat dari fokus masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Upaya Tutor Paud dalam

Meningkatkan Kompetensi Pedagogik di PKBM Gabriella, Kabupaten Humbang

Hasundutan?”.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya tutor Paud

dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di PKBM Gabriella, Kabupaten

Humbang Hasundutan.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

A. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain yang ingin

melakukan penelitian yang sama, namun lokasi penelitian yang

berbeda

B. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

(24)

11

2. Secara Praktis.

A. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola agar senantiasa dapat

meningkatkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi

B. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan data mengenai upaya tutor paud dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik , dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Tutor Paud Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat telah melakukan

upaya yang baik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di PKBM

Gabriella. Dimana upaya yang dilakukan oleh tutor yaitu dengan

melakukan tindakan seperti, melaksanaan tugas dan tanggung jawab

sebagai tutor paud, menempuh pendidikan lanjut, mengikuti pendidikan

dan pelatihan, mengikuti kegiatan seminar, termotivasi untuk membuat

karya ilmiah, mendapat dan memberikan penghargaan, menyarankan rekan

tutor masuk organisasi keguruan, dan juga mengadakan rapat dengan

rekan tutor, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi

pedagogik tutor, dapat menambah pengetahuan dan dapat menambah

wawasan tutor dalam menerapkan kompetensi pedagogik yang baik dan

efektif.

2. Upaya yang dilakukan tutor paud PKBM Gabriella dapat meningkatkan

kompetensi pedagogik tutor dan dapat membuat tutor untuk lebih

semangat lagi dalam melakukan kegiatan mengajar. Selain itu, tutor pun

juga akan mendapatkan hal yang positif terhadap lembaganya khususnya

(26)

67

3. Tutor Paud sangat berperan penting dalam meningkatkan kompetensi

pedagogiknya. Karena pentingnya tutor dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik, maka tutor haruslah memiliki respon yang tanggap terhadap

pimpinan,masyarakat dan rekan tutornya jika tutor tersebut memiliki

masalah di dalam mengajar khususnya kompetensi pedagogiknya, dengan

begitu maka masalah tersebut dapat dicari jalan keluarnya yang nantinya

akan berdampak terhadap meningkatnya mutu pendidik Paud khususnya

(27)

68

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian, berikut ini diuraikan

saran peneliti sebagai berikut:

1. Aspek yang perlu ditingkatkan dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik tutor adalah upaya tutor paud dalam mengikuti tutor berbagai

kegiatan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) dan juga kegiatan seminar.

Hal ini perlu ditingkatkan karena kegiatan-kegiatan seperti itu dapat

merangsang dan meningkatkan cara mengajar tutor khususnya kompetensi

pedagogik dengan lebih efektif lagi.

2. Pemerintah diharapkan untuk lebih meningkatkan frekuensi

kegiatan-kegiatan, pelatihan-pelatihan yang menyangkut tentang peningkatan mutu

pendidik Paud, maka dengan itu tutor dapat menambah pengetahuan

sehingga dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.

3. Tutor paud hendaknya melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang

lebih tinggi khususnya ke jenjang pendidikan anak usia dini

4. Diharapkan agar tutor paud PKBM Gabriella juga harus dapat

meningkatkan kompetensi yang dimilikinya khususnya kompetensi

pedagogik dengan cara mereka sendiri dan tidak hanya tergantung kepada

(28)

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2004.Sosiologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad, K.2005.Perlindungan dan Pengasuhan Anak Usia Dini.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi .

Ali, M. 2004.Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara

Aisyah, Siti. 2009.Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta : Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsini.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktikEdisi RefisiVI, Jakarta : Rineka Cipta

Avan. 2010.Ciri-ciri Anak Mandiri.Yogyakarta: Mentari Pustaka

Azwar, Saifuddin. 1998.Metode Penelitian Edisi 1 Cetakan 1,Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Bahri, Syaiful. 2004.Pola Komunikasi Orang tua dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Badiran, dkk. 2008.Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Melalui Penerapan Teknologi Pendidikan.Medan: Ipti.

Brown,Douglas.2007.Teaching Education Methods. London : Oxfort Publisher

Fakultas Ilmu Pendidikan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan : FIP Unimed.

Faturaba, Hayatuddin. 2010. Kompetensi Pedagogik Guru. Media Interaktif Bagi Peningkatan Kualitas Guru Indonesia. (online), dalam (http://taliabupomai.blogspot.com/2010/09/kompetensi-pedagogik-guru.html. diakses 19 februari 2015).

Hamzah. 2007.Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak Jakarta: Elex Media Komputindo.

(29)

Kusmiadi, Ade. 2006. Pola Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal.Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF-Vol. 1, No. 1,19, 19-26.

Maryana,Rita 2007.Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Elex Media Komputindo

Marsiyem. 2007. Memahami kompetensi pamong belajar menuju tenaga pendidikan luar sekolah yang professional. Carangan Etam Edisi 04/IV/2007, 20, 19-21.

Mark, Hughes, 2009.The Child Development Associate (CDA).Jakarta: Rajawali Pers

Ma’mur Asmani, Jamal. 2009. Tujuh Kompetensi Guru. Jogjakarta: Power Book (Ihdina).

Masmuh, Abdullah. 2010.Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang

Mudlofir, Ali. 2013. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia.Jakarta: Rajawali Pers.

Munir, Abdullah. 2012.Membangun Komunikasi Efektif.Yogyakarta: Mentari Pustaka

Mulyana. 2004.Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta.

Mulyasa ,2013.Kompetensi Guru.Jogjakarta: Power Book (Ihdina).

Patmonodewo, Soemiarti. 2009.Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Prayitno, Elida. 1993.Psikologi Perkembangan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan.

S. Rahman, Hibbana.2002.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta.

Sagala, PM 2013. Kompetensi Profesional Guru, Bandung: Pustaka Setia

Sudarma, Momon. 2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Djuju. 2006. Peranan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dalam Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal.Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF-Vol. 1, No. 1,14-15, 14-18

Sugiyono. 2003.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

(30)

71

Surya, Mohamad. 2004.Bina Keluarga.Semarang: Aneka Ilmu

Susanto, Ahmad. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Titi, Yufiarti.2008.Agen Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Usman, Husaini. 2009.Pengantar Statistik. Jakarta : Bumi Aksara

Yahya,Mahmud.2013.Kompetensi Pendidik. Bandung: Pustaka Setia

Yahya, Murip. 2013.Profesi Tenaga Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia.

Gambar

Tabel 1: Waktu Penelitian ....................................................................................
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ………………………... 36

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menggunakan uji t untuk mengetahui hasil uji statistik yaitu didapatkan ada perbedaan signifikan perilaku cuci tangan sesudah diberikan pendidikan

Teknik angket atau kuesioner adalah teknik komunikasi tidak langsung sebagai alat pengumpul data untuk memperoleh data mengenai hubungan proses komunikasi

Triacylglycerol Structure and Interesterification of Palmitic and Stearic Acid-Rich Fats: An Overview and Implications for Cardiovascular Disease.. Nutrition

kegunaan pelatihan dilihat dari masing-masing pihak yang terdapat dalam perusahaan yaitu bagi karyawan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing sehingga

Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi. Sistem

Selanjutnya kepada para pejabat-pejabat Agraria di daerah-daerah Tingkat I, Karesidenan dan Daerah Tingkat II dengan ini kami instruksikan pula untuk memberikan

Untuk lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan, salah satu upaya yang ditempuh perusahaan adalah dengan memberikan pelatihan bagi semua karyawan, baik karyawan

Dengan kerja sama yang sebaik-baiknya antara Pamong Praja dan pejabat Agraria di daerah, kami yakin, bahwa persiapan landreform akan berjalan dengan lancar, dan dengan demikian