“Peranan Pengusaha Etnis Tionghoa Dalam Perdagangan
Elektronik,Obat-Obatan Dan Restauran Di Kota Medan, Kecamatan
Medan Kota (1967-1980)”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
M. RASYID HABIBI
3103121046
“Peranan Pengusaha Etnis Tionghoa dalam perdagangan
elektronik,obat-obatan dan restauran di kota medan, kecamatan
Medan Kota (1967-1980)”
M.RASYID HABIBI (NIM 3103121046)ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui latar belakangan kedatangan masyarakat Tionghoa ke kota Medan, 2) Untuk mengetahui bentuk peranan masyarakat Tionghoa dalam kegiatan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan pada tahun (1967-1980), 3) Untuk mengetahui Faktor Etnis Tionghoa berdagang di Kota Medan.Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sejarah dengan metode penelitian lapangan (field research),pengumpulan data,dan dokumentasi. Dari penelitianyang dilakukan maka di peroleh hasil bahwa Kedatangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan tidak terlepas dari sejarah kedatangan orang-orang Tionghoa ke Sumatera Timur. Pembukaan perkebunan-perkebunan oleh bangsa Eropa di wilayah Sumatera Timur merupakan titik awal masuknya orang Tionghoa ke Sumatera Timur. Kebutuhan akan tenaga kerja menjadi penyebab banyaknya orang Tionghoa didatangkan dari luar Sumatera untuk bekerja di perkebunan-perkebunan di Sumatera Timur.Masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Medan memang memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian di Kota Medan. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan mereka di Kota Medan telah memberi kemudahan bagi masyarakat Kota Medan umumnya untuk mendapatkan kebutuhan hidup.Dalam kehidupan bermasyarakat, hubungan sosial antara masyarakat Tionghoa dengan masyarakat pribumi Kota Medan terjalin cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan situasi kondisi keamanan yang ada di Kota Medan. Masyarakat Tionghoa mampu menjalin komunikasi yang cukup baik sehingga berhasil bertahan di Kota Medan dalam kurun waktu yang cukup lama.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik, skripsi
berjudul. “Peranan Pengusaha Etnis Tionghoa dalam perdagangan elektronik,obat
-obatan dan restauran di kota medan, kecamatan Medan Kota (1967-1980)”disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ibu Nurmala Berutu, M.Pd.
3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku ketua jurusan pendidikan sejarah
dan Dosen Pembimbing Akademi.
4. Ibu Drs.Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, MSi sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesai dalam penelitian ini.
6. Ibu Hafnita Sari Lubis, M.Si sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesai dalam penelitian ini.
7. Ayahanda penulis Sugiatno dan ibunda penulis Erliana manurung yang
telah banyak memberikan doa, kasih saying tiada henti serta dukungan
baik materil maupun imateril kepada penulis demi penyelesaian studi
penulis, yang telah memotivasi penulis dari kecil unruk selalu semangat
belajar mengejar cita-cita dan bimbingannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studinya di UNIMED. Tidak lupa juga penulis ucapkan
serta Halim Nugrahayang telah memberikan motivasi, semangat dan
keceriaan kepada penulis selama studi di Unimed.
8. Kepada sahabat seperjuangan Mukhrizal, ihsan batubara, Rio agus
syahputra, Ika safitri, Monatia sari, Abdul Muis, dan Ayu yang
bersama-sama dalam menjalani perkuliahan dalam suka maupun duka sejak awal
hingga saat ini, dan kepadaseluruh rekan B Reg 2010. Dan yang
teristimewa kepada Widya Tari Rhamadani yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga untuk teman-teman yang
tidak sempat disebutkan namanya. Penulis telah berupaya semaksimal
mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih
banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi
ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi masalah ... 1
C. Pembatasan masalah... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teori... 7
BAB IV HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN ... 21
A. Letak geografis...21
1. Kecamatan Medan Kota ... 21
2. Kondisi Penduduk...22
C. Peranan Pengusaha Tionghoa Dalam Kegiatan Perdagangan
elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan Kecamatan Medan
Kota (1967-1980)... 27
1. Perkembangan Sosio-Ekonomi Etnis Cina pada Masa Orde Baru ... 27
2. Kebijakan Orde Baru berpengaruh terhadap keberadaan orang tionghoa di Kota medan 1967-1980 ... 33
a. Bidang Ekonomi. ... 33
b. kebijakan dalam bidang pendidikan dan budaya ... 36
c. Kebijakan Kewarganegaraan ... 39
3. Kegiatan Ekonomi Masyarakat Tionghoa di Kota Medan ... 41
4. Strategi Ekonomi Masyarakat Tionghoa ... 48
D. Faktor Pengusaha Etnis Tionghoa Melakukan Perdagangan Elektronik ,Obat-obatan dan Restauran di Kota Medan Kecamatan Medan Kota a. Faktor Pendorong Melakukan Perdagangan ... 56
1. Pedagang Elektronik ... 58
2. Pedagang Obat-obatan ... 58
3. Restauran Tionghoa ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 62
1. Kesimpulan... ... 62
2. Saran... ... 65
DAFTAR PUSTAKA... ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak
lahirnya orde baru sampai sekarang ini, kita perlu memperhatikan pokok-pokok
pikiran yang mendasari pola perkembangan ekonomi pada masing-masing era
tersebut, termasuk kebijakan-kebijakan yang di tempuh. Pada dasarnya setiap
pemerintahan di dunia (termasuk pemerintahan di indonesia) selalu bertujuan
mengembangkan perekonomiannya sedemikian rupa sehingga taraf hidup bangsa
yang bersangkutan meningkat. Taraf hidup yang lebih baik atau lebih tinggi itu di
cerminkan oleh dua kata penting yaitu masyarakat yang adil (equity) dan makmur
(growth). Jadi setiap masyarakat tentu menghendaki tercapainya tujuan universal
dari setiap pembangunan yaitu “growth and equity”. (Suparmoko, 2002:1).
Sekitar tahun 1958-1965 Indonesia tengah di hadapkan pada masa-masa
yang sulit. Keadaan inflasi yang kronis dan masalah lain di bidang politik dan
ekonomi memaksa pemerintah harus bekerja keras untuk memecahkan masalah
tersebut. Hal ini kemudian berujung pada terjadinya inflasi yang menyebabkan
keadaan ekonomi Indonesia semakin tidak terkendali.
Sesudah pertengahan tahun 1966 peralihan kekuasaan politik
berangsur-angsur terjadi dari Soekarno ke tangan Soeharto, kekuasaan soeharto inilah yang
disebut dengan Orde Baru. pada awalnya Orde baru mewarisi kondisi
(600%) per tahun pada tahun 1966 disamping kemunduran ekonomi dan
pengangguran yang parah (Suparmoko, 2002:2). Soeharto dengan sejumlah team
penasehat ekonominya dan dengan bantuan misi IMF, menyusun suatu program
jangka pendek yang disebut Repelita (Rencana pembangunan lima tahun) untuk
melakukan stabilisasi dan rehabilitasi.
Penyusunan dan penerapan kebijakan ekonomi merupakan suatu masalah
utama yang dihadapi oleh Soeharto di awal masa pemerintahannya. Ketakutan dan
permusuhan tradisional menjauhkan pengembangan sikap yang lebih liberal
terhadap masyarakat pengusaha swasta yang dinamis keturunan Tionghoa.
Tindakan rezim Orde Baru yang melarang penggunaan bahasa dan aksara
tionghoa serta larangan merayakan ritual agama,budaya dan tradisi tionghoa serta
penggantian istilah Tionghoa dengan peyoratif Cina ditambah dibentuknya Badan
Koordinasi Masalah Cina (BKMC) menimbulkan rasa takut dan enggan sebagian
besar etnis Tionghoa untuk memasuki Wilayah politik. Mereka perlahan-lahan di
giringuntuk memasuki wilayah bisnis semata dan di kurung disana untuk tiga
puluh dua tahun lamanya sampai runtuhnya rezim tersebut. Celakanya rezim orde
baru memelihara segelintir pengusaha tionghoa untuk dijadikan kroni mereka
dalam menumpuk kekayaan dengan mengembangkan sistem percukongan yang
Kedatangan imigran-imigran china ke pantai timur sumatera telah menjadi
perhatian sebagai suatu kejadian yang menarik. bangsa ini datang kesumatera
timur sebagai kuli namun seiring berjalannya waktu mereka telah merdeka dan
sejak mulai abad ke-20 telah berhasil memonopoli jumlah ekonomi daerah ini.
Sebelum pertengahan abad ke-19, Etnis Tionghoa hanya memainkan
sedikit peranan di pantai timur sumatera. Armada Tionghoa telah mengunjungi
kompai (dekat teluk haru) pada tahun 662 M yang mana mereka namakan
“kien-pi” atau “kam-piet” dan terakhir kerajaan haru (aru) atau deli sekarang, yang mana
di sebut “alu” atau “yalu” oleh etnis china, mengirim satu delegasi ke kublai khan
dalam tahun 1282 M. Pada akhir abad ke-8 terjadi perang saudara di china dan
pedagang china menderita. luckman sinar, (2010:1).
Bila di dasarkan pada tarikh sejarah kebudayaan indonesia, migrasi dan
kontak masyarakat tradisional di Nusantara dengan orang-orang cina sudah di
mulai sejak awal abad Masehi. Pada permulaan abg itu, jung (perahu) Cinz dari
masa dinasti Han (206 SM-221SM) sudah melayari lautan dan menyinggahi
pulau-pulau utama di Nusantara, berdagang dan menjalin hubungan damai dengan
penguasa setempat. Namun baru dua abad sesudahnya catatan mengenai lalulintas
pelayaran, aktifitas perdagangan, diplomasi dan keberadaan orang Cina di
Nusantara diketahui melalui catatan Fa Hsien. Fa Hsien seorang paderi
pengembara legendaris pernah tiga tahun tinggal di jawa (411-414), selama
berkelana ia menuliskan pengalamannya. Fa Hsien dan catatan yang di
sekaligus menjadi rujukan untuk menentukan masa awal kedatangan orang cina ke
Nusantara. Hamdani, (2013:21)
Sejarah dagang Etnis Tionghoa menunjukkan begitu banyaknya perubahan
besar yang penting telah terjadi. Bandingkan antara sejarah awal kedatangan Etnis
Tionghoa dan kedudukannya saat ini. Kita akan melihat, antara generasi pertama
yang mula-mula datang dengan generasi selanjutnya terdapat perbedaan yang
cukup besar. Namun di balik perbedaan itu, mereka memiliki suatu kesamaan.
Mereka sama-sama memiliki semangat untuk meningkatkan taraf hidup dan
keyakinan pada perdagangan sebagai mekanisme untuk mengukuhkan kedudukan
ekonomi pribadi, keluarga, komunitas, dan bangsa. Ann Wan seng(2006:3).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Peranan Pengusaha Etnis Tionghoa dalam perdagangan elektronik,obat -obatan dan restauran di kota medan, kecamatan Medan Kota (1967-1980)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Keberadaan masyarakat etnis Tionghoa di kota Medan
2. Faktor Pengusaha Etnis Tionghoa melakukan perdagangan Elektronik,
4. Interaksi sosial masyarakat Kota Medan dengan masyarakat Tionghoa
dalam aktivitas perdagangan di Kota Medan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah serta keterbatasan peneliti untuk
meneliti keseluruhan permasalahan di atas, maka dari berbagai masalah yang di
identifikasi, penulis hanya membatasi masalah pada : Peranan pengusaha Etnis
Tionghoa dalam kegiatan perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di
kota Medan (Kecamatan Medan Kota pada tahun 1967-1980).
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana latar belakang kedatangan masyarakat Tionghoa di Kota
Medan?
2. Apa faktor pengusaha Etnis Tionghoa melakukan perdagangan
elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan?
3. Bagaimana peranan pengusaha Tionghoa dalam kegiatan perdagangan
elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan (1967-1980)
E. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui latar belakangan kedatangan masyarakat Tionghoa ke
kota Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk peranan masyarakat Tionghoa dalam kegiatan
perdagangan elektronik,obat-obatan dan restauran di Kota Medan pada
tahun (1967-1980).
3. Untuk mengetahui Faktor Etnis Tionghoa berdagang di Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberi informasi perkembangan kegiatan perekonomian dan
perdagangan terutama bagi masyarakat Kota Medan pada umumnya.
2. Memberi informasi tentang faktor pendukung Etnis Tionghoa berdagang
di Kota Medan
Memberi wawasan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
BAB V
KES1MPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kedatangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan tidak terlepas dari
sejarah kedatangan orang-orang Tionghoa ke Sumatera Timur. Pembukaan
perkebunan-perkebunan oleh bangsa Eropa di wilayah Sumatera Timur
merupakan titik awal masuknya orang Tionghoa ke Sumatera Timur.
Kebutuhan akan tenaga kerja menjadi penyebab banyaknya orang
Tionghoa didatangkan dari luar Sumatera untuk bekerja di
perkebunan-perkebunan di Sumatera Timur.
2. Salah satu perkebunan setelah dibukanya perkebunan tembakau deli oleh
J. Nienhuys yang sampai ke daerah Labuhanbatu Selatan dan Kota Medan
ialah perkebunan karet milik PT. London Sumatera Indonesia, Tbk.
Berdirinya perkebunan tersebut telah berhasil meluaskan wilayahnya
hingga ke Kota Medan.
3. Mengenai tahun kedatangan orang Tionghoa di Kota Medan tidak dapat
diketahui secara pasti, bahkan sumber-sumber yang ditemukan juga tidak
mencatat waktu kapan orang Tionghoa masuk ke Kota Medan. Akan
tetapi, tulisan angka tahun pada salah satu bangunan ruko tua yang
kesimpulan bahwa, pada tahun 1933 atau angka tahun yang tertera pada
bangunan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun tersebut sudah terdapat
orang Tionghoa yang bekerja sebagai pedagang atau semacamnya yang
mendiami bangunan yang terbuat dari beton tersebut. Adapun alasannya
ialah melihat bentuk fisik bangunan tersebut yang bertingkat dan
berdempetan dengan bangunan yang ada disekitarnya mirip dengan
bangunan-bangunan peninggalan orang Tionghoa yang ada di sepanjang
wilayah Sumatera Timur. Mulai dan Medan, Tebing Tinggi, Rampah dan
Rantau Prapat, bentuk bangunannya persis sama yaitu berbentuk ruko
(rumah Toko).
4. Pemerintah juga memiliki pengaruh yang cukup penting terhadap
keberadaan masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Sejak kedatangannya ke
Kota Medan, masyarakat Tionghoa sempat terusir dan keluar dari Kota
Medan karena kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kemudian
kembali lagi karena kebijakan yang juga dikeluarkan pemerintah.
Kebijakan yang menyebabkan orang Tionghoa keluar dari Kota Medan
yaitu PP No.10 tahun 1959. Kebijakan ini menyebabkan sebagaian besar
pedagang Tionghoa terpaksa keluar dan meninggalkan Kota Medan.
Kemudian kebijakan ekonomi pada masa orde baru yang dikeluarkan pada
ekonomi Indonesia dan menyatakan bahwa ekonomi Indonesia telah stabil.
Dampaknya ialah pemerintah kemudian melakukan peninjauan kembali
peranan orang Tionghoa dibidang perekonomian terutama untuk batasan
menengah kebawah. Sehingga pemerintah kemudian memberlakukan
kembali Kepres No. 14 tahun 1974 dengan tujuan untuk membangun
ekonomi rakyat yang jauh tertinggal.
5. Masyarakat Tionghoa yang ada di Kota Medan memang memiliki peranan
penting dalam kegiatan perekonomian di Kota Medan. Hal ini dibuktikan
dengan keberadaan mereka di Kota Medan telah memberi kemudahan bagi
masyarakat Kota Medan umumnya untuk mendapatkan kebutuhan yang
tidak diperoleh dan kegiatan pertanian dan perkebunan yang diusahakan
oleh penduduk. Meskipun tidak semua pedagang yang ada di Kota Medan,
tetapi dapat dikatakan bahwa kegiatan perekonomian Kota Medan pada
saat itu masih tetap didominasi oleh orang-orang Tionghoa.
6. Dalam kehidupan bermasyarakat, hubungan sosial antara masyarakat
Tionghoa dengan masyarakat pribumi Kota Medan terjalin cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan situasi kondisi keamanan yang ada
di Kota Medan. Masyarakat Tionghoa mampu menjalin komunikasi yang
cukup baik sehingga berhasil bertahan di Kota Medan dalam kurun waktu
B. SARAN
Adapun usul yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sedikitnya sumber yang menyangkut tentang sejarah masyarakat Tionghoa
di Sumatera Utara khususnya Kota Medan, kiranya menjadi masukan
tersendiri bagi para penulis lain untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang
sejarah masyarakat Tionghoa di Sumatera Utara.
2. Melihat dominasi masyarakat Tionghoa dalam kegiatan perdagangan dan
perekonomian di Indonesia khususnya di Kota Medan, kiranya menjadi
catatan untuk kita semua bahwa, apabila kita tidak segera keluar dan
ketergantungan terhadap pengusaha-pengusaha Tionghoa yang ada di
Indonesia ini, maka dalam beberapa dekade kedepan mungkin Indonesia
akan hilang dan menjadi warga asing di Negeri sendiri. Hal ini
dikarenakan monopoli bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa
lambat laun akan menyingkirkan bangsa ini dari tanah kelahirannya
Daftar Pustaka
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media
Sjamsudin. Helius. 2007. Metodologi Sejarah, yogyakarta: penerbit ombak
Soekanto, Soerjono. 1990. sosiologi, suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
, persada
Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik : Untuk Keuangan dan Pembangunan
Daerah. Yogyakarta : Andi
Seng, Ann Wan. 2006. Rahasia bisnis oarang China, jakarta : PT Mizan Publika.
Sinar, Lukman. 2010. Kedatangan imigran-imigran China ke pantai Timur Sumatera abad ke-19, Sumut:Forkala
Kansil, C.S.T. 1979. Hukum dagang Indonesia, Jakarta : Aksara baru
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar ilmu antropologi, Jakarta : Rieneka cipta
Cheong, Yong Mun. 1999. Eksplorasi Sejarah India, Asia tenggara dan Cina, Singapore:Federal Publications
Hamdani, Nasrul. 2013. Komunitas Cina di Medan dalam lintasan tiga kekuasaan 1930-1960, Jakarta: LIPI Press
Tan, Mely G. 1981.Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia, Jakarta: PT grandmedia.
Hoon, Chang-Yau. 2012. Identitas Tionghoa pasca-Suharto”Budaya, Politik dan Media”,Jakarta:LP3ES.