• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

AGUS KURNIAZENVITA GIAWA NIM: 8156176002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Agus Kurniazenvita Giawa (NIM.8156176002).“Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA”.Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan pengajaran langsung; perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah; interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan jenis quasi eksperimen dengan desain Two Group Pretest-Postest Design. Data diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar dan angket sikap ilmiah. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Anava Dua Jalur. Hasil analisis data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan control dihasilkan Fhitung= 10,058 dengan sig. 0,002; tingkat sikap ilmiah

Fhitung=104,028 dengan sig. 0,000; interaksi model dengan tingkat sikap ilmiah

Fhitung=4,065 dengan sig. 0,049. Karena signifikansinya < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik dibandingkan dengan penerapan pengajaran langsung; hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah; ada interaksi antara model pembelajaran dengan sikap ilmiah dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

(6)

ABSTRACT

Agus Kurniazenvita Giawa (NIM.8156176002). “The Effect Of Cooperative Learning Type Group Investigation And The Scientific Attitude Toward The Learning Outcomes Of The Physics Students”. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

This study aims to determine whether there are differences in physics learning outcomes of students with the application of cooperative learning type group investigation and the direct instruction; differnces in learning outcomes of students who have a high scientific attitude and low; interaction between the learning model with the level of students in the scientific attitude student in affect learning outcomes of students. This study uses the type quasi experimental design with two group pretest-postest design. Data is obtained by using Anova two paths. Data analysis of learning outcomes between experimental and control group generated Fcount=10,058 with sig 0,002; level of students in the scientific attitude

Fcount=104,028 with sig 0,000; model interaction with the level of students in the

scientific attitude Fcount=4,065 with sig 0,049, because the significan < 0,05 so it

can be concluded that the results of learning physics students with application of cooperative learning type group investigation better than the application of direct instruction; learning outcomes of students who have high scientific attitude better than students who have low scientific attitude; there are interaction between the learning model with a scientific attitude in influencing students learning outcomes.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih

dan karunia kepada penulis, sehingga dapat penulis mendapatkan kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan hingga kejenjang magister (S-2), serta kekuatan

kepada penulis untuk menyelesaikan proses pendidikan ini yang tentunya ditandai

dengan selesainya penulisan tesis ini. Adapun judul tesis ini yaitu “Efek Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Sikap Ilmiah Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa SMA”. Tesis sederhana ini disusun berdasarkan teori

dan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Cerdas Bangsa,

Kabupaten Deliserdang. Hasil penelitian sebagaimana dijabarkan dalam tesis ini,

menunjukkan bahwa terdapatEfek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA.Proses

penulisan tesis merupakan bagian yang sangatberkesan sebagai kisah hidup

penulis. Sejak awalhingga akhir, banyak tantangan dan kerumitan yang penulis

hadapi. Bermodalkan keberanian dan usaha maksimal dalam berbagai

keterbatasan, dengan bantuan danbimbingan serta doa dari berbagai pihak,

sehingga semuanya dapat dilalui dan penulisan tesis dapat terselesaikan.

Berkenaan dengan hal tersebut,maka pada kesempatan ini penulis ucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor UNIMED beserta stafnya.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana Unimed,

Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku Asisten Direktur I Pascasarjana

Unimed, dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd selaku Asisten Direktur

(8)

3. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Ketua Prodi

dan Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika PascasarjanaUnimed.

4. Para pembimbing, Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Pembimbing I,

dan Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd Sebagai Pembimbing II. Bimbingan

dan arahan dari Bapak dan Ibu sekalian telah menghantarkan tulisan ini pada

perbaikan yang lebih baik.

5. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M.Si, dan Bapak Dr.

Rahmatsyah, M.Si selaku Narasumber dalam penulisan tesis ini. Arahan dan

saran serta kritik konstruktif dari Bapak sekalian telah turut menghantarkan

tulisan ini kearah yang lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen pengampuh mata kuliah di Prodi Pendidikan Fisika

Pascasarjana Unimed. Ilmu yang penulis peroleh dari Bapak dan Ibu Dosen

sekalian sangat terasa manfaatnya bagi penulis dalam proses penulisan tesis

ini.

7. Kepala Sekolah, guru, pegawai beserta siswa kelas X dari SMA Swasta

Cerdas Bangsa selaku responden penelitian tesis ini. Kerjasama yang baik,

sangat membantu bagi proses penulisan tesis ini.

8. Orang tua yang terus mendukung dan selalu mengucapkan nama penulis

dalam bait-bait doa mereka. Pihak yang sangat istimewa bagi penulis;

Ayahanda tercinta (Hezisokhi Giawa) dan Ibunda tercinta (Litiasa Ndruru)

9. Saudara/i penulis (Enidar, Eferoni, Murniwati, Agustinus, Martuti Herlina,

Terserah, Tumiralia, Alkudus, Sadariang, Albert Yustito, Asmey, Noni

Ferbri, dan Cristhien Septrindah) dan anak-anak penulis (Irvan, Endang,

(9)

bimbingan dan motivasi serta doa dari kalian semua sungguh teramat besar

nilainya bagi penulis.

10.Rekan-rekan guru beserta civitas di Yayasan Pendidikan Cerdas Bangsa yang

telah menyambut baik niat penulis untuk melanjutkan pendidikan dan

memotivasi penulis.

11.Rekan-rekan seperjuangan di Prodi Pendidikan Fisika Angkatan XXVIV

Pascasarjana Unimed, Terutama teman-teman seperjuangan bang Santro, dan

Nanda Safarati, Parno Mahulaeserta Jefri, Rikardo dan Ismadi yang telah

cukup banyak membantu, mendukung serta motivasi penulis dalam menjalani

proses perkuliahan, terutama dalam proses penulisan tesis ini.

12.Terakhir kepada semua pihak yang telah turut membantu dan tidak bisa

penulis sebutkan satu persatunya.

Penulis yakin bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, maka dalam

kesempatan ini penulis mohon saran dan kritik kontruktif dari pembaca.

Atassemua kekurangan serta kelemahan dalam tesis ini, penulis hanturkan

mohonmaaf sebesar-besarnya. Semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua.

Medan, Maret 2017 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 6

1.3. Batasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah... 7

1.5. Tujuan Penelitian... 7

1.6. Manfaat Penelitian... 8

1.7. Defenisi Operasional... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis... 10

2.1.1. Hakekat Belajar ... 10

2.1.1.1. Teori Belajar... 12

2.1.1.2. Hasil Belajar... 13

2.1.2. Model Pembelajaran... 15

2.1.2.1. Pengajaran Langsung... 16

2.1.2.2. Model Pembelajaran Kooperatif... 17

2.1.2.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 20

2.1.3. Sikap Ilmiah... 23

2.1.3.1. Indikator Sikap Ilmiah... 24

2.1.4. Materi Pelajaran... 25

2.1.4.1. Pemantulan dan Pembiasan... 25

2.1.4.1.1. Pemantulan Cahaya... 26

2.1.4.1.2. Pembiasan Cahaya... 31

2.2. Kerangka Konseptual... 33

2.3. Hipotesis Penelitian... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 39

3.3. Jenis dan Desain Penelitian... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 41

(11)

3.4.2. Instrumen Penelitian... 42

3.4.2.1. Tes Sikap Ilmiah... 42

3.4.2.2. Tes Hasil Belajar... 42

3.4.2.3. Validasi Butir Tes... 43

3.5. Teknik Analisis Data... 43

3.5.1. Analisis Secara Deskriptif... 43

3.5.1.1. Menghitung Nilai Rata-Rata Simpangan Baku... 43

3.5.2. Pengujian Persyaratan Analisis... 44

3.5.2.1. Uji Normalitas... 44

3.5.2.2. Uji Homogenitas... 46

3.5.2.3. Uji Hipotesis ANAVA 2 Jalur... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 50

4.1.1. Analisis Deskriptif... 50

4.1.1.1. Data Pretes Kelas Kontrol... 50

4.1.1.2. Data Pretes Kelas Eksperimen... 52

4.1.1.3. Data Postes Kelas Kontrol. ... 54

4.1.1.4. Data Postes Kelas Eksperimen... 55

4.1.1.5. Sikap Ilmiah Kelas Kontrol... 57

4.1.1.6. Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen... 59

4.1.2. Analisis Hipotesis... 64

4.1.2.1. Analisis Data Hasil Belajar... 64

4.1.2.2. Analisis Data Hasil Belajar berdasarkan tingkat Sikap Ilmiah... 64

4.1.2.3. Data Postes Hasil Belajar pada Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen... 65

4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis... 69

4.1.3.1. Uji Normalitas... 69

4.1.3.1.1. Uji Normalitas Data Pretes... 69

4.1.3.1.2. Uji Normalitas Data Postes... 69

4.1.3.1.3. Uji Normalitas Data Sikap Ilmiah... 70

4.1.3.2. Uji Homogenitas... 71

4.1.3.2.1 Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Belajar... 71

4.1.3.2.2. Uji Homogenitas Data Postes Hasil Belajar... 71

4.1.3.2.3. Uji Homogenitas Data Sikap Ilmiah... 72

4.1.4 Pengujian Anava Dua Jalur... 73

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 82

4.2.1. Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Lebih Baik Daripada Pengajaran Langsung... 86

4.2.2. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(12)

Belajar Fisika Siswa...

4.2.3. Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Memiliki Sikap

Ilmiah Tinggi Lebih Baik Daripada Hasil Belajar

Siswa Yang Memiliki Sikap Ilmiah Rendah... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 93

5.2. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA... 95

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif... 18

Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif... 19

Tabel 2.3. Perbesaran Cermin (M)... 30

Tabel 2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan... 35

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian... 40

Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava 2 Jalur... 40

Tabel 3.3. Jumlah Aspek Penilaian Sikap Ilmiah... 42

Tabel 3.4. Jumlah Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa... 42

Tabel 3.5. Ringkasan ANAVA Dua Jalur... 48

Tabel 4.1. Deskriptif Data statistik Pretes Kelas Kontrol... 50

Tabel 4.2. Data frekuensi Pretes Kelas Kontrol... 51

Tabel 4.3. DeskriptifData Statistik Pretes Kelas Eksperimen... 52

Tabel 4.4. Data Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen... 53

Tabel 4.5. Deskriptif Data Statistik Postes kelas Kontrol... 54

Tabel 4.6. Data Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol... 54

Tabel 4.7. Deskriptif Data Statistik Postes Kelas Eksperimen... 56

Tabel 4.8. Data Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen... 56

Tabel 4.9. Deskriptif Data Statistik Sikap Ilmiah kelas Kontrol... 57

Tabel 4.10. Data Frekuensi Sikap Ilmiah Kelas Kontrol... 58

Tabel 4.11. Deskriptif Data Statistik Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen... 59

Tabel 4.12. Data Frekuensi Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen... 59

Tabel 4.13. Data Statistik Sikap Ilmiah seluruh siswa... 61

Tabel 4.14. Frekuensi Sikap Ilmiah Seluruh siswa... 61

Tabel 4.15. Frekuensi Sikap Ilmiah Tinggi... 62

Tabel 4.16. Frekuensi Sikap Ilmiah Rendah... 63

Tabel 4.17. Frekuensi Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Tinggi Kelas Kontrol... 65

Tabel 4.18. Frekuensi Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Rendah Kelas Kontrol ... 66

Tabel 4.19. Frekuensi Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Tinggi Kelas Eksperimen... 67

Tabel 4.20. Frekuensi Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Rendah Kelas Eksperimen... 68

Tabel 4.21. Distribusi Normalitas Data Pretes Hasil Belajar kelas Kontrol dan kelas Eksperimen. ... 69

Tabel 4.22. Distribusi Normalitas Data Postes Hasil Belajar kelas Kontrol dan kelas Eksperimen. ... 70

Tabel 4.23. Distribusi Normalitas Data Sikap Ilmiah kelas Kontrol dan kelas Eksperimen. ... 70

Tabel 4.24. Homogenitas Data Pretes... 71

(14)

Tabel 4.26. Homogenitas Data Sikap Ilmiah... 72

Tabel 4.27. Hasil Uji ANAVA 2 Jalur... 73

Tabel 4.28. Data Faktor antar subjek... 74

Tabel 4.29. Uji homogenitas Antar Kelompok... 74

Tabel 4.30. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah ... 75

Tabel 4.31. Hasil Uji ANAVA... 76

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pemantulan cahaya pada cermin... 26

Gambar 2.2. Diagram sinar dari (a) pemantulan teratur, (b) Pemantulan baur. 27 Gambar 2.3 Cermin lengkung (bola)... 28

Gambar 2.4. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat.... 31

Gambar 2.5. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium lebih kurang.... 32

Gambar 4.1. Grafik Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Kontrol... 51

Gambar 4.2. Grafik Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen... 53

Gambar 4.3. Grafik Distribusi Frekuensi Postes Kelas Kontrol... 55

Gambar 4.4. Grafik Distribusi Frekuensi Postes Kelas Eksperimen... 57

Gambar 4.5. Grafik Distribusi Frekuensi Sikap Ilmiah Kelas Kontrol... 58

Gambar 4.6. Grafik Distribusi Frekuensi Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen... 60

Gambar 4.7. Grafik Data Sikap Ilmiah Seluruh Siswa... 62

Gambar 4.8. Grafik Sikap Ilmiah Tinggi... 63

Gambar 4.9. Grafik Sikap Ilmiah Rendah... 64

Gambar 4.10. Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Tinggi Pada Kelas Kontrol... 65

Gambar 4.11. Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Rendah Pada Kelas Kontrol... 66

Gambar 4.12. Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Tinggi Pada Kelas Eksperimen.. 67

Gambar 4.13. Data Postes Untuk Sikap Ilmiah Rendah Pada Kelas Eksperimen. 68 Gambar 4.14. Pola Garis Interaksi antara Model Pembelajaran dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa... 80

Gambar 4.15. PerbedaanNilaiPretesdanPosteskeduaKelas... 84

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP 1... 99

2. RPP 2... 113

3 LKS 1... 127

4. LKS 2... 131

5. LKS 3... 135

6. LKS 4... 138

7. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar... 142

8. Instrumen Tes Hasil Belajar... 155

9. Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah... 160

10.Instrumen Sikap Ilmiah... 162

11.Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar... 164

12.Perhitungan Validitas Tes Sikap Ilmiah Siswa... 167

13.Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar... 170

14.Perhitungan Reliabilitas Tes Sikap Ilmiah Siswa... 173

15.Perhitungan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar... 176

16.Perhitungan Daya Pembeda Tes Sikap Ilmiah Siswa... 178

17.Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar... 180

18.Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Sikap Ilmiah Siswa... 182

19.Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol... 185

20.Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen... 187

21.Distribusi Hasil Sikap Ilmiah Kelas Kontrol... 189

22.Distribusi Hasil Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen... 191

23.Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol... 193

24.Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen... 195

25.Hasil Analisis Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Varians, Normalitas dan Homogenitas... 197

26.Hasil Perhitungan Uji Hipotesis dengan menggunakan SPSS 210 27.Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors... 213

28.Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t... 214

29.Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z... 215

30.r Table (Pearson Product Moment ) ... 216

31.Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F... 217

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa

bangsa ini pada era yang lebih baik. Pendidikan bertujuan untuk membangun

tatanan bangsa dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan, dan kepedulian terhadap

kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan salah satu wadah

untuk meminimalisasi kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan persoalan

kebodohan dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang terjadi selama ini.

Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang

beradab dan berbudaya serta memperbaiki segala bidang kehidupan yang sudah

ada (Yamin, 2013:1). Pendidikan ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya adalah

membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains (proses dan produk

serta aplikasinya) mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati, dan

ketekunan, serta sadar akan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat serta terjadi

pengembangan ke arah sikap yang positif (Mariana & Praginda, 2009:27).

Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, proses belajar mengajar

harus ditingkatkan. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

khususnya Fisika yang memegang peranan penting terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan lainya, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang merubah tingkah

laku manusia menjadi yang lebih berpotensi dan kompeten dibidang yang telah

dipelajari. Hakikat sains atau Nature of Science (NOS) merupakan pengetahuan

tentang epistemologi (metode) dari sains, proses terjadinya sains, atau nilai dan

keyakinan yang melekat untuk mengembangkan sains (Khalick dkk,1998: 418).

(18)

pada substansi sains dan delapan karakter melekat pada epistemologi

pengembangan sains. Pemahaman tentang NOS dipandang sangat perlu untuk

standar kelulusan dari pendidikan sains sebelum memasuki perkuliahan sehingga

memiliki literasi sains (Khalick dkk, 2008: 835).

Pembelajaran fisika dilapangan ternyata dipelajari melalui pendekatan

matematis yang sering sekali ditakuti dan cenderung tidak disukai anak-anak

karena pada umumnya anak-anak yang memiliki kecerdasan Logical Matematical

sajalah yang menikmati fisika. Pengusaan mata pelajaran Fisika dapat diketahui

dari hasil belajar siswa melalui beberapa proses belajar mengajar. Hal ini sesuai

dengan informasi dari salah satu guru Fisika di SMA Swasta Cerdas Bangsa,

Kabupaten Deli Serdang, diperoleh bahwa hasil belajar fisika siswa pada

umumnya masih rendah di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

harus dicapai adalah 75 berskala 0 – 100. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata

siswa tidak mencapai kriteria yang diharapkan. Hal ini dikarena pelaksanaan

pembelajaran cenderung pada pendekatan matematis. Kurangnya pemahaman dan

minat siswa untuk mengetahui konsep materi menyebabkan hasil belajar siswa

menjadi rendah. Selain itu dari hasil observasi di SMA Swasta Cerdas Bangsa

ditemukan bahwa proses belajar mengajar masih menggunakan sistem pengajaran

langsung dengan pembelajaran langsung dimana guru yang cenderung aktif pada

proses pembelajaran. Meskipun guru sering melakukan metode tanya-jawab

kepada siswa tetapi hanya sebagai pendahuluan awal pembelajaran. Guru lebih

banyak menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah

secara langsung kepada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika

(19)

hasil kemampuan kognitif siswa tanpa memperhatikan proses untuk memperoleh

ilmu.

Ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika

mengakibatkan siswa memiliki sikap ilmiah yang rendah. Rendahnya sikap ilmiah

siswa diketahui dengan siswa tidak berani mengajukan pertanyaan dan

berargumentasi pada saat proses pembelajaran dan siswa kurang merespon materi

pelajaran karena terbatasnya kesempatan siswa untuk aktif. Sehingga siswa sering

melakukan kecurangan disaat ujian berlangsung, apalagi pada pelaksanaan ujian

nasional terdapat kebocoran soal. Guru juga dituntut menggunakan model-model

pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi supaya

tercapainya tujuan pembejaran yang diharapkan secara efektif dan efisien. Salah

satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa dan

meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibiasakan berdiskusi

dan melakukan penyelidikan sehingga siswa berpartisipasi aktif pada kegiatan

belajar mengajar (Arends, 2013:73).

Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif adalah bahwa selain

membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungan kelompok antar-siswa

yang lebih baik, pembelajaran kooperatif pada saat yang bersamaan juga

membantu siswa dalam pembelajaran akademisnya. Pendekatan Group

Investigation melibatkan siswa dalam perencanaan belajar serta cara-cara

melakukan penyelidikan. Hal ini membutuhkan norma dan struktur kelas yang

lebih mutakhir daripada pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru.

(20)

menjadi kelompok heterogen beranggotakan lima atau enam orang. Akan tetapi,

dalam beberapa contoh, kelompok dapat dibentuk berdasarkan pertemanan atau

berdasarkan minat pada topik tertentu. Siswa memilih topik belajar, melakukan

penyelidikan mendalam dari sub topik yang dipilih, dan kemudian menyiapkan

dan menyajikan laporan kepada seluruh kelas (Arends, 2013:73).

Sebuah metode investigasi-kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh

dari premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran di

sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Investigasi kelompok tidak

akan diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung

dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari

pembelajaran di kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama

teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok

kecil, dimana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa

terus bertahan. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif

memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan

penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif

lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan

terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan

rasa harga diri (Slavin, 2005:214).

Hasil penelitian yang lain dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation diperoleh peningkatan hasil belajar siswa.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Tumanggor (2015) bahwa terdapat

(21)

Group Investigation dan pembelajaran pengajaran langsung, artinya bahwa hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation lebih baik dari model pembelajaran pengajaran langsung.

Hasil penelitian Aristi (2014) bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara

siswa yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dibandingkan

dengan siswa yang menggunakan pengajaran langsung. Kemuadian, Sangadji

(2016) bahwa model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bello (2011) menyatakan bahwa

belajar dengan penerapan model Group Investigation lebih baik daripada belajar

secara individu. Selanjutnya, Adora (2014) bahwa investigasi kelompok sebagai

metode dalam mengajar ilmu yang memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk bekerja sama sebagai sebuah tim terhadap pencapaian tujuan bersama.

Hasil penelitian Mitchel, Montgomery, & Holder (2008) bahwa pembelajaran

kooperatif investigasi kelompok telah digunakan secara luas di kelas sekolah

dasar dan menengah. Pembelajaran ini tampaknya menguntungkan kelompok

siswa rendah dan siswa menengah untuk mencapai kinerja siswa yang berprestasi.

Kemudian, Pitoyo dkk (2014) bahwa kemampuan menulis siswa yang mengikuti

penerapan model pembelajaran Group Investigationi lebih baik dari kelompok

siswa yang belajar di Percepatan Tim Belajar dan Bermain Peran.

Dengan adanya latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar

(22)

1.2.IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mengidentifikasi

masalah yang ada disekolah tersebut yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran fisika cenderung diselesaikan dengan pengajaran langsung.

3. Kurangnya ketertarikan siswa untuk mempelajari fisika.

4. Rendahnya minat belajar siswa untuk mempelajari fisika.

5. Fisika cenderung diselesaikan dengan pendekatan matematis.

6. Guru jarang melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan

laboratorium.

7. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

8. Kurangnya kerjasama dan penerimaan yang baik antara siswa dalam kelas.

1.3.BATASAN MASALAH

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation.

2. Hal yang akan diteliti adalah tentang hasil belajar fisika siswa pada domain

kognitif dan sikap siswa.

3. Domain sikap adalah sikap ilmiah.

4. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah optika geometris yaitu pemantulan

dan pembiasan cahaya.

(23)

1.4.RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian adalah: “Apakah ada efek model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan sikap ilmiah terhadap hasil

belajar fisika siswa SMA?”

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pertanyaan peneliti terfokus

pada:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan penerapan pengajaran

langsung?

2. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar fisika siswa?

3. Apakah hasil belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah?

1.5.TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan sikap ilmiah terhadap hasil

belajar fisika siswa SMA.

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan

(24)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar

fisika siswa.

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar antara siswa yang memiliki sikap

ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap

ilmiah rendah.

1.6.MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan baru mengenai cara meningkatkan hasil belajar

fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dan sikap ilmiah.

b. Menambah wawasan tentang penggunaan model kooperatif tipe Group

Investigation dan Sikap Ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

c. Sebagai pendukung dasar yang digunakan untuk mengadakan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Manfaat penelitian bagi siswa adalah:

1. Meningkatkan kemampuan akademik dan inquiri siswa.

2. Meningkatkan sikap ilmiah siswa.

3. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru

(25)

1. Dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dalam pembelajaran fisika.

2. Mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan sikap ilmiah

siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Mampu membedakan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap

ilmiah rendah.

1.7.DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan suatu

model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merencanakan topik-topik

yang akan dipelajari dan bagaimana cara melaksanakannya (Arends,

2013:73).

2. Sikap Ilmiah merupakan suatu potensi yang diperoleh dari pengalaman masa

lalu yang menimbulkan keinginan menerapkan potensi tersebut sesuai dengan

prosedur (Rao, 2004:9).

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima proses belajar mengajar selesai yang berupa nilai yang mencakup

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan rata-rata hasil

belajar sebesar 8,09 dan penerapan pengajaran langsung dengan rata-rata

sebesar 7,44. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa hasil belajar fisika siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan

penerapan langsung.

2. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dan penerapan pengajaran langsung dengan sikap ilmiah siswa

dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa dengan signifikasinya 0,000 <

0,05. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

diterapkan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi, namun tidak pada

siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Sedangkan pada penerapan

pengajaran langsung, sikap ilmiah siswa tidak mempengaruhi hasil belajar

fisika siswa.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki sikap ilmiah

tinggi dengan rata-rata sebesar 8,47 dan sikap ilmiah rendah dengan rata-rata

sebesar 6,85 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

(27)

diperoleh bahwa hasil belajar fisika siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki

beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation sebagai berikut:

1. Sebaiknya memperhatikan ketersedian waktu dalam melaksanakan

pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat diatur sedemikian rupa

sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

2. Diharapkan sebelum pembelajaran sebaiknya memberikan instruksi yang

sejelas-jelasnya kepada siswa agar siswa lebih paham dengan model ini

sehingga tercipta suasana kondusif dan pembelajaran dengan model inipun

dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

3. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation,

guru harus memperhatikan sikap ilmiah siswa karena model ini tepat untuk

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation disarankan untuk

tidak digunakan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah karena siswa

mengalami kesulitan dalam melakukan investigasi selama pembelajaran.

5. Disarankan kepada peneliti selanjutnya, kiranya dapat melanjutkan penelitian

ini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dengan bantuan metode ataupun media pembelajaran kreatif

dalam proses pembelajaran agar hasil belajar fisika siswa mengalami

Gambar

Tabel  4.26. Homogenitas Data Sikap Ilmiah.................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Yuyun Khanifah (2006) yang menyatakan bahwa ada pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di

Key factor that foms TNGR participative planning is decentrdizsttion aspect, an exact work program, local economic increased, access raising on society activity,

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: Pertama , uji kecenderungan data variabel supervisi akademik

[r]

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima

yang diperoleh konsumen dalam penyewaan kaset di Movie Station

masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat. terlibat secara aktif

Profil gastritis pada mukosa dan submukosa lambung non-kelenjar kelompok perlakuan membuktikan bahwa sukralfat dosis 200 mg kurang efektif menghambat gastritis yang diinduksi