SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAI VARIABELMODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANGTERDAFTAR DI BEI
OLEH
Deandra Chamila 110503043
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Dengan Ukuran Dewan Komisaris Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI” adalah benar hasil karya saya
sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau
diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1
Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
Deandra Chamila
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAI VARIABELMODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANGTERDAFTAR DI BEI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh dari profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dan analisis regresi dengan variabel moderasi. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 21 perusahaan, dengan pengumpulan data dilakukan secara studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Secara parsial, profitabilitas berpengaru h negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel pemoderasi mampu memperkuat hubungan antara variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR.
ABSTRACT
EFFECTS OF PROFITABILITY AND FIRM SIZE TO FIRM CSR WITH BOARD OF COMMISIONER AS MODERATING VARIABLE OF
CONSUMER GOODS MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON IDX
This research aim is to understand and analyse the effects of profitability and firm size to firm CSR with board of commisioner as moderating variable of consumer goods manufacturing companies listed on IDX period 2011-2013. This research uses multiple linear regression analysis and moderating regression analysis. Total number of samples in this research are 21 companies, with data collection taken using documentary studies. Research shows that simultaneously, profitability and firm size have positive and significant effect to firm CSR. Partially, profitability has negative and significant effect, while firm size has positive but insignificant effect to firm CSR. Board of Commisioner as a moderating variable is able to strenghten the relationship between those variables.
KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirrahim
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran
Perusahan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan
Ukuran Dewan Komisaris Sebagai Variabel Mooderasi Pada Perusahaan Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI ”. Tak lupa salawat berangkaikan salam
peneliti haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat
bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti
menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada
pihak yang ikut membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.
Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada orang tua yakni Ayahanda Mitra Djaya dan Ibunda Sri Nilawaty yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih
sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik.
Untuk adik saya Jeihan Hannissa terimakasih atas motivasi yang diberikan untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Naleni Indra, M.M., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan masukan dalam membimbing penulisan ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Yeti Meliany Lubis S.E., M.Si., Ak juga para Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bernilai.
6. Teman-teman kuliah seperjuangan saya Sheila, Fauzya,Nova, Dwi, Ella, Dian
Inggit, Masyruf dan teman-teman undangan 2011 yang tidak bisa disebutkan
satu - persatu yang tidak pernah bosan untuk selalu memberikan semangat
dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
Medan, Agustus 2015
Peneliti
Deandra Chamila
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Stakeholders ... 8
2.2. Corporate Social Responsibility ... 9
2.2.1. Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perusahaan ... 10
2.2.2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ... 12
2.3. Profitabilitas ... 15
2.4. Ukuran Perusahaan ... 16
2.5. Ukuran Dewan Komisaris ... 17
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu ... 18
2.7. Kerangka Konseptual ... 20
2.8. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 22
3.3. Identifikasi Variabel ... 22
3.4. Definisi Operasional Variabel ... 22
3.4.1. Variabel Dependen 23 3.4.2. Variabel Independen ... 24
3.4.3. Variabel Moderasi... 25
3.5. Populasi dan Sampel ... 26
3.6. Jenis dan Sumber Data ... 28
3.7. Metode Pengumpulan Data... 29
3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 29
3.8.2.1. Uji Normalitas ... 30
3.8.2.2. Uji Multikolinearitas ... 30
3.8.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 31
3.8.2.4. Uji Autokorelasi ... 32
3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 32
3.8.4. Uji Hipotesis ... 33
3.8.4.1. Uji Parsial (Uji t) ... 33
3.8.4.2. Uji Simultan (Uji F)... 33
3.8.4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 33
3.8.5. Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.1.1. Statistik Deskriptif ... 36
4.1.2. Analisis Regresi tanpa Variabel Moderasi... 37
4.1.2.1. Uji Normalitas ... 37
4.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 40
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.1.2.4. Uji Autokorelasi ... 43
4.1.2.5. Model Regresi Berganda ... 44
4.1.2.6. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 45
4.1.2.7. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 46
4.1.2.8 Uji Signifikansi Simultan ... 48
4.1.3. Analisis Regresi dengan Variabel Pemoderasi 1 ... 49
4.1.3.1. Uji Normalitas ... 49
4.1.3.2. Uji Multikonearitas ... 52
4.1.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 53
4.1.3.4. Uji Autokorelasi ... 54
4.1.3.5. Model Regresi dengan Variabel Moderasi ... 55
4.1.4. Analisis Regresi dengan Variabel Pemoderasi 2 ... 56
4.1.4.1. Uji Normalitas ... 57
4.1.4.2. Uji Muktikonearitas ... 59
4.1.4.3. Uji Heterokedastisitas ... 60
4.1.4.4. Uji Autokorelasi ... 62
4.1.4.5. Model Regresi dengan Variabel Moderasi ... 63
4.2. Pembahasan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60
5.2. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Imbalan dan Kontribusi Para Pemangku Kepentingan... 13
2.2 Penelitian Terdahulu... 19
3.1 Jadwal Penelitian ... 24
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 28
3.3 Jumlah Sampel ... 29
4.1 Statistik Deskriptif ... 36
4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov ... 40
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41
4.4 Uji Autokorelasi ... 44
4.5 Hasil Analisis Regresi... 44
4.6 Model Summary ... 46
4.7 Uji t ... 47
4.8 Uji F ... 48
4. 9 Uji Kolmogorov Smirnov ... 51
4.10 Uji Multikolinearitas ... 52
4.11 Uji Autokorelasi ... 55
4.12 Hasil Analisis Moderasi ... 56
4.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov Smirnov ... 59
4.14 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60
4.15 Uji Autokorelasi ... 62
4.16 Hasil Analisis Regresi... 63
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 20
4.1 Grafik Histogram ... 38
4.2 Normal Probability Plot ... 39
4.3 Grafik Scatterplot ... 42
4.4 Grafik Histogram ... 49
4.5 Normal Probability Plot ... 50
4.6 Grafik Scatterplot ... 54
4.7 Grafik Histogram ... 57
4.8 Normal Probability Plot ... 58
4.8 Grafik Scatterplot ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAI VARIABELMODERASI
PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANGTERDAFTAR DI BEI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh dari profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dan analisis regresi dengan variabel moderasi. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 21 perusahaan, dengan pengumpulan data dilakukan secara studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Secara parsial, profitabilitas berpengaru h negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel pemoderasi mampu memperkuat hubungan antara variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR.
ABSTRACT
EFFECTS OF PROFITABILITY AND FIRM SIZE TO FIRM CSR WITH BOARD OF COMMISIONER AS MODERATING VARIABLE OF
CONSUMER GOODS MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON IDX
This research aim is to understand and analyse the effects of profitability and firm size to firm CSR with board of commisioner as moderating variable of consumer goods manufacturing companies listed on IDX period 2011-2013. This research uses multiple linear regression analysis and moderating regression analysis. Total number of samples in this research are 21 companies, with data collection taken using documentary studies. Research shows that simultaneously, profitability and firm size have positive and significant effect to firm CSR. Partially, profitability has negative and significant effect, while firm size has positive but insignificant effect to firm CSR. Board of Commisioner as a moderating variable is able to strenghten the relationship between those variables.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini arus globalisasi bergerak semakin cepat dan hal ini memberikan
dampak pada berbagai sektor, seperti bidang perekonomian, kebudayaan,
pariwisata, dan beberapa sektor lainnya. Banyak industri-industri baru
bermunculan dan perusahaan-perusahaan besar mulai meluaskan jaringannya di
Indonesia. Pada sektor ini Indonesia memang mempunyai kawasan yang strategis
dan sangat mendukung karena terkenal dengan murahnya biaya tenaga kerja,
dataran yang luas, dan sumber daya alam yang melimpah yang membuat banyak
perusahaan mempunyai kesempatan yang besar untuk mendapatkan banyak
keuntungan yang maksimal.
Lingkungan sekitar perusahaan tentu erat sekali kaitannya dengan
bagaimana perusahaan mampu meminimalisir masalah-masalah yang terjadi pada
masyarakat akibat aktivitas yang dijalankannya. Masyarakat mulai sadar akan
dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan yang semakin
sulit dikendalikan karena operasi perusahaan dalam rangka mencapai laba
maksimal yang semakin agresif. Dampak negatif itu sendiri dapat berupa
pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik maupun ekploitasi sumber daya
alam bagi kepentingan jangka pendek semata.
Menurut Solihin (2009:1) sekitar 50 tahun yang lalu, para pelaku bisnis
tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pendapat tersebut
telah memberikan dasar konsep tanggung jawab sosial (social responsibility).
Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan salah satu topik yang aktual dan berkaitan erat
dengan masalah hukum dan etika bisnis perusahaan sebagai suatu aktivitas yang
bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang besar, tetapi selayaknya
juga memikirkan kepentingan masyarakat disekitarnya, karena perusahaan
sebenarnya juga merupakan bagian dari masyarakat. CSR dimaksudkan untuk
mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak
berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya.
CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka
panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Program dalam CSR
ini sebaiknya dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga mereka
dapat merasakan manfaat dari apa yang mereka butuhkan. Seperti mendukung
pengembangan industri lokal, membuka fasilitas perusahaan bagi masyarakat, dan
berpartisipasi dalam proyek kesehatan masyarakat serta berbagai bentuk kegiatan
yang lain.
Masyarakat sudah memahami bahwa aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan akan membawa dampak negatif pada lingkungannya. Apalagi hal ini
sangat dekat sekali dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan industri
barang konsumsi karena perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan
yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dalam proses produksinya
produksi, sangat erat hubungannya dengan masalah pencemaran lingkungan.
Proses produksi yang dilakukan juga mengharuskannya untuk memiliki tenaga
kerja bagian produksi sehingga masalah keselamatan kerja juga harus
diperhatikan. Di sisi lain perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan
yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan
produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada masyarakat. Oleh karena itu
dengan banyaknya masalah-masalah yang terjadi, sangat diharapkan agar setiap
perusahaan lebih meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosialnya dengan
cara memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional
yang dilakukannya.
Pelaksanaan praktek tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan oleh
setiap perusahaan dikarenakan semakin parahnya kerusakaan lingkungan yang
terjadi di Indonesia maupun di dunia. Sebagai contoh, kasus pencemaran air
sungai yang diakibatkan oleh PT. Marimas tahun 2013 di Semarang. PT Marimas
Putera Kencana adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak dalam
bidang produksi minuman segar berbentuk serbuk. Pabrik PT Marimas telah
mencemari aliran sungai disekitar pabrik selama beberapa tahun terakhir.
Pencemaran semakin parah karena saluran pembuangan limbah jebol, yang mana
mengakibatkan bau menyengat yang berasal dari pembuangan limbah tersebut.
Selain mencemari lingkungan, kini warga kesulitan untuk mencari air bersih
karena limbah telah bercampur dengan air sumur. Kasus lainnya yaitu kasus
kasus penemuan cairan yang diduga kuat Merkuri di areal bekas kegiatan
Exxonmobil Oil di Desa Hueng Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara.
Jika dilihat dari dua kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang
tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang
sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik
menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan
lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap penting
dalam beroperasinya perusahaan.
Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan telah banyak dilakukan, para peneliti memasukkan
variabel-variabel yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan untuk dicari seberapa signifikan hal tersebut
mempengaruhinya. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan keanekaragaman
hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) yang menguji pengaruh
size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris profile dan leverage pada perusahaan
yang terdapat di busa efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi
profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan. Penelitian lain
dilakukan Mutia dkk (2011) yang menguji pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
Profitabilitas belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Surbakti (2013) yang menguji pengaruh profitabilitas dan ukuran
perusahaan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel
profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan
bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berbagai temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas, tetapi masih
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
tertarik untuk mencoba melakukan penelitian kembali agar dapat lebih memahami
mengenai “Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Ukuran Dewan Komisaris sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR) baik secara parsial
2. Apakah ukuran dewan komisaris memoderasi hubungan antara
profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan corporate
social responsibility (CSR)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR)
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap hubungan
antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan
corporate social responsibility (CSR)
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
pengetahuan dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya di bidang
akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Bagi Pihak Perusahaan/Manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
dengan pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan yang
disajikan
3. Bagi Masyarakat
Memberikan stimulus sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku
perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Asumsi teori stakeholder
dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat
besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memerhatikan
perusahaan, sehingga perusahaan perlu menunjukkan akuntabilitas maupun
responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang
saham.
Terdapat tiga argumen yang mendukung pengelolaan perusahaan
berdasarkan perspektif teori stakeholder (Warsono dkk, 2009: 29-31) yaitu:
a) Argumen Deskriptif
Argumen deskriptif menyatakan bahwa pandangan pemangku kepentingan secara sederhana merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana perusahaan sebenarnya beroperasi atau bekerja. Manajer harus memberikan perhatian penuh pada kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi tugas manajemen lebih penting dari itu. Untuk dapat memperoleh hasil yang konsisten, manajer harus memberikan perhatian pada produksi produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif bagi para pelanggan mereka, menarik dan mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas tinggi, serta mentaati semua regulasi pemerintah yang cukup kompleks.Secara praktis, manajer mengarahkan energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik saja.
b) Argumen Instrumental
yang mempertimbangkan hak dan memberi perhatian pada berbagai kelompok pemangku kepentingannya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.
c) Argumen Normatif
Argumen normatif menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan merupakan hal yang benar untuk dilakukan.Perusahaan mempunyai penguasaan dan kendali yang cukup besar terhadap banyak sumber daya, dan hak istimewa ini menyebabkan adanya kewajiban perusahaan terhadap semua pihak yang mendapat efek dari tindakan-tindakan perusahaan.
Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu
perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Manfaat
tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social
Responsibility (CSR). Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan akan
meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal.
Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan
lingkungan sekitar.
2.2. Corporate Social Responsibility
Pada dasarnya konsep tanggung jawab sosial (CSR) adalah suatu bentuk
tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada masyarakat secara legal,
perusahaan tidak hanya mengharapkan keuntungan yang berasal dari kegiatan
operasional perusahaan saja, namun juga berkontribusi untuk kesejahteraan
masyarakat. Pelaksanaan CSR akan membuat perusahaan tidak hanya mengejar
keuntungan jangka panjang, namun juga turut berkontribusi bagi kesejahteraan
masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat dan kontribusi
perusahaan kepada lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada
Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-undangan. Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi lana atau nilai pemegang saham.
Definisi lain mengenai CSR juga dilontarkan oleh World Bank yang
memandang CSR sebagai “the commitment of business to contribute to
sustainable economic development working with amployees and their
representatives the local community and society at large to improve quality of life,
in ways that are both good for business and good for development”.Yaitu sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka,
keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang bermanfaat bagi bisnis
sendiri maupun untuk pembangunan (Kiroyan, 2006)
Praktik CSR memainkan peranan penting bagi perusahaan. Sebuah
perusahaan melakukan kegiatan operasional di suatu lingkungan masyarakat dan
dapat dipastikan kegiatan operasional perusahaan akan membawa dampak baik
untuk aspek sosial maupun untuk kelestarian lingkungan sekitar. Terciptanya
hubungan resiprokal antara entitas dengan masyarakat sekitar akan menciptakan
nilai tambah (corporate value added) bagi perusahaan itu sendiri.
2.2.1. Jenis-Jenis Tanngung Jawab Perusahaan
Secara simultan perusahaan akan menjalankan tiga jenis tanggung jawab
jawab tersebut harus dijalankan secara seimbang. Penekanan kepada kepada salah
satu jenis tanggung jawab saja akan menyebabkan perusahaan berjalan secara
tidak optimal. Menurut Post (Solihin 2009:6) ketiga jenis tanggung jawab tersebut
mencakup economic responsibility, legal responsibility, dan social responsibility.
a) Economic responsibility.Perusahaan koorporasidibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan laba secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, para pengelola perusahaan memiliki tanggung jawab ekonomi diantaranya kepada para pemegang saham dalam bentuk pengelolalaan perusahaan yang menghasilkan laba.
b) Legal responsibility. Kendati perusahaan koorporasi didirikan untuk menghasilkan laba, akan tetapi dalam melaksanakan operasinya perusahaan koorporasi harus mematuhi pberbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
c) Social responsibility.Tanggung jawab ketiga yang harus dijalankan perusahaan adalah tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility−CSR).
Untuk mengetahui kontrak sosialnya terhadap masyarakat, perusahaan
dihadapkan pada beberapa tanggung jawab sosial secara simultan. CSR
merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepaa para
pemangku kepentingan (stakeholder). Yang dimaksud dengan pemangku
kepentingan dalam hal ini adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.
Menurut Jones (Solihin 2009:2) selanjutnya mengklasifikasikan pemangku
kepentingan tersebut ke dalam 2 kategori, yaitu:
a) Inside stakeholders, terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Yang termasukke dalam kategori inside stakeholders adalah pemegang saham, para manajer, dan karyawan.
pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat lokal dan masyarakat secara umum.
Tabel 2.1
Imbalan dan Kontribusi Para Pemangku Kepentingan Stakeholders Kontribusi ke
perusahaan
Imbalan dari perusahaan Inside Stakeholders
Pemegang saham Uang dan modal Dividen dan peningkatan
harga saham
Para manajer Kemampuan dan keahlian Gaji, bonus, status, dan
kekuatan
Para karyawan Kemampuan dan keahlian Upah, gaji, bonus,
promosi, dan pekerjaan
yang stabil
OutsideStakeholders
Pelanggan Pembelian barang dan jasa Kualitas,harga barang
dan jasa
Pemasok Input berkualitas tinggi Pembelian input dengan
harga wajar
Pemerintah Peraturan Pajak
Sumber: Dikutip dari Gareth R. Jones, 1995, Organizational Theory: Text and Cases, Addison Wesley, halaman 22 (Solihin 2009:4)
2.2.2. Pengungkapan Corporate Social Responsibilty
Kata pengungkapan atau disclosure memiliki arti tidak menutupi atau
data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus
benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari
pengungkapan tersebut tidak akan tercapai.
Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:
1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure)
Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.Peraturan tentang standar
pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No.VIII.G.7
tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No.VIII.G.2
tentang Laporan Tahunan.Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan
Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya diubah melalui
Keputusan Ketua Bapepem No.Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan
publik.Peraturan tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua
Bapepam No.SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk
setiap jenis industri.
2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui
pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam
pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.Sedangkan dari sumber
PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan
(telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang
mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi
ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah)
adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan
diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan
dengan kebutuhan pemakai.
Dalam implementasi praktik CSR di sebuah entitas, perusahaan harus
membuat laporan untuk mempertanggung jawabkan kegiatan sosial yang telah
dilakukan entitas tersebut. Laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan
aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan
dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut
dilampirkan dalam laporan tahunan (annual report) yang dipertanggungjawabkan
direksi sebagai agaen di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pemerintah juga telah mengeluarkan aturan bahwa setiap perusahaan
(penanam modal) berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan (Pasal 74 UU Perseroan Terbatas No.40/2007). Akan tetapi tidak
semua perusahaan mengungkapkan tentang aktivitas sosialnya di dalam laporan
tahunan. Hal ini dikarenakan jenis pengungkapannya masih bersifat sukarela
(voluntary disclosure). Sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar Akuntansi
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement) khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan
untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung
jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan akan mempertimbangkan
biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk
mengungkapkan informasi ini. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan
pengungkapan informasi lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan sukarela mengungkapkan
informasi tersebut (Sitepu dan Siregar, 2008 dalam Mutia dkk 2011).
2.3. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008 : 196). Profitabilitas
perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun
saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana
keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi
perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan
profitabilitas terhadap pengungkapan CSR menjelaskan bahwa semakin besar
perolehan laba yang didapat, semakin luas pula informasi sosial yang
diungkapkan perusahaan. Dengan demikian semakin besar profit yang berhasil
diperoleh perusahaan maka akan semakin luas pula pengungkapan CSR
perusahaan tersebut.
Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On
Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan
yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan
akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut
bagi perusahaan.
Blocher at el (2001:963) mengemukakan keuntungan ROA, diantaranya:
1. Lebih mudah dimengerti
2. Lebih luas digunakan
2.4. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua
Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah
berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva
tidak lebih dari seratus milyar,sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang banyak digunakan
untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan
perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan
terhadap kualitas pengungkapan. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan
mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini
karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan.
Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva
yang dimiliki perusahaan.Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahan tersebut telah
mencapai tahap kedewasaan, dimana dalam hal ini arus kas perusahaan sudah
positif dan lebih mampu menghasilkan laba (Bestivano, 2013).
2.5. Ukuran Dewan Komisaris
Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa
semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin
efektif.Wewenang yang dimiliki oleh dewan komisaris, dapat memberikan
pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan tanggung
jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas,
dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih
perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan
dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.Dewan komisaris
terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus
yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai
alat efektif dalam keputusan pengendalian.
2.6. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan
ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR telah banyak diteliti oleh
penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian
[image:31.595.82.549.457.748.2]terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu NO Peneliti
dan Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Sembiring
(2005) Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Profil perusahaan, Ukuran dewan Komisaris dan leverage Variabel Dependen:
Pengungkapan CSR
Ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan.
2. Mutia dkk (2011) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris Variabel
Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Sosial Perusahaan Dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Surbakti
(2013)
Pengaruh
Profitabilitas dan Size Perusahaan terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan
Manufaktur di BEI
Variabel Independen: Ukuran perusahaan dan Profitabilitas Variabel Dependen: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Secara parsial, variabel profitabilitas dan size
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan variabel
profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 4. Evandini
(2014) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
Variabel Independen: Profitabilitas, Ukuran dewan komisaris, Kepemilikan saham publik, Ukuran perusahaan, Leverage, pertumbuhan perusahaan Variabel Dependen: Pengungkapan CSR
Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan variabel profitabilitas,
kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
5. Nagara (2015) Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI
Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Struktur kepemilikan, Ukuran dewan komisaris, Likuiditas Variabel Dependen: Pengungkapan CSR
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sementara itu, faktor
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,
ukuran dewan komisaris, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan CSR
2.7. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian
yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh profitabilitas dan ukuran
perusahaan terhadap pengungkapan CSR dengan ukuran dewan komisaris sebagai
variabel moderasi pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
[image:33.595.109.517.493.743.2]BEI. Berikut kerangka konseptual penelitian dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Ukuran Dewan Komisaris (X3)
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Berdasarkan gambar 2.1. maka dapat dijelaskan bahwa profitabilitas dan
ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi
pengungkapan CSR baik secara simultan maupun parsial. Profitabilitas dan
ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi
pengungkapan CSR dalam suatu perusaahaan. Ukuran dewan komisaris sebagai
variabel moderasi dapat mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan
pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi juga
dapat mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan
CSR.
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR baik secara parsial maupun simultan
H2: Ukuran dewan komisaris memoderasi hubungan antara profitabilitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal.
Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan
hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari
variabel-variabel yang diteliti.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI. Adapun waktu bagi
penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan Januari
2015 sampai dengan selesai, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk
mengolah data penelitian. Jadwal penelitian dapat dilihat pada daftar lampiran.
3.3. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel independen, satu
variabel dependen dan satu variabel moderasi. Variabel independen yang
digunakan adalah profitabilitas dan ukuran perusahaan . Variabel dependen yang
digunakan adalah pengungkapan CSR dan variabel moderating yang digunakan
adalah ukuran dewan komisaris.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan
batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel
penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga
dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel terikat (dependent variable) adalah faktor-faktor yang diobservasi
dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang
muncul, tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan CSR.
Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan. Pengukuran CSR
mengacu ada 6 item pengungkapan yang digunakan oleh Novita (2013).
Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis
CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan.
Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur
pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan
mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan
tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila
item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika
item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini,
perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi
Indeks CSR =
3.4.2. Variabel Independen
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan maupun timbulnya variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini menggunakan varibel independen yaitu
sebagai berikut:
a) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas dalam penelitian ini
diukur dengan Return On Asset (ROA) untuk mengukur tingkat pengembalian
investasi total.
ROA =
b) Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada penilitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
3.4.3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut
mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
moderating yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran dewan komisaris.
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah
anggota yang menduduki jabatan sebagai komisaris di dalam suatu perusahaan.
Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini searah dengan pendapat Sembiring
(2005) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris yang
dimiliki perusahaan.Adapun pengukuran jumlah dewan komisaris dalam suatu
perusahaan adalah:
[image:38.595.94.534.462.758.2]DK =
Tabel 3.2.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel
Penelitian
Definisi Operasional
Indikator Pengukuran Variabel Skala Data Variabel Dependen: Pengungkapan Corporate Social Responsibility Informasi Sosial yang diungkapkan oleh perusahaan pada laporan tahunan Rasio Variabel Independen: Profitabilitas (ROA) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki Rasio Ukuran Perusahaan Skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan, salah satunya dinyatakan dalam total aset
Variabel Moderasi: Ukuran Dewan Komisaris (X3)
Jumlah anggota dewan komisaris yang
dimiliki perusahaan
DK = ΣDewan komisaris perusahaan Rasio
Sumber : Data yang diolah penulis, 2015
3.5. Populasi dan Sampel
Menurut (Sarwono, dkk 2010:38) populasi didefinisikan sebagai
seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti. Jadi populasi
merupakan sekumpulan objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditentukan peneliti melalui kriteria tertentu untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi terdiri dan manusia orang, file-file atau
dokumen-dokumen yang dapat dipandang sebagai objek penelitian.Dalam
penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik Purposive Sampling
dilakukan dengan cara memilih sampel dari satu populasi didasarkan pada
informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang berjalan, sehingga
perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan (dalam Sarwono,
dkk 2010:50).
Kriteria dalam memilih sampel antara lain :
1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan
telah diaudit pada periode 2012-2013.
3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR
dalam laporan tahunannya pada tahun 2012-2013.
[image:40.595.85.542.256.753.2]Berdasarkan informasi diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3.
Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel
1 2 3
1. Akasha Wira International Tbk. ADES √ √ √ Sampel 1 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √ √ √ Sampel 2
3. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO - - - -
4. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA √ √ - -
5. Davomas Abadi Tbk. DAVO - - - -
6. Delta Djakarta Tbk. DLTA √ √ √ Sampel 3
7. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
ICBP √ √ √ Sampel 4
8. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF √ √ √ Sampel 5
9. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI √ √ - -
10. Mayora Indah Tbk. MYOR √ √ √ Sampel 6
11. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN √ √ √ Sampel 7
12. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI √ √ √ Sampel 8
13. Sekar Bumi Tbk. SKBM √ √ √ Sampel 9
14. Sekar Laut Tbk. SKLT √ √ √ Sampel 10
15. Siantar Top Tbk. STTP √ - - -
16. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
ULTJ √ √ √ Sampel 11
17. Gudang Garam Tbk. GGRM √ √ √ Sampel 12
18. HM Sampoerna Tbk. HMSP √ √ √ Sampel 13
19. Bentoel Internasional Investama Tbk.
RMBA √ √ - -
20. Wismilak Inti Makmur Tbk. WIIM - - - -
21. Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA - - - -
22. Indofarma (Persero) Tbk. INAF √ √ - -
23. Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF √ √ - -
25. Merck Tbk. MERK √ √ √ Sampel 15
26. Pyridam Farma Tbk PYFA √ √ √ Sampel 16
27. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
SCPI √ √ - -
28. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
SIDO - - - -
29. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
SQBB √ √ - -
30. Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk.
SQBI - - -
-31. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC √ - - -
32. Martina Berto Tbk. MBTO √ √ √ Sampel 17
33. Mustika Ratu Tbk. MRAT √ √ √ Sampel 18
34. Mandom Indonesia Tbk. TCID √ √ √ Sampel 19
35. Unilever Indonesia Tbk. UNVR √ √ √ Sampel 20
36. Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI √ √ √ Sampel 21
37. Kedaung Indah Can Tbk. KICI √ √ - -
38. Langgeng Makmur Industri Tbk.
LMPI √ √ - -
Sumber : Data yang diolah penulis, 2015
3.6. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data
sekunder dari perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun
2011-2013. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua
yang memiliki informasi atau data yang sudah jadi, yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan yang dipublikasikan berupa laporan tahunan yang diambil dari
website resmi Bursa Efek Indonesia dan referensi dari jurnal ilmiah dan peneliti
3.7. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan
merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari
perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi,
yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan
perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data -data yang
diperlukan dari www.idx.co.id.
3.8. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif,
yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang
diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik, yaitu uji asumsi klasik, pengujian hipotesis, analisis regresi berganda dan
analisis regresi dengan variabel moderator.
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini
menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta
standar deviasi.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi
linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi
bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai
estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak
bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu
akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk proses awal di dalam metode pemilihan
analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data
tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar
data normal.
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel terikat, variabel bebas mempunyai distribusi
normal atau tidak. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan
melihat histogram atau pola distribusi data normal. Apabila data tersebar
di area garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis
histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal (menyerupai
lonceng), maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.8.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Korelasi
antar variabel independen yang satu dengan yang lainnya disebut dengan
multikolinieritas. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan
menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model
dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk
mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser,
rank spearman dan barlett.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi
gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada
tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
3.8.2.4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakana uji Durbin
Watson (DW test). Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi
apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55 sampai 2,46 (untuk n<15).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Kriteria pengujian dengan hipotesis tidak ada autokorelasi
adalah sebagai berikut, Menurut Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan
hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun
bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear
yakni:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e dimana:
a = Konstanta
Y = Pengungkapan CSR X1 = Profitabilitas
X2 = Ukuran Perusahaan
3.8.4. Uji Hipotesis
3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan
diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial.
1. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Jika –ttabel > – thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3.8.4.2. Uji Simultan (Uji F)
Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap
variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang
ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung
dengan F tabel.
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima,
2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak.
Atau bisa dilihat dari nilai p-value yang muncul,
1. Jika p < α, maka Ho ditolak,
2. Jika p > α, maka Ho diterima.
3.8.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan model penelitian dalam menerangkan variasi variabel
variabel independen dalam model penelitian akan meningkatkan nilai R
square walaupun variabel independen yang ditambahkan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini memiliki lebih dari
satu variabel independen jadi untuk menghindari kelemahan R square,
persentase yang dipakai adalah persentase adjusted R square.
3.8.5. Analisis Regresi dengan Variabel Moderating
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi
dengan variabel moderator adalah Moderated Regression Analysis atau uji
interaksi. Menurut Ghozali (2009:164), Moderated Regression Analysis (MRA)
merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel
independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = a1+ b1X1+ b3X3+ b5X1X3+ e1
Y = a2+ b2X2+ b4X3+ b6X2X3+ e2
Dimana :
Y = Pengungkapan CSR
a = Konstansta
b = Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Ukuran perusahaan
X3 = Ukuran dewan komisaris
Jika variabel X3merupakan variabel moderating, maka koefisien b5 dan
b6 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan. Apabila variabel X3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Data yang dikumpulkan dari masing-masing variabel yang telah diolah
akan ditampilkan pada bagian ini dengan menampilkan nilai maksimum,
minimum, rata-rata, dan standar deviasi dari tiap variabel. Variabel dalam
penelitian ini meliputi Profitabilitas (ROA) (X1), Ukuran Perusahaan (Ln Total
Asset) (X2) terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR) (Y) dengan
variabel moderasi yakni Ukuran Dewan Komisaris (Z). Hasil pengujian statistik
[image:49.595.129.493.418.594.2]deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CSR 63 .00 1.00 .6830 .26326
ROA 63 2.74 41.55 14.0252 11.01349
LNSIZE 63 11.68 18.17 14.6006 1.76700
COMM 63 3.00 5.00 3.9048 .68895
ABSROACOMM 63 .03 3.71 1.2878 .90084
ABSLNSIZECOMM 63 .04 2.74 1.2001 .69696
Valid N (listwise) 63
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2015)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan hasil penelitian statistik deskriptif
sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai CSR adalah 0.6830 dengan standar deviasi 0.26326,
2. Rata-rata nilai ROA adalah sebesar 14.0252 dengan standar deviasi
sebesar 11.01349, nilai minimum 2.74 dan nilai maksimum 41.55.
3. Rata-rata nilai LNSIZE adalah sebesar 14.6006 dengan standar deviasi
sebesar 1.76700, nilai minimum sebesar 11.68 dan nilai maksimum
sebesar 18.17.
4. Rata-Rata nilai COMM adalah sebesar 3.9048 dengan standar deviasi
sebesar 0.68895, nilai minimum sebesar 3.00 dan maksimum 5.00
5. Jumlah data sebanyak 63 data, dengan penjelasan 21 perusahaan dan
selama 3 tahun periode yakni 2011-2013.
4.1.2 Analisis Regresi tanpa Variabel Moderasi
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui ko