• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Pengungkapan Sukarela merupakan

pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai.

Dalam implementasi praktik CSR di sebuah entitas, perusahaan harus membuat laporan untuk mempertanggung jawabkan kegiatan sosial yang telah dilakukan entitas tersebut. Laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut dilampirkan dalam laporan tahunan (annual report) yang dipertanggungjawabkan direksi sebagai agaen di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pemerintah juga telah mengeluarkan aturan bahwa setiap perusahaan (penanam modal) berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Pasal 74 UU Perseroan Terbatas No.40/2007). Akan tetapi tidak semua perusahaan mengungkapkan tentang aktivitas sosialnya di dalam laporan tahunan. Hal ini dikarenakan jenis pengungkapannya masih bersifat sukarela (voluntary disclosure). Sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 (revisi per 1 Juli 2009) paragraf kesembilan

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement) khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi ini. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Sitepu dan Siregar, 2008 dalam Mutia dkk 2011).

2.3. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008 : 196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber dana perusahaan. Pengaruh

profitabilitas terhadap pengungkapan CSR menjelaskan bahwa semakin besar perolehan laba yang didapat, semakin luas pula informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Dengan demikian semakin besar profit yang berhasil diperoleh perusahaan maka akan semakin luas pula pengungkapan CSR perusahaan tersebut.

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan.

Blocher at el (2001:963) mengemukakan keuntungan ROA, diantaranya: 1. Lebih mudah dimengerti

2. Lebih luas digunakan

2.4. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar,sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan.

Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan.Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan, dimana dalam hal ini arus kas perusahaan sudah positif dan lebih mampu menghasilkan laba (Bestivano, 2013).

2.5. Ukuran Dewan Komisaris

Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.Wewenang yang dimiliki oleh dewan komisaris, dapat memberikan pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas, dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan

perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian.

2.6. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu NO Peneliti

dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Sembiring (2005) Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Profil perusahaan, Ukuran dewan Komisaris dan leverage Variabel Dependen: Pengungkapan CSR

Ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan. 2. Mutia dkk (2011) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris Variabel

Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.Profitabilitas belum memberikan pengaruh

Sosial Perusahaan Dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Surbakti (2013) Pengaruh Profitabilitas dan Size Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur di BEI Variabel Independen: Ukuran perusahaan dan Profitabilitas Variabel Dependen: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Secara parsial, variabel profitabilitas dan size

perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan variabel

profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 4. Evandini (2014) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Variabel Independen: Profitabilitas, Ukuran dewan komisaris, Kepemilikan saham publik, Ukuran perusahaan, Leverage, pertumbuhan perusahaan Variabel Dependen: Pengungkapan CSR

Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan variabel profitabilitas,

kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

5. Nagara (2015) Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Variabel Independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Struktur kepemilikan, Ukuran dewan komisaris, Likuiditas Variabel Dependen: Pengungkapan CSR

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sementara itu, faktor

profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,

ukuran dewan komisaris, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan CSR

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR dengan ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Berikut kerangka konseptual penelitian dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Ukuran Dewan Komisaris (X3) Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Y)

Berdasarkan gambar 2.1. maka dapat dijelaskan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR baik secara simultan maupun parsial. Profitabilitas dan ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR dalam suatu perusaahaan. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR.

2.8. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR baik secara parsial maupun simultan

H2: Ukuran dewan komisaris memoderasi hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR

BAB III

Dokumen terkait