KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK
KELUARGA PADA ANAK A DENGAN BERAT BADAN
DI BAWAH GARIS MERAH
Studi Kasus Pada Keluarga Tn. I Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjowinangun Malang Tahun 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
TAUFIQUR ROHMAN
(NIM : 201210300511062)
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK
KELUARGA PADA ANAK A DENGAN BERAT BADAN
DI BAWAH GARIS MERAH
Studi Kasus Pada Keluarga Tn. I Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjowinangun Malang Tahun 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Di Ajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan
Oleh :
TAUFIQUR ROHMAN (NIM : 201210300511062)
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti P. M. Kep., Sp. Kom selaku Dekan FIKES Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.
2. Bapak Mahmud, selaku ahli gizi di puskesmas Arjowinangun yang telah banyak membantu.
3. Ibu Reni Ilmiasih, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Kepala Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Ibu Nurlailatul Masruroh, S.Kep., Ns, MNS selaku pembimbing I yang telah
sabar dan telaten dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan waktu dalam proses penyusunan penelitian.
5. Bapak Rohmah Susanto, S.Kep., Ns selaku pembimbing II yang telah sabar dan telaten dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan waktu dalam proses penyusunan penelitian.
6. Seluruh subjek penelitian (keluarga pasien dan petugas gizi puskesmas) yang sudah bekerja sama dalam penelitian ini.
7. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan baik dari segi material maupun moral
8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan D3 keperawatan angkatan 2012 yang
telah memberikan motivasi dan memberi dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diperlukan. Besar harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, Amin yarobbalalamin.
Malang, 2015.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN SAMPUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...
v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... ... xii
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Konsep Keluarga ... 6
2.2. Konsep Gizi ... 10
2.3. Konsep Manajemen Regimen Terapeutik ... 17
BAB 3 METODE PENELITIAN STUDI KASUS ... 20
3.1. Desain Penelitian ... 20
3.3. Setting Penelitian ... 21
3.4. Subjek Penelitian ... 21
3.5. Metode Pengumpulan Data ... 22
3.6. Metode Uji Keabsahan Data ... 23
3.7. Metode Analisis Data ... 23
3.8. Etika Penelitian ... 24
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1. Informasi Umum Partisipan ... 26
4.2. Hasil Penelitian ... 28
4.3. Pembahasan ... 30
BAB 5 PENUTUP ... 34
5.1.Kesimpulan ... 34
5.2.Saran ... 34
DAFTAR GAMBAR
[image:10.610.152.515.213.584.2]Gambar 1. Grafik Berat Badan Menurut Umur Balita Laki – Laki ... 13
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Wirjatmadi. (2012) Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Cetakan pertama : Jakarta : Penerbit Kencana
Angela M., Gandy J. & Holdswort M. (2014) Gizi dan Dietetika (edisi 2): Jakarta : EGC
Depkes RI. (2009). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. jakarta : Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency)
Harahap, Ranika. (2015). Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Lalang. Dipublikasikan di
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/47251
Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Jakarta : EGC
Harahap, Syera Mahyuni. (2015). Pengaruh Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Bawah Garis Merah (Bgm) Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur
Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Dipublikasikan di
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45095
Julita P., Sukmawati. (2010). Status Gizi Anak Balita Ditinjau Dari Karakteristik Dan Pola Makan Keluarga Di Desa Amal Tani Kecamatan Serapit Kabupaten
Langkat Tahun 2010. Dipublikasikan di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22238/6
Maimunah, Siti. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kodya Medan
2000. Dipulikasikan di
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/38413
Rahayu, Ika. (2012). Hubungan Perilaku Caring Perawatan Dengan Manajemen Regimen Terapeutik Pasien Tuberkulosis (TB) Di Poli TB RS Paru Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Dipublikasikan di http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3178
Riza, Zulfah. (2012). Dukungan Keluarga Dalam Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Dipublikasikan di http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31622
Puspitasari. Dwi. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Jawa Di Kelurahan Kenangan Baru Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei
Tuan Deli Serdang. Dipublikasikan di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20096
Septherina H, Yanthy. (2009). gambaran Pola Asuh Dan Sosial Ekonomi Keluarga Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Puskesmas Buhit Dan Puskesmas
Harian Di Kabupaten Samosir. Dipublikasikan di
Sitohang, Rini. (2011). Gambaran Keluarga Sadar Gizi Balita Di Desa Sitinjo Induk
Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi. Dipublikasikan di
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22952
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Suparyanto, dkk. (2009). Pemberian Asupan Nutrisi Pada Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang.
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Pemkab Jombang
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.
Di Publikasikan di http://www.setneg.go.id
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara–negara berkembang termasuk Indonesia. Status gizi yang buruk pada bayi dan anak dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pada pertumbuhan fisik, mental, maupun kemampuan berpikir yang pada masanya nanti akan menurunkan produktivitas kerja. Pada hakikatnya gizi buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia (Adriani, 2012). Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita kekurangan gizi hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kondisi anak balita adalah periode transisi dari makan bayi ke makanan orang
dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi. Kedua, anak balita sering kali tidak begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain seperti saudara, terlebih jika ibu mempunyai anak lain yang lebih kecil. Ketiga, anak balita belum mampu mengurus dirinya sendiri dalam hal makanan sedangkan ia tidak diperhatikan lagi oleh kedua orang tuanya, akibatnya kebutuhan tidak dapat terpenuhi. Keempat, anak balita mulai bermain dan bergerak lebih luas dan mulai bermain di lantai yang keadaannya belum tentu memenuhi syarat kebersihan, sehingga anak balita sangat besar kemungkinan terkena kotoran dan dapat menyebabkan anak balita terkena penyakit akibat infeksi (Anonim, 2008 dalam Shepterina 2010).
2
Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang. Diperkirakan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk yang keberadaannya tersebar di pelosok-pelosok Indonesia. Jumlah balita di Indonesia menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2007 mencapai
17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk 2,7% per tahun. United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima
dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita (Depkes RI, 2007 ).
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015, yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6 persen atau kekurangan gizi pada anak balita menjadi 15,5 persen (Bappenas, 2010). Pencapaian target MDGs belum maksimal dan belum merata di setiap provinsi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, secara nasional prevalensi balita gizi buruk sebesar 4,9 persen dan kekurangan gizi 17,9 persen. Provinsi Jawa Timur termasuk daerah dengan balita gizi buruk masih tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan prevalensi gizi buruk sebesar 4,8 persen. (Bappenas, 2010 dalam Harahap 2014).
Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan balita. Pada KMS terdapat garis yang berwarna merah. Apabila balita tersebut berada di bawah garis merah menunujukkan bahwa anak tersebut memiliki masalah gizi dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Seorang balita yang berada di bawah garis merah (BGM) pada KMS belum tentu menderita gizi kurang ataupun gizi buruk. KMS tidak dapat dipakai untuk mengukur status gizi balita. Pola asuh berperan penting dalam menentukan status
gizi balita. Apabila pola asuh anak kurang, dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sama halnya terhadap balita BGM. Bila balita BGM tidak
3
Berat Badan Bawah Garis Merah (BGM) adalah keadaan status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) <-3 SD yang merupakan padanan istilah severely underweight. Terdapat 3 jenis BGM yang sering dijumpai yaitu kwashiorkor, marasmus dan gabungan dari keduanya
marasmus-kwashiorkor. Pengertian kwashiorkor sendiri adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal
atau tinggi dan asupan protein yang inadekuat. Kwashiorkor dapat dibedakan dengan marasmus yang disebabkan oleh asupan yang kurang dalam kuantitas tetapi kualitas normal, sedangkan marasmus–kwashiorkor adalah gabungan dari kwashiorkor dengan marasmus yang disertai dengan oedema. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang dan gizi buruk pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktifitas di masa dewasa (Supariasa dkk, 2001 dalam Harahap, 2014).
Manajemen regimen terapeutik adalah pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses keluarga, suatu program untuk pengobatan penyakit dan skalanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan khusus (NANDA, 2012 - 2014).
Berdasarkan data tahun 2014 terdapat 4 kelurahan yang tergabung dalam wilayah puskesmas arjowinangun. Kelurahan bumiayu yang merupakan lingkup kerja dari puskesmas arjowinangun menempati posisi kedua bayi dengan berat badan di bawah garis merah. Dengan prosentase hasil 0,95% di bawah dari kelurahan mergosono dengan prosentase 1,16%, kelurahan arjowinangun prosentase hasil 0,78%, kelurahan tlogowaru prosentase 0,67%. Dari laporan status gizi balita pada tahun 2015, dimulai dari bulan januari sampai dengan april
didapatkan hasil balita berat badan di bawah garis merah dengan jumlah 17 anak. Sehingga berdasarkan hasil uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
4
padan anak A dengan berat badan di bawah garis merah yang berada dalam lingkup kerja puskesmas arjowinangun.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
keluarga dalam penanganan anak A dengan berat badan di bawah garis merah?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan tentang ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga dalam penanganan anak A dengan berat badan di bawah garis merah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan tentang melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko pada penyakit anak.
2. Mendeskripsikan tentang status sosial ekonomi sebagai penghambat pemenuhan gizi pada anak.
3. Menggambarkan perilaku dan kondisi keluarga untuk dapat menangani penyakit pada anak.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Petugas Kesehatan
5
1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman riset keperawatan mengenai manajemen regimen terapeutik keluarga dalam menangani anak dengan berat badan di bawah garis merah (BGM).
1.4.3 Manfaat Bagi Keluarga
Keluarga mengerti dan memahami pentingnya manajemen regimen terapeutik dalam penanganan anak dengan berat badan di bawah garis merah (BGM).
1.4.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan