• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlakuan Silase Dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pakan Domba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlakuan Silase Dan Amoniasi Daun Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pakan Domba"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERLAKUAN SI LASE D AN AM ON I ASI D AUN KELAPA SAW I T SEBAGAI BAH AN BAKU PAKAN D OM BA

SI LAGE AN D AM ON I ASE TREATM EN T OF OI L PALM FRON D AS FEED FOR SH EEP

N EV Y D I AN A H AN AFI

Fa k u lt a s Pe r t a n ia n

Pr ogr a m St u di Pr odu k si Te r n a k Un iv e r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

La t a r Be la k a n g

Makanan m er upakan salah sat u fakt or penent u ut am a yang m em pengar uhi keber hasilan suat u usaha pet er nakan. Ket ersediaan bahan m akanan t er nak akhir -ak hir ini t er asa sem -ak in t erbat as. Hal ini disebabk an ant ara lain oleh m eningk at ny a har ga bahan baku m akanan t er nak, dan sem akin m enyusut nya lahan bagi pengem bangan pr oduksi hij auan akibat penggunaan lahan unt uk keper luan pangan dan t em pat pem ukim an. Oleh kar ena it u, per lu dicar i sum ber daya bar u yang pot enisal unt uk dim anfaat kan sebagai pakan t er nak alt er nat if yang m am pu m enggant ikan sebagian at au selur uh hij auan ser t a dapat m engur angi ket er gant ungan kepada penggunaan bahan konsent r at yang sudah lazim digunakan.

Sum ber daya t er sebut seyogyanya t ersedia dalam sat u t em pat dalam j um lah banyak, sehingga unt uk m em per olehnya t idak m em but uhkan biaya besar . Ber bagai hasil ikut an per t anian dapat dij adikan sebagai sum ber bar u bahan m akanan t ernak bar u, m isalnya lim bah per t anian, t er m asuk per kebunan. Nam un dem ikian, lim bah per kebunan m aupun per t enr akan m em punyai ket er bat asan, ant ar a lain ber sifat am ba dan ber sifat kasar t inggi. Oleh kar ena it u, per lu dilak ukan pengolahan at aupun per lakuan t er hadap lim bah t er sebut , agar dapat dikonsum si at au dapat dij adikan m akanan t er nak yang pot enisal. Ada beber apa pengolahan yang dapat dilakukan y ait u pengolahan biologis, dan k im iaw i, m asing- m asing t ek nik ferm ent asi dan t ek nik am oniasi unt uk m em buat silase.

Salah sat u lim bah per kebunan yang dapat dim anfaat kan adalah daun kelapa saw it yang ber asal dar i pem angkasan pelepah daun kelapa saw it . Dar i sat u pelepah daun kelapa saw it dapat dihasilk an 3,333 kg daun kelapa saw it segar dengan

kandungan bahan ker ing m encapai 35% ( I shida dan Hassan, 1992) . Daun kelapa saw it dapat langsung diber ikan kepada t er nak m aupun dipr oses t er lebih dahulu

sepert i dengan m elak uk an silase m aupun dengan perlak uan am oniasi. Hal ini dapat m engur angi dam pak pencem ar an lingkungan dan dapat m enam bah per sediaan bahan m akanan t er nak . Per lakuan dengan silase sangat dir askan keunt ungannya kar ena lebih am an dan m eningkat kan nilai nut risi y ang lebih baik sert a m engaw et kan lim bah per t anian. Kandungan bahan ker ing, pr ot ein kasar dan kecer naan daun kelapa saw it yang t elah dibuat silase dengan penam bahan ur ea m enj adi lebih m eningkat dibandingkan t anpa pem akaian ur ea dan kecer naan bahan ker ing akan m eningkat 45% t er ut am a bila diber ikan pada sapi ( I shida dan Hassan, 1992) . Keunt ungan lain dengan per lakuan am oniasi t er ut am a dengan penggunaan ur ea, adalah selain penger j aannya m udah, j uga dapat m eningkat kan kualit as dar i pakan.

(2)

pakan t er nak rum inansia ser t a m em ber ikan peluang kepada per kebunan kelapa saw it unt uk m enj adi sent r a pr oduksi dom ba dengan m em anfaat kan sum ber daya yang t er sedia, seper t i lahan yang luas dan bahan pakan yang m elim pah.

Tu j u a n

1. Unt uk m em pelaj ari pengar uh per lakuan biologis dan k im iaw i t erhadap k ualit as daun kelapa saw it sebagai r ansum dom ba.

2. Unt uk m enget ahui pengar uh per lakuan biologis dan k im iaw i daun k elapa saw it sebagai kom ponen r ansum dom ba.

3. Unt uk m enget ahui m anfaat cam pur an pem ber ian konsent r at sebagai kom ponen r ansum dom ba.

Ke gu n a a n

Unt uk m endapat kan t eknologi pem anfaat an lim bah padat per kebunan kelapa saw it sebagai r ansum dom ba dalam r angka pengem bangan usaha dom ba ber w aw asan agr obisnis ber basis perk ebunan kelapa saw it .

H ipot e sis

1. Pr oses pem buat an silase dan am oniasi m eningkat kan kualit as daun kelapa saw it sebagai r ansum dom ba.

2. Per lakuan biologis dan kim iaw i dapat m em ber ikan m anfaat dan disenangi sebagai kom ponen ransum dom ba.

3. Pem ber ian konsent r at m eningkat kan pem anfaat an daun kelapa saw it yang dipr oses secar a biologis, kim iaw i at aupun segar .

TI N JAUAN PUSTAKA Ke la pa Sa w it

I ndonesia m er upakan negar a produsen kelapa saw it sej ak t ahun 1911, dengan ar eal seluas 170 r ibu ha. Pada Pelit a I V per luasannya sudah m encapai 556.549 ha ( Tim Penulis PS 1998) . Diper kirak an bahw a pr oduksi ber kisar ant ar a 12,5 – 27,5 t on t andan buah segar per ha per t ahun ( Coan, 1965) .

(3)

Pot e n si da n N ila i Giz i D a u n Ke la pa Sa w it .

Daun kelapa saw it m er upakan lim bah padat per kebunan kelapa saw it yang cukup banyak t er ut am a di I ndonesia khususny a Sum at ar a Ut ar a dan Riau. Dar i sat u hekt ar lahan diper kir ak an dapat dihasilkan 6400 – 7500 pelepah per t ahun. Daun kelapa saw it m engandung ser at , N, bahan or ganik dalam j um lah yang cukup unt uk m endukung pem elihar aan dom ba.

Beber apa par am et er t eknis yang disaj ikan pada Tabel 1 ( Devendra, 1990) m enunj uk kan pot ensi kuant it at if daun kelapa saw it sebagai pakan t ernak.

Tabel 1. Dat a Pem angkasan dan Pengum pulan pada Daun Kelapa Saw it .

Ke gia t a n Ju m la h

Lanj ut an Tabel 1. Dat a Pem angkasan dan Pengum pulan Daun Kelapa Saw it .

Ke gia t a n Ju m la h beber apa sum ber disaj ikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kom posisi Kim ia Daun Kelapa Saw it

(4)

( 6.5% ) , selulosa ( 16.6% ) , hem iselulosa ( 27.6% ) , lignin ( 27,6% ) , silika ( 3.8% ) ( j afat dan Hassan, 1990) . Dar i dat a di at as m enunj ukkan adanya var iasi kandungan zat gizi yang cukup besar .

Dilihat dar i kandungan pr ot ein kasar , m aka daun kelapa saw it dapat dihar apkan sebanding dengan hij auan. Jafar dan Hassan ( 1990) m enyat akan bahw a kandungan lignin, selulosa dan hem iselulosa m em pengar uhi kecer naan m akanan dan t elah diket ahui bahwa ant ar a kandungan liginin dan kecer naan bahan ker ing ber hubungan sangat erat t er ut am a pada rum put - r um put an. Lignin dan selulosa sering m em bent uk seny aw a lignoselulosa dalam dinding sel t anam an, lignoselulosa ini m er upakan suat u ikat an yang kuat ( Sut ar di, 1980) . Kecer naan ser at pakan bukan hanya dit ent ukan oleh kandungan lignin, t et api j uga dit ent ukan oleh kuat nya ik at an lignin dengan gugus kar bohidr at lainnya ( Dj aj anegar a, 1986) . Menur ut Lubis ( 1963) sehingga m akin efekt if m enj alankan fungsinya sebagai t em pat ber langsung fot osint esa dan j uga sebagai alat r espir asi. Sem ak in lam a proses fot osint esa ber langsung, m aka sem akin banyak bahan m akanan yang dibent uk sehingga pr oduksi t anam an kelapa saw it m eningkat .

Tanam an kelapa saw it yang t um buh nor m al, pelepah daunnya ber j um lah 40 – 60 buah. Daun t ua m ulai t er bent uk sekit ar um ur 6- 7 t ahun. Daun k elapa saw it y ang t um buh sehat dan segar kelihat anber w arna hij au t ua ( Tim Penulis PS, 1998) .

Penggunan daun kelapa saw it dalam pak an t elah dicobakan pada sapi padaging dan sapi per ah. Pada sapi pedaging dan sapi per ah, daun kelapa saw it dapat diber ikan 30- 40% dar i m akanan ( I shida dan Hassan, 1992) .

Daun kelapa saw it dapat dikum pulkan, dipr oses, diaw et kan dan dim anipulasi kedalam m akanan dalam bent uk yang dapat dit er im a oleh t er nak rum inansia. Hasil penelit ian bar u- bar u ini m enunj ukkan bahwa daun kelapa saw it dapat dipr oses kedalam bent uk pelet dan diaw et kan kedalam bent uk silase ( Jafar dan Hassan, 1990) . Kom binasi silase daun kelapa saw it dengan konsent r at kedalam m ak anan yang kom plit pada sapi m enghasilkan konsum si dan per t um buhan y ang baik . Penam bahan ur ea 0 – 3% pada pem buat an silase dapat diber ikan pada t er nak sebagai pakan t am bahan

Hasil analisis kim ia m enunj ukkan bahwa daun saw it t er susun dar i 70% ser at kasar dan 22% kar bohidr at ( ber dasar kan bahan ker ing) . Kar akt er ist ik ini j uga m enunj uk kan bahw a daun saw it dapat diaw et kan sebagai silase dan t elah diper kir akan bahw a kecer naan bahan ker ing dapat m eningkat 45% dengan pem buat an silase daun kelapa saw it ( Hassan dan I shida, 1991) .

(5)

saw it sam pai 30% t idak m em pengar uhi r asa pada susu dan dapat diper gunakna unt uk pr oduk si susu.

Pe m a n fa a t a n H a sil Ola h a n Ta n da n Bu a h Se ga r

Bu n gk il I n t i Sa w it .

Bungk il int i saw it m erupak an hasil ik ut an pada proses ek st rak si int i saw it . Bahan ini m em punyai gizi yang baik , m engandung asam - asam am ino esensial dengan k om posis y ang baik . Kandungan m ineral relat if lebih t inggi, k ecuali seng ( lebih r endah dibandingk an dengan j agung) Fet uga et al., 1977) .

Zat m akanan yang t er kandung di dalam nya cukup berv ar ias, pr ot ein kasar ber kisar ant ar a 18 – 19% . Kandungan ser at kasar nya cukup t inggi unt uk t er nak m enogast r ik nam un sangat baik sebagai pakan t am bahan pada t er nak r um inansia seper t i sapi per ah dan ker bau. Pem ber ian bungkil int i saw it pada t er nak akan m eningkat kan kandungan lem ak susu, kekent alan kej u, dan m ut u daging. Pem ber ian bungkil int i saw it pada sapi dapat m eningkat kan bobot badan ant ar a 0,6 – 1 kg/ har i dengan t ingkat konsum si ant ar a 4,8 – 6kg ( Babj ee, 1986) .

Se r a t Pe r a sa a n Bu a h

Ser at per asan buah ( SPB) m er upakan lim bah yang diper oleh dar i buah dalam pr oses pem er asan. Lim bah ini dapat digunakan sebagi bahan bakar dan abunya digunakan sebagai pupuk kar ena kaya unsur K. sebagai bahan cam pur an m akanan t er nak, SPB ini cender ung cocok diber ikan kepada t er nak r um inansia ( seper t i sapi, ker bau) , kar ena kandungan ser at kasar nya, t er ut am a ligninnya t inggi. Tingkat penggunaan ser at dalam pekan sapi dan ker bau adalah 10 – 20% , sedangkan unt uk dom ba dan kam bing 10 – 15% ( j alaludin dan Hut agalung, 1982) . Unt uk sapi per ah, SPB dapat diber ikan sebagai penggant i r um put diser t ai dengan pem ber ian m olases, ur ea, m iner al, dan vit am in.

Menurut Hassan dan I shida ( 1991) SPB dapat digunakan sebagai m akanan r um inansia w alaupun nilai kandungan gizi r endah. Ser at per asan buah yang dapat diber ikan lebih kur ang 20% dar i t ot al r ansum , karena j ika lebih t inggi akan m enghalangi kecer naan khususnya pada pylor us at au om asum .

Lu m pu r M in y a k Sa w it .

Sebagai bahan pakan t er nak, lum pur m inyak saw it dapat diber ikan langsung at au set elah m endapat per lakuan. Lum pur m inyak saw it t anpa per lakuan dapat diber ikan kepada ber apa t er nak, seper t i pada sapi dan babi.

(6)

Te r n a k D om ba

Dom ba t erm asuk sub fam ilia Copr inae dan sem ua dom ba yang t elah dit ernakkan m engalam i dom est ik asi m asuk genus Ovis ar ies. Di Asia Tenggar a dom ba yang ber kem bang biak adalah dom ba ber am but dan dom ba bulu ( w ool) . Di I ndonesia hanya dom ba ekor gem uk yang t er m asuk kedalam j enis dom ba ber am but , sedangkan j enis lain seper t i dom ba Jaw a, dom ba Sum at er a dan dom ba pr iangan adalah dom ba ber bulu ( Reksohadipr odj o, 1984) .

Menurut Wodzicka –Tom aszew ska, et al.( 1993) dom ba m em punyai beber apa keunt ungan dilihat dar i segi pem elihar aan seper t i : ( 1) cepat berk em bang biak, dapat ber anak lebih dar i sat u ekor , dan dapat ber anak dua kali set ahun; ( 2) ber j alan dengan j ar ak lebih dek at , sehingga lebih m udah dalam pem elihar aan; ( 3) pem akan r um put , kur ang m em ilih pakan yang diber ikan dan kem am puan m er asa kurang t aj am , sehingga leibh m udah dalam pem berian pakan; ( 4) dapat m em ber ikan pupuk kandang dan sebagai sum ber keuangan unt uk m em beli keper luan/ kebut uhan per t anian at au unt uk m em enuhi kebut uhan r um ah t angga yang m endadak ( t abungan) .

Dom ba adalah t er nak r um inansia yang m em punyai per ut m aj em uk dan secar a fisiologis sangat ber beda dengan t er nak ber per ut t unggal seper t i babi dan unggas. Ter nak ini m em am ah kem bali dan m engunyah pakannya ( r um inasi) ser t a t elah ber adapt asi secar a fisiologis unt uk m engkonsum si pakan yang ber ser at kasar t inggi ( r um put dan hij auan t anam an m ak anan t er nak) yang t idak bisa dim anfat kan langsung oleh m anusia t er nak non – r um inansia. Pakan yang ber sifat t inggi yang diber ikan pada kam bing dan dom ba set elah m elalui pr oses pencer naan dan m et abolism e diubah m enj adi daging dan susu ( Wodzicka –Tom aszew ska, et al., 1993) .

Secar a fisiologi t er nak dom ba, m em but uhkan ser at kasar dalam r ansum nya. Bahan pakan ini t er ut am a ber asal dar i hij auan, seper t i r um put segar , r um put ker ing, silase at au j er am i dan cam pur an bij i- bij ian yang m engandung penam bahan m iner al dan vit am in. Dom ba yang sedang ber t um buh at au lakt asi m em but uhk anny a dalam j um lah yang lebih banyak dibandingkan dengan dom ba yang t idak pr oduk t if. Rant ing, cabang dar i pohon- pohon dan sem ak- sem ak yang digunakan sebagai penam bahan t erm asuk kedalam m akanan dom ba yang dapat digunakan selain r um put segar dan ker ing.

Kebut uhan gizi m enur ut NRC ( 1985) unt uk per t um buhan dan kebunt ingan ber kisar ant ar a 35 : 36 – 15 : 85 ( konsent rat : hij auan) dan 10.2 – 12.8% ( pr ot ein kasar ) . Menur ut Reksohadipr odj o ( 1984) kebut uhan ener gi unt uk hidup pokok ber kisar ant ar a 93- 98 Kkal ME/ W kg0.75, at au 18.59 pr dd/ Mcal ME.

Dom ba Sum at er a pada um um ny a sangat pr odukt if dan dapat ber anak sepanj ang t ahun. Dom ba lokal Sum at er a dapat ber anak 1.82 lai dalam set ahun dan dapat m em pr oduksi anak sapihan 2.2 ekor per t ahun dengan bobot sapih 21 kg per 22 kg bobot induk. Akan t et api pada um um ny dom ba Sum at er a ini r elat if kecil dan t idak m em enuhi per syar at an bobot badan ekspor yakni diat as 35 kg. Dar i pr oses per silangan dengan dom ba St . cr oix ( yang ber asal dar i Am er ika Tengah) dihar apkan t er bent uk bangsa dom ba ber t ipe bulu yang m em enuhi pr syar at an ekspor t dan dapat ber adapt asi t er hadap lingkungan ( Subandr iyo, 1995) .

(7)

Tabel 3. Produk t iv it as Dom ba Murni dan Hasil Persilanganny a

Ur a ia n Lok a l

Su m a t e r a St . Cr oix H a sil Sila n g

Bobot induk 16,8 17,6 27,2

Bobot pej ant an 34,6 42,6 Td

Lit t er size 1,08 1,35 1,29

Rat aan bobot lahir ( k g) 1,50 2,74 2,02

Bobot sapiah ( kg) 9,2 12,8 11,7

PBB ( gr / har i) 42,7 95,2 69,6

Sum ber : Doloksar ibu et al., ( 1995) .

Kom pon e n Se r a t da la m Pa k a n

Bahan ker ing hij auan kaya akan ser at kasar, karena t erdiri dari kira- k ira 20% isi sel dan 80% dinding sel. Dinding sel t erut am a t ersusun dari dua j enis serat y ait u yang laur t dalam det er gen asam yait u hem iselulosa dan sedikit pr ot ein dinding sel, dan yang t idak lar ut dalam det er gen asam yakni ligno- selulosa, yang lazim disebut Acid Det er gen fiber ( ADF) . Menurut Sut ar di ( 1980) isi sel t er dir i at as zat - zat yang m udah dicer na yaiut pr ot ein, kar bohidr at , m iner al dan lem ak, sedangkan dinding sel t er dir i at as sebagian besar selulosa, hem iselulosa, pept in, prot ein dinding sel, lignin dan silik a. Serat k asar t erdiri dar i selulosa, hem iselulosa, lignin dan silik a, dim ana kandungan ser at kasar dipengar uhi spesies, um ur dan bagian t anam an. Kem at angan fisik hij auan m em pengar uhi k andungan lignin ( Jung, 1989) ; pr oses lignifik asi leibh banyak m engham bat kecer naan dinding sel r um put dar ipada legum .

Lignin m er upakan suat u zat kom pleks dar i bagian t anam an seper t i kulit gabah, bagian akar yang ber sifat , bat ang, dan daun yang sulit dicer na ( Anggorodi, 1990) . Konsent r asi int i lignin lebih besar pada j ar ingan bat ang dar i pada j ar ingan daun ( Jung, 1989) . I kat an lignin m er upakan pengham bat kecer naan dinding sel t anam an. Sem akin banyak lignin t er dapat dalam dinding sel koefisien cer na hij auan t er sebut sem akin r endah. Lignin sebagai kom ponen kim ia dinding sel hij auan seirng dihubungkan dengan pengur angan kecer naan ser at kasar ( Jung, 1989) .

Kandungan ADF dan lignin pada hij auan er at hubungannya denganm anfaat bahan m akanan t ernak . Bila k adarny a t inggi t erut am a lignin, m aka k oefisien cerna bahan m akanan t er sebut r endah ( Sut ar di, 1980) .

(8)

Pe n gola h a n Ba h a n Lign ose lu losik Un t u k Pa k a n Te r n a k 5) . Selain it u m erupak an polusi y ang pot ensial dan penam pilannya kur ang m enyenangk an ( Devendr a, 1980) . Adapun ket er bat asan- ket erbat asan lain adalah : 1) . Dinding selny a t erselim ut i oleh k om plek s/ k rist al- k rist al silik a ( Van Soest , 1982) dan 2) . Proses lignifik asi y ang t elah lanj ut dan st r ukt ur selulosanya sudah t er bent uk kr ist al, t idak lagi t er bent uk am or f ( Jackson, 1977) . Unt uk m engat asi hal it u per lu dilakukan suat u pengolahan yang sesuai sehingga bahan pak an ligniselulosik m em iliki kualit as yang cukup sebagai pakan t er nak r um inansia.

Ada beber apa pengolahan yang dapat dilakukan unt uk m eningkat k an kecer naan pot ensial ser at kasar ( Pr est on dan Leng, 1987) . Peningkat an kuant it as bagian yang dapat dicer na pada pakan yang ber kualit as r endah, dapat dilakukan m elalui pr oses kim ia, fisik dan biologis ( Hungat e, 1966) . Per lakuan fisik ber upa pem ot ongan, penggilingan, pelet ing, penghancur an danlain- lain. Per lakuan biologis dengan m enggunakna j am ur ( fungi) . Pr oses kim iaw i pencer naan lim bah- lim bah per t anian dapat dit ingkat kan dengan penam bahan alkali dan asam ( Pigden dan Bender , 1978) . Walker dan Kohler ( 1978) m enyat akan bahw a per lakuan- per lakuan kim ia yang t elah dicoba dit elit i ant ar a lain t erdir i dar i per lak uan Naoh, KOH, Ca ( OH)2, dan ur ea. Per lakuan asam ant ar a lain HC1, dan H2SO4. dalam kesem pat an ini yang ak an dibahas hanya pengolahan biologi dan kim iaw i saj a, yait u silase dan am oniasi.

Sila se

Silase m er upakan m akanan t er nak yang sengaj a disim pan dan diaw et kan dengan pr oses fer m ent asi dengan m aksud unt uk m endapat kan bahan pakan yang m asih ber m ut u t inggi ser t a t ahan lam a agar dapat diber ikan kepada t er nak pada m asa kekurangan pakan t er nak .

Pr insip pengaw et an ini didasar kan at as adanya pr oses per agian didalam t em pat peny im panan ( silo) . Sel- sel t anam an unt uk sem ent ar a wakt u akan t er us hidup dan m em per gunakan O2 y ang ada didalam silo. Bila O2 t elah habis t erpakai, t erj adi keadaan enaerob didalam t em pat penyim panan yang t idak m em ungkinkan bagi t um buhnya j am ur / cendaw an. Bakt eri pem bent uk asam ak an ber kem bang dengan pesat dan akan m er ubah gula dalam hij auan m enj adi asam - asam or ganik seper t i asam aset at , asam susu dan j uga alkohol. Dengan m eningkat nya der aj at keasam an, kegiat an bakt eri- bakt eri lainny a sepert i bak t eri pem busuk ak an t er ham bat . Pada der aj at keasam an t er t ent u ( pH = 3,5) bakt er i asam lakt at t idak pula dapat ber eaksi lagi dan pr oses pem buat an silase t elah selesai ( Ahlgr en, 1956) .

(9)

Keber hasilan pem buat an silase t er gant ung pada t iga fakt or ut am a yait u : 1. Ada t idaknya ser t a besar nya populasi bak t eri asam lak t at .

2. Sifat - sifat fisik dan kim iaw i bahan hij auan y ang digunakan. 3. Keadaan lingkungan.

Unt uk m enget ahui baik at au t idak ny a silase diper luk an k rit eria t ert ent u. Kr it er ia silase yang baik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Krit eria Penilaian Silase

Kr it e r ia Ba ik Se k a li Ba ik Se da n g Bu r u k

Jam ur Tidak ada Sedikit Lebih

banyank Banyak

Bau Asam Asam Kur ang asam Busuk

PH 3,2 – 4,5 4,2 – 4,5 4,5 – 4,8 > 4,8

Kadar N- NH3 < 10% 10 – 15% < 20% > 20% Sum ber : Dept an ( 1980)

Pem buat an silase selain dapat m eningkat kan zat gizi hij auan pakan, j uga dapat disim pan lebih lam a sehingga m em bant u penyediaan hij aun pakan t ernak sepanj ang t ahun. Penggunaan berbagai adit if sebagai sum ber energi m em percepat pr oses pem ecahan kom ponen ser at m isalnya dengan cam pur an enzim pem ecah selulosa dan hem iselulosa.

Am on ia si

Ada t iga sum ber am oniak yang dapat diper gunakan dalam pr oses am oniasi y ait u : NH3 dalam bent uk gas cair , NH4OH dalam bent uk lar ut an, dan ur ea dalam bent uk padat . Penggunaan NH3 gas yang dicair kan biasanya r elat if m ahal. Selain har ganya m ahal j uga m em er luk an t angki k husus yang t ahan t ek anan t inggi m inim um ( Minim um 10 bar) . Dem ik ian pula halny a dengan larut an am oniak NH4OH selain hargany a relat if m ahal j uga suk ar diperoleh, sehingga pem ak aian NH4OH t er bat as di labor at or ium .

Dibanding car a pengolahan kim ia yang lain ( NaOH) , am oniasi m em punyai beber apa keunt ungan, ant ar a lain : 1) . Seder hana car a penger j aannya dan t idak ber bahaya; 2) . Lebih m ur ah dan m udah diker j akan dibanding dengan NaOH; 3) . Cuk up efek t if unt uk m enghilangk an aflak t osin khususny a pda j eram i; 4) . Meningkat kan kandungan pr ot ein kasar ; 5) . Tidak m enim bulkan polusi dalam t anah.

Sat u- sat unya sum ber NH3 yang m ur ah dan m udah diper oleh adalah ur ea. Ur ea yang banyak ber edar unt uk pupuk t anam an pangan adalah dalam bent uk :

C

O

NH

2

NH

2

( Sir egar , 1995)

(10)

put ih dan higr oskopis. Ur ea m engandung nit rogen sebanyak 42 – 45% at au set ar a dengan pot ein kasar ant ar a 262 – 281% ( Belasco, 1945) .

Per lakuan am oniasi dengan ur ea t elah t er bukt i m em punyai pengar uh yang baik t er hadap pakan. Pr oses am oniasi leibh lanj ut j uga akan m em ber ikan keunt ungan yait u m eningkat k an kecer naan pakan. Set elah t er ur ai m enj adi NH3 dan CO2. Dengan m olek ul air NH3 akan m engalam i hidr olisis m enj adi NH4+ dan OH. NH3 m em punyai pKa = 9,26, ber ar t i bahw a dalam suasana net r al ( pH = 7) ak an lebih banyak t erdapat sebagai NH+. Dengan dem ikian am oniasi akan ser upa dengan per lakuan alkali. Gugus OH dapat m er enggut put us ikat an hidr ogen ant ar a Oksigen Kar bon nom or 2 m elekul glukosa sat u dengan Ok sigen Karbon nom or 6 m olek ul gluk osa lain y ang t erdapat pada ik at an selulosa, lignoselulosa dan lignohem iselulosa. Telah dik et ahui bahw a dua ik at an t erak hir ini bersifat labil alk ali, y ait u dapat diput us dengan per lakuan alkali. Dengan dem ikian pakan akan m em uai dengan lebih m udah dicer na oleh m ikr oba r um en. Pem uaian pakan selanj ut nya akan m elar ut kan deposit lignin yang t er dapat pada dinding dan ruang ant ar sel. Ber ar t i am oniasi j uga m enur unkan kadar zat m akanan yang sukar bahkan t idak dicer na oleh t er nak , yang ber akibat m eningkat kan kecer naan pakan leibh j auh. Dar i hasil per cobaan Chuzaem i ( 1987) dengan level ur ea yang lebih t inggi yait u 6 dan 8% secar a in vivo selain dapat m eningkat k an kecer naan bahan ker ing dan bahan or ganik j uga ener ginya. Ener gi t er cer na ( De) m eningkat dar i 6,07 MJ m enj adi 8,32 dan 9,54 MJ.

Ber dasar kan hasil penelit ian yang dilakukan oleh Soej ono et al., ( 1986) , per lakuan alkali pada bagas dengan m enggunakan ur ea ( CO [ NH2]2) sebanyak 6% BK, dapat secar a nyat a m eningkat kan kecer naan bahan ker ing ( BK) dan bahan or ganik ( BO) bagas, yait u dar i 22,29% m enj adi 29,58% , at au t er j adi peningkat an kecer naan sebesar 32,7% .

Pe n ggu n a a n Ur e a da n Te pu n g Ga ple k Pa da Sila se

Salah sat u sum ber nit r ogen bukan pr ot ein yang m udah lar ut m enj adi am onia adalah urea. Telah banyak penelit im em akai ur ea sebagai cam pur an r ansum r um inansia, kar ena har ganya m ur ah, kandungan pr ot ein kasar nya t inggi dan senyaw anya seder hana ser t a dapat dim anfaat kan oleh m ikor obia r um en sebagai sum ber pr ot ein ( Ensm inger dan Olent ine, 1968) .

Penggunaan ur ea dalam r ansum akan m enj adi efisien apabila am onia y ang t er bent uk m asih seim bang dengan kesanggupan m ikr obia r um en dalam m enggunakan am onia. Penggunaan ur ea akan m enunj ukkan haisl yang m aksim um bila dit am bahkan pada r ansum yang ber pr ot ein r endah ( Maynar d dan Loosli, 1979) .

Ur ea m ur ni m enggadung pr ot ein kasar sebanyak 291% ( 46,6 x 6,25) . Ur ea m ur ni sukar disim pan kar ena m udah m encair . Agar ur ea dapat disim pan lam a m aka dicam pur dengan zat lain sehingga kadar nit r ogennya t ur un m enj adi 42% . Kadar nit r ogen ur ea m akanan ber kisar 42 – 45% set ar a dengan pr ot ein kasar 262 – 281% ( Belasco, 1956) .

Menurut Baner j ee ( 1978) , ur ea sendir i t idak dapat m enggant ikan pr ot ein, urea dapat m ensuplai nit rogen am ino t et api bagian lain dari m olek ul prot ein harus m em per oleh dar i sum ber lain. Ker angka kar bon ( Sut ar di, 1977) dan hidr ogen ( Baner j ee, 1978) dar i m olekul pr ot ein dapat diper olhe dar i kar bohidr at yang m udah difer m ent asi.

(11)

Penggunaan ur ea dengan kadar t inggi dalam r ansum m em er lukan beber apa per syar at an, agar diper oleh m anfaat yang opt im al. Menur ut neum ann dan Snapp ( 1969) per syar at an t er sebut adalah :

1. Ket er sediaan ener gi yang cukup.

2. Kandungan Ca dan P r ansum y ang cukup. 3. Adanya unsur m ikr o yang cukup.

4. Ter sedianya vit am in A yang t inggi.

5. Ter sedianya sulfur yang m enj adi fakt or pem bat as unt uk m ensint esa asam am ino m et hionin dan sist in oleh m ikr oba rum en.

6. Ter sedianya gar am unt uk m eningkat kan palat abilit as. 7. Cam pur an ur ea dalam r ansum secar a hom ogen.

Bat asan penggunaan ini dim aksud unt uk m encegah t er j adinya ker acunan pada t er nak rum inansia.

Ur ea m engandung energi yang sangat r endah, sehingga pem ber iannya pada r um inansia har us diser t ai dengan pem berian bahan bahan m akanan yang kaya ak an ener gi yang dikenal dengan RAC. Salah sat u bahan RAC yang bany ak t er sedia di I ndonesia adalah t epung gaplek. Tepung gaplek m er upakan pr oduk dar i ket ela pohon ( Manihot esculent a) dan t elah dicobakan penggunaannya pada sapi per ah 9Basy a dan Nur aini, 1976) . Penelit i t er sebut m endapat kan bahw a penggunaan t epung gaplek dalam r ansum sapi per ahlakt asi pada t ingkat 40% belum m enur unkan daya konsum si r ansum dan t idak m em ber ik an pengar uh t er hadap kuant it as pr oduksi susu. Pada sapi dar a, Basya dan Nur aini ( 1977) m enyim pulkan bahw a penggunaan t epung gaplek sam pai dengan 32% dalam r ansum sebagai penggant i j agung t idak ber pengar uh t er hadap per t am bahan bobot badan, m aupun t er hadap efisiensi penggunaan m akanan. Dengan dem ikian, t epung gaplek dapat digunak an sebagai bahan m akanan sapi per ah sebagai sum ber ener gi dalam hubungannya dengan pem ber ian ur ea.

Unt uk m em peroleh hasil silase dengan kualit as y ang baik , m ak a perlu diupayakan agar asam t er bent uk dalam w akt u yang singkat . Salah sat u car a adalah dengan m er angsang per t um buhan bakt eri pem bent uk asam sebanyak- banyaknya dengan m enam bahkan bahan- bahan yang kay a dan karbohidrat sebagai sum ber ener gi bagi bakt er i. Ket er sediaan bahan yang m engandung kar bohidr at t inggi seper t i t epung gaplek akan m er angsang ber langsungnya proses fer m ent asi, dan pada akhir nya bakt er i asam lakt at dapat ber kem bang dengan cepat . Tepung gaplek m engandung pr ot ein, ser at kasar dan lem ak yang r endah, t et api kandungan bet a- N cukup t inggi. Hal ini m enunj uk k an bahw a t epung gaplek dapat digunakan sebagai sum ber energi.

Dengan adanya penam bahan t epung gaplek dan ur ea m enur ut Suset y o et al., ( 1969) bahan yang kaya akna karbohidr at dapat m em per cepat penur unan pH silase kar ena kerbohidr at m er upakan ener gi bagi. Bakt eri pem bent uk asam lakt at , sedangkan dengan penam bahan ur ea dihar apkan dapat m enaikkan nit r ogen dalam silase yang dihasilkan ( Cullison, 1978) .

Ham pir sem ua hij auan dapat dibuat silase t idak t erk ecuali lim bah k elapa saw it . Selur uh pelepah daun ( pet iole dan leaflet s) dipot ong sepanj ang 2 cm t elah digunakan sebagai m akanan sapi selain hij auan at au diaw et kan sebagai silase ( Hassan dan I shida, 1991; I shida dan Hassan, 1992) .

(12)

Walaupun silase m em punyai bau am onia yang t aj am / ker as t et api m asih dapat dit er im a oleh sapi.

Penam bahan ur ea pada pengaw et an daun kelapa saw it dapat m encegah t um buhnya j am ur dan m em per kaya bahan- bahan yang diaw et kan dalam bent uk NPN. Dar i hasil analisis labor at or ium daun kelapa saw it t er susun dar i 70% ser at dan 22% kar bohidr at t er lar ut ber dasar kan bahan ker ing. I ni m enunj ukkan bahw a daun kelapa saw it dapat diaw et kan sebagai silase m elalui peningk at an pH dan kandungan asam or ganik pada silase ( I shida dan Hassan, 1992) .

Dar i hasil penelit ian I shida dan Hassan ( 1992) per lakuan o, 3,0 dan 6,0% ur ea t idak m enunj uk kan adanya per bedaan yang nyat a pada pH. Per lakuan 6,0% ur ea pada silase m enghasilk an asam or ganik t er t inggi. Kandungan asam lakt at yang t ert inggi t erdapat pada silse y ang m engandung 3,0% urea. Penelit ian ini j uga m enunj uk kan bahw a per lakuan 0% dan 3,0% ur ea sangat digunakan sebagai pengaw et pada pem buat an silase. Tidak ada per bedaan yang nyat a ant ar a konsum si dan kecer naan bahan ker ing ant ar a 9% dan 3% ur ea, dan pr ot ein kasar m eningkat seir ing dengan m eningkat nya j um lah ur ea. Hal ini j elas m enunj ukkan bahw a penam bahan ur ea pada silase daun kelapa saw it t idak boleh m elebihi 3% k ar ena pengggunaan 6% urea dapat m enyebabkan penur unan pada konsum si dan kecer naan bahan ker ing. Keunt ungan lain dar i penggunaan ur ea pada silse adalah bahw a penam bahan ur ea 1 – 2% ( pada bahan ker ing) pada pr oses silase t elah dit em ukan sangat efekt if m encegah ker usakan aer ob pada silse set elah m em buka silo m elalui pert uk aran udar a set elah pem bongkar an.

Kon su m si Pa k a n da n Fa k t or - Fa k t or y a n g M e m pe n ga r u h i

Tingkat konsum si m akanan adalah j um lah m akanan yang t er konsum si oleh hew an bila m akanan t er sebut diber ikan adlibit um . Sum ber pakan ut am a unt uk t er nak r um inansia kecil di I ndonesia adalah hij auan pakan t er nak dan lim bah per t anian. Hij auan pakan um um nya adalah r um put alam yang t im bul di lahan pekar angan r um ah, lahan per t anian, t anah t er lant ar , pinggir j alan, sum ber - sum ber lahan lain dari pabr ik . Lim bah pert anian t er ut am a sisa hasil panen, sisa hasil pengolahan per t anian, at au yang dapat m engganggu hasil panen. Jum lah konsum si pakan m er upakan fakt or penent u yang paling pent ing yang m enent ukan j um lah zat -zat m akanan yang t er sedia bagi t er nak. Hal ini selanj ut nya ak an m em pengar uhi t ingkat pr oduksi. Ak an t et api pengat ur konsum si pakan pada t er nak rum inansia sangat kom pleks, kar ena bany ak fakt or yang t er libat seper t i ; Sifat pakan, fakt or t er nak dan fakt or lingkungan.

Konsum si hij auan pakan dapat dit ingkat k an dengan pem ber ian pakan secar a “ ad libit um ” . Peningk at an konsum si ak ibat m eningkat nya t ingk at pem ber ian pakan disebabkan oleh sem akin besar nya peluang unt uk m em ilik ( seleksi t er hadap pakan yang diber ikan. Bagian daun t anam an hij auan t r opis dikonsum si lebih banyak dibandingkan dengan bagian bat ang. Ter nak kam bing dan dom ba yang diber i hij auan pak an pot ongan m em ilih bagian daun y ang um um ny a lebih t inggi k ecernaanny a dibandingkan bat ang. Pem ilihan daun dibandingkan bat ang m ungkin t er ut am a disebabkan oleh per bedaan sifat fisik dar i t anam an t er sebut . Daun yang ber bulu m ungkin t idak akan dikonsum si yang ber ar t i bahw a pem ilihan t er j adi bukan hanya kar ena fakt or gizi, t et api j uga dipengar uhi per bedaan t ekst ur yang m em pengar uhi palat abilit as ( Woozicka- Tom aszew ska, et al., ( 1993) .

(13)

bahan ker ing m akanan oleh t er nak r um inansia dapat ber kisar ant ar a 1,5 – 3,5% , t et api pada um um nya 2 – 3% dar i ber at badannya ( Bam ualim , 1988) . Jum lah bahan ker ing yang dapat dim akan oleh seekor hew an selam a sehar i per lu dik et ahui. Dengan m enget ahi j um lah bahan ker ing yang dim akan dapat dipenuhi kebut uhan seekor hew an akan zat am akan yang per lu unt uk per t um buhannya, hidup pokok m aupun pr oduksinya. Bahan ker ing m er upakan t olak uk ur dalam m enilai palat abilit as m akanan yang diper lukan unt uk m enent uk an m ut u suat u pakan.

Kem am puan t er nak m engkonsum si bahan m akanan m er upakan hal yang per lu diper hat ikan karena erat hubungannya dengan t ingkat pr oduksi t er nak yang ber sangkut an. Hal ini dikar enakan var iasi kapasit as pr oduksi disebabkan oleh m akanan pada ber bagai j enis t er nak dit ent uk an oleh konsum si ( 60% ) , kecer naan ( 25% ) dan konver si hasil pencer naan pr oduk ( 15% ) ( Par akkasi, 1985) .

Peningkat an konsum si sej alan dengan besarnya t er nak. Bent uk r ansum yang r ingkas dan t idak ber debu sangat disukai t er nak, sedngkan kandungan ser at k asar yang t inggi akan m enur unk an t ingkat konsum si ini. Dem ikian pula m akanan yang volum inous dan kecer naannya r endah akan m enur unk an konsum si ( Par akkasi, 1983) .

Konsum si bahan ker ing pakan dit ent ukan oleh ukur an t ubuh, m acam r ansum , um ur dan kondisi t er nak. Konsum si bahan ker ing pakan kasar ( r oughage) ber kualit as t inggi pada dew asa adalah sebesar 1,4% dar i bobot hidupnya. Sedangkan pada sapi j ant an m uda sebesar 3% . Konsum si bahan ker ing r ansum biasanya m akin m enur un dengan m eningkat nya kandungan zat - zat pakan yang dapat dicer na ( NRC, 1976) . Menurut Tillm an et al., ( 1989) kebut uhan bahan ker ing pakan yang disar ankan unt uk sapi pedaging adalah ant ar a 2,5 – 3% bobot badan.

Prot ein adalah esensial bagi kehidupan kar ena zat t er sebut m er upakan pr ot oplasm a akt if dalam sem ua sel hidup. Pr ot ein m em punyai per anan pent ing dalam pr oses per t um buhan pr oduksi dan r epr oduksi ( Anggor odi, 1990) m enur ut Sut ar di ( 1980) pr ot ein dalam t ubuh ber per an sebagai :

1. Bahan pem bangunan t ubuh dan penggant i j ar ingan t ubuh yang aus. 2. Bahan baku pem buat hor m on, enzim dan alat penangkal.

3. Mengat ur lalu lint as zat - zat y ang larut k e dalam cairan t ubuh k e dalam at au k eluar sel.

4. Sum ber energi.

Pada penggem ukan yang ber t uj uan unt uk m enghasilk an per t am bahan bobot badan yang t inggi dan efisien, ser t a m enghasilk an kar kas yang ber kualit as t inggi m aka diper lukan pakan yang m engandung ener gi t inggi, kar ena pr oduksi t er nak akan m eningkat apabila kandungan ener gi pakan dit ingkat kan ( Tillm an et al., ( 1989) .

Koe fisie n Ce r n a da n Fa k t or - fa k t or y a n g M e m pe n ga r u h i

(14)

dalam salur an pencer naan. Menurut m or isson 91959) selisih ant ar zat m akanan yang dikandung dalam bahan m akanan dengan zat m akanan yang akan ada dalam feses m er upakan bagian yang dicer na. Cr am pt on dan Har r is, ( 1969) m enyat akan bahw a bagian yang dapat dicer na dapat diar t ikan sebagai bagian dar i bahan m akanan yang t idak dij um pai dalam feses dan bila bagian ini dinyat akan sebagai per sent ase t er hadap konsum si m aka disebut koefisien cer na.

Nilai k oefisien cerna t idak lah t et ap unt uk set iap m akanan at au set iap ek or t er nak, t et api dipengar uhi oleh beber apa fakt or ( Maynard dan Loosli, 1979) yait u : 1. Kom posisi Kim iaw i.

2. Pengolahan Makanan

3. Jum lah m akanan yang diber ikan. 4. Jenis hew an.

N e r a ca N it r oge n da n En e r gi

Menurut Maynar d dan Loosly 91979) ner aca nit r ogen adalah suat u car a unt uk m engukur m et abolism e pr ot ein didalam t ubuh. Baner j ee ( 1978) m enyat akan bahw a ner aca nit r ogen m enunj ukkan apakah prot ein t ubuh ber t am bah at au ber kur ang. Ner aca nit r ogen dapat dihit ung dengan m enggunakan per sam aan :

NN = NI – NE dengan penger t ian :

NN = Ner aca Nit r ogen

NI = Nit r ogen yang dikonsum si

NE = Nit r ogen yang dikeluar kan dar i dalam t ubuh

Nit r ogen yang dikonsum si adalah nit r ogen yang t erdapat dalam bahan m akanan dan ini m udah unt uk dihit ung ( Baner j ee, ( 1978) . Nit r ogen yang dikeluar kan dar i dalam t ubuh m enur ut Baner j ee ( 1978) t er dir i at as nit rogen dalam feses dan nit r ogen dalam air seni.

Kom ponen – kom ponen nigr ogen yang t er m asuk dalam nit r ogen feses adalah nit r ogen m akanan yang t idak t er cer na dan t idak t er absorbsi, ser t a nit r ogen endogen y ang m eliput i nit rogen berasal dar i dalam t ubuh sepert i nit rogen dari sisa- sia cairan em pedu dan get ah pencer naan, r er unt uhan sel- sel epit el usus dan m ik robia r um en yang t idak t er cer na ( Baner j ee, 1978) . Keshan dan Singh ( 1980) m enyat akan bahw a dat a ner aca nit r ogen secar a um um m enunj uk k an st at us nut risi pak an t ernak . Lloy d

et al., ( 1978) m enyat akan bahw a ner aca nit r ogen m er upakan cer m inan pr oses

penyim panan at au pengur angan pr ot ein dalam t ubuh dengan dem ikian dapat m em ber ikan ukur an kecer naan pr ot ein.

(15)

yang disim pan baik dalam bent uk per t um buhan, air susu at au per kem bangan fet us m aka j um lah nit r ogen yang dikonsum si dan yang dikeluar kan adalah sam a. Dalam keadaan ini ner aca nit r ogen disebut seim bang. Keadaan- keadaan ner aca nit r ogen seim bang akan m enyat akan bahw a t er nak t idak ber t um buh, pr ot ein r ansum cukup baik dalam j um lah dan m ut unya, r ansum cukup m engandung ener gi dan t er nak t idak m ender it a suat u penyakit .

Ener gi t ot al adalah ener gi yang t er sedia dalam bahan m akanan yang dikonsum si. Selam a pr oses pencer naan dan penyer apan ener gi m akanan akan dipecah. Sebagian dar i energi m akanan ak an hilang dar i t ubuh m elalui usus besar dalam bent uk gas dan sisa- sisa m akanan t idak t er cer na. Disam ping it u ada ener gi yang hilang ber asal dar i pr oduk- pr oduk dalam sist em pencer naan ( Cr am pt on dan Har r is, 1069) . Sem ua ener gi ini dikeluar kan dar i t ubuh dalam bent uk ener gi feses.

Ener gi m akanan yang t idak dikeluarkan ber sam a feses dinyat akan sebagai ener gi t er cer na ( Baner j ee, 1978) . Dar i ener gi t er cer nakan ada yang dikeluar kan m elalui air seni dan t inggallah energi t erm et abolism ek an. Panas reak si m erupak an bagian dari energi t erm et abolism ekan yang dikeluar kan dari t ubuh, berasal dari m et abolism e zat - zat m akanan dan panas fer m ent asi zat - zat m akanan ( Cr am pt on dan Har r is, 1969) . Sisa ener gi t er m et abolism ekan yang t idak ber upa panas r eaksi disebut ener gi net t o dan energi ini adalah ener gi bahan m akanan yang sesungguhnya dit ahan digunakan t ubuh unt uk per t um buhan dan pr oduksi ( Baner j ee, 1978) .

NE = EI – EM dengan penger t ian :

NE = Ner aca ener gi

EI = Ener gi yang dikonsum si

EE = Ener gi yang dikeluar kan dar i dalam t ubuh EM = Ener gi gas hasil fer m ent asi

( Shir ley, 1990)

Ner aca ener gi dikat akan posit if apabila energi yang dikonsum si m elebihi ener gi yang dikeluar k an dar i t ubuh. I ni ber ar t i ada per t am bahan bobot badan. Apabila ener gi yang dikeluar kan dar i t ubuh m elebihi y ang dik onsum si m ak a ner aca ener gi dikat akan negat if. Dalam keadaan ini t er nak kekur angan ener gi unt uk kebut uhan hidup pokok dan per t um buhan sehingga t er j adi per om bakan ener gi t ubuh. Ner aca ener gi dikat akan seim bang apabila ener gi yang dikonsum si sam a dengan yang dikeluar kan dar i t ubuh. Dalam keadaan ini t er nak dikat akan t idak ber t um buh.

Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n

Maynar d dan Loosli ( 1979) m enyat akan bahw a per t um buhan m er upakan peningkat an dalam st r ukt ur j ar ingan seper t i ot ot , t ulang dan or gan, ser t a deposit lem ak j ar ingan adiposa. Menurut Pr est on dan Leng ( 1987) , per t um buhan j ar ingan banyak berhubungan dengan sint esis lem ak dan pr ot ein. Bahan ( subst r at ) yang dibut uhkan adalah asam - asam am ino unt uk deposit pr ot ein; asam aset at , but ir at , dan asam - asam lem ak r ant ai panj ang unt uk sint esis lem ak.

(16)

Per t am bahan bobot badan dom ba akan lebih besar bila pem ber ian hij auan diser t ai dengan pem ber ian konsent r at . Penam bahan m akanan penguat kom er isal pada hij auan yang ada di pedesaan dapat m enghasilkan per t am bahan bobot badan sebesar 80,9 – 1114,3 g/ ekor / hari ( Obst et al., 1980) . Mar t aw idj aj a et al., ( 1986) m enyebut kan bahw a penam bahan konsent r at k om ersial m enghasilk an pert am bahan bobot badan sebesar 71 g/ ekor / har i, lebih besar bila dom ba hanya diber i r um put gaj ah, yait u 18g/ ekor / har i.

Per t um buhan um um nya dinyat akan dengan pengukuran kenaik an bobot badan m elalui penim bangan ber ulang- ulang, yait u set iap har i, set iap m inggu at au set iap w ak t u lainny a ( Tillm an et al., 1989) .

M ATERI D AN M ETOD E

I . Pe n gu j ia n Kom posisi Kim ia w i D a u n Ke la pa Sa w it Se ga r , Sila se , da n Am on ia si

Car a Pelaksanaan

Tem pat dan Wakt u

Penelit ian dilak uk an di k andang m et abolism e dan laborat oor ium Balai Pengkaj ian Teknologi Per t anian ( BPTP) Medan di Sei Put ih Galang Sum at era Ut ara.. Penelit ian berlangsung selam a 1 bulan

Bahan

Bahan yang diper gunakan adalah : daun kelapa saw it yang t elah diker ing udar akan ( 2- 3 j am ) , ur ea, t epung gaplek, dan air .

Alat

Alat yang diper gunakan adalah : alat pencacah, kant ong plast ik ukur an 5 kg dengan ket ebalan ± 0,4 m m , em ber , pisau, par ang, dan t im bangan.

Per lakuan

Per lakuan adalah m enggunakan urea dan t epung gaplek sebagai bahan adit if unt uk pem buat an silase. Unt uk pr oses am oniasi hanya m enggunakan ur ea.

Car a Pelaksanaan

Pr ose s Pe m bu a t a n Sila se

(17)

Pr ose s Pe m bu a t a n Am on ia si

Daun kelapa saw it yang t elah ker ing dicacah m enj adi pot ongan 2 – 3 cm sebanyak 5 kg. Cacahan diper cik i secar a m er at a dengan lar ut an urea 3% . Cacahan kem udian dim asukkan ke dalam plast ik dan secar a per lahan- lahan didapat kan agar plast ik t idak r usak . Kant ong plast ik diikat agar kedap udar a dan disim pan. Set elah 30 har i kant ong plast ik dibuka, diangin- anginkan selam a 2 j am , lalu diber ik an k e t er nk.

Pa r a m e t e r

Param et er y ang ak an diuk ur dalam penelit ian ini m eliput i : Am onia ( NH3) , bahan or ganik, bahan ker ing dan pH.

Ra n ca n ga n Pe n e lit ia n

Penelit ian m em akai r ancangan acak lengkap ( RAL) dengan 3 ( t iga) per lakuan dan 6 ( enam ) ulangan. Daun kelapa saw it y ang t elah disilase, diam oniasi dan daun kelapa saw it segar sebagai perlak uan, dan j um lah kant ong unt uk pem buat an silase dan am oniasi sebagai ulangan. Daun kelapa saw it segar sebagai kont r ol ( pem banding) . Unt uk penguj ian NH3 digunakan r ancangan RAL dengan 2 per lakuan dan 6 ulangan yait u per lakuan silase dan am oniasi.

Model m at em at is :

Yij = µ + λi + ε ij

Yij = nilai pengam at an ke –i yang m em per oleh per lakuan ke- j

µ = nilai t engah populasi

λi = pengar uh adit if dar i per lakuan ke- i

εij = galat per cobaan dar i per lakuan ke- i pda pengam at an ke- j

Unt uk m enget ahui pengar uh per lakuan t er hadap peubah yang diukur , dat a yang diper oleh dianalisis dengan sidik r agam , dan dilanj ut k an dengan uj i Beda Ny at a Ter kecil ( BNT) ( St eel dan Tor r ie, 1993) .

I I . Pe n gu j ia n Kon su m si, Ke ce r n a a n , N e r a ca N it r oge n , n e r a ca En e r gi da n Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n y a n g D ibe r i D a u n Ke la pa Sa w it Se ge r , Sila se , da n Am on ia si.

Tem pat dan Wakt u

Penelit ian dilak uk an di laborat orium dan kadang m et abolism e Balai Pengkaj ian Teknologi Per t anian ( BPTP) Medan Sei Put ih – Galang, Sum at er a Ut ar a. Penelit ian ber langsung salam 18 har i.

Mat er i Bahan

(18)

Alat

Alat yang diper gunakan adalah : alat pencacah ( khusus unt uk daun kelapa saw it segar) , t im bangan, gelas ukur an ( kapasit as 10 m l sam pai 100 m l) , bot ol t em pat ur in, plast ik t em pat feses, dan kadang m et abolism e ( dengan ukur an 100 x 130 cm ) .

Per lakuan

Sebagai lanj ut an percobaan I , m aka per cobaan I I m encakup penguj ian per t am bahan bobot badan, konsum si bahan ker ing, ser t a kecer naan pakan, ner aca nit r ogen, dan ner aca ener gi secar a in vivo dengan m enggunakna m et oda koleksi t ot al feses dan ur in.

Car a Pelaksanaan

Dom ba dit em pat kan dalam kandang m et abolism a dan diber i daun kelapa saw it segar , daun kelapa saw it y ang t elah disilase m aupun yang t elah diam oniasi. Konsum si pakan dicat at set iap har i. Pada har i ke –13 sam pai dengan har i ke- 18 t ot al ur ien ( 10% dar i volum e) dan t ot al fases ( 10% dar i ber at feses) dit am pung dan diukur . Unt uk pengam bilan sam pel ur ine w adah penam pungan diisi HCl 10% sebanyak ( 10 m l) , pada hari k e- 18 sam pel dik om posit , lalau diam bil sub sam pel unt uk analisa kecer naan bahan ker ing, bahan or ganik, kandungan ser at det er gen net r al ( NDF) , ner aca ener gi dan ner aca nit r ogen. Pengam bilan sam pel dilak uk an dua kali, yait u per cobaan I I dan pada m asa kahir per cobaan I I I . Per t am bahan bobot badan dicat at . Set iap m inggu yait u dengan m enghit ung selisih bobot badan pada m asa aw al dengan ak hir m asa penim bangan pada set iap m inggu.

Par am et er

Par am et er yang akan diukur dalam penelit ian ini m eliput i : k onsum si bahan ker ing, kecer naan bahan or ganik, bahan kering dan serat det er gen net r al ( NDF) . Ner aca nigr ot en, ner aca ener gi

Rancangan Penelit ian

Penelit ian m enggunakan r ancangan acak lengkap dengan t iga per lakuan dan t iga ulangan ( St eel dan t or r ie) . Daun kelapa saw it segar , yang disilase, dan yang diam oniasi dianggap sebagai per lakuan, sedangkan j um lah t er nak t iap per lakuan dianggap sebagai ulangan.

Guna m enget hui pengar uh per lakuan t erhadap peubah yang diuk ur , dat a yang diper oleh dianalisis dengan sidik r agam dan dilanj ut kan dengan uj i BNT.

I I I . M a n fa a t Pe n a m ba h a n Kon se n t r a t Pa da D a u n Ke la pa Sa w it Se ga r , Sila se da n Am on ia si Te r h a da p Kon su m si, Ke ce r n a a n , N e r a ca N it r oge n , N e r a ca En e r gi da n Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n

Tem pat dan Wakt u

Penelit ian dilak uk an di k andang m et abolism e dan labor at or ium Balai Pengkaj ian Teknologi Per t anian ( BPTP) Medan Sei Put ih- Galang, Sum at er a Ut ar a. Penelit ian berlangsung selam a 1 bulan.

Mat er i Bahan

(19)

sebanyak 15 ekor dengan bobot badan ber kisar 10,4 - 16,2 kg dengan kisar an 3 – 4 bulan.

Alat

Alat yang diper gunakan adalah : t im bangan ber kal dengan kapasit as 5 kg dan kandang m et abolism e.

Per lakuan

Penam bahan konsent r at pada per cobaan I I I adlah lanj ut an dar i per cobaan I I . Kom posisi k onsent rat t erdir i dari bungk il int i saw it ( 45% ) , lum pur m iny ak saw it

( 54% ) dan ser at per asan buah ( 1% ) Per lakuannya yait u : T1 = Daun kelapa saw it segar + konsent r at

T2 = Daun kelapa saw it yang disilase + konsent r at T3 = Daun kelapa saw it yang diam oniasi + konsent rat

Car a Pelaksanaan

Digunakan 15 ekor dom ba j ant an lepas sapih hasil per silangan St . cr oix dengan dom ba lokal dan ber at badan ber kisar ant ar a 10,4 – 16,2 kg, ser t a um ur ber kisar ant ar a 3 - 4 bulan. Ter nak dibagi m enj adi t iga kelom pok dan secar a acak diber i per lakuan pakan.

Per bandingan ant ar a daun kelapa saw it dan konsent r at adalah 30 : 70. Pakan k onsent rat t erdir i dari bungk il int i saw it ( 45% ) , lum pur m iny ak saw it ( 54% ) , dan ser at per asan buah ( 1% ) . Kandungan pr ot ein konsent r at adalah 14,7% dan ener gi ( TND) 72% . Set iap per lakuan pakan adalah isoprot ein. Daun k elapa saw it m engandung pr ot ien 14,8% dan ener gi ( TDN) 27,5% . Ter nak dit em pat kan dalam kandang selam a sat u bualn dan diber ikan obat cacing dua m inggu sebelum per lakuan. Tot al konsum si dicat at set iap har i dan bobot badan diukur set iap m inggu.

Par am et er

Par am et er yang akan diukur dalam penelit ian ini adalah : Konsum si Bahan Ker ing, Kecer naan, Ner aca Nit r ogen, Ner aca Ener gi, Per t am bahan Bobot Badan.

Rancangan Penelit ian

Penelit ian m enggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan t iga per lakuan dan lim a ulangan unt uk m enganalisa konsum si bahan ker ing dan per t am bahan bobot badan, sedangkan unt uk ner aca nit r ogen, ner aca ener gi dan kecer naan bahan ker ing, bahan or ganik, NDF digunakan t iga per lakuan dan t iga ulangan.

(20)

I V . H ASI L D AN PEM BAH ASAN

1 . Pe n gu j ia n Kom posisi Kim ia w i D a u n Ke la pa Sa w it Se ga r , Sila se da n Am on ia si

Kandungan bahan ker ing, bahan or ganik, pH, dan NH3 daun kelapa saw it segar , silase, dan am oniasi disaj ik an pada Tabel 5.

Tabel 5. Kom posisi Kim iaw i Daun Kelapa Saw it Segar, Silase, dan Am oniasi

Pe u ba h Pe r la k u a n

Se ga r Sila se Am on ia si Bahan ker ing ( % ) 27,07C± 0,61 56,26B± 0,02 64,08A± 1,71 Bahan Or ganik ( % ) 89,13C± 0,25 91,74B± 0,42 93,20A± 0,40

PH 5,43B± 0,21 5,83B± 0,19 8,31A± 0,12

NH3 ( m M) 0,45B± 0,15 1,68A± 0,14

Ba h a n Ke r in g

Dar i Sidik Ragam bahan ker ing, t er lihat bahw a per lakuan ber pengar uh nyat a ( P < 0,05) t er hadap bahan ker ing daun kelapa saw it . Dar i uj i BNT dapat dilihat bahw a bahan ker ing t er t inggi t er dapat pada per lakuan silase. Daun kelapa saw it segar ( kont r ol) m em punyai kandungan r at aan bahan ker ing 27,07% . I ni sesuai dengan per nyat aan Cullison ( 1978) bahw a m at er i yang baik digunakan unt uk pem buat an silase m em puny ai kandungan bahan ker ing

ant ar a 25- 35% . Bila kadar bahan ker ing m at er i yang digunakan kur ang dar i 25% , ber akibat pada hasil silase yang t er lalu asam dan silase akan kelihat an ber air . Cair an dalam silase y ang k eluar selam a proses fer m ent asi akan m engakibat kan penurunan kandungan zat m akanan didalam silase. Apabila m at er i m em punyai kadar bahan ker ing lebih dar i 35% akan m enghasilk an silase yang kur ang sem pur na, seper t i t um buhny a j am ur sebagai ak ibat k urang sem pur nany a pem adat an sehingga lebih m em ungkink an pengikat an oksigen. Per bedaan bahan ker ing yang sangat ny at a ant ara k ont rol, silase dan am oniasi dapat disebabkan kar ena kadar ur ea yang diber ikan, at au kar ena adanya penam bahan air pada proses pem buat an silase dan am oniasi y ang digunakan unt uk m elarut k an urea. Dari hasil penelit ian William s et .al ( 1983) penam bahan air pada j er am i yang t elah dit am bahkan ur ea akan dapat m enur unkan kandungan bahan ker ing dan m enur ut Chuzaem i dan Soej ono ( 1987) bahw a sem akin t inggi kandungan ur ea pada pakan dalam pr oses pengaw et an j er am i padi m aka akan sem akin t inggi kandungan bahan ker ing. Dalam penelit ian ini k adar ur ea yang diber ikan pada am oniasi lebih t inggi dar i silase, m aka ak an sem akin m eningkat kan kadar bahan ker ing pakan t er sebut .

Ba h a n Or ga n ik

(21)

kont r ol dapat m em buat kandungan bahan or ganik pad kont r ol lebih r endah dibandingkan dengan silase dan am oniasi.

PH

Sidik Ragam m enunj ukkan bahwa per lakuan ber pengar uh nyat a ( P < 0,05) t erhadap pH. Pada perlak uan silase nilai rat aan pH adalah 5,83. Menurut Soegirl et al ( 1972) , pH silase yang baik adalah ± 4, dim ana pada pH t er sebut kegiat an bakt er i t er hent i. Hasil penelit ian ini sesuai dengan penelit ian Tedj ow ahj ono dan Musofie ( 1979) yang m em per oleh hasil bahw a silase yang dalam pem buat annya diber ikan t am bahan ur ea, m aka pHnya akan lebih t inggi ( 6,53 – 9,76) .

Per lakuan am oniasi y ang diber i ur ea dengan dosis yang lebih t inggi t er nyat a m enghasilk an pH yang lebih t inggi. Keadaan ini t er j adi k arena pem ber ian urea selam a proses ensilase ak an dihidrolisis oleh enzim urease m enj adi NH4- k arbohidrat yang selanj ut ny a dipecah m enj adi NH3 dan CO2. NH3 selam a proses ensilase sebagian akan ber eaksi dengan air m em bent uk NH4OH yang ber sifat basa, seper t i t am pak pada r eaksi ber ikut :

CO ( NH2) 2 + H2O H2NCOONH4 2NH3 + CO2

NH3 + H2O NH4OH

Nilai r at aan pH yang t inggi pada am oniasi m er upakan hal yang w aj ar t er j adi kar ena pem ber ian ur ea secar a t idak langsung akan m enam bah sifat basa sehingga pH pada per lakuan ini j uga m eningkat .

N H 3

Dar i sidik r agam m enunj ukkan bahw a per lakuan ber pengar uh nyat a ( P < 0,05) t er hadap kandungan N- NH3. Uj i BNT m enunj ukkan NH3 silase lebih r endah dibandingk an NH3 am oniasi ( Tabel 5) . Am onia t erbent uk m elalui pr oses deam inasi asam - asam am ino oleh bakt eri asam lakt at dan asam but ir at . Am onia m er upakan salah sat u indik at or k erusak an silase k arena am onia dapat m enaik k an pH silase, disam ping it u j uga m encer m inkan ker usakan pr ot ein bahan ( Woolfor d, 1984) .

Menurut Subiyant o et al ( 1988) sem akin t inggi kandungan ur ea pada j er am i yang disim pan selam a em pat m inggu sem akin t inggi pula kandungan N- NH3. Hasil penelit ian Hassan dan I shida ( 1990) m enunj ukkan bahw a penam bahan ur ea pada fer m ent asi daun kelapa saw it akan sem akin m eningkat kan kandungan N- NH3 ( 3% ur ea kandungan N- NH3 nya 0,58 sedangkan pada 6% ur ea kandungan N- NH3 nya 1,12) . Hal ini m enunj ukkan bahwa sem akin t inggi level ur ea yang diber ikan akan m eningkat kan kandungan N- NH3.

I I . Pe n gu j ia n Kon su m si, Ke ce r n a a n , N e r a ca N it r oge n , N e r a ca En e r gi, da n Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n y a n g D ibe r i D a u n Ke la pa Sa w it Se ga r , Sila se da n Am on ia si

Kon su m si Ra n su m

(22)

Tabel 6. Nilai Beber apa Peubah Daun Kelapa Saw it Yang Diber i Per lakuan Daun Kelapa Saw it Segar, Silase, dan Am oniasi.

Pe u ba h Pe r la k u a n

Se ga r Sila se Am on ia si Konsum si ( g/ ekor / har i) 187,98C± 5,077 518,25A± 4,21 276,38B± 55,08 Kecer naan ( % )

Bahan ker ing 36,46A± 5,07 49,608A± 4,21 76,32B± 6,25 Bahan or ganik 44,16A± 4,69 58,75B± 3,71 81,56C± 4,74

NDF 24,13A± 6,33 41,47A± 5,17 69,32B± 7,93

Ner aca N ( g/ ekor / har i) - 7,39A± 2,23 23,72B± 5,39 11,37B± 7,82 Ner aca ener gi ( Kal/ g/ hr) - 1,75A± 2,49 2,59B± 1,94 0,79B± 1,39 NH3 ( m M) - 0,02B ± 71,56 0,03A± 0,03 - 0,08B± 0,05

Ket er angan : Hur uf Super skr ip yang ber beda pada bar is yang sam a m enunj ukkan per bedaan nyat a pada t ar af 5%

Pada t abel 6 dapat dilihat bahw a konsum si r ansum daun kelapa saw it pada per lakuan silase lebih t inggi dibandingkan dengan am oniasi at au segar .

Penam bahan k arbohidrat pada silase dapat m er angsang per t um buhan bakt er i pem bent uk asam sebanyak- banyaknya. Sum ber kar bohidr at yang biasanya dit am bahkan unt uk m engim bangi ur ea ant ar a lain t epung gaplek dan m olasses. Menurut Cullison ( 1979) bahw a pem ber ian ur ea dalam pakan har us diim bangi dengan pem ber ian kar bohidr at yang siap difer m ent asikan unt uk m engim bangi am oniak yang t er bent uk. Hasil penelit ian Hassan dan I shida ( 1991) dikat akan bahw a penam bahan ur ea dan m olasses pada pem buat an silase daun kelapa saw it yang diber ikan pada sapi akan m eningkat kan konsum si r ansum ( 2,8 kg/ 24 har i) dibandingk an dengan kont rol ( 2,6 k g/ 24 hari) , selain it u urea dan m olasses dapat m eningkat kan pH dan kandungan asam or ganik pada silase, dan dar i hasil penelit ian War dhani et al ( 1987) bahw a penam bahan t et es dan ur ea pada silase pucuk t ebu akan m eningkat kan konsum si bahan ker ing 5,95 kg/ har i pada sapi Bali.

Konsum si r ansum yang r endah pada per lakuan kont rol dapat disebabkan fakt or k esenangan at au kandungan lignin dan selulosa yang t inggi. Bacon et al ( 1981) m enyat akan bahw a per lakuan alkali m eningkat kan kecernaan selulosa, hem iselulosa dan lignin. Per lakuan alkali m eny ebabk an m em bengk ak ny a selulosa, m em ut uskan ik at an lignin yang m elindungi dinding sel polisakar ida sehingga enzim m ikr oba r um en dapat m asuk dan m encer na selulosa t ersebut . Peningk at an k onsum si dapat j uga disebabkan kar ena m eningkat nya kecer naan.

(23)

Pada Gam bar 1 dapat dilihat bahw a konsum si r ansum pada per lakuan silase m eningkat pada m inggu ke- 2, t et api m engalam i penur unan pada m inggu ber ikut nya. Pada per lakuan kont r ol konsum si r ansum st abil dan peningkat an konsum si r ansum kecil. Sem ent ar a it u pada per lakuan am oniasi konsum si r ansum m engalam i penur unan. Hal ini m em bukt ikan bahw a per lakuan ur ea sangat m em pengar uhi k onsum si r ansum .

Ke ce r n a a n Za t - z a t M a k a n a n Ke ce r n a a n Ba h a n Ke r in g da n Ba h a n Or ga n ik

Kecer naan bahan ker ing, bahan organik, NDF dar i m asing- m asing per lakuan disaj ikan pada Tabel 6.

Nilai pot ensial bahan m ak anan unt uk m eny ediakan zat - zat m akanan t er t ent u dapat dit ent ukan dengan analisis kim ia, t et api nilai sebenar nya bagi t er nak hanya dapat dit ent ukan set elah m engalam i kehilangan yang t idak dapat dihindar i yang t er j adi selam a pencer naan, penyerapan, dan m et abolism e ( Mc.Donald, et al, 1988) , Ensm inger ( 1990) m enyat akan bahw a t er nak t idak dapat m em anfaat kan sem ua zat -zat m akanan yang t er dapat dalam pakan. Nilai m anfaat suat u pakan dapat diket ahui m elalui per cobaan penent uan daya cernany a pada t ernak , k arena analisis k im ia hanya m enggam bar kan nilai suat u pakan t anpa nilai m anfaat nya ( Anggor odi, 1990; Chur ch dan Pond, 1988) .

Dar i Sidik Ragam m enunj ukkan bahw a kecer naan bahan ker ing dipengar uhi oleh per lakuan ( P < 0,05) . Kecer naan bahan ker ing t er t inggi t er dapat pada per lakuan am oniasi. Hal ini m ungkin ber hubungan dengan lam a r et ensi pakan dalam r um en. Pakan yang lebih lam a ber ada dalam r um en kem ungkinan akan lebih banyak dicer na, sehingga m engakibat kan kecer naannya lebih t inggi. Pada per lakuan silase, konsum si yang t inggi kem ungkinan m engakibat kan lam a r et ensi yang lebih singkat sehingga m enur unkan koefisien cer na. Menur ut Tillm an et al ( 1989) t ingkat kecer naan t er t inggi didapat pada m akanan yang dikaonsum si sedik it lebih r endah dar i kebut uhan hidup pokok.

Dar i Sidik Ragam m enunj ukkan bahw a per lakuan m em berik an pengaruh yang nyat a t er hadap kecer naan bahan or ganik. Kecer naan bahan or ganik t er t inggi pada perlakuan am oniasi. Hal ini dapat disebabkan ur ea dapat m elar ut kan sebagian kom ponen ser at kasar t er m asuk silika yang dapat m engakibat kan ket er sediaan zat m akanan unt uk dicer na sem akin t inggi

kar ena ur ea dapat m elonggar kan ikat an lignoselulosa. Dengan longgar nya ik at an lignoselulosa ak an m em udahk an penet rasi enzim y ang dihasilk an m ik roba rum en lebih sem pur na, ak ibat nya ak an m eningkat k an kecer naan bahan ker ing, bahan organik , dinding sel, TDN ( Tot al Digest ible Nut rient ) dan DE ( Digest ible Energy ) ( Jackson, 1977) .

Dar i hasil per cobaan Chuzaem i ( 1987) dengan level ur ea yang t inggi yait u 6% dan 8% secar a in vivo selain dapat m eningkat kan kecer naan bahan ker ing dan bahan or ganik j uga m eningkat kan ener ginya. Berdasark an penelit ian y ang dilak uk an oleh Soej ono et al ( 1986) , per lakuan alkali pada bagas dengan m enggunakan ur ea sebanyak 2, 4, 6% bahan ker ing, secar a nyat a dapat m eningkat kan kecernaan bahan ker ing dan bahan or ganik, yait u 22,29% m enj adi 29,58% pada t ar af penam bahan ur ea 6% at au t er j adi peningkat an kecer naan sebesar 32,7% .

Ke ce r n a a n N e u t r a l D e t e r ge n t Fibe r

(24)

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahw a perlak uan urea pada silase dan am oniasi m eningkat kan kecer naan dinding sel ( NDF) . Kecer naan NDF pada per lakuan kont r ol t er lihat sangat r endah.

Van Soest ( 1982) t elah m enem ukan bahw a t erdapat kor elasi yang baik ant ar a isi sel dan lignin dengan day a cerna in vivo. Ser at det er gent net r al ( NDF) m ew akili bagian dinding sel y ang ber ser at dan t er kandung didalam nya lignin, selulosa, hem iselulosa sert a beberapa prot ein yang t er ikat oleh ser at .

Menurut Sut ar di ( 1980) isi sel t er dir i at as zat - zat yang m udah dicer na yait u pr ot ein, kar bohidr at , m iner al dan lem ak, sedangkan dinding sel t er dir i at as sebagian besar selulosa, hem iselulosa, pept in, prot ein dinding sel, lignin dan silik a. Lignin m er upakan suat u zat kom pleks dar i bagian t anam an sepert i k ulit gabah, bagian akar yang ber ser at , bat ang, dan daun yang sulit dicer na ( Anggor odi, 1990) . Seper t i diket ahui ikat an lignin m er upakan pengham bat kecer naan dinding sel t anam an. Sem akin banyak lignin t er dapat dalam dinding sel m ak a k oefisien cerna hij auan t er sebut sem akin r endah. Nam un dengan per lakuan alkali t er hadap pengolahan lim bah m aka akan t er j adi pem ut usan ikat an- ikat an t er sebut . Hal ini kem ungkinan yang m enyebabkan kecer naan NDF pada per lakuan am oniasi lebih t inggi dan ber beda dar i per lakuan silase dan kont r ol. Hal ini sesuai dengan pendapat para penelit i t er dahulu ( Wanapat et al, 1982; Sundst ol et al, 1984) , ur ea dapat m elonggark an ik at an lignoselulosa dan lignohem iselulosa, sehingga lignoselulosa m em bengkak dan bagian selulosa kr ist al ber kur ang, sehingga m em udahkan penet r asi enzim yang dihasilk an m ikr oba r um en lebih sem pur na, akibat nya akan m eningkat kan kecer naan bahan ker ing, bahan or ganik, dinding sel, TDN dan DE.

N e r a ca N it r oge n da n N e r a En e r gi N e r a ca N it r oge n

Ner aca nit r ogen m enunj ukkan j um lah nit r ogen yang t ersusun di dalam t ubuh t er nak yang t idak diekskr esikan m elalui feses dan ur in. Ner aca nit r ogen diper lukan unt uk penilaian m ut u pr ot ein k ar ena dapat dipakai unt uk m enduga kebut uhan pr ot ein unt uk per t um buhan m eskipun t idak sem ua dan yang dir et ensi digunakan unt uk pem bent ukan daging. Nilai ner aca nit r ogen t er lihat pada Tabel 6.

Dar i Sidik Ragam m enunj ukkan bahwa per lakuan ber pengar uh ( P < 0,05) t er hadap ner aca nit r ogen. Ner aca nit r ogen pada per lakuan silase dan am oniasi m enunj uk kan nilai yang posit if. Hal ini m enunj ukkan bahw a ant ar a per lakuan silase dan am oniasi ber beda dengan per lakuan segar. Neraca nit rogen y ang m em berik an nilai posit if berart i nit rogen y ang dim ak an m elebihi dar i y ang dikeluar kan dar i yang dikeluar kan dar i dalam t ubuh. Dalam kondisi ini ak ana m em perlihat k an pert um buhan pada t er nak. Ner aca nit r ogen negat if pada per lakuan kont r ol m enunj ukkan bahw a nit rogen yang dik eluark an dari dalam m elebihi y ang m asuk m elalui m ak anan. Keadaan ini dapat disebabkan kar ena pem ber ian r ansum yang r endah kadar pr ot einnya dan ener gi yang t idak m encukupi. Bila dilihat dar i kandungan pr ot ein, kebut uhan pr ot ein silase

(25)

N e r a ca En e r gi

Sidik Ragam m enunj ukkan bahwa per lakuan m em ber ikan pengar uh ( P < 0,05) t er hadap ner aca ener gi. Ner aca energi pada per lakuan silase dan am oniasi m enunj uk kan nilai posit if, hal ini dapat t er j adi apabila ener gi y ang dikonsum si m elebihi ener gi yang dikeluar kan dar i t ubuh ( Baner j ee, 1978) . I ni kem ungkinan dapat m enyebabkan per t am bahan bobot badan pada t er nak. Apabila ener gi yang dikeluar kan dar i t ubuh m elebihi dar i yang dikonsum si m aka ner aca ener gi dapat dikat akan negat if. Hal ini yang m enyebabkan ner aca ener gi pada per lakuan kont r ol bernilai negat if. Dilihat dari k onsum si harian energi ransum pada perlak uan k ont rol, silase, dan am oniasi adalah 0,27 M kal; 1,116 M kal; dan 0,84 M kal. Konsum si ener gi pada per lakuan

am oniasi dan k ont rol belum m encukupi kebut uhan ener gi har ian dom ba, yait u sebanyak 1,33 M Kal unt uk ber at badan ber kisar 14 kg dengan per t am bahan bobot badan 0- 50 g/ har i ( Haryant o, 1992) , t er ut am a pada per lakuan kont r ol dim ana dapat m engakibat kan penurunan bobot badan. Konsum si ener gi pada per lakuan silase sudah m em ungkinkan dapat m em enuhi kebut uhan konsum si ener gi seper t i yang disar ankan, w alaupun per t am bahan bobot badannya r elat if sangat kecil, t et api sudah m enunj uk kan nilai posit if t er hadap ner aca energi.

Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n

Tabel 6 m enam pilkan dat a per t am bahan bobot badan dom ba pada per cobaan I I . Per t um buhan m er upakan salah sat u sifat y ang m em puny ai nilai ek onom i yang pent ing dalam penam pilan pr oduksi t er nak ( Daas dan Achar ya, 1970) . Per t um buhan diukur ber dasar kan bobot badan ( Maynar d et al, 1979) . Dar i dat a per t am bahan bobot badan akan diket ahui nilai suat u bahan pakan bagi t er nak ( Chur ch dan Pond, 1988) .

Per lakuan m enunj uk kan pengaruh yang nyat a ( P < 0,05) t er hadap per t am bahan bobot badan. Kenaikan ber at badan har ian t er t inggi t er dapat pada per lakuan silase. Ber kur angnya bobot badan pada per lak uan am oniasi adalah lebih besar bila dibandingkan dengan pem ber ian dalam bent uk segar . Konsum si bahan ker ing pada dom ba penelit ian ini adalah 1,25 – 3,62% dar i bobot badan dim ana lebih r endah dar i kebut uhan yang dianj ur kan NRC

( 1985) yait u 5% dar i bobot hidup. Herm an ( 1977) m enyat akan bahw a kebut uhan konsum si bahan ker ing pada dom ba j ant an ber kisar ant ar a 5,7 – 7,6% dar i bobot hidup 9 – 15 kg. Menur ut Dj aj anegar a ( 1986) j um lah yang dikonsum si dom ba per ekor per har i pada r ansum yang diber i per lakuan ur ea ber kisar 0,6 – 2,25 kg, dim ana konsum si pakan pada per lakuan am oniasi j auh dar i j um lah yang seharusnya diber ikan pada t er nak. Pem ber ian m akanan yang t er lalu sedikit dar i k ebut uhan hidup pokok akan m enyebabkan t er nak kehilangan bobot badan.

(26)

I I I . M a n fa a t Pe n a m ba h a n Kon se n t r a t pa da D a u n Ke la pa Sa w it Se ga r , Sila se da n Am on ia si Te r h a da p Kon su m si, Ke ce r n a a n , N e r a ca N it r oge n , N e r a ca En e r gi, da n Pe r t a m ba h a n Bobot Ba da n

Pengar uh penam bahan konsent r at pada daun kelapa saw it segar , silase, dan am oniasi t er hadap konsum si r ansum , kecer naan ( bahan ker ing, bahan or ganik dan NDF) , ner aca Nt irogen, dan per t am bahan bobot badan disaj ikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Beber apa Peubah Daun Kelapa Saw it Yang Diber i Per lakuan Segar , Silase, Am oniasi Dengan Penam bahan Konsent r at Secar a I n Vivo.

Pe u ba h Pe r la k u a n

Se ga r Sila se Am on ia si Konsum si Bahan

Ker ing ( g/ ekor / har i)

Ransum 227,56A± 48,38 608,26B± 47,74 344,49C± 20,91

Konsent r at 25,29A± 48,77 27,75A± 50,59 140,58B± 16,67

Hij auan 19,72A± 13,96 580,60B± 86,31 203,91A± 21,3

Kecer naan ( % )

Bahan ker ing 26,35A± 2,86 52,79AB± 1,29 42,78B± 10,22 Bahan or ganik 36,02A± 1,37 60,98B± 1,03 54,45B± 915

NDF 4,33A± 4,85 44,99B± 3,25 32,83B± 9,54

Ner aca N ( g/ ekor / har i) - 12,23A± 3,09 - 12,79A± 5,50 42,88B± 4,76 Ner aca ener gi ( Kal/ g/ hr) - 1,57A± 3,09 2,29A± 9,29 6,18B± 7,15 PBB ( g/ ekor/ har i) - 0,03A ± 0,03 - 0,03A± 0,03 - 0,01B ± 0,02

Ket er angan : Hur uf Superskr ip yang ber beda pada nilai r at aan pada bar is yang sam a m enunj uk kan per bedaan ny at a ( P < 0,05)

Kon su m si Ra n su m

(27)

Meacham et al ( 1963) bahw a sem akin r endah kandungan pr ot ein dalam pakan m aka t ingkat konsum sinya sem akin m enur un.

Gam bar 3. Konsum si Ransum pada Per cobaan I I I ( g/ ekor / har i)

Dari gam bar 3 diat as dapat dilihat bahw a k onsum si ransum pada perlak uan silase lebih t inggi. I ni dapat disebabkan k arena perlak uan silase selain m engk onsum si hij auan y ang lebih t inggi, t er nak t er sebut j uga m engkonsum si konsent r at . Maka secar a t idak langsung bahan ker ing per lakuan pada silase cender ung lebih t inggi dibandingkan dengan per lakuan am oniasi dan kont r ol.

Ke ce r n a a n Za t - z a t M a k a n a n

Tabel 7 m em per lihat kan kecer naan bahan ker ing, bahan or ganik, NDF dar i penam bahan konsent rat t er hadap per lakuan daun kelapa saw it segar , silase, dan am oniasi.

Ke ce r n a a n Ba h a n Ke r in g da n Ba h a n Or ga n ik

Sidik Ragam m enunj ukkan pengar uh yang nyat a ( P < 0,05) t er hadap kecer naan bahan ker ing dan bila dilakukan uj i BNT ( Tabel 7) m enunj ukkan bahw a ant ar a per lakuan segar dan am oniasi t idak ber beda dengan per lakuan silase t et api ant ar a per lakuan segar dan am oniasi ber beda. Ter j adinya kenaikan kecer naan bahan k ering ini sebagai ak ibat dari k onsum si k onsent r at dim ana pada per lakuan silase dan am oniasi lebih banyak m engkonsum si konsent r at . Menur ut Pr ice et al ( 1980) m eningkat nya kandungan ser at kasar pakan akan m enur unkan kecer naan bahan ker ing, pr ot ein kasar dan ener gi.

Dar i Sidik Ragam m enunj uk kan per lakuan ber pengar puh secar a nyat a t er hadap kecer naan bahan or ganik pada t ar af 5% dan dar i hasil uj i BNT m enunj uk kan ant ar a silase dan am oniasi t idak ber beda nyat a dan relat if sam a t et api lebih t inggi pada silase dan keduanya ber beda nyat a dibandingkan dengan per lakuan kont r ol. Per bedaan kecer naan kem ungkinan disebabkan kar ena dom ba yang diber i per lakuan silase dan am oniasi lebih banyak m engkonsum si konsent r at . Dengan adanya penam bahan konsent r at

Gambar

Tabel 1. Data Pemangkasan dan Pengumpulan pada Daun Kelapa Sawit.
Tabel 3. Produktivitas Domba Murni dan Hasil Persilangannya
Tabel 6. Nilai Beberapa Peubah Daun Kelapa Sawit Yang Diberi Perlakuan Daun Kelapa Sawit Segar, Silase, dan Amoniasi
Tabel 7. Nilai Beberapa Peubah Daun Kelapa Sawit Yang Diberi Perlakuan Segar, Silase, Amoniasi Dengan Penambahan Konsentrat Secara In Vivo
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Adapun Dokumen-Dokumen yang akan diadakan pembuktian dan harus dibawa, diserahkan serta diperlihatkan Aslinya kepada Pokja ULP, yakni :.. Formulir Isian Kualifikasi Asli

Pada tahap awal Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan telah memberikan penjelasan kepada peserta lelang mengenai hal-hal yang perlu disampaikan

Observasi pra-PPL menyangkut perangkat pembelajaran (meliputi kurikulum, silabus, dan RPP), proses pembelajaran (meliputi cara membuka pelajaran, menyajikan materi,

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Muaro Jambi akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi

1) Memperoleh masukan perkembangan pelaksanaan praktek pendidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan pembelajaran dapat disesuaikan. 2) Memperoleh masukan

19 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Organisasi

[r]