KAJIAN PUSTAKA
EFEK KAPORIT TERHADAP SISTEM PENCERNAAN
Oleh:
ERA ANGGORO KUSUMA NINGRUM 09020028
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
KAJIAN PUSTAKA
EFEK KAPORIT TERHADAP SISTEM PENCERNAAN
KAJIAN PUSTAKA Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
ERA ANGGORO KUSUMA NINGRUM
09020028
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN KAJIAN PUSTAKA
Telah disetujui sebagai kajian pustaka Untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedoteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal :19 Juni 2015
Pembimbing I
dr. Fathiyah Safithri, M.Kes
Pembimbing II
dr. Desy Andari
Mengetahui,
dr. Irma Suswati, M.Kes
LEMBAR PENGUJIAN
Kajian pustaka oleh Era Anggoro Kusuma Ningrum
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 19 Juni 2015
Tim Penguji
dr. Fathiyah Safithri, M.Kes , Ketua
dr. Isbandiyah, SpPD , Anggota
v
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb pencipta, penguasa jagat raya
dengan berjuta kasih dan sayang kepada hambaNya karena atas berkah, rahmat
dan hidayahNya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan kajian pustaka yang
berjudul “Efek Kaporit Terhadap Sistem Pencernaan” ini tepat waktu.
Banyak sekali pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun
materi. Dalam kesempatan ini penulis ingin sekali mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang
2. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan sabar dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. dr. Desy Andari selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan
dan bimbingannya, serta dengan sabar membantu penulis dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
4. dr. Isbandiyah, SpPD. selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk
5. Seluruh staf dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan ikhlas
membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis dan teman-teman
penulis.
6. Seluruh staf TU dan staf Laboratorium Biomedik FK UMM : Mas Miftah,
Pak Kus, Pak Yon, Mas Faisal, Mas Didit, Bu Endah, Mbk Nuke, Mbk
Citra dan staf lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas bantuannya selama ini sehingga penulis dapat melakukan
penelitian ini dengan maksimal.
Demi kesempurnaan penelitian ini di masa yang akan datang, kritik dan
saran dari berbagai pihak selalu penulis harapkan.
Malang,29 Agustus 2015
vii Ucapan Terima Kasih
- Spesial Thanks buat KELUARGA KECILKU yang sempurna. Buat ayahku : Bapak H. Moch. Yasin, “makasih buat doa dan dukungannya, menjadi ayah terbaiknya Era , Era sayang ayah”. Buat ibuku tercinta : Ibu Hj. Erny Usah Diningsih “makasih udah menjadi ibu terhebat dan terbaik di dunia, makasih buat jadi pahlawan hidupku, makasih buat kasih sayang yang tak ternilai dan sangat berharga buat Era, makasih buat semuanya. Era gak akan bisa balas semua yang sudah ibu kasih, tapi Era janji akan melakukan yang terbaik buat ibu, Era janji suatu saat nanti Era pasti buat ibu bangga. I love you so much, Mom and Dad.”
- Buat Suamiku tercinta Nur Ali, ST “yang selalu dukung buat menyelesaikan kajian pustaka ini, buat kesabarannya nenangin aku pas aku marah-marah, buat telinga yang siap dengerin curhat dan omelanku, buat yang selalu ada saat susah maupun senangku, buat hati yang selalu dijaga cuma buat aku, dan buat kasih sayang yang selama ini diberikan. Love you, makasih sudah jadi suami terbaik buat Era”. Buat Anakku Dzakiyya Nabillah Istiqomah Nur Kusuma “senyuman adek buat bunda semangat untuk segera menyelesaikan tinjauan pustaka ini, Bunda sayang Adek
Nabillah.”
- Buat adek ku : Eri anggoro Rahayu Ningrum dan Mochammad Aliffian Nur Rochman “kalian adalah semangat hidupku, Era sayang kalian. Kita harus bisa jadi kebanggaan ibu sama ayah, ya adekku sayang. Semangat buat meraih mimpi dan cita-cita, Era akan selalu ada buat dukung kalian.”
- Buat teman-teman terbaikku selama di FK : “SS Tercinta” Nur Rahmah Dian Pratiwi, Yeni Widayanti, Nina yuli, Rizka Amalia, Zuriyatus Saidah, Sucria Octaviani,dan Roro Ajeng Intan Nastiti. “makasih udah menghiasi hari-hariku selama di kampus, di jalan, di kosan, di mana aja. Kalian teman terbaik :* ”
- Buat teman-temanku angkatan 2009, 2010 makasih buat smuanya. Semoga kita jadi dokter yang bisa berguna buat semuanya.amien..
ABSTRAK
Ningrum, Era Anggoro Kusuma. 2015. Efek Kaporit Terhadap Sistem Pencernan. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Fathiyah Safithri*) (2) Desy Andari**)
Latar belakang : Perusahaan daerah air minum (PDAM) mencukupi kebutuhan masyarakat akan air bersih melalui pengolahan air minum yang bahan bakunya berupa air permukaan. Proses yang dilakukan dalam air minum meliputi, presedimentasi, koagulasi-flokulasi, filtrasi, sedimentasi, dan disenfeksi. Proses disenfeksi yang banyak digunakan adalah klorinasi, karena klor atau bisa dikenal sebagai sodium hipoklorit efektif sebagai desinfektan. Air minum dengan kandungan kaporit (sebagai desinfektan) yang masuk ke dalam tubuh akan dioksidasi menjadi Trihalomethane (THM) dan Haloacetic Acids (HAAs). Trihalomethane bersama Haloacetic Acids diduga terikat secara stabil dengan makromolekul selular protein DNA yang berupa ikatan silang, kemudian akan mempengaruhi struktur sel normal. Sel yang terpapar kaporit akan berespon, berupa adaptasi (atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia, dan dysplasia) serta akan mengalami peradangan (inflamation), yang ditandai munculnya sel PMN/MN. Kaporit dalam jumlah besar jika tertelan dalam jangka pendek yaitu menyebabkan luka bakar yang serius pada mulut, tenggorokan dan lambung serta dapat menyebabkan nyeri telan, mual, muntah. Sedangkan jangka panjang dapat menyebabkan nyeri perut, perasaan terbakar, lidah hitam, muntah, lesu, syok.
Kata kunci : Kaporit, Sistem Pencernaan, Jangka Panjang, Jangka Pendek
*) Staf Pengajar Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
ix ABSTRACT
Ningrum, Era Anggoro Kusuma. 2015. Chlorine Effect toward Digestion System. Medical Faculty University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Fathiyah Safithri*⁾ (2) Desy Andari**⁾
Background of the study: Local Water Supply Utility/Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) fulfills the need of clean water for people through water management which uses surface water as its raw materials. Water processing consists of pre-sedimentation, coagulation-flocculation, filtration, sedimentation, and disinfection. The most frequently used disinfection process is chlorination, for chlorine or commonly known as sodium-hypochlorite, is effective as disinfectant. Water with chlorine (as disinfectant) digested in the body will be oxidized into Trihalomethane (THM) and Haloacetic Acids (HAAs). Trihalomethane and Haloacetic Acids (HAAs) are deemed in a stable bound with DNA protein cellular macromolecules in cross-link, which will affect normal cell structure. Cell exposed with chlorine will respond in the form of adaptation (atrophy, hypertrophy, hyperplasia, metaplasia, and dysplasia) and will experience inflammation which is identified with PMN/MN cell. If a big amount of chlorine is digested in a short time, it can cause serious burn in mouth, throat, and gastric and result pain when swallowing, nausea, and vomit. Meanwhile, in a long term, it can cause stomachache, feeling to be burnt, black hairy tongue, vomit, loss of consciousness, and shock.
Keywords: Chlorine, Digestion System, Long Term, Short Term
*) Teaching staff in Pharmacology Division at Medical Faculty University of Muhammadiyah Malang
**) Teaching staff in Histology Division at Medical Faculty University of
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SINGKATAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Anatomi, histologi, fisiologi Sistem Pencernaan Manusia ... 4
2.1.1. Rongga Mulut ... 5
2.1.2. Kerongkongan (Esofagus) ... 7
2.1.3. Lambung ... 8
2.1.4. Intestinum Tenue ... 13
2.1.5. Usus Besar (Kolon) ... 16
2.2. Adaptasi dan jejas sel ... 18
2.2.1. Kematian Sel ... 22
2.3. Kaporit ... 25
2.3.1. Pengertian. ... 25
2.3.2. Sifat Fisika Kimia ... 25
xi
2.3.4. Kegunaan Kaporit ... 26
2.3.5. Penyimpanan dan Keamanan Kalsium Hipoklorit ... 27
2.3.6. Dampak Pada Organ ... 27
2.3.6.1. Paparan Jangka Pendek ... 27
2.3.6.2. Paparan Jangka Panjang ... 28
2.3.7. Efek Kaporit Terhadap Mikroorganisme ... 28
2.3.8.Patomekanisme Kaporit Terhadap Gastrointestinal ... 29
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
3.1. Kesimpulan ... 34
3.2. Saran ... 35
DAFTAR GAMBAR
2.1 Sistem Pencernaan Manusia ... 5
2.2 Anatomi Mulut ... 6
2.3 Lambung ... 8
2.4 Histologi Lambung ... 9
2.5 Anatomi Intestinum Tenue ... 13
2.6 Anatomi Kolon ... 17
xiii
DAFTAR SINGKATAN
BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
DepKes : Departemen Kesehatan
DNA :Deoxyribonucleic Acid
EPA : Environmental Protection Agency
GIT : Gastrointestinal Tract
HAAs : Haloacetic Acids
LES : Lower Esophageal Spincter
MN : Mononuclear
mg : miligram
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
PMN : Polimorfonuclear
ppm : Part Per Million
RNA :Ribonucleic Acid
THM : Trihalomethane
36
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2010. Standar Nasional Indonesia (SNI) Kaporit. SNl 00-2856-1998.
Bariqul, Haq dan Ali, Masduqi, 2014, Jurnal Sistem Distribusi Air Siap Minum PDAM Kota Malang : Studi Kasus Kecamatan Blimbing, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Diakses 2 Maret 2015 http//.digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate.../13278.
Candrasoma, P dan Taylor, C. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal 3-19, 34-45, 67-76, 231-240.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC. Hal 23-28.
Cotran, R.S, Smith M.K, Randall J.L, Read J.L, Stober J.A. 2007. Pathologic Basis of Disease sixth eddition. Philadelphia W.B, Saunder Company. Page 3-88.
DepKes RI. 2004 Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta. Hal. 17-20.
DOH, 2004. The facts about chlorine. New York State Department Of Health.
EPA. 2000. Toxicological review of Chlorine dioxide and Chlorite cas nos. 10049-04-4 and 7758-19-2.
Eroschenko, V. P. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta : EGC. Hal. 286-291.
Ganong, W.F, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC. Bab Sistem Cerna.
Geneser, F. 2004. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara. Bab Sistem Cerna. Hal 93-143.
Gould, B. E. dan Ruthanna, D. 2011. Pathophysiology for The Health Professions Fourth Edition. United States of America : Elsevier Inc. Chapter 1 Introduction of Pathophysiology Page 9.
Guyton A dan Hall E, 2006, Gastrointestinal physiology dalam : Texbook Of Medical Physiology 11th edition, Elsevier saundres, Philadelpihia. Hal. 589-608.
37
Junqueira LE, Carneiro J, Kelley RO, 2005, Basic Histology, 11th ed, Mc Graw-Hill, Boston.
Khan, 2008. Pathological effects of sodium hypochlorite administration through drinking water in male Japanese quails (Coturnix japonica). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19042964. diakses Tanggal 3 Maret 2015.
Lindseth dan Glenda N, 2006, Gangguan Usus Halus dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume I, Edisi 6, EGC, Jakarta. Hal. 418-420.
Mulyantono, B, dan Isman. 2008. Bertahan di Tengah Krisis. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 96.
Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta Hal 152-157.
NTP. 2001. Toxicology and carcinogenesis studies of tribromomethane (bromoform) in F344/N rats and B6C3F1 mice (gavage studies).
Research Triangle Park, NC, US Department of Health and Human Services, National Toxicology Program (TR 350).
Patnaik, Pradyot. 2003. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8. Page 168.
Romano, R.R, Gates, D, Harrington, R.M. et al. (2000) Subchronic toxicity of sodium chlorite in the rat. J Am Coll Toxicol 14:21-33. didalam Toxicological review of Chlorine dioxide and Chlorite cas nos. 10049-04-4 and 7758-19-2 September 2000. Hal 13
Sander, M. A. 2010. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Edisi Revisi. Jakarta : Rajagrafindo Persada Hal. 8-16.
Setiawan, Didik, 2013. Perbandingan Efektifitas Disinfektan Kaporit, Hidrogen Peroksida, dan Pereaksi Fenton. diakses 3 Maret 2015. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=127192&val=912.
Scanlon, V.C dan Tina, S, 2007. Buku Ajar Anantomi dan Fisiologi edisi 3. Jakarta, EGC.
38
Stanford, B.D. Pisarenko, A.N. Snyder, S.A. Gordon, G. 2011. Prechlorate, Bromate, and Chlorate in Hypochlorite Solutions : Guidelines for Unitiles. Diambil dari jurnal : Amerikan Water Association, Juni 2011, Vol. 103, Page 71-83.
Studiawan, Herra. Purwanti, Tutiek dan Yulianik, Tan. 2005. Uji Toksisitas Subkronik Mineral Zeolit Alam Malang-2(M-2) yang Diaktivasi Secara Fisik pada Mencit Jantan. Majalah Farmasi Airlangga Vol.5 No.1, April 2005. Hal 30-32.
Sururi, R. M., Rachmawati, S.Dj., Sholichah, M.,. 2008. Perbandingan Efektifitas Klor dan Ozon sebagai Desinfektan pada Sampel Air dari Unit Filtrasi Instalasi PDAM Kota Bandung. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung.
Underwood, James C.E. 2009. General and Systemic Pathology 5th Eddition. Publisher by : Churcill Livingstone. Page 96-101; 116-123; 127; dan 258-319.
Wilson, L. M. 2005. Cedera dan Kematian Sel dalam Buku Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit volume 1. Jakarta : EGC. Hal 43-44, 47- 50.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat
menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks
antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Di
antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar
tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (Notoatmodjo, 2007). Sesuai
dengan KepMenkes 907/SK/VII/2002 bahwa instalasi pengolahan air
minum adalah instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal
maupun ekternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) dengan sampel
air yang diperiksa memenuhi persyaratan bakteriologis 95%, dan tidak ada
paremeter kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan (Depkes
RI, 2004)
Pemerintah dalam hal ini perusahaan daerah air minum (PDAM)
berusaha mencukupi kebutuhan masyarakat akan air bersih melalui
pengolahan air minum yang bahan bakunya berupa air permukaan. Proses
yang dilakukan dalam mengolah air minum meliputi, presedimentasi,
koagulasi-flokulasi, klarifikasi, filtrasi, sedimentasi, dan disinfeksi
(Depkes RI, 2004). Proses disinfeksi yang banyak digunakan adalah
2
sebagai disinfektan sekaligus harganya terjangkau. Di pasaran, sumber
klor yang banyak digunakan adalah kalsium hipoklorit (kaporit). Jika yang
digunakan kaporit murni, untuk memperolah kadar yang tepat dalam air
minum dibutuhkan 6-10 ppm (Mulyantono dan Isman, 2008). Semakin
dekat jarak dengan tandon kadar sisa klor semakin tinggi dan semakin jauh
jarak dari tandon sisa klor berkurang (Bariqul, 2014).
Klorin digunakan sebagai disinfektan pada pengolahan air minum.
Klorin yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor atau kalsium
hipoklorit. Peranan klorin sebagai desinfektan pada air minum sejak
puluhan tahun lalu merupakan hal yang sangat berarti bagi peningkatan
kualitas kesehatan manusia. (Hasan, 2006).
Air minum yang mengandung kaporit masuk lambung dan
berinteraksi dengan asam lambung, dapat terbentuk senyawa
Trihalomethane (THM) yang menyebabkan efek iritasi, efek toksik,
hingga efek karsinogenik dan mutagenik pada sel mukosa lambung.
Semakin tinggi konsentrasi kaporit yang digunakan, semakin tinggi pula
konsentrasi THM yang terbentuk. Selain THM, residu dari kaporit sebagai
disinfektan adalah Haloacetic Acids (HAAs) yang juga merupakan zat
karsinogenik bagi mukosa lambung (Sururi, Rachmawati, Sholichah.
2008).
Namun demikian, penggunaan hipoklorit perlu mendapatkan
perhatian karena efek dari hipolorit jika tertelan maupun terhirup dapat
mengganggu beberapa sistem organ salah satunya adalah sistem
3
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik
untuk mengkaji lebih dalam mengenai efek kaporit terhadap sistem