ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA
MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH
DIMAS FEBRIATMOKO
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ABSTRAK
DIMAS FEBRIATMOKO. Abstraksi Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori
Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM.
Dalam ilmu komputer telah dikembangkan sistem peringkasan teks. Cara kerja dari sistem ini adalah dengan memilih beberapa kalimat berdasarkan kriteria pembobotan tertentu. Namun cara ini menghilangkan informasi yang terdapat dalam kalimat yang tidak ikut terpilih. Diperlukan suatu aturan untuk memperoleh ringkasan (abstrak) dari sebuah teks berbahasa Indonesia dengan memperhatikan informasi dari keseluruhan teks, sehingga menghasilkan ringkasan yang lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan teori knowledge graph.
Knowledge graph merupakan metode baru di bidang Natural Language Processing (NLP), yang merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk graf. Dengan menggunakan knowledge graph, setiap kalimat di dalam teks dapat dibuat ke dalam graf-graf kalimat yang kemudian dapat dianalisis dan disatukan menjadi sebuah graf yang menggambarkan keseluruhan teks. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aturan untuk memperoleh abstraksi dari sebuah teks berbahasa Indonesia.
Kata kunci: knowledge graph, natural language processing.
ABSTRACT
DIMAS FEBRIATMOKO. Indonesian Text Abstraction using Knowledge Graph Theory. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM.
Text summarization system has been developed in order to select several sentences based on certain criteria. However, this method tends to omit some informations contained in unselected sentences. Therefore, a system is needed to get a text abstraction, which represents the whole informations contained in the original text. Knowledge graph offers the way to built such system.
Knowledge Graph is a new method in Natural Language Processing (NLP) that represents a knowledge in a form of graph. Using this method, every sentence in the full text version can be represented into graphs which can be further analyzed and gathered into a single graph that describes the meaning of the full text. The result of this research is a procedure to implement
knowledge graph theory to get an abstraction of the text.
Keywords:knowledge graph, natural language processing.
ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA
MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH
DIMAS FEBRIATMOKO
Skripsi:
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Abstraksi Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph
Nama : Dimas Febriatmoko
NIM : G54050672
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Dra. Farida Hanum, M.Si. NIP. 19601126 198601 2 001 NIP. 19651019 199103 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Dra. Berlian Setiawaty, MS. NIP. 19650505 198903 2 004
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah berjudul “Abstraksi Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Teori Knowledge Graph” ini berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. dan Ibu Dra. Farida Hanum, M.Si. selaku pembimbing, serta Bapak Drs. Prapto Tri Supriyo, M. Kom. yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Matematika yang telah mengajar dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada para sahabat Math (Dewi, Eyie, Hap-hap, Ilyas, Erlyn, Kak Amin, Kak Jali, Jane, Ridwan, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu), sahabat J Camp (Erry, Arul, Deni, Andri, Bang Ucok, dan keluarga Bapak indekos), dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan masukan terhadap kelancaran pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2011
Dimas Febriatmoko
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 1988 dari Ayah Joko Susilo dan Ibu Sudimi. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 47 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis memilih mayor Matematika, dan minor Arsitektur Lanskap, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengurus Koran Kampus IPB pada tahun 2008, menjadi pengurus Gugus Mahasiswa Matematika (Gumatika) IPB pada tahun 2006-2008, dan menjadi asisten mata kuliah Kalkulus III pada tahun ajaran 2007/2008.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……….……….. xiii
I PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1
1.2 Tujuan Penelitian ………...………… 1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ……….. 1
II TINJAUAN PUSTAKA ………...…. 1
2.1 Kelas Kata ………...……….….. 1
2.2 Kata Benda ………. 1
2.3 Hubungan Antarmakna ……….. 2
2.4 Graf ………...……….. 2
2.5 Knowledge Graph ………..………… 2
2.6 Konsep ………...………… 2
2.7 Aspek-aspek Ontologi ………...……. 3
2.8 Chunk Indicator ………...……….. 5
III METODOLOGI PENELITIAN ………...………. 5
IV PEMBAHASAN ………..……… 6
4.1 Studi Kepustakaan Dokumen Berbahasa Indonesia ………..……….... 6
4.2 Penentuan Kata Benda sebagai Konsep ……….…………... 6
4.3 Penentuan Threshold ………...…………... 9
4.4 Pembuatan Graf ……….………... 11
4.5 Analisis ……… 41
4.6 Perancangan Aturan ……….………… 49
4.7 Pengujian Aturan ……….……… 49
V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 56
DAFTAR PUSTAKA ……….……… 56
LAMPIRAN ………... 58
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks A ………… 7
2 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks B ………… 7
3 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks C ………… 8
4 Verteks pada Teks A ………. 10
5 Verteks pada Teks B ……….. 10
6 Verteks pada Teks C ……….. 10
7 Analisis PAR pertama pada Teks A ……….. 41
8 Analisis PAR ke-2 pada Teks A ……… 42
9 Analisis PAR pertama pada Teks B ……….. 42
10 Analisis PAR ke-2 pada Teks C ……… 41
11 Analisis PAR pada Teks C ……… 43
12 Hukum penambahan ……….……….……….……….…… 44
13 Verteks pada Teks D ……….……….……….……….…… 49
14 Analisis PAR pada Teks D ……….……….……….………. 55
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Contoh graf dengan 4 simpul ……… 22 Contoh penggunaan relasi ALI ………. 3
3 Contoh penggunaan relasi CAU ……… 3
4 Contoh penggunaan relasi EQU ……… 3
5 Contoh penggunaan relasi EQU yang menyatakan “adalah” dan “merupakan” ……….. 4
6 Contoh penggunaan relasi SUB ……… 4
7 Contoh penggunaan relasi DIS ……… 4
8 Contoh penggunaan relasi ORD ……… 4
9 Contoh penggunaan relasi PAR ……… 4
10 Contoh penggunaan relasi SKO ……… 4
11 Contoh penggunaan frame FPAR (a), NEGPAR (b), POSPAR (c), dan NECPAR (d) … 5 12 Contoh penggunaan ontologi F ……… 5
13 Penulisan relasi ALI dan verteks dalam penelitian ………... 11
14 Word graph untuk a kalimat pertama pada Teks A ……… 11
15 Word graph untuk b kalimat pertama pada Teks A ……… 11
16 Word graph untuk c kalimat pertama pada Teks A ………. 12
17 Word graph untuk d kalimat pertama pada Teks A ………... 12
18 Word graph untuk e kalimat pertama pada Teks A ………. 12
19 Word graph kata benda kalimat pertama pada Teks A ……….. 12
20 Word graph verteks kalimat pertama pada Teks A ……… 12
21 Word graph kalimat ke-2 pada Teks A ……… 13
22 Word graph kalimat ke-3 pada Teks A ………. 13
23 Word graph kalimat ke-4 pada Teks A ………. 13
24 Word graph kalimat ke-5 pada Teks A ………. 13
25 Word graph kalimat ke-6 pada Teks A ………. 14
26 Word graph kalimat ke-7 pada Teks A ………. 14
27 Word graph kalimat ke-8 pada Teks A ………. 14
28 Word graph kalimat ke-9 pada Teks A ………. 14
29 Word graph kalimat ke-10 pada Teks A ………... 15
30 Word graph kalimat ke-11 pada Teks A ………... 15
31 Word graph kalimat ke-12 pada Teks A ………... 15
32 Word graph kalimat ke-13 pada Teks A ………... 15
33 Word graph kalimat ke-14 pada Teks A ………... 16
34 Word graph kalimat ke-15 pada Teks A ………... 16
35 Word graph kalimat ke-16 pada Teks A ………... 16
36 Word graph kalimat ke-17 pada Teks A ………... 16
37 Word graph kalimat ke-18 pada Teks A ………... 17
38 Word graph kalimat ke-19 pada Teks A ………... 17
39 Word graph kalimat ke-20 pada Teks A ………... 17
40 Word graph kalimat ke-21 pada Teks A ………... 17
41 Word graph kalimat ke-22 pada Teks A ………...18
42 Word graph kalimat ke-23 pada Teks A ………... 18
43 Word graph kalimat ke-24 pada Teks A ………... 18
44 Word graph kalimat ke-25 pada Teks A ………... 18
45 Word graph kalimat ke-26 pada Teks A ………... 19
46 Word graph kalimat ke-27 pada Teks A ………... 19
47 Word graph kalimat ke-28 pada Teks A ………... 19
48 Word graph kalimat ke-29 pada Teks A ………... 19
49 Word graph kalimat ke-30 pada Teks A ………... 20
50 Word graph kalimat ke-31 pada Teks A ………... 20
51 Word graph kalimat ke-32 pada Teks A ………... 20
52 Word graph kalimat ke-33 pada Teks A ………... 20
53 Word graph kalimat ke-34 pada Teks A ………... 20
54 Word graph kalimat ke-35 pada Teks A ………... 21
55 Word graph kalimat ke-36 pada Teks A ………... 21
56 Word graph kalimat ke-37 pada Teks A ………... 21
57 Word graph kalimat ke-38 pada Teks A ………... 21
58 Word graph kalimat ke-39 pada Teks A ………... 22
59 Word graph kalimat ke-40 pada Teks A ………... 22
60 Word graph kalimat ke-41 pada Teks A ………... 22
61 Word graph kalimat pertama pada Teks B ……….. 22
62 Word graph kalimat ke-2 pada Teks B ……… 22
63 Word graph kalimat ke-3 pada Teks B ………. 23
64 Word graph kalimat ke-4 pada Teks B ………. 23
65 Word graph kalimat ke-5 pada Teks B ………. 23
66 Word graph kalimat ke-6 pada Teks B ………. 23
67 Word graph kalimat ke-7 pada Teks B ………. 23
68 Word graph kalimat ke-8 pada Teks B ………. 24
69 Word graph kalimat ke-9 pada Teks B ………. 24
70 Word graph kalimat ke-10 pada Teks B ………... 24
71 Word graph kalimat ke-11 pada Teks B ………... 25
72 Word graph kalimat ke-12 pada Teks B ………... 25
73 Word graph kalimat ke-13 pada Teks B ………... 25
74 Word graph kalimat ke-14 pada Teks B ………... 26
75 Word graph kalimat ke-15 pada Teks B ………... 26
76 Word graph kalimat ke-16 pada Teks B ………... 26
77 Word graph kalimat ke-17 pada Teks B ………... 26
78 Word graph kalimat ke-18 pada Teks B ………... 27
79 Word graph kalimat ke-19 pada Teks B ………... 27
80 Word graph kalimat ke-20 pada Teks B ………... 27
81 Word graph kalimat ke-21 pada Teks B ………... 27
82 Word graph kalimat ke-22 pada Teks B ………... 28
83 Word graph kalimat ke-23 pada Teks B ………... 28
84 Word graph kalimat ke-24 pada Teks B ………... 28
85 Word graph kalimat ke-25 pada Teks B ………... 28
86 Word graph kalimat ke-26 pada Teks B ………... 29
87 Word graph kalimat ke-27 pada Teks B ………... 29
88 Word graph kalimat ke-28 pada Teks B ………... 29
89 Word graph kalimat ke-29 pada Teks B ………... 29
90 Word graph kalimat ke-30 pada Teks B ………... 30
91 Word graph kalimat ke-31 pada Teks B ………... 30
92 Word graph kalimat ke-32 pada Teks B ………... 30
93 Word graph kalimat ke-33 pada Teks B ………... 30
94 Word graph kalimat ke-34 pada Teks B ………... 31
95 Word graph kalimat ke-35 pada Teks B ………... 31
96 Word graph kalimat ke-36 pada Teks B ………... 31
97 Word graph kalimat ke-37 pada Teks B ………... 31
98 Word graph kalimat ke-38 pada Teks B ………... 32
99 Word graph kalimat ke-39 pada Teks B ………... 32
100 Word graph kalimat ke-40 pada Teks B ………... 32
101 Word graph kalimat ke-41 pada Teks B ………... 32
102 Word graph kalimat pertama pada Teks C ………... 32
103 Word graph kalimat ke-2 pada Teks C ………. 33
104 Word graph kalimat ke-3 pada Teks C ………... 33
105 Word graph kalimat ke-4 pada Teks C ………. 33
106 Word graph kalimat ke-5 pada Teks C ………. 33
107 Word graph kalimat ke-6 pada Teks C ………. 34
108 Word graph kalimat ke-7 pada Teks C ………. 34
109 Word graph kalimat ke-8 pada Teks C ………. 34
110 Word graph kalimat ke-9 pada Teks C ………. 35
111 Word graph kalimat ke-10 pada Teks C ………... 35
112 Word graph kalimat ke-11 pada Teks C ………... 35
113 Word graph kalimat ke-13 pada Teks C ………... 36
114 Word graph kalimat ke-14 pada Teks C ………... 36
115 Word graph kalimat ke-15 pada Teks C ………... 36
116 Word graph kalimat ke-16 pada Teks C ………... 37
117 Word graph kalimat ke-18 pada Teks C ………... 37
118 Word graph kalimat ke-19 pada Teks C ………... 37
119 Word graph kalimat ke-20 pada Teks C ………... 37
120 Word graph kalimat ke-21 pada Teks C ………... 38
121 Word graph kalimat ke-22 pada Teks C ………... 38
122 Word graph kalimat ke-23 pada Teks C ………... 38
123 Word graph kalimat ke-24 pada Teks C ………... 39
124 Word graph kalimat ke-25 pada Teks C ………... 39
125 Word graph kalimat ke-26 pada Teks C ………... 39
126 Word graph kalimat ke-27 pada Teks C ………... 40
127 Word graph kalimat ke-28 pada Teks C ………... 40
128 Word graph kalimat ke-29 pada Teks C ………... 40
129 Word graph kalimat ke-30 pada Teks C ………... 40
130 Penggabungan verteks pertama pada Teks A ………... 42
131 Penggabungan verteks ke-2 pada Teks A ………. 42
132 Penggabungan verteks pertama pada Teks B ………... 43
133 Penggabungan verteks ke-2 pada Teks B ………. 43
134 Penggabungan verteks pada Teks C ………. 43
135 Hubungan sejajar pada Teks A ………. 44
136 Hubungan sejajar pada Teks B ………. 44
137 Hubungan sejajar pada Teks C ………. 44
138 Hubungan SUB I berdasarkan prinsip logika matematika ……….. 45
139 Hubungan SUB II berdasarkan prinsip logika matematika ………. 45
140 Hubungan CAU berdasarkan prinsip logika matematika ……… 45
141 Graf relasi SUB pada Teks A ……… 45
142 Graf relasi SUB pada Teks B ……… 46
143 Graf relasi SUB pada Teks C ………46
144 Graf relasi CAU pada Teks A (i), Teks B (ii), dan Teks C (iii) ……… 46
145 Graf hasil analisis Teks A ………. 47
146 Graf hasil analisis Teks B ……….. 48
147 Graf hasil analisis Teks C ……….. 48
148 Word graph kalimat pertama pada Teks D ……….. 50
149 Word graph kalimat ke-2 pada Teks D ………. 50
150 Word graph kalimat ke-4 pada Teks D ……… 50
151 Word graph kalimat ke-5 pada Teks D ………. 50
152 Word graph kalimat ke-6 pada Teks D ………. 50
153 Word graph kalimat ke-7 pada Teks D ………. 51
154 Word graph kalimat ke-8 pada Teks D ………. 51
155 Word graph kalimat ke-9 pada Teks D ………. 51
156 Word graph kalimat ke-10 pada Teks D ………... 51
157 Word graph kalimat ke-11 pada Teks D ………... 51
158 Word graph kalimat ke-12 pada Teks D ………... 51
159 Word graph kalimat ke-13 pada Teks D ………... 52
160 Word graph kalimat ke-15 pada Teks D ………... 52
161 Word graph kalimat ke-16 pada Teks D ………... 52
162 Word graph kalimat ke-17 pada Teks D ………... 52
163 Word graph kalimat ke-18 pada Teks D ………... 52
164 Word graph kalimat ke-20 pada Teks D ………... 52
165 Word graph kalimat ke-21 pada Teks D ………... 53
166 Word graph kalimat ke-22 pada Teks D ………... 53
167 Word graph kalimat ke-23 pada Teks D ………... 53
168 Word graph kalimat ke-24 pada Teks D ………... 53
169 Word graph kalimat ke-25 pada Teks D ………... 53
170 Word graph kalimat ke-26 pada Teks D ………... 53
171 Word graph kalimat ke-27 pada Teks D ………... 53
172 Word graph kalimat ke-28 pada Teks D ………... 54
173 Word graph kalimat ke-29 pada Teks D ………... 54
174 Word graph kalimat ke-30 pada Teks D ………... 54
175 Word graph kalimat ke-31 pada Teks D ………... 54
176 Word graph kalimat ke-32 pada Teks D ………... 54
177 Word graph kalimat ke-33 pada Teks D ………... 54
178 Word graph kalimat ke-34 pada Teks D ………... 55
179 Penggabungan verteks pada Teks D ………. 55
180 Hubungan sejajar pada Teks D ………. 55
181 Graf relasi SUB pada Teks D ……… 55
182 Graf relasi CAU pada Teks D ………... 55
183 Graf hasil analisis Teks D ………. 55
184 Word graph untuk a kalimat ke-28 pada Teks A ………. 64
185 Word graph untuk b kalimat ke-28 pada Teks A ………. 64
186 Word graph untuk c kalimat ke-28 pada Teks A ………. 64
187 Word graph kata benda kalimat ke-28 pada Teks A ………... 65
188 Word graph verteks kalimat ke-28 pada Teks A ………. 65
189 Word graph untuk a kalimat ke-3 pada Teks B ………... 65
190 Word graph untuk b kalimat ke-3 pada Teks B ………... 66
191 Word graph untuk c kalimat ke-3 pada Teks B ………... 66
192 Word graph untuk d kalimat ke-3 pada Teks B ………... 66
193 Word graph kata benda kalimat ke-3 pada Teks B ……… 67
194 Word graph verteks kalimat ke-3 pada Teks B ……….. 67
195 Word graph untuk a kalimat ke-4 pada Teks B ……….. 68
196 Word graph untuk b kalimat ke-4 pada Teks B ……….. 68
197 Word graph untuk c kalimat ke-4 pada Teks B ………... 68
198 Word graph kata benda kalimat ke-4 pada Teks B ………. 68
199 Word graph verteks kalimat ke-4 pada Teks B ……… 69
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Teks A ………. 59
2 Teks B ……… 60
3 Teks C ……… 61
4 Teks D ……… 63
5 Contoh Pembentukan Graf pada Kalimat ……….. 64
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Cara termudah untuk mendapatkan informasi dari sebuah teks adalah dengan meringkasnya, karena membaca sebuah ringkasan tidak memerlukan waktu lama, dibandingkan dengan membaca keseluruhan teks. Salah satu cara meringkas adalah dengan
text summary, yaitu mengambil kalimat utama atau sebagian kalimat dari setiap paragraf di dalam teks. Akan tetapi, hanya mengambil sebagian kalimat tidak akan menghasilkan sebuah ringkasan yang baik, karena informasi yang terkandung dalam kalimat lain yang tidak terpilih akan hilang. Diperlukan suatu aturan untuk memperoleh suatu ringkasan (abstrak) dari sebuah teks berbahasa Indonesia dengan memperhatikan keseluruhan teks, sehingga menghasilkan ringkasan yang baik.
Teori knowledge graph merupakan metode baru di bidang natural language processing
(NLP), yang dapat digunakan dalam memahami bahasa manusia, dengan mengkaji tataran jaringan semantik (arti kata) berupa
teks yang bersifat subjektif dan disajikan dalam bentuk graf.
Metode knowledge graph pertama kali muncul pada tahun 1982 di Belanda. Pada awal pengembangannya, teori knowledge graph digunakan dalam aspek linguistik dari bahasa Inggris. Sampai saat ini penerapannya masih terus dikembangkan terutama dalam konteks bahasa Indonesia. Salah satu penerapannya adalah dalam memahami isi dari sebuah teks berbahasa Indonesia (Hoede & Nurdiati 2008b).
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan membuat suatu aturan untuk memperoleh abstraksi dari suatu teks dengan menggunakan teori knowledge graph.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menganalisis berbagai teks berbahasa Indonesia dengan tema ketahanan pangan yang diambil dari berbagai sumber.
II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memahami masalah dalam karya ilmiah ini akan diberikan beberapa pengertian dan konsep yang digunakan dalam penelitian.
2.1 Kelas Kata
Semantik (Yunani: semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah cabang ilmu bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal-usul dan perkembangan arti kata, mempelajari klasifikasi perubahan kata-kata atau bentuk bahasa sebagai faktor dalam perkembangan bahasa.
Berdasarkan struktur bentuk, morfologi dan kelompok kata (fraseologi), kata dibagi menjadi 4 kelas besar, yaitu:
1. Kelas kata benda yang memuat subkelas kata ganti dan kata sandang
2. Kelas kata kerja
3. Kelas kata sifat yang memuat subkelas kata bilangan
4. Kelas kata tugas yang memuat subkelas kata depan, kata sambung, kata keterangan (Keraf 1991)
2.2 Kata Benda
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian.
Ciri-ciri kata benda adalah sebagai berikut: 1. Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja,
kata benda cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
2. Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
3. Kata benda dapat diingkarkan dengan kata bukan.
4. Kata benda umumnya dapat diikuti oleh kata sifat, baik secara langsung maupun diantarai oleh kata yang.
Berdasarkan wujudnya, kata benda dibedakan atas
1. Kata benda konkret, yaitu kata benda yang dapat dilihat bentuk fisiknya.
Contoh: dompet, ayah, botol, kertas, roti 2. Kata benda abstrak, yaitu kata benda yang
Contoh: kebenaran, kemajuan, perbukuan, persatuan
Berdasarkan bentuknya, kata benda dikelompokkan menjadi kata benda dasar dan kata benda turunan.
1. Kata benda dasar adalah kata benda yang terdiri atas satu morfem.
Contoh: gelas, air, meja, kardus, Kamis, November, Palembang, rumah, gunung 2. Kata benda turunan, terbagi atas:
a. Kata benda berimbuhan.
Contoh: kementerian, pelabuhan, geligi, perusahaan, kemasan
b. Kata benda bereduplikasi.
Contoh: rumah-rumah, dedaunan, desas-desus, lauk-pauk, mobil-mobilan c. Kata benda yang berasal dari berbagai
kelas karena proses. 1. Deverbalisasi
Contoh: ketertarikan, pendidikan, pengembangan, keterbukaan
2. Deadjektivalisasi
Contoh: perusakan, kematangan, keseriusan, petinggi
3. Denumeralisasi
Contoh: keseluruhan, persatuan 4. Deadverbialisasi
Contoh: kekurangan, kelebihan, keterlaluan
d. Kata benda yang mengalami proses pemajemukan.
Contoh: ganti rugi, tata tertib, uang muka, sepak bola, pedagang eceran, unjuk rasa, pascapanen, semifinal (Waridah 2008)
2.3 Hubungan Antarmakna
a. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum, disebut pula hipernim atau superordinat, adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
Kata khusus, disebut hiponim atau subordinat, adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek-aspek tertentu.
b. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang maknanya sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila kata-kata tersebut maknanya dapat saling mengartikan di dalam kalimat yang sama (Waridah 2008).
2.4 Graf
Graf G adalah pasangan terurut (V, E) dengan V(G) himpunan takkosong dan berhingga dari elemen-elemen graf yang disebut verteks (simpul, node) dan E(G) himpunan hingga edge (sisi).
Contoh: Graf dengan V(G) = {u, v, w, x}; dan E(G) = {uv, uw, wx}
Gambar 1 Contoh graf dengan 4 simpul.
Graf G’ disebut subgraf dari G jika semua simpul dan sisi dari G’ terletak di G
(Chartrand & Oellermann 1993).
Digraph (graf berarah) D adalah pasangan berurut (V, A) dengan V adalah himpunan takkosong dari sejumlah berhingga elemen yang disebut simpul (node) dan A adalah himpunan berhingga (tidak perlu berbeda) dari pasangan terurut elemen-elemen dalam V
yang disebut busur (arc) (Wilson & Lowell 1979).
2.5 Knowledge Graph
Teori knowledge graph merupakan suatu pendekatan baru yang dapat digunakan untuk menyatakan bahasa manusia dalam bentuk graf. Perbedaan yang mendasar antara teori
knowledge graph dengan teori representasi lain adalah bahwa teori knowledge graph ini menggunakan ontologi atau relasi yang jumlahnya terbatas. Teori knowledge graph
mampu melukiskan atau menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar, dengan menggunakan sejumlah relasi yang banyaknya terbatas. Teori ini memberikan cara baru melakukan penelitian untuk memahami bahasa manusia dengan bantuan komputer (Zhang 2002).
2.6 Konsep
Konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya (Zhang 2002).
a. Token
Dalam teori knowledge graph, token
merupakan konsep yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandang masing-masing, sehingga token ini bersifat subjektif. Setiap persepsi selalu berhubungan dengan
token. Sebuah konsep berhubungan dengan arti dari kata (Zhang 2002). Contoh sebuah
token adalah: misalkan seseorang menemukan kata “apel”, orang tersebut dapat menghubungkan hal ini dengan informasi bentuk, warna, dan rasa demikian juga orang lain akan menghubungkan dengan hal yang berbeda.
Token dalam teori knowledge graph
dinyatakan dengan simbol “ “. Seseorang dalam mengamati sesuatu, pada kenyataannya akan selalu dibandingkan dengan dunia nyata. Dengan demikian dalam teori knowledge graph segala sesuatu akan dihubungkan dengan token.
b. Type
Type adalah konsep yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh
type misalnya buah, binatang dan sebagainya.
c. Name
Name adalah sesuatu yang bersifat individual, sebagai contoh: “Fuji” adalah sebuah name yaitu nama dari sebuah apel. Sesuatu dapat dikelompokkan ke dalam beberapa type yang berbeda. Demikian juga
name, sesuatu dapat diberi name dengan banyak cara.
Type dan name dalam teori knowledge graph direpresentasikan dengan cara yang hampir sama. Namun demikian bukan berarti bahwa keduanya tidak bisa dibedakan. Type
dan name dibedakan oleh jenis relasi yang menghubungkannya dengan token (Rusiyamti 2008).
2.7 Aspek-aspek Ontologi
Ontologi merupakan gambaran dari beberapa konsep dan relasi antarkonsep yang bertujuan mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi dan logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah knowledge graph dapat membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami (natural language). Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata terlebih dahulu harus diketahui untuk dapat mengartikan sebuah kalimat (Ikhwati 2007).
Ontologi word graph sampai saat ini terdiri atas token yang dinyatakan dengan
node, 8 binary relationships, dan 4 frame relationships. Delapan binary relationships
tersebut ialah:
1 Causality : CAU
2 Equality : EQU
3 Subset : SUB
4 Alikeness : ALI
5 Disparateness : DIS
6 Ordering : ORD
7 Attribution : PAR
8 Informational dependency : SKO
Menurut Zhang (2002), penjelasan dari ontologi dalam teori knowledge graph tersebut dapat diberikan sebagai berikut:
1. Relasi ALI (Alikeness)
Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Contoh: buah adalah type, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut:
Gambar 2 Contoh penggunaan relasi ALI.
2. Relasi CAU (Causality)
Relasi kausal antara 2 buah token
digambarkan dengan anak panah berlabel CAU. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat atau bisa juga untuk menghubungkan dua konsep yang terdiri dari kata benda dan kata kerja atau untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh: kucing makan nasi. Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 3 Contoh penggunaan relasi CAU.
3. Relasi EQU (Equality)
Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: “Fuji” adalah name dari apel, word graph-nya seperti gambar berikut:
Relasi ini biasa juga untuk menyatakan kata hubung seperti “adalah” dan “merupakan”, word graph-nya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU yang menyatakan “adalah” dan “merupakan”.
4. Relasi SUB (Subset)
Jika dua token menyatakan word graph, dan word graph yang satu merupakan bagian dari word graph yang lain, maka kedua token
dihubungkan dengan relasi SUB. Tetapi untuk konsep yang dinyatakan dengan graf, dapat dikatakan bahwa graf A subgraf dari graf B, sehingga antara A dan B digunakan relasi FPAR. Contoh: ekor merupakan bagian dari kucing, dapat dinyatakan dengan word graph
berikut:
Gambar 6 Contoh penggunaan relasi SUB.
5. Relasi DIS (Disparateness)
Dalam logika matematika, relasi DIS digunakan untuk menyatakan bahwa dua
token tidak mempunyai satu elemen pun yang sama, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut: A DIS B berarti bahwa
A
∩ = ∅
B
. Relasi ini juga dapat digunakan untuk menyatakan kata “berbeda”, misalnya air berbeda dengan minyak yang dapat dinyatakan dengan graf berikut:Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS.
6. Relasi ORD (Ordering)
Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal memiliki ururan tertentu, baik urutan waktu maupun urutan tempat. Contoh penggunaan relasi ORD, misalnya untuk menyatakan word graph “dari permukaan sampai dasar”, yaitu:
Gambar 8 Contoh penggunaan relasi ORD.
7. Relasi PAR (Attribute)
Relasi PAR digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu mempunyai sifat sesuatu yang lain. Hal ini dapat dilihat pada contoh “baju biru”. Kata biru merupakan warna dari baju, atau dengan kata lain biru adalah attribute dari baju. Frasa “baju biru” dapat dinyatakan dengan knowledge graph sebagai berikut:
Gambar 9 Contoh penggunaan relasi PAR.
8. Relasi SKO (Skolem)
Dua buah token dalam teori knowledge graph dihubungkan dengan relasi SKO, jika informasi token yang satu bergantung pada
token yang lain. Menurut Berg (1993), relasi SKO dalam teori knowledge graph
menyatakan informasi yang bergantung dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun
universal quantifiers. Perhatikan pernyataan
(
2)
, ,
x N y N x y
∀ ∈ ∃ ∈ = yang memuat
universal quantifiers. Pada pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x, dan
word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO.
Empat frame relationships yang dimaksud dalam ontologi word graph adalah:
1) Focusing on a situation: FPAR 2) Negation of a situation: NEGPAR 3) Possibility of a situation:POSPAR 4) Necessity of a situation:NECPAR
Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, p: “Hari hujan”, yang dinyatakan dengan frame. Negasi dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame
Gambar 11 Contoh penggunaan frame FPAR (a), NEGPAR (b), POSPAR (c), dan NECPAR (d).
Gambar tersebut secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa (a)
hari ini hujan, (b) tidak benar bahwa hari ini hujan, (c) mungkin hari ini hujan, dan (d)
seharusnya hari ini hujan.
Ontology Focus (F)
Ontologi F digunakan untuk menunjukkan
focus dari suatu graf (Hoede & Nurdiati 2008a). Penggunaan ontologi ini, misalnya untuk menyatakan word graph “banjir melanda kampung” yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 12 Contoh penggunaan ontologi F.
2.8 Chunk Indicator
Chunk merupakan potongan kalimat atau potongan ucapan pada waktu seseorang berbicara. Menurut Rusiyamti (2008) chunk indicator yang digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia dengan teori
knowledge graph antara lain: 1. Koma atau titik (tanda baca)
Contoh: tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ((…)).
2. Kata penunjuk dan kata penghubung (konjungsi), yaitu kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat, atau paragraf.
Contoh: dan, lagi, atau, maupun, apabila, tetapi, kecuali, sebab, jika, kalau, bahwa, yakni, akan.
3. Kata kerja bantu, yaitu kata kerja yang menduduki fungsi khusus terhadap sebuah kata kerja utama.
Contoh: harus, mesti, sanggup, mampu, boleh, bisa, ingin, mau, suka.
4. Kata depan (preposisi), yaitu kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional.
Contoh: di, ke, dari, hingga, mulai, serta, karena, sebab, oleh, bagi, guna, terhadap. 5. Lompatan (jump), yaitu kata berurutan
yang tidak dapat digolongkan dalam satu
chunk.
6. Kata-kata dalam logika (logic word)
Contoh penggunaan chunk indicator pada kalimat yang berbunyi “Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang yang dibangkitkan oleh angin.” Pemotongan kalimat (chunking) tersebut adalah sebagai berikut:
“Gelombang tsunami |5 berbeda |2 dengan |4 gelombang |5 yang |4 dibangkitkan |5 oleh|4 angin. |1”
III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.
1. Studi Kepustakaan Dokumen
Berbahasa Indonesia
Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu tiga buah dokumen berbahasa Indonesia bertema ketahanan pangan, dan satu dokumen berbeda yang akan digunakan sebagai bahan uji.
2. Penentuan Kata Benda sebagai Konsep
Kata benda dipilih dari setiap teks berbahasa Indonesia berdasarkan ciri-cirinya. Kemudian kata benda yang telah dipilih dihitung kemunculannya dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan makna kata atau bentuk kata umumnya.
melainkan hanya kata benda yang kemunculannya pada teks minimal sama dengan threshold yang ditentukan. Threshold
digunakan untuk membatasi banyaknya konsep yang akan digunakan dalam analisis.
Threshold dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
3. Pembuatan Graf
Kata benda yang telah ditentukan sebagai konsep akan diberi label dan digunakan sebagai verteks untuk membuat graf berarah sesuai dengan hubungan antarverteks yang terjadi pada setiap kalimat berdasarkan metode knowledge graph.
4. Analisis Graf
Pada tahap ini akan dilakukan suatu analisis pada setiap teks dengan membandingkan keseluruhan graf yang terbentuk pada setiap kalimat dan
mempertimbangkan hubungan yang terjadi antarverteks yang ada untuk menentukan keterkaitan antargraf.
5. Menentukan Aturan
Pada tahap ini akan ditentukan aturan yang digunakan untuk meringkas sebuah teks berbahasa Indonesia. Setiap langkah dalam aturan dibuat berdasarkan hasil penelitian pada tiga teks awal.
6. Pengujian Aturan
Selanjutnya aturan yang telah ditentukan harus diuji pada teks lainnya untuk menentukan kelayakan dari aturan yang ada.
IV PEMBAHASAN
4.1 Studi Kepustakaan Dokumen
Berbahasa Indonesia
Dari hasil studi kepustakaan dokumen berbahasa Indonesia diperoleh 3 dokumen dengan tema ketahanan pangan yang dipilih sebagai bahan dalam penelitian. Dokumen tersebut diperoleh dari berbagai media elektronik (internet). Ketiga dokumen tersebut yaitu:
1. Teks A: “Solidaritas Nasional Ketahanan Pangan” oleh: Martaja (www.gizi.net/cgi-bin/berita).
2. Teks B: “Politik Ketahanan Pangan Indonesia 1950-2005” oleh: Jonatan Lassa (id.shvoong.com/humanities/).
3. Teks C: “Mencermati Kebijakan Ketahanan Pangan” oleh: Gutomo Bayu Aji (jawabali.com/blog/).
Teks dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2, dan 3.
4.2 Penentuan Kata Benda sebagai Konsep
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata benda. Kata benda yang digunakan diambil dari setiap kalimat dengan mempertimbangkan makna kata dari struktur kalimat yang terbentuk. Kata benda seperti kata ganti orang (contoh: kami, mereka, saya), dan nama orang (contoh: Andi, Rika, Tuti) tidak akan dipakai sebagai konsep. Jika terdapat kata ganti orang atau nama orang,
maka akan dilihat jabatan atau makna dari kata tersebut. Kata benda yang terdapat dalam kalimat langsung, dan berada di dalam tanda kurung ((…)) dan tanda petik (“..”) yang berarti penegasan atau informasi tambahan, tidak diperhitungkan.
Dari sudut bentuk kata, semua kata yang mengandung morfem terikat (imbuhan) ke-an, per-an, pe-, -an, misalnya perumahan, perbuatan, kecantikan, pelari, dan jembatan dicalonkan sebagai kata benda (Keraf 1991), sehingga kata yang memiliki morfem tersebut akan digunakan sebagai kata benda.
Setiap kata benda dalam setiap dokumen dihitung kemunculannya, kemudian kata benda yang telah didapat akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan makna kata atau sinonim, dan juga berdasarkan bentuk kata umumnya. Pengelompokan kata benda berdasarkan sinonim dilakukan secara subjektif, karena mempertimbangkan makna kata dalam bahasa Indonesia (yang dapat diperluas atau dipersempit) dalam kalimat.
Tabel 1 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks A
Kata Total Kata Total Kata Total
pangan, beras, gabah 41 jasa 2 konsumen 1
ketahanan 20 keamanan 2 konteks 1
masyarakat, keluarga, penduduk,
rumah tangga 18 kecukupan 2
lembaga swadaya masyarakat 1 pemerintah, birokrat, legislatif 9 kesejahteraan 2 luar 1
harga 7 kesinambungan 2 manusia 1
jumlah, kuantitas, kebanyakan,
rata-rata, tiga, Rp 100.000; 7 konsep, model 2 martabat 1 petani, kelompok tani 7 konsumsi 2 parameter 1 barang, stok, materi, unsur,
komponen 6
lembaga penelitian,
perguruan tinggi 2 partisipasi 1
kebutuhan 6 lumbung desa 2 pemanfaatan 1
kemiskinan 6 masalah, kasus 2 pemasar 1
ketersediaan 6 optimalisasi, pemantapan 2 pembentukan 1 nasional 6 pembinaan, penyuluhan 2 pemenuhan 1 kenaikan, peningkatan 5 anggota 1 Pendekatan 1 sistem, subsistem 5 bantuan tunai langsung 1 pendidikan 1
tingkat 5 busung lapar 1 penetapan 1
akses, aksesibilitas 4 demplot 1 pengaruhnya 1 BBM, bahan bakar minyak 4 depan 1 pengelola 1 daerah, wilayah, sektor 4 distribusi 1 pengelolaan 1 gerakan, aktivitas 4 Indonesia 1 pengusaha 1
kebijakan 4 informasi 1 peran 1
kerawanan 4 jeritan 1 perbandingan 1
basis, dasar 3 kedaulatan 1 pihak-pihak 1
jangka waktu, masa/generasi, 1
Oktober 2005 3 kelaparan 1 potensi 1
kualitas, manfaat 3 kemandirian 1 produk 1
penanganan, penanggulangan 3 kemungkinan 1 produksi 1
pendapatan 3 kepedulian 1 produsen 1
perluasan, pengembangan 3 keragaman 1 solidaritas 1
pertanian 3 kerja sama 1 sumber daya 1
program 3 kesehatan 1 swasembada 1
cadangan 2 kesempatan 1 titik berat 1
desa, pedesaan 2 kesuksesan 1 tokoh 1
ekonomi 2 komitmen 1 tujuan 1
eksistensi 2 komunitas 1 World Bank 1
gizi 2 kondisi 1
Tabel 2 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks B
Kata Total Kata Total Kata Total
beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan
77
era, jaman, masa ke masa, masa, 1952, 1967, 300 tahun, akhir 1980, tahun 1984, tahun ke tahun
14
Pemerintah, pemerintahan,
presiden, Bulog, Badan Urusan Logistik
12
Indonesia, Kalimantan, Maluku, Nusantara, Papua, Timor
Tabel 2 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks B (lanjutan)
Kata Total Kata Total Kata Total
harga 11 militer, TNI 2 konsumsi 1
tingkat, level 8 pejabat 2 kontrol 1
kebijakan 7 pembangunan 2 malnutrisi 1
keluarga, masyarakat, rakyat 5 penganekaragaman 2 management 1
nasional 5 PNS, pegawai negeri 2 menu 1
basis, dasar 4 politisasi 2 mitos 1
dua, 40%, 60% 4 revitalisasi 2 negara 1
kolonial 4 sumber 2 nilai tambah 1
pemenuhan, pencapaian,
pengadaan 4 tujuan, target 2 Order Baru 1
perdagangan 4 alat politik 1 orientasi 1
perkotaan, kota 4 bagian integral 1 panitia 1
pertanian 4 Belanda 1 paradoks 1
akses 3 beras tekad 1 pasar 1
daerah, sektor 3 bulanan 1 pendapatan 1
kaum 3 buruh 1 penggunaan 1
ketergantungan, kebutuhan 3 contoh 1 pengontrol 1
komoditas 3 dampak 1 penguatan 1
petani 3 dilema 1 pengutamaan 1
produksi 3 diskriminasi 1 perberasan 1
soal, persoalan 3 distribusi 1 pola 1
upaya 3 dunia 1 politik 1
agribisnis 2 globalisasi 1 Project Applied
Nutrition Program 1
bahan 2 gudang 1 provinsi 1
barometer, Indikator 2 hasil 1 pulau 1
domestik 2 ilustrasi 1 Repelita 3 dan 4 1
ekonomi 2 impor 1 sejarah 1
fakta, peristiwa 2 istri 1 slogan 1
faktor penentu, penyebab 2 kabupaten 1 stabilisasi 1
global 2 kampanye 1 tempat 1
investasi 2 kelahiran 1 tuduhan 1
kelaparan 2 kemiskinan 1 urbanisasi 1
Malaysia 2 kerangka 1
mekanisme, cara 2 ketersediaan 1
Tabel 3 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks C
Kata Total Kata Total Kata Total
pangan, beras, padi 18 Pemerintah, Mentan, Menteri
Pertanian, Presiden 13 nasional 8 pertanian, agraria 17 kekurangan, kelangkaan, krisis 9 modernisasi 6
lahan, lahan gambut, lahan kering
15
jumlah, rata-rata, kisaran, 0,3 hektare, 3,1 juta ha, sejuta hektare, 1.000 dolar AS per ton, 500 dolar AS per ton
Tabel 3 Daftar pengelompokan kata benda dan jumlah kemunculannya pada Teks C (lanjutan)
Kata Total Kata Total Kata Total
dunia, internasioal 5 perubahan, reformasi 2 liberalisasi 1 Indonesia, Kalimantan,
Palangkaraya, dalam negeri, negeri ini
5 petani 2 media cetak 1
ketahanan 5 pilihan 2 negara 1
produksi 5 political will 2 nonliberal 1
waktu, 1980-an, akhir 1960-an,
akhir tahun, awal 1970-an 5 artikel 1 obat 1
daerah, sektor 4 AS 1 pembangunan 1
desa-desa, perdesaan 4 berita 1 pembukaan 1
harga 4 bidang 1 peningkatan 1
pemanfaatan, penggunaan 4 Bimas 1 perkebunan 1
perluasan 4 diferensiasi 1 persepsi 1
situasi 4 gelombang 1 perusahaan 1
bencana alam, banjir, kekeringan 3 global 1 pidato 1 bibit, bibit hibrida, bibit unggul 3 hasil 1 potensi 1
ide 3 iklim 1 proporsional 1
kelompok, kalangan 3 Inmas 1 proses 1
masyarakat, penduduk 3 intensifikasi 1 pupuk 1
respons, sikap 3 jalan 1 rasional 1
alih fungsi 2 kecukupan 1 rekayasa genetik 1 busung lapar 2 kehutanan 1 restrukturisasi 1
fasilitas 2 kejadian 1 revitalisasi 1
gizi buruk 2 kelaparan 1 silence tsunami 1
keberhasilan 2 kemungkinan 1 solusi 1
kebijakan, kearifan 2 ketimpangan 1 sosial 1
kecepatan, laju 2 keyakinan 1 stok 1
kegagalan 2 kombinasi 1 strategi 1
keterbatasan 2 konflik 1 swasembada 1
kredit 2 konteks 1 teknologi 1
optimalisasi 2 kunjungan 1 terobosan 1
penguasaan 2 level 1 tumpuan 1
persoalan 2 liberal 1 tuntutan 1
Terdapat beberapa kata dalam tabel yang bermakna kata sifat dalam kamus bahasa Indonesia, tetapi dipergunakan sebagai kata benda dalam penelitian ini. Seperti kata "nasional" dan "internasional" digunakan sebagai kata benda karena dalam beberapa struktur kalimat, kata tersebut berperan sebagai kata benda, jika dihilangkan maka akan menghilangkan beberapa makna kata yang menyertainya.
4.3 Penentuan Threshold
Penentuan nilai threshold bertujuan membatasi banyaknya konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Nilai threshold
Konsep-konsep yang memenuhi threshold
tersebut akan diberi label dan digunakan sebagai verteks, sehingga didiapat urutan kata benda pada setiap dokumen yang akan digunakan sebagai konsep pada penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Verteks pada Teks A
Label Kata benda Total
v1 pangan, beras, gabah 41
v2 ketahanan 20
v3 masyarakat, keluarga, penduduk,
rumah tangga 18
v4 pemerintah, birokrat, legislatif 9
v5 harga 7
v6 jumlah, kuantitas, kebanyakan, rata-rata, tiga, Rp 100.000; 7
v7 petani, kelompok tani 7
v8 barang, stok, materi, unsur,
komponen 6
v9 kebutuhan 6
v10 kemiskinan 6
v11 ketersediaan 6
v12 nasional 6
v13 kenaikan, peningkatan 5
v14 sistem, subsistem 5
v15 tingkat 5
v16 akses, aksesibilitas 4
v17 BBM, bahan bakar minyak 4
v18 daerah, wilayah, sektor 4
v19 gerakan, aktivitas 4
v20 kebijakan 4
v21 kerawanan 4
Tabel 5 Verteks pada Teks B
Label Kata benda Total
v1
beras, singkong, gandum, gula pasir, jagung, kedelai, makanan, pangan
77
v2 Indonesia, Kalimantan, Maluku, Nusantara, Papua, Timor 15
v3
era, jaman, masa ke masa, masa, 1952, 1967, 300 tahun, akhir 1980, tahun 1984, tahun ke tahun
14
v4 ketahanan 12
v5
Pemerintah, pemerintahan, presiden, Bulog, Badan Urusan Logistik
12
v6 swasembada 12
v7 harga 11
v8 tingkat, level 8
v9 kebijakan 7
Tabel 5 Verteks pada Teks B (lanjutan)
Label Kata benda Total
v10 keluarga, masyarakat, rakyat 5
v11 nasional 5
v12 basis, dasar 4
v13 dua, 40%, 60% 4
v14 kolonial 4
v15 pemenuhan, pencapaian,
pengadaan 4
v16 perdagangan 4
v17 perkotaan, kota 4
v18 pertanian 4
Tabel 6 Verteks pada Teks C
Label Kata benda Jumlah
v1 pangan, beras, padi 18
v2 pertanian 16
v3 lahan, lahan gambut, lahan
kering 15
v4 Pemerintah, Mentan, Menteri
Pertanian, Presiden 13
v5 kekurangan, kelangkaan, krisis 9
v6
jumlah, rata-rata, kisaran, 0,3 hektare, 3,1 juta ha, sejuta hektare, 1.000 dolar AS per ton, 500 dolar AS per ton
8
v7 nasional 8
v8 modernisasi 6
v9 program 6
v10 dunia, internasioal 5
v11
Indonesia, Kalimantan, Palangkaraya, dalam negeri, negeri ini
5
v12 ketahanan 5
v13 produksi 5
v14 waktu, 1980-an, akhir 1960-an, akhir tahun, awal 1970-an 5
v15 daerah, sektor 4
v16 desa-desa, perdesaan 4
v17 harga 4
v18 pemanfaatan, penggunaan 4
v19 perluasan 4
4.4 Pembuatan Graf
Dengan menggunakan verteks-verteks yang telah ditentukan sebelumnya, akan dibentuk graf pada setiap kalimat dari setiap teks. Graf yang dibentuk merupakan graf yang bersifat subjektif. Setiap individu mungkin akan menghasilkan graf yang tidak sama bergantung pada alasan masing-masing.
Untuk mempermudah pembuatan graf akan dilakukan sedikit perubahan dalam penulisan relasi ALI dan verteks yang digunakan. Untuk contoh, relasi ALI dan verteks pada penelitian selanjutnya akan ditulis sebagai berikut:
Gambar 13 Penulisan relasi ALI dan verteks dalam penelitian.
Graf akan dibuat pada setiap kalimat dari setiap dokumen. Pertama-tama akan dibuat
word graph dari setiap kata benda dalam kalimat berdasarkan frasa kata benda, dan pemotongan dengan chunk indicator. Kemudian word graph yang terbentuk akan dicocokkan dengan verteks yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pembentukan graf akan dipertimbangkan hubungan antarkalimat, serta kata penghubung yang ada pada setiap kalimat.
Teks A
Kalimat pertama: “Ketahanan pangan
menunjukkan eksistensinya, jika setiap rumah tangga selalu dapat mengakses, secara fisik maupun ekonomi, memperoleh pangan yang cukup aman dan sehat bagi seluruh anggotanya (FAO, 1996).”
Berdasarkan chunk indikator diperoleh pemotongan kalimat sebagai berikut: “Ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya, |1 jika |2 setiap rumah tangga |5
selalu dapat |3 mengakses, |1 secara fisik |5
maupun |2 ekonomi, |1 memperoleh pangan yang cukup aman |5 dan |2 sehat |5 bagi |4
seluruh anggotanya |5 (FAO, 1996). |1” Dari kalimat tersebut diperoleh frasa kata benda sebagai berikut:
a: ketahanan pangan
b: eksistensinya
c: rumah tangga
d: pangan yang cukup aman dan sehat
e: anggotanya
Kata "fisik" dan "ekonomi" dalam kalimat pertama tidak dimasukkan sebagai kata benda karena dalam struktur kalimatnya, kedua kata tersebut berfungsi sebagai kata sifat. Kalimat “secara fisik maupun ekonomi” menunjukkan keterangan sifat, sehingga dapat dihilangkan.
Jika frasa kata benda digambarkan dalam graf, diperoleh:
a: ketahanan pangan Penjelasan:
Terdapat dua kata benda yaitu “ketahanan” dan “pangan”. Kata “ketahanan” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “pangan”, sehingga kata “ketahanan pangan” bermakna “kekuatan atau kemampuan untuk memperoleh pangan”. Hubungan yang tepat bagi dua kata tersebut adalah PAR, “ketahanan PAR pangan”.
Gambar 14 Word graph untuk a kalimat pertama pada Teks A.
b: eksistensinya Penjelasan:
Hanya terdapat sebuah kata benda “eksistensi” pada frasa ini, sememtara imbuhan “-nya” menunjukkan hubungan dengan kata sebelumnya, sehingga dapat digambarkan word graph sebagai berikut:
Gambar 15 Word graph untuk b kalimat pertama pada Teks A.
c: rumah tangga Penjelasan:
Kata “rumah tangga” adalah kata benda yang tersusun dari 2 buah kata. Kata “rumah tangga” memiliki makna berbeda dari kata “rumah” dan “tangga”, sehingga dapat digambarkan menjadi satu kata benda dengan
Gambar 16 Word graph untuk c kalimat pertama pada Teks A.
d: pangan yang cukup aman dan sehat Penjelasan:
Kata “aman” dan “sehat” merupakan kata sifat yang mengiringi kata “pangan”, sehingga hanya ada satu kata benda dalam frasa ini.
Gambar 17 Word graph untuk d kalimat pertama pada Teks A.
e: anggotanya Penjelasan:
Terdapat kata “anggota” dengan imbuhan “-nya” yang mengacu pada kata “rumah tangga”. Kata “anggota” merupakan sifat atau keterangan bagi kata “rumah tangga”, sehingga kata “anggota rumah tangga” bermakna “bagian dari rumah tangga”. Hubungan yang tepat bagi dua kata tersebut adalah PAR, “anggota PAR rumah tangga”.
Gambar 18 Word graph untuk e kalimat pertama pada Teks A.
Dengan demikian kalimat tersebut dapat ditulis: “a menunjukkan b, |1 jika |2 setiap c|5
dapat |3 mengakses, |1 memperoleh d bagi |4e.
|1”
Penjelasan:
Jika c dapat mengakses d bagi e, maka a
menunjukkan b. Artinya, jika rumah tangga dapat mengakses pangan bagi anggotanya, maka ketahanan pangan menunjukkan eksistensinya. Dengan demikian dapat dibuat
word graph sebagai berikut:
Gambar 19 Word graph kata benda kalimat pertama pada Teks A.
Kata benda dalam word graph tersebut akan dicocokkan dengan verteks yang telah ditentukan. Kata “eksistensi” dan “anggota” tidak termasuk dalam verteks yang digunakan pada Teks A, dan diperoleh:
Gambar 20 Word graph verteks kalimat pertama pada Teks A.
Untuk kalimat selanjutnya graf diperoleh dengan cara yang sama seperti kalimat pertama.
Kalimat ke-2: “Artinya, |1 titik berat kondisi ketahanan pangan terletak pada tingkat rumah tangga. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
Gambar 21 Word graph kalimat ke-2 Teks A.
Kata “artinya” dalam kalimat ini berfungsi sebagai kata penghubung antarkalimat. Jika kata tersebut dihilangkan maka kalimat utama tidak kehilangan maknanya.
Kalimat ke-3: “Ketahanan pangan ini |5
harus |3 mencakup aksesibilitas, |1 ketersediaan,
|1 keamanan |5 dan |2 kesinambungan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 22 Word graph kalimat ke-3 Teks A.
Kalimat ke-4: “Aksesibilitas |5 di sini |4
artinya |5 setiap rumah tangga |5 mampu |3
memenuhi kecukupan pangan keluarga |5
dengan |4 gizi yang sehat. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 23 Word graph kalimat ke-4 Teks A.
Kata “artinya” dalam kalimat ini bermakna “adalah” sehingga kata tersebut digunakan sebagai kata penghubung yang menyatakan relasi EQU.
Kalimat ke-5: “Ketersediaan pangan |5 adalah rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi |5 di |4 tingkat wilayah |5 dan |2 rumah tangga. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 24 Word graph kalimat ke-5 Teks A.
Kata “rata-rata” dimasukkan dalam kata benda karena dalam struktur kalimatnya kata tersebut menyertai kata lain “rata-rata pangan”, sehingga “rata-rata” bermakna "jumlah” atau “ukuran”.
Kalimat ke-6: “Sedangkan |2 keamanan pangan |5 dititikberatkan pada kualitas pangan
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 25 Word graph kalimat ke-6 Teks A.
Kalimat ke-7: “Kesinambungan dalam konteks ini |5 bukan hanya untuk |4 memenuhi kecukupan pangan dalam jangka waktu tertentu, |1 bahkan dirancang |5 untuk |4 masa/
|1 generasi mendatang, |1 lebih-lebih akibat kenaikan harga bahan bakar minyak |5 (BBM) 1 Oktober 2005 |5 maka |2 penanggulangan kemiskinan |5 akan |2 berkepanjangan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 26 Word graph kalimat ke-7 Teks A.
Kalimat ke-8: “Ketahanan pangan merupakan basis ketahanan ekonomi |5 dan |2
ketahanan nasional |5 secara berkesinambungan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 27 Word graph kalimat ke-8 Teks A.
Kalimat ke-9: “Manakala pemenuhan kebutuhan pangan |5 harus |3
berkesinambungan, |1 maka |2 berbagai aktivitas pertanian |5 harus |3 tetap berjalan |5
sebagaimana |2 mestinya. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 28 Word graph kalimat ke-9 Teks A.
Kalimat ke-10: “Untuk |4 memenuhi kebutuhan pangan ini |5 perlu |3 adanya sistem ketahanan pangan yang handal, |1 yang bertumpu pada optimalisasi pemanfaatan potensi keragaman sumber daya pangan lokal.
|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
Gambar 29 Word graph kalimat ke-10 Teks A.
Kalimat ke-11: “Untuk |4 mencapai ketahanan ekonomi |5 dan |2 pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, |1
perlu |3 pangan yang cukup |5 bagi |4 setiap rumah tangga. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 30 Word graph kalimat ke-11 Teks A.
Kalimat ke-12: “Guna |2 mewujudkan ketahanan pangan |5 perlu |3 memperhatikan tiga subsistem yang saling terkait, |1 yaitu |2
subsistem produksi |5 (produsen/petani sebagai pelaku), |1 subsistem konsumsi |5
(konsumen sebagai pelaku) |5 dan |2 subsistem distribusi |5 (distributor dan pedagang) . |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 31 Word graph kalimat ke-12 Teks A.
Kalimat ke-13: “Ketersediaan merupakan salah satu unsur penting dalam konsep ketahanan pangan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 32 Word graph kalimat ke-13 Teks A.
Kalimat ke-14: “Tetapi |2 bukan berarti |5
bahwa |2 itu telah menjamin terwujudnya ketahanan pangan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
Gambar 33 Word graph kalimat ke-14 Teks A.
Kalimat ke-15: “Kalau pun |2 stok nasional cukup, |1 hal itu tidak menutup kemungkinan merebaknya kasus busung lapar, |1 karena |2
kemiskinan |5 juga dapat |3 membatasi akses mereka mendapatkan pangan yang dibutuhkan.
|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 34 Word graph kalimat ke-15 Teks A.
Kata “hal itu” dalam kalimat ke-15 mengacu pada kata sebelumnya, yakni “stok nasional” sehingga kata “hal itu” dapat dihilangkan. Kata “mereka” dalam kalimat dapat diartikan sebagai “masyarakat”.
Kalimat ke-16: “Parameter kemiskinan |5
dari |4 World Bank |5 berdasarkan pada perbandingan tingkat pendapatan penduduk/ |1
rumah tangga |5 dengan |4 tingkat pendapatan yang diperlukan |5 untuk |4 memenuhi kebutuhan minimum. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 35 Word graph kalimat ke-16 Teks A.
Kalimat ke-17: “Hanya saja, |1 kemiskinan bukan hanya melibatkan kesejahteraan materi,
|1 tetapi |2 mencakup perluasan akses |5 dan |2
kesempatan |5 untuk |4 memenuhi kebutuhan dasar |5 seperti |2 pangan, |1 kesehatan, |1 dan pendidikan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Kalimat ke-18: “Melambungnya harga BBM |5 mengakibatkan jumlah keluarga miskin membengkak secara drastis. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 37 Word graph kalimat ke-18 Teks A.
Kalimat ke-19: “Makanya, |1 komitmen yang kuat |5 dari |4 pemerintah amat diperlukan, |1 yakni |2 dengan |4
memprioritaskan program peningkatan ketahanan pangan |5 yang terintegrasi |5
dengan |4 program peningkatan pendapatan |5
dan |2 penanggulangan kemiskinan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
[image:30.595.119.293.456.680.2]sebagai berikut:
Gambar 38 Word graph kalimat ke-19 Teks A.
Kalimat ke-20: “Ini tidak cukup |5 dengan
|4 partisipasi petani |5 atau |2 kelompok tani, |1
tetapi |2 juga |5 harus |3 melibatkan pengusaha,
|1 lembaga swadaya masyarakat, |1 lembaga penelitian |5 dan |2 perguruan tinggi. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 39 Word graph kalimat ke-20 Teks A.
Kata “ini” dalam kalimat ke-20 mengacu pada kata “komitmen” yang berada pada kalimat sebelumnya.
Kalimat ke-21: “Kini pemerintah |5 perlu |3
merekonstruksi kebijakan pangan |5 dari |4
swasembada |5 ke |4 ketahanan pangan |5
dengan |4 memperhatikan ketersediaan kuantitas |5 dan |2 kualitas pangan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
[image:30.595.336.503.492.642.2]sebagai berikut:
Gambar 40 Word graph kalimat ke-21 Teks A.
Kalimat ke-22: “Selain itu, |1 kemandirian
|5 dan |2 kedaulatan pangan |5 hendaknya |3
dikembangkan |5 dari |4 ketahanan pangan keluarga |5 ke |4 ketahanan pangan komunitas,
|1 ketahanan pangan daerah, |1 dan nasional.
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 41 Word graph kalimat ke-22 Teks A.
Kalimat ke-23: “Artinya, |1 pengembangan
|5 dan |2 pemantapan ketahanan pangan baru |5
bisa |3 terwujud, |1 jika |2 terjalin kerja sama kolektif |5 dan |2 sinergis |5 di antara |4 pihak-pihak terkait. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 42 Word graph kalimat ke-23 Teks A.
Kata “artinya” dalam kalimat ke-23 berfungsi sebagai penghubung antarkalimat. Jika kata tersebut dihilangkan maka kalimat utama tidak kehilangan maknanya.
Kalimat ke-24: “Khususnya masyarakat produsen, |1 pengelola, |1 pemasar |5 dan |2
konsumen pangan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 43 Word graph kalimat ke-24 Teks A.
Kalimat ke-25: “Solidaritas nasional ketahanan pangan ini |5 hendaknya |3 segera disosialisasikan |5 dan |2 digalakkan |5 mulai dari |4 birokrat, |1 legislatif |5 hingga |2
masyarakat luas. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 44 Word graph kalimat ke-25 Teks A.
Kalimat ke-26: “Semua komponen tadi |5
harus |3 memiliki kepedulian tinggi |5 terhadap
|4 masalah kemiskinan, |1 kerawanan pangan |5
dan |2 kelaparan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
Gambar 45 Word graph kalimat ke-26 Teks A.
Kalimat ke-27: “Gerakan nasional peduli masyarakat miskin |5 dan |2 kerawanan pangan
|5 di tengah |4 melonjaknya kenaikan harga barang |5 dan |2 jasa |5 pasca-kenaikan harga BBM ini |5 harus |3 menjadi gerakan bersama,
|1 bukan hanya |5 sebagai |2 gerakan |5 dari |4
salah satu sektor. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 46 Word graph kalimat ke-27 Teks A.
Gambar 46 Word graph kalimat ke-27 Teks A (lanjutan).
Kalimat ke-28: “Kebanyakan petani |5 di |4
Indonesia |5 adalah bagian |5 dari |4 masyarakat miskin. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 47 Word graph kalimat ke-28 Teks A.
Kalimat ke-29: “Sektor pertanian kian berat |5 untuk |4 mengangkat kesejahteraan |5
dan |2 martabat para petani. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Kalimat ke-30: “Jeritan petani |5 terhadap
|4 kebijakan pemerintah yang tidak populis |5
harus |3 diakomodasi. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 49 Word graph kalimat ke-30 Teks A.
Kalimat ke-31: “Hal ini tak |5 mungkin |2
dilakukan hanya |5 dengan |4 bantuan tunai langsung |5 Rp 100.000,- per bulan. |1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat dalam kalimat, dan setelah dicocokkan dengan 21 verteks pada Teks A, diperoleh word graph
sebagai berikut:
Gambar 50 Word graph kalimat ke-31 Teks A.
Kata “hal ini” dalam kalimat ke-31 mengacu pada keseluruhan kalimat se