• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KOMPONEN BIOAKTIF

KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes)

OVINTYA YANUARIZKI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KOMPONEN BIOAKTIF

KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes)

OVINTYA YANUARIZKI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes)” adalah benar merupakan hasil karya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

(6)
(7)

ABSTRAK

OVINTYA YANUARIZKI. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes). Dibimbing oleh PIPIH SUPTIJAH dan NURJANAH.

Kerang simping (Amusium pleuronectes) merupakan salah satu bivalvia air laut yang pemanfaatannya belum optimal. Kerang simping diduga memiliki komponen bioaktif sebagai antioksidan baru. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kerang simping. Kerang simping memiliki rendemen cangkang sebesar 41,15%, daging 35,89%, jeroan 23,04%. Rendemen ekstrak kasar terbesar berasal dari ekstrak metanol sebesar 4,05% untuk daging dan 20,46% jeroan. Ekstrak kasar kerang simping memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah jika dibandingkan dengan aktivitas antioksidan sintetik α-Tokoferol. Aktivitas antioksidan (IC50) α-Tokoferol sebesar

14,36 ppm. Aktivitas antioksidan (IC50) tertinggi pada ekstrak kasar daging

kerang simping yang diekstraksi dengan metanol sebesar 1.648,45 ppm. Ekstrak kasar kerang simping ini mengandung 2 komponen bioaktif yang terdeteksi yaitu flavonoid dan gula pereduksi.

Kata kunci: α-Tokoferol, aktivitas antioksidan, kerang simping (Amusium pleuronectes), komponen bioaktif

ABSTRACT

OVINTYA YANUARIZKI. Antioxidant Activity and Bioactive Compounds Scallop (Amusium pleuronectes). Supervised by PIPIH SUPTIJAH and NURJANAH.

Scallop (Amusium pleuronectes) is one of the sea-water bivalves are not so optimal utilization. Scallop is thought to have antioxidant bioactive compounds as new. This study aims to determine the antioxidant activity and bioactive compounds scallop shells. Shell scallop has edible portion a shell 41.15%, 35.89% meat, offal 23.04%. Greatest edible portion of crude extract derived from the methanol extract of 4.05% to 20.46% meat and innards. Crude extract of scallop has a very weak antioxidant activity when compared with the antioxidant activity of α-tocopherol. Antioxidant activity (IC50) α-Tocopherol was 14.36 ppm.

Antioxidant activity (IC50) at the highest crude extract meat scallop were extracted

with methanol at 1,648.45 ppm. The crude extract of scallop containing 2 bioactive compounds were detected, namely flavonoids and reducing sugars. Keywords: α-tocopherol, antioxidant activity, bioactive compounds, scallop

(8)
(9)
(10)

Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes)

Nama : Ovintya Yanuarizki

NIM : C34090030

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Dr Pipih Suptijah, MBA Pembimbing I

Prof Dr Ir Nurjanah, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Joko Santoso, MSi Ketua Departemen

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 hingga Juli 2013 dengan judul Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Kerang Simping (Amusium pleuronectes)

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini , terutama kepada:

1. Dr. Pipih Suptijah, MBA dan Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS selaku dosen pembimbing, atas segala bimbingan, pengarahan serta masukan yang telah diberikan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl.-Biol selaku dosen penguji yang telah memberikan pengarahan serta masukan kepada penulis.

3. Keluarga yang telah memberikan semangat, materil dan doanya, serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Laboran THP Mbak Lastri, Mas Ipul dan Mba Dini atas bantuannya.

5. Teman seperjuangan Lukman Hakim, Amelia, Cholifah, Batara, Affan, Detty, Zaikanur serta teman-teman THP 46 yang telah banyak memberikan bantuan, masukan dan informasi-informasi penting pada penulis.

6. Suci, Niken, Arum dan Dyah atas semua dukungan dan kebersamaannya pada penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih ada kekurangannya. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan.

Bogor, November 2013

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN v

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 1 

Tujuan Penelitian 2 

Manfaat Penelitian 2 

Ruang Lingkup Penelitian 2 

METODE 2  Bahan 2  Alat 3 

Prosedur Analisis Penelitian 3

Preparasi bahan baku 4

Analisis proksimat 4

Ekstraksi bahan aktif 4

Uji aktivitas antioksidan 4

Uji komponen bioaktif 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 

Karakteristik Bahan Baku 5 

Rendemen Kerang Simping (A. pleuronectes) 6 

Komposisi Kimia Kerang Simping (A. pleuronectes) 6 

Analisis Aktivitas Antioksidan Kerang Simping 8  Komponen Bioaktif Ekstrak Kasar Kerang Simping 11 

KESIMPULAN DAN SARAN 13 

Kesimpulan 13  Saran 13 

DAFTAR PUSTAKA 14 

LAMPIRAN 16

(13)

DAFTAR TABEL

1 Morfometrik kerang simping (A. pleuronectes) 6 

2 Rendemen kerang simping (A. pleuronectes) 6 

3 Komposisi kimia kerang simping (A. pleuronectes) 7 

4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Daging dan Jeroan Ekstrak 11 

5 Komponen Bioaktif Kerang Simping 12 

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 3

2 Amusium pleuronectes 5

3 Rendemen ekstrak kasar kerang simping 8

4 Grafik hubungan konsentrasi α-Tokoferol dengan persen inhibisinya 9 5 Grafik hubungan konsentrasi ekstrak daging dengan persen inhibisinya 10 6 Grafik hubungan konsentrasi ekstrak jeroan dengan persen inhibisinya 10 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi uji proksimat 16 

2 Perhitungan analisis proksimat daging 16 

3 Rendemen ekstrak kasar 20 

4 Perhitungan pembuatan larutan stok dan pengencerannya 20 

5 Perhitungan % inhibisi dan IC50 22 

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan zaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola makan. Masyarakat cenderung memilih hal-hal yang bersifat cepat dan instan tanpa memperhatikan efek samping di balik pola makan yang tidak tepat. Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya akumulasi radikal bebas jangka panjang yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh yaitu munculnya beragam penyakit, misal kanker, diabetes mellitus, ateroskleresis, katarak dan jantung koroner. Keberadaan radikal bebas yang bersifat sangat reaktif, stress dan polusi lingkungan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat gizi dan fitonutrisi sebagai pelindung dari radikal bebas (PDPERSI 2003).

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit terluarnya (Winarsi 2007). Radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam nukleat, protein, lemak, bahkan DNA sel dan menginisiasi timbulnya penyakit degeneratif (Leong dan Shui 2002). Pengaruh radikal bebas yang tidak baik bagi kesehatan tubuh menyebabkan tubuh memerlukan suatu komponen penting yang menangkal serangan radikal bebas yang disebut antioksidan.

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Sunardi et al. 2007). Antioksidan terdapat secara alami dalam semua bahan pangan, baik yang berasal dari daratan maupun perairan. Bahan pangan yang berasal dari kelompok moluska banyak mengandung komponen bioaktif yang berperan sebagai antioksidan. Jenis moluska yang diketahui mengandung antioksidan antara lain adalah keong ipong ipong (Fasciolaria salmo) (Nurjanah et al. 2011a), kerang pisau (Solen spp.) (Nurjanah et al. 2011b), keong papaya (Melo sp.) (Suwandi et al. 2010), kijing taiwan (Anodonta woodiana) (Salamah et al. 2008)

Kerang simping (Amusium pleuronectes) merupakan salah satu bivalvia air laut yang pemanfaatannya belum begitu optimal. Kerang simping merupakan salah satu komoditi perairan yang diminati masyarakat untuk dikonsumsi. Pengkajian secara ilmiah tentang khasiat kerang simping belum ada sehingga perlu adanya penelitian khusus mengenai komponen bioaktif yang terkandung dalam kerang simping dan diharapkan memiliki aktivitas sebagai antioksidan baru. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang lengkap dan mengetahui pemanfaatan kerang simping dalam berbagai industri.

Perumusan Masalah

(15)

2

satu sumber bahan pangan yang memiliki banyak kandungan gizi dan komponen bioaktif. Oleh karena itu diperlukan informasi mengenai komponen bioaktif dalam kerang simping dan diharapkan memiliki aktivitas sebagai antioksidan baru.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen, komposisi kimia (kadar air, protein, abu, lemak dan karbohidrat), aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kerang simping (A. pleuronectes).

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai komposisi kimia, aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kerang simping (A. pleuronectes) sehingga pemanfaatannya dapat lebih dikembangkan untuk meningkatkan konsumsi daging kerang simping, baik dikonsumsi secara langsung dalam makanan, maupun dalam bentuk suplemen.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan contoh, analisis komposisi kimia, analisis aktivitas antioksidan, analisis komponen bioaktif ekstrak kasar, analisis data, serta penulisan laporan.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2013. Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil Perairan, uji proksimat dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Proses evaporasi ekstrak dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ekstraksi bahan aktif, uji aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif dilakukan di Laboratorium Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalahkerang simping dari Eretan Kulon, Indramayu. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis proksimat adalah akuades, selenium, H2SO4, NaOH, HCl, asam borat (H3BO3),

(16)

3

α-Tokoferol (vitamin E). Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk uji fitokimia meliputi pereaksi Wagner, pereaksi Meyer, pereaksi Dragendroff (uji alkaloid), kloroform, anhidra asetat, asam sulfat pekat (uji steroid), serbuk magnesium, amil alkohol (uji flavonoid), air panas, larutan HCl 2 N (uji saponin), etanol 70%, larutan FeCl3 5% (uji fenol hidrokuinon), pereaksi Molisch, asam sulfat pekat (uji

Molisch), pereaksi Benedict (uji Benedict), pereaksi Biuret (uji Biuret), dan larutan Ninhidrin 0,1% (uji Ninhidrin).

Alat

Alat yang digunakan untuk preparasi kerang simping adalah penggaris, timbangan digital, pisau, dan aluminium foil. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat adalah timbangan analitik, cawan porselen, gegep, oven, desikator (analisis kadar air), tabung reaksi, gelas Erlenmeyer, tabung kjeldahl, tabung Soxhlet, pemanas (analisis kadar lemak), tabung Kjeldahl, destilator, buret (analisis kadar protein), tanur dan desikator (analisis kadar abu). Ekstraksi bahan aktif menggunakan gelas Erlenmeyer, corong, shaker, rotary vacuum evaporator. Uji aktivitas antioksidan menggunakan alat Erlenmeyer, tabung reaksi, pipet mikro,corong kaca, vortex, inkubator, spektrofotometer UV-VIS Hitachi U-2800. Uji komponen bioaktif menggunakan tabung reaksi, penangas air, gelas piala.

Prosedur Analisis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel kerang simping (Amusium pleuronectes) di Indramayu, preparasi sampel, penghitungan rendemen, analisis proksimat, analisis aktivitas antioksidan dan analisis komponen bioaktif. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir penelitian Kerang simping(Amusium

pleuronectes)

Analisis Proksimat

Analisis Antioksidan Preparasi sampel

Perhitungan rendemen

Analisis Komponen

Bioaktif

Rendemen Daging Rendemen Jeroan

(17)

4

Preparasi bahan baku

Sampel kerang simping diukur morfometrik dan beratnya. Tahap selanjutnya adalah pemisahan bagian jeroan dan dagingnya. Selanjutnya dilakukan pengukuran rendemen sampel.

Analisis proksimat

Analisis proksimat daging dan jeroan kerang meliputi analisis kadar air, lemak, kadar protein, dan kadar abu yang mengacu pada AOAC 2005, serta analisis karbohidrat dilakukan dengan cara by difference.

Ekstraksi bahan aktif

Pada tahap ini sampel daging dan jeroan kerang dikeringkan menggunakan

freeze dry untuk mengurangi kadar air dalam bahan. Tahap selanjutnya adalah ekstraksi bahan aktif menggunakan ekstraksi bertingkat dalam pelarut n-heksana p.a, etil asetat p.a dan metanol p.a. Sampel sebanyak 50 gram dimaserasi dengan pelarut n-heksana p.a. sebanyak 150 mL selama 24 jam dengan diberi goyangan menggunakan orbital shaker 150 rpm. Hasil maserasi kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42 sehingga didapat filtrat dan residu. Residu yang dihasilkan selanjutnya dimaserasi dengan etil asetat p.a. 150 mL selama 24 jam dengan diberikan goyangan dengan orbital shaker 150 rpm, sedangkan filtrat ekstrak n-heksana yang diperoleh dievaporasi menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 50 ºC.

Hasil proses maserasi ke-2 selanjutnya disaring dengan kertas Whatman 42. Residu yang dihasilkan dilarutkan dengan metanol p.a. sebanyak 150 mL dan dimaserasi selama 24 jam dengan menggunakan orbital shaker 150 rpm. Filtrat ekstrak etil asetat yang diperoleh dievaporasi pada suhu 50 ºC. Hasil maserasi ke-3 dengan pelarut metanol, disaring dengan kertas saring Whatman 42. Filtrat ekstrak metanol yang diperoleh dievaporasi pada suhu 50 ºC, sedangkan residu yang tersisa dibuang. Proses ini akan menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol yang kental.

Uji aktivitas antioksidan

Ekstrak kasar kerang simping dari hasil ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana p.a. (non polar), etil asetat p.a. (semi polar), dan metanol p.a. (polar) dilarutkan dalam metanol p.a. dengan konsentrasi 200, 400, 600 dan 800 ppm. Antioksidan sintetik α-tokoferol digunakan sebagai pembanding dan kontrol positif, dibuat dengan cara dilarutkan dalam pelarut metanol p.a. dengan konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm. Larutan DPPH dibuat dengan melarutkan kristal DPPH dalam pelarut metanol dengan konsentrasi 1 mM. Proses pembuatan larutan DPPH 1 mM dilakukan dalam kondisi suhu rendah dan terlindung dari cahaya matahari.

(18)

5

pelarut metanol dengan 500 μL larutan DPPH 1 mM dalam tabung reaksi. Aktivitas antioksidan dari masing-masing sampel dan antioksidan pembanding α-tokoferol dinyatakan dengan persen inhibisi, yang dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

% inhibisi = (A blanko – A sampel) x 100% A blanko

Konsentrasi sampel dan persen inhibisinya diplot masing-masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear yang diperoleh dalam bentuk persamaan y = a + bx, digunakan untuk mencari nilai IC50

(inhibitor concentration 50%) dari masing-masing sampel dengan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC50. Nilai IC50

menyatakan besarnya konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal bebas DPPH sebesar 50%.

Uji komponen bioaktif

Uji komponen bioaktif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar kerang simping yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Uji komponen bioaktif meliputi uji alkaloid, uji steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, molisch, benedict, biuret dan ninhidrin. Metode uji ini berdasarkan Harborne (1987).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Bahan Baku

Sampel kerang simping yang digunakan pada penelitian ini memiliki ciri cangkang bundar, pipih dan tipis. Cangkang kerang berwarna merah pada bagian atas yang sedikit cembung dan berwarna putih pada bagian bawah. Daerah dekat engsel cangkang terdapat bagian yang melebar membentuk sayap. Morfologi kerang simping dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Amusium pleuronectes

(19)

6

bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, dan secara organolepik bahan baku scallop hidup memiliki karakteristik bau yang segar spesifik jenis. Perhitungan morfometrik dan bobot kerang simping diambil secara acak menggunakan 30 sampel dan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Morfometrik kerang simping (A. pleuronectes) Parameter Kerang

simping

*Kerang tahu

*Kerang salju

**Kijing Panjang (cm) 7,7±0,3 4,26±0,27 10,58±0,85 8,23±0,6 Lebar (cm) 7,5±0,4 3,60±0,31 3,32±0,27 3,62±0,6 Tinggi (cm) 1,4±0,1 1,87±0,17 3,04±0,34 1,56±0,4 Bobot (gram) 30,5±3,6 20,9±4,21 58,1±11,51 18,70±4,1

Keterangan: *Chairunisah (2011), **Nurjanah et al. (2010)

Rendemen Kerang Simping (A. pleuronectes)

Rendemen adalah persentase bagian bahan baku yang dapat dimanfaatkan. Semakin tinggi nilai rendemennya, maka semakin tinggi pula nilai ekonomisnya sehingga pemanfaatannya dapat menjadi lebih efektif. Rendemen kerang simping meliputi bagian cangkang, daging dan jeroan. Persentase rendemen tiap bagian kerang simping disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rendemen kerang simping (A. pleuronectes)

Parameter Kerang simping *Kerang tahu *Kerang salju **Kijing

Cangkang (%) 41,15 67,44 60,64 51,93

Daging (%) 35,89 14,38 15,48 20,71

Jeroan (%) 23,04 18,18 23,88 27,36

Keterangan: *Chairunisah (2011), **Nurjanah et al. (2010)

Hasil rendemen cangkang kerang simping memiliki persentase paling besar yaitu 41,15%. Rendemen cangkang kerang simping termasuk yang terkecil dibandingkan dengan beberapa moluska pada Tabel 2. Rendemen daging sebesar 35,89% dan jeroan sebesar 23,04%. Rendemen daging kerang simping memiliki nilai rendemen daging paling tinggi dibandingkan dengan kerang tahu, kerang salju dan kijing yang berturut-turutsebesar 14,38%, 15,48%, 20,71%. Hasil rendemen yang tinggi ini mengindikasikan bahwa daging kerang simping bernilai ekonomis untuk pemanfaatan yang efektif, begitu pula pada rendemen jeroan yang diharapkan masih bisa dimanfaatkan.

Komposisi Kimia Kerang Simping (A. pleuronectes)

(20)

7

Tabel 3 Komposisi kimia kerang simping (A. pleuronectes)

Parameter Kerang Simping *Kerang pisau

Daging Jeroan Daging Jeroan

Kadar air 81,21 86,99 78,59 75,49

Kadar lemak 0,20 0,26 1,72 1,95

Kadar protein 13,97 4,81 14,48 15,21

Kadar abu 0,99 3,41 1,53 2,56

Kadar karbohidrat 3,63 4,53 3,68 4,79

Keterangan: * Fetrisia (2011)

Kadar air

Kadar air daging kerang simping sebesar 81,21% dan pada jeroan sebesar 86,99%. Kadar air pada daging kerang simping lebih kecil daripada kadar air jeroannya namun masih lebih besar dibandingkan kadar air pada kerang pisau sebesar 78,59% (Fetricia 2011). Kekerangan terutama scallop memiliki kandungan air yang tinggi rata-rata 78-85% (Kleinman et al. 1995). Kadar air pada kerang simping ini tidak jauh berbeda dengan kadar air golongan Bay scallop (Epithelial calmodulin) sebesar 80% (Stommel et al. 2013).

Kadar lemak

Hasil uji kadar lemak pada penelitian ini masing-masing adalah sebesar 0,20% pada daging dan 0,26% pada jeroan. Hasil kadar lemak kerang simping lebih kecil dibandingkan dengan kadar lemak kerang pisau. Lemak pada jeroan kerang simping hasil penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan lemak pada daging. Hasil yang berbeda diduga karena sebagian besar lemak dalam tubuh organisme terdapat pada organ dalam (jeroan). Lemak pada tubuh makhluk hidup disimpan sebesar 45% di sekeliling organ dan rongga perut (Yuliani 2010).

Kadar protein

Pengukuran protein pada bahan pangan digunakan untuk mengetahui kemampuan bahan pangan sebagai sumber protein atau tidak. Protein merupakan komponen kedua yang paling banyak terdapat pada kerang simping setelah air. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar protein kerang simping pada penelitian ini adalah 13,97% untuk daging dan 4,81% untuk jeroan. Nilai protein pada kerang simping ini lebih kecil dibandingkan dengan kandungan protein kerang pisau sebesar 14,48% pada daging dan 15,21% pada jeroan. Komposisi kimia kerang sangat bervariasi tergantung pada spesies, jenis kelamin, umur, dan habitat (Nurjanah et al. 2005).

Kadar abu

Hasil analisis kadar abu pada daging dan jeroan kerang pisau masing-masing adalah 0,99% dan 3,41%. Kadar abu pada jeroan lebih besar yang menunjukkan bahwa mineral yang terkandung pada jeroan lebih besar bila dibandingkan dengan daging kerang simping. Abu pada jeroan lebih tinggi disebabkan karena kerang akan menyimpan sisa-sisa mineral yang tidak terpakai di dalam organ dalamnya yaitu jeroan.

(21)

8

asupan mineral yang berbeda-beda bagi organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Masing-masing individu organisme juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam meregulasi dan mengabsorbsi komponen anorganik, sehingga hal ini nantinya akan memberikan pengaruh pada nilai kadar abu dalam masing-masing bahan (Rusyadi 2006).

Karbohidrat

Kadar karbohidrat pada penelitian ini dihitung berdasarkan metode by difference. Hasil perhitungan menunjukkan nilai karbohidrat pada daging dan jeroan kerang simping masing-masing sebesar 3,63% dan 4,53%. Karbohidrat pada produk perikanan umumnya terdapat dalam bentuk glikogen. Kandungan glikogen pada produk perikanan sebesar 1% pada ikan, 1% pada krustasea, dan 1-8% pada kekerangan (Okuzumi dan Fujii 2000).

Analisis Aktivitas Antioksidan Kerang Simping

Ekstrak kasar kerang simping

Penelitian ini menggunakan bagian daging dan jeroan kerang simping yang telah dikeringkan melalui proses freeze dry dan selanjutnya diekstraksi dengan ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana p.a (non polar), etil asetat p.a (semi polar) dan metanol p.a (polar). Hasil ekstraksi menggunakan tiga jenis pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda-beda, akan menghasilkan rendemen ekstrak yang berbeda-beda pula. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan jumlah ekstrak yang dihasilkan dengan jumlah sampel awal yang diekstrak. Rendemen ekstrak dinyatakan dalam persen, sama halnya dengan nilai rendemen bahan. Nilai rendemen ekstrak dari masing-masing pelarut dapat dilihat pada diagram batang pada Gambar 3.

Gambar 3 Rendemen ekstrak kasar kerang simping daging jeroan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Salamah et al. (2008) menunjukkan bahwa maserasi dengan jenis pelarut yang berbeda akan

1.77

0.13

4.05 9.78

0.84

20.46

0 5 10 15 20 25

n‐Heksana

Persen

 

(%)

(22)
(23)
(24)

11

Tabel 4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Daging dan Jeroan Ekstrak

Sampel % Inhibisi IC50

200 ppm 400 ppm 600 ppm 800 ppm

Daging n-Heksana 2,74 4,97 6,52 12,01 3454,42 Daging Etil Asetat 2,06 4,80 16,81 20,07 1684,09 Daging Metanol 17,45 21,18 26,86 30,59 1648,45 Jeroan n-Heksana 1,57 5,29 7,84 10,59 3451,35 Jeroan Etil Asetat 1,35 2,24 6,28 10,76 3286,34

Jeroan Metanol 0,60 1,35 9,42 15,25 2167,31

Inhibitory Concentration 50 (IC50) didefinisikan sebagai konsentrasi

senyawa antioksidan yang menyebabkan hilangnya 50% aktivitas DPPH. Suatu senyawa memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50

ppm, kuat jika nilai IC50 antara 50-100 ppm, sedang jika nilai IC50 101-150 ppm,

dan lemah jika nilai IC50 antara 150-200 ppm. Semakin kecil nilai IC50 berarti

aktivitas antioksidannya semakin besar (Molyneux 2004).

Konsentrasi larutan α-Tokoferol (2, 4, 6 dan 8 ppm) yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan hasil penelitian Agustina (2012). Nilai IC50 α-Tokoferol diperoleh pada penelitiannya sebesar 49,55 ppm. Hasil penelitian

ini menunjukkan nilai IC50 sebesar 14,36 ppm dan tetap menunjukkan bahwa

antioksidan α-Tokoferol merupakan antioksidan dengan aktivitas yang sangat kuat (<50 ppm).

Ekstrak kasar pelarut metanol baik daging dan jeroan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding ekstrak lainnya, ditandai dengan nilai IC50

kecil yaitu 1.648,45 ppm dan 2.167,31 ppm. Aktivitas antioksidan ekstrak kasar daging dan jeroan dalam berbagai pelarut dengan metode DPPH masih tergolong lemah dibandingkan dengan standar yang digunakan karena nilai IC50 lebih besar

dari 200 ppm. Hal ini diduga karena ekstrak kerang simping yang digunakan masih tergolong ekstrak kasar (crude) dan masih mengandung senyawa lain yang bukan senyawa antioksidan dan ikut terekstrak dalam pelarut selama ekstraksi.

Komponen Bioaktif Ekstrak Kasar Kerang Simping

(25)

12

Tabel 5 Komponen Bioaktif Kerang Simping

Uji

Ekstrak

n-Heksana Etil Asetat Metanol

Daging Jeroan Daging Jeroan Daging Jeroan Alkaloid

a. Dragendorf - - -

b. Meyer - - -

c. Wagner + + + + + +

Steroid - - - +

Flavonoid + - + - + -

Saponin + - - - + +

Fenol

Hidroquinon - - -

Molisch - - -

Benedict - + - + - +

Biuret - - -

Ninhidrin + - - - + -

Ket: + : Terdeteksi - : Tidak terdeteksi

Menurut Harborne (1987), pelarut yang bersifat polar mampu mengekstrak senyawa alkaloid kuartener, komponen fenolik, karotenoid, tannin, gula, asam amino, dan glikosida. Pelarut non polar dapat mengekstrak senyawa kimia seperti lilin, lemak, dan minyak yang mudah menguap. Pelarut semi polar mampu mengekstrak senyawa fenol, terpenoid, alkaloid, aglikon, dan glikosida.

Hasil pengujian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa ekstrak kasar daging dan jeroan kerang menggunakan pelarut metanol mengandung komponen bioaktif yang lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak dari pelarut lain. Ekstrak kasar daging dan jeroan dengan pelarut metanol mengandung komponen bioaktif steroid, flavonoid, saponin, gula pereduksi dan asam amino. Komponen bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kasar daging dan jeroan pelarut etil asetat adalah flavonoid dan gula pereduksi. Ekstrak daging pada pelarut n-heksana mengandung flavonoid, saponin dan asam amino sedangkan jeroan pada pelarut n-heksana mengandung komponen gula pereduksi.

Senyawa yang mengandung antioksidan banyak terdapat pada alkaloid, steroid, flavonoid dan saponin. Berdasarkan hasil pengujian, ekstrak kasar kerang simping mengandung komponen bioaktif flavonoid dan gula pereduksi. Hal ini menandakan bahwa ekstrak daging kerang simping memiliki aktivitas antioksidan walaupun tergolong sangat lemah.

Hasil ekstrak daging maupun jeroan kerang simping terdeteksi alkaloid pada pereaksi Wagner. Alkaloid adalah senyawa siklik yang mengandung atom nitrogen yang penyebarannya terbatas pada organisme hidup. Efek fisiologis yang kuat dan selektivitas senyawa alkaloid menyebabkan senyawa alkaloid tersebut sangat bermanfaat dalam hal pengobatan (Sirait 2007).

(26)

13

adrenal, korpus luteus, dan testis (Witjaksono 2005). Senyawa steroid dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat (Harbone 1987).

Ekstrak daging kerang simping terdeteksi mengandung flavonoid. Flavonoid memiliki kerangka dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene terikat pada suatu rantai propane membentuk susunan C6-C3-C6. Flavonoid dapat digunakan untuk mengurangi resiko berberapa penyakit kronis dengan kemampuannya sebagai antioksidan, anti-inflamasi, dan anti-proliferasi (Chen dan Blumberg 2007).

Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa. Saponin termasuk golongan triterpenoid yang mempunyai kerangka karbon berdasarkan isoprena. saponin merupakan golongan senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol (Zoblowics et al. 2002).

Asam amino merupakan rantai panjang penyusun protein yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Pengujian asam amino menggunakan pereaksi Ninhidrin menunjukkan hasil positif pada daging kerang simping. Hasil ini menunjukkan bahwa daging kerang simping kaya akan protein. Hal ini ditandai dengan hasil uji proksimat persentase protein daging sebesar 13,97%. Asam amino yang terdeteksi ini diduga dihasilkan dari proses hidrolisis protein dan asam amino-asam amino non-protein.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kerang simping memiliki rendemen cangkang sebesar 41,15%, daging 35,89%, jeroan 23,04%. Rendemen ekstrak kasar terbesar berasal dari ekstrak metanol sebesar 4,05% untuk daging dan 20,46% jeroan. Ekstrak kasar kerang simping dengan metode DPPH memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah jika dibandingkan dengan aktivitas antioksidan α-Tokoferol. Nilai aktivitas antioksidan (IC50) pada α-Tokoferol sebesar 14,36 ppm. Aktivitas antioksidan

(IC50) tertinggi pada ekstrak kasar daging kerang simping yang diekstraksi dengan

metanol sebesar 1648,45 ppm. Ekstrak kasar kerang simping ini mengandung 2 komponen bioaktif yang terdeteksi melalui uji komponen bioaktif yaitu flavonoid dan gula pereduksi.

Saran

(27)

14

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington: The Association of Official Analytical Chemist, Inc.

[PDPERSI]. Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. 2003. Fitonutrisi Bisa Menjadi Pelindung Radikal Bebas.Jakarta.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2010. Persyaratan bahan baku scallop (Amusium pleuronectes) beku. SNI 3230.2:2010. Jakarta

Agustina D. 2012. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif ekstrak bintang laut Culcita sp [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Andayani R, Maimunah, Lisawati Y. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum Lycopersicum L).

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 13(1):1-9.

Chairunisah R. 2011. Karakteristik asam amino daging kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Chen CYO, Blumberg JB. 2007. Phytochemical composition of nuts. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition 17(S1):329-332.

Fetrisia RG. 2011. Komposisi kimia kerang pisau (Solen spp) dari pantai kejawanan, Cirebon, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Harbone JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi Kedua. Padmawinata K, Soediro I ,penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan dari: Phytochmical Methods.

Kannan A, Hettiarachchy N, Arayan S. 2009. Colon and breas anti-cancer effects of peptide hydrolysates derived from rice bran. The open Bioactive Coumpounds Journal 2:17-20.

Kleinman S, Bruce G, Robert E, Lawrence T, Allan W. 1995. Shell and tissue growth of juvenile sea scallops ( Placopecten magellanicus) in suspended and bottom culture in Lunenburg Bay, Nova Scotia. Aquaculture 142:75-97.

Leong LP, Shui G. 2002. An investigation of antioxidant capacity of fruits in Singapore markets. Food Chemistry 102:732-737.

Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical dyhenylpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioxidant activity. Journals science and technology 26:211-219

Nurjanah,Zulhamsyah, Kustiyariyah. 2005. Kandungan mineral dan proksimat kerang darah (Anadara granosa) yang diambil dari Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 8(2):15-24.

Nurjanah, Ningsih P, Salamah E, Abdullah A. 2010. Karakteristik protein dan asam amino kijing lokal (Pilsbryoconcha exilis) dari Situ Gede, Bogor.

Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2010 Desember 02-03

(28)

15

Nurjanah, Abdullah A, Izzati L. 2011b. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif kerang pisau (Solen spp). Jurnal Ilmu Kelautan 16(3):119-124. Okuzumi M, Fujii T. 2000. Nutritional and Functional Properties of Squid and

Cuttlefish. Japan: National Cooperative Association of Squid Processors. Rusyadi S. 2006. Karakteristik gizi dan potensi pengembangan kerang pisau

(Solen spp) di perairan kabupaten pamekasan Madura [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S. 2008. Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing taiwan (Anodonta woodiana Lea.) sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 11(2):119-132.

Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB. Stommel E, Stephens R, Head F. 2013. Specific localization of scallop gill

Epithelial calmodulin in Cilia. The Journal of Nutrition 9(2):622-628. Sunardi, Kucahyo I. Uji aktivitas antioksidan ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) terhadap 1,1 diphenyl-2- pycrylhidrazil (DPPH). Makalah Seminar Nasional Teknologi 2007. Yogyakarta, 24 November 2007.

Susanto IS. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada keong mas (Pomacea cancliculata Lamarck) [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Suwandi R, Nurjanah, Naryuningtias F. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif dari keong papaya (Melo sp). Akuatik 4(2):16-20.

Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius Witjaksono HT. 2005. Komposisi kimia ekstrak dan minyak dari lintah laut

(Discodoris boholensis) [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Yuliani U. 2010. Kandungan mineral dan logam berat lintah laut (Discodoris sp.) dari perairan kepulauan Belitung [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

(29)
(30)

17

Contoh perhitungan :

% Kadar Air (daging 1(1)) = x 100%

= , ,

, , x 100%

= 80,67 %

b. Kadar Abu

Sampel Ulangan

Berat cawan kosong (gram)

Cawan+sa mpel (gram)

B.cawan+sampe l setelah ditanur

(gram)

%Kadar Abu

Daging

1 (1) 19,65 24,67 19,68 0,60

0,80

1 (2) 29,64 34,64 29,69 1,00

2 (1) 16,35 21,39 16,40 0,99

1,20

2 (2) 27,06 32,13 27,13 1,38

3(1) 25,59 30,67 25,64 0,98

0,99

3(2) 27,21 32,27 27,26 0,99

Rata-rata

0,99

Contoh perhitungan kadar abu sampel daging 1 Kadar Abu (%) = x 100%

Keterangan :

A = Berat cawan porselen kosong (gram)

B = Berat cawan porselen dengan sampel sebelum ditanur (gram) C = Berat cawan porselen dengan sampel setelah ditanur (gram) Contoh perhitungan :

% Kadar Abu (daging 1(1)) = x 100% = , ,

, , x 100% = ,

, x 100% = 0,59 % c. Kadar protein

Sampel Ulangan Bobot sampel

(gram)

V HCl

(mL) N HCl FP % Protein

Daging

1 1,03 1,50 0,1028 10 13,10 13,10

1,50 13,10

2 1,04 1,60 0,1028 10 13,83 14,26

1,70 14,70

3 1,05 1,70 0,1028 10 14,56 14,56

1,70 14,56

Rata-rata 13,97

Contoh perhitungan kadar protein daging kerang simping

Nitrogen daging (%) = H H H FP x 100%

(31)

18

= 2,0959 %

Kadar protein daging = 2,0959 % x 6,25

= 13,10 %

d. Kadar Lemak

Sampel Ulangan Bobot sampel

(gram)

Contoh perhitungan kadar lemak daging kerang simping ulangan (1) : Kadar lemak (%) = W W

W %

Keterangan : W1 = Berat sampel kerang simping (gram) W2 = Berat labu lemak kosong (gram) W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram) Kadar lemak ulangan 1 = , ,

, x 100% = ,

, x 100% = 0,19 % e. Kadar Karbohidrat

Karbohidrat daging kerang simping segar = 100% - (% air + % abu + % protein + % lemak )

= 100 % - (81,21+0,99+13,97+0,20)

= 100 % - 96,36

= 3,63 %

Lampiran Perhitungan analisis proksimat jeroan a. Kadar air

Sampel Ulangan Berat cawan

kosong

A = Berat cawan porselen kosong (gram)

(32)

19

Contoh perhitungan :

% Kadar Air (ulangan 1(1)) = x 100%

= , ,

, , x 100%

= 87,02 %

b. Kadar Abu

Sampel Ulangan

Berat cawan kosong

(gram)

Cawan+samp el (gram)

B.cawan+sampe l setelah ditanur

(gram)

%Kadar Abu

Jeroan

1 (1) 26,25 31,26 26,42 3,39

3,29

1 (2) 24,90 29,92 25,06 3,19

2 (1) 25,36 30,43 25,55 3,75

3,67

2 (2) 29,58 34,59 29,76 3,59

3(1) 27,82 32,87 27,98 3,17

3,27

3(2) 23,34 28,38 23,51 3,37

Rata-rata 3,41

Contoh perhitungan kadar abu jeroan ulangan 1 Kadar Abu (%) = x 100%

Keterangan :

A = Berat cawan porselen kosong (gram)

B = Berat cawan porselen dengan sampel sebelum ditanur (gram) C = Berat cawan porselen dengan sampel setelah ditanur (gram) Contoh perhitungan :

% Kadar Abu (ulangan 1(1)) = x 100% = , ,

, , x 100% = ,

, x 100% = 3,39 %

c. Kadar protein

Sampel Ulangan Bobot sampel (gram)

V HCl

(mL) N HCl FP % Protein

Jeroan

1 1,09 0,60 0,1028 10 4,95 4,95

0,60 4,95

2 1,42 0,70 0,1028 10 4,43 4,525

0,73 4,62

3 1,09 0,60 0,1028 10 4,95 4,95

0,60 4,95

Rata-rata 4,81

Contoh perhitungan kadar protein jeroan simping ulangan 1(1)

(33)

20

= , , x 100%

= 0,7922 %

Kadar protein jeroan = 0,7922 % x 6,25

= 4,95 %

d. Kadar Lemak

Sampel Ulangan Bobot sampel

(gram)

Bobot labu kosong

Bobot labu+lemak

% Lemak

Jeroan

1 5,06 77,00 77,01 0,19

2 5,07 96,18 96,20 0,39

3 5,02 127,17 127,18 0,19

Rata-rata 0,26

Contoh perhitungan kadar lemak jeroan (1) : Kadar lemak (%) = W W

W %

Keterangan : W1 = Berat sampel kerang simping (gram) W2 = Berat labu lemak kosong (gram) W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram) Kadar lemak jeroan ulangan 1 = , ,

, x 100% = ,

, x 100% = 0,19 % e. Kadar Karbohidrat

Karbohidrat jeroan kerang simping = 100% - (% air + % abu + % protein + % lemak )

= 100 % - (86,99 + 3,41 + 4,81 +0,26)%

= 100 % - 95,47%

= 4,53 %

Lampiran 3 Rendemen ekstrak kasar

Jenis Pelarut Berat sampel kering (gram) Berat ekstrak (gram) Rendemen (%)

Daging Jeroan Daging Jeroan Daging Jeroan

N-heksana 50 50 0,8872 4,8877 1,77 9,78

Etil asetat 50 50 0,0674 0,4186 0,13 0,84

Metanol 50 50 2,0231 10,228 4,05 20,46

Lampiran 4Perhitungan pembuatan larutan stok dan pengencerannya a. DPPH 0,001 M sebanyak 10 mL

Konsentrasi = PPHx 0,001 = PPH

/ x

Berat DPPH = 0,00394 gr

(34)

21

Stok = x x 50 mL = 0,4 mg

= 0,0004 gram

α-Tokoferol sebanyak 0,0004 gram dilarutkan dalam metanol p.a. hingga 50 mL

●Tokoferol 2 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 8 ppm = 20 mL x 2 ppm

V1 = 5 mL

5 mL Tokoferol 8 ppm ditambah metanol p.a. hingga 20 mL

●Tokoferol 4 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 8 ppm = 20 mL x 4 ppm

V1 = 10 mL

10 mL Tokoferol 8 ppm ditambah metanol p.a. hingga 20 mL

●Tokoferol 6 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 8 ppm = 20 mL x 6 ppm

V1 = 15 mL

15 mL Tokoferol 8 ppm ditambah metanol p.a. hingga 20 mL c. Larutan ekstrak 800 ppm sebanyak 50 mL

Stok ekstrak = x x 50 mL = 40 mg = 0,04 gram

Ekstrak sebanyak 0,04 gram dilarutkan dalam metanol p.a. hingga 50 mL

●Ekstrak 200 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 800 ppm = 20 mL x 200 ppm

V1 = 5 mL

5 mL ekstrak 800 ppm ditambah metanol p.a. hingga 20 mL

●Ekstrak 400 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 800 ppm = 20 mL x 400 ppm

V1 = 10 mL

10 mL ekstrak 800 ppm ditambah metanol p.a. hingga 20 mL

●Ekstrak 600 ppm

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 800 ppm = 20 mL x 600 ppm

V1 = 15 mL

(35)

22

Lampiran 5 Perhitungan % inhibisi dan IC50

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50

Blanko 0 0,448

Tokoferol 2 0,433 3,35 y = 3,716x - 3,345 14,36 4 0,393 12,28 R² = 0,9924

6 0,360 19,64

8 0,333 25,67

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50

Blanko 0 0,583

Daging 200 0,567 2,74 y = 0,0147x - 0,78 3454,42 n-Heksana 400 0,554 4,97 R² = 0,9205

600 0,545 6,52

800 0,513 12,01

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan

Regresi Linear IC50

Blanko 0 0,583

Daging 200 0,571 2,06 y = 0,033x - 5,575 1684,09 Etil asetat 400 0,555 4,80 R² = 0,9304

600 0,485 16,81

800 0,466 20,07

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50

Blanko 0 0,510

Daging

Metanol 200 0,421 17,45 y = 0,0226x + 12,745 1648,45 400 0,402 21,18 R² = 0,9926

600 0,373 26,86

800 0,354 30,59

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50

Blanko 0 0,510

200 0,502 1,57 3451,35

Jeroan 400 0,483 5,29 y = 0,0148x - 1,08

n-Heksana 600 0,470 7,84 R² = 0,9925

(36)

23

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50 Blanko 0 0,669

Jeroan Etil Asetat

200 0,660 1,35 y = 0,0161x - 2,91 3286,34 400 0,654 2,24 R2 = 0,9355

600 0,627 6,28

800 0,597 10,76

Sampel Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

% Inhibisi

Persamaan Regresi

Linear IC50 Blanko 0 0,669

Jeroan Metanol

200 0,665 0,60 y = 0,026x - 6,35 2167,31 400 0,660 1,35 R² = 0,9247

600 0,606 9,42

800 0,567 15,25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sampit pada tanggal 17 Januari 1991. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Iswahyudi dan Swastini M. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di TK ABA 3 (1996-1997), SDN 03 Mojorejo (1997-2003), selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Madiun (2003-2006). Pendidikan menengah atas ditempuh penulis di SMAN 3 Madiun (2006-2009). Pada tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, Departemen Teknologi Hasil Perairan melalui jalur PMDK.

Gambar

Gambar 1 Diagram alir penelitian Gambar 1 Diagram alir penelitian
Gambar 2 Amusium pleuronectes
Tabel 1 Morfometrik kerang simping (A. pleuronectes)
Tabel 3 Komposisi kimia kerang simping (A. pleuronectes)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengkaji lebih banyak mengenai komponen bioaktif dan aktivitas antioksidan ekstrak daun lindur berdasarkan pelarut yang digunakan pada

Ekstrak kasar anemon laut dari hasil ekstraksi tunggal menggunakan pelarut metanol dilarutkan dalam etanol dengan konsentrasi yang berbeda. Ekstrak kasar ukuran tubuh besar

(2005) menunjukkan bahwa proses perebusan menyebabkan berkurangnya kadar seng dalam daging kerang darah segar sebesar 54,27 ppm menjadi 37,86 ppm setelah perebusan,

Berasarkan hasil analisis bioaktif, ekstrak kasar gonad dan utuh dari bulu babi Diadema savignyi mengandung bioaktif jenis alkaloid, steroid, flavonoid, saponin

karena berkat izin dan kuasanyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi yang berjudul “aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif

Penelitian ini bertujuan mengekstrak komponen aktif pada kerang darah dengan tiga jenis pelarut yaitu heksana, etil asetat dan metanol, menguji ekstrak sebagai

Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya komponen- komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar buah bakau. Uji fitokimia meliputi uji alkaloid,

Hasil pengujian asam amino dengan menggunakan pereaksi Ninhidrin 0,10% menunjukkan bahwa hanya ekstrak kasar metanol semanggi air saja yang positif mengandung