Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
TUGAS AKHIR
PROGRAM PENGEMBANGAN PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK
KOTA MEDAN
OLEH
NAMA : ASTRI MEISYURI SIMANJUNTAK
NIM : 062103066
JURUSAN : KESEKRETARIATAN
PROGRAM DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : ASTRI MEISYURI SIMANJUNTAK
NIM : 062103066
PROGRAM STUDI : DIII KESEKRETARIATAN
JUDUL : PROGRAM PENGEMBANGAN PEGAWAI
PADA KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
TANGGAL : ... KETUA PROGRAM STUDI DIII
KESEKRETARIATAN
( Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi NIP 132010480
)
TANGGAL : ... DEKAN
( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc NIP 131285985
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
PENANGGUNG JAWAB TUGAS
NAMA : ASTRI MEISYURI SIMANJUNTAK
NIM : 062103066
PROGRAM STUDI : DIII KESEKRETARIATAN
JUDUL : PROGRAM PENGEMBANGAN PEGAWAI
PADA KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN
MEDAN, Mei 2009
Menyetujui, PEMBIMBING
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan
hidayahnya sehingga terselesaikan tugas akhir ini dengan baik. Terima kasih yang
setulusnya dan tak terhingga penulis ucapkan kepada keluarga besar, Ayahanda
Aguslan Simanjuntak, SE dan Ibunda Aryani Fitri serta saudara-saudaraku yang
telah memberikan motivasi, doa, dan pengorbanan setiap saat kepada penulis.
Tugas akhir yang berjudul “Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor
Badan Pusat Statistik Kota Medan” ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Didalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa selesainya
tugas akhir ini tentunya atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi., Selaku Ketua Program Studi D-III
Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA., selaku sekretaris Program Studi
D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Terima kasih
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
4. Staf pengajar Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan berfikir penulis selama di
bangku perkuliahan.
5. Ibu Diana Aulia Adnan, SE., selaku Kasubbag Tata Usaha Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Medan dan bapak Fajar Wahyu Tridjono, S.Si., selaku
Kepala Seksi IPDS.
6. Adik-adikku (Akbar Arlandes Simanjuntak, Ayuna Melani Simanjuntak,
dan Afdal Hasian Simanjuntak) yang tercinta, yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat terbaikku (Citra, Dewi, Ella, Mika, Sarah, Yuni). Terima
kasih banyak atas semuanya, semoga sesibuk apapun kita nantinya, Allah
tetap menyatukan kita dalam kata “sahabat” untuk selamanya.
8. Luthfi Isnanda Nasution, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis
berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2009
Penulis,
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ………. .... iv
DAFTAR GAMBAR ……….. v
DAFTAR LAMPIRAN ……….. vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Jadwal Kegiatan ... 4
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/ INSTITUSI A. Sejarah Ringkas ... 6
B. Struktur Organisasi ……… .. 8
C. Uraian Pekerjaan/ Job Description ………. . 10
D. Jaringan Usaha/ Kegiatan ………. ... 15
E. Kinerja Kegiatan Terkini ……… . 15
F. Rencana Kegiatan Kantor……….. 16
BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian, Tujuan, dan Metode Pengembangan Pegawai ... 17
B. Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja dan Penilaian Prestasi Kerja ... 29
C. Hubungan Pengembangan Pegawai dan Prestasi Kerja ………. 37
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 41
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Bagan Struktur Organisasi
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Tabel 1.1 Jadwal Penelitian………...4
2. Tabel 3.1 jumlah pegawai peserta diklat pada periode 2006-2008 ... 28
[image:8.595.156.444.287.545.2]Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Riset 2. Surat Izin Riset
3. Surat Selesai Riset
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hubungan pegawai dengan kantor diibaratkan dua sisi mata uang yang
mana keduanya tidak dapat dipisahkan. Perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta manfaatnya sangatlah ditentukan oleh faktor sumber daya
manusianya dalam menunjang perkembangan pegawai pada era teknologi modern
sekarang ini. Manusia sebagai faktor terpenting dalam kantor memiliki berbagai
karakteristik, cara berfikir, dan kebutuhan yang berbeda satu sama lainnya yang
kompleks dan sulit dipahami. Oleh karena itu para atasan harus berupaya keras
dalam memotivasi bawahannya agar mau bekerja dengan efektif dan efisien.
Oleh karena itu usaha yang gigih dalam peningkatan keterampilan
pegawai sangatlah diperlukan yang pada akhirnya dalam proses pengembangan
diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai, terutama kantor yang
memiliki tenaga kerja yang besar perlu memperhatikan usaha ke arah sana.
Usaha untuk meningkatkan keterampilan para karyawan harus diwujudkan dalam
berbagai bentuk nyata, misalnya : latihan, seminar, kursus keterampilan,
penataran, dan lain-lain, sehingga diharapkan tanggung jawab yang diberikan
pada karyawan dapat dilaksanakan dan tercapainya tujuan dengan efektivitas kerja
yang baik.
Perbaikan efektivitas kerja yang baik hanya dapat dicapai melalui
perbaikan keterampilan pegawai. Pengembangan pegawai menciptakan kondisi
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
kesempatan tersebut akan lebih menyesuaikan diri pada perkembangan teknologi
maupun sosial. Jadi jelas bagi kita bahwa usaha pengembangan pegawai
merupakan faktor penting dalam menjaga kestabilan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Usaha pengembangan pegawai secara dini dapat menjaga
keseimbangan penurunan prestasi kerja dan pengembangan ini perlu dilakukan
untuk melihat karyawan yang berprestasi atau berpotensi besar untuk
dikembangkan pengetahuannya, keterampilannya, dan keahliannya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Kantor bukan hanya mengharapkan pegawai yang mampu bekerja, cakap
dan terampil, tetapi juga yang terpenting adalah bahwa mereka mau bekerja giat
dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga hasilnya
memuaskan. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bila mereka
tidak giat dalam bekerja.
Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk membahas suatu topik
mengenai pengembangan pegawai sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan pada kantor. Penulis memilih Badan Pusat Statistik kota
Medan sebagai objek penelitian dengan judul “Program Pengembangan
Pegawai Pada Badan Pusat Statistik Kota Medan”.
B. Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan dan memperjelas topik yang akan dibahas
dalam penulisan tugas akhir ini maka penulis akan membatasi ruang lingkup
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
1. Apa saja program pengembangan yang dilaksanakan pada Kantor
Badan Pusat Statistik Kota Medan ?
2. Bagaimana program pengembangan pegawai yang dilaksanakan dapat
meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat
Statistik Kota Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a.Untuk mengetahui program pengembangan pegawai yang dilakukan
pada Badan Pusat Statistik Kota Medan didalam meningkatkan
keterampilan pegawai.
b.Untuk mengetahui sejauhmana pengembangan pegawai yang
dilaksanakan Badan Pusat Statistik kota Medan didalam meningkatkan
prestasi kerja.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk Menambah pengalaman karena melihat kondisi kantor dan
dapat membedakan antara praktek kerja dan teori yang telah penulis
dapatkan selama menjalani perkuliahan; untuk menambah ilmu
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
usaha perbaikan produktivitas kerja dan efisiensi kerja dalam mencapai
kerja yang maksimal.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan bagi semua pihak
yang memerlukan.
D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan penulis selama 3 (tiga) minggu dengan
proses kegiatannya yaitu persiapan, pengumpulan data, dan pengonsepan, yang
[image:13.595.109.510.415.699.2]dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel. 1.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Minggu ke :
1 2 3
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Proses persiapannya dilaksanakan selama 1 (satu) minggu. Penulis
mempersiapkan hal- hal apa saja yang akan dibutuhkan untuk pengmbilan data
nantinya. Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan riset selama 1
(satu) minggu mulai tanggal 01 Mei s/d 15 Mei 2009 di kantor Badan Pusat
Statistik kota Medan. Kemudian pengonsepan beserta pengetikan tugas akhir
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN/ INSTITUSI
A. Sejarah Ringkas
Badan Pusat Statistik Pada Masa Sebelum Kemerdekaan
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, BPS berada dibawah
LANDBOUW NISVER IEIDEN HANDEL. BPS dibentuk pada tahun 1920 yang
memiliki fungsi untuk pengumpulan data kebudayaan. Empat tahun kemudian,
tepatnya pada tanggal 14 September 1924 BPS dipindahkan dari Bogor ke Jakarta
dengan nama baru yaitu CENTRAL KANTOR NOOR DC STATISTIK (CKS).
Selama terjadinya perang dunia tahun 1924-1945, BPS berada dibawah
pemerintahan militer Jepang GUNSEIKANBU (CG), dan fungsi utamanya lebih
diarahkan untuk pengumpulan data bagi kepentingan militer Jepang.
Badan Pusat Statistik Pada Masa Sesudah Kemerdekaan
Sesudah kemerdekaan RI pada tanggal 07 Agustus 1945 GUNSEIKANBU
(CG) diubah namanya menjadi Kantor Pusat Perangkaan Umum Republik
Indonesia (KAPPURI) yang dikepalai oleh Semaun, dan oleh karena itu bersama
pemerintah pusat Indonesia KAPPURI pindah ke Yogyakarta. Sementara itu di
Jakarta pemerintah Belanda kembali mengaktifkan CKS.
Lalu berdasarkan Surat Menteri Kesejahteraan Sosial No. 219/Se tertanggal 12
Juni 1950 KAPPURI dan CKS bergabung menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS)
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Dekrit Presiden No. 172 tahun 1957 mengubah nama KPS menjadi Biro
Pusat Statistik (BPS) dan disahkan statusnya dibawah naungan tanggung jawab
Perdana Menteri.
Tanggal 06 September 1960, BPS disahkan secara hukum menjadi sebuah
lembaga untuk melakukan semua. BPS juga berperan sebagai lembaga utama
untuk mengeluarkan data statistik secara hukum yang disahkan pada tanggal 07
September 1965.
Sesudah kemerdekaan yaitu pada bulan Oktober tahun 1961, BPS mulai
melaksanakan sensus pertama di Indonesia. Di setiap propinsi dan daerah di
bentuk unit baru yang berada dibawah naungan hukum pemerintah setempat.
Setelah melaksanakan sensus pertama, keberadaan BPS lebih dikembangkan
dengan membangun kantor tersendiri yang terpisah dari pemerintah setempat
yaitu Kantor Sensus dan Statistik.
Pada masa Era Baru, Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1968
menggambarkan dalam garis-garis organisasi dan tugas-tugas tertentu dari BPS.
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 yang menggantikan Peraturan
Pemerintah No. 6 Tahun 1980 dilakukan oleh Dekrit Presiden No. 6 Tahun 1992
untuk menentukan garis dan fungsi dari struktur organisasi BPS. Pada tahun 1978
BPS dirubah kembali namanya menjadi Badan Pusat Statistik (BPS), dalam hal ini
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah termasuk sebagai instansi pemerintah yang
berfungsi sebagai pendataan (sensus) yang berhubungan dengan ekonomi, sosial
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
B. Struktur Organisasi
Setiap kantor ataupun perusahaan membentuk struktur organisasi atau
struktur didalam perusahaan yang mengidentifikasikan tanggung jawab untuk
setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi itu.
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja dimana organisasi mendefenisikan
pembagian tugas-tugas, penyebaran sumber daya, dan kordinasi antar departemen
yang ada.
Dengan adanya struktur organisasi ini, maka para anggota organisasi dapat
melihat tata pembagian kerja yang dipakai, wewenang, tanggung jawab, peraturan
yang harus ditaati, bagaimana level atau divisi daripada unit organisasinya yang
telah diatur secara jelas dan setiap anggota organisasi mengetahui dengan jelas
apa yang harus dikerjakan, kepada siapa pekerjaan itu dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menerima serta
melaksanakan perintah dari atasan.
Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja mampu
pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja sama
lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan Kantor Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Medan adalah : Struktur Organisasi garis dan staf (Line and Staff
Organisasi). Wewenang maupun tugas dan tanggung jawab perusahaan dipegang
sepenuhnya oleh pejabat pimpinan (Kepala Kantor). Selanjutnya mengenai
urusan-urusan dalam fungsi organisasi atau perusahaan, pimpinan memberi
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
kepada pimpinan dalam pengambilan keputusan dan tidak berwenang
memberikan perintah kepada pegawai yang ada dalam organisasi walaupun
seorang pegawai termasuk ke dalam satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang
pejabat lain.
Berikut ini bagan struktur organisasi yang ada pada Kantor Badan Pusat
Statistik Kota Medan.
STRUKTUR ORGANISASI BPS KOTA MEDAN
Kepala Kantor Kepala Sub Bagian TU Staf Sub Bagian TU Kepala Seksi Statistik Sosial Kepala Seksi Statistik Produksi Seksi Statistik Distribusi Kepala Seksi Statistik Neraca Wilayah Kepala Seksi Statistik IPDS Staf Seksi Statistik Sosial Staf Seksi Statistik Produksi Staf Seksi Statistik Distribusi Staf Seksi Statistik Neraca
[image:18.595.61.571.302.762.2]Wilayah Staf Seksi Statistik IPDS Tenaga Fungsional Mantri Statistik Gambar 2.1
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
C. Uraian Pekerjaan/ Job Description
1. Kepala Kantor Badan Pusat Statistik
a. Memimpin BPS Kabupaten/ Kota
b. Memimpin kegiatan dalam penyusunan program tahunan yang
direncanakan oleh masing-masing seksi
c. Mengatur pelaksanaan program Badan Pusat Statistik Kota Medan
d. Menghimpun bahan dan melakukan penyeleksian usulan program
kerja tahunan baik rutin maupun pengembangan semua satuan kerja di
daerah
e. Pengangkatan pegawai, pendidikan dan pelatihan, pemberhentian,
pensiun dan mutasi pegawai lainnya
f. Menyiapkan dan menyelenggarakan pelatihan bagi petugas lapangan
Badan Pusat Statistik
g. Membina aparatur BPS Kota Medan agar berdaya guna
h. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada
bawahan dalam melaksanakan tugasnya.
2. Kasubbag Tata Usaha
a. Menyusun program tahunan sub bagian Tata Usaha.
b. Membantu Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam mengatur
pelaksanaan program Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
c. Menghimpun bahan dan melaksanakan penyusunan usulan program
kerja tahunan baik rutin maupun perkembangan semua satuan kerja
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
d. Membantu Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam.
menyiapkan dan menyelenggarakan pelatihan bagi petugas lapangan
e. Melakukan administrasi jabatan fungsional yang meliputi
pengangkatan mutasi dan angka kredit.
f. Melakukan pengolahan anggaran, tata usaha keuangan, pembukuan
dan pembendaharaan kekayaan milik negara.
g. Melakukan urusan tata usaha kepegawaian yang meliputi penyiapan
pengangkatan pegawai, pengusulan mengikuti pendidikan dan latihan,
pemberhentian, pensiun dan mutasi pegawai lainnya.
h. Melakukan penyelesaian kenaikan gaji, pengurusan gaji ke KPKN,
mengurus SKKP, pembuatan daftar gaji serta pembayaran gaji
pegawai.
i. Melakukan perawatan dan pemeliharaan barang inventaris, gudang,
peralatan, kendaraan dinas dan sejenisnya.
j. Melakukan pengadaan penerimaan, penyimpanan atau penggudangan,
inventarisasi, penggunaan barang perlengkapan dan perbekalan.
k. Melakukan kegiatan rumah tangga, hubungan masyarakat, kebersihan,
ketertiban, ketentraman,dan keindahan lingkungan kantor.
l. Melakukukan pengalokasian penggunaan ruang kerja dan ruang
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan ruang yang tersedia.
m. Membantu Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam
pelaksanaan koordinasi dan program kerja sama dengan pemerintah
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
3. Kasi Statitik Sosial
a. Menyusun program kerja tahunan seksi.
b. Membantu melaksanakan dan mengatur pembagian dokumen Statistik
Kependudukan yang diperlukan untuk pelaksanaan dilapangan.
c. Mengikuti program pelatihan petugas yang dilakukan oleh BPS
Propinsi di bidang Statistik Kependudukan.
d. Melakukan pemecahan di lapangan khususnya Statistik Kota Medan.
e. Melakukan pengolahan secara sederhana data Statistik Kependudukan
sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.
f. Melakukan penelitian kelengkapan pemasukan dokumen hasil
pengumpulan data statistik kependudukan.
g. Menyusun laporan kegiatan seksi statistik kependudukan secara
berkala dan sewaktu-waktu.
h. Mengatur dan menetapkan dokumen statistik kependudukan serta
uraian ringkas data yang disajikan dalam bentuk publikasi.
4. Kasi Statistik Produksi
a. Membuat surat teguran.
b. Melakukan evaluasi kegiatan.
c. Mengikut sertakan pelatihan.
d. Mengirimkan leflet dan piagam penghargaan.
e. Melakukan kunjungan langsung di lapangan.
f. Melakukan pemantauan kegiatan melalui pencacahan.
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
h. Penyusun publikasi.
i. Melaksanakan pengolahan manual dan industri besar maupun sedang.
j. Penyusunan laporan akuntabilitasi.
5. Kasi Statistik Distribusi
a. Menyusun program tahunan.
b. Melaksanakan pencacahan yang bersifat rutin dan tahunan.
c. Mengikuti latihan yang dilakukan oleh BPS Propinsi.
d. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas dan dokumen yang
diperlukan di lapangan.
e. Melakukan pembagian tugas dan pengawasan.
f. Melakukan penelitian kelengkapan, pemasukan dokumen dan hasil
pencacahan.
g. Melakukan pengiriman dokumen yang telah selesai diperiksa ke BPS
Pusat/Propinsi dengan jadwal yang ditetapkan.
6. Kasi Statistik Neraca Wilayah
a. Menyusun program kerja tahunan.
b. Melaksanakan pencacahan yang bersifat rutin dan tahunan.
c. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas dan dokumen yang
diperlukan dilapangan.
d. Melaksanakan pembagian tugas pengawasan.
e. Mengikuti latihan yang dilakukan oleh BPS Propinsi.
f. Melakukan penelitian kelengkapan pencacahan dokumen dari hasil
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
g. Melakukan pembuatan surat teguran.
h. Melakukan pengiriman dokumen yang telah selesai diperiksa ke BPS
Pusat Propinsi dengan jadwal yang telah ditentukan.
i. Membuat naskah publikasi.
j. Membuat tabulasi data untuk publikasi.
k. Membuat laporan akuntabulasi kinerja.
7. Kasi Statistik Integrasi Pengolahan dan Dokumentasi Statisik (IPDS)
a. Menyusun program kerja tahunan.
b. Mengikuti latihan yang dilakukan oleh BPS Propinsi.
c. Melaksanakan pencacahan yang bersifat rutin dan tahunan.
d. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas dan dokumen yang
diperlukan.
e. Melakukan penginterogasian pengolahan data.
f. Melaksanakan desimitasi dan layanan statistik.
g. Melakukan pengolahan jaringan dan rujukan satistik.
8. Mantri Statistik (Pejabat Fungsional)
a. Menyusun program kerja tahunan.
b. Membuat Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam mengatur
pelaksanaan program Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
c. Menghimpun bahan dan melakukan penyusunan usulan program kerja
tahunan baik rutin dan pembangunan semua satuan kerja di daerah.
d. Membantu Kepala Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
D. Jaringan Usaha / Kegiatan
Jaringan usaha/ kegiatan yang dilakukan Kantor Badan Pusat Statistik
Kota Medan terbagi dua, yaitu:
1. Dengan Pemerintahan Kota Medan
Kerjasama dalam pembiayaan dalam melakukan berbagai survei/ sensus untuk
memenuhi kebutuhan data-data statistik dalam rangka pemenuhan bahan
perencanaan Kota Medan, misalnya: pembuatan buku Medan Dalam Angka,
perhitungan PDRB, pembuatan Kecamatan Dalam Angka, survei kawasan
kumuh, survei harga-harga, dan lain-lain.
2. Dengan Pihak Swasta
Disamping bekerja sama dengan pemerintah kota Medan, BPS Kota Medan
juga bekerja sama dengan berbagai pihak, antara lain:
a. Kerjasama dengan pengelola MUDP (Medan Urban Development Project)
dalam rangka survei efektivitas MUDP terhadap kehidupan warga kota
Medan.
b. Kerjasama dengan media massa dalam rangka sosialisasi hasil dari
berbagai sensus dan survei.
c. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan berbagai lembaga swasta lain
dalam rangka pembahasan berbagai hasil survei dan sensus baik dalam
bentuk seminar, diskusi, dan lain-lain.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap kantor pasti memiliki kinerja usaha terkini. Kinerja usaha terkini
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
dilaksanakan oleh suatu perusahaan maupun instansi pemerintahan yang bertujuan
untuk mencapai suatu hasil kerja yang maksimal.
Kinerja usaha terkini yang sedang dilaksanakan oleh kantor Badan Pusat Statistik
Kota Medan yaitu ”Pemetaan Sensus Penduduk 2010”.
Pemetaan Sensus Penduduk 2010 merupakan rangkaian kegiatan persiapan
Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Dalam kegiatan ini dilakukan pembentukan dan
pemetaan wilayah kerja statistik.
Wilayah kerja statistik yang disebut Blok Sensus SP2010 (BS) dibentuk
berdasarkan Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil. Pemetaan BS dilakukan
dengan menggunakan peta dasar hasil olah citra satelit, hasil pemanfaatan Global
Positioning System (GPS), atau menggunakan peta dasar lainnya yang bersumber
dari institusi yang menghasilkan peta berkualitas agar diperoleh peta BS yang
tepat posisi dan tepat bentuk sehingga tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah
pada pelaksanaan SP2010.
F. Rencana Kegiatan Kantor
Rencana kegiatan Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan untuk masa
yang akan datang tentunya tetap berorientasi pada visi dan misi Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Medan yaitu penyedia statistik berkualitas. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor
Badan Pusat Statistik Kota Medan yaitu Sensus Penduduk 2010, disamping
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan, dan Metode Pengembangan Pegawai 1. Pengertian Pengembangan Pegawai
Efisiensi suatu organisasi sangat tergantung pada baik buruknya
pengembangan anggota organisasi itu sendiri. Didalam kantor yang bertujuan
mencari keuntungan, tujuan ini dapat dicapai dengan baik kalau
pegawai-pegawainya dilatih dengan sempurna.
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, maka salah satu cara yang
perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada para pegawai baik
pegawai lama maupun pegawai baru untuk mengikuti diklat.
Pegawai-pegawai baru yang setiap kali ditarik oleh kantor membutuhkan
latihan-latihan sebelum mereka dapat menjalankan tugas-tugas yang menjadi
kewajibannya. Sedangkan bagi pegawai yang lama, mereka membutuhkan
latihan-latihan karena adanya tuntutan dari tugas-tugasnya yang sekarang, ataupun
untuk mempersiapkan dirinya berhubung akan ditransfer atau dipromosikan pada
jabatan yang lain.
Di dalam memberikan diklat, pimpinan harus memperhatikan pegawai
mana yang perlu dan mampu mengikuti diklat tersebut agar tujuan dapat tercapai
dalam meningkatkan dan memajukan kantor. Meskipun usaha pengembangan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
untuk setiap kantor agar pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya lebih efektif
dan efisien. Keterampilan dan sikap-sikap yang lebi baik dan ilmu pengetahuan
yang lebih luas didukung oleh keahlian pribadi setiap karyawan akan membawa
manfaat atau faedah bagi kantor dan pegawai itu sendiri.
Pengembangan pegawai ini sangat penting di dalam kantor, sebelum
membahas mengenai pengembangan pegawai terlebih dahulu harus mengetahui
apa yang dimaksud dengan pengembangan pegawai. Pandangan para ahli
mengenai pengembangan tenaga kerja atau karyawan serta ruang lingkupnya
adalah sama.
Menurut Hanafi (2005;73) ”Pengembangan adalah suatu proses
pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual
dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum”.
Notoatmodjo (2003;4) mengemukakan bahwa ”Pengembangan karyawan
adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan karyawan
atau tenaga kerja untuk mencapai suatu hasil optimal”.
Dari defenisi diatas, istilah pengembangan mencakup mengenai pengertian
latihan dan pendidikan yaitu sebagai sarana peningkatan keterampilan dan
pengetahuan umum bagi pegawai.
2. Tujuan Pengembangan Pegawai
Suatu tujuan kantor akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat
menjalankan tugas-tugas dengan efisien. Oleh karena itu untuk meningkatkan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
pengembangan pegawainya. Jadi tujuan pengembangan pegawai adalah untuk
memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang
telah ditetapkan.
Tujuan pengembangan hakikatnya dilakukan adalah untuk kepentingan
pegawai, kantor atau masyarakat yang menggunakan jasa yang dihasilkan.
Adapun tujuan dari pengembangan pegawai yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Kota Medan adalah :
A. Pegawai
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan pegawai.
2. Meningkatkan moral pegawai; dengan keterampilan dan keahlian yang
sesuai dengan pekerjaannya, para pegawai akan antusias untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
3. Memperbaiki kinerja; pegawai yang kerja secara tidak memuaskan karena
kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program
pengembangan.
4. Membantu pegawai dalam menghadapi perubahan-perubahan, baik
perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya
manusianya
5. peningkatan karier pegawai; dengan pengembangan kesempatan untuk
meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian, keterampilan, dan
prestasi kerja yang lebih baik.
6. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima pegawai; dengan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
prestasi kerja semakin baik, dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan
gaji didasarkan prestasi.
B. Kantor
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia;
dengan program pengembangan kantor melakukan upaya bersama untuk
secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi
kebutuhan kantor.
2. Penghematan; program pelatihan yang dilakukan dapat mengurangi biaya
produksi karena pelatihan dan pendidikan dimaksudkan untuk
meningkatkan keterampilan pegawai (teknis, manusia, dan konseptual).
3. Mengurangi tingkat kesalahan dalam bekerja.
4. Memperkuat komitmen karyawan; kantor yang gagal menyediakan
pendidikan dan pelatihan akan kehilangan pegawai yang berorientasi
pencapaian yang merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan
untuk promosi.
3. Metode Pengembangan Pegawai
Salah satu prinsip pengembangan pegawai adalah memiliki suatu metode
atau sistem latihan yang paling sesuai dengan tingkat pendidikan dan ketermpilan
para karyawan serta kebutuhan pegawai. Metode pengembangan harus
berdasarkan pada kebutuhan pekerjaan tergantung kepada berbagai faktor, seperti
waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Berbagai cara dapat dipergunakan untuk melakukan program
pengembangan. Menurut Siagian (2003;37-40) metode atau pendekatan yang
digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pegawai ada 2 macam, yaitu :
a. Metode Off the Job Site (di luar pekerjaan)
Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti karyawan
sebagai peserta diklat ke luar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya.
Kemudian mengikuti pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan
teknik-teknik belajar mengajar seperti lainnya. Teknik yang dipakai dalam metode ini
ada 2 macam, yakni:
1. Teknik Presentasi Informasi
Teknik ini adalah menyajikan informasi, yang tujuannya
mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para
peserta. Teknik ini antara lain:
a. Ceramah Biasa, dimana pengajar (pelatih) bertatap muka langsung
dengan peserta. Peserta diklat pasif mendengarkan.
b. Teknik Diskusi, dimana informasi yang akan disajikan disusun dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dibahas dan
didiskusikan oleh para peserta aktif.
c. Teknik Pemodelan Perilaku (behavior modeling), ialah salah satu cara
mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
d. Teknik Magang, ialah pengiriman para karyawan dari suatu organisasi
ke badan-badan atau organisasi lain yang dianggap lebih maju, baik
secara kelompok maupun perorangan.
2. Metode-Metode Simulasi
Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari
dunia riil sedemikian rupa, sehingga para peserta diklat dapat
merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Metode-metode simulasi ini
mencakup :
a. Simulator Alat-alat, misalnya simulasi sumur pompa tangan bagi
pendidikan sanitasi.
b. Studi Kasus (case study) dimana para peserta diklat diberikan suatu
kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan antara para peserta diklat.
c. Permainan Peranan (role playing) dimana para peserta diminta untuk
memainkan (berperan), bagian-bagian dari berbagai karakter (watak)
dalam kasus.
d. Teknik Didalam Keranjang (in basket). Metode ini dilakukan dengan
memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta latihan.
B. Metode On the Job Site (di dalam pekerjaan)
1. Pelatihan ini berbentuk penugasan pagawai-pegawai baru kepada atau
supervisor-supervisor yang telah berpengalaman (senior). Dimana pegawai
baru, itu minta kepada para pegawai yang sudah berpengalaman untuk
membimbing atau mengajarkan pekerjaan yang baik kepada para pegawai
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
2. Bentuk lain dari on the job site adalah metode “rotasi” pekerjaan. Metode
ini umumnya dilakukan pegawai-pegawai yang sudah lama. Kemudian
akan dipindahkan tugasnya baik secara vertikal (dipromosikan) maupun
secara horizontal (ke bagian atau tugas lain yang sederajat dengan
pekerjaan sekarang).
Mengingat pentingnya suatu pengembangan, maka seorang manajer
sumber daya manusia harus dapat mengembangkan program pelatihan dan
pendidikan yang efektif. Menurut Notoadmodjo (2003;33-36) beberapa proses
atau kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya mengembangkan program
pelatihan dan pendidikan yang efektif adalah:
a. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Tahap ini mencakup 3 jenis analisis, yaitu :
1. Analisis organisasi, yang pada hakikatnya menyangkut pertanyaan:
dimana atau bagaimana didalam organisasi atau institusi ada personal
yang memerlukan pelatihan.
2. Analisis pekerjaan (job analysis), yang antara lain menjawab
pertanyaan: apa yang harus diajarkan atau diberikan dalam diklat, agar
para karyawan yang bersangkutan mampu melakukan pekerjaan secara
efektif.
3. Analisis pribadi, yang menjawab pertanyaan: siapa yang membutuhkan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
b. Menetapkan Tujuan
Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya ialah perumusan
kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut. Dasar untuk menyusun
tujuan diklat ini adalah hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang telah
dilakukan.
c. Pengembangan Kurikulum
Yaitu mengidentifikasikan materi-materi atau bahan-bahan pelajaran yang
akan diberikan dalam pendidikan atau pelatihan. Kemudian dilakukan
identifikasikan waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap materi atau
topik/sub topik yang lebih terinci. Setelah itu ditentukan metode belajar
mengajar yang bagaimana yang akan dipakai, serta alat bantu belajar
mengajar yang diperlukan dalam diklat tersebut.
d. Persiapan Pelaksanaan Diklat
Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
persiapan, yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan administrasi,
antara lain:
1. Menyusun silabus dan jadwal diklat (penjabaran kurikulum kedalam
kegiatan pembelajaran).
2. Pemanggilan dan seleksi peserta.
3. Menghubungi para pengajar.
4. Penyusunan materi diklat serta penyediaan bahan-bahan referensi.
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
e. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diklat, antara lain
adanya penanggung jawab harian, adanya monitoring pelaksanaan diklat
melalui evaluasi harian, adanya alat-alat bantu yang diperlukan.
f. Evaluasi
Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, dilakukan evaluasi, yang
mencakup:
1. Evaluasi terhadap proses, yang meliputi:
a. Organisasi penyelenggaraan diklat, misalnya: administrasi,
konsumsinya, ruangannya, para petugasnya, dan sebagainya.
b. Penyampaian materi diklat, masalnya: relevansinya, kedalamnya,
pengajarnya, dan sebagainya.
2. Evaluasi terhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana
materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta
diklat dan apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan,
pengetahuan, dan sikap dari para peserta diklat. Demikian juga halnya
bagi pihak Badan Pusat Statistik Kota Medan juga melakukan program
pengembangan karyawan. Program pengembangan tersebut ditujukan
kepada seluruh karyawan sebagai upaya pemerataan, yang mana setiap
karyawan harus mengikuti program pengembangan yang dilaksanakan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Adapun program pengembangan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik Kota Medan adalah:
1. Pengembangan Teknis dan keahlian
Dalam rangka pengembangan teknis dan keahlian, dibedakan menurut
tingkat pendidikan para pegawai, yaitu:
a. Ikatan Dinas STIS, Teknik pengembangannya dengan cara:
1. In house training/job training
2. Kursus komputer
3. Diklat statistik demografi
4. Diklat PDRB
5. Berbagai seminar/lokakarya/workshop
b. Program S-1, Teknik pengembangannya dengan cara:
1. Job training
2. Diklat demografi, diklat PDRB, dan lain-lain
3. Seminar/workshop
4. Pelatihan instruktur
c. D-3, Teknik pengembangannya dengan cara:
1. Job training
2. Diklat demografi, diklat PDRB, dan lain-lain
3. Seminar/workshop
4. Pelatihan instruktur
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
1. Job training
2. Kursus statistik dasar
3. Mengikuti D-1 Statistik
4. Berbagai pelatihan survei/ seminar.
2. Pengembangan karir/ Jabatan:
Bagi pegawai yang akan menduduki suatu jabatan atau promosi jabatan,
diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) yang
terdiri dari:
a. Bagi calon pejabat eselon IV diwajibkan mengikuti diklat Pimpinan IV
b. Bagi calon pejabat eselon III diwajikan mengikuti diklat pimpinan III
c. Bagi calon pejabat eselon II diwajibkan mengikuti diklat pimpinan II
d. Bagi calon pejabat eselon I diwajibkan mengikuti Lemhanas.
Didalam pelaksanaan pengembangan karyawan, beberapa faktor yang juga
diperhatikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam penyusunan program
pelatihan, yaitu:
1. Kebutuhan pelatihan; dengan penjajangan kebutuhan dapat ditentukan jenis
dan jumlah pelatihan yang diperlukan.
2. Cara penyelenggaraan pelatihan; cara memberikan pelatihan diserasikan
dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan bersangkutan.
3. Biaya pelatihan; penetapan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
4. Hambatan-hambatan; pertimbangan hambatan atau rintangan yang mungkin
terjadi terhadap pekerjaan sebagai akibat pelatihan itu.
5. Pesarta latihan; penetapan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti
pelatihan, dilihat dari sudut kebutuhan kantor, kenaikan jabatan atau yang
mungkin keluar atau pindah.
6. Fasilitas latihan; mempertimbangkan fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
7. Pengawasan latihan; mempertimbangkan hal-hal yang perlu mendapat
pengawasan (misalnya: biaya, nama peserta, hasil ujian), dan teknik
pengembangan yang diperlukan.
Berikut ini merupakan data karyawan yang telah mengikuti program
pelatihan dan pendidikan terhitung dari tahun 2006-2008 pada kantor Badan pusat
[image:37.595.110.513.552.747.2]Statistik Kota Medan.
Tabel. 3.1
Jumlah pegawai peserta diklat pada periode 2006-2008
Tahun
Jumlah Pegawai Keseluruhan
(Orang)
Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat (Orang)
Teknis dan Keahlian Jabatan
2006 37 15 2
2007 38 23 1
2008 37 28 1
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
B. Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja dan Penilaian Prestasi Kerja
1. Pengertian Prestasi Kerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau
perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi.
Prestasi kerja (job performent) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yuli (2005;89)
Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha
organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan
organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui
penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja merupakan proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.
Penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah proses penilaian
prestasi kerja karyawan yang dilakukan oleh organisasi terhadap karyawannya
secara sistematis dan formal berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya.Yuli (2003;89)
Tujuan dilakukannya penilaian prestasi kerja secara umum adalah untuk
memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki tampilan
kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi dan secara khusus
dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap karyawan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Dengan adanya penilaian pretasi kerja karyawan tersebut dapat membantu
meningkatkan motivasi kerja dan sekaligus dapat meningkatkan loyalitas
organisasi organisasional. Dimana para karyawan akan mengetahui sampai
dimana dan bagaimana prestasi kerjanya dinilai oleh atasan. Kelebihan maupun
kekurangan yang ada akan dapat merupakan cambuk bagi kemajuan-kemajuan
mereka mendatang.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Produktivitas kerja yang dimiliki perusahaan pada hakikatnya merupakan
suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai. Pegawai
akan bekerja dengan penuh semangat apabila ia merasa bahwa kebutuhannya baik
fisik maupun non fisik terpenuhi melalui keterlibatan dalam proses produksi pada
perusahaan yang bersangkutan. Kedua bentuk kebutuhan itu pada dasarnya sesuai
dengan eksistensi karyawan yang bersifat monodualistis karena manusia tersusun
dari 2 unsur jasmani dan rohani.
Ada beberapa faktor/ persyaratan yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu :
1. Keterampilan
2. Kesediaan pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan
tanggung jawab
3. Pendididikan
4. Tingkat penghasilan
5. Sikap etika kerja
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Faktor-faktor ini tidak terlepas dari motivasi yang dimiliki karyawan
tersebut. Berikut ini akan dibahas mengenai makna dan sifat dari faktor-faktor
tersebut.
1. Keterampilan/ kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaaan dan
tugasnya; merupakan faktor yang sangat penting agar dapat diperoleh hasil
seperti yang diharapkan. Oleh karena itu tugas penting seorang manajer
personalia atau kepegawaian adalah melaksanakan program diklat sesuai
dengan pendidikan dan kemampuan karyawan seperti yang terdapat pada
analisa jabatan.
2. Kesediaan pegawai untuk melaksanakan tugas dengan penuh semangat; untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, pegawai tidak hanya mengejar kebutuhan
fisik semata tetapi juga kebutuhan non fisik. Adapun kebutuhan pegawai yang
sangat penting adalah kebutuhan yang bersifat psikologis,
kebutuhan-kebutuhan utama yang dirasakan pegawai seperti: kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan untuk berhasil, dan lain-lain. Selain kebutuhan psikologis, pegawai
juga memiliki kebutuhan yang bersifat ekonomis dan besifat fisik. Kebutuhan
yang bersifat fisik yang memungkinkan pegawai bekerja dengan penuh
semangat meliputi tata ruang kerja yang nyaman sehingga memungkinkan
pegawai bekerja dengan tenang, pakaian kerja, alat pelindung dari pada saat
melakukan pekerjaan dan lingkungan kerja seperti udara, suara, cahaya, arna,
bahan-bahan, dan alat-alat kerja yang dipergunakan dalam melakukan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
3. Pendidikan; umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih
tinggi akan mempunyai produktivitas kerja ditentukan juga oleh tingkat
pendidikan.
4. Tingkat penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja pegawai akan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Karena semakin besar gaji yang
diterima akan semakin meningkat pula produktivitas kerjanya.
5. Sikap etos kerja; sikap seseorang dalam membina hubungan yang serasi
selaras, dan seimbang sesama pegawai atau orang lain di luar kantor juga ikut
mempengaruhi prestasi kerjanya. Lingkungan kerja yang baik harus selalu
dijaga agar dapat menciptakan suasana yang tentram dalam bekerja.
6. Teknologi; dengan adanya kemajuan teknologi meliputi pealatan yang
semakin canggih dan otomatis serta praktis dalam penggunaannya dapat
mendukung dan mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaan.
Selain faktor yang telah disebutkan di atas, prestasi kerja juga dipengaruhi
oleh tingkat disiplin para pegawai, baik dari tingkat kehadiran, jam masuk,
ataupun kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
3. Penilaian Prestasi Kerja
Organisasi atau kantor perlu mengetahui berbagai kelemahan dan
kelebihan karyawan sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan
menguatkan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan
pengembangan karyawan. Untuk ini perlu dilakukan kegiatan penilaian prestasi
kerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu dan masa yang akan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Penilaian prestasi kerja tidak dapat dipisahkan dengan kebijaksanaan
perusahaan di bidang personalia atau kepegawaian. Dengan pelaksanaan penilaian
yang ada akan menumbuhkan suasana kerja yang sehat, bersemangat, saling
menghargai bidang-bidang lain dan merasa memiliki kantor sebagai suatu
kesatuan. Untuk itu semua tentunya dibutuhkan sistem penilaian pelaksaan
pekerjaan atau prestasi kerja yang jelas dan objektif yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menilai pegawai secara adil.
Penilaian prestasi kerja menurut Notoadmodjo (2003;45) dikelompokkan
menjadi 2 macam, yakni: metode yang berorientasi waktu yang lalu dan metode
penilaian yang berorientasi pada waktu yang akan datang.
1. Metode Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu Lalu
Penilaian prestasi kerja yang berorientasi pada masa lalu, artinya penilaian
prestasi kerja seorang karyawan yang berdasarkan hasil yang telah dicapai
oleh pegawai selama ini. Teknik-teknik penilaian yang dapat digunakan antara
lain:
a. Skala peringkat (Rating Scale)
b. Checklist
c. Metode peristiwa kritis
d. Metode peninjauan lapangan
e. Tes prestasi kerja
2. Metode Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu yang Akan Datang
Metode penilaian prestasi kerja yang berorientasi pada waktu yang akan
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Memusatkan prestasi kerja karyawan saat ini serta penetapan sasaran prestasi
kerja di masa yang akan datang.
Teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain:
a. Penilaian Diri (Self Appraisals)
b. Pendekatan Management By Objective (MBO)
c. Penilaian Psikologis
d. Teknik Pusat Penilaian
Metode manapun yang harus dianut tergantung kepada kondisi dan situasi
suatu kantor. Kantor kecil tentu tidak mungkin menganut suatu metode yang telah
dianut oleh suatu kantor besar. Berbagai kantor besar belum tentu menganut
metode penilaian yang sama. Metode penilaian mana yang akan dianut tergantung
pula terhadap tersedianya tenaga penilai yang berpengalaman dan tersedianya
anggaran biaya untuk pelaksanaannya.
Pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan penilaian prestasi kerja
pegawai dilakukan setiap akhir tahun oleh atasan langsung. Misalnya kepala seksi
menilai staf dan kepala BPS Medan menilai kepala seksi. Adapun metode
penilaian prestasi kerja yang digunakan adalah Rating Scale, yaitu penilaian yang
didasarkan pada suatu skala, dari Sanga Baik, Baik, Cukup Baik, Sedang, sampai
dengan Kurang pada standar-standar pelaksanaan kerja seperti inisiatif, tanggung
jawab, hasil kerja secara umum, dan lain-lain, dan skala tersebut diberi bobot
misalnya Sangat Baik bobotnya 91-100.
Bentuk dari penilaian yang dilaksanakan oleh kantor Badan Pusat Statistik
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Adapun faktor-faktor yang dinilai dari DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan) antara lain:
a. Kesetiaan
b. Prestasi Kerja
c. Tanggung Jawab
d. Ketaatan
e. Kejujuran
f. Kerjasama
g. Prakarsa
h. Kepemimpinan
Keterangan Penilaian DP-3, yaitu:
a. Penilaian Sangat Baik (SB) dengan nilai 91-100.
b. Penilaian Baik (B) dengan nilai 75-90.
c. Penilaian Cukup Baik (CB) dengan nilai 65-74.
d. Penilaian Sedang (S) dengan nilai 51-64.
e. Penilaian Kurang (K) dengan nilai s/d 50.
Adapun manfaat dari penggunaan nilai DP-3 bagi para pegawai maupun
kantor antara lain:
a. Untuk menentukan kenaikan golongan.
b. Untuk mengevaluasi pegawai dalam merencanakan program
pengembangan bagi pegawai pada tahun-tahun berikutnya.
c. Apabila ada mutasi, maka kebutuhan jabatan yang akan diduduki dapat
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
d. Untuk memotivasi para pegawai agar bekerja dengan optimal.
Pada evaluasi akhir, hasil penelitian ditandatangani oleh atasan dan
pegawai yang dinilai, sehingga pegawai berhak mempertanyakan apabila hasil
yang didapat tidak sesuai deengan usahanya.
Untuk melihat seberapa jauh program pengembangan pegawai
mempengaruhi prestasi kerja pegawai, penulis akan menyajikan data mengenai
[image:45.595.112.508.312.620.2]prestasi kerja masing-masing pegawai pada tahun 2006-2008.
Tabel. 3.2
Penilaian Prestasi Kerja
No Kategori
Tahun
2006 2007 2008
1. Sangat Baik (SB) 2 Orang 3 Orang 2 Orang
2. Baik (B) 35 Orang 35 Orang 35 Orang
3. Cukup Baik (CB) - - -
4. Sedang (S) - - -
5. Kurang (K) - - -
Total 37 Orang 38 Orang 37 Orang
Sejauh ini penilaian pelaksanaan kerja melalui DP-3 telah berjalan dengan
baik dan dianggap memberikan hasil yang baik. Bahkan melalui ini Kepala
Kantor dapat dengan mudah melihat dan mengevaluasi pegawai untuk
merencanakan pengembangan selanjutnya.
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
C. Hubungan Pengembangan Pegawai dan Prestasi Kerja
Kantor atau perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap
individu yang berada didalam kantor tersebut, sehingga diharapkan dengan
perkembangan tersebut kantor mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman.
Kemajuan kantor dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang bersifat internal
dan eksternal. Yang termasuk faktor lingkungan yang bersifat internal yaitu
pegawai yang merupakan aset kantor.
Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam kantor
adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan
perkembangan pegawai. Karena itu perlu dilakukan penilaian atas pekerjaan
(penilaian prestasi kerja) yang telah dilaksanakan oleh pegawai juga akan
meningkatkan prestasi kerjanya.
Prestasi kerja pegawai dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dari
masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan mengglobal,
kantor membutuhkan pegawai yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama
pegawai memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman bagi
tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan datang, oleh karena itu penilaian
harus menggambarkan kinerja pegawai.
Hasil penilaian kinerja dapat menunjukkan apakah sumber daya manusia
telah memenuhi tuntutan yang dikehendaki kantor, baik dilihat dari sisi kualitas
maupun kuantitas. Informasi dalam penilaian kinerja pegawai merupakan refleksi
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
Dengan pengembangan sumber daya manusia diharapkan prestasi kerja
meningkat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
pegawai tersebut.
Pemberian latihan dan pendidikan pada sebuah kantor erat hubungannya
dengan prestasi kerja, yaitu bagaimana agar para pekerja dapat bekerja dengan
baik dan efisien. Penilaian terhadap efektivitas program pengembangan yang
dilaksanakan oleh kantor untuk meningkatkan prestasi kerja adalah hal yang sama
penting untuk diperhatikan, sebab dengan penilaian ini kantor akan mengetahui
lebih luas kekurangan yang ada pada saat pelaksanaan latihan.
Adapun tujuan dari penilaian prestasi kerja pegawai tersebut bila
dihubungkan dengan tujuan pengembangan karyawan itu sendiri antara lain:
1. Menentukan The Right People for the Right Job
Dengan terlaksananya pendidikan dan pelatihan dapat mendukung
penempatan para pegawai pada suatu jabatan terutama untuk mengatasi
keluhan seperti:
a. Adanya hubungan yang kurang serasi, misalnya komunikasi antara
atasan dan bawahan.
b. Kurang cakapnya karyawan dalam bekerja pada jabatan yang
didudukinya.
2. Mengembangkan setiap pegawai sehingga mereka mampu meraih potensi
perbandingan.
Setelah pelatihan, para karyawan akan berusaha untuk bekerja lebih
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
berprestasi dan meningkatkan karir di masa yang akan datang.
3. Menentukan promosi dan mutasi karyawan pada setiap tingkat jabatan
yang ada.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa usaha pengembangan pegawai
bertujuan untuk menambah keahlian, produktivitas, dan efisiensi kerja.
Dengan pengembangan itu, apabila pegawai mencapai prestasi kerja yang tinggi
ada baiknya diberikan promosi dengan tujuan agar terwujudnya kestabilan
prestasi pegawai.
Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan melakukan promosi atas dasar
senioritas/ lama kerja dan prestasi kerja. Promosi dengan dasar senioritas artinya
pegawai yang mendapatkan promosi ditunjuk berdasarkan lamanya masa kerja
pegawai tersebut. Sedangkan promosi atas dasar prestasi kerja artinya pegawai
yang memiliki prestasi kerja yaitu berupa nilai DP-3 yang baik secara berturut-
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Program pengembangan pegawai yang dilaksanakan dapat
meningkatkan prestasi kerja pegawai dengan cara Pendidikan dan
Pelatihan.
2. Pengembangan pegawai yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
Kota Medan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, serta moral pegawai supaya prestasi kerjanya baik dan
mencapai hasil yang optimal.
3. Program pengembangan pegawai yang dilaksanakan oleh BPS
Medan yaitu melalui penilaian DP-3.
4. Program pengembangan pegawai yang dilaksanakan oleh BPS
Medan adalah Pendidikan dan Pelatihan, Studi banding, seminar,
lokakarya, workshop dan lain-lain.
5. Program pengembangan pegawai yang dilakukan oleh BPS dimulai
dengan perekrutan pegawai baru yang telah lulus STIS, D-III, S-1,
dan SMA.
6. Tujuan pengembangan yang dilakukan BPS Medan adalah sebagai
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya kantor bisa menambah jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan
agar semua pegawai dapat berkembang semaksimal mungkin.
2. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta efisiensi
kerja, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kantor kepada
pegawai yang berdedikasi tinggi dan berkemauan untuk maju hendaknya tetap
Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M. M. (2004). Manajemen. Cetakan Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Satu. Cetakan Keempatbelas. Jakarta: Bumi Aksara.