FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH RETURN ON ASSET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD COORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABLE PERMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA : BETHSEBA M.T AYU C.D.H
NIM : 060503166
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna MeMenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mempeoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Coorporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 01 Februari 2010 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur peneliti naikkan kepada Tuhan Yesus
Kristus yang telah memberikan kekuatan dan kasihNya sehingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh “Pengaruh Return On Asset
terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Coorporate Governance sebagai Variable
Permoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah
satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat dukungan,
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM,Ak. Selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Idhar Yahya, MBA,Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti untuk
4. Ibu DR. Erlina, MSi, Ak selaku dosen pembanding I, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sucipto, SE, MM, Ak. selaku dosen pembanding II yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Orang tua peneliti yang terkasih, Drs. Murbastungkoro S.P.R.U dan Dra.
Annette R.T. Hutabarat yang selalu memberikan dukungan doa, semangat
dan dana kepada peneliti
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
penelitian ke depan. Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, 01 Februari 2010 Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan good corporate governance sebagai variable pemoderasinya pada perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (X) sebagai variabel independen dan good corporate governance dengan indikatornya kepemilikan manajerial (KM) sebagai variable pemoderasinya serta nilai perusahaan dengan alat ukur Market Value of Equity (MVE) sebagai variabel dependen (Y).
Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda,MRA (Moderated Regression Analysis) uji t, dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dan MRA (Moderated Regression Analysis) untuk menguji apakah variable pemoderasi mampu memoderasi hubungan antara variable independent dengan variable dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t table dengan signifikansi 0.000 < 0.05. Sedangkan good corporate governance dengan proksi kepemilikan manjerial tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sesudah dimaksukan variabel pemoderasi adalah 0.003 dimana nilai tersebut lebih besar daripada nilai signifikansi sebelum dimaksukan variabel pemoderasi yaitu sebesar 0.000 dan dengan menggunakan Moderating Variable Analysis (MRA) yang dikembangkan oleh Sharma(1981), persamaan 1, 2, dan 3 yang telah dibentuk, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence Return on Assets to firm value with good corporate governance as a moderating variable on Indonesia manufacturing companies. This research uses Return on Assets (X) as independent variable and good corporate governance which indicated by Managerial Ownerships (KM) as a moderating variable. And firm value that measured by share value (Y) as dependent variable.
This research use associative method. Data pooling- combination among cross section and time series data- is used in this research. It’s got from 3 years annual report of 23 manufacturing company in 2006-2008. Data test by statistic analysis those are double linear regression, MRA (Moderated Regression Analysis), t test, and F test. T test used to analyze the partial influence of independent variable to dependent variable. F test used to analyze simultaneous influence of independent variable to dependent variable. And MRA (Moderated Regression Analysis) used to analyze whether a moderating variable can influence the interaction between independent variable with dependent variable.
The result of research shows that Return on Assets has positive and significant influence to firm value. It seemed from t arithmetic > t table with signification 0.000 < 0.05. But Good Corporate Governance which indicated by Managerial Ownerships couldn’t influence the interaction between Return on Assets with Firm Value. It can be seen from significant value after moderating variable being entered is 0.003 and this value much more than significant value before moderating variable being entered which is 0.000. Moreover, with MRA (Moderated Regression Analysis), developed by Sharma (1981), the linear regressions that are created don’t show the significant differences. So they can be concluded that managerial ownership isn’t a moderating variable.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Profitabilitas ... 8
B. Teory Agency ... 10
C. Corporate Governance... 11
D. Nilai Perusahaan ... 15
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19
2. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
C. Jenis dan SumberData ... 24
D. Metode Pengumpulan Data ... 24
E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 24
F. Metode Analisis Data ... 27
BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33
B. Statistik Deskriptif ... 37
C. Asumsi Klasik ... 39
1. Uji Normalitas ... 39
2. Uji Multikolineritas ... 42
3. Uji Autokorelasi... 43
4. Uji Heterokedasitas ... 44
D. Pengujian dan Analisis Data... 45
1. Pengujian Hipotesis 1... 45
2. Pengujian Hipotesis 2... 48
E. Implikasi Hasil Penelitian ... 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52
C. Saran ... 54
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 19
Gambar 4.1 Histogram ... 43
Gambar 4.2 Normal P-P-Plot Reression ... 44
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18
Tabel 3.1 Daftar Sampel emiten ... 22
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...26
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Sampel ... 33
Tabel 4.2 Data Perusahaan Sampel Tahun 2006 ... 34
Tabel 4.3 Data Perusahaan Sampel Tahun 2007 ... 36
Tabel 4.4 Data Perusahaan Sampel Tahun 2008 ... 37
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ... 39
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Setelah Logaritma... 40
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Setelah ROA dan KEPMAN Ditransformasi ... 42
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolineritas ... 45
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi ... 47
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Berganda... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Daftar Populasi Penelitian ... 62
Lampiran ii Normalitas dan Statistik Deskrptiv ... 66
Lampiran iii Uji Regresi Variabel ROA(X) terhadap MVE (Y) ... 68
Lampiran iv Uji Regresi Variabel ROA(X),Kepemilikan Manajerial(KM)
terhadap MVE (Y) ... 69
Lampiran v Uji Regresi Variabel ROA(X),Kepemilikan Manajerial(KM) ,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan good corporate governance sebagai variable pemoderasinya pada perusahaan manufaktur terbuka di Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (X) sebagai variabel independen dan good corporate governance dengan indikatornya kepemilikan manajerial (KM) sebagai variable pemoderasinya serta nilai perusahaan dengan alat ukur Market Value of Equity (MVE) sebagai variabel dependen (Y).
Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda,MRA (Moderated Regression Analysis) uji t, dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dan MRA (Moderated Regression Analysis) untuk menguji apakah variable pemoderasi mampu memoderasi hubungan antara variable independent dengan variable dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t table dengan signifikansi 0.000 < 0.05. Sedangkan good corporate governance dengan proksi kepemilikan manjerial tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sesudah dimaksukan variabel pemoderasi adalah 0.003 dimana nilai tersebut lebih besar daripada nilai signifikansi sebelum dimaksukan variabel pemoderasi yaitu sebesar 0.000 dan dengan menggunakan Moderating Variable Analysis (MRA) yang dikembangkan oleh Sharma(1981), persamaan 1, 2, dan 3 yang telah dibentuk, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence Return on Assets to firm value with good corporate governance as a moderating variable on Indonesia manufacturing companies. This research uses Return on Assets (X) as independent variable and good corporate governance which indicated by Managerial Ownerships (KM) as a moderating variable. And firm value that measured by share value (Y) as dependent variable.
This research use associative method. Data pooling- combination among cross section and time series data- is used in this research. It’s got from 3 years annual report of 23 manufacturing company in 2006-2008. Data test by statistic analysis those are double linear regression, MRA (Moderated Regression Analysis), t test, and F test. T test used to analyze the partial influence of independent variable to dependent variable. F test used to analyze simultaneous influence of independent variable to dependent variable. And MRA (Moderated Regression Analysis) used to analyze whether a moderating variable can influence the interaction between independent variable with dependent variable.
The result of research shows that Return on Assets has positive and significant influence to firm value. It seemed from t arithmetic > t table with signification 0.000 < 0.05. But Good Corporate Governance which indicated by Managerial Ownerships couldn’t influence the interaction between Return on Assets with Firm Value. It can be seen from significant value after moderating variable being entered is 0.003 and this value much more than significant value before moderating variable being entered which is 0.000. Moreover, with MRA (Moderated Regression Analysis), developed by Sharma (1981), the linear regressions that are created don’t show the significant differences. So they can be concluded that managerial ownership isn’t a moderating variable.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perseroan Terbatas (PT) adalah entitas bisnis yang penting dan banyak
terdapat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Menurut Indra Surya dan
Ivan”dalam Penerapan Good Coorporate Governance (2006: 3). Kehadiran
Perseroan Terbatas sebagai salah satu kendaraan bisnis, telah memberikan
konstribusi pada hampir semua bidang kehidupan manusia. Menurut I.G. Rai
Widjaya, “Hukum Perusahaan”,(2002:142), Perseroan terbatas merupakan badan
hukum (legal entity), yaitu badan hukum “mandiri” yang memiliki sifat dan ciri
kualitas yang berbeda dari bentuk usaha yang lain. Salah satu ciri yang
membedakan perseroan terbatas dengan badan usaha lainnya dapat dilihat dari
doctrine of separate legal personality yang pada intinya adalah adanya pemisahan
kekayaan antara pemilik (pemegang saham) dengan badan hukum perusahaan itu
sendiri. Menurut Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, “Perseroan
Terbatas”(1999:14) kata “perseroan” menunjuk pada modalnya yang terdiri dari
sero (saham), sedangkan, kata “terbatas” menunjuk pada tanggung jawab
pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil
bagiannya dan dimilikinya. Misaharadi Wilamarta, Hak Pemegang Saham
Minoritas dalam Rangka Good Corporate Governance (2002:27) menyebutkan
bahwa dalam menjalankan kegiatannya, perseroan diwakili oleh direksi (agents)
Agency (Agency Theory), agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan
principal-nya. Teori ini menekankan kepada pentingnya pemilik perusahaan
(pemegang saham) dengan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada
tenaga-tenaga professional (agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari
– hari.
Menurut APB Accounting Principal Board Statemnent No.4,Salah satu
prinsip yang mendasari akuntansi keuangan adalah prinsip Going Concern yang
dimiliki suatu perusahaan atau koorporasi. Dimana menurut Prinsip Going
Concern, Sofyan Safri “Teori Akuntansi”(2007:12), perusahaan (entity) yang
dilaporkan akan terus beroperasi di masa – masa yang akan datang, sehinga,
dalam beroperasi perusahaan selalu meningkatkan nilai perusahaan (Coorporate
Value) itu sendiri.
Nilai perusahaan atau Coorporate Value, menurut Brigham ”Finacial
Management” (2002:15) mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan
dalam menentukan target struktur modal (aktivitas pendanaan), kemampuan
manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas
investasi) dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses
produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan.
Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dimana,
penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sendiri telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian menemukan bahwa struktur
risiko keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri dan Hanung, 2007). Serta
Luga (2004), mengungkapkan bahwa, arus kas berih dan struktur modal secara
signifikan dan positif mempengaruhi nilai perusahaan.
Sedangkan, penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini
Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh Kemampuan menghasilkan laba (earnings power) dari
aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings
power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin
yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa Return On
Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode
ke depan. Oleh karena itu, Return On Assets (ROA) merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan
Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa Return
On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil
yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam
Suranta dan Pratana (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa Return On
Assets (ROA)justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan Return On
Assets ROA dengan nilai perusahaan.
Oleh karena itu, peneliti memasukkan pengungkapan Good Corporate
memperlemah pengaruh tersebut. Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan
semakin menyadari pentingnya menerapkan program Good Corporate Governance
(GCG) sebagai bagian dari strategi bisnisnya Pengelolaan perusahaan adalah suatu
faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Masalah corporate governace
muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada Teori Agensi (Agency Theory) yang
dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya
daripada tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, selain memiliki kinerja keuangan
yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola (coorporate
governance) yang baik. Dalam penelitian ini indicator mekanisme corporate
governance yang digunakan adalah Kepemilikan Manajerial. Dalam penelitian
Sambas (2005) menyimpulkan bahwa Komite Audit sebagai indikator coorporate
governance dapat memepengaruhi dan meningkatkan kinerja perusahaan. Selain
itu, semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan
berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan para pemegang saham. Hal ini
disebabkan oleh pihak manajemen juga akan memperoleh keuntungan bila
perusahaan memperoleh laba dan kinerja keuangan juga semakin baik.
Dari yang telah uraian diungkapkan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Return
On Asset terhadap Nilai Perusahaan(Value of Firm) dengan Good Coorporate
Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.”
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (Value of the Firm) pada Perusahaan Manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Good corporate governance mampu memoderasi hubungan
antara Return On Assets (ROA) dengan nilai perusahaan (Value of the
Firm) pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Value of the Firm) pada Perusahaan
Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui Apakah Good corporate governance mampu
memoderasi hubungan antara Return On Assets (ROA) dan nilai
perusahaan ( Value of the Firm) pada Perusahaan Manufaktur yang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan pengungkapan good corporate governance sebagai
variabel pemoderasi.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para pembaca khususnya investor, calon investor, dan
badan otoritas pasar modal mengenai relevansi dari pengungkapan
informasi dan good corporate governance dalam laporan tahunan
perusahaan dengan nilai perusahaan dan kinerja keuangan.
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2006:107), adalah hasil akhir
dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio
profitabilitas (Profitability Ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari
likuiditas, manajemen aktiva dan utang pada hasil – hasil operasi.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Paragrap Tujuh Belas menyatakan bahwa :
”Informasi Kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di
masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
perusahaan dalam menghsilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping
itu, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:4) informasi tersebut juga berguna
dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas peruahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya
Menurut Syamsudin (2000:59) ” ada beberapa pengukuran terhadap
profitabilitas perusahaan dimana masing – masing pengukuran dihubungkan
dengan total aktiva (Return On Asset), volume penjualan (Net Profit Margin) dan
modal sendiri (Return On Equity). Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan
rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba melalui manajemen aktiva yang baik dan efisien.
Menurut Wild, Subramanyan, Halsey (2005:41) rasio tingkat pengembalian
total aktiva setelah beban bunga dan pajak atau sering disebut dengan ROA
(Return On Assets) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
ROA =
ktiva rataTotalA Rata
Tarifpajak bebanbunga
Lababersih
− −
+ (1 )
Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa Return
On Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu
periode ke depan. Oleh karena itu, Return On Assets (ROA) merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson
dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa
Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun,
hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta Kaaro (2002)
dalam Suranta dan Pratana (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa Return
On Assets (ROA)justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan Return On
Assets ROA dengan nilai perusahaan.
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami
isu corporate governanace dan nilai perusahaan. Dimana isu Agency Theory
merupakan bidang popular akhir – akhir ini. Menurut Penelitian Akuntansi yang
dilakukan oleh Wolk dkk (1989), maka Agency Theory menyatakan bahwa
perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang
terjadi antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah.
Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh
agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen di antara
principal dan agen. Jensen dan Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1986)
menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi
diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai
pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan
mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan
kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen.
Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori
keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan
kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka
investasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin
bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer
tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam
ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor
mengendalikan para manajer (Sheifer dan Vishny 1997).
C. Coorporate Governance
OECD (Organization for Economic and Coorporative Development)
mendefinisikan corporate governance sebagai “Sekumpulan hubungan antara
pihak manajemen perusahaan, board, Pemegang saham, dan pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Coorporate Governance juga
mensyaratkan adanya truktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan
kinerja. Corporate Governace yang baik dapat memberikan ransangan bagi board
dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan
dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga
mendorong perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien.”
Sedangkan menurut Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-117/M-MBU/2002,coorporate governance adalah: ”Suatu proses dari
struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundang – undangan dan nilai etika.”
Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai
mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras
dengan kepentingan shareholders (terutama minority interest). Mekanisme
1. Internal Mechanism (Mekanisme Internal)
Seperti komposisi dewan direksi/ komisaris, kepemilikan manajerial dan
kompensasi eksekutif.
2. External Mechanisms (Mekanisme Eksternal)
Seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. (Barnhart &
Rosentein 1998), Utama (2003). Prinsip-prinsip corporate governance yang
diterapkankan memberikan manfaat diantaranya yaitu:
a. Meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan
yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen
b. Meminimalkan Cost of Capital dengan menciptakan sinyal positif
kepada para penyedia modal
c. Meningkatkan citra perusahaan
d. Meningkatkan Nilai Perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital
yang rendah.
e. Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap
masa depan perusahaan yang lebih baik.
Menurut Ho dan Wong (2000) dalam Sambas (2005) maka ada beberapa
indikator dalam mengukur mekanisme penerapan good coorporate governance
yaitu sebagai berikut :
1. Kepemilikan Manajerial
Jensen dan Meckling (1976) dalam Sofyan Safri (2007:183), menemukan
masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan - kepentingan
manajer dengan pemegang saham.
Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan
pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer
diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya.
Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan
terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Sehingga apabila
perilaku opurtunistik manajer meningkat maka nilai perusahaan akan menurun.
2. Komisaris Independen
Klein (2002) di Wirakusuma dan Yuniasih (2005), dalam penelitiannya
membukt ikan bahwa besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk
perusahaan yang memiliki komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris
independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit yang terdiri
banyak komisaris independen. Hal ini mendukung penelitian Dechow et al (1996)
dalam Wirakusuma dan Yuniasih (2005), bahwa perusahaan memanipulasi laba
lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi
oleh manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive
Officer (CEO) yang merangkap menjadi chairman of board. Hal ini berarti
tindakan memanipulasi akan berkurang
jika struktur dewan direksi berasal dari luar perusahaan. Jika fungsi
independensi dewan direksi cenderung lemah, maka ada kecendrungan terjadinya
melalui pemilikan perkiraan-perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen
laba dan konsisten dengan Wedari (2004) yang menyimpulkan bahwa komisaris
independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals.
Perusahaan yang menyelenggarakan system corporate governance diyakini akan
membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Sehingga akan meningkatkan nilai
perusahaan.
3. Kepemilikan Instutional
Investor institusional yang sering sebut sebagai investor yang canggih
(sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode
sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non
institusional. Balsam et al (2002) menemukan hubungan yang negatif antar
discretionary accrual yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar
tanggal pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber
informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan
pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari
kepemilikan instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan
perusahaan. Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional
yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba
Sambas (2005) berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif
dengan kualitas earnings yang diukur dengan Earnings Response Coeficient
(ERC). Karena pada saat penelitian ini Big six telah berubah menjadi Big Four,
juga diduga bahwa klien dari auditor non big four cenderung lebih tinggi dalam
melakukan manajemen laba. Hal ini berarti kualitas audit berhubungan negatif
dengan pengelolaan laba. Artinya semakin rendah kualitas audit maka semakin
rendah nilai perusahaan dan akuntabilitasnya.
D. Nilai Perusahaan
Seperti yang kita tahu, tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah
untuk meningkatkan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Ahli
corporate strategy akan mengatakan bahwa tujuan perusahaan adalah membangun
dan memperluas competitive advantage perusahaan. Orang marketing cenderung
akan menekankan kepuasan konsumen sebagai tujuan utama bisnis. Ahli
operations akan mengemukakan kualitas dan inovasi produk serta proses bisnis
sebagai tujuan perusahaan. Human resource executives barangkali akan
mengklaim kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan sebagai tujuan bisnis. Jika
kita amati dengan baik semua kemungkinan tujuan perusahaan di atas, pada
akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa kepuasan konsumen yang
tinggi, produk yang berkualitas kelas dunia, proses bisnis yang kreatif dan
inovatif, dan kepuasan yang tinggi dari karyawan sebagai strategic partners akan
semakin meningkatkan competitive advantage perusahaan, yang kemudian secara
peningkatan laba dan arus kas yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemakmuran pemilik perusahaan. Dengan demikian, semua perspektif di atas
sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain, namun pada akhirnya mengarah
pada satu tujuan utama perusahaan sebagai konsekuensi logis, yaitu maksimalisasi
kemakmuran pemilik perusahaan.
Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menjadi lebih kaya
karena dengan menjadi lebih kaya berarti individu tersebut dapat memenuhi
kebutuhan lebih banyak lagi, yang berarti menjadi lebih makmur. Semakin tinggi
harga saham berarti kemakmuran pemegang saham semakin meningkat. Harga
pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Pada dasarnya harga saham
dihitung dari nilai sekarang deviden yang akan diterima, jadi semakin tinggi harga
saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan itu berarti
semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan dari perusahaan itu
sendiri, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) atau ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang), atau ekspektasi harga
pasar aktiva. Nilai perusahaan adalah variabel yang didefinisikan sebagai
ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas). Nilai perusahaan
memiliki dua variabel indikator yaitu MVE (market value of equity) dan MBR
(market to book asset ratio).
Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan
manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas
investasi) dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses
produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan.
Brigham (2001:13) menyatakan bahwa nilai perusahaan mungkin dapat
dimaksimalkan bila dibentuk sebagai perseroan karena tiga alasan berikut ini:
1. Kewajiban yang terbatas mengurangi risiko yang ditanggung investor, dan
sementara hal-hal lainnya dianggap konstan, semakin rendah risiko
perusahaan, semakin tinggi nilainya.
2. Nilai perusahaan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang pada
gilirannya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
modal. Karena perseroan dapat menarik modal dengan lebih mudah
dibanding bentuk perusahaan lainnya, maka perseroan memiliki peluang
pertumbuhan yang lebih baik.
3. Nilai aktiva juga tergantung likuiditasnya, yaitu kemudahan menjual
aktiva tersebut dan mengkonversinya menjadi kas pada nilai pasar wajar.
Karena investasi dalam saham perseroan lebih likuid dibandingkan
investasi serupa dalam perusahaan perseorangan atau persekutuan, maka
hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga
sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100% sahamnya di pasar modal,
maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar-tentunya
dengan asumsi pasar modal yang efisien, dengan demikian apabila harga pasar
dengan pengoptimalan kinerja perusahaan secara holistik. Semua usaha itu akan
tercermin dari pengembalian kepada pemegang saham (berupa deviden tunai) dan
harga saham yang semakin tinggi. Harga saham juga ditentukan dari nilai
sekarang aliran arus kas dan persamaan nilai dasar dari saham. Perusahaan yang
akan dilikuidasi dan setiap investor individual mengharapkan arus kas yang terdiri
dari deviden yang diharapkan ditambah dengan harga jual yang diperkirakan atas
saham, akan tetapi harga jual yang yang diterima saat ini bergantung pada dividen
yang diperkirakan akan diterima investor berikutnya di masa depan. Karenanya,
bagi seluruh investor saat ini maupun di masa depan, arus kas yang diharapkan
harus didasarkan atas deviden yang diperkirakan di masa depan.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu, yang telah melakukan penelitian terhadap hubungan
kausal yang dimiliki ROA dengan Nilai Perusahaan adalah penelitian yang
dilakukan oleh Suranta dan Pratana (2004) dimana menghasilkan bahwa ROA
berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, tetapi hasil yang bertolak belakang
ditemukan dalam penelitian Ulupui (2007). Peneliti terdahulu dalam thesisnya,
Sambas (2005) melakukan penelitian pada penerapan coorporate governance
terhadap kinerja perusahaan, dimana ditemukan kualitas audit adalah salah satu
variabel yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dibawah ini merupakan
penelitian terdahulu yang dibuat dalam bentuk table.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Luga,
2008
Pengaruh Arus Kas Bersih
dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan
Manufaktur Terbuka
Indonesia
Arus Kas Bersih, DER
(Debt Equity Ratio), MVE
(Market Value Equity)
Arus Kas Bersih dan
Struktur Modal
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Wirakusuma danYuniasih (2006). Kekhususan pada penelitian ini adalah pada
variable moderasi yang dimana hanya menggunakan good corporate governance
dengan indikator kepemilikan manajerial yang diduga dapat mempengaruhi
hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Sample yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur pada tahun penelitian 2006-2008, sedangkan peneliti
terdahulu hanya menggunakan sample perusahaan manufaktur dari tahun
penelitian 2005-2006.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukan oleh peneliti, bahwa
semakin tinggi tingkat pengembalian atas asset perusahaan maka semakin tinggi
juga nilai perusahaan, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh
Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007). Tetapi pada penelitian lain yang
dilakukan oleh Suranta dan Pratana (2004) menunjukkan bahwa ROA tidak
memliki pengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Oleh sebab itu, good
corporate governance dalam penelitian ini digunakan sebagai variable pemoderasi
yang dapat mempengaruhi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan. Good
corporate governance dalam hal ini kepemilikan manajerial dianggap mampu
untuk memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Kepemilikan
manajerial merupakan salah satu indikator untuk menilai good corporate ROA-Return on Assets
(X)
Nilai Perusahaan Value of Firm
(Y)
Good Coorporate Governance Kepemilikan Manajerial
(KM)
Independen Variable Dependen Variable
Moderating Variable H1
governance dalam suatu perusahaan yaitu persentase antara jumlah saham yang
dimiliki direksi dengan total saham yg dimiliki perusahaan.
2. Hipotesa Penelitian
Menurut Sugiyono (2007 : 51) Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis
sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang
memerlukan pengujian secara empiris. Oleh sebab itu, berdasarkan perumusan
masalah maka dapat dibuat Hipotesis sebagai berikut:
H1: ROA – Return On Assets berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Value
of Firm)
H2: Good Corporate Governance mampu memoderasi hubungan ROA –
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yaitu menurut
Sugiyono (2007:11) dan yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih.Dalam Erlina dan Sri
Mulyani (2007:34) peneliti menggunakan variabel moderasi atau moderator untuk
melihat apakah hubungan antara variabel independen dan dependen dipengaruhi
oleh variabel tersebut. Hal ini disebabkan karena menurut peneliti terdahulu
kesimpulan hubungan kausal antara variabel dependen dan independen hasilnya
berbeda antara peneliti yang satu dengan yang lainnya.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam kelompok
industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006-2008.
Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability sampling
tepatnya metode purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2006 – 2008
dalam kelompok industri manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan
2. Perusahaan sampel mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31
Desember dan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3. Perusahaan sampel melakukan pengungkapan coorporate governance
dalam laporan tahunan secara berturut-turut selama tahun 2006 – 2008.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 23 perusahaan
dengan 78 pengamatan. Data diperoleh dengan mengakses website
www.idx.co.id
Perusahaan – perusahaan tersebut yaitu
dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Tabel 3.1
Daftar Sampel Emiten
No Kode Nama Perusahaan
1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
2 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk
4 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 5 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
6 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 7 GGRM PT Gudang Garam Tbk
8 LTLS PT Lautan Luas Tbk 9 LAPD PT Leyand International Tbk 10 LION PT Lion Metal Works Tbk
11 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 12 MYOR PT Mayora Indah Tbk 13 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk
14 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk 15 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa
16 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk 17 STTP PT Siantar TOP Tbk
18 SIPD PT Sierad Produce Tbk
19 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 20 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk
21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 22 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
23 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain
(Indriantoro, 2002:147). Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu
2006-2008. Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data times series dan
data cross section atau yang disebut data pooling.
Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu
yang terdapat dalam beberapa internal waktu tertentu misalnya dalam waktu
mingguan, bulanan, tahunan. Data cross section adalah sekumpulan data untuk
meneliti suatu rencana dalam kurun waktu (Umar, 2001:70). Dan data pooling
adalah kombinasi di antara keduanya.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal. ”Data eksternal adalah data
yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan
(Umar, 2001:71)”. Untuk mengumpulkan data, peneliti melakukan teknik
dokumentasi yaitu mendapatkannya dari sumber yaitu website Bursa Efek
Indonesia
Variabel penelitian terdiri dari :
1. Variabel Independen
Variable bebas, merupakan variable yang mempengaruhi variable terikat.
Adapun yang menjadi variable indepeden dalam hal ini adalah ROA-Return on
Assets yang disimbolkan dengan ”X”. ROA- Return on Assets dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
ROA=
ktiva rataTotalA Rata
Tarifpajak bebanbunga
Lababersih
− −
+ (1 )
2. Variabel Dependen
Adalah variabel terikat, dimana merupakan variabel yang dipengaruhi.
Adapun yang menjadi variable dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan (Value of Firm) yang dismbolkan dengan “Y”. Nilai Perusahaan
(Value of Firm) dapat diukur dengan Market Value of Equity (MVE), yaitu dengan
mengalikan harga saham (SP) dikali dengan volume saham beredar (SV) sebagai
berikut:
3. Variabel Moderator / Moderating Variable
Variabel moderating (Erlina dan Sri Mulyani 2007:34), adalah variabel
yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variable
independen dan dependen. Dalam penelitian, peneliti menggunakan good
coorporate governance sebagai variabel moderating, dimana yang menjadi
indikator yang digunakan adalah:
Kepemilikan Manajerial
yang disimbolkan dengan ”KM” yang ditentukan dengan membagi saham
yang dimiliki Direksi dikalikan 100% dengan Total Saham. Rasio ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kepemilikan manajerial =
Total Saham
Saham yang dimiliki Direksi x 100%
Maka untuk memudahkan pembaca, peneliti membuat defenisi operasional
dan pengukuran variabel dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Variabel Defenisi
Tingkat pengembalian atas total aktiva perusahaan, dimana ROA merupakan jasil pembagian jumlah net income, beban bunga dan tariff pajak dengan rata- rata total aktiva
ktiva
adalah ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang), atau ekspektasi harga pasar aktiva
MVE = SP x SV
otdinal
Kepemilikan Manajerial
Ditentukan dengan membagi saham yang dimiliki Direksi dikalikan 100% dengan Total Saham
Total Saham
Saham yang dimiliki Direksi x 100%
rasio
F. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan
software statistik yaitu SPSS versi 15. Peneliti terlebih dahulu melakukan uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolineritas,
uji heterokedasitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Cara
mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dan grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali
(2005:115). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal
Bila nilai signifikan > 0,05 dengan
α
= 5% berarti distribusi data normaldan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak
normal dan Ha diterima.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya
Ghozali (2005:92), ”nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10”.
c. Uji Heterokedasitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Menurut Erlina (2007:108) “jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut
heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”.
Untuk melihat ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan
melihat grafik Sccaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan
residualnya. Heterokedasitas dikatakan terjadi jika ada pola seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu, namun jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y berarti tidak terjadi
heterokedasitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
ditemukan pada time series. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan nilai Uji Durbin Watson dengan ketentuan dari
Prof. Singgih, sebagai berikut:
1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Metode Analisis Data
Langkah yang dilakukan setelah uji asumsi klasik adalah menganalisis
data dengan metode analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variable-variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaannya adalah:
Y=a+b1X1++e
dimana:
Y= variabel dependen yaitu nilai pasar saham (MVE)
a = kostanta
b = koefisien regresi
X1= return on assets
e = Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti
setelah persamaan regresi dibentuk, maka dilakukan pengujian hipotesis
yang terdiri dari uji t dan uji f.
Selain itu pada pengujian Hipotesis ke dua (2) yaitu : Good Corporate
Nilai Perusahaan (Value of Firm) terdapat variabel moderasi yang dicari dengan
Moderating Variable Analysis (MRA) yang dikembangkan oleh Sharma (Erlina
dan Sri Mulyani, 2007:35) yaitu:
Y = a + β1X + e (1)
Y = a +
β
1X +β
2KM + e (2)Y = a +
β
1X +β
2KM + β3(KM)(X) + e (3)Kriteria pengujian MRA yang digunakan sebagai dasar untuk memastikan
apakah variable Kepemilikan Manjerial (KM) benar - benar merupakan variabel
pemoderasi atau bukan.
1. Jika persaaan 2 dan 3 tidak secara signifikan berbeda yaitu β3= 0, β2 ≠0 ,
maka variabel kepemilikan manajerial (KM) bukan variable moderating.
2. Jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda, tetapi berbeda dengan persamaan 3,
yaitu
β
2 = 0 dan β3 ≠ 0, maka variabel kepemilikan manajerial (KM)disebut pure moderating.
3. Jika persamaan 1, 2 dan 3 masing – masing berbeda , yaitu
β
2 dan β3 ≠0, maka variabel kepemilikan manajerial (KM) disebut quasi moderator.
b. Uji-t
Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh ROA-Return on Assets
berpengaruh secara parsial terhadap MVE perusahaan. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai
berikut:
H1: Return On Assets berpengaruh terhadap MVE perusahaan manufaktur terbuka
di Indonesia Hipotesis Penelitian
Ho: b1 = 0 (Return On Assets tidak berpengaruh terhadap MVE perusahaan
manufaktur terbuka di Indonesia) Hipotesis Statistik
Ha: b1 ≠ 0 (Return On Assets berpengaruh terhadap MVE perusahaan
manufaktur terbuka di Indonesia)
c. Uji-F
Untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen, digunakan uji F. Uji F dimaksudkan untuk untuk melihat
kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu Return On Assets- ROA (X)
terhadap nilai perusahaan –Value of Firm (Y) dengan variabel moderasi good
coorporate governace dengan indikator Kepemilikan Manjerial (KM). Uji ini
dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan
sebagai berikut:
terhadap nilai perusahaan (Y). Uji ini dilakukan dengan membandingkan
signifikansi F hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika F hitung <F tabel (α = 0.05) maka Ha diterima
BAB IV
ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam menentukan sampel
penelitian, didapat 23 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel
dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008.
Table 4.1
Daftar Perusahaan yang Masuk Sampel
NO Kode Nama Perusahaan 1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
2 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk 4 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk
5 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 6 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 7 GGRM PT Gudang Garam Tbk 8 LTLS PT Lautan Luas Tbk 9 LAPD PT Leyand International Tbk 10 LION PT Lion Metal Works Tbk 11 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 12 MYOR PT Mayora Indah Tbk 13 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk 14 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk 15 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa 16 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk 17 STTP PT Siantar TOP Tbk
18 SIPD PT Sierad Produce Tbk
19 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 20 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk
21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 22 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 23 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk
Data penelitian ini terdiri dari 23 perusahaan manufaktur selama periode
Tabel-Tabel 4.2
Daftar Sampel Tahun 2006
NO Kode Nama Perusahaan
PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 0.08 264,880 1.5
PT Sorini Agro Asia Corporindo
Tbk 0.04 1,612,800 0.04
20 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk 0.03 242,550 0.22
21 AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk 0.02 189,525 14.32
22 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.04 667,920 0.05 23 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.02 1,281,510 5.72
Pada tabel diatas dapat dilihat, bahwa pada tahun pengamatan 2006, nilai
ROA yang paling besar adalah pada PT. Fast Food Indonesia dan PT Mandom
Indonesia yaitu sama – sama sebesar 16% (0.16) menunjukan bahwa tingkat
pengembalian atau laba yang dapat diperoleh oleh perusahaan tersebut adalah
Sedangkan, ROA yang terendah adalah sebesar 2% (0.02) yang dimiliki
oleh beberapa perusahaan yaitu: PT Gajah Tunggal, PT Lautan Luas, PT Pan
Brothers Tex, PT Samudera Indonesia, PT Tiga Pilar Sejahtera Food dan PT Ultra
Jaya Millk.
Begitu juga dengan nilai perusahaan yang dinilai dengan MVE, nilai yang
paling tertinggi dimiliki oleh PT Gudang Garam sebesar Rp 19,614,600,000 dan
nilai terendah dimiliki oleh PT Lion Metal Works sebesar Rp 114,400,000.
sedangkan kepemilikan manajerial yang paling rendah adalah PT Mandom
Indonesia dan PT Sorini Agro Asia Corporindo sebesar 0.04 % dan yang paling
tinggi persentasenya dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar 14.32%
Tabel 4.3
Daftar Sampel Tahun 2007
NO Kode Nama Perusahaan
Return On Assets
MVE (dalam ribuan
rupiah)
Kepemilikan Manajerial
2 ALMI
PT Alumindo Light Metal Industry
Tbk 0.03 292,600 1.5
PT Sorini Agro Asia Corporindo
Tbk 0.13 1,121,250 0.04
20 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk 0.04 296,000 0.22 21 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.06 783,000 14.32 22 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.06 2,663,010 0.05 23 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.03 1,970,800 5.72
Pada tabel diatas dapat dilihat, bahwa pada tahun pengamatan 2007, nilai
ROA yang paling besar adalah pada PT. Fast Food Indonesia yaitu sebesar 18%
(0.18) menunjukan bahwa tingkat pengembalian atau laba yang dapat diperoleh
oleh perusahaan tersebut adalah 18% dari total asset yang dimilikinya. Sedangkan,
ROA yang terendah adalah sebesar 2% (0.02) yang dimiliki oleh beberapa
perusahaan yaitu:PT Leyand Internasional dan PT Sierrad Produce. Begitu juga
dengan nilai perusahaan yang dinilai dengan MVE, nilai yang paling tertinggi
dimiliki oleh PT Gudang Garam sebesar Rp 16,362,500,000 dan nilai terendah
dimiliki oleh PT Leyand Internasional sebesar Rp 57,720,000. sedangkan
Sorini Agro Asia Corporindo sebesar 0.04 % dan yang paling tinggi persentasenya
dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar 14.32%
Tabel 4.4
Daftar Sampel Tahun 2008
NO Kode Nama Perusahaan
PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 0.02 182,400 1.5
3 AQUA
PT Aqua Golden Mississippi
Tbk 0.09 3,182,400 6.4
PT Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 0.16 1,435,200 0.04
20 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk 0.09 231,250 0.22
21 AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk 0.06 365,750 14.32
22 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.03 1,582,875 0.05 23 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.20 1,803,800 5.72
Pada tabel diatas dapat dilihat, bahwa pada tahun pengamatan 2008, nilai
ROA yang paling besar adalah pada PT. Ultra Jaya Milk yaitu sebesar 20% (0.20)
menunjukan bahwa tingkat pengembalian atau laba yang dapat diperoleh oleh
perusahaan tersebut adalah 20% dari total asset yang dimilikinya. Sedangkan,
ROA yang terendah adalah sebesar 2% (0.02) yang dimiliki oleh PT Leyand
Begitu juga dengan nilai perusahaan yang dinilai dengan MVE, nilai yang
paling tertinggi dimiliki oleh PT Gudang Garam sebesar Rp 42,638,750,000 dan
nilai terendah dimiliki oleh PT Leyand Internasional sebesar Rp 39,150,000.
sedangkan kepemilikan manajerial yang paling rendah adalah PT Mandom
Indonesia dan PT Sorini Agro Asia Corporindo sebesar 0.04 % dan yang paling
tinggi persentasenya dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar 14.32%
B. Stastistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Berikut
ini ditampilkan gambaran data penelitian.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 69 .01 .20 .0693 .05004
KEPMAN 69 .04 14.32 2.3217 3.36985
MVE
69 39,150.00 42,638,750.00 2,296,979.44
93 5,843,767.12907
Valid N (listwise) 69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
1. rata-rata Return On Assets adalah 0.0693 dengan standar deviasi 0.05004,
2. rata-rata Kepemilikan Manajerial adalah 2.3217 dengan standar deviasi
3.36985,
3. rata-rata Market Value Equity adalah 2,296,979.4493 dengan standar
deviasi 5,843,767.12907.
Variabel independen pertama (Return On Assets) dan variabel kedua
(Kepemilikan Manjerial) berbentuk rasio sedangkan variabel dependen , Market
Value Equity (MVE) berbentuk nominal. Agar ketiga variabel ini dapat diuji,
maka variabel dependen Market Value Equity (MVE) terlebih dahulu
ditransformasikan kedalam logaritma (log 10) sebelum diolah. Setelah
transformasi dilakukan, maka didapat kembali gambaran data penelitian sebagai
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif setelah Logaritma
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 69 .01 .20 .0693 .05004
KEPMAN 69 .04 14.32 2.3217 3.36985
LOG10MVE 69 4.59 7.63 5.8867 .60314
Valid N (listwise) 69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa:
1. rata-rata Return On Assets adalah 0.0693 dengan standar deviasi 0.05004,
2. rata-rata Kepemilikan Manajerial adalah 2.3217 dengan standar deviasi
3.36985,
3. rata-rata log 10 Market Value Equity adalah 5.8867 dengan standar deviasi
0.60314.
C. Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual bserdistribusi normal. Pengujian normalitas ini
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)dan analisis grafik.
Pengujian statistik Kolmogorov-Smirnov dimulai dengan membuat hipotesis:
Ho: data berdistribusi dengan normal
Apabila nilai signiffikansi >0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai
signifikansi <0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA LOG10MVE KEPMAN
N 69 69 69
Normal Parametersa Mean .0693 5.8867 2.3217
Std. Deviation .05004 .60314 3.36985
Most Extreme Differences Absolute .170 .079 .249
Positive .170 .078 .247
Negative -.148 -.079 -.249
Kolmogorov-Smirnov Z 1.412 .653 2.070
Asymp. Sig. (2-tailed) .037 .787 .000
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel independen yang pertama
dan kedua yaitu ROA dan Kepemilikan Manjerial tidak berdistribusi normal
karena nilai signifikansinya <0.05. Untuk menormalkan variabel ROA dan
Kepemilikan Manjerial, maka variabel - variabel tersebut ditransformasikan ke
dalam bentuk Ln.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas setelah variabel ROA dan KEPMAN ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parametersa Mean 5.8867 -2.9145 -.4117
Std. Deviation .60314 .71398 1.79508
Most Extreme Differences Absolute .079 .095 .111
Positive .078 .095 .099
Negative -.079 -.082 -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .653 .790 .924
Asymp. Sig. (2-tailed) .787 .560 .361
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel – variabel penelitian ini
berdistribusi normal karena tiap-tiap variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari
0.05
Pengujian normalitas dengan histogram dan Normal P-P Plot Regression
Histogram
Histogram menunjukkan data berdistribusi normal dan berbentuk simetris karena
tidak menceng ke kanan atau ke kiri.
Gambar 4.2
Normal P-P Regression Standard Residual
Grafik Normal P-P plot Regression Standardized Residual di atas
memperlihatkan titik-titik menyebar berhimpitan di sekitar diagonal dan ini
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolineritas
Model Collinearity statistic
Tolerance VIF
LNROA 0.893 1.120
LNKEPMAN 0.893 1.120
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolineritas pada
model karena nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 dan nilai VIF tidak
ada yang lebih besar dari 10.
3. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin Watson (DW test) dengan membuat hipotesis
pengujiansebagai berikut:
Ho: tidak ada autokorelasi
Ha: ada autokorelasi
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Model Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .56085 1.564
Tabel memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1.564. Angka ini terletak di
antara -2 dan +2. Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi positif maupun negatif.
4. Uji Heterokedasitisitas
Gambar 4.3
Grafik scatterplot di atas menunjukkan titik-titik menyebar secara acak (random)
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
D. Pengujian Dan Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 yaitu untuk melihat pengaruh ROA(Return On
Assets) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan MVE, yang dilakukan
dengan mengunakan uji analisis regresi linear, uji F, dan uji t sebagai berikut:
a. Analisis Regresi
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi
Variabel
Unstandarized
T Sig Keterangan
Coefficient B
Constant 6.857 24.103 0.000 signifikan
LNROA 0.333 3.511 0.003 signifikan
R = 0.394
R square = 0.155
A = 0.05
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: