• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)Bumiputera 1912 Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)Bumiputera 1912 Cabang Medan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB)

BUMIPUTERA 1912 CABANG MEDAN

T E S I S

Oleh

AZMANIAR SYARIF NIM. 057019007/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB)

BUMIPUTERA 1912 CABANG MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

AZMANIAR SYARIF NIM : 057019007/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG MEDAN Nama Mahasiswa : Azmaniar Syarif

Nomor Pokok : 057019007

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Rismayani, SE, MS) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc.)

Tanggal Lulus : 28 Januari 2008

(4)

Tanggal : 28 Januari 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Rismayani, SE, MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE 3. Drs. H.B. Tarmizi, SU

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa

Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar dan jelas.

Medan, 28 Januari 2008

Yang Membuat Pernyataan

(6)

ABSTRAK

Saat ini terjadi kondisi pasar bebas, perdangan akan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat, kondisi pasar yang terpecah-pecah, daur hidup suatu produk semakin pendek, dan adanya prubahan prilaku konsumen membuat peran pemasaran semakin penting. Oleh karena itu Asuransi Jiwa Bumiputera 1912 untuk tetap mempertahankan keberadaannya. Asuransi merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa, maka pendekatan yang cocok digunakan untuk mencapai kepuasan pelanggan yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran relasional.

Masalah yang dirumuskan dari latar belakang ini adalah : sejauh mana pengaruh pemasaran relasional yang teridiri dari : komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan Asuransi Jiwa Bumiputera 1912(AJB) 1912 Cabang Medan.

Pemasaran relasional, yaitu prinsip pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang dengan pelanggan, suplier maupun distributor. Pemasaran relasional sendiri dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, salah satu ada bentuk yang menggunakan 4 variabel yang mencakup variabel komitmen, empati, timbal balik dan kepercayaan. Teori yang digunakan adalah tiori Manajemen Pemasaran yang berhubungan pemasaran relasional dan tiori Keppuasan Pelanggan.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawacara, koesener ,dan studi dokumentasi. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pengujian Hipotesis secara simultan maupun parsial dilakukan dengan menggunakn software SPSS versi 15.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputra 1912 Cabang Medan yang berjumlah 3.912 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 orang pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputra 1912 Cabang Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan secara serempak memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan secara parsial hanya satu variabel independen saja, yaitu kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

Koefisien determinasi (R...2) nilainya 73.3 %, dan sisanya 23,7 % dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

(7)

ABSTRACT

For this time in is conditioning I free marketing, trade will be omperating is full, approaches which is always used by companies and institutions is relationship marketing which keeping the relationship on consumers, supplier and distributor. The relational marketing constitute of many forms. One of these forms employed four variables which are bonding, empathy, reciprocity and trust.

Insurance is one of business in service sector, hence, one of appropriate approaches in order to achieve the consumer satisfaction is employed the relational marketing strategy.

The main objective of this research is that to know and to analyze the influence of relationship marketing which consist of bonding, empathy, reciprocity and trust in term of the consumer satisfaction. The tiory of marketing relationdhip marketing and consumers satisfaction were used.

Popilation in this research is 3,912 persons. The sample determination in this research employed Solvin formula, and sample size is 98 respondents from Asuransi Jiwa Bersama ( AJB) Bumi Putera Medan Brand office.

The collecting data method is conducted by interview, questionnaire and documentation study. The model of data analysis is multiple regression. The test that simultaneously and partial with SPSS 15.0 software.

The result shows that the independent variables which is consist of commitment, empathy, reciprocity and trust simulataneously influence on the consumers satisfaction; The value of F computed is greater than F table and significantly, in Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Medan Brand Office, the partial test, only one independent variable trust was significantly on the consumers satisfaction, the other independent variable do not influence on the consumers satisfaction in Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Medan Brand Office

The coefficient of determination (R2) is 0.733. It means that the total variation in the independent variables can explain the consumers satisfaction as 73.3% and 26.7 % had explained bay the other independent variable had not used in this result model.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan

petunjuk-Nya kepada penulis dalam masa proses menuntut ilmu dan menyelesaikan

tugas akhir penyusunan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan

penulis adalah : “Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan

Pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan”. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku

Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan banyak

masukan dari awal hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

(9)

5. Bapak Dr.Lic.rer.reg Sirojuzilam, SE, Drs. H.B. Tarmizi, SU, Ibu Dra. Nisrul

Irawati MBA, dan selaku Komisi Pembanding atas saran yang diberikan.

6. Bapakd dan Ibu Dosen serta pegawai di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua penulis H. Umar Syarif dan Hj. Asiah Anshori yang memberikan

perahtian, motivasi, saran, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini.

8. Suami tercinta T. M. DJ. Jusuf serta keluarga dan atas kesabaran, motivasi, dan

doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan tesis

ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini dengan baik.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,

namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada pembaca. Semoga Allah

SWT memberi hidayah dan taufik kepada kita. Amin.

Medan, 28 Januari 2008

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Azmaniar Syarif, lahir pada tanggal 5 April 1964 di Medan, anak ke lima dari

delapan bersaudara dari ayahanda H. Umar Syarif dan Ibunda Hj. Asiah Anshori

memeluk agama Islam, tinggal di Jl. Komplek Johor Indah Permai Blok I No.25

Medan, dengan status sudah menikah dengan T M DJ. Jusup.

Pada tahun 1972– 1977 sekolah di SD Taman Pendidikan Daya Cipta Medan,

pada tahun 1978 – 1981 sekolah di SMP Negeri 6 Medan, pada tahun 1982 – 1985

sekolah di SMA Negeri 4 Medan, tahun 1996– 2000 kuliah di Universitas Medan

Area Medan, tahun 2005 melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

(11)

DAFTAR ISI

II.3. Pengertian Pemasaran Relasional ... 14

II.3.1. Komitmen ... 17

II.4.3. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 24

II.5. Hubungan Antara Pemasaran Relasional Dengan Kepuasan Pelanggan ... 26

(12)

III.2. Metode Penelitian ... 27

III.3. Populasi dan Sampel ... 27

III.4. Metode Pengumpulan Data ... 28

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 29

III.6. Identifikasi Variabel ... 29

III.7. Definisi Operasional Variabel... 29

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 32

III.8.1. Uji Validitas Instrumen ... 32

III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 33

III.9. Model Analisis Data ... 35

III.10. Pengujian ... 35

III.11. Uji Asumsi Klasik ... 38

III.11.1. Uji Normalitas ... 38

III.11.2. Uji Multikolonieritas ... 39

III.11.3. Uji Heteroskedastisitas ... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian ... 42

IV.1.1.Gambaran Umum Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 ... 42

IV.1.2.Karakteristik Responden ... 53

IV.1.3.Analisis Deskripsi Variabel ... 57

IV.2. Pembahasan ... 63

IV.2.1. Uji Serempak ... 63

IV.2.2. Uji Parsial ... 65

IV.2.3. Koefisien Determinasi ... 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1.Kesimpulan ... 70

V.2.Saran ... 70

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III. 1. Definisi dan Indikator Variabel Penelitian ... 31

III. 2. Uji Validitas Instrumen ... 33

III. 3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

III. 4. Hasil Uji Multikolonieritas ... 39

III. 5. Hasil Uji Heterokedastisitas... 41

IV. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

IV. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

IV. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 55

IV. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

IV. 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

IV. 6. Penjelasan Responden Terhadap Komitmen ... 58

IV. 7. Penjelasan Responden Terhadap Empati ... 59

IV. 8. Penjelasan Responden Terhadap Timbal Balik ... 60

IV. 9. Penjelasan Responden Terhadap Kepercayaan ... 61

IV. 10. Penjelasan Responden Terhadap Kepuasan ... 62

IV. 11. Hasil Uji Serempak ... 63

IV. 12. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 66

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I. 1. Kerangka Berfikir ... 8

II. 2. Konsep Inti Pemasaran ... 12

III. 3. Hasil Uji Normalitas ... 38

IV. 4. Struktur Organisasi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Model Summary (b) ... 75

2. Anova (a) ... 75

3. Coefficients (a)... 75

4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 75

5. Gambar Regresi... 76

(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas, dunia perdagangan (pemasaran)

secara otomatis akan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Selain itu

kondisi pasar juga semakin terpecah-pecah, daur hidup produk semakin pendek, dan

adanya perubahan perilaku konsumen membuat peran pemasaran semakin penting.

Lingkungan bisnis yang sangat ketat persaingannya dewasa ini, membuat konsumen

memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan produk atau jasa dengan sederet

pilihan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Oleh karena itu, konsentrasi

pemasaran tidak lagi sekedar bagaimana produk atau jasa tersebut sampai kepada

pelanggan tetapi lebih fokus kepada apakah produk atau jasa tersebut telah dapat

memenuhi permintaan pelanggan.

Salah satu alternatif pendekatan yang saat ini mulai banyak digunakan oleh

perusahaan atau organisasi adalah pemasaran relasional, yaitu prinsip pemasaran

yang menekankan dan berusaha untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka

panjang dengan pelanggan, suplier maupun distributor. Pemasaran relasional dalam

ilmu pemasaran relatif baru dan jarang dilakukan penelitian, mengenai pendekatan

tersebut. Strategi pemasaran yang selama ini banyak digunakan adalah pemasaran

transaksional dimana perusahaan atau organisasi lebih banyak menggunakan

(17)

penjualan langsung, dan lain-lain. Pada tahun 1980-an perusahaan atau organisasi

mulai menggunakan strategi pemasaran relasional.

Pemasaran relasional digambarkan oleh beberapa peneliti sebagai ikatan

jangka panjang antara dua pihak. Ikatan tersebut dapat berupa ikatan antara

perusahaan dengan pelanggan. Dalam industri di sektor jasa pendekatan pemasaran

relasional ini cocok digunakan pada strategi pemasarannya, hal ini sesuai dengan sifat

dari jasa itu sendiri. Pemasaran relasional sendiri dapat dilakukan dengan berbagai

bentuk, salah satu ada bentuk yang menggunakan 4 (empat) variabel yang mencakup

variabel komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan. Komitmen merupakan

usaha yang dilakukan perusahaan atau organisasi untuk menciptakan komitmen

antara pelanggan dengan perusahaan atau organisasi dan usaha untuk membangun

hubungan yang erat dengan pelanggan.

Empati adalah sebuah pendekatan dengan memahami pelanggan secara baik

melalui kemampuan untuk menangkap atau memahami sudut pandang orang lain.

Timbal balik adalah satu dimensi pemasaran relasional yang menyebabkan salah satu

pihak memberikan variabel timbali balik atau mengembalikan atas apa yang telah

didapat atau memberikan sepadan dengan apa yang diterimanya.

Kepercayaan dalam pemasaran jasa lebih menekankan pada sikap individu

yang mengacu pada keyakinan pelanggan atas kualitas dan keandalan jasa yang

diterimanya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap pemegang polis

asuransi jiwa apa alasan mereka memilih untuk menjadi pemegang polis lebih

(18)

mengetahui apakah faktor komitmen, empati, dan timbal balik menjadi faktor penentu

bagi pemegang polis dalam memilih jenis asuransi.

Struktur ekonomi Indonesia lebih dari 30 tahun telah mengalami perubahan

yang cukup berarti. Perubahan ini antara lain ditandai dengan perubahan yang berarti

dari penekanan perekonomian dari sektor manufaktur berkembang ke arah sektor

jasa. Salah satu sektor jasa yang berperan akhir-akhir ini seirama dengan

perkembangan ekonomi modern, dan ditambah lagi untuk negara-negara yang tingkat

kestabilannya kadang tidak menentu adalah industri jasa asuransi.

Industri asuransi merupakan potensi sumber daya dan sumber dana dalam

negeri yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini berbeda jika dibandingkan

dengan manufaktur dan perkembangan industri perbankan yang berjalan cukup pesat.

Padahal industri asuransi dengan segala aspek dan bentuknya sangat luas

pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian pada umumnya. Karena selain sebagai

penghimpun sekaligus pengerah dana masyarakat melalui akumulasi premi yang

diinvestasikan di berbagai aktivitas perekonomian guna menunjang pembangunan

dan merupakan lembaga yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga

merupakan objek bagi pemasukan keuangan negara.

Berdasarkan situasi dan kondisi perekonomian Indonesia saat ini maka

prospek dan perkembangan industri asuransi di Indonesia akan semakin besar dalam

menjawab tuntutan yang ada, agar industri asuransi dapat bersaing dengan

industri-industri lainnya maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik. Dikarenakan

(19)

maka salah satu pendekatan yang cocok digunakan untuk mencapai kepuasan

pelanggan yaitu dengan strategi pemasaran relasional.

Hubungan antara pemasaran relasional dengan kepuasan pelanggan adalah

bahwa kepuasan konsumen secara total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya

untuk sementara waktu, namun upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat

dilakukan dengan berbagai strategi. Adapun strategi yang dipadukan untuk meraih

dan meningkatkan kepuasan pelanggan, diantaranya yaitu pemasaran relasional.

Persaingan yang terjadi di industri jasa asuransi pada saat ini sangat

kompetitif untuk meraih pelanggan. Penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih

rendah yaitu baru sekitar 5%, sehingga perusahaan asuransi di Indonesia mempunyai

ruang gerak yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini sangat berbeda jauh sekali

dengan negara Singapura yang penetrasi pasarnya telah mencapai 70%. Pangsa pasar

asuransi di Indonesia sangatlah besar dan sementara ini hanya dikuasai oleh sekitar

40 perusahaan. Fakta lainnya adalah masyarakat Indonesia belum mengerti dengan

baik makna dan manfaat asuransi sehingga produk-produk asuransi saat ini harus

dijual, bukannya orang yang mencari produk asuransi seperti yang terjadi di

negara-negara maju.

Salah satu jenis asuransi yang cukup banyak dimiliki oleh masyarakat

Indonesia adalah asuransi jiwa. Namun secara umum, kebutuhan akan asuransi jiwa

di Indonesia belum seperti di negara-negara maju. Bahkan jika dibandingkan dengan

Singapura atau Filiphina, perkembangan industri jiwa di Indonesia dapat dikatakan

(20)

Meskipun pertumbuhan asuransi jiwa lambat dibandingkan dengan negara

lain, namun prospek asuransi jiwa di Indonesia memiliki masa depan cukup baik, hal

ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah tertanggung hampir setiap tahunnya.

Menurut data Indonesian Insurance, persentase jumlah tertanggung yang memiliki

polis asuransi jiwa pada tahun 2001 adalah 12,1% dari jumlah penduduk. Jumlah

tertanggung tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 4,3% bila dibandingkan

tahun 2000 (Bumiputera News, 2006).

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang jasa asuransi dan termasuk perusahaan asuransi

tertua dan terkemuka yang berdiri di Indonesia, sekaligus menjadi satu-satunya

perusahaan mutual di negara ini (Bumiputera News, 2005). Selama kurun waktu

sembilan puluh lima tahun, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 telah

banyak memberikan pelayanan perlindungan atas risiko kemungkinan terjadinya

kerugian pada pemegang polisnya. Agar perusahaan tersebut mampu bersaing dengan

perusahaan-perusahaan asuransi lainnya, maka diperlukan suatu strategi pemasaran

yang baik. Salah satu alternatif strategi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputera 1912 untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang

serta mampu memberikan kepuasan pemegang polisnya adalah dengan menerapkan

strategi pemasaran relasional.

AJB Bumiputera 1912 dalam usahanya untuk tetap mempertahankan

keberadaannya sebagai market leader, berusaha terus menerus meningkatkan citra

perusahaan dan penguasaan pasar, dan senantiasa menyediakan produk inovatif yang

(21)

polisnya. Untuk mencapai kesinambungan pelayanan prima terhadap para pemegang

polis, AJB Bumiputera 1912 melalui agen-agen asuransinya telah menetapkan kode

etik yang harus dilaksanakan di dalam mengemban tugas atau pekerjaan. Ketentuan

ini dibuat agar agen-agen asuransinya untuk selalu berusaha melaksanakan

pekerjaannya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut: Sejauhmana pengaruh pemasaran relasional yang terdiri dari : komitmen,

empati, timbal balik, dan kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan Asuransi Jiwa

Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran relasional yang terdiri

dari : komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan terhadap kepuasan

pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan.

b. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi kepuasan

pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu

(22)

b. Sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputera 1912 dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan

pelayanan agar dapat meningkatkan kepuasan kepada pemegang polisnya.

c. Sebagai menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister

Ilmu Manajemen.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah

yang sama di masa mendatang.

I.5. Kerangka Berpikir

Tujuan perusahaan (baik dalam bentuk laba, volume penjualan, pangsa pasar,

pertumbuhan, misi sosial, maupun tujuan lainnya) dicapai melalui upaya memuaskan

pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan tidak semata-mata hanya

menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih berfokus pada aspek relasional.

Chan (2003) menyatakan bahwa “Pemasaran Relasional sebagai pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan”.

Selanjutnya :

Kotler (1998) menyatakan bahwa “Pemasaran Relasional adalah proses menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan yang kuat, bernilai tinggi dengan pelanggan dan pihak berkepentingan lain.

Tujuan utama dari pemasaran relasional adalah untuk memberikan nilai

jangka panjang kepada pelanggan dan ukuran keberhasilannya kepuasan pelanggan

(23)

Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga demi

mempertahankan keberadaan pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya suatu bisnis

atau usaha. Layanan yang diberikan kepada pelanggan akan memacu puas tidaknya

seseorang pelanggan atas pelayanan yang diberikan.

Kotler (2000) menyatakan bahwa “Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapan. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan”.

Hubungan antara pemasaran relasional dengan kepuasan pelanggan menurut

Mudie dan Cottam dalam Tjiptono (2006) menyatakan bahwa : kepuasan pelanggan

secara total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu, namun

upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai

strategi. Adapun strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan

kepuasan pelanggan, diantaranya yaitu pemasaran relasional.

2.

3. Pemasaran Relasional - Komitmen

- Empati - Timbal Balik - Kepercayaan

Kepuasan Pelanggan

Gambar I.1. Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pemasaran relasional yang terdiri dari ;

komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Prasasti, Chaniago dan Sutarso (2003) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Industri Jasa

Asuransi Jiwa. Populasinya adalah seluruh nasabah asuransi jiwa yang berasal dari 22

perusahaan asuransi jiwa di Surabaya. Teknik penentuan sampel yang digunakan

adalah non random sampling, dengan metode accidental sampling dan jumlah

sampelnya sebanyak 175 orang responden. Metode pengumpulan data dilakukan

dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk angket.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa relationship marketing yang meliputi

pertalian, empati, timbal balik dan kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh

positif signifikan terhadap kepuasan nasabah asuransi jiwa di Surabaya. Secara

parsial variabel timbal balik dan kepercayaan berpengaruh terhadap kepuasan

nasabah asuransi jiwa di Surabaya, sedangkan untuk variabel pertalian dan empati

secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan nasabah asuransi jiwa di

Surabaya. Selain itu hasil analisis terhadap koefisien determinasi (R Square)

menunjukkan bahwa relationship marketing yang meliputi pertalian, empati, timbal

(25)

jiwa di Surabaya, sedangkan sisanya sebesar 90,9% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

II.2. Teori Tentang Pemasaran Relasional. II.2.1. Pengertian Pemasaran Relasional. II.2.1.a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan bagian yang sangat penting untuk berkembangnya

suatu perusahaan, sebab dari kegiatan pemasaran diharapkan akan dihasilkan laba

sebagai penunjang operasional perusahaan. Bidang ini berhubungan secara langsung

dengan konsumen sehingga harus memiliki strategi dan langkah kerja yang tepat

untuk mendapatkan konsumen sesuai dengan yang diharapkan.

Kotler dan Amstrong (2000) menyatakan bahwa “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain”.

Untuk memahami pengertian pemasaran, perlu dipahami terlebih dahulu

konsep-konsep inti seperti : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai dan

kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, serta pasar. Pemahaman ini perlu

sebab kata-kata tersebut memiliki pengertian khusus sesuai dengan kebutuhan

(26)

Kebutuhan, Keinginan Permintaan

Produk Pasar

Pertukaran, Transaksi, Kemitraan

Nilai Kepuasan

Sumber : Simamora (2001)

Gambar II.1. Konsep Inti Pemasaran

Penjelasan dari Gambar 2.1 di atas adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Konsep paling mendasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan.

Kebutuhan adalah perasaan kekurangan. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan

memiliki lima tingkatan, mulai dari yang terendah sampai tertinggi.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah : Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman,

kebutuhan sosial, kebutuhan terhadap penghargaan atau kebanggaan, dan kebutuhan

untuk mengaktualisasikan atau mengekspresikan diri.

Keinginan adalah hasrat terhadap sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.

Keinginan dipengaruhi oleh latarbelakang budaya dan karakteristik individu

seseorang. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas. Oleh karena itu, setiap

orang akan berusaha untuk memperoleh keinginanyang optimal dengan sumber daya

yang ada. Keinginan yang disertai daya beli yang cukup dinamakan permintaan.

(27)

Pasar adalah sekumpulan pembeli aktual dan pembeli potensial terhadap suatu

produk. Ada beberapa ketentuan untuk menyatakan bahwa sekumpulan orang adalah

pasar, yaitu :

1. Memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu.

2. Memiliki kemampuan untuk membeli produk tersebut.

3. Memiliki kemauan untuk membelanjakan uangnya.

4. Memiliki kesempatan membeli produk tersebut.

c. Nilai dan Kepuasan

Nilai dari suatu produk adalah manfaat total produk. Nilai tersebut dapat

dihitung, baik dengan uang maupun dengan produk lain. Karena banyaknya pilihan,

namun sumber daya terbatas, seseorang akan memilih produk yang memberikan

kepuasan total optimal. Kepuasan adalah pernyataan perasaan setelah

membandingkan harapan terhadap produk sebelum membeli dan kenyataan yang

dialami setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk.

d. Pertukaran, Transaksi, dan Kemitraan

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan

dengan menawarkan sesuatu yang bernilai sebagai imbalannya. Transaksi adalah

kelanjutan dari pertukaran. Kalau pertukaran merupakan proses untuk memperoleh

produk dengan menawarkan produk dan nilai, maka transaksi berisikan transfer nilai

antara suatu pihak dan pihak lain. Banyak perusahaan yang melandasi transaksi

(28)

akan melakukan transaksi, akan tetapi transaksi dibangun berlandaskan kemitraan

yang saling menguntungkan.

e. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk

memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk memiliki konteks

yang luas, karena apa saja yang bisa ditawarkan ke dalam pasar, yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dikategorikan sebagai produk.

II.3. Pengertian Pemasaran Relasional

Pemasaran relasional (relationship marketing) sangat relevan untuk dibahas

dalam pemasaran jasa, mengingat keterlibatan dan interaksi antara pelanggan dan

pemberi jasa begitu tinggi pada sebagian besar bisnis jasa. Pendekatan pemasaran

yang hanya berorientasi transaksi (transactional marketing) dengan sasaran penjualan

yang tinggi dalam jangka pendek menjadi kurang mendukung pada praktek bisnis

jasa. Pemasaran relational menekankan pada usaha menarik dan mempertahankan

pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya

(Lupiyoadi, 2006).

Menurut Berry dalam Sutarso (2002), pemasaran relasional dalam area

pemasaran jasa diartikan sebagai menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan

dengan pelanggan. Dari definisi tersebut, menarik pelanggan baru harus dipandang

hanya sebagai langkah antara dalam proses pemasaran. Menguatkan hubungan,

merubah pelanggan yang acuh menjadi loyal, dan melayani pelanggan sebagai klien

(29)

Pada dasarnya pemasaran relasional adalah suatu alternatif strategi terhadap

pendekatan bauran pemasaran trasional sebagai suatu cara memperoleh keunggulan

kompetatif yang berkesinambungan ( sustainable competitive advantage –SCA) dan

cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang (litle dan

Marandi, 2003). Hal ini sesuai dengan devinisi Gronroos(1997).

Pemasaran relasional merupakan upaya pangenalan kepada setiap pelanggan

secara lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen, dan

mengelola hubungan yang saling antara pelanggan dan konsumen.

Dalam penelitian Yau et.al. (1999) dinyatakan bahwa filosofi pemasaran saat

ini beralih dari pemasaran transaksional menjadi pemasaran relasional, yang sering

disebut sebagai Relationship Marketing Orientation. Dalam penelitian tersebut, Yau

et.al. (1999) menetapkan empat variabel pemasaran relasional yang digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan. Keempat variabel tersebut antara lain; variabel

pertalian , empati, timbal balik, dan kepercayaan.

Ada beberapa konsep Inti Pemasaran relasional, diantaranya menurut Little

dan Marandi (2003) adalah sebagai berikut :

a. Horizon/Orientasi jangka panjang.

Merupakan ciri utama pemasaran relasional. Keberhasilan pemasaran

relasional diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan

dengan perusahaan. Dengan demikian pemasaran relasional juga menyangkut

nilai estimasi mengenai nilai sepanjang hidup konsumen.

(30)

Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, pemasaran relasional

menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen,

dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau

timbal balik, empati diantara ke dua belah pihak.

c. Pangsa Konsumen bukan Pangsa Pasar.

Pemasaran relasional tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian pangsa

pasar melainkan pada upaya untuk mempertahan pelanggan.

d. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan.

Preusan perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan

jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan (customer

Lifetime value—CLV) agar menguntungkan preusan.

e. Dialog Dua Arah.

Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, maka diperlukan komunikasi dua

arah.

f. Kustomisasi.

Pemasaran Relasional memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan

dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan produk yang

sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

II.3.1. Komitmen

Komitmen adalah dimensi dari suatu pemasaran relasional yang membagi dua

pihak yaitu konsumen dan supplier untuk bertindak dalam suatu aktivitas untuk

(31)

dapat menjadi kontrol sosial yang efektif di masyarakat, sekaligus memberikan

kontribusi untuk menghilangkan keraguan, menciptakan kepercayaan dan membentuk

hubungan yang erat. Dimensi komitmen diterapkan pada relationship marketing

orientation untuk mengembangkan dan meningkatkan loyalitas pelanggan (Levitt

dalam Yau et.al., 1999).

Dari dua pengertian di atas, komitmen dapat diartikan sebagai usaha yang

dilakukan perusahaan atau organisasi untuk menciptakan kepercayaan pelanggan

pada perusahaan, dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan

pelanggan. Di dalam konsep bauran pemasaran, konsep komitmen dikenal dengan

sebutan komitmen pelanggan, yaitu sebuah sistem yang dapat diciptakan perusahaan

dalam rangka mempertahankan hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan.

Menurut Cross et.al. dalam Umar (2005), komitmen pelanggan (customer

bonding) didefinisikan sebagai suatu sistem untuk mempertahankan hubungan

dengan pelanggan atau calon pelanggan. Proses komitmen pelanggan dimulai dengan

penciptaan kesadaran pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan yang

kemudian tumbuh menjadi ikatan yang berkelanjutan sebagai dasar dari hubungan

antara perusahaan dengan pelanggan, bahkan dapat diperluas ke pelanggan lainnya.

Pada dasarnya komitmen pelanggan merupakan suatu proses dimana pemasar

berusaha membangun atau mempertahankan kepercayaan pelanggannya sehingga

(32)

II.3.2. Empati

Empati adalah suatu dimensi dari pemasaran relasional yang digunakan untuk

melihat situasi dari perspektif atau sudut pandang lain. Hal ini diartikan dengan

memahami berbagai keinginan dan tujuan orang lain. Ini termasuk kemampuan

masing-masing individu untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lain dalam

artian kognitif (Hwang dalam Yau et.al.,1999). Pengertian kognitif sendiri menurut

Peter dan Olson (1999) adalah proses mental yang lebih tinggi yang terdiri dari :

a. Pengertian

Pengertian dalam hal ini berarti menginterpretasikan atau menetapkan arti aspek

khusus lingkungan seseorang.

b. Penilaian

Penilaian yaitu menetapkan apakah suatu aspek lingkungan atau perilaku pribadi

seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

c. Perencanaan

Perencanaan yaitu menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau

mencapai suatu tujuan.

d. Penetapan

Penetapan yaitu membandingkan alternatif pemecahan suatu masalah dari sudut

pandang sifat yang relevan, dan mencari alternatif terbaik.

e. Berfikir

(33)

Dari penjelasan di atas yang dimaksud dengan empati dalam artian kognitif

adalah kemampuan seseorang untuk menginterpretasikan, memberi makna, dan

memahami aspek utama pengalaman pribadi mereka.

II.3.3. Timbal Balik

Timbal balik adalah suatu dimensi dari pemasaran relasional yang

menyebabkan salah satu pihak memberikan timbal balik atau mengembalikan atas

apa yang telah didapat atau sepadan dengan yang diterimanya (Yau, et.al., 1999).

Timbal balik mengindikasikan adanya suatu kerjasama atau hubungan dengan pihak

lain. Jadi ciri dari suatu pemasaran relasional, salah satunya adalah adanya timbal

balik. Hal ini mencerminkan bahwa antara perusahaan dan pelanggan memiliki

kewajiban yang sama. Perusahaan berkewajiban memberikan pelayanan yang sesuai

dengan apa yang ditawarkan dan kesesuaian antara harga dan pelayanan. Sebaliknya

pelanggan wajib membayar apa yang telah diterimanya.

Variabel timbal balik meliputi kesesuaian harga dengan kualitas, usaha

memberikan kompensasi atas kerusakan atau pelayanan yang buruk, dan kesesuaian

produk dengan apa yang ditawarkan.

II.3.4. Kepercayaan

Kepercayaan dapat diartikan sebagai keyakinan suatu pihak terhadap pihak

lain atau terhadap suatu hubungan (relationship). Dalam konteks pemasaran

relasional, kepercayaan merupakan salah satu dimensi dari pemasaran relasional

untuk menentukan sejauhmana apa yang dirasakan suatu pihak atas integritas dan

(34)

Menurut Garbarino dan Johnson (1999), pengertian kepercayaan dalam

pemasaran jasa lebih menekankan pada sikap individu yang mengacu pada keyakinan

konsumen atas kualitas dan keandalan jasa yang diterimanya. Sedangkan menurut

Mowen dan Minor (2001), kepercayaan pelanggan adalah semua pengetahuan yang

dimiliki oleh pelanggan dan semua kesimpulan yang dibuat pelanggan tentang objek,

atribut, dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala

sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah

karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek.

II.4. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan II.4.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya

cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara sederhana

kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu

memadai. Namun, ditinjau dari perspektif perilaku konsumen, istilah kepuasan

pelanggan lantas menjadi sesuatu yang kompleks. Bahkan, hingga saat ini belum

dicapai kesepakatan atau konsensus mengenai konsep kepuasan pelanggan, yakni

apakah kepuasan merupakan respon emosional ataukah evaluasi kognitif (Tjiptono,

2006).

Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga demi

mempertahankan keberadaan pelanggan. Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan, pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh

(35)

Kotler dan Amstrong (2000) menyatakan bahwa : “Kepuasan pelanggan sebagai suatu tingkatan di mana produk dirasakan sesuai dengan harapan pembeli. Kepuasan pelanggan terhadap pembelian tergantung pada kinerja produk aktual, sehingga sesuai dengan harapan pembeli. Pelanggan memiliki berbagai macam tingkatan kepuasan. Jika keberadaan suatu produk berada di bawah harapan pembeli, maka pembeli tersebut tidak merasa puas”.

Menurut Mowen dan Minor (2001), kepuasan pelanggan adalah keseluruhan

sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang dan jasa setelah mereka memperoleh

dan menggunakannya. Sedangkan menurut Band (1991), kepuasan pelanggan

merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan

akan dapat terpenuhi atau terlampaui melalui suatu transaksi yang akan

mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang terus berlanjut.

Dari beberapa pengertian mengenai kepuasan pelanggan di atas, maka dapat

dinyatakan bahwa kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan

antara layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan

pelanggan atau bahkan melebihinya. Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti

sekarang ini, kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan

seorang raja yang harus dilayani. Namun hal ini bukan berarti menyerahkan

segala-galanya kepada pelanggan. Usaha memuaskan kebutuhan pelanggan harus dilakukan

secara menguntungkan atau bersifat “win-win situation”, yaitu keadaan dimana kedua

belah pihak merasa menang dan tidak ada yang dirugikan.

II.4.2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono (2006), tidak ada satu pun ukuran tunggal terbaik mengenai

(36)

beragamnya cara mengukur kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak

dalam enam konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut :

1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung

menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa

spesifik tertentu. Biasanya, ada dua bagian dalam proses pengukurannya. Pertama,

mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan yang

bersangkutan. Kedua, menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan

pelanggan keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing.

2. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam

komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah.

Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua,

meminta pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item

spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan

pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing

berdasarkan item-item spesifik yang sama, dan Keempat, meminta para pelanggan

untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam

menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.

3. Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan

berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja

(37)

4. Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intent)

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah

pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi.

5. Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend)

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya

terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa,

tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan

produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk

dianalisis dan ditindaklanjuti.

6. Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan

pelanggan, meliputi : a) komplain; b) retur atau pengembalian produk; c) biaya

garansi; d) product recall (penarikan kembali produk dari pasar); e) gethok tular

negatif; dan f) defections konsumen yang beralih ke pesaing.

II.4.3. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (Tjiptono, 2006) ada empat metode yang dapat dipergunakan

dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan

kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran,

kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak

(38)

dilalui pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun yang dikirim

via pos kepada perusahaan), saluaran telepon khusus bebas pulsa, web site, dan

lain-lain. Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat

memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan,

sehingga memungkinkannya untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk

mengatasi masalah-masalah yang timbul. Akan tetapi, karena metode ini bersifat

pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan.

2. Ghost Shopping

Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan

sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing. Mereka diminta

melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya mengenai

kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para pesaing. Selain itu,

para ghost shoppers juga dapat mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya

melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan

menangani setiap masalah/keluhan pelanggan.

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli

atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan

supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan

hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga

(39)

perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. Akan tetapi, kesulitan menerapkan

metode adalah pada mengidentifikasi dan mengontak mantan pelanggan yang

bersedia memberikan masukan dan evaluasi terhadap kinerja perusahaan.

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan menggunakan

metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung.

Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik

langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap mereka.

II.5. Hubungan Antara Pemasaran Relasional Dengan kepuasan Pelanggan

Dengan adanya pemasaran relasional yang dilakukan oleh perusahaan maka

diharapkan akan tercipta kepuasan pelanggan. Hubungan antara pemasaran relasional

dengan kepuasan pelanggan diperkuat oleh peryataan Mudie dan Cottam dalam

Tjiptono (2006) bahwa kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai sekalipun

hanya untuk sementara waktu. Namun upaya perbaikan dan penyempurnaan

kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Rangkuti (2002), dimana hubungan antara

pemasok, produsen, distributor dan pelanggan (sebagai pemakai akhir) merupakan

hubungan vertikal yang terjadi pada pemasaran relasional. Hubungan dengan

pelanggan pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan

pelanggan meliputi penentuan keseluruhan mengenai produk atau jasa yang mampu

(40)

suatu perusahaan untuk menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek atau

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

Cabang Medan yang beralamat di Jln. T. Iskandar Muda No. 138 Medan. Penelitian

ini dilaksanakan dari bulan September 2007 sampai dengan Januari 2008.

III.2. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

dan jenis penelitian adalah studi kasus yang didukung survei. Adapun sifat penelitian

ini adalah penelitian penjelasan (explanatory).

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputra 1912 Cabang Medan yang berjumlah 3.912 orang. Penentuan

jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Rumus tersebut

dituliskan sebagai berikut (Sevilla, dkk., 1993) :

( )

e 2

N 1

N n

+ =

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

(42)

Populasi (N) sebanyak 3.912 orang pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputra 1912 dengan asumsi taraf kesalahan (e) sebesar 10%, maka jumlah

sampel (n) adalah :

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98

orang pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputra 1912 Cabang

Medan.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara (interview) yang dilakukan dengan kepala cabang, dan pihak yang

berwenang terhadap perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

Cabang Medan.

b. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada pemegang polis Asuransi

Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 di Cabang Medan yang menjadi responden

dalam penelitian ini.

c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulan data melalui

dokumen-dokumen berupa data deskripsi perusahaan dan jumlah nasabah atau pemegang

polis, yang diperoleh secara langsung dari perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

(43)

III.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer yaitu data yang diperoleh lengsung dari wawancara(interview), dan

daftar pertanyaan(questionaire) pada pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan.

b. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulan data dari perusahaan Asuransi

Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan, berupa data deskripsi

perusahaan, jumlah pemegang polis.

III.6. Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel-variabel yang

akan diuji peneliti, adalah

1. Variabel independen(X) atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel

terikat, yang terdiri dari : komitmen (X1), empati (X2), timbal balik (X3), dan

kepercayaan (X4),

2. Variabel dependen (Y),atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas, yaitu

variabel kepuasan pelanggan (Y).

III.7. Devinisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

(44)

Komitmen adalah usaha yang dilakukan perusahaan Asuransi Jiwa Bersama

(AJB) Bumiputera 1912 untuk menciptakan komitmen atau janji dengan pemegang

polis asuransi, dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan pemegang

polis.

2. Empati (X2)

Empati merupakan pendekatan untuk memahami pemegang polis secara baik

melalui kemampuan untuk menangkap dan memahami sudut pandang pemegang

polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

3. Timbal Balik (X3)

Timbal balik merupakan usaha untuk memberikan kompensasi atas apa yang

telah diberikan pemegang polis atau yang diterima oleh perusahaan Asuransi Jiwa

Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

4. Kepercayaan (X4)

Kepercayaan merupakan keyakinan pemegang polis atas kualitas dan

keandalan produk dan perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

sebagai pihak yang menawarkan jasa asuransi.

5. Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan pemegang polis merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan

oleh pemegang polis setelah mereka memilih atau menjadi anggota Asuransi Jiwa

(45)

Tabel III.1. Definisi dan Indikator Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Indikator Ukuran

1. Kepuasan Pelanggan (Y)

Keseluruhan sikap yang ditunjukkan oleh pemegang polis setelah mereka memi-lih atau menjadi anggota Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

1. Sikap pemegang polis

setelah menjadi anggota asuransi jiwa Bumiputera 1912

2. Kesesuaian kinerja jasa

asuransi jiwa Bumiputera 1912 dengan harapan peme-gang polis

3. Terpenuhinya keinginan dan harapan pemegang polis

Skala Likert

2. Komitmen (X1)

Upaya yang dilakukan peru-sahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 untuk menciptakan komitmen atau janji dengan pemegang polis asuransi, dan usaha untuk membang-un hubungan yang erat dengan pemegang polis.

1. Upaya perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 membangun hubungan dengan pemegang polis

2. Upaya perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 menciptakan kepercayaan pemegang polis

3. Upaya perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 untuk menjaga hubungan dan kerjasama dengan pemegang polis

Skala Likert

3. Empati (X2) Pendekatan untuk memaha-mi

pemegang polis secara baik melalui kemampuan untuk menangkap dan memahami sudut pandang pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi-putera 1912

1. Memahami kebutuhan dan

keinginan pemegang polis

2. Menjaga perasaan

peme-gang polis

3. Upaya melihat segala situ-asi dari sudut pandang lain

Skala Likert

4. Timbal Balik (X3)

Usaha untuk memberikan kompensasi atas apa yang telah diberikan pemegang polis atau yang diterima oleh perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

1. Kesesuaian pembayaran

premi dengan kualitas

2. Usaha untuk memberikan

kompensasi atas pelayanan yang buruk

3. Kesesuaian produk dengan apa yang telah ditawarkan

Skala Likert

5. Kepercayaan (X4)

Keyakinan pemegang polis atas kualitas dan keandalan produk dari perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 sebagai pihak yang mena-warkan jasa asuransi.

1. Kepercayaan pemegang

polis pada perusahaan asuransi

2. Pengetahuan pemegang polis mengenai produk dan perusahaan asuransi jiwa 3. Keyakinan seseorang akan

manfaat dan kualitas produk

(46)

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan realibilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada

30 orang responden di luar daripada responden yang dijadikan sebagai sampel

penelitian. Menurut Umar (2000) ” Disarankan jumlah responden untuk diuji coba

minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skors (nilai) akan

lebih mendekati kurva normal”.

III.8.1. Uji Validitas Instrumen

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa

yang seharusnya diukur. Dengan perkataan lain, instrumen tersebut dapat mengukur

construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan

dengan nilai r tabel. Jika nilai Correlated Item-Total Correlation (r hitung) > nilai r

tabel dan nilainya positif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian

dinyatakan valid (Ghozali, 2005).

Untuk melakukan pengujian validitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15.

Dari hasil uji validitas instrumen seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.2

menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) pada setiap butir

pertanyaan > nilai rtabel (0,361) untuk degree of freedom (df) = 28 dan alpha ( ) =

(47)

Tabel III.2. Uji Validitas Instrumen

1. Cara perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 membangun hubungan dengan pemegang polis 2. Cara perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912

menciptakan kepercayaan pemegang polis

3. Usaha perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 untuk menjaga hubungan dan kerjasama dengan pemegang polis

0,744

1. Memahami kebutuhan dan keinginan pemegang polis 2. Menjaga perasaan pemegang polis

3. Upaya melihat segala situasi dari sudut pandang lain

0,626

Variabel Timbal Balik :

1. Kesesuaian pembayaran premi dengan kualitas

2. Usaha untuk memberikan kompensasi atas pelayanan yang buruk

3. Kesesuaian produk dengan apa yang telah ditawarkan

0,735

1. Kepercayaan pemegang polis pada perusahaan asuransi 2. Pengetahuan pemegang polis mengenai produk dan

perusahaan asuransi jiwa

3. Keyakinan seseorang akan manfaat dan kualitas produk

0,572

Variabel Kepuasan Pelanggan :

1. Sikap pemegang polis setelah menjadi anggota asuransi jiwa Bumiputera 1912

2. Kesesuaian kinerja produk asuransi jiwa dengan harapan pemegang polis

3. Terpenuhinya keinginan dan harapan pemegang polis

0,415

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan

(48)

Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu :

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat

apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja

kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengujian reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan one shot

atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan dengan

menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15. Hasil

dari pengujian validitas kuisioner ditunjukkan pada Tabel III.1. berikut ini.

Tabel III.3. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Variabel Nilai Cronbachs Alpha Keterangan

Komitmen Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Dari hasil uji reliabilitas instrumen seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.3

(49)

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua instrumen variabel dalam penelitian

ini adalah reliabel (konsisten).

III.9. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis ini adalah

analisis regresi linier berganda, dengan formulasi sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Dimana :

Y = Kepuasan Pelanggan

X1 = Komitmen

X2 = Empati

X3 = Timbal Balik

X4 = Kepercayaan

a = Konstanta

b1,…b4 = Koefisien regresi

e = epsilon atau variabel yang tidak diteliti

III.10. Pengujian

1) Uji F

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak

terhadap variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95%(...alfa=5%).

H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 (pemasaran relasional yang terdiri dari : komitmen, empati,

timbal balik, dan kepercayaan secara serempak tidak berpengaruh terhadap kepuasan

(50)

Ha : b1, b2, b3, b4 ≠ 0 (pemasaran relasional yang terdiri dari : komitmen, empati,

timbal balik, dan kepercayaan secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan).

Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F (F test).

Rumus yang digunakan untuk statistik F (F test) adalah :

Error

Kriteria pengujian hipotesia secara parsial adalah sebagai berikut :

H0 : bi = 0 (pemasaran relasional yang terdiri dari : komitmen, empati, timbal balik,

dan kepercayaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan).

Ha : bi ≠ 0 (pemasaran relasional yang terdiri dari : komitmen, empati, timbal balik,

dan kepercayaan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Asuransi

Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Medan).

Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t (t test). Rumus

yang digunakan untuk statistik t (t test) adalah :

1

(51)

Sb1 = standard error dari variabel independen

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan jika thitung > ttabel,

maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3) Koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi adalah untuk mengukur kemampuan variabel

independen yang menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Dimana

untuk mempertimbangkan kenyataan bahwa besaran derajat kebebasan menurun

sehubungan dengan bertambahnya variabel bebas atau variabel penjelas di dalam

regresi, juga dihitung R2 yang disesuaikan dengan (adjusted R2) sebagai berikut :

Adjusted R2 = 1 – 1 (1 – R2 )

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡

−−k n

n 1

n = jumlah observasi atau sampel data

k = jumlah para meter atau koefisien yang diestimsi.

Pengujian hipotesis secara simultan maupun parsial dilakukan dengan

menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences

(SPSS) versi 15.

III.11. Uji Asumsi Klasik III.11.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F

(52)

menyatakan bahwa, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Uji normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan analisis grafik dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat terlihat bahwa

data atau titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat pada Gambar

III.1 di bawah ini. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Gambar III.1. Hasil Uji Normalitas

III.11.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali

(2005) bahwa; jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak

(53)

sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10 berarti

terdapat multikolinieritas.

Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi

linier berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi multikolonieritas. Untuk uji multikolonieritas pada

penelitian ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Menurut Ghozali (2005) nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Tabel III.4. Hasil Uji Multikolonieritas

Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF

1 (Constant)

Komitmen ,420 2,383

Empati ,264 3,794

Timbal ,240 4,162

Percaya ,222 4,494

a Dependent Variable: Kepuasan

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Dari Tabel III.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance kurang dari 0,10

yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai nilai

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu

variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi

(54)

III.11.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Glejser yaitu

dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2005).

Heterokedastisitas dengan uji Glejser tidak terjadi apabila tidak satupun variabel

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut

Ut (AbsUt).

Dari hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada

satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya

di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier

berganda dalam penelitian ini tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Tabel III.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,044 ,282 -,156 ,876 Komitmen ,045 ,034 ,201 1,329 ,187 Empati ,057 ,044 ,247 1,290 ,200 T.Balik ,075 ,051 ,297 1,484 ,141 Percaya ,012 ,047 ,051 ,245 ,807 a Dependent Variable: ABSUT

(55)

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Gambaran Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi

jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Perusahaan ini

didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang Jawa Tengah, dengan nama

Onderlingen Levensver Zekering Maatschappij Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia

Belanda atau disingkat O.L.Mij. PGHB. Perusahaan ini digagas dan didirikan oleh

Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru di Yogyakarta yang juga sekretaris Boedi

Oetomo, sebuah organisasi yang mempelopori gerakan kebangkitan nasional. Dua

orang guru lainnya yaitu Mas Karto Hadi Soebroto dan Mas Adimidjodjo turut

mendirikan perusahaan ini, masing-masing sebagai Direktur dan Bendahara. Bersama

R. Soepadmo dan M. Darmowidjodjo, kelima pendiri yang juga anggota O.L.Mij.

PGHB ini menjadi pemegang polis yang pertama.

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 memulai usahanya tanpa

modal. Pembayaran premi pertama oleh kelima tokoh tersebut dianggap sebagai

modal awal perusahaan, dengan syarat uang pertanggungan tidak akan dibayarkan

kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum berjalan tiga tahun penuh.

Para pengurus saat itu juga tidak mengharapkan honorarium, sehingga mereka

Gambar

Gambar Regresi...........................................................................
Gambar I.1. Kerangka Berpikir
Gambar II.1. Konsep Inti Pemasaran
Tabel III.1. Definisi dan Indikator Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komunikasi Sekolah, Budaya Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Kinerja Sekolah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kadar yang didapat juga memenuhi kebutuhan yang dianjurkan untuk dikosumsi sebesar, 0,7 g fosfor per hari untuk orang dewasa, atau sama dengan 10 - 20 % fosfor, dengan

Bank tergolong kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau Bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi

[r]

• RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan

Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada butir (1), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko melalui Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah

Ket: Apabila ruangan pada formulir tidak cukup, agar ditulis pada lampiran tersendiri dengan ditandatangani Direktur Utama/Penanggung Jawab dan stempel perusahaanV. Jumlah

Analisis data digunakan dengan menggunakan uji ANOVA dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh di pilihan mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik