• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN PAKARANJANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LENGKONG 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN PAKARANJANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LENGKONG 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH

GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN PAKARANJANG

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LENGKONG 01

KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian

Studi Strata Satu untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh SUSILO 6101911066

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ABSTRAK

Susilo, 2013, “ Upaya Meningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Pakaranjang Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kabupaten Tegal Tahun 2013.”. Skripsi, Jurusan Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I Drs. Tri Nurharsosno, M.Pd. Pembimbing II: Supriyono,S.Pd. M.Or.

Kata Kunci : Pembelajaran,Lompat Jauh,Permainan,Pakaranjang.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang pada siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kabupaten Tegal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar belajar dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang merupakan dasar untuk meningkatkan pembelajaran yang akan di hasilkan,dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; 4) refleksi; Subjek yang di gunakan sebanyak 28 siswa. Data diambil dengan kuesioner/angket dan tes tiap siklus.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang ternyata memenuhi kriteria Baik sekali sehingga dapat digunakan untuk siswa SD. Hal ini berdasarkan hasil analisis data dan observasi ahli pembelajaran pada Siklus 1, menunjukan rata-rata hasil belajar 74 dengan ketuntasan klasikal 64 %.Sedangkan hasil analisis data siklus 2 didapat rata-rata hasil belajar 77 dengan ketuntasan klasikal sebesar 96 %.dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran menunjukan rata-rata 73,57% setuju dengan pembelajaran dan yang menjawab sangat setuju menunjukan rata-rata 16,42 %,siswa yang tidak setuju hanya menunjukan 9,29 %,dan yang sangat tidak setuju hanya 0,71%.Hal ini menunjukan adanya peningkatan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok serta model pembelajaran ini sangat di senangi oleh anak didik .

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : SUSILO

NIM : 6101911066

Judul : Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Pakaranjang Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kabupaten Tegal Tahun 2013.

Hari : ... Tanggal : ...

Yang Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs.Tri Nurharsono,M.pd. Supriyono,S.pd,M.Or. NIP.19600429 198601 1 001 NIP.19720127 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan PJKR - FIK Universitas Negeri Semarang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : SUSILO

NIM : 6101911066

Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Jika di kemudian hari terbukti pernyataan ini saya salah, maka saya sanggup menerima sangsi sesuai hukum yang berlaku.

Semarang, Juli 2013

SUSILO

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : SUSILO

NIM : 6101911066

Judul : Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainan Pakaranjang Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kabupaten Tegal Tahun 2013

Pada Hari : Minggu Tanggal : 28 Juli 2013

Panitia Ujian

Ketua Sekertaris

Dr.H. Harry Pramono,M.Si. Agus Pujianto,S.Pd.M.Pd. NIP.19591019 198503 1 001 NIP.19730202 200604 1 001

Dewan Penguji

1. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd ( Penguji I ) (...) NIP.19610903 198803 1 002

2. Drs.Tri Nurharsono,M.pd. ( Penguji 2 ) (...) NIP. 19600429 198601 1 001

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 Kenikmatan dunia adalah sesuatu yang semu dan bersifat

sementara,Raihlah kenikmatan akhiratmu karena disanalah kehidupan yang nyata dan kekal abadi.

Berbicara tentang hal yang baik lebih utama daripada diam,dan diam akan lebih baik daripada berbicara buruk.(Ulama).

 Lebih mulia kesuksesan diraih hasil jerih payah sendiri daripada kesuksesan hasil kerja orang lain.

 Beranilah mencoba untuk maju

PERSEMBAHAN :

 Bunda dan Ayahanda tecinta.  Istri dan Anakku tercinta.  Saudara dan sobat karibku yang

bijaksana.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rasa rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan Untuk Kuliah di UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan Ijin penelitian

3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Drs.Tri Nurharsono,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Supriyono, S.Pd.M.Or. selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, motifasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.

5. Kepala SD Negeri Lengkong 01 yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

6. Setiyo Suci Julianto,S.Pd yang telah membantu dalam penelitian ini sebagai observer.

7. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

(8)

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga penulisan PTK ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Juni 2013

(9)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ………... 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1.2 Perumusan Masalah ………... 1.3 Tujuan Penelitian ………... 1.4 Manfaat Penelitian ………... 1.5 Pemecahan masalah ……... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ………...

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Urutan Pelaksanaan Lompat Jauh ... 18

2.2 Lapangan Permainan Pakaranjang ... 20

2.3 Kerangka Berfikir ... 21

3.1 Rencana Alur Penelitian ... 33

3.2 Lapangan Pakaranjang Siklus I ... 35

4.1 Grafik Kemampuan Guru Siklus I ... 43

4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 45

4.3 Grafik Tingkat Penguasaan Siswa Siklus I ... 46

4.4 Grafik Ketuntasan Klasikal Siklus II ... 48

4.5 Grafik Tingkat Penguasaan Siswa Siklus II ... 50

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Rencana Kegiatan Penelitian... 24

3.2 Kategori Tingkat Penguasaan siswa ... 25

3.3 Pedoman Penilaian Siswa ... 26

3.4 Arti Skor Penilaian ... 30

3.5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian ... 30

3.6 Indikator Keberhasilan Siswa ... 32

4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 44

4.2 Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Siswa Siklus I ... 46

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 49

4.4 Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Siswa Siklus II ... 50

4.5 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ... 51

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1.Usulan Tema Skripsi ... 59

2.Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing ... 60

3.Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Universitas ... 61

4.Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 62

5.Surat Keterangan Kepala Sekolah ... 63

6.Daftar Subyek Penelitian ... 64

7.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 65

8.Penilaian Afektif Siswa Siklus I ... 70

9.Penilaian Kognitif Siswa Siklus I ... 71

10.Penilaian Psikomotorik Siswa Siklus I ... 72

11.Hasil Belajar Siklus I ... 73

12.Lembar Pengamatan Tingkat Penguasaan Siswa Siklus I ... 74

13.Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 75

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 77

15.Penilaian Afektif Siswa Siklus II ... 82

16.Penilaian Kognitif Siswa Siklus II ... 83

17.Penilaian Psikomotorik Siswa Siklus II ... 84

18.Hasil Belajar Siklus II ... 85

19.Lembar Pengamatan Tingkat Penguasaan Siswa Siklus II ... 86

20.Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 87

21.Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ... 89

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik,neuromuskuler,intelektual dan emosional (Ateng 1993).Olahraga, atau yang lebih populer saat ini disebut pendidikan jasmani, menurut Rusli Lutan.2001 Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan.Pendidikan yang begitu luhur hanya akan dicapai setelah melalui masa yang cukup lama.Kegiatan olahraga sebagai bentuk olah tubuh khususnya bagi anak-anak di masa pertumbuhan seperti di Sekolah Dasar sangat perlu dibina, dibimbing dan diarahkan serta dilakukan dengan teratur agar pertumbuhan anak berjalan secara wajar dan teruji.Untuk mencapai tujuan tersebut,guru pendidikan jasmani harus merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak SD.Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,antara lain terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sarana dan prasarana pendukung proses pengajaran pendidikan jasmani ((Cholik Mutohir ).

(15)

pikiran bagi pelaku olahraga. Olahraga juga berarti memberikan perhatian pada proses latihan agar apa yang dilakukan bermanfaat baik fisik maupun psikis.

Memodifikasi sarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani SD,agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang.Dengan melakukan pembelajaran menggunakan sarana prasarana yang sangat terbatas di tambah dengan gaya mengajar yang monoton,menyebabkan anak tidak termotivasi untuk bergerak aktif dalam pembelajaran,anak cenderung bosan dan jenuh terhadap pembelajaran tersebut ,ketika anak sudah merasa jenuh dan tidak termotivasi untuk beraktivitas,gerakpun makin menurun akibatnya waktu gerak efektif per murid sangat rendah.dengan waktu efektif per menit rendah maka sulit untuk meningkatkan kebugaran jasmani maupun merangsang pertumbuhan.begitu pula dengan tujuan – tujuan pendidikan jasmani yang lain akan ikut sulit.(Cholik Mutohir :1995).Kesimpulannya banyak kelemahan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan fasilitas yang sangat terbatas dan dengan mengajar yang monoton,yaitu : kurang memberikan motivasi kepada anak didik terhadap materi pembelajaran,yang menyebabkan anak malas untuk bergerak aktif dalam materi pembelajaran dan ahirnya tujuan pendidikan jasmani akan sulit di capai.

(16)

sehingga pembelajaran pendidikan jasmani di SD dapat di lakukan secara intensif sekaligus efektif.

Setiap pembelajaran jasmani memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan, percaya diri,serta sarana dan prasarana yang menunjang agar hasilnya bisa maksimal sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pembelajaran pencak silat, karate, sepak bola,sepak takrow,bola basket dan cabang olah raga yang lain juga memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang lompat jauh, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, percaya diri dan harus ada sarana dan prasarana yang menunjang dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD.

Berangkat dari itu semua Proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah dasar Negeri Lengkong 01 terutama dikelas IV, merupakan kelas yang dimana siswanya merupakan anak dalam masa perkembangan dalam belajar,dimana proses pembelajaran berlangsung monoton dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok tanpa adanya pendekatan lain dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh ini,akibatnya ketika pembelajaran lompat jauh gaya jongkok anak cenderung merasa takut dan bosan sekaligus anak tidak termotivasi untuk bergerak dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.akibatnya pelaksanaan pembelajaran lompat jauhpun mengalami masalah dalam proses pengajaran sehingga pembelajaran yang di lakukan selama ini jauh dari apa yang manjadi tuntutan kurikulum.

(17)

dan juga sistem pengolahan tanah pertanian juga masih menggunakan cara – cara tradisional.tingkat pendidkan yang masih rendah dan pemahaman tentang belajarpun masih monoton dalam arti yang namanya belajar disini peneliti akan menjelaskan sedikit pandangan masyarakat tentang belajar olahraga mereka menganggap belajar olahraga kalau belum bermain sepakbola berarti belum olahraga dilihat dari segi itu saja sudah kelihatan permasalahan di lingkungannya.Halaman sekolah tergolong sempit hanya berukuran P =20 meter ,Lebar = 6 Meter,di halaman tersebut terdapat bak lompat jauh dengan kondisi yang sangat memperihatinkan yaitu bak pasir dengan panjang 3 meter dan lebar 1,5 meter dan di halaman itulah selama ini materi lompat jauh di perkenalkan dan sekaligus siswa di perkenalkan gerakan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok tapi pengajaran yang selama ini berjalan monoton tanpa adanya variasi lain dalam pembelajaran. akibatnya anak kurang termotivasi untuk bergerak sedangkan tujuan dari pendidikan jasmani adalah mengaktifkan anak didik untuk bergerak melalui materi pembelajaran untuk mencapai tuntutan kurikulum.pelaksanaan pembelajaran lompat jauhpun mengalami masalah dalam proses pengajaran.kibatnya tujuan pendidikan jasmani di SD Negeri Lengkong 01 tidak optimal yaitu masih banyak anak yang jauh di bawah standar KKM,yaitu ketuntasan klasikal siswa hanya sekitar 28% dengan rata – rata hasil belajar siswa 69 dari 28 siswa.

Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mencoba menerapkan salah satu media pembelajaran lompat jauh yaitu ‘”melalui permainan pakaranjang

(18)

pendekatan permainan ini anak akan lebih termotivasi untuk bergerak karena bagi anak bermain merupakan kebutuhan selayaknya kebutuhan makan,minum,tidur dan kebutuhan lainnya.Model pembelajaran melalui permainan lompat lingkaran berjenjang,siswa dapat dengan murah,mudah,menarik dan menyenangkan dalam mengikuti proses pembelajaran lompat jauh dibandingkan dengan penggunaan metode lama, sehingga akan terhindar dari rasa susah,bosan maka timbul kesenangan dan rasa percaya diri yang menuju pada perubahan dan perbaikan sesuai yang diharapkan.

Adapun yang menjadi dasar penulis dalam melakukan penelitian tindakan ini sesuai dengan ilmu perkembangan yang penulis ketahui diantaranya:

Terminologi dalam perkembangan gerak. Ada beberapa istilah dalam perkembangan gerak yang perlu dijelaskan pengertiannya yaitu istilah-istilah :1. Pertumbuhan (growth,)2. Perkembangan (development)3. Kematangan (maturation).(Sumber:Interaksi Belajar mengajar Depdiknas 2004).Pertumbuhan

adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan urutan, misalnya mengenai pertumbuhan fisik.

Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh semakin bisa dikendalikan sesuai dengan fungsiya masing-masing. Perkembangan gerak pasti terjadi dengan memberikan media latihan fisik yang disesuaikan dengan tingkat keberanian, kesenangan sehingga timbul kepercayaan diri secara bertahap.

(19)

terjadinya masa-masa sensitif untuk munculnya atau berkembangnya perilaku baru. Proses belajar akan meyempurnakan penguasaan perilaku yang munculnya dalam proses kematangan.

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas,maka rumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana upaya Meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang dapat meningkatkan prestasi anak dalam pembelajaran ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) yaitu sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan yang hasilnya dapat di manfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum,pengembangan sekolah,penembangan keahlian mengajar dan sebagainya.(Mc Niff dalam Suroso 2009:19).Susilo ( 2009 :16 ) memberikan definisi tentang PTK,Bahwa PTK sebagai bentuk penelitian yang di lakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar,dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

(20)

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sangat penting sekali dalam rangka memecahkan permasalahan yang sedang dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Lengkong 01 Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

Yang mana PTK ini mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang.

2) Meminimalkan kesulitan belajar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang dapat disenangi siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui dan melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok yang benar tanpa harus takut dan sukar menggunakan media pembelajaran lompat jauh.

1.4.2 Bagi Guru

Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang disesuiakan dengan biasaan siswa juga dapat membuat pengajaran lompat jauh lebih kreatif efektif dan efisien serta melalui permainan pakaranjang bisa menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan pendekatan yang lainya dalam cabang pendidikan jasmani dan kesehatan lainya.

(21)

Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berdampak terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru,sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.

1.5 Pemecahan Masalah

Berdasarkan kajian pembahasan masalah yang di hadapi maka peneliti menggunakan suatu metode permainan pakaranjang yang di harapkan dapat mengatasi permasalahan yang sedang di alami oleh siswa SD Negeri Lengkong 01 kecamatan Bojong kabupaten Tegal mengenai masalah pembelajaran lompat jauh gaya jongok.Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Metode Demonstrasi

yaitu Suatu proses pembelajaran terhadap siswa dengan cara seorang guru yang mempunyai keahlian tertentu untuk memperagakan suatu rangkaian gerakan berurutan dari awal sampai dengan akhir gerakan yang dilakukan dihadapan siswa, kemudian semua siswa mengamati setelah itu siswa diberi kesempatan untuk melakukan gerakan seperti yang telah diperagakan oleh guru secara kontinyu berulang-ulang sampai anak dapat melakukan seperti yang dipraktekkan oleh gurunya.Dalam kasus ini,seorang guru mendemonstrasikan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan permainan pakaranjang.

1.5.2 Pendekatan bermain

(22)

menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah. Perkembangan sosial bisa dilihat dari hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan kepentingan orang lain.

Melalui permainan ini sebenarnya mereka sedang menciptakan pengalaman, dan dengan bermain sebenarnya mereka sedang belajar.Dalam kaitannya dengan pembelajaran lompat jauh di sekolah dasar ini,melalui pendekatan bermain karena dengan bermain. Jadi prinsipnya belajar sambil bermain.karena bermain merupakan kebutuhan bagi anak selayaknya mereka membutuhkan makan,minum,tidur, dan belajar (Lutan:1997).Bermain identik dengan rekreasi dan bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi yang paling digemari oleh kalangan anak – anak(Torkildsen George :1999).

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Hakekat Belajar

Menurut pendapat tradisional belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Sedangkan pendapat ahli pendidikan modern belajar adalah sesuatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dari dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara –cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Menurut Gagne (1984) istilah belajar mengandung pengertian suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat dari pengalaman.Belajar adalah suatu aktivitas untuk menghasilkan perubahan pada diri individu.perubahan yang diharapkan itu berupa kemampuan-kemampuan baru dalam memberikan respon terhadap stimulus yang diterima.(Masyhuri HP1990)

(24)

seorang guru adalah mengusahakan agar siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.Pada hakekatnya Alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang masa,maka pengertian sumber belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.

Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun , meliputi unsur – unsur manusiawi,materiel,fasilitas,perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran dapat dibagi ke dalam lima bagian : (Intelectual skill, cognitive strategy, motor skill, dan attitude ). Gagne menekankan pentingnya kondisi

internal dan kondisi eksternal dan suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat diterima. Gagne (1985:89). John Dewey “Learning by doing” didukung

oleh Rouseau, Pestalozi, Frobel dan Montesory, mengemukakan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar adalah aktivitas jasmani maupun mental yang digolongkan dalam 4 hal :1) Aktivitas Visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi,2)Aktivitas Lisan (Oral Activitis), seperti

bercerita, membaca sajak, Tanya jawab, diskusi menyanyi,3) Aktivitas Gerak

(Motoric Actifitis), seperti senam, atletik, menari dan melukis,4)Aktivitas

Mendengarkan (Listening Activities) mendengarkan penjelasan guru dan

(25)

Pada hakekatnya dunia anak adalah dunia bermain,bagi anak bermain adalah kebutuhan Jadi prinsipnya belajar sambil bermain.karena bermain merupakan kebutuhan bagi anak selayaknya mereka membutuhkan makan,minum,tidur, dan belajar (Lutan:1997).Bermain identik dengan rekreasi dan bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi yang paling digemari oleh kalangan anak – anak(Torkildsen George :1999).

Ketepatan penggunaan media pembelajaran dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat dan bakat siswa untuk menerima pelajaran dan tidak membosankan dalam mengikuti pelajaran olahraga di lapangan.Sebagai media untuk mempermudah prose pembelajaran,yang nantinya tumbuh kesenangan dan percaya diri, siswa diarahkan secara beragam dan bertahap untuk lebih mampu menghadapi setiap rintangan mulai dari terendah sampai standar tertinggi.Karena pada dasarnya pendidikan jasmani dan olah raga di Sekolah dasar memiliki tujuan utama yaitu membantu peserta didik agar meningkat keterampilan gerak mereka disamping itu agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas sehingga diharapkan mereka memiliki fundasi atau dasar pengembangan ketrampilan gerak,pemahaman kognitif,afektif dan psikomotorik menjadi terbangun sehingga dewasa kelak menjadi manusia yang sehat dan segar jasmani maupun rohaninya serta berkepribadian yang mantap.semua itu dapat diperoleh apabila kita rajin belajar dan mau mencoba dan tidak takut salah karena manusia yang baik adalah manusia yang bisa belajar dan mau memperbaiki diri dari kesalahan yang telah diperbuatnya terdahulu.

(26)

Karakteristik Anak Usia Antara 10-12 tahun yaitu :1)Menyenangi permainan aktif ,2)Minat terhadap olahraga kompetitif dan permainan meningkat,3)Rasa kebanggaan akan keterampilan yang dikuasai tinggi ,4)Mencari perhatian orang dewasa,5)Pemujaan kepahlawanan tinggi ,6)Mudah gembira, kondisi emosionalnya tidak stabil,7)Mulai memahami arti akan waktu dan ingin mencapai sesuatu pada waktunya.

(Sumber:www.Karakteristik_Psikologis_dan_Sosial_Anak_Sekolah.com) Dari teori – teri belajar yang sudah di paparkan di atas maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa Proses pembelajaran harus merujuk pada teori belajar yaitu

pembelajaran (PAIKEM) Pembelajaran aktif,inovatif,kreatif,efektif,dan

menyenangkan.Sehingga proses belajar mengajar bisa mencapai tujuan.

2.2.Faktor – faktor yang mempengaruhi pembelajaran.

(27)

Kapasitas dasar.Kesehatan jasmani merupakan subfaktor situasi belajar oleh karena itu pendidikan jasmani sangatlah penting.menurut (Cholik Mutohir,1992) Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong,membangkitkan,mengambangkan,dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,perlombaan / pertandingan dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi,kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

2.3 Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu cabang atletik dimana penilaiannya di dasarkan pada jauhnya kita menapakan kaki pada sebuah bidang yang telah ditentukan. (http/aadesanjaya.blogspot.com/2011/09/lompat jauh-pengertian-teknik-faktor.htm. carapedia.com >home>olahraga)

Lompat jauh sudah di kenal sejak tahun 708 SM yaitu dalam kegiatan olimpik kuno di Greece,menurut catatan tersebut, lompatan terjauh 7,05 m di buat oleh Chionis.bagaimanapun,teknik dan cara lompatan yang dibuat amat berlainan dengan yang di buat kini.dan olimpik modern dihidupkan pada tahun1896 sejak rusaat itu cabang lompat jauh terima sebagai salah satu olahraga dalam kebanyakan kejuaraan di berbagai peringkat di dunia.

(http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/08/lompat-jauh.html)

(28)

melakukannya dengan baik.teknik lompatan dan peraturannya perlu di pelajari dengan penuh minat yang tinggi.

Rekor lompatan terjauh yang pada suatu masa dahulu di ramakan bakal menjadi rekor telama kini sudah diperbaiki,kejayaan Amerika Serikat Bob Beamon dengan lompatan sejauh 8,90 meter dalam sukan Olimpik tahun 1968 di Mexico telah dipecahkan oleh seorang lagi peserta Amerika Serikat yaitu Mike Powell dengan lompatan sejauh 8,95 meter.ini menunjukan bahwa sebagai rekor tidak mungkin ia dapat diperbaiki oleh peserta kemudiannya.semua ini disebabkan adanya latihan ,pembaharuan teknikdan kezamanan yan tinggi dari peserta itu sendiri.

Dalam lompat jauh ada berbagai gaya yaitu : 1)Gaya menggantung (schepper/hang style),2)Gaya berjalan di udara (walking on the air),3)Gaya

jongkok(tack).

2.4 Teknik Dasar lompat jauh

Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan (http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/08/lompat-jauh.html).

Adapun tinjauan secara teknis pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu:

2.4.1 Awalan atau ancang -ancang

(29)

untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang – ancang diperlukan program latihan yang baik.

Cara melakukan ancang – ancang adalah sebagai berikut :1)Lari ancang – ancang tergantung kemampuan masing – masing,2)Tambah kecepatan lari dikit demi sedikitsebelum bertumpu,3)Pinggang diturunkan sedikit pada satu langkah ahir ancang – ancang.

2.4.2 Tumpuan atau tolakan

Tumpuan merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurna,badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari / ancang – ancang,tumpuan harus kuat ,cepat dan aktif,keseimbangan harus dijaga supaya jangan oleng / goyang,berat badan sedikit di depan titik tumpu.

Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut :

1)Ayunkan paha dan kaki ke posisi horizontal dan dipertahankan,2)Luruskan sendi mata kaki ,lutut,dan pinggang pada waktu melakuakn tolakan bertolaklah kedepan dan ke atas,3)Sudut tolakan 45 derajat.

2.4.3 Melayang di udara

Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.dan pada tahap inilah gaya apa yang akan di perlihatkan.

(30)

Cara melayang di udara dengan gaya menggantung yaitu waktu menumpu kaki ayun di biarkan tergantung lurus,badan tegakkemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong kedepan yang kemudian ke dua lengan direntangkan ke atas.

Cara melayang dengan gaya berjalan di udara yaitu

Waktu menumpu kedua kaki di agkat keatas dan di buka lebar dan di langkah kan seakan – akan melangkah di udara.

2.4.4 Mendarat

Dari semua rangkaian lompat jauh mulai dari awalan,tolakan,melayang,semua gerakan tersebut punya teknik dasar yang harus diperhatiakan,tak beda dengan gerakan pendaratan,gerkan pendaratan harus dua kaki,yang harus di perhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan di ikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh kebelakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.untuk menghindari pendaratan pantat,kepala ditundukan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir dan sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat serta lutut harus mengeper saat pendaratan.

Gambar 2.1 .urutan skema pelaksanaan lompat jauh

(31)

2.5 Media Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Permainanan Pakaranjang

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

”medium”yang secara harafiah berarti pengantar atau perantara sedangkan makna

umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.Didalam dunia pendidikan juga sering kita dengar yang namanya media pendidikan tentu saja media ini digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan,apabila dibandingkan dengan media pembelajaran ,maka media pendidikan sifatnya lebih umum.Olehkarena itu tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran ,tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.Menurut Scramm(1985)didalam bukunya Arisanto Rahadi:18,media dibagi menjadi dua golongan yaitu:media besar (media yang mahal dan kompleks ) dan media kecil ( media sederhana dan murah ).

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan media pembelajaran yang termasuk media kecil yaitu menggunakan permainan pakaranjang untuk bisa melompat dan melayang di udara tanpa rasa takut,yang ada rasa senang karena di rancang dengan pendekatan bermain.

(32)

Disini penulis akan menggunakan permainan lompat lingkaran berjenjang atau pakaranjang sebagai alat bantu dalam penguasaan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok karena didalamnya ada unsur yang dapat meningkatkan daya ledak tungkai.

Lompat lingkaran berjenjang (Pakaranjang) yaitu permainan dengan menggunakan lingkaran dengan diameter lingkaran 50 cm dari satu lingkaran dengan lingkaran lain berjarak makin meningkat atau makin berjenjang makin banyak lingkaran makin jauh jarak anatar lingkaran,di mulai dengan jarak 50 cm meningkat 75 cm dan begitu seterusnya dengan kelipatan 25 cm jarak antar lingkaran samapai ke lingkaran yang terjauh.

Bagi anak-anak kegiatan bermain selalu menyenangkan. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual,emosi dan sosial. Perkembangn secara fisik dapat dilihat saat bermain. Perkembangan intelektual bisa dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah. Perkembangan sosial bisa dilihat dari hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan kepentingan orang lain.

(33)

Gambar 2.2.Lapangan Permainan Pakaranjang 2.6 Kerangka Berfikir

Dengan pendekatan permainan pakaranjang di harapkan akan lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sehingga gerak dasar lompat jauhpun optimal sesuai harapan.

Maka terdapat suatu gagasan atau pendapat dari penulis.Gagasan tersebut bila disajikan akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :

50 cm

(34)

Gambar 2.3.Kerangka Berfikir

2.7 Hipotesis

Pengertian hipotesis sebagaimana menurut (Fraenkel dan Wallen 1990), yaitu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.Hipotesis belum tentu benar, benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.Menurut Nana Sujana (1990) Hipotesis adalah

Kondisi awal tindakan Kondisi akhir

(35)

pendapat yang kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran pendapat perlu diuji dan dibuktikan.

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Tindakan Kelas (Action Research)

3.2 Subyek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dengan jumlah 28 siswa terdiri dari 19 putri dan 9 putra.

3.3 Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini,obyek yang diteliti adalah penerapan pendekatan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang (lompat lingkaran berjenjang)sebagai upaya untuk meningkatakan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

3.4 Lokasi Penelitian

(37)

3.5. Waktu Penelitian

Penelitian Tidakan Kelas ini dilaksanakan pada Semester Genap tahun pelajaran 2012/2013 yaitu :

Siklus 1 : Hari Senin , 29 April 2013 Siklus 2 : Hari Senin , 13 Mei 2013

Tabel 3.1.Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2013 Keterangan

Maret April Mei Juni 1. Persiapan f.Pengajuan Izin Penelitian √ 2. Pelaksanan Siklus 1

a.Pembuatan RPP √

b.Pelaksanaan Tindakan √

c.Pengumpulan Data √

d.Analisis dan Refleksi √

3. Pelaksanan Siklus 2

a.Pembuatan RPP √

b.Pelaksanaan Tindakan √

c.Pengumpulan Data √

d.Analisis dan Refleksi √

4. Penyusunan Laporan

Penulisan Laporan √

3.6 Instrumen Pengumpulan Data.

(38)

(Yupyonline.blogspot.com/2012/03/Pengertian Instrumen).

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa teknik yaitu :

1)Observasi yaitu mengamati penguasaan siswa terhadap pembelajaran,yaitu dengan kategori sebagai berikut :

Tabel.3.2 Kategori Tingkat Penguasaan Siswa

Kategori Tingkat Penguasaan Interval Nilai

Sangat Baik 90 – 100

Baik 80 – 89

Cukup 70 – 79

Kurang 60 – 69

Sangat Kurang < 60

2)Pengambilan data melalui aspek afektif,ada 5 indikator yang diamati yaitu : kehadiran,bersemangat dalam mengikuti pelajaran,kedisiplinan,ketertiban dan sportifitas,keaktifan dalam pelajaran.

3)Pengambilan data melalui aspek kognitif yaitu: menjawab pertanyaan dari guru 4) Pengambilan data dari aspek Psikomotorik yaitu : dengan mengamati gerak

(39)

5)Dokumentasi yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data kuantitatif merupakan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes pada tiap siklusnya.Adapun sebagai dasar untuk menilai siswa peneliti menggunakan pedoman penilain sebagai berikut :

Tabel.3.3 Pedoman Penilaian Siswa Aspek Kognitif

Skor Kriteria Skor

No Indikator Penilaian 1. Menjawab

pertanyaan

10 Siswa menjawab benar10 pertanyaan 9 Siswa menjawab benar 9 pertanyaan 8 Siswa menjawab benar 8 pertanyaan 7 Siswa menjawab benar 7 pertanyaan 6 Siswa menjawab benar 6 pertanyaan 5 Siswa menjawab benar 5 pertanyaan 4 Siswa menjawab benar 4 pertanyaan 3 Siswa menjawab benar 3 pertanyaan 2 Siswa menjawab benar 2 pertanyaan 1 Siswa menjawab benar 1 pertanyaan Aspek Afektif

1. Kehadiran 4 Jika siswa datang tepat waktu 3 Jika siswa datang telat 1-5 menit 2 Jika siswa datang telat 5-10 menit

(40)

2. Bersemangat dalam mengikuti pelajaran

4

Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga selalu memperhatikan penjelasan dari guru serta mengikuti pelajaran dengan tenang dan tidak pernah dengan sengaja meninggalkan pelajaran dan patuh kepada tugas guru

3

Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga selalu memperhatikan dan tidak pernah dengan sengaja meninggalkan pelajaran, namun sering membuat gaduh di dalam kelas

2

Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga hanya diam dan tidak memperhatikan, terkadang dengan sengaja mengabaikan tugas guru

1

Siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga tidak memperhatikan, sering membuat gaduh di dalam kelas dan terkadang dengan sengaja meninggalkan pelajaran sekaligus mengabaikan tugas guru

3. Kedisiplinan 4 Siswa berpakaian seragam olahraga lengkap 3 Siswa hanya mengenakan kaos seragam sekolah

saja

2 Siswa hanya memakai kaos tapi bukan kaos seragam sekolah

1 Siswa tidak memakai kaos olahraga 4. Sportifitas dan

Ketertiban 4

Siswa patuh pada peraturan dan mau menunggu giliran dengan tertib

3 Siswa patuh kepada peraturan saja

2 Siswa terkadang tidak bisa patuh pada peraturan 1 Siswa tidak mempedulikan peraturan sama sekali 5. Keaktifan dalam

pelajaran 4

(41)

pembelajaran

3

Siswa tertarik mempelajari materi sehinga siap dalam mengikuti pelajaran, tetapi kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran

2

Siswa kurang tertarik mempelajari materi sehingga kurang siap dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran

1

Siswa tidak tertarik mempelajari materi sehingga tidak siap dan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Aspek Psikomotorik 1. Awalan

4 Siswa dapat melakukan awalan dengan berlari dengan langkah kaki yang teratur

3 Siswa hanya dapat melakukan lari saja tanpa memperhatikan keseimbangan badan

2 Siswa melakukan awalan dengan cara berjalan

1 Siswa tidak dapat melakukan awalan 2. Tolakan

4

Siswa dapat melakukan tolakan dengan salah satu kaki yang terkuat dengan posisi badan agak condong kedepan

3

Siswa dapat melakukan tolakan dengan salah satu kaki dengan posisi badan terlalu condong kedepan

2 Siswa melakukan tolakan dengan kedua kaki posisi badan sedikit condong kedepan

1 Siswa tidak dapat melakukan tolakan 3. Melayang/gaya

4

Siswa dapat melakukan gerakan melayang dengan posisi kaki jongkok/ditekuk badan condong kedepan

(42)

dengan posisi kaki ditekuk posisi badan condong kebelakang

2 Siswa dapat melakukan gerakan melayang dengan kaki lurus

1 Siswa tidak dapat melakukan gerakan melayang

4. Mendarat

4

Siswa dapat melakukan pendaratan dengan kedua kaki dengan lutut sedikit ditekuk,tangan kedepan serta badan dicondongkan kedepan

3

Siswa dapat melakukan gerakan mendarat dengan lutut sedikit ditekuk dengan posisi tangan kebelakang

2

Siswa dapat melakukan pendaratan dengan posisi berdiri dengan posisi tangan kebelakang

1 Siswa tidak dapat melakukan gerakan mendarat

Nilai Kognitif / Pengetahuan : Nilai Afektif / Respon :

Nilai Psikomotor :

Nilai Ahir :

(43)

AKG(Aktivitas Kemampuan Guru) I dan II.Dengan rentangan skor 1 s/d 5,adapun keterangan skor penilaian sebagai berikut :

Tabel.3.4 Arti Skor Penilaian

Skor Keterangan Skor

Di dalam penelitian ini ada beberapa indikator yang akan dinilai sebagai bahan untuk melihat berhasil dan tidaknya penelitian ini.

Berikut kisi-kisi pada lembar pengamatan :

Tabel.3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Aspek Penilaian Indikator InstrumenBentuk

Hasil

Kognitif Menilai siswa berdasarkanpertanyaan yang berkaitan dengan materi lompat jauh

Unjuk kerja

Afektif

Menilai siswa berdasarkan aspek

disiplin,kehadiran,semangat dan keberanian

Angket dan unjuk kerja

Psikomotorik Menilai siswa berdasarkanunjuk kerja yang dilakukan siswa dalam melakukan lompat jauh

(44)

3.7 Analisa Data.

Analisis yang dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap efektivitas pembelajaran dan hasil belajar,dengan langkah sebagai berikut :

1) Melakukan Reduksi,yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang dikumpulkan.

2) Melakukan Interpretasi,yaitu menafsirkan yang dirumuskan dalam pernyataan.

3) melakukan Inferensi,Yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini mengalami peningkatan.

4) Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah perbaikan siklus. 5) Pengambilan kesimpulan.

ada dua variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu :

1) Variabel kemampuan siswa melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok tanpa menggunakan permainan pakaranjang,

2) Variabel kemampuan siswa melakukan teknik dasar lompat jauh dengan melalui permainan pakaranjang.

(45)

Peserta didik dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal sama dengan KKM(70),secara klasikal dikatakan tuntas belajar,jika jumlah peserta didik yang tuntas mencapai 80 %.Dengan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut :

PK : × 100%

Nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

∑ N ∑n

Penelitaian ini dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan penelitian dapat terlampaui.

Tabel.3.6 Indikator Keberhasilan Penelitan

No Indikator Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Nilai Rata – Rata Hasil Belajar 69 70 72

2 Prosentase Ketuntasaan Klasikal 28 % 70% 80%

Kreteria ketuntasan minimal SD Negeri Lengkong 01 untuk siswa kelas IV ini yaitu 70,teman sejawat akan mengobservasi aktivitas kemampuan guru /

∑T

∑n

Keterangan :

PK : prosentase ketuntasan

∑ T: jumlah peserta didik yang tuntas

∑n : jumlah peserta didik satu kelas

RK =

Keterangan :

RK : Nilai rata-rata kelas

∑ N: Jumlah nilai peserta didik satu kelas

(46)

peneliti selama kegiatan belajar mengajar karena keberhasilan penelitian (Aktivitas Belajar) ini juga tidak lepas dari peran guru atau pendidik.

Dalam prakteknya penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat langkah yaitu :

1)Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan(planning),2)Melaksanakan

tindakan (getting) ,3)Pengamatan tindakan(observing),4)Merefleksikan hasil

pengamatan(reflecting).Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan siklus. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Dr.H Wibawa Basuki, (2004).

Alur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan dengan skema berikut ini :

Gambar 3.1 Rencana alur penelitian planning

getting reflecting

getting observing

reflecting

planning

observing

(47)

3.8 Deskripsi persiklus

3.8.1 Pelaksanaan Siklus I 3.8.1.1 Perencanaan (Planning )

Dalam tahap perencanaan ini peneliti melakukan serangkaian Kegiatan yang akan dilaksanakan.Kegiatan ini sebagai langkah yang akan ditempuh untuk memecahkan masalah,langkah inilah sebagai upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok selama ini.Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pembelajaran 2) Menyusun Lembar Observasi

3) Mempersiapakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM 4) Merancang Tugas Yang akan diberikan

5) Menentukan teman sejawat sebagai observer. 3.9.1.2 Pelaksanaan

Penulis melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pra KBM

Mempersiapkan media yang akan digunakan,mengkondisikan siswa. 2) Kegiatan awal

Mengadakan pemanasan,kemudian mengadakan apersepsi pengenalan macam-macam teknik dasar lompat jauh gaya jongkok dengan permainan pakaranjang.Menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa.

(48)

Dalam kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melaui permainan pakaranjang (lompat lingkaran berjenjang) kegiatannya adalah sebagai berikut :

1)Lompat dengan tolakan satu kaki tanpa awalan yaitu : Siswa barisan paling depan melakukan lompatan dari lingkaran pertama ke lingkaran kedua dengan tolakan satu kaki dan mendarat dengan tumpuan dua kaki tanpa menggunakan awalan secara bolak balik ,Setelah sampai di barisan semula siswa melakukan tos dengan temannya yang ada di barisan belakangnya dan kemudian temannya melakukan kegiatan tersebut dan begitu seterusnya.

Gambar.3.2 siswa melakukan lompat jauh bolak balik tanpa awalan dengan tolakan satu kaki

2)Lompat dengan tolakan dua kaki yaitu :Siswa barisan paling depan melakukan lompatan dari lingkaran pertama ke lingkaran kedua dengan tolakan dua kaki dan mendarat dengan tumpuan dua kaki tanpa menggunakan awalan secara bolak balik,Setelah sampai di barisan semula siswa melakukan tos dengan temannya yang ada di barisan belakangnya dan kemudian temannya melakukan kegiatan tersebut dan begitu seterusnya.

siswa siswa

siswa

(49)

Gambar.3.3 siswa melakukan lompat jauh bolak balik tanpa awalan dengan tolakan dua kaki

3)Langkah jingkat menggunakan tiga lingkaran tanpa awalan yaitu :Siswa barisan paling depan melakukan langkah jingkat dari lingkaran pertama ke lingkaran kedua di lanjut ke lingkaran ketiga dengan tolakan satu kaki tanpa menggunakan awalan secara bolak balik dan saat kembali melompat dengan tolakan dua kaki.

Setelah sampai di barisan semula siswa melakukan tos dengan temannya yang ada di barisan belakangnya dan kemudian temannya melakukan kegiatan tersebut dan begitu seterusnya.

Gambar.3.4 siswa melakukan langkah jingkat

siswa siswa

siswa

siswa

siswa siswa

siswa

(50)

4)Dengan awalan tiga langkah melompat dengan tolakan satu kaki menggunakan seluruh lingkaran yaitu :Barisan siswa paling depan melakukan lompatan di awali dengan awalan tiga langkah kemudian melompat dengan tolakan satu kaki dan harus melewati seluruh lingkaran sampai pada lingkaran terahir dan kembali lagi dengan tolakan dua kaki sampai pada titik awal.Kemudian barisan selanjutnya melakukan kegiatan tersebut setelah ditandai dengan tos dengan telapak tangan temannya.

Gambar.3.5 siswa melakukan lompat jauh bolak balik dengan awalan tiga langkah berangkat dengan satu kaki tolak dan pulang

dengan dua kaki tolak

5)Melakukan permainan pakaranjang(lompat lingkaran berjenjang)

(51)

Gambar.3.6 siswa melakukan permainan pakaranjang (Lompat Lingkaran Berjenjang)

4) Kegiatan Akhir

Siswa dengan bimbingan Guru melakukan gerakan dasar lompat jauh sesuai dengan media pembelajaran.Siswa melakukan tes Praktek.Hasil tes diamati guru dan dianalisis.sebagai dasar untuk melaksanakan siklus berikutnya.

3.8.1.3 Observasi

Observasi oleh ahli penjas yang dilakukan oleh Setiyo Suci Juliyanto S.Pd sebagai teman sejawat dengan biodata sebagai berikut :

Nama : Setiyo Suci Julianto,S.Pd

NIP : 19820720 200801 1 004

Unit Kerja : SD Negeri Lengkong 01 Pendidikan Terahir : S I PJKR UNNES

Hasil pengamatan dicatat dalam lembar yang telah dipersiapkan.Selain mengamati proses pembelajaran juga mengamati hasil tes praktek siswa.

3.8.1.4 Refleksi

(52)

berguna untuk mengetahui kekurangan /kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran yang dilaksanakan.Refleksi digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengubah strategi yang lebih baik lagi pada pelaksanaan siklus berikutnya.

3.8.2 Pelaksanaan siklus II 3.8.2.1 Perencanaan

Dalam tapan perencanaan ini peneliti melakukan serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan.Kegiatan ini sebagai langkah yang ditempuh untuk memecahkan masalah,langkah inilah sebagai upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.Adapun Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pembelajaran,2) Menyusun Lembar Observasi,3) Mempersiapakan media pembelajaran yang akan digunakan dalam KBM,4) Merancang Tugas Yang akan diberikan,5) Menentukan teman sejawat sebagai observer.

3.8.2.2 Pelaksanaan

Penulis melaksanakan kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pra KBM

Mempersiapkan media yang akan digunakan,mengkondisikan siswa. 2) Kegiatan awal

(53)

3) Kegiatan inti

Memvariasi permainan pakaranjang(lompat lingkaran berjenjang) dengan memperbanyak lingkarannya,si anak harus melewati seluruh lingkaran ,yaitu si anak harus sampai di lingkaran yang paling ujung yaitu lingkaran nomor tujuh,bagaimanapun caranya,bisa lewat lingkaran A langsung lingkaran kedelapan .kalau yang tidak bisa lewat lingkaran A,dengan di fasilitasi lingkaran yang berjarak cuma 70 cm anatar lingkaran tetapi harus memutar dengan melewati seluruh lingkaran dengan nomor lingkaran yang urut untuk menuju titik awal.dengan tujuan supaya si anak lebih banyak lagi berlatih menolak untuk kekuatan daya ledak tungkai.

Gambar.3.7 Lapangan pakaranjang yang telah divariasi

4) Kegiatan Akhir

Siswa dengan bimbingan Guru melakukan teknik dasar lompat jauh sesuai dengan media pembelajaran.Siswa melakukan tes Praktek.Hasil tes diamati guru

3

1 2 4 A 8

11

1 10

9 5

6

(54)

dan dianalisis.dari hasil pengamatan dan analisis dipandang cukup dan tidak dilaksanakan siklus III.

3.8.2.3 Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer.Pada kegiatan pembelajaran dilakukan tehadap guru dan siswa.Hasil pengamatan dicatat dalam lembar yang telah dipersiapkan.Selain mengamati proses pembelajaran juga mengamati hasil tes praktek siswa.

3.8.2.4 Refleksi

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Siklus I

Hal penting dari suatu penelitian adalah akan dikembangkan suatu model yang mampu mengatasi masalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang ada selama ini,sehingga hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dapat meningkat. Perbaikan pembelajaran Siklus I merupakan usaha perbaikan pembelajaran dari hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan sebelumnya.Perbaikan pembelajaran pada siklus I ini sudah menggunakan pendekatan bermain pakaranjang(lompat lingkaran berjenjang).

Berdasarkan permasalahan penelitian yaitu bagaimana upaya meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalaui permainan pakaranjang pada siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 tahun 2013.Dalam pelaksanaan siklus I peneliti di amati oleh ahli penjas yang tercatat dalam lembar aktivitas kemampuan guru / peneliti,Ada 10 aspek yang diamati oleh observer pada pelaksanaan siklus I,adapun hasil yang tercatat dalam lembar aktivitas kemampuan guru memperoleh skor rata-rata 3,8 atau dalam kategori cukup.Hasil pengamatan aktivitas kemampuan guru (tercatat dalam lampiran 13).

(56)

Gambar.4.1 Aktivitas Kemampuan Guru Pada Siklus I

Data diatas menunjukan bahwa kemampuan guru / peneliti dalam pembelajaran lompat jauh melalui permainan pakaranjang pada siklus I hampir mencapai kategori baik.

(57)

%,cukup 9 siswa 32%,kurang 3 siswa 11%,dan 6 siswa 21 % sangat kuarang.(tercatat dalam lampiran 10).Nilai akhir siswa pada siklus I mencapai rata-rata 75,dengan nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 59 dengan siswa yang tuntas hanya 18 siswa dengan tingkat ketuntasan klasikal hanya mencapai 64 %,(dalam lampiran 11)sedangkan siswa yang masih dibawah KKM ada 10 siswa atau 36 % belum tuntas karena pada siklus I belum mencapai target yaitu mencapai ketuntasan klasikal diatas 80 % maka akan diperbaiki pada siklus II.untuk lebih jelasnya tentang hasil penelitian permainan pakaranjang ini pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel.4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Materi Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Permainan Pakaranjang Pada Siklus I

Jumlah Siswa 28

Nilai Rata-rata 75

Tuntas Klasikal 64 %

Belum Tuntas 36 %

Nilai Tertinggi 89

Nilai Terendah 59

(58)

Gambar.4.2 Ketuntasan Kalasikal Siswa Pada Siklus I

(59)

Tabel.4.2 Kategori Tingkat Penguasaan Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Pada Siklus I

Kategori Jumlah Siwa Prosentase

Sangat Baik - 0 %

Baik 12 43 %

Cukup 6 21%

Kurang 9 32%

Sangat Kurang 1 4%

Jumlah 28 100 %

Jika disajikan dalam bentuk grafik akan nampak seperti dibawah ini :

Gambar.4.3 Kategori Tingkat Penguasaan Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong Pada Siklus I

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

Sangat Baik

Baik

Cukup

(60)

Berangkat dari hasil refleksi siklus I maka diperlukan tahap yang lebih matang dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri Lengkong 01 melalui permainan pakaranjang.Sehingga hal-hal yang masih kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus II.

Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II guru sebagai peneliti dan pelaksanaan pembelajaran mengadakan diskusi dengan teman sejawat serta berkonsentrasi untuk menentukan langkah – langkah perbaikan pembelajaran tahap berikutnya.Semua kekurangan yang terjadi pada siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Pada siklus II ini kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pada siklus I yaitu penyajian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada cabang atletik yaitu lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan pakaranjang(lompat lingkaran berjenjang).

Pada siklus II aktivitas Kemampuan Guru Mengalami Peningkatan terbukti pada siklus I dengan rata – rata nilai hasil observasi 3,8 atau dalam kategori cukup,Hasil pengamatan oleh ahli penjas pada siklus II tentang aktivitas kemampuan guru menunjukan kategori baik terbukti dari lembar pengamatan menunjukan skor rata-rata 4,3 atau dalam kategori baik.(dalam lampiran 20).

(61)

Adapun hasil penilaian dari aspek afektif dari siswa 28,ada 13 siswa 46 % menunjukan cukup,11 siswa atau 39% menunjukan baik,4 siswa atau 14 % menunjukan sangat baik.Dari hasil penilaian aspek afektif menunjukan nilai rata-rata baik.(tercatat dalam lampiran 15)Dari aspek kognitif yang menunjukan sangat baik ada 9 siswa atau 32% %.10 siswa 36% menunjukan baik.6 siswa 21% menunjukan cukup dan hanya 3 siswa atau 10 % menunjukan kategori kurang.(tercatat dalam lampiran 16).Dari aspek Psikomotorik dengan kategori cukup tercatat ada 22 siswa atau 79 % menunjukan kategori cukup.dan ada 5 siswa 18 % menunjukan baik.dan hanya ada 1 siswa atau 3,57 % yang dalam kategori kurang.tercatat dalam lampiran 17).Hasil belajar pada siklus II dengan rekapitulasi sebagai berikut : dari 28 siswa yang mengikuti evaluasi di peroleh nilai rata – rata 77 dengan nilai tertinggi 88 dengan nilai terendah 68 yang belum tuntas hanya menyisakan 1 siswa atau 4 % sedangkan siswa yang tuntas mencapai 27 siswa atau dengan ketuntasan klasikal 96 % ,alhamdulillah melebihi target ketuntasan(dalam lampiran 18).

Gambar .4.4 Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

0% 20% 40% 60% 80% 100%

ketuntasan klasikal

Tuntas

(62)

Untuk menunjang tentang penjelasan dan gambar diatas penulis sajikan tabel rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II dibawah ini :

Tabel.4.3 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Materi Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Permainan Pakaranjang Pada Siklus II

Jumlah Siswa 28

Nilai Rata-rata 77

Tuntas Klasikal 96 %

Belum Tuntas 4 %

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 68

Selain penilaian juga diadakan observasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada materi lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang pada siklus II,dari hasil observasi dapat di ambil kesimpulan untuk siswa dengan kategori baik 12 siswa atau 42,86 % dengan kategori 15 cukup siswa atau 53,57 % dengan kategori kurang 1 siswa atau 3,57 %.Dari hasil observasi pada siklus II menunjukan bahwa pada siklus II hampir semua siswa dengan tingkat penguasaan rata-rata cukup.(tercatat dalam lampiran 19).

(63)

Tabel.4.4 Rekapitulasi tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II

Kategori Jumlah Siwa Prosentase

Sangat Baik - 0 %

Baik 12 42,86 %

Cukup 15 53,57%

Kurang 1 3,57%

Sangat Kurang - 0%

Jumlah 28 100 %

Data diatas menunjukan rata – rata tingkat penguasaan siswa dalam kategori cukup,untuk memperjelas uraian tentang hasil penelitian pada siklus II melalui permainan pakaranjang pada siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 dapat lihat pada grafik di bawah.

(64)

Pembelajaran lompat lingkaran berjenjang ini dapat diterima oleh siswa kelas IV SD Negeri lengkong 01 dibuktikan dengan Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang atau permainan lompat lingkaran berjenjang juga mendapat respon dari semua siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 melalui angket dengan jawaban sangat setuju mencapai 16,42% dengan jawaban setuju 73,57% dengan jawaban tidak setuju 9,29 % dan dengan jawaban sangat tidak setuju hanya 0,71 % ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran lompat jauh melalui permainan lompat lingkaran berjenjang sangat diterima oleh siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01.(tercatat dalam lampiran 21).Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dan grfik tanggapan siswa dibawah.

Tabel.4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

No

Pernyataan

SS S TS STS

1. Saya merasa tertarik dan senang dengan pelaksanaan pembelajaran lompat jauh melalui permainan pakaranjang

4

(14,29%) (71,43%)20 (10,71%)3 (3,57%)1

2. Saya termotivasi untuk lebih giat belajar

karena mengikuti permainan pakaranjang (21,42%)6 (64,28%)18 (14,29)4 0% 3. Saya dapat meningkatkan kemampuan

saya khususnya dalam lompat jauh gaya jongkok

3

(10,71%) (78,57%)22 (10,71%)3 0%

4. Saya lebih mudah dalam melaksanakan

tugas gerak (14,29%)4 (82,14)23 (3,57%)1 0%

5. Saya bersemangat melakukan kegiatan

(65)

karena disesuaikan dengan keadaan sekolah serta mereka termotivasi dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes.

Gambar.4.6 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Siklus I adalah langkah awal dalam melaksanakan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Siklus I ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran penjasorkes berlangsung. Tujuan diadakan penelitian pada pelaksanaan siklus I ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok baik itu cara melakukan awalan,tumpuan ,tolakan maupun melayang dengan pendekatan permainan pakaranjang atau lompat lingkaran berjenjang.dan penilaiannya dari ketiga aspek yaitu aspek kognitif,aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Berdasarkan hasil penelitian,diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tuntas atau mencapai nilai ketuntasan > 70 adalah sebesar 64%.Hal ini berarti nilai ketuntasan yang diperoleh tersebut masih dibawah target yang ditetapkan untuk dikatakan efektif.pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan permaian

(66)

pakaranjang dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa yang mencapai nilai ketuntasan < 70 adalah sebesar 80 %.

Penilaian pembelajaran juga dilakukan dengan melihat hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan observer,pengamatan tingkat penguasaan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh melalui permainan pakaranjang.berdasarkan penilaian pada siklus I, karena penelitian pada siklus I belum mencapai target ketuntasan yaitu masih dibawah 80 % maka penelitian di lanjutkan pada siklus yang ke II untuk mencapai target indikator keberhasilan penelitian yang sudah ditargetkan oleh peneliti.

Penelitian pada siklus I ini juga mempunyai data pendukung yaitu penilaian kemampuan aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu dengan skor 3,8 atau dalam kategori cukup.

Setelah melihat hasil penelitian pada siklus I , maka dilakukan beberapa perubahan untuk menyempurnakan penelitian agar penelitian ini bisa mencapai indikator keberhasilan penelitian melalaui siklus yang ke II .

(67)

belajar apabila proses pembelajaranya menyenangkan dan tidak menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.Inilah yang menjadi dasar peneliti untuk menerapkan permainan pakaranjang pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri Lengkong 01 tahun 2013.dengan meningkatnya ketertarikan siswa maka motivasi siswa akan lebih meningkat sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pula.Pada siklus I tergolong kurang menarik karena masih ada anak yang yang merasa jenuh karena ada lingkaran yang mereka tidak bisa dilewati semua karena bagi anak bisa melewati tantang adalah suatu kebanggaan dan kegagalan bagi anak akan membuat minder terhadap teman yang mampu.dari hasil refleksi inilah pada siklus II ada perubahan pada jarak antar lingkaran supaya semua anak bisa merasa senang karena bisa melewati semua tantangan.

Untuk anak – anak usia sekolah dasar , kecenderungan untuk bermain masih sangat tinggi hal ini di buktikan dengan angket siswa terhadap permainan pakarnjang 73,57 % setuju dengan permainan pakaranjang 16,42 % sangat setuju.Ini membuktikan hamir 80 % anak menyukai permainan pakaranjang.

Dari hasil belajar diketahui pada siklus II ini sudah cukup mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu ketuntasan klasikal 96 % melebihi target ketuntasan dan nilai rata –rata kelaspun mengalami peningkatan yang di targetkan 72 mencapai 77 .

(68)

Tabel.4.6 Hasil Penelitian

No Indikator Penelitian

Kondisi Awal

Hasil Penelitian Siklus I Siklus II

1

Nilai Rata –rata Kelas 69 74 77

2 Prosentase Ketuntasan Klasikal

28 % 64 % 96 %

Keberhasilan lompat jauh terletak pada eksplosif fower tungkai (kekuatan

daya ledak).Berdasarkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan (Sajoto:1995 dalam skripsi lompat tanpa awalan pdf) yaitu : latihan yang dapat meningkatkan explosif power (kekuatan daya ledak) antara lain

:1)Melompat memantul jauh kedepan atas (bounds), 2).Loncat-loncat vertikal (hops), 3,Melompat (jump), 4) Lompat berjingkat (leaps), 5) Langkah

dekat(Skips).Karena permainan pakaranjang didalamnya ada kelima unsur

tersebut.

(69)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Lengkong 01 Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2012/2013 dari masing siklus mengalami peningkatan dari segala aspek sekaligus dari angket siswa menunjukan bahwa pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang disenangi sebagian besar siswa.sehingga model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui permainan pakaranjang sesuai dengan karakteristik siswa SD N Lengkong 01 serta berdasarkan hasil penelitian ini permainan pakaranjang dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas IV SD Negeri Lengkong 01 kabupaten Tegal tahun 2013.

5.2 Saran – saran

Berdasarkan pengalaman selama penelitian tindakan kelas ini penulis mempunyai saran-saran sebagai berikut :

5.2.1 Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya membuat kebijakan yang tidak membedakan mata

pelajaran penjasorkes dengan mata pelajaran yang lain karena mata pelajaran

penjasorkes sama pentingnya dengan mata pelajaran yang lain.

b. Kepala sekolah turut serta dalam mensosialisasikan permainan pakaranjang untuk

(70)

5.2.2 Guru Penjasorkes

a. Diharapkan guru menggunakan media pembelajaran penjasorkes yang aman untuk peserta didik.

b. Bagi guru Penjasorkes diharapkan mencoba melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa

c. Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan lingkungan untuk media

pembelajaran.

d. Guru hendaknya memberikan sikap positif atau penghargaan pada setiap aktivitas siswa, karena dapat memacu siswa untuk lebih semangat lagi dalam pembelajaran.

e. Guru penjasorkes diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini,baik penelitian lanjutan maupun penelitian lain agar pembelajaran belangsung efektif serta dapat meningkatkan hasil belajar.

f. Untuk meningkatkan daya ledak tungkai dapat menggunakan permainan pakaranjang.

5.2.3 Siswa

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto.2010.Penelitian Tindakan Kelas .Surakarta : UNS Press.

Agus Suprijono .2011 .Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aip Syarifudin .2007.Azaz dan Falsafah Penjaskes.Jakarta: Universitas Terbuka.

Basuki Wibawa.2004.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Depdiknas.

B.Suryosubroto.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta :

PT Rineka Cipta

Dadan Heryana.2010.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas 5.Bekasi : Kemendiknas.

Djumidar.2007.Dasar – Dasar Atletik.Jakarta: Universitas Terbuka.

http/aadesanjaya.blogspot.com/2011/09/lompat jauh-pengertian-teknik-faktor.htm. carapedia.com >home>olahraga. (accesed 03/02/13)

http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2012/08/lompat-jauh.html. (accesed 03/12/13)

Samsudin.(2008).Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Penjas.Jakarta :

Universitas Tebuka.

Skripsi lompat tanpa awalan.pdf-adobe reader.

Sumadi Suryabrata.2003.Metodologi Penelitian.Jakarta : PT Raja Grapindo

Persada.

Suprayekti.2004.Interaksi Belajar Mengajar.Jakarta : Depdiknas .

Winkel,W.S (1996).Psikologi Pengajaran.Jakarta : PT Grasindo.

www.Karakteristik_Psikologis_dan_Sosial_Anak_Sekolah.com. (accesed 03/07/13)

Zaenal Aqib .2010.Profesinalisme Guru Dalam Pembelajaran.Surabaya:

(72)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.5 Deskripsi Kadar Histamin Serum danUji Beda Sebelum dan Sesudah pemberian atrakurium pada Kedua Kelompok Pasien

My beloved Daddy for being everything to me. I’m so grateful being your first daughter.. Designing a set material for English Conversation at SMP Negeri 15

Prioritas lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi ditentukan oleh 10 kriteria, yaitu: luas kerusakan kawasan hutan konservasi (bobot:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang melakukan alih fungsi lahan pertanian untuk rumah tinggal. Moleong, 2014, Metodologi Penenlitian Kualitatif,

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

Secara keseluruhan Schurtz memusatkan perhatian pada hubungan dialektika antara cara individu membangun realitas sosial dan realitas kultural yang mereka warisi dari para

[r]