• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaum Gay di Kota Medan (Studi Kasus Gay Pada Mall Center Point Jalan Jawa Kecamatan Medan Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kaum Gay di Kota Medan (Studi Kasus Gay Pada Mall Center Point Jalan Jawa Kecamatan Medan Timur)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gay

2.1.1 Sejarah Gay atau Homoseksual

Homoseksual ada di semua budaya dan lapisan masyarakat serta di sepanjang sejarah.Homoseksual merupakan istilah yang diciptakan pada tahun 1869 oleh bidang ilmu psikiatri di Eropa untuk mengacu pada suatu fenomena yang berkonotasi klinis.Pengertian homoseksual kemudian terbagi dalam dua istilah yaitu Gay dan Lesbi. Gay atau Lesbi dimaksudkan sebagai kombinasi antara identitas diri sendiri dan identitas sosial yang mencerminkan kenyataan bahwa orang memiliki perasaan menjadi dari kelompok sosial memiliki label yang sama (Hawkin, diakses 27 juni jam 18.00WIB 2016).Istilah Gay biasanya mengacu pada jenis kelamin laki-laki dan istilah Lesbi mengacu kepada jenis kelamin perempuan. Kinsey pada tahun 1948 menemukan bahwa 10% laki-laki adalah homoseksual, sedangkan wanita sebesar 5% (Hartono, 2006).Perubahan sosial yang paling signifikan melibatkan homoseksualitas adalah munculnya gerakan pembebasan gay di Barat.Sebuah isu sentral yang diangkat dari teori queer adalah apakah homoseksualitas, heteroseksualitas ataupun biseksualitas secara sosial muncul semata-mata didorong oleh kekuatan biologis (Stanford, 2006).

(2)

menyimpang itu sendiri. Tingkah laku abnormal atau menyimpang adalah tingkah laku yang tidak adekutat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada. Seorang individu atau kelompok yang dalam mencapai tujuannya tidak dapat menyesuaikan dengan norma yang berlaku maka disebut deviasi. Deviasi adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai masyarakat. Menurut sosio-kulturalnya deviasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Deviasi individual

Deviasi ini merupakan gejala personal, pribadi atau individual, sebab yang ditimbulkan oleh ciri-ciri yang unik dari individu itu sendiri.Hal tersebut berasal dari anomali-anomali (penyimpangan dari hukum, kelainan-kelainan, variasi-variasi biologis dan kelainan-kelainan psikis sejak lahir). Contoh-contoh yang termasuk dalam deviasi individual ini antara lain: anak-anak luar biasa, penemu-penemu dan fanatisi (orang-orang yang sangat fanatik). Mereka cenderung memiliki kepribadian yang menyimpang yang kemudian diperkuat oleh rangsangan sosial kultural dari sekitarnya.

b. Deviasi Situasional

Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional atau sosial di luar individu atau oleh pengaruh situasi, dimana pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integral dari dirinya.

c. Deviasi Sistematik

(3)

peranan-peranan, nilai-nilai rasa kebanggaan norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum.

Penyimpangan tingkah laku deviasi-deviasi itu menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi sistematik.Homoseksual yaitu hubungan seks dengan pasangan sejenis (pria dengan pria).Homoseksual juga diartikan sebagai orang yang mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual atau rasa sayang terhadap sejenis, sedangkan biseksual merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin.Secara sosiologis, homoseksual merupakan seseorang yang cenderung mengutamakan orang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual.

Homoseksualitas merupakan kecenderungan untuk tertarik kepada orang lain yang sejenis. Homoseksualitas pun diartikan sebagai sikap-tindak atau polaperilaku para homoseksual. Perilaku homoseksual adalah hubungan seks antara orang yang berjenis kelamin sama, sedangkan orientasi homoseksual adalah sikap atau perasaan ketertarikan seseorang pada orang lain dengan jenis kelamin yang sama untuk tujuan kepuasan seksual. Paham tentang homoseksual disebut homoseksualisme dan keadaan tertarik terhadap orang dari jenis kelamin yang sama disebut gay.

Homoseksual dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yakni:

a. Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan di tempat-tempat tertentu, seperti misalnya bar-bar homoseksual.

(4)

c. Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-tindakan tertentu.

2.1.2 Faktor Penyebab Menjadikan Seseorang Menjadi Gay

Ada 3 faktor kemungkinan penyebab seseorang menjadi gay (http://www.epsikologi.com/epsi/Klinis_detail.asp?id=551, diakses 25 juni 2016, pukul 15.10 WIB).

Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi seorang gay untuk melakukan kekerasan seksual kepada pasangan gaynya, yaitu :

a. Perspektif biologis atau fisiologis, homoseksual disebabkan oleh tiga hal

(5)

Sedangkan estrogen merupakan faktor yang penting bagi perempuan dalam pembentukan fisik seorang perempuan.

Laki-laki yang menjadi gay karena faktor biologis biasanya tidak akan bisa kembali menjadi laki-laki dalam arti sebenarnya, akan tetapi frekuensinya dapat menjadi berkurang. Berbagai penemuan dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli ini membuktikan adanya kenyataan bahwa faktor biologis memiliki pengaruh terhadap perkembangan seorang homoseks.

b. Perspektif lingkungan (Perspektif sosiokultural), situasi lingkungan merupakan salah satu perangkat pendorong tindakan homoseksual. Tindakan ini tampak pada orang-orang yang telah terisolasi dengan rekan sejenis dalam waktu yang lama dan ikatan ruang yang ketat seperti penjara dan pesantren. Identifikasi homoseksual, orientasi seksual secara positivistik menurut Kinsey diantaranya:0 : heteroseksual eksklusif,1: heteroseksual lebih menonjol (predominan), homoseksualnya cuma kadang-kadang, 2 : heteroseksual predominan, homsoseksual lebih dari kadangkadang, 3 : heteroseksual dan homoseksual seimbang, 4 : homoseksual predominan, heteroseksual lebih dari kadangkadang, 5 : homoseksual predominan, heteroseksual cuma kadang-kadang, 6 : homoseksual eksklusif.

(6)

psikoanalisa Freud, homoseksual bermula dari pekembangan psikoseksual anak pada masa kecil. Pengalaman hubungan orang tua dan anak pada masa kanak-kanak sangat berpengaruh terhadap kecenderungan homoseksual. Perspektif lain adalah teori perilaku atau psikoseksual yang menekankan bahwa homoseksual secara mendasar merupakan fenomena proses belajar. Penyebab seseorang menjadi homoseksual dapat berasal dari adanya penghargaan atau hukuman atas perilaku seksual yang dialami sejak awal perkembangan atau cenderung ke arah gangguan perkembangan psikoseksual pada masa anak-anak.Misalnya bila seseorang mendapatkan pengalaman heteroseksual yang kurang menyenangkan dan justru mendapatkan kenikmatan dengan penglaman homoseksual maka secara bertahap orientasi seksualnya akan ke arah sesama jenis.

2.1.3 Ciri-ciri Gay

a. Sebagian besar para gay secara phisik merupakan sosok-sosok pria dengan ketampanan diatas rata-rata pria pada umumnya, bahkan tampilan cenderung macho dan gagah.

(7)

c. Sebagian dari mereka cenderung menyukai memakai perhiasan seperti kalung (biasanya kalung emas baik kuning maupun emas putih) layaknya seorang lelaki metrosexual.

d. Sebagian besar gay, secara sifat adalah jenis lelaki yang sopan santun, terkesan sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam gerak-geriknya, tapi sebagian lagi sangat tidak kentara ketika berinteraksi.

e. Sebagian besar gay, termasuk jenis pria-pria yang sensitif dan dalam kehidupan sehari-hari cukup supel dalam pergaulan, namun mereka sangat perfeksionis dalam bidangnya.

f. Sebagian besar pria gay biasanya berkarier dibidang seperti artis, penyanyi, desainer, penata rambut bahkan para model, namun secara garis besarnya mereka pada umumnya bergiat dibidang yang membutuhkan detil dengan perasaan dengan tingkat perfeksionisme yang tinggi (Hartono, 2006).

2.1.4 Jenis-Jenis Homoseksual atau Gay

Jenis Homoseksual Menurut Coleman, dalam Ramadhani (2011) menggolongkan homoseksualitas ke dalam beberapa jenis yakni :

(8)

b. Homoseksual malu-malu yaitu kaum lelaki yang suka mendatangi kamar mandi yang tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan antarpersonal.

c. Homoseksual tersembunyi yaitu kelompok ini biasanya berasal dari kelas menengah dan memiliki status sosial yang mereka rasa perlu dengan menyembunyikan homoseksualitas mereka.

d. Homoseksual situasional yaitu kelompok yang dapat mendorong orangmempraktikkan homoseksualitasnya tanpa disertai komitmen yang mendalam.

e. Biseksual yaitu orang yang mempraktikkan baik homoseksualitas

maupun heteroseksualitas sekaligus.

f. Homoseksual mapan yaitu kaum homoseksual yang menerima homoseksualitas mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual setempat.

2.2 Persepsi Masyarakat

(9)

bentuk anggapan ataupun pendapat yang dikeluarkan oleh individu maupun kelompok terhadap sesuatu hal. Munculnya persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:a) Keadaan stimulus khusunya stimulus person.b) Keadaan individu yang mengadakan persepsi, yaitu mengenai daya pikir, perasaan dan sebagainya.c) Keadaan sosial dimana stimulus itu dijumpai. Berdasarkan beberapa uraian dan faktor yang mendorong munculnya persepsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi dapat dikemukakan karena persaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi memungkinkan.

2.3 Teori Fenomenologi

Edmund Husserl merupakan tokoh penting dalam filsafat fenomenologi.Secara khusus Husserl mengatakan bahwa pengetahuan ilmiah telah terpisahkan dari pengalaman sehari-hari dan dari kegiatan-kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan berakar, tugas fenomelogilah untuk memulihkan hubungan tersebut.Fenomenologi sebagai suatu bentuk dari idealisme yang semata-mata tertarik dengan struktur-struktur dan cara-cara bekerjanya kesadaran manusia serta dasar-dasarnya, kendati kerap merupakan perkiraan implisit, bahwa dunia yang kita diami diciptakan oleh kesadaran-kesadaran yang ada di kepala kita masing-masing.Tentu saja tidak masuk akal untuk menolak bahwa dunia yang eksternal itu ada, tetapi alasannya adalah bahwa dunia luar hanya dapat dimengerti melalui kesadaran kita tentang dunia itu.

(10)

sadari muncul kepada kita dan cara yang paling mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman-pengalaman inderawi yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca-indra kita. Secara keseluruhan Schurtz memusatkan perhatian pada hubungan dialektika antara cara individu membangun realitas sosial dan realitas kultural yang mereka warisi dari para pendahulu mereka dalam dunia sosial.Fenomena homoseksual di Kota Medan merupakan suatu fenomena yang dianggap suatu perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat namun perilaku ini masih saja ada dan terjadi.Dalam pandangan kita, kehidupan yang ideal (dalam konteks seksual) adalah pasangan yang berbeda jenis atau antara laki-laki dan perempuan namun di samping itu ada kecenderungan untuk pasangan yang bukan berbeda jenis seperti halnya homoseksual ini (laki-laki dan laki-laki). Tentunya fenomena ini masih sulit diterima oleh masyarakat namun kehidupan lain itu memang benar-benar ada.

2.6 Teori Kontrol

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Energi listrik di gedung perpustakaan ini digunakan untuk instalasi penerangan, air conditioning (AC), kipas angin, komputer, dan mesin-mesin lain yangn dioperasikan dengan

Rekapitulasi Hasil Angket dan Wawancara Pandangan Guru Selama Kegiatan Inkuiri Ilmiah Berlangsung... Hasil Uji Prasyarat dan Uji Statistik D.1 Uji Prasyarat

Pembuatan Aplikasi Pembacaan 10 Surat Terpendek Dalam Juz Amma Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisi 10 surat juz amma

Apabila ada peserta lelang yang merasa keberatan atas hasil Pelelangan Umum tersebut diatas diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan kepada Panitia Pengadaan

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Berkaitan dengan hal tersebut, peserta diharuskan membawa print out dokumen penawaran asli (bermaterai, tanda tangan dan stempel basah) serta dokumen asli

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Acara : Pembuktian Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Rehabilitasi Dermaga Pulau Panjang Tahap I Kabupaten Jepara.. Tempat : Satuan Kerja Pengembangan LLASDP Jawa Tengah,