PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN
BAYI BARU LAHIR DI DESA SABUNGAN NIHUTA II
KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN
TAPANULI UTARA
SKRIPSI
olehIVAN SIMANJUNTAK 101101072
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN
BAYI BARU LAHIR DI DESA SABUNGAN NIHUTA II
KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN
TAPANULI UTARA
SKRIPSI
olehIVAN SIMANJUNTAK 101101072
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat, kesehatan, keselamatan, dan kemudahan sehingga
penulis dengan penuh rasa syukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat
waktu. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep). Adapun judul skripsi ini adalah
”Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan
Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.
Penulis masih menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
disebabkan keterbatasan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Penyusunaan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan dari
berbagai pihak yang telah begitu banyak membantu, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada: dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan
Fakultas Keperawatan USU, terkhusus kepada Ibu Nur Asiah S.Kep, Ns,
M.Biomed, selaku dosen pembimbing penulis yang dengan sabar membimbing
dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak
Mula Tarigan S.Kp, M.Kes, selaku Penasehat Akademik penulis selama
perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU. Pegawai Adminitrasi yang sudah
mengurusi administrasi penulis selama kuliah di Fakultas Keperawatan USU. Nur
Asnah Sitohang S.Kep, Ns. M.Kep sebagai dosen penguji I dan Ibu Ellyta Aizar
S.Kp, M.Biomed sebagai dosen penguji II buat bimbingannya dan masukannya
penulis mengucapkan terimakasih buat bimbingannya selama sidang skripsi.
Dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua
saya yang tersayang Dinner Simanjuntak dan Mayam Trimauli br Siregar serta
kakak, abang dan adikku (Denni, Jaya, Rade, Hotna, Elista dan Amri) dan juga
semua keluargaku yang selalu memberi dukungan dan semangat selama ini baik
secara moril maupun materil. Kepala Desa Sabungan Nihuta II Kosrizal
Simatupang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa
Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar. Ibu-ibu di Desa Sabungan Nihuta II
yang telah berpartisipasi menjadi responden penelitian ini, serta kepada
teman-teman terbaikku yang telah mendukung dan memberi semangat Wendy Pradikta
A.Md, Novika H Sembiring S.Kep, Hardiknas Siagian, S.Kep, Sartina, Tari,
Friskawati sitompul, boby sibarani, Tantri M Rambe, Trionyta Sirait, Eunike
Siregar dan semua teman-teman seperjuangan Ilmu Keperawatan S1 Reguler
KBK Stambuk 2010 yang tidak dapat saya ucapkan satu per satu.
Penulis telah berupaya dengan sebaik mungkin dalam penyusunan dan
penyelesaian Skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik
dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
ABSTRAK ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2.Pertanyaan Penelitian ... 4
1.3.Tujuan Penelitian... 4
1.4.Manfaat Penelitian... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan ... 6
2.1.1. Definisi Pengetahuan ... 6
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6
2.1.3. Tingkatan Pengetahuan ... 8
2.1.4. Pengukuran Pengetahuan ... 8
2.2. Sikap ... 9
2.2.1. Definisi Sikap ... 9
2.2.2. Komponen Sikap ... 9
2.2.3. Tingkatan Sikap ... 10
2.2.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 10
2.2.5. Pengukuran Sikap ... 11
2.3. Perawatan Bayi Baru Lahir ... 12
2.3.1. Memandikan Bayi ... 12
2.3.2. Perawatan Talipusat ... 13
2.3.3. Perawatan Kulit bayi ... 14
2.3.4. Mengganti popok dan membendong bayi ... 15
2.3.5. Menyusui Bayi ... 16
2.3.6. Imunisasi ... 17
BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep penelitian ... 19
3.2. Variabel Penelitian ... 20
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 22
4.2. Populasi dan Sampel ... 22
4.2.1. Populasi ... 22
4.2.2. Sampel ... 22
4.4. Etika Penelitian ... 23
4.5. Instrumen Penelitian... 24
4.5.1. Kuesioner Data Demografi... 24
4.5.2. Kuesioner Pengetahuan ... 24
4.5.2. Kuesioner Sikap ... 25
4.6. Validitas dan Reabilitas ... 26
4.7. Pengumpulan data ... 27
4.8. Analisa Data ... 28
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30
5.2. Pembahasan ... 40
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 51
6.2. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
Lampiran
1. Inform Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Lembar Etika Penelitian 4. Lembar Validitas Instrumen 5. Reliabilitas Instrumen 6. Tabulasi Data Penelitian
7. Lampiran Print Output Hasil Komputerisasi 8. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan 9. Lembar Izin Penelitian dari Fakultas
10.Lembar Izin Penelitian dari Kepala Desa Sabungan Nihuta 11.Jadwal Tentatif Penelitian
12.Taksasi Dana Penelitian 13.Lembar Bukti Bimbingan
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Tabel
3.2. Variabel penelitian ... 20 5.1. Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik responden (n= 32) ... 31 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam memandikan bayi baru lahir (n= 32) ... 32 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir (n= 32) ... 33 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam perawatan kulit bayi baru lahir (n= 32) ... 34 5.5. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam mengganti popok dan membedong bayi baru lahir (n= 32) ... 35 5.6. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam pemberian ASI bayi baru lahir (n= 32) ... 36 5.7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pengetahuan ibu
dalam imunisasi bayi baru lahir (n= 32) ... 37 5.8. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu
dalam perawatan bayi baru lahir (n= 32) ... 37 5.9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban sikap ibu
dalam perawatan bayi baru lahir (n= 32) ... 39 5.10. Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu
Judul Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara
Penulis Ivan Simanjuntak
NIM 101101072
Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik 2014
ABSTRAK
Perawatan bayi baru lahir merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar bayi baru lahir tetap dalam keadaan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini dilakukan dengan design deskriptif, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden, pengumpulan data dimulai tanggal 14 Februari 2014 sampai dengan 14 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas usia responden berada pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 22 responden (68,7%), bersuku Batak 29 responden (90,6%), beragama Kristen Protestan sebanyak 32 responden (100%), berpendidikan terakhir SMA 28 responden (87,5%) dan berkerja sebagai Petani sebanyak 21 responden (68,8%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II termasuk dalam kategori cukup sebanyak 20 responden (62,5%) sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II termasuk dalam kategori positif sebanyak 31 responden (96,9%). Disimpulkan bahwa pengetahuan ibu cukup dan sikap positif. Sikap positif yang tidak didasari pengetahuan yang baik dikhawatirkan tidak akan bertahan lama sehingga diperlukan adanya upaya peningkatan pengetahuan bagi ibu dalam perawatan bayi baru lahir, melalui petugas kesehatan dilingkungan dengan memberikan penyuluhan rutin dan membagi informasi-informasi terbaru yang tepat dan benar tentang perawatan bayi baru lahir.
Title Mother’s Knowledge and Attitudes in Newborn Care at Desa Sabungan Nihuta II Sipahutar District North Tapanuli Regency
Name Ivan Simanjuntak
NIM 101101072
Program Nursing Science Academic year 2014
ABSTRACT
Newborn care is an activity aimed to make baby always on healthy conditions. The purpose of this research is to describe mother’s knowledge and attitudes in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II Sipahutar District North Tapanuli Regency. This research used descriptive design. Samples were taken by total sampling method of data collection as many as 32 respondents. The data was collected on February 14, 2014 until March 14, 2014. The results of this study showed that majority age’s of respondents in the group 20-35 years as many as 22 respondents (68,7%), Bataknese 29 respondents (90,6%), Protestant 32 respondents (100%), Senior High School as many as 28 respondents (87,5%), and worked as a farmer as many as 21 respondents (68,8%). Based on the results of this study, showed that the mother’s knowledge in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II is good enough as many as 20 respondents (62,5%), mother’s attitude in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II is positive as many as 31 respondents (96,9%). It can be concluded that mother’s knowledge in newborn care is good enough and mother’s attitude is positive. Positive attitude without good knowledge might be not long lasting, so it’s needed an effort to increase their knowledge in newborn care done by health worker’s by giving routine counseling and sharing new information about newborn care rightly.
Judul Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara
Penulis Ivan Simanjuntak
NIM 101101072
Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik 2014
ABSTRAK
Perawatan bayi baru lahir merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar bayi baru lahir tetap dalam keadaan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini dilakukan dengan design deskriptif, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden, pengumpulan data dimulai tanggal 14 Februari 2014 sampai dengan 14 Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas usia responden berada pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 22 responden (68,7%), bersuku Batak 29 responden (90,6%), beragama Kristen Protestan sebanyak 32 responden (100%), berpendidikan terakhir SMA 28 responden (87,5%) dan berkerja sebagai Petani sebanyak 21 responden (68,8%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II termasuk dalam kategori cukup sebanyak 20 responden (62,5%) sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II termasuk dalam kategori positif sebanyak 31 responden (96,9%). Disimpulkan bahwa pengetahuan ibu cukup dan sikap positif. Sikap positif yang tidak didasari pengetahuan yang baik dikhawatirkan tidak akan bertahan lama sehingga diperlukan adanya upaya peningkatan pengetahuan bagi ibu dalam perawatan bayi baru lahir, melalui petugas kesehatan dilingkungan dengan memberikan penyuluhan rutin dan membagi informasi-informasi terbaru yang tepat dan benar tentang perawatan bayi baru lahir.
Title Mother’s Knowledge and Attitudes in Newborn Care at Desa Sabungan Nihuta II Sipahutar District North Tapanuli Regency
Name Ivan Simanjuntak
NIM 101101072
Program Nursing Science Academic year 2014
ABSTRACT
Newborn care is an activity aimed to make baby always on healthy conditions. The purpose of this research is to describe mother’s knowledge and attitudes in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II Sipahutar District North Tapanuli Regency. This research used descriptive design. Samples were taken by total sampling method of data collection as many as 32 respondents. The data was collected on February 14, 2014 until March 14, 2014. The results of this study showed that majority age’s of respondents in the group 20-35 years as many as 22 respondents (68,7%), Bataknese 29 respondents (90,6%), Protestant 32 respondents (100%), Senior High School as many as 28 respondents (87,5%), and worked as a farmer as many as 21 respondents (68,8%). Based on the results of this study, showed that the mother’s knowledge in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II is good enough as many as 20 respondents (62,5%), mother’s attitude in newborn care at Desa Sabungan Nihuta II is positive as many as 31 respondents (96,9%). It can be concluded that mother’s knowledge in newborn care is good enough and mother’s attitude is positive. Positive attitude without good knowledge might be not long lasting, so it’s needed an effort to increase their knowledge in newborn care done by health worker’s by giving routine counseling and sharing new information about newborn care rightly.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penentuan derajat kesehatan bayi di Indonesia, ditentukan dengan
beberapa indikator, antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status
gizi, dan angka harapan hidup waktu kelahiran (Hidayat, 2008). Angka Kematian
Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan bayi.
Setiap tahun komplikasi persalinan menyebabkan kematian 1,5 juta kematian bayi
berusia satu minggu dan 1,4 juta bayi baru lahir meninggal di dunia (Syafrudin,
2009). Menurut WHO (2002) dalam Syafrudin (2009) Indonesia masih memiliki
angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi, masalah tersebut terutama pada
masa neonatal yang mengakibatkan lebih dari 80% kematian bayi.
Kejadian kematian bayi baru lahir sangat berkaitan dengan kualitas
pelayanan kesehatan, yang dipengaruhi antara lain karena banyaknya persalinan di
rumah, status gizi ibu selama kehamilan kurang baik, rendahnya pengetahuan
keluarga dalam perawatan bayi baru lahir. Untuk itu diperlukan perhatian khusus
dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus terutama pada hari-hari pertama
kehidupannya yang sangat rentan karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi
dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar
rahim. Penurunan Angka Kematian Neonatal memerlukan upaya bersama tenaga
kesehatan dengan melibatkan dukun bayi, keluarga dan masyarakat dalam
Penurunan angka kematian neonatal dapat dicapai dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan sejak bayi dalam kandungan,
saat lahir hingga masa neonatal (Kemenkes RI, 2010).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah masa sejak bayi lahir sampai usia 4
minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Muslihatun, 2010). Setelah bayi lahir
kondisinya tentu tidak sama dengan saat di dalam perut ibunya, yaitu suatu
lingkungan tumbuh yang lain bayi setelah lahir dalam satu bulan adalah masa
penting untuk bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Adaptasi fisiologi
bayi baru lahir adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan
hidupnya diluar uterus. Kondisi ini mungkin mengalami kesulitan fisik, sehingga
perlu diberi perawatan khusus. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan
adalah bagaimana upaya untuk menjaga bayi agar bayi tetap terjaga kesehatannya
(Sumarah dkk, 2009). Dengan demikian upaya perawatan bayi baru lahir yang
baik dan benar akan membuat bayi sehat.
Hasil dari penelitian sebelumnya, bahwa banyak hambatan yang dialami
oleh para ibu disebabkan kurangnya pengetahuan, baik dalam merawat
kesehatannya maupun dalam merawat bayinya sendiri (Hidayat, 2008)..
Pengetahuan dan sikap seorang ibu dalam merawat bayi baru lahir dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti: pendidikan, pengalaman, informasi, budaya,
lingkungan, usia dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002). Berdasarkan hasil
penelitian Daulay (2010) Persepsi Ibu Suku Mandailing tentang perawatan bayi
baru lahir di Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas, ditemukan bahwa
mandailing dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan dianalisa dengan
menggunakan analisa statistik univariat yang ditampilkan kedalam distribusi tabel
dan persentase dan dilihat faktor mana yang paling dominan untuk uji yang
dilakukan tidak ada dalam penelitian ini.
Hasil wawancara terhadap 10 orang ibu yang berdomisili di Desa
Sabungan Nihuta II yang dilakukan pada bulan November 2013, dari ke-10 orang
ibu yang diwawancarai didapatkan data bahwa semua ibu melakukan persalinan di
rumah dibantu tenaga Bidan Desa, dalam merawat bayi baru lahir masih
menggunakan kebiasaan dari orangtuanya misalnya memberikan minyak tanah
dibawah tempat tidur bayi tujuannya supaya mengusir iblis, menyimpan atau
mengubur ari-ari bayi ditempat yang tidak ada semut, mereka percaya bahwa bayi
akan rewel apabila ari-arinya digigit semut, 8 dari 10 ibu sudah memberikan
makanan tambahan sebelum usia bayi mencapai umur 6 bulan, menurut
Kemenkes RI, (2010) memberikan makanan tambahan dianjurkan setelah selesai
tahap menyusui ASI esklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi.
Mayoritas ibu di Desa Sabungan Nihuta II adalah petani, dari 10 ibu yang
diwawancara 9 ibu berprofesi sebagai petani, mereka percaya membawa bayi baru
lahir keladang adalah hal yang lumrah dan tidak akan menyebabkan bayi sakit,
kondisi cuaca diladang dapat saja menimbulkan gangguan seperti iritasi dan
gatal-gatal pada kulit bayi karena kulit bayi baru lahir masih sensitif. Kebiasaan
dan kepercayaan ibu–ibu di Desa tersebut bisa terjadi akibat kurangnya
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa penting melakukan
penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam
perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar
Kabupaten Tapanuli Utara.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir
di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II
Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.
1.3.2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu di Desa Sabungan Nihuta
II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.
2) Mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir
di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli
Utara.
3) Mengetahui gambaran sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan
pelayanan Kesehatan, pendidikan Keperawatan, dan penelitian Keperawatan.
1.4.1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan informasi tentang gambaran pengetahuan dan sikap ibu
didesa tentang perawatan bayi baru lahir, apabila hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu masih kurang, sehingga dapat
dilakukan penyuluhan bagi ibu-ibu yang memiliki pengetahuan yang masih
kurang dalam perawatan bayi baru lahir.
1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan informasi yang bermamfaat untuk menambah studi
kepustakaan tentang perawatan bayi baru lahir bagi bidang pendidikan, bagi
mahasiswa Keperawatan dan bidang kesehatan lainnya.
1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan
Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian berikutnya yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan (knowlegde)
2.1.1.Definisi Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan
berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian atau segala sesuatu yg diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan adalah hasil dari
penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga seseorang menjadi tahu.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi
(Notoatmodjo, 2007).
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Notoadmotmodjo 2003).
Faktor internal: 1) Pendidikan, pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang
sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek
yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut;
2) Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu; 3) Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Faktor eksternal: 1) Informasi / Media Massa, informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain; 2) Sosial Budaya dan Ekonomi,
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang; 3)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut
Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
2.1.3. Tingkatan Pengetahuan
Dalam Notoatmodjo (2007) secara garis besar pengetahuan tercakup
dalam enam tingkatan yaitu: 1) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya; 2) Memahami suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar; 3) Aplikasi diartikan
apabila sesorang sudah memahami objek yang dimaksud dia dapat
mengaplikasikan prinsip yang dia ketahui itu pada situasi yang lain; 4) Analisis
dalah suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu masalah atau objek yang diketahui; 5) Sintesa merupakan menunjukkan
kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan
yang masuk akal dari komponen-komponen pengetahuan yang dimilikinya
sehingga dapat menyusun formula baru; 6) Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi /
objek.
2.2.4. PengukuranPengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
(Notoatmodjo, 2007). Skor yang sering digunakan dalam mengkategorikan
pengetahuan dalam penelitian biasanya dituliskan dalam presentasi yaitu:1)Baik:
hasil persentase 76%-100%; 2) Cukup: hasil persentase 56%-75%; 3) Kurang:
hasil persentase <56% (Nursalam, 2003).
2.2. Sikap (attitude)
2.2.1. Defenisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek tetapi sudah melibatkan faktor pendapat atau
emosi yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007). Sikap belum berupa tindakan atau
aktivitas, masih berupa respon tertutup, dimana sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespons
atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai
emosi positif atau negatif (Maramis, 2006)
2.2.2. Komponen Sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo, (2007) menjelaskan bahwa
sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: 1) Kepercayaan (keyakinan), ide,
konsep terhadap suatu objek; 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
2.2.3. Tingkatan sikap
Dalam Notoatmodjo (2007) sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
sebagai berikut: 1) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subyek) mau dan menerima stimulus yang diberikan (objek); 2) Menanggapi (responding) diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang
dihadapi; 3) Menghargai (valuing) diartikan seseorang memberikan nilai positif terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan
mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk berespon; 4)
Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah diyakininya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.2.4. Faktor-faktor mempengaruhi pembentuk sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuk sikap dibagi dalam dua
kelompok yaitu faktor internal dan eksternal menurut answar (2005) dalam
Masdaria (2008).
Faktor internal yaitu: 1) Pengalaman pribadi dimana apa yang sedang
dialami dapat membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus
sosial. Tanggapan teresebut menjadi dasar untuk pembentukan sikap seseorang
penghayatan tersebut akan membentuk sikap positif atau negatif dikemudian hari;
2) Faktor emosi, emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap seperti itu dapat berlalu
setelah frustasi berlalu sehingga bisa sikap tersebut hanya sementara, namun bisa
Faktor eksternal yaitu; 1) Pengaruh orang lain yang dianggap penting pada
umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang
yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut sehingga ini mempengaruhi sikap
seseorang; 2) Media Massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa
seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan
sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar
afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap tertentu. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh
interaksi individu secara langsung, namun dalam pembentukan sikap media massa
juga berperan sebagai bentuk informasi sugestif (Purwanto, 1999).
2.2.5. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
langsung, secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
stimulus atau objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat
dilakukan dengan memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau
tidak “setuju” dengan menggunakan Skala Sikap Lickert (Notoatmodjo, 2005).
Pada skala likert tersusun atas beberapa pernyataan positif dan pernyataan negatif
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju Skala Sikap Likert: Pernyataan
positif : SS = 5; S = 4; N= 3; TS =2; dan STS = 1; sedangkan pernyataan negatif
diberi skor sebaliknya, yaitu SS = 1; S = 2; N = 3; TS = 4; dan STS = 5. Menilai
sikap individu atau kelompok (skor rata-rata), yakni dengan cara membanding
skor yang diperoleh dengan kriteria tertentu.
2.3. Perawatan Bayi Baru Lahir
Menurut Mc. Kinney.,et al (2000) perawatan bayi baru lahir yang harus
diketahui orangtua dimulai dari memandikan bayi, perawatan tali pusat,
perawatan kulit bayi, mengganti popok, membedong bayi, memberikan ASI, dan
imunisasi. Lingkup perawatan bayi dalam penelitian ini adalalah mulai dari
memandikan bayi, perawatan tali pusat, perawatan kulit, mengganti popok dan
membedong bayi, pemberian ASI, dan imunisasi.
2.3.1. Memandikan Bayi
Memandikan bayi adalah membersihkan tubuh bayi dari segala kotoran
dengan menggunakan air bersih dan sabun tujuan dari memandikan bayi supaya
kulit dan badan bayi lebih bersih sehingga bayi merasa lebih nyaman dan
terhindar dari infeksi kulit. Sebelum memandikan bayi suhu tubuh diperiksa,
apabila suhu tubuhnya stabil ( 36,5 – 37,5° Celcius) maka proses memandikan
selanjutnya dapat dilakukan perlu diperhatikan ruangan memandikan harus hangat
dan tidak ada tiupan angin. Memandikan bayi harus secara cepat dengan air bersih
dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan selimuti bayi,
Menurut Reeder (1997) memandikan bayi baru lahir dengan dua cara
yaitu: 1) Memandikan bayi dengan spons, mandi spons dilakukan pada bayi baru
lahir sebelum tali pusat bayi putus menggunakan spons juga mencegah tali pusat
supaya tidak basah dan 2) Memandikan bayi di bak mandi, memandikan bayi di
bak mandi dapat dilakukan setelah tali pusat putus atau sudah sembuh.
2.3.2. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah tindakan yang bertujuan untuk mencegah
infeksi pada tali pusat, merawat tali pusat pada bayi baru lahir hal yang perlu
diperhatikan adalah menjaga luka tali pusat agar tetap kering agar tidak terjadi
infeksi. Tali pusat akan kering dan putus kira-kira 5- 10 hari. Menggunakan spons
mandi dianjurkan setelah tali pusat putus (Mc.Kinney., et al 2000). Tujuan
perawatan tali pusat yang dilakukan adalah untuk mencegah infeksi pada tali
pusat dengan mengeringkan tali pusat dengan kasa steril, membersihkan bagian
sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril, kemudian tali pusat
dibungkus dengan kain kasa steril dan kering, luka tali pusat harus dijaga tetap
kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas sendiri.
Mengoleskan cairan atau bahan apapun ke tali pusat tidak dianjurkan (JNPK-KR
2007).
Sebelum melakukan perawatan orang tua harus mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan perawatan tali pusat. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tali pusat tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab sehingga tali
Supaya tali pusat tidak terkena urin bayi, jika area tali pusat kotor, bersihkan
(hati-hati) dengan air DTT (air yang direbus sampai mendidih selama 20 menit
dan didinginkan, disimpan di wadah yang kering dan bebas kuman serta harus
tertutup, cairan ini dapat digunakan dalam 24 jam) dan sabun, segera keringkan
secara seksama dengan menggunakan kain bersih. Perhatikan tanda-tanda infeksi
tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika
terdapat tanda infeksi, ibu dianjurkan membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
(Kemenkes RI, 2010).
2.3.3. Perawatan Kulit bayi
Perawatan kulit bayi adalah tindakan perawatan yang bertujuan untuk
menjaga kulit bayi agar tetap bersih dan sehat, ruam normal pada kulit bayi baru
lahir menyerupai bintik kecil seperti gigitan serangga. Ruam ini akan hilang
dengan sendirinya tanpa dilakukan tindakan pengobatan, memencet ruam tidak
boleh dilakukan karena dapat menyebabkan infeksi. Kulit bayi baru lahir sering
kering dan mengelupas beberapa hari setelah kelahiran. Tidak dianjurkan
memberikan krim atau lotion pada kulit bayi karena dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk yang menyebabkan kulit bayi iritasi (Mc.Kinney., et al 2000).
Kadang-kadang penyebab ruam pada bayi sering disebabkan oleh popok.
Infeksi pada kulit disebabkan oleh reaksi amonia pada air seni bayi yang mengandung urea bereaksi dengan bakteri oleh sebab itu penting untuk menjaga
area popok supaya tetap bersih dan kering. Tindakan yang paling efektif dengan
memaparkan kulit atau pantat yang memerah ke udara atau cahaya beberapa kali
2.3.4. Mengganti Popok dan Membedong Bayi
Mengganti popok adalah tindakan yang dilakukan untuk mengganti popok
bayi yang sudah basah dengan popok yang baru yang bersih dan kering, tujuannya
supaya area kulit pada popok bersih sehingga tidak menyebabkan ruam atau
masalah kulit pada bayi. Pemakaian popok bayi cukup sederhana, popok sekali
pakai yang dikencangkan dengan plaster yang sudah ada. Popok bayi yang
menggunakan peniti sebaiknya dimasukkan mengarah ke belakang,untuk
meminimalkan bahaya pada bayi, popok sebaiknya diikat menjauh dari tali pusat,
untuk memberi sirkulasi udara disekitar tali pusat dan juga membantu proses
pengeringan tali pusat (Reeder, 1997). Setelah mengganti popok bayi area popok
harus dibersihkan, pada bayi perempuan buka lipatan vagina dan bersihkan semua
kotoran, untuk bayi laki-laki cuci bagian skrotum untuk mencegah ruam apabila
area popok menjadi merah ganti popok lebih sering, melepaskan popok dan
membiarkan kulit terpapar keudara dapat membantu. Apabila ruamnnya menetap
segera dikonsultasikan kedokter (Mc.Kinney., et al 2000).
Bayi merasa aman ketika dibungkus tegas dalam selimut. Bayi baru lahir
yang dibedong membuat bayi lebih mudah untuk ditangani apabila bayi rewel.
Cara membedong bayi yaitu dengan melipat bagian ujung kain bedong, dan
menempatkan bayi diatas kain bedong, dengan leher bayi dekat dengan lipatan
kain tadi, ambil sudut kain bedong dan putar dari atas tubuh bayi kesisi sebelah
kanan dan selipkan disisi kanan bayi, kemudian dari sudut sebelah kanan tarik
kesebelah kiri dan selipkan disebelah kiri, untuk sudut kain bedong dibagian
kuat beri sedikit ruang untuk bayi agar bisa bergerak, sebagian bayi ada yang
nyaman lengan mereka didalam kain dan sebahagian lebih suka di luar (Reeder,
1997).
2.3.5. Pemberian ASI
Menyusui bayi adalah cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi.
ASI merupakan nutrisi yang paling baik untuk bayi yang baru lahir, ASI
mengandung banyak mikronutrisi yang jumlah dan kualitasnya membuat usus
bayi dengan mudah menyerapnya sebagi energi untuk pertumbuhan bayi,
pemberian ASI idealnya ditentukan oleh rasa lapar bayi, bayi lapar setiap 2-3 jam
(Wong dan Hockenberry, 2002). Menurut Kemenkes RI (2010) makanan terbaik
untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah ASI. Menyusui secara
eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi makanan tambahan atau
cairan lain selain ASI. ASI diberikan sesuai keinginan bayi paling sedikit 8 kali
sehari, pagi, siang, sore maupun malam. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800
mL ASI per hari (kisaran 600-1000 mL). Setelah 6 bulan pertama produksi ASI
akan menurun menjadi 400-700 mL sehingga diperlukan makanan pendamping
ASI. Setelah 1 tahun, produksi ASI hanya sekitar 300-500 mL sehingga makanan
padat menjadi makanan utama.
Cara menyusui yang benar menurut Kemenkes (2010) yaitu : 1) Menyusui
dalam posisi dan perlekatan yang benar, sehingga menyusui efektif; 2) Menyusui
minimal 8 kali sehari semalam (24 jam); 3) Menyusui kanan-kiri secara
bergantian, hanya berpindah ke sisi lain setelah mengosongkan payudara yang
pembengkakan payudara, meningkatkan produksi ASI, bayi mendapatkan
komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir). Posisi menyusui yang benar
akan membantu bayi untuk melekat dengan baik pada payudara ibu, tanda
perlekatan menyusu yang baik: dagu bayi menempel payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar, areola bagian atas ibu tampak
lebih banyak dan hal yang perlu diperhatikan saat menyusui jangan sampai hidung
bayi tertutup oleh payudara. Apabila posisi menyusui dan perlekatan ke payudara
benar maka bayi akan mengisap dengan efektif. Tanda bayi mengisap dengan
efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada
saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan (Kemenkes RI,
2010).
2.3.6. Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap infeksi atau penyakit tertentu. Setiap bayi baru lahir harus diimunisasi
untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu atau penyakit
infeksi. BCG, Polio 1, dan Hepatitis B1 adalah imunisasi wajib bagi bayi baru
lahir. Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi yaitu:
1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit
Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan
atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu; 2) Imunisasi Hepatitis B sekali untuk
mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan
diberikan 3 kali pada umur 0-11 bulan; 3) Imunisasi DPT diberikan 3 kali untuk
kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak
waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B
dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB; 4) Imunisasi polio
untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio, imunisasi Polio diberikan 4
(empat) kali dengan selang waktu (jarak) 4 minggu pada usia 0-11 bulan; 5)
Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang
akan diteliti yaitu pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir
meliputi: memandikan bayi, perawatan talipusat, perawatan kulit, mengganti
popok dan membedong, pemberian ASI dan imunisasi.
Keterangan :
: diteliti
Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan ibu dalam Perawatan bayi baru lahir:
- Memandikan bayi - Perawatan tali pusat - Perawatan kulit
- Mengganti popok, dan membendong - Pemberian ASI
- Imunisasi
- Baik
- Cukup
- Kurang
Sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir:
- Memandikan bayi - Perawatan tali pusat - Perawatan kulit
- Mengganti popok dan membendong - Pemberian ASI
- Imunisasi
- Positif
3.2. Variabel Penelitian
No Variabel Defenisi Operasional
Alat ukur Hasil Ukur Skala ukur 1 Pengetahuan Apa saja yang
diketahui oleh ibu di Desa Sabungan Nihuta II tentang
perawatan bayi baru lahir yang meliputi: memandikan bayi, perawatan tali pusat, perawatan kulit, mengganti popok dan membedong, pemberian ASI, serta imunisasi. Kuesioner Pengetahuan terdiri dari 25 pertanyaan tertutup (multiple choice). Terdiri dari tiga pilihan jawaban, jawaban benar diberi skor 1, salah diberi skor 0 dan tidak tahu diberi skor -1 Pengetahuan : 1) Kurang skor (<56%) 2) Cukup skor (56%-75%)
3) Baik skor (76%-100%)
Ordinal
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
yaitu untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan
bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten
Tapanuli Utara. Pada desain penelitian deskriptif peneliti menyajikan fenomena secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis
bagaimana dan mengapa fenomena terjadi (Nursalam, 2003).
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi baru
lahir yang tinggal di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten
Tapanuli Utara, sebanyak 32 orang jumlah tersebut didapat selama pengumpulan
data penelitian mulai 14 Februari 2014 sampai 14 Maret 2014.
4.2.2. Sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
metode total sampling, sehingga jumlah sampel yang menjadi responden untuk penelitian ini adalah 32 orang.
Adapun kriteria inklusi untuk menjadi sampel penelitian yaitu ibu
multipara yang mempunyai bayi baru lahir normal dibawah umur 6 bulan tanpa
dalam penelitian ini yaitu ibu multipara yang mempunyai bayi baru lahir dengan
komplikasi atau tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian.
4.3. Waktu dan Tempat Penelitian
4.3.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai dari September 2013 sampai Juli 2014
yang meliputi: pengajuan judul, penetapan judul, penelusuran pustaka, bimbingan
proposal, seminar proposal, pengurusan surat izin penelitian dan etika penelitian,
uji validitas dan reliabilitas, pengumpulan data, pengolahan data, seminar hasil
penelitian dan revisi skripsi.
4.3.2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar
Kabupaten Tapanuli Utara.
4.4. Etika Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pertimbangan etik yaitu terlebih dahulu
mendapatkan Surat Etika Penelitian dari Komite Etik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, mendapatkan surat izin penelitian dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, mendapatkan surat izin penelitian dari
lokasi penelitian melalui pemimpin di daerah tersebut yaitu Kepala Desa
Sabungan Nihuta II, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan dari penelitian yaitu
apabila hasil penelitian ditemukan pengetahuan dan sikap ibu kurang maka akan
menjadi masukan kepada pelayan kesehatan didaerah tersebut sehingga ibu didesa
tersebut akan mendapatkan penyuluhan tentang perawatan bayi baru lahir. serta
pengumpulan data yaitu responden tidak akan dikenakan sanksi atau denda
apabila responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian menandatangani lembar persetujuan dan
dilanjutkan mengisi kuesioner secara sukarela. Untuk menjaga kerahasiaan,
peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner tetapi diberi
kode pada masing-masing lembar kuesioner. Semua data yang diperoleh
semata-mata digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan
dipublikasikan pada pihak lain.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dikembangkan peneliti terdiri dari tiga bagian yaitu
kuesioner data demografi, kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap yang
disusun setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
4.5.1. Kuesioner Data Demografi
Dalam instrumen data demografi terdiri dari: Usia, Suku, Agama,
Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan. Data demografi responden digunakan untuk
menggambarkan karakteristik responden dan tidak dianalisis.
4.5.2. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan terdiri dari 25 item pertanyaan dengan pilihan
jawaban berganda (multiple choice) apabila ibu menjawab pertanyaan dengan benar diberi skor 1, jawaban yang salah diberi skor 0 dan menjawab tidak tahu
diberi skor -1.
Untuk pertanyaan definisi terdapat pada item pertanyaan 1, 18, 19, untuk
pengetahuan memandikan bayi baru lahir terdapat pada item pertanyaan 1-4,
pertanyaan untuk pengetahuan perawatan talipusat bayi baru lahir terdapat pada
item pertanyaan 5-9, pertanyaan untuk pengetahuan dalam merawat kulit bayi
baru lahir terdapat pada item pertanyaan 10-13, pertanyaan untuk pengetahuan
mengganti popok dan membedong bayi baru lahir terdapat pada item pertanyaan
14-17, pertanyaan untuk pengetahuan pemberian ASI pada bayi baru lahir terdapat
pada item pertanyaan 18-23 dan pertanyaan untuk pengetahuan imunisasi pada
bayi baru lahir terdapat pada item pertanyaan 24-25.
Dalam Nursalam (2003) skor yang sering digunakan dalam
mengkategorikan pengetahuan dalam penelitian biasanya dituliskan dalam
presentasi yaitu: 1) Baik: hasil persentase 76%-100% dimana ibu harus
menjawab benar kuesioner pengetahuan sebanyak 19 sampai 25 item pertanyaan;
2) Cukup: hasil persentase 56%-75% dimana ibu harus menjawab benar kuesioner
pengetahuan sebanyak 14 sampai 18 item pertanyaan; 3)Kurang: hasil persentase
<56% dimana ibu hanya menjawab benar pertanyaan dibawah dari 14 item
pertanyaan.
4.5.3. Kuesioner Sikap
Kuesioner sikap terdiri dari 20 item pertanyaan, dalam bentuk pernyataan
positif dan negatif dengan pilihan jawaban menggunakan skala sikap likert.
Dalam Notoatmodjo (2005) skala sikap likert tersusun atas beberapa pernyataan
positif dan pernyataan negatif yang mempunyai lima kemungkinan jawaban dari
mulai jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
1; sedangkan pernyataan negatif diberi skor sebaliknya, yaitu SS = 1; S = 2; N =
3; TS = 4; dan STS = 5. Untuk item pertanyaan dengan pernyataan positif terdapat
pada item pertanyaan: 1-7, 9-13, 15, 19-20, untuk pertanyaan dengan pernyataan
negatif terdapat pada item pertanyaan:8, 14, 16-18.
Perhitungan data hasil pengukuran sikap dikategorikan berdasarkan rumus
statistik Sudjana (2002).
Panjang kelas interval (P) = Rentang
Banyak Kelas = 100−20
2 =40
Rentang = nilai tertinggi dikurang nilai terendah
Banyak kelas = jumlah kategori
Dengan demikian, maka sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir
dikategorikan sebagai berikut: Positif apabila mendapat skor 60 – 100 dan Negatif
apabila mendapat skor 20- 59.
4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti keandalan
instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Uji validitas instrumen pada penelitian ini yaitu uji validitas isi
(content validity index). Uji validitas telah dilakukan dengan hasil uji validitas untuk kuesioner pengetahuan dengan nilai (0.93) dan hasil uji validitas untuk
kuesioner sikap dengan nilai (0.95), kuesioner penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini sudah valid, sesuai dengan pernyataan Polit & Hunger (1995) suatu
Uji reliabilitas telah dilakukan di Desa Sabungan Nihuta III dengan jumlah
responden untuk uji reliabilitas adalah 10 orang ibu multipara yang mempunyai
bayi baru lahir dibawah umur 6 bulan di luar sampel penelitian. Untuk kuesioner
pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir dengan menggunakan metode
Kuder Richardson (KR-20), hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan dengan nilai 0,813. Untuk uji reliabilitas kuesioner sikap dengan menggunakan metode
cronbach’s alpha, menggunakan bantuan program komputer, hasil uji reliabilitas kuesioner sikap dengan hasil 0.819. Menurut Sugiyono (2006) sebuah instrument
dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya diatas 0,70. Maka instrument
untuk pengetahuan dan sikap yang digunakan pada penelitian ini telah realiabel.
4.7. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Prosedur pengumpulan data yang telah
dilakukan dalam penelitian ini dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Setelah permohonan izin dari Fakultas Keperawatan USU sudah diberikan,
peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Kepala Desa Sabungan Nihuta II;
2) Setelah mendapatkan izin penelitian dari Kepala Desa setempat, kemudian
peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan mendatangi mereka
kerumah-rumah; 3) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan,
manfaat dan cara pengisian kuesioner, responden yang bersedia diminta untuk
menandatangani informed consent (surat persetujuan); 4) Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti, selama responden
kurang memahami isi pertanyaan dalam kuesioner maka peneliti menjelaskan
maksud dari pertanyaan. Waktu yang diberikan oleh peneliti dalam menjawab
pertanyaan selama 30 menit, sebahagian responden meminta peneliti membacakan
kuesioner karena kesulitan membaca kuesioner karena dalam waktu bersamaan
menjaga bayinya; 5) Setelah responden selesai mengisi kuesioner maka peneliti
memeriksa kelengkapan dari kuesioner, data yang belum lengkap langsung
peneliti tanyakan dan diselesaikann dalam waktu itu juga; 6) Peneliti melakukan
perlakuan yang sama pada responden selanjutnya sampai terkumpul semua data.
Selama pengumpulan data peneliti melakukan wawancara terpimpin dan observasi
secara langsung dimana ibu di Desa Sabungan Nihuta II mayoritas tinggal
bersama mertuanya.
4.8. Analisa Data
Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisis data dengan
memeriksa semua kuesioner, dimulai dari tahap edit (editing) untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data diberi kode (coding) secara manual sebelum diolah dengan komputer untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa
data. Data yang dibersihkan kemudian dimasukkan (entri) ke dalam program komputer. Setelah data dimasukkan ke dalam komputer dilakukan pemeriksaan
terhadap semua data guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan
masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi,
kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden.
Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan hasil dari penelitian tentang pengetahuan dan sikap
ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini melibatkan 32 orang ibu
multipara yang mempunyai bayi baru lahir dibawah umur 6 bulan. Pengumpulan
data dilakukan dalam waktu satu bulan yaitu dimulai tanggal 14 Februari 2014
sampai dengan 14 Maret 2014.
Dari hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel frekuensi serta
persentase meliputi: karakteristik responden, pengetahuan dan sikap responden
mengenai perawatan bayi baru lahir.
5.1.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian seluruh responden beragama Kristen Protestan,
mayoritas usia responden berada pada kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 22
responden (68,7%), bersuku Batak sebanyak 29 responden (90,6%),
berpendidikan terakhir SMA sebanyak 28 responden (87,5%), dan bekerja
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (n= 32)
Karakteristik Frekuensi Persentase
Usia : 20-35 Tahun >35 Tahun Suku: Batak Jawa Pendidikan terakhir: SD SMP SMA Pekerjaan: Petani Wiraswasta IRT 22 10 29 3 1 3 28 22 7 3 68,7 31,3 90,6 9,4 3,1 9,4 87,5 68,8 21,8 9,4
5.1.2. Gambaran Pengetahuan Ibu di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara dalam perawatan bayi baru lahir.
Lingkup perawatan bayi baru lahir dalam penelitian ini meliputi:
memandikan bayi, perawatan tali pusat, perawatan kulit, mengganti popok dan
membedong, pemberian ASI, dan imunisasi.
1. Memandikan bayi baru lahir
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam memandikan
bayi baru lahir ditampilkan pada tabel 5.2. Dari 32 responden didapat hasil
mayoritas responden mengetahui pernyataan tentang memandikan dan tujuan
memandikan bayi sebanyak 31 orang (96,9%), memandikan bayi di bak mandi
(62,5%). Namun sebanyak 15 responden (46,9%) tidak mengetahui memandikan
bayi di bak mandi (ember mandi), dan sebanyak 11 responden (34,4%) tidak
mengetahui memandikan bayi dengan spons.
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam memandikan bayi baru lahir dalam kategori
baik dimana ibu yang mengetahui memandikan bayi baru lahir (77,3%) hal
[image:45.595.117.511.346.480.2]tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam memandikan bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu F (%) F (%) F (%) 1
2 3 4
Definisi memandikan bayi Tujuan memandikan bayi
Memandikan bayi di ember mandi Memandikan bayi dengan spons
31 (96,9) 31 (96,9) 17 (53,1) 20 (62,5) 1 (3,1) 1 (3,1) 15 (46,9) 11 (34,4) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 1 (3,1)
TOTAL 99 (77,3) 28(21,9) 1(0.8)
2. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam perawatan tali
pusat bayi baru lahir ditampilkan pada tabel 5.3. Dari 32 responden didapat hasil
mayoritas responden mengetahui tujuan dari perawatan tali pusat sebanyak 28
orang (87,5%), mencuci tangan sebelum merawat tali pusat sebanyak 31 orang
(96,9%), menggunakan kasa kering dan steril untuk membersihkan sekeliling tali
pusat sebanyak 15 orang (46,9%), balutan untuk tali pusat sebanyak 21 orang
(65,6%), tujuan tidak mengompres tali pusat sebanyak 14 orang (43,7%). Namun
kering untuk membersihkan sekeliling tali pusat, 11 responden (34,4%) tidak
mengetahui balutan untuk talipusat, dan 16 responden (50,0%) tidak mengetahui
tujuan tidak mengompres talipusat.
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir dalam
kategori cukup dimana ibu yang mengetahui perawatan talipusat (68, 1%) hal
[image:46.595.119.512.346.543.2]tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu F (%) F (%) F (%) 5
6
7
8 9
Tujuan dari perawatan tali pusat Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
Penggunan kasa kering dan steril untuk membersihkan sekeliling tali pusat
Balutan untuk tali pusat
Tujuan tidak mengompres tali pusat
28 (87,5) 31 (96,9) 15 (46,9) 21 (65,6) 14 (43,7) 4 (12,5) 1 (3,1) 16 (50,0) 11 (34,4) 16 (50,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 1 (3,1) 0 (0,0) 2 (6,3)
TOTAL 109 (68,1) 48 (30.0) 3 (1,9)
3. Perawatan kulit bayi baru lahir
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam perawatan
kulit bayi baru lahir ditampilkan pada tabel 5.4. Dari 32 responden didapat hasil
mayoritas responden tidak mengetahui tindakan yang dilakukan untuk kulit bayi
kering dan mengelupas sebanyak 28 responden (87,5%),tindakan menghilangkan
21 orang (65,6%). Namun sebanyak 30 responden (93,7%) mengetahui kulit bayi
pada area popok seharusnya dibersihkan.
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan kulit bayi dalam kategori kurang
dimana ibu yang mengetahui perawatan kulit bayi hanya (35,1%) hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam perawatan kulit bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu F (%) F (%) F (%) 10
11 12 13
Tindakan dilakukan untuk kulit bayi kering dan mengelupas
Kulit bayi pada area popok seharusnya Tindakan menghilangkan ruam Ruam hilang tanpa diberi pengobatan
3 (9,4) 30 (93,7) 1 (3,1) 11 (34,4) 28 (87,5) 2 (6,3) 30 (93,8) 21 (65,6) 1 (3,1) 0 (0,0) 1 (3,1) 0(0,0)
TOTAL 45(35,1) 81(63,3) 2(1,6)
4. Mengganti popok dan membedong
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam mengganti
popok dan membedong bayi baru lahir ditampilkan pada tabel 5.5. Dari 32
responden didapat hasil mayoritas responden mengetahui membersihkan kulit
setelah mengganti popok dan mengganti popok yang basah dengan yang baru
sebanyak 32 responden (100,0%), tujuan mengikat popok menjauh dari tali pusat
sebanyak 23 responden (71,9%), cara membedong bayi sebanyak 29 responden
(90,6%).
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
[image:47.595.121.512.318.467.2]lahir termasuk dalam kategori baik dimana ibu yang mengetahui mengganti popok
dan membedong sebanyak (90,6%) hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam mengganti popok dan membedong bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu
F (%) F (%) F (%)
14
15 16
17
Membersihkan kulit setelah mengganti popok
Mengganti popok yang basah
Tujuan mengikat popok menjauh dari tali pusat
Cara mengikat bedong bayi
32 (100,0) 32 (100,0) 23 (71,9) 29 (90,6) 0 (0,0) 0 (0,0) 9 (28,1) 3 (9,4 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0)
TOTAL 116(90,6) 12(9,4) 0(0,0)
5. Pemberian ASI
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam pemberian
ASI pada bayi baru lahir ditampilkan pada tabel 5.6. Dari 32 responden didapat
hasil mayoritas responden mengetahui bahwa menyusui merupakan cara terbaik
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 32 responden (100,0%), menyusui
secara esklusif sebanyak 21 responden (65,6%), memberi ASI sesuai keinginan
bayi sebanyak 23 responden (71,9%), tujuan menyusui dikedua payudara
sebanyak 21 responden (65,6%), tanda menyusui tepat dan benar sebanyak 12
responden (37,5%), hal yang diperhatikan saat menyusui sebanyak 32 responden
(100,0%). Namun sebanyak 11 responden (34,4%) tidak mengetahui apa yang
dimaksud dengan menyusui bayi secara esklusif, 9 responden (28,1%) tidak
mengetahui tujuan menyusui dipayudara kiri dan kanan secara bergantian, 20
[image:48.595.116.510.210.375.2]Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam pemberian ASI pada bayi baru lahir termasuk
dalam kategori cukup dimana pengetahuan ibu dalam pemberian ASI sebanyak
(73,6%) hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam pemberian ASI bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu
F (%) F (%) F (%)
18 19 20 21 22 23
Cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi
Definisi menyusi secara esklusif Memberi ASI kepada bayi sesuai dengan keinginan bayi
Tujuan menyusui dikedua payudara Tanda bayi mengisap secara efektif Hal yang diperhatikan saat menyusui
32 (100,0) 21 (65,6) 23 (71,9) 21 (65,6) 12 (37,5) 32 (100,0) 0 (0,0) 11 (34,4) 9 (28,1) 9 (28,1) 20 (62,5) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 2 (6,3) 0 (0,0) 0 (0,0)
TOTAL 141(73,6) 49(25,5) 2(1,0)
6. Imunisasi
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban responden dalam imunisasi bayi
baru lahir ditampilkan pada tabel 5.7. Dari 32 responden didapat hasil sebanyak
15 responden (46,9%) mengetahui tujuan imunisasi dan 29 responden (90,6%)
mengetahui jenis imunisasi wajib pada bayi baru. Namun sebanyak 15 responden
(46,9%) tidak mengetahui tujuan imunisasi.
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam imunisasi pada bayi baru lahir termasuk
dalam kategori cukup dimana ibu yang mengetahui tentang imunisasi pada bayi
[image:49.595.115.512.263.461.2]Tabel 5.7 Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban pengetahuan responden dalam imunisasi bayi baru lahir (n=32).
No Peryataan Benar Salah Tidak
Tahu
F (%) F (%) F (%)
24 25
Tujuan imunisasi
Jenis imunisasi wajib pada bayi baru lahir 15 (46,9) 29 (90,6) 15 (46,9) 1 (3,1) 2 (6,3) 2 (6,3)
TOTAL 45(68,7) 16(25,0) 4(6,3)
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir mayoritas berada
pada kategori cukup sebanyak 20 responden (62,5%) hal tersebut dapat dilihat
[image:50.595.112.513.153.260.2]pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir (n=32).
Pengetahuan ibu Frekuensi Presentase
Baik Cukup Kurang 9 20 3 28,1 62,5 9,4
5.1.3. Gambaran Sikap Ibu di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara dalam perawatan bayi baru lahir.
Distribusi frekuensi dan persentasi jawaban sikap responden ditampilkan
pada tabel 5.9 dibawah. Dari 32 responden didapat hasil mayoritas ibu sangat
setuju pada pernyataan sikap ibu bahwa memandikan bayi supaya kulit badan
bayi bersih dan merasa nyaman 19 responden (59,4%), menjaga luka tali pusat
[image:50.595.111.513.431.524.2]tali pusat 16 responden (50,0%), tidak mengikat bedongan dengan kuat 15
(46,9%), mengimunisasi bayi untuk kekebalan tubuh 17 responden (53,1%),
membawa bayi keposyandu untuk imunisasi 18 responden (56,3%). Dari 32
responden didapat hasil mayoritas ibu setuju pada pernyatan menjaga suhu air
tetap hangat 16 responden (50,0%), melapor kepetugas jika tali pusat terinfeksi 17
responden (53,1%), memberikan baby oil supaya kulit bayi lembab 17 responden
(53,1%), mengganti popok yang basah dengan yang baru dan menyusui bayi
sesuai keinginan bayi serta menyusui bayi dengan ASI masing-masing 16
responden (50,0%). Dari 32 responden didapat hasil mayoritas ibu memilih sikap
netral pada pernyataan tidak mengoleskan minyak kekulit bayi yang terkena ruam,
memberi MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan, tidak yakin dengan
meng-imunisasi bayi akan kebal masing masing sebnayak 2 responden (6,3%). Dari 32
responden didapat hasil mayoritas ibu memilih tidak setuju dengan pernyataan
melepaskan tali pusat sebelum waktunya lepas sebanyak 18 responden
(56,3%), tidak mengoleskan bahan apapun ketali pusat 14 responden (43,8%),
tidak mengoleskan minyak kekulit bayi yang terkena ruam 17 responden (53,1%),
memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan 16 responden (50,0%),
memberi ASI sesuai keinginan ibu 19 responden (59,4%). Tidak menyangga
badan bayi saat menyusui 20 responden (62,5%) dan tidak yakin dengan
mengimunisasi bayi akan kebal 14 responden (43,8%). Dari 32 responden didapat
hasil mayoritas ibu memilih sangat tidak setuju dengan pernyataan melepaskan
tali pusat sebelum waktunya sebanyak 13 responden (40,6%) dan tidak yakin
Tabel 5.9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir (n=32).
No Pernyataan Sikap SS S N TS STS
F(%) F(%) F(%) F(%) F(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Memandikan bayi supaya kulitnya bersih dan nyaman Menjaga suhu air tetap hangat saat mandi
Melepaskan tali pusat sebelum waktunya lepas
Tidak mengoles bahan apapun ketali pusat
Melapor kepetugas jika tali pusat terinfeksi
Menjaga luka tali pusat tetap kering
Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat Memberikan baby oil supaya kulit bayi lembab
Tidak mengoleskan minyak kekulit bayi yang kena ruam Mengganti popok yang basah dengan yang baru
Membersihkan kulit bayi setelah menganti popok
Tidak mengikat bedongan dengan kuat
Menyusui bayi sesuai keinginan bayi
Memberi MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan
Menyusui bayi dengan ASI dan ASI cocok untuk bayi
Memberi ASI sesuai keinginan Ibu
Tidak menyangga badan bayi saat menyusui
Tidak yakin dengan meng- imunisasi bayi akan kebal Mengimunisasi bayi untuk kekebalan tubuh
[image:52.595.118.515.158.721.2]Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang sudah ditetapkan, didapat
hasil bahwa sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir mayoritas berada pada
kategori positif sebanyak 31 responden (96,9%) hal tersebut dapat dilihat pada
[image:53.595.110.515.287.358.2]tabel 5.10.
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi dan persentase sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir (n=32).
Sikap ibu Frekuensi Presentase
Positif
Negatif
31
1
96,9
3,1
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pengetahuan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam perawatan
bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II termasuk dalam kategori cukup
sebanyak 20 responden (62,5%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ibu yang masih cukup salah satunya adalah pendidikan. Berdasarkan
hasil penelitian didapat hasil bahwa dari 20 responden yang berpengetahuan
cukup mayoritas berpendidikan terakhir SMA sebanyak 18 responden. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 18 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, salah satu bentuk pendidikan
formal menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana pada pendidikan
sikap seseorang. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) peningkatan
pengetahuan dapat diperoleh di pendidikan formal, pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan
tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Tingkat
pendidikan seseorang dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap informasi
dibidang kesehatan dan keluarga. Maka dapat disimpulkan adanya kesesuaian
teori dengan kenyataan dimana pendidikan ibu berpengaruh terhadap pengetahuan
ibu terhadap perawatan bayi baru lahir, hal ini diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Oktora (2011) dimana pendidikan ibu mempengaruhi tingkat
pemahaman ibu dalam perawatan lanjutan bayi prematur.
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Dari
20 responden yang berpengetahuan cukup 13 responden berada pada rentang usia
20-35 tahun. Sesuai dengan pendapat Piaget (Papalia, Olds & Fedman, 2007) usia
tersebut merupakan usia dewasa awal (20-40 tahun), pada usia ini pengalaman
memegang peranan penting dalam fungsi intelektual orang dewasa. Pengalaman
juga memiliki peranan penting bagi orang dewasa untuk memecahkan masalah.
Karena pengalaman setiap orang berbeda-beda maka efek yang ditimbulkan dalam
perkembangan kognitifnya pun berbeda-beda. Terkait dengan penelitian ini
mayoritas ibu sudah mempunyai pengalaman merawat bayi sebel