• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir Di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir Di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULIOREJO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN

DELI SERDANG

ANITA PRATIN 105102070

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

i

Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang . Viii + 40 hal + 5 tabel + 1 skema + 6 lampiran

Abstrak

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera, yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Perawatan yang tepat sangat dibutuhkan oleh bayi karena bayi merupakan makhluk yang lemah dan tidak mampu memenuhi serta melindungi dirinya sendiri Perawatan tersebut meliputi pemberian ASI, perawatan tali pusat, memandikan bayi dan membedong bayi. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang, teknk pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 21 responden mayoritas usia 21-34 tahun sebanyak 61,8%, sedangkan minoritas usia >35 tahun sebanyak 4 orang (11,8%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 55,9%, sedangkan minoritas SD sebanyak 2,9%, mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebanyak 41,2%, sedangkan minoritas petani sebanyak 2,9%, dan dari segi pengetahuan mayoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 67,6%%, minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 14,7%, sikap ibu primipara mayoritas positif sebanyak 97,1%, minoritas ibu bersikap negatif sebanyak 2,9 %. Diharapkan kepada ibu primipara agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam perawatan bayi baru lahir yang akan disampiakan melewati posyandu dan bidan-bidan di wilayah tersebut.

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Penelitian dengan judul “ Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal penelitian ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara .

3. dr. Juliandi Harahap, MA selaku Dosen pembimbing dalam penyusunan KTI (Karya Tulis Ilmiah) dan penguji III

4. Setiawan,Skp.MNS.PhD, selaku dosen penguji I.

5. dr.Hj.Erniwaty, selaku Kepala Puskesmas Muliorejo yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat tersebut.

(5)

iii Ilmiah ini.

8. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Juni 2011

(6)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Definisi ... 5

B. Perawatan bayi baru lahir ... 5

1. Pemberian ASI ... 6

2. Memandikan bayi ... 8

3. Perawatan tali pusat... 9

4. Membungkus (membedong) bayi ... 10

C. Perilaku ... 14

D. Ranah perilaku ... 14

1. Pengetahuan ( Knowledge ) ... 14

2. Sikap (attitude) ... 16

3. Skala Ukur ... 17

BAB III KERANGKA KONSEP ... 19

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Definisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C . Tempat Penelitian ... 22

D. Waktu penelitian ... 22

E. Etika Penelitian ... 22

F. Alat pengumpulan data ... 23

(7)

v

I. Prosedur pengumpulan data ... 26

J. Pengolahan data dan Analisa data ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...…... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Karakteristik Responden ... 28

2. Pengetahuan responden ... 29

3. Sikap responden ... 34

B. Pembahasan ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Kesimpulan ... 39

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

... .28 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu Primipara

Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 ... 29 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primipara Terhadap

Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011…… ... 32 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Sikap Ibu Primipara Dalam

Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011…… ... 33 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Primipara Dalam Perawatan

(9)

vii

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pernyataan penelitian Lampiran 2 : Surat Balasan

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden Lampiran 4 : Surat Content validity

(11)

i

Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang . Viii + 40 hal + 5 tabel + 1 skema + 6 lampiran

Abstrak

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera, yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Perawatan yang tepat sangat dibutuhkan oleh bayi karena bayi merupakan makhluk yang lemah dan tidak mampu memenuhi serta melindungi dirinya sendiri Perawatan tersebut meliputi pemberian ASI, perawatan tali pusat, memandikan bayi dan membedong bayi. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang, teknk pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 21 responden mayoritas usia 21-34 tahun sebanyak 61,8%, sedangkan minoritas usia >35 tahun sebanyak 4 orang (11,8%), mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 55,9%, sedangkan minoritas SD sebanyak 2,9%, mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebanyak 41,2%, sedangkan minoritas petani sebanyak 2,9%, dan dari segi pengetahuan mayoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 67,6%%, minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 14,7%, sikap ibu primipara mayoritas positif sebanyak 97,1%, minoritas ibu bersikap negatif sebanyak 2,9 %. Diharapkan kepada ibu primipara agar lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam perawatan bayi baru lahir yang akan disampiakan melewati posyandu dan bidan-bidan di wilayah tersebut.

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat yang sejahtera, yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata (Depkes, 2009,¶ 29).

Keadaan masyarakat di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang (Depkes, 2009,¶29).

Perilaku masyarakat diharapkan dalam Indonesia sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara, meningkatkan kesehatan dan mencegah resiko terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya (Depkes, 2009,¶ 30).

(13)

hidup artinya terdapat 31,04 bayi meninggal dalam setiap kelahiran dan salah satu penyebab kematian bayi disebabkan infeksi (Detikhealth,2009,¶ 1).

Timbulnya infeksi disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari yang benar. Perawatan tersebut meliputi pemberian ASI, perawatan tali pusat, memandikan bayi dan membedong bayi. Perawatan yang tepat sangat dibutuhkan oleh bayi karena bayi merupakan makhluk yang lemah dan tidak mampu memenuhi serta melindungi dirinya sendiri. Oleh karena itu bayi memerlukan perhatian, perlindungan, kasih sayang dari orang disekelilingnya terutama sang ibu.

Salah satu perawatan ibu yang tidak baik adalah ibu yang tidak memberikan ASI. Menurut Sujiyatini & Kurniati (2010, hal 41) di Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu yang memberikan ASI Eksklusif kepada pada bayinya sampai berumur 6 bulan dan 4% bayi disusui dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir di usia bawah 28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah kelahiran (Sujiyatini & Kurniati. 2010. Hal 41).

(14)

3

Dalam suatu tradisi dan keyakinan masyarakat, membedong sangat berperan karena dapat terhindar dari bentuk kaki yang bengkok (terlihat seperti huruf O ). Membedong atau membungkus bayi dilakukan untuk menenangkan, menghangatkan dan mengurangi tangisan. Bayi dibedong hingga berusia 1 bulan, apabila lebih dari sebulan dapat menggangu perkembangan (Danuatmaja, Bonny., Mila Meiliasari.2003.hal.25).

Berdasarkan alasan tersebut kurangnya informasi menyebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan bayi baru lahir sehingga ibu tidak dapat merawat bayi dengan baik.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dibahas adalah bagaimana pengetahuan dan sikap ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir di rumah dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal tahun 2011. C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

(15)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir di rumah dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011.

b. Untuk mengetahui sikap ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir di rumah dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Primipara

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan bagi saya sewaktu bekerja dan dapat memberikan informasi tentang perawatan bayi baru lahir.

3. Bagi Puskesmas

(16)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi

Para adalah menujukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah melahirkan satu kali (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengan janin yang viable.

Perawatan bayi baru lahir adalah asuhan, pelayanan yang diberikan pada bayi sehari-hari hingga minggu ke empat.

B. Perawatan Bayi Baru Lahir

Semua orang tua yang mempunyai bayi pasti mengalami masa-masa sulit dalam merawat bayinya. Namun, jika orang tua memenuhi seluk-beluk dalam merawat bayinya, hal-hal yang terasa sulit akan menjadi menyenangkan, sejalan dengan tumbuh kembang bayinya.

Perawatan bayi baru lahir meliputi : 1. Pemberian ASI

(17)

kelahirannya, karena ini merupakan zat gizi bernilai tinggi di mana di dalamnya terdapat zat antibody yang sangat dibutuhkan bayi bagi kehidupan selanjutnya. Jangka waktu enam bulan pemberian ASI Eksklusif, mengingat belum sempurnanya sistem pencernaan bayi usia di bawah enam bulan. Pemberian ASI pada bayi dilakukan dalam suasana tenang dan penuh kasih sayang. Pemberian susu botol akan mempengaruhi perkembangan daya hisap.

Keuntungan menyusui bagi ibu : a) Mengurangi resiko kanker payudara.

b) Metode Kb paling aman

c) Mengurangi stress dan gelisah

d) Mengurangi resiko kanker indung telur (ca ovarium)

e) Mengurangi resiko diabetes

Manfaat ASI bagi bayi :

a) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal

b) Daya tahan tubuh lebih kuat

c) Menyusui dan perkembangan kecerdasan

Cara menyusui yaitu :

(18)

7

Langkah-langkahnya:

a) Duduk bersama dengan bayi di atas kursi yang nyaman. Letakkan kepala bayi menyamping dilekukan lengan ibu. Sedangkan bagian lengan bawah memeluk punggung bayi. Perut ibu dengan perut bayi harus saling bertemu. Arahkan lengan bayi melingkar ke samping tubuh ibu sehingga tidak terjadi di antara ibu dan bayi.

b) Lengan yang lain memegang payudara dengan posisi ke empat jari berada di bawah payudara dan ibu jari di atas. Jari-jari tersebut harus berada di belakang aerola minimal 5 cm. Metode lain pegangan seperti gunting, menggunakan dua jari. Satu jari di atas dan satu di bawah untuk menonjolkan aerola dan puting.

c) Tarik bayi mendekati tubuh ibu. Sentuhkan puting ke bibir atas bayi secara perlahan sampai mulut terbuka lebar.

d) Ketika posisi mulut bayi terhadap payudara sudah benar, bibir bawah akan melngkung ke luar.

2) Berbaring

a. Berbaring miring di tempat tidur dengan bantal di kepala dan bahu ibu.

b. Bungkukkan sedikit tubuh ibu sehingga bayi dapat menyesuaikan posisi yang nyaman di sebelahnya.

(19)

mendekati tubuh ibu membentuk sudut yang sesuai dengan lekukan tubuh ibu. Dengan posisi ini akan membantu hidung bayi bebas tidak tertutup untuk bernafas saat menyusui.

d. Pastikan ibu dalam keadaan tenang dan relaks, gunakan bantal sebagai penopang. Gunakan payudara secara bergantian saat menyusui.

e. Setelah menyusui letakkan jari kelingking yang bersih di sudut mulut bayi dan keluarkan puting secara perlahan-lahan.

f. Jangan lupa menyendawakan bayi setiap kali menyusui. Dengan cara menggendong bayi dengan kepalanya disandarkan di bahu ibu. Tepuk atau gosok punggung bayi sampai bersendawa.

3) Footballhold

a. Ibu menggunakan kursi atau bangku dengan bantalan yang nyaman. Ibu dapat menambahkan topangan punggungnya atau di bawah bayinya agar bayi lebih mudah di posisikan untuk menyusui.

b. Gendong bayi seperti membawa bola, arahkan bayi mendekat ke bagian samping tubuh ibu.

(20)

9

d. Arahkan puting ke tengah-tengah dan bayi akan melekatkan mulutnya. Ketika puting berada di tengah, ibu dapat mengubah arah puting dengan cara menekankan ibu jari agar bergerak kearah atau menekankan jari lainnya agar mengarah ke bawah.

e. Ketika posisi mulut bayi terhadap payudara sudah benar, bibir bawah akan melengkung ke luar.

f. Lakukan sendawa setelah menyusui.

2. Memandikan bayi

Memandikan bayi merupakan hal yang menyenangkan dan ini bertujuan agar tubuh bayi tetap bersih dan sehat. Bayi bisa dimandikan sekali atau dua kali sehari. Waktu yang tepat memandikan bayi yaitu sebelum tidur karena membantu relaksasi sehingga mempermudah tidur. Ada kalanya bayi Anda tidak perlu dimandikan jika cuaca dingin, jika bayi sakit, demam, atau setelah berjalan jauh.

Mandi dapat menghilangkan kotoran dan kuman di kulit yang dapat menimbulkan penyakit. Memandikan bayi jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan bayi kedinginan karena idealnya waktu memandikan adalah 5 menit (PN, Eveline., Djamaludin, Nanang. Hal.96).

(21)

a) Persiapan semua peralatan mandi yaitu sabun mandi khusus bayi, shampoo bayi, air hangat, handuk bayi, waslap, minyak telon, bedak bayi, pakaian bayi (baju, popok, kaus kaki dan tangan, bedong, dan gurita).

b) Setelah itu ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu.

c) Tuangkan air dingin terlebih dahulu, lalu tambahkan air panas. Periksa suhu dengan dengan menyelupkan siku tangan anda. Air harus dalam keadaan hangat (suhu 25-30ºc).

d) Sebelum bayi dimasukkan ke bak mandi, buka baju bayi Anda dan telentangkan di atas tempat tidur atau baby tafel yang dialasi matras.

e) Bersihkan daerah sekitar mata dan mulut memakai kapas bulat telah di basahi air. Sementara daerah hidung dan telinganya dibersihkan dengan cutton bud yang dibasahi air.

f) Bersihkan bagian wajahnya secara perlahan dengan waslap yang telah direndam air hangat dan diperas.

g) Dengan posisi tetap di atas matras, keramasi rambutnya secara perlahan-lahan dan upayakan jangan mengenai mata.

(22)

11

i) Masukkan tubuh bayi yang telah dikeramasi dan disabuni ke dalam bak mandi berisi air hangat. Caranya, sangga tengkuk dan punggungnya pada salah satu tangan anda. Kemudian, tangan Anda yang lain menyangga bokongnya. Lalu, letakkan bokongnya di dasar bak yang telah di beri alas karet. Sementara, kepalanya tetap tersangga pada lengan Anda dekat sandaran bak mandi.

j) Bilas kepalanya yang telah dikeramasi tadi secara hati-hati hingga bersih. Hindari air bilasan masuk ke lubang telinga dan hidungnya. Lalu, bilas bagian tubuh lainnya hingga bersih dengan menyiram-nyiram air secara perlahan menggunakan tangan yang satunya.

k) Angkat tubuh bayi dan seka air di tubuhnya. Lalu, lilit tubuhnya dengan menggunakan handuk. Bawa bayi ke tempat kasur bermatras dan keringkan seluruh tubuhnya dengan handuk lembut, gunakan alat kosmetika bayi setelah itu pakaikan baju bayi.

Alat kosmetika yang sering digunakan bayi setelah mandi yaitu:

a) Sabun mandi bayi

(23)

b) Bedak

Bedak biasanya digunakan sehabis mandi, sehingga tubuh bayi semakin segar dan bedak juga dapat menyerap keringat. Penggunaan bedak jangan berlebihan karena serbuk bedak yang menempel di lipatan kulit tubuh bayi bisa berubah menjadi kotoran yang menggeras akhirnya kulit bayi menjadi iritasi. Gunakan bedak secara perlahan-lahan agar bedak tidak berterbangan dan terhirup oleh bayi.

c) Baby oil

Kosmetik ini digunakan untuk membersihkan kulit bayi dari kotoran-kotoran yang mengeras atau mengering dan untuk mempertahankan kulit bayi agar tetap lembut.

d) Shampoo ( Muskibin, 2005.hal.387).

3. Perawatan tali pusat

(24)

13

Ibu yang baru memiliki bayi, kerap kali bingung bagaimana cara merawat tali pusat bayinya. Sebenarnya merawat tali pusat sangat mudah hanya membersihkan daerah di sekitar tali pusat dan mengganti kasa pembungkus.

Adapun cara perawatan tali pusat adalah :

a) Cucilah tangan dengan sabun.

b) Ambil kapas bulat yang telah di olesi alkohol 70%, bersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya (yang menempel pada perut).

c) Jika Anda memiliki jepitan khusus dari plastik untuk “memegang” ujung tali pusat, membersihkan dan melilitkan perban jadi lebih mudah.

d) Rendam perban / kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali pusat. Usahakan seluruh permukaan hingga pangkalnya tertutup perban.

e) Kenakan gurita bayi untuk menahan agar bungkus perban tetap pada tempatnya.

f) Jika area ini merah, bernanah segera hubungi dokter.

Tanda-tanda tali pusat yang terinfeksi adalah:

a) Tali pusat memerah

b) Berbau

(25)

4. Membungkus (membedong) bayi

Kegiatan ini dilakukan sesudah memandikan bayi. Beberapa ibu baru, terkadang kurang percaya diri untuk memakai bedong. Biasanya, orang lain diminta untuk melakukannya. Sebab, mereka takut tangan bayinya terkilir saat dikenakan bedong.

Cara membungkus bayi :

a. Letakkan kain bedong di tempat yang rata (tempat tidur). Bentuk diamond lalu lipat sedikit bagian atasnya. Letakkan bayi dengan kepala di atas lipatan kain tersebut.

b. Peganglah lengan kanan bayi ke sisi tubuhnya, lalu tarik kain bedong ke kanan arah badan bayi dan masukkan ke bagian badannya.

c. Tarik bagian bawah kain bedong kearah bahu kiri. Pastikan tangan kiri bayi berada di sisi tubuhnya. Tariklah bagian kanan bedong ke arah pundak kiri bayi.

d. Tariklah sisa kain bedong melingkar ke bagian belakang tubuh bayi dan sisanya diselipkan di bagian leher bayi yang berbentuk V. Bayi sudah terbedong sekarang.

(26)

15

C. Perilaku

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus( rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus organism, dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori ini disebut teori S-O-R atau “Stimulus Organisme Respon”.

Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungannya (Zulkifli, dkk. 1999).

D. Ranah perilaku

Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam domain/ranah yaitu Kognitif (cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor).

Ketiga domain di ukur dari :

1. Pengetahuan ( Knowledge )

(27)

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkatan paling rendah.

b. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

c. Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ).

d. Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi ( Evaluation )

(28)

17

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2007, hal. 140).

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan langsung dan tidak langsung.

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan sikap risiko ( Notoatmodjo, 2007, hal.144).

Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

(29)

E. Skala ukur

Sikap dapat diukur dengan mempergunakan skala likert, yaitu: Merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkapkan sifatnya.

(30)

19 BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur yaitu pengetahuan dan sikap ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir di rumah dalam wilayah kerja Puskesmas Muliorejo. Dimana pengetahuan dan sikap yang dibahas mencakup tentang pemberian ASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat dan membungkus bayi. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep penelitian dibawah ini :

Skema. 1. Skema Kerangka Konsep Pengetahuan

Perawatan Bayi Baru Lahir

(31)

B. Definisi Operasional

N

o Variabel

Definisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetah

uan

Segala sesuatu yang

diketahui ibu

tentang perawatan

bayi baru lahir.

Kuesio

ner

Untuk jawaban :

Benar : nilai 1

Salah : nilai 0

1. Baik : nilai

76%-100%

(sebagian besar)

2. Cukup:

56%-75%(rata-rata)

3. Kurang: <56%

(sebagian kecil)

Ordinal

2 Sikap Respon ibu

sehubungan dengan

perawatan bayi baru

lahir.

Kuesio

ner

Jika item (+) pada

masalah maka:

1.Setuju : 3

2.Kurang setuju:2

3.Tidak setuju:1

Jika item (-) pada

Masalah maka:

1. Setuju : 1

2. Kurang setuju:2

3. Tidak setuju :3

Positif: nilai

41-60

Negatif: nilai

20-40

(32)

21 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk membuat mengidentifikasi gambaran pengetahuan

dan sikap ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir di rumah dalam wilayah kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal tahun 2011.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu primipara yang berjumlah 34 orang. Jumlah tersebut merupakan seluruh ibu primipara yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Muliorejo tersebut. Jumlah tersebut di dapat selama penelitian berlangsung yaitu bulan Februari hingga Mei Tahun 2011.

2. Sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan sistem total sampling yaitu ibu primipara yang ada di Puskesmas Muliorejo yang dijadikan sampel. Jumlah sampel

(33)

C. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

D. Waktu penelitian

Penelitian mulai dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2011. Meliputi pangajuan judul, penelusuran pustaka, bimbingan proposal, penyiapan izin lokasi, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data, hingga seminar hasil penelitian.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada Komite DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan meminta izin kepada Puskesmas di Muliorejo untuk meneliti di wilayah kerjanya. Setelah mendapatkan izin, barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

a. Lembar persetujuan ( informed consent)

(34)

23

b. Tanpa nama ( Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data yang diisi tetapi hanya diberi kode.

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan responden dijamin peneliti.

F. Alat pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari pertanyaan pengetahuan dan sikap terhadap ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang. Kuisioner dikumpulkan kembali setelah diisi responden.

G. Aspek pengukuran

a. Aspek pengukuran pengetahuan

Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang telah diberikan. Dimana pada aspek ini terdapat 20 pertanyaan pengetahuan.

(35)

Nilai 1 untuk jawaban benar

Nilai 0 untuk jawaban salah

Sehingga total skor diperoleh pengetahuan dalam perawatan bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

Pengetahuan baik : bila responden menjawab benar 79% - 100% dari 20 pertanyaan.

Pengetahuan cukup : bila responden menjawab benar 56% - 78% dari 20 pertanyaan.

Pengetahuan kurang : bila responden menjawab benar <56% dari 20 pertanyaan.

b. Aspek pengukuran sikap

Aspek pengukuran sikap dilakukan terhadap sikap berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari tiga kategori yaitu Setuju (ST), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Instrument penelitian tentang sikap terdiri dari 20 pertanyaan.

Penilaian menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu:

Jika item positif (+) pada masalah maka :

1. Setuju : 3

2. Kurang setuju : 2

(36)

25

Jika item negatif (-) pada masalah maka : 1. Setuju : 1

2. Kurang Setuju : 2

3. Tidak Setuju : 3

Nilai skor sikap terendah adalah 20 dan yang tertinggi adalah 60. Sehingga total skor diperoleh sikap dalam perawatan bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

Sikap negatif (-) : jika responden memiliki nilai 20-40 dari jumlah pertanyaan Sikap positif (+) : jika responden meniliki nilai 21-60 dari jumlah pertanyaan. H. Validitas dan reabilitas instrumen

a. Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan content validity oleh dokter spesialis anak pada tanggal 28 Januari 2010 yaitu dengan dr. Sugiani S. SpA

b. Realibilitas

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau

kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner.

Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan

(37)

dari 0,6 sudah memadai syarat reliabilitas. Realiabilitas dilakukan di klinik Rafa Nissi

pada tanggal 02 February 2011 terhadap 10 orang primipara yang memiliki kriteria

sama dengan responden yaitu ibu tersebut haruslah memiliki anak kurang dari 1

bulan. Hasil realibilitas yang di dapat yaitu pengetahuan 0,923 dan untuk sikap

adalah 0,948.

I. Prosedur pengumpulan data

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer. Data diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1.Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik dan mengajukan permohonan izin penelitian Kepada Dinas kesehatan Sumatera Utara.

2.Setelah mendapat izin maka peneliti mengajukan surat kepada Kepala Puskesmas Muliorejo. Setelah mendapatkan izin maka peneliti selanjutnya mendatangi klinik terdekat sebanyak 2 kali dalam seminggu dan peneliti juga datang pada saat jadwal imunisasi yang diadakan diklinik tersebut yakni setiap tanggal 10 dan 20 setiap bulan. Selain itu peneliti juga mendatangi ke rumah-rumah responden untuk memberikan kuesioner pada akhir minggu.

(38)

27

menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudian peneliti akan memeriksa kembali kelengkapan data. J. Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan data secara univariat dan telah terkumpul diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Editing

Pemeriksaan data, dilakukan pengecekan kelengkapan-kelengkapan pada data pertanyaan yang telah terkumpul. Pada waktu penelitian terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka diperbaiki kembali dengan menjumpai responden dan menjawab ulang kuesioner yang belum terisi.

2) Coding

Pemberian kode, data yang telah dikumpul dan hasil jawaban dari setiap pertanyaan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.

3) Entry

(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo dengan jumlah responden 34 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir. Kuesioner ini berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 20 pertanyaan sikap. Berikut ini dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap.

1. Karakteristik responden

(40)
[image:40.612.147.533.176.624.2]

29

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir

Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)

Umur

< 20 tahun 21-34tahun >35 tahun Total Pendidikan SD SLTP SMA PT Total Pekerjaan IRT Petani PNS PS/ Buruh Total 9 21 4 34 1 8 19 6 34 14 1 6 13 34 26,4 61,8 11,8 100 2,9 23,6 55,9 17,6 100 54,1 2,9 17,6 38,3 100

(41)

yaitu 19 orang (55,9 %) dan ibu primipara kebanyakan sebagai ibu rumah tangga yaitu 14 orang (41,2 %).

2. Pengetahuan responden

Pengetahuan ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir sudah cukup baik. Hal itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, pakerjaan, umur, minat, pengalaman serta sumber informasi yang ada di lingkungan tersebut. Dimana pengetahuan ini merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhapad suatu objek tertentu. Pengetahuan ibu primipra ini merupakan segala sesuatu yang ibu ketahui tentang perawatan bayi baru lahir meliputi pemberian ASI, memandikan bayi, perawatan tali pusat serta membedong bayi.

(42)
[image:42.612.145.522.166.706.2]

31

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah

No. Pertanyaan Pilihan jawaban

Benar Salah

F % F %

1. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir

27 79,4 7 20,6

2. Kegunaan pemberian ASI pada bayi 27 79,4 7 20,6

3. Yang ibu lakukan setelah memberi ASI 26 76,5 8 23,5

4. Posisi ibu yang benar saat menyusui 27 79,4 7 20,6

5. Yang dilakukan ibu terhadap payudara apabila bayi sudah kenyang

21 61,8 13 38,2

6. Frekuensi ibu menyusui dalam sehari 25 73,5 9 26,5

7. Kondisi bayi yang tidak boleh dimandikan 32 94,1 2 5,9

8. Alasan bayi tidak boleh dimandikan terlalu lama 25 73,5 9 26,5

9. Jenis sabun yang digunakan saat bayi mandi 32 94,1 2 5,9

10. Air yang digunakan untuk memandikan bayi 30 88,2 4 11,8

11. Dampak negatif dalam pemberian bedak pada kulit bayi

27 79,4 7 20,6

12. Urutan memandikan bayi yang benar 30 88,2 4 11,8

13. Frekuensi memandikan bayi dalam sehari 31 91,2 3 8,8

14. Alasan kebersihan tali pusat harus di jaga? 29 85,3 5 14,7

15. Tanda-tanda bayi yang terkena infeksi 27 79,4 7 20,6

16. Yang tidak boleh diletakkan pada tali pusat 29 85,3 5 14,7

17. Frekuensi mengganti penutup tali pusat 24 70,6 10 29,4

18. Alasan tali pusat diletakkan ke arah atas 31 91,2 3 8,8

19. Manfaat membedong badan bayi 24 70,6 10 29,4

(43)
(44)

33

membedong masih bisa dilakukan pada usia 2 sampai 3 bulan yaitu sebanyak 41,2%. Selain itu pemakaian bedak dapat menggangu pernafasan bayi karena terhirup oleh bayi. Dalam ini ada 20,6% ibu belum mengetahui dampak negatif bedak bagi kulit bayi.

3. Tingkat pengetahuan

[image:44.612.115.529.416.556.2]

Secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir terbagi atas baik, cukup dan kurang. Untuk melihat data yang telah dikumpul dapat dilihat di tabel bawah ini.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Baik 23 67,6

Cukup 6 17,7

Kurang 5 14,7

Total 34 100

(45)

4. Sikap responden

[image:45.612.126.512.375.700.2]

Sikap responden dalam hal perawatan bayi baru lahir ini dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari dimana ada 3 komponen yang mempengaruhinya yaitu kepercayaan, kehidupan emosional serta kecendrungan. Apabila digabungkan akan membentuk sikap yang utuh. Hasil penelitian ini dapat dilihat di tabel dibawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Sikap Ibu Primipara

Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah

No. Pertanyaan

Pilihan jawaban Setuju Kurang

setuju

Tidak setuju

F % F % F %

1. Sebaiknya memberikan ASI dibanding susu formula

28 82,4 3 8,8 3 8,8 2. Menyusui dilakukan dengan

payudara secara bergantian.

32 94,1 2 5,9 0 0 3. ASI minimal diberikan pada bayi

hingga berusia 6 bulan

26 76,5 5 14,7 3 8,8 4. Setelah menyusui bayi harus

disendawakan

28 82,3 4 11,8 2 5,9 5. Mulut bayi akan dibersihkan apabila

selesai disusui

27 79,4 5 14,7 2 5,9 6. Bayi dimandikan 2 kali dalam sehari 29 85,3 3 8,8 2 5,9 7. Bayi akan langsung dimandikan

setelah disusui

17 50,0 16 47,1 1 2,9

8. Bayi tetap dimandikan walaupun dalam keadaan sakit

17 50,0 16 47,1 1 2,9 9. Memandikan bayi memerlukan

waktu yang lama

(46)

35

No. Pertanyaan

Pilihan jawaban Setuju Kurang

setuju

Tidak setuju

F % F % F %

10. Air yang digunakan dalam memandikan bayi adalah air dingin

0 0 16 47,1 18 52,9 11. Bayi dimandikan sebelum ia tertidur 25 75,3 8 23,5 1 2,9

12 Suhu air harus di ukur terlebih dahulu

33 97,1 1 2,9 0 0 13. Sebelum memegang bayi harus

mencuci tangan.

31 91,2 3 8,8 0 0 14. Tali pusat di tutup dengan

menggunakan kain kasa steril

31 91,2 3 8,8 0 0 15. Tali pusat harus dijaga agar tetap

kering dan bersih

32 94,2 1 2,9 1 2,9 16. Bayi akan dibiarkan tanpa di bedung 3 8,8 11 32,4 20 58,8 17. Kain bedung harus terbuat dari kain

yang lembut dan menyerap

30 88,2 2 5,9 2 5,9 18. Pengikatan bedung kuat dan ketat 8 23,5 9 26,5 17 50,0 19. Bedung dapat membuat bayi merasa

nyaman dan tenang

31 91,2 3 8,8 0 0 20. Bayi dibedong hingga berusia 3

bulan

(47)

berusia 1 bulan karena apabila lebih dari itu maka dapat menghambat pertumbuhan bayi. Dalam hal ini masih ada ibu yang berpendapat bayi dibedung hingga berusia 3 bulan yaitu berjumlah 23,5%.

5. Tingkat sikap

[image:47.612.113.528.336.458.2]

Sikap seseorang dapat di bagi dalam 2 bagian yaitu sikap positif dan sikap negatif. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Primipara di Rumah

Sikap F Persentasi (%)

Positif 33 97,1

Negatif 1 2,9

Total 34 100

Berdasarkan kategori sikap menunjukan mayoritas ibu primipara memiliki sikap positif terhadap perawatan bayi baru lahir yaitu sebanyak 33 responden (97,1%), selain itu ada 1 orang (2,9%) ibu primipara bersikap negatif.

B. Pembahasan

(48)

37

tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 34 ibu primipara yang diteliti ditemukan mayoritas ibu berpengetahuan baik dalam perawatan bayi baru lahir di rumah sebanyak 23 orang (67,6%). Pengetahuan yang baik ini dapat dilatarbelakangi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang (Mubarak, W.I.2007). Hal ini sejalan dengan penelitian dimana ibu primipara berusia diatas 21-34 tahun sebanyak 61,8% sehingga hasil pengetahuan ibu primipara baik dalam hal perawatan bayi baru lahir oleh karena latar belakang umur.

Selain itu Mubarak juga menambahkan bahwasanya pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dimana latar belakang ibu primipara tersebut adalah SMA dan Perguruan tinggi yaitu sebanyak 73,5%.

(49)

ini ibu primipara bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Pegawai swasta dan Buruh yang menjadi acuan karena ibu primipara tesebut memiliki interaksi terhadap sesama rekan kerjanya. Jumlah ibu tersebut yaitu sebanyak 55,9%.

2. Sikap ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir di rumah

(50)

39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian “Pengetahuan dan Sikap Ibu Primipara Terhadap Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Tahun 2011” terhadap 34 orang ibu primipara maka dapat disimpulkan

bahwa:

a. Mayoritas responden dari segi karakteristik ibu primipara berdasarkan umur sebagian besar responden 21 orang (61,8%) pada rentang usia 21-34 tahun. Sedangkan sebagian besar pendidikan responden sebanyak 19 orang (55,9%) adalah SMA. Serta berdasarkan pekerjaan, sebagian besar adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 14 orang responden (41,2%).

b. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir adalah baik sebanyak 23 orang (67,6%).

c. Mayoritas responden dari segi sikap tentang perawatan bayi baru lahir, menunjukkan bahwa responden mempuyai sikap yang positif yaitu sebanyak 33 orang (97,1%).

(51)

B.SARAN

1. Bagi ibu primipara, dalam hal merawat bayi misalnya membedong hanya dapat dilakukan hingga berusia 1 bulan dan apabila lebih dari satu bulan maka hal tersebut akan dapat menghambat pertumbuhan bayi. Selain itu ibu juga harus mengetahui bahwa bayi tidak boleh dimandikan dalam keadaan demam karena akan memperburuk keadaannya. Selain itu pemakaian bedak tidak boleh dilakukan lagi karena dapat menggangu pernafasan bayi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, bila ingin meneliti tentang perawatan bayi baru lahir agar melanjutkan secara lebih spesifik dengan variabel yang lebih bervariasi atau peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan cara melihat dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu primipara terhadap perawatan bayi baru lahir.

(52)

41

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Ratna. (2008). Seputar anak, From Error! Hyperlink reference not valid. for free tagboard shoutbox guestbook. (dikutip tanggal 18 oktober 2010). Admin2. (2008). Bagaimana posisi bayi saat menyusui, From

tanggal 18 Oktober 2010).

Danuatmaja, Bonny., & Mila Meiliasari. (2003). 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta: Puspa Swara.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Rancangan Final Kesehatan RI, From

Elfian, Mardi., Effa Yuliastry., Tri Gunadi. (2009). My Baby. Jakarta : Penebar Plus.

Evelin, dkk. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta: PT. Wahyu media.

Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Selemba Medika.

Kelly, Paula. (2010). Buku Asuhan Neonatus & Bayi. Jakarta : EGC.

Machfoedz, Ircham. (2009). Metodologi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.

Manik, M., Nur Asnah Sitohang., Nur Asiah. (2010). Panduan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidak dipublikasikan.

(53)

Muskibin, Imam. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Notoadmodjo. (2005). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.

...(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom.

Priyona, Yunisa. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Media Pressindo.

Roesli, Utami. (2000). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Esklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saragih, M. (2009). Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Merawat Pasien Depresi di Polilklinik RSJD Propsu Medan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu. Sunartyo, Nano. (2009). Panduan Merawat Bayi & Balita Agar Tumbuh Sehat dan

Cerdas. Yogyakarta: Diva press.

Suririnah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi 0 – 12 Bulan. Jakarta: Gramedia.

Ulfa, Nurul. (2009). Angka Kematian Bayi Indonesia Masih Tinggi, From :

(dikutip

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

49

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : ANITA PRATIN SIAHAAN

TTL : MEDAN, 28 AGUSTUS 1988

NAMA AYAH : G.SIAHAAN

NAMA IBU : S.RAJAGUKGUK,AmKeb. ANAK KE : 4 DARI 4 BERSAUDARA

ALAMAT : JL.BINJAI KM.10,8 GG.SAMA NO.71 MEDAN

PENDIDIKAN FORMAL :

TAHUN 1993- TAHUN 1994 : LULUS TK ANDREAS MEDAN TAHUN 1994- TAHUN 2000 : LULUS SD METHODIST-6 MEDAN TAHUN 2000- TAHUN 2003 : LULUS SLTP METHODIST-6 MEDAN

TAHUN 2003- TAHUN 2006 : LULUS SMA SANTHO THOMAS 3 MEDAN

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Nilai uji statistik kor 0,094 yang artinya korelasi sa atau dianggap tidak ada kor dibuktikan dengan nilai ρ = besar dari nilai alpha (α) = demikian dapat dikatakan hubungan

To create leadership processes to help produce changes needed to cope with a changing business environment.. Establishing direction ( vision,

Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan

Penelitian pada dua stasiun kerja utama yang bermasalah yaitu mesin chinfong dan ada yang menggunakan tiga tools yaitu Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Body Map

Dewasa ini masih banyak orang tua, guru dan masyarakat menganggap bahwa program pendidikan anak usia dini di Taman Kanak-kanak merupakan lembaga yang hanya menyiapkan

Analisis probabilitas kemiskinan nelayan di gampong Kuala Langsa kecamatan Langsa Barat Kota Langsa dapat diketahui dari hasil analisis berupa pengaruh

Usaha manusia untuk menunda dan mempercepat kedatangan ajal merupakan usaha sia-sia karena kedatangan ajal bagi setiap orang berbeda-beda karena ini menyangkut Ilmu Allah

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Adik untuk menjadi partisipan.. dalam