viii ABSTRAK
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Cosmas Wahyu Tri Utomo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusaaan dagang; (3) Hubungan peran guru dalam kegiatan instruksional dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (4) Hubungan antara kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta jurusan akuntansi yang berjumlah 90 siswa. Dengan teknik purposive sampling, mengambil sampel sebanyak 30 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuisioner. Data dianalisis menggunakan Spearman Rank.
ix ABSTRACT
ANALYSING THE DIFFICULTIES OF STUDENTS IN COMPLETING THE ACCOUNTING CYCLE TRADING COMPANY
Cosmas Wahyu Tri Utomo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to determine: (1) the difficulty level of students in completing the accounting cycle trading company; (2) the relationship between learning motivation of students and the difficulties of students in completing the accounting cycle trading company; (3) the relationship of the role of teachers in instructional activities and students difficulty to complete the accounting cycle trading company; (4) the relationship between the ability of teachers in classroom management of students and the difficulties in completing the accounting cycle trading company.
This study is a descriptive study. The population of this study were 90 students of Sanjaya vocational students majoring in accounting. The samples were 30 students taken by purposive sampling technique. Data collection method were multiple choice questions and questionnaires.
Data were analyzed by using the Spearman Rank.
i
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
COSMAS WAHYU TRI UTOMO NIM: 071334019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PE RS E M B A H A N
K arya kecil ini ku persembahkan untuk ayah dan ibuku, kakakku serta
adikku tercinta yang selalu memberi dukungan baik moral dan material.
Dan tak lupa ku ucapkan terimakasih kepada T uhan Y .M .E yang selalu
v
M ot t o
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Cosmas Wahyu tri Utomo Nomor Mahasiswa : 071334019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
viii ABSTRAK
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Cosmas Wahyu Tri Utomo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Letak tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (2) Hubungan motivasi belajar siswa dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusaaan dagang; (3) Hubungan peran guru dalam kegiatan instruksional dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang; (4) Hubungan antara kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta jurusan akuntansi yang berjumlah 90 siswa. Dengan teknik purposive sampling, mengambil sampel sebanyak 30 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuisioner. Data dianalisis menggunakan Spearman Rank.
ix ABSTRACT
ANALYSING THE DIFFICULTIES OF STUDENTS IN COMPLETING THE ACCOUNTING CYCLE TRADING COMPANY
Cosmas Wahyu Tri Utomo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to determine: (1) the difficulty level of students in completing the accounting cycle trading company; (2) the relationship between learning motivation of students and the difficulties of students in completing the accounting cycle trading company; (3) the relationship of the role of teachers in instructional activities and students difficulty to complete the accounting cycle trading company; (4) the relationship between the ability of teachers in classroom management of students and the difficulties in completing the accounting cycle trading company.
This study is a descriptive study. The population of this study were 90 students of Sanjaya vocational students majoring in accounting. The samples were 30 students taken by purposive sampling technique. Data collection method were multiple choice questions and questionnaires.
Data were analyzed by using the Spearman Rank.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atats kasih dan rahmat-Nya,
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Skripsi ini, yang ditulis dan diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Akuntansi, berisi tentang proses pengembangan buku praktik
manual siklus akuntansi perusahaan dagang tingkat SMK.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banya
mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
4. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing, yang
dengan sabar membimbing penulis dalam menyususn skripsi, memberikan
saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga.
xi
5. Bapak Drs. F.X. Muhadi., M.Pd dan Ibu Cornelio Purwantini. S. Pd., M.S.A.
selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis
selama kuliah.
7. Mbak Aris dan semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi
terimakasiah atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama
kuliah di USD.
8. Kedua Orang Tua, Kakak-kakakku dan Adikku tercinta yang tidak pernah
lelah memberikan dukungan, doa dan semangat baik moril maupun matrerial,
serta motivasi kepada penulis.
9. My angel Agil Waskitaningrum yang selalu ada di saat suka dan duka, selalu
menemani dengan penuh kesabaran, terima kasih atas motivasi dan
semangat yang diberikan kepada penulis.
10. Alfon, Ardi, Jagrak, Cundil (Andi), Depri, Damar, Kentus, dan Ismu yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. Terimakasih.
11. Sahabat seperjuangan: Dimas Duwung, windi, sri, Nila, dan Umi yang selalu
membantu penulis dalam penyusunan skripsi, terimakasih.
12. Ratna yang telah meluangkan waktu untuk menemani penulis saat menyebar
xii
13. Icha, Tina, Ayu, Daniel, Heri, Ditya, serta teman-teman Pak ‘07 Terimakasih
atas dukungannya selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan amsukan sangat diharapkan
demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa Dalam Memahami Materi Siklus Akuntansi ... 16
C. Identifikasi Karakteristik ... 27
D. Kerangka Berfikir Teoritik ... 32
xiv
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
F. Teknik pengumpulan data ... 39
G. Instrumen Penelitian ... 39
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41
I. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem ... 52
G. Hubungan Antara Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem Dengan Instansi Lain ... 60
H. Usaha-usaha Penempatan Kualitas Lulusan ... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 62
B. Deskripsi Variabel Penelitian ... 62
C. Analisis Soal ... 67
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97
B. Keterbatasan Penelitian ... 99
xv
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal ... 39
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket ... 40
Tabel 3.2.1 Kisi-kisi Angket ... 40
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Motivasi Siswa ... 43
Tabel 3.4 Ragkuman Uji Validitas Peran Guru dalam Kegiatan Instruksional ... 43
Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas peran guru dalam Pengelolaan Kelas ... 44
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Soal Pilihan Ganda ... 45
Tabel 3.7 Analisis Indek Kesukaran ... 48
Tabel 5.1 Sebaran Responden penelitian ... 62
Tabel 5.2 Deskripsi Hasil Tes ... 63
Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi siswa... 64
Tabel 5.4 Deskripsi Peran Guru Dalam Kegiatan Instruksional ... 65
Tabel 5.5 Deskripsi Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas ... 66
Tabel 5.6 Analisis Item Indeks Kesukaran ... 68
Tabel 5.7 Rangkuman Analisis Item Indeks Pembeda ... 70
Tabel 5.8 Rangkuman Rata-rata Item Indeks Kesukaran ... 71
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Motivasi ... 73
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Peran Guru Dalam Kegiatan Instruksional ... 75
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Soal Tes ... 106
LAMPIRAN 2 Kuisioner Penelitian ... 116
LAMPIRAN 3 Data Induk Penelitian ... 122
LAMPIRAN 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 137
LAMPIRAN 5 Penilaian Acuan Patokan (PAP Tipe II) ... 145
LAMPIRAN 6 Uji Spearman Rank ... 150
1
BAB I.
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan formal
yang secara khusus memiliki tujuan mempersiapkan peserta didik agar
menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pekerjaan yang terdapat di daerah sebagai tenaga kerja tingkat menengah,
sesuai dalam kopetensi dalam program keahlian pilihannya.
Di dalam sekolah SMK, sistem pendidikan yang digunakan adalah
pendidikan sistem ganda atau PSG. Pendidikan sistem ganda adalah
program pendidikan dan pelatihan yang programnya dirancang dan
dilaksanakan bersama SMK dengan dunia usaha/instansi/industri terkait.
Pendidikan sistem ganda mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan
kurikulum 1994. Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara
sistematik dan sinkron antara program pendidikan sekolah dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di
perusahaan.
Di sekolah SMK para guru membekali peserta didik agar mampu
meraih karir, ulet dan gigih dalam berkopetensi, beradaptasi di lingkungan
kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang yang
teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari
baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
(
http://smkn1purwakarta.blogspot.com/2007/06/tujuan-smk-negeri-1-purwakarta.html).
Pada sekolah SMK khususnya pada jurusan akuntansi, terdapat
beberapa muatan-muatan materi yang dipelajari. Salah satu muatan materi
tersebut yaitu siklus akuntansi perusahaan dagang. Materi siklus akuntansi
perusahaan dagang ini dipelajari oleh siswa SMK di kelas X, di semester
genap.
Proses pembelajaran yang di lakukan di SMK pada materi siklus
akuntansi perusahaan dagang, pada dasarnya mengikuti kurikulum yang
ada. Para guru biasanya memberikan teori-teori mengenai siklus akuntansi
perusahaan dagang, dan setelah itu siswa mempraktekkannya
menggunakan buku praktek yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan agar
siswa lebih mengerti dan memahami mengenai materi tersebut.
( Suwardjono, 2003 : 1 ), Akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi juga bukan pelajaran cerdas-tangkas. Akuntansi merupakan pelajaran yang menuntut penalaran dalam pemahamannya. Diperlukan cara-cara atau metode-metode mengajar yang menarik dari guru, sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam belajar, khususnya dalam mempelajari pelajaran akuntansi.
Pada program keahlian akuntansi di SMK, proses pembelajaran
akuntansi dalam materi siklus akuntansi perusahaan dagang, sering
menjadi masalah bagi peserta didik. Dalam penelitian FX Muhadi dan
Natalina Premastuti mengatakan bahwa berdasarkan analisis tingkat
mengalami kesulitan pada aspek aplikasi namun mengalami kesulitan pada
aspek pemahaman konsep. Selain itu menurut Markus Maas
(www.bpkpenabur.or.id) menyatakan bahwa dalam penelitian siswa SMK
kelas XII SMK BPK Penabur Sukabumi,Jawa barat disebutkan 75% siswa
merasa sangat sulit belajar Akuntansi, 15% menyatakan agak sulit dan
10% menganggap belajar akuntansi itu mudah. Kesulitan belajar akuntansi
disini dikarenakan peserta didik kurang mengerti proses siklus akuntansi
dengan baik. Peserta didik juga terkadang tidak memahami arti
penyusunan siklus akuntansi tersebut sehingga di dalam penyusunan siklus
akuntansi tersebut terjadi kesalahan di dalam pembuatannya. Selain dari
peserta didik yang kurang paham terhadap materi tersebut, faktor yang
membuat terjadinya kesalahan pada penyusunan siklus akuntansi adalah
peran guru dalam dalam pengelolaan kelas, motivasi belajar siswa, dan
peran guru dalam kegiatan instruksional di sekolah. Guru terkadang
kurang jelas di dalam mengajar mengenai siklus akuntansi. Guru juga
kurang memperhatikan pemahaman peserta didiknya. Sedangkan siklus
akuntansi merupakan suatu ilmu dasar yang harus dipahami oleh siswa dan
siswi SMK jurusan akuntansi. Apabila pemahaman siswa dalam siklus
akuntansi baik, maka nantinya sangat membantu peserta didik untuk
memahami ilmu akuntansi lainnya di tingkat yang lebih tinggi.
Ada banyak sekali kontribusi dari variabel yang mempengaruhi
kesulitan siswa dalam mempelajari materi akuntansi. Beberapa variabel
serta kemampuan guru dalam menyampaikan materi. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang ada tersebut
terhadap tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
khususnya pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Penelitian
merupakan survei pada sekolah SMK khususnya jurusan Akuntansi yang
terdapat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai tingkat kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi
perusahaan dagang yang dialami siswa SMK khususnya jurusan akuntansi
dengan judul “ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN
DAGANG PADA SISWA SMK”.
B. BATASAN MASALAH.
Batasan masalah diperlukan untuk menghindari kesalah pahaman
di dalam penelitian ini, oleh karena itu untuk mendukung terciptanya suatu
hasil yang baik maka penulis membatasi penelitian ini pada materi siklus
akuntansi perusahaan dagang, dan dalam mengukurnya menggunakan soal
C. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah yang menjadi kesulitan siswa SMK dalam menyelesaikan
siklus akuntansi perusahaan dagang ?
2. Bagaimanakah hubungan antara motivasi belajar siswa dengan
kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang ?
3. Bagaimanakah hubungan peran guru dalam kegiatan instruksional
dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
perusahaan dagang ?
4. Bagaimanakah hubungan antara kemampuan guru dalam
mengelolaan kelas dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan
siklus akuntansi perusahaan dagang ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat kesulitan siswa di dalam menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang.
2. Mengetahui hubungan motivasi belajar siswa dengan kesulitan
siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusaaan dagang.
3. Mengetahui hubungan peran guru dalam kegiatan instruksional
dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
4. Mengetahui hubungan antara kemampuan guru dalam mengelolaan
kelas dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini bagi penulis yaitu
sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di
Universitaas Sanata Dharma serta memberikan pengalaman dan
pengetahuan baru mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami
peserta didik dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Manfaat bagi Universitas yaitu sebagai bahan referensi untuk
penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa ataupun yang
membutuhkan selanjutnya.
3. Bagi Sekolah.
Manfaat bagi sekolah yaitu sebagai gambaran untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah siklus akuntansi perusahaan dagang,
sehingga guru dapat memberikan motivasi belajar, cara mengajar,
dan menciptakan pengelolaan kelas yang baik dalam belajar mata
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Konsep Akuntansi.
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses
tersebut. (Suwardjono, 2003 : 5).
Accounting Principle Board Statement No. 4 (tahun 1970) yang
berjudul Basic Concepts and Accounting principle Underlying Financial
Statement of Business Enterprises (dalam Heri, 2009 : 1) mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa, dimana fungsinya adalah
memberikan informasi kuantitatif, terutama informasi mengenai keuangan
dan entitas ekonomi, yang dimaksudkan akan menjadi berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Rangkaian akhir dari serangkaian akuntansi adalah laporan
keuangan yang merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen
kepada principal atau yang sering disebut investor atau pemilik dana.
Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB statement No. 4 adalah
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan keuangan lainnya
secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan.
Jadi tujuan dari akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan
informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
1. Pengertian Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari
terjadinya keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi penjurnalan , sampai
penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode (Indra Bastian ,
2006 : 57).
2. Pengertian Perusahaan Dagang.
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk
tujuan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang
Apabila digambarkan, peta konsep siklus akuntansi perusahaan dagang
dapat dinyatakan sebagai berikut :
3. Tahap-tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.
a. Bukti transaksi.
Akuntansi hanya mencatat objek yang timbul akibat transaksi
yang sah. Sedangkan bukti transaksi adalah dokumen atau surat yang
menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi. Dengan kata lain,
tidak ada transaksi tanpa bukti transaksi. Bukti transaksi memicu
pencatatan akuntansi. Bukti transaksi dapat berupa kuitansi tanda
lunas pembayaran, faktur pembelian atau penjualan, tanda terima
barang, daftar gaji dan lain-lain. Bukti transaksi sering disebut
dokumen sumber.
Contoh bukti transaksi :
Suatu transaksi tidak dapat begitu saja dicatat dalam catatan
perusahaan. Diperlukannya buku pembukuan atau yang sering
disebut sebagai jurnal. Bukti pembukuan disiapkan berdasarkan
b. Jurnal.
Bila transaksi langsung dicatat dalam buku besar, kesalahan akan
sulit ditemukan seandainya hal itu terjadi. Untuk mengatasi hal
tersebut, sebelum transaksi dicatat ke dalam akun, sebaiknya
transaksi dicatat dahulu ke dalam jurnal. Menurut Suwardjono (2003
: 144), jurnal adalah suatu buku catatan secara kronologis sesuai
dengan urutan tanggal terjadinya transaksi. Mencatat transaksi dalam
buku jurnal disebut menjurnal sedangkan prosesnya disebut
penjurnalan.
Contoh buku jurnal : Jurnal Umum
Jurnal khusus adalah jurnal yang ditujukan untuk mencatat
transaksi yang sering terjadi. Terdiri dari jurnal pembelian, jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas.
c. Buku besar.
Buku besar utama adalah merupakan kumpulan dari akun – akun
yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan tersendiri.
dibuat untuk membantu merinci lebih lanjut informasi yang terdapat
dalam salah satu akun buku besar utama seperti piutang dan utang.
Contoh pencatatan ke dalam buku besar :
Contoh buku besar pembantu :
d. Neraca saldo/daftar saldo.
Daftar saldo adalah saldo akun-akun buku besar umum.
Setelah memindahkan ke dalam buku besar selanjutnya adalah
mengikhtisarkan saldo-saldo akun buku besar ke dalam suatu
daftar yang disebut neraca saldo.
Contoh daftar saldo
e. Penyesuaian.
Penyesuaian berarti pencatatan atau pengakuan data-data
transaksi tertentu pada akhir periode sehingga jumlah rupiah yang
terdapat dalam akun sesuai kenyataan pada akhir periode tersebut
dan statemen keuangan yang dihasilkan menggambarkan keadaaan
Objek penyesuaian adalah ;
1) Sediaan bahan habis pakai dan semacamnya ang masih tersisa.
2) Sediaan barang dagangan yang telah terjual dan tersisa.
3) Depresiasi fasilitas fisik.
4) Taksiran rugi piutang tak tertagih.
5) Taksiran pajak penghasilan.
6) Pengeluaran yang belum menjadi biaya.
7) Biaya yang pengeluarannya belum terjadi.
8) Penerimaan yang belum diakui pendapatan.
9) Pendapatan yang pembayarannya belum diterima.
f. Neraca Lajur/Kertas kerja.
Kertas kerja merupakan alat bantu mempermudah penyusunan
laporan keuangan.
g. Laporan keuangan.
Sumber data laporan keuangan berasal dari kertas kerja/neraca
saldo.
Contoh laporan keuangan ;
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Dalam Memahami Materi
Siklus Akuntansi
a. Motivasi.
Motivasi belajar yang tinggi kita butuhkan dalam menghadapi
setiap tugas sebagai pelajar. Di dalam kelas, masalah besar untuk
guru-guru dan siswa adalah motivasi. Motivasi adalah salah satu prasyarat
yang amat penting dalam belajar.
Menurut Mc. Donald (Sardiman A.M, 2008 :73) motivasi adalah
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung 3 elemen
penting :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energi di dalam system
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena
menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni
tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal
kebutuhan.
(Sardiman A.M, 2008 : 75) mengatakan bahwa motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu.
Menurut Abraham Moslow (Ki RBS. Fudyartanta 2002 : 258),
motivation is constant, never ending, fluctuating, and complex and that it
is an almost universal characteristic of particulary every organismic
state of affairs. Motivasi adalah konstan (tetap), tidak pernah berakhir,
berfluktuasi dan kompleks dan hal itu kebanyakan merupakan
karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme.
Tidak ada seorang ahlipun membantah bahwa dalam proses belajar
mengajar, motivasi itu sangat penting, tidak hanya penting bagi peserta
didik, tetapi juga penting bagi guru, dosen, karyawan sekolah, atau
perguruan tinggi, serta karyawan pabrik.
Motivasi mendorong timbulnnya kelakuan dan mempengaruhi
serta merubah kelakuan (Hamalik 2009 :175).
Menurut Sardiman A.M ( 2008 : 85), fungsi motivasi ialah :
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti
belajar.
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
3. Sebagai penyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik adalah bentuk dorongan belajar yang datangnya
dari dalam diri seseorang dan tidak perlu rangsangan dari luar.
Misalnya, seorang anak ingin mengetahui seluk beluk gerhana
matahari secara lengkap. Motivasi intrinsik umumnya terkait
dengan adanya bakat dan faktor intelegensi dari dalam diri siswa.
2. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan belajar yang datangnya dari
luar diri seseoarang. Misalnya seorang anak belajar dengan tekun
karena hadiah yang dijanjikan orang tua. Motivasi ini adalah
bentuk dorongan belajar untuk prestasi yang diberikan oleh orang
lain seperti semangat, pujian, dan nasehat guru.
b. Peran Guru Dalam Kegiatan Instruksional
Secara umum guru harus memenuhi 2 kategori yaitu memiliki
capability dan loyality, yakni guru harus memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritis tentang
mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai
tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan
sesudah kelas.
Gilbert H (dalam Rosyada Dede,2007 :113) menyatakan bahwa guru yang
baik itu harus memenuhi tujuh kriteria, yaitu :
1. Sifat; Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif,
mendorong siswa untuk maju, hangat, berorientasi pada tugas dan
pekerja keras, toleran, sopan, dan bijaksana, bisa dipercaya, fleksibel
dan mudah menyesuaikan diri, demokratis, penuh harapan bagi siswa,
tidak semata mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi stereotip
siswa, bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu
menyampaikan perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik.
2. Pengetahuan; Guru yang baik juga memiliki pengetahuan yang
memadai dalam mata pelajaran yang diampunya, dan terus mengikuti
kemajuan dalam bidang ilmunya itu.
3. Apa yang disampaikan; Guru yang baik juga mampu memberikan
jaminan bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit
bahasan yang diharapkan siswa secara maksimal.
4. Bagaimana mengajar; Guru yang baik mampu menjelaskan berbagai
informasi secara jelas, dan terang, memberikan layanan yang variatif,
mmenciptakan dan memelihara momentum, menggunakan kelompok
kecil secara efektif, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi,
memonitor dan bahkan sering mendatangi siswa, mampu mengambil
memonitor tempat duduk siswa, senantiasa melakukan formatif test
dan post test, melibatkan siswa dalam tutorial atau pengajaran sebaya,
menggunakan kelompok besar untuk pengajaran instructional,
menghindari kesukaran yang kompleks dengan menyederhanakan
sajian informasi, menggunakan beberapa bahan tradisional,
menunjukkan pada siswa tentang pentingnya bahan-bahan yang
mereka pelajari, menunjukkan proses berfikir yang penting untuk
belajar, berpartisipasi dan mampu memberikan perbaikan terhadap
kesalahan konsepsi yang dilakukan siswa.
5. Harapan; Guru yang baik mapu memberikan harapan pada siswa,
mampu membuat siswa accountable, dan mendorong partisipasi orang
tua dalam menunjukkan kemampuan akademik siswanya.
6. Reaksi guru terhadap siswa; Guru yang baik biasa menerima berbagai
masukan, risiko, dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada
siswanya, konsisten dalam kesepakatan-kesepakatan dengan siswa,
bijaksana terhadap kritik siswa, menyesuaikan diri dengan
kemajuan-kemajuan siswa, pengajaran yang memperhatikan individu, mampu
memberikan jaminan atas kesetaraan partisipasi siswa, mampu
menyediakan waktu yang pantas untuk siswa bertanya, cepat dalam
memberikan feed back bagi siswa dalam membantu mereka belajar,
perduli dan sensitif terhadap perbedaan-perbedaan latar belakang
sosial ekonomi dan kultur siswa, dan menyesuaikannya pada
7. Management; Guru yang baik juga harus mampu menunjukan
keahlian dalam perencanaan, memiliki kemampuan mengorganisasi
kelas sejak hari pertama dia bertugas, cepat memulai kelas, melewati
masa transisi dengan baik, memiliki kemampuan dalam mengatasi dua
atau lebih aktivitas kelas dalam waktu yang sama, mampu memelihara
waktu bekerja serta menggunakannya secara efisien dan konsisten,
dapat meminimalisasi gangguan, dapat menerima suasana kelas yang
ribut dengan kegiatan pembelajaran, memiliki teknik untuk
mengontrol kelas, memberi hukuman dengan bentuk yang paling
ringan, dapat memelihara suasana tenang dalam belajar, dan tetap
dapat menjaga siswa untuk tetap belajar menuju sukses.
a. Motivasi dan guru.
Guru merupakan penggerak kegiatan belajar para siswanya. Ia
harus menyusun suatu rencana tentang cara-cara melakukan
tindakan serta mengumpulkan bahan-bahan yang dapat
membangkitkan serta menolong para siswa agar mereka terus
melakukan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar sebagian dari siswa yang masuk sekolah dan
memiliki tujuan-tujuan belajar dalam pikirannya. Bagi mereka ini
mungkin hanya diperlukan sedikit bantuan untuk membangkitkan
motif-motifnya. Akan tetapi, ada juga anak yang datang masuk
diperlukan banyak bantuan agar mereka melihat tujuan-tujuan
belajar yang bermakna bagi mereka.
Tiap guru berusaha memotivasi semua anak dengan teknik
yang sama shingga mungkin sebagian akan tertolong, tetapi
sebagian lagi tidak. Oleh karena itu guru perlu terus belajar
mengenai cara-cara membangkitkan motif ini. (Hamalik 2009 :
176).
b. Peran Guru
Guru adalah orang dewasa yang paling berarti bagi siswa.
Hubungan siswa dengan guru merupakan lingkungan manusiawi
yang penting. Gurulah yang mendorong siswa untuk
mempergunakan kemampuannya secara efektif, untuk belajar
mengenal diri sendiri. Keberhasilan guru melaksanakan peran
mengajar siswa bergantung pada kemampuannya untuk
menciptakan suasana belajar yang baik di kelas.
Hamalik (2009 : 196), mengatakan untuk melakukan hal
ini, guru harus mengenal dirinya sendiri dan hubungannya dengan
siswa, keadaan keluarganya, kapasitasnya, minatnya, dan
perilakunya serta melengkapi dan mendalami pengetahuan
tentang siswa. Ia haus mengetahui bahwa perannya tak terbatas
sebagai pengajar saja, tetapi juga bertugas membantu siswa,
mendorong mereka belajar secara optimal dengan memberikan
siswa untuk turut menilai dan menentukan langkah-langkah
kegiatan. Ini berarti bahwa guru berperan pula sebagai
pembimbing.
c. Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas.
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa. Maka
tugas-pekerjaan guru di kelas adalah “membantu siswa belajar”, dengan
mengatur proses belajar mengajar serta menyediakan kondisi
belajar yang optimal. Guru tidak hanya seorang “pengajar” saja,
tetapi lebih lebih seorang “pendidik” dan “manajer proses belajar
mengajar” di kelas.
Pengelolaan kelas (class Management) yang menunjuk
pada kegiatan yang menciptakan,mempertahankan atau
mengembalikan kondisi yang optimal untuk berlangsungnya
proses belajar-mengajar, seperti : pembinaan, iklim yang baik di
kelas, pembinaan hubungan baik antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa, menanggapi gangguan-gangguan yang
timbul, menghentikan tingkah laku siswa yang mengganggu atau
mengalihkan perhatian/keterlibatan kelas, memberi
ganjaran/hukuman, penetapan norma kelakukan kelas, dsb.
Maka yang dimaksud dengan ketrampilan pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru dalam hal :
Menciptakan iklim kelas yang baik dengan cara : pengelolaan
kelas yang efektif, pengaturan pelajaran yang luwes dan
lancar, sehingga dapat mempertahankan keterlibatan siswa
dan dengan demikian mencegah terjadinya gangguan. Cara ini
dapat disebut positif atau preventif.
b. Memelihara/mempertahankan .
Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan
keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas. Cara ini dapat disebut
tindakan korektif.
c. mengembalikan.
Mengemalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan
remedial/kuratif/represif bila siswa tidak terlibat lagi dalam
tugasnya. (Gilarso, 1988 :2)
Pengelolaan kelas adalah inti dari suatu organisasi yang
efektif. Mengelola kelas adalah suatu keterampilan yang
memungkinkan guru mengajar dan siswa belajar. Tanpa
pengelolaan dan pengaturan yang efektif, maka proses belajar
terganggu, dan guru kembali menertibkan, dan kadang-kadang
mencerca siswa yang mengganggu selama pengajaran. Definisi
pengelolaan kelas berdasarkan penelitian Edmun,Emmer, dan
Carolyn Evertson (1981) (Sri Esti Wuryani, 2008 : 264) ,
1. Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa
yang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas.
2. Tingkah laku siswa yang tidak banyak menggangu kegiatan
guru dan siswa lain.
3. Menggunakan waktu belajar yang efisien.
Kauffman (Santrock, 2004 : 251) menurut sejarah
manajemen kelas, guru dianggap sebagai pemimpin. Dalam tren
saat ini yang berpusat pada siswa, guru lebih dianggap sebagai
pembimbing, koordinator dan fasilitator.
Kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas yang dapat
diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan
potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya
pada setiap peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa.
Menurut Hadari Nawawi (1982 : 123), program kelas tidak
akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk
itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan di antara murid-murid satu kelas. Dalam
a. Memiliki kemampuan tata ruang untuk pengajaran.
b. Mampu menciptakan iklim belajar-mengajar berdasarkan
hubungan manusiawi yang harmonis dan sehat.
C. Identifikasi Karakteristik.
a. Indeks Kesukaran
Sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam
rangka menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar
peserta didik ataupun dalam rangka penilaian berbasis kelas.
Sebagian terkadang memiliki pengertian yang salah terhadap
tingkat kesukaran (Surapranata 2004 : 11). Perhatikan beberapa
contoh soal berikut ini :
1. Dimanakah letak gunung Tangkuban perahu ?
2. Mengapa Gunung Tangkuban Perahu dihubungkan dengan cerita
rakyat Sangkuriang ?
Sebagian orang pasti beranggapan bahwa soal nomor 2 lebih
sulit dibandingkan dengan soal nomor 1. Ketika ditanyakan
alasannya, mereka mungkin mengatakan karena untuk menjawab
soal nomor 2 dibutuhkan pengetahuan yang lebih kompleks,
dibandingkan untuk menjawab soal yang nomor 1.
Dari contoh di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa
alasan untuk menyatakan tingkat kesukaran soal. Bisa saja tingkat
hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan yang diukur oleh
soal.
Secara umum, menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat
dinyatakan melalui beberapa cara diantaranya :
1. Proporsi menjawab benar.
2. Skala kesukaran Linier.
3. Indeks Davis.
4. Skala Bivariat.
Proporsi menjawab benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang
menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan
dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran
yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan untuk
menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar
adalah :
= ∑
P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran.
∑x = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar.
= Skor maksimum.
= Jumlah peserta tes.
Uji tingkat kesukaran suatu soal bertujuan mengetahui
tingkat kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil
pembelajaran. Instrumen perlu diuji tingkat kesukaran dengan
P =
Keterangan:
P : angka indeks kesukaran item;
B :banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar
terhadap butir item yang bersangkutan;
JS : jumlah peserta tes yang mengikuti tes.
Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Analisis indeks kesukaran
INDEKS KESUKARAN KETERANGAN
Kurang 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30 – 0,70 Item soal berkategori sedang
Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah
Sumber: Sumarna Surapranata (2006:21)
b. Indeks Pembeda.
Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang
berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda ( item
discrimination ). Indeks daya pembeda soal-soal yang
ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari
masing-masing kelompok. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara
fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan
demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah.
Daya pembeda menurut indeks daya pembeda ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan :
= −
= −
= daya pembeda (validitas)
= jumlah peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok atas.
= jumlah peserta tes yang menjawab kelompok bawah.
= jumlah peserta tes pada kelompok atas.
= jumlah peserta tes pada kelompok bawah.
Prosedur yang telah digambarkan di atas untuk menghitung
D sangatlah sederhana. Namun demikian, sekalipun sederhana,
metode untuk menghitung D dapat digunakan formula sebagai
berikut :
= ∑ −∑
= Daya pembeda.
∑ = = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada
∑ = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah.
= Jumlah peserta tes kelompok atas.
= Jumlah peserta tes kelompok bawah.
Dalam kebanyakan kasus, jumlah peserta tes kelompok atas
sama dengan jumlah peserta tes kelompok bawah ,
= = n. Dengan demikian maka persamaan daya
pembeda menjadi :
= ∑ − ∑
Daya pembeda digunakan untuk menentukan soal sungguh
dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai
(upper group) dan siswa yang termasuk kelompok kurang
(lower group).
Rumus daya pembeda adalah :
=
, Dengan :
D : daya pembeda item soal;
BA :banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab
benar butir item yang bersangkutan;
BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab
benar butir item yang bersangkutan;
D. Kerangka Berfikir Teoritik.
Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam
belajar. Motivasi mempunyai intensitas dan arah. Sebenarnya intensitas
dan arah ini sulit untuk dipisahkan. Jika seorang siswa cukup memiliki
waktu untuk belajar akuntansi , motivasi untuk kegiatan ini secara kuat
dipengaruhi oleh intensitas daripada arah. Contoh: di dalam kelas,
sebenarnya siswa itu mempunyai motivasi kuat untuk belajar akuntansi.
Tetapi pada saat itu seorang siswa lebih tertarik untuk mencari perhatian
kepada siswa lainnya,sehingga tujuan ini tidak ada hubungannya dengan
akuntansi. Jadi motivasi ini merupakan daya dorong bagi siswa untuk
melakukan suatu aktifitas. Siswa yang memiliki motivasi yang memiliki
intensitas dan arah yang baik dalam belajar akuntansi akan dapat
memahami materi akuntansi tersebut dengan baik pula.
Mengajar adalah kata kunci yang sangat mempengaruhi
keberhasilan sebuah proses pendidikan. (Paulo freire : 91) mengkritik
pengajaran dengan model pembelajaran pasif, yakni guru menerangkan,
murid mendengarkan, guru mendiktekan, murid mencatat, guru bertanya,
murid menjawab, dan seterusnya. Poulo Freire menyebutnya dengan
pendidikan gaya bank, yaitu pendidikan model deposito, guru sebagai
deposan yang mendepositokan pengetahuan serta berbagai pengalaman
pada siswa, siswa hanya menerima, mencatat, dan menyimpan semua yang
disampaikan guru. Hal ini merupaka suatu penindasan bagi siswa.
menghambat kreativitas dan pengembangan potensi siswa. Guru
seharusnya mengembangkan model pembelajaran masa kini yaitu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga keterlibatan siswa lebih
besar dari pada guru. Selain itu dalam pembelajaran akuntansi sebaiknya
guru memberikan pengajaran yang bersifat realistik. Mengingat akuntansi
merupakan suatu ilmu yang diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Pengelolaan kelas adalah suatu rangkaian tingkah laku yang
kompleks, dimana guru dituntut untuk mengembangkan dan mengatur
kondisi kelas yang memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar secara
efisien. Kelas yang dikelola kurang baik berpengaruh pada kegiatan
belajar dan mengajar di kelas. Dalam pelajaran akuntansi, pengelolaan
kelas haruslah dilakukan dengan baik. Melihat akuntansi membutuhkan
ketelitian dan ketenangan dalam menyelesaikan kasus-kasus yang terdapat
di dalamnya.
E. Model Penelitian.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dibuat model penelitian
sebagai berikut :
M ot ivasi
Peran guru dalam kegiat an inst ruksional
Peran guru dalam pengelolaan kelas
F. Hipotesis.
Berdasarkan kerangka berfikir teoritik di atas, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Ada hubungan motivasi belajar dengan kesulitan siswa dalam
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang.
2. Ada hubungan peran guru dalam kegiatan instruksional di sekolah
dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
perusahaan dagang.
3. Ada hubungan peran guru dalam pengelolaan kelas dengan kesulitan
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat
pecandraan mengenai situasi atau kejadian (Sumadi, 2006 : 76). Penelitian
deskriptif ini yaitu bertujuan untuk : 1) memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang. 2) menganalisa hubungan antara variabel
motivasi belajar, peran guru dalam kegiatan instruksional, dan peran guru
dalam pengelolaan kelas dengan tingkat kesulitan siswa dalam
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.
1. Tempat penelitian dilakukan di sekolah SMK Sanjaya Pakem
Yogyakarta.
2. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian.
Subyek penelitian adalah siswa Sekolah SMK Sanjaya Pakem
2. Obyek penelitian.
Obyek penelitian adalah analisis kesulitan siswa SMK dalam
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi.
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian di tarik kesimpulan
(Sugiyono: 2010 : 61). Populasi dalam setiap penelitian harus
disebutkan secara jelas yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota
populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Populasi di dalam
penelitian ini merupakan siswa dan siswi SMK Sanjaya Pakem
Yogyakarta sebanyak 90 siswa.
2. Sampel.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk
memprediksi karakteristik populasi (Arikunto, 2006:131). Sampel
penelitian adalah siswa kelas XI dari sekolah SMK Sanjaya Pakem
sebanyak 30 siswa.
3. Teknik Sampling.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
yang telah menyelesaikan materi siklus akuntansi perusahaan dagang,
maka peneliti memilih sampel siswa kelas XI, dikarenakan siswa kelas
XI baru saja menyelesaikan materi siklus akuntansi perusahaan dagang
dan masih memiliki ingatan yang baik mengenai materi siklus akuntansi
perusahaan dagang
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel.
Sugiyono (2010 :2) menyatakan bahwa “variabel merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya”.Variabel di dalam penelitan ini adalah variable
kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan
dagang dan variabel yang merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
perusahaan dagang yaitu motivasi belajar, peran guru dalam kegiatan
instruksional, dan pengelolaan kelas.
Variabel kesulitan belajar siswa diukur berdasarkan hasil penilaian
(skor) dari tes. Variabel motivasi, peran guru dalam kegiatan
instruksional dan peran guru dalam pengelolaan kelas diukur
2. Definisi operasional.
a. Motivasi.
(Sardiman A.M, 2008 : 75) mengatakan bahwa motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu diukur menggunakan angket.
b. Peran guru dalam kegiatan instruksional,
Secara umum guru harus memenuhi 2 kategori yaitu memiliki
capability dan loyality, yakni guru harus memiliki kemampuan
dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan
teoritis tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan,
implementasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan,
yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di
dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudah kelas.
c. Peran guru dalam pengelolaan kelas.
Definisi pengelolaan kelas berdasarkan penelitian Edmun,Emmer,
dan Carolyn Evertson (1981) (Sri Esti Wuryani, 2008 : 264) ,
mendefinisikan :
1. Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa
yang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas.
2. Tingkah laku siswa yang tidak banyak menggangu kegiatan
3. Menggunakan waktu belajar yang efisien.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah dengan kuesioner dan tes.
kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang : identitas
responden, motivasi belajar, peran guru dalam kegiatan instruksional, dan
peran guru dalam pengelolaan kelas. Sedangkan tes digunakan untuk
mengungkap data mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang.
Pengumpulan data ini dilakukan secara aktif. (Jonatan Sarwono, 2006 :
132) responden diberi kuisioner/angket secara langsung dan diminta
mengisi semua pertanyaan yang ada.
G. Instrumen Penelitian.
Dalam pengumpulan data mengenai variabel kesulitan siswa
dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang yaitu dengan
analisis butir.
Tabel 3.1.
Kisi-kisi soal
Kopetensi Indikator Jumlah item No Item
1. Identifikasi bukti
Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus
4. Membuat laporan
Untuk pengumpulan data mengenai variabel motivasi belajar, cara
mengajar guru dan pengelolaan kelas mengacu pada skala likert adalah STS : Sangat Tidak Setuju
2. Peran guru
H. Teknik Pengujian Instrumen.
Pengujian Instrumen dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas menggunakan program SPSS 17. Uji validitas adalah suatu
seharusnya diukur. Gronlund (Surapranata, 2006 : 50) mengatakan bahwa
validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukan tingkatan,
dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan pengukuran yang akan dilakukan.
Untuk pengujian butir Instrumen dalam validitas ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut :
Rxy = ∑ 1 1− (∑ 1) (∑ 1) ∑ 2
1−(∑ 1)2 ∑ 12−(∑ 1)2
Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara X dan Y
N : banyaknya sampel yang diuji cobakan
∑X1 : jumlah skor dalam sebaran X
∑Y1 : jumlah skor dalam sebaran Y
∑X1Y1 : jumlah hasil kali antara X dan Y
∑ 2 : jumlah kuadrat X
∑ 2
: jumlah kuadrat Y
Setelah diputuskan instrument tersebut valid atau tidak, harga tersebut
dikonsultasikan dengan harga r table. Dengan N = 30 taraf kesalahan 5 % yaitu
(n-2) = 28 diperoleh 0,374. Dan apabila nilai r hitung > 0,374 maka instrument
dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < 0,374 maka instrument
dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas Motivasi siswa, peran guru dalam
kegiatan instruksional, dan peran guru dalam pengelolaan kelas maka disimpulkan
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Motivasi Siswa
Butir No Nilai r Tabel Nilai r Hitung Keterangan
1 0,374 0,424 Valid
Rangkuman Uji Validitas Peran Guru Dalam Kegiatan Instruksional
Butir No Nilai r Tabel Nilai r Hitung Keterangan
34 0,374 0,534 Valid
Rangkuman Uji Validitas Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Butir No Nilai r Tabel Nilai r Hitung Keterangan
73 0,374 0,570 Valid
Rangkuman uji validitas soal pilihan ganda
Butir No Nilai r Tabel Nilai r Hitung Keterangan
12 0,374 0,066 Tidak valid
Uji reabilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg
dari waktu ke waktu. Suatu tes dapat dikatakan ajeg apabila dari waktu ke
waktu menghasilkan skor yang sama atau relative sama. Nunnaly,Allen
dan Yen, dan Anastasia (Surapranata, 2006 : 89) menyatakan bahwa
diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran ke pengukuran lainnya.
I. Teknik Analisis Data.
Teknik pengujian yaitu dengan menguji tingkat kesulitan siswa di
dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang dan pengujian
faktor pendukung menggunakan program SPSS 17 dengan menggunakan
analisis korelasi.
a. Menganalisis tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang.
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan
hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa,memori,
serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sesori
motorik, Clemen dalam Weiner, (2003) dalam
http://tarmidi.wordpress.com/2008/02/20/kesulitan-belajar-learning-dissability-dan-masalah-emosi/.
Pengujian menggunakan test dan di analisis menggunakan uji indeks
1. uji Indeks Kesukaran.
Uji tingkat kesukaran suatu soal bertujuan mengetahui tingkat
kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran.
Instrumen perlu diuji tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:
P =
Keterangan:
P : angka indeks kesukaran item;
B :banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar
terhadap butir item yang bersangkutan;
JS : jumlah peserta tes yang mengikuti tes.
Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Table 3.7
Analisis indeks kesukaran
INDEKS KESUKARAN KETERANGAN
Kurang 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30 – 0,70 Item soal berkategori sedang
Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah
Sumber: Sumarna Surapranata (2006:21)
Setelah taraf kesukaran setiap butir-butir soal diketahui, maka
dilakukan analisis kritis untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi
perusahaan dagang.
2. Indeks Pembeda.
Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang
berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda ( item
discrimination ). Indeks daya pembeda soal-soal yang
ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari
masing-masing kelompok. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara
fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan
demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal
yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah.
Daya pembeda menurut indeks daya pembeda ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan :
= −
= −
= daya pembeda (validitas)
= jumlah peserta tes yang menjawab benar pada
kelompok atas.
= jumlah peserta tes yang menjawab kelompok bawah.
= jumlah peserta tes pada kelompok atas.
Prosedur yang telah digambarkan di atas untuk menghitung
D sangatlah sederhana. Namun demikian, sekalipun sederhana,
metode untuk menghitung D dapat digunakan formula sebagai
berikut :
= ∑ −∑
= Daya pembeda.
∑ = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
atas.
∑ = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah.
= Jumlah peserta tes kelompok atas.
= Jumlah peserta tes kelompok bawah.
Dalam kebanyakan kasus, jumlah peserta tes kelompok atas
sama dengan jumlah peserta tes kelompok bawah ,
= = n. Dengan demikian maka persamaan daya
pembeda menjadi :
= ∑ − ∑
Daya pembeda digunakan untuk menentukan soal sungguh
dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai
(upper group) dan siswa yang termasuk kelompok kurang
(lower group).
=
, Dengan :
D : daya pembeda item soal;
BA :banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab
benar butir item yang bersangkutan;
BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab
benar butir item yang bersangkutan;
J : banyaknya peserta tes.
b. Pengujian Hipotesis Penelitian.
Hipotesis di dalam penelitian ini yaitu hipotesis asosiatif. Pengujian
hipotesis penelitian ini yaitu motivasi belajar, peran guru dalam
kegiatan instruksional, dan peran guru dalam pengelolaan kelas diuji
menggunakan statistika non parametrik. Di dalam menguji
menggunakan korelasi Spearman Rank. Korelasi Spearman Rank
adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking, dan
bebas distribusi. Karena sumber datanya berbeda, maka untuk
menganalisisnya digunakan rumus (Sugiyono, 2010 : 244) :
= − ∑
( )
=
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Sukunan
Pakembinangun Pakem Sleman. SMK Sanjaya Pakem didirikan pada tanggal
1 Januari 1966 dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Atas Sugiyo
Pranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem belum memiliki gedung, sehingga
kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung SMP Kanisius Pakem pada
waktu sore hari.
SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan Agung
Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh Bapak FX. Dirjo
Widarsono yang beranggotakan:
a. Drs. Ramidjo Sutanto
b. Drs. Y. Sukijo
c. Y. Susmadi, BA
Sekolah Menengah Ekonomi Atas Sugiyo Pranoto yang didirikan oleh
Yayasan Sanjaya kemudian berganti nama sesuai dengan pendirinya yakni
SMK Sanjaya Pakem hingga saat ini. SMK Sanjaya Pakem didirikan dengan
akte notaris nomor 43 tahun 1979 dengan notarisnya adalah Bapak S. Siswadi,
B. Visi SMK Sanjaya Pakem
Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil mandiri yang berkepribadian
cinta kasih
C. Misi SMK Sanjaya Pakem
1. Disiplin dalam belajar dan bekerja
2. Tertib dalam belajar dan bekerja
3. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
4. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta aktif
dan kreatif.
5. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga
sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah
6. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta kasih
7. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya.
D. Tujuan SMK Sanjaya Pakem
1. Tujuan Umum
Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya serta bersama-sama bertanggungjawab atas