PERANAN TAMAN EDEN 100 SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA ALAM DI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR.
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L
E
H
Lioni Sri Ade Sinaga
NIM : 062204026
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI NON GELAR D3 PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
PERANAN TAMAN EDEN 100 SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA ALAM DI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
KERTAS KARYA
Dikerjakan Oleh :
LIONI SRI ADE SINAGA NIM. 062204026
Pembimbing
Drs. Marzaini Manday, M.S.P.D Nip.400037789
Kertas Karya ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III
Dalam Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, Maret 2009
PROGRAM STUDI PARIWISATA
Ketua,
Drs. Ridwan Azhar, M.Hum.
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra dan Budaya
Fakultas Sastra USU Medan
Untuk Melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Pariwisata.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Pendidikan Sastra dan Budaya
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan
Drs. Syaifuddin, M. A, Ph. D NIP : 132098531
Panitia Ujian
No. Nama Tandatangan
1. Drs. Marzaini Manday, M.S.P.D Dosen Pembimbing (………)
2. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum Dosen Pembaca (………)
3. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum Ketua Jurusan (………)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Kartas karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilaksanakan mahasiswa Program Studi Diploma III Pariwisata Ahli Madya Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Atas bimbingan dan pengetahuan yang penulis terima selama mengikuti perkuliahan serta selama dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar M. Hum, selaku dosen pembaca dan selaku Ketua Program Studi Pariwisata Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku dosen dan Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata Program Studi D III Pariwisata Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan kertas karya ini. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai pada Program Studi D III Pariwisata, yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Buat semua narasumber yang membantu dalam memberikan informasi dalam kertas karya ini.
dan tidak lupa juga buat abang Carlo Sianaga, Petra Pakpahan dan Mario Tobing yang selalu memberikan dorongan serta semangat dalam menyelesaikan kertas karya ini. 8. Buat Hardy Situmeang yang selalu memberikan dukungan dan membantu dalam
penyelesaian kertas karya ini.
9. Untuk sahabat-sahabat yang ada di Tarutung Luciana, Boby, Wandah, Binsar, Lelita, Astrid, kakak Melita, Rina, Tika dan semua sahabat yang belum disebutkan.
10. Buat teman-teman satu kos Roland, Meri, Friska, Mola, Segi, Richo, Abang Roy, Titin dan semua teman satu kos yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
11. Kepada teman-teman Kampus Usaha Wisata Stambuk Friskawati, Luciana, Jeni, Oktri, Rotua, Linda, Florence, Supri, Erda, Aprina, Era, Ira dan yang belum disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan kiranya kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam dunia kepariwisataan untuk membangun Nusa dan Bangsa yang lebih berbudaya.
Medan, Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
ABSTRAKSI ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Pembatasan Masalah... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Metode Penelitian ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ... 5
2.2 Pengertian Wisatawan ... 6
2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ... 9
2.4 Pengertian Produk Pariwisata ... 10
2.5 Pengertian Industri Pariwisata... 12
2.6 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 13
2.7 Pengertian Wisata Alam ... 16
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KABUPATEN TOBA SAMOSIR 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir ... 18
3.2 Kependudukan... 19
3.4 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 20
3.5 Objek Wisata di Kab. Toba Samosir ... 22
BAB IV PERANAN TAMAN EDEN 100 SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR. 4.1 Proses Awal Berdirinya Taman Eden 100 ... 28
4.2 Gambaran Tentang Taman Eden 100 ... 29
4.3 Potensi yang di Miliki Taman Eden 100 ... 30
4.4 Fasilitas Pendukung yang Ada di Taman Eden 100 ... 32
4.5 Peranan Taman Eden 100 dalam Menunjang Perekonomian Bidang Pariwisata Kab. Toba Samosir ... 33
BAB V PENUTUP... 35
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI
Sektor pariwisata di Indonesia dinilai sangat berpotensi dan berkembang karena didukung dengan keindahan alam yang ada di Indonesia. Keindahan alam tersebut dapat di pasarkan menjadi suatu daerah tujuan wisata bagi para wisatawan domestik maupun internasional.
Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi wisata di mana dapat dilihat dari banyaknya objek wisata yang terdapat di daerah tersebut, baik objek wisata alam, objek wisata sejarah, maupun objek wisata rohani.
Salah satu bukti dari kekayaan alam Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat dengan adanya Taman Eden 100 yang lebih difokuskan terhadap pelestarian lingkungan hidup dan wisata. Taman Eden 100 merupakan salah satu yang dapat dijadikan upaya penanggulangan efek rumah kaca.
Sebagai salah satu objek wisata yang peduli akan lingkungan hidup maka Taman Eden 100 harus tetap dijaga serta dilestarikannya kekayaan alam yang terdapat di kawasan taman tersebut agar dapat menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan domestic maupun internasional.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Alasan Pemilihan JudulPariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara setelah sektor migas dan non migas . Selain itu pariwisata merupakan lahan yang menjanjikan bagi pertumbuhan perekonomian dimana pariwisata dapat menjadi sektor andalan. Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat berpotensi dalam kepariwisataan.
Provinsi Sumatera Utara salah satu Daerah Tujuan Wisata yang potensi wisatanya tidak kalah dibandingkan provinsi lain yang ada di Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari beberapa daerah tujuan wisata yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Utara yang mendatangkan banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara, mulai dari wisata alam, wisata rohani, wisata budaya, rumah-rumah tradisional, agrowisata, dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya.
Gua Kelelawar, Gunung Pangulu Bao, Flora, Fauna, Bank Pohon Ever Green. Melihat potensi pariwisata yang dimiliki sangat memungkinkan untuk dikembangkan.
Berkembangnya suatu Daerah Tujuan Wisata tidak terlepas dari adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat di kawasan objek wisata untuk selalu menjaga dan melestarikan aset wisata.
Adapun alasan penulis untuk mengadakan penelitian pada objek wisata Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :
1. Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang mempunyai potensi wisata yang besar yang dapat meningkatkan perekonomian pemerintah dan masyarakat sekitarnya.
2. Mengetahui peranan Taman Eden 100 menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Toba Samosir.
1.2
Pembatasan MasalahDalam menyusun kertas karya ini penulis membuat suatu pembatasan permasalahan hanya mengenai awal berdirinya Taman Eden 100, gambaran tentang Taman Eden 100, dan Peranan Taman Eden 100 sebagai objek wisata di Kabupaten Toba Samosir.
1.3
Tujuan PenelitianTujuan penulisan dari kertas karya ini adalah :
1)
Merupakan persyaratan akademis dalam melengkapi tugas akhir di JurusanPariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2)
Ingin memperkenalkan serta memberikan informasi kepada para wisatawan3)
Menambah pengetahuan tentang seberapa besar potensi pariwisata dan perananpemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Toba Samosir
1.4
Metode PenelitianDalam penulisan kertas karya ini penulis, mengumpulkan data-data dengan dua metode yaitu :
1.
Library Reserch (penulisan kepustakaan),Penulis mendapatkan data dan informasi melalui beberapa buku pedoman berkaitan dengan kepariwisataan yang dapat memberikan penjelasan seperti buku, majalah, brosur-brosur, dan diktat yang berhubungan dengan judul kertas karya.
2.
Field Research (penelitian lapangan)Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara mengadakan pengamatan (observasi) langsung ke objek penelitian dan wawancara langsung kepada beberapa narasumber agar data lebih akurat.
1.5
Sistematika PenulisanDalam sistematika penulisan kertas karya, penulis mencobaBAB I : Pendahuluan
Di dalam bab ini, penulis membahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan
Penguraian yang meliputi tentang pengertian pariwisata dan pengertian wisatawan, pengertian objek dan daya tarik wisata, pengertian produk wisata, pengertian industri pariwisata dan pengertian sarana dan prasarana pariwisata, pengertian wisata alam.
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Dalam bab ini, penulis membahas tentang letak geografis dan keadaan alam Kabupaten Toba Samosir, kependudukan,sosial, sarana dan prasarana yang ada, objek-objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Toba Samosir.
BAB IV : Peranan Taman Eden 100 Sebagai Salah Satu Objek Wisata Alam di
Kabupaten Toba Samosir.
Dimana didalam bab ini, penulis membahas tentang proses awal berdirinya Taman Eden 100, gambaran tentang Taman Eden 100, potensi yang di miliki Taman Eden 100, fasilitas yang ada di Taman Eden 100 dan peranan Taman Eden 100 dalam menunjang perekonomian bidang kepariwisataan di daerah Kabupaten Toba Samosir.
BAB V : Penutup
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1.Pengertian Pariwisata
Kata Pariwisata sesungguhnya populer di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourisme ke II di Tretes, Jawa Timur pada tanggal 12 s/d 14 Juni 1958. Sebelumnya, sebagai kata pariwisata digunakan kata “tourisme”(bahasa Belanda)yang di Indonesia sering menjadi “turisme”.
Pada waktu pembukaan musyawarah yang diadakan di Gedung Pemuda, Surabaya, Presiden Ir. Soekarno menanyakan kepada Menteri P dan K Prof, Prijono, kata dalam bahasa Indonesia yang cocok menggantikan istilah tourisme. Prof. Prijono memberikan penjelasan, bahwa sebagai pengganti kata “tourisme” dapat digunakan kata “dharmawisata” untuk perjalanan antar kota(dalam negeri) dan kata “pariwisata” untuk perjalan antar benua (luar negeri).
Menurut pengertian kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa Sansekerta (dalam Yoeti, 1983:103), sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” (bahasa Belanda) atau tourism (bahasa Inggris). Kata pariwisata sinonim dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran yaitu : kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu kata “pari” dan “wisata”.
• Pari, berarti bayak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
• Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Herman V. Schulalard (dalam Yoeti, 1983:105), seorang ahli ekonomi bangsa
Austria, dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut :
“ Tourism is the sun of operations, mainly of an economic nature, which directly
Menurut pendapatnya, yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.
Institute of Tourisme in Britain (Tourism Society in Britain) (dalam Pendit, 1990:30)
pada tahun 1976 merumuskan :
“Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut”.
E. Guyer-Freuler didalam bukunya yang berjudul Handbuch des schweizerischen
volkswirtschaft (dalam Pendit, 1990:32), merumuskan pariwisata sebagai :
“Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala jaman sekarang yang didasarkam atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan”.
2.2.Pengertian Wisatawan
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari banyak orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan, termasuk didalamnya adalah wisatawan. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan (dalam Yoeti, 1983:123).
Pada pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa No. 870 (dalam Yoeti, 1983:123), yang dimaksudkan dengan pengunjung adalah :
Menurut rumusan pengunjung tersebut di atas, termasuk kedalamnya :
1) Wisatawan (tourist), yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang di kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi berikut :
a) Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.
b) Hubungan dagang (business), keluarga, konprensi, dan missi.
2) Pelancong (exursionist), yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar).
P. W. Ogilvie (dalam Yoeti, 1983:129), seorang ahli kepariwisataan Inggris yang
melihat pariwisata dari segi business, memberikan batasan sebagai berikut :
“ Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”.
J. Christopher Holloway (dalam Pendit, 1990:30) memberikan batasan tentang
wisatawan yaitu :
“ Wisatawan adalah seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.
A. J. Norwal (dalam Yoeti, 1983:129) memberikan batasan yang mengatakan bahwa :
Selanjutnya untuk kepentingan pemasaran dan promosi kepariwisataan G. A.
Schomoll (dalam Yoeti, 1983:127) memberikan batasan sebagai berikut :
“Tourist: individuals orgroup of individuals who, considering their purchasing power
available for vocation and recreational travel, interest in and motivation for travel in general,
past travel behaviour, existing knowledge, interest in and awareness concerning the services
or destination concerned, are likely prospects for a future visit”.
Dimana yang dimaksud dengan Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang di milikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.
Biro Pusat Statistik Jakarta (dalam Hadinoto, 1996:13), untuk studi Penelitian
Pengeluaran dan Perdagangan Wisatawan Mancanegara, 1991 menggunakan defenisi :
“Wisatawan mancanegara adalah setiap orang yang bukan penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara ke wilayah geografis Indonesia untuk keperluan apapun kecuali mencari penghasilan/nafkah. Maksud kunjungan tersebut antara lain untuk berlibur, bisnis, menghadiri pertemuan dan mengujungi kerabat/teman.
Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kepariwisataan di Indonesia, pemerintah telah merumuskan batasan tentang wisatawan, seperti yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969 (dalam Yoeti, 1983:131) yang memberikan defenisi sebagai berikut :
“Wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.
Ciri tentang seorang wisatawan dapat disebut sebagai seorang wisatawan adalah : 1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam .
3) Orang yang melakuaknnya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya.
2.3.Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata (dalam Marpaung, 2000:41) adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan sematamata hanya sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu.
Objek dan daya tarik wisata merupakan suatu dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata akan lebih berkembang apabila di daerah itu terdapat lebih dari satu objek wisata dan daya tarik wisata. Tetapi bagaimanapun juga, beberapa jenis objek dan daya tarik wisata akan di kembangkan sebagian, karena alasan kepentingan konservasi. Jadi tidak hanya untuk kepentingan ekonomi.
Pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial harus dilakukan penelitian dan evaluasi sebelum fasilitas wisata dikembangkan di suatu area tertentu. Hal ini penting agar pengembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai.
2.4.Produk Wisata
Seperti yang diketahui, industri pariwisata sebagai suatu industri tidaklah berdiri sendiri tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam jasa, yang dibeli oleh wisatawan dalam bentuk paket (package).
selama berada didaerah tujuan wisata yang dikunjungi, hingga ia kenbali pulang ke tempat asalnya semula.
The Association of Internasional Expert and Scientific in Tourism (AIEST) dalam
tahun 1973 (dalam Yoeti, 2002:03) memberi batasan sebagai berikut :
“The product covers The complete experiences from the time he (tourist) leaves home
to the time he return to it”.
Menurut batasan ini, yang dimaksud dengan produk industri pariwisata adalah :
“Semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat dimana ia biasa tinggal hingga kembali pulang”.
Burkart dan Medlik (dalam Yoeti, 1983:151) memberikan rumusan “tourist product”
atau hasil industri pariwisata sebagai berikut :
“The tourist product may be seen as a composite product, as an amalgam of
attractions, transport, accomodation and of entertainment”.
Dikatakannya bahwa produk industri pariwisata dapat merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing pengusahaan dan ditawarkan secara terpisah.
Di bawah ini akan dikemukakan beberapa ciri-ciri hasil atau produk industri pariwisata yang terpenting (dalam Yoeti, 1983:156), diantaranya ialah :
a) Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapat dipindahkan, karena itu dalam penjualannya.
b) Pada umumnya peran perantara (middlemen) tidak diperlukan, karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi.
d) Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standard atau ukuran yang obyektif. Di sini hanya ada patokan bagus, jelek atau puas tidaknya orang yang diberi pelayanan.
e) Permintaan (demand) terhadap hasil atau produk industri pariwisata tidak tepat dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis.
f) Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya. g) Hasil atau produk industri pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan
sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.
h) Dari segi pemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar, mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena perubahan elastis permintaan sangat peka.
2.5. Pengertian Industri Pariwisata
Sesungguhnya pariwisata pada hakikatnya lazim dihubungkan dengan barang-barang dan pelayanan jasa-jasa yang menyajikan kelegaan, keenakan dan juga kemewahan.
Kalau mengikuti pengertian kata “industri” maka akan lebih cenderung untuk memberikan batasan tentang “industri pariwisata” (dalam Yoeti, 1983:140) yaitu :
Industri pariwisata, adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya, selama dalam perjalanannya”.
pemberian pelayanannya. Oleh karena itu produk industri pariwisata merupakan suatu “packages” baik perjalanan itu diurus sendiri atau diurus oleh tour operator dalam suatu
“package tour” dengan “itineraries” yang telah disiapkan.
2.1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata
2.6.1.Pengertian Sarana
Sarana kepariwisataan (Tourism Superstructure) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup, serta kehidupannya banyak tergantung kepada kedatangan wisatawan (dalam Yoeti, 1983:184).
Dalam dunia kepariwisataan dikenal ada tiga sarana kepariwisataan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya (dalam Yoeti, 1983:184). Ketiga sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a) Sarana Pokok kepariwisataan ( Main Tourism Superstructures) (dalam Yoeti,
1983:184)
Adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata.
Fungsinya ialah untuk menyediakan fasilitas-fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan.Sarana yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
• Travel Agent dan Tour Operator
• Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata
• Hotel dan jenis akomodasi lainnya
b) Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Suplementing Tourism Superstructures)
(dalam Yoeti, 1983:186)
Adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi untuk membuat agar para wisatawan tinggal lebih lama pada suatu tujuan wisata.
Sarana yang termasuk kedalam kelompok ini adalah : 1)Sarana Olahraga seperti :
Lapangan tennis
Lapangan golf
Kolam renang
Permainan bowling
Daerah perburuan
Berlayar
Berselancar
2) Sarana Ketangkasan seperti :
Permainan bola sodok ( Bilyard)
Jackpot
Pachico,dll.
c) Sarana Penujang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructures) (dalam
Yoeti, 1983:188)
Night Club
Steambaths
Casinos.
2.6.2.Pengertian Prasarana
Prasarana kepariwisataan (Tourism Infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.
Lothar A. Kreck (dalam Yoeti, 1983:172) dalam bukunya berjudul International Tourism membagi prasarana kepariwisataan kedalam dua bagian, yaitu :
A. Prasarana Perekonomian (Economic Infrastructures), yang dibagi atas : 1) Pengangkutan (transportation) seperti: pesawat, kapal laut,bus, taxi.
2) Prasarana Komunikasi (Communication Infrastructures) seperti: telfon, televisi, surat kabar dan kantor pos.
3) Kelompok yang termasuk “Utilities” seperti : penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi dan sumber energi.
4) Sistem Perbankan seperti : bank lokal dan money changer.
B. Prasarana Sosial (Social Infrastructures).
Yang dimaksud dengan prasarana sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a) Sistem Pendidikan (School System).
2.7.Pengertian Wisata Alam
Wisata alam (nature tourism) (dalam Hakim, 2004:42) merupakan aktivitas wisata menuju tempat-tempat alamiah, yang biasanya diikuti oleh aktivitas-aktivitas olah fisik dari wisatawan. Termasuk dalam kategori ini, antara lain hiking, biking, sailing, dan camping. Tempat wisata favorit jenis ini kebanyakan merupakan kawasan lindung, seperti taman nasional, taman laut, taman hutan raya, dan kawasan lindung lainnya.
Ancaman terhadap keberadaan keanekaragaman hayati dunia semakin meprihatinkan, hal ini diikuti laju kepunahan spesies yang semakin lama semakin meningkat. Laju kepunahan sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia (Anthropogenic factor). Dengan demikian membangun sebuah kesadaran manusia terhadap pentingnya konservasi lingkungan hidup, dimana keanekaragaman hayati didalamnya sangat diperlukan. Banyak ahli berpendapat membangun kesadaran konservasi dapat dilakukan melalui sektor wisata.
Berdasarkan pengetahuan dan motivasinya (dalam Hakim, 2004:44) dalam kegiatan wisata, wisatawan dibedakan menjadi dua kategori yakni wisatawan biasa dan eco-tourist. Hal yang membedakan keduanya adalah eco-tourist mempunyai motivasi mengunjungi destinasi wisata dengan maksud khusus. Berdasarkan minatnya, ecotourismt dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Hard core nature tourist, merupakan peneliti atau anggota paket tur/perjalanan yang dirancang untuk pendidikan alam dan penelitian.
c) Mainstream nature tourist, yaitu wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman yang lain yang didapatkan sebelumnya.
d) Cassual nature tourist, yaitu wisatawan yang menginginkan pengalaman menikmati
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG KABUPATEN TOBA
SAMOSIR
3.1. Letak dan Keadaan Alam
Letak geografis Kabupaten Toba Samosir berada di 20 03’ – 20 40’ LU, 980 56’ – 990 40’ BT serta berada pada ketinggian rata-rata 900-2.200 m diatas permukaan laut. Kabupaten Toba Samosir memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara
• Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kabupaten Samosir
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Asahan.
Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah 2.021,8 Km2. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 300-2.200 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.
3.1.1.Iklim
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April dengan 260 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari. Sedangkan pada bulan Pebruari curah hujan yang turun sangat rendah sekitar 85 mm, dengan jumlah hari hujan 4 hari. Berdasarkan stasiun penga-matan, Kecamatan Habinsaran merupakan daerah dengan curah hujan yang tertinggi, yaitu 200 mm.
3.2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir adalah 171.375 jiwa, dengan jumlah rumah tangga (RT) 37.581 RT. Dengan luas wilayah daratan 2.021,8 Km2, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Toba Samosir sebesar 85 jiwa/km2. Kecamatan Balige yang merupakan ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan pusat pemerintahan adalah kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tertinggi, yaitu sebesar 476 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Sigumpar dengan tingkat kepadatan sebesar 262 jiwa/km2. Sedangkan Nassau merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang terkecil, yaitu hanya 18 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Toba Samosir lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 84.492 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 86.883 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kabupaten Toba Samosir sebesar 97,25 persen. Dari 14 jumlah kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, ada 1 kecamatan yang memiliki jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuannya, yaitu : Kecamatan Nassau sebesar 10,17 persen. Kecamatan dengan angka sex ratio terkecil terdapat di Kecamatan Laguboti sebesar 95,51 persen.
3.3. Sosial
organisasi, organisasi kepemudaan (OKP) 22 organisasi; LSM 44 organisasi, dan 7 organisasi profesi lainnya.
Jumlah kelahiran yang terdaftar pada Kantor Catatan Sipil sebanyak 4.210 kelahiran, terdiri dari 2.148 laki-laki dan 2.062 perempuan. Sementara jumlah perkawinan yang terdaftar pada Kantor Catatan Sipil sebanyak 522 perkawinan.
Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kabupaten Toba Samosir tersedia sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan memadai. Pada tingkat SD, jumlah sekolah 223 unit, dengan 1.942 guru dan 26.636 siswa. Jumlah unit SLTP di Kabupaten Toba Samosir sebanyak 44 unit, dengan 921 guru dan 12.356 siswa. Jumlah SMA sebanyak 16 unit dengan 462 guru dan murid 6.646. Sedangkan SMK, 19 sekolah, 452 guru dan 5.858 murid. Akademi yang tersebar di Kecamatan Balige dan Kecamatan Laguboti. Jumlah mahasiswa pada tahun tercatat 611 orang dengan jumlah dosen 71 orang.
3.4. Sarana dan Prasaran Kepariwisataan
Kabupaten Toba Samosir telah menyediakan sarana dan prasarana kepariwisataan yang disediakan bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini.
Adapun sarana dan prasarana kepariwisataan yang terdapat di daerah ini adalah : 1) Sarana Akomodasi (Hotel/Penginapan).
Nama Hotel
Alamat dan No Telp
Hotel Gelora Jln. Pemandian No. 01 Lumban Silintong
Telpon (0632) 21321
Hotel Sumatera Jln. Mulia Raja No. 53 Balige
Telepon (0632) 21021
Hotel Oppu Herti Jln. Pemandian No. 03 Lumban Silintong
Telepon (0632) 21572
Hotel Tiara Bunga Jln. Pemandian Lumban Silintong
Hotel Mezra Jln. Sisingamangaraja No. 24 Balige Telepon (0632) 322141
Hotel Mareda Jln. Pasar Melintang Tambunan Balige
Telepon (0632) 21138
Hotel Nusantara Jln. Somba Debata No. 05 Balige
Telepon (0632) 21295
Hotel Gelora Jln. Sisingamangaraja No. 01 Balige
Telepon (0632) 21163
Hotel Bahagia Jln. Sisingamangaraja No. 21 Balige
Telepon (0632) 21183 Hotel Toga Laut
Tawar Jln. Siliwangi No. 04 Balige Telepon (0632) 21055
Hotel Carolina Jln. Parsanggarahan No. 19 Balige
Telepon (0632) 21068
Hotel Santo Djaya' Jln. Sisingamangaraja No. 19 Porsea Telepon (0632) 342003
Hotel Danau Toba Jln. Pantai Ajibata di Ajibata
Telepon (0632) 21011
Hotel Dizon Jln. DR. T. D.Pardede No. 13 Balige
Telepon (0632) 21297
Hotel Bahagia Jln. Pasar Melintang Tambunan Balige
Telepon (0632) 322440
2) Restoran dan Rumah Makan
Nama Restoran
dan
Rumah Makan
Alamat dan No Telp
Gumarang Jln. Patuan Nagari No. 22 Balige
Telepon (0632) 21602
Minag Sari Jln. Patuan Nagari No. 05 Balige
Telepon (0632) 21005
Suryo Bundo Jln. Patuan Nagari No. 23/25 Balige
Telepon (0632) 21247
Bundo Kanduang Jln. Patuan Nagari No. 46 Balige
Telepon (0632) 21303
Soponyono Jln. Asrama PM Balige
Telepon (0632) 21693
Roda Baru Jln. Patuan Nagari No. 09 Balige
Telepon (0632) 21309
Sabar Menanti
Jln. Pasar Melintang Tambunan Balige
Telepon (0632) 21533
Gemar Jln. Patuan Nagari Balige
Telepon (0632) 21247
Subur Pekan Ajibata
3) Fasilitas Umum dan Transportasi
Adapun fasilitas-fasilitas yang mendukung kepariwisataan di kabupaten Toba Samosir adalah berupa fasilitas umum seperti informasi pariwisata, bank, rumah sakit, travel, kantor kepolisian dan sebagainya.
Sarana transportasi yang dapat digunakan wisatawan untuk menjangkau daerah tujuan wisata yang telah terdapat di Kabupaten Toba Samosir adalah berupa Pesawat Susy Air dari Bandara Polonia menuju Bandara Sibisa yang ada di Ajibata/Silangit yang beroperasi 1 kali dalam sehari, Bus dari berbagai daerah menuju Kabupaten Toba Samosir yang beroperasi setiap hari Seperti : MRT, Prima Jaya, Tunas Kencana, Sinar Nauli.
3.1. Objek-objek Wisata di Kab. Toba Samosir
Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan juga sarat tentang legenda kehidupan asal-usul suku Batak asli. Untuk itu Kabupaten Toba Samosir sangat berpotensi diajadikan objek wisata karena kekayaan alam yang dimilikinya, adapun objek wisata yang terdapat adalah :
1) Pasar tradisional Balairung
Pasar tradisional ini merupakan pasar tempat di mana para masyarakat Kabupaten Toba Samosir mengadakan transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan semua tersedia di pasar tradisional ini. Pasar tradisional ini mempunyai daya tarik tersendiri yaitu di mana semua bangunannya berbentuk rumah adat Batak Toba.
2) Kolam renang Pagar Batu
3) Gereja HKBP Balige
Masyarakat Kabupaten Toba Samosir pada umumnya menganut agama Kristen dan sejak dulunya sudah menjadi manusia yang taat beribadah. Kehidupan religius masyarkat Toba Samosir terbukti dari Gereja tradisional HKBP, yang merupakan Gereja tua dengan arsitek lama. Selain menikmati keindahan gereja juga dapat mengikuti ibadah dengan bahasa dan cara tradisional Batak Toba secara ajaran Kristen.
4) Pantai Lumban Silintong
Perjalanan dari pusat kota Balige membutuhkan waktu 10 menit dengan menggunakan alat transportasi. Di pantai ini wisatawan bisa menikmati ikan bakar, minum air buah segar dan menikmati kesegaran serta kesejukan air Danau Toba. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan di pantai ini adalah mandi, memancing dan sebagainya.
Saat hari sudah malam, wisatawan bisa berkarauke ataupun menikmati lagu-lagu Batak di cafe-cafe terapung yang ada di pinggiran pantai Lumban Silintong.
5) Pantai Meat
Pantai Meat merupakan pantai lembah yang dikelilingi hamparan sawah. Pantai ini merupakan salah satu muara danau yang airnya sangat jernih. Pantai ini sangat cocok bagi wisatawan yang senang berenang dan menyelam, di pantai ini juga banyak terdapat ikan mujahir dan ikan mas serta ikan lainnya.
6) Pantai Tarabunga
7) Pantai Lumban Bul-bul
Sambil menikmati lezatnya ikan panggang, terdapat juga playground untuk menikmati suasana danau dan wisatawan juga dapat berendam serta berjemur.
8) Pantai Pasir Lumban Pea
Berjemur diteriknya mentari, terasa sempurna jika dilakukan di hamparan pantai pasir putih di Lumban Pea Tambunan ini. Selain itu juga terdapat lokasi pemancingan di sekitar pantai ini. Lokasi ini berjarak 4 km dari kota Balige, dan dapat ditempuh selama 15 menit dari kota Balige dengan transportasi lokal.
9) Pantai Ajibata
Pantai ini telah dilengkapi fasilitas liburan yang lengkap seperti : sepeda air, speed boad, sampan cano, ferry penyeberangan dan sarana mandi lainnya. Pantai ini memiliki
hamparan pasir yang luas, juga memiliki tempat mandi yang dangkal maupun yang dalam. Di lokasi ini juga banyak tersedia hotel, cafe dan restoran. Di lokasi ini terdapat makanan khas Batak Toba yaitu Ikan tombur.
10)Sungai Asahan Porsea
Di sungai ini para nalayan melakukan aktiviasnya. Di tempat ini juga terdapat ikan tombur dan naniura serta kacang garing khas Toba Samosir yaitu kacang tobamas.
11)Pantai Lumban Binanga
Pantai yang terdapat di daerah Lumban Binanga Laguboti yang dapat di tempuh selama 20 menit dari kota Balige dan berjarak 10 km dari Balige. Di pantai ini terdapat cafe dan tempat memancing.
12)Pantai Pasifik
13)Pantai Siregar Aek Nalas
Dengan menaiki kapal penumpang dari pelabuhan Balige untuk mencapai pantai Siregar Aek Nalas. Di sini wisatawan dapat mandi dipantai dan juga dapat menikmati pemandian air panas.
14)Bukit Dolok Tolong
Bukit ini berada di atas kota Balige atau dengan kata lain Balige berada di kaki bukit Dolok Tolong. Bukit Dolok Tolong merupakan bukit yang tertinggi di Kabupaten Toba Samosir. Dari bukit ini kota Balige dan Danau Toba dapat dipandang secara keseluruhan.
15)Rest House Gurgur
Selain menikmati pemandangan alam di sini juga terdapat sarana kelengkapan untuk bersantai seperti Restoran dan cafe, kolam mini di bawah home stay, home stay jika ingin beristirahat dan juga terdapat playground untuk anak-anak.
16)Siguragura
Terdapat jalan yang berliku-liku dan sangat tajam yang mana di sisi jalan hanya terdapat jurang yang curam. Dapat ditempuh salama 60 menit dari kota Balige dengan menggunakan mobil. Di sini juga terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
17)Lapangan Golf Paritohan
Di atas puncak Bukit Barisan terdapat dataran luas yang ditata menjadi lapangan golf bertaraf internasional. Lapangan Golf ini berada di puncak yang sejuk yang ditumbuhi pinus dan dikelilingi hutan yang masih asli.
18)Agrowisata Lumban Julu
terdapat gapura selamat datang. Di sini terdapat tempat peristirahatan yang disebut dengan Gazebo dan juga terdapat souvenir shop.
19)Kebun Teh Sibosur
Sekitar 28 km dari simpang Silimbat kecamatan Silaen terdapat perkebunan teh. Perkebunanan ini mempunyai areal tanaman yang luas serta memberikan aroma segar ketika menikmatinya.
20)Makam Raja Sisingamangaraja XII
Makam Raja Sisingamangaraja yang telah gugur untuk NKRI dan banyak dikunjungi baik pejabat maupun masyarakat yang tujuannya untuk melakukan jiarah sebagai penghargaan atas gugurnya di Medan peperangan untuk memperjuangkan NKRI.
21)Air sumber kehidupan peninggalan Raja Sisingamangara XII
Yang menjadi ciri khas Raja Sisingamangaraja XII adalah menciptakan mata air dengan tongkatnya di setiap tempat persinggahan dan persembunyian. Diantara mata air peninggalan Raja Sisingamangaraja adalah mata air bukit Dolok Tolong, Taor Mual Sipangolu dan mata air di makam Raja Sisingamangaraja.
22)Arung Jeram Sungai Asahan
Lokasi arung jeram di sungai Asahan merupakan lokasi arung jeram terbaik ke-3 di tingkat dunia. Tantangan yang berat dan arus yang deras membuat sungai ini layak untuk menjadi lokasi arung jeram. Setiap tahunnya di lokasi ini dilaksanakan lomba arung jeram bertaraf internasional.
23)Tebing di lokasi arung jeram
24)Makam Ingwer Ludwig Nomensen
Kuburan Nomensen berada di Sigumpar belakang gereja HKBP Nomensen.
25)Museum Batak
Mempelajari adat budaya Batak secara nyata dengan bukti sejarah yang terdapat di museum Arjuna. Di sini terdapat barang-barang sejarah berupa peninggalan.
26)Mual Sirambe
Mual Sirambe merupakan objek wisata minat khusus yang mempunyai cerita legenda bagi orang Batak. Apabila nasib sesorang sedang bagus di Mual ini akan terlihat ikan Batak (ihan Batak) yang hidup diantar batu yang ada di sekitar Mual yang ada di Mual Sirambe. Mual Sirambe berada di desa Bonan Dolok.
27)Taman Eden 100
BAB IV
PERANAN TAMAN EDEN 100 SEBAGAI SALAH SATU
OBJEK WISATA ALAM DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.
4.1. Proses awal berdirinya Taman Eden 100
Beberapa puluh tahun lalu, pada awalnya Op. Brian Sirait (70) orangtua dari Marandus mengkoleksi berbagai species tanaman. Kemudian, ditanam di areal seluas 40 Ha milik keluarganya. Selanjutnya, gagasan ini diteruskan Marandus. Jelajah hutan mengelilingi Taman Eden 100, akan memperkenalkan pengunjung dengan ratusan species pohon langka. Termasuk di antaranya tanaman obat, dengan berbagai khasiat dan keunikannya. Contohnya, mobe, sotul, hori dan lain-lainya. Namanya pernah didengar, tapi tanamannya mungkin belum pernah dilihat. Seperti, pohon piu tanggule yang dijadikan tongkat / tukkot panaluan (sejenis tongkat mistis bagi orang Batak).
Kawasan itu merupakan tanah adat yang diwariskan dari keluarga marga Sirait. Sebagaimana sistem pewarisan dalam hukum adat Batak, kepemilikan atas tanah diteruskan oleh keturunan dari garis laki-laki. Bapak Leas Sirait, 73 tahun, satu-satunya laki-laki dalam keluarganya, memiliki hak adat untuk mewarisi kawasan tersebut. Terdorong oleh rasa syukur dan mendukung keutuhan ekosistem kawasan Danau Toba, keluarga Sirait mengelola kawasan tersebut agar tetap utuh dan terpelihara.
Marandus Sirait menyebutkan arti Taman Eden menggambarkan di dalam taman itu bahwa Manusia, tanaman dan mahluk hidup lainnya hidup rukun dan damai, sementara arti angka “100” seratus jenis tanaman pohon berbuah ada di dalam taman tersebu
4.2. Gambaran tentang Taman Eden 100
Taman Eden diserap dari kata bahasa Ibrani Gan Eden. Dalam bahasa.Indonesia disebut Firdaus yang diserap dari kata Persia "Pairidaeza" yang arti sebenarnya adalah Taman. Taman Eden menggambarkan di dalam taman itu bahwa Manusia, tanaman dan mahluk hidup lainnya hidup rukun dan damai, sementara arti angka “100” seratus jenis tanaman pohon berbuah ada di dalam taman tersebut
Taman Eden 100, demikian nama kawasan 35 hektar tersebut. berjarak sekitar 16 km dari kota Parapat. Taman Eden 100 terletak di Desa Sionggang Utara, kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), yang berjarak sekitar 190 km dari kota Medan yang ditempuh 4 jam, di ketinggian sekitar 1000 meter dpl. Tidak sulit mencapainya karena letaknya tepat di tepi jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera utara dan Sumatera Barat. Bis lintas propinsi dan lintas kabupaten melintasi tempat ini
Di gerbang masuk taman, tertulis besar “Selamat Datang di Taman Eden 100. Dari luar sama sekali tidak terlihat bentuk dan isi taman itu. Sebuah pohon Jabi-jabi (sejenis Beringin namun berdaun lebih lebar) dan Hariara (Beringin) yang sangat besar dan cukup tua berdiri menyambut pengunjung yang melewati jalan berbatu itu.
sepanjang jalan masuk dan bukit di kanan. Tertulis nama pohon, nama pemilik pohon, alamat, tanggal penanamannya, dan motto bersemangatkan cinta lingkungan dari penanamnya. Jalan masuk termasuk lokasi penanaman pohon lapis satu, yang lebih mahal, dan dijamin tidak akan luput dari perhatian. Nama-nama pejabat dan artis serta lembaga besar sebagai pemilik pohon terbaca jelas.
Disamping terdapat 100 jenis pohon buah-buahan, juga terdapat tempat menarik lainnya seperti Panjat Gunung, Air Terjun Tingkat 7 (tujuh), Rumah Tarzan, Goa Kelelawar, Harimau dan bermacam-macam jenis Anggrek yang belum diketahui jenisnya dan tersedia juga tempat untuk Camping dan Taman Eden 100 juga memiliki fauna yang sangat beragam jenis seperti burung, dan binatang-binatang lainnya, dan harimau sumatera ada di lokasi ini.
Untuk menarik minat wisatawan, pengelola memberikan kesempatan kepada mereka untuk menaman pohon yang bibitnya mereka bawa sendiri atau mereka beli dilokasi wisata tersebut, dan nama penanam serta tanggal, bulan dan tahun penanamannnya ‘diabadikan’ di dekat tanaman tersebut. Bagi warga yang berminat menanam di kawasan itu hanya diwajibkan membayar sejumlah uang yang untuk biaya tanaman dan plang nama penanam.
4.3. Potensi yang Dimiliki Taman Eden 100
Pada Taman Eden 100 ada bebagai objek wisata yang dapat dilihat dan di nikmati serta mempunyai potensi untuk di kembangkan yaitu :
1) Lokasi Pelestarian Alam
ditanam karena pada setiap pohon tertera nama penanam, tanggal penanamam, dan jenis pohon yang ditanam. Ini sangat digemari oleh setiap pengunjung Taman Eden 100, dimana nama mereka akan tetap abadi di Taman Eden 100 dan akan menjadi kenangan tersendiri untuk waktu-waktu kemudian.
2) Kerohanian
Kerohanian, Taman Eden 100 adalah benar-benar anugerah dari Tuhan yang diciptakan dengan alam yang sangat indah, sejuk dan nyaman sehingga sangat banyak pengunjung yang senang melaksanakan kegiatan kerohanian di tempat ini.
3) Bank Pohon
Bank Pohon, di lokasi Taman Eden 100 terdapat bank Pohon “Evergreen” dimana bank Pohon ini menyediakan bibit-bibit tanaman yang akan diberikan kepada masyarakat yang peduli kelestarian alam dengan Cuma-Cuma.
4) Puncak Gunung Pangulu Bao
Puncak Gunung Pangulu Bao, gunung yang tingginya +/- 2.150 m dpl (6 km dari posko) dan untuk mencapai puncak ini juga sangat berkesan dan memiliki banyak rintangan perjalanan yang sangat digemari oleh pendaki gunung.
5) Gua Kelelawar
air terjun dan sangat cocok untuk bersantai setelah kelelahan menghadapi rintangan perjalanan.
6) Bukit Manja
Bukit Manja, dari puncak bukit ini kita dapat bermanja-manja dengan alam, dengan latar belakang hamparan Danau Toba dan Pulau Samosir yang luas terlihat dengan jelas ( 5 km dari posko ).
7) Rumah Tarzan
Rumah Tarzan, rumah di atas pohon yang sengaja dibuat setinggi ±10 m, dari rumah pohon ini kita dapat memandang hamparan hijau yang luas yang sangat menyejukkan dan indah (2 km dari posko).
8) Air Terjun
4.4. Fasilitas Pendukung yang ada di Taman Eden 100
Di kawasan Taman Eden 100 ada beerapa fasilitas pendukung kepariwisataan yang di sediakan bagi para wisatawan yang datang berkunjung yaitu :
1) Home stay
Disediakan bagi para pengunjung yang berasal dari luar kota yang ingin bermalam di kawasan objek wisata.
2) Souvenir shop
Bagi wisatawan yang ingin berbelanja cenderamata untuk membawa oleh-oleh di kawasan objek wisata tersedia souvenir shop.
3) Penyewaan kemah
Bagi wisatawan yang ingi berkemah di kawasan Taman Eden 100 disediakan kemah untuk disewa.
4) Rumah jaga
Di kawasan Taman Eden 100 tersedia juga rumah jaga apabila terjadi sesuatu terhadap wisatawan.
5) Camping Ground
4.5. Peranan Taman Eden 100 dalam Menunjang Perekonomian Bidang Pariwisata
di Kabupaten Toba Samosir.
Taman Eden 100 yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir telah banyak membawa perubahan yang positif bagi pemerintah dan bagi masyarakat di kawasan objek wisata maupun masyarakat yang ada di seluruh Indonesia.
Perubahan positif yang telah diberikan oleh objek wisata Taman Eden 100 bagi masyarakat sekitar khususnya dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dimana munculnya souvenir shop, home stay untuk penginapan, penyewaan kemah, rumah jaga dan lain
sebagainya.
Taman Eden 100 juga membawa dampak positif bagi masyarakat Sumatera Utara dimana masyarakat diajak untuk lebih peduli akan lingkungan hidup dan pelestarian tanaman langka serta melestarikan binatang-binatang agar tidak sampai punah. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan perayaan Natal yang bertemakan lingkungan hidup yang dihadiri undangan dari berbagai daerah dimana pada acara ini dilakukannya penanaman pohon secara bersama dan pelepasan burung.
Peranan lain dari Taman Eden 100 juga membawa dampak positif bagi pemerintah Kabupaten Toba Samosir dimana dengan adanya usaha-usaha Pariwisata disekitar objek wisata dapat mengurangi tingkat penganguran dan dapat menambah pendapatan daerah akibat banyaknya wisatawan yang datang berkunjung dan lama tinggal wisatawan serta banyaknya uang yang di belanjakan oleh wisatawan.
BAB V
PENUTUP
Penggembangan pariwisata harus “sadar lingkungan” sehingga pengembangannya mencerminkan ciri khas budaya dan lingkungan suatu negara. Pariwisata harus didayagunakan sebagi sarana pemeliharaan kekayaan alam sehingga dapat membawa kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat dan bangga akan kekayaan alam yang dimiliki.
Taman Eden 100 merupakan salah satu objek wisata “sadar lingkungan” yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir yang telah dikenal hingga luar Sumatera Utara yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah maupun luar negeri. Masyarakat sekitar dan para pengunjung diajak untuk berperan serta lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas pariwisata dan Budaya Kab. Toba Samosir (2009): Brosur-brosur dan booklet pariwisata Kabupaten Toba Samosir.
Hadinoto. Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destianasi Pariwisata. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hakim. Luchman. 2004. Dasar-dasar Ekowisata. Malang : Banyumedia. Marpaung. Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta
Napitupu lu. Imran. Ratusan Species Tanaman Obat di Taman Eden 100.
Napitupu lu Imran. Pelestarian alam di Taman Eden 100 com/2008/02/06/pelestarian-alam-di-taman-eden-100/. 26 Februari 2009.
Pandit. Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.
Sahat. Taman Eden 100. Februari 2009.
Wisata Melayu. Menikmati Perjalanan Agrowisata Alam di Taman Eden 100 Tobasa.
Yoeti. Oka A. 1983. Pengantar ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
LAMPIRAN
1. Nama : Drs. Masjon Manurung
Alamat : Balige
Pekerjaan : KADIS PARIWISATA KAB. TOBA SAMOSIR
2. Nama : V. Manurung
Alamat : Lumban Julu
Pekerjaan : Kepala desa
3. Nama : Marandus Sirait
Alamat : Lumban Julu
Pekerjaan : Wiraswasta
4. Nama : Siska Sitinjak
Alamat : Balige
Pekerjaan : Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir
5. Nama : Riris Simangunsong
Pekerjaan : Wiraswasta