• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Jalur Rel Kereta Api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung (Studi Kasus Pembangunan Jalur Kereta Api Di Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Jalur Rel Kereta Api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung (Studi Kasus Pembangunan Jalur Kereta Api Di Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

DOKUMENTASI INFORMAN

Gambar 1 : Informan 1 (Syahrul Effendi) Gambar 2 : Informan 2 (Ilyas)

(2)

Gambar 4: Informan 4 (Riski Alijafar)

Gambar 5: Informan 5 (Asni )

(3)

Gambar 7: Informan 7 (Nurlela)

Gambar 8: Informan 8 (Halimatul Sa’diah)

Gambar 10: Informan 10 (Amin)

(4)

Gambar 11: Tanaman Kebun yang Akan Dibangun Jalur Kereta Api

(5)

Gambar 13: Toko Abang Riski Alijafar

(6)

Gambar 15: Rumah Ibuk Asni yang Sudah Dihancurkan

(7)

Gamabar 17: Rumah Ibuk Nurlela yang Akan Segera Dihancurkan

(8)

Gambar 19: Rumah Nenek Amila yang Terkena Pembangunan Jalur Kereta Api

(9)

Gambar 21: Rumah Bapak Amin yang Sudah Dihancurkan

(10)

Gambar 23: Rel Kereta Api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung yang Masih Tahap Pembangunan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif (Akualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Koentjaraningrat, 1997, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Ed. III, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Koentjaraningrat. 1982. Masalah-masalah Pembangunan. Jakarta: LP3ES

Nasution, M.Arif, R. Hamdani Harahap dkk. 2008. Metodelogi Penelitian. Medan: Fisip USU Press.

Permatasari, Niken. 2003. Perspektif Pengembangan Ekonomi Lokal melalui Program Masyarakat Mandiri.

(12)

Ritzer, George dan Douglas J Goodman. 2009. “ Teori Sosiologi”. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Soeprapto, R, Rudini, DKK. 1992. Dinamika Masyarakat dan Pembangunan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Supardan, Dadang. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-undang No 2 Tahun 2012, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Undang-undang No 71 Tahun 2012, Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Wirartha, I Made. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.

Sumber Lain :

Batu bara , Humas. (2014 Oktober. Tim pengadaan Tanah Jalur Kereta Api. From

(13)

http://www.jurnalasia.com/2016/03/03/reaktivasi-jalur-kereta-api-solusi-macet-pengerjaan-dua-tol-trans-sumatera-dikebut/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api

(14)

jurnal Ahmad Rajib Syuhuri, Universitas Diponegoro Semarang, dengan judul “Review Praktek Perencanaan Pembangunan Jalur Kereta Api Double Track Di Pulau Jawa”

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif yang berusaha menggambarkan persepsi masyarakat yang berada dijalur pembangunan kereta api dalam pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung melalui metode studi kasus. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan penelitian yang menghasilkan berupa data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati serta untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.

Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis melainkan berupa deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel (Wirartha).

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Alasan peneliti memilih lokasi ini dengan secara sengaja, dikarenakan di desa simpang kopi terdapat pembangunan jalur kereta apiyang melintasi tanah atau pemuk

(16)

3.3Unit Analisis dan Informan 3.3.1Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitian sosial adalah menggunakan apa yang disebut dengan “unit of analisys”. Ada dua jumlah unit yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu, individu, kelompok dan sosial.Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah Keluarga Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.

3.3.2 Informan

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara.Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupunfakta dari suatu penelitian (Bungin 2007:111).Penarikan informan secara purposive sampling. Karakteristiknya adalah :

1. Warga yang tinggal di simpang kopi yang berada dijalur pembangunan jalur kereta api

2. Warga yang mempunyai tanah, rumah, dan kebun yang diamankan untuk pembangunan jalur kereta api

3. Warga yang paham mengenai pembangunan kereta api.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(17)

permasalahan-permasalahan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder :

3.4.1 Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah peneliti melakukan kegiatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap Informan. Adapun teknik pengumpulan data ini dilakukakan dengan cara :

1. Observasi

(18)

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin 2007:111). Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan yang berstatus sebagai warga yang tanah, rumah, atau kebunnya yang nanti akan dibangun untuk jalur kereta api.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini melalui penelitian studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data, diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian ilmiah, dokumen, jurnal, skripsi, dan foto yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

(19)

menggunakan teori yang digunakan dan di interpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan tersebut.

(20)

3.6Jadwal Kegiatan

Tabel 1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra proposal √

2 ACC judul √

3 Penyusunan proposal penelitian √ √ √ 4 Seminar proposal penelitian √

5 Penelitian lapangan √

6 Pengumpulan dan analisis data √ √ √

7 Bimbingan skripsi √ √ √

8 Penulisan laporan akhir √ √ √

(21)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Dinamika Perkembangan Desa Simpang Kopi

Desa Simpang Kopi merupakan hasil pemekaran dari Desa Sei Suka Deras, Desa Simpang Kopi berdiri pada bulan Juli tahun 2011. Terkait sejarah, nama Desa Simpang Kopi diambil dari penyebutan Simpang dari Jalan Lintas Sumatera Utara yang menuju Kantor Perkebunan PT. Moeis yang disebut orang-orang selama berpuluh-puluh tahun silam dengan sebutan Simpang Kebun Kopi hingga sekarang. Konon disekitar wilayah ini dahulu terdapat perkebunan Kopi yang hingga kini masih bisa ditandai adanya Bangunan bekas Pabrik Kopi.Karena perkebunan Kopi itu sekarang tidak ada lagi, Panitia Pemekaran berinisiatif menghilangkan Kata “Kebun”

dan menjadi Simpang Kopi untuk Desa Pemekaran ini.

(22)

disebelah Timur dengan Desa Tanjung Gading Kecamatan Sei Suka, disebelah Barat dengan Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka, sebelah Utara dengan Perkebunan PT. Moeis (Kelurahan Perkebunan Sipare-sipare), sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun dan Perkebunan PT. Moeis dan Perkebunan (Kelurahan Perkebunan Sipare-pare).

4.1.2 Keadaan Geografis Desa dan Lingkungan Alam

Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara memiliki wilayah yang terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Tamsis, Dusun Masjid, Dusun Simpang Bandar, Dusun Mangga, dan Dusun Kopi.

Secara geografis Desa Kopi Kecamatan Sei Suka berada didataran rendah berkisar 15sampai dengan 18 m dpl. Desa ini memiliki wilayah seluas ± 34 Ha, yang terdiri dari:

Batas wilayahnya adalah :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Perkebunan Sipare-pare, Kecamatan Sei Suka

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Perkebunan Sipare-pare, Kabupaten Simalungun

(23)

4.1.3 Gambaran Penduduk Desa Simpang Kopi

4.1.3.1Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lingkungan Tempat Tinggal Jumlah penduduk di Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara adalah 1.729 jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 794 orang dan perempuan berjumlah 960 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) yaitu 456 KK.

Dapat kita peroleh gambaran bahwa dari 456 KK, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki yaitu 960 orang.

4.1.3.2 Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

Berdasarkan kewarganegaraan, penduduk Desa Simpang Kopi dapat dibedakan atas Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing serta Dwi Warga Negara.Adapun komposisi penduduk berdasarkan kewarganegaraan di Desa Simpang Kopi seluruhnya adalah Warga Negara Indonesia (WNI), tidak ada Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Desa Simpang Kopi.

4.1.3.3Penduduk Berdasarkan Agama

Ditinjau dari sudut agama

(24)

agama di Desa Simpang Kopi. Agamayang paling banyak dianut masyarakat di Desa ini adalah agama islam dengan jumlah 1.729 jiwa. Agama ini sebagai agama mayoritas yang paling banyak dianut masyarakat dikarenakan penduduk yang tinggal di Desa ini mayoritas suku Melayu dan Jawa. Dan kita ketahui bahwa Etnis Melayu dan Jawa sudah pasti beragama islam.

4.1.3.4 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(25)

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase

1. Belum Sekolah 250 14,45

2. Taman Kanak-Kanak 112 6,47

3. Tidak Tamat SD 300 17,35

4. SD 317 18,33

5. SMP 255 14,74

6. SMA 289 16,71

7. Diploma 76 4,39

8. Sarjana 100 5,78

9. Pendidikan Keterampilan 30 1,73

Jumlah 1.729 100 %

Sumber : Profil Desa Simpang Kopi 2015

(26)

4.1.3.5 Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Mata pencaharian merupakan sumber dasar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penduduk Desa Simpang Kopi memiliki berbagai sumber mata pencaharian, antara lain ada yang berprofesi sebagai Pedagang, PNS, Karyawan Swasta, Petani dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Pedagang 180 28,98

2. PNS 41 6,60

3. Karyawan Swasta 250 40,25

4. Petani 25 4,02

5. Lain-lain/tidak tetap 125 20,12

Jumlah 621 100 %

Sumber: Profil Desa Simpang Kopi 2015

(27)

yang banyak berjualan di tepi jalan lintas Sumatera, dan masyarakat yang bekerja lainnya/tidak tetap sebanyak 125 jiwa (20,12%), pekerjaan lainnya misalnya saja bekerja serabutan, yang artinya masyarakat tersebut tidak memiliki pekerjaan untuk dikelola sendiri, hanya mencari masyarakat lain yang membutuhkan tenaganya untuk mendapatkan pekerjaan, masyarakat yang berfrofesi sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 41 jiwa (6,60%), sedangkan petani 25 jiwa (4,02%), Hal ini dikarenakan Desa Simpang Kopi sangat-sangat jarang mempunyai lahan untuk bertani.

4.1.4 Sarana dan Prasarana Desa 4.1.4.1Sarana Kesehatan

Pemenuhan kebutuhan kesehatan di Desa Simpang Kopi dilengkapi oleh beberapa prasarana kesehatan.Adapun sarana kesehatan yang terdapat di Desa ini sebanyak 2 unit seperti Posyandu ataun Polindes yang semuanya diharapkan dapat menunjang dan mendukung kesehatan masyarakat.

4.1.4.2Sarana Pendidikan

(28)

Tabel 4

Sarana Pendidikan yang Ada Di Desa Simpang Kopi No Sarana Pendidikan Negeri Swasta Jumlah

1. PAUD - 1 1

2. SMP 1 - 1

Jumlah 1 1 2

Sumber: Profil Desa Simpang Kopi 2015

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah sarana pendidikan yang terdapat di Desa Simpang Kopi berjumlah 2 unit. Dimana sarana pendidikan negeri sebanyak 1 unit dan swasta 1 unit, dengan rincian tingkat PAUD 1 unit, tingkat SMP 1 unit. Berdasarkan jumlah sarana pendidikan yang terdapat di Desa ini belum maksimal dalam menunjang pendidikan masyarakat.

4.1.4.3 Sarana Peribadahan

(29)

Tabel 5

Sarana Ibadah yang Ada Di Desa Simpang Kopi

No Sarana Ibadah Jumlah

1. Mushollah 1 unit

2. Mesjid 1 unit

Total 2 unit

Sumber: Profil Desa Simpang Kopi 2015

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah sarana peribadahan yang terdapat di Desa Simpang Kopi terdiri dari 1 unit Mushollah, dan 1 unit Mesjid. Di Desa ini tidak terdapat rumah ibadah untuk agama lain, karena pada dasarnya masyarakatnya 100% beragama islam.

4.1.4.4 Sarana Transportasi

(30)

KUPJ, Putra Melayu, Medan Jaya, ALS, PO Almasar. Lama perjalanan dari kota medan sekitar 4 jam dengan tarif Rp. 20.000-25.000.

4.1.5 Hubungan Sosial dan Organisasi Sosial

Hubungan sosial antar tetangga di desa ini sangat baik. Begitu pula saat diadakannya wirit yang dilakukan setiap seminggu sekali disalah satu rumah warga maka warga akan datang membantu. Pada saat acara pesta seperti pernikahan atau sunatan juga begitu, biasanya disebut rewang, yaitu kegiatan masak memasak yang dilakukan warga disalah satu rumah yang ingin membuat acara.Sama seperti ibu-ibu, bapak-bapak juga memiliki kebiasaan wirit setiap minggu dirumah warga, wirit bapak-bapak dilakukan saat malam.Semangat gotong royong masih merupakan budaya yang masih menjadi karakter masyarakat Desa Simpang Kopi, sehingga menjadi asset dalam melaksanakan pembangunan di Desa Simpang Kopi.

4.2 Profil Informan

1. Informan Pertama

Nama : Syahrul Effendi Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 43 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Melayu

(31)

Pekerjaan : Wiraswsta Penghasilan / bulan : Rp. 7.500.000 Dusun : V (Dusun Kopi)

Bapak Syarul Effendi adalah seorang yang memiliki profesi pekerjaan sebagai wiraswasta yang berasal dari desa Simpang Kopi.Beliau berumur 43 tahun dan pendidikan terakhir beliau adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).Beliau memiliki istri dan 3 orang anak. Bapak Syahrull Effendi dahulunya bekerja dengan orang lain sebagai karyawan bengkel. Sekarang beliau sudah memiliki bengkel sendiri dan sudah tidak bekerja dengan orang lain lagi, bahkan beliau telah memiliki karyawan yang bekerja di bengkelnya tersebut.

(32)

2. Informan Ke Dua

Nama : Ilyas

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 47 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Melayu

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Wiraswsta Penghasilan / bulan : Rp. 200.000 Dusun : V (Dusun Kopi)

(33)

Semenjak adanya pengadaan tanah yang adanya proses ganti rugi atas tanah, beliau mengalami keuntungan yang luar biasa menurutnya. Kehidupannya juga ikut berubah, beliau bisa membantu anaknya dengan memberi uang kepada anaknya dan anak beliau tersebut bisa membangun rumah, karena awalnya anak bapak ilyas hanya mampu menyewa rumah untuk ditempatinya, tetapi sekarang anak-anaknya sudah memiliki rumah sendiri, anaknya juga memliki usaha dan tetntunya menambah penghasilan anaknya. Dan beliau telah menyisihkan uang dari ganti rugi tanah untuk membiayai anaknya berkuliah.Sampai sekarang bapak ilyas masih bekerja dibengkelnya.

3. Informan Ke Tiga

Nama : Abdullah Hadi Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 57 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Melayu

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Berkebun Penghasilan / bulan : Rp. 1000.000 Dusun : V (Dusun Kopi)

(34)

bahwa orang zaman dulu sangat jarang ada yang bependidikan tinggi, penduduk disana rata-rata hanyalah lulusan SD, bahkan banyak yang tidak lulus SD. Orang zaman dulu hanya sibuk mencari uang untuk membantu orang tuanya. Keadaan ekonomi keluarga juga menjadi alasan mengapa penduduk disana dulunya tidak memiliki pendidikan yang tinggi.Tidak seperti sekarang bahkan rata-rata banyak yang berpendidikan tinggi, begitulah yang dikatakan bapak Abdullah Hadi.

(35)

4. Informan Ke Empat

Nama : Riski Alijafar Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 24 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Melayu

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : Diploma 3

Pekerjaan : Wirausaha Penghasilan / bulan : Rp. 2.200.000 Dusun : V (Dusun Kopi)

(36)

oleh ayahnya sejak beliau masih kecil, dan memiliki 1 orang adik yang sedang menjalankan pendidikan di perguruan tinggi UNIMED.

(37)

5. Informan Ke Lima

Nama : Asni

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 62 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Penghasilan / bulan : -

Dusun : IV (Dusun Mangga)

Ibuk Asni adalah salah satu masyarakat Desa Simpang Kopi. Ibuk asni berumur 62 tahun, beliau memeiliki suami dan 4 orang anak, 2 perempuan dan 2 laki-laki yang semuanya sudah berumah tangga. Suami beliau yang bernama Samsidi juga sudah tidak bekerja lagi, dahulunya suami beliau bekerja di PT Moeis sebagai satpam, tetapi karena umurnya sudah tua Bapak Samsidi sudah tidak dipekerjakan lagi. Untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari anak-anaknyalah yang menanggung perekonomian mereka.Ibuk Asni dan Bapak Samsidi tinggal dirumah dari harta warisan orang tuanya dulu, dan anak-anaknya sudah tidak ada lagi yang tinggal bersama mereka.

(38)

fantastik, tapi karena mereka tinggal di atas tanah warisan orang tuanya, maka uang dari proses ganti rugi dibagi lagi dengan abang, kakak, dan adik-adik kandung dari Bapak Samsidi, uang dari proses ganti rugi di bagi 11 orang. Dan hasil dari ganti rugi yang telah dibagi digunakan oleh Ibuk Asni dan Bapak Samsidi untuk diberikan sebagian untuk anak-anaknya, dan untuk membangun rumah kembali di Kota Tebing Tinggi yang tidak jauh dari tempat tinggal sebelumnya, selebih dari uangnya ditabung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

6. Informan Ke Enam

Nama : Suparman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 68 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : PNS

Penghasilan / bulan : Rp. 3000.000 Dusun : IV (Dusun Mangga)

(39)

dari dulunya memang tidak memiliki pekerjaan.Anak-anak beliau juga semuanya sudah berumah tangga.Penghasilan sehari-hari Bapak Suparman dari uang pangsiunan PNSnya.Bapak Suparman dan Ibuk Aisyah adalah salah satu masyarakat yang rumah tempat tinggalnya terkena Pembangunan Jalur Kereta Api.

Pasangan dari suami istri ini juga mendapatkan ganti rugi atas rumah mereka dengan harga yang fantastik. Uangnya digunakan untuk membangun rumah kembali, mereka juga bisa pergi umroh dan bisa memberikan sedikit uang untuk anak-anaknya.Selebih dari uangnya ditabung untuk kehidupan mereka kedepannya.

7. Informan Ke Tujuh

Nama : Nurlela

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 58 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Penghasilan / bulan : Rp. 1000.000 Dusun : IV (Dusun Mangga)

(40)

suaminya sudah tidak bekerja lagi, dulunya Ibuk Nurlela dan suaminya berjualan didepan rumahnya, mereka berjualan makanan seperti pecal dan lontong sayur.Mereka berjualan dari pagi sampai sore hari.Dari hasil jualan mereka bisa menguliahkan satu anaknya sampai jenjang perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Tebing Tinggi.Penghasilan mereka perbulan tidak begitu banyak, mereka mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 1000.000 perbulannya. Karena usia mereka sudah tua, Bapak Saladin dan Ibuk Aisyah memutuskan untuk tidak berjualan lagi karena mereka sudah merasa lelah. Sekarang yang membiayai hidup mereka adalah dari anak-anak mereka disetiap bulannya.

(41)

8. Informan Ke Delapan

Nama : Halimatull Sa’diah Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 48 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Melayu

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Berjualan Penghasilan / bulan : Rp. 1.500.000 Dusun : IV (Dusun Mangga)

Ibuk Halimatull Sa’diah atau yang sering dipanggil dengan sebutan Ibuk Limah.Beliau sudah tidak mempunyai suami karena beliau sudah bercerai hidup dengan suaminya semenjak 4 tahun.Beliau memiliki 3 orang anak, 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.2 dari anaknya sudah berumah tangga, dan 1 anaknya sudah tidak bersekolah lagi.Dulunya Ibuk Limah berjualan baju keliling dan baju tersebut bisa dibayar kontan maupun dihutangkan. Setiap seminggu 2 kali ibuk Limah keliling mengutip uang dari angsuran bajunya sambil membawa baju yang akan dijualnya. Setiap bulannya Ibuk Limah mendapatkan penghasilan dari jualannya sebesar Rp. 1.500.000 perbulan, baginya dari pengasilan itulah dapat menghidupinya dan satu anaknya.

(42)

saja karena beliau merasa bahwa hubungannya dengan suaminya memang sudah tidak bisa dipertahankan lagi.terkadang anak-anaknya yang sudah menikah juga ikut membantu perekonomian Ibuk Limah. Ibuk Limah juga salah satu masyarakat yang tanahnya terkena Pembangunan Jalur Kereta Api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Semenjak tanahnya terkena Pembangunan Jalur Kereta Api kehidupan Ibuk Limah juga berubah, beliau mampu membangun toko untuk disewakannya, beliau bisa pergi umroh dan memberi sedikit uangnya untuk anak-anaknya, selebih uangnya ditabung untuk kehidupannya kedepan. Beliau sudah tidak berjualan baju keliling lagi, beliau mempunyai rencana membuka toko dirumahnya untuk membuka usaha pecah belah seperti piring, gelas, mangkok, dan lain-lain.

9. Informan Ke Sembilan

Nama : Amin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 59 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Menjual Gas LPJ 3 Kg Penghasilan / bulan : Rp. 2000.000

(43)

Bapak Amin tinggal di Desa Simpang Kopi dari beliau kecil sampailah sekarang.Beliau memiliki seorang isteri dan 3 orang anak yang sudah berumah tangga.Bapak Amin dan isterinya menjual gas yang beratnya 3 Kg untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Banyak masyarakat sekitar yang membeli gasnya, karena masyarakat sekitar mengatakan bahwa gas bapak amin tidak terlalu mahal, Bapak Amin menjual Rp. 17.000 pergas, dibanding di tempat lain ada yang menjual gas Rp. 19.000-Rp. 20.000 per gas, tetapi karena beliau tidak mempunyai banyak modal dalam menjual gasnya, Bapak Amin hanya menjual bebrapa gas saja, gas yang dijualnya sebanyak 10-15 gas saja. Anaknya juga ikut serta dalam menghidupi kehidupan Bapak Amin dan isterinya walaupun sedikit uang yang diberi anaknya, bagi Bapak Amin dan isterinya sudah cukup untuk menghidupi perekonomiannya.

(44)

10. Informan Ke Sepuluh

Nama : Amila

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 84 Tahun

Agama : Islam

Etnis : Jawa

Alamat : Desa Simpang Kopi Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Penghasilan / bulan : -

Dusun : IV (Dusun Mangga)

(45)

1.000.000.00,-Rp. 1.300.000 perbulan dikirim dari anak-anaknya yang berada di luar kota. Cukup tidak cukup Nenek Mila harus mempergunakan uangnya dengan baik.

NenekMila juga salah satu dari masyarakat Desa Simpang Kopi yang rumahnya terkena Pembangunan Jalur Kereta Api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Dengan adanya Pembangunan Jalur Kereta Api kehidupan NenekMila juga berubah menjadi serba berkecukupan.NenekMila bisa membangun rumah kembali dengan kondisi rumah yang lebih baik lagi dari rumah yang ditempati NenekMila sebelumnya, bahkan NenekMila dapat memberi uang kepada anak-anaknya dari uang ganti rugi atas rumahnya yang terkena Pembangunan Jalur Kereta Api, selebih uangnya ditabung beliau untuk kehidupannya kedepan.

4.3Deskripsi Data Penelitian

4.3.1 Proses Pengadaan Tanah

(46)

atas tanah dan rumah yang terkena pembagunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Dalam hal ini perhitungan jumlah ganti rugi dilaksanakan oleh penilaian pertahanan yang memberikan penilaian secara independen. Penilaian pertahanan bertugas melakukan penilaian besarnya ganti rugi setiap bidang, meliputi tanah, bangunan, tanaman, serta kerugian lain yang dapat dinilai. Masyarakat juga ikut serta dalam berlangsungnya rapat tentang pengadaan tanah, hal ini bertujuan agar masyarakat sepakat untuk menyetujui atau tidak menyetujui mengenai pengadaan tanah dan rumah mereka. Didalam hasil rapat tersebut, masyarakat setuju bahkan sangat setuju tanah mereka dan rumah mereka dijadikan jalur kereta api, karena mereka mendapatkan ganti rugi yang sangat menguntungkan bagi mereka. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Syahrul Effendi:

“abang jugak ikut kemaren itu rapat masalah ganti rugi tanah abang, ya abang jelas setuju karena harga ganti ruginya lebih menguntungkan dari harga tanah abang, jadi ya kami semua masyarakat yang ikut rapat itu sepakat semua atas ganti rugi tanah dan rumah kami. Gak ada masalah yang lain-lain dalam proses ganti rugi dirapat kemaren itu. Karena betul-betul menguntungkan buat kami”

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 Juli 2016).

Sama halnya yang dikatakan dengan Bapak Abdullah Hadi:

“uwak ado jugo semalam itu ikut rapatnyo, maksud uwak datang biarlah uwak tau cemano cito tanah uwak tu, apokah rugi uwak apokah untung uwak. Tapi tak ado kendala semalam tuh uwak dan kawan-kawan uwak yang ikut rapat, tanah dan rumah kami semuo dibayar sesuai keinginan kami, malah lobih lagi menguntungkan yang kami dapat, yo eloklah uwak lopas tanah uwak tu, itulah maksudnyo uwak harus ikut rapat, jadi uwak tau cemano cito tanah uwak tuh, yo rapat tu jugo emang harus wajib pulak dihadiri biar uwak tau.

(47)

Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa proses pengadaan tanah berjalan sesuai dengan persetujuan pemilik tanah dan pemilik rumah masyarakat. Mereka setuju dengan adanya pengadaan tanah bahkan tidak ada perdebatan yang terjadi disana semua berjalan dengan lancar. Dengan ikut sertanya masyarakat, maka masyarakat tidak akan ada yang merasa dirugikan, semua berdasarkan persetujuan mereka.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Blumer (1969:2) interaksionisme simbolik bertumpu pada tiga premis:

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu bagi mereka.

2. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.

3. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.

Disini masyarakat memaknai tanah sebagai: 1. Tanah sebagai simbol kekayaan

Bagi masyarakat Desa Simpang Kopi makna tanah sebagai simbol kekayaan, yang dimaksud sebagai simbol kekayaan adalah seberapa banyak serta seberapa luas seseorang memiliki tanah merupakan salah satu bentuk ukuran kekayaan. Bagi masyarakat perdesaan misalnya, nilai seseorang bisa dilihat dari bentuk kekayaan tanah yang mereka miliki. Semakin banyak tanah yang dimiliki seseorang semakin tinggi juga status seseorang dalam kelompoknya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Bapak Abdullah Hadi mengenai makna tanah yaitu :

(48)

banyaklah tanah yang uwak boli karna bagi uwak tanah tu sangat ponting sekalilah dek”.

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 Juli 2016).

Hal lain juga:

2. Tanah Sebagai Investasi (simpanan)

Tanah merupakan salah satu investasi yang dimiliki seseorang. Tanah bisa saja dijual bila membutuhkan uang, dan bisa dijual suatu saat jika mencapai harga yang tinggi. tanah bisa saja merupakan tanah kosong yang tidak ditanami tanaman kebun, dan bisa saja tanah berupa tanah yang ditanami tanaman kebun. Nilai jual dari tanah juga tinggi, maka kebanyakan masyarakat jika memiliki banyak uang mereka membeli tanah sebagai investasi untuk kehidupan mereka kedepan. Seperti masyarakat Desa Simpang Kopi yang yang memiliki investasi berupa tanah dan tanah mereka ditanami tanaman kebun seperti pohon sawit, pohon pisang, pohon durian, pohon singkong, pohon cokelat, pohon nangka, dan lain sebagainya, seperti yang dikatakan abang Bapak Syahrul Effendi:

“abang ada tanah sedikit dibelakang rumah, itulah yang abang simpan sebagai investasi abang, jadi suatu saat abang benar-benar butuh uang bisa abang jual tanahnya”

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 juli 2016).

3. Tanah sebagai tempat kehidupan serta mata pencaharian

(49)

pencaharian seperti tanah dibuat untuk berkebun utuk ditanami berbagai jenis tanaman yang menghasilkan buah yang bisa untuk dijual. Dan tanah bisa juga dibuat untuk membuka usaha-usaha. Seperti masyarakat Desa Simpang Kopi yang memiliki tanah,mereka menggunakan tanah mereka untukditanami pohon cokelat, pohon pisang, pohon nangka dan lain-lainnya, hasil dari panennya bisa untuk penambahan perekonomian keluarga.Ada juga yang membangun usaha-usaha seperti membuka toko baju, dan ada juga yang berjualan makanan seperti rumah makan.

4.4Kondisi Sosial Ekonomi Pasca Pembangunan Jalur Kereta Api

(50)

untuk kedepannya sudah terjamin, kebanyakan dari mereka menabung sebagian uang dari ganti rugi untuk kehidupan kedepan mereka dan anak-anak mereka untuk mencapai pendidikan yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Syahrul Effendi:

“abang bisa membeli apa yang abang inginkan, bahkan abang udah menabung untuk pendidikan anak abang yang sekarang uda kelas 3 SMA dan abang mau menguliahkan anak abang, abang dapatkan uang yang banyak jadi abang bisa nabung untuk anak abang kuliah, abang gak pusing-pusing lagi sekarang untuk mikirkan anak abang kedepannya, allhamdulillah lah dek”

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 Juli 2016)

Dari uang ganti rugi yang sangat menguntungkan bagi masyarakat Desa Simpang Kopi mereka juga mampu memebeli barang-barang yang mewah yang sudah lama mereka inginkan. Dengan adanya uang ini mereka sangat mudah untuk mendapatkannya, apapun yang mereka inginkan dapat dipenuhi saat itu juga. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Amin:

“mbien (dulu) bapak berfikir nak, kepengen duwe (punya) mobil, mungkin arek tuku (mau membeli) banne wae (bannya saja) bapak ora (tidak) mampu. Tapi rumah bapak keneng (terkena) pembangunan jalur kereta api jadi bapak iso (bisa) tuku mobil, allhamdulillah lah nak”.

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 29 Juli 2016)

(51)

“uang yang abang dapat abang belikan tanah jugak dek, tanahnya ditanami pohon sawit, lumayan lebarlah dek, allhamdulullah nambanh penghasilan abang, ada jugak sawah yang abang beli. Pokoknya uang yang abang dapat banyak jugak abang keluarkan untuk beli tanah dek karena bisa nambanh penghasilan abang”

(SumberWawancara Pada Tanggal 6Agustus 2016)

Bahkan Abang Riski Alijafar berhenti bekerja karena uang yang didapatkannya cukup untuk meembuka usaha sendiri dan menurut beliau lebih menguntungkan dan tidak menguras tenaganya. Beliau benar-benar mengalami perubahan ekonomi yang luar biasa dan semua itu diluar dugaannya. Seperti yang dikatakan beliau:

“abang uda buka usaha sendiri abang udah gak kerja lagi, dari usaha toko baju abang ini aja abang uda dapat gaji yang lebih besar dari kerja abang yang sebelumnya, jadi ngapain lagi abang kerja jauh-jauh sekarang abang dapatkan uang ganti rugi itu abang langsung bukak usaha sendiri, apalagi abangkan masih muda, nanti kalau uang abang tekumpul lebih banyak lagi Insya Allah abang bukak usaha yang lain lagi biar nambanh penghasilan abang lagi”

(SumberWawancara Pada Tanggal 6 Agustus 2016)

Dari keuntungan ganti rugi atas tanah juga dirasakan oleh Ibuk Halimatul Sa’diah, beliau memanfaatkan uangnya sebaik-baiknya, beliau benar-benar mengalami kemajuan ekonomi. Beliau dapat membuka usaha yang sangat menguntungkan. Seperti yang beliau katakan:

“ibuk gunakan uang itu sebaik-baiknya dek, ibuk jugak gak nyangka begini rezeki ibuk, jadi ibuk gunakan uangnya buat buka usaha dek, ibuk gak jualan baju keliling lagi, sekarang ibuk bisa buka usaha pecah belah dirumah, ibuk jugak ngontrakkan ruko terus rumah jugak dek”

(52)

Bapak Kepala Desa yaitu Bapak Bahrumjuga mengatakan bahwa semenjak diadakannya pembangunan jalur kereta api, masyarakatnya mengalami perubahan ekonomi yang sangat meningkat, perubahan hidup yang semakin mewah dan sejahtera, beliau juga bersyukur masyarakatnya mengalami perubahan ekonomi yang luar biasa. Beliau mengatakan:

“allhamdulillah dek pas pulak didesa bapak yang banyak kenak pembangunan jalur kereta api, hidup mereka lebih sejahtera dan lebih berkecukupan dek, bapak sebagai kepala desanya cukup senang dek”

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 Juli 2016)

(53)

4.5 Penggunaan Dana Hasil Ganti Rugi

Penggunaan Dana merupakan segala sesuatu yang dikeluarkan oleh manusia berupa uang,guna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia tersebut. Dari proses ganti rugi masyarakat Simpang Kopi yang tanah ataupun rumah mereka terkena pembangunan jalur kereta api memanfaatkan uangnya untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti yang terkena tempat tinggal mereka.Mereka menggunakan uangnya terutama untuk membangun rumahnya kembali.Mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih bagus dari tempat tinggal mereka sebelumnya, karena uang yang mereka dapat sangatlah tinggi.Seperti yang dikatakan oleh Nenek Amila:

“yo emang nenek intuk duet akeh nak, tapi duete nenek gunake segawe-gawene wae, duete nenek gunake mbangun omah, nenek kek’i anak-anak nenek, teros gawe berobat nenek seng wes tuek iki (artinya: ya memang nenek mendapatkan uang yang banyak nak, tapi nenek gunakan untuk yang penting-penting saja, uangnya nenek bangun rumah, nenek berikan untuk anak-anak nenek, terus untuk berobat nenek yang sudah tua ini.

(Sumber: WawancaraPada Tanggal 1 Agustus 2016)

Seperti halnya jawaban dengan Ibuk Halimatull Sa’diah;

“syukur allhamdullilah dek ibuk dapat rejeki, karena uang itulah ibuk bisa membangun usaha dan membangun ruko, uang dari proses ganti rugi tanah ibuk tidak ibuk hambur-hamburkan, tetapi ibuk gunakan uangnya sebaik mungkin, ibuk lebih mengutamakan dan ibuk lebih memikirkan untuk kebutuhan ibuk, yang kira-kira menguntungkan buat ibuk kedepannya”.

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 3 Agustus 2016)

(54)

dan sekarang uangnya bisa digunakan untuk barang-barang yang mewah dan sesuai yang diinginkannya. Baginya ini merupakan rezeki yang luar biasa. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan.

Disini mobil merupakan salah satu barang Tersier yaitu barang yang mewah.Sebagian masyarakat menggunakan uangnya untuk membeli barang-barang yang mewah.Karena mereka berfikir uang mereka banyak jadi bisa saja mereka membeli barang yang Primer barang-barang kebutuhan pokok ataupun barang barang-barang Tersier atau barang-barang yang mewah.Tergantung berapa uang yang mereka dapat dari ganti rugi tanah dan rumah mereka.

(55)

Seperti contohnya Ibuk Hallimatul Sa’diah:

Ibuk Halimatull Sa’diah atau yang sering dipanggil Ibuk Limah merupakan warga Dsa Simpang Kopi yang tanahnya terkena pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Tanah Ibuk Limah yang terkena pembangunan jalur kereta api sebanyak 550 meter tanah setiap meternya dihargai Rp. 3.400.000.00,- dan sudah bersertifikat. Jumlah uang yang diterima oleh Ibuk Limah senilai Rp. 1.870.000.000.00,-. Dan diatas tanah beliau ditanami tanaman kebun seperti:

1. Pohon Sawit 3 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 900.000.00,-. Jadi, Rp. 900.000.00,-×3 = Rp. 2.700.000.00,-

2. Pohon Pisang 2 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,-. Jadi, Rp. 40.000.00,-×2 = Rp. 80.000.00,-

3. Ponon Cokelat 2 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 75.000.00,-. Jadi, Rp. 75.000.00,-×2 = Rp. 150.000.00,-

4. Pohon Nangka 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 500.000.00,-

(56)
[image:56.612.114.526.137.373.2]

Tabel 6

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Membangun Rumah

dan Toko

Rp. 600.000.000.00,- Konsumtif dan Produktif 2. Modal Usaha Rp. 200.000.000.00,- Produktif 3. Membeli Tanah Rp. 235.000.000.00,- Produktif 4. Memberi Anaknya Rp. 200.000.000.00,- Konsumtif dan

Produktif Jumlah Rp. 1.235.000.000.00,-

Sumber : Data Primer 2016

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa banyak uang yang telah Ibuk Limah. Dari uang tersebut beliau mampu membangun ruko 6 pintu, 2 pintu untuk tempat tinggalnya sekaligus beliau juga membuka usaha berjualan barang-barang pecah belah contohnya seperti piring, gelas, mangkok, dan lain-lainnya, dan 4 pintu lagi disewakan untuk membuka usaha apa saja. ibuk limah mematokan harga rukonya senilai Rp. 10.000.000.00,- pertahunnya. Dan beliau membuat rumah sewa lagi dibelakang rukonya tersebut sebanyak 3 pintu. Setiap pintunya dihargai Rp. 4000.000.00,- pertahunnya.

(57)

dan tanah tersebutlah untuk membangun ruko dan rumah sewanya. Dan yang terakhir Ibuk Limah tidak lupa dengan anak-anaknya. 2 orang anaknya diberi uang senilai Rp. 100.000.000.00,- perorangnya, dan 1 orang anaknya karena masih ditanggung beliau dengan itu beliau tidak memberinya uang. Anak beliau menggunakan uang yang telah diberi untuk membuka usaha di Medan. Selebih uangnya beliau tabung untuk kehidupannya kedepan untuk Ibuk Limah dan keluarganya.

Dengan demikian bahwa ganti rugi atas pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung sangat menguntungkan bagi Ibuk Limah, beliau sangat-sangat mengalami perubahan ekonomi, beliau bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak dari pekerjaan beliau sebelumnya. Uang yang beliau dapat atas ganti rugi tanahnya digunakan dengan sebaik-baiknya dan digunakan untuk hal yang sangat berguna bagi kehidupannya kedepan.

Selanjutnya ada Abang Riski Alijafar yang menggunakan uang atas ganti rugi tanah dengan manfaat yang banyak menguntungkan bagi kehidupannya. Tanah Abang Riski Alijafar yang terkena pembangunan jalur kereta api sebanyak 390 meter tanah setiap meternya dihargai Rp. 3.400.000.00,- dan sudah bersertifikat. Jumlah uang yang diterima oleh Abang Riski Alijafar sebanyak Rp. 1.326.000.000.00,-. Dan diatas tanah beliau ditanami tanaman kebun seperti:

(58)

2. Pohon Pisang 8 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,-. Jadi, Rp. 40.000.00,-×8 = Rp. 320.000.00,-

[image:58.612.112.525.295.615.2]

Jadi keseluruhan total uang yang didapat Abang Riski Alijafar atas ganti rugi tanah dan tanaman kebunnya sebesar Rp. 1.334.120.000.00,-. Dan dibawah ini adalah tabel pengeluaran Abang Riski Alijafar dari uang ganti rugi atas tanahnya, yaitu:

Tabel 7

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan

No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Membangun Toko Rp. 243.500.000,00,- Produktif 2. Membeli Tanah Rp. 80.000.000,00,- Produktif 3. Membeli Sawah Rp. 400.000.000.00,- Produktif 4. Membeli Mobil Rp. 246.000.000.00,- Konsumtif dan

Produktif 5. Membeli Mesin Kating Sticker Rp. 5.500.000.00,- Produktif

6. Membeli AC Rp. 3000.000.00,- Produktif

7. Belanja Baju Rp. 12.000.000.00,- Produktif 8. Membeli Interior Rp. 5000.000.00,- Produktif

Jumlah Rp. 994.500.000.00,- Sumber : Data Primer 2016

[image:58.612.114.527.297.612.2]
(59)

usaha jual baju khusus anak laki-laki, menjual topi, sablon baju, ,dan sablon gelas MUG digital. Beliau membangun usahanya dari nol. Dengan menegakkan tokonya beliau membeli interior-interior atau dapat disebut pernak-pernik seperti gantungan baju, patung, dan membeli kating sticker untuk menyablon baju, membeli AC untuk kenyamanan tokonya.

Beliau membuat tokonya sebagus mungkin agar pelanggan banyaj datang ke tokonya.Beliau membeli sawah, tanah, dan beliau membeli mobil yang digunakannya untuk berbelanja baju dan lainnya yang untuk dijual ditokonya. Beliau membeli tanah dan yang nantinya akan ditanami tanaman sawit dan pohon karewet, hal itu akan menambahkan penghasilannya. Beliau juga bertanggung jawab atas biaya adiknya yang masih bersekolah di salah satu Universitas di medan yaitu UNIMED. Orang tuanya tidak begitu susah payah untuk mencari biaya adiknya kuliah, sekarang dialah yang menanggung atas biaya adiknya. Beliau sangat-sangat memanfaatkan uang hasil proses ganti rugi tanahnya dengan sebaik-baiknya. Begitu banyak perubahan dalam hidupnya semenjak dibangunnya jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung yang mengenai tanahnya. Beliau mengatakan :

“abang bersyukur karena dapat uang sebanyak itu dek, uangnya betul-betul abang gunain sebaik-baiknya. Sekarang abang udah gak kerja lagi sebagai Administrasi di Indomaret Tebing Tinggi sekarang penghasilan dari toko baju abang aja sudah mengalahkan gaji abang waktu kerja di Indomaret Tebing Tinggi”.

(60)

Dapat dilihat bahwa proses ganti rugi atas tanah yang terkena pembangunan jalur kereta api sangat berdampak positif bagi masyarakat yang terkena lahannya seperti yang dilihat dari penjelasan Abang Riski Alijafar diatas. Masyarakatnya bisa lebih berkembang dan mempunyai penghasilan yang semakin baik dari sebelumya.

Selanjutnya Bapak Amin yang juga menggunakan uang atas ganti rugi rumahnya dengan sebaik-baiknya. Bapak Amin adalah salah satu warga Desa Simpang Kopi yang rumah yang di huninya terkena pembangunan jalur kereta api. Rumahnya berukuran 9×10 dan tanahnya selebar 138.5 meter per meter dibayar dengan jumlah Rp 3000.000.00,-. Uang dari tanahnya senilai Rp. 415.500.000.00-, dan rumahnya dibayar secara global, yaitu pihak PT KAI melihat dari kondisi rumah dan seberapa lama bangunan itu dihuni. Rumah Bapak Amin adalah bangunan semi permanen rumahnya setengah batu dan setengahnya lagi papan, rumah Bapak Amin dapat dikatakan cukup sederhana, rumah Bapak Amin sudah lama dihuni sejak beliau menikah dengan isterinya beliau sudah diberi tanah warisan dari orang tuanya. Rumah beliau dihargai dengan harga senilai Rp. 250.000.000.00,-. Rumah beliau telah lama dihuni, dan beliau mendapatkan dana konpensasi senilai Rp. 200.000.000.00,-, dan adapun tanaman-tanaman yang menghasilkan buah yang dihargai oleh pihak PT KAI yaitu:

1. Pohon Asam Belimbing 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,- 2. Pohon Mangga 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 250.000.00,- 3. Pohon Pisang 3 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,-.

(61)

4. Pohon Cokelat 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 75.000.00,-

[image:61.612.114.524.295.496.2]

Total uang yang didapat dari tanamannya adalah Rp. 485.000.00,- . Jadi, Bapak Amin mendapatkan uang dari proses ganti rugi rumahnya adalah senilai Rp. 865.985.000,-. Bapak Amin telah menggunakan uang dari proses ganti rugi tersebut. Adapun perincian pengeluaran uangnya yaitu sebagai berikut:

Tabel 8

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Membangun Rumah Rp. 200.000.000.00,- Konsumtif Dan Produktif 2. Membeli Sapi Rp. 140.000.000.00,- Produktif 3. Membeli Tabung Rp. 5.000.000.00,- Produktif 4. Membeli Tanah Rp. 142.000.000.00,- Produktif

Jumlah Rp. 487.000.000.00,- Sumber : Data Primer 2016

(62)

menambah tabung gasnya agar lebih banyak pasokkan gasnya.Dan Bapak Amin juga membeli tanah 1 rantai, dan membeli tanah kaplingan 2 kapling.Penghasiln Bapak Amin memang tidak bertambah karena pertamina menjatah berapa gas yang boleh dibeli. Tetapi beliau berencana tanah yang 1 rantai tadi akan ditanami pohon sawit, dan itu akan menambah penghasilannya. Dan selebih uangnya ditabung untuk kehidupannya kedepan nanti.

Bapak Amin merupakan salah satu orang yang beruntung yang rumahnya terkena pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Kehidupan beliau juga sama seperti masyarakat-masyarakat yang tanah atau rumahnya terkena pembangunan jalur kereta api. Kehidupan beliau semangkin membaik dan penghasilan beliau akan bertambah setelah beliau menanam pohon sawit ditanah yang telah dibelinya. Bapak Sekarang juga sudah mempunyai rumah yang lebih nyaman dari rumah sebelumnya yang beliau huni, dan beliau juga mampu mencapai keinginnya dan isterinya untuk mempunyai mobil, seperti yang dikatakan Bapak Amin:

“mbien (dulu) bapak berfikir nak, kepengen duwe (punya) mobil, mungkin arek tuku (mau membeli) banne wae (bannya saja) bapak ora (tidak) mampu. Tapi rumah bapak keneng (terkena) pembangunan jalur kereta api jadi bapak iso (bisa) tuku mobil, allhamdulillah lah nak”.

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 29 Juli 2016)

(63)

beliau dan keluarganya, dan beliau juga menggunakan uangnya dengan sebaik-baiknya.

Dan yang terakhir yaitu Bapak Syahrul Effendi yang semenjak adanya pembangunan jalur kereta api yang mengenai tanahnya, bengkel yang merupakan tempat mata pencaharian beliau semangkin meningkat. Tanah Bapak Syahrul Effendi yang terkena pembangunan jalur kereta api sebanyak 70 meter, tanah setiap meternya dihargai Rp. 3.400.000.00,- dan sudah bersertifikat. Jumlah uang yang diterima oleh bapak Syahrul Effendi sebanyak Rp. 238.000.000.00,-. Dan diatas tanah beliau ditanami tanaman kebun seperti:

1. Pohon Sawit 4 Pohon : Setiap pohonya dihargai Rp. 900.000.00,-. Jadi, Rp. 900.000.00,-×4= Rp. 3.600.000,00,-

2. Pohon Pisang 2 Pohon : Setiap Pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,-. Jadi, Rp. 40.000.00,-×2 = Rp. 80.000.00,-

(64)
[image:64.612.113.527.151.311.2]

Tabel 9

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan

No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Merenovasi Bengkel Rp. 65.000.000,00,- Produktif 2. Merenovasi Rumah Rp. 50.000.000,00,- Konsumtif 4. Membeli seperpat Bengkel Rp. 15.000.000,00,- Produktif

Jumlah Rp. 130.000.000.00,-

Sumber : Data Primer 2016

(65)

7.500.000.00,- perbulan. Beliau dapat merenovasi rumahnya, danselebih uang beliau ditabung untuk kehidupannya kedepan.Bagi beliau ini adalah rezeki yang luar biasa. Seperti yang beliau katakan:

“sebenernya gak nyangka kalau ada pembangunan jalur kereta api di sini dek, gak nyangka jugak tanah bapak kenak pembangunan jalur kereta api itu. Karena ada pembangunan jalur kereta api allhamdulullah memang betul-betul rezeki bapak dan keluarga bapak” .

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 26 Juli 2016)

Dari wacana diatas dapat kita pahami bahwa Bapak Syahrul Effendi mengalami perubahan ekonomi yang sangat maju karena adanya pembangunan jalur kereta api. Keadaan ekonomi beliau menjadi semangkin membaik.Beliau berfikir bahwa tanah merupkan suatu nilai yang sangat bermakna dan bernilai tinggi.

4.5.2 Pemanfaatan Dana yang Konsumtif Untuk Digunakan Sendiri

Tidak semuanya masyarakat Desa Simpang Kopi yang mendapat ganti rugi mengguinakan uangnya untuk yang produktif saja, sebagian masyarakat yang terkena pengadaan tanah menggunakan uangnya untuk membeli barang-barang untuk digunakan sendiri, bukan dimanfaatkan untuk dijadikan penambahan penghasilan.

(66)

dan seberapa lama bangunan itu dihuni.Rumah Nenek Amila adalah bangunan semi permanen rumahnya setengah batu dan setengahnya lagi papan, rumah Nenek Amila sudah lama dihuni sejak beliau menikah dengan suaminya. Rumah beliau dihargai dengan harga senilai Rp. 320.000.000.00,-. Rumah beliau telah lama dihuni, dan beliau mendapatkan dana konpensasi senilai Rp. 200.000.000.00,-, dan adapun tanaman-tanaman yang menghasilkan buah yang dihargai oleh pihak PT KAI yaitu:

1. Pohon Jambu 2 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 80.000.00,-. Jadi, Rp. 80.000.00,-×2 = Rp. 160.000.00,-

2. Pohon Rambutan 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 450.000.00,-

[image:66.612.114.527.557.671.2]

Total dari uang tanamannya senilai Rp. 610.000.00,-. Jadi, Nenek Amila mendapatkan uang dari proses ganti rugi rumahnya, tanahnya, dan tanamannya adalah senilai Rp. 1.060.610.000.00,-. Nenek Mila telah menggunakan uang dari proses ganti rugi tersebut. Adapun perincian pengeluaran uangnya yaitu sebagai berikut:

Tabel 10

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Membangun Rumah Rp. 200.000.000.00,- Konsumtif 2. Memberi Anaknya Rp. 400.000.000.00.- Konsumtif

Jumlah Rp. 600.000.000.00,-

(67)

Uang yang digunakan Nenek Mila tidak terlalu banyak untuk membeli barang-barang, Nenek Mila hanya membangun rumah sebagai pengganti dari rumahnya yang terkena pembangunan jalur kereta Bandar Tinggi Kuala Tanjung, Nenek Mila memberi uang kepada anak-anaknya sebanyak 8 orang dengan, uang yang diberikan beliau untuk anak-anaknya senilai Rp. 50.000.000.00,- perorangnya. Dan selebih uangnya ditabung dan untuk pengobatan masa tuanya yang sekarang sakit-sakitan karena umurnya sudah cukup tua.Beliau mengatakan bahwa beliau bersyukur mendapatkan uang ini karena umurnya sudah tua dan sering sakit-sakitan, beliau tidak ingin menyusahkan anak-anaknya jika beliau sakit, jadi dengan menabung uang inilah jika beliau sakit. Seperti yang dikatakan beliau:

“allhamduliullah tenan nak, deloklah nenek wes tuek nenek orak kepengen nyusahke anak-anak nenek, duet ikulah nenek simpen gawe berobat nek nenek saket (artinya: allhamdullilah sekali nak, lihatlah nenek sudah tua gak ingin nyusahkan anak-anak nenek, uang itulah nenek simpan untuk berobat nenek sakit).

(Sumber: Wawancara Tanggal 1 Agustus 2016)

(68)

didapurnya setengah batu dan atasnya papan, rumah Ibuk Asni sudah lama dihuni karena rumah beliau merupakan rumah warisan dari Almarhum orang tuanya, dan adapun tanaman-tanaman yang menghasilkan buah yang dihargai oleh pihak PT KAI yaitu:

1. Pohon Sawo 1 Pohon : Satu pohonnya dihargai Rp. 250.000.00,- 2. Pohon Asam Belimbing 1 Pohon : Satu pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,- 3. Pohon Jambu 1 Pohon : Satu pohonnya dihargai Rp. 80.000.00,-

(69)
[image:69.612.112.527.140.255.2]

Tabel 11

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan No Uang yang Digunakan Jumlah Uang Peruntukan

1. Membangun Rumah Rp. 150.000.000.00,- Konsumtif 2. Memberi Anaknya Rp. 60.000.000.00,- Konsumtif

Jumlah Rp. 210.000.000.00,- Sumber : Data Primer 2016

Uang yang digunakan Ibuk Asni dari proses ganti rugi yaitu Ibuk Asni membangun rumah kembali di daerah Tebing Tinggi yang jaraknya tidak jauh dari rumah beliau sebelumnya, beliau juga memberi anak-anaknya uang dari ganti rugi tanah. Sisa uangnya ditabung oleh beliau untuk kehidupannya kedepan. Uang beliau hanya digunakan sebatas ini saja, beliau lebih mengutamakan untuk menabung uangnya untuk kehidupannya kelak. Seperti yang beliau katakan:

“ibuk gak mau yang macem-macem dek, Cuma untuk bangun rumah ibuk lagi terus ngasig sedikit-sedikit untuk anak ibuk aja uda. Selebihnya ibuk tabung aja duitnya dek untuk kehidupan ibuk kedepan dek”

(Sumber: Wawancara Tanggal 23 Juli 2016)

(70)

lama bangunan itu dihuni. Rumah beliau cukup besar, dan rumah beliau bangunan permanen keseluruhannya.Rumah Beliau bisa dikatakan kondisi yang cukup mewah. Pihak PT KAI membayar ganti rugi rumahnya sebesar Rp. 692.000.000.00,- . dan dana kompensasi senilai Rp. 200.000.000.00,-. Adapun tanaman yang terdapat diatas tanah rumah Bapak Suparman yaitu:

1. Pohon Mangga 1 pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 250.000.00,- 2. Pohon Jambu 1 Pohon : Setiap pohonnya dihargai Rp. 40.000.00,-

[image:70.612.116.528.480.671.2] [image:70.612.114.527.480.669.2]

Total keseluruhan yang Bapak Suparman dapatkan dari tanamannya adalah senilai Rp. 290.000.00,-. Jadi, total keseluruhan yang Bapak Suparman terima adalah senilai Rp. 2.392.290.000.00,-. Adapun pengeluaran yang Bapak Suparman dari uang ganti rugi atas tanah dan rumahnya yang digunakan keperluannya, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 12

Jumlah Uang dan Uang yang Dipergunakan

No Uang yang

Digunakan

JumlahUang Peruntukan

1 Membangun Rumah Rp. 450.000.000.00,- Konsumtif

2 Umroh Rp. 53.000.000.00,- Konsumtif

3 Memberi Anaknya Rp. 500.000.000.00,- Konsumtif Jumlah Rp. 1.003.000.000.00,-

(71)

Uang Bapak Suparman dari proses ganti rugi atas tanah dan rumahnya digunakan untuk membangun rumahnya kembali. Keadaan rumah beliau sekarang semakin membaik atau dapat dikatakan cukup mewah dari sebulumnya, dan bagi beliau ini kesempatan beliau untuk membangun rumah yang mewah karena uangnyapu sangat-sangat mencukupi.Beliau juga pergi Umroh bersama isterinya, karena beliau berangan-angan ingin berangkat umroh, dan dengan kesempatan inilah beliau bisa mencapai keinginannya yaitu berangkat umroh dengan isterinya. Seperti yang dikatakan beliau:

“dulu bapak dan ibuk pingin kali pergi umroh tapi uang kami belum ada dek, sekarang bisalah kami pergi karena ada uang kami dari ganti rugi rumah kami sampai-sampai kami bisa sekaligus pergi sama-sama, memang rezeki mendadaklah dek”.

(Sumber: Wawancara Pada Tanggal 4 Agustus 2016)

(72)

4.6 Perubahan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Pembangunan Jalur Kereta Api

Dengan adanya pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung terdapat beberapa perubahan yaitu:

1. Dari Segi Ekonomi

Masyarakat Desa Simpang Kopi yang tanah dan rumahnya terkena pembangunan jalur kereta api mengalami keuntungan yang sangat besar, bertambahnya perekonomian keluarga yang terkena pembangunan jalur kereta api, hidup mereka lebih mewah dan serba berkecukupan, dan penghasilan mereka juga bertambah, karena sebagian masyarakatnya membuka usaha, dan membeli tanah yang ditanami tanaman yang menghasilkan buag yang dapat dijual, hal ini menyebabkan bertambahnya mata pencaharian mereka dan perekonomian mereka semakin berkembang pesat.

Seperti yang dikatakan Ibuk Hallimatul Sa’diah:

“allhamdulillah kalilah pokoknya dek, hidup ibuk btul-betul berubah sekarang, ibuk bisa punya penghasilan yang berlipat-lipat ganda dari sebelumnya dek, allhamdulillah, siapa yang sangka-sangka bakal dapat rezeki yang luar biasa banyaknya ini dek”

(Sumber: Wawancara Tanggal 3 Agustus 2016)

2. Dari Segi Sosial

(73)

ingat dengan anak-anaknya, dan mereka memberi sebagian uang untuk kehidupan anak-anak mereka, sebagian anaknya bisa membuka usaha sendiri, dan anak mereka bisa membangun rumah, yang dulunya anak mereka hanya menyewa rumah tetapi sekarang sudah memiliki rumah sendiri, ini merupakan kepedulian orang tuanterhadap kehidupan anak-anaknya. Ada juga salah satu dari mereka memberikan uangnya untuk orang tuanya yang masih hidup, dan ada juga yang memberangkatkan orang tuanya Umroh. Hal ini menyimpulkan bahwa mereka perduli dengan kehidupan anak-anak dan orang tuanya, mereka tidak ingin menggunakan uangnya hanya untuk keperluan mereka saja, tetapi masih ada anggota keluarga yang harus di tolong juga. Dapat dilihat bahwa hubungan sosialnya berjalan dengan baik.

Seperti yang dikatakan Bapak Ilyas:

“bapak bagi-bagi uangnya untuk anak bapak, sama istri bapak jugak, anak bapak bisa buka usaha pendapatannyapun bertambah, dulunya anak bapak masih nyewa rumah dek sekarang allhamdulillah uda punya rumah sendiri, kan enak bapak dan ibuk senang, anak-anak jugak senang dek. bapak ngasih istri bapak dan bahkan ATM kami ya kami pisahkan dek, maksudnya ya biar dia jangan ngerusuh-ngerusuh bagian bapak lagi, kan istri bapak udah bapak kasih jatahnya”

(Sumber: Wawancara Tanggal 25 Juli 2016)

3. Dari Segi Lingkungan

(74)

Dahulu rumahnya yang terkena jalur kereta api kurang strategis sekarang mereka bisa membeli tanah dan membangun rumah diatas tanahnya di tempat yang lebih strategis lagi.

Seperti yang dikatakan Ibuk Asni:

“dulu rumah Ibuk ya didepan pasar kali, ibuk capek bersihkan abunya itu masuk-masuk kerumah, jadi ibuk dapat uang ganti rugi ini ibuk langsung beli rumah di Tebing Tinggi dek, tempatnya sesuailah sama yang ibuk inginkan dek, ibukpun nyaman tinggal dirumah ibuk yang baru”

(Sumber: Wawancara Tanggal 23 Juli 2016)

(75)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan wawancara penelitian yang dilakukan, maka adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Desa Simpang Kopi sangat setuju dengan pengadaan atas tanah dan rumah mereka, karena mereka mendapatkan keuntungan atas ganti rugi tanah dan rumah mereka yang terkena pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung.

2. Kehidupan masyarakat Desa Simpang Kopi lebih maju, keadaan ekonomi keluarganya meningkat pesat dan kehidupannya lebih mewah dari sebelumnya.

3. Masyarakat semangkin termotivasi dan memiliki kesempatan untuk memberikan pendidikan yang tinggi kepada anaknya.

4. Sebagian masyarakat yang mendapatkan ganti rugi atas tanah dan rumah, mereka menggunakan uangnya untuk membuka usaha sehingga pendapatan mereka juga bertambah dari pendapatan sebelumnya, dan ini membantu perekonomian mereka.

(76)

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Perpres No.71/2012 tentang mekanisme pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan Instansi yang melakukan pengadaan tanah.

5.2Saran

Adapun saran-saran dari pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi Kuala Tanjung yaitu:.

1. Uang yang didapat masyarakat harus digunakan sebaik mungkin dan diharapkan masyarakat tidak berperilaku berfoya-foya, karena sangat banyak jumlah uang yang diterima dan harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan merupakan kesempatan emas untuk merubah kehidupan mereka dan pendidikan anak.

2. Diharapkanpihak pemerintah untuk melakukan bimbingan atau arahan kepada masyarakat agar masyarakat termotivasi untuk menggunakan uang mereka sebaik mungkin.

(77)

BABII

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan

Pembangunan yang sering dirumuskan melalui kebijakan ekonomi dalam banyak hal membuktikan keberhasilan. Kebijakan ekonomi umumnya dirumuskan secara konsepsional dengan melibatkan pertimbangan dari aspek sosial lingkungan serta didukung mekanisme politik yang bertanggung jawab sehingga setiap kebijakan ekonomi dapat diuraikan kembali secara transparan, adil, dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. Dalam aspek sosial, bukan saja aspirasi masyarakat ikut dipertimbangkan tetapi juga keberadaan lembaga-lembaga sosial juga ikut dipelihara bahkan fungsinya ditingkatkan. Sementara dalam aspek lingkungan, aspek fungsi kelestarian juga sangat diperhatikan demi kepentingan umat manusia. Dari semua itu, yang terpenting pengambilan keputusan juga berjalan sangat bersih dari beragam perilaku lobi yang dipenuhi kepentingan tertentu dari keuntungan semata. Dengan demikian, hasil-hasik pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara adil.

2.2 Pembangunan Transportasi di Wilayah Industri

(78)

guna lahan serta kondisi yang ada di suatu daerah. Faktor yang tidak kurang pentingnya adalah sistem jaringan transportasi pada umumnya dan sistem jaringan jalan raya dab jalan kereta api pada khususnya yang akan diterapkan harus mampu dikembangkan untuk memenuhi permintaan akan jasa transportasi pada masa yang akan datang. Penerapan jaringan jalan raya yang tidak sesuai dengan tata guna lahan, karakteristik permintaan, kondisi daerah setempat, serta tidak melalui suatu perencanaan yang baik sering menimbulkan masalah yang sulit ditanggulangi terutama jika permintaan akan jasa transportasi sudah melampaui kapasitas sistem yang ada.

2.3 Perubahan Tata Guna Lahan

Tata guna lahan (land use) merupakan pengaturan pemanfaatan lahan/aktifitas pada suatu lingkup wilayah (baik tingkat nasional, regional, maupun kawasan) untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Kegiatan manusia seperti bekerja, berbelanja, belajar, dan berekreasi, semuanya dilakukan pada kapling-kapling tanah yang diwujudkan sebagai kantor, pabrik, gedung sekolah, pasar, pertokoan, perumahan wisata, hotel, dan lain sebagainya. Aktivitas di kapling tanah (lahan) tersebut dinamakan tata guna lahan.

(79)

a. Faktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal, potensi manusia, finansial, sosial budaya serta teknologi.

b. Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian. c. Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan ketinggian lahan.

2.3 Kondisi Ekonomi Masyarakat

(80)

2.4 Teori

2.4.1Teori Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer dan Asumsi yang Mendasarinya

Interaksi merupakan proses dimana kemampuan berpikir dikembangkan dan diperlihatkan. Semua jenis interaksi memperbesar kemampuan kita untuk berpikir. Dalam kebanyakan interaksi, actor harus memperhatikan orang lain dan menentukan kapan dan bagaimana cara menyesuaikan aktivitasnya terhadap orang lain. Blumer membedakan dua bentuk interaksi:

1. Interaksi non-simbolik, berupa percakapan dan gerak-isyarat menurut Mead yang tidak melibatkan pemikiran.

2. Interaksi simbolik, melibatkan proses mental.

Bagi Blumer (1969:2) interaksionisme simbolik bertumpu pada tiga premis: 1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada

sesuatu bagi mereka.

2. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.

3. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.

Blumer (1969: 4-5), bagi seseorang, makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu itu. Tindakan-tindakan yang mereka lakukan itu akan melahirkan batasan-batasan bagi orang lain. Blumer membedakan tiga jenis objek:

1.Objek fisik seperti kursi atau pohon.

2. Objek sosial seperti seorang mahasiswa atau ibu. 3. Objek abstrak seperti gagasan atau prinsip moral.

(81)

“kekuatan dalam”. Blumer (1969: 80) menyanggah individu bukan dikelilingi oleh lingkungan objek-objek potensial yang mempermainkannya dan membentuk perilakunya. Gambarannya ialah ia membentuk objek-objek itu misalnya berpakaian atau mempersiapkan diri untuk karir professional. Individu sebenarnya sedang merancang objek-objek yang berbeda, memberinya arti, menilai kesesuaiannya dengan tindakan, dan mengambil keputusan berdasarkan penilaian tersebut.Inilah yang dimaksud penafsiran atau bertindak berdasarkan symbol-simbol.Dengan demikian manusia merupakan actor yang sadar dan refleksif yang menyatukan objek-objek yang diketahuinya melalui apa yang disebut Blumer (1969: 81) sebagai proses self indication. Proses self indication ini terjadi dalam kontek sosial dimana individu mencoba mengantisipasi tindakan-tindakan orang laindan menyesuaikan tindakannya sebagaimana dia menafsirkan tindakan itu.

(82)

2.4.2 Masyarakat sebagai Interaksi-Simbolis

1. Bagi Blumer,studi masyarakat harus merupakan studi dari tindakan bersama dan masyarakat merupakan hasil dari interaksi-simbolis. Manusia dilihat saling menafsikan atau membatasi masing-masing tindakan mereka dan bukan hanya saling bereaksi kepada setiap tindakan itu menururt mode stimulus-respon. Seseorang tidak langsung member respon pada orang lain, tetapi didasari oleh pengertian yang diberikan kepada tindakan individu, blumer(1969;78-79) menyatakan, dengan demikian interaksi manusia dijembatin oleh penggunaan symbol-simbol, penafsiran,kepastian makna dari tindakan-tindakan oleh orang lain. Blumer(1969;84-85) tidak mendesakan prioritas dominasi kelommpok atau struktur, tetapi melihat tindakan kelompok sebagai kumpulan dari tindakan individu; masyarakat harus dilihat sebagai terdiri dari tindakan-tindakan orang-orang dan kehidupan masyarakat terdiri dari tindakan-tindakan orang-orang itu.

2. Menurut Poloma ada 3 point penting yang dikemukakan oleh Poloma (2004:53) mengenai masyarakat sebagai Interaksi-Simbolis

1. Perilaku sosial merupakan suatu rangkaian pertukaran

2. Para individu selalu berusaha memaksimalkan imbalan dan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan

3. Ketika individu menerima imbalan dari pihak lain, mereka mempunyai kewajiban untuk membalas atau mengembalikannya.

(83)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di Desa Simpang Kopi telah dibuat jalur rel kereta api sepanjang 20 km dari Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumut dengan investasi sedikitnya Rp600 miliar dari dana APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara).Pembangunan rel kereta api untuk menghubungkan Bandar Tinggi-Kuala Tanjung saat ini sudah memasuki studi kelayakan dan pelepasan lahan.Kementerian Perhubungan menilai transportasi Crude Palm Oil (CPO) dengan menggunakan truk sangat tidak efisien, Selain ongkosnya mahal, resikonya terlalu tinggi. Belum lagi pencurian ditengah jalan yang dilakukan pihak lain.Untuk menekan ongkos, angkutan CPO akan lebih efisien menggunakan kereta api. Dengan alasan itulah Kementerian Perhubungan membangun rel kereta api dari Bandar Tinggi-Kuala Tanjung.Mengenai pembebasan lahan, hanya 15 hektare-20 hektare milik masyarakat dan perkebunan swasta, sisanya milik PT Inalum.Soal pembebasan lahan Pemkab Batubarasudah menyatakan kesiapannya melakukan pembebasan.

(84)

jalur kereta api, sehingga seluruh produksi yang dihasilkan di kawasan industri Sei Mangkei diangkut lewat Pelabuhan Kuala Tanjung.

Setelah adanya inventarisasi yang dilakukan oleh Pemkab Batubara diperoleh hasil perlitasan jalur kereta api melalui 2 kecamatan yakni Kecamatan Sei Suka dan Medang Deras.

1. Untuk Kecamatan Sei Suka:

1. Desa Simpang Kopi terdapat 32 KK 2. Desa Kuala Tanjung 8 KK

3. 1 Yayasan dan 3 Perusahaan yakni PT Pelindo 4. PT Moeis dan Otorita Asahan

2. Kecamatan Medang Deras: 1. Desa Lalang 14 KK

2. Desa Pakam Raya Selatan 5 KK 3. Desa Pakam Raya 3 KK

4. Desa Pakam 3 KK

5. Desa Pematang Cengkring 1 KK

Jumlah dari keseluruhannya yaitu terdiri dari 66 KK (kepala keluarga), 1 yayasan beserta 3 perusahaan yakni PT Pelindo, PT Moeis beserta Otorita Asahan.

(85)

tanah untuk kepentingan umum dan Instansi yang melakukan pengadaan tanah harus membuat dokumen perencanaan.Didalam dokumen harus disertakan hasil konsultasi publik dan diserahkan ke Gubernur untuk Izin Penetapan Lokasi (IPL), bila sudah tidak ada yang keberatan dan selanjutnyadiserahkan BPN (Badan Pertahanan Nasional).BPN akan terjun ke lapangan untuk pengadaan tanahnya, mulai identifikasi dan inventarisasi sampai ganti kerugian dengan memakai tim appraisal. Sementara terkait pembangunan jalur kereta api , pengadaan tanah lebih dari 1 hektar kewenangan ada di Gubernur dan leadernya BPN, meski ada keterpaduan dengan kabupaten. Dalam hal ini perhitungan jumlah ganti rugi dilaksanakan oleh penilai pertanahan yang memberikan penilaian secara independen. Penilai pertanahan bertugas melakukan penilaian besarnya ganti rugi setiap bidang, meliputi tanah,ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, serta kerugian lain yang dapat dinilai.

Gambar

Gambar 3 : Informan 3 (Abdullah Hadi)
Gambar 6: Informan 6 (Suparman)
Gambar 10: Informan 10 (Amin)
Gambar 12: Rumah Bapak Abdullah Hadi Setelah Direnovasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian persediaan bahan baku pada KUB Bina Sejahtera diperoleh KUB Bina Sejahtera I dalam menggunakan ikan baji-baji memiliki jumlah pembelian bahan baku

Kitab Kuning juga digunakan untuk membantu guru mata pelajaran fiqh dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang disampaikan peserta didik karena dalam

Tanpa adanya smart governance mustahil untuk mewujudkan Smart City (Scytl, 2015) Sehingga perencanaan smart governance haruslah mengacu pada konsep Smart City dan

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai rerata kelas eksperimen 1 yang menerapkan model pembelajaran STAD meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 88 orang mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi USU menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Literasi Digital

farhadi, M.Si : “Nah manfaatnya itu bisa untuk memotivasi anak didik kita, dengan menggunakan reward dan punishment hal tersebut merupakan strategi yang sesuai dan berguna

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ilham Surgawi, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Pengaruh Produk Wisata, Persepsi Harga dan Promosi

[r]