• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktor dan Pemilu 2014 di Kota Medan (Studi Tentang Bentuk Dukungan Saling Menguntungkan Organisasi Kemasyarakatan dengan Calon Anggota DPRD Kota Medan Daerah Pemilihan 2 pada Pemilu Legislatif 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktor dan Pemilu 2014 di Kota Medan (Studi Tentang Bentuk Dukungan Saling Menguntungkan Organisasi Kemasyarakatan dengan Calon Anggota DPRD Kota Medan Daerah Pemilihan 2 pada Pemilu Legislatif 2014)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

Narasumber : Andi Lumbangaol, S.H

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 13 April 2015

P : Inikan yang dapil 2 bisa dibilang mayoritasnya orang-orang yang incumbent, ketua partai dengan tokoh masyarakat. Apakah bisa dibilang dapil neraka?

J : Ya, kata orang begitu P : Dapil neraka juga? J : Iya gitu kata orang itu

P : Pengalaman bapak sebagai anggota legislatif sejauh ini bagaimana pak? J : Saya masih banyak belajarlah, karena baru pertama kali saya di legislatif

ini

P : Kalau boleh berbagi pak, bagaimana strategi bapak dan tim hingga menjadikan bapak duduk sebagai anggota dewan?

J : Jadi, hampir sudah 1 tahun saya sudah konsolidasilah ke kelompok– kelompok masyarakat ya, kelompok-kelompok marga, gereja, dan punguan gitu ya, dan punguan-punguan marga yang ada pintu masuk, kemudian saya menggerakkan tim dan keluarga dari pengurus-pengurus gereja dan pengurus-pengurus punguan itu

P : Kalau boleh tahu pak, berapa suara bapak raih pak? J : 5541

P : Waktu bapak bermain pada Pemilu 2014 kemarin, apakah bapak ada menggunakan organisasi kemasyarakatan gitu untuk merangkul mereka dalam pemenangan bapak?

J : Organisasi kemasyarakatan gak P : Gadak pak?

J : Gak

P : Bapak menggunakan tokoh-tokoh dipunguan berarti ? J : Ya, betul

P : Sejauh ini pak, apakah ada organisasi kemasyarakatan datang menjumpai bapak, dari 6 kecamatan untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada bapak? Contohnya seperti, setelah dilantik menjadi anggota dewan. Seperti anggota PP, datang menyampaikan aspirasi kepada bapak.

(2)

P : IPK ?

J : IPK juga gak, AMPI waktu itu, AMPI kecamatan ada, mahasiswa ada, kalau OKP enggak.

P : Kalo AMPI menyampaikan apa itu pak? J : Kegiatan merekalah

P : Hubungannya sama bapak gitu?

J : Hubungannya gak, hanya bukan gak ada hubungan organisasi, hanya hubungan keponakan saya yang ada di AMPI itu jadi pengurus.

P : Untuk mengundang gitu pak? J : Iya

P : Bisa tahu AMPI dari mana pak? J : Dari Medan Selayang

(3)

Narasumber : Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T

Jabatan : Sekretaris Pemuda Pancasila MPC Kota Medan Tanggal : 1 April 2016

P : Nama Bapak dan Jabatan Bapak ?

J : Nama saya Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T P : Bagaimana Perkembangan PP Kota Medan saat ini ?

(4)
(5)

P : Kenapa di Pemuda Pancasila ada anak ranting ?

J : karena dia gini, kalau organisasinya itu dia, mengikuti organisasi pemerintahan, dia organisasi PP, karena dia tadi membentuknyapun dari alat negara, supaya ini memenuhi syarat, dengan tujuan tadi menghantam basis basis Komunis ini, di pemerintahan ada Gubernur, disini MPW, Walikota/Kabupaten, MPC, Kecamatan, PAC, Kelurahan, Ranting, Kepling, Anak Ranting. Ini tidak disadari orang kalau awak tanya, kapan bapak tau? Saya lihat, saya baca baca, ditingkat anak ranting ini lebih kurang 95 % ada, carilah organisasi lain, carilah Partai, carilah lembaga apa saja, belum tentu dan tidak ada dia berani dia mengatakan di tingkat kepling itu, kalau umpamanya satu kelurahan ada 7 kepling belum tentu dia ada 50 %, partai partai apa yang ada? Gak ada. Mau apa lagi kita buat ?

P : Pertanyaan selanjutnya pak, di pemuda pancasila inikan organisasi massa yang ada 67 rb orang ada di Sumut, dalam kaitannya ke politik pemilu legislatif kemarin, perseorangan melihat PP ini sebagai suatu bentuk menambah suara karenakan basis massa, pendapat bapak ?

J : apabila dia ada suatu permintaan, maupun dari lembaga maupun perorangan untuk mendukung dia menjadi calon kepala daerah ataupun legislatif, mekanismenya ada, yaitu melalui rapat pleno di organisasi pemuda pancasila itu, biasanya apabila ada kader Pemuda Pancasila yang maju, ini pasti diutamakan daripada kader yang lain, jadi akan bersifat perintah yang kolektif sampai ke tingkat anak ranting untuk memberikan dukungan dan pilihan kepada yang diputuskan dalam rapat pleno tadi ditingkat MPC majelis pimpinan cabang Kota Medan, apabila permintaan itu untuk pemerintah kota medan, maupun legislatif, baik DPR, jadi sesuai dengan tingkatan tadi, apabila gubernur, dipimpin oleh wilayah, dan akan diperintahakan ke MPC, PAC, Ranting, dan Anak Ranting, se-Sumatera Utara, apabila ada ketahuan yang tidak mendukung hasil rapat itu, bisa dikenakan sanksi sanksi organisasi.

P :Bagaimana bentuk keterlibatan seperti apa pak ?

J : keterlibatannya kita cuman hanya disitu dia, apabila dia umpamanya ada suatu kampanye, diundangnyalah massa-massa kita yang di mintanya tadi, kedua ya apabila umpamanya nanti pas mau pemilihan, ya kita sampaikan kepada apa kita kepada anggota kita supaya semuanya kita tidak punya imbalan apa-apa, yang jelas itu adalah kebesaran daripada anggota tadi, tidak melihat siapa tidak melihat berapa dan apa yang penting berada perintah pimpinan.

(6)

Narasumber : Bangkit Sitepu

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 6 Mei 2015

P : Kenapa bapak memilih dapil 2 DPRD Kota Medan untuk duduk sebagai anggota dewan?

J : Karena saya berdomisili di dapil 2

P : Bagaimana basis massa bapak di dapil 2? J : Basis massa saya tetap terkoordinasi

P : Apakah bapak membentuk sebuah tim pemenangan menjelang pemilu legislatif 2014?

J : ya, menjelang pemilu saya tetap membentuk tim pemenangan

P : Kalau boleh berbagi, bagaimana strategi bapak dan tim hingga menjadikan bapak sebagai anggota dewan?

J : strategi yang saya lakukan bersama tim adalah melakukan sosialisasi dan menyatukan persepsi untuk pemenangan.

P : Apakah bapak merangkul organisasi masyarakat, agama atau adat untuk turut mendukung bapak?

J : ya, saya merangkul ormas, tokoh agama dan adat.

P : Bagaimana hubungan bapak dengan tokoh organisasi kepemudaan, seperti Pemuda Pancasila, MPI, dan sebagainya menjelang pemilu 2014?

J : Hubungan yang saya lakukan secara persuasif dan koordinasi untuk saling menjaga hubungan.

P : Apakah anda menggunakan relasi dukungan pada tokoh organisasi tersebut untuk pemenangan bapak ?

J : Ada.

P : Bagaimana bentuk hubungan atau transaksional yang bapak jalin dengan organisasi tersebut?

J : Bentuk hubungannya berupa kerjasama dengan cara kekeluargaan.

P : Setelah bapak kembali terpilih menjadi anggota dewan, apakah hubungan yang bapak jalin dengan organisasi tersebut masih tetap terjaga ?

J : Ya, hubungan tersebut masih tetap terjaga.

(7)

J : Hubungan timbal-balik kepada organisasi adalah dengan memberikan bantuan dalam kemajuan organisasi tersebut.

(8)

Narasumber : Drs. Brando Simanjuntak

Jabatan : Sekretaris Ikatan Pemuda Karya DPD Kota Medan Tanggal : 22 Maret 2016

P : Nama Bapak dan Jabatan Bapak ?

J : Nama saya Drs. Brando Zulkarnaen Simanjuntak, Jabatan Saya sekretaris Ikatan Pemuda Karya Kota Medan semenjak 20 februari 2015.

P : Bagaimana Perkembangan IPK Kota Medan saat ini ?

J : Saat ini kami setiap jumat sabtu kami melakukan pelantikan-pelantikan di ranting-ranting, sewaktu insiden bentrok IPK dengan Pemuda Pancasila, instruksi dari aparat terkait untuk melakukan kegiatan kegiatan setelah situasi mulai tenang dan kondusif. Kalian sebelum naik ke atas sini td bisa liat di papan kan, ada jadwal untuk pelantikan-pelantikan di ranting-ranting di papan itu, penuh jadwal kami setiap jumat sabtu.

P : Apakah organisasi IPK terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung dalam perpolitikan di Kota Medan ?

J : Kami di ikatan pemuda karya menganut sistem satu komando, jadi pimpinan DPP mengarahkan untuk memilih caleg pada pemilu kemudian kami ikut mendukung atas arahan ketua DPP, contohnya paling dekat ini adalah seperti Dzulmi eldin pada pemilu kemarin datang kepada kami. Personal antar personal jumpai kami. Dzulmi eldinkan didukung oleh banyak partai, bukan partainya yang datang sama kami, tetapi langsung dzulmi eldinnya yang datang ke kami. Kami itu independen, beda kalau kayak ampi, mereka itukan onderbownnya partai golkar, jadi harus mendukung calon partai golkar. Kemarin bukan partai yang ngusung dzulmi eldin yang datang sama kami, tapi dzulmi eldinnya yang datang sama kami. P :Bagaimana bentuk keterlibatan pada saat pemilu legislatif 2014 antara

caleg dengan IPK ?

(9)

paling mudah untuk dapatkan suara, tau tau kalianlah ya, gak usah saya jelaskan lagi. Jujur-jujur aja ya kita berfikir realistis aja, kalau ada caleg yang ngasih duit ke kita ya kita terimalah, gak mungkin kita tolak, gak mungkin kita bantu.

P : Jadi bapak gak memungkiri kalau ada transaksional tadi pada saat pemilu 2014?

(10)

Narasumber : Drs. Daniel Pinem

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 24 Maret 2015

P : Bapak kenapa ngambil dari dapil 2?

J : Jadi salah satu nya dulu saya berdomisili di dapil 2 ya. Yang kedua saya 2 periode menjadi ketua PAC dari Medan Tuntungan. Yang ketiga karakter daripada masyarakat saya lebih melihat kecenderungan aliansi masyarakat itu ke PDI perjuangan dari dapil 2. Selanjutnya ya saya ditugaskan partai maju menjadi calon anggota DPRD Kota Medan dari dapil 2, ini ini kira-kira yang menjadi acuan.

P : Berapa suara yang bapak raih kemarin pak? J : Jadi kemarin kita meraih 7.558 suara.

P : Bagaimana pengalaman bapak sebagai anggota legislatif sejauh ini? Melihat perpolitikan kita di dapil 2, apakah dari dapil 2 itu mewakili untuk seluruh Kota Medan pak?

J : Saya kira persoalan di tengah-tengah masyarakat itu dari 5 daerah pemilihan itu relatif sama ya, artinya kecenderungan persoalan-persoalan itu seperti misalnya persoalan infrastruktur, persoalan kesehatan, persoalan pendidikan, jadi setiap daerah pemilihan itu relatif sama. Ketika kita mengadakan reses, kita melihat persoalan-persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat yang disampaikan kepada kita sebagai perwakilan hampir sama juga dengan persoalan-persoalan masyarakat yang ada di dapil-dapil yang lain, misalnya dapil 1, dapil 3, 4, hampir sama semua. Kecuali 1 daerah, dapil 5, karena dia berhubungan dengan laut barang kali ada lebih persoalan yang kompleks disana.

P : Kalau boleh tau, berbagi pak, bagaimana strategi bapak dan tim hingga memperoleh suara 7. 558 tadi pak?

J : Ya artinya begini, sebenarnya kalau partai modern kampanye itu dimulai pada saat dia terpilih, pada saat dia terpilih menjadi anggota DPRD disitu lah saatnya dia kampanye sampai pelaksanaan pemilu berikutnya. Artinya, jauh sebelum pemilu kita sudah berbuat pendekatan dan pendampingan kepada persoalan-persoalan masyarakat. Jadi, pada mendekati menjelang pemilu ini lebih kita intensif kan dengan merangkul seluruh elemen, termasuk pemilih-pemilih pemula, seperti yang kita adakan kemarin. Jadi, sebenarnya strateginya kita terlalu sulit tapi memang kita harus berbuat ditengah-tengah masyarakat, itu salah satu kunci.

(11)

J : Sedapat mungkin memang itu kita lakukan dan kita rangkul pemilih-pemilih pemula, barangkali dari elemen mahasiswa, dari elemen-elemen organisasi kepemudaan, itu yang dapat kita rangkul memang itu kita rangkul supaya sama-sama kita berjuang.

P : Itu dari PDIP atau dari individu bapak?

J : Sebenarnya PDIP Kota Medan terus menginstruksikan kepada seluruh pengurus supaya membangun jaringan ditengah-tengah masyarakat itu memang ada instruksi seperti itu, nah inilah kita manfaatkan pribadi lepas pribadi calon anggota DPRD itu melaksanakan instruksi daripada program yang dicanangkan oleh Partai.

P : Apakah bapak ada menggunakan OKP tersebut, kepemudaan tadi untuk kampanye nya bapak sewaktu akan mau meraih 7.500 suara tadi ? Dengan buka tahun bersama OKP kali gitu pak?

J : Sebenarnya secara khusus kita dengan pemilih-pemilih pemula tidak ada konteks yang seperti itu kita lakukan, tetapi dengan keterbukaan dan program yang kita ajukan, ya adik-adik kita pemilih-pemilih pemula merasa lebih cenderung beraliansi dengan PDIP daripada Partai-Partai yang lain P : Terus arahnya pak OKP mana yang mendukung bapak dulu sewaktu mau

menjadi anggota DPRD, apakah PP atau IPK gitu pak?

J : Jadi begini, sebenarnya mereka tidak membawa nama organisasi tertentu, tetapi banyak adik-adik kita, pemuda kita yang ada di Pemuda Pancasila, yang ada di Ikatan Pemuda Karya, banyak bergabung mendukung kita, karena apa? Karena dia melihat boleh kita mewakili mereka di DPRD Kota Medan, bukan atas nama OKP nya langsung begitu.

P : Seperti yg di salah satu caleg Gerindra itu pak, pak Proklamasi kan, dia kan menggunakan IPK untuk buka tahun bersama, bapak secara individu ada menggunakan seperti itu?

J : Kita gak ada menggunakan seperti itu, tetapi kita banyak sekali anggota-anggota OKP tersebut yang bergabung dengan kita membantu kita, begitu juga dari elemen mahasiswa, inilah menjadi corong kita di tengah-tengah masyarakat, kalau kita pribadi sendiri, seberapa banyaklah bisa kita gaungkan apa yang kita perjuangkan untuk masyarakat. Seberapa banyak konsituen yang bisa kita temui, tetapi dengan pemilih-pemilih pemula tadi dan anggota-anggota OKP tadi, ini yang berbicara ditengah-tengah masyarakat, menjual diri kita dan program yang kita perjuangkan

(12)

gak gabungan dari perintah atasan tadi ke caleg-caleg tadi untuk menggunakan IPK gitu?

J : Saya kira begini, kita lebih dahulu kemarin itu Pileg (Pemilihan Legislatif) daripada Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif itu kita adakan kemarin itu tanggal 7 April, sementara Pilpres itu tanggal 9 Juli ya, jadi, eh 7 Juli P : 9 April pak

J : 9 April, ya betul, jadi, sebenarnya kalau instruksi itu kita kurang tahu persis ya, apakah ada deal-deal antara IPK Sumut dengan DPD atau DPP kita kurang tahu persis. Tetapi, kita sebagai pengurus DPC Kota Medan sekaligus juga sebagai anggota DPRD ini banyak yang kita manfaatkan, kita rangkul, kita gandeng, bergandengan tangan untuk memenangkan Pilpres kemarin. Nah seperti itu dia, kalau instruksi secara langsung, ya kita gak pernah dengar ya, tapi saya melihat memang banyak OKP-OKP melihat sosok Jokowi nya, malah dari Partai, ada juga dari Partai yang mengusung calon Presiden sendiri tetapi dia secara pribadi mendukung Jokowi gitu loh, banyak seperti itu yg saya lihat.

P : Terus pak, bagaimana bapak memberdayakan OKP yang tersebut untuk memenangkan bapak gitu pak?

J : Sebenarnya dalam setiap kesempatan, dalam setiap pertemuan, ini boleh dikatakan OKP-OKP yang ada itu pasti hadir di dalam pertemuan, jadi, ya kita hanya memberikan program dan Visi-Misi kita ke depan, mereka menangkap apa yang kita utarakan mungkin dan mampu diperjuangkan, itulah maka mereka tertarik untuk bersama kita

P : Kalau bisa tahu pak, OKP nya itu apa yang itu pak?

J : yang jelas dulu dari ormas kemarin ada Pemuda Marga Silima, yang kedua karena saya berlatarbelakang dari GBKP, Gereja Batak Karo Protestan P : Permata?

J : Ya permata, yg ketiga dari PP, bukan atas nama PPnya gitu, oknum, pribadi lepas pribadi, dan dari IPK, itu yg menonjol di daerah pemilihan 2. P : PP mana ni pak? PP tuntungan atau daerah khusus situ pak? Simalingkar,

yang mendukung itu kemarin?

J : Sebenarnya secara umum, PP Medan Tuntungan, secara keseluruhan, karena banyak juga kader-kader kita, kader-kader PDIP itu sendiri menjadi pengurus di PP gitu loh, jadi artinya, memadukan program itu kita tidak terlalu sulit gitu, karena ada disana, ada di kita gitu loh.

P : Jadi bapak kenal gak sama Barita Nainggolan gitu?

(13)

pribadi dari pak Barita Nainggolan ini yang bekerja untuk kita gitu loh, kita gak ada buat pertemuan-pertemuan dengan PP yang ada di Simalingkar, tetapi melalui pak Barita Nainggolan barangkali ini juga tersosialisasi kepada beberapa pengurus yg ada disana gituloh, kenapa? Karena dengan pak Barita juga bukan kita hanya mau menjelang Pileg ini kita kenal gitu loh, dia tahu juga sosok kita itu seperti apa

P : Kalau dari PAC lain gitu pak, gak ada pak? Atau memang khusus suara bapak itu dari Tuntungan paling banyak gitu pak?

J : Memang ya tentunya secara mayoritas, hampir separuh suara kita dari Medan Tuntungan, dari Kecamatan-Kecamatan yang lain juga kita ada membuat kerja sama, membangun kebersamaan, katakan lah misalnya seperti Medan Johor dengan pengurus pedagang yang ada di Kwala Bekala, mereka juga dengan giat ini, dan kita beberapa kali mengadakan pertemuan-pertemuan, begitu juga dengan kalangan Gereja disana, gitu dia. Kalau dengan OKP secara langsung kalau disana itu kurang

P : Kalau ini pak, bentuk-bentuk dari dukungan itu, seperti buat-buat keyboard gitu pak, atau buat acara bakti sosial

J : Nah jadi, secara umum kita membuat program pertemuan, dalam pertemuan itu memang kita, banyak strategi lah ya, ada di daerah ini kita menjual program-program kita sudah cukup bagi mereka, ada juga di daerah ini dalam kita memanfaatkan program kita tersebut harus membuat semacam hiburan atau apa, ya jadi tergantung pada daerah masing-masing, gitu loh.

P : Kalo boleh tau pak, PMS itu embrionya dari Partai mana pak? Atau dia memang Independen berdiri gitu?

J : Kalau itu, organisasi kemasyarakatan ya, dia Independen, tidak ada beraliansi ke Partai Politik manapun

P : Mereka mendukung bapak gitu waktu di dapil 2 gitu?

J : Secara umum seperti itu, walaupun seperti saya katakan tadi bukan atas nama organisasinya, tetapi orang-orang yg di dalam itu lebih banyak milih kita

P : Kalau boleh tau pak, pak Bangkit itu PMS pak?

J : Saya kira kalau masyarakat Karo, secara umum ya memang tergabung di dalam Pemuda Merga Silima, tetapi barangkali pak Bangkit tidak menggunakan ini ya kan, kita kan gak tahu persis seperti apa sosialisasi yang dia lakukan, nah tetapi itu tadi secara umum masyarakat Karo yang sudah dewasa itu masuk di dalam Pemuda Merga Silima.

(14)

Narasumber : H. Iswanda Nanda Ramli, S.E

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Medan (2014-2019) Ketua AMPI Kota Medan

Tanggal : 26 Januari 2016

P : Berapa suara bapak raih ? J : 8943

P : Dari 8943 itu tadi pak, paling banyak itu di Kecamatan mana pak ? J : Medan Polonia

P : Polonia pak, kenapa disitu bisa banyak pak?

J : Kebetulan saya dulu disitu organisasinya dari Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia udah itu di Kecamatan nya Medan Polonia, baru di Medan ini.

P : Itu organisasi apa pak ? J : AMPI

P : Pengalaman bapak sejauh ini sebagai anggota legislatif seperti apa pak? J : Kita kan bicara tentang organisasi disinikan membawa nama partai,

kebetulan kita dari Partai Golkar, jadi kalau masalah apa peran daripada anggota DPRD, yang jelas menjadi membawa instansi dan juga pengawasan untuk pemerintah Kota Medan, mengatur strategi-strategi untuk menjalankan roda Pemerintahan, aspirasi masyarakat kita dengar, kita tampung yang penting dan juga kedekatan kita dengan masyarakat apa yang kira kira masyarakat inginkan untuk daerahnya masing-masing. Nah misalnya ada kerusakan kerusakan lampu jalan, ataupun fasilitas fasilitas lainnya itu dilaporkan kepada kita dan kita menyampaikan kepada pemerintah Kota Medan bahwa hal ini kita memberikan yang terbaik.

P : Kalau boleh berbagi, bagaimana strategi bapak waktu pemenangan kemarin?

J : Kalau saya strateginya pendekatan dengan masyarakat, artinya saya selalu bertemu dengan masyarakat dan saya sampaikan Visi-Misi saya, kalau saya ingin menjadi anggota DPRD, jadi saya sudah puluhan tahun, ketua inikan. P : Cara bapak memberdayakan organisasi masyarakat seperti apa ?

(15)

P : Bentuk hubungan apa yang terjalin bersama tokoh masyarakat seperti acudan?

J : Artinya gini, pak acudan juga dulu calon legislatif tahun 2009, walaupun dia kalah pada waktu itu. Artinya saya gak mengaharapkan banyak pada acudan, yang saya harap pada masyarakat yang ada di Kecamatan Medan Polonia, walaupun saya bukan anggota Pemuda Pancasila, ada juga suara dari Pemuda Pancasila karena Pemuda Pancasila kan mempunyai calon yang jelas untuk dipilih.

P : Dalam proses pencalonan bapak sebagai anggota DPRD, apakah tim bapak itu mayoritas dari AMPI atau organisasi lain ?

J : Peran dari AMPI terus terang, besar bagi saya, karena saya selaku ketua AMPI kegiatan kegiatan yang kita lakukan ternyata juga diterima dengan baik bagi masyarakat, seperti kegiatan, bersifat sosial, kegiatan keagamaan tetapi juga dari masyarakatnya yang menilai kita dengan baik.

P : Menurut bapak apa peran dari organisasi pak?

(16)

Narasumber : H. Irsal Fikri, S.Sos

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 28 April 2015

P : Boleh tau bagaimana strategi bapak untuk pemenangan Pemilu 2014 kemarin ?

J : Pertama nama saya Irsal Fikri, S.Sos, saya dari Partai Persatuan Pembangunan, daerah pemilihan dapil 2, yang meliputi 6 Kecamatan, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Selayang, Tuntungan, Maimun, dan Polonia, nah saya terpilih itu kursi ke 12 dari total jumlah 12 kursi, yang mana pada saat itu kita tahu sendiri PDI 2 kursi, Golkar 2 kursi, langkah-langkah apa yang saya lakukan untuk pemenangan saya, Pertama saya melakukan pendekatan secara umumnya secara kepemudaan, karna saya diberbagai bidang keolahragaan menjadi pengurus, seperti pengurus klub sepak bola Bintang Johor, yang ada di Kecamatan Medan Johor dan gitu juga saya mengurusi Taekwondo yang belum lama ini intens latihan di tempat lapangan saya punya di daerah saya, banyak hal yang saya lakukan, termasuk dari kalangan remaja Mesjid, karna saya juga aktif dalam Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid, jadi lebih kepada unsur kepemudaannya dengan kata lain pemilih pemula, nah itu dia yang saya incar.

P : Berapa suara yang bapak raih? J : Sekitar 2889

P : Kalau boleh berbagi pak, bagaimana strategi bapak dan tim menjadikan bapak duduk di dewan ini pak?

(17)

masuk Mesjid, masuk Gereja, anak pengamen itu juga suara, 1 suara, bagaimana kita mengajak mereka untuk memilih rakyat kita dengan menghimpun mereka, melakukan pendekatan, melakukan dialog, dan sebagainya.

P : Pak, dari periode yang kemarin bapak dari Siantar Simalungun, kenapa bapak periode sekarang di dapil 2 Kota Medan?

J : Yang pertama karena jabatan Partai juga, pada tahun 2010 saya di berikan amanah menjadi sekretaris Dewan Pimpinan Sumut, jadi di 2010 itu saya sudah mulai melakukan pembangunan opini publik, dengan cara apa? Yaitu tadi, kita rangkul kawan-kawan, kita ajak ketemu sama kita, dialog sama kita, dan sebagainya.

P : Apa tanggapan bapak dengan lawan-lawan bapak di dapil 2 kan termasuk tokoh masyarakat, ketua Partai, bagaimana tanggapan bapak untuk menghadapi mereka?

J : Ya biasa–biasa saja, gak ada perasaan takut, memang bagi saya 1 hal yang dalami adalah itu bukan lawan tapi kawan, jadi bagi saya itu tidak ada yang saya takuti, mohon maaf Henri John Hutagalung kawan bagi saya, Bangkit Sitepu pada saat 9 April kawan bagi saya, iswanda kawan bagi saya, jadi gak ada lawan, kawan semua. Terbukti kami sekarang kawan, bang Bangkit 1 komisi dengan saya, jadi gak ada rasa ketakutan, wah, karena dengar nama Iswanda ketua AMPI Medan, enggak, saya gak ciut, karena saya diberikan pemahaman Politik oleh Allah saya bahwa semua itu kawan, walaupun ada orang katakan tidak ada kawan yang abadi, tapi bagi saya itu kawan, dan saya gak peduli mau mereka cara apa, pada prinsipnya adalah, saya gak ada mengganggu, kalau saya diganggu, Jadi itu dia, act man aja saya, masuk daerah sana masuk sini, apalagi?

P : Waktu bapak Kontestasi Politik, ada menggunakan tokoh-tokoh pemuda, organisasi masyarakat gitu pak? Yang menjalin relasi dengan bapak

J : Kawan dari ormas dan OKP juga ada menjadi bagian dari kita, tapi pada prinsipnya kita berupaya, menggunakan mereka tidak untuk sesaat, tapi buat selamanya, terus komunikasi kita, baru-baru ini juga komunikasi, jadi kita gak mau memutus hubungan Silaturahim

P : Kalau boleh tau organisasi apa aja itu pak?

J : Sama seperti tadi, ada kawan-kawan dari Muhammadiyah, jadi banyak, termasuk juga yang dari kawan-kawan tadi

P : Kalau dari organisasi semi militer gitu pak ada gak? J : Gak ada, militer itu gak boleh berpolitik

(18)

J : Gak ada, lebih kepada kawan-kawan Muhammadiyah P : GPK gitu pak?

J : GPK maksudnya? P : Gerakan Pemuda Ka'bah

J : Oh iyapasti dong, saya kan sekretaris Angkatan Muda Ka'bah Sumut, otomatis, itukan dari internal, tadi kan adinda mengatakan luar internal, ya tadi seperti kawan-kawan dari Muhammadiyah, Alwasliyah, kita gandeng, ayo, ini loh aku dengan apa yang aku punya, aku gak mau muluk-muluk, aku gak mau menawarkan yang dari luar akal sehatku, yasudah, Alhamdullilah meraka membantu, sampai sekarang berkomunikasi, mereka buat acara kita bantu, itu dia.

P : Hubungan dengan OKP yang seperti PP, IPK gak ada menjalin hubungan dengan bapak? Sewaktu di 2014?

J : Yaa, kita berteman dengan mereka, saya juga untuk komunikasi sama ketua PP ya sewajarnya ajalah, karena kan kita tau gak mungkin juga saya ke Ampi, gak mungkin juga saya ke IPK, ya paling PP karena kan PP tidak memposisikan akan keberpihakan kemana, dia independen, kita rangkul kawan-kawan itu

P : Kalau bisa tau, PP mana itu pak yang berhubungan dengan bapak? J : Yang jelas dapil sayalah

P : Semua Kecamatan itu pak?

J : Dapil 2 lah, yang ada 6 kecamatan itu lah, walaupun tidak ketua-ketuanya tetapi anggota-anggota nyalah, mungkin dia ada di struktur seperti di wakil sekretaris kenalan saya.

P : Berarti dari PP di 6 kecamatan itu semua membantu?

J : Yaa ada yang membantulah, tapi saya gak tau pasti PP mana saja yang membantu saya, gak bisa juga saya pastikan, tapi dari 6 kecamatan itu hampir kebanyakan mereka juga bantu, tidak hanya dari PP ada juga dari MPI juga, ada kawan-kawan kita disana yang bantu.

P : Bisa detailnya pak, PP dari 6 kecamatan, PP mana saja pak?

(19)

P : Sekarang bagaimana continue dari pemuda tadi dengan bapak? J : Masih terus komunikasi, kita gak lepas kok

P : Ada gak acara mereka undang bapak? J : Ada, ada.

P : Acara apa aja pak?

J : Seperti acara pelantikan gitu loh, acara silaturahim, itu aja P : Bapak hadir gitu?

(20)

Narasumber : Drs. Maruli Tua Tarigan

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 4 Mei 2015

P : Waktu bapak kontestasi Politik kemarin pak J : Kau jurusan apa?

P : Jurusan Ilmu Politik pak

J : Jurusan Ilmu Politik, ada sub jurusannya?

P : Itulah, Departemen Ilmu Politik. Fakultas Ilmu Sosial pak

J : Fakultas Ilmu Sosial, masuk ke Ilmu Politik. Ada berapa departemen? P : Ada 8 pak

J : Kau masuk Politik? P : Iya pak

J : Sebelum kau tanya aku, kau dulu ku tanya, apa arti Politik?

P : Politik itu dinamis pak, itu Politik mencari jalan keluar kalau secara lingkup besar pak.

J : Sebentar dulu, apa kau bilang tadi? Cari konsultasi? Apa? P : Jalan keluar

J : Jalan keluar? P : Iya pak, luasnya. J : Solusi?

P : Iya solusi

J : Untuk? Bunuh diri?

P : Bukan, untuk kepentingan bersama, kepentingan rakyat banyak gitu

J : Kepentingan orang banyak? Siapa yang kau banggai tentang ilmu Politik? Guru mu, guru guru. Kalau artis tadi kan kek penyanyi, hobi mu misalnya kek siapa gitu

P : Kalau dilokal ini pak, masih Olo Panggabean.

J : Yang teori dunia, itu kan praktek. Teori dunia, teori dulu kau teori ini kan bukan praktek, kau langsung praktek. Siapa?

P : Machiavelli

(21)

P : Mengenai konsep dia tentang kepemimpinan pak

J : Apa yang mau kau bawa sampai mati lah, mana tau nanti punya cucu kau, ikkon songonnon ho da, kira-kira gitu, apa kira-kira yang kau dapat dari Machiavelli?

P : Mengenai pengambilan kekuasaan gitu pak J : Bagaimana? Ceritakan dulu

P : Jadi bagaimana kita, awalnya manusia itukan manusia adalah serigala bagi manusia yang lain nya pak

J : Terus?

P : Jadi itu untuk mengambil kekuasaan itu menghalalkan berbagai cara, jadi untuk mengembalikan lawan Politiknya tadi, yang rivalnya tadi, untuk membersihkan nama, dia turun ke masyarakat gitu pak, kan dia menggunakan Politik praktis untuk mengambil kekuasaan tadi, secara Politik itukan Politik tidak bagus seperti itu pak, nah dia setelah duduk, supaya bagus namanya dia turun, blusukan

J : Itu yang kau dapat dari Machiavelli? P : Iya

J : Teori itu?

P : Iya, sama seperti yang Jokowi juga sekarang. Saya kaitkan juga seperti Jokowi dia

J : Ada teori itu? Jadi dari banyak nya teori Machiavelli cuma itu menurutmu yang berguna sama kau?

P : Yang jelas dari dosen itu pak,

J : Dari dosen? Artinya turun ke bawah? P : Turun ke bawah

J : Jadi kalau gak turun ke bawah? Gak dapat Politik?

P : Gak juga pak, tapi kan lebih bagus berbaur ke masyarakat gitu pak.

J : Oke, berarti aku nanti ngomong dari yang kau mau. Bukan yang ku mau, karena kau yang minta kan, bukan aku, jadi biar ku ikutkan irama main mu. Jangan ku ajari nanti kau yang gak kau minta, karena orang kristen, jangan tanya agama mu kristen atau apa kalau gak ditanya, tapi tunjukan bahwa kau orang kristen, kan itu kan? Hapalnya kau itukan?Begitu juga soal ini. Sekarang kau tanya aku lah, apa yang mau kau tanya?

(22)

P : Kontestasi itukan pertarungan Politik pak, pesta Demokrasi. Apa pak mengenai strategi pemenangan bapak?

J : Strategi pemenangan kita? 1, dulu pegang Tuhan baru dulu pegang hantu, baru nomor 3 alam, kalau alam pas lagi marah, misalnya benci dia kayak sama cewek tadi, alamnya hujan, jadi itu. Kalau Tuhan, apapun kata alam kalau kata Tuhan oke, oke. Tapi kadang-kadang Tuhan inikan, datang juga hantu ini, jadi kita prinsipnya semua harus kita koordinasikan, semua harus kita sinkron kan, setan pun harus kita kasih makan, mulai dari harimau, cacing, binatang segala macam, kita kasih kedudukannya sesuai dengan keinginannya, kalau gak kau kasih harimau makan pasti dimakan kau, buktinya kebun-kebun sawit dimakannya orang jadinya, dia mana mau makan orang kalau cukup makanannya, nah di Politik semua harus kita kasih, jadi gak ada dibilang bahwa Politik itu seperti kau bilang tadi judulnya kan mencari kekuasaan, jadi kalau pun ada teori, teori yang paling bagus, teori si Machiavelli, itu teori yang paling bagus, tapi banyak lagi teorinya, tapi aku mau dari teori mu aja yang ku pake. Jadi, dasarnya persaingan itu ya itu tadi memang alamnya, memang masyarakatnya itukan masyarakat termasuk alam itu ya, ya Tuhan sama hantu, karena kalau kenapa ku masukkan hantu? Karena dilapangan ini banyak hantu, jadi kalau kita gak ikut persoalan, hantu juga main, kenapa banyak Pendeta gak masuk? PDS mati, karena dia ya Tuhan aja, hantu gak dipakenya, main sebelah dia, kalah lah kalau main tinju, tangan kanan masuk surga tangan kiri masuk neraka katanya, dia tangan kanan, satu tangan lah dia, di tumbukin orang, kalah lah dia, nah hantu ini harus di manajemeni, kemana kita berpusat ke Tuhan, kemana kita memanajemeni? Ke hantu, siapa menyelaraskannya? Alam

P : Hantu ini dalam artian apa ini pak?

J : Hantu ini teori Machiavelli tadi, kalau kau masuk dunia Politik jangan bicara teori Agama

P : Tapi bisa merangkul semua gitu pak?

J : Itu makanya, kalau kau bicara Politik jangan kau masukkan teori-teori agama, persoalan, kau bicara poltik tapi kau bilang kasih, ya persoalan, sementara Politik kan cari kekuasaan, kekuasaan kalau memang bagus, bagus, kalau gak bagus di bunuh, itu kekuasaan, sah. Jadi kalau bicara Poltik, nomor 1 tadi kan Tuhan, itu gak bisa di ganggu gugat, tapi kita mau memanajemeni yang 2 ini, hantu sama alam, itu tadi alam sama manusia lah isinya, bagaimana memanajemeninya? Jadi itu, kalau kau payahnya nanti kau, bingung kau nanti. Jadi ke bawah kan, terus apalagi?

(23)

P : Apa memang karena kondisi masyarakatnya Heterogen atau Homogen gitu pak?

J : Heterogen dan saya tidak dipilih oleh orang karo, orang batak. Saya umumnya dipilih oleh orang jawa dan muslim, saya orang katolik, karena saya sadar masuk katolik udah ada yang pegang, masuk karo udah ada yang pegang, masuk batak udah ada yang pegang, namaku Sahat Marulitua ujungnya Tarigan, kalau dibilang aku orang karo, kenapa namaku orang batak, kalau orang batak kenapa marga karo, gak laku semua, hilang. Tapi kan kita mencari kekuasaan kan?

P : Pengalaman bapak sebagai anggota legislatif selama ini pak J : Enak

P : Dari konstituen nya gmna pak? Hubungannya dengan bapak

J : Konstituen? Oh kalau konstituen itu relatif ya, masalah apa sekarang kau tanya? Masalah informasinya, masalah senang puasnya, masalah apanya sekarang?

P : Bagaimana konstituen bapak, indikator kepuasan lah mungkin kita bilang terhadap bapak dari dapil 2

J : Kalau kami ini umumnya, gak ku bilang case by case ya, kasih duit puas, gak kasih duit kurang ajar, konstituen, jadi jujur aja ku kasih pun nanti duit, kasi materi lah, bukan duit, nah sementara di DPR itu gak ada materi, jadi kalian nanti masuk Politik kalau mau banyak duit jangan masuk DPR lah, itulah saksi hidupnya itu, jangan pilih DPR lah, bisa jadi misalnya manalah, ya konsultan, atau kayak profesional, karena secara materi masuk DPR kalau dia murni itu tidak mencukupi untuk dirinya dan keluarganya, kalau dia murni, tapi selalu orang banyak bilang kenapa kau mau lagi jadi anggota DPR, ada sampe 4 kali, sampe jual rumah pun ini ada juga, mungkin itu kata Tuhan atau mungkin kata hantu, tergantung orangnya kan, artinya kalau kata Tuhan ya dimana pun ditempatkan ini rejekimu, jalan dia, kalau kata hantu, buat ma, mantap do i. Walaupun dia gak cukupkan, namanya juga hantu kan, mana masuk keluarga, masuk ke jurangnya hantu.

P : Jadi 3 tadi lah indikator bapak ya pak, sebelum maju J : Iya, Tuhan, manajemeni hantu sama, alam.

P : Kalau bisa berbagi pak, bagaimana strategi bapak dan tim menggodok suara bapak?

(24)

selalu merencanakan, memetakan, memprogress, siap A, B, C, D mana critical point istilahnya yang bersamaan yang harus dikerjakan, sampai target, ada progress, karena aku orang teknik, gak laku rupanya diPolitik, jadi waktu itu, ini fakta ya, kemarin itu kan aku mau ngambil orang batak, masuk timku orang batak, karang-karangnya kau katanya, tarigan, buanglah ini, inikan berjalan terus, limit waktu makin tipis, kecil, masuk aku karo, bikin lah tim orang karo, ah orang bataknya itu nama nya si maruli katanya, mundur, masuk aku katolik, gak boleh udah ada masuk katanya, kau dipinggir-pinggir ajalah kau katanya, ya sebagai orang teknis supaya gak putus asa sama Tuhan, berubah lah kita cari lah yang paling efisien dekat rumah, dekat rumah kan muslim dan jawa, itulah kita godok gimana caranya, caranya tentu pendekatan orang-orang yang 1 dulu yang pasti dia yang di tua kan, sudah pasti, standar, tokoh lah, nomor 2 orang yang efektif dia, orang baik, ringan tangan membantu warga, kalau tokoh dia beda kalau ada acara kan dia datang kasih ceramah, kalau yang baik ringan tangan ini, itu baik kali dia, gampang disuruh, gitu dia. Apa namanya itu? Aktif dia, seperti malaikat misalnya, cek nanti, siapa kalian yang berhasil? Biasanya orang yang sering disuruh, jadi sering jaman sekarang ini yang disuruh-suruhnya kemarin dia, jadi direktur sekarang. Padahal itu yang jadi. Jadi jangan hemat kalian sama tenaga, jangan gengsi, mau disuruh apa pun kalian sama cewek yang ketikan pun mau ajalah, karena jadi suruh-suruhan kalian, kalau disuruh kalian langsung mau, walaupun itu sebenarnya levelmu dibawah, disini nanti malu, segan, siapa yang bisa lakukan itu ya tentu dia harus berhubungan dengan baik. Karena kita kan kristen, kalau kita kan mengorbankan diri, bukan memperkaya diri, kek DPR ini mengorbankan diri, kalau benar, bicara benar ini.

P : Jadi cuma 2 tadi pak? Tokoh sama yang ringan tangan tadi?

J : Tokoh pemuda? Iya. Kalau pemuda, tokoh masyarakat baru yang ringan tangan ini, tokoh agama gak ada, gak ada ku suruh yang tokoh agama, karena aku takut, karena kalau orang agama berpolitik, kan itu tadi yang ku bilang tadi, kalau kita bicara Politik singsingkan itu teori-teori agama, kalau mau bicara Politik, jangan pake, karena berlawanan dengan Machiavelli, berlawanan teorinya itu, kau membaca Politik, pinggirkan dulu bibel, jangan dua-dua kau baca, pusing nanti otak mu, jadi gila nanti

P : Jadi hubungan kita sama Tuhan vertikal gitu pak J : Iya, gak boleh tahu siapapun.

P : Kalau boleh tahu pak tadi tokoh pemuda nya itu apa? Siapa? J : Tokoh pemuda, orang nya atau kegiatannya?

(25)

J : Dia biasanya kan Remaja Mesjid, baru yang menggerakkan pemuda-pemuda yang bikin kegiatan olah raga, gotong royong juga kan pemuda-pemuda itu, kalau udah bapak-bapak mana mau lagi itu disuruh gotong royong, nah itu P : Kalau tokoh masyarakatnya pak?

J : Tokoh masyarakatnya biasanya dia kan lebih condong waktu dia misalnya ngasih kata sambutan di hari pernikahan, hari besar, kalau di agama gak mungkin diumumkannya, misalnya pas diacara perebutan kejuaran atau kumpul-kumpul apalah disitu yang mengundang masyarakat, entah sunatan, entah apa gitukan, kawin, disitu ngomongnya.

P : Yang ringan tadi pak, kerjanya?

J : Yang ringan tangan ini ya itu tadi, biasanya di setiap kampung ada itu, tukang suruh-suruhan

P : Itu fungsinya apa untuk bapak?

J : Dia gampang masuk ke orang lain, misalnya kalau dia waktu di suruh- suruh orang kita kasih misalnya sama dia sesuatu, dia cepat ngasih tau, kalau si suruh-suruhan ini kan memang udah jiwanya kek gitu, dikasih uang syukur, gak dikasih uang syukur, kecuali kalau dia gak suruh-suruhan, wani piro tadi, kalau suruh-suruhan, pasti ada kawan kalian yang gampang disuruh, gak tau kalau kalian udah pakar semua disitu, biasanya ada itu, ada aja, gak terlampau apa dia, gak terlampau pelit untuk mengeluarkan keringatnya, kalau uang jangan dulu lah, ya kalau disuruh-suruh itu dikasih syukur gak dikasih gak jadi bahan acuan ke depan, tapi kalau tadi wani piro kau suruh sekali mau, kedua kali kalau kurang gak mau dia, beda posisinya, jadi itu siapa tau nanti kau mau maju cari suruhan, kalau suruh-suruhan itu kan malaikat kan? Kalau suruh masih malak, jadi kalau udah sering dia disuruh jadi suruh-suruhan malaikat lah dia disitu.

P : Kalau boleh tahu pak, bapak ada menggunakan organisasi masyarakat waktu kontestasi itu pak?

J : Gak ada, orang aku bukan pemain Politik, aku tahu Politik tahun 2014 mau pemilu, gak ada kenal, masuk organisasi apapun tak ada

P : Pujakusuma gitu pak?

J : Kok pujakusuma, karo pun aku tak dekat, pujakusuma lagi kau bilang, cemananya kau turun keatas kau buat

P : Karena kan bapak dilingkungan sekitar jawa muslim J : Iya, gak ada

(26)

J : Ibu-ibu perwiritan ya tim saya lah yang ngapai itu, yang mendekati itu, terserah dia lah. Tapi saya mendekati, personal yang 3 ini, suruh-suruhan, pemuda sama, tokoh masyarakat.

P : Kalau boleh tahu, tokok masyarakat itu ada basik organisasi gak pak? J : Biasanya ada basik organisasinya dia, udah pastinya itu, kalau tokoh

masyarakat itu umumnya punya basik oranganisai karena dia sering komunikasi dengan massa, biasanya kalau pun dia gak mau ditarok dia jadi pimpinan

P : Tokoh masyarakat yang bantu bapak tadi, ada gak bapak yang tahu masuk organisasi apa gitu? Seperti organisasi pujakusuma,

J : Yang pasti pujakusuma P : Itu dia jawa

J : Iya jawa, yang pasti jawa, dia masuk pujakusuma P : Jadi gak ada batak bapak gunakan?

J : Ada, ada batak tapi mayoritas jawa. Karena dukungan tadi kan kita mau cari marketing itu dimana marketnya, kalau sedikit marketing, kalau kita mau jual kopi luwak misalnya, siapa marketnya, kan gak mungkin anak kecil, gak mungkin opung-opung, kan remaja, ini market kita mana? Kan gitu, kita coba market batak gak bisa, karo gak bisa, kita masuk lah ke jawa, jadi market disitu, konsentrasi kesitu, fokus kesitu.

P : Yang penting suara bapak banyakan jawa gitu pak? J : Banyak, banyak lah

P : Kecamatan mana paling banyak pak?

J : Samping rumah saya lah, selayang 2. Cuma itulah yang saya tahu, orang saya gak main Politik, mana ada yang saya tahu, nol semua ini, nol, kalau mau Politik ke bapak itu, jago, 3 kali, pakarnya disitu, kalau aku yang ditempatkan disini

P : Selain pujakusuma ada yang bapak tahu lagi pak? Tokoh masyarakat tadi pak, entah dia berbasis pemuda pancasila atau ikatan pemuda karya, atau ampi?

J : Gak ada

P : Gak ada ya pak, memang khusus untuk primer dia lah ya pak, organisasi kesukuan, gitu

(27)

P : Merga Silima?

J : Iya Merga Silima, khusus daerah Tuntungan, kami tarok lah itu P : Berarti sama pak daniel lah? Pak daniel kan juga pake merga silima

J : Ini kan tadi ku bilang baru dibentuk, daniel udah lama dia udah pakarnya, dia udah membinanya 5 tahun lebih, kalau dia sudah di design, dia datang by design, aku designnya hampir gak ada, padahal saya orang yang memulai sesuatu dari perencanaan, dari design karena saya orang teknik, tapi saya liat di Politik gak laku, buang lah ini. By accident saya.

P : Kalau boleh tau berapa suara pak?

J : Ah sikit, 1600 lebih. Sama dengan sebelas ribu nilai nya itu, sama persisnya, bagusnya pun sama,

P : Sama yang 7 ribuan gitu ya pak

J : Sebelas ribu ku bilang, kau turun-turun kali, yang 4 ribu pun kalah

P : Berarti awal dilingkungan sekitar gitu pak? Karena memang gak ada lagi jalan seperti yang bapak rencanakan ini tadi?

J : Designnya saya ambil dari luar, karena lingkungan sekitar saya waktu itu bicara kalau Politik itu saya gak tau, kalau saya orang karo orang batak masuk ke karo atau batak, gak laku dijual, barang ini gak laku dijual, kek mana mau laku dijual kalau makin jauh keluar sana makin tak laku, cari lah yang dekat, efisiensi juga kan, yang dekat-dekat lah, tapi tadi karena Tuhan kalau makin jauh makin banyak duit, yang dekat-dekat gak terlampau, terkoordinasi

P : Kalau ini pak tokoh yang dari Merga Silima tadi pak, yang di Tuntungan J : Gak tokoh itu, buatkan aja tokoh-tokohan

P : Iya tokoh-tokohan Merga Silima tadi pak, bagaimana bentuk dukungan dia kepada bapak? Apakah dia yang jumpai bapak atau bapak yang jumpai dia?Atau dijumpakan?

(28)

salah dia gakpapa, yang pentingkan nyambung ngomong, saya kan orang karo, prinsip pertama jangan katakan yang sebenarnya, katakan yang sebaiknya. Aku ngomong sama kau, yang sebaiknya ku kasitahu sama kau, bukan yang sebenarnya, kalau simalungun beda, katakanlah yang sebenarnya, yaitulah tulang punggung, karo beda, makanya karo cakapnya liuk-liuk, kalau batak lagi gak bisa itu batak yang jelaskan jangan aku. Jadi waktu kejadian itu, memang saya diperjumpakan dengan orang-orang yang salah tapi benar dan yang benar tapi salah, ada yang benar tapi salah, ada yang salah tapi benar, jadi mau ku bilang bahasa sederhananya kalau Tuhan sudah mengijinkan apapun kau buat itulah jalan, walaupun aku bandal tetap bahasa Tuhan ya, tapi itu yang fakta, karena secara logika baik logika pengetahuan baik logika Ilmu Politik, aku ini gak ada apa-apanya, mungkin pak andi liat aku pun, ah dang adong ho, gak masuk hitungannya aku dibuatnya, gak dikekernya pun aku, main-main pun aku di depan rumahnya gak mau tahunya dia itu, kalau jujur pun pasti dibilangnya iya, orang dia gak kenal, gak pernah kemana-mana, gak tau siapa-siapa, kau bayangkan aja digereja ku aku gak dikasih, ditempat aku bergereja pengurus Gereja ku, dari luar yang datang, wajar karena dia pimpinan DPRD waktu itu pimpinan PDIP, wajarkan, dia udah pengalaman, masa aku orang baru mau duduk di depan, sadar diri jugalah, mikir juga lah aku. Haknya lah itukan, udah lama dia bina, aku tiba-tiba datang mau duduk di depan kan gak mungkin juga Jadi, Politiknya 3 dari yang tadi, yang ku bilang tadi

P : Kalau bentuk nya dari Merga Silima tadi pak, ada gak buat acara untuk memperkenalkan bapak?

J : Ada

P : Apa itu acaranya pak?

J : Yang pasti dulu kita setiap membuat acara yang kita tanyakan kesukaan dia, survey dulu dong apa kesukaan dia, mau keyboard, mau silat mau apa, itu dulu, sekarang ku tanya kau, judul mu apa? Biar ku arahkan ke judul mu P : Judulku peranan organisasi kemasyarakatan pak

J : Peranan organisasi kemasyarakatan ?

P : Di Kota Medan terhadap pemenangan caleg dari dapil 2 J : Nol, gak ada

P : Tokohnya maksudnya pak,

(29)

ini nanti katanya, sampe mamak-mamak di depan ku pun dimaki-makinya, karena dimaki-maki gini, saya kan bagi sembako, udah, sebelum membagi sembako kan data orang, terdata lah dia, dia bilang oke mendukung saya gitulah, tiba-tiba ada lagi orang lain yang semarga dengan dia, ada mamak-mamak udah tua, tentu mungkin semarganya kan datang lah, tau lah ini OKP ini, di diamkannya, pas pembagian sembako, datang lah dia kan sesuai dengan kesepakatan awal, di maki disitu, kau kemarin datang si b kerumah mu ya, kurang ajar, jangan kau kesini lagi kau, padahal udah opung-opung ini, artinya mau ku bilang sama kau, tokoh pemuda yang kau impikan itu, itu gak faktanya, lari jadinya, sementara kita tadi kan Politik, kalau yang dipake preman tadi kan mungkin teori budaya atau teori agama, ya kan, karena tadi dibilang kau kalau sudah si A tetap sama si A jangan lagi pindah-pindah, jangan cari cewek lain gitu kira-kira, kan itu udah bicara agama, Politik kan gak gitu. Kalau udah ku bilang si A ya si A lah, jadi kalau judul mu tadi peranan organisasi kemasyarakatan? Tokoh organisasi ? P : Tokoh kemasyarakatan

J : Kalau aku lebih condong peranan tokoh budaya P : Jawa tadi ya pak?

J : Ya banyak budaya jawa, karo, batak lebih banyak, banyak STM-STM, perkumpulan marga-marga, jadi dia, umumnya jadi kalau marga, pokoknya budaya, jadi, ini budaya, jadi, kalau pemuda gak ada, minta duit itu. Tukar aja itu, bilang aja tokoh pemuda dalam kurung budaya, tokoh budaya, lebih kuat tokoh budaya dari tokoh pemuda, apalagi dengan lunturnya budaya-budaya, dengan banyaknya ruang-ruang kosong, yang banyak orang merindukan pencerahan budaya, jadi orang datang berduyun-duyun, kalau tokoh pemuda nanti kan olahraga, kasih duit, kejuaraan, lari, aku bikin lapangan voli, pas bikin nya rame, setelah dibikinnya, dijual besinya, itu fakta, makanya ku tanya judulmu apa, nanti alurnya sama, siapa, item-itemnya sama, tapi langsung lari ke tokoh budaya, banyakkan, pujakusuma, karo, marga, parna, segala macam, banyak, adat istiadat, tari, jadi luwes kau bermanufer, kalau pemuda okp, ipk, pemuda gereja, paling kek gitu

P : Berarti bapak sudah sempat pernah menjalin hubungan lah sama ketua PP Medan Tuntungan?

J : Ya, semua, bukan tuntungan aja, semua yang dapil 2 lah P : 6 Kecamatan itu

J : Iya, kita cek, yang gak ada, ini cerita duit ini kita buang.

(30)

J : Kalau sembako ini, ini hanya ucapan terimakasih dia sudah datang, jadi kalau kita ucapkan aku mau membagi sembako, ya habis cepat, tapi kalau kita bilang di acaranya tadi apa dia suka, nyanyi keyboard atau nari atau apalah disitu, makan-makan, siap itu baru kita kasih tanda tali kasih, tanda ikatan batin, ikatan apalah namanya itu, tapi kalau kita bilang mau bagi sembako gak ada ikatan apa-apa, artinya ya sama aja kek kau motong jalan kau kasih-kasihin orang sembako, siapa itu? Orang kebanyakan duitnya itu atau orang sarap nya itu, kan bisa ajakan.

P : Oh berarti acara luan lah baru bapak masuk gitu? J : Iyalah

P : Itu acaranya dimana kalau bisa tau pak?

J : Yang paling banyak di daerah saya lah, Tuntungan, di Selayang

P : Berarti yang bapak bilang tadi itu berhubungan sama ketua PP Tuntungan lah?

J : Gak, gak ku pake, kalau PP gak ku pake P : Yang maki opung tadi?

(31)

Narasumber : Tombos Sitanggang

Jabatan : Ketua Anak Ranting II Pemuda Pancasila Ranting Anggrung

Tanggal : 21 Januari 2016

P : Jabatan di organisasi anda apa? J : Ketua anak ranting II Anggrung

P : Dukungan organisasi sewaktu pemilu legislatif kepada siapa ?

J : Kalau dukungan organisasinya banyak yang didukung, gak bisa disebutkan satu-satu, salah satunya adalah Iswanda Nanda Ramli, anaknya Bangkit Sitepu si Ratna, jadi gini Pemilu legislatifnya itu kan ada daerah pemilihannya, 1, 2, 3 kan itukan kalau tingkat medan, mereka itukan, ada yang dari Partai dan ada yang independen, kalau independen itu langsung dari kader Pemuda Pancasila yang mengajukan diri gitu, kalau dari Partai itu seperti Iswanda Nanda Ramli yang membawa Partai Golkar kan, karena Partai Golkarkan. Ketua Golkar Sumut nya kan Ajib, ya jadi otomatis, Pemuda Pancasila se-Kota Medan, kalau datang hajatan ke wilayah ranah hukum, atau wilayah kerja MPC Kota Medan harus disambut. Jadi Iswanda harus membawa nama Golkar. Jadi buat Ratna itu, dia itu independen kalau gak salah ya, karena menghargai BS sesepuh Pemuda Pancasila. Jadi berbicara personal sama MPC Kota Medan. Jadi dukungannya di bagi perwilayah.

P : Ketua PP Polonia, acudan dukung siapa?

J : Kalau diliat dari ranahnya, acudan pasti dukung Iswanda Ramli, karena itukan dapilnya Ramli, Polonia, Mongonsidi, baru apa itu, Mesjid Maimun, wilayah Maimun. Karena itu wilayah pemilihan Iswanda Ramli.

P : Adakah kegiatan dari Iswanda menggunakan pakai nama Pemuda Pancasila?

J : Kalau itu kurang tau, kalau yang saya tau bahwa iswanda datang memang, datang ke.., ibaratnya sama masyarakat dirangkul dia, mulai dari warga, kepling, ormas, gitu. Kalau arahan memang, arahan MPC Medan bilang, mendukung siapa yang datang sama kita, itu yang kita dukung, siapa yang datang sama kita meminta dukungan wajib kita dukung, kan seperti itu. P : Apakah abang tahu bahwa Iswanda mempunyai hubungan sama Acudan

pas Pemilu kemarin?

(32)

P : Adakah setau abang transaksional yang terjadi antar Iswanda ke PP Polonia?

J : Kurang tau kenal apa enggak, yang pastikan rumah si, gini loh kalau ada transaksional kan aku kurang tau, Cuma kalau diliat dari tempat tinggal kan Iswanda tinggal di daerah Mongonsidi, di daerah perbatasan apa itu, daerah Sudirman itu sama Kecamatan Polonia kan, kalau diliat sih, gak mungkin gak kenal acudan sama Iswanda Ramli, tapi kalau bicara transaksional aku kurang tau antar mereka.

P : Peranan organisasi PP di Kota Medan dan Politik seperti apa?

J : Kalau diliat dari situ barometernya kuatlah, contoh hal tindakan nyata, contohnya kemarin bukber bersama anak yatim piatu di Mesjid H. Anif di cemara asri, jadi MPC Kota Medan itu mengadakan kegiatan sekaligus bersilahturahmi bersama warga se-Kota Medan, menyantuni anak yatim piatu, melalui baksos.

P : Sistem organisasi pimpinan anak ranting seperti apa?

J : Sistemnya itu seperti ini, dia itu kalau anak ranting, membawahi lingkungan, ibaratnya lingkungan itu RW, biasanya RW membawahi 2 sampai 4 RT, jadi ibaratnya anak ranting itu dibentuk sejajar dengan luasnya cakupan RT, jadi kalau dari bawah dia ini anak ranting paling bawah, sejajar dengan RW.

P : Bagaimana membuat anggota loyal kepada pimpinan atau tokoh?

J : Ya ibaratnya kalau kita sebagai pemimpin, jadi kita harus tau apa yang diinginkan anggota gitu, kita berusaha mewujudkannya, ibaratnya aspirasi dari anggota itu kita harus mencapai itu, dengan demikian kalau kita mencapai itu, otomatis puas dan loyalitas merekapun terbentuk, ada kapasitas kita sebagai ketua, ada juga batasan sebagai ketua, kapasitas kita sebagai ketua berusaha memenuhi apa yang diinginkan oleh anggota, tapi batasan kita sebagai ketua ada yang tidak bisa dipenuhi oleh ketua kepada anggotanya, dengan demikian ada batasan ketua tidak bisa memenuhi permintaan anggota disitu anggota harus memaklumi. Ibaratnya, tidak semua ketua itu bisa mewujudkan apa yang diinginkan anggota, tapi dengan demikian, walaupun tidak bisa ketua itu mewujudkan keinginan anggota kita, anggota kita itulah yang mengerti, memaklumi keterbatasan ketua mereka sendiri.

P : Bagaimana peranan ormas dalam masyarakat ?

(33)

disitulah tadi peran ormas tadi sebagai wadah dari masyarakat, ibaratnya gimana menyejahterakan anggotanya supaya bisa hidup. Supaya bisa makan, ya dengan cara begitu membuat proposal ke hermes mengajukan proposal ke hermes, apa saja yang bisa dilakukan di hermes, atau kerjaan apa yang bisa dilakukan di hermes, apa yang dapat dilakukan di hermes itu, seperti mau jadi sekuriti, tukang parkir, pegawai toko, atau pegawai kebersihan apa segala macam, jadi disitulah sosialisasi tadi, bahwasanya ada dewan masyarakat disitu ingin bekerja sama dengan pihak pengusaha tadi, bagaimana bisa menyejahterakan anggotanya. Gitulah, jadi ormas itu bukan semata-mata, minta-minta dana bantuan tidak, ormas itu mengedepankan gimana bisa, hidup, makan, dengan cara halal, dengan cara yang tidak melanggar hukum gitu.

P : PP dan IPK sering bentrok, menurut anda sering terlibat seperti itu karena apa?

(34)

Narasumber : H. Waginto, S.T

Jabatan : Anggota DPRD Kota Medan (2014-2019) Tanggal : 14 April 2015

P : Bapak dari dapil 2 pak, kenapa bapak ambil dapil 2 pak?

J : Yang pertama, saya penduduk dapil 2, secara politis masyarakat kita pun banyak, satu dapil 2 itu, ada 142 calon, bisa saja mereka akan lihat, siapa-siapa darimana, walaupun secara umum saya bisa dimana mana, karena saya orang organisasi. Saya ambil dapil 2 lebih mempermudahlah, disamping itu saya sudah banyak kontribusi di daerah saya gitu

P : Boleh tau pak berapa suara bapak? J : 2077

P : Bagaimana pengalaman bapak sebagai anggota legislatif sejauh ini pak? J : Anggota legislatif itu yang paling banyakkan sudah, kerjanya kan cuma

bicara, belajar undang-undang, baca peraturan, dan itu kita konsultasi terus ke semua penjuru, ke bali, ke jogja, ke surabaya, semarang, jakarta, ke bekasi, dan itu semua kita konsultasi kemasyarakat semua, akhirnya kita tau, Cuma luar biasa pengetahuan kita tentang politis, tentang implementasi dan UUD 45 , memang semuanya mengacu apa yang selama ini kita pelajari, apa itu undang - undang, apa itu pancasila, disitu baru kita tau, kita menjadi banyak wawasan tentang apa saja

P : Waktu masuknya dulu sama kak Yohana dulu, bukan sama bang Bobby kan, kalo bisa tau pak, berbagi, bagaimana strategi bapak dengan tim hingga bapak duduk jadi dewan?

J : Yang pertama, bahwa saya awal mu awalnya kan bukan kader ataupun punya jabatan di Gerindra, artinya saya simpatisan, karena saya waktu itu kan BUMN, saya datang menjadi kader, wajib sebagai kader mencalonkan diri, diterima, terus saya yang pertama kali saya lihat peta, calon dapil 2 itu, terus berpotensi, akhirnya saya melihat bisa saya disini, akhirnya yang pertama bahwa saya satu-satunya orang jawa dari basic organisasi di dapil 2 dari semua Partai, saya tertarik, saya tidak merasa tersaingi, saya tidak mengganggu konsituen, itu aja, dan ternyata dapil 2 itu kan banyak 414 ribu DPT, saya di kelurahan polonia,di tempat saya aja udah 13 ribu DPT, sementara saya hitung-hitung dan dari pengalaman historis hitungan-hitungan sebenarnya ini 4 ribu suara saja menang aku dapil 2 ini,

P : Kalau boleh berbagi, bagaimana strategi bapak untuk memenangkan pemilu legislatif 2014?

(35)

maju untuk caleg, saya sudah ikut berorganisasi, ada banyak saya mengikuti organisasi, mulai dari keagamaan saya masuk pengurus mesjid sekitar rumah saya, perkumpulan-perkumpulan kesukuan saya, masyarakat jawa di daerah polonia, setiap hari waktu saya itu banyak habis untuk diluar rumah, mendatangi anggota yang sakit, yang meninggal dunia, yang melakukan hajatan, jadi saya sudah lama berorganisasi, karna saya kemarin pegawai BUMN, jadi saya tidak bisa berpartai, sesuai dengan undang-undang kan bahwa pegawai gak bisa ikut partai, kemudian saya pensiun dari polonia itu, kemudian saya masuk partai gerindra, jadi sudah sangat lama saya melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat.

P : Apakah bapak ada menggunakan organisasi masyarakat dalam pemenangan bapak pada Pemilu kemarin ?

J : kalau kita bilang organisasi masyarakat jawa, ada, saya melakukannya sudah lama menjalin hubungan, saya itu, kurang lebih ada sekitar 60-an organisasi yang saya ikuti, nah saya menjalin silahturahmi dengan masyarakat banyak melalui organisasi-organisasi yang saya masuki, begitu. P : Ada gak pak, bapak menggunakan organisasi seperti Pemuda Pancasila

atau IPK gitu gak pak dalam pemenangan bapak ?

J : Kalau ormas kepemudaan itu gak ada, tapi kalau organisasi kepemudaan sepeti remaja mesjid ada, kan saya td pengurus mesjid di daerah rumah saya, jadi saya datangi juga ketua remaja mesjid itu, saya ngomong-ngomong sama mereka, saya juga ikut aktif membantu kegiatan mereka, dan itu sudah lama juga saya jalin, tapi kalau PP dan IPK gtu saya gak ada. P : Ohh, gitu ya pak, oke pak makasi atas waktunya.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muryanto. 2013. Politik Layar Terkembang: Lintasan Sejarah Pemuda Pancasila Sumatera Utara Dalam Kekuasaan. Medan: Vote institute. _____________. 2013. Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang peran Pemuda

Pancasila dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008). Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia. _____________. 2014. Relasi Jaringan Organisasi Pemuda Dalam Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara. Jurnal Komunitas Research & Learning In Sociology And Anthropology.

_____________. 2015. Relasi Simbiosis Mutualisme dan Transaksional: relasi organisasi pemuda dengan calon DPR Dapil 1 Sumatera Utara. Medan: Vote Institute

Anderson, John. 1924. Mission to The East Cost of Sumatra: A Report. London: Blackwood.

Bernard Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Creswell, John, W. 2012. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahl, Robert, A. 1985. Dilema Demokrasi Pluralis: Antara Otonomi dan Kontrol, Jakarta: Rajawali Press.

Karina, Nina. 2008. “Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara”. Tesis. Magister Studi Pembangunan. FISIP USU.

Loftland, J. 1971. Analyzing Social Settings: A Guide to Qualitative Observation and Analysis.Belmont, CA: Wadsworth.

Masaaki, Okamoto, dan Abdur, Rozaki. 2006. Kelompok Kekerasan dan Bos Lokal di Era Reformasi. IRE Press.

Meuraxa, D. 1975. Sejarah Hari Jadinya Kota Medan. Medan: Sastrawan.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Norris, Pippa. 2005. Radical Right: Voters and Parties in the Electoral Market. New York: Cambridge University Press.

Pasaribu, Sarmadan. 2002. Peranan Pemuda Pancasila Menentang Gerakan Partai Komunis Indonesia di Kotamadya Medan. Tahun 1960 sampai Tahun 1966. Skripsi. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera.

Pelzer, K. J. 1978. Planter and Peasent: Colonial Policy and the Agrarian Stuggle in East Coast Sumatera (1863–1847). S’Gravenhage: Martinus Nijhoff. Robert, Yin, K. 2000. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Rochijat, Pipit. 2004. Catatan Atas Pemilu Legislatif 2004. Sumber diperoleh dari Watch Indonesia: The University of Michigan.

(37)

Sanit, Arbi. 2010. Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik, dan Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sidel, John, T. 2005. “Bosisme dan Demokrasi di Filipina, Thailand dan Indonesia, Menuju Kerangka Analisis Baru Tentang “Orang Kuat Lokal” dalam John Harris, Kristian Stokke, Olle Tornquist (ed). Politisasi Demokrasi : Politik Lokal Baru. Jakarta: Demos.

Simpson, Bradley, R. 2010. Economists with Guns: Amerika Serikat, CIA, dan Munculnya Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Sinar, T. Luckman. 1986. Konsep Sejarah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Medan: Pemkab Dati II Deli Serdang.

Sitepu P. Antonius. 2012. Teori-Teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suyanto, Bagong, dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Thaib, R. 1959. Lima Puluh Tahun Kotapraja. Medan: Panitia Tahun Kotapraja Medan.

Zuhro, Siti, R. dkk. 2009. Demokrasi Lokal Peran Aktor Dalam Demokratisasi. Yogyakarta: Ombak

Sumber Lain :

Kota Medan, pintu gerbang utara sumatera

Leo, Agustino dan Mohammad, Agus, Yusoff. 2010. “Politik lokal di Indonesia: Dari Otokratik ke Reformasi Politik”. Jurnal Ilmu Politik. Nomor 21.

AIPI. Jakarta.

Diakses

tanggal 28 Februari 2015.

Majalah Bhinneka. 2015. Setengah Abad Genosida ’65. Surabaya: Yayasan Bhinneka Nusantara.

Migdal, Joel, 1998. Strong Societies and Weak States: State-Society Relations and State Capabilities in the Third World. Princeton: Princeton

University Press.

Sejarah Lahirnya Kota Medan

Sidel, John, T. 2005. “Bossism and Democracy in the Philippines, Thailand, and

Indonesia: Towards an Alternativ

Sidel, John, T. 1999. Capital, coercion, crime; Bossism in the Philippines. Stanford:

Stanford University Press.

(38)

(39)

BAB III

RELASI CALON ANGGOTA LEGISLATIF DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PADA PEMILU 2014

3.1. Dinamika Politik Organisasi Kemasyarakatan di Kota Medan

Berkembangnya berbagai macam organisasi kemasyarakatan di Kota Medan menandakan bahwa tingginya partisipasi dan perhatian masyarakat terhadap aktifitas sosial politik. Provinsi Sumatera Utara memiliki 1700-an organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) telah terdaftar di Kesbangpol Linmas Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013. Meskipun ada banyak organisasi kemasyarakatan yang terdaftar di Provinsi Sumatera Utara, tetapi hanya Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya yang lebih dikenal oleh mayoritas masyarakat di Kota Medan. Kegiatan-kegiatan pelantikan yang selalu menggunakan atribut uniform seperti penggunaan seragam untuk dilihat oleh masyarakat dari setiap aktivitas kedua organisasi ini. Tak jarang kedua organisasi ini melakukan kegiatan sosial seperti memberi bantuan sedekah, bakti sosial bagi masyarakat miskin, buka puasa bersama masyarakat dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sering kali terjadi bentrokan antar kedua organisasi kemasyarakatan ini yang dipicu masalah hal sepele di Kota Medan.

Pada awal berdirinya organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila bertujuan untuk memberantas komunis dari Indonesia. Para preman-preman yang dikumpulkan oleh TNI pada saat itu bekerja untuk melawan aktivitas pergerakan PKI. Salah satu dari preman itu adalah M. Y. Effendi Nasution atau yang sering dipanggil pendi keling.

“…Pada dasarnya memang kita diciptakan keras untuk melawan pergerakan PKI, itu tidak bisa kita pungkiri, politiknya seperti itu, jadi kalau dibilang organisasi preman ya silahkan, memang dulu beberapa preman yang direkrut oleh TNI untuk jadi organisasi pemuda pancasila akhirnya diciptakan untuk menghadang pergerakan PKI.”102

102

(40)

Pemuda Pancasila berusaha mengubah citra organisasi dari organisasi kekerasan/preman menjadi organisasi kemasyarakatan yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Terpilihnya Marzuki dalam Musyawarah Wilayah ke VIII sebagai ketua mengharuskan kegiatan organisasi lebih banyak dilakukan untuk pembinaan internal terkait anggota dan pengurus organisasi. Marzuki merupakan tokoh eksponen “66” yang aktif semasa pemberantasan komunis di Sumatera Utara. Marzuki juga ikut membidani Pemuda Pancasila di awal pendiriannya dan aksi massa untuk membunuh aktivis PKI juga turut disaksikannya.

Setelah menjadi ketua wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara tahun 1999, Marzuki memilih profesi sebagai politisi Golkar dan terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (2004-2009) dari Partai Golkar. Pada tingkat MPC Kota Medan tahun 2006 di ketuai oleh Bangkit Sitepu yang juga berasal dari Partai Golkar (1999-2009) dan duduk sebagai anggota DPRD Kota Medan. Orientasi kegiatan periode ini lebih diarahkan pada pemantapan independensi organisasi, penyaluran aspirasi politik Pemuda Pancasila kepada Golongan Karya, dan pengembangan serta konsolidasi wawasan anggota. Kegiatan-kegiatan organisasi yang pada mulanya digerakkan oleh pengurus wilayah sudah mulai didelegasikan kepada satuan-satuan pengurus di tingkat bawahnya. Basis-basis kegiatan berada pada satuan-satuan pengurus yang terkecil yang terkait langsung dengan lingkungan masyarakat. Dukungan politik Pemuda Pancasila yang diberikan kepada pemerintah Orde Baru menjadi kegiatan penting organisasi.

(41)

kekuasaan untuk pembagian pendapatan dari usaha perjudian menjadi salah satu faktor berdirinya organisasi Ikatan Pemuda Karya.

Kepemimpinan Oloan Panggabean “godfather” di Ikatan Pemuda Karya membawa beberapa perubahan dalam konstalasi kekuasaan yang dimiliki oleh organisasi kemasyarakatan di kota Medan. Oleh karena kepiawaiannya dalam memainkan peran diantara tokoh-tokoh berpengaruh baik dari kalangan sipil dan militer, Ikatan Pemuda Karya yang didirikan oleh beliau bahkan menjadi lebih kuat daripada Pemuda Pancasila yang ditinggalkannya tahun 1978. Bentrokan sering terjadi diantara kedua organisasi kemasyarakatan yang paling dikenal di Kota Medan ini. Penyebabnya terjadi hanya perkara masalah kepentingan, eksistensi organisasi, perebutan lahan parkir on the rood hingga masalah saling ejek-ejekan. Meskipun para pengikut organisasi pemuda itu terlibat dalam aksi kekerasan seperti perkelahian untuk memperebutkan pengaruh atau akses atas dunia kriminal di Kota Medan, namun hal tersebut tidak terjadi di kalangan para elitnya. Terbukti dalam tubuh pimpinan dari Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya yaitu, Bangkit Sitepu dan Moses Tambunan (Ketua Ikatan Pemuda Karya Sumatera Utara) yang berada satu Partai yaitu Partai Golkar.

(42)

akhirnya anggota yang beralih masuk ke organisasi Ikatan Pemuda Karya inilah yang mengembosi keberadaan organisasi Pemuda Pancasila. Oloan sang godfather dahulunya adalah anggota Pemuda Pancasila Medan, dan pada saat ini

Ketua DPD IPK Kota Medan yaitu Thomas Purba juga dahulunya adalah Pimpinan Komando Inti (KOTI) Pemuda Pancasila Medan.103

“…….itu semua hanya masalah sesuap nasi, demi sejengkal perut, kedua organisasi ini benar, sama-sama ingin cari makan, cumin kita gaktau kondisi dilapangan itu seperti apa, karena kondisi dilapangan itu berbeda berbanding jauh dengan teori, teorinya ingin hidup berdampingan bersama-sama contoh parkir A dipegang PP, parkir B dipegang IPK, tapi kadang dilapangan itukan ada timbul ketidakpuasan. contoh ketidakpuasan itu pemasukan parkir A lebih banyak dari pemasukan parkir B, jadi disitulah timbul cek-cok, disitulah timbul perselisihan, contoh-contoh seperti itunya.”104

Konflik yang terjadi terakhir ini antara organisasi Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya yang terjadi pada awal Tahun 2016, pada saat H-1 Pelantikan MPC Pemuda Pancasila Kota Medan. Pada saat MPC Pemuda Pancasila akan berangkat dari Kantor MPC Kota Medan yang berada di jalan sutrisno ke Lapangan Merdeka untuk melaksanakan geladi bersih, kemudian sekelompok anggota dari organisasi Ikatan Pemuda Karya melintas dari jalan Thamrin dengan menggunakan seragam. Penjelasan yang diutarakan oleh Brando Simanjuntak yang menjabat sebagai sekretaris DPD IPK Kota Medan bahwa sehari sebelum bentrokan, Brando mengingatkan pada anggota yang konvoi start dari kantor IPK Medan jangan ada yang melewati jalan Thamrin, yang pada keesokan harinya untuk ikut menghadiri pelantikan pengurus IPK di kawasan jalan pelajar, Medan Kota. Dari bentrokan tersebut pihak organisasi Ikatan Pemuda Karya kehilangan 2 anggotanya yang tewas dan belasan kendaraan dirusak. Menurut Brando, mengendalikan para preman-preman ini sulit, kalau sudah terjadi bentrokan organisasi yang tercoreng, unsur pimpinan yang turun tangan untuk meredakan para anggota bawahannya.

103

Wawancara dengan Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kota Medan, 1 April 2016, di Kantor MPC Kota Medan.

104

(43)

Pasca bentrokan itu sudah tidak ada lagi konflik yang terjadi setelah pimpinan kedua organisasi itu dipertemukan oleh pihak yang dapat menjadi mediator untuk dapat menjamin bahwa konflik tersebut dapat dituntaskan. Kemudian masing-masing organisasi dapat menjaga anggotanya agar tidak membuat keonaran yang dapat menganggu ketentraman serta kenyaman dari masyarakat. Penyelesaian konflik yang baik adalah dengan mempertemukan pimpinan dari dua kelompok yang sedang mengalami konflik dan masing-masing kelompok atau organisasi menyampaikan pendapatnya masing-masing secara terbuka dan tanpa ada yang ditutupi. Pertemuan seperti itu biasanya membuahkan hasil dan merupakan titik awal dalam menanggulangi tingkat konflik yang terjadi. Hal seperti itulah yang terjadi pada organisasi Pemuda Pancasila dengan organisasi Ikatan Pemuda Karya setelah adanya kesepakatan damai. Masing-masing anggota organisasi harus patuh kepada perintah Ketua organisasinya. Implentasi lapangan kadang-kadang masih saja ada anggota yang melanggar kesepakatan damai padahal sudah ada dibuat sanksinya.

Dampak dari pertikaian antara Ikatan Pemuda Karya dan Pemuda Pancasila menyebabkan masyarakat menjadi antipati atau benci dan merasa ketakutan terhadap keberadaan kedua organisasi ini. Sering terjadi apabila ada keributan atau perkelahian, masyarakat yang selalu memberikan informasi kepada pihak keamanan agar cepat mengambil tindakan yang dianggap dapat meredam keributan tersebut. Masyarakat juga telah membuat kesepakatan di antara mereka, apabila aparat keamanan tidak dapat mengambil tindakan tegas maka masyarakatlah yang akan bertindak untuk melawan kelompok pemuda yang telah menimbulkan keonaran dan kekacauan di sekitar daerah mereka tinggal ataupun daerah tempat mereka mencari nafkah.105

Dalam konflik tersebut dapat dilihat begitu gigihnya masing-masing anggota kelompok pemuda untuk mempertahankan eksistensi dari organisasinya. Mereka berfikiran bagaimana cara untuk menjatuhkan pihak lawan dan harus

105

(44)

dapat kemenangan disetiap perlawanan. Dari setiap kemenangan itu akan dianggap sebagai kemenangan dari organisasi, dan kelompok yang menang akan disegani oleh pihak yang lain. Masing-masing dari anggota kelompok akan saling mempertahankan diri dalam membesarkan nama organisasi masing-masing. Anggota dari kedua organisasi ini apabila terkena musibah seperti kena bacok, tikaman, dan bahkan sampai meninggal dunia, biasanya mereka akan mendapatkan bantuan atau dana dari orang-orang yang berada diorganisasinya masing-masing. Loyalitas anggota dari satu kelompok akan terlihat saat mereka dihadapkan pada suatu masalah yang besar yang membawa-bawa nama organisasi. Oleh Karena itu, maka saat itulah rasa solidaritas itu akan timbul.106

Dalam perkembangan demokrasi di Indonesia sejak reformasi hingga saat ini telah berkembang pemikiran untuk mengimplementasikan asas kedaulatan rakyat dengan berbagai cara, tidak hanya terbatas pada partisipasi mereka dalam Pemilu untuk memilih anggota legislatif yang merupakan perwujudan wakil rakyat, melainkan juga melalui pemilihan lembaga eksekutif mulai dari lembaga eksekutif tertinggi yaitu presiden sampai kepala daerah. Pemilihan Umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan 3.2. Calon Anggota Legislatif DPRD Daerah Pemilihan 2 Kota Medan dan Tokoh Organisasi Kemasyarakatan dalam Pemilu Legislatif 2014

Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu keniscayaan dalam sistem bernegara di negara-negara dunia saat ini. Manifestasi dari kedaulatan rakyat dapat dilihat dari partisipasi rakyat dalam Pemilihan Umum dan keterlibatan dalam Partai Politik. Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi Negara Indonesia menyatakan bahwa rakyat sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam Negara.

106

(45)

Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.

Pemilihan Umum telah dia

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Gambar 3.1 Bagan Hubungan Saling Menguntungkan Antara Calon Anggota Legislatif
Gambar 2.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

1. Proses seleksi kandidat melalui metode skoring yang ditentukan pengurus DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung dapat memunculkan tindakan yang dinilai kurang kompetitif bagi