DAFTAR PUSTAKA
[1]
https://www.alpensteel.com/311-213-energi-angin-wind-turbine-mill/3656--pemakaian -listrik-indonesia-asian-yang-boros (20 September 2015)
[2]
https://www.scribd.com/doc/139236602/Sejarah-Mesin-Pendingin
(20 September 2015)
[3]
Young & Freedman. 2002. College Physics. San Francisco: Pearson Education
,Inc, publishing as Addison-Wesley
[4
http://catatan-teknik.blogspot/2016/12/sejarah-refrigerasi-teknik-pendingin.html
(20 September 2015)
[5]
www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30782/4/Chapter%20II.pdf
(21 September 2015)
[6]
http://infohikmatuliman.wordpress.com/2013/08/28/pendingin-sederhana-dari-pot-bunga/ (21 September 2015)
[7]
http://huishujia.com/RefrigeratorWithoutElectricity.html (21September 2015)
[8]
S.K. Wang,Handbook of Air Conditioning and Refrigeration,Edisi 5, John
Wiley & Sons.Inc.,2006.
[9]
http://aayfazema.blogspot.com/2012/10/refrigerant-cairan-pendingin.html
(23September 2015)
[10]
Mutiara Septiani, Cindy. 2013. Makalah Air Pendingin, Malang
[11]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu (25 September 2015)
[12] ]
http://hutankita.com/2013/01/kayu-tahan-air--dan-kelembaban.html
(25 September 2015)
[13]
[14]
http://rimbakita.blogspot.com/2013/01/kayu-bangkirai.html
(25 September 2015)
[15]
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_K
EHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm (28 September 2015)
[16]
http://id.wikipedia.org/wiki/Karung_goni (29 September 2015)
[17]
http://wwwcoolingspaepart.co.id/article/2014/1/216-Pipa-Tembaga-Pendingin-Evaporator.html (30 September 2015)
[19]
Incropera. 1998. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Sixth Edition. New York : Wiley
[20]
ASHRAE,ASHRAE Handbook 1997,Fundamentals,Atlanta,GA,1998.
[21]
Cengel. A. Yunus. 2003. Heat Transfer Second Edition. New York : Mc Graw-
Hill
[22]]
Refrigeration and Air Conditioning, EE IT,Khangpur,India.2008 (22 Januari
2016)
[23]
http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efisiensi.html (22 Januari
2016)
[24]
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
[25]
Sjaifullah.1997.Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kesegaran Buah.
Teknologi Penanganan Pasca Panen. PT. Rineke Cipta, Jakarta
[26]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lantai 4 dan Lantai 3 gedung Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun letak penelitiana
ini seperti ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar.3.1 Tata Letak Lokasi Penelitian
3.1.2 Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4(empat) bulan, yaitu mulai bulan Oktober
2015 sampai Februari 2016. Hal itu sudah termasuk penyediaan bahan dan
pengolahan data hasil penelitian.
3.2Bahan dan Peralatan
3.2.1 Bahan
1. Goni
Goni memiliki daya serap air yang tinggi. Oleh karena itu, goni digunakan sebagai tempat penyimpanan air yang diperlukan untuk menyerap panas sayur dan buah. Pada konstruksi ini digunakan jenis goni yang bersih..
Gambar 3.2. Kain Goni
2. Kayu Suren/Ingul
Kayu ingul merupakan bahan dasar pembuatan pondasi lemari pendingin tanpa listrik. Penggunaan kayu ingul dikarenakan sifatnya yang tahan air dan murah.
Gambar 3.3. Kayu ingul 3. Triplek
4. Paku
Paku digunakan sebagai alat penyambung antara kayu dengan Kain goni. Selain itu, paku juga digunakan dalam pemasangan goni pada kayu.
Gambar 3.5. Paku 5. Baut
Baut digunakan sebagai alat pengunci antar kayu sehingga kayu dapat berdiri kokoh. Jenis baut yang digunakan adalah baut M-12 X 80
Gambar 3.6. Baut M-12 X 80
6. Pipa Kapiler
Pipa Kapiler digunakan untuk mengalirkan air sebgagai media pendingin kedalam peti pendingin,
7.
7. Plat Aluminium
Plat Seng Aluminium digunakan untuk dibentuk sebagai reservoir air diatas dan dibawah lemari pendingin.
Gambar 3.8. Plat Seng Aluminium
3.2.2. Peralatan
Berikut ini adalah alat- alat yang diperlukan dalam pengerjaan lemari pendingin tanpa listrik.
1. Martil / palu
Alat ini digunakan untuk memalu paku- paku pada sambungan antar kayu sehingga kayu dapat merekat dengan erat.
Gambar 3.9. Martil
Panjang : 30cm
2. Gunting
Alat ini digunakan untuk menggunting kain goni yang akan digunakan sebagai alat penyerap air.
Gambar 3.10 Gunting
3. Gergaji Listrik
Gergaji listrik digunakan untuk menggergaji kayu yang akan digunakan sehingga mendapatkan ukuran yang sesuai.
Gambar 3.11. Gergaji Listrik Merek BOSCH 4. Bor listrik
Digunakan dalam membuat lubang pada kayu sehingga dapat menggunakan baut sebagai pengunci antar kayu.
Panjang : 21 cm
Berat : 0,3 kg
BOSCH Jigsaw (GST 80 PBE)
Kecepatan potong : 500 - 3100 rpm
Sudut kemiringan : 45°
Konsumsi daya : 580Watt
Berat : 2,4 kg
Drill BOSCH GBM 13 RE
Daya listrik : 600 Watt
Kapasitas bor kayu : 30 mm
Kecepatan tanpa beban : 0 - 2600rpm
5.Tube Bender
Digunakan untuk membengkokkan pipa tembaga sehingga dapat membentuk pipa evaporator.
Gambar 3.13.Tube Bender
6.Tube Cutter
Digunakan untuk memotong pipa tembaga yang dipakai sebagai pipa kapiler.
Gambar 3.14.Tube Cutter 7.Flaring
5. Laptop
Laptop digunakan dalam pembuatan pemograman pada Excel dan pendesainan lemari pendingin dengan menggunakan software Autocad.
Gambar 3.16. Laptop Acer
6. Data Akusisi Thermocouple
Thermocouple digunakan untuk mengukur temperatur pada kentang, dimana alat ini bekerja secara otomatis dan mencatat hasil pengukuran dalam bentuk file Ms. Excel.
Gambar 3.17. Thermocouple merek Cole Parmer
Spesifikasi :
Tipe : Cole Parmer 18200-40
Buatan : USA
Jumlah sensor termokopel : 8 channels multiplexer
Volt : +5 V
Tipe Sensor :
Processor: AMD E350 (2.0GHz, 2MB L2 Cache, 800Mhz FSB)
Chipset: AMD Vision 40GL Chipset
Memory: 4GB DDR2 PC5200, up to 4GB (2 DIMMs)
Hard Drive: 500GB SATA
Optical Drive: DVDRW±RW
Display: 14.1” WXGA BrightView TFT with 1280x800 Max Resolution
Tabel 3.1 Spesifikasi Tipe Sensor Data Akusisi
Yang digunakan dalam penelitian sensor tipe k
Dimensi : 12 cm x 9 cm x 3,5 cm
Berat : 0,23 kg
Interval pengukuran :1-24 jam per tampilan (number of sample displayed)
Sampling rate :0-100 secs/sample
7. Hobo Microstation Data Logger
Alat ini di hubungkan ke data logger untuk kemudian dihubungkan
ke komputer untuk diolah datanya.
Spesifikasi Alat :
a. Skala pengoperasian: 20 oC-50 oC dengan baterai alkalin 40 oC-70 oC
dengan baterai lithium
b. Input Processor: 3 buah sensor pintar multi channel monitoring
c. Ukuran: 8,9 cm x 11,4 cm x 5,4 cm
d. Berat: 0,36 kg
e. Memori: 512 kilobyte. Penyimpanan data nonvolatile flash
f. Interval Pengukuran: 1 detik - 18 jam (tergantung pengguna)
g. Akurasi Waktu: 0 detik - 2 detik
Gambar 3.18 Hobo Microstation data logger
8. Komponen percobaan lainnya
Komponen percobaan yang dimaksud di sini adalah:
- Selotip hitam, berfungsi untuk menempelkan kabel termokopel dalam lemari pendingin pada tempat yang diinginkan.
- Air, digunakan sebagai media pendingin.
- Sayur dan buah, digunakan sebagai objek yang akan didinginkan.
3.3Prosedur Penelitian
3.3.1 Pembuatan Desain Lemari pendingin Tanpa Listrik
Tabel 3.2 Dimensi Lemari Pendingin
Gambar 3.19 Lemari Pendingin
3.3.2 Penyiapan Alat dan Bahan
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan bahan- bahan yang diperlukan dalam pengkonstruksian lemari pendingin tanpa listrik ini.
3.3.3 Perakitan Lemari Pendingin Tanpa Listrik
Pembuatan lemari pendingin ini cukup sederhana, namun dibutuhkan ketelitian yang cukup tinggi dalam pembuatannya. Jika ketelitian kurang tinggi, hal ini dapat menyebabkan susahnya suhu dalam lemari turun atau dapat kita katakan terjadi kebocoran udara. Kebocoran udara memang tetap terjadi, tetapi dapat kita minimalisir.
Pertama, untuk membuat kerangka dan rak lemari pendingin yang berbahan baku kayu suren dan triplek untuk rak-nya dibutuhkan gergaji listrik untuk memotong kayu suren dan triplek dengan dimensi yang telah ditentukan. Setelah kerangka lemari telah terbentuk sesuai dimensinya, maka kayu dilubangi dengan bor listrik untuk jalur baut yang menghubungkan tiap rusuk lemari pendingin agar lemari pendingin kokoh dan dapat dibongkar ulang dalam pemasangannya dan dipasangkan rak penampung buah dan sayur.
Kedua, setelah kerangka terbentuk kita membentuk tangki air berbahan plat aluminium. Tangki dibentuk dengan cara membentuk jaring balok dari
Nama Simbol Dimensi Satuan
Panjang p 0.47 m
Lebar l 0.58 m
plat aluminium dan dihubungkan dengan cara pematrian. Tangki dibuat sebanyak dua buah, yaitu untuk tangki atas dan bawah.Tangki atas sisi bawah dilubangi di sisi lebarnya dan dipasang katup kuningan untuk jalur keluar air yang akan terhubung ke pipa tembaga, sedangkan tangki bawah dilubangi bagian sisi atasnya.
Ketiga, pipa tembaga yang dibeli berbentuk roll diluruskan sepanjang 6 m dan dipotong menggunakan tube cutter, kemudian dibentuk menjadi pipa evaporator dengan tube bender agar tidak terjadi defleksi atau penyok di bengkokan pipa tembaga. Kedua ujung pipa tembaga dibesarkan diameternya menggunakan flaring tool agar pipa dapat dihubungkan ke katup tangki aluminium di sisi atas dan bawah. Pipa tembaga yang sudah berbentuk evaporator diperlukan sebanyak dua buah untuk di sisi kiri dan kanan lemari pendingin tanpa listrik.
Keempat, kain goni digunting sesuai dimensi yang sudah dirancang, kemudian kain goni dipasang ditiap sisi lemari pendingin dengan pinggiran kain goni direkatkan menggunakan paku. Ujung sisi atas dan bawah kain goni dimasukkan kedalam tangki air agar air diserap secara kapilarisasi oleh kain goni,
3.4. Skema Pengujian
Pengujian kemudian dilakukan dengan menggunakan alat termokopel, dimana alat temokopel mengukur besar suhu dalam lemari pendingin tersebut. Tititk suhu yang diukur sebanyak 5 buah yaitu pada kiri, kanan, belakang lemari pendingin, dan 2 titik lagi pada tempat diletakkannya sayur dan buah. Kemudian data- data hasil percobaan dapat di input ke dalam Excel dan dapat dihitung besar beban pendingin.
KESIMPULAN 3.5Kerangka Konsep Penelitian
Dalam rancang bangun sebuah lemari pendingin tanpa listrik, sebelumnya diperlukan tahapan- tahapan dalam proses pembuatannya hingga menghasilkan sebuah prototipe
PENENTUAN DIMENSI LEMARI PENDINGIN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS SAYUR DAN BUAH YANG AKAN DISIMPAN
MENGGAMBAR DESIGN DENGAN AUTOCAD
PENYIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERAKITAN LEMARI PENDINGIN
APAKAH AIR BOCOR ?
YA
TIDAK
PENGAMBILAN DATA TEMPERATUR DINDING LEMARI PENDINGIN DAN DATA HOBO
MULAI
SELESAI ANALISA DATA
PEMASANGAN ALAT TERMOKOPEL
BAB IV
ANALISA DIMENSI DAN BEBAN PENDINGIN
4.1. Analisa Penentuan Dimensi
Sebelum melakukan perancangan mesin pendingin ini, terlebih dahulu
haruslah dihitung seberapa besar mesin pendingin ini perlu dibangun.Perancangan ini
tentulah dengan mempertimbangkan faktor ukuran objek yang akan dimasukkan ke
dalam pendingin. Selain itu, faktor berat daripada objek juga merupakan salah satu
pertimbangan cukup besar agar lemari pendingin tidak roboh setelah dibangun. Untuk
mempermudah perhitungan dimensi, maka penulis menggunakan software Excel. Hasil dan proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1.
Pertama- tama, dilakukan beberapa asumsi. Berikut ini adalah beberapa
asumsi yang diberikan dalam perhitungan dimensi lemari pendingin:
1. Pendingin terdiri atas dua tingkat, dimana tingkat pertama berisi sayur-
sayuran dan tingkat kedua diisi dengan buah- buahan
2. Besar atau ukuran daripada sayur dan buah semuanya dianggap sama besar
3. Bentuk buah dianggap menyerupai bola dan bentuk sayur berupa tabung
Diketahui :
Panjang sayur ( lsayur ) = 0,50 m
Diameter sayur ( dsayur ) = 0,1 m / ikat
Massa sayur ( msayur ) = 1 kg / ikat
Banyak sayur yang dapat dimasukkan ( nsayur ) = 5 kg = 10 ikat
Massa buah ( mbuah ) = 0,4kg
Banyak buah yang dapat dimasukkan ( nbuah ) =10 kg = 40 buah
Melalui data diatas dapat dihitung besar volume total daripada sayur dan buah, dengan rumus :
Vtotalsayur =nsayur 1 4
p
d2
sayur dan Vtotalbuah =nbuah 4 3
p
r3
buah
... (4-1) Dimana :
Vtotal sayur = volume total sayur ( m3 ) Vtotal buah = volume total buah ( m3 ) nsayur = banyak sayur (ikat)
nbuah = banyak buah ( buah) dsayur = diameter sayur (m) rbuah = jari- jari buah (m)
Sehingga diperoleh,
dan
Jadi, dapat diketahui volume total minimum daripada sebuah mesin pendingin adalah
Vtotal = Vtotal sayur + Vtotal buah
Vtotal = 0,0682831 m3 + 0,0209439 m3
V total = 0,089227 m3
V totalbuah n 4 3 r
3
buah
V totalbuah 4 0 4 3
0 , 1 2
3
V totalbuah 0 , 0 2 0 9 4 3 9 m 3 V t o t a l s a y u r n 1
4 d
2
s a y u r
V totalsayur 8 1
4 0 , 1
2
Setelah mengetahui volume total minimum daripada sebuah mesin pendingin
yang akan dirancang, barulah merencanakan ukuran daripada mesin pendingin ini.
Melalui panjang sayur, dapat diketahui bahwa lebar minimum ( lmin ) mesin pendingin
adalah 0,5 meter.
Asumsi buah hanya dapat disusun 2 tingkat (bertumpuk 2 saja), maka tinggi
minimum ( tmin 2 ) mesin pendingin tingkat 2 adalah
tmin 2 = 2 × dbuah
tmin 2 = 2 × 0,1 m
tmin 2= 0,2 m
Dengan diketahuinya tinggi minimum mesin pendingin tingkat 2 , lebar
minimum mesin pendingin dan volume total buah, dapat dihitung besar panjang
minimum ( pmin ) dengan rumus :
pmin= Vtotalbuah
lmin´ tmin1 ... (4-2)
Dimana :
p min = panjang minimum (m) Vtotal buah = volume total buah (m) l min = lebar minimum (m)
t min 1 = tinggi mesin pendingin tingkat 2 (m)
Sehingga besar panjang minimum
p min V totalbuah l mint min1 p min 0 , 0 2 0 9 4 3 9
Namun karena sebuah mesin pendingin pasti membutuhkan pintu, dan
pembuatan pintu tidak mungkin hanya dengan panjang kurang dari 0,2 meter dan kiri
dan kanan dipasang pipa tembaga yang diameternya 7,9 mm maka dalam rancangan
mesin pendingin ini, panjang yang digunakan adalah 0,45 meter.
Selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi minimum mesin pendingin tingkat
1, yaitu dengan rumus :
tmin1=
Vtotalsayur
lmin´ p ... (4-3)
Dimana :
tmin 1 = tinggi mesin pendingin tingkat 1(m) Vtotal sayur = volume total sayur (m3)
lmin = lebar minimum (m)
p = panjang mesin pendingin (m)
Sehingga besar tinggi minimum mesin pendingin tingkat 1 adalah
Mesin pendingin ini memerlukan 2 tangki air yaitu tangki penyuplai air dan
tangki penenerima air.Tangki penyuplai air berada di atas mesin pendingin dan tangki
penerima air berada di bawah mesin pendingin.Tangki dirancang menyatu dengan
mesin pendingin,maka dimensi tangki haruslah mengikuti panjang dan lebar mesin
pendingin yang telah diketahui,diasumsikan air yang dibutuhkan untuk mendinginkan
buah dan sayur adalah 10% dari volume mesin pendingin yaitu 23 liter (0.230 m3) t min1 V totalsayur
l min p min t min10 , 0 6 8 2 8 3 1
Volume dari tangki atas dan bawah haruslah sama agar tekanan ruang tetap,maka tinggi minimumnya pun haruslah sama.Dengan mempertimbangkan toleransi dan volume udara yang dibutuhkan , maka jenis ukuran yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Tabel dimensi Lemari Pendingin tanpa listrik
Nama Dimensi Satuan
Panjang total 0,47 meter
Lebar total 0,52 meter
Tinggi pendingin tingkat 1 1 meter
Panjang Tangki 0,45 meter
Lebar Tangki 0,5 meter
Tinggi pendingin tingkat 2 0.28 meter
Tinggi tangki atas 0.10 meter
Tinggi tangki bawah 0.10 meter
Tinggi total 1.5 meter
t min V Mesin pendingin l min p min t min 0 , 2 3 0
0 , 5 0 , 45 t min 0 , 1 0 2 2 2 2 2 2 2m
4.2 Analisa Beban Pendingin
Sebelum dilakukan perhitungan terhadap beban pendingin, terlebih dahulu
dilakukan percobaan terlebih dahulu untuk memperoleh sejumlah data. Data
temperatur pada dinding pendingin dan pada buah dan sayur dapat diperoleh dari data
akusisi (alat termokopel). Sedangkan besar nilai temperatur lingkungan dan
kelembaban udara dapat diperoleh dari alat HOBO.
Misalkan perhitungan beban pendingin mesin pendingin pada tanggal 13
Januari jam 01.00. Melalui percobaan diperoleh data sebagai berikut.
- T1 = Temperatur dinding belakang jam 01.00 = 25.06 °C
- T2 = Temperatur dinding kanan jam 01.00 = 24,90°C
- T3 = Temperatur dinding kiri jam 01.00 = 25,3°C
- T∞1 = Temperatur buah jam 01.00 = 25,3°C
- T∞2= Temperatur sayur jam 01.00 = 24,9°C
- To = Temperatur ruangan (drybulb) jam 01.00 = 30.1 °C
- T0 rata- rata = Temperatur rata- rata = 304.62 K
- RH = Rasio Humiditas rata- rata = 98,2 %
Melalui data diatas , dihitung terlebih dahulu panas sensibel dan laten akibat infiltrasi (kebocoran udara).
Asumsi :
- N = Banyak pembukaan lemari pendingin = 1 kali/ jam - μ = Standar kebocoran udara = 2,8 m3
- Patm = Tekanan atmosfer = 101325 Pa
- w1 = 0,0104 kg uap/ kg udara
Pertama- tama dihitung terlebih dahulu besar tekanan uap saturasi ( Pws ),
dengan rumus :
ln(pws)=C1
T +C2+C3T+C4T
2+
Dimana :
pws = tekanan uap saturasi (Pa)
C1 = konstanta sebesar -5,8002206 x 103 C2 = konstanta sebesar 1,3914993 C3 = konstanta sebesar 4,8640239 x 10-2 C4 = konstanta sebesar 4,1764768 x 10-5 C5 = konstanta sebesar -1,4452093 x 10-8 C6 = konstanta sebesar 6,5459673 T = To rata- rata = Temperatur rata- rata (K)
Sehingga diperoleh :
Selanjutnya dihitung besar tekanan parsial uap air ( pw ) dengan rumus :
pw=RH´ pws ... (4-5)
Dimana :
pw = tekanan parsial uap air ( Pa ) RH = kelembaban udara ( % )
pws = tekanan uap saturasi ( Pa )
Sehingga diperoleh :
Pa p
p
p RH p
w w
ws w
2 4619,91294
132052 .
4655 % 2 , 98
w ATM w p p p
w0 0,62198 ... (4-5)
Dimana :
wo = kelembaban udara ruangan ( kg uap/ kg udara ) pw = tekanan parsial uap air ( Pa )
patm = tekanan atmosfer ( Pa )
Sehingga diperoleh :
3 0,02915406 245228 , 3533 101325 245228 , 3533 62198 , 0 62198 , 0 0 0 0 w w p p p w w ATM w
Laju aliran udara luar yang masuk ke dalam ruangan pendingin dihitung dengan rumus :
Q=N´
m
´ 10003600 ... (4-6)
Dimana :
Q = laju aliran udara luar yang masuk ke dalam ruangan pendingin
N = Banyak pembukaan lemari pendingin
μ = Standar kebocoran udara
Sehingga diperoleh :
Setelah diperoleh semua perhitungan diatas, dapat dihitung panas sensible
( Qs ) dan laten ( Ql ) dengan persamaan (2-1) dan (2-2). Sehingga diperoleh :
watt Q Q T T Q Q s s s 0124235333 , 7 ) 205 , 24 536 , 31 ( 7778 , 0 23 , 1 ) ( 23 ,
1 0 1
Dan watt 02 28,2623457 ) 0104 , 0 022472323 , 0 ( 7778 , 0 3010 ) (
3010 0 1
l l l Q Q w w Q Q
Setelah menghitung besar beban pendingin akibat infiltrasi, maka selajutnya dihitung pula besar beban pendingin total. Besar beban pendingin total berasal dari konveksi, konduksi dan radiasi.
4.2.1 Beban Pendingin Akibat Terjadinya Konveksi
Konveksi yang terjadi pada mesin pendingin ini adalah konveksi alamiah.
Besar kecilnya konveksi ini bergantung pula pada banyak hal, seperti temperatur
pendingin dan koefisien konveksi. Konveksi terjadi pula pada sisi depan, belakang,
kiri, kanan dan atas daripada tangki aluminium dan pipa tembaga,goni dan kayu.
Diketahui :
- T∞ = Temperatur dalam mesin pendingin = 25,1°C
- Ts = Temperatur rata- rata dinding pendingin = 25,06°C
- Tf = Temperatur antara dinding pendingin dengan dalam pendingin =298,8 K
- TAl= Temperatur Air dalam Tangki = 24,450C
- Tcop= Temperatur Permukaan Pipa Tembaga = (24,9 dan 25,3) °C
- Properti udara pada Tf = 300 K : [21]
ρ = 1,1614 kg/m3
v = 0,00001589 m2/ s
k = 0,0263 W/m. K
α= 0,0000225 m2/s
β = 0,003333333 K-1
Pr = 0,707
- Properti air pada Tf = 300 K[21]
Uf = 113,24kJ/kg
vf = 1,0034 x 10-3 m3/kg hf = 113,25 kJ/kg
- g = Gravitasi bumi = 9,8 m/s2
- p = panjang lemari pendingin = 0,47 m - l = lebar lemari pendingin = 0,52 m - t = tinggi lemari pendingin = 1,5 m - ttriplek = tebal triplek = 0,01 m
Melalui data di atas dapat dihitung besar Bilangan Rayleigh (Rayleigh
Number Ral). Perhitungan dihitung dengan persamaan 2-6. Besar angka Rayleigh
berbeda- beda pada tiap sisi akibat perbedaan luas permukaan. Oleh karena itu
dilakukan perhitungan secara terpisah.
Besar Rayleigh Number untuk dinding depan dan belakang adalah :
8 152622613, 00001589 , 0 0000225 , 0 5 , 1 1 , 25 1 06 , 25 00333 , 0 8 , 9 1 3 1 al al R RBesar Rayleigh Number untuk dinding atas adalah :
1 12418958,6 00001589 , 0 0000225 , 0 52 , 0 1 , 25 1 25 00333 , 0 8 , 9 ) 2 ( 2 3 ) 2 ( 2 al al R RBesar Rayleigh Number untuk dinding kiri dan kanan adalah :
8 152622613, 00001589 , 0 0000225 , 0 5 , 1 1 , 25 1 06 , 25 00333 , 0 8 , 9 3 3 3 al al R RJika nilai Ral berada di antara 104 dan 109, maka ini merupakan aliran laminar.
Sedangkan jika nilai Ral berada di antara 109 dan 1012, maka aliran yang terjadi adalah
aliran tubulen. Karena nilai Ral di atas diantara 104 sampai 109 maka termasuk aliran
laminar, sehingga perhitungan bilangan Nussel menggunakan persamaan 2-7.
Sehingga diperoleh :
4 31,1930104 ) 707 , 0 / 492 , 0 ( 1 95 , 15620792 387 , 0 825 , 0 ) 2 ( 2 2 27 8 16 9 6 1 ) 2 ( 2 uL uL N N 5 57,8105604 ) 707 , 0 / 492 , 0 ( 1 8 152622613, 387 , 0 825 , 0 3 2 27 8 16 9 6 1 3 uL uL N N
Setelah diperoleh nilai bilangan Nusselt, didapat menghitung besar koefisien konveksi dan besar konveksi dengan persamaan 2-9 dan 2-5.
watt 6 0,01020872 ) 4135 , 24 1 205 , 24 ( ) 01 , 0 4 , 0 ( 205971263 , 1 ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 konv konv Q Q watt 9 0,01472772 ) 4135 , 24 1 205 , 24 ( ) 01 , 0 6 , 0 ( 205971263 , 1 ) 2 ( 2 ) 2 ( 2 konv konv Q Q watt 3 1,26710478 ) 4135 , 24 1 205 , 24 ( ) 6 , 0 4 , 0 ( 205971263 , 1 2 3 3 konv konv Q Q
4.2.2 Beban Pendingin Akibat Terjadinya Konduksi
Dalam perhitungan konduksi, terlebih dahulu perlu diketahui konduktivitas termal suatu barang atau material. Dalam hal ini, konduktivitas termal yang akan diperlukan adalah kayu jati dan kain goni. Berikut ini adalah beberapa data yang telah diketahui sebelumnya, yaitu :
- kkayu = konduktivitas termal kayu surian = 0,09 W/m. K (pada suhu 300K)
- kgoni = konduktivitas termal kain goni = 0,06 W/m. K (pada suhu 300K)
- kaluminium =konduktivitas termal aluminium = 205 J/m.oC
- ktembaga = konduktivitas termal tembaga =109 J/m.oC
- pkayu = panjang kayu lemari = 0,47 m
- lkayu = lebar kayu lemari = 0,52 m
- tkayu = tinggi kayu lemari = 1,5m
- Lkayu = tebal kayu lemari = 0,025 m
- ptriplek = panjang kayu triplek = 0,45 m
- ltriplek = lebar kayu triplek = 0,5 m
- ttriplek = tinggi kayu triplek = 0,01 m
- pgoni = panjang goni = 0,45 m
- lgoni = lebar goni = 0,52 m
- tgoni = tinggi goni = 1,7 m
Melalui data di atas, dapat dihitung besar konduksi dari tiap sisi lemari yang terjadi pada kayu lemari dan goni. Perhitungan konduksi dihitung dengan rumus pada persamaan 2-4.
- Besar konduksi kayu pada sisi kiri dan kanan dinding lemari
watt 4,42 035 , 0 205 , 24 536 , 31 5 , 1 5 , 0 5 , 1 52 , 0 09 , 0 2 1 1 kondkayu kondkayu Q Q- Besar konduksi goni pada sisi kiri dan kanan dinding lemari
watt 384,6528 001 , 0 205 , 24 53 , 31 5 , 1 5 , 0 06 , 0 2 1 1 kondgoni kondgoni Q Q- Besar konduksi kayu pada sisi depan dan belakang dinding lemari
watt 11,5711522 035 , 0 205 , 24 536 , 31 5 , 1 47 , 0 47 , 0 52 , 0 09 , 0 2 3 3 kondkayu kondkayu Q Q- Besar konduksi goni pada sisi depan dan belakang dinding lemari
watt 420,2026 001 , 0 205 , 24 536 , 31 5 , 1 47 , 0 06 , 0 2 3 3 kondgoni kondgoni Q Q- Besar konduksi kayu pada sisi atas lemari pendingin
watt 6 0,02246093 035 , 0 205 , 24 536 , 31 01 , 0 6 , 0 12 , 0 2 ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 kondkayu kondkayu Q Q
watt 1,6538736 035 , 0 205 , 24 536 , 31 2 , 1 47 , 0 12 , 0 2 ) 2 ( 2 ) 2 ( 2 kondkayu kondkayu Q Q- Besar konduksi aluminium pada sisi atas lemari pendingin
watt 232,2656 1 003 , 0 205 , 24 536 , 31 5 , 1 47 , 0 74 , 0 2 ) 2 ( 2 ) 2 ( 2 kondgoni kondgoni Q Q4.2.3 Beban Pendingin Akibat Terjadinya Radiasi
Perhitungan radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan data- data sebagai berikut.
- εgoni = emisivitas goni = 0,77
- εkayu = emisivitas kayu = 0,82
- σ = konstanta Stefan- Boltzman = 5,67 x 10-8 W/m2 . K4 - pkayu = panjang kayu lemari = 0,47 m
- lkayu = lebar kayu lemari = 0,52 m
- tkayu = tinggi kayu lemari = 1,5 m
- Lkayu = tebal kayu lemari = 0,035 m
- ptriplek = panjang kayu triplek = 0,45 m
- ltriplek = lebar kayu triplek = 0,5 m
- ttriplek = tinggi kayu triplek = 0,01 m
- pgoni = panjang goni = 0,45 m
- lgoni = lebar goni = 0,53 m
- tgoni = tinggi goni = 1,7 m
- Lgoni = tebal goni = 0,001 m
Perhitungan besar radiasi yang terjadi pada lemari pendingin diitung dengan persamaan 2-10.
- Besar radiasi kayu pada sisi kiri dan kanan dinding lemari
watt Q Q radkayu radkayu 001493625 , 0 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 , 1 53 , 0 5 , 1 52 , 0 10 67 , 5 82 , 0 2 1 4 4 8 1 - Besar radiasi goni pada sisi kiri dan kanan dinding lemari
watt Q Q radgoni radgoni 00359686 , 0 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 , 1 53 , 0 10 67 , 5 77 , 0 2 1 4 4 8 1
watt Q Q radkayu radkayu 0003011341 , 0 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 . 1 53 , 0 5 . 1 52 , 0 10 67 , 5 82 , 0 2 3 4 4 8 3 - Besar radiasi goni pada sisi depan dan belakang dinding lemari
watt Q Q radgoni radgoni 002714614 , 0 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 , 1 4 , 0 10 67 , 5 77 , 0 2 3 4 4 8 3 - Besar radiasi kayu pada sisi atas lemari pendingin
watt Q Q radkayu radkayu 5 ) 1 ( 2 4 4 8 ) 1 ( 2 10 6979 , 2 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 01 , 0 52 , 0 10 67 , 5 82 , 0 2
watt Q Q radkayu radkayu 5 ) 2 ( 2 4 4 8 ) 2 ( 2 10 1134 , 2 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 01 , 0 47 , 0 10 67 , 5 82 , 0 2 - Besar radiasi goni pada sisi atas lemari pendingin
watt Q Q gki gki 5 ) 1 ( 2 tan 4 4 8 ) 1 ( 2 tan 10 x 1,65257 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 . 1 53 , 0 10 67 , 5 77 , 0 2
watt Q Q radgoni radgoni 5 ) 2 ( 2 4 4 8 ) 2 ( 2 10 381516 , 1 ) 4135 , 24 205 , 25 ( 5 , 1 4 , 0 10 67 , 5 77 , 0 2 4.2.4 Analisa Performansi di luar Ruangan
[image:33.595.83.542.576.715.2]Data yang diperlukan untuk menganalisa performansi lemari pendingin pada saat pengujian di luar ruangan yaitu temperatur lingkungan,kelembaban relatif udara dan intensitas radiasi yang diperoleh dari Data HOBO dan temperatur dalam lemari pendingin yang diperoleh dari Data Termokopel Cole-Parmer 18200-40.
Tabel 4.2 Tabel Performansi Lemari Pendingin di Luar Ruangan
TANGGAL EFISIENSI
TEMPERATUR LINGKUNGAN
(0C)
KELEMBABAN RELATIF %
RADIASI INTENSITAS
(W/m2)
4.2.5 Analisa Performansi di dalam Ruangan
[image:34.595.146.445.177.316.2]Data yang diperlukan untuk menganalisa performansi lemari pendingin pada saat pengujian di dalam ruangan yaitu temperatur ruangan,dan temperatur dalam lemari pendingin yang semuanya diperoleh dari Data Termokopel Cole-Parmer
Tabel 4.3 Tabel Performansi Lemari Pendingin di dalam Ruangan
4.3 Total Beban Pendingin dan Efisiensi
Total beban pendingin dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh beban
pendingin ( Beban pendingin konduksi, konveksi dan radiasi). Sedangkan panas yang
dikeluarkan oleh sayur dan buah dapat dihitung dengan cara mengurangkan besar
total pendingin dengan panas sensibel dan laten akibat infiltrasi. Rumus- rumus yang
digunakan telah dibahas pada bab II yaitu dengan menggunakan rumus pada
persamaan 2-3 dan 2-11.
Besar beban pendingin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,yaitu intensitas
matahari,kelembaban relatif dan temperatur lingkungan.Data mengenai hal tersebut
diperoleh dari Data HOBO dan diolah menggunakan microsoft excel sehingga
menghasilkan grafik seperti dibawah ini.
TANGGAL EFISIENSI TEMPERATUR RUANGAN (0C)
Gambar 4.2 Grafik Temperatur Lingkungan dan Kelembaban Relatif terhadap Hari
Temperatur lingkungan terendah pada hari pertama penelitian di tanggal 12 Januari
2016 yaitu 230C dan tertinggi pada hari 5 yaitu 31,760C.Pada pengukuran kelembaban
relatif,kelembaban relatif tertinggi yaitu pada hari ke 8 yaitu 94,57% dan terendah di
hari ke 6 yaitu 86,8%.Data intensitas radiasi ditampilkan pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.3 Grafik Radiasi Intensitas
Dari grafik diatas intensitas radiasi tertinggi pada hari ke 4 yaitu 228,62 W/m2 dan
untuk yang terendah di hari ke 8 yaitu 153,97 W/m2.Data diolah dengan menghitung
beban pendingin dengan rumus perpindahan panas dan perhitungan panas laten dan
sensibel maka diperoleh beban pendingin yang ditampilkan pada grafik di bawah ini.
0 100 200 300
0 2 4 6 8 10
W/
M2
HARI
RADIASI INTENSITAS
RH%
84 86 88 90 92 94 96
0 10 20 30 40
0 2 4 6 8 10
Temp
er
a
tu
e
(0C
)
Hari
Temperatur Lingkungan - Kelembaban
Lingkungan per Hari
TEMPERATUR LINGKUNGAN
KELEMBABAN RELATIF
[image:35.595.129.466.464.595.2]Gambar 4.4 Grafik Beban pendingin per hari
Beban pendingin yang tertinggi terjadi pada hari ketiga di saat temperatur lingkungan
31,210C,kelembaban 88,89% dan intensitas radiasi 196,57 W/m2.Beban pendingin
yang terendah pada hari ke 6 dengan temperatur lingkungan 31,260C,kelembaban
86,8% dan intensitas radiasi 184,40 W/m2,dan pada hari ke enam adalah hari pertama
di dalam ruangan dengan buah dan sayur yang masih segar,maka tentunya beban
pendingin masih rendah.Untuk keseluruhan dihitung beban pendingin atau panas total
dari semua proses perpindahan panas yang terjadi dan panas dari sayur dan buahnya
dan diperolehlah efisiensi kalor yang terjadi di dalam ruang lemari pendingin.Berikut
adalah perhitungan total beban pendingin dan efisiensinya.
Besar panas total :
watt 8 1111,99190 9 0,00982334 7 1109,57540 2,406678 total total Q Q
Besar panas dari sayur dan buah :
watt 1063,80253 ) 43,90572 4,82116323 ( 1112,52913 x x Q Q 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
0 2 4 6 8 10
[image:36.595.91.507.71.316.2]K AL O R ( W ATT ) HARI
Besar efisiensi :
4,33%
974 0,04333607
8 1111,99190
1063,80253
-1111,99190
4.4 Kapasitas Air yang Diperlukan Sebagai Media Pendingin
Kapasitas rata- rata air yang diperlukan untuk menjaga suhu mesin pendingin adalah
kJ
m=
kg
digunakan dengan syarat :
- Trata- rata lingkungan = 30,6 °C sampai 31°C / hari
- Kelembaban relatif = 88,10 – 90,69 % / hari - Intensitas Radiasi rata- rata = 184,49 W/m2/hari
Dengan mengetahui Kalor total dari buah dan sayur yang disimpan, yaitu sekitar 15 kg maka banyak air yang diperlukan dalam pendinginan adalah
maka
4.5 Kesegaran Buah dan Sayur
Pada awal buah dibeli dari pasar kondisi buah masih segar dan
kekerasan buah masih padat dan warna hijau kekuningan dan sayur masih
memiliki warna daun yang hijau gelap hal tersebut menandakan masih segar
dan baik untuk dikonsumsi.Berikut ini adalah gambar 4.5 kondisi buah dan
[image:38.595.243.380.256.505.2]sayur di hari pertama.
Gambar 4.5. Kondisi buah dan sayur pada hari pertama diluar ruangan
Kemudian di hari kedua buah masih segar dan layak untuk dikonsumsi dilihat
dari warna buah dan kekerasan buah yang masih sama dengan hari yang
pertama sedangkan sayur sudah mulai terlihat beberapa daun yang menguning
menandakan adanya penurunan kesegaran sayur sehingga tidak layak
dikonsumsi. Gambar 4.6 menunjukkan kondisi kesegaran buah dan sayur di
Gambar 4.6. Kondisi sayur dan buah pada hari kedua di luar ruangan
Pada hari ketiga buah masih keras padat,warna sedikit semakin menguning
dan layak dikonsumsi sedangkan sayur daunnya sudah banyak yang
menguning serta layu dan batang daun keriput.Pada hari ketiga sayur sudah
tidak layak untuk dikonsumsi.Gambar 4.7 menampilkan kondisi kesegaran
[image:39.595.216.382.499.724.2]Pada hari keempat buah masih segar dan berwarna hijau kekuningan tetapi
sudah mengalami sedikit penurunan kekerasan buah dari hari sebelumnya tetapi
masih layak dikonsumsi,sedangkan sayur kangkung sudah hampir menyeluruh
berwarna kekuningan dan sudah lembab dan tidak layak dikonsumsi.Dibawah ini
[image:40.595.135.442.243.404.2]gambar 4.8 menampilkan kondisi buah dan sayur pada hari keempat.
Gambar 4.8. Kondisi buah dan sayur pada hari keempat diluar ruangan
Pada hari kelima atau hari terakhir penelitian di luar ruangan kekerasan buah
tidak berbeda dengan hari keempat dan warna sudah semakin menguning
tetapi masih layak konsumsi,sedangkan sayur dilihat dari daunnya sudah
berwarna coklat dan batangnya keriput sehingga sudah pati tidak layak
konsumsi.Untuk lebih jelas dapat dilihat kondisi buah dan sayur pada hari
Gambar 4.9. Kondisi sayur dan buah pada hari kelima diluar ruangan
Pada penelitian hari pertama di dalam ruangan digunakan buah dan sayur yang
baru dan segar.Buah masih berwarna hijau kekuningan dan kondisi sayur
masih berwarna hijau dan batangnya tebal karena mengandung banyak
air.Gambar 4.10 menampilkan kondisi buah dan sayur di hari pertama.
[image:41.595.256.389.397.604.2]Pada hari kedua didalam ruangan tidak terjadi perubahan signifikan terhadap
buah,tetapi pada sayur kangkung sudah ada sedikit daun yang
menguning,tetapi secara menyeluruh sayur masih layak untuk dikonsumsi
[image:42.595.270.380.206.399.2]manusia.Kondisi buah dan sayur ditampilkan pada gambar 4.11 dibawah ini.
Gambar 4.11. Kondisi buah dan sayur pada hari kedua didalam ruangan
Pada hari ketiga buah masih memiliki struktur kulit yang ketat dan
kekerasannya masih seperti hari pertama tetapi warnanya sudah mengalami perubahan
sedikit semakin menguning sedangkan sayur sudah semakin banyak daunnya yang
berwarna kuning tetapi batangya masih segar dan beberapa daun masih ada yang
[image:42.595.128.454.591.744.2]berwarna hijau tapi tidak layak dikonsumsi. Kondisi buah dan sayur ditampilkan di
Pada hari keempat didalam ruangan buah dari warna tidak mengalami banyak
perubahan tetapi kekerasan buah sudah mulai menurun tetapi masih layak
konsumsi sedangkan sayur sudah semakin banyak daun yang kecoklatan tetapi
batang sayur masih tampak segar.Di bawah ini gambar 4.10 menampilkan
kondisi buah dan sayur pada hari keempat didalam ruangan.
Gambar 4.13 Kondisi Buah dan Sayur pada hari keempat didalam ruangan
Pada hari kelima atau hari terakhir penelitian di dalam ruangan,buah masih
memiliki warna yang sama dengan hari keempat tetapi kekerasan buah
semakin menurun tetapi masih layak dikonsumsi,sedangkan sayur sudah
sekitar 90% daunnya berwarna kecoklatan dan batangnya mulai
[image:43.595.131.543.241.389.2]mengering.Gambar 4.11 menampilkan kondisi buah dan sayur dihari kelima.
Buah dan sayuran mengandung air sangat banyak antara 80-95% sehingga
sangatlah mudah mengalami kerusakan karena peningkatan suhu.
Suhu adalah factor sangat penting yang paling berpengaruh terhadap laju
kemunduran dari komoditi pascapanen. Setiap peningkatan 10oC laju
kemunduran kualitas meningkat dua sampai tiga kali[25].Data temperatur sayur
dan buah yang diperoleh dari data akusisi termokopel Cole-Parmer
dihubungkan terhadap indeks kesegaran buah dan sayur sehingga diperoleh
grafik indeks kesegaran buah dan sayur terhadap perubahan temperatur yang
ditampilkan pada gambar 4.12 dan 4.13 dibawah ini.
Gambar 4.15 Grafik Indeks Kesegaran Buah Jeruk terhadap temperatur
Indeks kesegaran buah dan sayur pada saat pertama dibeli diasumsikan 10 dari
skala 1-10,sehingga setiap peningkatan suhu 100C terjadi kemunduran 2
kali,maka apabila mengalami penurunan 10C terjadi kemunduran 0,2 kali dan
ditampilkan kemunduran indeks kesegaran buah dan sayur pada grafik di
gambar 4.12 dan gambar 4.13
0 2 4 6 8 10 12
24 26 28 30
IN
D
EK
S
K
ES
EG
ARAN
[image:44.595.129.469.347.580.2]TEMPERATUR 0C
Grafik Indeks Kesegaran Buah
Jeruk vs Temperatur
Gambar 4.16 Grafik Indeks Kesegaran Sayur terhadap Temperatur
0 2 4 6 8 10 12
24 26 28 30
IN
D
EK
S
K
ES
EG
ARAN
TEMPERATUR 0C
Grafik Indeks Kesegaran
Sayur vs Temperatur
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa rancang bangun mesin pendingin
tanpa listrik adalah sebagai berikut :
1. Dimensi hasil rancangan untuk lemari pendinginan (470x 520 x 1500)mm dan
tangki air aluminium (450x500x100)mm.
2. Bahan dasar pembuatan mesin pendingin tanpa listrik adalah kayu Suren dan
kain goni,dan pipa tembaga berdiameter 7,93mm. Alat yang digunakan gergaji
listrik, bor, tube bender, dan flaring.
3. Efisiensi kalor lemari pendingin saat diuji di luar ruangan yaitu 4,94% dan
sayur dapat bertahan 3 hari dan efisiensi kalor lemari pendingin di dalam
ruangan yaitu 5,96% dan sayur dapat bertahan 4 hari.
4. Perpindahan suhu uap air dari pipa tembaga ke dalam lemari pendingin dengan
aliran laminar dan maksimum entalpi (h21) = 1,62kJ/kg dengan kalor
konveksi (Qkonv2(1))0,010208726 watt.
5. Total kalor yang diperoleh yaitu 1112kJ dengan air yang dibutuhkan sebagai
5.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :
1. Perlakuan perbandingan antara buah dan sayur yang diletakkan di dalam
lemari pendingin tanpa listrik dengan diletakkan pada kondisi udara bebas.
2. Pemanfaatan triplek tebal sebagai alas sebaiknya diganti dengan bahan lain
seperti anyaman bambu dikarenakan triplek yang terkena air mudah rusak.
3. Penggunaan air pada tangki diganti per hari dikarenakan suhu air pada tangki
dan pipa setelah beberapa hari menjadi sama dengan ruang lemari pendingin.
4. Penggunaan es batu atau zat kimia CaCl2 untuk membantu penyerapan uap
panas yang dihasilkan buah dan sayur sehingga mampu meningkatkan
performansi mesin pendingin.
5. Perhitungan efektif daripada panjang pipa kapiler yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Pendingin
Teknik pendingin atau teknik refrijerasi adalah semua teknik yang digunakan
untuk menurunkan temperatur suatu medium sampai lebih rendah daripada temperatur
lingkungannya[3]. Dalam melakukan proses penurunan suhu ini, maka sejumlah energi
dalam bentuk panas harus diambil dari medium tersebut dan dibuang ke lingkungan.
Secara alami, panas hanya akan berpindah dari medium yang temperaturnya lebih
tinggi ke medium yang temperaturnya lebih rendah. Dengan kata lain, perpindahan
panas dari medium yang dingin ke medium yang lebih panas tidak akan mungkin
terjadi secara alami. Maka untuk membuat proses ini terjadi, digunakanlah teknik
refrijerasi. Karena refrijerasi adalah sebuah proses yang bertujuan menurunkan
temperatur, maka proses ini sering disebut dengan istilah fungsi refrijerasi yang
artinya proses yang berfungsi menurunkan temperatur sampai dapat mencapai
temperatur lingkungan. Dalam teknik pendingin banyak menggunakan aliran
konveksi, dan aliran konveksi terbagi dua jenis aliran konveksi,yaitu aliran konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Aliran konveksi alamiah adalah pergerakan atau aliran
energi kalor terjadi karena akibat perbedaan massa jenis[26]. Konveksi alamiah terjadi
pada sistem ventilasi rumah, peristiwa angin darat dan angin laut,serta aliran asap
pada cerobong asap pabrik. Aliran konveksi paksa adalah suatu kejadian dimana
aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu,
misal dengan kipas angin atau blower[26]. Penelitian ini menggunakan prinsip
dikenai kerja untuk mengalirkan panas dan hanya meninjau efisiensi kalor yang
didapat dari perubahan kalor dari lingkungan ke kalor di dalam ruang lemari
pendingin.
2.1.1 Istilah-istilah dalam Teknik Pendingin
1. Tekanan
Tekanan ialah gaya yang bekerja secara vertikal pada bidang datar luas 1
cm2,oleh benda padat, cair atau gas. Pada umumnya satuan kg/cm.
2. Bahan Pendingin (Refrigerant).
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai
penghantar panas dalam sirkulasi pada saluran instalasi mesin pendingin.
Bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah wujud
dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator
dan membuangnya di kondensor. Untuk instalasi Refrigerator/kulkas, AC
dipakai freon R-12 atau R-22 sebagai refrigerant.
3. Efek Pendinginan adalah kemampuan membawa kalor dari bahan pendingin
atau jumlah kalor yang dapat diserap oleh 1 pound bahan pendingin waktu
mulai evaporator. Satuannya dalam K Cal/Kg.
4. Kapasitas Pendinginan untuk menyatakan efek pendinginan, banyaknya kalori
panas yang di serap dalam satuan waktu dinyatakan dengan K Cal/Jam.
5. Frost,
bila kita mendinginkan udara terus-menerus, volume uap air dalam udara
menjadi kecil, dan sebagian uap air yang menyentuh pada permukaan suatu
benda yang rendah suhunya akan berbentuk embun-es yang halus. Peristiwa
6. Dingin
Dingin adalah suhunya rendah atau tidak ada panas. Dingin adalah akibat dari
pengambilan kalor. Lemari es menghasilkan dingin dengan mengambil kalori
dari bagian dalamnya. Lemari es tidak dapat menghilangkan kalor, tetapi dapat
memindahkan melalui bahan pendingin.
7. Tekanan Maksimum
Temperatur Maksimum benda gas seperti freon, bila di beri tekanan dalam
silinder tertutup di bawah suhu udara bebas, menjadi uap air jenuh dan
akhirnya berubah menjadi cairan melalui fase pengembunan. Akan tetapi, bila
suhu naik sampai suatu derajat, gas tersebut tidak mengembun lagi sekalipun di
beri tekanan. Benda gas mempunyai batas kemampuan di mana sudah tidak
berdaya untuk mengubah fase gas ke fase cair. Temperatur yang terdapat pada
batas tersebut disebut temperatur maksimum dan tekanan pada gas yang terjadi
pada batas tersebut dikatakan tekanan maksimum.
8. Temperatur/Suhu adalah derajat panas atau tingkat kedinginan.Ukuran suhu
dinyatakan dengan angka ini disebut seperti 0C (derajat celcius),0F
(Fahrenheit).
9. Kalor (Panas ) adalah energi yang diterima oleh benda,sehingga suhu benda atau
wujudnya berubah.Jika kalor dilepaskan suhu dibenda akan turun.Kalor adalah
suatu bentuk energi yang dapat dipindahkan,tretapi tidak dapat
dihilangkan.Satuan dari kalor joule (J).
2.1.2 Aplikasi Teknik Pendingin
mengorbankan banyak biaya untuk mendapatkan kondisi lebih dingin dari
lingkungan.Berikut adalah aplikasi dari refrijerasi :
Industri Manufaktur, misalnya untuk mendinginkan fluida yang
disemprotkan pada kontak antara mesin perkakas dengan logam yang
diproses.
Industri Makanan, misalnya penurunan temperatur agar bakteri tidak dapat
berkembang biak dan membekukan makanan.
Industri Pengeringan, misalnya mengurangi kandungan uap air di udara
dengan mendinginkannya sampai di bawah temperatur saturasi.
Industri Konstruksi, misalnya dalam pembuatan balok-balok concrete
yang mendinginkan dulu komponennya agar setelah selesai dicetak,
thermal stress di dalam balok akan kecil.
Industri Pengkondisian Udara, misalnya mengkondisikan udara ruangan
agar nyaman dengan menurunkan suhu dan kelembabannya.
2.1.3 Sejarah Teknik Pendingin
Sejarah teknik pendinginan berkembang sejalan dengan perkembangan
peradaban manusia di wilayah sub-tropik. Secara alamiah, manusia yang
tinggal di wilayah sub-tropik menyadari bahwa bahan pangan yang mudah
rusak ternyata dapat disimpan lebih lama dan lebih baik pada saat musim
dingin dibandingkan dengan pada saat musim panas. Kesadaran inilah yang
memandu manusia pada saat itu mulai memanfaatkan “es alam” untuk
Penggunaan es alam ini bahkan masih dilakukan hingga abad ke-20, dan
bahkan menurut catatan IIR (Intenational Institute of Refrigeration) hingga awal abad
ke-20 penggunaan es alam masih lebih banyak dibandingkan “es buatan”[2]. Es alam
adalah es yang dihasilkan tanpa peralatan refrijerasi, baik yang diperoleh dari sungai
atau danau yang membeku pada musim dingin atau yang sengaja dibekukan secara
alamiah akibat radiasi termal dari permukaan air ke langit[4].
Di wilayah dengan kelembaban udara yang rendah, seperti Timur Tengah,
sejarah pendinginan dimulai dengan pendinginan evaporatif, yaitu dengan
menggantungkan tikar basah di depan pintu yang terbuka untuk mengurangi panasnya
udara dalam ruangan. Pada abad ke-15, Leonardo da Vinci telah merancang suatu
mesin pendingin evaporatif ukuran besar. Konon, mesin ini dipersembahkan untuk
Beatrice d’Este, istri Duke of Milan (Pita, 1981). Mesin ini mempunyai roda besar,
yang diletakkan di luar istana, dan digerakkan oleh air (sekali-sekali dibantu oleh
budak) dengan katup-katup yang terbuka-tutup secara otomatis untuk menarik udara
ke dalam drum di tengah roda. Udara yang telah dibersihkan di dalam roda dipaksa
keluar melalui pipa kecil dan dialirkan ke dalam ruangan[4].
Perkembangan teknik pendinginan selanjutnya masih terjadi secara tidak
sengaja, yaitu penggunaan larutan air-garam untuk mendapatkan suhu yang lebih
rendah. Menurut catatan Ibn Abi Usaibia, seorang penulis Arab, penggunaan larutan
air-garam ini sudah dilakukan di India sekitar abad ke-4. Garam yang digunakan pada
larutan tersebut adalah potasium nitrat, sebagaimana dicatat oleh seorang dokter Italia
bernama Zimara pada tahun 1530 dan dokter Spanyol bernama Blas Villafranca pada
rendah baru dapat dijelaskan oleh Battista Porta pada tahun 1589 dan Trancredo pada
tahun 1607[4].
Teknik pendinginan mulai berkembang secara ilmiah sejak abad ke-17,
dimulai dari penelitian tentang pemantulan melalui efek panas dan dingin yang
dilakukan oleh Robert Boyle (1627-1691) di Inggris dan Mikhail Lomonossov
(1711-1765) di Rusia. Selanjutnya, penelitian mengenai termometri yang dimulai oleh
Galileo dikembangkan kembali oleh Guillaume Amontons (1663-1705) di Perancis,
Isaac Newton (1642-1727) di Inggris, Daniel Fahrenheit (1686-1736) orang German
yang bekerja di Inggris dan Belanda, René de Réaumur (1683-1757) di Perancis dan
Anders Celsius (1701-1744) di Swedia. Tiga ilmuwan yang disebutkan terakhir
merupakan penemu sistem skala pengukuran suhu, dan masing-masing namanya
diabadikan pada sistem skala tersebut yaitu Fahrenheit, Reaumur dan Celsius. Setelah
Anders Celsius menemukan termometer skala centesimal pada tahun 1742 di Swedia,
disepakati bahwa sistem skala yang digunakan pada Sistem Internasional adalah
Celsius[4].
Pada awal abad ke-18, William Cullen (1710-1790) menemukan terjadinya
penurunan suhu pada saat ethyl ether menguap. Cullen, bahkan, pada tahun 1755
berhasil mendapatkan sedikit es dengan cara menguapkan air di labu uap. Murid dan
penerus Cullen, yaitu seorang Scotland yang bernama Joseph Black (1728-1799)
berhasil menjelaskan pengertian panas dan suhu, sehingga sering dianggap sebagai
penemu kalorimetri. Bidang ini akhirnya dikembangkan dengan sangat baik oleh para
ilmuwan Perancis, seperti Pierre Simon de Laplace (1749-1827), Pierre Dulong
(1785-1838), Alexis Petit (1791-1820), Nicolas Clément-Desormes (1778-1841) dan
Tulisan Sadi Carnot (1796-1832), seorang Perancis, yang sangat terkenal pada
tahun 1824 menjadi inspirasi bagi banyak penelitian yang dilakukan mengenai
berbagai konsep termodinamika dan sistem pendinginan, termasuk James Prescot
Joule (Inggris, 1818-1889), Julios von Mayer (Jerman, 1814-1878), Herman von
Helmholtz (Jerman, 1821-1894), Rudolph Clausius (Jerman, 1822-1888), Ludwig
Boltzmann (Austria, 1844-1906), dan William Thomson (Lord Kelvin, Inggris,
1824-1907) [4].
Penemuan-penemuan di atas menjadi awal yang sangat berharga dalam sejarah
penemuan mesin-mesin pendinginan dan zat-zat pendinginnya. Perkembangan ini
dimulai dengan mesin pendingin mekanis, setelah seorang Amerika bernama Oliver
Evans (1755-1819) mampu menjelaskan siklus refrijerasi kompresi uap. Pada tahun
1835, seorang Amerika lainnya yang bekerja di Inggris yaitu Jacob Perkins
(1766-1849) berhasil mendapatkan paten untuk mesin pendingin temuannya yang bekerja
berdasarkan siklus kompresi uap tersebut[4].
Fluida kerja (refrijeran) yang digunakan Perkins pada mesin pendinginnya
tersebut adalah ethyl ether. James Harrison (1816-1893), seorang Skotlandia yang
pindah ke Australia, berhasil membuat mesin pendingin yang dapat bekerja dengan
baik pada skala industrial. Mesin tersebut dipatenkan oleh Harrison pada tahun 1855,
1856, dan 1857. Mesin pendingin Harrison, yang diproduksi di Inggris, masih
menggunakan ethyl ether sebagai fluida kerja, dan mampu menghasilkan es maupun
larutan pendingin (refrijeran sekunder) [4].
Dengan ditemukannya mesin pendingin sistem kompresi uap, terjadi
sebagai refigeran. Pada tahun 1862, Tellier juga meneliti penggunaan amonia (NH3)
sebagai refrijeran, meskipun penggunaannya secara luas pada skala industrial baru
dapat dilakukan oleh seorang Jerman Carl von Linde (1842-1934). Refrijeran amonia
masih banyak digunakan hingga sekarang, khususnya pada industri pembekuan
pangan[4].
Thaddeus Lowe (1832-1913) mulai menggunakan karbon-dioksida (CO2)
sebagai refrijeran. Meskipun sempat ditinggalkan, penggunaan karbon-dioksida
belakangan ini kembali dikembangkan sebagai refrijeran yang ramah lingkungan.
Sulfur-dioksida (SO2) pertama kali digunakan sebagai refrijeran oleh ahli fisika Swiss
Raoul Pierre Pictet (1846-1929), tetapi akhirnya tidak digunakan lagi sesaat sebelum
perang dunia II. Metil-klorida (Ch3Cl) juga digunakan oleh orang Perancis C.
Vincent sebagai refrijeran pada tahun 1878, meskipun akhirnya hilang dari peredaran
pada tahnun 1960-an[4].
Didasarkan pada hasil penelitian Swarts yang dilakukan selama kurun
1893-1907 di Ghent, suatu tim peneliti Frigidaire Corporation di Amerika, yang dipimpin
oleh Thomas Midgley berhasil mengembangkan refrijeran fluoro-carbon pertama
pada tahun 1930. Refrijeran fluoro-carbon dianggap sebagai refrijeran yang aman
karena tidak bersifat toksik dan tidak mudah terbakar. Refrijeran CFC
(chloro-fluoro-carbon) pertama, yaitu R12 (CF2Cl2) mulai dilepas ke pasar pada tahun 1931, diikuti
dengan refrijeran HCFC (hidro-chloro-fluoro-carbon) pertama, yaitu R22 (CHF2Cl)
pada tahun 1934. Pada tahun 1961, campuran azeotropik pertama, yaitu R502
(R22/R115), diperkenalkan ke pasar sebagai refrijeran[4].
Refrijeran CFC, khususnya R12, dianggap sebagai zat yang sangat istimewa
dari Amerika (F.S. Rowland dan M.J. Molina) mempublikasikan hasil penelitiannya
pada tahun 1974. Rowland dan Molina menyimpulkan bahwa klorin yang dilepaskan
oleh zat halogenasi hidrokarbon menyebabkan terjadinya perusakan lapisan ozon di
angkasa. Untuk menganggapi temuan ini, pada tahun 1987 telah disepakati Protokol
Montreal mengenai pelarangan penggunaan zat-zat yang bersifat merusak lapisan
ozon[4].
Refrijeran CFC dan HCFC termasuk pada kategori zat perusak ozon, sehingga
penggunaannya sebagai refrijeran juga dilarang. Sebagai gantinya, disarankan
penggunaan HFC (hidro-fluoro-carbon), yaitu refrijeran yang dihalogenasi tapi tidak
diklorinasi. Akan tetapi, refrijeran HFC, baik yang murni (R134a) maupun
campurannya (R410A, R407A, R404A, dll), juga menimbulkan efek lingkungan yaitu
pemanasan global. Pada Protokol Kyoto, yang ditanda-tangani pada 11 Desember
1997, refrijeran HFC termasuk zat yang dilarang peredarannya karena menyebabkan
pemanasan global. Indonesia, sebagai negara yang ikut meratifikasi Protokol
Montreal maupun Protokol Kyoto, berkewajiban untuk melaksanakan setiap fasal
dalam protokol yang disepakati tersebut[4].
Perkembangan lain dalam sistem kompresi uap adalah pada komponen
peralatannya. Pada awalnya mesin pendingin sistem kompresi uap menggunakan
kompresor dengan piston yang besar dan lambat, tetapi sejak akhir abad ke-19
berubah menjadi lebih ringan dan cepat. Pada tahun 1934 A. Lysholm berhasil
mengembangkan kompresor ulir dengan rotor ganda di Swedia, sedangkan pada tahun
1967 B. Zimmern mengembangkan kompresor ulir rotor tunggal di Perancis[4].
an. Kompresor sentrifugal dikembangkan atas dasar penelitian seorang Perancis
bernama Auguste Rateau tahun 1890 dan orang Amerika bernama Willis Carrier
tahun 1911. Kompresor hermetik dikembangkan untuk mengatasi kebocoran
refrijeran oleh Father Audiffren pada tahun 1905 di Perancis, dan digunakan sangat
banyak saat ini[4].
2.1.4 Sistem Kerja Teknik Pendingin atau Refrijerasi
Pada dasarnya sistem refrijerasi dibagi menjadi dua[5], yaitu:
1. Sistem refrijerasi mekanik
Sistem refrijerasi ini menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan alat
mekanik lain dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem
refrijerasi mekanik di antaranya adalah:
a. Siklus Kompresi Uap (SKU)
b. Refrijerasi siklus udara
c. Kriogenik/refrijerasi temperatur ultra rendah
d. Siklus sterling
2. Sistem refrijerasi non mekanik
Berbeda dengan sistem refrijerasi mekanik, sistem ini tidak memerlukan
mesin-mesin penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya.
Yang termasuk dalam sistem refrijerasi non mekanik di antaranya:
a. Refrijerasi tradisional
b. Refrijerasi termoelektrik
c. Refrijerasi siklus absorbsi
d. Refrijerasi steam jet
Dari sekian banyak jenis-jenis sistem refijerasi, yang paling umum digunakan
adalah refrijerasi dengan sistem kompresi uap. Namun seiring dengan berkembangnya
teknologi, para ilmuwan sedang berusaha mengembangkan teknologi mesin pendingin
yang lebih ramah lingkungan. Dimulai dari pengembangan mesin pendingin hemat
energi, dimana konsumsi listrik oleh refrijerasi ditekan hingga sekecil mungkin. Pada
masa kini, banyak ilmuwan mulai menciptakan mesin pendingin tanpa listrik dimana
tanpa listrik sekalipun barang- barang seperti sayur- sayuran dan buah- buahan dapat
terjaga kesegarannya selalu. Teknik pendingin ini sebenarnya telah lama ditemukan
dan digunakan oleh manusia terutama manusia yang tinggal di daerah tropis.
2.2 Mesin Pendingin
Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan
air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas ke suatu tempat yang
temperaturnya lebih tinggi.Di dalam sistem pendinginan dalam menjaga temperatur
rendah memerlukan pembuangan kalor dari produk pada temperatur rendah ke tempat
pembuangan kalor yang lebih tinggi [4].Sekarang ini terdapat berbagai jenis mesin
pendingin,antara lain :
Pendingin Ruangan (AC)
Mesin pendingin jenis ini dipakai untuk menyejukkan hawa atau udara
didalam ruangan seperti kantor, bar, bioskop, dan dipakai juga dalam
kendaraan seperti mobil,gerbong kereta api, bus, kamar kapal laut,
Refrigerator (Kulkas)
Mesin ini pada umumnya digunakan dalam rumah tangga. Fungsi
utama dari mesin ini adalah meningkatkan daya tahan buah-buahan,
sayur-sayuran serta bahan makanan yang lainnya agar tetap segar.
Freezer (Lemari Pendingin)
Mesin pendingin jenis ini banyak digunakan direstoran-restoran. Pada
umumnya, mesin ini digunakan untuk membuat es.
2.3 Refrijerasi Tradisional
Sistem refrijerasi tradisional telah banyak ditinggalkan dikarenakan
berkembangnya jaman. Sistem refrijerasi yang paling banyak digunakan pada jaman
sekarang adalah refrijerasi yang menggunakan siklus kompresi uap (SKU). Namun
beberapa jenis sistem pendingin tradisional masih digunakan hingga sekarang dengan
tujuan tertentu. Misalnya, pedagang sayur dan buah masih menggunakan sistem
pendingin tradisional. Sayur sayur atau buah- buah yang belum terjual habis disimpan
di dalam karung goni dan kemudian karung goni tersebut dibasahi dengan air. Dengan
begitu, suhu dalam goni akan tetap terjaga dan kadar air daripada sayur atau buah juga
terjaga.Namun sistem pendinginan dengan goni ini kurang higienis.
Selain penggunaan goni, juga ada sistem pendingin dengan menggunakan
pot.Pendingin dari pot ini ditemukan oleh Mohammed Bah Abba, pria berkebangsaan
Nigeria[6]. Kerja kerasnya mampu menyelamatkan jutaan hidup warga afrika yang
hidup didaerah terpencil dan sangat membutuhkan sistem pengawetan bahan makanan
sederhana dimana didaerah tersebut belum ada instalasi listrik. Dengan sistem
pendingin yang diciptakanya tomat dan cabai merah dapat bertahan selama tiga
Sistem pendingin pot-in-pot dibuat dengan menempatkan pot yang terbuat dari
tanah liat (tembikar) ke dalam pot tembikar yang lebih besar. Ruang diantara kedua
pot kemudian diisi bahan pasir basah yang terjaga kelembapanya. Evaporasi dari pasir
basah pada ruang antara pot kecil dan pot besar menyebabkan efek dingin pada area
dalam pot kecil. Sangat sederhana namun dapat berkerja sebagai pendingin. Gambar
[image:60.595.164.433.255.450.2]2.1 merupakan gambar pendingin dengan sistem pot-in-pot.
Gambar 2.1. Pendingin Tradisional Sistem Pot-In-Pot[6]
Mohammed Bah Abba juga mengatakan bahwa dari hasil percobaan tersebut
diketahui bahwa sistem pendingin ini dapat mencapai suhu 19,4°C dalam waktu 13
Tabel 2.1. Hasil pengukuran menggunakan termometer pada pendingin sistem pot-in-pot[6] :
Di China, tepatnya Shanghai, ilmuwan- ilmuwan bekerja keras dalam
mengembangkan mesin pendingin tanpa listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat
kelas menengah ke bawah untuk mendinginkan makanan mereka. Pada musim
kemarau, suhu di daerah terbuka pada siang hari dapat mencapai 41°C dan pada
malam hari sekitar 37°C. Hal ini tentu saja menyebabkan makanan cepat rusak.
Gambar 2.2. menunjukkan mesin pendingin yang dirancang oleh seorang ilmuwan
asal China dimana lemari pendingin ini tidak menggunakan listrik dan refrijeran.
Mesin pendingin ini hanya memanfaatkan air sebagai media pendingin . Refrijerasi
ini dapat dikatakan menggunakan sistem evaporasi dan memanfaatkan cuaca dalam
menghasilkan dingin[7].
Waktu pendinginan Suhu dalam pot (°C) Suhu udara luar (°C)
15 menit 23,7 23,8
20 menit 23,6 24,0
30 menit 23,2 23,8
45 menit 21,7 24,7
1 jam 21,0 24,8
1 jam 15 menit 20,4 25,0
1 jam 30 menit 20,1 24,7
1 jam 40 menit 19,9 24,7
2 jam 30 menit 19,5 24
2 jam 40 menit 19,4 24.4
[image:61.595.127.468.130.391.2]Gambar 2.2. Lemari Pendingin Tradisional dengan Air Sebagai Media Pendingin[7]
2.4 Refrijeran, Media Pendingin dan Absorbent
Refrijeran adalah fluida fluida kerja utama pada suatu siklus refrijerasi yang
bertugas menyerap panas pada temperatur dan tekanan rendah dan membuang panas
pada temperatur dan tekanan tinggi[8] .Umumnya refrijeran mengalami perubahan fasa
dalam suatu siklus kecuali pada siklus gas.
Media pendingin (cooling media) adalah media yang digunakan untuk
mengantarkan efek refrijerasi ke tempat yang membutuhkan[8].Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti
bangunan komersial, menempatkan siklus pendingin terpusat pada suatu tempat. Dan
ruangan yang meng