• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pasca Panen Produk Agribisnis dan Agroindustri untuk Ekspor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Pasca Panen Produk Agribisnis dan Agroindustri untuk Ekspor"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

DAN

UNTUK EKSPOR

Oleh: Dr. Ir. E. Sa'id,

krisis dan moneter yang laut, dan berbagai produk melanda Indonesia sejak 1997, rempah-rempah lada, dan mempunyai dampak bola salju bagi lain) budidayanya. Ini

lain penting untuk rnembantu mengge-rakan bidang ekonomi, sosial dan bahkan politik. kembali ekonomi yang Keterpurukan ekonomi nasional, selain terbalik (negative growth). menyebabkan meningkatnya jumlah

pemutusan hubungan kerja, juga Walaupun diasumsikan bahwa "booming berikan dampak negatif bagi meningkatnya hanya terjadi selama 4-5

jumlah penderita kekurangan protein, kalori gizi. tahun, asumsi hendaknya dimengerti sebagai Kenyataan diatas menyiratkan era dimana tukar Dollar Rupiah cukup

peningkatan produksi bagi kegiatan ekspor. Namun

kesejahteraan yang semakin merata di masyarakat. masa "booming" kegia-tan ekspor produk dan agroindustri dijamin tidak akan Namun dampak krisis ekonomi sejarah selamapuluhan atau ter tidak seluruhnya bernuansa suram, menyedihkan bahkan tahun membuktikan bahwa In- dan menyengsarakan, karena di berbagai donesia menjadi negara yang kuat

di sektor sektor dari pengembangan agribisnis dan dan agroindustri ternyata

"booming

Bahkan sebagai unsur

penyelamat, sektor per-

agribisnis" hanya akan terjadi selama

,,,,,

tahun,

hendaknya

diperlukan penanganan

agroindustri pada pasca y ang

nya tidak hanya mampu

Rupiah

prima, karena komoditi

mencukupi pasokan pertanian unik

melainkan dalam

memberikan kontribusi

tdamun

h masa

boom inq

Terdapat ciri hasil

perolehan devisa dari menonjol, yakni (1)

ekspor

agribisnis dan agroindustri dijamin tidak

n b

t?

h e nt

,

ka re n a

a am a n

hingga produk tidak dapat yang dimaksud produk

unggulan produk bersifat rusak

yang marnpu memuaskan

tahun telah membuktikan bahwa

akibat

sekaligus mampu menuai

yang kuat dari

dan

dari ekspomy a.

agribisnis dan agroindustrinya.

biologik, (3) memiliki tidak

Akhir-akhir ini, akibat faktor lingkungan

yang sektor dan agroindustri tumbuh, dan (4) memerlukan penanganan yang mengundang para investor yang bersifat tergantung pada jenis produknya.

dari sektor atau sektor

untuk ikut menikmati perolehan dollar dari kegiatan itu, berdasarkan pengalaman terdapat ekspor. produk yang diminta pasar luar M yang menghambat penanganan negeri seperti (manggis, mangga, produk yang baik. Kelima faktor rambutan, durian), sayuran (kentang, kol, jamur, M tersebut) :

-

seringkali

produk-produk perikanan (udang, tuna,

,

baik dalam wawasan

Direktur dan MMA IPB

ACRIMEDIA VOLUME 5. 2

(2)

maupun manajerial; (2) material - tidak seragam, sehingga mutu dan produk menurunkan nilai (3) metoda pengolahan tradisional, kurang inovatif dan kurang memiliki terobosan teknologi; (4) - kurang efisien dan sering memiliki kapasitas menganggur (idle dan (5) modal - kurang tersedia dan kurang mampu dikembangkan dengan baik.

Untuk mengantisipasi perrnintaan pasar luar negeri. penanganan produk dapat dilakukan melalui tiga kegiatan pokok, yakni teknologi pengawetan, teknologi pengolahan dan teknologi pengemasan. Pada dasarnya produk untuk ekspor harus melalui proses pengawetan dan pengemasan, atau pengolahan dan pengkemasan.

Pendekatan Teknologi Pengawetan Dengan cara pengawetan komoditi tidak

mengalami perubahan fisik secara nyata, misalnya jahe segar tidak nyata bentuknya diawetkan menjadi jahe kering. Pengawetan dapat dilakukan melalui pengeringan atau penguapan, atau juga dengan penurunan suhu (pendinginan). Pada kondisi suhu mikroorganisme dan terhambat kerjanya. Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan radiasi dengan gamma. Pengawetan dapat juga dilakukan dengan pasteurisasi pada suhu sedangkan sterilisasi pada suhu biasanya dilakukan dalam pengolahan produk. pengawetan lainnya yang sering dilakukan, misalnya untuk produk adalah pemikelan dengan

benzoat atau laktat.

2. Pendekatan Teknologi Pengolahan

Dengan diolah, bentuk fisik komoditi biasanya sama sekali, misalnya minyak dari kelapa atau kelapa yang berupa

menjadi minyak (cairan), dari daging menjadi abon, dendeng dll, dari beras ketan menjadi dan lain-lain. Pada umumnya pengolahan memerlukan energi dan membutuhkan berbagai bahan campuran.

3. Pendekatan Teknologi Pengemasan biasanya dilaksanakan terpadu dengan atau pengolahan, dan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan akan fisik, maupun sebagai alat komoditi, maupun promosi dan pemberi informasi. Jenis bahan yang digunakan adalah plastik, (berupa foil atau kaleng), kayu lain-lain.

MUTU PRODUK

Salah satu kiat keberhasilan untuk ekspor adalah menyediakan produk yang telah syarat untuk ekspor. Dengan kata lain produk harus kriteria mutu yang diminta oleh pasar luar negeri. Tantangan yang terberat bagi. produk Indonesia untuk ekspor ke Jepang, Eropa dan Amerika Serikat (Solahuddin, 1999) adalah and Measures = SPS' yang sering disebut sebagai proteksi baru dalam bidang perdagangan komoditi hasil pertanian.

Lebih lanjut Solahuddin (1999) mencontohkan Jepang menggunakan tiga jenis peraturan yang

dengan yakni (1) Peraturan (Food Safety Law) yang mengatur

konsentrasi bahan dan

pemanis; (2) Peraturan Perlindungan (Plant Protection

Law)

yang terkait dengan SPS, dan (3) Peraturan Pengemasan (Food Control yang mengatur pelabelan dalam nilai alamat

dan lokal. Dilain pihak USA memberlakukan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) sejak 18 Desember 1997.

Untuk otomatis

Detention), khususnya untuk ekspor ke Amerika Serikat, dan diperketatnya penguatan ekspor karena tuntutan konsumen akan mutu produk, perlindungan dari ketidak ketidak

produk dan kerugian kelestarian lingkungan maka para seyogianya mampu persyaratan mutu yang diminta,

dengan jenis produk yang di ekspornya.

itu untuk mampu bersaing di ekspor global, (1999) Indonesia harus terus mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan HACCP, baik untuk primer maupun untuk produk olahannya. Demikian pula berbagai upaya pengendalian terpadu dan penggalakkan pertanian organik perlu terus dikembangkan untuk mengisi Ceruk Pasar kalangan sadar yang semakin di luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

114 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 AHMAD SAEPUDIN L KP.TAMANSARI.. 115 CIBITUNG SINDANGKERTA 03 OPIK

 Enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada mengalami kenaikan indeks, yakni berturut-turut: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,90 persen;

Memberikan informasi bahwa pemberian susu bebas laktosa memberikan hasil yang lebih baik dalam pengelolaan diare akut dehidrasi tidak berat pada anak dibandingkan dengan susu

Bahkan banyak dari perwira Polri angkatan pertama pernah menjadi perwira atau ka det dari ketiga angkatan dalam militer Indonesia, yang kemudian berpindah, salah

Perkembangan eksplan Alfalfa (Medicago sativa L.) menjadi kalus ditunjukkan dari beberapa perlakuan yang telah dilakukan. Kotiledon aseptik alfalfa yang

Nilai oksigen terlarut (DO) yang diperoleh dari keempat stasiun penelitian berkisar antara 6,6-7,2 mg/l, dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 7,2mg/l hal

tetap). Namun saat ini IMF menambahkannya menjadi delapan, yaitu pengaturan pertukaran tanpa kehadiran mata uang resmi seperti yang terjadi antara Negara Elsavador

Penelitian ini mendapatkan persentase anak yang memiliki perkembangan yang normal lebih tinggi pada anak dengan status gizi normal (82,2%) daripada anak