• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1x

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul 1x"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 1

PERILAKU DAN MEKANISME PERILAKU

A. PENDAHULUAN

Memahami perilaku peserta didik merupakan hal yang penting bagi guru.

Proses pendidikan dan pembelajaran menuntut guru untuk berinteraksi dengan

peserta didik. Interaksi yang terjalin haruslah interaksi yang mendidik.

Pemahaman terhadap apa, mengapa, bagaimana peserta didik berperilaku

membantu guru menetapkan stimulasi yang dilakukan agar peserta didik

menampilkan perilaku diharapkan sebagai indikator terjadi proses belajar dan

tercapainya hasil belajar.

Materi perilaku dan mekanisme perilaku merupakan materi awal

bagaimana memahami peserta didik. Pada modul 1 (satu) ini dipaparkan konsep

dasar perilaku dimulai dari definisi perilaku sampai dengan bagaimana peserta

didik menyesuaikan diri. Pembahasan diurutkan secara konseptual dan praksis

sehingga diahir modul anda diharapkan memahami secara utuh apa, mengapa,

dan bagaimana peserta didik berperilaku.sehingga anda dapat merancang

stimulasi yang mendorong peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sesuai

tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu menganalisa

perilaku peserta didik dan perilaku anda sendiri sebagai calon pendidik sehingga

pada akhirnya anda dapat meningkatkan kualitas perilaku anda sebagai pendidik

yang professional dan kualitas perilaku siswa sesuai dengan kompetensi yang

harus dicapai sebagai hasil belajar dan pendidikan. Secara khusus anda

diharapkan dapat :

a. mengidentifkasi faktor-faktor pencetus perilaku

b. mengidentifikasi motif peserta didik berperilaku

c. menganalisa mekanisme perilaku peserta didik

(2)

Pencapaian kemampuan yang diharapkan memerlukan dukungan

pemahaman anda terhadap konsep dasar dan pemahaman tentang peserta didik

(cara pandang terhadap peserta didik) dari materi perkuliahan/ modul landasan

pendidikan serta menguasai konsep dasar dan pemahaman tentang pendidikan

serta proses pendidikan dan pembelajaran (cara pandang tentang pendidikan dan

pembelajaran) dari materi perkuliahan/ modul paedagogik

Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)

disajikan secara berurutan mulai dari definisi perilaku, factor-faktor pencetus

perilaku, motif sebagai penggerak perilaku, dan motivasi berperilaku. Pada

bagian 2 (dua) dipaparkan : jenis-jenis perilaku, mekanisme perilaku, pencapaian

tujuan perilaku, dan bagaimana peserta didik menyesuaikan diri penyesuaian diri

pada pencapaian tujuan perilaku. Hubungan antar bahasan divisualisasikan

dalam peta konsep sebagai berikut :

perilaku

faktor

motif-motivasi

mekanisme Tujuan

(3)

Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari

modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut :

a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan

hingga rangkuman.

b. Pergunakan glosarium untuk memahami arti kata atau konsep yang

diarasakan belum dikenal atau sulit dipahami.

c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar

rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman

d. Kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara

praksis paham konsep yang disajikan

e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes

formatif

f. Periksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitung berapa nilai anda.

Jika nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagian mana anda kurang,

lalu baca kembali paparan modul, dan cobalah mengulang menjawab

pertanyaan tes formatif kembali. Pafahami penjelasan jawaban yang

(4)

B. KEGIATAN BELAJAR I

KONSEP DASAR PERILAKU

Apakah anda seseorang yang memikirkan dengan serius pakaian apa

yang akan anda kenakan besok hari, atau anda mengenakan pakaian yang

menurut anda nyaman untuk dikenakan saat tersebut, atau anda hanya

mengambil pakaian yang berada paling atas`dari tumpukan pakaian dalam

lemari, atau anda mengenakan pakaian yang tersedia karena hanya pakaian itu

yang masih bersih untuk digunakan. Jawaban anda menunjukkan perilaku anda

dalam berpakaian.

Apakah anda pernah memperhatikan bagaimana anak-anak bermain. Ada

anak yang asik dengan mainannya sendiri, ada anak yang berusaha mengajak

teman-temannya bermain bersama, ada anak yang mengikuti kemanapuan dan

apapun yang dikerjakan oleh temannya. Mengapa mereka menunjukkan perilaku

yang berbeda ?, apa yang menyebabkan perilaku mereka berbeda padahal

berada dalam kegiatan yang sama bermain.

Pada saat anda mengajar, anda mungkin pernah menghadapi beragam

situasi dan beragam tampilan perilaku anak. Keributan pada saat masuk kelas,

karena ada anak yang berlari masuk ke kelas, anak yang menyapa temannya,

anak yang memperlihatkan mainan pada temannya, anak yang menceritakan

pengalamannya, anak yang mengerjakan pr karena lupa mengerjakan di rumah

atau anak yang duduk sendiri dibangkunya menunggu kegiatan pembelajaran

dimulai. Mengapa para siswa melakukan aktivitas-aktivitas`tersebut?.

Faktor-faktor apa yang membuat perilaku para siswa berbeda?.Secara konseptual

bagaimana hal tersebut dijelaskan.

1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah manifestasi hayati makhluk hidup, hidup.

Apapun yang menunjukkan makhluk hidup, hidup itulah adalah perilaku.

(5)

hidup. Kualitas perilaku yang ditampilkan Pada paparan modul ini kita tidak

akan membahas perilaku makhluk hidup. Kita adalah manusia dan yang

menjadi sasaran layanan pendidikan dan pembelajaran adalah manusia

khusus peserta didik. Pembahasan kita spesifik pada perilaku peserta didik

dalam proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran..

Perhatikan gambar dibawah ini, gambar-gambar tersebut menunjukkan

manusia sedang berperilaku.

Manusia dalam perspektif psikologi dipandang sebagai individu.

Individu yang memiliki karakteristik dan keunikan tertentu, ciri-ciri yang

spesifik dan khas baik yang bersifat fisik maupun psikis. Secara garis besar

manusia terdiri atas aspek jasmani atau fisik dan rohani psikis, walaupun

disebut terpisah dalam kenyataanya kedua tidak dapat dipisahkan,

merupakan satu kesatuan yang utuh (undivided – tidak terpisahkan).

Keutuhan ini akan terpisah manakala manusia mati. Pada saat itu individu

tidak lagi berperilaku. Sebagai individu manusia memiliki ciri yang esensial

yaitu selalu berperilaku atau melakukan kegiatan. Perilaku meliputi perilaku

yang nampak maupun perilaku yang tidak nampak (Nana Syaodih, 2004).

Perilaku yang nampak adalah perilaku yang dapat dilihat seperti

berkedip, berlari, dan menulis. Perilaku yang tidak nampak adalah perilaku

yang tidak dapat dilihat oleh mata tetapi menunjukkan sisi kehidupan

manusia, seperti berpikir, dan berperasaan. Kita tidak dapat melihat

(6)

sebagai keputusan hasil berpikir, mungkin bergerak atau mungkin diam.

Individu berperilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku

individu memiliki arti/ makna yang berbeda dalam konteks lingkungan yang

berbeda.

Peserta didik sebagai individu akan terus menerus berperilaku selama

mengikuti kegiatan pembelajaran dan proses pendidikan di sekolah.

Berdasarkan paparan yang telah anda baca, coba identifikasi perilaku yang

ditampilkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Tuliskan pada tabel

berikut

Perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran adalah :

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12

13 14

15 16

Apakah kolom pada tabel diatas masih kurang, ya pasti, karena banyak

sekali perilaku yang ditampilkan peserta didik. Peserta didik adalah individu

yang selalu berperilaku.

Apakah perilaku yang ditampilkan peserta didik terjadi karena apa yang

ingin mereka lakukan atau karena ada faktor-faktor lain yang menyebabkan

mereka berperilaku. Apakah anda mungkin menjadi penyebab mereka

melakukan suatu perilaku tertentu, ataukah apakah memang anda secara

(7)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Para ahli berbeda pendapat tentang apa yang menyebabkan individu

berperilaku.Pendekatan yang berbeda menunjukkan pandangan yang berbeda

tentang penyebab individu berperilaku. Berdasarkan pandangan tentang

penyebab perilaku dapat didentifikasi jenis-jenis perilaku yang ditampilkan

oleh individu. Pendekatan dan pandangannya terhadap penyebab perilaku

dapat diidentifikasi sebagai berikut .

a. Pendekatan psikoanalisa

kesadaran

ambang sadar

ketidaksadaran

Psikoanalisa memandang perilaku individu dipengaruhi oleh

kesadaran individu. Tokoh Psikoanalisa Sigmund Freud menggambarkan

kehidupan individu ibarat gunung es. Sebagian gunung es tampak

dipermukaan air, bagian ini disebut kesadaran, perilaku sepenuhnya

dilakukan atas dasar kesadaran atau perilaku yang sepenuhnya dalam

kontrol individu. Contoh peserta didik berangkat dan mengikuti proses

pembelajaran dikelas dan menyadari keberadaannya di sekolah dan di

dalam kelas.

Sebagian gunung es tenggelam, bagian ini disebut ketidaksadaran

dan merupakan bagian yang lebih besar. Individu melakukan

aktivitas-aktivitas secara tidak sadar atau di luar kontrol dirinya. Contoh, kita

melihat siswa yang meyangga kepalanya pada saat mendengarkan

penjelasan guru, padahal kepalanya tiak berat dan kalau kita tanyakan

pada mereka kenapa mereka menyangga kepalanya, mereka menjawab

(8)

Diantara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat bagian ambang

sadar. Ambang sadar bersifat fluktuatif sejalan dengan kondisi kesadaran

dan ketidaksadaran individu. Contoh, melamun pada saat anda sedang

menunggu seseorang, anda sadar menunggu, apa yang terjadi dalam

lamunan adalah hal-hal yang terjadi dalam alam bawah sadar atau

ketidaksadaran, melamun menjadi wilayah ambang sadar. Pada saat anda

masih mengontrol diri anda, walaupun anda sedang melamun anda

mudah tersadarkan atau dapat merespon dengan cepat sapaan teman

anda, tetapi pada saat lamunan anda sangat mendalam anda menjadi

terkaget-kaget atau malah kebingungan terhadap sapaan teman anda,

karena sejenak anda tidak ada dalam dunia nyata tetapi masuk pada

dunia yang anda ciptakan. Pada budaya Jawa Barat orang tua sering

mengingatkan untuk tidak berlama-lama melamun agar mudah kembali

pada dunia nyata atau dalam kesadaran.

Pada konteks islam, kesadaran dan ketidaksadaran memperoleh

perhatian. Melaksanakan ibadah dilakukan dalam kesadaran. Contoh

shalat dilaksanakan dalam kesadaran pada waktu tertentu, gerakan

tertentu dan surat, ayat atau bacaan tertentu. Sebagaimana Qs An-Nisa

(4) ayat 103 : “……….. Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Pada saat

seseorang tertidur diantara waktu shalat, individu diwajibkan untuk

berwudhu kembali, karena tidak tahu apa yang terjadi pada saat tidur

mungkin saja terjadi sesuatu yang membatalkan wudhu contoh kentut,

tidur adalah kondisi ketidaksadaran

b. Pendekatan behavioral

Pendekatan behavioral memandang perilaku manusia merupakan proses

stimulus respon.

atensi

S R

(9)

Individu akan berperilaku (merespon) manakala terstimulasi. Stimulus

datang dari lingkungan mengenai alat-alat dria manusia. Alat dria adalah

panca indra, meliputi pendengaran – telinga, penciuman – hidung,

pengecap – lidah, penglihatan – mata, peraba – kulit; serta hati dan

pikiran. Stimulasi yang mengenai alat-alat dria menjadi sensasi. Sensasi

membuat individu memberikan respon. Perilaku sebagai respon individu

terhadap stimulasi yang dirasakan disebut atensi (perhatian). Perilaku

individu dapat menjadi stimulasi bagi orang lain. Perilaku yang

mengudang respon yang sangat intens pada orang lain kita sebut

sensasional.

Peserta didik memperhatikan guru didalam kelas karena sensasi

suara, gerakan maupun kemenarikan materi yang disampaikan oleh guru.

Mari kita ingat-ingat perilaku-perilaku apa yang dilakukan oleh guru

yang membuat para peserta didik memberikan perhatian pada

pembelajaran yang kita lakukan atau memberikan perhatian secara

pribadi pada guru. Cobalah tuliskan dalam tabel dibawah ini

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12

13 14

15 16

Jawaban anda menunjukkan bahwa perilaku guru menstimulasi perilaku

peserta didik. Perilaku peserta didik dipengaruhi oleh stimulasi yang

datang dari lingkungan. Salah satu teori dalam pendekatan behavioristik

yaitu teori Tabularasa menyatakan anak ibarat pualam putih, perilaku

(10)

dewasa terhadapnya. Salah satu jargon para ahli behavioristik adalah “

berikan pada sepuluh orang anak, akan kujadikan sepuluh orang yang

berbeda (menjadi apa yang dinginkan)”.

Lingkungan yang dipersiapkan/ dirancang membentuk perilaku

tertentu pada individu. Contoh dalam kegiatan pendidikan secara utuh

dapat kita lihat pada pendidikan yang dilakukan di lingkungan ABRI dan

kepolisian serta sekolah-sekolah kedinasan lain. Bagaimana berbagai

aturan dan penciptaan kondisi dipersipkan dengan harapan tertampilkan

perilaku tertentu yang diharapkan.

Apa yang anda bayangkan pada saat melihat gambar diatas ?,

Bagaimana perilaku anak-anak yang tinggal dalam rumah yang asri

seperti tampak pada gambar?. Anak-anak akan merasa aman, nyaman

dan berbahagia, sehingga perilaku yang tertampilkan adalah perilaku

penuh kegembiraan. Mungkinkah kita menciptakan lingkungan sekolah

kita seperti itu?. Jawabannya “harus”, kalau kita ingin peserta didik kita

merasa betah, nyaman dan ingin berada disekolah.

Islam mengajarkan, anak terlahir fitrah, yang menjadikannya

islam, majusi, atau nasrani adalah orang tuanya. Kepatuhan anak pada

(11)

mengajarkan anak untuk tidak mempersekutukan Allah, sebagaimana Qs

Lukman (31) ayat 12 -19. “Dan ingatlah ketika luqman berkata pada

anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, : Wahai anakku!

Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya

mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar” (Qs 31:13).

c. Pendekatan Humanistik

Pendekatan humanistik memandang individu berperilaku karena

merasakan kebutuhan. Kebutuhan yang dirasakan menjadi niat yang

mendorong individu berperilaku untuk mencapai tujuan. Kebutuhan

merupakan penggerak perilaku disebut juga sebagai motif. Paparan

tentang motif akan dibahas lebih spesifik pada bagian selanjutnya.

Kelompok humanistik sangat percaya niat merupakan energi psikologis

yang sangat kuat yang membuat individu mampu melakukan apapun.

Jargon kelompok humanistik “ Berikan padaku dunia, akan ku ubah

dunia”.

Mari kita renungkan, apa yang dapat kita lakukan pada saat kita

merasakan keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu, berapa

banyak usaha yang dapat kita lakukan, betapa kuat tenaga yang kita

miliki.

Anda sudah memperoleh hasil perenungan ?. Jika ya, coba tuliskan apa

yang telah anda lakukan karena merasakan kebutuhan (niat) yang

membuat anda memiliki keinginan (tujuan).

(12)

Niat dalam islam berarti juga ikhlas, menerima dengan penuh

kesadaran.dan akan memperoleh balasan yang setimpal atas amal

ibadahnya. Sebagaimana Qs 2: 272 “……..apapun harta yang kamu

infakkan, maka kebaikannya untuk dirimu sendiri.Dan janganlah kamu

berinfak melainkan karena mencari rida Allah ……….”

Niat dalam islam disandarkan semata-sama untuk mencapai rida Allah.

Semua tujuan perilaku untuk mencari rida Allah.

d. Pendekatan ekologis lintas budaya

Pendekatan ekologis lintas budaya memandang perilaku terjadi karena

individu adalah makhluk sosial yang menciptakan/ mengembangkan cita,

rasa dan karsa untuk memenuhi kebutuhan kehidupan yang sehat.

Pengembangan cita, rasa dan karsa untuk memenuhi kebutuhan

kehidupan menciptakan tatanan kehidupan komunitas atau kita sebut

sebagai peradaban.

Contoh, perubahan penggunaan kapur tulis dan papan tulis hitam,

menjadi spidol dan papan tulis putih, sehingga menjadi peralatan menulis

elektronik karena kebutuhan untuk memaparkan materi atau menuliskan

informasi secara lebih mudah, cepat, bersih dan dapat disimpan sebagai

dokumen yang dihasilkan.

Dalam konteks islam kita mengenal istilah kesolehan sosial. Seorang

muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Muslim itu ibarat satu

tubuh.Hubungan sosial harus dijaga agar tercipta masyarakat muslim

yang madani. Salah satu bentuk kesalehan sosial adalah menyampaikan

amanah dan berlaku adil sebagaimana dijelaskan pada Qs 4: 58

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hokum diantara

manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. …….”

Coba berikan ilustrasi keinginan-keinginan anda untuk

(13)

suatu perbuatan dengan cara memperbaiki diri dan lingkungan. Ilustrasi

boleh dalam kehidupan secara umum, akan lebihbaik jika anda dapat

mengidentifikasi dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

e. Pendekatan spiritual

Pendekatan spiritual memandang individu berperilaku karena kesadaran

sebagai makhluk yang diciptakan oleh Maha Pencipta Tuhan Yang Maha

Kuasa. Individu berperilaku untuk menjalankan tugas hidup dan

kehidupan atas dasar keyakinan pada Tuhan. Perilaku adalah ibadah

untuk menjalankan perintah yang maha kuasa.

Contoh, individu makan minum (berperilaku) karena kesadaran untuk

hidup, guna dapat beribadah pada yang maha kuasa. Makan dan minum

yang dilakukan adalah ibadah karena diniatkan semata-mata karena

Allah.

Islam memandang sebagai keimanan, sebagaimana Qs. 2: 21, “Wahai

manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan

orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”.

Sudahkah kita berperilaku karena alasan kesadaran kita sebagai makhluk

Allah, karenanya kita harus mengisi hidup dan kehidupan sesuai dengan

aturanNya.

f. Pendekatan konvergensi

Kelima pendekatan yang telah dipaparkan menunjukkan faktor penceus

(14)

faktor dari dalam dan faktor dari luar diri individu. Pertanyaanya, pada

saat kita berperilaku apakah perilaku kita lakukan karena dorongan dari

dalam diri kita baik itu karena kebutuhan, kesadaran, maupun posisi

ataukah kita melakukan sesuatu karena hal-hal diluar diri kita yang

mendorong kita untuk berperilaku. Mana yang lebih dominan faktor di

dari dalam diri kita atau faktor dari luar diri kita. Apakah kedua faktor

secara bersamaan mencetuskan perilaku. Pertanyaan-pertanyaan tadi

mungkin berkembang pada benak anda.

Pendekatan yang menjembatani perbedaan pandangan-pandangan

sebelumnya adalah pendekatan konvergensi. Pendekatan konvergensi

memandang perilaku individu dipengaruhi oleh kedua, baik faktor-faktor

dari dalam diri maupun faktor-faktor di luar diri individu. Secara spesifik

faktor yang mempengaruhi perilaku adalah : faktor bawaan (herediter),

lingkungan (enveromental) dan kematangan (time).

Biasanya ditunjukkan dalam rumus :

P = F (H.E.T).

P, person atau perilaku individu. F, fungsi atau totalitas utuh dari

faktor-faktor. H atau herediter atau faktor bawaan baik yang diturunkan oleh

orang tua, maupun yang terjadi selama dalam kandungan yang dibawa

pada saat kelahiran. Faktor herediter merupakan potensi yang dimiliki

individu. E atau enveromental yaitu faktor lingkungan. Lingkungan

dalam konteks psikologis adalah segala hal yang berada diluar diri

individu. Lingkungan dapat dikelompokkan dalam lingkungan yang

berpengaruh atau disebut lingkungan efektif dalam bahasa jerman

disebut umwelt. Kedua adalah lingkungan yang ada disekitar individu,

apapun yang ada di luar diri individu, antara lain udara, fisik, material,

kondisi geografis, maupun suasana dalam bahasa jerman disebut

umgebung. Individu dalam konteks pribadi diartikan sebagai self, atau

sering disebut diri dalam individu. Pada konteks self tubuh individu

(15)

tidak dapat tertampilkan atau terwujudkan secara fungsional bilamana

tidak didukung kematangan. Seorang anak tidak dapat berjalan dengan

baik walaupun individu ingin berjalan, dan orang tua membantu untuk

berjalan, jika kakinya belum siap dan kuat untuk menompang tubuhnya

dan belum menguasai koordinasi gerakan kaki.

Faktor mana yang lebih dominan akan sangat tergantung konteks

peristiwa perilaku terjadi. Bisa jadi faktor internal atau faktor dalam diri

individu lebih dominan, misalnya individu makan karena tubuhnya

menuntut untuk memperoleh asupan makanan sehingga individu merasa

lapar. Bisa jadi faktor eksternal atau faktor di luar diri lebih dominan,

individu makan bukan karena lapar tapi karena melihat penampilan

makanan yang menarik dan melihat orang lain sangat menikmati

makanan, padahal individu baru saja makan. Bisa jadi salah satu menjadi

pencetus awal, melalui proses berpikir individu memanipulasi informasi,

data, maupun fakta baik yang ada dalam memori maupun tersedia pada

berbagai sumber informasi, hingga ahirnya individu membuat keputusan

berperilaku. Individu makan karena merasa lapar dan memikirkan

makanan apa yang paling memungkinkan untuk dimakan sesuai dengan

makanan yang tersedia di toko atau restoran dimana individu sedang

berada. Individu dapat menyantap makanan dengan nyaman manakala

giginya sudah dapat mengunyah makanan padat.

Islam memandang individu terlahir dalam fitrah keislamanan,

dibekali oleh potensi sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna.

Orang tua yang mendidik dan lingkungan dimana individu dibesarkan

mempengaruhi perilaku individu. Individu yang mampu melihat dan

belajar dari berbagai kejadian alam serta menyakini akan keesaan Allah

akan mampu membuat keputusan berperilaku yang menjadi kebaikan

bagi dirinya, bagi lingkungannya dengan mengharapkan barokah dan

magfiroh dari Allah SWA. Sebaik-baiknya manusia dalam hubungannya

(16)

Sebaik-baiknya manusia dalam hubungan dengan manusia dan makhluk lain

adalah yang paling banyak dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Sebaik-baiknya manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah

manusia yang dapat mentafakuri semua potensi yang dimilikinya dan

semua yang terjadi atasnya adalah nikmat yang diberikan Allah padanya

sehingga dia belajar untuk menjadi orang yang senantiasa mampu

mensyukuri nikmat Allah. Pelajari Qs. Ar-Rahman, maka kita akan

menemukan islam secara lengkap menggambarkan perilaku manusia dan

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.

3. Motif

Energi psikologis yang menggerakkan perilaku disebut dengan motif.

Menurut Maslow motif individu untuk melakukan perilaku merupakan

kebutuhan yang dirasakan individu yang memerlukan pemenuhan.

Kebutuhan yang dirasakan individu bersifat hirarki. Pemenuhan kebutuhan

pada tingkat yang lebih rendah mendorong individu untuk memenuhi

kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Tingkatkan pemenuhan kebutuhan

juga menunjukkan tingkat perilaku individu. Tingkatan kebutuhan dapat

digambarkan pada piramida dibawah ini.

transendental

keilmuan/ keindahan

aktualisasi diri

harga diri

kasih sayang

rasa aman

(17)

Tingkatan kebutuhan yang dirasakan individu akan menunjukkan bentuk

piramida yang berbeda atau malah mungkin tidak lagi berbentuk piramida.

Kebutuhan-kebutuhan berkembang, bilamana individu ingin kehidupannya

lebih baik, individu dituntut untuk menunjukkan kualitas perilaku yang lebih

tinggi. Dengan kata lain individu harus meningkatkan apa kebutuhan yang

harus dipenuhi dan menetapkan tujuan perilaku, sehingga pada ahirnya

mencapai tujuan kehidupan yang lebih tinggi.

Kebutuhan paling dasar yang dirasakan individu adalah kebutuhan

fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia yang

berhubungan dengan pemenuhan fisik dan insting, antara lain kebutuhan

untuk bernafas, makan minum, sex, dan tempat berlindung. Berkenaan

dengan kebutuhan peserta didik akan pendidikan dan pembelajaran pada

tahap ini adalah peserta didik datang kesekolah karena merasa harus

kesekolah. Peserta didik tidak faham untuk apa bersekolah, hanya mengikuti

instif karena semua orang pergi sekolah.

Kebutuhan yang kedua adalah pemenuhan kebutuhan rasa aman baik

secara fisik maupun psikologis. Setiap individu membutuhkan jaminan

diterima dan terlindung dari berbagai hal yang dirasakan mengancam

individu baik secara fisik maupun psikologis. Peserta didik dengan

kebutuhan rasa aman datang kesekolah karena ingin memperoleh pujian atau

tidak ingin memperoleh hukuman. Peserta didik datang kesekolah atau

mengerjakan tugas-tugas sekolah karena ingin memperoleh pujian dari orang

tua atau guru. Sebaliknya peserta didik datang tepat waktu ke sekolah karena

(18)

Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan akan kasih sayang. Individu

membutuhkan untuk disayangi dan diakui sebagai bagian dari anggota

keluarga, teman, maupun komunitas sosial. Individu membutuhkan memiliki

ikatan-ikatan emosional psikologis dengan individu lain dalam berbagai

bentuk relasi sosial. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran karena

merasa senang pada mata pelajaran, memiliki teman, guru yang dianggap

baik hati dna menyenangkan, aktivitas-aktivitas sekolah yang membuat

dirinya menjadi bagian dari warga sekolah.

Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan yang keempat. Individu

membutuhkan untuk dihargai keberdaannya, didengar pendapatnya,

diapresiasi tindakannya. Individu membutuhkan posisi dan peran yang

menunjukkan atau pengakuan terhadap keberadaan baik secara struktural

formal maupun secara sosial emosional non formal. Peserta didik mengikuti

pendidikan dan proses pembelajaran karena merasa memperoleh pengakuan

dari lingkungan sebagai anak pintar, anak popular, ketua kelas, memiliki

prestasi akademik maupun non akademik, ketua kelompok bermain, striker

tim sepakbola, dan apapun yang menunjukkan dan menuntut peran individu.

Kebutuhan ke satu hingga ke empat menurut maslow bersifat

menghilangkan kekurangan. Kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan

yang kelima merupakan kebutuhan yang bersifat pengembangan. Seseorang

yang telah mencapai tahap aktualisasi diri atau orang yang dirinya telah

teraktualisasi memiliki pribadi yang utuh, sehat, seimbang dan matang (Nana

Syaodih, 2004: 69). Peserta didik yang sudah sampai pada kebutuhan

aktualisasi diri, mengikuti pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah

karena memiliki tujuan masa depan, merasa memperoleh manfaat dari mata

pelajaran, memiliki target hasil belajar, serta berkompetisi dengan diri

sendiri dan orang lain secara sehat untuk mencapai prestasi.

Kebutuhan yang selanjutnya adalah kebutuhan keilmuan. Individu butuh

belajar bagaimana cara belajar sehingga menjadi pebelajar sejati sepanjang

hayat. Pada dasarnya setiap hari dari setiap peristiwa kita dapat memperoleh

(19)

banyak dan begitu kompleks. Makin banyak kita tahu, semakin kita merasa

banyak yang tidak kita ketahui. Peserta didik belajar mempergunakan

berbagai sumber belajar, memperhatikan berbagai kejadian untuk

memperoleh pembelajaran, dan dengan senang hati berbagi ilmu yang

dimilikinya untuk kebaikan semua orang.

Kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan transendental. Kebutuhan

untuk memiliki hubungan psikologis religius dengan Tuhan. Setiap individu

membutuhkan merasa memiliki hubungan dengan yang Maha Kuasa.

Individu berperilaku untuk memperoleh keterdekatan dengan Yang Maha

Pencipta, untuk memperoleh Rida Allah. Semua yang dilakukan ikhlas

hanya karena Allah. Peserta didik mengikuti pendidikan dan proses

pembelajaran semata-mata untuk beribadah padaNYA. Mencapai hasil

belajar dan menunjukkan prestasi karena rasa syukur atas nikmat yang telah

diberikan Allah padanya. Alangkah indahnya jika para peserta didik kita

belajar atas dasar kesadaran sebagai ibadah pada Allah SWA.

4. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan/ perilaku

individu. Menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong

atau menggerakkan individu melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

C. RANGKUMAN

Manusia sebagai individu adalah makhluk yang tidak pernah berhenti

berperilaku sebagai manifestasi individu hidup. Perilaku individu secara umum

terjadi karena faktor yang datang dari dalam diri individu atau disebut dengan

faktor internal, faktor yang datang dari luar individu atau juga disebut faktor

ekternal, serta dipengaruhi oleh kematangan baik fisik maupun psikologis.

D. TES FORMATIF

1. Perilaku adalah

(20)

b. Tingkah laku makhluk hidup

c. Akivitas yang menunjukkan makhluk hidup, hidup

d. Ativitas yang menunjukkan manusia hidup

2. Manusia dalam konteks psikologi disebut sebagai individu

a. Manusia yang memiliki ciri-ciri yang spesifik

b. Manusia makhluk yang utuh jasmaniah dan psikis

c. Manusia yang

3. Ketidaksadaran

4. Sensasional

5. Lingkungan efektif

6. Kebutuhan

7. Kesalehan sosial

8. Kesadaran sebagai makhluk tuhan

9. Kematangan

10.Konvergensi

E. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C. Perilaku adalah manisfestasi kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya

manusia yang berperilaku, tetapi semua makhluk hidup. Pada konteks modul

pembahasan perilaku dibatasi hanya pada manusia

KEGIATAN BELAJAR 2

1. Motif

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Keterbatasan pemeriksaan elektrodiagnosis yaitu hanya dapat mendeteksi kelainan pada saraf yang besar (saraf bermielin). Dengan keterbatasan ini, terjadi penurunan

Kitab suci yang diturunkan kepada nabi Daud alaihissalam disebut …… (zabur) 9.. Nabi yang mendapat julukan Bapak para Nabi adalah Nabi …… (Ibrahim

The result of research showed that: (1) the participation of FSSVAP AG members in Lampung Province belonged to high category; (2) member cohesiveness, group

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi Kamishibai dalam meningkatkan kemampuan menulis teks naratif siswa kelas sebelas MA Riyadlotut

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. © Chrispianus

Pada penelitian ini semua sampel tidak diberi obat antikoagulan, sehingga pada penelitian ini baik kelompok perlakuan ekstrak biji pinang maupun kelompok kontrol positif

Persentase rata-rata jumlah ikan rainbow dengan warna biru-ungu pada bagian kepala yang diberi perlakuan pakan maggot yang diperkaya dengan wortel (58±3,37%) tidak berbeda