• Tidak ada hasil yang ditemukan

Replikasi pada Standby Database Menggunakan Metode Incremental Backup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Replikasi pada Standby Database Menggunakan Metode Incremental Backup"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

REPLIKASI PADA

STANDBY DATABASE

MENGGUNAKAN

METODE

INCREMENTAL BACKUP

TESIS

DEFRY HAMDHANA

117038074

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

REPLIKASI PADA

STANDBY DATABASE

MENGGUNAKAN

METODE

INCREMENTAL BACKUP

TESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Magister Teknik Informatika

DEFRY HAMDHANA

117038074

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PENGESAHAN

Judul : Replikasi padaStandby DatabaseMenggunakan Metode Incremental Backup

Nama : Defry Hamdhana

Nomor Induk Mahasiswa : 117038074

Program Studi : Magister (S2) Teknik Informatika

Fakultas : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT Prof. Dr. Herman Mawengkang

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S2 Teknik Informatika Ketua,

(4)

PERNYATAAN

REPLIKASI PADASTANDBY DATABASEMENGGUNAKAN METODEINCREMENTAL BACKUP

TESIS

Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 03 Januari 2014

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Defry Hamdhana

Nim : 117038074

Program Studi : Teknik Informatika

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul:

REPLIKASI PADASTANDBY DATABASEMENGGUNAKAN METODEINCREMENTAL BACKUP

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royaliti Non-Exclusive ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan/atau sebagai pemilik hak cipta

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, 03 Januari 2014

(6)

Telah diuji pada

Tanggal: 03 Januari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Herman Mawengkang Anggota : 1. Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT

2. Prof. Dr. Muhammad Zarlis 3. Prof. Dr. Tulus

(7)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Defry Hamdhana, S.T

Tempat dan Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 05 Mei 1987 Alamat Rumah : Jl. Pendidikan No. 6 Dusun III

Desa Tambon Tunong Kec. Dewantara Kab. Aceh Utara

Telepon Rumah/Faks/Hp : 0857 6136 2180

E-mail : defryhamdhana@gmail.com

Instansi Tempat Bekerja : SMK Tritech Informatika Medan

Alamat Kantor : Jl. Bhayangkara No. 488 Kel. Indra Kasih Kec. Medan Tembung

DATA PENDIDIKAN

SD : SD Swasta Iskandar Muda TAMAT : 1999 SMP : SMP Swasta Al-Azhar Medan TAMAT : 2002 SMA : SMA Negeri 1 Lhokseumawe TAMAT : 2005 S1 : Jurusan Teknik Informatika Unimal TAMAT : 2010

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul:

Replikasi padaStandby DatabaseMenggunakan MetodeIncremental Backup.

Tesis ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan mencapai derajat

kesarjanaan Strata-2 pada Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer

dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya,

bahwa tesis ini selesai karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih

yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ibu Dr.

Erna Budhiarti Nababan, M.IT selaku Dosen Pembimbing Kedua, dengan segala

perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan baik selama mengikuti

pendidikan maupun dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Ketua Prodi, Bapak Prof. Dr. Tulus dan

Bapak Dr. Marwan Ramli, M.Si, selaku Dosen Pembanding atas segala kritik dan

sarannya.

3. Seluruh Dosen Pengajar Pascasarjana Program Studi Teknik Informatika yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

4. Ayahanda H. Muhammad Yusuf Umar, Ibunda Hj. Ernawati Sulaiman, dan adik-adik

atas doa restu dan motivasinya yang telah diberikan selama ini.

5. Bapak Fadlisyah S.Si, M.T dan Bapak Sayed Fachrurrozi S.Si, M.Kom selaku Dosen

Jurusan Informatika Unimal, dan Bapak Nurdin, M.Kom selaku Ketua Jurusan

Informatika Unimal, yang selama ini telah banyak memberikan dukungan baik moril

(9)

viii

6. Segenap civitas akademika Program Studi Pascasarjana Teknik Informatika Sumatera

Utara yang selalu memberikan informasi dan pelayanan kepada penulis dengan tulus

dan tak kenal lelah.

7. Rekan-rekan seperjuangan pada program studi Teknik Informatika yang tergabung

dalam Kom C 2011 dan rekan-rekan lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

yang telah banyak membantu selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis

ini.

Tentulah tiada yang sempurna di dunia ini begitu pula dalam penulisan tesis ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini

selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya dalam bidang pendidikan dan penyedia jasa internet.

Medan, 03 Januari 2014

(10)

ABSTRAK

Bagi beberapa lembaga pemerintahan atau perusahaan, data adalah salah satu aset yang harus dapat dijamin keberadaaannya. Akan tetapi resiko kehilangan data yang diakibatkan olehmaintenance, kerusakandatabase, kerusakan media, data corruption atau bahkan bencana alam dapat memberikan resiko yang besar terhadap keberadaan data yang semuanya itu dapat terjadi tanpa bisa diprediksi terlebih dahulu. Untuk itu dibutuhkan sebuah disaster recovery plan yang dapat menjamin data tetap konsisten walaupun database mengalami gangguan bahkan kerusakan. Adapun teknik penyelamatan data yang sering dilakukan adalah backup data. Pada kasus ini backup data harus dapat dilakukan secarareal time. Karenadisaster yang dapat terjadi kapan saja. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode incremental backup. Namun solusi backup untuk beberapa instansi yang tetap harus melakukan transaksi data walaupun database primary rusak belum cukup. Server database slave tidak dapat langsung menggantikan server database primary. Untuk itu dibutuhkan sebuah teknik yang mampu mengatur server database slave menjadi pengganti server database primary untuk menjaga keberlangsungan transaksi data. Teknik tersebut adalah standby database. Dengan melakukan failover, standby database dapat menggantikan fungsiprimary database dalam waktu yang singkat. Dengan demikian proses transaksi data tetap dapat berjalan walaupun primary database mengalami kerusakan.

(11)

REPLICATION STANDBY DATABASE USING THE INCREMENTAL BACKUP METHOD

ABSTRACT

For some government agencies or companies, the data is one of the assets that must be guaranteed its existence. However, the risk of data loss caused by maintenance, database damage, damage to the media, corruption of data or even a natural disaster can provide a great risk to the existence of the data all of which can happen without being able to predict in advance. That requires a disaster recovery plan to ensure that data remains consistent even though the database to crash damage. The data rescue techniques is often done data backups. In this case the backup data must be done in real time. Because disaster can occur anytime. This can be done by using incremental backups. But backup solutions for some agencies still have to perform data transactions even if the primary database is not damaged enough. The slave database servers can not directly replace the primary database server. That requires a technique that is able to regulate the slave database server becomes a substitute for the primary database server to maintain the continuity of data transactions. The technique is a standby database. By doing failover, standby database can replace the function of the primary database in a short time. Thus the process of data transactions can still run even if the primary database is damaged.

(12)

xi

2.5. Primary DatabasedanStandby Database 9

2.5.1. Failover 10

2.5.2. Redo Log File 10

2.5.1. Archived Log File 10

2.6. MetodeStandby Database 11

2.6.1. Metode Standby Database secara Manual 11 2.6.2. Metode Standby Database secara Managed Recovery 11

2.6.3. Read-Only Mode untuk Query 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14

3.1. Rancangan Penelitian 15

3.2. Perangkat dan Data yang digunakan dalam penelitian 15

3.2.1. Perangkat 15

3.2.2.Data yang digunakan 15

3.3. Model Jaringan Untuk Simulasi 15

. 3.4. Langkah Kerja Jaringan 16

(13)

xii

3.6.1. Analisa Data 17

3.6.2. Rancangan Skenario Simulasi 17

3.6.2.1.Skenario I, Primary Database dan Standby

Database berada dalam keadaan normal 23 3.6.2.2.Skenario II, Standby Database dalam

keadaan normal tetapi Primary Database mati dalam keadaan proses menginput data 24 3.6.2.3.Skenario III, Primary Database dalam

keadaan normal tetapi dengan Standby Database

yang baru 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 25

4.1. Parameter ReplikasiDatabasepada Simulasi 25

4.2. Simulasi 27

4.1.1. Skenario I, Primary Database dan Standby Database

berada dalam keadaan normal 28

4.1.2. Skenario II, Standby Database dalam keadaan normal tetapi Primary Database mati dalam keadaan proses

menginput data 34

4.1.3.Skenario III, Primary Database dalam keadaan normal tetapi dengan Standby Database yang baru 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40

5.1. Kesimpulan 40

5.2. Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1. PengaturanIP address 28

Tabel 4.2. Contoh data barang yang terdapat di dalamprimary database 32

Tabel 4.3. Contoh data barang yang terdapat di dalamstandby database 32

Tabel 4.4. Hasil pengujian waktu respon danthroughputpada skenario I 34

Tabel 4.5. Hasil pengujian waktu respon pada skenario III 39

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1.Standby databasepada moderecovery manual 11

Gambar 2.2.Updatesecara otomatis pada sebuahstandby database 12

Gambar 2.3.Standby Databasedalam ModeRead Only 12

Gambar 3.1. Rancangan topologi jaringan yang dibagun untuk simulasi 16

Gambar 3.2.Flowchartsistem kerjastandby database 18

Gambar 3.3. Prosesstandby database 19

Gambar 3.4. Skema dari sistemstandby database 20

Gambar 3.5.Redo log files 21

Gambar 3.6. Proseslog File 23

Gambar 4.1. Arsitektur server pada simulasi 25

Gambar 4.2. MendaftarkanIP address primary databasepada komputer

klien 28

Gambar 4.3. Melakukan konfigurasiIP addresspada aplikasi master 29

Gambar 4.4. MendaftarkanIP server standby databasepada aplikasi

master 29

Gambar 4.5. Mengaktifkanreal time logging 30

Gambar 4.6.Inputdata 30

Gambar 4.7. (a) Data padaprimary database, (b) Data padastandby

database 31

Gambar 4.8. Tabellogging 31

Gambar 4.9. Skema replikasi pada sistem yang dibangun 32

Gambar 4.10. Proses replikasistandby databasesecaraincremental

backup 33

Gambar 4.11. KonfigurasiIP addressuntukprimary databaseyang baru 35

Gambar 4.12. Konfigurasifailover 35

Gambar 4.13. KonfigurasiIP addresspada aplikasi pergudangan 36

Gambar 4.14. Proses sinkronisasi data dengan menggunakan metodefull

(16)

xv

Gambar 4.15. Tabelreal time loggingtidak aktif 38

(17)

ABSTRAK

Bagi beberapa lembaga pemerintahan atau perusahaan, data adalah salah satu aset yang harus dapat dijamin keberadaaannya. Akan tetapi resiko kehilangan data yang diakibatkan olehmaintenance, kerusakandatabase, kerusakan media, data corruption atau bahkan bencana alam dapat memberikan resiko yang besar terhadap keberadaan data yang semuanya itu dapat terjadi tanpa bisa diprediksi terlebih dahulu. Untuk itu dibutuhkan sebuah disaster recovery plan yang dapat menjamin data tetap konsisten walaupun database mengalami gangguan bahkan kerusakan. Adapun teknik penyelamatan data yang sering dilakukan adalah backup data. Pada kasus ini backup data harus dapat dilakukan secarareal time. Karenadisaster yang dapat terjadi kapan saja. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode incremental backup. Namun solusi backup untuk beberapa instansi yang tetap harus melakukan transaksi data walaupun database primary rusak belum cukup. Server database slave tidak dapat langsung menggantikan server database primary. Untuk itu dibutuhkan sebuah teknik yang mampu mengatur server database slave menjadi pengganti server database primary untuk menjaga keberlangsungan transaksi data. Teknik tersebut adalah standby database. Dengan melakukan failover, standby database dapat menggantikan fungsiprimary database dalam waktu yang singkat. Dengan demikian proses transaksi data tetap dapat berjalan walaupun primary database mengalami kerusakan.

(18)

REPLICATION STANDBY DATABASE USING THE INCREMENTAL BACKUP METHOD

ABSTRACT

For some government agencies or companies, the data is one of the assets that must be guaranteed its existence. However, the risk of data loss caused by maintenance, database damage, damage to the media, corruption of data or even a natural disaster can provide a great risk to the existence of the data all of which can happen without being able to predict in advance. That requires a disaster recovery plan to ensure that data remains consistent even though the database to crash damage. The data rescue techniques is often done data backups. In this case the backup data must be done in real time. Because disaster can occur anytime. This can be done by using incremental backups. But backup solutions for some agencies still have to perform data transactions even if the primary database is not damaged enough. The slave database servers can not directly replace the primary database server. That requires a technique that is able to regulate the slave database server becomes a substitute for the primary database server to maintain the continuity of data transactions. The technique is a standby database. By doing failover, standby database can replace the function of the primary database in a short time. Thus the process of data transactions can still run even if the primary database is damaged.

(19)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan sistem database yang semakin meningkat menjadikan data menjadi

aset yang bernilai tinggi. Dengan demikian penting untuk menjaga data agar tetap ada

kapan saja dibutuhkan. Akan tetapi resiko terjadinya kerusakan (failure) pada

database yang mengakibatkan data tidak dapat diakses atau bahkan mengakibatkan

data loss dapat terjadi setiap saat. Gangguan tersebut dapat berupa maintenance,

kerusakandatabase, kerusakan media dandata corruption.Databasejuga dapat rusak

akibat adanya bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi dan banjir.

Kerugian yang terjadi dari rusaknya database secara tiba-tiba akan sangat

besar. Hal ini dapat diatasi apabila database yang rusak dapat langsung digantikan

olehdatabasecadangan (secondary) sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. Oleh

sebab itu dibutuhkan sebuah disaster recovery plan yang dapat menjamin data tetap

konsisten walaupundatabasemengalami gangguan bahkanfailure(kerusakan).

Adapun teknik penyelamatan data yang sering dilakukan, yaitu backup data.

Backup data adalah teknik menyalin data ke dalam media lain. Dalam penelitian ini

berarti data yang berada pada primary database (utama) disalin ke dalam secondary

database (cadangan). Jika primary database mengalami kerusakan maka data tetap

aman di dalam secondary database. Dan secondary database akan mengembalikan

(restore) data apabilaprimary databasesudah siap untuk digunakan kembali. Namun

demikian hal ini belum dapat menjadi solusi terbaik. Karena backup tidak

menggantikan kinerja primary database secara langsung yang mengakibatkan data

tidak dapat diakses sampai maintenance pada sistem primary database tersebut

berakhir.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang dituliskan dalam

(20)

2

melakukan penelitian teknik replikasi database dengan menggunakan klasifikasi tiga

parameter, yaitu arsitektur server, interaksi server, terminasi transaksi. Dengan

membandingkan ketiga parameter di atas kesimpulan yang bisa diambil adalahupdate

everywhere memiliki potensi yang baik untuk mereplikasi data. Sedangkan pada

interaksi linear kekurangannya adalah sumber biaya yang besar. Noraziah (2012)

meneliti tentang teknik replikasi di dalam Data Grid Environments. Dan

menghasilkan beberapa teknik yang dapat meningkatkan latency jaringan, konsumsi

bandwith maupun toleransi kesalahan dalam Data Grid Environments. Tawar &

Wahyuningsih (2011) menguji dua metode backup data yang terdapat pada server

database MySQL antara lain MySQLDump dan replikasi. Kedua metode tersebut

diuji dengan membandingkan pengukuran memori, penggunaan CPU dan waktu

proses pada server saat proses backup terjadi hampir bersamaan dengan proses

transaksi input data. Dan kesimpulannya adalah metodebackup menjadikan replikasi

lebih efisien dibandingkan dengan MySQLDump dari sisi penggunaan memory dan

CPU. Sementara Qian et al (2009) mempertimbangkan skema full backup dan

incrementaluntuk sistem database. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa jumlah

optimal untuk meminimalkan biaya dalam melakukanbackupdapat dilakukan dengan

menggunakan teknikincremental.

Dari penelitian terdahulu penulis menyimpulkan bahwa replikasi merupakan

hal yang harus dilakukan oleh instansi yang tidak ingin kehilangan datanya. Replikasi

juga masih merupakan hot issue yang masih terus mengalami pengembangan. Salah

satunya adalah standby database. Kemampuan standby database adalah untuk

melakukanrecoverydan backuppadaprimary database (Singhet al : 2013).Standby

databasedapat melakukanbackupdata dari lingkungan geografis yang berbeda, maka

apabila terjadi hal-hal yang dapat menyebabkanprimary databaserusak karena suatu

hal, standby database dapat mengambil fungsi peran dari primary database yang

mengalami kerusakan. Pada DBMS Oracle, standby database merupakan fitur yang

sudah ada di dalam Oracle data guard. Wibowo et al (2007) melakukan analisa

standby databasedengan menggunakan Oracle dan menunjukkan tingkat availibilitas

yang tinggi karena dapat langsung diaktifkan dan beroperasi begitu terjadi failure

terhadap primary database. Dan oleh sebab itu penulis melakukan riset dan analisis

(21)

3

1.2. Perumusan Masalah

Berikut adalah Perumusan Masalah dari penelitian ini:

1. Membangun perangkat lunak yang mendukung konsep standby database pada

lingkungan DBMS MySQL.

2. Menganalisa kelemahan dari implementasi standby database pada lingkungan

DBMS MySQL.

3. Menguji sistemstandby databasebisa bekerja secarareal time.

4. Menguji waktu respon dan throughput pada replikasi dari server primary

databaseke serverstandby database.

1.3. Batasan Masalah

Dari Perumusan Masalah di atas penulis membatasi tesis ini dengan:

a. Simulasi skenario pengujian menggunakan jaringan yang telah terisolasi dengan

topologi star.

b. Parameter yang diuji adalah waktu respon dan throughput.

c. Failuresistem berupa matinya jaringan serverprimary database.

d. Simulasi hanya dilakukan pada sebuah serverstandby database.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat standby database yang mampu melakukan

backup data secara realtime pada lingkungan DBMS MySQL dan menggantikan

primary database pada saat primary database mengalami kerusakan (failure) serta

menguji waktu respon dan throughput pada proses replikasi dari primary database

serverkestandby database serveryang diharapkan mampu mengatasi kehilangan data

jika terjadi gangguan seperti bencana alam, kerusakandatabasedan kerusakan media.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tesis ini, yaitu:

1. Memberikan uraian secara lebih terperinci tentang sistem kerja standby database

(22)

4

menjadiprimary database (failover) serta persiapanprimary database yang lama

menjadistandby databasedalam lingkungan DBMS MySQL.

2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi yang dapat

menangani kehilangan data sehingga data tetap dapat diakses kapan saja oleh

user.

3. Sebagai referensi bagi hasil studi dan peneliti selanjutnya yang diminati dan

(23)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Data

Data adalah sesuatu yang mewakili objek dan peristiwa yang memiliki arti yang

sangat penting bagiuser (Hofferet al, 2005). Dalam pengertian yang lain data adalah

fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti (Navathe & Elmasri, 2000). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta yang telah terjadi, memiliki arti, dan dapat

disimpan secara teratur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah form yang dapat

digunakan kembali suatu waktu. Data yang saling berhubungan akan dikumpulkan

dan disimpan dalam suatu database. Hal ini jelaskan oleh (Connolly, 2002) yang

menyatakan bahwa database adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan

secara logikal, dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

informasi suatu organisasi. Database mempunyai sumber data dalam pengumpulan

data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun

agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan (Waliyanto,

2000). Untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh

data/informasi dengan praktis dan efisien digunakan sebuah program komputer yang

disebut DBMS (Data Base Management System).

2.2. Disaster Recovery

Disaster recovery adalah proses, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan

persiapan untuk pemulihan (recovery) atau kelanjutan pada infrastruktur teknologi

yang sangat penting (vital) bagi organisasi setelah bencana yang disebabkan oleh alam

maupun manusia. Bencana dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Yang pertama adalah bencana alam seperti banjir, angin topan, tornado atau

gempa bumi. Sementara mencegah bencana alam sangat sulit, memastikan

(24)

6

Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menghindari ataupun mengurangi

kerugian akibat bencana (disaster).

b. Bencana buatan manusia. Bencana juga dapat terjadi akibat perbuatan manusia.

Sebagai contoh kegagalan infrastruktur dan terorisme. Dalam hal ini pengawasan

dan perencanaan juga diharapkan dapat menghindari kerugian.

Menurut (Gregory, 2009) Disaster Recovery Plan (DRP) adalah bagian dari

sebuah proses yang lebih besar sebagai perencanaan kelangsungan bisnis dan

termasuk di dalamnya perencanaan untuk memulai kembali aplikasi, data, perangkat

keras (hardware), komunikasi elektronik (networking) dan infrastruktur teknologi

informasi lainnya. Langkah-langkah kontrol pemulihan (recovery) bencana teknologi

informasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Langkah preventive, kontrol yang dilakukan untuk mencegah sebuah bencana

yang akan terjadi.

2. Langkah deteksi, kontrol yang bertujuan untuk mendeteksi atau menemukan

kejadian yang tidak diinginkan.

3. Langkah korektif, kontrol yang ditujukan untuk memperbaiki atau memulihkan

sistem setelah bencana atau peristiwa.

Disaster recovery plan yang baik memastikan bahwa ketiga jenis kontrol

didokumentasikan dan diuji secara teratur.

2.3. KonsepBackup

Menurut (Tawar & Wahyuningsih, 2011) Proses backup dalam teknologi informasi

mengacu pada pembuatan salinan data, sehingga salinan tambahan tersebut dapat

digunakan untuk mengembalikan (restore) semula setelah peristiwa kehilangan data.

Backupdata merupakan salah satu pengelolaan data agar data tetap terjaga saat terjadi

perubahan atau kehilangan data.Backupsangat berguna terutama untuk dua tujuan:

a. Untuk memulihkan keadaan setelah bencana (disaster recovery)

b. Untuk mengembalikan sejumlah kecilfilesetelah sengaja dihapus atau rusak.

Konsistensi data dalam prosesbackupharus dijaga, sebelum melakukan backup data.

Secara umum tipebackupterbagi menjadi dua, yaitu:

a. Full Backup, yaitu tipe backup yang menyalin file secara keseluruhan dalam

(25)

7

maka archive bit dari file tersebut akan dihapus sampai file tersebut

dimodifikasi. Ketika archive bit diset kembali, ini menandakan bahwa file

tersebut telah berubah dan perlu di-backuplagi.

b. Incremental Backup, adalah backup data yang mengalami perubahan sejak

backupterakhir dilakukan. Hanya file denganarchive bityang akan di-backup.

Hal ini akan menghemat penggunaan pita tapi memerlukan waktu yang lama

untuk me-restore data karena data tersebar pada pita yang berbeda-beda.

Menurut (Elmasri & Rames : 2011) incremental backup sering digunakan

karena hanya mengganti perubahan yang terjadi sejak backup terakhir yang

telah disimpan.

2.4. Replikasi

Replikasi dicapai dengan memiliki sistem standby, yang merupakan duplikasi dari

database produksi. Replikasi standby diperbaharui setelah database produksi

memanipulasi data, sehingga membuat sistem standby sangat dekat dengan sistem

utama (Radulescu, 2002). Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan

pendistribusian data dan objek-objekdatabasedari satudatabasekedatabaselain dan

melakukan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin

(Tawar & Wahyuningsih, 2011).

Pada dasarnya sistem replikasi membutuhkan minimal dua buah server untuk

digunakan sebagai master dan slave. Dengan menggunakan teknik replikasi, data

dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun

internet.

Beberapa keuntungan dari replikasi adalah sebagai berikut:

1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat

berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang sama atau

memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan.

2. Aplikasi transaksi onlineterpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses analisis

databasesecaraonline, datasmartsatau datawarehouse.

3. Memungkin otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy

data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan perubahan untuk dibuat

(26)

8

4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan

menggunakan aplikasi berbasisWeb.

5. Meningkatkan kinerja pembacaan.

6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal ini akan

membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan pemrosesan query

yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat didistribusikan melalui

jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing unit atau

pengguna.

7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategistandby server.

8. Menyembunyikan perbedaan antara layananreplicateddan non-replicated.

Menurut (Wiesman et al, 2000) replikasi database memiliki tiga parameter

dalam menentukan karakteristik yang terbaik untuk mereplikasi data, yaitu:

1. Arsitektur Server

Parameter kunci pertama untuk dipertimbangkan adalah transaksi yang

dieksekusi pada tempat pertama. Ada dua kemungkinan identifikasi, yaitu

Replikasi copy primary yang memiliki situs yang spesifik untuk di copy oleh

setiap data yang saling terkait. Serta replikasi update everywhere yang

memungkinkan updateke item data yang akan dilakukan di mana saja dalam

sistem.

2. Interaksi Server

Untuk parameter ini terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu

interaksi konstan, protokol dalam kategori ini melakukan pesan tunggal per

transaksi dengan mengelompokkan semua operasi dari transaksi dalam satu

pesan. Selanjutnya adalah interaksi linear yang biasanya berkaitan dengan

teknik yang apabila sebuah server database merambat ke setiap operasi dari

sebuah transaksi pada basis per operasi.

3. Terminasi Transaksi

Sedangkan pada parameter terakhir juga terdapat dua hal yang harus

dipertimbangkan, yaitu terminasi voting yang membutuhkan babak tambahan

pesan untuk mengkoordinasi replika yang berbeda. Dan terminasi non-voting

yang menyiratkan bahwa situs dapat memutuskan sendiri apakah akan

(27)

9

Dengan membandingkan ketiga karakteristik tersebut Wiesman menyimpulkan bahwa

update everywherememiliki potensi yang baik untuk mereplikasi data.

Teknik replikasi di dalam Data Grid Environments menurut Noraziah (2012)

adalah:

1. A Weight-Based Dynamic Replica Replacement. Strategi ini dihitung

berdasarkan waktu akses dalam jendela waktu di masa depan, berdasarkan

akses padahistoryterakhir.

2. Distributed Popularity Based Replica Placement Algorithm. Dikembangkan

untuk jaringan data hirarkis. Strategi ini memanfaatkan history akses data

untuk mengenali file yang sering muncul dan menentukan lokasi replikasi

yang optimal untuk meningkatkan kinerja akses data dengan meminimalkan

replikasi yangoverheadpada pola jalur data yang diberikan.

3. A New Replication Strategy for Dynamic Data Grids diusulkan untuk

memperhitungkan situs yang dinamis. Strategi ini dapat meningkatkan

ketersediaan berkas, meningkatkan waktu respon dan dapat mengurangi

konsumsibandwidth.

4. Enhance Fast Spread Replication Strategy adalah versi yang disempurnakan

pada Fast Spread untuk strategi replikasi data grid. Strategi ini diusulkan

untuk meningkatkan total waktu respon dan total konsumsibandwidth.

5. A Value-Based Replication Strategy untuk mengurangi jaringan latency dan

sementara itu untuk meningkatkan kinerja keseluruhan sistem.

6. Agent Based Replica Placement Algorithmdiusulkan untuk menentukan calon

lokasi untuk penempatan replika yang mengurangi biaya akses,network traffic

dan agregat waktu respon untuk aplikasi.

2.5. Primary DatabasedanStandby Database

Primary database adalah database utama yang digunakan untuk menyimpan data.

Databaseini diharapkan mampu diakses setiap saat. Maka dari itu jika terjadi transisi

roledanprimary database mati, maka secara otomatis pengaksesan terhadap primary

databasetersebut juga tidak dapat dilakukan.

Standby database merupakan replikasi database yang terdiri dari backup data

(28)

10

database untuk standby database, sehingga data dapat disimpan di dalam server

database yang tersinkronisasi. Sebuah standby database memiliki tujuan utama

sebagai disaster recovery, backup, analisis, dan reporting (laporan). Jika primary

database hancur atau rusak, admin dapat melakukan failover ke standby database,

dalam kasus ini standby database menjadi primary database yang baru. Admin juga

dapat membuka standby database dengan opsi read only, sehingga dapat berfungsi

sebagai sebuahdatabase reportingindependen.

2.5.1. Failover

Failover yaitu mode backup operational pada saat fungsi komponen sistem (seperti

processor, server, network, atau database) dilakukan oleh secondary system

componentsketika komponen utama mengalami kegagalan atauscheduled down time.

Pada konfigurasi standby database semua pengguna aplikasi melakukan transaksi

pada primary database. Namun apabila server primary database mengalami

kegagalan secara tidak terduga, maka admin harus melakukan failover. Failover

adalah operasi yang mengubah standby databasemenjadiprimary database sehingga

dapat berjalan secara normal. Operasi ini juga disebut aktivasi standby database.

Penting untuk diperhatikan bahwa setelah melakukan failover, admin tidak dapat

mengembalikanstandby databaseyang saat ini telah menjadi primary databaseuntuk

menjadistandby databasekembali.

2.5.2. Redo Log File

Redo log file merupakan bagian terpenting dalam proses database untuk melakukan

proses recovery. Redo log files sebagai tempat catatan setiap transaksi yang terjadi.

Berisikan file yang digunakan untuk melakukan instance recovery ketika database

mengalami kegagalan.

2.5.3. Archived Log File

Tujuan utama archived log file adalah untuk melindungi database dari kegagalan

instance dan kerusakan media disk melalui pengarsipan secara online dengan

(29)

11

2.6. MetodeStandby Database

Standby databaseterdiri dari tiga metode. Masing-masing metode memiliki kelebihan

dan kelemahan. Oleh karena itu seorang admin harus mampu memilih metode

standby database yang sesuai dengan sistem yang ada. Berikut adalah tiga metode

standby database.

2.6.1. Metode Standby Database secara Manual

Admin memiliki pilihan untuk menempatkan database dengan menggunakan metode

manualrecovery. Untuk melakukan metode ini, adminharus terus menerus dan secara

manual mentransfer dan menerapkan archived redo log ke standby database untuk

tetap disinkronkan denganprimary database. Berikut adalah proses standby database

dengan menggunakan moderecoverymanual seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1.Standby databasepada moderecoverymanual [Oracle : 1999]

Metode recovery manual berguna dalam lingkungan yang mana admin tidak

menghubungkan primary database dan standby database. Karena alasan tertentu

primary database tidak dapat secara otomatis mentransfer archived redo log ke

standby database untuk melakukan recovery data. Admin membutuhkan aksi secara

manual dalam halrecoveryuntuk memperbaharuistandby database.

2.6.2. Metode Standby Database secara Managed Recovery

Pada metode ini admin dapat menempatkan standby database dengan cara managed

recovery. Metode ini mengacu kepada standby database yang secara otomatis

menerima archived redo logs dari primary database. Keuntungan utama dari

(30)

12

archived redo logsecara manual. Di bawah ini adalah proses update secara otomatis

pada sebuahstandby databasepada gambar 2.2.

Gambar 2.2.Updatesecara otomatis pada sebuahstandby database[Oracle : 1999]

2.6.3. Read-Only Mode untuk Query

Admin juga dapat membukastandby database dalam mode read only setelah manual

terminasi atau managed recovery. Pada saat melakukan mode read only,admin dapat

melihatquery database bahkan menyimpan data di tablespacesementara selama data

sudah di dalam standby database tanpa mempengaruhi file data atau redo log.

Kemudian admin dapat mengembalikan standby database untuk mode recovery

manual atau managed recovery tanpa harus menutupnya. Berikut adalah proses

standby databasedalam moderead onlyyang ada pada gambar 2.3.

(31)

13

Dalam lingkunganmanaged standby, standbyserver terus menerimaarchived

redo log oleh primary database dan file kontrol trus diperbaharui (update) dengan

record yang ada. Akibatnya, pengarsipan terus berlanjut pada server standby,

meskipunstandby database tidak melakukanrecoverydalam moderead only.

Standby database yang menggunakan metoderead only berguna ketika admin

ingin mengurangi jumlah query yang ada pada primary database. Jika tablespace di

dalam sebuah primary database jarang berubah tetapi sering diakses, admin dapat

mengarahkan query ke standby database sehingga primary database tidak menjadi

(32)

14

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Standby database server merupakan sebuah server yang berfungsi mereplikasi

(menyalin) data dari sebuah database untuk menyediakan kontinuitas availability

primary database serversaatfailure(rusak) terjadi. Pada penelitian ini akan dilakukan

beberapa pengujian yang akan memperlihatkan cara kerja standby database

melakukan backup data terhadap primary database dan cara kerja standby database

servermenggantikanprimary database serverpada saat terjadi failure.

Pada tesis ini simulasi standby database yang dilakukan adalah dengan

menggunakan DBMS MySQL. MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem

manajemen basis data SQL yang multithread, multi-user, dengan 6 juta instalasi.

MySQL banyak digunakan untuk kepentingan penanganan database karena selain

handal juga bersifatopen source. Konsekuensi dari open source, perangkat lunak ini

dapat dipakai oleh siapa saja tanpa membayar dan source code-nya bisa diunduh oleh

siapa saja. Akan tetapi fungsi standby database tidak dimiliki oleh DBMS MySQL

secara default. Sehingga penulis harus membangun aplikasi yang dapat memberikan

fungsi yang sesuai dengan konsepstandby databasepada DBMS MySQL.

Pembahasan dalam tesis ini akan menggunakan struktur data inventori pada

sebuah gudang supermarket. Aplikasi yang dibangun merupakantools simulasi untuk

menganalisa sistem standby database dengan menggunakan metode managed

recovery sehingga tidak terlalu memperhatikan faktor pendukung seperti interface

yanguser friendly. Aplikasi ini berjalan dengan cara seorangadminmemasukkan data

barang dan kemudian menganalisis alur data yang berjalan dari aplikasi input barang

(33)

15

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (Experimental Research).

Pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan metode observasi yaitu

meninjau dan mengamati secara langsung pada server primary database dan server

standby database untuk mendapatkan gambaran tentang replikasi yang terjadi pada

saat admin melakukan transaksi serta mengamati aktifnya server standby database

pada saat serverprimary databaserusak pada lingkungan DBMS MySQL.

3.2. Perangkat dan Data yang digunakan dalam penelitian 3.2.1. Perangkat

Pada penelitian ini alat penelitian yang digunakan berupa perangkat keras dan

perangkat lunak sebagai berikut:

a. Perangkat keras (hardware)

1. Satu unitswitch hub.

2. Dua unit personal computer Processor Intel(R) Core(TM)2Duo 1.80 GHz

untukdatabase server.

3. Satu unit personal computer Processor Intel(R) Core(TM)2Duo 1.80 GHz

untuk klien.

b. Perangkat lunak (software)

1. Sistem Operasi Windows 7 untukdatabase serverdan klien.

2. Microsoft Visual Studio 2010 Professional

3. MySQL untukdatabase server.

4. XAMPP V 1.3.1 Win32

5. Bandwith Meter Pro V 2.6.0

3.2.2. Data yang digunakan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa data acak pada sebuah gudang

supermarket yang penulis unduh dari internet.

3.3. Model Jaringan untuk Simulasi

Adapun skenario jaringan untuk pengujian sistem ini adalah seperti pada gambar 3.1.

(34)

16

Gambar 3.1. Rancangan topologi jaringan yang dibangun untuk simulasi

3.4. Langkah Kerja Jaringan

Secara garis besar alur kerja jaringan ini adalah sebagai berikut:

1. Jaringan ini mempunyai dua server, yaitu server untuk primary database dan

server untuk standby database. Dan satu klien yang bertindak sebagai admin

pergudangan.

2. Pada saat admin pergudangan ingin meng-input data barang maka sistem akan

secara otomatis mengirim data tersebut ke server primary database. Setiap data

yang berada di dalam primary database akan dimasukkan ke dalam tabel_log

dan kemudian akan dikirimkan kestandby databasedalam proses replikasi data.

3. Topologi jaringan yang digunakan adalah topologi star untuk semua jaringan.

Dan pada setiap jaringan akan diberikan IP Static kelas C yang akan

menghubungkan ketiga jaringan.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan variabel

independen (bebas). Variabel yang nilainya terikat tergantung dari variabel lain.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah waktu respon (Y). Waktu respon adalah

waktu perjalanan data dari sebuah server database menuju server database lainnya

pada proses replikasi. Atribut yang mempengaruhi waktu respon dalam penelitian ini

adalah waktu respon danthroughput.

Sedangkan variabel bebas adalah yang nilainya tidak tergantung pada nilai

variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu incremental backup (X).

(35)

17

Keuntungan utama untuk backup secara incremental yaitu file yang lebih sedikit

disalin sehingga prosesbackupberjalan dengan cepat.

3.6. Proses Penelitian

Proses penelitian ini meliputi pengumpulan data, perancangan skenario simulasi,

pembuatan eksperimen simulasi berdasarkanflowchart, dan analisa data.

3.6.1. Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui penelitian laboratorium dengan membuat jaringan

yang terisolasi menggunakan 1 (satu) unitswitchdan 2 (dua) unitdatabase serverdan

1 (satu) unit klien sesuai topologi yang dirancang untuk bisa mewakili jaringan nyata

dan juga diuji sesuai skenario simulasi yang dilakukan dengan beberapa kondisi dan

kemudian melakukan pengujian waktu yang diperlukan untuk mereplikasi dan

throughputyang dimiliki pada saat replikasi terjadi.

3.6.2. Rancangan Skenario Simulasi

Skenario simulasi pengujian secara umum terdiri atas dua bagian yaitu pengujian

tentang replikasi (logging) dan pengujian failover. Sebagai langkah awal

masing-masing laptop harus terhubung secaraLocal Area Network (LAN) pada kelas Internet

Protocol(IP) yang sama. Pada proses terjadinya replikasi, awalnya admin menginput

data yang ditujukan untuk primary database. Setelah itu admin mengaktifkan real

time logginguntuk mereplikasi data dari primary databaseke standby database.Real

time logging bertugas untuk membaca setiap perubahan yang terjadi pada primary

database. Semua perubahan baik ituinputdata baru, edit, ataupundeleteyang tercatat

pada real time logging akan diaplikasikan kepada standby database. Kemudian real

time logging akan memeriksa kembali apakah ada perubahan data lainnya di dalam

server primary database. Jika ada maka proses pereplikasian data masih akan terus

terjadi. Hal ini akan terus terjadi hinggareal time loggingmenyatakan bahwaprimary

database sudah tidak melakukan perubahan baik itu input data, edit data, ataupun

deletedata.

Secara default user akan mengakses data melalui primary database. Hal ini

(36)

18

apabila primary database mengalami kerusakan (failure), maka standby database

akan menggantikan fungsiprimary database.Standby databasemenjamin bahwa data

yang dimiliki tidak akan hilang ketika primary database rusak. Hal ini disebabkan

karena setiap transaksi yang terjadi antara klien danprimary database akan langsung

direplikasikan ke server standby database dengan cara mengumpulkan log file di

dalam archived log. Selama primary database dalam perbaikan, maka semua klien

masih dapat mengakses data secara normal menggunakan standby database. Proses

pengalihan (switch) standby database menjadi primary database disebut failover.

Failover diaktifkan oleh seorang admin pada saat server primary database rusak.

Untuk melihat gambaran kerja replikasi serta failover yang terjadi di dalam proses

standby databasedapat dilihat pada gambar 3.2.

(37)

19

Berikut adalahpseudocodedari metodeincremental backup:

a. Level 0 mem-backupsemua blok

b. Incremental Level 1 mem-backup blok yang telah berubah pada Level 1, 0 terakhir

c. Incremental Level 2 mem-backup blok yang telah berubah pada Level 2, 1, 0 terakhir

d. Incremental Level 3 mem-backup blok yang telah berubah pada Level 3, 2, 1, 0 terakhir

e. IncrementalLevel 4 mem-backupblok yang telah berubah pada Level 4, 3, 2, 1, 0 terakhir

f. Incremental Level n mem-backup blok yang telah berubah pada Level n1, 0

terakhir

Untuk dapat mengetahui gambaran umum proses standby database dapat

dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3. Prosesstandby database

Klien mengambil atau menginput data melalui primary database. Data yang

di-input ke primary database tereplikasi ke standby database. Pada saat primary

database rusak, standby database langsung menggantikan kerja sistem primary

database. Sehingga klien melakukan transaksi data ke standby database. Proses

transaksi data kembali keprimary databasepada saatprimary databasedapat berjalan

secara normal. Serta data yang ada pada standby database kembali direplikasi ke

(38)

20

Proses replikasi yang terjadi antara primary database dan standby database

hingga aktifnya redo logs di dalam standby database jika primary database

mengalami kerusakan seperti pada gambar 3.4.

3.4. Skema dari sistemstandby database

Penjelasan dari Gambar 3.4. Skema dari sistem standby database di atas adalah sebagai berikut :

a. Primary Database

Primary database akan menulis data ke Redo logs. Kemudian isi dari Redo Logs

akan dituliskan ke Archived Logs. Lalu Archived Logs tersebut akan di-copy ke

Archived Logs dalam standby database jika logtime dalam keadaan aktif. Pada

simulasi ini tabel yang ada padaprimary databaseadalah sebagai berikut:

- tbl_barang adalah tabel yang berisikan data barang yang di-inputi oleh admin.

Ada 3 bagian penting yang harus terdaftar pada data barang yaitu kode barang,

nama barang dan harga.

- tbl_log ialah table yang berfungsi untuk menyimpan dan mengumpulkan log

yang tercipta dari transaksi data.

- tbl_server adalah tabel yang menyimpan beberapa data yang dimiliki oleh calon

standby database, diantaranya adalahIP Address,username,password, dan juga

databaseyang dimiliki oleh serverstandby database.

- tbl_status berfungsi untuk memberikan informasi kepada admin bahwa server

telah tersambung dengan baik atau tidak terhadap aplikasi.

(39)

21

- tbl_trans yaitu tabel yang mencatat jumlah barang yang terdapat di dalam

gudang.

b. Standby Database

Archived Logyang sudah di-copydariprimary database, akan dituliskan keArchieved

Logsdistandby database. Lalu Redo Logsdistandby databasehanya akan digunakan

jika primary database mati. Standby database memiliki tabel yang mutlak sama

denganprimary database. Ini karenastandby databasemerupakandatabasepengganti

apabila primary database rusak secara tiba-tiba. Oleh karena itu pada saat primary

database aktif,standby databasemelakukan backup data secara tersinkronisasi.

c. Redo Log Files

Redo log files digunakan sebagai tempat catatan setiap transaksi yang terjadi. Fungsi

utama redo log files digunakan untuk kebutuhan proses recovery. Jika pada saat

database mengalami kegagalan dan data yang diperbaharui belum tersimpan di data

file, redo log files akan melakukan recovery data yang telah diperbaharui dan

mengembalikan posisi transaksi terakhir saat database belum mengalami kegagalan.

Setiap transaksi yang dilakukan olehadminyang menuju ke primary database

akan disimpan pada sebuah redo log dan kemudian dikumpulkan oleh archive logs

dan kemudian direplikasi ke standby database. Redo log yang berfungsi untuk

menyimpan log yang dikirimkan dariprimary databasedapat dilihat pada gambar 3.5.

(40)

22

Redo Log Buffer yang berisi cache redo informasi digunakan pada saat

terjadinyarecoverymenyimpan parsed version DDL (Data Definition Language) dan

DML (Data Manipulation Language) sebelum di-flush ke log file. DML adalah

kumpulan perintah SQL yang berhubungan dengan pekerjaan mengolah data di dalam

tabel. Sedangkan DDL adalah kumpulan perintah SQL yang dapat digunakan untuk

membuat dan mengubah struktur dan definisi tipe data dari objek-objek database

seperti tabel, index,triggerdanview.

Pada simulasi yang penulis lakukan dengan menggunakan DBMS MySQL,

archived log file disimulasikan dengan sebuah tabel log yang mencatat seluruh

kegiatan data yang terjadi diantara admin dan primary database. Isi dari tabel log

adalah sebagai berikut:

• Id_log sebagai primary key, yang berfungsi untuk memberikan nomor id setiap terjadinya transaksi data secara terurut.

• Log_tabel ialah log yang memberikan informasi tentang asal tabel yang merupakan tempat data melakukan transaksi data.

• Log_date adalah log yang mencatat tanggal terjadinya transaksi data antara admindenganprimary database.

• Log_time yaitu log yang mencatat waktu respon yang dimiliki standby database dalam mereplikasi data yang ada padaprimary database.

• Log_query adalah log yang mencatat transaksi yang dilakukan oleh admin terhadap primary database baik itu berupa data masukan, edit maupun hapus.

Apabila data yang telah di-input mengalami perubahan oleh admin, maka

log_query akan mencatat perubahan tersebut dengan log yang berbeda. Artinya

log yang berisikan tentang informasi admin meng-input barang tidak akan di

hapus apabila data barang tersebut mengalami perubahan kedepannya.

• Log_status ialah log yang mencatat status data yang ada pada primary database tereplikasi kestandby databaseatau tidak.

Log file adalah file yang mencatat peristiwa yang terjadi dalam pelaksanaan

sistem untuk memberikan jejak audit yang dapat digunakan untuk memahami aktivitas

sistem dan untuk mendiagnosis masalah. Prosesnya adalahDatabase Writer (DBWR)

bertugas untuk menuliskan data yang berubah ke data file. Kumpulan dari data file

(41)

23

memindahkan isi redo log buffer ke redo log file. Proses log file dapat dilihat pada

gambar 3.6.

Pada log file terjadi proses checkpoint yaitu proses ketika DBWR menulis data ke

dalam datafile.Checkpointdilakukan apabila:

a. Log switch.

b. Alter tablespacexxxoffline/read only.

c. Shutdownselainabort.

d. Database bufferpenuh.

Selanjutnya diimplementasikan tiga model skenario simulasi dalam penelitian

ini. Ketiga simulasi tersebut dititikberatkan pada jumlah waktu respon yang dihasilkan

pada saatprimary databasedanstandby databasemelakukan proses replikasi.

3.6.2.1. Skenario I, Primary Database dan Standby Database berada dalam keadaan

normal

Pada skenario I ini primary database dan standby database berada dalam kondisi

hidup dan koneksi yang terhubung diantaranya (termasuk juga ke klien) dalam

keadaan hidup. Skenario simulasi I bertujuan untuk melihat primary database

melakukan proses replikasi dengan metode incremental backup terhadap standby

database. Hipotesa pada simulasi ini, proses replikasi akan berjalan secara real time.

Hal ini dapat terjadi karena metode incremental backup bekerja dengan mereplikasi

data yang diinput maupun dimanipulasi pada waktu yang hanya berselang dengan

ukuranms.

Posisi saat ini

Dibutuhkan untuk Recovery

Incremental Checkpoint

(42)

24

Simulasi ini akan dihitung jumlah waktu dan throughput saat primary

database melakukan replikasi ke standby database yang keduanya dalam keadaan

normal.

3.6.2.2. Skenario II, Standby Database dalam keadaan normal tetapi Primary

Database mati dalam keadaan proses menginput data

Sedangkan pada skenario II,primary database,standby databasedan klien terkoneksi

ke jaringan secara normal. Kemudian primary database akan dimatikan secara

tiba-tiba. Kondisi ini dibuat untuk melihat proses aktifnya failover di dalam standby

database sehingga secara langsung dapat menggantikan primary database sehingga

klien dapat tetap mengakses data. Pada saat standby database melakukan switching,

standby databaseakan menjadiprimary databaseyang baru.

3.6.2.3. Skenario III, Primary Database dalam keadaan normal tetapi dengan Standby

Database yang baru

Skenario III mewakili proses terbentuknya standby database yang baru. Karena

standby database yang lama telah menjadi primary database yang baru dan terjadi

kevakuman standby database. Dimana pada saat admin tetap melakukan transaksi

data pada primary database namun dengan kondisi belum ada standby database.

Skenario ini log file akan terkumpul di archived log menunggu untuk dikirimkan ke

standby database. Saat standby database yang baru dapat beroperasi kembali,

dibutuhkan waktu untuk mensinkronkan data yang ada pada primary database ke

standby database. Sehingga penulis akan menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan

oleh standby database untuk melakukan replikasi terhadap primary database karena

pada saat standby database mati data pada primary database akan tetap terus

(43)

25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Parameter ReplikasiDatabasepada Simulasi

Ada tiga parameter yang menjadi penilaian dalam mereplikasi data (Wiesman et al :

2000). Ketiga parameter terdapat pada simulasi yang dilakukan agar replikasi yang

terjadi baik. Parameter tersebut adalah arsitektur server, interaksi server dan terminasi

transaksi. Ketiga parameter tersebut dapat dijelaskan pada gambar 4.1 di bawah ini:

o

gfile Log file

Realtime log Realtime log

Primary Database Standby Database

Gambar 4.1. Arsitektur server pada simulasi

1. Arsitektur Server

Ada dua teknik yang harus dipertimbangkan dalam membangun arsitektur server.

Pertama adalah replikasiprimary copy, yaitu teknik yang membangun server dengan

(44)

26

adalahupdate everywhere, yaitu memungkinkan meng-update sebuah item data yang

akan dilakukan di mana saja di dalam sistem. Artinya,updatesecara bersamaan dapat

tiba di dua salinan yang berbeda dari item data yang sama (yang tidak dapat terjadi

denganprimary copy). Karena properti ini, di mana-mana memperbaharui pendekatan

yang lebih baik ketika berhadapan dengan kegagalan karena tidak ada protokol

pemilihan yang diperlukan untuk melanjutkan proses. Pada simulasi ini penulis

menggunakan teknikprimary copy, yaitu dengan membangun serverstandby database

yang mutlak sama dengan primary database. Data yang masuk ke primary database

akan tereplikasi ke dalam tabelstandby database yang susunan tabel tersebut mutlak

sama.

2. Interaksi Server

Parameter kedua yang perlu dipertimbangkan melibatkan tingkat komunikasi antara

serverdatabaseselama eksekusi transaksi. Ini menentukan jumlah lalu lintas jaringan

yang dihasilkan oleh algoritma replikasi dan overhead pada proses transaksi data.

Parameter ini mempertimbangkan dua kasus :

a. Interaksi terus-menerus (konstan), yang sesuai dengan teknik di mana sejumlah

data digunakan untuk mensinkronkan server untuk transaksi tertentu, terlepas

dari jumlah operasi dalam transaksi. Biasanya, protokol dalam kategori ini

bertukar pesan tunggal per transaksi dengan mengelompokkan semua operasi

dari transaksi dalam satu pesan.

b. Interaksi linier, yang biasanya berkaitan dengan teknik di mana sebuahdatabase

server merambat setiap operasi transaksi pada basis per operasi. Operasi dapat

dikirim baik sebagai pernyataan SQL atau sebagai catatan log yang berisi hasil

setelah dieksekusi operasi di server tertentu.

Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, parameter interaksi server yang terjadi

adalah interaksi linear. Standby database akan melakukan perubahan data apabila

admin melakukan traksaksi data terhadap primary database. Dan ini terjadi secara

per operasi. Setelah transaksi selesai, real time loggingdi aplikasiprimary database

akan memberikan status bahwa replikasi berhasil dilakukan dengan mencantumkan

tanggal dan jam terjadinya replikasi serta alamat server standby database (tujuan

(45)

27

3. Terminasi Transaksi

Replikasi yang baik adalah replikasi yang memiliki akhir di dalam prosesnya

(terminasi). Simulasi yang penulis lakukan juga memenuhi parameter ini. Karena

replikasi yang terjadi bersifat per operasi, maka setiap data yang telah tereplikasi di

dalam standby database akan berhenti setelah tabel log pada primary database

berstatus “logging”. Dan akan kembali melakukan replikasi apabila admin kembali

melakukan transaksi data terhadap primary database. Dari beberapa analisis di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa simulasi ini berjalan sesuai dengan parameter

replikasi database. Karena semua parameter telah terpenuhi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa replikasi standby database dengan metode incremental backup

adalah replikasi yang baik.

4.2. Simulasi

Penelitian pada simulasi ini dilakukan di laboraturium dengan menggunakan jaringan

LAN yang terisolasi dan melakukan penelitian terhadap tiga skenario. Tujuan simulasi

ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan, yaitu mengetahui proses

replikasi (logging) yang terjadi antaraprimary database danstandby database, proses

aktifnya failover untuk membuat standby database menjadi primary database yang

baru karena primary database yang sebelumnya mengalami kerusakan (failure), serta

menghitung jumlah waktu respon dan troughput yang dihasilkan pada saat primary

database mengirimkan archived log ke standby database dan jumlah waktu respon

serta throughput yang terjadi pada saat standby database yang baru melakukan

replikasi terhadapprimary database yang baru.

Ada dua buah aplikasi yang dilakukan pada simulasi. Dibuatkan aplikasi untuk

prosesstandby databasekarena DBMS MySQL tidak memiliki fiturstandby database

secara default. Aplikasi yang dibuat pertama untuk pengujian adalah aplikasi

pergudangan yang berfungsi untuk meng-input, edit ataupun men-delete data dari

sebuah PC klien (admin). Aplikasi yang kedua adalah aplikasi yang berada pada

primary database yang berfungsi untuk menghubungkan server primary database

dengan server standby database. Pada aplikasi ini juga menjadi tempat archived log

mengumpulkan log file pada primary database sebelum mengirimkannya ke server

standby database. Pengaturan IP Address untuk ketiga jaringan yang akan menjadi

(46)

28

4.1.1. Skenario I, Primary Database dan Standby Database berada dalam keadaan

normal

Langkah awal pada simulasi skenario I adalah membangun sebuah klien yang

terhubung pada serverprimary databasedan serverstandby databasesecara terisolasi.

Pada simulasi ini penulis akan memberikan Internet Protocol Address Static kepada

klien, server primary database dan juga server standby database yang semuanya

berada pada kelas C. Berikut adalah gambaran kerja pada simulasi I:

1) Konfigurasi IP serverprimary databasepada klien.

Aplikasi pergudangan yang berada pada komputer klien berfungsi untuk

melakukan transaksi data pada gudang supermarket seperti input, edit maupun

delete. Aplikasi pergudangan tersebut mendaftarkan alamat IP tujuan yaitu server

primary database. Hal ini dilakukan agar data yang di-input,edit maupun delete

akan diarahkan kepada server primary database sehingga data tersebut akan

tersimpan di dalam primary database. Seperti yang terlihat pada gambar 4.2 di

bawah ini:

(47)

29

2) Konfigurasi IP pada server primary database dengan menggunakan aplikasi

MasterStandby Database.

Setelah berhasil mengkonfigurasi IP pada aplikasi pergudangan, maka konfigurasi

IP selanjutnya pada aplikasi Master yang terdapat pada server primary database.

IP yang dimasukkan pada aplikasi Master adalah IP yang dimiliki oleh server

primary database. Dengan demikian log file data yang dikirimkan oleh admin

akan masuk ke dalam aplikasi master yang ada pada primary database. Berikut

adalah konfigurasi IP pada aplikasi master yang dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Melakukan konfigurasiIP addresspada aplikasi master

3) Daftarkan IP serverstandby databasepada aplikasi Master.

Pada langkah ini daftarkan IP server standby databaseyang akan menjadi tujuan

replikasi dari serverprimary databasepada saat data di-input olehadminbarang.

Gambar 4.4 akan menjelaskan tentang daftar IPstandby database.

Gambar 4.4. MendaftarkanIP server standby databasepada aplikasi master

4) Jalankanreal time loggingpada aplikasi master.

Tabel real time logging ialah tabel yang penulis buat untuk menjadi sebuah

(48)

30

akhirnya akan dikirimkan ke server standby database. Tabel ini dibuat karena

MySQL tidak memiliki fitur archived log secara default. Jika tabel real time

loggingini tidak diaktifkan atau berada pada modus stop, makaredo log filepada

primary database tidak akan terkirim ke server standby database. Sehingga

mengakibatkan archived log file akan menyimpan banyak file redo log. Berikut

adalah proses mengaktifkan real time logging seperti pada gambar 4.5 di bawah

ini:

Gambar 4.5. Mengaktifkanreal time logging

5) Input data pada aplikasi klien.

Berikut adalah contoh seorangadminmemasukkan data barang ke dalam aplikasi

pergudangan yang akan di simpan di dalam primary database. Untuk lebih

Gambar

Gambar 2.1. Standby database pada mode recovery manual [Oracle : 1999]
Gambar 2.2. Update secara otomatis pada sebuah standby database [Oracle : 1999]
Gambar 3.1. Rancangan topologi jaringan yang dibangun untuk simulasi
Gambar 3.2. Flowchart sistem kerja standby database
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan keeratan dalam kategori kuat antara peran fasilitator dengan tingkat keberdayaan peternak ini dikarenakan penyuluh telah cukup berperan dalam membantu menyediakan fasilitas

pelayanan izin mendirikan bangunan ini tertera jelas dari beberapa sumber data tersebut diatas Gambar A dan 8 dan Tabel I dan 2, mempeljelas antara kepengurusan beberapa izin yang

Gilbert damping effect on thermally assisted magnetization reversal of perpendicular magnetized nano-dot has been investigated by completing Landau - Liftshitz Gilbert

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa suhu pemanasan dan penambahan starter persentase yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap daya hambat pada

Usahatani seledri persentase biaya produksi yang paling tinggi adalah biaya kebutuhan pupuk dengan persentase sebesar 47,88%.Kebutuhan biaya produksi dengan

karyawan yang absen dari 108 karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai budaya yang ditetapkan perusahaan tersebut belum

Dalam persoalan pewahyuan al-Qur’an sepertinya Fazlur Rahman berbeda pendapat dengan pandangan ortodoks Islam yang memberikan gambaran bahwa proses pewahyuan

kepada walidain dan aqrabin yang mendapatkan bagian harta peninggalan tetap diterapkan dan dilaksanakan, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa ketentuan wasiat