• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Hukum Pihak Pengangkut Dalam Angkutan Barang Melalui Laut Dengan Menggunakan Container (Studi Pada PT. Sumatera Madya Jaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Hukum Pihak Pengangkut Dalam Angkutan Barang Melalui Laut Dengan Menggunakan Container (Studi Pada PT. Sumatera Madya Jaya)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang

Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi, demikian juga halnya dengan pengangkutan di laut.

Sungguhpun pengangkutan laut berkembang dengan pesat namun

dijumpai juga beberapa hambatan ataupun masalah yang kurang baik oleh

perusahaan pengangkutan maupun para pengguna jasa pengangkutan itu

sendiri. Hal ini timbul juga lebih banyak disebabkan oleh belum sempurnanya

perundang-undangan yang mengatur mengenai pengangkutan ini, sehingga

keadaan demikian menyebabkan tidak terdapatnya kepastian hukum bagi para

pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

pengangkutan merupakan perjanjian dimana titik tolak hukum perjanjian adalah

diatur dalam KUH Perdata yang berlaku di Indonesia, maka tidak terlepas dari

peranan Buku III KUH Perdata tersebut.

Bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah adalah mengikat para

pihak yang membuatnya. Hal ini merupakan tuntutan kepastian hukum, sedang

dilain pihak hukum itu harus dilaksanakan dengan itikad baik. Apabila karena

kelalaian pihak yang wajib melakukan prestasi telah melakukan Wanprestasi ini

mempunyai akibat hukum.

Tidak hanya wanprestasi, masalah resiko sering juga terjadi dalam suatu perjanjian. Persoalan resiko ini sering berpokok pangkal pada terjadinya suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang mengadakan perjanjian.

(2)

Dalam bagian umum Buku III KUH Perdata ada suatu pasal yang mengatur resiko ini, yaitu Pasal 1237 yang berbunyi sebagai berikut :

“Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan suatu barang itu semenjak

perikatan dilahirkan adalah atas tanggung jawab si berpiutang”.

Pelaksanaan perjanjian pengangkutan di dalam KUH Perdata dapat

dihubungkan dengan Pasal 1601 b KUH Perdata yaitu tentang perjanjian

berkala. Dikatakan perjanjian berkala karena perjanjian pengangkutan

dilakukan sewaktu-waktu saja. Sedangkan apabila kita lihat di dalam KUH

Dagang maka perjanjian pengangkutan ini dapat dilihat di dalam Pasal 468 ayat

(1) KUH Dagang yang berbunyi “ Perjanjian pengangkutan mewajibkan

pengangkut untuk menjaga keselamatan barang yang diangkutnya, mulai saat

diterimanya hingga saat diserahkannya barang tersebut, juga di dalam Pasal 346

KUH Dagang. Baik Pasal 1601 a KUH Perdata maupun pasal-pasal di dalam

KUD Dagang mengandung prinsip bahwa perjanjian pengangkutan adalah

perjanjian campuran.

Di satu sisi pada dasarnya pelaksanaan perjanjian pengangkutan baik di

darat maupun di laut tidak dilakukan di atas suatu perjanjian secara tertulis.

Pelaksanaan perjanjian pengangkutan dalam hukum kebiasaan didasarkan

kepada dokumen-dokumen pengangkutan saja, yang di dalamnya menerangkan

tujuan pengiriman, nama pengirim, nama pengangkut serta biaya pengangkutan.

Berdasarkan hukum kebiasaan tersebut para pihak melakukan

kewajiban-kewajibannya, sehingga apabila terjadi suatu sengketa di belakang hari maka

(3)

hubungan antara pengirim dan pengangkut diikat dengan perjanjian.

Dengan keadaan demikian adalah sangat menarik untuk mengetahui

secara lebih dekat lagi tentang pelaksanaan perjanjian dalam hukum

pengangkutan di laut ini terutama perihal bagaimana sebenarnya perjanjian

pengangkutan tersebut disepakati.

Perjanjian pada dasarnya dibuat dengan kesepakatan-kesepakatan para

pihak terhadap maksud dan tujuan yang dinginkan oleh para pihak yang

membuat perjanjian tersebut. Dengan dasar bersifat terbukanya hukum

perjanjian itu maka para pihak bebas untuk mengadakan klausula-klausula yang

selama ini tidak ada diatur di dalam KUH Perdata bagi pengikatan perjanjian

antara mereka.

Demikian juga halnya dalam hal perjanjian pengangkutan, khususnya

perjanjian pengangkutan di laut dengan menggunakan container. Container

adalah sebuah sarana tempat dimuatnya barang dari mulai tempat pengiriman

hingga sampai ke tujuan. Penggunaan container dimaksudkan bagi pengamanan

barang yang diangkut, sehingga kerusakan barang tersebut tidak akan terjadi,

atau jika terjadi kerusakan maka tidak separah apabila tidak menggunakan

container.

Salah satu sisi yang menarik dari pelaksanaan perjanjian pengangkutan

barang di laut dengan menggunakan container ini adalah masalah tanggung

jawab terhadap ganti rugi apabila terjadi keterlambatan atau kerusakan akibat

pengiriman dengan menggunakan container tersebut. Baik itu permasalahan

(4)

kerusakan yang bagaimanakah yang dapat dipertanggung jawabkan.

B. Permasalahan

Setiap pelaksanaan penelitian penting diuraikan permasalahan karena

dengan hal yang demikian dapat diketahui pembatasan dari pelaksanaan

penelitian dan juga pembahasan yang akan dilakukan.

1. Bagaimana perjanjian pengangkutan yang dilaksanakan di PT. Sumatera

Madya Jaya?

2. Bagaimana tanggungjawab pihak pengangkut sebagai penyelenggaraan

pengangkutan barang dengan container di PT. Sumatera Madya Jaya?

3. Bagaimana jaminan asuransi dalam pengangkutan laut dengan container di

PT. Sumatera Madya Jaya?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui perjanjian pengangkutan yang dilaksanakan di PT.

Sumatera Madya Jaya.

2. Untuk mengetahui tanggungjawab pihak pengangkut sebagai

penyelenggaraan pengangkutan barang dengan container di PT. Sumatera

Madya Jaya.

3. Untuk mengetahui jaminan asuransi dalam pengangkutan laut dengan

(5)

D. Manfaat Penulisan

Sedangkan yang menjadi manfaat penelitian dalam hal ini adalah:

a. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang perkembangan hukum

perdata dalam kaitannya dengan perjanjian pengangkutan barang melalui

laut dengan menggunakan container.

b. Secara praktis ini juga diharapkan kepada masyarakat dapat mengambil

manfaatnya terutama dalam hal mengetahui dari pelaksanaan

pertanggungjawaban para pihak dalam perjanjian pengangkutan di laut

dengan menggunakan container.

E. Metodologi Penulisan

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini

adalah penelitian yuridis normatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau

ditujukan hanya pada peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain.1

2. Sumber data

Sedangkan sifat penelitian pada skripsi bersifat deskriptif analisis.

Sumber data penelitian ini diambil berdasarkan data sekunder. Data

sekunder didapatkan melalui:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni

1

(6)

seperti KUH Perdata.

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, seperti: hasil-hasil penelitian, karya dari kalangan hukum

dan sebagainya.

c. Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang mencakup:

1) Bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan

terhadap hukum primer dan sekunder.

2) Bahan-bahan primer, sekunder dan tertier (penunjang) di luar bidang

hukum seperti kamus, insklopedia, majalah, koran, makalah, dan

sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan.

3. Alat pengumpul data

Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan.

4. Analisis data

Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, studi dokumen, dan penelitian lapangan maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini.

F. Keaslian Penulisan

Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Hukum

Pihak Pengangkut Dalam Angkutan Barang Melalui Laut Dengan

(7)

merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penulisan skripsi ini

tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini

masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab

terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat

dalam bentuk uraian:

Bab I. Pendahuluan

Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti

penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,

Metodologi Penulisan, Keaslian Penulisan, serta Sistematika

Penulisan.

Bab II. Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Pengangkutan Barang

Melalui Laut

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang beberapa hal

yang berkaitan dengan judul sub bab yaitu: Perjanjian pada

Umumnya, Pengertian Perjanjian Pengangkutan Secara Umum, Saat

Terjadinya Perjanjian Pengangkutan Laut serta Hak-Hak dan

Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Pengangkutan di Laut.

Bab III. Pengaturan Hukum Mengenai Angkutan Barang dengan Container.

(8)

secara umum dibahas mengenai container yaitu: Pengertian

Container dan Jenis Container, Aturan-Aturan Hukum Tentang

Container serta Dokumen-Dokumen Yang Dipergunakan Dalam

Pengoperasian Container.

Bab IV. Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Dengan

Menggunakan Container.

Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan terhadap: Perjanjian

Pengangkutan Yang Dilaksanakan, Tanggungjawab Pihak

Pengangkut Sebagai penyelenggaraan Pengangkut Barang Dengan

Container serta Jaminan Asuransi Dalam Pengangkutan Laut

Dengan Container.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana

akan diberikan kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode content analysis terhadap empat suratakabar ibukota (Kompas, Media Indonesia, Republika dan Rakyat Merdeka), maka berdasarkan fenomena salience issue dan

ICON Surat Masuk ICON Surat Keluar ICON Daftar SKPD F03 ICON Tambah ICON Laporan ICON Cari ICON Ubah Menu Surat

He has broad research interests in aquatic, riparian and urban ecology and has been secretary of the British Ecological Society special interest group on invasive species since

Morphometric analysis consists of 5 parameters geomorphic indices: drainage basin asymmetry (AF), hypsometric curve and integral (Hc and Hi), stream length gradient (SL)

Table 4.12 The Result of Observation to Know the Teacher’s and Students’ Activity of Cycle III in Teaching English by Using Speech Technique to Improve Speaking Ability

Ibu Dian Wismar’ein, SE, MM, selaku Ketua Program Studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian serta

Berdasarkan jawaban atas pertanyaan kuesioner di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak responden yang mengerti bahwa makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat

Pored ostalih lutaka, lišće i veliki listovi izrađeni su od raznobojnih filtera za reflektore, kako bi dobili određene boje koje su nam bile potrebne za