• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

KARYAWAN TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

HERMIN ARIFIANTI

NIM. F0307055

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

(3)

commit to user

iii

(4)

commit to user

iv

 

PERSEMBAHAN

I presented this “big project” specially f or:

Allah SWT,

atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya

Nabi Muhammad SAW,

sang pembimbing umat

Bapak dan Ibu,

thanks for everythings

My Lovely Sister, t

hanks for supports

Semua temanku di mana pun berada

(5)

commit to user

v

 

MOTTO

“J adikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

(Q. S. Al Baqarah: 4 5 )

“Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

(Q. S. Ar-Rahman: 13)

“ J ika engkau menginginkan kebahagiaan dunia kuasailah ilmu dan jika engkau menginginkan

kebahagiaan akhirat maka kuasailah ilmu dan bila menginginkan

kebahagiaan keduanya maka kuasailah ilmu.”

{ Al Hadist }

“The journey of a thousand miles begins one step. Great acts are made up of small deeds.”

(Lao Tzu)

“Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran dalam tindak dan

berfikir. Akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha Kuasa.”

(6)

commit to user

vi

 

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya

hingga akhir jaman. Syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Pengaruh Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Karyawan

terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

skripsi ini mungkin hanya mimpi yang sangat sulit untuk penulis selesaikan. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Sang Pencipta yang telah memberiku ridho-Nya menyelesaikan

skripsi ini dan mengantarkanku menjadi seorang Sarjana Ekonomi.

Alhamdulillah ya Allah.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

(7)

commit to user

vii

 

4. Dra. Evi Gantyowati, M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing

Akademik yang telah meluangkan waktu, perhatian, dan kesabarannya dalam

membimbing dan mengarahkan dari awal perkuliahan hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Yacob Suparno, M.Si., Ak., selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing dan

mengarahkan dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak. dan Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak., terima

kasih atas pengalaman dan kemudahan yang diberikan dalam ujian skripsi,

sehingga penulis dapat menuju ke tahap berikutnya yang lebih baik.

7. Agus Widodo, M.Si., Ak. dan Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak., yang

memberikanku bimbingan untuk pelaporan magang dan pelajaran untuk

perbaikan yang tak terlupakan.

8. Drs. Wartana, M.Si., Ak., Christiyaningsih Budiwati, S.E., M.Si., Ak., dan

Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak., terima kasih atas pengalaman ujian

komprehensif yang menakjubkan dan atas kemudahan yang diberikan dalam

ujian komprehensif, sehingga mempercepat langkahku menuju tahap

berikutnya.

(8)

commit to user

viii

 

10. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta

seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan,

dan pelayanan kepada penulis.

11. Bapak, Ibu, dan mbak Riesta yang selalu memberikan doa, semangat dan

kasih sayang yang tulus.

12.Dewi Listiani dan Novi Eka Rahmawati yang selalu berjuang bersama dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan (Dewi Tri, Fatania, Mbak Opie, Ratih, Mbak Sri,

dan Mbak Ria) terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

14. Sahabatku sejak SMA (Risa, Luluk, Sinta, Inggar, Dwi Andi, Rosita

Augustia, Aulia, Ema, Friska, Vicky, dan Irul) yang selalu bersama meski

kita berada di beda tempat.

15. Sahabatku (Vicky, Ayus, Lika, Endah, Irla, Peka, dan Hernani) yang telah

membuat iri karena menyelesaikan skripsi lebih awal dan telah diwisuda.

16. Hernani, Mas Rofi, Mas Deni, Mbak Harmini, Mbak Kiky, Mbak Famera,

Mas Iyok, Rodif Ahid, dan Docang Enget yang membantuku memperlancar

ujian komprehensifku.

17. Murdiani, Mbak Rita, Ayuk, Mas Loggar, Ardhi Krisna, dan Delariza yang

membantuku memperlancar penyelesaian skripsi ini.

18. Teman-teman Agen_007 yang selalu bersama berjuang melewati setiap

langkah yang harus ditempuh selama kuliah di Jurusan Akuntansi.

19. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

(9)

commit to user

ix

 

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sebuah arti

kesempurnaan. Banyak kekurangan di segala sisi skripsi ini yang berimplikasi

para pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran agar penulis

mendapat ide untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

Pada kesempatan ini, penulis juga memohon maaf atas segala kesalahan

dan khilaf yang telah penulis lakukan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Surakarta, Maret 2011

(10)

commit to user

x

 

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

(11)

commit to user

xi

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja ... 11

B. Balanced Scorecard ... 14

C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 18

D. Kepuasan Kerja ... 21

E. Pelatihan Karyawan ... 23

F. Turn Over Karyawan ... 25

G. Produktivitas Tenaga Kerja ... 28

H. Manajemen Islami ... 30

I. Kerangka Teoritis ... 38

J. Perumusan Hipotesis ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 41

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

3. Cara Pengambilan Sampel ... 43

C. Identifikasi Variabel ... 44

1. Variabel Independen ... 44

2. Variabel Dependen ... 47

D. Sumber Data ... 48

(12)

commit to user

xii

 

F. Pengujian Aspek Penelitian ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 50

G. Metode Analisis Data ... 50

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 51

2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 52

H. Uji Asumsi Klasik ... 53

1. Uji Normalitas ... 53

2. Uji Multikolinieritas ... 53

3. Uji Heterokedastisitas ... 54

4. Uji Autokorelasi ... 55

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 57

1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

3. Berdasarkan Lama Bekerja ... 59

B. Analisis Deskriptif Variabel ... 60

C. Analisis Statistik ... 68

1. Uji Validitas ... 68

2. Uji Reliabilitas ... 70

D. Evaluasi Model ... 71

(13)

commit to user

xiii

 

2. Uji Multikolonieritas ... 73

3. Uji Heteroskedastisitas ... 74

4. Uji Autokorelasi ... 76

E. Pengujian Hipotesis ... 77

1. Pengaruh Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia ... 77

2. Pengujian Koefisien Determinasi... 79

F. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 81

G. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 82

H. Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja ... 84

I. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja ... 85

J. Pengaruh Turn Over terhadap Kinerja ... 86

K. Pengaruh Produktivitas terhadap Kinerja ... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 90

B. Keterbatasan ... 91

C. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(14)

commit to user

xiv

 

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Pengambilan keputusan untuk Autokorelasi ... 55

Tabel IV.1 Hasil Pengumpulan Data ... 57

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 59

Tabel IV.5 Penjelasan Responden Atas Indikator Kepemimpinan ... 60

Tabel IV.6 Penjelasan Responden Atas Indikator Hubungan Atasan dengan Bawahan ... 61

Tabel IV.7 Penjelasan Responden Atas Indikator Kerjasama Tim ... 61

Tabel IV.8 Penjelasan Responden Atas Indikator Fokus Terhadap Pelanggan ... 62

Tabel IV.9 Penjelasan Responden Atas Indikator Pelatihan ... 62

Tabel IV.10 Penjelasan Responden Atas Indikator Fasilitas Kerja ... 63

Tabel IV.11 Penjelasan Responden Atas Suasana Kerja ... 63

Tabel IV.12 Penjelasan Responden Atas Pengembangan Karir ... 64

Tabel IV.13 Penjelasan Responden Atas Pekerjaan ... 65

Tabel IV.14 Penjelasan Responden Atas Strategi Perusahaan ... 65

Tabel IV.15 Penjelasan Responden Atas Kebijakan Perusahaan ... 66

Tabel IV.16 Penjelasan Responden Atas Gaji dan Kesejahteraan ... 66

Tabel IV.17 Penjelasan Responden Atas Komunikasi ... 67

Tabel IV.18 Hasil Uji Validitas ... 69

(15)

commit to user

xv

 

Tabel IV.20 Hasil Uji Normalitas ... 73

Tabel IV.21 Hasil Uji Multikolonearitas ... 74

Tabel IV.22 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76

Tabel IV.23 Hasil Uji Autokorelasi ... 77

Tabel IV.24 Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi ... 78

Tabel IV.25 Hasil Uji Determinasi ... 79

Tabel IV.26 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 80

Tabel IV.27 Hasil Uji Signifikansi F ... 82

Tabel IV.28 Hasil Uji Signifikansi t ... 83

(16)

commit to user

xvi

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia ... 40

Gambar IV.1 Normalitas Data ... 72

(17)

commit to user

xvii

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I KUESIONER

LAMPIRAN II DATA PENELITIAN

LAMPIRAN III DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

(18)

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

Hermin Arifianti NIM. F0307055

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan terhadap kinerja sumber daya manusia perusahaan. Kepuasan karyawan, pelatihan karyawan, turnover karyawan, dan produktivitas karyawan digunakan dalam menjelaskan konsep perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Devine (2010), Widodo (2010), Perdana (2008), Ahrendnt (2006), Muslim (2006), Maskur (2004), Setiono (2004), Ittner (1997), dan sebagainya.

Penelitian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan dengan manajemen Islami yang berada di Surakarta. Data yang diolah merupakan data primer yang langsung diperoleh dengan penyebaran kuesioner. Responden yang menjadi sasaran adalah manajer tingkat menengah. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dari populasi yaitu menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 42 responden.

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan beberapa macam pengujian mulai dari uji data yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan pengujian regresi untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Devi (2009) dan Arifin (2005). Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan karyawan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja. Hasil ini mendukung hipotesis penelitian Ristanti (2009) dan Lubis (2008). Kemudian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa turnover karyawan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja. Hasil ini mendukung penelitian Widodo (2010). Yang terakhir, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas karyawan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Perdana (2008).

(19)

commit to user

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE TOWARD HUMAN RESOURCES PERFORMANCE

 

Hermin Arifianti NIM. F0307055

The purpose of this research is to analyze the effect of learning and growth perspective toward human resources performance. Employees satisfaction, employees training, employees turnover, and productivity of employees are used in explaining the concept of learning and growth perspective. This research is based on previous study performed by Devine (2010), Widodo (2010), Perdana (2008), Ahrendnt (2006), Muslim (2006), Maskur (2004), Setiono (2004), Ittner (1997), etc.

This research is focused on companies with Islamic management in Surakarta. Processed data used primary data which were directly distributed to respondent. The target of the respondents is mid-level managers. Purposive sampling method is used to take sample from population and researcher got 42 respondents.

This research used some data examination, from validity test, reliability test, classic assumption test, and also regression test for hypothessis test. The result of this research shows that employees satisfaction give positive influence to performance. This result consistanced with the prior research by Devi (2009) and Arifin (2005). Furthermore, the result of this research shows that employees training give positive influence to performance. This result consistanced with the prior research by Ristanti (2009) and Lubis (2008). The next result of this research shows that employees turnover give negative influance to performance. This result supports prior research by Widodo (2010). The last but not least, the result of this research shows that productivity of employees give positive influence and significant on implied performance of human resources company. This result consistanced with the prior research by Perdana (2008).

(20)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan karyawan terhadap kinerja sumber daya manusia. Bab yang pertama

ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari

penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

perubahan besar dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan

dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global

menyebabkan terjadinya pengecilan laba yang diperoleh

perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya

perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan pada tingkat dunia yang mampu

memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan

produk yang bermutu dan efisien dalam biaya.

Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk

mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini

memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun

(21)

commit to user

dan berkembang dalam persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu, perusahaan

dalam hal ini manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama

ini digunakan agar dapat bertahan dan tumbuh dalam persaingan yang

semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.

Ukuran finansial menjadi perhatian terbesar bagi perusahaan dalam

menilai keberhasilan kinerjanya. Ukuran finansial tidak memberikan

gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan karena tidak

memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial, misalnya sisi pelanggan

yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua

hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Pasla,

2000).

Kondisi ini kemudian membawa dunia usaha maupun organisasi pada

pemikiran baru untuk menciptakan suatu sistem yang dapat mengimbangi laju

kemajuan dunia itu sendiri, baik berupa informasi maupun sistem manajerial.

Hal ini terlihat dari bermunculannya ide-ide manajerial baru seperti total

quality management, six sigma, balanced scorecard, dan sebagainya

(Perdana, 2008).

Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan

suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan apa

yang harus dikerjakan karyawan pada tahun mendatang, menentukan

bagaimana kinerja harus diukur, serta mengenali dan merencanakan cara

(22)

commit to user

3  

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang

penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan

perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan sistem imbalan (reward) dalam perusahaan, misalnya untuk

menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak

manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai

alat untuk mengevaluasi periode yang lalu.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan maupun lembaga yang

berkelanjutan diperlukan sebuah rancangan komprehensif berbasis balanced

scorecard yang memiliki kerangka kerja hubungan sebab akibat (cause effect

relationship) antara indikator kinerja penentu dengan indikator kinerja ikutan.

Selama ini kita selalu mengabaikan manajemen operasi dan proses yang

menciptakan nilai tambah yang merupakan landasan dari pengetahuan praktis

balanced scorecard (Alomet & Friends, 2010).

Beberapa penelitian terkait masalah ini telah dilakukan. Sebagian

besar penelitian mengenai pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan tentang

keseluruhan faktor yang terdapat dalam balanced scorecard. Beberapa studi

yang didasarkan pada metode ini telah dilakukan, seperti Devine (2010),

Ahrendnt (2006), Muslim (2006), Maskur (2004), Setiono (2004), Ittner

(1997), dan sebagainya.

Penelitian Arifin (2005), menggunakan analisis regresi berganda

untuk mengukur pengaruh faktor-faktor kepuasan karyawan terhadap kinerja

(23)

commit to user

sebesar 0,189; kepuasan terhadap komunikasi pengawasan sebesar 0,114;

kepuasan terhadap integrasi organisasi sebesar 0,155; kepuasan terhadap

kualitas media sebesar 0,116; kepuasan terhadap komunikasi dengan rekan

kerja sebesar 0,101; kepuasan terhadap informasi perusahaan sebesar 0,117;

kepuasan terhadap umpan balik individu sebesar 0,146; dan kepuasan

terhadap komunikasi atasan dengan bawahan sebesar 0,118. Maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pekerja mempunyai pengaruh terhadap

kinerja rumah sakit.

Penelitian Ristanti (2009), yang menganalisis tentang pelatihan

karyawan salah satu bank BUMN menyatakan bahwa pelatihan telah berjalan

dengan baik namun masih ada sebagian kecil karyawan yang menilai

pelatihan yang diselenggarakan masuk kategori cukup baik. Kinerja karyawan

tergolong tinggi namun masih ada sebagian karyawan yang kinerjanya

tergolong rata-rata. Hasil analisis membuktikan bahwa secara parsial

pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 14,1%.

Penelitian Widodo (2010), yang menganalisis tentang turnover

karyawan outsourcing di salah satu perusahaan BUMN, menyatakan bahwa

parameter estimasi untuk pengujian pengaruh turnover terhadap kinerja

karyawan menunjukkan nilai CR sebesar -2.048 dengan probabilitas sebesar

0.041. Oleh karena nilai probabilitas < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

variable turnover berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kinerja

(24)

commit to user

5  

menyatakan turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan dapat

diterima. Penelitian tersebut dianalisis berdasarkan nilai Critical Ratio (CR).

Penelitian Perdana (2008), yang menganalisis pengaruh kinerja dari

produktivitas karyawan di salah satu perusahaan manufaktur, menghasilkan

uji t hitung untuk variabel produktivitas sebesar 2,143 > 2,021. Pada kolom

Sig tingkat signifikansi untuk nilai-nilai ekonomis sebesar 0,038 lebih kecil

dari tingkat kesalahan 5%. Berdasarkan kriteria tersebut berarti produktivitas

secara parsial berpengaruh signifikan dan nyata terhadap kinerja karyawan

pada perusahaan. Produktivitas karyawan dalam bekerja untuk menghasilkan

suatu produk atau jasa kepada pelanggan sangat berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

Balanced scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja

perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total

pada seluruh tingkatan dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang

komprehensif tidak hanya menggunakan ukuran-ukuran keuangan saja tetapi

penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non-keuangan maka perusahaan

dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.

Dalam rangka usaha mencapai tujuan menjalankan bisnis yang lebih

baik, suatu perusahaan perlu mengelola sumber daya yang dimiliki dengan

baik yaitu dengan mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengendalian dengan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka

panjang. Demikian juga dengan perusahaan dengan berbasis manajemen

(25)

commit to user

bertahan dan berkembang maka perusahaan dituntut untuk dapat mengelola

semua sumber daya yang ada. Penulis memilih melakukan penelitian pada

perusahaan dengan manajemen Islami karena sebagai negara yang

penduduknya mayoritas muslim maka keberadaan perusahaan yang jujur di

Indonesia sangat dibutuhkan olah masyarakat. Dalam penelitian ini

perusahaan sudah memenuhi indikator-indikator sebagai instansi yang

menerapkan manajeman syariah seperti yang disebutkan oleh Didin dan

Hendri (2003) dalam Fauzan (2009). Implementansi ketaatan pada konteks

organisasi tercermin dari semua kebijakan organisasi yang dibangun dari nilai

utama organisasi, yakni Islam. Selain itu juga memiliki struktur orgaisasi

yang jelas sebagai cara pertanggungjawaban. Kebijakan organisasi yang

menjaga setiap input, proses manajemen dan output agar terhindar dari

tindakan kezaliman, bebas dari barang dan jasa yang haram, bebas dari

korupsi, penipuan, riba, judi, pemberian hadiah (komisi) yang dilarang

merupakan sejumlah contoh implementasi ketaatan. 

Penelitian yang sebelumnya telah banyak menguji mengenai pengaruh

penerapan konsep balanced scorecard terhadap kinerja. Namun demikian,

yang hanya melakukan penelitian pada salah satu perspektif saja masih jarang

dilakukan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini berfokus pada

sumber daya manusia. Paradigma sumber daya manusia bukan lagi sebagai

alat pelengkap organisasi melainkan sebagai aset yang harus dikelola secara

(26)

commit to user

7  

Karyawan sebagai aset perusahaan harus dipelihara dan

dikembangkan, karena karyawan memiliki emosi, keinginan, tuntutan,

kebutuhan dan keterbatasan. Karyawan yang kurang mendapatkan perhatian

dan pengembangan yang memadai dari manajemen organisasi dapat memicu

munculnya keresahan karyawan, sehingga karyawan merasa tidak puas dalam

bekerja akhirnya dapat menurunkan semangat kerja yang berdampak pada

produktivitas kinerja organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian replikasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh Perdana (2008)

dan yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah pengaruh perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan karyawan terhadap kinerja sumber daya

manusia.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang tersebut dan beberapa hasil penelitian

sebelumnya, maka pokok permasalahan yang hendak dijawab melalui

penelitian ini adalah:

1. apakah kepuasan karyawan mempengaruhi kinerja sumber daya

manusia perusahaan?;

2. apakah pelatihan karyawan mempengaruhi kinerja sumber daya

manusia perusahaan?;

3. apakah turnover karyawan mempengaruhi kinerja sumber daya

(27)

commit to user

4. apakah produktivitas karyawan mempengaruhi kinerja sumber daya

manusia perusahaan?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis dampak kinerja sumber daya manusia dari karyawan perusahaan

dari sisi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan metode

balanced scorecard (BSC).

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam

pengembangan teori, terutama akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

mengenai balanced scorecard terutama perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan. Selain itu juga diharapkan bermanfaat bagi para pemakai

laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan sehingga dapat

meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan. Adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Akademisi

Diharapkan dapat memberikan informasi dan memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang

berkaitan dengan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen,

khususnya penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan konsep

(28)

commit to user

9  

2. Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

khususnya yang berkaitan dengan pengukuran kinerja karyawan dengan

menggunakan konsep perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam

balanced scorecard.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengukuran kinerja

karyawan dengan menggunakan konsep perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan dalam balanced scorecard.

4. Penelitian yang Akan Datang

Sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang, terutama

penelitian yang berkaitan dengan pengaruh perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan dalam balanced scorecard terhadap kinerja sumber daya

manusia.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang

hal-hal yang berhubungan dengan penulisan penelitian,

meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

(29)

commit to user

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini mengenai tinjauan pustaka tentang landasan teori

yang memuat literatur terkait dengan topik penelitian dan

pengembangan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang metode-metode penelitian yang

digunakan dalam penulisan penelitian, meliputi: populasi dan

prosedur penentuan sampel, jenis dan sumber data, serta

metode analisis data.

BAB IV : Analisis Data

Bab ini menguraikan analisis deskriptif data, pengujian

hipotesis, dan pembahasan hasil analisis.

BAB V : Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan mengenai obyek

yang diteliti berdasarkan hasil analisis data, menjelaskan

mengenai keterbatasan penelitian, dan saran bagi peneliti

(30)

commit to user

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Setelah membahas pendahuluan di Bab I, pada Bab II ini akan

menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, kerangka teoritis, dan pengembangan

hipotesis dalam penelitian ini.

A. Kinerja

Kinerja (performance) menurut Aliminsyah (2007 : 215) adalah suatu

istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau

aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, dengan referensi pada

sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu

dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen.

Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk

mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya

yang perlu dipertanggungjawabkan. Kinerja perusahaan pada umumnya

berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan

keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon

investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan

investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu

perusahaan di masa yang akan datang. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan

bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi

(31)

commit to user

tercapai tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka

perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya (Wardani,

2008).

Dalam rangka menetapkan suatu strategi manajemen yang tepat,

kompetitif dan komprehensif maka hal yang pertama kali harus dilakukan

perusahaan adalah melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan.

Fitzgerald et.al. (1993) dalam Muslim, E. dan Setio, A. W. (2006)

menyatakan bahwa pengukuran kinerja memegang peranan penting dalam

memastikan keberhasilan strategi yang dijalankan perusahaan. Agar dapat

diperoleh strategi manajemen yang tepat dan sesuai dengan visi dan misi

perusahaan, metode pengukuran kinerja yang ada harus mampu mengukur

kinerja perusahaan dari segala aspek, sehingga dapat diketahui keadaan

keseluruhan dari perusahaan dan penerapan balanced sorecard sebagai alat

pengukur kinerja merupakan solusi yang paling tepat.

Mulyadi (1997) dalam Andranik (2008) mendefinisikan penilaian

kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu

organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya

dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya

merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang

mereka mainkan dalam organisasi. Setiap organisasi mengharapkan kinerja

yang dapat memberikan kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu

(32)

commit to user

13  

Menurut Mangkuprawira (2002) dalam Perdana (2008) penilaian

kinerja bermanfaat untuk pengembangan perusahaan, khususnya departemen

sumber daya manusia, diantaranya adalah untuk:

1. Perbaikan Kinerja

Penilaian kinerja akan menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi

karyawan, manajer dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk

memperbaiki kinerja pekerjaan itu sendiri. Sehingga dengan demikian

pekerjaan dapat lebih up to date dengan kondisi perusahaan saat ini.

2. Penyesuaian Kompensasi

Membantu manajemen untuk menentukan siapa yang sebenarnya berhak

mendapatkan kenaikan gaji maupun bonus dari perusahaan, sehingga

fairness dalam perusahaan dapat terjaga jika akhirnya kompensasi tersebut

diberikan.

3. Keputusan Penempatan

Promosi, transfer dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja.

4. Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan

Manajemen dapat menentukan dan memilah-milah kira-kira training atau

pelatihan yang tepat/sesuai bagi karyawannya untuk menunjang kinerja

karyawan perusahaan agar dapat bekerja lebih baik lagi dan dapat

memberikan kontribusi kepada perusahaan sesuai dengan bidangnya

(33)

commit to user

5. Perencanaan dan Pengembangan Karir

Hasil dari kinerja yang telah dilakukan dapat digunakan oleh manajemen

perusahaan untuk pengembangan karir karyawan perusahaan tersebut.

6. Defisiensi Proses Penempatan Staf

Penilaian kinerja juga bermanfaat untuk melihat kelemahan maupun

keunggulan dari sebuah departemen yang ada pada perusahaan tersebut,

yang kemudian dapat memberikan kesempatan manajemen perusahaan

untuk mengambil langkah korektif terhadap departemen terkait.

Saat ini hampir sebagian besar perusahaan melakukan penilaian

kinerja karyawannya dengan mengukur faktor finansial saja. Sementara

pengukuran keuangan tidak dapat menjelaskan penyebab perubahan yang

disebabkan misalnya dari banyaknya produk baru yang diciptakan oleh

karyawan yang sangat berdampak terhadap kemajuan perusahaan tersebut.

Pendekatan penilaian kinerja hendaknya mengidentifikasikan standar

kerja yang terkait, mengukur kriteria, dan kemudian memberikan umpan balik

pada karyawan dan departemen sumber daya manusia.

B. Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan

David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja pada

sektor bisnis pada tahun 1990. Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1)

(34)

commit to user

15  

yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja suatu organisasi atau skor

individu. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang

hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak

diwujudkan organisasi/individu di masa depan dibandingkan dengan hasil

kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan

evaluasi atas kinerja organisasi/individu yang bersangkutan. Kata berimbang

dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/individu diukur

secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek

dan jangka panjang, internal dan eksternal (Kementerian Keuangan, 2010).

Balanced scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton

(1996) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif

untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang

mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan.

Selain ukuran finansial masa lalu, balanced scorecard juga menggunakan

pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang meliputi perspektif

pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan,

diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan

secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

Balanced scorecard tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial

(35)

commit to user

memadai untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan yang harus dilalui

perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa depan melalui

investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses,

teknologi, dan inovasi. Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran

finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa

depan.

Banyak perusahaan yang mengklaim telah menerapkan balanced

scorecard, padahal mereka baru menerapkan model pengukuran yang relatif

lebih seimbang ketimbang hanya menggunakan pengukuran kinerja yang

berbasis pada ukuran keuangan semata. Keberhasilan penerapan balanced

scorecard sangat ditentukan oleh proses penyusunan/pengembangan

balanced scorecard itu sendiri. Pengembangan balanced scorecard yang

tidak tepat pada akhirnya akan kembali mengantarkan perusahaan kepada

model pengukuran yang tidak mampu menjelaskan strategi perusahaan atau

dengan kata lain perusahaan menerapkan model pengukuran yang relatif

berimbang saja atau bahkan hanya merupakan model pengukuran kinerja

yang berbasis finansial belaka (Kaplan dan Norton, 1996).

Atkinson (1997) dikutip oleh Yuwono (2002) menyatakan balanced

scorecard merupakan kegiatan manejemen dan organisasi untuk memahami

dan mengelola organisasi dari empat faktor utama yang diantaranya adalah

faktor keuangan, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta bisnis

internal yang menghubungkan pengendalian operasional jangka pendek ke

(36)

commit to user

17  

Sesuai dengan definisi tersebut, balanced scorecard memiliki peran

yang sangat signifikan bagi kegiatan organisasi, baik untuk kegiatan jangka

pendek dan penyusunan strategi jangka panjang, khususnya yang berkaitan

dengan finansial atau keuangan organisasi. Agar dapat sukses melaksanakan

kegiatannya, perlu adanya strategi yang baik dalam mengelola keuangan di

masa kini dan perencanaan di masa yang akan datang hanya mungkin

dilakukan dengan menganalisis kondisi saat ini (Yuwono, 2002).

Strategi perusahaan, yang merupakan dasar penyusunan sebuah

[image:36.612.151.509.216.468.2]

scorecard, dikembangkan dari visi perusahaan. Visi ini memberikan

gambaran masa depan perusahaan yang menjelaskan arah organisasi dan

membantu insan perusahaan dalam memahami kenapa dan bagaimana mereka

memberikan kontribusi kepada perusahaan. Visi juga merupakan penghubung

antara misi dan nilai pokok (core values) yang sifatnya stabil sepanjang

waktu dengan strategi yang sifatnya dinamis (Kaplan dan Norton, 1996).

Yang khas pada model balanced scorecard adalah pada

kemampuannya menerjemahkan strategi ke dalam berbagai macam ukuran

kinerja. Ada tiga prinsip yang digunakan untuk memenuhi maksud ini, yaitu

(1) hubungan sebab akibat, (2) faktor pendorong kinerja dan (3) keterkaitan

dengan masalah finansial (Pasla, 2000 : 27).

Terdapat semacam kesepakatan bahwa kerangka dari sebuah balanced

scorecard paling tidak terdiri dari empat perspektif yang umum, yaitu:

finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

(37)

commit to user

Scorecard harus menjelaskan strategi perusahaan, dimulai dengan

tujuan finansial jangka panjang, dan kemudian mengaitkannya dengan

berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkenaan dengan proses

finansial, pelanggan, proses internal dan para pekerja serta sistem untuk

menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan perusahaan.

C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi

infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan

pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Perspektif pelanggan

dan proses bisnis internal mengidentifikasi faktor-faktor yang paling penting

untuk mencapai keberhasilan saat ini dan masa depan. Perusahaan tampaknya

tidak akan mampu mencapai sasaran pelanggan dan proses internal jangka

panjang hanya dengan menggunakan teknologi dan kapabilitas yang dimiliki

perusahaan saat ini. Demikian juga, persaingan global yang sengit menuntut

agar perusahaan secara terus-menerus meningkatkan kapabilitas penyerahan

nilai tambah kepada para pelanggan dan pemegang saham (Perdana, 2008).

Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan datang

dari manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Tujuan finansial, pelanggan,

dan proses bisnis internal di balanced scorecard biasanya akan

memperlihatkan adanya kesenjangan antara kapabilitas sumber daya manusia,

sistem dan prosedur saat ini dengan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan

(38)

commit to user

19  

perusahaan harus melakukan investasi dengan melatih ulang para pekerja,

meningkatkan teknologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai

prosedur dan kegiatan sehari-hari perusahaan. Berbagai tujuan ini

diartikulasikan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan balanced

scorecard (Pasla, 2000 : 26).

Pertumbuhan (growth) yang dimaksudkan dalam perspektif ini adalah

peningkatan dari sisi kemampuan karyawan dalam kecakapan bekerja serta

kemampuan dalam menghadapi persaingan baik antara sesama karyawan

perusahaan maupun persaingan antara perusahaan. Sehingga dengan

demikian, mampu mendukung perusahaan secara langsung maupun tidak

langsung untuk mencapai visi-misi perusahaan, dan memenangkan

perusahaan dalam persaingan. Semua pekerja harus memberi kontribusi nilai

sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan dengan informasi yang dapat

mereka berikan (Lubis, 2008).

Menurut Perdana (2008) untuk mengukur perspektif pembelajaran dan

perkembangan, maka dapat ditelusuri melalui beberapa pendekatan, yaitu:

1. Employee Capabilities (Employee Satisfaction, Retention, Productivity)

Saat ini telah terjadi pergeseran dimana hampir semua pekerjaan

yang rutin sudah bisa dilaksanakan secara otomatis dengan bantuan

mesin, komputer, dsb, sehingga diperlukan perubahan dan kreativitas

dalam karyawan bersama-sama untuk ikut dalam mencapai tujuan

(39)

commit to user

informasi dan komunikasi serta kemampuan lainnya, agar karyawan

perusahaan mampu memenuhi kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan

yang dari waktu ke waktu semakin haus akan pelayanan yang sempurna

dari perusahaan yang diminatinya.

2. Information System Capabilities

Agar para pekerja dapat bekerja secara efektif dalam persaingan

yang semakin kompetitif saat ini, maka karyawan perlu dilengkapi

dengan informasi mengenai pelanggan, informasi proses bisnis internal,

dan informasi finansial yang berkaitan dengan keputusan perusahaan.

Sistem informasi yang baik adalah suatu persyaratan bagi pekerja untuk

meningkatkan secara berkesinambungan proses bisnis dan keunggulan

bersaing perusahaan.

3. Motivation, empowerment and alignment

Skil karyawan dan informasi yang diperlukan telah tersedia,

namun jika tidak disertai dengan motivasi untuk bertindak, maka

pelaksanaan balanced scorecard pada perusahaan tersebut akan berjalan

timpang, karena pelaksanaan yang berkesinambungan merupakan jiwa

dalam model ini.

D. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan orientasi individu yang berpengaruh

terhadap peran dalam bekerja dan karakteristik dari pekerjaanya. Handoko

(40)

commit to user

21  

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan pada

karyawan dalam memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja merupakan

cermin perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.

Adapun Robbins (2001) dalam Andini (2006), mendefinisikan

kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seseorang individu terhadap

pekerjaannya, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang

pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Penilaian (assesment) seorang karyawan terhadap puas atau tidak puas akan

pekerjaannya merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur

pekerjaaan yang diskrit (terbedakan atau terpisah satu sama lain).

Kepuasan kerja ditentukan oleh beberapa faktor yakni kerja yang

secara mental menantang, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang

mendukung, serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Persepsi

seseorang mungkin bukanlah merupakan refleksi konkrit yang lengkap

tentang pekerjaan, dan masing-masing individu dalam situasi yang sama

dapat memiliki pandangan yang berbeda (Devi, 2009).

Kepuasan kerja menurut Andini (2006) dipengaruhi karena adanya

beberapa faktor antara lain yaitu:

1. Individu

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pengalaman dan

(41)

commit to user

2. Pekerjaan

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh otonomi pekerjaan, kreatifitas yang

beragam identitas tugas, keberartian tugas (task significancy), pekerjaan

tertentu yang bermakna dalam organisasi dan lain-lain.

3. Organisasional

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh skala usaha, kompleksitas organisasi,

formalisasi, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, lamanya beroperasi,

usia kelompok kerja, kepemimpinan, dan sebagainya.

Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan merasa senang dan

bahagia dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengevaluasi

alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya karyawan yang merasa tidak puas dalam

pekerjaannya cenderung mempunyai pikiran untuk keluar, mengevaluasi

alternatif pekerjaan lain, dan berkeinginan untuk keluar karena berharap

menemukan pekerjaan yang lebih memuaskan (Parwanto, 2002).

E. Pelatihan Karyawan

Pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan

(training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan

dan teknik penguasaan ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu,

terinci dan rutin. Latihan dapat menyiapkan para karyawan untuk melakukan

(42)

commit to user

23  

Latihan dapat mengubah perilaku para karyawan dalam suatu arah

guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Latihan biasanya dimulai

dengan orientasi yakni suatu proses dimana para karyawan diberi informasi

dan pengetahuan mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia,

organisasi dan harapan-harapan untuk kinerja tertentu. Dalam latihan

diciptakan suatu lingkungan yang para karyawan dapat memperoleh atau

mempelajari keahlian, perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan tenaga

kerja dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan pada jabatan yang

didudukinya sekarang. Menurut Andrew (2001) dalam Jati (2007), bahwa

pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana karyawan

non-manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan

terbatas.

Pelatihan sumber daya manusia berhubungan erat dengan penilaian

terhadap hasil pekerjaan mereka, artinya pelatihan dilaksanakan setelah ada

hasil penilaian. Pelatihan dilakukan agar para karyawan memiliki

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pekerjaan

yang mereka lakukan (Lubis, 2008).

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1996) dalam Jati (2007) program

pendidikan dan pelatihan bagi suatu perusahaan memiliki arti penting antara

lain sebagai berikut.

1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan

(43)

commit to user

sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal

ini terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan

karena kemampuannya, melainkan karena tersedianya informasi. Oleh

sebab itu karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang

mereka perlukan.

2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi

suatu organisasi atau instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu

belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan

menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian

maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang

diperlukan oleh jabatan tersebut.

3. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan apabila organisasi

itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang adalah sebagai

salah satu reward dan insentive (ganjaran dan perangsang).

4. Di dalam masa pembangunan ini organisasi atau instansi, baik pemerintah

maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan bagi para karyawannya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi

kerja sesuai dengan masa pembangunan.

F. Turnover Karyawan

Turnover (berpindah kerja) biasanya merupakan salah satu pilihan

terakhir bagi seorang karyawan apabila dia mendapati kondisi kerjanya sudah

tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkannya. Turnover bagi karyawan

(44)

commit to user

25  

baik, namun bagi perusahaan hal ini dapat menjadi suatu kerugian tersendiri,

apalagi bila karyawan yang keluar tadi memiliki ketrampilan yang dibutuhkan

oleh perusahaan. Selain itu hal ini dapat menambah cost (biaya) untuk

perekrutan dan penempatan kembali. Untuk itu perusahaan perlu menelaah

lebih jauh tentang sebab-sebab seorang karyawan mempunyai intensi untuk

keluar, sehingga turnover dapat ditekan seminimal mungkin (Widodo, 2010).

Turnover dapat dilakukan dengan cara mengatasi kendala-kendala

yang menyebabkan seorang karyawan mempunyai intensi untuk keluar

terutama yang disebabkan dari dalam perusahaan. Dengan demikian akan

tercipta kepuasan baik dari segi karyawan maupun perusahaan (Perdana,

2008).

Seorang karyawan merasa perkembangan karirnya terhambat dan

tidak berkembang sehingga tujuan karir tidak mungkin dicapainya dalam

perusahaan tersebut maka karyawan tersebut tidak akan memiliki semangat

kerja yang tinggi, tidak termotivasi, bahkan akan mengundurkan diri atau

keluar dari perusahaan.

Kalnbach and Griffin (2002) dalam Rokhmah (2005) mengatakan ada

empat komponen utama dalam perilaku turnover seorang karyawan, yaitu

sebagai berikut.

1. Shocks

Merupakan kejadian khusus yang mengejutkan yang menimbulkan

(45)

commit to user

Contohnya pernikahan, transfer pekerjaan, konflik serius dengan

atasan/rekan kerja.

2. Images Violations (Gambaran terhadap Pelanggaran)

Adalah gambaran/bayangan terhadap pelanggaran. Pelanggaran ini

merupakan hasil dari beberapa kejadian yang mengarahkan individu untuk

menentukan atau memutuskan bahwa dia tidak dapat mengintegrasikan

nilai-nilainya ke dalam shocks. Sehingga, ada dua pilihan: memperbaiki

image diri atau meninggalkan perusahaan.

3. Scripts

Merupakan rangkaian peta kognitif untuk perilaku yang otomatis

(mendadak) dalam situasi yang telah dikenal.

4. Search For and or Evalution of Alternatif to The Job

Dua alternatif bagi karyawan yang keluar dari perusahaan. Pertama,

non-work, dimana individu melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih

tinggi atau menjatuhkan pada pilihan bekerja di luar rumah. Kedua,

mencari dan mengevaluasi pekerjaan lain.

Terdapat beberapa faktor personal yang mempengaruhi intensi

(46)

commit to user

27  

1. Jenis kelamin

Karyawan laki-laki cenderung turnover-nya lebih tinggi daripada

perempuan, karena laki-laki memiliki mobilitas yang tinggi dan lebih

fleksibel daripada perempuan.

2. Usia

Karyawan yang usianya muda lebih cenderung melakukan turnover

daripada yang lebih tua. Alasannya adalah karena masa muda bisa dibuat

untuk mencari hal-hal baru.

3. Pendidikan

Intensi turnover karyawan tergantung pada gaji dan tingkat

kepuasan kerja. Karyawan dapat mengembangkan diri dan

mengaktualisasikan dirinya di perusahaan.

4. Masa kerja

Karyawan yang mempunyai masa kerja pendek (lebih rendah)

cenderung turnover daripada karyawan yang mempunyai masa kerja

panjang (lebih tinggi).

5. Jabatan

Karyawan yang memiliki jabatan tinggi kecenderungan turnover

menjadi lebih rendah, karena sudah dapat nyaman memperoleh posisi yang

(47)

commit to user

6. Kepuasan kerja

Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya maka

kecenderungan turnover lebih tinggi.

G. Produktivitas Karyawan

Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling

strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen.

Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia

(Siagian, 2002 dalam Supranti, 2010). Oleh karena itu tenaga kerja

merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan

oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan

untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan

produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti

modal.

Produktivitas menurut Sutomo (1998) dalam Hutapea (2010)

mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis

dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha

atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna

untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan

sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan

(48)

commit to user

29  

kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi

dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep

sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan

harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai

sistem.

Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil

dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian (2002) dalam Damayanti

(2005) bahwa produktivitas adalah kemampuan memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan

menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.

Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas

sangat dipengaruhi oleh faktor knowledge, skills, abilities, attitudes, dan

behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak

program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai

asumsi-asumsi dasarnya (Perdana, 2008).

Menurut Manuaba (1992) dalam Damayanti (2005), peningkatan

produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam

biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right

thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right).

Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat

(49)

commit to user

Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun

fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi

barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas menurut Damayanti (2005)

diartikan sebagai berikut:

1. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil

2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang

dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.

Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga

kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang

digunakan atau jam-jam kerja karyawan.

H. Manajemen Islami

Islam bukan hanya agama, tetapi petunjuk bagi umat Islam. Islam

lengkap untuk semua bidang eksistensi manusia, individu dan sosial, material

dan moral, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, nasional dan

international. Syariah yang merupakan badan hukum Islam adalah bentuk

abstrak dari adaptasi hukum, pengembangan dan interpretasi lebih lanjut

(Ahmad, 2008).

Syariah tidak menetapkan prinsip-prinsip umum hukum. Sebaliknya,

klaim untuk menangani kasus-kasus tertentu atau transaksi dan mencakup

(50)

commit to user

31  

sumber primer, Al-Qur’an (transkripsi pesan dari Allah kepada Nabi

Muhammad) dan Sunnah (tradisi kata dan hidup Nabi Muhammad), selain

dua sumber dependen yaitu Ijma’ dan Qiyas yang dimaksudkan untuk

memberikan interpretasi, dan dengan demikian dapat memfasilitasi

pembangunan masa depan dan penerapan sistem peradilan Islam.

Qiyas adalah analogi deduktif oleh ahli hukum yang berlaku untuk

kasus baru dengan putusan yang dibuat sebelumnya dalam kasus serupa.

Ijma’ adalah konsensus para ulama hukum Islam. Melalui prinsip ini bahwa

demokrasi memiliki dampak terhadap pelaksanaan pemerintahan Islam.

Kesadaran agama atau kebangkitan Islam di kalangan muslim telah

memberikan dorongan dalam mengimplementasi dan mengadopsi

prinsip-prinsip Islam dalam transaksi keuangan (Nurwahiddah, 2007).

Hasil dari kebangkitan ini adalah munculnya disiplin baru, yaitu

keuangan syariah. Disiplin ini didasarkan pada pengetahuan dan penerapan

perintah dan norma-norma syariah yang mencegah ketidakadilan dalam

pengelolaan, akuisisi dan pelepasan sumber bahan. Untuk tujuan ini, dalam

upaya untuk memurnikan aset dan mencari keseimbangan yang lebih besar

antara hidup mereka di dunia teknologi yang modern dan keyakinan agama

(Ahmad, 2008).

Yang perlu diingat, konsekuensi labelisasi syariah yang sudah dipilih

seperti hotel syariah akan selalu mengikat sehingga dalam pelaksanaannya

(51)

simbol-commit to user

simbol syariah harus dilaksankan, semua itu perlu dikontrol (Solo Pos, 19

November 2010).

Menurut Fauzan (2009), manajemen bisa dikatakan telah memenuhi

syariah apabila: pertama, manajemen ini mementingkan perilaku yang terkait

dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Kedua, manajemen Islami pun

mementingkan peranan manusia tidak akan sama. Ketiga, manajemen Islami

membahas soal sistem. Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di dalamnya

berjalan dengan baik. Sistem pemerintahan Umar bin Abdul Aziz misalnya,

adalah salah satu yang terbaik. Sistem ini berkaitan dengan perencanaan,

organisasi dan kontrol. Islam pun telah mengajarkan jauh sebelum adanya

konsep itu lahir, yang dipelajari sebagai manajemen ala Barat.

Menurut Karebet dan Yusanto dalam Fauzan (2009), syariah

memandang manajemen dari dua sisi, yaitu manajemen sebagai ilmu dan

manajemen sebagai aktivitas. Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai

salah satu dari ilmu umum yang lahir berdasarkan fakta empiris yang tidak

berkaitan dengan nilai peradaban manapun. Namun, sebagai aktivitas,

manajemen dipandang sebagai sebuah amal yang akan dimintai

pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, sehingga ia harus terikat pada

aturan syariah, nilai dan peradaban Islam. Manajemen Islami berpijak pada

aqidah Islam, karena aqidah Islam merupakan dasar ilmu pengetahuan.

Bisnis yang dibangun berdasarkan kaidah-kaidah al-Quran dan hadist

akan mengantarkan para pelakunya mencapai sukses dunia dan akhirat.

(52)

commit to user

33  

menjalankan bisnisnya dengan: (1) takwa, (2) sederhana, (3) melayani dengan

baik, dan (4) amanah (Hasan, 2009 : 187).

Dalam Nawawi (2009) landasan syariah ekonomi dan manajemen

keuangan syariah adalah sebagai berikut:

1. ilmu ekonomi dan manajemen dalam Islam.

2. prinsip-prinsip bisnis (muamalah) dalam Islam.

Prinsip-prinsip ini dibagi menjadi 9 prinsip yaitu: prinsip kesatuan

(tauhid), prinsip kebolehan, prinsip keadilan, prinsip kehendak bebas,

prinsip pertanggungjawaban, prinsip kebenaran: kebajikan dan kejujuran,

prinsip kerelaan, prinsip kemanfaatan, prinsip haramnya riba.

3. etika bisnis dalam Islam.

4. praktik-praktik terlarang dalam bisnis islam, seperti: riba, perjudian,

probabilitas atau risiko, penipuan dan sebagainya.

Karakteristik lembaga keuangan syariah menurut Ismanto (2009) antara lain:

1. Persamaan dan perbedaan lembaga keuangan syariah dan konvensional.

Persamaannya adalah:

a. teknis penerimaan uang,

b. mekanisme transfer,

c. teknologi komputer yang digunakan,

d. syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP,

proposal dan lain sebagainya.

(53)

commit to user

a. aspek akad atau transaksi dan legalitas, dalam keuangan syari’ah ada

rukun dan syaratnya,

b. bisnis dan usaha yang dibiayai terdapat saringan kehalalan,

kemanfaatan dan kemaslahatan.

2. Konsep perikatan dan perjanjian dalam lembaga keuangan perikatan dan

perjanjian adalah hal paling tipikal dalam aktivitas bisnis, termasuk

dalam aktivitas lembaga keuangan syariah. Sebab perikatan dan

perjanjian merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam

3. Adanya peran dan fungsi Dewan Pengawas Syariah (DPS). Pengertian

DPS adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas

mengawasi pelaksanaan keputusan di lembaga keuangan syariah tersebut.

Fungsi dan peran DPS dalam lembaga syariah adalah mengawasi

jalannya lembaga keuangan syariah, membuat pernyataan secara berkala,

meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari lembaga keuangan

syariah, terus menerus mengawal dan menjaga penerapan nilai-nilai

Islam dalam setiap aktivitas yang dikerjakan lembaga keuangan syariah

dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang lembaga keuangan

syariah.

4. Penerapan akuntansi syariah. Tujuannya adalah untuk menciptakan

transparansi keuangan sekaligus memperbaiki kualitas pelayanan

keuangan kepada masyarakat. Salah satu sumber utama untuk meraih

kepercayaan publik adalah tingkat kualitas informasi yang diberikan

(54)

commit to user

35  

audit yang bersifat standar merupakan sebuah keniscayaan dan telah

menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Agar sebuah laporan

keuangan tersebut bisa dipertanggungjawabkan, maka kualitas informasi

yang diberikan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: asas

manfaat, relevansi, tingkat kepercayaan, komparabilitas, konsistensi dan

mudah dipahami.

Sebagaimana dimaklumi, bahwa manajemen dalam organisasi bisnis

(perusahaan) merupakan suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian

tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing,

actuating dan controling dalam penggunaan sumber daya organisasi. Karena

itu aplikasi manajemen organisasi perusahaan hakikatnya adalah juga amal

perbuatan SDM organisasi perusahaan yang bersangkutan.

Dalam konteks ini, Islam telah menggariskan bahwa hakekat amal

perbuatan manusia harus berorientasi pada pencapaian ridha Allah.

Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai

kaedah berfikir dan kaedah amal (tolak ukur perbuatan) dalam seluruh

kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi

nilai-nilai utama organisasi. Dalam implementasi selanjutnya, nilai-nilai-nilai-nilai Islam ini

akan menjadi payung strategis hingga taktis seluruh aktivitas organisasi.

Sebagai kaedah berfikir, aqidah dan syariah difungsikan sebagai asas

atau landasan pola pikir dan beraktifitas, sedangkan sebagai kaedah amal,

syariah difungsikan sebagai tolak ukur kegiatan organisasi. Tolak ukur

(55)

commit to user

kegiatan yang halal saja yang dilakukan oleh seorang muslim. Sementara

yang haram akan ditinggalkan semata-mata untuk menggapai keridhaan Allah

SWT. Atas dasar nilai-nilai utama itu pula tolak ukur strategis bagi aktivitas

perusahaan adalah syariah Islam itu sendiri. Aktivitas perusahaan apapun

bentuknya, pada hakikatnya adalah aktivitas manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang akan selalu terikat dengan syariah. Dengan

demikian, orang yang mendambakan keselamatan hidup yang hakiki, akan

senantiasa terikat dengan aturan syariah tersebut. Karena syariah mengikat

setiap SDM perusahaan, maka aktivitas perusahaan yang dilakukan SDMnya

tidak boleh lepas dari koridor syariah.

Dalam perspektif syariah, Islam merupakan asas kendali yang utama,

baik organisasi, kelompok maupun individu. Ini dikarenakan, penetapan

Islam sebagai nilai utama merupakan kebijakan utama pimpinan organisasi

untuk menjamin keberkahan organisasi bagi seluruh SDM-nya yang

dilakukan sebelum penetapan orientasi stratregis. Ukuran perestasinya adalah

ketaatan kepada syariat Islam. Maksudnya semua aktivitas SDM organisasi

harus dijalankan dalam koridor ketaatan kepada syariah Islam. Sebaliknya

bila aktivitas SDM menyimpang dari syariah Islam, maka aktivitas tersebut

dikategorikan sebagai kemaksiatan dan pelanggaran terhadap syariat.

Imbalan tertinggi prestasi SDM organisasi jika melakukan ketaatan

terhadap syariat Islam dalam konteks organisasi, kelompok maupun individu,

tiada lain adalah pahala keberkahan. Implementansi ketaatan pada konteks

(56)

commit to user

37  

utama organisasi, yakni Islam. Kebijakan organisasi yang menjaga setiap

input, proses manajemen dan output agar terhindar dari tindakan kezaliman,

bebas dari barang dan jasa yang haram, bebas dari korupsi, penipuan, riba,

judi, pemberian hadiah (komisi) yang dilarang merupakan sejumlah contoh

implementasi ketaatan. Begitu juga dengan kebijakan perusahaan untuk

mengedepankan profesionalisme kerja, yakni agar setiap SDM memiliki

ciri-ciri bersungguh-sungguh, tanggung jawab, dan dapat dipercaya.

Manajemen organisasi harus dipandang sebagai suatu sarana untuk

memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi. Implementasi

nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaedah berfikir

dan kaedah amal (tolak ukur perbuatan) dalam seluruh kegiatan organisasi.

Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi nilai-nilai utama

organisasi. Dalam implementasi selanjutnya, nilai-nilai Islam ini akan

menjadi payung strategis hingga taktis seluruh aktivitas organisasi.

Aktivitas perusahaan apapun bentuknya, pada hakikatnya adalah

aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang akan selalu

terikat dengan syariah. Syariah adalah aturan yang diturunkan Allah untuk

manusia melalui lisan para Rasul-Nya. Syariah tersebut harus menjadi

pedoman setiap aktivitas manusia, termasuk dalam aktivitas organisasi bisnis.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) mempunyai peranan

penting sebagai partisipasif terhadap perkembangan dengan tujuan

memberikan kesejahteraan yang lebih. Faktor eksternal yang mempengaruhi

(57)

commit to user

budaya. Sedangkan faktor internalnya adalah: tipe pemimpin, struktur

organisasi, tuntutan karyawan, tuntutan serikat pekerja, dan tuntutan

pemegang saham.

I. Kerangka Teoritis

Konsep pengukuran kinerja yang tepat dan cocok dengan dunia usaha

sangat diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan ataupun organisasi yang

ingin unggul dalam dunia persaingan. Sebab bila hanya fokus dengan ukuran

keuangan saja, diyakini kurang mewakili karena memiliki beberapa

kelemahan (Mulyadi, 1997 dalam Perdana, 2008), yaitu:

1. Pendekatan finansial hanya bersifat historis sehingga hanya mampu

memberikan indikator dari kinerja manajemen dan

Gambar

Tabel IV.24  Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi ...................................................
Gambar IV.1   Normalitas Data ................................................................................
gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan karena tidak
gambaran masa depan perusahaan yang menjelaskan arah organisasi dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belajar Terhadap Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

Program Bidikmisi sangat diminati oleh masyarakat secara umum terutama bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, hal ini terlihat dari jumlah pendaftar

Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami kesepian karena tidak memiliki keluarga dan bersedia menjadi responden, lansia yang berada di Balai

Upah adalah suatu penerimaan yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan yang diberikan oleh pengusaha atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan dan dinyatakan

Semakin tinggi rasio hutang yang diukur dengan Debt to Equity Ratio mencerminkan tingginya kewajiban perusahaan sehingga akan berdampak pada tingkat return yang

melakukan pergerakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran senam lantai roll depan, akibatnya siswa tidak dapat memahami dan melakukan gerakan roll depan di karenakan

Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang

 Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.  Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi