• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAHAE JAE TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAHAE JAE TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAHAE JAE

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

YASMIN GRACE WAHARNI HUTABARAT

NIM 2111311005

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ii 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Concept Sentence Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen oleh Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Pahae Jae Tahun Pembelajaran 201/2015”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia,

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Prodi Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dosen Penguji,

6. Drs. H. Sigalingging, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi, 7. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, 8. Atika Wasilah, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji,

9. seluruh Dosen dan Staf Pengawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 10.Kepala SMA Negeri 1 Pahae Jae, Dra. Ida Lumbantobing dan

R. Tambunan, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia serta para Staf Pegawai,

11.keluarga besar penulis, Ayahanda Oloan Hutabarat (+), dan Ibunda Helena Hutagalung, kakak penulis Efny Maya Hutabarat, Amkeb, adik penulis Roberto H.P. Hutabarat, dan M. Clinton Hutabarat yang telah memberikan kasih sayang berkelimpahan, doa, dukungan, dan berjuang baik secara moril dan material sampai penulis menyelesaikan perkulihan,

12.teman-teman semasa perkuliahan, khususnya jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas Ekstensi C 2011 dan sahabat penulis Kartini Pasaribu, Dewi Pasaribu, dan Irma F.V. Marpaung yang telah memberikan semangat dan Doa,

(8)
(9)

 

i

ABSTRAK

Yasmin Grace Waharni Hutabarat. NIM 2111311005. Pengaruh Model Pembelajaran Concept Sentence terhadap Kemampuan Menulis Cerpen oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran concept sentence terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae dengan jumlah 161 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 siswa yang di ambil teknik random. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah test berbentuk essay.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian One Group Pre-Test – Post-Test Design. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”.

Dari pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata pre-test = 64,42 dan digolongkan pada kategori baik = 40%, kategori cukup = 51,42%, dan kategori kurang 8,57%. Nilai rata-rata post-test = 78,85 dan dikategorikan pada kategori sangat baik = 34,28%, kategori baik = 57,14%, dan kategori cukup 8,57%. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-test dinyatakan berdistribusi normal. Kemudian, berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka diketahui t0 sebesar 7,55. Selanjutnya t0 tersebut dikonsultasikan

dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df= N-1, yakni 35-1=34. Dari df 34 diperoleh taraf signifikansi 5%= 2,03. Dengan demikian thitung > ttabel, yakni

7,55 > 2,03 dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran concept

sentence berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis cerpen oleh siswa

kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae tahun pembelajaran 2014/2015.

(10)

iv 

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

(11)

d. Menulis Cerita Pendek ... 21

e. Langkah-langkah Menulis Cerita Pendek ... 25

B. Kerangka Konseptual ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Uji Homogenitas ... 56

C. Uji Hipotesis ... 57

D. Perbedaan Standar Error ... 58

E. Pembahasan ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

(12)

 

vii 

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Populasi ... 30

Tabel 3.2 Perincian Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.3 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design .... 33

Tabel 3.4 Jalannya Eksperimen ... 33

Tabel 3.5 Aspek-Aspek Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen ... 35

Tabel 3.6 Kategori Penilaian ... 37

Tabel 4.1 Nilai Pre-Test ... 43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pre-Test ... 45

Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test ... 47

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kelompok Pre-Test ... 47

Tabel 4.5 Nilai Post-Test ... 49

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Post-Test ... 51

Tabel 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 53

Tabel 4.8 Analisis Hasil Data Pre-Test dan Hasil Post-Tes ... 54

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Kelompok Post-Test ... 54

Tabel 4.10 Pengujian Normalitas Data Penelitian ... 56

Tabel 4.11 Pengujian Homogenitas Data Penelitian ... 57

Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58

Tabel 4.13 Persentase Rata-Rata Perolehan Skor ... 58

(13)

 

viii 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Pre-Test ... 46

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Post-Test ... 52

 

(14)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk

terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

pendapat. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan

kosakata. Kegiatan menulis bukanlah kegiatan yang mudah karena harus melalui

latihan dan pratik yang teratur karena kegiatan menulis memaparkan isi jiwa,

pengalaman, dan penghayatan.

Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis telah diajarkan

di sekolah salah satunya adalah menulis cerpen. Menulis cerpen merupakan

tulisan hasil imajinasi kreativitas seseorang. Kreativitas penulisan cerita pendek

membutuhkan pemikiran yang kretif untuk mengubah pengalaman menjadi cerita

yang menarik atau mengangkat fenomena di remaja menjadi bentuk tulisan yang

bangus.

Bagi pelajar, pokok bahasa menulis cerpen merupakan salah satu

kompetensi yang diharapkan dari siswa X SMA seperti yang tertulis dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bidang studi Bahasa Indonesia

“Siswa mampu menulis pengalaman pribadi atau sesuatu yang dilihatnya dan

menuangkannya dalam suatu bentuk fiksi yaitu cerpen”. Melalui pembelajaran ini,

siswa diharapkan mampu menulis cerpen. Namun kenyataannya harapan tersebut

 

(15)

2

tidak sesuai dengan hasil yang ditemukan dilapangan bahwa kemampuan siswa

menulis cerpen masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi penelitian dengan salah seorang guru bahasa

Indonesia di SMA Negeri 1 Pahae Jae menyatakan bahwa masih banyak siswa

yang kemampuan menulis cerpen masih rendah. Padahal nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) di sekolah tersebut 75. Hal tersebut senada dengan hasil

wawancara dengan salah seorang siswa SMA Negeri 1 Pahae Jae yang bernama

Susi bahwa siswa kurang minat dalam menulis cerpen dikarenakan guru masih

menggunakan model konvensional. Lubis (2013:63), mengatakan rendahnya

kemampuan menulis teks cerpen dengan hasil analisis data menyatakan bahwa

kemampuan siswa dalam menulis cerpen kurang memenuhi nilai yang

memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa

adalah 65. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

cerpen masih perlu ditingkatkan.

Menurut Sandy Imandani (2012:3), kemampuan menulis cerpen yang

tergolong rendah pada siswa terkait dengan pembelajaran menulis cerpen di

sekolah tersebut, dilakukan studi pendahuluan dengan hasil bahwa (1)

pembelajaran menulis cerpen kurang dapat menumbuhkan minat siswa dalam

menulis cerpen, (2) guru belum memiliki strategi yang tepat untuk membelajarkan

sastra khususnya menulis cerpen, (3) siswa memiliki kesulitan dalam menentukan

dan mengembangkan gagasan untuk menulis cerpen, (4) tidak ada bimbingan dari

guru dalam menulis cerpen, (5) guru tidak memberi contoh cerpen yang baik, (6)

(16)

3

 

kelas tersebut tergolong rendah dan memperoleh nilah di bawah KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum).

Siswa pada umumnya melakukan kegiatan menulis karena mendapat tugas

dari gurunya saja. Kebosanan itulah yang menyebabkan siswa menjadi malas

belajar sehingga membuat kelas menjadi kurang kondusif sehingga apresiasi

siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kurang. Hal itu tentu saja bukan

semata-mata kesalahan siswa. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut

adalah metode dan model yang digunakan oleh guru kurang efektif sehingga

menimbulkan kejenuhan selama proses pembelajaran yang membuat siswa malas

belajar dan kehilangan gairah dalam mengeluarkan ide-ide kreatif. Untuk

mewujudkan penulisan yang sempurna dibutuhkan ketepatan dalam memilih

model mengajar.

Apabila seorang guru berhasil menciptakan model mengajar yang

membuat suasana kelas yang menyenangkan, maka siswa akan termotivasi dan

aktif dalam proses belajar-mengajar, sehingga kemungkinan besar hasil belajar

yang diperoleh siswa dapat meningkat. Model pembelajaran sangat berperan

penting dalam proses kegiatan pembelajaran, agar proses pembelajaran menjadi

aktif dan terarah. Dalam menciptakan pembelajaran, di antaranya model

pembelajaran Concept Sentence. Model Concept Sentence merupakan salah tipe

model pembelajaran yang dikembangkan dari Cooperative Learning. Model

Concept Sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan

(17)

4

tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi

paragraf-paragraf (Kiranawati, 2008:62).

Dari konsep tersebut, model pembelajaran Concept Sentence merupakan

suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dengan

menggunakan kata kunci yang telah diberikan oleh guru. Dalam proses

pembelajaran dengan model pembelajaran Concept Sentence, bukan hanya

sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi siswa akan belajar bersama,

berdiskusi, dan menentukan kata-kata kunci yang berhubungan objek penulisan

cerpen. Dengan model pembelajaran ini tercipta suasana pembelajaran yang lebih

menyenangkan, komunikatif, dan kondusif. Siswa menjadi lebih aktif, perhatian

lebih terarah serta lebih antusias dan tidak merasa bosan.

Berdasarkan pemaparan di atas, model Concept Sentence salah satu model

yang tepat dan dapat dijadikan alternatif untuk mengoptimalkan pembelajaran

menulis. Khususnya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Oleh karena itu peneliti tertarik ingin menjadikan permasalahan tersebut sebagai

topik yang akan diteliti. Adapun judul yang dipilih sesuai permasalahan tersebut

yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Consept Sentence Terhadap Kemampuan

Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae Tahun

(18)

5

 

B. Identifikasi Masalah

Masalah merupakan langkah awal penelitian. Setiap masalah harus

diidentifikasi untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam membahas

dan mempelajari masalah yang hendak diteliti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. kemampuan siswa dalam menulis cerpen masih rendah,

2. minat siswa dalam menulis cerpen kurang,

3. apresiasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen kurang

4. selama ini model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

menulis cerpen kurang efektif.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas, serta untuk

mengarahkan pembicaraan suatu masalah. Maka, permasalahan perlu dibatasi dan

difokuskan pada bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen berdasarkan

pengalaman orang lain dengan menggunakan model pembelajaran Concept

Sentence.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka

(19)

6

1. Bagaimana kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model

pembelajaran Concept Sentence oleh siswa kelas X SMA Negeri 1

Pahae Jae tahun pembelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan model

pembelajaran Concept Sentence oleh siswa kelas X SMA Negeri 1

Pahae Jae tahun pembelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Concept Sentence terhadap

kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae

Jae tahun pembelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti

memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1. untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis

cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran Concept Sentence

oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae tahun pembelajaran

2014/2015,

2. untuk mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen dengan

menggunakan model pembelajaran Concept Sentence oleh siswa kelas

(20)

7

 

3. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Concept Sentence

terhadap kemampuan siswa kelas VII dalam menulis cerpen oleh siswa

kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae tahun pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, hasil penelitian

memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun uraian adalah sebagai

berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam proses

pembelajaran, khususnya dalam penggunaan metode pembelajaran.

Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai masukan peneliti yang akan

meneliti pengaruh model pembelajaran Concept Sentence.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, guru dan

siswa. Adapun uraiannya sebagai berikut.

a. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa dalam upaya meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis cerpen dapat menggunakan model

pembelajaran Concept Sentence.

b. Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam upaya menambah wawasan

dan pengalaman baru ketika belajar menggunakan model pembelajaran

(21)

8

pembelajaran menulis cerpen pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan

(22)

68 

 

   

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pengujian hipotesis tentang

pengaruh model pembelajaran concept sentence terhadap kemampuan menulis

cerpen oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae

Jae Tahun Pembelajaran 2014/2015 sesudah menggunakan model

pembelajaran concept sentence adalah sebesar 78,85 dan ini tergolong ke

dalam kategori baik.

2. Nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae

Jae Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model

pembelajaran concept sentence adalah sebesar 64,42 dan ini tergolong ke

dalam kategori cukup.

3. Model pembelajaran concept sentence terbukti berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae Tahun

Pembelajaran 2014/2015 dengan hipotesis t > t yaitu 7,55 > 2,03 maka

hipotesis nihil (H ) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

(23)

69 

 

  B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pahae Jae,

maka penulis menyarankan.

1. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut

tentunya membutuhkan metode pembelajaran yang lebih efektif untuk

digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Salah satu model

pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah concept sentence.

2. Model pembelajaran concept sentence memerlukan pemahaman guru bahasa

dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi

serta kerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar hal

yang harapkan yakni meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dapat

lebih baik.

3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan penguasaan model

pembelajaran dan perkembangan model-model pembelajaran yang digunakan

di sekolah khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen.

   

 

(24)

      69

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerita Pendek. Bandung: PT Pribumi Mekar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Barus. 2010. Pembinaan Kompetensi Menulis. Medan: USU Press.

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta:BalaiPustaka.

Guruclub. 2008. Model Concept Sentence untuk Meningkatkan Keterampilan

Menulis Karangan Narasi. (online).

Istarani. 2012. Kumpulan 58 Metode Pembelajaran. Medan: Cv. Iscom Medan.

Joyce, B, Marsha, W., Calhoun E, Arends. 2009. Models of Teaching:

Model-model Pengajaran. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid, Ateilla Mirza, dan

Trianto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamisa.2007. KamusLengkapBahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kiranawati. 2008. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Media Persada.

Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

LaelasaridanNurlailah. 2006. KamusIstilahSastra. Bandung :NuandaAulia.

Purba, Antilan. 2009. Stilistika Sastra Indonesia Kaji Bahasa Karya Sastra. Medan: USU Perss.

Slamet, Y. 2002. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

(25)

      70

Sumardjo, Jacob, dan Saini K.M. 19986. Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: Gramedia.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syarifani, Zamakh. 2009. Menulis dan Menerbitkan Buku Fiksi dan Nonfiksi. Yogyakarta: Milestone.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. MenulisSebagaiSuatuketerampilanBerbahasa. Bandung :Angkasa.

Thahar, Harris Efendi. 1999. Kiat Menulis Cerpen. Bandung: Angkasa.

Triantari, Rita. 2012. Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model dari Cerpen

ke Cerpen dan Model Bersafari. Semarang: Universitas.

Trianto.2009. Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif.Jakarta :Kencan.

Yunus, Suparno. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Sri. 2013. Pengaruh Penerapan Model Concept Sentence Terhadap Kemampuan

Menulis Wacana Narasi Siswa Kelas XI SMK Multi Karya Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Yusnelli. 2013. PengaruhPenggunaanTeknik Discussion Starter Story

(CeritaPemulaDiskusi) TerhadapKemampuanMenulisCeritaPendekSiswa X MAN 2 Model Medan TahunPembelajaran 2012/2013. Skripsi. Medan:

Universitas Negeri Medan.

http://saiiayouone.blogspot.com/2012/05/model-concept-sentence-untuk.htm. diakses tanggal 20 Maret 2015.

Gambar

Gambar  4.1 Diagram Frekuensi Pre-Test .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kebutuhan dalam negeri, lndo~lesia mengimpor cukup besar produk maupun komponen bahan industri, bahan pangan, dan pakan; yang ballall bakunya tersedia dan

[r]

Beep code merupakan hasil dari tes awal hardware yang dilakukan oleh bios komputer yang disebut POST.Power-on self- test (POST) adalah tes yang di lakukan oleh

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat lingkar kampus mengenai manajemen yang baik dan profesional serta pembuatan proposal

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasikan masalah yaitu penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M dengan Gangguan Persepsi Sensori

The different from the two previous studies, this research focuses on Toretto’s Street Gang Ambition Reflected in The Fast and the Furious Movie (2001) Directed by Rob Cohen:

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) implementasi nilai kedisiplinan pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Kristen Widya Wacana melalui aturan atau tata

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel