POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR
DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2015
SKRIPSI
OLEH :
RATNA JUWITA SARI NIM : 111000287
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR
DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2015
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
RATNA JUWITA SARI NIM : 111000287
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2015
SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2015
ABSTRAK
Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas setiap hari dan berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua murid kelas 5 dan 6 tahun ajaran 2014/2015 SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 74 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,9% dari murid SDN 060921 Kecaatan Medan Sunggal memiliki frekuensi sarapan setiap hari. Sebanyak 20,3% murid mengkonsumsi nasi dan ayam pada saat sarapan dan sebanyak 50% mengkonsumsi teh manis sebagai minuman sarapan. Sebagian besar murid mempunyai sumbangan sarapan terhadap kecukupan energi (59,5%), protein (59,5%) dan vitamin A (55,4%) kategori cukup. Sedangkan sumbangan vitamin C (75,7%), zat besi (62,2%) dan kalsium (85,1%) sebagian besar berada pada kategori kurang.
Pola konsumsi sarapan murid sekolah dasar menurut frekuensi sudah baik, akan tetapi kecukupan gizi sarapan pada murid sebagian besar belum baik. Kepada pihak sekolah agar melakukan upaya peningkatan pengetahuan tentang sarapan dan kepada orangtua murid diharapkan untuk membantu anak agar terbiasa sarapan setiap hari dengan memperhatikan pemilihan makanan serta kandungan gizi sarapan sesuai kebutuhan murid.
ABSTRACT
Breakfast is important activity to start activity every morning and purpose to increase of learning concentration and physical ability of school children. This purpose of study was to know model of breakfast consumption of students in SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal year 2015.
This study is a survey research with cross sectional approach. This study population is all grades 5 and 6 of the academic year 2014/2015 SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal. Sampling tecnique used was total sampling with a sample obtained as many as 74 people. Means of collecting data used are questionnaires. The study conducted in April until July 2015.
The result of the study showed that students of SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal have frequency of breakfast everyday (41.9%), students eat rice and chicken for breakfast (20.3%) and students drink tea for breakfast (50%). Most of students have breakfast contribution of adequate nutrition energy (59.5%), protein (59.5%) and vitamin A (55.4) with enough categories. Meanwhile contribution of vitamin C (75.7%), iron (62.2%) and calcium (85.1%) most of students have adequate nutrition with less categories.
Breakfast models students based on frequency was good, but adequate nutrition breakfast of most student not quite good. Recommended for principal increase knowledge about breakfast and students parent help breakfast habits everyday with selection menu and nutrition value of breakfast based on needed.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
memiliki kuasa atas segala yang ada di langit dan di bumi, yang tidak pernah berhenti
mencurahkan kasih sayang-Nya, dan dengan izin-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Pola Konsumsi Sarapan Pagi Murid Sekolah Dasar di SDN 060921
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015”. Shalawat beriring salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan oleh-Nya yang sangat mencintai
umatnya dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dan mengetahui
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan penulis sebagai manusia.
Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
2. Arfah Mardiana, S.Psi, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
3. Prof. Dr. Albiner Siagian, M.Si, selaku Kepala Bagian Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat di FKM USU beserta Staf bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
5. Ir. Etti Sudaryati, MKM, Ph.D dan Fitri Ardiani, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji I dan Penguji II serta Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, Msi, selaku Dosen Pengganti Penguji II.
6. Seluruh dosen dan staf/pegawai yang banyak membantu penulis dalam proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Dodi Maida, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 060921 Kecamatan Medan Sunggal.
8. Para guru di SDN 060921, khususnya guru kelas 5 dan kelas 6 Kecamatan Medan
Sunggal yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Siswa SD Negeri 060921 khusunya Kelas V dan Kelas VI Kecamatan Medan Sunggal
yang telah bersedia menjadi responden dan membantu penulis dalam penelitian ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar dan tidak
terhingga kepada :
1. Ayahanda tercinta, Muhammad Nasir, SB, yang selalu menjadi motivator dalam hidup penulis. Tak lupa pula almh. ibunda tercinta Ramadhanis yang selalu mendongkrak
semangat penulis ketika mengenang beliau, yang selalu ada di hati penulis. Kepada ibu Siti Juwairiyah, terima kasih telah mengisi kekosongan peran ibu di rumah.
Kepada Mak Uwo Suwarti terima kasih telah membantu penulis.
2. Kepada abang tercinta, Ahmad Septiyan calon sarjana teknik, yang sama-sama sedang berjuang dan selalu memberikan bantuan tak terhingga kepada penulis.
3. Adik tercinta, Fakhrozi Umari yang dengan keisengannya selalu membuat rindu hati penulis.
4. Sahabat-sahabat terbaik saya di UKMI FKM yang selalu ada bersama penulis baik suka maupun duka, khususnya Fira, Nura, Siti, Dian, Atika, Henti, Rici, Yolan, Kak Nisa, Saadah, Ica.
6. Kakak-kakak stambuk atas, khusunya Kak Rahmi, Kak Isna, Kak Una, Kak Defi, Kak Ulfa, Kak Nina, Kak Sri, Kak Anggi.
7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2011 peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat FKM
USU, khususnya Halis, Aini, Ici, Fani, Elvira, Jejen, Chintya.
8. Teman Mahasiswa Angkatan 2010 dan 2011, khususnya kak Mariana Siregar, Bang
Mustafa Kamal, Kak Rini, Kak Vini, Kak Entiwe, Kak Yani dan Kak Dila, Anes, Kak Fatima atas dukungannya.
9. Yang terakhir dan yang teristimewa, abangda Ahmarus Siddiq yang selalu menasihati
dan setia menanti.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan.
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Medan, Juli 2015
DAFTAR ISI
2.1.1 Manfaat Sarapan Pagi ... 10
2.1.2 Kerugian Tidak Sarapan Pagi ... 12
2.2Kebiasaan Sarapan Pagi Anak Sekolah ... 14
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan Pagi Anak Sekolah ... 15
2.3Jenis Makanan Sarapan ... 17
2.4Pola Konsumsi Sarapan Pagi Anak Sekolah ... 19
2.5Kecukupan Gizi Anak Sekolah ... 21
2.6 Kerangka Konsep Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1Jenis Penelitian ... 28
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 28
3.2.2 Waktu Peneltitian ... 28
3.3Populasi dan Sampel ... 28
3.4Metode Pengumpulan Data ... 29
3.5Definisi Operasional ... 29
3.6Aspek Pengukuran ... 30
3.6.1 Jenis Makanan Sarapan Pagi ... 30
3.6.2 Jumlah Zat Gizi Sarapan Pagi ... 31
3.6.3 Frekuensi Sarapan Pagi ... 32
3.6.4 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 33
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 33
4.2 Gambaran Umum Murid Sekolah Dasar ... 34
4.2.1 Jenis Kelamin ... 34
4.2.2 Umur ... 34
4.2.3 Pekerjaan Orangua ... 35
4.3 Pola Konsumsi Sarapan Murid Sekolah Dasar ... 36
4.3.1 Frekuensi Sarapan ... 36
4.3.2 Jenis Sarapan ... 36
4.3.3 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi ... 38
4.3.4 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan Karakteristik Murid Sekolah Dasar ... 39
BAB V PEMBAHASAN ... 50
5.1 Pola Konsumsi Sarapan Murid SD ... 50
5.1.1 Jenis Makanan Sarapan dan Frekuensi Sarapan Murid SD ... 50
5.2 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Energi ... 52
5.3 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Protein ... 54
5.4 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Vitamin A ... 55
5.5 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Vitamin C ... 56
5.6 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Zat Besi ... 57
5.7 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Kalsium ... 58
5.8 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupam Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59
5.9 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupam Gizi Berdasarkan Umur ... 60
5.10 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupam Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 62
5.11 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupam Gizi Berdasarkan Pekerjaan Ibu ... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
6.1 Kesimpulan ... 66
6.2 Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Makanan Sarapan Per 100 Gram ... 18
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah... 26
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 .... 34
Tabel 4.2 Distribusi Umur Murid SDN 060921 Tahun 2015... 34
Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Ayah pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 .. 35
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 ... 35
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun
2015 ... 36
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Makanan Sarapan yang Paling Sering pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 ... 37
Tabel 4.7 Distribusi Jenis Minuman pada Saat Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 ... 37
Tabel 4.8 Distribusi Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan
Gizi pada Murid SDN 060921 Tahun 2015 ... 38
Tabel 4.9 Distribusi Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan
Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin pada Murid di SDN 060921 Tahun 2015 40
Tabel 4.10 Distribusi Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan
Umur pada Murid di SDN 060921 Tahun 2015 ... 42
Tabel 4.11 Distribusi Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan
Pekerjaan Ayah pada Murid di SDN 060921 Tahun 2015 ... 44
Tabel 4.12 Distribusi Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Berdasarkan
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 72
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ... 75
Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian ... 76
Lampiran 4. Tabel Sumbangan Zat Gizi ... 77
Lampiran 5. Output Tabel Frekuensi ... 80
Lampiran 6. Output Tabel Crosstabs ... 85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ratna Juwita Sari
Tempat Lahir
: Medan
Tanggal Lahir
: 30 Januari 1994
Suku Bangsa
: Minang
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Muhammad Nasir
Nama Ibu
: Almh. Ramadhanis
Pendidikan Formal
1.
SD Negeri 060864 Medan
: 1999-2005
2.
SMP Negeri 24 Medan
: 2005-2008
3.
SMA Swasta Panca Budi Medan : 2008-2011
4.
Lama studi di FKM USU
: 3 tahun 11 bulan
Riwayat Organisasi
1.
UKMI FKM
: 2012-2014
ABSTRAK
Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas setiap hari dan berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua murid kelas 5 dan 6 tahun ajaran 2014/2015 SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 74 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,9% dari murid SDN 060921 Kecaatan Medan Sunggal memiliki frekuensi sarapan setiap hari. Sebanyak 20,3% murid mengkonsumsi nasi dan ayam pada saat sarapan dan sebanyak 50% mengkonsumsi teh manis sebagai minuman sarapan. Sebagian besar murid mempunyai sumbangan sarapan terhadap kecukupan energi (59,5%), protein (59,5%) dan vitamin A (55,4%) kategori cukup. Sedangkan sumbangan vitamin C (75,7%), zat besi (62,2%) dan kalsium (85,1%) sebagian besar berada pada kategori kurang.
Pola konsumsi sarapan murid sekolah dasar menurut frekuensi sudah baik, akan tetapi kecukupan gizi sarapan pada murid sebagian besar belum baik. Kepada pihak sekolah agar melakukan upaya peningkatan pengetahuan tentang sarapan dan kepada orangtua murid diharapkan untuk membantu anak agar terbiasa sarapan setiap hari dengan memperhatikan pemilihan makanan serta kandungan gizi sarapan sesuai kebutuhan murid.
ABSTRACT
Breakfast is important activity to start activity every morning and purpose to increase of learning concentration and physical ability of school children. This purpose of study was to know model of breakfast consumption of students in SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal year 2015.
This study is a survey research with cross sectional approach. This study population is all grades 5 and 6 of the academic year 2014/2015 SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal. Sampling tecnique used was total sampling with a sample obtained as many as 74 people. Means of collecting data used are questionnaires. The study conducted in April until July 2015.
The result of the study showed that students of SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal have frequency of breakfast everyday (41.9%), students eat rice and chicken for breakfast (20.3%) and students drink tea for breakfast (50%). Most of students have breakfast contribution of adequate nutrition energy (59.5%), protein (59.5%) and vitamin A (55.4) with enough categories. Meanwhile contribution of vitamin C (75.7%), iron (62.2%) and calcium (85.1%) most of students have adequate nutrition with less categories.
Breakfast models students based on frequency was good, but adequate nutrition breakfast of most student not quite good. Recommended for principal increase knowledge about breakfast and students parent help breakfast habits everyday with selection menu and nutrition value of breakfast based on needed.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan
yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam
meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik (Martianto, 2006). Oleh
karena itu untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada murid atau
pelajar, saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik
untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.
Sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada pagi hari saja dengan
pemenuhan asupan zat gizi 15-30% dari kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 450-500 kalori
dan 8-9 gram protein. Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu tiga belas pesan dasar
gizi seimbang. Bagi anak sekolah sarapan yang cukup terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar. Bagi remaja dan
orang dewasa sarapan yang cukup terbukti dapat mencegah kegemukan. Membiasakan
sarapan juga berarti membiasakan disiplin bangun pagi dan beraktivitas pagi dan mencegah
dari makan berlebihan di kala makan kudapan atau makan siang (Depkes, 2014).
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus
bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
berkesinambungan. Anak sekolah memiliki banyak aktivitas di sekolah seperti proses belajar
yang rutin dilakukan setiap hari, yang diikuti dengan kegiatan seperti bermain, berolahraga,
berinteraksi baik individu maupun kelompok yang semuanya membutuhkan energi atau
Selain itu, pada anak usia sekolah terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan anak usia sekolah dasar berlangsung secara
terus menerus, bersamaan dengan peningkatan asupan makanan secara konstan (Mahan &
Escott-Stump, 2004). Agar stamina anak akan tetap terjaga selama mengikuti kegiatan di
sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler, maka anak perlu ditunjang dengan pangan yang
bergizi dan berkualitas. Tetapi terdapat beberapa alasan bagi anak sekolah untuk tidak sarapan
pagi seperti tidak lapar, tidak ada waktu, tidak ada yang menyiapkan makanan, tidak suka
makanan yang disiapkan, makanan tidak ada dan sebagainya (Muhilal dan Damayanti, 2006).
Kebiasaan sarapan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya akan makan pagi yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan
terhadap makanan. Kebiasaan ini meliputi sikap terhadap makanan yaitu kecenderungan
bertingkah laku terhadap makanan yang didalamnya terkandung unsur suka atau tidak suka
terhadap makanan, kepercayaan terhadap makanan, diterima atau tidak untuk dilakukan dan
biasanya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan agama serta pemilihan terhadap makanan
yaitu macam makanan yang biasa dikonsumsi meliputi susunan menu dan porsi untuk sarapan
pagi (Khumaidi, 1994).
Berdasarkan hasil survei konsumsi pangan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
(2010), masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Berdasarkan analisis dari hasil
survei dapat diketahui bahwa dari 35.000 anak usia sekolah sekitar 26,1% sarapan hanya
dengan air minum dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per
hari.
Pada hasil riset Nestle Indonesia (2012), empat dari sepuluh anak Indonesia
mengonsumsi sarapan tidak bergizi dan menurut Hardinsyah (2015), tujuh dari sepuluh anak
Indonesia kekurangan gizi sarapan. Hal ini terjadi karena pemilihan makanan dan minuman
untuk sarapan tidak memenuhi standar gizi yang baik. Riset tersebut diperkuat oleh hasil
Berdasarkan penelitian hasil survei riset Nestle (2012), jenis makanan yang sering
dikonsumsi untuk sarapan pagi adalah nasi, rebusan umbi-umbian, mie, biskuit dan sereal.
Pada jenis makanan nasi dan rebusan tidak diimbangi dengan lauk yang mengandung protein
dan vitamin. Jenis minuman yang paling sering dikonsumsi untuk sarapan adalah air mineral,
sirup, susu dengan kadar gula yang tinggi dan susu dengan kadar gula yang rendah. Hal
tersebut karena kecenderungan orang Indonesia melakukan sarapan pagi hanya untuk mengisi
tenaga dan belum mengutamakan keseimbangan gizi. Berdasarkan penelitian Hardinsyah dan
Aries (2012), sepuluh jenis makanan yang paling favorit dikonsumsi saat sarapan oleh anak 6
-12 tahun adalah nasi putih, telur ceplok/dadar, tempe goreng, sayur berkuah, ikan goreng, mie
instan, nasi goreng, sayuran (tumis), tahu goreng, serta roti dan turunannya. Lima jenis
minuman yang paling favorit dikonsumsi saat sarapan oleh anak 6-12 tahun adalah air putih,
teh manis, susu kental manis, susu instan dan air teh.
Menurut Hardinsyah (2015), masyarakat kota pada dasarnya mampu untuk sarapan
bergizi, namun karena faktor gaya hidup membuat mereka jarang sarapan. Hal ini terjadi
karena waktu istirahat terbuang akibat terlalu banyak berjejaring sosial, main games atau
menonton televisi hingga larut malam, hasilnya mereka sering telat bangun dan orangtua
tidak sempat membuatkan sarapan untuk anak-anaknya. Waktu sarapan yang baik adalah
antara pukul 05.00 hingga 09.00 pagi dengan kadar tidak lebih dari 300-400 kilo kalori atau
25% dari kebutuhan kalori harian sebesar 1.400-1.500 kilo kalori. Seorang anak yang sarapan
memiliki prestasi akademis yang jauh lebih baik ketimbang yang tidak sarapan.
Bagi anak sekolah meninggalkan sarapan membawa dampak yang kurang
menguntungkan. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh
masukan gizi yang cukup. Sebagai gantinya, siswa jajan di sekolah untuk sekedar mengganjal
perut. Tetapi mutu dan keseimbangan gizi tidak seimbang. Oleh karena itu kebiasaan sarapan
hendaknya dipertahankan dalam setiap keluarga (Khomsan, 2010). Selain itu, makan pagi
hari baru (Soekirman, 2000).
Anak usia sekolah (10-12 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab
dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi anak sekolah tergantung
dari tingkat konsumsi, yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh.
Apabila tingkatan kesehatan gizi tidak baik, maka akan timbul defesiensi gizi dengan yang
paling menonjol adalah kurang energi atau kalori, kurang protein, kurang vitamin A, vitamin
C, zat besi, kalsium dan lainnya (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan
protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak dan protein suatu
bahan makanan menentukan nilai energinya. Bagi anak sekolah protein dibutuhkan untuk
membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh dan menjadi penghasil energi bagi tubuh yang
jika kekurangan akan menghambat pertumbuhan, daya tahan tubuh menjadi lemah serta
menyebabkan penyakit kwarshiorkor dan marasmus (Almatsier, 2009).
Mineral seperti zat besi pada anak sekolah dibutuhkan untuk mencegah anemia dan
membantu meningkatkan kebugaran tubuh anak. Sedangkan kalsium berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi. Vitamin juga dibutuhkan pada anak sekolah seperti vitamin A
yang berfungsi bagi kesehatan mata, kulit dan menjaga imunitas anak yang jika kekurangan
akan menyebabkan rabun senja dan kebutaan. Vitamin lain seperti vitamin C juga berperan
penting untuk meningkatkan ketahanan tubuh anak dan mencegah penyakit infeksi yang jika
kekurangan akan menyebabkan sariawan dan gusi berdarah (Almatsier, 2009)
Menurut Rohayati (2001), perilaku makan pagi anak sekolah harus mendapat
perhatian yang serius karena hal ini berkaitan erat dengan status gizi dan kesehatan.
Mengingat pentingnya kebiasaan sarapan terutama pada kalangan anak sekolah menuntut
siswa lebih selektif dalam memilih makanan dan lebih memperhatikan pentingnya sarapan.
bentuk kepedulian mereka terhadap prestasi dan sebagai penerapan pengetahuan yang mereka
peroleh.
Penelitian Kurniasari (2005) menemukan sebesar 25% anak sekolah dasar di
Yogyakarta jarang mempunyai kebiasaan sarapan. Menurut penelitian Djusmaidar (1991),
sebanyak 18,8% anak sekolah dasar tidak melakukan sarapan sebelum berangkat sekolah.
Beberapa faktor yang menyebabkannya antara lain : faktor sosiologis (55,6%), faktor waktu
(33,3%) dan faktor kesehatan (11,1%). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh
Rohayati (2003), faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan dan prestasi belajar siswa di
Kudus, Semarang, yaitu peranan ibu, tingkah laku orang terdekat (keluarga) dan selera makan
pada anak.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsumsi
sarapan murid di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal kurang memenuhi kecukupan gizi
dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Dari survei terhadap 20 murid di SDN
tersebut sebanyak 13 orang (65%) yang sarapan dan 7 orang (35%) yang tidak sarapan. Dari
13 orang yang sarapan, ada 5 orang (38,5%) sarapan hanya dengan teh manis dan roti, 5
orang (38,5%) sarapan dengan nasi dan lauk dan 3 orang (23%) sarapan dengan nasi, lauk,
sayur ditambah susu. Dalam survei tersebut, alasan para murid tidak sarapan adalah karena
tidak sempat (57,1%), tidak ada yang menyiapkan (28,6%) dan tidak lapar atau tidak selera
makan (14,3%).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana
pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pola konsumsi
sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal tahun
2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.
2. Mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium dari sarapan pagi yang dikonsumsi oleh murid SDN 060921.
3. Mengetahui sumbangan sarapan pagi terhadap anjuran kecukupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium pada murid SDN 060921
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi bagi pihak SDN 060921 tentang pola konsumsi sarapan pagi murid pada tahun 2015.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru di SDN 060921 agar memberikan informasi dan tentang pentingnya sarapan pagi kepada muridnya.
3. Sebagai informasi bagi pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya bidang Gizi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sarapan Pagi
Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik
pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna
sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan
amunisi yang lengkap (Khomsan, 2010).
Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam pesan ke
delapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa
lebih ditingkatkan (Soekirman, 2000).
Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi terdapat ketersediaan
energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses
oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya (Moehji, 2009). Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan
mengalami gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya. Anak-anak yang sarapan memiliki
performa yang lebih baik dalam perkembangan kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan (Ahmad dkk, 2011)
itu dapat berlangsung memacu otak agar membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran (Moehji, 2009).
2.1.1 Manfaat Sarapan Pagi
Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih
baik (Khomsan, 2010).
Berikut ini adalah beberapa manfaat sarapan pagi:
1. Memberi energi untuk otak
Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal, maka gairah
dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.
2. Meningkatkan asupan vitamin
Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Ketersediaan zat gizi
ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh (Khomsan, 2010).
Jus buah segar adalah minuman yang dianjurkan untuk sarapan karena mengandung
vitamin dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat meningkatkan kadar gula
darah setelah semalaman tidak makan. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan makanan seperti
sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain berupa roti dan telur, bubur, susu, mie, pasta dan lain
-lain.
3. Memperbaiki memori atau daya ingat
Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman membuat otak kelaparan.
dapat terganggu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suzan E. Bagwel (2008) pada dua
kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada suatu kelompok dan kebiasaan
sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya, menggunakan tes daya ingat yaitu dengan
cara memberikan delapan kata yang sering ditemukan oleh kedua kelompok tersebut untuk
dihafal selama lima menit, kemudian menuliskannya kembali dalam waktu satu menit. Hasil
dari tes tersebut didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan
sarapan rutin daripada kelompok dengan kebiasaan sarapan yang tidak rutin.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres
Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa lebih,
mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif, ceria, koperatif, mudah
berteman dan mudah menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan anak yang tidak
sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan selalu kelihatan malas.
Manfaat lain dari sarapan adalah mengurangi kemungkinan jajan di sekolah dan
mengurangi risiko dari bahan tambahan makanan berbahaya seperti zat pewarna, pengawet,
pemanis, penyedap dan sebagainya. Sarapan bergizi seimbang dan cukup mengandung
karbohidrat kompleks dari serealia juga akan mengurangi kemungkinan makan siang dan
malam lebih banyak (Martianto, 2006).
2.1.2 Kerugian Tidak Sarapan Pagi
Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong sejak makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya. Dalam keadaan seperti ini, tubuh tidak
berada dalam kondisi yang baik untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Bila anak sekolah yang tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan menurun. Jika kondisi ini terjadi, maka
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan glikogen. Jika cadangan glikogen habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji, 2009).
Selain itu, bila tidak sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar berkurang,
menjadi sangat menurun yang akan menyebabkan prestasi belajar juga ikut menurun. Hal ini akan menghambat proses belajar di sekolah. Bila anak usia sekolah tidak terbiasa sarapan pagi secara terus menerus akan mengakibatkan penurunan berat badan dan daya tahan tubuh,
kurang gizi dan anemia gizi besi (Ahmad dkk, 2011). Berikut ini adalah beberapa kerugian tidak sarapan pagi:
1. Hipoglikemia
Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya ketersediaan glikogen otot tidak
tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal, tubuh memecah simpanan
glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika bantuan pasokan gula darah ini habis juga,
tubuh akan kesulitan memasok jatah gula darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadi gelisah,
bingung, pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa sampai pingsan. Ini
merupakan gejala hipoglikemia atau merosotnya kadar gula darah (Ratnawati, 2001).
2. Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam hari daripada
orang yang sarapan karena asupan energi cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan.
Mereka akan mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu siang dan malam hari. Asupan
makanan yang banyak pada malam hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang
disimpan sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari sangat rendah, glikogen
kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Hal inilah yang akan mengakibatkan terjadinya
obesitas (Siagian, 2008).
Kerugian lain jika tidak ada asupan makanan di pagi hari yaitu dapat memicu kadar
insulin lebih tinggi dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat menjadi
cikal bakal penyakit diabetes.
Kebiasaan sarapan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan sarapan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan.
Bagi sebagian orang sarapan merupakan kegiatan yang tidak menggairahkan karena nafsu makan belum ada. Selain itu, keterbatasan menu yang tersaji di meja makan dan waktu
yang terbatas menyebabkan orang sering meninggalkan sarapan (Khomsan, 2010). Takut menjadi gemuk juga sering dijadikan alasan untuk meninggalkan sarapan.
Kebiasaan tidak sarapan pagi yang terus menerus akan mengakibatkan pemasukan gizi
menjadi berkurang dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan anak menjadi terganggu. Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan pagi dalam jangka waktu lama akan
berakibat buruk pada penampilan intelektualnya, prestasi di sekolah menurun dan penampilan sosial menjadi terganggu (Khomsan, 2010).
Pada sebagian kasus, terdapat beberapa anak yang tidak sarapan tetapi masih tetap sehat dan produktif. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing individu dapat membentuk bioritme sendiri-sendiri. Bila seseorang tidak biasa sarapan, maka saluran cerna dan
enzim-enzim di dalam tubuhnya juga tidak akan siap menerima makanan. Bila hal itu dipaksakan justru akan menimbulkan rasa tidak enak (Khomsan, 2010).
Sarapan menjadi perilaku yang baik apabila dilakukan secara rutin atau menjadi kebiasaan. Kebiasaan sarapan terutama pada anak sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua dalam membiasakan anaknya sarapan di pagi hari (Ahmad dkk, 2011). Membiasakan
anak-anak yang belum biasa sarapan pagi perlu memakai cara yang bertahap. Mula-mula sarapan pagi diberikan dalam takaran (porsi) sedikit kemudian secara bertahap ditambah sesuai
dengan anjuran dan kebutuhan.
2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan Anak
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pada anak
1. Uang saku
Pemberian uang saku pada anak merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga kepada anak untuk keperluan harian, mingguan atau bulanan baik untuk keperluan
jajan atau keperluan lainnya seperti alat tulis, menabung, dan sebagainya. Namun, anak usia sekolah biasanya diberi uang saku untuk keperluan jajan di sekolah. Hal ini terjadi pada anak
dari keluarga berpendapatan tinggi maupun keluarga berpendapatan rendah. Pemberian uang saku ini berpengaruh kepada anak untuk belajar mengelola dan bertanggungjawab atas uang saku yang dimilikinya. Salah satu alasan seorang anak mengonsumsi makanan yang beragam
adalah uang saku (Rohayati, 2001). 2. Pekerjaan ibu
Bekerja adalah kegiatan yang dilakukan dengan maksud memperoleh atau membantu penghasilan. Seorang ibu rumah tangga yang memiliki peran ganda, jenis kegiatannya akan
bertambah sehingga biasanya ibu rumah tangga yang bekerja mengurangi alokasi waktunya untuk pekerjaan rumah tangga dan kegiatan sosial lainnya. Sedangkan menurut Suhardjo yang dikutip oleh Rohayati (2001), ibu yang bekerja tidak lagi memiliki waktu untuk
mempersiapkan makanan untuk keluarga. Khomsan (2010) menambahkan bahwa peranan ibu dalam pembentukan kebiasaan sarapan pada anak sangat menentukan karena ibu terlibat
langsung dalam penyediaan makanan rumah tangga. Faktor kesibukan ibu, khususnya yang bekerja seringkali mengakibatkan ibu tidak sempat untuk membuat sarapan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohayati (2001) pada anak sekolah di
provinsi NTT, diketahui bahwa pekerjaan ibu mempengaruhi frekuensi sarapan anak. Hal ini disebabkan karena ibu terlibat langsung dalam kegiatan rumah tangga, khususnya
penyelenggaraan makan keluarga, termasuk dalam pemilihan jenis pangan dan penyusunan menu untuk keluarga.
Banyak penelitian dilakukan yang menunjukkan adanya kecenderungan perbedaan konsumsi pangan antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan yang dikutip oleh Kusumaningsih (2007), menunjukkan bahwa remaja laki-laki cenderung
menyukai makanan yang ringan atau tidak mengenyangkan. Selain itu diketahui pula bahwa sumbangan makanan selingan terhadap total konsumsi ternyata cukup besar terutama
terhadap anak perempuan. 4. Besar anggota keluarga
Besar keluarga adalah sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, anak serta
anggota keluarga lainnya yang hidup dari pengeluaran sumberdaya yang sama. Besar keluarga akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Menurut Harper et al yang dikutip
oleh Rohayati (2001), terdapat hubungan antara besar keluarga, pendapatan dan konsumsi serta dapat diketahui bahwa keluarga miskin dengan jumlah anak yang banyak akan lebih
sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan bila dibandingkan keluarga dengan jumlah anak sedikit. Jumlah anak yang menderita kelaparan pada keluarga besar empat kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga kecil.
Berdasarkan hasil penelitian Yulfida (2001) pada anak sekolah dasar di Sumatera Barat, diketahui bahwa besar keluarga mempengaruhi konsumsi energi dan protein sarapan
anak. Hal ini disebabkan karena besar anggota keluarga berkaitan dengan pendistribusian makanan dalam keluarga yaitu pemenuhan kebutuhan individu. Semakin besar kelurga makan semakin kecil peluang terpenuhinya kebutuhan individu terkait dengan kemampuan keluarga.
2.3 Jenis Makanan Sarapan
Jenis makanan untuk sarapan dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan dan
akan lebih baik bila terdiri dari makanan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang (Depkes, 2014).
Pengelompokan jenis hidangan yang dikonsumsi oleh anak sekolah untuk sarapan
1) makanan pokok
2) makanan pokok dan hewani 3) makanan pokok dan nabati
4) makanan pokok, hewani dan nabati
5) makanan pokok, hewani, nabati dan sayuran
6) makanan pokok, nabati dan sayuran
7) makanan pokok, hewani, nabati, sayuran dan makanan jajanan 8) makanan jajanan
Hasil penelitian yang dikutip oleh Kusumaningsih (2007) menunjukkan bahwa jenis hidangan yang biasa dikonsumsi untuk sarapan oleh anak sekolah umumnya terbatas pada
makanan pokok saja dan jenis hidangan lainnya adalah makanan jajanan. Berikut disajikan daftar kandungan gizi beberapa jenis makanan sarapan.
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Makanan Sarapan Per 100 Gram
Makanan Sarapan Energi (kal) Protein (g)
Beras 335 6,2
Jenis makanan yang dapat dijadikan sebagai menu sarapan antara lain (Sianturi, 2001):
1. Susu
Susu dapat dijadikan sebagai menu sarapan karena susu mengandung zat gizi dan
2. Biskuit
Biskuit dapat digunakan sebagai alternatif makanan sarapan. Untuk memenuhi 25
persen dari total kalori, biskuit dapat dikombinasikan dengan telur rebus dan jus buah. 3. Sereal
Sereal umumnya adalah sereal yang mengandung zat gizi cukup lengkap. Sereal dapat pula dikombinasikan dengan roti, biskuit dan sandwich.
4. Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin, mineral dan serat yang baik. Buah-buahan dapat dikonsumsi secara langsung atau dibuat jus sebagai pelengkap sarapan. Selain itu, buah dapat
pula dimakan saat di perjalanan atau ketika tiba di sekolah atau tempat kerja. 5. Roti
Roti dapat disajikan dalam bentuk sandwich atau roti isi selai ataupun keju sebagai menu sarapan. Roti memiliki nilai kalori yang cukup tinggi serta dapat pula dikombinasikan dengan jus buah.
6. Telur
Telur adalah sumber protein yang baik. Telur mengandung zat gizi lengkap, antara
lain cholin, vitamin E, A, B6, asam folat, B12 dan kolesterol.
2.4 Pola Konsumsi Sarapan Pagi Anak Sekolah
Menurut Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003) pola konsumsi adalah berbagai
informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu. Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang (keluarga)
dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologis,
kebudayaan dan sosial.
dan dua kali makan selingan (snack). Waktu memberikan makanan selingan adalah diantara
dua waktu makan yaitu tepatnya diantara waktu makan pagi dan makan siang serta diantara
siang dan makan malam. Waktunya jam 10 pagi dan jam 4 sore.
Konsumsi sarapan pagi dimulai antara bangun pagi sampai jam 9 pagi untuk
memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian atau sekitar 15-30% dari kebutuhan gizi harian
dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas dengan kadar tidak lebih dari 300
-400 kilo kalori atau 25% dari kebutuhan kalori harian sebesar 1.-400-1.500 kilo kalori
(Hardinsyah, 2012). Barton et al (2005) dan Affenito et al (2005) di Amerika menetapkan
sarapan dari dam 5 sampai jam 10 pagi pada hari sekolah dan jam 5 sampai jam 11 pagi pada
hari libur. Batasan ini tidak tepat karena jam 10 adalah saatnya morning tea atau snack pagi.
Sarapan yang baik adalah bila selalu dilakukan pada pagi hari bukan menjelang makan siang
dan tidak perlu dibedakan antara saat hari kerja/sekolah dan hari libur (Hardinsyah, 2012).
Menurut Khomsan (2010) sarapan sebaiknya menyumbangkan energi sekitar 25% dari
asupan energi harian yang terdiri dari sekitar 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. Sarapan
yang mengandung sekitar 25% kebutuhan gizi sehari merupakan bagian dari pemenuhan gizi
seimbang serta dapat memengaruhi daya pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih lagi
pada anak dalam usia pertumbuhan. Oleh karena itu, sarapan pagi sebaiknya harus dilakukan
setiap hari dengan menu sarapan yang lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang
dibutuhkan tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin, zat besi dan lemak yang mengandung
omega 3 sehingga dapat memberikan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh anak.
2.5 Kecukupan Gizi Anak Sekolah
Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama
Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Oleh karena itu, ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu diketahui agar dapat mencukupi kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu :
1. Energi
Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal.
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat
gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.
Penggunaan energi di luar AMB (Angka Metabolisme Basal) bagi bayi dan anak
selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas kegiatan jasmani tersebut.
Kebutuhan energi anak-anak digolongkan berdasarkan umur, metabolisme dasar dan aktivitas.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti
lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni. Semua makanan yang dibuat
dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. 2. Karbohidrat
Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat digunakan
sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun yang
tidak disadari misalnya, gerakan jantung, pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dari uraian tersebut dapat diketahui keperluan tubuh yang utama adalah terbentuknya bahan bakar (tenaga). Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh. Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan terhadap protein. Pangan
sumber karbohidrat misalnya, serealia, biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan
karbohidrat yang disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan energi per hari.
3. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah
kehilangan protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Pada anak usia sekolah, kebutuhan protein relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
Asupan protein untuk anak haruslah berasal dari protein yang dapat memenuhi semua kebutuhan asama amino esensial untuk menjaga jumlah kebutuhan agar tercukupi, disamping menyediakan sejumlah protein ekstra yang diperlukan untuk proses pertumbuhan (Anonim,
2012). Angka Kecukupan Protein (AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki adalah 400 mg sedangkan untuk
perempuan 350 mg. Disarankan untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak sekolah atau sekitar 10-15% dari kebutuhan energi per hari.
Sumber protein terdapat dalam bahan makanan hewani yang merupakan sumber
protein yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan
tahu serta kacang-kacangan lain (Almatsier, 2009).
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang berlangsung dalam tubuh secara langsung
dan tak langsung serta sebagai pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak.
Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan
mengakibatkan terjadinya katabolisme atau perombakan protein. Cadangan lemak akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan. Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan terjadinya kelainan pada kulit.
Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive, minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO (2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun
adalah 25-35% dari kebutuhan energi total. 5. Vitamin
Vitamin dan mineral diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Bila asupan vitamin dan mineral tidak mencukupi maka pertumbuhan akan terganggu dan menghasilkan sejumlah penyakit akibat defisiensi.
a) Vitamin larut lemak
Asupan harian vitamin larut lemak ditentukan dari berat badan. Pemberian vitamin A
harus diperhatikan karena banyak kasus defisiensi vitamin A pada kelompok usia anak sekolah. Vitamin D juga dibutuhkan untuk penyerapan dan penyimpanan kalsium ke tulang.
Kebutuhan dari sumber bahan makanan tergantung pada faktor non-dietary, seperti
lokasi geografis dan waktu yang dihabiskan diluar ruangan. Anak-anak yang tinggal di daerah tropis tidak memerlukan tambahan vitamin D atau hanya butuh sekitar 2,5 µg (100 IU) atau
kurang dari itu untuk mengoptimalkan penyerapan kalsium dalam tubuhnya. Temperate zones
(daerah diluar lingkungan tropis) memerlukan vitamin D yang berasal dari sumber bahan pangan sebesar 5 µg (200 IU).
Vitamin larut air yang dibutuhkan adalah vitamin C yang berperan aktif dalam pembentukan dan menjaga keseimbangan material intraseluler serta meningkatkan ketahanan tubuh untuk melawan penyakit infeksi.
f. Mineral
Kebutuhan mineral pada anak usia sekolah sangat penting dalam menjaga keadaan
normal fisiologis tubuh. Mineral yang berperan adalah mineral makro seperti elektrolit (natrium dan kalium) yang terlibat dalam regulasi keseimbangan air dalam tubuh. Mineral dalam tulang (kalsium dan fosfor) berperan penting sebagai kofaktor protein, regulasi fungsi
otot, pembekuan darah dan pengeluaran energi seluler. Kalsium diperlukan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan tulang yang kebutuhannya bergantung pada laju penyerapan
seseorang, faktor diet seperti kuantitas protein, vitamin D dan fosfor.
Trace elemen atau mineral mikro seperti zat besi terlibat dalam transport oksigen yang
jika kekurangan akan menyebabkan anemia. Mineral mikro lainnya seperti zinc berperan bagi metabolisme energi, sintesis protein, pertumbuhan dan kematangan organ seksual yang jika kekurangan akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan, nafsu makan rendah dan ketajaman
pengecapan/perasa menurun.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah Umur
Sumber : PERMENKES RI No. 75 Tahun 2013
Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan:
Dari pola konsumsi sarapan dilihat jenis makanan sarapan dan jumlah zat gizi dari
konsumsi sarapan serta frekuensi sarapan. Kemudian dari jenis makanan sarapan dan jumlah
zat gizi tersebut dapat diketahui sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi yang
terdiri dari energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium. Pola konsumsi sarapan:
- Jenis makanan sarapan
- Jumlah zat gizi sarapan
- Frekuensi sarapan
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi:
- Energi
- Protein
- Vitamin A
- Vitamin C
- Zat besi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu melihat
gambaran pola konsumsi sarapan pagi pada murid sekolah dasar di SDN 060921 Kecamatan
Medan Sunggal tahun 2015. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah crossectional
yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan pada suatu saat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060921 yang terletak di Jalan
Setia Budi, Kecamatan Medan Sunggal. Lokasi penelitian ini ditentukan dengan alasan bahwa
konsumsi sarapan siswa di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal kurang memenuhi
kecukupan gizi dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas 5 (lima) dan kelas 6 (enam)
yang terdaftar di SDN 060921. Pemilihan populasi ditentukan dengan alasan bahwa pada
murid dengan kelas tersebut dipastikan sudah dapat berkomunikasi dengan baik.
Adapun jumlah anak kelas 5 dan 6 di SDN 060921 sebagai berikut:
a) Kelas 5 : 41 murid b) Kelas 6 : 33 murid
Maka seluruh populasi untuk murid SDN 060921 adalah 74 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) dari murid
sekolah dasar tersebut yaitu berjumlah 74 orang.
Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap murid sekolah dasar tentang jenis makanan sarapan dan frekuensi sarapan yang dikonsumsi
dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium dihitung dari formulir wawancara sarapan pagi
dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan) dan Nutrisurvey. b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi SDN 060921 tahun
2015 yang meliputi gambaran umum sekolah tersebut.
3.5 Definisi Operasional
1. Murid sekolah dasar adalah anak sekolah yang duduk di kelas 5 (lima) dan 6 (enam) yang
terdaftar sebagai peserta kegiatan belajar di SDN 060921 Kecamatan Medan Sunggal. 2. Pola konsumsi sarapan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai
konsumsi sarapan murid sekolah dasar meliputi jenis makanan sarapan, jumlah zat gizi dan frekuensi sarapan.
3. Sarapan pagi adalah kegiatan makan yang dilakukan oleh murid sekolah dasar pada pagi
hari hingga pukul 09.00.
4. Jenis makanan sarapan adalah ragam makanan yang dikonsumsi pada saat murid sekolah
dasar sarapan pagi meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, makanan jajanan, minuman dan buah-buahan.
5. Jumlah zat gizi sarapan adalah banyaknya komponen/penyusun zat gizi dalam makanan
sarapan pagi meliputi energi dengan batasan sekitar 450-500 kalori, protein sekitar 8-9 gram, vitamin A sekitar 125-150 µ g, vitamin C sekitar 11-13 mg, zat besi sekitar 2,5-3 mg
dan kalsium sekitar 250-300 mg.
7. Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi adalah banyaknya kontribusi zat gizi berupa energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium dari konsumsi sarapan pagi murid sekolah dasar terhadap anjuran kecukupan gizi.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Jenis Makanan Sarapan Pagi Jenis makanan sarapan dilihat meliputi:
a) makanan pokok: bila makanan terdiri dari makanan sumber energi seperti nasi, roti, mie, kentang, sereal dan umbi-umbian.
b) lauk hewani: bila makanan terdiri dari makanan sumber protein hewani seperti telur, ikan, ayam dan daging.
c) lauk nabati: bila makanan terdiri dari makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan.
d) sayuran: bila makanan terdiri dari makanan sumber vitamin dan mineral seperti sawi, bayam, kol, kangkung, buncis, wortel, kacang panjang, terong, labu jipang, bunga kol, daun ubi/singkong, brokoli, tomat, timun dan selada.
e) makanan jajanan: bila makanan terdiri dari makanan yang dibeli di perjalanan atau di sekolah. Misalnya bakso, pisang goreng, tahu isi, bakwan, tempe goreng, risol, sosis.
f) minuman: bila minuman saat sarapan terdiri dari minuman seperti susu, teh manis, sirup, air putih dan jus.
g) buah-buahan: bila buah yang dikonsumsi saat sarapan sebagai sumber vitamin dan
mineral seperti jeruk, pepaya, apel, pir, melon, semangka dan pisang.
Jenis makanan tersebut diatas dianggap sebagai sarapan pagi jika dikonsumsi sebelum
pukul 09.00.
3.6.2 Jumlah Zat Gizi Sarapan Pagi
Jumlah zat gizi sarapan diukur dari kandungan gizi yang terdapat pada makanan
a) energi : sekitar 450-500 kalori b) protein : sekitar 8-9 gram c) vitamin A : sekitar 125-150 µg
d) vitamin C : sekitar 11-13 mg e) zat besi : sekitar 2,5-3 mg, dan
f) kalsium : sekitar 250-300 mg
3.6.3 Frekuensi Sarapan Pagi
Frekuensi sarapan dilihat untuk mengetahui berapa kali murid sekolah dasar sarapan
dalam seminggu.
3.6.4 Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi diukur dengan melihat konsumsi
energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium sarapan pagi dibandingkan dengan
AKG dan dinyatakan dalam satuan persen dengan rumus:
1) Sumbangan energi sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi
Sumbangan energi = � � � � �� � � � ������
x
%
Selanjutnya dikategorikan menjadi: cukup (15-30%) dan kurang (<15%) (Depkes, 2014).
2) Sumbangan protein sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi
Sumbangan protein = � � �� � � � ���
���
%
Selanjutnya dikategorikan menjadi: cukup (15-30%) dan kurang (<15%).
Rumus tersebut juga berlaku untuk sumbangan vitamin A, vitamin C, zat besi dan
kalsium.
3.7 Metode Analisis Data
Data yang telah dimasukkan kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 060921 merupakan sekolah dasar yang berdiri sejak tanggal 12
November 2008 dan terletak di Jalan Setia Budi No.6, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan
Medan Sunggal dengan nomor statistik sekolah 101076006011 dan luas sekolah 5.239 m2.
Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 9 orang guru.
Jumlah keseluruhan murid sebanyak 214 orang dengan 121 orang laki-laki dan 93 orang
perempuan.
Visi dan Misi SDN 060921 adalah sebagai berikut:
Visi : Terwujudnya akhlak, prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya
luhur sesuai dengan ajaran agama.
Misi :
1. Menanamkan keyakinan akidah melalui pengamalan ajaran agama. 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, Bahasa, Olahraga dan Seni Budaya
sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
4. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Sarana yang dimiliki oleh SDN 060921 adalah sebagai berikut:
a) Ruang kelas : 4 buah b) Ruang kepala sekolah : 1 buah
c) Kamar mandi : 2 buah d) Sumber air bersih : PDAM
4.2Gambaran Umum Murid Sekolah Dasar
dasar di SDN 060921 yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pekerjaan orangtua baik ayah
maupun ibu.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid
SDN 060921 menurut karakteristik jenis kelamin ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 42 56,8
2. Perempuan 32 43,2
Total 74 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin murid laki-laki lebih
banyak yaitu 42 orang (56,8%) sedangkan murid perempuan sebanyak 32 orang (43,2%).
4.2.2 Umur
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid
SDN 060921 menurut karakteristik umur ditampilkan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Umur Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Umur Jumlah Persentase (%)
1. 10-12 tahun 61 82,4
2. 13-15 tahun 13 17,6
Total 74 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur murid 10-12 tahun
lebih banyak yaitu 61 orang (82,4%) sedangkan umur 13-15 tahun sebanyak 13 orang
(17,6%).
4.2.3 Pekerjaan Orangtua
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid
SDN 060921 menurut karakteristik pekerjaan orangtua baik ayah maupun ibu ditampilkan
pada tabel 4.3 dan 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Ayah pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
1. Wiraswasta 48 67,6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ayah murid paling banyak
adalah wiraswasta yaitu sebanyak 48 orang (67,6%) dan paling sedikit adalah petani dan
nelayan sebanyak 1 orang (1,4%). Dari 74 murid, ada 3 ayah murid yang sudah meninggal.
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Pekerjaan Ibu Jumlah Persentase (%)
1. Ibu rumah tangga 65 87,8
2. Wiraswasta 6 8,1
3. Pegawai Negeri 1 1,4
4. Petani 1 1,4
Total 73 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu murid paling banyak
adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 65 orang (87,8%) dan paling sedikir adalah pegawai
negeri dan petani sebanyak 1 orang (1,4%). Dari 74 murid, ada 1 ibu murid yang sudah
meninggal.
4.3Pola Konsumsi Sarapan Murid Sekolah Dasar
Pola konsumsi sarapan murid sekolah dasar adalah berbagai informasi yang
memberikan gambaran sarapan yang terdiri dari frekuensi, jenis makanan sarapan dan
sumbangan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium terhadap anjuran
kecukupan gizi dari sarapan yang dikonsumsi oleh murid sekolah dasar.
4.3.1 Frekuensi Sarapan
Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi sarapan murid SDN 060921 ditampilkan pada
tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Frekuensi Sarapan Jumlah Persentase (%)
1. 1 kali/minggu 3 4,1
2. 2 kali/minggu 3 4,1
3. 3 kali/minggu 16 21,6
5. 5 kali/minggu 9 12,1
6. 6 kali/minggu 5 6,8
7. 7 kali/minggu 31 41,9
Total 74 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi sarapan murid paling
banyak adalah 7 kali/minggu atau setiap hari yaitu sebanyak 31 orang (41,9%). Sedangkan
frekuensi sarapan murid lainnya bervariasi setiap minggunya.
4.3.2 Jenis Sarapan
Jenis makanan sarapan adalah ragam makanan yang dikonsumsi pada saat sarapan
yang meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Jenis
makanan sarapan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan menu yang dikonsumsi pada saat
sarapan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis makanan dan minuman sarapan murid SDN
060921 ditampilkan pada tabel 4.6 dan 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Makanan Sarapan yang Paling Sering Dikonsumsi pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
No. Jenis Makanan Sarapan Jumlah Persentase (%)
1. Nasi dan ikan 7 9,5
2. Nasi dan telur 9 12,2
3. Nasi, ikan dan sayur 14 18,9
4. Nasi dan ayam 15 20,3
5. Nasi dan daging 1 1,4
6. Nasi, ayam dan sayur 2 2,7
7. Nasi gurih 2 2,7
8. Nasi gurih dan telur 3 4,1
9. Roti selai 2 2,7
10. Nasi goreng 3 4,1
11. Nasi, roti, ikan dan sayur 1 1,4
12. Nasi goreng dan telur 4 5,4
13. Nasi goreng dan ayam 2 2,7
14. Mie 2 2,7
20. Nasi dan lontong sayur 1 1,4
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis makanan sarapan yang paling
sering dikonsumsi pada saat sarapan adalah adalah nasi dan ayam serta nasi, ikan dan sayur
yaitu masing-masing sebanyak 15 orang (20,3%) dan 14 orang (18,9%). Sedangkan jenis
makanan sarapan lainnya bervariasi dikonsumsi pada saat sarapan.
Tabel 4.7 Distribusi Jenis Minuman pada Saat Sarapan pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
dikonsumsi pada saat sarapan adalah teh manis sebanyak 37 orang (50,0%) dan paling sedikit
adalah susu sebanyak 7 orang (9,5%).
4.3.3 Sumbangan Sarapan Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi
Sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi diukur dengan menghitung
konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium dari sarapan pagi
selama 6 hari kemudian diambil rata-rata dari hasil konsumsi zat gizi tersebut.
Nilai rata-rata dari konsumsi zat gizi tersebut kemudian dibandingkan dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) dan dibedakan menurut umur dan jenis kelamin murid. Dari hasil
tersebut dinyatakan dalam persen kemudian dikategorikan menjadi: cukup (15-30%) dan
kurang (<15%).
Berdasarkan hasil penelitian, sumbangan sarapan terhadap anjuran kecukupan gizi
pada murid SDN 060921 ditampilkan pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Sumbangan Sarapan terhadap Anjuran Kecukupan Gizi pada Murid SDN 060921 Tahun 2015
Zat Gizi Sumbangan SarapanCukup Kurang N
n % n %
Energi 44 59,5 30 40,5 100
Protein 44 59,5 30 40,5 100
Vitamin A 41 55,4 33 44,6 100