• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh : Bayu Triono Bakti

201110230311078

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

INTENSI BERWIRAUSAHAN PADA MAHASISWA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : Bayu Triono Bakti

201110230311078

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammdiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M. Si selaku dekan fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat membantu, sehingga membantu penulis dalam menyelsaikan skripsi dengan baik.

2. Bapak Muhammad Shohib, S.Psi, M,Si selaku pembimbing 2 yang sangat membantu dalam mengarahkan dan mengkoreksi selama mengerjakan skripsin ini.

3. Dr. Diah Karmiyati, Psi selaku dosen wali yang selalu mendukung dan memberi pengarahan dari awal kuliah sampai selsainya skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu yang manfaat dari awal kuliah hingga selsainya skripsi ini.

5. Kepada semua petugas TU Fakultas Psikologi yang memberikan banyak bantuan dan memfasilitasi seluruh dari awal kuliah hingga selsainya skripsi ini.

6. Untuk kedua orang tua yang sangat saya sayangi, terima kasih karena telah banyak memberikan dukungan moral maupun financial dalam keadaan apapun.

7. Semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia menjadi subyek penelitian sehingga terselesainya skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan pada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.

Akhir kata tiada karya manusia yang sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dibutuhkan penulis untuk menjadikan lebih baik dalam skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan ridhonya kepada kita semua. Amin.

Malang, 31 Januari 2016 Penulis

(6)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

ABSTRAK ... 1

Kewirausahaan ... 4

Intensi Berwirausaha ... 5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berwirausaha ... 6

METODE PENELITIAN ... 7

1. Rancangan Penelitian ... 7

2. Subyek Penelitian ... 7

3. Variabel dan Instrumen Penelitian ... 7

4. Prosedur Penelitian dan Analisis Data Penelitian ... 7

5. Tahap Analisa Data ... 8

HASIL PENELITIAN ... 9

DISKUSI ... 11

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 13

REFERENSI ... 13

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka ... 3

Tabel 2. Indeks Validitas dan Realibitas Skala Intensi Berwirausaha ... 8

Tabel 3. Deskripsi Subjek Berdasarkan Identitas Responden ... 9

Tabel 4. Perhitungan T-score Intensi ... 9

Tabel 5. Perhitungan T-score Dimensi Intensi ... 9

Tabel 6. Perhitungan Frekuensi Usia ... 10

Tabel 7. Perhitungan Frekuensi Jenis Kelamin ... 10

Tabel 8. Perhitungan Faktor Intensi Berdasarkan Usia ... 10

(8)

1

INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Bayu Triono Bakti

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Bayutrionob078@gmail.com

Negara dikatakan maju apabila 20% dari total keseluruhan menjadi seorang wirausaha. Indonesia masih menjadi negara berkembang karena masih dibawah 2% penduduknya menjadi wirausaha. Selain itu masih tingginya angka pengangguran salah satunya adalah lulusan sarjana sebanyak 5,65%. Karena itu diharapkan mahasiswa mempunyai intensi berwirausaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi wirausaha yang dimiliki mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan penelitian skala untuk mengumpulkan data. Subyek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dengan menggunakan teknik Insidental sampling. sebanyak 80,77% mahasiswa memiliki intensi berwirausaha, sedangkan 19,33% memiliki intensi wirausaha yang rendah. Pada penelitian ini, intensi didasari oleh 3 faktor, yaitu (1) sikap berperilaku

(attitude) (2) Norma Subjektif (Subjective Norm) (3) Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived

Behavior Control). Faktor sikap berperilaku diketahui kategori tinggi 88,46% dan pada faktor

persepsi kontrol perilaku diketahui kategori tinggi 84,62%. Sedangkan pada faktor norma subyektif diketahui rendah dengan 9,23%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya intensi berwirausaha yang tinggi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

Kata Kunci: intensi, Mahasiswa

The state said forward when 20 % of the total be a entrepreneurs. Indonesia remains a developing country because it is still under 2 % was being entrepreneurs. In addition, there are still high unemployment one is college graduates about 5,65 %. Because of that expected the university students have entrepreneurial intent. This research aims to understand entrepreneurial intent owned the university student. The research is research descriptive by using research scale to collect the data. Subjects research is a university student of Muhammadiyah Malang using incidental sampling technique. Some 80,77 % students have entrepreneurial intent, while 19,33 % having entrepreneurial intent low. In this research, are based on the intent 3 factors, which are (1) attitude (2) subjective norm (3) perceived behavior control. Factors attitude behave known category high 88,46 % and on the perception control behavior known category high 84,62 %. While on the norm subjective known low with 9,23 %. This research result indicates the presence of entrepreneurial intent high university student of Muhammadiyah Malang.

Keywords: Intension, Student

(9)

2

kesempatan kerja sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah, maupun lulusan perguruan tinggi. Tidak mudah memperoleh lapangan pekerjaan apabila menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya atau sesuai dengan harapan.

Di sisi lain saat ini mahasiswa yang lulus diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya sehingga lebih mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Sementara jumlah lapangan kerja semakin terbatas sehingga sudah semestinya merubah paradigma agar mahasiswa tidak hanya mencari pekerjaan tetapi juga harus dapat menciptakan pekerjaan melalui pendidikannya. Mahasiswa yang lulus nantinya lebih siap berwirausaha dan tidak hanya menitik beratkan menjadi karyawan atau pegawai pemerintah.

Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, plus tetangga terdekat kita, yaitu Singapura dan Malaysia. Di Amerika Serikat, sampai saat ini, sudah lebih dari 12 persen penduduknya menjadi entrepreneur, dan dalam setiap 11 detik lahir entrepreneur baru, serta data menunjukkan bahwa 1 dari 12 orang Amerika Serikat terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur. Itulah yang menjadikan Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa dan super power (Sari dalam Mindagi 2014).

Menurut Suryana (2003), kewirausahaan memiliki hahekat penting sebagai berikut: (1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. (2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

(ability to create the new and different). (3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan

kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. (4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth), (5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. (6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Mandagi mengatakan dalam penelitiannya (2014), perguruan tinggi berperan penting dalam menciptakan mahasiswa kreatif dalam berwirausaha karena Perguruan Tinggi sebagai salah

satu pusat pembinaan dan pengembangan kewirausahaan. Ditetapkan melalui hasil pertemuan Kerjasama Ekonomi wilayah Asia dan Pasifik atau APEC (Asia-Pacific Economic

Cooperation) di Seatle, Amerika Serikat, yang salah satu agenda kesepakatan adalah bahwa

untuk membantu mempercepat pertumbuhan perekonomian di wilayah Asia dan Pasifik secara luas, perlu ada kerjasama “tripartite” antara “Government–Business– Universities’

(10)

3

Menurut David McCelland dalam Sumarsono (2013), suatu negara akan maju jika mempunyai paling sedikit 2 persen dari total jumlah penduduk adalah wirausaha. Seharusnya jumlah wirausaha di Indonesia saat ini sedikitnya 4.400.000 atau 2 persen dari total jumlah penduduk, namun saat ini baru ada 400.000 pengusaha di Indonesia. Ironisnya, peningkatan jumlah penganggur justru semakin didominasi oleh penganggur yang terdidik. Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job

seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator).

Masalah pengangguran merupakan salah satu permasalahan besar bidang ketenagakerjaan di Indonesia. Masalah pengangguran selalu menjadi sorotan publik karena angka pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Fakta lapangan yang semakin menyedihkan adalah angka pengangguran terdidik di Indonesia cukup besar. Hal ini sangat disayangkan karena jika dilihat dari kemampuan dan keahlian yang dimiliki mahasiswa, seharusnya individu tersebut mampu memperoleh pekerjaan ataupun justru membuka lapangan kerja sendiri. Organisasi Perburuhan Internasional, the International Labour Organization (ILO) mencatat bahwa jumlah pengangguran yang ada di negara Indonesia meningkat mencapai 5,94% hingga bulan Agustus 2014.

Hasil penelitian Indarti (dalam Wibowo 2011), menunjukan bahwa orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis bagi mahasiswa di Indonesia tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha. Akan tetapi cenderung untuk mempersiapkan dan membekali mahasiswa untuk bekerja di perusahaan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa tingkat penggangguran lulusan perguruan tinggi masih cukup besar. Berikut ini gambaran data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013- 2014 (persen)

Pendidikan

(11)

4

pada tahun 2014. Jumlah tersebut dapat menjadi pertanda bahwa ternyata lulusan universitas tidak menjamin seseorang memiliki pekerjaan. Bertolak dari kondisi saat ini, profesi sebagai wirausaha tampak sebagai salah satu solusi yang tepat. Orang-orang tidak lagi menggantungkan diri pada lapangan kerja yang tersedia, tetapi mulai berpikir bagaimana caranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pemerintah juga mulai gencar mencanangkan gerakan kewirausahaan nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) juga mendukung pengembangan program kewirausahaan bagi mahasiswa. Dirjen Dikti Kemendikbud telah meluncurkan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) untuk dilaksanakan dan dikembangkan oleh perguruan tinggi negeri dan kewirausahaan sebagai bagian kurikulum yang diberikan di setiap fakultas.

Tony (2007), penelitiannya menunjukkan bahwa kontribusi variabel Adversity Intelligence

terhadap intensi berwirausaha adalah 11% sedangkan 89% lainnya dijelaskan oleh faktor lain. Dari penelitian tersebut terdapat hubungan positif yang signifikan antara Adversity

Intelligence dengan intensi berwirausaha. Hubungan positif tersebut menjelaskan bahwa

semakin tinggi Adversity Intelligence siswa maka semakin tinggi intensi berwirausaha siswa, sebaliknya semakin rendah Adversity Intelligence siswa maka semakin rendah pula intensi berwirausaha siswa.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki niat berwirausaha. Hasil survei wawancara dengan mahasiswa program studi Fakultas Psikologi UMM ditemukan bahwa masih ada mahasiswa yang belum memiliki niat untuk berwirausaha, para mahasiwa lebih memilih menjadi pegawai atau karyawan setelah lulus kuliah, karena menurutnya profesi sebagi pegawai atau karyawan dinilai lebih praktis dan menyenangkan dari pada berwirausaha, mahasiswa masih sulit menemukan ide berwirausaha dan kesulitan memperoleh modal untuk berwirausaha serta takut akan kegagalan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran intensi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dalam berwirausaha.

Kewirausahaan

Istilah entrepreneur (wirausaha) berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti berusaha atau mengusahakan. Sedangkan entrepreneur dalam bahasa Indonesia dapat diartikan wirausaha yang berasal dari kata `wira`, memiliki makna sebagai orang yang berani, teladan, utama, atau patut dicontoh, sedangkan usaha yang berarti kerja keras untuk memperoleh hasil atau menghasilkan sesuatu. Sehingga wirausaha adalah seseorang yang mempunyai kreativitas dan semangat yang tinggi untuk bekerja dan berhasil dalam usahanya.

(12)

5

Zimmerer (dalam Kasmir, 2011) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Meredith (Suryana, 2008) mengemukakan bahwa: Berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, keputusan, dan tindakan untuk mencapai tujuan.

Intensi Berwirausaha

Intensi merupakan kunci utama untuk memprediksi perilaku manusia dan sebagai sebuah konstruk psikologis yang menunjukkan kekuatan motivasi seseorang dalam hal perencanaan yang sadar dalam usaha untuk menghasilkan perilaku yang dimaksud (Eagly & Chaiken, 1993). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Sedangkan pengertian intensi adalah kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu. Berdasarkan pendapat mengenai intensi dan wirausaha yang telah dikemukakan, maka intensi berwirausaha adalah keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan wirausaha.

Hisrich & peters (2002) mengemukakakan bahwa kewirausahaan berkaitan dengan suatu perilaku yang mencakup: (a) inisiatif (b) kemampuan untuk mengelola sumber daya, baik sumber daya manusia atu sumber daya alam dalam berbagai situasi untuk menciptakan keuntungan (c) berani mengambil resiko. Gray (Nababan, 2003) mentebutkan terdapat 20 ciri atau sifat umum seorang wirausaha, yaitu: Kemauan kuat untuk mencapai tujuan, kebutuhan untk bergaul erat dengan orang lain, kebutuhan untuk bergaul erat dengan karyawan, kemampuan untuk menerima ketidakpastian, kesehatan fisik yang baik, tingkat energi yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi resiko, yakin pada diri sendiri, inovatif, kemampuan memimpin secara efektif, sabar, keinginan kuat memiliki uang, terorganisasi baik, keinginan untuk mencipta, kebutuhan kekuasaan, ketekunan, percaya diri, keinginan dan kemauan mengambil inisiatif, persaingan, kepandaian yang beragam.

Menurut Katz dan Gartner (dalam Indarti dan Rostiani, 2008), intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Menurut Fishbein dan Ajzen (Wijaya, 2007), intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu.

(13)

6

karena ia menjembatani sikap dan perilaku. Lebih lanjut Krueger dan Carsrud (Indarti dan Rostiani, 2008) menyatakan bahwa intensi telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan.

Choo dan Wong (Indarti dan Rostiani, 2008) menyatakan bahwa intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha. Bandura (Wijaya, 2007) menyatakan bahwa: Intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu di masa depan. Intensi menurutnya adalah bagian vital dari self regulation individu yang dilatarbelakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.

Intensi kewirausahaan diartikan sebagai keinginan atau niat yang ada pada diri seseorang untuk menampilkan perilaku berwirausaha yang dapat dilihat dari niatan individu untuk dapat menanggung resiko, memanfaatkan peluang, menjadi seorang yang kreatif dan mandiri serta mampu mengolah sumber daya yang ada.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha

Salah satu model perkembangan niat yang dirumuskan oleh Ajzen (dalam Sarwoko, 2011) yaitu Theory of Planned Behavior (TPB). TPB mengidentifikasikan tiga faktor yang mendahului niat. Dua faktor mencerminkan keinginan yang dirasakan untuk melakukan suatu perilaku yaitu: sikap pribadi (personal attitude) terhadap hasil perilaku dan norma-norma sosial (subjective norm) yang dirasakan. Faktor yang ketiga adalah kontrol perilaku yang dirasakan (perceived feasibility), mencerminkan persepsi bahwa perilaku dikontrol secara pribadi.

Menurut Ajzen (dalam Sarwoko, 2011), terbentuknya intensi dapat diterangkan dengan TPB yang mengasumsikan manusia selalu mempunyai tujuan dalam berperilaku. Teori ini menyebutkan bahwa intensi adalah fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu: sikap berperilaku

(attitude), norma subyektif (subjective norm), dan persepsi kontrol perilaku (perceived

behavior control). Adapun penjelasannya adalah (1) Sikap berperilaku (attitude), yang

merupakan dasar bagi pembentukan intensi. Sikap terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Terdapat dua aspek pokok dalam sikap terhadap perilaku, yaitu: keyakinan individu bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat-akibat atau hasil-hasil tertentu, dan merupakan aspek pengetahuan individu tentang obyek sikap dapat pula berupa opini individu hal yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu obyek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap obyek sikap tersebut, demikian pula sebaliknya. (2) Norma subyektif (subjective norm) yaitu keyakinan individu akan norma, orang sekitarnya dan motivasi individu untuk mengikuti norma tersebut. Terdapat dua aspek pokok dalam norma subjektif, yaitu: keyakinan akan harapan-harapan norma referensi dan motivasi kesediaan individu untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan pendapat atau pikiran pihak lain yang dianggap penting bahwa individu harus atau tidak harus berperilaku. (3) Persepsi kontrol perilaku (perceived Behavior Control), yang merupakan dasar bagi pembentukan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan merupakan persepsi terhadap kekuatan faktor-faktor yang mempermudah atau mempersulit suatu perilaku.

(14)

7

terakhir faktor elemen kontekstual. Faktor demografis ini antara lain gender, umur, pendidikan pengalaman seseorang. Faktor karakteristik kepribadian seseorang. Mc Clelland dalam Indarti dan Rostiani (2008), memperkenalkan bahwa konsep kebutuhan akan berprestasi sebagai salah satu motif psikologis. Lebih lanjut, Mc Clelland menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki intensi kewirausahaan. Friedman dan Shustack (2008) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan akan berprestasi mempunyai kecenderungan untuk tekun bahkan terdorong untuk memenuhi tugas yang diembankan pada dirinya. Indarti dan Rostiani, (2008) mengemukakan bahwa elemen kontekstual meliputi tiga faktor yang mempengaruhi wirausaha yaitu akses mereka kepada modal, informasi dan kualitas jaringan sosial yang dimiliki, yang kemudian disebut kesiapan instrumen.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan tipe penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode perhitungan statistik dengan menggunakan sakala intensi berwirausaha

Subyek penelitian

Subyek yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mahasiwa Universitas Muhammadiyah Malang sebanyak 130 subyek. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Insidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dan cocok sebagai sumber data. Penelitian ini akan mencari subyek mahasiswa Universitas Muhammadiah Malang

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah intensi berwirausaha dengan menggunakan skala intensi yang dijelakaskan oleh Fishbein dan Ajzen (1991) teori tingkah laku terencana (theory of

planned behavior) menjelaskan intensi sebagai representatif kognitif dan konatif dari kesiapan

individu untuk menampilkan suatu perilaku. intensi merupakan penentu dan disposisi dari perilaku hingga individu dapat menampilkan perilaku tersebut secara nyata. Adapun intesi dipengaruhi oleh 3 faktor yang meliputi (1) sikap beperilaku (2) norma subyektif (3) persepsi kontrol perilaku.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membagikan angket intensi wirausaha Sebanyak 25 item. Skala ini disusun mengunakan instrumen dari

theory of planned behavior dengan menggunakan sakala likert dengan empat pilihan jawaban

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dengan bobot nilai 4,3,2,1.

Prosedur Penelitian & Analisis Data Penelitian

(15)

8

yang sudah dibuat terhadap skala dan menganalisa data yang valid dan tidak valid, serta menguji relialibilitas instrument yang akan digunakan tesebut.

Tahap pelaksanaan Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penusunan/persiapan, pelaksanaan, dan anslisa. Tahap persiapan diawali dengan penyusunan rancangan penelitian dan subyek peneltian. Berikutnya, melaksankan dan meneberkan sakala

try out atau uji coba skala Sebelumnya telah melakuan try out skala pada tanggal 19

september 2015 pada mahasiswa semester 6 dan 7 sebanyak 60 orang. disusun sebanyak 36 item skala didapat 25 item valid yang mewakili masing-masing dari tiga indictor teori intensi. Dilakukan pembenahan pada skala dengan mengganti beberapa item yang tidak valid. Kemudian pada tanggal 8 januari 2016 dilakukan try out ulang pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang kususnya pada GKB 1. Ditemukan 1 item yang tidak valid

Penyebaran instrument penelitian berupa skala intensi berwirausaha kepada subjek dilakukan selama tiga hari pada tanggal 13, 14 & 15 januari penelitian dalam hal ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.pada tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 130 orang. Ini dilakuakan peneliti dengan cara mencari mahasiswa pada fakultas Psikologi pada GKB 1 lantai 4, di lorong kelas, tempat duduk dan lantai 3,5.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang intensi kewirausahaan pada mahasiswa. Responden yang digunakan sebagai sumber data penelitian adalah 130 mahasiswa. Pengujian instrumen menunjukkan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dan uji realibilitas seluruh item pertanyaan adalah valid karena masing-masing item nilai corrected Item-Total Correlation memiliki nilai lebih besar dari standar minimum jika dibandingkan dengan nilai pada tabel t. Untuk mengetahui hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Indeks Validitas dan Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha

Faktor Intensi Validitas Reliabilitas

Norma Subyektif

(16)

9

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil jawaban pada skala yang telah diisi oleh 130 orang responden dalam penelitian ini setelah dianalisis diperoleh hasil bahwa dari masing-masing sampel memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3. Deskripsi subjek berdasarkan identitas responden

No Usia (Tahun) Frekuensi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa deskripsi subjek penelitian ini berdasarkan usia antara 19-20 tahun sebanyak 16,5% sedangkan yang berusia antara 21-25 tahun sebanyak 83,85%. Dilihat dari semester jenis kelamin adalah laki-laki 47,7% dan perempuan 52,3%.

Table 4. Perhitungan T-score intensi

Kategori Interval Frekuensi Prosentase

Tinggi T-score ≥ 50 105 80,77%

Rendah T-score < 50 25 19,23%

Berdasrkan table diatas dapat diketahui bahwa dari 130 subyek penelitian, ada 105 atau 80,77% yang memiliki intensi wirausaha tinggi dan 25 subyek atau 19,23% yang memiliki intensi berwirausaha yang rendah.

Tabel 5. Perhitungan T-Score Dimensi intensi

Dimensi Kategori Interval Frekuensi Prosentase Norma subyektif Tinggi T-score ≥ 50 12 9,23%

(17)

10

yang rendah. dalam dimensi persepsi kontrol perilaku 130 subyek penelitian ada 110 atau 84,62% yang memiliki persepsi kontrol perilaku tinggi, sedangkan 20 atau 15,38% subyek yang memiliki persepsi kontrol perilaku yang rendah.

Table 6. perhitungan frekuensiusia

Usia Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

19-21 tahun 12,31% 21,54%

22-25 tahun 35,38% 30,77%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada subyek penelitian jenis kelamin laki-laki usia 19-21 sebesar 12,31% sedangkan pada subyek laki-laki umur 22-25 sebesar 35,38%. subyek perempuan pada umur 19-21 ditemukan hasil sebesar 21,54% sedangkan pada rentan umur 21-25 ditemukan hasil sebesar 30,77%.

Tabel 7. perhitungan frekuensijenis kelamin

Usia Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

19-21 tahun 16 12,31% 28 21,54%

22-25 tahun 46 35,38% 40 30,77%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa intensi berwirausaha mahasiswa yang berusia antara 19-21 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 16 mahasiswa atau 12,31%, yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 mahasiswa atau 21,54%, sedangkan untuk golongan usia antara 22-25 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 mahasiswa atau 35,38% dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 mahasiswa atau 30,77%. Dengan demikian intensi berwirausaha mahasiswa ini didominasi oleh laki-laki yang berusia antara 22-25 tahun.

Tabel 8. Perhitungan faktor intensi berdasarkan usia

Faktor intensi

Usia

19-21 Tahun 22-25 Tahun

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

Norma subyektif 44 33,85% 86 66,15%

Sikap 44 33,85% 86 66,15%

Persepsi Kontrol Perilaku

44 33,85% 86 66,15%

(18)

11

Tabel 9. Perhitungan faktor intensi berdasarkan jenis kelamin

Faktor Intensi

Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

Norma subyektif 62 47,69% 68 52,31%

Sikap 62 47,69% 68 52,31%

Persepsi Kontrol Perilaku

62 47,69% 68 52,31%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa intensi berwirausaha mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan pada setiap aspek yaitu norma subyektif, sikap, dan kontrol perilaku sebanyak 62 mahasiswa atau 47,69%, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan pada setiap aspek yaitu norma subyektif, sikap, dan kontrol perilaku sebanyak 68 mahasiswa atau 52,31%. Dengan demikian intensi berwirausaha mahasiswa ini didominasi oleh perempuan.

DISKUSI

Penelitian ini mengungkap tentang intensi berwirausaha pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Dimana para mahasiswa memiliki niat berwirausaha yang tinggi pada aspek sikap dan kontrol perilaku, sedangkan pada aspek norma subyektif menunjukkan bahwa niat untuk berwirausaha mahasiswa adalah rendah.

Pada faktor norma subyektif ini memiliki nilai yang rendah hal ini menunjukkan bahwa pada faktor norma subyektif masih belum bisa menerima. Dalam penelitian Koranti (2013), menyebutkan bahwa mahasiwa yang memliki latar belakang orang tua sebagai wirausaha memiliki minat wirausaha yang lebih tinggi. Hal ini juga menjadi salah satu faktor sebagai penunjang untuk mahasiswa menjadi seorang wirausaha.

Namun pada faktor sikap dan persepsi kontrol perilaku para mahasiswa ini termasuk memiliki keinginan atau niat dalam berwirausaha yang tinggi. Dalam melakukan kegiatan berwirausaha terlebih dahulu harus ada keinginan dalam diri seseorang, karena dalam setiap perilaku atau perbuatan terlebih dahulu diawali oleh adanya keinginan. Keinginan ini oleh Fishbein dan Ajzen (1975) disebut dengan intensi, yaitu komponen dalam diri individu yang mangacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi diasumsikan dapat menangkap faktor-faktor yang memotivasi dan yang berdampak kuat pada tingkah laku, sehingga intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Choo dan Wong, 2006; dalam Indarti & Rostiani, 2008). Hasibun (dalam Koranti, 2013) Selain itu motivasi dan minat dianggap sebagai faktor penting dalam berwirausaha, karena mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan mencapai hasil yang optimal

(19)

12

Pengetahuan kewirausahaan mendukung nilai-nilai wirausaha terutama bagi mahasiswa, sehingga diharapkan menumbuhkan jiwa usaha untuk berwirausaha. Sikap, motivasi dan minat mahasiswa sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang berwirausaha agar mampu mengidentifikasi peluang usaha, kemudian mendayagunakan peluang usaha untuk menciptakan peluang kerja baru. Minat mahasiswa dan pengetahuan mereka tentang kewirausahaan diharapkan akan membentuk kecenderungan mereka untuk membuka usaha baru di masa mendatang. Dari sini dapat diketahui bahwa yang dimaksud minat berwirausaha merupakan keinginan, keterkaitan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan risiko dari kegagalan yang dialami. Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri

(self-employed) atau menjalankan usahanya sendiri.

Diketahui bahwa pada usia 22-25 tahun subyek lebih tinggi angka dalam intensi berwirausaha. Ginzberk dkk (dalam Santrock, 2002) Karena pada fase ini individu mengekplorasi lebih luas tentang karir yang ada, kemudian memfokuskan diri pada karir tertentu dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu. Sehingga mahasiswa pada usia ini sudah matang dalam bepikir tentang karir apa yang akan dia ambil. Super (dalam santrock, 2002) Selain itu pada usia antara 21 dan 24 tahun mudah menyelsaikan pendidikan dan pelatihan mereka dan memasuki beberapa tipe karir. Selanjutnya pada usia 25 seseorang akan menentukan keputusan karirnya secara stabil

Selain itu ditemukan bahwa yang paling tinggi minat berwirausaha adalah subyek laki-laki, meskipum secara keseluruhan intensi wirausaha didominasi oleh perempuan. Hal ini sejalan dengan tulisan Herbert (dalam santrock,2002) perbedaan kritis antara laki-laki dan perempuan adalah, perempuan mampu merasakan dan mengartikulasikan persaan mereka. Berbeda dengan laki-laki, karena pengkondisian maskulinitas mereka tidak dapat mersakan dan mengartikulasikan persaan mereka sehingga menjadikan mereka pekerja yang produktif dan efektif.

Horn (dalam Metia, 2004) mengatakan bahwa intensi merupakan sebuah istilah yang terkait dengan tindakan dan merupakan unsur penting dalam sejumlah tindakan, yang menunjuk pada keadaan pikiran seseorang yang diarahkan untuk melakukan sesuatu tindakan yang senyatanya dapat atau tidak dapat dilakukan, dan diarahkan entah pada tindakan sekarang atau pada tindakan yang akan datang. Intensi memainkan peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yaitu menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam, diyakini dan diinginkan oleh seseorang dengan tindakan tertentu. Oleh karena itu menurut Choo & Wong (Indarti dan Rostiani, 2008) intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi seorang wirausaha.

(20)

13

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan mahasiwa memiliki intensi intensi berwirausaha yang tinggi. Dengan memiliki aspek sikap dan kontrol perilaku yang tinggi. Tetapi rendah pada aspek norma subyektif.

Saran kepada orang tua maupun orang terdekat untuk memberikan dukungan bentuk apapun kepada mahasiwa yang ingin melakukan wirausaha. Selain itu, lebih tersedianya sarana sebagai penunjang seseorang untuk menjadi wirausaha. Adanya pendidikan formal yang mengajarkan dasar untuk mahasiwa belajar menjadi wirausaha. Karena pada realita yang ada, banyak mahasiswa yang memepunyai niatan untuk berwirausaha. Hal ini dilihat dari hasil sikap dan kontrol perilaku dalam berwirausaha yang tinggi.

Saran kepada penelitian selanjutnya supaya lebih bisa memberikan gambaran faktor apa saja dalam norma subjektif yang bisa mendukung atau menghambat mahasiswa dalam berwirausaha. Agar dikaji kebih jauh apa saja yang menjadi faktor pendukung mahasiswa dalam berwirausaha.

REFERENSI

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ajzen, I (2006). The theory of planned behavior. Retrived Desember, 19,2015 from: 5.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

Caecilia S. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha siswa SMK. jurnal pendidikan vokasi, Vol 2, 119-120.

Friedman & Schustack. (2008). Kepribadian: teori klasik & riset modern. (Alih Bahasa: Fransiska Dian Ekarini, S. Psi., Maria Hani dan Andrea Provita Prima). Jakarta: Erlangga.

Indarti, N and Stein, K. (2008). Determinants of entrepreneurial intention: the case of

norwegian student, Gadjah Mada International Journal of Business. (Vol. 5, No. 1). pp.

79-95.

Kasmir. (2011). Kewirausahaan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud. (2013). Program Wirausaha Mahasiswa (PMW). Diunduh dari: http://www.dikti.go.id/page_id=447&lang=id, pada tanggal 2 Februari 2014.

Koranti, K. (2013. Analisis pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap minat berwirausaha. (Vol. 5, ISSN: 1858 – 2559)

(21)

14

Impresa/Small Business, Iss. 3: 11-35.

Mandagi, M. (2014). Strategi perguruan tinggi dalam mewujudkan entrepreneurial campus.

Jurnal Kajian Pendidikan. ISSN 2088-1290. 257 – 258

Marcer, J., & Clayton, D., (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

Indarti, N. & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa: studi perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia.” jurnal ekonomika dan bisnis Indonesia. (Vol. 23, No. 4). Diunduh dari http://directory.umm. ac.id/Wirausaha/indarti-rostiani-jebi-2008.pdf, tanggal 10 Februari 2014.

Nurazizah, R. (2011). Hubungan efikasi diri dengan minat kewirausahaan pada mahaiswa.

Jurnal fakultas ekonomi universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Santrock, J (2002). Perkembangan masa hidup. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sarwoko, E. (2011). Kajian empiris entrepreneur intention mahasiswa. Jurnal Ekonomi

Bisnis (Vol. 16, No. 2). Hlm. 129-130.

Suharti, L. & Sirine, H. (2015) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan

(Entrepreneurial Intention). (Vol. 13, No, 2). Hlm. 132-133

Sumarsono, H. (2013) Faktor-faktor yang mempengarui intensi wirausaha universitas muhammadiyah malang. (Vol. 11, No 2). pp.65-66

Suryana, Y. & Bayu, K. (2011). Kewirausahaan: pendekatan karakteristik wirausahawan

sukses. Jakarta: Prenada Media Group.

Suryana. (2009). Kewirausahaan pedoman praktis: kiat dan proses menjuju sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2015). Penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Uyanto, S. (2009) Pedoman analisis data dengan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wibowo, Muladi (2011). Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha lulusan SMK.

Jurnal Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik. (Vol. 6, No. 2) Hlm

115

Wijaya, T. (2007). Hubungan adversity intelligence dengan intensi berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMK N 7 Yogyakarta).” Jurnal Ekonomi Manajemen, Fakultas

(22)

15

(23)

BLUE PRINT

variabel favorable unfavorable total

Norma subyektif 1,2,3,4,5,6 13,14,15,16,17,18 12

Sikap 19,20,21,22,23,24 7,8,9,10,11,12 12

Control perilaku 31,32,33,34,35,36 25,26,27,28,29,30 12

(24)

SKALA INTENSI BERWIRAUSAHA

A. Identitas

Nama /Inisial : ... Jenis Kelamin : ... Usia : ... Status : ...

B. Petunjuk Pengisian

Berikut terdapat skala yang berisi 36 pernyataan. Setiap pernyataan terdapat 4 pilihan jawaban, diantaranya:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Tidak Setuju

Tugas saudara adalah memilih satu pilihan jawaban pada setiap pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya. Dalam skala ini tidak ada pilihan jawaban yang mengandung nilai benar dan salah.

Berilah tanda Check List (√) pada pilihan jawaban yang menurut saudara paling sesuai dengan diri saudara saat ini.

(25)

SKALA INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PSIKOLOGI

No Pernyataan SS S TS STS

1 Sahabat saya beranggapan saya mampu membangun usaha yang menjajikan penghasilan yang baik

2 Sahabat saya menilai saya mampu berkomunikasi dengan baik sehingga menunjang usaha

3 Keluarga mendukung untuk menjadi wirausaha

4 Meskipun mengarahan menjadi pegawai, tapi orang tua lebih mendukung menjadi wirausaha

5 Orang tua memberikan modal usaha saya

6 Lingkungan mendukung untuk menjadi wirausaha 7 Saya mersa tidak mampu berkomunikasi dengan

baik,sehingga susah dalam memasarkan produk/jasa yang saya rintis nanti

8 Saya tidak yakin dapat membangun usaha sendiri 9 Saya berpeluang lolos seleksi menjadi pegawai negeri

sipil

10 Saya tidak mengetahui pemerintah mennyediakan modal usaha.

11 Berwirausaha menghabiskan waktu dengan hal yang belum pasti hasilnya berkomunikasi yang bisa menunjang perkembangan usaha.

15 Keluarga tidak mendukung dalam berwirausaha 16 Keluarga menyarankan untuk menjadi pegawai

17 Orang tua tidak mampu memberikan modal pada usaha saya

18 Lingkungan memberikan nilai negative pada wirausaha 19 Saya yakin bisa menghadapi kendala yang ada dalam

persaingan berwirausaha

20 Saya lebih menyukai membangun sebuah usaha sendiri. 21 MEA (Masyarakat ekonomi ASEAN) akan menjadi

sarana dalam membesarkan usaha saya

22 Saya melakukan apapun demi kemajuan usaha.

23 Saya yakin dapat menciptakan usaha yang berbeda dari orang lain.

(26)

memudahkan untuk berwirausaha

25 pemerintah tidak memfasilitasi bagi usaha kecil menengah

26 ketika ada hambatan dalam membangun usaha saya, saya akan mudah menyerah

27 Banyaknya barang impor membuat susah bersaing dalam berwirausaha

28 Saya tidak mampu bersaing dalam MEA karena produk/jasa yang akan saya buat tidak diminati

29 pesaing di dunia usaha menyulitkan saya dalam berwirausaha

30 sulit berinovasi dalam menciptakan produk/jasa yang diminati dimsarakat

31 Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah telah menyediakan dana buat UKM, sehingga mempermudah saya dalam mencari modal

32 Menjadi wirausaha lebih menjamin masa depan dalam

financial

33 Negara dikatakan maju ketika penduduknya 12% seorang wirausaha menjadikan saya tertarik menjadi seorang wirausaha.

34 Meningkatnya konsumsi masyarakat membuka peluang seseorang untuk berwirausaha

35 Perbankan lebih mudah memberikan modal pada wirusaha

(27)

Reliability Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 130 100.0

Excludeda 0 .0

Total 130 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.661 13

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

7 2.25 .626 130

8 2.25 .778 130

9 2.96 .640 130

10 2.55 .727 130

11 2.13 .875 130

12 2.75 .626 130

19 3.08 .623 130

20 3.25 .614 130

21 3.23 .699 130

22 3.32 .529 130

23 3.09 .709 130

24 3.35 .669 130

(28)

Reliability Norma Subyektif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 130 100.0

Excludeda 0 .0

Total 130 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.672 13

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

1 2.95 .487 130

2 3.06 .581 130

3 3.07 .649 130

4 2.68 .749 130

5 2.75 .694 130

6 2.86 .668 130

13 2.16 .668 130

14 2.15 .683 130

15 2.16 .657 130

16 2.91 .687 130

17 2.21 .679 130

18 1.98 .577 130

(29)

Reliability Kontrol Perilaku

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 130 100.0

Excludeda 0 .0

Total 130 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.819 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

25 2.17 .759 130

26 1.97 .725 130

27 2.61 .742 130

28 2.18 .720 130

29 2.32 .770 130

30 2.33 .830 130

31 3.13 .627 130

32 3.22 .760 130

33 2.21 .712 130

34 2.44 .854 130

35 2.90 .680 130

(30)
(31)

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(32)

20 Pearson Correlation -.270** -.456** -.054 .047 -.264** -.053 .673** 1 .332** .372** .533** .270** .390**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .543 .593 .002 .550 .000 .000 .000 .000 .002 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

21 Pearson Correlation .078 -.162 .124 -.314** -.088 .152 .471** .332** 1 .431** .410** .388** .558**

Sig. (2-tailed) .380 .065 .160 .000 .321 .083 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

22 Pearson Correlation -.127 -.152 .265** -.034 -.107 .056 .389** .372** .431** 1 .501** .142 .518**

Sig. (2-tailed) .151 .083 .002 .697 .227 .524 .000 .000 .000 .000 .106 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

23 Pearson Correlation -.140 -.308** .042 -.100 -.232** -.191* .684** .533** .410** .501** 1 .339** .488**

Sig. (2-tailed) .111 .000 .635 .258 .008 .029 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

24 Pearson Correlation -.124 -.258** -.131 -.055 -.318** .087 .132 .270** .388** .142 .339** 1 .277**

Sig. (2-tailed) .161 .003 .137 .531 .000 .328 .134 .002 .000 .106 .000 .001

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

Sikap Pearson Correlation .343** .192* .460** .334** .281** .444** .486** .390** .558** .518** .488** .277** 1

Sig. (2-tailed) .000 .029 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

(33)
(34)

35 Pearson Correlation

.003 -.085 .075 .210* .018 .087 .158 .103 .155 .049 1 .096 .253**

Sig. (2-tailed) .973 .337 .395 .016 .841 .328 .073 .242 .078 .577 .276 .004

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

36 Pearson

Correlation

.321** .427** .125 .397** .702** .936** .034 -.102 .407** .785** .096 1 .776**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .158 .000 .000 .000 .699 .249 .000 .000 .276 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

Control Perilaku

Pearson Correlation

.550** .677** .456** .771** .763** .791** .256** .652** .773** .716** .253** .776** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .004 .000

N 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130

(35)

Frequencies

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 19 9 6.9 6.9 6.9

20 13 10.0 10.0 16.9

21 22 16.9 16.9 33.8

22 36 27.7 27.7 61.5

23 21 16.2 16.2 77.7

24 26 20.0 20.0 97.7

25 3 2.3 2.3 100.0

Total 130 100.0 100.0

Frequencies

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid L 62 47.7 47.7 47.7

P 68 52.3 52.3 100.0

(36)

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Norma Subyektif * Usia 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Sikap * Usia 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Control Perilaku * Usia 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Report

Usia Norma Subyektif Sikap Control Perilaku

19 Mean 32.56 34.56 26.56

N 9 9 9

Std. Deviation 2.455 3.812 3.745

20 Mean 32.38 34.46 30.54

N 13 13 13

Std. Deviation 1.895 2.259 7.172

21 Mean 30.77 33.59 29.68

N 22 22 22

Std. Deviation 3.176 3.050 3.772

22 Mean 30.61 34.39 29.42

N 36 36 36

Std. Deviation 3.227 2.881 5.949

23 Mean 31.52 35.62 31.10

N 21 21 21

Std. Deviation 2.657 4.248 5.069

24 Mean 29.69 33.42 30.23

N 26 26 26

Std. Deviation 3.609 2.656 4.744

25 Mean 31.33 32.00 32.00

N 3 3 3

Std. Deviation 3.786 1.732 3.606

Total Mean 30.93 34.22 29.87

N 130 130 130

(37)

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Norma Subyektif * jenis kelamin 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Sikap * jenis kelamin 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Control Perilaku * jenis kelamin 130 100.0% 0 .0% 130 100.0%

Report

jenis kelamin Norma Subyektif Sikap Control Perilaku

L Mean 30.29 33.71 30.29

N 62 62 62

Std. Deviation 3.306 2.831 5.271

P Mean 31.51 34.69 29.49

N 68 68 68

Std. Deviation 2.868 3.391 5.205

Total Mean 30.93 34.22 29.87

N 130 130 130

(38)

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Norma Subyektif 130 25 39 30.93 3.133

Sikap 130 28 43 34.22 3.163

Control Perilaku 130 18 45 29.87 5.232

Valid N (listwise) 130

Correlations

Correlations

Norma Subyektif Sikap Control Perilaku

Norma Subyektif Pearson Correlation 1 .276** .641

Sig. (2-tailed) .001 .000

N 130 130 130

Sikap Pearson Correlation .276** 1 .682

Sig. (2-tailed) .001 .000

N 130 130 130

Control Perilaku Pearson Correlation .641 .682 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 130 130 130

(39)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia * jenis kelamin 130 96.3% 5 3.7% 135 100.0%

usia * jenis kelamin Crosstabulation

Count

jenis kelamin

Total

1 2

usia 19 9 0 9

20 10 3 13

21 9 13 22

22 21 15 36

23 13 8 21

24 6 20 26

25 0 3 3

Total 68 62 130

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .408 .000

Interval by Interval Pearson's R .348 .072 4.194 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .320 .079 3.826 .000c

N of Valid Cases 130

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

(40)

Crosstabs

usia * jenis kelamin Crosstabulation

Count

jenis kelamin

Total

1 2

usia 19 9 0 9

20 10 3 13

21 9 13 22

22 21 15 36

23 13 8 21

24 6 20 26

25 0 3 3

Total 68 62 130

Crosstabs

Norma Subyektif * usia Crosstabulation Count

Usia

Total 19 20 21 22 23 24 25

Norma

Subyektif 25 26 0 0 0 0 1 3 0 1 0 2 3 2 0 0 5 7

27 0 0 0 7 1 7 1 16

28 0 0 1 4 0 1 0 6

29 0 1 0 4 0 0 0 5

30 2 1 2 0 3 0 0 8

31 1 2 5 7 4 6 0 25

32 2 3 1 4 1 0 0 11

33 2 2 8 4 4 3 1 24

(41)

35 0 0 0 3 1 2 0 6

36 0 1 0 0 0 0 0 1

37 0 0 1 0 0 0 0 1

38 1 0 0 1 0 1 0 3

39 0 0 0 1 0 0 0 1

Total 9 13 22 36 21 26 3 130

Sikap * usia Crosstabulation Count

usia

Total

19 20 21 22 23 24 25

Sikap 28 0 0 0 1 1 2 0 4

30 0 0 1 0 0 0 0 1

31 0 2 3 3 2 6 2 18

32 5 2 8 6 2 2 0 25

33 1 0 2 7 1 1 0 12

34 0 1 2 3 3 4 1 14

35 0 2 1 4 1 5 0 13

36 0 5 2 3 7 5 0 22

37 1 0 0 5 0 0 0 6

38 0 1 2 1 0 0 0 4

39 1 0 0 1 0 1 0 3

40 0 0 0 1 0 0 0 1

42 1 0 0 1 0 0 0 2

43 0 0 1 0 4 0 0 5

(42)

Control Perilaku * usia Crosstabulation Count

usia

Total

19 20 21 22 23 24 25

Control

Perilaku 18 20 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2

21 0 1 0 1 0 1 0 3

22 0 0 0 0 0 2 0 2

23 0 1 0 0 1 0 0 2

24 0 0 0 1 0 0 0 1

25 2 3 0 2 2 2 0 11

26 0 1 3 2 0 1 0 7

27 2 0 3 4 2 0 0 11

28 1 0 2 11 3 3 0 20

29 2 2 0 2 2 2 1 11

30 0 0 4 0 2 1 0 7

31 1 0 3 4 0 0 1 9

32 0 0 1 0 3 5 0 9

33 0 0 1 0 0 4 0 5

34 0 0 1 0 0 2 0 3

35 0 0 2 1 1 1 0 5

36 0 1 1 1 0 0 1 4

37 0 0 0 1 0 0 0 1

38 0 0 0 0 2 0 0 2

39 0 2 0 2 3 2 0 9

40 0 2 0 0 0 0 0 2

45 0 0 0 2 0 0 0 2

(43)

Crosstabs

Norma Subyektif * jenis kelamin Crosstabulation Count

jenis kelamin

Total

1 2

Norma Subyektif 25 2 3 5

26 1 6 7

27 5 11 16

28 3 3 6

29 4 1 5

30 6 2 8

31 10 15 25

32 10 1 11

33 12 12 24

34 8 3 11

35 4 2 6

36 0 1 1

37 1 0 1

38 1 2 3

39 1 0 1

(44)

Sikap * jenis kelamin Crosstabulation Count

jenis kelamin

Total

1 2

Sikap 28 1 3 4

30 1 0 1

31 6 12 18

32 15 10 25

33 5 7 12

34 8 6 14

35 9 4 13

36 11 11 22

37 1 5 6

38 2 2 4

39 2 1 3

40 1 0 1

42 2 0 2

43 4 1 5

(45)

Control Perilaku * jenis kelamin Crosstabulation Count

jenis kelamin

Total

1 2

Control Perilaku 18 2 0 2

20 1 1 2

21 1 2 3

22 0 2 2

23 2 0 2

24 1 0 1

25 7 4 11

26 3 4 7

27 6 5 11

28 13 7 20

29 7 4 11

30 1 6 7

31 3 6 9

32 4 5 9

33 3 2 5

34 0 3 3

35 3 2 5

36 2 2 4

37 1 0 1

38 2 0 2

39 4 5 9

40 2 0 2

45 0 2 2

(46)

Scoring dan Analisis T-Score Intensi Berwirausaha (Total)

No Nama usia jenis kelamin 1 2 3 4 5 6 13 14 15 16 17 18

T-Score (Total)

Kategori

1 devita 20 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.1 1

2 diah 21 P 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 4 2 51 2

3 b 21 L 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 51.14 2

4 bs 22 L 2 2 2 1 3 3 3 4 3 4 4 2 49.37 1

5 agus anang 21 L 4 3 4 3 4 4 2 1 1 4 2 1 51 2

6 be 22 L 3 2 4 4 3 3 2 2 2 3 2 1 51.55 2

7 anc 24 L 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 52.09 2

8 f 24 P 3 3 4 2 3 4 2 1 2 4 3 2 50.73 2

9 my 24 P 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 1 51.14 2

10 adi 21 L 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 51.14 2

11 na 21 L 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 50.6 2

12 novandi ari 22 L 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 2 1 51 2

13 arif nafik 21 L 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 51.14 2

14 Eat 23 P 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.28 2

15 tias 21 P 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 51.41 2

16 la 23 P 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 50.73 2

17 lilis 22 P 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 51.82 2

18 wt 23 L 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.1 1

19 a 19 P 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 51.14 2

(47)

21 risk dwi 24 L 3 3 3 4 3 2 1 1 2 2 1 1 53.18 2

22 is 22 P 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 2 2 50.87 2

23 sf 21 P 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51.41 2

24 usye' 24 P 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 51 2

25 dh 24 L 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51.55 2

26 t 22 L 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 51.96 2

27 riri 20 P 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 2 2 51.28 2

28 ns 23 P 3 4 2 4 2 3 2 2 4 3 2 2 49.91 1

29 ap 23 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.1 1

30 inda 22 P 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 51.96 2

31 tb 21 L 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.55 2

32 yp 23 L 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 51.82 2

33 sl 24 L 3 3 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 50.19 2

34 lucy 21 P 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 1 52.5 2

35 dt 22 L 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 52.09 2

36 ja 20 P 3 3 4 4 4 2 2 1 2 2 1 4 52.36 2

37 begenk 22 P 3 4 2 2 2 1 1 3 3 1 3 4 51.41 2

38 wp 22 L 3 3 4 2 4 4 2 2 2 4 2 3 49.23 1

39 na 22 P 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 1 50.6 2

40 ap 24 L 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 2 2 51 2

41 rd 21 P 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 49.91 1

42 la 20 P 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 52.36 2

43 p 22 P 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 2 2 50.6 2

44 dito 25 L 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 49.91 1

(48)

46 rp 19 P 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 52.09 2

47 riris 20 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.1 1

48 cindy 20 P 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 51.55 2

49 t 22 P 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 52.09 2

50 my 21 L 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51.55 2

51 t 23 L 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 51 2

52 kh 22 P 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 51 2

53 nh 22 P 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 51.96 2

54 ap 23 P 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 51.28 2

55 fitr 21 P 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 51.96 2

56 bd 21 L 3 4 2 4 2 3 2 2 4 3 2 2 49.91 1

57 adi 24 L 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 51.55 2

58 w 19 P 3 4 2 4 2 3 2 2 4 3 2 2 50.05 2

59 gisol 24 L 3 3 3 2 3 4 2 4 2 4 4 4 49.91 1

60 sh 24 L 3 3 3 4 3 2 1 1 2 2 1 3 53.45 2

61 rara 22 P 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.55 2

62 ar 21 L 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.55 2

63 roni 24 L 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 50.73 2

64 wanda 22 P 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 51.14 2

65 ze 22 P 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 51.68 2

66 fani 22 P 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.55 2

67 eno 24 L 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 51.82 2

68 yessi 19 P 3 3 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 50.19 2

69 apin 20 L 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 51.82 2

(49)

71 e 19 P 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 52.09 2

72 sodik 25 L 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 50.87 2

73 linda 21 P 3 4 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 52.09 2

74 dina 22 P 3 3 4 2 4 4 2 2 2 4 2 3 48.96 1

75 n 20 P 4 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 49.23 1

76 nh 23 P 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 52.36 2

77 tz 22 L 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 1 52.5 2

78 lia 23 L 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 51.41 2

79 ap 23 L 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 52.5 2

80 sigit 23 L 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 50.73 2

81 Afifah 22 P 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 51.41 2

82 Hazqiyah 22 P 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 51.55 2

83 Zulfa 22 P 3 3 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 50.32 2

84 Hendra 24 L 3 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 51.14 2

85 Fazat 19 P 3 3 4 4 4 4 1 2 1 4 2 1 51.96 2

86 Abdan 20 L 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 4 2 50.73 2

87 Darko 22 L 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 1 51 2

88 Adibah 19 P 3 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 2 50.6 2

89 Dwi 25 L 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 52.09 2

90 Amelia 21 P 3 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 2 49.78 1

91 Saidah 22 P 3 2 3 2 3 3 4 2 1 3 2 1 50.05 2

92 Wulan 20 P 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 49.23 1

93 Eka 23 P 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 50.05 2

94 Taufik 22 L 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 2 1 49.1 1

(50)

96 Ibrahim 24 L 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 49.78 1

97 Indah 19 P 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 51.28 2

98 Kamil 24 L 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 50.46 2

99 Irman 24 L 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 51.14 2

100 Fitriana 23 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.23 1

101 Iftitah 20 P 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 49.23 1

102 Fenny 23 P 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 50.05 2

103 Husni 22 L 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 2 1 49.1 1

104 Saifullah 23 L 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 50.87 2

105 Nasichun 24 L 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 49.78 1

106 Niken 19 P 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 51.28 2

107 Satrio 24 L 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 50.46 2

108 Rahmatullah 24 L 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 2 51.14 2

109 Risa 23 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.23 1

110 Andre 22 L 2 2 2 1 3 3 3 4 3 4 4 2 49.37 1

111 Zedi 21 L 4 3 4 3 4 4 2 1 1 4 2 1 51 2

112 Wildi 22 L 3 2 4 4 3 3 2 2 2 3 2 1 51.55 2

113 Aan 24 L 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 52.09 2

114 Happy 24 P 3 3 4 2 3 4 2 1 2 4 3 2 50.73 2

115 Cintya 24 P 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 1 51.14 2

116 Aryo 21 L 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 51.14 2

117 Fadli 21 L 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 50.6 2

118 Tito 22 L 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 2 1 51 2

119 Rahmad 21 L 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 51.14 2

(51)

121 Hisma 24 L 3 3 3 4 3 2 1 1 2 2 1 1 53.18 2

122 Nuriza 22 P 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 2 2 50.87 2

123 Milly 21 P 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51.41 2

124 Kumaliah 24 P 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 51 2

125 Dhimas 24 L 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51.55 2

126 Firman 22 L 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 51.96 2

127 Lindha 20 P 3 3 3 2 3 4 2 2 2 4 2 2 51.28 2

128 Resi 23 P 3 4 2 4 2 3 2 2 4 3 2 2 49.91 1

129 Uswah 23 P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 49.1 1

130 Ratna 22 P 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 51.96 2

Rendah (1) 25

Tinggi (2) 105

(52)

Scoring dan Analisis T-Score Intensi Berwirausaha (Sikap)

No Nama usia jenis kelamin 7 8 9 10 11 12 19 20 21 22 23 24 Sikap

T-Score

Kategori

1 devita 20 P 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 36 50.44 2

2 diah 21 P 2 2 4 3 2 3 3 3 1 3 3 1 30 52.34 2

3 b 21 L 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 32 51.7 2

4 bs 22 L 4 4 4 1 3 3 2 2 4 3 2 3 35 50.75 2

5 agus anang 21 L 1 1 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 36 50.44 2

6 be 22 L 2 2 1 3 2 3 3 3 4 3 3 4 33 51.39 2

7 anc 24 L 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 31 52.02 2

8 f 24 P 2 2 2 3 1 2 3 4 2 3 3 4 31 52.02 2

9 my 24 P 3 4 3 4 1 3 3 4 2 2 3 3 35 50.75 2

10 adi 21 L 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 32 51.7 2

11 na 21 L 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 38 49.81 1

12 novandi ari 22 L 2 2 3 2 1 4 4 4 4 4 3 4 37 50.12 2

13 arif nafik 21 L 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 31 52.02 2

14 Eat 23 P 2 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 34 51.07 2

15 tias 21 P 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 32 51.7 2

16 la 23 P 2 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 36 50.44 2

17 lilis 22 P 2 2 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 34 51.07 2

18 wt 23 L 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 36 50.44 2

19 a 19 P 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 32 51.7 2

20 faiz 20 L 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 31 52.02 2

Gambar

Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka  ...................................................................
Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Tabel 2. Indeks Validitas dan Reliabilitas Skala Intensi Berwirausaha
Tabel 3. Deskripsi subjek berdasarkan identitas responden
+3

Referensi

Dokumen terkait

Eksistensi madrasah tidak bisa dipisahkan dari kesadaran masyarakat muslim akan pentingnya pendidikan, dari mulai isiniatif pendiriannya, tanah dan bangunan,

selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan ijin, bimbingan, dan pengarahan yang berharga selama Praktek

Seluruh populasi kelelawar anggota Subordo Microchiroptera di gua Lawa Temandang terdiri dari 5.747 individu, artinya populasi kelelawar di dalam gua Lawa Temandang mampu memangsa

Konsep pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam adalah Pendidikan karakter berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah memiliki kesamaan dengan yang

pelabuhan laut dan jetti Pelabuhan Perikanan Idi Rayeuk itu, ikan dari pantai Aceh.. Timur, akan bisa menyentuh langsung pasar Internasional, sehingga

Dalam kegiatan perusahaan untuk meningkatkan penjualan sudah melakukan input data konsumen dan penjualan dengan cara online, hanya saja itu terpaku pada mobil baru,

Dalam hal ini informan yang terjaring peneliti yaitu: kepala sekolah dan guru-guru yang berada di MTs Madinatussalam berjumlah 3 (tiga) orang guru. Hasil penelitian

Melalui kegiatan mengamati video pembelajaran tema 3 subtema 4 pembelajaran 5 &amp; 6 pada kanal youtube dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=_ g139mw7lNKs , siswa