• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA YANG BEKERJA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasa marah, jengkel, senang, bosan dan tertekan dengan kuliah dengan pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dan pekerjaannya yang akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar dan bekerja di perguruan tinggi. Mahasiswa yang belajar dan bekerja dituntut tidak hanya mempunyai ketrampilan teknis tetapi juga memiliki kecerdasan emosi, daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mempunyai wawasan luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata atau masyarakat.

Salah satu cara yang bisa digunakan mahasiwa untuk mengembangkan sikap mampu mengenal emosi adalah mengembangkan sikap empati yaitu mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan menumbuhkan hubungan saling percaya dengan orang lain. Mahasiswa yang mudah kecewa dan menarik diri dari teman-temannya akan mengalami konflik dalam dirinya dengan orang lain. Ia tidak mampu dalam membina hubungan dengan orang lain, sehingga mahasiswa tersebut tidak mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Penanganan emosi yang baik dalam menghadapi perasaan kekecewaan dan perasaan-perasaan negatif dari orang lain memerlukan penanggulangan secara mendalam dan membutuhkan proses intervensi.

(2)

2

Berkaitan dengan penerapan Kecerdasan Emosional di tempat kerja, oleh Travis Bradberry dan Jead Greaves telah dilakukan penelitian dan tes uji coba dan hasil penemuannya secara akurat menunjukkan tiga kebenaran sederhana yang menangkap esensi dari kecerdasan emosional. Salah satu dari kebenaran itu adalah Semakin Tinggi Jabatan, Semakin Rendah EQ. Skor Kecerdasan Emosional meningkat bersama peningkatan jabatan, mulai dari jenjang karyawan hingga manajemen menengah. Para manajer adalah jabatan yang memiliki skor kecerdasan emosional tertinggi di dunia kerja. Namun, diatas jabatan tersebut terdapat trend penurunan skor kecerdasan emosional. Skil kecerdasan emosional menurun tajam mulai dari jabatan direktur dan seterusnya. Sebagian besar pemimpin mendapatkan promosi jabatan karena pengetahuan mereka atau seberapa lama mereka telah bekerja, bukan karena skil mereka mengelola orang lain dan pekerjaan. Begitu mereka sampai di jabatan tingkat atas, maka mereka benar-benar hanya memiliki kesempatan yang sangat sedikit untuk berinteraksi dengan para staf. Di kalangan eksekutif sekalipun, tetap saja mereka yang memiliki skor skil kecerdasan emosional yang tinggi akan menjadi pelaku terbaik. Skil kecerdasan emosional adalah skil yang paling penting dalam menunjukkan prestasi kerja dibandingkan skil-skil kepemimpinan lainnya (http://www.denpasarkota.go.id/main.php).

Dalam penelitiannya Brown (2003) mengemukakan bahwa emosi berfungsi untuk menjelaskan hasil perkembangan karir dan perilaku. Dalam penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa pengalaman emosional dan ekspresi dapat memainkan peran penting dalam proses karir dan bahwa komitmen karir dan pengambilan keputusan mungkin lebih dari sekedar latihan kognitif.

Lebih lanjut menurut penelitian Moghadam dan Amin (2011) tentang hubungan antara kecerdasan emosi dan menajemen gaya pengambilan keputusan didapatkan reliabilitas Alpha Cronbach 0,71 untuk pengambilan keputusan dan 0,82 untuk kecerdasan emosi yang berarti diterima. Kecerdasan emosi dengan pengambilan keputusan memiliki hubungan yang positif. Apabila kecerdasan emosinya baik maka pengambilan keputusannya baik pula.

(3)

3

keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat menanggulangi emosi mereka sendiri dengan baik, dan memperhatikan kondisi emosinya, serta merespon dengan benar emosinya untuk orang lain.

Fenomena yang menarik bagi peneliti adalah kecerdasan emosi pada mahasiswa yang bekerja. Hal ini menjadi obyek yang menarik untuk dikaji, karena kecerdasan emosi berfungsi sebagai kemampuan memantau emosi dalam diri sendiri. Seperti mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan dengan orang lain. Karena itu kecerdasan emosi penting untuk meraih sukses dalam kehidupan. Masalah yang terjadi dalam emosi pada mahasiswa yang bekerja sering adanya emosi-emosi negatif sepeti tidak dapat mengenali emosi dari diri sendiri diungkapkan dengan rasa marah, jengkel, sedih, dan kadang-kadang iri hati yang beimbas pada pekejaan mereka sehingga mereka memnjadi malas bekerja, pulang lebih awal, dan tidak bekerja keesokan harinya karena malas. Hal tersebut menjadi tidak pantas bagi peneliti karena itu merupakan perilaku yang tidak seharusnya dilakukan. Mahasiswa yang bekerja pasti telah mengetahui konsekuensi yang ada ketika telah mengambil keputusan untuk bekerja. Emosi negatif mereka sering muncul saat ada costumer yang dirasa menjengkelkan, emosi lain sering muncul saat teman kerja dirasa membuat mereka tersinggung dengan perkataan maupun perbuatan yang berimbas pada kinerja mereka di tempat kerja. Kejadian tersebut harusnya tidak terjadi karena mahasiswa yang bekerja memiliki pengendalian emosi yang baik dari kecerdasan emosi yang mereka miliki agar membina hubungan dengan orang lain bisa berjalan dengan baik di tempat kerja maupun di masyarakat.

(4)

4

Pada emosi yang jengkel biasanya adanya rasa tidak suka terhadap orang-orang yang ada di sekitar tempat kerja. Hal yang sering terjadi dalam tempat kerja biasanya iri terhadap teman, jengkel karena dimarahi atasan, marah karena teman kerja dan dengan pelanggan. Masalah tempat kerja yang berhubungan dengan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang bekerja, mereka tidak mampu menahan emosi negatif akibatnya berpengaruh terhadap kerja mereka.

Dalam proses belajar sambil bekerja pada mahasiswa , kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah dan pekerjaannya. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar dan bekerja mahasiswa pada mahasiswa (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami mahasiswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence mahasiswa .

Kecerdasan emosi mempunyai peran penting terhadap diri seseorang dan perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang dalam masyarakat kelak dan sebagai pegangan hidup dalam menghadapi kehidupan, sehingga akan membuat seluruh potensi yang ada pada diri seseorang dapat berkembang lebih optimal. Dengan mempunyai kecerdasan emosi yang baik maka seseorang akan mampu mengendalikan impuls-impuls yang ada dan dapat diarahkan sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

(5)

5

Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sebagai salah satu faktor penting , maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti: Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa yang Bekerja”.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana kecerdasan emosi pada mahasiswa yang bekerja ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui kecerdasan emosi pada mahasiswa yang bekerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi perkembangan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja.

(6)

KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

SKRIPSI

Oleh: Alfa Yaumil Azizah

08810204

FAKULTAS PSIKOLOGI

(7)

KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Alfa Yaumil Azizah

08810204

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan pemilik semesta alam yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa yang Bekerja”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra, Siti Suminarti Fasikhah, M.si dan Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi subyek penelitian bagi peneliti, hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas D yang telah memberikan semangat.

(12)

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan segala kebaikan kita semua dengan balasan yang lebih baik.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 25 Agustus 2012

Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian Kecerdasan Emosi ... 6

2. Aspek-aspek Emosi ... 8

3. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi ... 12

4. Kecerdasan Emosi di Tempat Kerja ... 13

B. Dewasa Awal 1. Pengertian Dewasa Awal ... 16

2. Tugas tahap Perkembangan ... 17

3. Mahasiswa pada Dewasa Awal ... 17

C. Bekerja ... 18

D. Kecerdasan emosi pada Mahasiswa yang Bekerja ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional ... 22

D. Populasi dan Sampel ... 22

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan data 1. Jenis data ... 23

2. Metode pengumpulan data ... 23

(14)

2. Reliabilitas ... 25

G. Prosedur Penelitian ... 25

H. Teknik Analisa Data ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data…… ... 27

B. Analisa Data ... 28

C. Pembahasan ... 30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor tabel halaman

Tabel 1 Blue print skala kecerdasan emosi ... 24

Tabel 2 Reliabilitas kecerdasan emosi ... 25

Tabel 3 Data subyek berdasarkan jenis kelamin ... 27

Tabel 4 Data subyek berdasarkan usia ... 27

Tabel 5 Data subyek berdasarkan pekerjaan ... 28

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

a. Petunjuk pengisian skala b. Skala kecerdasan emosi

Lampiran 2

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P.(2004). Psikologi kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2003). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,Yogyakarta : Rineka Cipta.

As’ad, M.( 1995). Psikologi industri. Jakarta :PT Rineka Cipta. Azwar, S. (1997). Metode penelitian, Yogyakarta : Pustaka pelajar. Azwar, S. (2006). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2010). Sikap manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Brown, C., Curran, R.G & Smith, M.L. (2003). The role of emotional intelligence in the career commitment and decision making process. Journal of Career Assesment 11 (4), 379-392 (http://jca.sagepub.com/content/11/4/379).

Dureja, G & Singh, S.(2011). Self-confidence and decision making between psychology and physical education students: A comparative study. Journal psychology and physical education and Sport Managemaent 2 (6). 62-65

Goleman, D. (2000). Working with emotional intelegence, (Terjemahan Alex TriKantjono W). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2002). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D.(1995). Emotional intelligence. Alih bahasa: Hermaya, T. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J & De Claire, J. 1997. Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedi Pustaka Utama.

Hadi, S. (2000). Seri program statistik versi 2000. Yogyakarta: UGM Hurlock . (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger . (2002). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta:UGM press.

(18)

Mauludiyah. (2012). Hubungan antara kecenderungan metroseksual dengan kecerdasan emosi pada mahasiswa (skripsi tidak diterbitkan). Malang : UMM.

Moghadam, A & Amin, F. (2011) Study of relationship between emotional intelligence and management decision making styles. Journal World Applied Science12 (7).1017-1025.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Hadinoto, S. R. (2002). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press. Santrock. (2002 ). Life span development edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta : Gramedia.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata. (1987). Metode penelitian. Jakarta : CV Rajawali University Press. Wahyuningsih, A, Sawitri.(2004). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan

prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Jakarta: Universitas Persada Indonesia Y. A. I

Referensi

Dokumen terkait

Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan mengekangnya dengan hanya mewajibkannya duduk di rumah saja. Akan tetapi syariat kita membolehkan dia untuk bekerja

Kedepan perlu dilaksanakan Dynamic Updating Data, agar diperoleh sistem database yang baik dan terpercaya, sehingga data yang dimiliki Kementerian Sosial bisa

Sebagai sekolah yang berada di dalam naungan FIC serta paroki Muntilan tidak serta merta membuat sekolah tersebut menjadi sekolah homogen yang didominasi oleh para

Affiliate Marketing dilakukan oleh para pelaku bisnis online sebagai alat bantu untuk memasarkan produk atau jasa yang mereka jual dengan cara merekrut anggota sebagai reseller

Meskipun objek material kajian sejarah adalah peristiwa masa lalu yang secara hakiki terikat oleh kerangka ruang-waktu, keterhubungan global pada dunia kontemporer menuntut adanya

Dengan ketersediaannya koleksi bahan pustaka yang lengkap dan fasilitas memadai, dibutuhkan sebuah bimbingan atau pendidikan untuk para pengguna perpustakaan

Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam menyiapkan bahan dan data untuk menyusun perencanaan, program kegiatan di bidang

SATUAN HARGA SATUAN KETERANGAN... SATUAN HARGA