1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Anak adalah harapan bagi orang tua bukan hanya sebagai penerus
keturunan tetapi juga mengharapkan anaknya dapat tumbuh menjadi orang yang
sukses di kemudian hari. Kelak akan menjadi kebanggaan orang tua dan menjadi
manusia yang berguna. Namun, tidak semua manusia dilahirkan dalam keadaan
normal. Beberapa diantaranya memiliki keterbatasan baik secara fisik maupun psikis,
sejak awal perkembangan. Salah satu keterbatasan yang dimiliki adalah keterbatasan
anak dalam mendengar dan berbicara atau yang sering disebut juga bisu-tuli atau
penderita tunarungu. Menurut Somantri, 2006 tunarungu dapat diartikan sebagai
suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat
menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengaran.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan dengan
orang lain. Demikian pula anak tunarungu, tidak terlepas dari kebutuhan tersebut.
Akan tetapi karena mereka memiliki kelainan dengan penyesuaian diri terhadap
lingkungan, maka anak tunarungu mengalami kesulitan pula dalam interaksi dengan
orang lain. Untuk mencapai proses perkembangan sosial yang baik anak diharapkan
memiliki interaksi sosial yang baik. Menurut Soekanto (dalam Tri Dayakisni &
Hudaniah, 2003) interaksi sosial sebagai hubungan antar orang per orang atau
dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dibutuhkan pada setiap manusia, baik itu
manusia normal maupun mereka yang memiliki kelainan, khususnya anak tunarungu.
Interaksi sosial salah satunya adalah dapat melakukan komunikasi antara
dua orang atau lebih. Dapat menyampaikan informasi-informasi atau ide-ide yang
diperoleh, sehingga dari proses interaksi sosial itu seseorang dapat bertukar pikiran
(Efendi, 2006). Namun, hal tersebut akan menjadi hambatan bagi anak tunarungu,
yang kita ketahui mereka tidak dapat berbicara atau bahkan mendengar. Hambatan
yang akan dialami oleh anak tunarungu diantaranya adalah mereka memiliki
kesulitan untuk berbicara, contohnya mereka akan mengalami kesulitan untuk
2
mengungkapkan pendapat. Sehingga mereka dapat menutup diri karena kesadaran
dalam susahnya berkomunikasi dan menyesuaikan diri.
Melihat hambatan yang diperoleh anak tunarungu dalam interaksi sosial
maka sejak tahun 1960-an mulai diperkenalkan kombinasi kedua pendekatan, yaitu
dengan kombinasi isyarat dan oral (Efendi, 2006). Kombinasi isyarat dan oral dapat
berupa latihan abjad jari satu tangan dan gerak bibir.
Dalam jurnal Bolajoko O.Olusanya, 2007 yang judulnya Addressing the Global Neglect of Childhood Hearing Impairment in Developing Countries
mengatakan bahwa :
“the number of children worldwide with hearing impairment is increasing, and these children face a number of obstacles and burdens, given that spoken language is the predominant medium of communication and social interaction”
Dapat dijelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bolajoko bahwa
jumlah anak yang mengalami kerusakan pendengaran atau biasa disebut juga dengan
bisu tuli di Negara berkembang semakin meningkat. Hal ini menjadi beban dan
rintangan untuk anak-anak, karena dengan berbicara adalah hal utama dalam
komunikasi dan interaksi sosial. Namun, dapat ditekan untuk anak dalam
menghadapi rintangan tersebut, yaitu dengan adanya orang terdekat anak adalah
keluarga khususnya orang tua.
Anak tunarungu akan melakukan interaksi kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa isyarat tangan, isyarat bibir dan dapat menggunakan alat
pendengaran, walaupun sudah kita ketahui bahwa mereka mengalami kesulitan
dalam interaksi sosial. Namun, mereka pasti akan melakukan interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan bagian dari pembentukan kepribadian pada
setiap anak. Pembentukan kepribadian berasal dari orang terdekat anak yaitu orang
tua. Bagaimana interaksi itu terjadi pada setiap anak itu menentukan bagaimana
kepribadian anak tersebut (Somantri, 2006).
Salah satu modal utama dalam proses interaksi sosial adalah kepribadian
(Efendi, 2006). Kepribadian pada dasarnya merupakan keseluruhan sifat dan sikap
seseorang yang akan menentukan cara-cara yang unik dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui kepribadian anak
3
terhadap lingkungannya.
Kepribadian anak tunarungu bahwa dalam perkembangannya banyak
ditentukan oleh lingkungannya, terutama lingkungan keluarga (Efendi, 2006). Pada
tahun-tahun pertama perkembangan anak tunarungu, intervensi orang tua atau
keluarga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan
kerangka kepribadiannya. Oleh karena itu harmonis tidaknya perkembangan sosial
dan kepribadian seorang anak tunarungu tergantung pada proses komunikasi yang
terjalin antara anak tunarungu dengan lingkungannya yaitu keluarga dan masyarakat
sekitar
Peran orang tua dalam perkembangan anak tunarungu sangatlah penting
karena orang tua dan keluarga adalah lingkungan sosial yang pertama kali dikenal
oleh anak tunarungu, dimana orang tua berkewajiban sebagai pendidik utama bagi
anak tunarungu dalam perkembangan kepribadiannya.
Orang tua dan keluarga juga merupakan lembaga paling utama dan pertama
yang bertanggung jawab ditengah masyarakat dalam menjamin kesejahteraan sosial
dan kelestarian biologis anak (Kartono, 1992).
Peran orang tua dalam menghadapi anak tunarungu yang mengalami
hambatan dalam berinteraksi adalah sangat penting karena keberhasilan mendidik
sangatlah tergantung dari bagaimana orang tua bersikap dan berinteraksi dengan
anak tunarungu pada masa perkembangan. Sehingga anak tunarungu dapat tumbuh
dan berkembang seperti anak normal lainnya, dapat diterima secara layak di
kalangan masyarakat dan memperoleh kehidupan yang normal di masa mendatang
walaupun dengan segala kekurangan yang dimiliki anak tunarungu dalam
berinteraksi dengan orang lain. Tindakan yang salah pada orang tua menghadapi
anak tunarungu yang mengalami banyak hambatan akan menyakitkan anak
tunarungu dalam mengembangkan interaksi sosialnya. Orang tua diharapkan lebih
bersikap matang dan mantap, maupun menciptakan iklim lingkungan yang sehat bagi
perkembangan anak tunarungu.
Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Endang Kristianawati, 2010
dengan skripsi berjudul “Pola Pengasuhan Orang Tua Yang Melatar belakangi
Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunarungu” bahwa pola pengasuhan orang tua
4
tunarungu. Pola pengasuhan orang tua menjadi sangat penting dalam memunculkan
kepercayaan diri anak. Hal ini diduga bahwa pola pengasuhan juga dapat membuat
anak tunarungu tidak mengalami hambatan dalam interaksi sosial dan pola
pengasuhan dapat memunculkan bagaimana peran orang tua.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal mengenai interaksi sosial
anak tunarungu yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu guru SLB Pembina
Lawang dan salah satu orang tua murid. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti
kepada Guru Pembina tingkat SDLB bahwa interaksi sosial anak tunarungu dengan
gurunya cukup baik. Rata-rata anak tersebut mengalami ketunarunguan sedang.
Mereka masih dapat berinteraksi dengan menggunakan isyarat tangan, melihat gerak
bibir. Mereka juga mendapatkan pelajaran disekolah dengan setara kemampuan anak
SDLB tersebut. Mereka selama jam istirahat di sekolah dibebaskan untuk bermain
dengan teman-temannya, bahkan ada yang langsung menemui orang tua mereka
karena sebagian besar dari anak-anak masih ditunggu orang tua disekolah. Namun,
berdasarkan wawancara awal yang dilakukan peneliti kepada salah satu orang tua
murid anak tunarungu di tingkat SDLB, bahwa anak mereka diberi kebebasan untuk
dapat melakukan yang bersifat positif, contohnya anak dibiarkan untuk membeli
makanan dikantin seorang diri atau tanpa ditemani ibu/ayah mereka, dengan tujuan
agar anak mempunyai keberanian sedikit demi sedikit.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa sangat penting sekali peran
orang tua dalam mengembangkan interaksi sosial anak tunarungu yang nantinya
dapat bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Sehingga penulis
mengadakan penelitian yang berjudul “Identifikasi Peran Orang Tua Dalam
5
D.Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis
Dapat memberikan sumbangan ilmiah yang berarti dalam ilmu psikologi,
khususnya psikologi perkembangan dan pendidikan.
2. Secara praktis
Dapat memberikan sumbangan pikiran, saran, serta tindakan yang berarti
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Khususnya orang tua yang memiliki
anak tunarungu agar lebih mengoptimalkan perannya sebagai orang tua agar anak
bisa lebih dapat interaksi sosial dengan orang lain dan juga sebagai masukan bagi
IDENTIFIKASI PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN
INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNARUNGU
SKRIPSI
Oleh :
Swandika Sukma Ciki Prasetya
06810033
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
IDENTIFIKASI PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN
INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNARUNGU
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Swandika Sukma Ciki Prasetya
06810033
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Identifikasi Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Interaksi Sosial Anak Tunarungu”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kapada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Yudi Suharsono, M.Si selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik, sekaligus selaku dosen wali kelas A yang
telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini.
3. Diana Savitri, H, M.Psi selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
dengan kesabarannya membimbing penulis.
4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah memberikan ilmu kepada penulis, hingga akhirnya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
5. Kepala Sekolah SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang yang telah
memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian.
6. Wali Kelas 4 Bu Ifah yang telah membantu memberikan pengarahan selama
penelitian.
7. Siswa di SLB Pembina Malang serta Orang Tuanya atas kerjasamanya dalam
8. Mama tersayang “Endang Sri Prasetyaningsih” yang tak pernah letih
mendo’akan, memberikan semangat dan kasih sayang kepada penulis hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2006, kelas A terima kasih atas
kebersamaan yang telah diberikan selama kita kuliah.
10. Sahabatku Mida yang sudah banyak membantu, menemani, dan memberi
support, kebersamaan ini tak akan terlupakan.
11. Tyas, Amel, Riris, Shinta, dan Pipit yang telah menjadi penyemangat dan selalu
membuatku tertawa dengan celoteh-celotehan kalian.
12. Teman antrianku Riza, Lastri, Shinta yang tidak pernah menyerah dan terus
berjuang untuk mengantri bimbingan bersama.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, tulisan ini adalah sebuah bentuk ketulusan dan harapan untuk
meraih harapan dan cita-cita. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 19 Januari 2012
DAFTAR ISI 1. Pengertian Interaksi Sosial ... 12
2. Latar Belakang Interaksi Sosial... 14
3. Faktor-faktor Terjadinya Interaksi Sosial ... 15
4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksinya Interaksi Sosial... 15
5. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial... 17
5. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Interaksi Sosial Anak Tunarungu ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 29
B. Batasan Istilah ... 30
C. Subyek Penelitian ... 30
D. Metode Pengumpulan Data ... 30
1. Wawancara... 30
2. Observasi... 32
E. Tahapan Penelitian ... 32
G. Keabsahan Data... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek ... 36
B. Data Hasil Penelitian ... 40
C. Analisis Data ... 45
D. Pembahasan... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL
Halaman Nomor Tabel
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Guide Wawancara ... 55
Lampiran 2 Guide Observasi... 59
Lampiran 3 Data Hasil Wawancara ... 61
Lampiran 4 Data Hasil Observasi... 87
Lampiran 5 Tabel 1 Rangkuman Peran Orang Tua ... 92
Lampiran 6 Tabel 2 Ringkasan Perilaku Anak Tunarungu untuk Berinteraksi Sosial dalam Berbagai Setting ... 95
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., Sholeh., & Munawar. (1991). Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
Dagun, S. (2002). Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang: UMM Press
Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hadi, S. (1980). Metodologi research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan anak. Terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zakarsih (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1992). Pengantar ilmu mendidik teoritis. Bandung: Mandar Maju.
Kristianawati, E. (2010). Pola pengasuhan orang tua yang melatar belakangi kepercayaan diri pada penyandang tunarungu (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).
Moleong, L. (2006). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Olusanya, B. O., (2007). Addressing the global neglect of childhood hearing impairment in developing countries, 4, 4, 0626-0630.
Roucek, J., & Roland, L. W. (1984). Pengantar sosiologi. IKAPI: Bina Aksara.
Santoso, S. (2010). Teori-teori psikologi sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Santrock, J. W. (2002). Life span development (Perkembangan masa hidup). Jakarta: Erlangga.
Siahaan, H. (1991). Peranan ibu bapak mendidik anak. Bandung: Angkasa.
Soekanto, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Somantri, T. S. (2006). Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Suhardono, E. (1994). Teori peran konsep, derivasi, dan implikasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Syafei, S. (2006). Bagaimana anda mendidik anak. Bogor: Ghalia Indonesia
Wasito, H. (1995). Pengantar metodologi penelitian buku panduan mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Putaka Utama.