• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Perancangan Sistem Pakar pada Perangkat Mobile untuk Mendiagnosa Penyakit Paru dan Saluran Pernapasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis dan Perancangan Sistem Pakar pada Perangkat Mobile untuk Mendiagnosa Penyakit Paru dan Saluran Pernapasan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENENTUAN

STATUS GIZI PADA ANAK UMUR NOL HINGGA LIMA

TAHUN BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH

MENGGUNAKAN METODE FUZZYMAMDANI

SKRIPSI

FANZI PRAYUGO

061401082

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENENTUAN

STATUS GIZI PADA ANAK UMUR NOL HINGGA LIMA

TAHUN BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH

MENGGUNAKAN METODE FUZZYMAMDANI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Komputer

FANZI PRAYUGO

0 6 1 4 0 1 0 8 2

PROGRAM STUDI S1ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PAKAR

PENENTUAN STATUS GIZI PADA ANAK UMUR NOL HINGGA LIMA TAHUN BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

Kategori : SKRIPSI

Nama : FANZI PRAYUGO

Nomor Induk Mahasiswa : 061401082

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

(Fasilkom-TI) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di Medan, 28 Agustus 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom Drs. Agus Salim Harahap, M.Si NIP. 199203171991021001 NIP. 195408281981031004

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENENTUAN STATUS GIZI PADA ANAK UMUR NOL HINGGA LIMA

TAHUN BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 28 Agustus 2014

(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditetapkan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib diselesaikan guna meraih gelar sarjana komputer padajurusan S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat penulis adalah “analisis dan perancangan sistem pakar pada perangkat mobile untuk mendiagnosa penyakit paru dan saluran pernapasan”. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ketua Jurusan S1 Ilmu Komputer Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom dan Drs. Agus Salim Harahap, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Dosen penguji Bapak Ade Candra ST., M.Kom dan Drs. Marihat Situmorang, M.Kom yang telah memberikan panduan ringkas, padat dan profesional kepada penulis guna penyempurnaan skripsi ini.

3. Sekertaris Jurusan S1 Ilmu Komputer, Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi beserta para pegawai/staff S1 Ilmu Komputer.

4. Keluarga tercinta, kepada ayahanda dan ibunda, Soetrisno Soera dan Alm. Murniaty tercinta serta adik dan kakak yang tidak henti-hentinya mendukung dan mendoakan penulis serta memberikan motivasi dan dukungan baik secara moril dan materil.

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan dimasa mendatang.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis, keluarga, masyarakat, organisasi dan negara.

Medan, 28 Agustus 2014 Penulis

(7)

ABSTRAK

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang mampu meniru kemampuan seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan tertentu untuk mendapatkan solusi yang tepat. Kemampuan penalaran suatu sistem pakar ditentukan oleh suatu mesin inferensi. Banyak kasus yang bisa dijadikan penelitian dalam sistem pakar salah satunya penentuan status gizi dan kalori pada anak. Pada penelitian ini, akan dirancang sebuah sistem pakar penilaian status gizi dan kalori seorang anak menggunakan metode fuzzy mamdani. Sistem ini dapat memberitahukan status gizi dan kalori harian yang dibutuhkannya seorang anak berdasarkan data yang dimasukkan ke dalam sistem tanpa harus berkonsultasi langsung kepada seorang dokter spesialis. Sistem ini juga akan memberikan informasi mengenai artikel kesehatan yang dapat memberitahukan lebih lanjut mengenai status gizi dan kalori harian pada anak sehingga orang tua lebih mudah menentukan pola hidup yang sehat dan gizi yang seimbang dari asupan makanan dan minuman. Pengujian pada sistem dilakukan dengan mencocokkan nilai gizi referensi dengan nilai gizi hasil proses perhitungan dengan metode fuzzy mamdani.

(8)

ANALYSIS AND DESIGN OF EXPERT SYSTEMS TO DETERMINE NUTRITION STATUS IN ZERO TO FIVE YEARS OLD CHILDREN

BASED ON BODY MASS INDEX USING FUZZY MAMDANI METHOD

ABSTRACT

Expert system is a computer-based systems capable of imitating the ability of an expert in solving a problems to get the right solution. Capability of reasoning an expert system determined by a machine inference. Many of the cases which could be researched in expert system one of them is the determination of nutrition status and calories in a child. In this research, would be designed an expert system to assessment nutrition status and calories a child using fuzzy mamdani method. The system can notify the nutrition status and daily calorie required of a child based on the data entered into the system without having to consult directly to a specialist. This system will also give information on the health article who can show more about nutrition status and calories daily on child so that parents can be easier determine pattern of healthy life and balanced of nutritional intake from food and beverages. Testing on a system performed by matching nutritional value a reference with nutritional value the results of the process of calculation with the fuzzy mamdani methods.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 4

1.7 Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Kecerdasan Buatan 6

2.2 Sistem Pakar 7

2.3 Struktur Sistem Pakar 8

2.4 Pengertian Gizi 10

2.4.1 Status Gizi 10

2.4.2 Penilaian Status Gizi 11

2.4.3 Indeks Antropometri 12

2.5 Logika Fuzzy 14

2.5.1 Konsep Himpunan Fuzzy 14

2.5.2 Fungsi Keanggotaan 17

2.5.3 Operasi Himpunan Fuzzy 21

2.5.4 Fungsi Implikasi 22

2.6 Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani 23

2.7 Bahasa Pemograman Sistem 26

2.7.1 Pengenalan Visual Basic .Net 26

(10)

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis Sistem 28

3.1.1 Analisis Sistem Manual 28

3.2.2 Analisis Permasalahan 29

3.2 Analisis Persyaratan 30

3.2.1 Functional pada sistem 31

3.2.2 Non-Functional pada sistem 31

3.3 Metode Fuzzy Mamdani 32

3.4 Pemodelan 39

3.3.1 Diagram Konteks/DFD Level 0 39

3.3.2 DFD Level 1 40

3.3.3 DFD Level 2 42

3.5 Flowchart 43

3.6 Perancangan Antarmuka (Interface) 46

3.6.1 Perancangan Sistem 46

3.6.2 Perancangan Aplikasi 47

Bab 4 Implementasi dan Pengujian

4.1 Implementasi Sistem 50

4.1.1 Implementasi Fuzzy Mamdani 50

4.2.1 Implementasi Perhitungan Kalori 55

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 57

5.2 Saran 57

Daftar Pustaka 58

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks 11

3.1 Non-Fuctional Requirement pada Sistem 31

3.2 Semesta pembicaraan untuk setiap variabel fuzzy 32

3.3 Tabel Himpunan Fuzzy 33

3.4 Spesifikasi Diagram Konteks / DFD Level 0 40

3.5 Spesifikasi Diagram / DFD Level 1 41

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Arsitektur Kecerdasan Buatan 7

2.2 Konsep dasar suatu sistem pakar 8

2.3 Arsitektur Sistem Pakar 10

2.4 Representasi himpunan fuzzy bilangan asli sekitar 5 15

2.5 Himpunan Fuzzy Kepandaian Mahasiswa Berdasarkan IPK 16

2.6 Representasi Linear Naik 18

2.7Representasi Linear Turun 18

2.8Representasi Kurva Segitiga 19

2.9Representasi Kurva Trapesium 20

2.10Daerah bahu pada variabel TEMPERATUR 21

2.11Tahapan sistem berbasis aturan fuzzy 22

3.1Diagram Ishikawa menentukan status gizi dan kalori harian pada anak 30

3.2Himpunan Fuzzy Berat Badan 34

3.3Himpunan Fuzzy Tinggi Badan 35

3.4Himpunan Fuzzy Nilai Gizi 36

3.5Diagram Konteks / DFD Level 0 39

3.6Diagram / DFD Level 1 41

3.7DFD Level 2 Proses Analisis Diagnosa Sistem 42

3.8DFD Level 2 Proses Update Informasi Pasien Status Gizi 43 3.9DFD Level 2 Proses Update Informasi Pasien Status Kalori 43 3.10DFD Level 2 Proses Update Informasi Artikel Gizi 43 3.11DFD Level 2 Proses Update Informasi Pasien 43

3.12Diagram alir/Flowchart sistem user 44

3.13Diagram alir/FlowchartAdministrator sistem 45

3.14Halaman Utama Sistem Pakar 47

3.15Halaman Menu Check Nutrition 48

3.16Halaman Menu Check Calories 48

3.17Halaman Information 49

3.18Tampilan Hasil Konsultasi Penyakit pada sistem 49

4.1Tampilan Menu Nutrisi pada sistem 54

4.2Tampilan Hasil Status Gizi pada Sistem 54

4.3Tampilan Menu Kalori pada sistem 56

(13)

ABSTRAK

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang mampu meniru kemampuan seorang pakar dalam menyelesaikan suatu permasalahan tertentu untuk mendapatkan solusi yang tepat. Kemampuan penalaran suatu sistem pakar ditentukan oleh suatu mesin inferensi. Banyak kasus yang bisa dijadikan penelitian dalam sistem pakar salah satunya penentuan status gizi dan kalori pada anak. Pada penelitian ini, akan dirancang sebuah sistem pakar penilaian status gizi dan kalori seorang anak menggunakan metode fuzzy mamdani. Sistem ini dapat memberitahukan status gizi dan kalori harian yang dibutuhkannya seorang anak berdasarkan data yang dimasukkan ke dalam sistem tanpa harus berkonsultasi langsung kepada seorang dokter spesialis. Sistem ini juga akan memberikan informasi mengenai artikel kesehatan yang dapat memberitahukan lebih lanjut mengenai status gizi dan kalori harian pada anak sehingga orang tua lebih mudah menentukan pola hidup yang sehat dan gizi yang seimbang dari asupan makanan dan minuman. Pengujian pada sistem dilakukan dengan mencocokkan nilai gizi referensi dengan nilai gizi hasil proses perhitungan dengan metode fuzzy mamdani.

(14)

ANALYSIS AND DESIGN OF EXPERT SYSTEMS TO DETERMINE NUTRITION STATUS IN ZERO TO FIVE YEARS OLD CHILDREN

BASED ON BODY MASS INDEX USING FUZZY MAMDANI METHOD

ABSTRACT

Expert system is a computer-based systems capable of imitating the ability of an expert in solving a problems to get the right solution. Capability of reasoning an expert system determined by a machine inference. Many of the cases which could be researched in expert system one of them is the determination of nutrition status and calories in a child. In this research, would be designed an expert system to assessment nutrition status and calories a child using fuzzy mamdani method. The system can notify the nutrition status and daily calorie required of a child based on the data entered into the system without having to consult directly to a specialist. This system will also give information on the health article who can show more about nutrition status and calories daily on child so that parents can be easier determine pattern of healthy life and balanced of nutritional intake from food and beverages. Testing on a system performed by matching nutritional value a reference with nutritional value the results of the process of calculation with the fuzzy mamdani methods.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan ideologi bangsa Pancasila dan UUD 1945 maka setiap rakyat indonesia

sangat mengidamkan negara yang sejahtera. Hal ini dikarenakan, negara yang

sejahtera telah dapat memenuhi kebutuhan dan hak-hak rakyat termasuk kesehatan.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aspek terpenting

dalam pembangunan suatu negara sejahtera. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut,

kualitas sumber daya manusia harus tinggi, dimana kesehatan dan gizi merupakan

indikator utamanya.

Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan

zat-zat gizi [1]. Konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein yang tidak

sesuai dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan balita mengalami malnutrisi atau

gizi salah. Malnutrisi yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan balita

mengalami gangguan terhadap pertumbuhan fisik dan mental.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada seorang anak merupakan masalah

penting, karena dapat menyebabkan resiko penyakit-penyakit tertentu. Oleh karena

itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah

satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status

gizi, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

Prediktor yang digunakan dalam penentuan status gizi menggunakan parameter IMT

adalah berat badan dan tinggi badan. Status gizi merupakan deskripsi keseimbangan

antara asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh secara individual. Cukup konsumsi

(16)

Dalam penentuan status gizi dengan parameter IMT menggunakan logika fuzzy,

variabel input dibagi menjadi tiga yaitu variabel umur, berat dan panjang/tinggi badan.

Serta satu variabel output, yaitu variabel nilai gizi dan kalori harian yang dibutuhkan

oleh tubuh. Variabel nilai gizi ini dibentuk berdasarkan klasifikasi IMT. Variabel

umur diklasifikasi mulai dari nol hingga lima tahun. Variabel berat badan dibagi

menjadi empat kategori, yaitu sangat kurus, kurus, normal, dan berat. Begitu juga

dalam variabel tinggi badan dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat pendek,

pendek, normal, dan tinggi. Sedangkan variabel nilai gizi dibedakan menjadi empat

kategori juga yaitu: gizi buruk, gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih.

Secara teori sudah ada cara untuk menghitung nilai gizi dan menentukan status gizi

berdasarkan IMT, namun perhitungan dan penentuan status gizi tersebut

menggunakan himpunan crisp (tegas). Pada himpunan tegas, suatu nilai mempunyai

tingkat keanggotaan satu jika nilai tersebut merupakan anggota dalam himpunan dan

nol jika nilai tersebut tidak menjadi anggota himpunan. Hal ini sangat kaku, karena

dengan adanya perubahan yang kecil saja terhadap nilai mengakibatkan perbedaan

kategori. Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut, karena dapat

memberikan toleransi terhadap nilai sehingga dengan adanya perubahan sedikit pada

nilai tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan.

Sistem inferensi fuzzy Metode Mamdani merupaka metode yang mencari nilai

minimum dari setiap aturan dan nilai maksimum dari gabungan konsekuensi setiap

aturan tersebut. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim H.Mamdani pada tahun 1975.

Metode Mamdani cocok digunakan apabila input diterima dari manusia bukan mesin. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis dan Perancangan Sistem Pakar Penentuan Status Gizi Pada Anak Umur Nol hingga Lima Tahun

Dengan Indeks Massa Tubuh Dengan Menggunakan Metode Fuzzy”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam tugas

akhir ini adalah bagaimana merancang sistem pakar menentukan status gizi dan

asupan kalori pada anak umur nol hingga lima tahun berdasarkan IMT menggunakan

(17)

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini, adalah:

a. Pembangunan sistem pakar ini menggunakan algoritma fuzzy metode

Mamdani.

b. Sistem pakar yang dibangun bersifat dinamis yang berarti aturan yang muncul

dapat berubah / ditambahkan sesuai dengan perkembangan atau informasi

terbaru.

c. Aplikasi yang akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman

Visual Basic.Net

d. Penyimpanan data penunjang menggunakan DBMS MySQL.

1.4. Tujuan Penelitian

Tugas akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan

kedokteran untuk mengetahui status gizi pada seorang anak yang dapat ditampilkan

dalam website, sehingga alasan efisiensi waktu, biaya dan kurangnya pengetahuan

masyarakat akan gizi dan kalori yang dibutuhkan oleh seorang anak dapat teratasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan telah dirumuskannya masalah penelitian, maka diharapkan

aplikasi ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:

a. Mempermudah paramedis untuk mengetahui statuz gizi pada seorang anak

sehingga diagnosa menjadi lebih cepat dan efisien serta mengurangi tingkat

kesalahan.

b. Membantu masyarakat umum dalam mengetahui status gizi pada anak.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini, adalah :

a. Studi Literatur

Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai

literatur-literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks, jurnal

ilmiah, situs-situs di internet, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan

(18)

b. Analisis Sistem

Penulis melakukan analisis untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang

diperlukan dalam membangun sebuah sistem dan apakah sistem yang dirancang

dapat diimplementasikan.

c. Perancangan

Penulis membuat perancangan aplikasi, perancangan tersebut terdiri dari empat

tahapan. Tahap perancangan tersebut adalah perancangan menggunakan diagram

pohon, perancangan menggunakan data flow diagram (DFD) atau diagram aliran

data (DAD), flowchart atau diagram alir program dan perancangan tampilan

antarmuka (interface) system.

d. Pengkodean

Penulis mengimplementasikan hasil rancangan aplikasi ke dalam pemograman

visual basic.net sebagai aplikasi dalam menampilkan sistem pakar tersebut.

e. Pengujian

Penulis melakukan pengujian dan mengevaluasi aplikasi system pakar yang

dihasilkan, serta melakukan perbaikan sistem. Selain itu juga melakukan

pengujian terhadap sistem, apakah kepakarannya sudah sesuai dengan yang

diharapkan.

f. Kesimpulan dan Saran

Penulis mengambil kesimpulan dari tugas akhir yang telah dikerjakannya dan juga

memberikan saran agar kedepannya kekurangan yang terdapat pada tugas akhir

penulis tidak terjadi lagi serta tugas akhir yang telah dikerjakan oleh penulis dapat

dikembangkan lagi oleh penulis atau peneliti yang lain.

g. Penyusunan Laporan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan hasil perancangan sistem ke

(19)

1.7. Sistematika Penulisan

Agar penulisan menjadi lebih terstruktur, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab,

antara lain sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB 2 : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini penulis menguraikan tentang dasar - dasar teoritis kecerdasan

buatan dan sistem pakar untuk melandasi pemecahan masalah serta teori -

teori sehubungan dengan teknologi yang digunakan dalam pembuatan tugas

akhir ini serta metode yang digunakan dalam pembuatan sistem.

BAB 3 : Analisis Dan Perancangan

Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisis masalah yang akan

dibangun pada sistem pakar ini, dan menganalisis apa saja kebutuhan sistem

yang akan dibangun kemudian tahapan selanjutnya adalah melakukan

perancangan sistem yakni dengan membuat Data Flow Diagram (DFD) atau

Diagram Aliran Data (DAD), Flowchart, basis data pengetahuan dan

merancang antarmuka sistem.

BAB 4 : Implementasi Dan Pengujian Aplikasi

Pada bab ini penulis menyajikan tentang implementasi sistem berdasarkan

tahapan perancangan dengan menggunakan bahasa pemograman Visual

Basic .Net dan MySQL sebagai database sistem serta tahapan pengujian

sistem untuk melihat apakah sistem sudah berjalan sesuai perancangan atau

tidak.

BAB 5 : Kesimpulan Dan Saran

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh selama penulisan dan

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan merupakan salah satu inovasi yang terdapat dalam bidang ilmu

pengetahuan. Kecerdasan buatan telah dimulai sejak komputer modern pertama kali

ditemukan, yaitu tahun 1940 dan 1950. Menurut Andri Kristanto, kecerdasan buatan

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam

perancangan otomasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer [7].

Ada juga yang berpendapat bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)

merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer)

dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia [9].

Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berpikir dengan cara

menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan

proses belajar manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai

acuan di masa-masa mendatang.

Kecerdasan atau kepandaian itu di dapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman,

untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan

maka perangkat lunak tersebut harus diberi suatu pengetahuan dan kemampuan untuk

menalar dari pengetahuan yang telah di dapat dalam menemukan solusi atau

(21)

Menurut John Mc Carthy (1956), terdapat dua bagian penting sehingga sistem

komputer dapat belajar seperti layaknya manusia [11], yaitu:

a. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

Basis pengetahuan berisi data, fakta-fakta, teori, pemikiran & hubungan antara satu

dengan lainnya.

b. Inference Engine (Mesin Inferensi)

Mesin inferensi mempunyai kemampuan merangkaikan basis data untuk menarik

sebuah kesimpulan.

Berikut merupakan gambar arsitektur pada kecerdasan buatan berdasarkan penjelasan

diatas

Gambar 2.1. Arsitektur Kecerdasan Buatan

2.2. Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,

fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat

dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut [8]. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence

(kecerdasan buatan) yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus

untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Knowledge dalam sistem

pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam

buku, jurnal dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang [2].

Sistem pakar juga dapat diartikan sebagai sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan

menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini,

orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu

informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para

(22)

Sama seperti kecerdasan buatan, sistem pakar juga memiliki 2 komponen utama yaitu

basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat

penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil

dari pengetahuan pakar. Sedangkan mesin inferensi merupakan otak dari aplikasi

sistem pakar. Bagian inilah yang menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga

diperoleh suatu kesimpulan. Apa yang dilakukan mesin inferensi ini didasarkan pada

pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan [3]. Berikut Gambar 2.2 yang

menggambarkan konsep dasar suatu sistem pakar :

Gambar 2.2. Konsep dasar suatu sistem pakar

2.3 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu : lingkungan pengembangan

(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) [2].

Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi

pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan

oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar adalah:

1. Subsistem penambahan pengetahuan (Akuisisi Pengetahuan).

Akusisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam

menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam

tahap ini, perekayasa pengetahuan (knowledge engineer) berusaha menyerap

pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan

diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan

(23)

2. Basis pengetahuan (Knowledge Base)

Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami formulasi dalam

suatu menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan merupakan bagian yang sangat

penting dalam proses inferensi, yang di dalamnya menyimpan informasi dan

aturan-aturan penyelesaian suatu pokok bahasan masalah beserta atributnya. Pada prinsipnya,

basis pengetahuan mempunyai dua (2) komponen yaitu fakta-fakta dan aturan-aturan.

3. Mesin Inferensi (Inference Engine).

Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap

informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk

memformulasikan konklusi.

4. Workplace / Blackboard

Merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace

digunakan untukmerekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan

sementara.

5. Antarmuka (user interface)

Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Menurut McLeod

(1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang

memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai,

juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

6. Subsistem penjelasan (Explanation Facility)

Explanation Facility memungkinkan pengguna untuk mendapatkan penjelasan dari

hasil konsultasi. Fasilitas penjelasan diberikan untuk menjelaskan bagaimana proses

penarikan kesimpulan. Biasanya dengan cara memperlihatkan rule yang digunakan.

7. Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refinement)

Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk

melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di

(24)

Berikut gambar 2.3 arsitektur pada sistem pakar berdasarkan penjelasan diatas.

Gambar 2.3. Arsitektur Sistem Pakar

2.4 Pengertian Gizi

Menurut Supariasa, gizi adalah suatu proses organisme dalam menggunakan bahan

makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan

metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ

tubuh dan produksi energi [7].

2.4.1 Status Gizi

Menurut Almatsier, Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi [1]. Konsumsi makanan yang mengandung

energi dan protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan

balita mengalami malnutrisi atau gizi salah. Malnutrisi yang terjadi dalam waktu yang

lama akan menyebabkan balita mengalami gangguan terhadap pertumbuhan fisik dan

mental. Sedangkan menurut Supariasa, status gizi adalah ekspresi dari keadaan yang

diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik,

(25)

Status Gizi dibedakan antara status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih,

berdasarkan data baku Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyajikan

pengukuran status gizi dalam z-score. Dimana data ini sangat cocok untuk negara

Indonesia yang anak-anak yang populasinya relatif kurang baik, sehingga

menggunakan skor simpang baku (z-score). Klasifikasi Status Gizi Anak Balita

Menurut Standar Kementerian Kesehatan RI dengan skor simpangan baku (z-score)

dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Sumber : Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2010

2.4.2 Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa, macam-macam penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu

penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung [7].

1) Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu

antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

a. Antropometri

Metode antropometri yaitu menentukan status gizi dengan menggunakan ukuran

tubuh. Pengukuran antropometri merupakan cara yang paling mudah dan tidak

(26)

b. Klinis

Penilaian status gizi secara klinis yaitu penilaian yang didasarkan pada gejala yang

muncul dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi

tertentu. Setiap zat gizi memberikan tampilan klinis yang berbeda, sehingga cara

ini dianggap spesifik namun sangat subjektif.

c. Biokimia

Pemeriksaan gizi dilakukan secara laboratoris pada berbagai macam jaringan

tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, hati, dan otot.

d. Biofisik

Penilaian secara biofisik yaitu dengan mengukur elastisitas dan fungsi jaringan

tubuh. Cara ini jarang digunakan karena membutuhkan peralatan yang canggih,

mahal dan tenaga terampil.

2.4.3 Indeks Antropometri

Menurut Supariasa, indeks antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter

antropometri untuk menilai status gizi [7]. Beberapa indeks antropometri yang sering

digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur

(TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Indeks BB/U, TB/U, BB/TB cenderung digunakan untuk menilai status gizi pada anak

(kurang dari delapan belas tahun). Sedangkan IMT dapat digunakan untuk menilai

status gizi pada anak maupun orang dewasa (lebih dari delapan belas tahun). Berikut

penjelasan mengenai variabel indeks antropometri.

1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh.

Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan – perubahan yang mendadak,misalnya

karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah

makanan yang dikonsumsi.

2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pada keadaan normal,

tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi

badantidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan

(27)

3. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan

normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan

dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB tidak dipengaruhi oleh umur.

4. Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status

gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan.

Didalam menentukan status gizi berdasarkan indeks antropometri pada anak, maka

diperlukan nilai z-score. Berikut ini merupakan rumus untuk mencari nilai z-score.

Nilai Simpang Baku Rujukan

Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Z-Score =

Dari rumus diatas, dapat diturunkan menjadi 2 rumus, yaitu:

1. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per umur (BB/U), tinggi badan per

usia (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih besar atau

sama dengan nilai median maka dapat dilihat pada persamaan

Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Median Baku Rujukan – Nilai SD Upper

Keterangan :

Nilai Individu Subjek : nilai riil dari subjek

Nilai Median Baku Rujukan : nilai median baku dari standart yang digunakan

Nilai SD Upper : nilai simpang baku yang positif, yang nilainya

lebih besar dari nilai median baku rujukan.

2. Bila nilai real hasil pengukuran berat badan per usia (BB/U), tinggi badan per usia

(TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) lebih kecil dari nilai

median maka maka dapat dilihat pada persamaan.

Z-Score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Median Baku Rujukan – Nilai SD Lower

(2.1)

(2.2)

(28)

Keterangan :

Nilai Individu Subjek : nilai riil dari subjek

Nilai Median Baku Rujukan : nilai median baku dari standart yang digunakan

Nilai SD Lower : nilai simpang baku yang positif, yang nilainya

lebih kecil dari nilai median baku rujukan.

2.5 Logika Fuzzy

Konsep logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Professor Lotfi A.Zadehdari

Universitas California, pada bulan Juni 1965. Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai

kabur atau samar – samar. Menurut Setiadji [6], fuzzy merupakan suatu nilai yang

dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Namun seberapa besar nilai

kebenaran dan kesalahannya tergantung pada derajat keanggotaan yang dimilikinya.

Derajat keanggotaan dalam fuzzy memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga1(satu). Hal ini

berbeda dengan himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak).

Logika fuzzy digunakan untuk menterjemahkan suatu besaran yang diekspresikan

menggunakan bahasa (linguistik), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan yang

diekspresikan dengan pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Dan logika fuzzy

menunjukkan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai itu salah.

Tidak seperti logika tegas, suatu nilai hanya mempunyai 2 kemungkinan yaitu

merupakan suatu anggota himpunan atau tidak. Derajat keanggotaan 0 (nol) artinya

nilai bukan merupakan anggota himpunan dan 1 (satu) berarti nilai tersebut adalah

anggota himpunan.

Menurut Kusumadewi, logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan

suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari

suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran [5].

2.5.1 Konsep Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas setiap elemen dalam semestanya selalu ditentukan secara tegas

apakah elemen itu merupakan anggota himpunan tersebut atau tidak.Tetapi dalam

kenyataanya tidak semua himpunan terdefinisi secara tegas. Misalnya himpunan siswa

(29)

dijadikan ukuran untuk tingkat kepandaian seseorang. Oleh karena itu perlu

didefinisikan suatu himpunan fuzzy yang bisa menyatakan kejadian tersebut.

Himpunan fuzzy didefinisikan sebagai berikut :

Menurut Wang (1997 : 21), Himpunan fuzzy A di dalam semesta pembicaraan U

didefinisikan sebagai himpunan yang mencirikan suatu fungsi keanggotaan

(�)

yang mengawankan setiap �∈ � dengan bilangan real di dalam interval [0,1] dengan

nilai

�(�) menyatakan derajat keanggotaan x di dalam A . Suatu himpunan fuzzy A dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu :

a. �= ∫u

�(�) /�

Dimana notasi integral melambangkan himpunan semua �� ∈ �� bersama dengan

derajat keanggotaannya pada himpunan fuzzy A. Cara ini digunakan pada himpunan

fuzzy yang anggotanya bernilai kontinu.

b. �= Σ�

�(�) /�

Dimana notasi sigma melambangkan himpunan semua �∈� bersama dengan derajat

keanggotaannya pada himpunan fuzzy A. Cara ini digunakan pada himpunan fuzzy

yang anggotanya bernilai diskrit.

Contoh 2.1. Himpunan fuzzy diskrit:

Semesta U adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10, dinyatakan dengan U = {1,

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}. Himpunan fuzzy bilangan asli sekitar 5 direpresentasikan seperti

Gambar 2.2.

Gambar 2.4. Representasi himpunan fuzzy bilangan asli sekitar 5

(30)

Himpunan fuzzy bilangan asli sekitar 5 adalah {(0/1), (0.25/2), (0.5/3), (0.75/4, 1/5,

0.75/6, 0.5/7, 0.25/8, 0/9}

Contoh 2.2. Himpunan fuzzy kontinu:

Semesta U merupakan himpunan semua mahasiswa yang mempunyai IPK [0,4.0].

�PK menunjukkan derajat kepandaian mahasiswa berdasarkan IPK. Himpunan fuzzy [image:30.595.191.448.223.346.2]

kepandaian mahasiswa berdasarkan IPK direpresentasikan seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.5. Himpunan Fuzzy Kepandaian Mahasiswa Berdasarkan IPK

Himpunan fuzzy mahasiswa yang mempunyai derajat kepandaian tinggi adalah :

Menurut Kusumadewi, himpunan fuzzy memiliki 2 atribut [5], yaitu:

a) Linguistik, yaitu penamaan suatu kelompok yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: LAMBAT, SEDANG,

CEPAT.

b) Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel,

seperti: 40, 50, 60, dan sebagainya.

Hal – hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu:

a) Variabel Fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang akan dibahas dalam suatu sistem fuzzy,

seperti: umur, berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.

b) Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu kelompok yang mewakili suatu keadaan tertentu

dalam suatu variabel fuzzy.

0/

dx

x

– 3 /

dx

1/

dx

(31)

c) Semesta pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan

dalam suatu variabel fuzzy. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif

maupun negatif. Sebagai contoh, semesta pembicaraan untuk kepandaian mahasiswa

adalah [0,4.0].

d) Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Nilai domain dapat berupa bilangan positif

maupun negatif. Sebagai contoh, domain dari himpunan fuzzy kecepatan adalah

sebagai berikut:

Rendah : [0, 3.0]

Sedang : [2.2, 3.8]

Tinggi : [3.0, 4.0]

2.5.2 Fungsi Keanggotaan

Definisi 2.4 (Klir, 1997 : 75) Setiap himpunan fuzzy � di dalam himpunan universal

X, � ∈ X dipetakan ke dalam interval [0,1]. Pemetaan dari �∈ X pada interval [0,1]

disebut fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy � di dalam

semesta X dapat ditulis:

A: X → [0,1].

Menurut Kusumadewi, fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan

pemetaan titik – titik input data ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval

antara 0 sampai 1 [5].

Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan. diantaranya, yaitu:

a. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya digambarkan

sebagai suatu garis lurus. Ada dua keadaan himpunan fuzzy linear, yaitu linear naik

dan linear turun. Representasi himpunan fuzzy linear naik seperti yang ditunjukkan

(32)

Fungsi Keanggotaan:

Keterangan:

a = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol b = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu x = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy

Representasi himpunan fuzzy linear turun seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Fungsi Keanggotaan:

(2.5) Derajat

[image:32.595.126.442.87.242.2]

Keanggotaan

[]

Gambar 2.6 Representasi Linear Naik

(2.4)

Derajat Keanggotaan

[]

Gambar 2.7 Representasi Linear Turun

Derajat Keanggotaan

[�]

Gambar 2.7 Representasi Linear Turun

[image:32.595.137.428.495.654.2]
(33)

Keterangan:

a = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu b = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol x = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy

b. Representasi Kurva Segitiga

Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara dua garis (linear) seperti

terlihat pada Gambar 2.8.

Fungsi Keanggotaan:

Keterangan:

a = nilai domain terkecil yang mempunyai derajat keanggotaan nol b = nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu

c = nilai domain terbesar yang mempunyai derajat keanggotaan nol

�� = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy

c. Representasi Kurva Trapesium

Kurva Trapesium pada dasarnya seperti bentuk segitiga karena merupakan gabungan

antara dua garis (linear), hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai

keanggotaan 1. Representasi kurva trapesium ditunjukkan pada Gambar 2.9. Derajat

[image:33.595.129.441.224.359.2]

Keanggotaan

[]

Gambar 2.8 Representasi Kurva Segitiga

(2.6) 0 ;

(34)

Fungsi Keanggotaan:

Keterangan:

a = nilai domain terkecil yang mempunyai derajat keanggotaan nol b = nilai domain terkecil yang mempunyai derajat keanggotaan satu c = nilai domain terbesar yang mempunyai derajat keanggotaan satu d = nilai domain terbesar yang mempunyai derajat keanggotaan nol x = nilai input yang akan di ubah ke dalam bilangan fuzzy

d. Representasi Kurva Bahu

Himpunan fuzzy bahu digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy.

Bentuk kurva bahu berbeda dengan kurva segitiga, yaitu salah satu sisi pada variabel

tersebut mengalami perubahan turun atau naik, sedangkan sisi yang lain tidak

mengalami perubahan atau tetap. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian

juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Gambar 2.10 menunjukkan variabel

TEMPERATUR dengan daerah bahunya.

[image:34.595.110.439.90.233.2]

(2.7) Gambar 2.9 Representasi Kurva Trapesium

(35)

2.5.3 Operasi Himpunan Fuzzy

Seperti halnya himpunan bilangan tegas, ada beberapa operasi yang didefinisikan

secara khusus untuk mengkombinasikan dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi dua himpunan yang dikenal dengan nama α -predikat.

Menurut Wang (1997 : 29), ada tiga operasi dasar dalam himpunan fuzzy,yaitu

komplemen, irisan (intersection) dan gabungan (union).

a) Komplemen

Operasi komplemen pada himpunan fuzzy adalah sebagai hasil operasi dengan

operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada

himpunan yang bersangkutan dari 1.

A(x) = 1 – A(x)

b) Irisan (Intersection)

Operasi irisan (intersection) pada himpunan fuzzy adalah sebagai hasil operasi dengan

operator AND diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen

pada himpunan - himpunan yang bersangkutan.

[image:35.595.128.503.83.323.2]

(A ∩ B)(x) = min [A(x) , B(x)]

(36)

c) Gabungan (Union)

Operasi gabungan (union) pada himpunan fuzzy adalah sebagai hasil operasi dengan

operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen

pada himpunan - himpunan yang bersangkutan.

(A ∪ B)(x) = max [A(x) , B(x)]

2.5.4 Fungsi Implikasi

Tiap – tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan

suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi

adalah:

IF x is A THEN y is B

dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang

mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proporsi yang mengikuti THEN

disebut sebagai konsekuen.

2.5.5 Sistem Berbasis Aturan Fuzzy

Pendekatan logika fuzzy diimplementasikan dalam tiga tahapan, yakni: fuzzyfikasi,

[image:36.595.140.491.467.509.2]

evaluasi rule (inferensi), dan defuzzifikasi.

Gambar 2.11. Tahapan sistem berbasis aturan fuzzy

1. Fuzzyfikasi

Fuzzyfikasi merupakan fase pertama dari perhitungan fuzzy, yaitu mengubah masukan

- masukan yang nilai kebenarannya bersifat pasti ke dalam bentuk fuzzy input yang

berupa tingkat keanggotaan / tingkat kebenaran. Dengan demikian, tahap ini

mengambil nilai-nilai crisp dan menentukan derajat di mana nilai-nilai tersebut

menjadi anggota dari setiap himpunan fuzzy yang sesuai.

2. Inferensi

Inferensi adalah melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules yang

telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Secara sintaks, suatu fuzzy rule

(aturan fuzzy) dituliskan sebagai berikut:

(37)

3. Defuzzifikasi

Defuzzifikasi adalah mengubah fuzzy output menjadi nilai tegas berdasarkan fungsi

keanggotaan yang telah ditentukan. Defuzzifikasi merupakan metode yang penting

dalam pemodelan sistem fuzzy.

2.6 Metode Fuzzy Mamdani

Salah satu aplikasi logika fuzzy yang telah berkembang amat luas dewasa ini adalah

sistem inferensi fuzzy (Fuzzy Inference System / FIS), yaitu kerangka komputasi yang

didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF THEN, dan

penalaran fuzzy. Misalnya dalam penentuan status gizi, produksi barang, sistem

pendukung keputusan, penentuan kebutuhan kalori harian, dan sebagainya. Ada tiga

metode dalam sistem inferensi fuzzy yang sering digunakan, yaitu metode Tsukamoto,

metode Mamdani, dan metode Takagi Sugeno.

Dalam penelitian ini akan dibahas penentuan status gizi menggunakan metode

Mamdani. Sistem ini berfungsi untuk mengambil keputusan melalui proses tertentu

dengan mempergunakan aturan inferensi berdasarkan logika fuzzy. Metode Mamdani

sering dikenal dengan nama Metode Min – Max. Metode ini diperkenalkan oleh

Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output, diperlukan 4

tahapan:

1) Pembentukan himpunan fuzzy

Pada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi

satu atau lebih himpunan fuzzy.

2) Aplikasi fungsi implikasi

Pada metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min.

3) Komposisi Aturan

Apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari gabungan

antar aturan. Ada tiga metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem

fuzzy, yaitu: max, additive dan probabilistik OR (probor).

a. Metode Max (Maximum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai

maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan

(38)

proposisi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzy yang

merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat dituliskan:

Usf[xi] = max (Usf[xi], Ukf[xi])

Keterangan:

Usf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;

Ukf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

b. Metode Additive (Sum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:

Usf[xi]=min (1, Usf[xi]+Ukf[xi])

Keterangan:

μsf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i; μkf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

c. Metode Probabilistik OR (probor)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan product

terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:

Usf[xi]=(Usf[xi]+Ukf[xi] - (Usf[xi] . Ukf[xi]))

Keterangan:

Usf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;

Ukf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

4) Penegasan (defuzzifikasi)

Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari suatu

komposisi aturan – aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu

bilangan pada himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan

fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai

output.

(2.8)

(2.9)

(39)

Menurut Kusumadewi (2004 : 44), ada beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi

aturan Mamdani, antara lain:

a) Metode Centroid (Composite Moment)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah

fuzzy. Secara umum dirumuskan:

Keterangan:

Z = nilai domain ke – i,

�(Z) = derajat keanggotaan titik tersebut,

Z0 = nilai hasil penegasan (defuzzyfikasi).

Keterangan:

Z = nilai hasil penegasan (defuzzyfikasi) di = nilai keluaran pada aturan ke i

��� (di) = derajat keanggotaan nilai keluaran pada aturan ke –i n = banyaknya aturan yang digunakan.

b) Metode Bisektor

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain

fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai keanggotaan

pada daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:

Keterangan:

d = nilai hasil penegasan (defuzzyfikasi),

di = nilai keluaran pada aturan ke-i,

��� (di) = derajat keanggotaan nilai keluaran pada aturan ke – i, n = banyak aturan yang digunakan

(2.11)

(2.12)

(40)

c) Metode Mean of Maksimum (MOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata – rata

domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

d) Metode Largest of Maximum (LOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari

domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

e) Metode Smallest of Maximum (SOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari

domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

2.7 Bahasa Pemograman Sistem

2.7.1 Pengeanalan Visual Basic.Net

Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan

membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan

menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat

membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga

aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk

lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat

diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic

.NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat

dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang

diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi,

mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini

tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

Versi pertama dari Visual Basic .NET adalah Visual Basic .NET 2002 yang dirilis

pertama kali pada bulan Februari 2002. Visual Basic .NET 2002 merupakan sebuah

bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa BASIC (sama seperti halnya Visual

Basic 6.0, tetapi lebih disempurnakan dan lebih berorientasi objek), dan didesain

(41)

2.7.2 Pengenalan Database MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa

Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,

populer dan bersifat gratis. MySQL AB merupakan perusahaan yang membuat

MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public

License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk

kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak

dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh

penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan

komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode

sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael “Monty” Widenius.

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang

didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana

setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk

turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan

turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured

Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk

pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data

dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS)

dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses

perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai

database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server

lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single

user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima

(42)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yakni analisis

sistem manual, dan analisis permasalahan sistem pakar. Berikut akan dijelaskan

masing-masing analisis tersebut.

3.1.1 Analisis Sistem Manual

Cara yang paling umum digunakan seorang dokter untuk menentukan penyakit seorang pasien

adalah dengan cara diagnosa. Diagnosa merupakan suatu pernyataan singkat tentang keadaan

atau kondisi suatu penyakit. Fakta-fakta yang dijadikan dasar seorang dokter untuk membuat

diagnosa harus diperoleh terlebih dahulu dan terutama didapatkan dari keterangan pasien.

Adapun proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi status gizi seorang anak terdiri

pemeriksaan fisik pasien dan pemeriksaan lanjutan.

Proses pemeriksaan fisik yang dilakukan seorang dokter meliputi pemeriksaan fisik luar

terhadap kondisi pada pasien seperti berat badan dan tinggi badan dan kondisi fisik

pendukung lainnya yang mengarahkannya pada suatu kesimpulan penyakit. Sementara proses

pemeriksaan fisik lanjutan (laboratorium) merupakan tahap selanjutnya setelah dilakukan

pemeriksaan fisik luar. Pada proses ini pasien akan diperiksa kondisi tubuhnya mulai dari

kepala hingga kaki. Cara umum yang biasa dilakukan dokter untuk melakukan diagnosa status

gizi pada anak adalah pemeriksaan fisik luar yang akan ditegakkan menjadi untuk

menentukan diagnosa penyakit.

Pada umumnya, proses pemeriksaan fisik luar pada anak saja sudah bisa menyimpulkan

diagnosa status gizi yang dialami. Namun, untuk keadaan-keadaan tertentu pemeriksaan

(43)

3.1.2 Analisis Permasalahan

Diagnosa dengan pemeriksaan fisik luar yang dilakukan kepada pasien anak merupakan cara

yang paling efektif dan banyak digunakan oleh para dokter di lapangan. Hal ini dikarenakan

pemeriksaan fisik luar pasien anak penting untuk mengetahui karakteristik suatu penyakit,

namun tak jarang cara ini menyulitkan dokter dalam mendiagnosa jika gambaran fisik luar

mengalami kelainan karena suatu penyakit sehingga yang data yang terlihat kurang

mendukung. Cara pemeriksaan lanjutan sebenarnya menghasilkan diagnosa yang sangat

akurat, karena melalui serangkaian pengujian laboratorium. Namun, cara ini jarang dilakukan

masyarakat karena memerlukan biaya yang sangat mahal.

Untuk lebih jelasnya maka analisis permasalahan ini akan dilakukan dengan cause effect

diagram (ishikawa diagram). Diagram Ishikawa (diagram sebab-akibat) adalah diagram yang

menunjukkan penyebab peristiwa tertentu. Umumnya diagram Ishikawa digunakan untuk

desain produk, kontrol kualitas dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor potensial yang

menyebabkan efek keseluruhan. Setiap penyebab atau alasan ketidaksempurnaan merupakan

sumber dari permasalahan. Diagram Ishikawa berbentuk fishbone yang menunjukkan faktor

peralatan, proses, manusia, bahan, lingkungan dan manajemen. Itu semua merupakan masalah

yang mempengaruhi keseluruhan. Panah kecil menghubungkan sub-penyebab penyebab

utama. Berikut ini merupakan hasil pemaparan analisis permasalahan diatas menggunakan

diagram ishikawa berdasarkan sistem yang akan dikerjakan

Menentukan Status Gizi dan Kalori Harian pada Anak

Material Methode

Manusia Mesin

Pemeriksaan fisik anak

Keterangan data diri anak

Belum adanya ketetapan yang pasti

Kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi

dan kalori

Kurangnya Dokter Spesialis

[image:43.595.109.520.490.704.2]

Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi

(44)

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan cara yang paling efektif dan cepat

dalam menyimpulkan status gizi anak adalah pemeriksaan fisik luar. Cara ini juga terjangkau

bagi ekonomi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan pengetahuan bagaimana

cara menangani agar status gizi pada anak dapat normal secara mandiri setelah mendapat hasil

pemeriksaan fisik luar. Penanganan ini sangat berguna untuk memberi pengetahuan kepada

orang tua pasien kapan mereka harus mendapatkan perawatan medis dan kapan penyakit

tersebut dapat ditangani sendiri secara mandiri serta untuk mengurangi kemungkinan resiko

penyakit yang lebih serius.

Untuk itu dalam penelitian ini, penulis akan membuat suatu sistem pakar yang dapat

mempresentasikan pengetahuan pakar dalam mendiagnosa penyakit paru dan saluran

pernapasan dengan menginputkan hasil pemeriksaan fisik luar yang dialami pasien anak

secara langsung. Metode yang digunakan pada sistem untuk mengetahui status gizi pasien

anak adalah metode fuzzy mamdani.

3.2 Analisis Persyaratan

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat dalam

sebuah sistem pakar. Analisis fungsional sistem ada 2, yaitu:

1. Functional pada sistem

Yaitu fungsi-fungsi atau layanan untuk menunjang fungsionalitas dan utilitas sistem.

Berikut ini merupakan tabel functional sistem pada sistem pakar ini.

1. Meminta masukan user berupa data pemeriksaan fisik seperti umur, berat badan,

tinggi badan, dan jenis kelamin.

2. Memberikan hasil diagnosis status gizi berdasarkan masukan user.

3. Menampilkan keterangan Berat Badan Ideal (BBI) dan Berat Massa Ideal (BMI)

sesuai yang data masukan oleh user sehingga user dapat mengetahui kondisi paling

baik untuk tubuh mereka.

4. Meminta masukan berupa “username” dan “password” oleh user untuk melakukan proses login ke backend system.

5. Melakukan management sistem berupa proses tambah, hapus dan edit untuk

gejala dan penyakit.

(45)

2. Non-Functional pada sistem

Yaitu hal-hal atau fitur-fitur lain (bukan fungsi atau layanan) untuk menunjang

fungsionalitas dan utilitas sistem. Berikut ini merupakan tabel non-functional sistem

[image:45.595.138.531.188.439.2]

pada sistem pakar ini.

Tabel 3.1 Tabel Non-Fuctional Requirement pada Sistem

Parameter Keterangan

Reliability Sistem dapat menentukan status gizi berdasarkan metode fuzzy mamdani.

Simplicity Sistem ini dapat diakses secara offline menggunakan perangkat komputer desktop.

Respone Time

Waktu yang dibutuhkan oleh user untuk memperoleh hasil dari sistem tidak terlalu lama dikarenakan setelah data dimasukkan maka secara otomatis hasil akan langsung ditampilkan.

Security Keamanan pada sistem ini cukup baik dikarenakan user harus melakukan login terlebih dahulu untuk masuk ke backend systems. Efficiency Kemudahan pada sistem ini menyebabkan user tidak perlu repot lagi

harus berkonsultasi secara langsung pada dokter spesialis untuk sekedar ingin tahu status gizi yang dialami oleh anak.

Performance Kinerja pada sistem ini sudah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan uji coba yang dilakukan pada sistem berjalan sesuai dengan hasil yang diinginkan.

3.3 Metode Fuzzy Mamdani

Dalam penentuan status gizi, aplikasi logika fuzzy digunakan untuk mengubah input

yang berupa berat dan tinggi badan sehingga mendapatkan output berupa nilai gizi.

Kemudian disesuaikan dengan range keanggotaan pada variabel nilai gizi sehingga

diperoleh status gizi. Dalam penentuan status gizi digunakan metode Mamdani atau

sering juga dikenal dengan nama Metode Min - Max. Dalam metode ini, pada setiap aturan yang berbentuk implikasi (“sebab-akibat”) anteseden yang berbentuk konjungsi (AND) mempunyai nilai keanggotaan berbentuk minimum (min), sedangkan

konsekuen gabungannya berbentuk maksimum (max). Untuk mendapatkan output,

diperlukan empat tahapan yaitu:

1. Pembentukan Himpunan Fuzzy

Pada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi

satu atau lebih himpunan fuzzy. Dalam penentuan status gizi dengan parameter Indeks

Massa Tubuh (IMT), variabel input dibagi menjadi dua yaitu variabel berat dan tinggi

badan. Serta satu variabel output, yaitu variabel nilai gizi. Variabel nilai gizi ini

(46)

tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin. Penentuan variabel yang digunakan

[image:46.595.103.530.159.248.2]

dalam penelitian ini, terlihat pada Tabel 3.2. berikut ini.

Tabel 3.2. Semesta pembicaraan untuk setiap variabel fuzzy.

Fungsi Nama Variabel Semesta Pembicaraan

Input Berat Badan [3.3 , 18.3]

Tinggi Badan [55 , 105]

Output Nilai Gizi [-4 , 3]

Dari variabel yang telah dimunculkan, kemudian disusun domain himpunan fuzzy.

Berdasarkan domain tersebut, selanjutnya ditentukan fungsi keanggotaan dari masing – masing variabel seperti terlihat pada Tabel 3.2. Berikut adalah perancangan himpunan fuzzy pada penentuan status gizi menggunakan indeks massa tubuh :

Tabel 3.3. Tabel Himpunan Fuzzy.

Ringan

Normal

[image:46.595.154.477.408.702.2]

Berat

[3.3 , 10.8]

[7.8 , 13.8]

[10.8 , 18.3]

Variabel Nama Variabel Semesta Pembicaraan

Berat Badan

(kg)

[3.3 , 6.3 , 10.8]

[7.8 , 10.8 , 13.8]

[10.8 , 15.3 , 18.3] Parameter

Ringan

Normal

Berat

[55 , 80]

[70 , 90]

[80 , 100]

Variabel Nama Variabel Semesta Pembicaraan

Tinggi Badan (cm)

[55 , 65 , 80]

[70 , 80 , 90]

[80 , 95 , 105] Parameter

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi Baik

[-4 , -3]

[-3 , -2]

[-2 , 2 ]

Variabel Nama Variabel Semesta Pembicaraan

Nilai Gizi

[-4 , -3.5 , -3]

[-3 , -2.5 , -2]

[-2 , 1 , 2] Parameter

Gizi Lebih [2 , 3] [2 , 2.5 , 3]

Himpunan fuzzy beserta fungsi keanggotaan dari variabel berat badan, tinggi badan,

(47)

a. Himpunan Fuzzy Variabel Berat Badan

Pada variabel berat badan didefinisikan tiga himpunan fuzzy, yaitu RINGAN,

NORMAL, dan BERAT. Untuk merepresentasikan variabel berat badan

digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan fuzzy RINGAN, bentuk

kurva segitiga untuk himpunan fuzzy NORMAL, dan bentuk kurva bahu

kanan untuk himpunan fuzzy BERAT. Gambar himpunan fuzzy untuk variabel

berat badan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

0 1

3.3 18.3

Ringan Normal Berat

[image:47.595.248.425.253.361.2]

4.8 7.8 10.8 13.8 16.8

Gambar 3.2 Himpunan Fuzzy Berat Badan

Dimana sumbu horizontal merupakan nilai input dari variabel berat badan,

sedangkan sumbu vertikal merupakan tingkat keanggotaan dari nilai input.

Dengan fungsi keanggotaan adalah sebagai berikut:

; x < 3.3 ; 3.3 < x < 10.8 ; x > 10.8

�Ringan = 10.8 – X 3

1

0

�Berat = X – 10.8 3

; x > 16.8

0

1

; x < 7.8

�Normal =

X – 7.8 3

0

0

13.8 – X 3

; 7.8 < x < 10.8

; 10.8 < x < 13.8

; x > 13.8

; x < 10.8

; 10.8 < x < 16.8

Seseorang anak dianggap ringan bila berat badannya antara 3.3 kg sampai

10.8 kg, dianggap normal bila berat badannya antara 7.8 kg sampai 13.8 kg,

dianggap berat bila berat badannya antara 10.8 kg sampai 16.8 kg, dianggap

(48)

dianggap normal sekaligus tinggi bila berat badannya antara 10.8 kg sampai

13.8 kg

b. Himpunan Fuzzy Variabel Tinggi Badan

Pada variabel tinggi badan didefinisikan tiga himpunan fuzzy, yaitu

RENDAH, NORMAL, dan TINGGI. Untuk merepresentasikan variabel tinggi

badan digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan fuzzy RENDAH,

bentuk kurva segitiga untuk himpunan fuzzy NORMAL, dan bentuk kurva

bahu kanan untuk himpunan fuzzy TINGGI. Representasi himpunan fuzzy

untuk variabel tinggi badan ditunjukkan pada Gambar 3.2.

0 1

50 60 70 80 90 100

Rendah Normal Tinggi

[image:48.595.223.444.301.413.2]

110

Gambar 3.3 Himpunan Fuzzy Tinggi Badan

Dimana sumbu horizontal merupakan nilai input dari variabel tinggi badan,

sedangkan sumbu vertikal merupakan tingkat keanggotaan dari nilai input.

Dengan fungsi keanggotaan adalah sebagai berikut:

Rendah = 60 – X 20

1

0

Tinggi = X – 80 20

0

1

; x < 70

Normal =

X – 70 10

0

0

90 – X 10

; 70 < x < 80

; 80 < x < 90

; x > 90 ; x < 60

; 60 < x < 80 ; x > 80

; x < 80 ; 80 < x < 100 ; x > 100

Seseorang anak dianggap rendah bila tinggi badannya antara 50 cm sampai 80

(49)

Gambar

Gambar 2.5. Himpunan Fuzzy Kepandaian Mahasiswa Berdasarkan IPK
Gambar 2.7 Representasi Linear Turun Gambar 2.7 Representasi Linear Turun
Gambar 2.8 Representasi Kurva Segitiga
Gambar 2.9 Representasi Kurva Trapesium
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan keaktifan belajar siswa antara yang menggunakan metode Peer Lessons dan group to group exchange (GGE)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH MELALUI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS TEKNOLOGI OPEN SOURCE..

menyelesaikan pembiayaan bermasalah, ada seorang nasabah dia seorang pengusaha yang melakukan pembiayaan di KSPPS BMT Amanah Ummah sebesar Rp 10.000.000,

Pada flowchart di atas hal nya harus dilakukan adalah menentukan lokasi koordinat dari pembangunan PLTS serta data awal seperti energi yang dibutuhkan setiap harinya

Solusi pemecahan yang dapat diberikan untuk mempercepat pendinginan pada proses produksi kue lapis pada Kelompok Usaha ³ $6,+´ adalah dengan membuat sebuah alat atau

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa zaman peralihan Hindu ke Islam dalam kesusastraan Melayu mengacu pada zaman di mana kebudayaan Hindu masih tetap

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny”I” selama kehamilan trimester III dengan Kehamilan Resiko Tinggi (Jarak Kehamilan Terlalu Dekat), pada persalinan

Oleh karena itulah minat akan mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh ketersediaan sarana pendidikan dan persepsi yang baik terhadap tingkat pemahaman IFRS, seseorang yang