• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efektifitas Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 3-5 tahun di Sekolah Bodhicitta, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Efektifitas Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 3-5 tahun di Sekolah Bodhicitta, Medan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE PENGAJARAN

CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP PENURUNAN

INDEKS PLAK PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

DI SEKOLAH BODHICITTA, MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : VERA NIM : 060600183

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Pedodonsia Tahun 2010

Vera

Perbandingan Efektifitas Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi

terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 3-5 tahun di Sekolah

Bodhicitta, Medan

ix + 46 halaman

Penyebab utama terjadinya penyakit karies dan periodontal adalah plak. Plak

dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan mulai dapat diajarkan pada awal masa kanak-kanak karena kemampuan kognitif maupun motorik anak mengalami perkembangan. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran

dengan kelompok umur dan antar kelompok umur dengan metode pengajaran.

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Rancangan Eksperimental Sederhana. Sampel penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun dari sekolah Bodhicitta.

Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling. Prosedur penelitian dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak sebelum dan sesudah pengajaran cara

(3)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan penurunan indeks

plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi dengan kelompok umur (p<0,05) dan adanya perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi (p<0,05).

Anak pada usia 3, 4, dan 5 tahun lebih efektif diajarkan dengan metode kombinasi. Metode pengajaran dengan video dan peragaan lebih efektif diajarkan

pada anak usia 5 tahun dan metode kombinasi lebih efektif diajarkan pada anak usia 4 dan 5 tahun.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Januari 2010

Pembimbing : Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada 13 Januari 2010

TIM PENGUJI

KETUA : Yati Roesnawi, drg

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan

dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet D. Nasution, drg., Sp. Pros., Ph. D selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Taqwa Dalimunthe, drg, Sp.KGA selaku Kepala Bagian Pedodonsia.

3. T. Hermina M, drg selaku dosen pembimbing skripsi dan akademik yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan mengarahkan penulis

selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

4. Prof. Trimurni Abidin, drg., M.Kes., Sp.KG(K)., selaku ketua bagian UPT

penelitian FKG USU yang telah memberikan masukan-masukan atas skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Pedodonsia FKG USU yang telah memberikan saran, masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU yang telah memberikan

bimbingan selama penulis menjalankan pendidikan di FKG USU.

8. Ibu Karmila sebagai kepala sekolah PG/TK di sekolah Bodhicitta yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dan adik-adik

di kelas PG dan TK yang telah bersedia untuk turut serta dalam penelitian.

9. Teristimewa kepada Ayahanda (Harianto Halim) dan Ibunda (Lie Lie Tju)

serta adikku tercinta Suisie dan Chandra atas perhatian, kasih sayang, semangat dan doa kepada penulis. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada abang Kriswandy Putra buat semua semangat, dukungan dan kasih sayangnya.

10. Teman-teman penulis yaitu Merina, Tere, Trisna, Ellysa, Vivi, Tia, Ida, Findy, Vincent, Aciek, Yufri, Calvin, Steven, Antony, Albert, Chuan, Jo, Lim, Peik

chin, bang Benny, bang Steven, bang Fernando, bang Andrew, bang Jimmy, kak Sylvi, kak Sri, dik Sharen atas bantuannya dalam penelitian dan seluruh teman-teman mahasiswa FKG USU ’06 atas kasih sayang, semangat dan persahabatannya.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan, khusunya bidang kedokteran gigi.

Medan, Januari 2010 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

(9)

2.4 Pemilihan Metode Pengajaran 17 4.2 Hasil Perhitungan Selisih Rata-Rata Skor Indeks Plak Antar Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi pada Kelompok Umur 3, 4, dan

5 tahun 32

4.3 Hasil Perhitungan Selisih Rata-Rata Skor Indeks Plak Antar Kelompok Umur dengan Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi menggunakan Video, Peragaan dan Kombinasi Kedua

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan bahasa anak usia 2-5 tahun 16

2. Rata-rata skor indeks plak awal dan akhir metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun 32

3. Perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar metode pengajaran cara

menyikat gigi pada kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun 33

4. Perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Informasi kepada orang tua/wali subjek penelitian.

2. Lembaran pemeriksaan.

3. Data anak umur 3, 4, dan 5 tahun.

4. Hasil analisa One-Way Annova skor indeks plak awal dan akhir pada anak usia 3-5 tahun.

5. Hasil analisa One-Way Annova selisih skor indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran dengan kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun.

6. Hasil analisa One-Way Annova selisih skor indeks plak antar kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran serta dengan kelompok kontrol.

7. Surat Ethical Clearance.

(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Pedodonsia Tahun 2010

Vera

Perbandingan Efektifitas Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi

terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 3-5 tahun di Sekolah

Bodhicitta, Medan

ix + 46 halaman

Penyebab utama terjadinya penyakit karies dan periodontal adalah plak. Plak

dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan mulai dapat diajarkan pada awal masa kanak-kanak karena kemampuan kognitif maupun motorik anak mengalami perkembangan. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran

dengan kelompok umur dan antar kelompok umur dengan metode pengajaran.

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Rancangan Eksperimental Sederhana. Sampel penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun dari sekolah Bodhicitta.

Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling. Prosedur penelitian dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak sebelum dan sesudah pengajaran cara

(13)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan penurunan indeks

plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi dengan kelompok umur (p<0,05) dan adanya perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi (p<0,05).

Anak pada usia 3, 4, dan 5 tahun lebih efektif diajarkan dengan metode kombinasi. Metode pengajaran dengan video dan peragaan lebih efektif diajarkan

pada anak usia 5 tahun dan metode kombinasi lebih efektif diajarkan pada anak usia 4 dan 5 tahun.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut hasil survei SKRT 2001, prevalensi karies dan penyakit periodontal masih tinggi yaitu berkisar 80%.1 Selain itu,Hasil penelitian Eka C., dkk (2004) pada

317 anak di empat Posyandu Desa Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung menunjukkan prevalensi nursing mouth caries umur 15-60 bulan tergolong tinggi yaitu 56,78%.2 Hasil penelitian Wiworo H., dkk (2002) pada anak usia prasekolah sebanyak 50 anak

perkotaan dan 50 anak pedesaan di kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan pengalaman karies gigi rata-rata (index dmf-t) sebesar 4,48

sedangkan di pedesaan sebesar 6,28.3 Hal ini menunjukkan bahwa anak prasekolah merupakan salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena anak tidak dibiasakan menyikat gigi sejak dini oleh orang tua, sehingga tidak ada

kesadaran dan motivasi dari anak untuk memelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulutnya.2,3

Penyebab utama terjadinya penyakit karies dan periodontal adalah plak.1 Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan.4,5,6 Plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur, semprotan air atau udara tetapi plak dapat dibersihkan

(15)

Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan dalam upaya menjaga kesehatan

gigi dan mulut anak perlu disosialisasikan dan sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Peran serta orang tua diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara kesehatan gigi

dan mulutnya.8,9 Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, lamanya menyikat

gigi serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat.9

Pengajaran cara menyikat gigi kepada anak prasekolah ternyata dapat menurunkan indeks plak. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Soraya, dkk (2002) pada

40 anak umur 3-6 tahun di taman kanak-kanak Brasilia, Brazil dengan metode audiovisual, anak sebagai model dan instruksi langsung. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan tidak adanya perbedaan penurunan indeks plak dengan metode pengajaran secara audiovisual, metode pengajaran dengan anak sebagai modelnya, kelompok usia 5-6 tahun menunjukkan penurunan indeks plak yang lebih tinggi

(40,4%) dibandingkan dengan kelompok usia 3-4 tahun (31,7%) sedangkan metode pengajaran dengan instruksi langsung menunjukkan penurunan indeks plak yang

tinggi pada kelompok usia 5-6 tahun sebesar 45,8%.10

Anak prasekolah mulai dari anak berusia dua tahun sampai enam tahun dikenal sebagai anak-anak yang berada dalam masa kanak-kanak awal.11-13 Masa

kanak-kanak awal merupakan masa yang ideal untuk mempelajari berbagai keterampilan karena kemampuan anak yaitu kemampuan motorik dan kognitif

(16)

berkembang.8 Hal ini dibuktikan oleh penelitian Ogasawara (1992) bahwa anak usia

3-6 tahun dapat dipertimbangkan untuk proses kemampuan menyikat gigi dari permukaan oklusal dan bukal sampai permukaan lingual gigi depan, anak dapat menyikat gigi hampir semua permukaan dalam mulut walaupun belum adekuat.14

Kemampuan kognitif anak dalam tahap praoperasional dimana anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan simbol seperti gambar dan

bahasa.11,12,15 Bahasa dapat membantu anak untuk berkomunikasi dan mengerti apa yang disampaikan orang lain sehingga anak dapat mengingat kembali dan membandingkan objek dan pengalaman yang telah diperoleh.12 Anak usia 5-7 tahun

mampu memusatkan perhatian dengan lebih baik dibandingkan anak yang lebih muda (2004 cit. John, 2007).11 Rangsangan eksternal tampaknya menentukan sasaran perhatian anak prasekolah. Oleh karena itu, Penggunaan media disarankan untuk anak prasekolah untuk meningkatkan kepahaman.10

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai perbandingan efektifitas metode pengajaran cara menyikat gigi pada anak usia 3-5 tahun disekolah Bodhicitta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran

(17)

2. Apakah ada perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3, 4,

dan 5 tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran

cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran dengan kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun.

2. Menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3,

4, dan 5 tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran.

1.4Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan

Untuk memberikan informasi mengenai metode pengajaran cara menyikat gigi yang dapat diajarkan dan efektif pada anak prasekolah.

2. Manfaat untuk Populasi Penelitian

Untuk memotivasi anak agar mau belajar menyikat gigi dan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Gigi

Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari

kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.4,5,6

2.1.1 Komposisi Plak

Ada tiga komposisi plak dental yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik. Komposisi plak dental adalah mikroorganisme. Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan di dalam plak dental.16

Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya.4,16-18 Mikroorganisme non bakteri juga ditemukan pada plak antara lain spesies Mycoplasma, Ragi, Protozoa dan Virus. Mikroorganisme ini berada pada matriks

interseluler yang juga mengandung sedikit sel-sel dari jaringan pejamu seperti sel epitel, makrofag dan leukosit.17,18

(19)

sedangkan komponen anorganik terdiri dari kalsium, posfor, dan sejumlah mineral

lain seperti natrium, kalium dan fluor.5,17,18

2.1.2 Proses Pembentukan Plak

Proses pembentukan plak tersebut dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi awal pada permukaan gigi serta kolonisasi sekunder dan pematangan plak. Ketiga proses pembentukan plak ini akan dibahas dalam

subbab berikut.5,16,17

2.1.2.1 Pembentukan Pelikel

Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein dan glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkular. Pada fase awal permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh

pelikel glikoprotein.5,16,18 Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak

dengan saliva dan pada permukaan gigi berupa material stein yang terang apabila gigi diwarnai dengan bahan pewarna plak.18 Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi

(pengeringan) jaringan.17 Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang

(20)

2.1.2.2 Kolonisasi Awal pada Permukaan Gigi

Kolonisasi awal pada pemukaan gigi di permukaan enamel dalam 3-4 jam didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Streptokokus sanguins, Streptokokus mutans, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces viscosus dan Actinomyces naeslundii.7,16-19 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesion, yaitu : molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang bersifat aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen

dengan adanya spesies bakteri anaerob gram-negatif setelah 24 jam.17,19

2.1.2.3Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak

Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:18

a. Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi. b. Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru Dalam tiga hari, pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni

awal ke permukaan gigi yang bersih meningkat, seperti Prevotella intermedia, Prevotella loesheii, spesies Capnocytophaga, Fusobakterium nucleatum dan

(21)

pematangan plak pada hari ke-7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram

positif dan meningkatnya bakteri gram negatif.18,19

2.1.3 Hubungan antara Plak dengan Penyakit Karies

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme mikroorganisme, yang dapat mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan keras gigi. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu

kejadian saja tetapi disebabkan oleh serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya

beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host (tuan rumah), agen (mikroorganisme), substrat (diet) serta ditambah faktor waktu.3,4-6,20

Proses terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva, kemudian mikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substrat

(makanan) berkarbohidrat lengket di plak disebut debris, mikroorganisme meragi substrat sehingga menyebabkan pH plak turun sampai 5 mengakibatkan demineralisasi enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi

karies.4,5,20,21

2.1.4 Hubungan antara Plak dengan Penyakit Periodontal

(22)

periodontal yang ringan, biasanya gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah

berdarah sedangkan periodontitis adalah kerusakan tulang pendukung gigi.4

Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul makin banyak dan akan mengiritasi gingiva, dan berlanjut merusak jaringan penyangga yang

lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka tulang penyangga lama-kelamaan menjadi goyang dan sampai pada akhirnya gigi yang terkena penyakit ini

akan tanggal sendiri tanpa pencabutan.4,22

2.2 Menyikat Gigi

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Tujuan menyikat gigi adalah untuk menyingkirkan dan mencegah terbentuknya plak, membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein,

merangsang jaringan gingiva, dan melapisi permukaan gigi dengan fluor.4

2.2.1 Kontrol Plak

Plak di permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut.

Penumpukan plak dalam jumlah sedikit yang tidak terlihat secara visual dapat dideteksi dengan disclosing material. Disclosing material ini berguna untuk menilai serta mendidik kebersihan mulut anak-anak, karena mudah untuk menerangkan

bagian-bagian yang masih perlu untuk dibersihkan lagi.6,23

Bahan pewarna (disclosing material) yang biasa digunakan adalah iodine, mercurochrome, bahan pewarna makanan seperti gincu kue berwarna merah dan

(23)

Bahan pewarna ada yang berbentuk cairan dan tablet. Cara penggunaan bahan

pewarna plak tersebut:4,23

a. Bahan pewarna cairan

Cairan pewarna diteteskan beberapa tetes ke kapas yang dibulatkan, lalu

dioleskan pada seluruh permukaan gigi, kemudian kumur dengan air atau cairan pewarna dibiarkan di dalam mulut selama 15-30 detik baru dibuang.

b. Bahan pewarna tablet

Tablet dikunyah dan kemudian biarkan bercampur dengan saliva dan biarkan saliva di dalam mulut sekitar 30 detik baru dibuang.

Setelah mengetahui bagian-bagian yang masih terdapat plak gigi, kita melakukan pembersihan secara mekanis seperti menyikat gigi. Tindakan ini

merupakan kontrol plak.6

2.2.2 Pemilihan Sikat Gigi dan Pemakaian Pasta Gigi.

Sikat gigi merupakan alat melakukan kontrol plak secara mekanis. Sikat gigi yang aman buat anak dengan menggunakan sikat gigi manual. Sikat gigi manual adalah sikat gigi yang biasa digunakan sehari-hari dengan kekuatan tangan. Ukuran

sikat gigi untuk anak yang biasa digunakan ialah sikat gigi dengan panjang tangkai 13 cm, panjang kepala 2 cm dan lebar kepalanya 0,6 cm.6

Departemen Kesehatan RI menganjurkan agar memakai sikat gigi manual yang berbentuk lurus, pegangan sikat lurus segaris dengan kepala sikat serta sikat berbulu rata atau datar sehingga mampu dikendalikan saat menyikat.24,25 Kepala sikat

(24)

sikat yang terbuat dari bahan nilon lebih efektif untuk menyingkirkan plak karena

lebih lentur, lebih halus dan tipis serta tidak menyerap air. Kekakuan bulu sikat yang lunak lebih baik dan fleksibel membersihkan daerah gingival bebas dan interdental. Sikat gigi berumpun banyak, selain terdiri atas sikat gigi yang biasa dijumpai juga

ada yang berserabut jarang yang baik untuk membersihkan daerah sulkus gusi.26 Setiap kali sesudah dipakai sikat gigi harus dibersihkan dibawah air mengalir

supaya tidak ada sisa-sisa makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih sikat gigi diletakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering dengan tujuan agar sikat gigi tidak lembab dan basah. Sikat gigi perlu diganti 2-3 bulan setelah pemakaian,

oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gusi.6,27

Pasta gigi adalah bahan yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan dan memoles seluruh permukaan gigi. Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan

sisa-sisa makanan, fungsi sekundernya untuk memperkilat gigi dan mempertinggi kesehatan gingiva serta mengurangi bau mulut.28

Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%, pelembab 20-40%, detergen 1-2%, bahan pengikat 2%, bahan penyegar ±2%, bahan pemanis ±2%, bahan terapeutik ±5%, dan pewarna <1%.4,28 Pasta gigi terapeutik

dibagi dalam 2 kelompok yaitu:28

a. Pasta gigi terapeutik yang tidak mengandung fluor seperti pasta gigi yang

(25)

b. Pasta gigi terapeutik yang mengandung fluor untuk mencegah terjadinya

karies gigi seperti : sodium fluoride 0,22%, stannous fluoride 0,4% dan sodium monofluorophosphate 0,76%.

Anak prasekolah sudah dianjurkan untuk memakai pasta gigi yang

mengandung fluor karena kemampuan refleks penelanan anak sudah lebih baik, sehingga anak sudah dapat berkumur dan meludahkan cairan yang terdapat dalam

mulutnya.8 Jumlah pasta gigi yang dioleskan hanya sebesar biji kacang polong kecil sehingga kadar fluor yang masuk kedalam tubuh anak masih dalam batas yang normal walaupun anak menelan pasta giginya serta untuk mencegah terjadinya

fluorosis.27

2.2.3 Metode Menyikat Gigi

Teknik menggosok gigi tidak mudah untuk dikuasai oleh anak dibawah usia 5-6 tahun. Semua teknik kecuali teknik scrub memerlukan keterampilan. Memaksakan satu metode yang sulit dilakukan oleh anak akan melemahkan semangat anak untuk menggosok gigi. Biasanya lebih bijaksana untuk mengajarkan teknik

scrub terlebih dahulu, dan setelah terjadi kemajuan, baru dikenalkan satu dari teknik lainnya dalam mengembangkan minat dan kerja sama anak.29

Teknik melakukan scrubbing horizontal dengan menempatkan sikat gigi tegak lurus terhadap mahkota gigi, kemudian sikat gigi digerakkan maju mundur 6-9 mm. Gigi anak-anak yang mempunyai bentuk seperti lonceng paling efektif bila dibersihkan dengan menggunakan teknik ini. Namun demikian, apabila teknik ini

(26)

maka kemungkinan terjadi resesi gingiva dan kerusakan cemento-enamel junction.4,27,29

Cara lain melakukan penyikatan gigi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh anak prasekolah adalah metode fones. Teknik fones hampir sama dengan teknik horizontal kecuali gerakan yang digunakan adalah rotasi. Fones berusaha mengantisipasi kemungkinan rusaknya gingiva dengan gerakan rotasinya. Selain itu,

ia juga menganjurkan agar tidak hanya gigi yang disikat tetapi juga gusi dan lidah.8 Metode menyikat gigi pada anak lebih ditekankan agar mampu membersihkan keseluruhan giginya bagaimanapun caranya namun dengan bertambahnya usia

diharapkan metode bass dapat dilakukan.21

2.2.4 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi

Menurut American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi, secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi hari setelah

sarapan dan malam sebelum tidur.4,6,24 Penelitian menunjukkan bahwa menyikat gigi sekali sehari pada anak, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan mencegah terbentuknya karies gigi. Menyikat gigi khususnya pada malam hari sangat

penting, bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan) yang melekat di permukaan gigi setiap malam.27 Lamanya penyikatan tidak ditentukan, tetapi

(27)

2.3 Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal

Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai suatu hasil dari proses pematangan. Masa kanak-kanak awal dimulai dari usia

dua tahun sampai enam tahun. Para pendidik menyebut masa kanak-kanak awal sebagai usia prasekolah karena pada masa ini anak mengembangkan keterampilan

untuk kesiapan sekolah.12,13,30

Para ahli psikologi menyebut usia ini sebagai usia bertanya dimana anak menjelajah lingkungannya dengan bertanya dan usia meniru dimana anak suka

meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. 12,13 Menurut Bandura harus ada empat persyaratan untuk dapat meniru tingkah laku dengan baik:15,31

a. Perhatian (suatu model tidak akan bisa ditiru bila tidak diadakan pengamatan).

b. Retensi atau disimpan dalam ingatan (tingkah laku yang diamati harus

bisa diingat kembali untuk bisa ditirukan juga bila model tidak lagi ada).

c. Reproduksi motorik (untuk dapat menirukan dengan baik seseorang harus

memiliki kemampuan motoriknya).

(28)

Menurut Piaget, Tahap perkembangan kognitif anak usia 2-7 tahun berada

dalam tahap praoperasional yang dibagi menjadi 2 fase yaitu :11,12 a. Subtahap fungsi simbolik (usia 2-4 tahun)

Dalam subtahap ini ditandai dengan munculnya lambang atau simbol seperti

bahasa. Anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menggambarkan atau membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada (tidak terlihat) dengan

sesuatu yang lain. Misalnya, pisau yang terbuat dari plastik adalah suatu yang nyata, mewakili pisau yang sesungguhnya. Anak prasekolah dapat mengorganisir dan memproses apa yang mereka ketahui melalui pemikiran simbolis. Anak akan dapat

mengingat kembali dan membandingkan objek dan pengalaman yang telah diperoleh.

11,12

b. Subtahap pemikiran intuitif (usia 4-7 tahun)

Dalam subtahap ini simbol-simbol anak meningkat kompleks namun proses penalaran dan pemikiran masih memiliki ciri-ciri keterbatasan tertentu. Anak-anak

mulai menggunakan pemikiran primitif dan ingin mengetahui jawaban dari semua pertanyaan. Pemikiran anak terhadap satu objek hanya pada satu dimensi dan

mengesampingkan semua dimensi yang lain. 11,12

Awal masa kanak-kanak merupakan saat dimana penguasaan tugas pokok dalam belajar berkembang pesat, yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan

kata-kata, dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.12,13 Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan

(29)

Menurut Milestones, tahap perkembangan bahasa anak usia 2-5 tahun dapat

dilihat pada tabel berikut:32

Tabel 1. Perkembangan bahasa anak usia 2-5 tahun.32

Umur (Tahun) Kemampuan Reseptif Kemampuan Ekspresif 2-3 - Menjawab pertanyaan

- Mengikuti 2 langkah perintah

- Frase 50% dapat dimengeti - Dapat membentuk 3 (atau lebih) kalimat

- Menanyakan “apa” 3-4 - Mengerti banyak apa

yang dikatakan

- Menanyakan “mengapa” - Kalimat 75% dapat dimengerti - Bahasa sudah mulai jelas - Menggunakan lebih dari 4 kata dalam satu kalimat

4-5 - Mengerti banyak apa yang dikatakan

- Dapat menyusun kalimat dengan baik

- 100% Kalimat dapat dimengerti

Kemampuan menerima instruksi sangat dipengaruhi cara anak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Mendengarkan radio dan televisi ternyata sangat

membantu karena mendorong anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian. Disamping itu, kalau ada orang berbicara dengan lambat dan jelas kepada anak, dengan menggunakan kata-kata yang sekiranya dapat dimengerti, hal ini juga akan

mendorong anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian.13

Keterampilan motorik kasar lebih baik pada masa ini sedangkan motorik halus

mulai berkembang.8 Ada dua macam keterampilan motorik yaitu:11

a. Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar, seperti menggerakan lengan dan berjalan.

(30)

Memori anak berkembang selama masa kanak-kanak awal (2004, cit. John 2007). Penelitian Dempster (1981) mengenai rentang memori menunjukkan bahwa memori jangka pendek anak meningkat dari usia 2 tahun hingga 7 tahun. Anak prasekolah mampu mengingat banyak informasi jika mereka diberikan petunjuk dan

arahan yang jelas dan pengulangan informasi memungkinkan informasi bertahan

lebih lama di memori.11

2.4. Pemilihan Metode Pengajaran

Pengertian mengajar adalah memberikan pengetahuan, ilmu, keterampilan

dari yang menguasai kepada yang belum menguasai, dan telah direncanakan sebelumnya. Proses penyampaian materi pengajaran kepada anak disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak untuk memilih metode dan media yang tepat serta

membantu pencapaian usaha mengubah tingkah laku.30,31

Dalam mengembangkan sikap sampai tingkat keterampilan, anak harus diberi

kesempatan untuk mencoba sendiri. Metode yang digunakan dalam hal itu adalah demonstrasi dengan melibatkan anak didalamnya. Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan informasi dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau

menunjukkan secara langsung proses atau prosedur. Penyajian ini disertai dengan alat peraga dan tanya jawab. Biasanya demonstrasi diberikan kepada kelompok individu

yang tidak terlalu besar jumlahnya.19,30

Tujuan dari metode pengajaran dengan demonstrasi, adalah sebagai berikut:30 a. Untuk memperlihatkan kepada anak bagaimana cara membuat sesuatu

(31)

bahan apa saja yang digunakan, bentuk, tipe serta cara penggunaannya.

b. Meyakinkan kepada anak bahwa ide baru tersebut bisa dilaksanakan setiap orang dan meningkatkan minat untuk belajar dan mencoba sendiri dengan prosedur yang didemonstrasikan.

Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada anak sehingga mudah dimengerti. Jenis media yang dapat digunakan yaitu alat peraga visual berupa

model, gambar, objek dan alat-alat lain. Untuk mengkonkretkan ajaran, media visual ini dilengkapi dengan audio sehingga kita kenal adanya alat audiovisual berupa televisi dan video.19,33 Alat peraga ini mempunyai kegunaan, adalah sebagai berikut:16

a. Dapat memudahkan pengajaran

b. Dapat membuat anak mengerti hal yang diajarkan

c. Dapat meningkatkan perhatian anak

d. Dapat membantu untuk menggambarkan suatu benda yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan kata-kata

Pengajaran cara menyikat gigi pada anak dikatakan berhasil, bukan karena kepandaian si pengajar dalam menyampaikan informasi tetapi kemampuan anak

dalam menerima informasi dengan melihat dan mendengarkan sehingga mereka sadar akan adanya tingkah laku yang baru, tertarik, menilai, mencoba dan pada akhirnya mereka menganut tingkah laku dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Selain

itu, adanya berbagai media yang mendukung seperti penggunaan video dan model gigi yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan penyuluhan

(32)

2.5Kerangka Teori

GIGI SALIVA

GLIKOPROTEIN

MIKROORGANISME

PLAK GIGI

KARIES PERIODONTAL

MENYIKAT GIGI

Kontrol plak

Resiko berkurang

- Perkembangan masa kanak-kanak awal - Pengajaran metode

menyikat gigi

A. Pemilihan sikat dan Pemakaian pasta gigi

B. Metode menyikat gigi

C. Waktu dan

frekuensi menyikat gigi

(33)

2.6 Kerangka Konsep

? METODE PENGAJARAN

CARA MENYIKAT GIGI

PLAK

VIDEO PERAGAAN

(MODEL GIGI)

KOMBINASI

?

?

KELEBIHAN:33

1 Dapat menarik perhatian 2 Rekaman dapat diputar berulang-ulang

3 Gerakan gambar dapat dihentikan untuk diamati dengan seksama

KEKURANGAN:33

1 Perhatian anak sulit dikuasai 2 Sifat komunikasi satu arah 3 Kurang mampu menampilkan detail dari objek secara

sempurna 4 Peralatan mahal

KELEBIHAN:19

1 Dapat menarik perhatian. 2 Membantu mempresentasikan objek yang sesungguhnya. 3 Sifat komunikasi dua arah

KEKURANGAN:19

- Kurang dapat untuk

merefleksikan tentang kontrol plak

Anak umur 3-5 tahun :

- KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

(Perhatian anak, Kemampuan menerima instruksi, Memori Anak)

(34)

2.7 Hipotesa Penelitian

1. Ada perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran dengan kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun.

3. Ada perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3, 4, dan 5

tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan

(35)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Rancangan Eksperimental Sederhana.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah anak umur 3-5 tahun dari sekolah Bodhicitta sebanyak 159 orang. Sampel penelitian ini dipilih dengan Simple Random Sampling dan memenuhi kriteria inklusi.35

3.2.1 Kriteria Inklusi : a. Berusia 3-5 tahun.

b. Keadaan kesehatan umum baik. c. Pada masa gigi desidui.

d. Terdapat 20 gigi untuk diperiksa.

e. Mempunyai indeks plak awal ≥ 2 . 3.2.2 Kriteria Eksklusi :

a. Anak yang tidak mendapatkan persetujuan dari orang tua. b. Anak yang menolak untuk diperiksa dan tidak kooperatif.

3.2.3 Besar sampel penelitian

Besar sampel penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus:34 (t-1) x (r-1) ≥ 15

(36)

t = jumlah perlakuan

r = jumlah ulangan

Dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pada sampel yaitu metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan, dan kombinasi kedua

pengajaran pada kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun ; sehingga t = 9

Jumlah sampel (n) tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

(t-1) x (r-1) ≥ 15 (9-1) x (r-1) ≥ 15 8 x (r-1) ≥ 15

r-1 ≥ 15/8 r ≥ 1,875 + 1 r ≥ 2,875 n = 3,45 ≈ 5

Besar sampel penelitian pada masing-masing kelompok umur :

a. Kelompok usia 3 tahun : 20 orang. b. Kelompok usia 4 tahun : 20 orang.

c. Kelompok usia 5 tahun : 20 orang

Setiap kelompok umur dibagi menjadi tiga kelompok pengajaran yaitu : a. Kelompok 1 : Pengajaran dengan menggunakan video sebanyak 5 orang.

b. Kelompok 2 : Pengajaran dengan menggunakan peragaan sebanyak 5 orang. c. Kelompok 3 : Pengajaran dengan menggunakan kombinasi kedua pengajaran

sebanyak 5 orang.

(37)

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas/ Perlakuan

Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pengajaran cara menyikat gigi dengan video, peragaan, dan kombinasi kedua pengajaran.

3.3.2 Variabel Tergantung /Tercoba

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah skor indeks plak.

3.3.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali pada penelitian ini adalah :

1. Umur 3-5 tahun.

2. Anak berada di sekolah yang sama.

3. Mempunyai Indeks plak awal ≥ 2. 4. Jenis sikat gigi yang digunakan. 5. Jenis pasta gigi yang digunakan.

6. Jumlah pasta gigi yang diberikan. 7. Metode menyikat gigi yang diajarkan.

3.3.4 Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali pada penelitian ini adalah : 1. Perhatian anak.

2. Kemampuan menerima instruksi. 3. Memori anak

(38)

3.3.5 Hubungan Antar Variabel

3.4 Definisi Operasional

a. Umur adalah ulang tahun terakhir dari anak.

Umur anak yang diteliti adalah 3-5 tahun.

b. Metode pengajaran cara menyikat gigi adalah cara memberikan pendidikan tentang menyikat gigi kepada anak dengan menggunakan video dan

peragaan.

Variabel tergantung/tercoba :

Skor indeks plak

Variabel terkendali : 1 Umur 3-5 tahun.

2 Anak berada di sekolah yang sama. 3 Mempunyai indeks plak awal ≥ 2. 4 Jenis sikat gigi yang digunakan. 5 Jenis pasta gigi yang digunakan. 6 Jumlah pasta gigi yang diberikan. 7 Metode menyikat gigi yang diajarkan.

Variabel tidak terkendali : 1 Perhatian anak.

2 Kemampuan menerima instruksi. 3 Memori anak

4 Kemampuan motorik anak.

Variabel bebas/perlakuan :

Metode pengajaran cara menyikat gigi 1 dengan video

2 dengan peragaan

(39)

c. Video adalah metode pengajaran cara menyikat gigi dengan memakai

video yang memperlihatkan cara menyikat gigi yang diperagakan model anak berumur 6 tahun. Video diputar sebanyak dua kali dengan durasi 3 menit.

d. Peragaan adalah metode pengajaran cara menyikat gigi memakai model

gigi terlebih dahulu kemudian seorang anak dipanggil untuk memperagakan cara menyikat gigi yang telah diajarkan untuk mengetahui apakah anak mengerti dengan

hal yang telah diajarkan. Lamanya waktu pengajaran selama 10 menit.

e. Skor indeks plak adalah angka yang menunjukkan jumlah total nilai plak gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.

Cara pemeriksaan klinis pada plak yang ditentukan berdasarkan indeks plak modifikasi Turesky dari Quigley-Hein adalah, sebagai berikut :36

a. Digunakan bahan pewarna gigi berwarna merah (disclosing solution) untuk memeriksa plak yang terbentuk pada mahkota gigi.

b. Pemeriksaan dilakukan pada tiap gigi yaitu : permukaan bukal dan lingual.

c. Kriteria penilaian :

(40)

Kode Kriteria

0 Tidak ada plak

1 Bercak-bercak plak yang terpisah-pisah pada cervical margin dan gigi

2 Lapisan tipis < 1 mm dan plak disekeliling servik

3 Lapisan plak > 1 mm tapi menutupi < 1/3 permukaan gigi 4 Lapisan plak menutupi antara 1/3-2/3 permukaan gigi 5 Lapisan plak menutupi > 2/3 permukaan gigi

Indeks plak

Jumlah total skor plak = jumlah skor bukal dan lingual pada rahang atas +

jumlah skor bukal dan lingual pada rahang bawah

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Penelitian dilakukan di sekolah Bodhicitta Jln Selam No 39-41, Medan.

b. Waktu melakukan penelitian lebih kurang 5 bulan.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Tiga serangkai

(41)

3. Gelas kumur

4. Senter

5. Sarung tangan 6. Handuk

7. Sikat gigi 8. Video

9. Model gigi

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Cotton bud

2. Alkohol 70%

3. Disclosing solution

4. Dettol 5. Pasta gigi

6. Formulir pemeriksaan

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 3 kali kunjungan yaitu kunjungan kesatu dilakukan pengajaran pada kelompok umur 3 tahun, kedua pada umur 4 tahun, ketiga

pada umur 5 tahun. Sampel yang telah diperoleh dikelompokkan berdasarkan umur yaitu 3, 4, dan 5 tahun kemudian masing-masing kelompok umur mendapatkan

(42)

dengan sesama pemeriksa untuk penyamaan persepsi gambaran skor plak yang

digunakan.

Langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Persiapan alat dan bahan untuk penilaian indeks plak. Peralatan dan bahan yang

digunakan harus dalam keadaan bersih.

b) Anak diminta duduk dikursi yang telah disediakan dan dilakukan pengisian

formulir pemeriksaan meliputi nama, umur, jenis kelamin dan tanggal pemeriksaan. c) Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis awal dengan menggunakan bahan pewarna khusus (disclosing solution) pada sampel kemudian hasil pemeriksaan dicatat sebagai indeks plak sebelum pengajaran cara menyikat gigi dalam formulir pemeriksaan.

e) Anak yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel di pilih dan dilakukan pengundian untuk mengelompokkan anak dalam kelompok pengajaran yang berbeda. f) Langkah selanjutnya kelompok video dan kombinasi dengan jumlah sampel 10

orang diajarkan dengan menggunakan video yang berdurasi sekitar 3 menit sebanyak dua kali. Setelah pengajaran dengan video selesai, kelompok kombinasi digabungkan

dengan kelompok peragaan sehingga jumlah sampel menjadi 10 orang untuk diajarkan dengan menggunakan model gigi terlebih dahulu kemudian meminta seorang anak untuk memperagakan kembali hal yang telah diajarkan dengan waktu

(43)

g) Setelah pengajaran selesai dilakukan, setiap anak dibagikan sikat gigi dan

diberikan pasta gigi sesuai dengan kebutuhan kemudian anak menyikat gigi pada kelompoknya.

h) Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis akhir dengan menggunakan bahan

pewarna khusus (disclosing solution) untuk memeriksa plak yang masih tersisa setelah dilakukan penyikatan gigi dan hasil pemeriksaan dicatat sebagai indeks plak

sesudah pengajaran cara menyikat gigi dalam formulir pemeriksaan.

i) Membantu anak melakukan penyikatan gigi kembali agar pewarna yang masih menempel di gigi pada anak dapat hilang.

3.8Pengolahan dan Analisa data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi dan

(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel dikelompokkan berdasarkan umur yaitu 3, 4, dan 5 tahun, kemudian

masing-masing kelompok umur mendapatkan metode pengajaran cara menyikat gigi dengan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran. Pemeriksaan indeks plak

awal dilakukan terlebih dahulu untuk memperoleh sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diundi untuk mendapatkan perlakuan. Sampel mendapatkan pengajaran cara menyikat gigi kemudian sampel diminta untuk menyikat gigi dan

dilanjutkan dengan pemeriksaan indeks plak akhir.

4.1 Hasil Perhitungan Nilai Mean Skor Indeks Plak Awal dan Akhir

Rata-rata skor indeks plak awal dan akhir pada anak usia 3-5 tahun dapat dilihat pada tabel 2. Rata-rata skor indeks plak awal pada anak usia 3-5 tahun terlihat

(45)

Tabel 2. Rata-rata skor indeks plak awal dan akhir metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun.

Umur Perlakuan n Skor indeks plak

4.2 Hasil Perhitungan Selisih Rata-Rata Skor Indeks Plak Antar Metode

Pengajaran Cara Menyikat gigi pada Kelompok Umur 3, 4, dan 5 tahun

Hasil analisis One-Way Annova menunjukkan adanya perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi pada anak usia 3, 4,

dan 5 tahun (tabel 3) dan terlihat adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi

pada kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun dapat dilihat pada tabel post hoc test (lampiran 5) menunjukkan bahwa anak usia 3, 4, dan 5 tahun, kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok video tidak terdapat perbedaan yang bermakna

(46)

Anak pada usia 3 dan 4 tahun, perbandingan antara kelompok video dengan

peragaan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) sedangkan antara kelompok video dengan kombinasi terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) dan antara kelompok peragaan dengan kombinasi terdapat perbedaan yang bermakna

(p<0,05).

Anak pada usia 5 tahun, perbandingan antara kelompok video dengan

peragaan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sedangkan antara kelompok video dengan kombinasi terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) dan antara kelompok peragaan dengan kombinasi terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Tabel 3. Perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi padakelompok umur 3, 4, dan 5 tahun

Umur Metode pengajaran n Selisih rata-rata skor indeks plak ( awal - akhir)

(47)

4.3 Hasil Perhitungan Selisih Rata-Rata Skor Indeks Plak Antar

Kelompok Umur dengan Metode Pengajaran Cara Menyikat Gigi

Menggunakan Video, Peragaan dan Kombinasi Kedua Pengajaran

Hasil analisis One-Way Annova menunjukkan adanya perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran serta dengan

kelompok kontrol (tabel 4) dan terlihat adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05). Perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan, dan kombinasi kedua

pengajaran serta dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel post hoc test

(lampiran 6) menunjukkan metode pengajaran dengan video, kelompok umur 3

dibandingkan dengan 4 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) sedangkan antara kelompok umur 3 dengan 5 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05), dan antara kelompok umur 4 dengan 5 tahun tidak terdapat

perbedaan yang bermakna (p>0,05).

Metode pengajaran dengan peragaan, kelompok umur 3 dibandingkan dengan

4 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sedangkan antara kelompok umur 3 dengan 5 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05), dan antara kelompok umur 4 dengan 5 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Metode pengajaran dengan kombinasi, kelompok umur 3 dibandingkan dengan 4 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sedangkan antara

(48)

antara kelompok umur 4 dengan 5 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna

(p>0,05).

Kelompok kontrol, perbandingan antara kelompok umur 3 dengan 4 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) sedangkan bila dibandingkan

antara kelompok umur 3 dengan 5 tahun dan antara umur 4 dengan 5 tahun terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Tabel 4. Perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak antar kelompok umur dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran serta dengan kelompok kontrol.

Metode pengajaran Umur n Selisih rata-rata skor indeks plak ( sebelum- sesudah)

X ± SD

Kombinasi 3 tahun 4 tahun

(49)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak sebelum dan sesudah

metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap anak usia 3-5 tahun sebanyak 60 orang di sekolah Bodhicitta. Tujuannya adalah untuk menganalisis perbedaan

penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran dengan kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun dan menganalisis perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3, 4,

dan 5 tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video, peragaan dan kombinasi kedua pengajaran.

Hasil penelitian pada tabel 2 memperlihatkanrata-rata skor indeks plak awal pada anak usia 3-5 tahun terlihat tidak adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pada populasi yang homogen mempunyai indeks plak

awal yang sama sedangkan skor indeks plak akhir terjadi penurunan rata-rata indeks plak pada kelompok pengajaran maupun kontrol karena semua sampel diminta untuk

melakukan penyikatan gigi baik pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Dalam melakukan penyikatan gigi, anak tidak lagi dibantu dalam bentuk apapun karena peneliti telah mengajarkan cara menyikat gigi sesuai dengan

pengelompokkan metode pengajaran. Anak-anak tidak di kontrol lamanya waktu menyikat dan banyaknya gerakan menyikat. Anak diberikan pujian untuk mendorong

(50)

Perbandingan antara kelompok kontrol dengan metode pengajaran

menggunakan peragaan dan kombinasi (lampiran 5) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) menunjukkan bahwa anak usia 3, 4, dan 5 tahun pada kelompok peragaan dan kombinasi mengalami penurunan rata-rata indeks plak yang lebih besar

dibandingkan dengan anak yang tidak diajarkan (tabel 3) sedangkan pengajaran dengan video tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05), hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan video kurang efektif diajarkan bila dibandingkan dengan kontrol. Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antara kelompok kombinasi dengan video dan peragaan (lampiran 5) pada kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun

terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) menunjukkan bahwa pada sampel dengan kelompok umur yang sama yaitu 3, 4, dan 5 tahun, metode kombinasi efektif

diajarkan dibandingkan dengan video dan peragaan. Penurunan rata-rata indeks plak metode kombinasi yang lebih besar dibandingkan dengan video dan peragaan pada anak usia 3-5 tahun (tabel 3).

Anak usia 5 tahun juga efektif diajarkan dengan metode peragaan dimana dapat dilihat pada tabel 3, penurunan rata-rata indeks plak pada metode peragaan

sebesar 2,29 dengan standard deviasi 0,38 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata video sebesar 0,85 dengan standard deviasi 0,26 dan pada tabel post hoct test

(lampiran 5) dapat dilihat perbandingan antara metode peragaan dan video terdapat

perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Bila dibandingkan antara kelompok video dan peragaan pada anak usia 3 dan

(51)

menunjukkan bahwa penggunaan video dan peragaan saja pada kelompok umur yang

sama yaitu 3 dan 4 tahun kurang efektif diajarkan.

Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3 dengan 4 tahun dan antara umur 4 dengan 5 tahun (lampiran 6) tidak terdapat

perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pengajaran menggunakan video kurang efektif diajarkan pada anak usia 3-4 tahun

yang mungkin dapat disebabkan dengan kemampuan anak dalam menerima informasi yang disampaikan divideo masih terbatas yang dapat terjadi karena anak lebih tertarik dengan gambar yang disajikan dibandingkan dengan pesan yang disampaikan, adanya

sedikit hambatan dalam bahasa yang dijumpai pada anak usia 3 tahun dimana anak yang berbicara dalam bahasa ibu dirumah yaitu bahasa cina sehingga kurang mengerti

beberapa kata dalam bahasa Indonesia dan media video kurang dapat menampilkan detail bagian-bagian yang disikat.

Bila dibandingkan antara kelompok umur 3 dengan 5 tahun (lampiran 6)

terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Penurunan rata-rata pada anak usia 5 tahun sebesar 0,85 dengan standard deviasi 0,26 lebih besar dibandingkan dengan

rata-rata anak usia 3 tahun sebesar 0,43 dengan standard deviasi 0,18. Hal ini menunjukkan penggunaan video efektif diajarkan pada anak usia 5 tahun yang mungkin disebabkan anak usia 5 tahun lebih dapat memusatkan perhatian sewaktu

melihat video sehingga dapat menerima pesan yang disampaikan, pengalaman anak menyikat gigi meningkat sehingga anak dapat membandingkan cara anak menyikat

(52)

Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antara kelompok umur 3

dengan 4 tahun (lampiran 6) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Penurunan rata-rata indeks plak pada anak usia 4 tahun sebesar 0,98 dengan standard deviasi 0,18 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata anak usia 3 tahun sebesar 0,65 dengan

standard deviasi 0,24. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan peragaan efektif diajarkan pada anak usia 4 tahun yang mungkin disebabkan karena anak usia 4 tahun

sudah mampu memahami ungkapan seperti bagian atas, dalam, depan dan sebagainya dan koordinasi motorik halus anak lebih tepat dibandingkan dengan anak usia 3 tahun.

Bila dibandingkan antara kelompok umur 5 dengan 3 dan 4 tahun dengan menggunakan peragaan (lampiran 6) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).

Penurunan rata-rata indeks plak yang lebih besar pada anak usia 5 tahun dibandingkan anak usia 3 dan 4 tahun (tabel 4). Hal ini menunjukkan anak usia 5 tahun efektif diajarkan dibandingkan anak usia 3 dan 4 tahun yang mungkin

disebabkan penggunaan peragaan dapat menarik perhatian anak, anak usia 5 tahun mampu memahami ungkapan seperti bagian atas, sebelah dalam, depan, dan

sebagainya, pengalaman menyikat gigi yang meningkat membuat anak yang diajarkan metode peragaan dapat mengingat bagian-bagian yang biasa anak sikat sewaktu dirumah sehingga anak dapat mengerti ketika ditunjukkan bagian-bagian gigi

yang harus disikat dimodel.

Penggunaan kombinasi, perbandingan penurunan indeks plak antar kelompok

(53)

(lampiran 6) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Penurunan rata-rata indeks

plak yang lebih besar pada anak usia 4 dan 5 tahun dibandingkan dengan anak usia 3 tahun (tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran kombinasi efektif pada anak usia 4 dan 5 tahun yang mungkin disebabkan penggunaan kedua media menarik

perhatian anak, kemampuan anak menerima instruksi sama baiknya pada anak usia 4 dan 5 tahun, adanya pengulangan informasi serta lamanya waktu pengajaran sehingga

memori anak meningkat untuk mengingat pesan yang disampaikan, cara menyikat gigi yang kurang detail ditampilkan divideo dapat diperlihatkan pada saat metode pengajaran dengan peragaan, dan dengan meningkatnya kemampuan motorik anak

sehingga ada bagian-bagian yang mampu mereka sikat.

Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 5

dengan 3 dan 4 tahun pada kelompok kontrol (lampiran 6) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sedangkan bila dibandingkan antara kelompok umur 3 dengan 4 tahun (lampiran 6) tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa anak usia 5 tahun mengalami penurunan rata-rata indeks plak lebih besar daripada anak usia 3 dan 4 tahun (tabel 4) yang mungkin disebabkan

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan efektifitas metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun di sekolah

Bodhicitta Medan disimpulkan bahwa

1. Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antar metode pengajaran cara menyikat gigi dengan menggunakan video, model dan kombinasi kedua

pengajaran dengan kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun menunjukkan dalam kelompok umur yang sama yaitu anak usia 3, 4, dan 5 tahun lebih efektif diajarkan dengan

metode kombinasi.

2. Perbandingan perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok umur 3, 4 dan 5 tahun dengan metode pengajaran cara menyikat gigi menggunakan video,

peragaan dan kombinasi kedua pengajaran menunjukkan bahwa metode pengajaran dengan video dan peragaan lebih efektif diajarkan pada anak usia 5 tahun dan metode

(55)

6.2 Saran

1. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Agar apa yang disampaikan, dapat dimengerti oleh anak perlu digunakan bahasa yang sesuai untuk memudahkan pengajaran.

2. Anak usia 3 dan 4 tahun tidak disarankan dengan pengajaran menggunakan video saja karena kemampuan anak dalam menerima informasi yang disampaikan

masih terbatas.

3. Metode peragaan pada anak usia 5 tahun dapat disarankan karena selain efektif diajarkan, penggunaan model gigi lebih menghemat biaya dalam pengajaran.

3. Pengajaran menyikat gigi yang berbeda pada anak umur 3-5 tahun dengan satu kali pengajaran efektif untuk menurunkan indeks plak tetapi pengulangan

informasi tentang cara menyikat gigi masih sangat diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jangka waktu yang panjang pada penelitian yang sama.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas metode pengajaran cara menyikat gigi dengan metode dan media yang berbeda untuk

(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi O. Perbandingan penurunan skor plak antara sikat gigi manual dengan sikat gigi elektrik pada murid-murid SMP. Dentika Dent J 2007 ; 12(2) : 145-148 2. Chemiawan E, Riyanti E, Tjahyaningrum SN. Prevalensi nursing mouth caries

pada anak usia 15-60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di posyandu desa Cileunyi Wetan kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung. Bandung, 2004 3. Haryani W, Hadi H, Hendrartini Y. Hubungan antara komsumsi karbohidrat

dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia prasekolah di kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat XVIII 2002; (3) : 131-138

4. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan : USU Press, 2008 : 4-6, 25, 74-81

5. Panjaitan M. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan: USU PRESS, 1997 : 2-5,14-21

6. Ariningrum R. Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cermin Dunia Kedokteran 2000 ; (126) : 45-51

7. Farani W, Sudarso ISR. Pengaruh perbedaan menyikat gigi dengan metode horizontal dan vertikal terhadap pengurangan plak pada anak perempuan usia 12 tahun. Dentika Dent J 2008 ; 13(2) : 108-111

(57)

9. Riyanti E, Chemiawan E, Rizalda RA. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi sekolah dasar islam terpadu (SDIT) imam bukhari. Bandung, 2005 : 1-18

10.Leal SC, Bezerra ACB, Toledo de OA. Effectiveness of teaching methods for tootbrushing in preschool children. Dent Braz J 2002 ; 13(2) : 133-136

11.Santrock JW. Perkembangan anak. Edisi kesebelas. Alih bahasa. Mila Rachmawati. Jakarta : Erlangga, 2007 : 49, 251-254, 216-218, 282-283, 288-289

12.Pey. Awal masa kanak-kanak. 27 february 2009.

november 2009)

13.Hurlock EB. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentan kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1996 : 109, 111-113

14.Ogasawara T, Watanabe T, Kasahara H. Readiness for toothbrushing of young children. J Dent 1992 : 353-359

15.Monks FJ, Knoers AMP, Haditono SR. Psikologi perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1999 : 126, 221-222

16.Gerhrig-Nield JS. Dental plaque biofilms.

(30 september 2009)

(58)

18.Haake SK. Microbiology of dental plaque. 2009)

19.Collins WJN, Walsh TF. A handbook for dental hygienists. 3rded. British : Wright, 1992 : 147-152, 321-335

20.Octiara E, Roesnawi Y. Karies gigi, oral hygiene dan kebiasaan membersihkan gigi pada anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. Dentika Dent J 2001; 6(1) : 18-23

21.Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Dent J. 2005 ; 38 (3) : 130-134

22.Damanik S, Sinaga ED. Efek penyuluhan dan pelatihan dalam penurunan indek plak pada murid-murid kelas IV dan V di dua SD negeri Medan. Dentika Dent J. 2002 ; 7(1) : 1-5

23.Daliemunthe SH. Perawatan periodontal. Medan : USU Press, 2006 :170-171 24.Sriyono NW. Perbedaan efektivitas sikat gigi manual dengan sikat gigi listrik dan

lamanya menyikat gigi dalam pembersihan plak. Dentika Dent J 2006 ; 11(1) : 20-25

25.Life W. Tips memilih sikat gigi untuk anak. 10 april 2008. http://bilqissq.blogspot.com/2008/artikel-kesehatan-anak.html

26.Dewi O. Pemilihan sikat gigi individual.Dentika Dent J 2003; 8(1) : 54-60 (1 oktober 2009)

(59)

28.Natamiharja L, Tobing KSJ. Pemilihan dan pemakaian pasta gigi di kelurahan Sudirejo kecamatan Medan Kota. Majalah Kedokteran Gigi 1998 ; (5) : 1-9

29.Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan gigi anak. Edisi Kedua. Alih Bahasa. Agus Djaya. Jakarta : Widya Medika, 1992 : 31-35

30.Hariyani N, Palupi LS, Setyowati D. Improving children’s awareness on dental health using modeling. In : Proceeding AOHC&2ndAMDPH, 2008 : 30-35

31.Efendi I. Gangguan bicara dan bahasa pada anak. Agustus 2008. http:

32.Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC, 2001 : 14-15,52,74-76

33.Sadiman SA, Rahardjo R, Haryono A, Rahardjito. Media pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2008 :7-8,74-75

34. Hanafiah KA. Rancangan percobaan teori dan aplikasi. Edisi Ketiga. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003: 9-10

35.Pratiknya AW. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2008: 60, 129-132

36.WHO. Quigley Hein index.

37. Valkov PML, Aaron DH, Eladoumikdachi F, Thornby J, Netscher DT.

(60)

Lampiran 1

Informasi Kepada Orang Tua/Wali Subjek Penelitian

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Sdr……….……….. Orang Tua/Wali dari An……… Sekolah………. Kelas………

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu /Sdr dapat mengijinkan ananda ……… ……….. untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian kami yang berjudul : Perbandingan efektifitas metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun di sekolah Bodhicitta, Medan

Dengan Tujuan :

Untuk mengajarkan anak cara menyikat gigi dengan pengajaran yang berbeda yaitu mengajar dengan menggunakan video, peragaan (model gigi) dan kombinasi kedua pengajaran tersebut dan untuk mendata indeks plak anak sebelum dan sesudah pengajaran.

Dalam penelitian tersebut kepada anak anda akan dilakukan :

1. Pengecekan indeks plak sebelum diajarkan metode menyikat gigi. 2. Pengajaran metode menyikat gigi.

3. Anak anda akan di minta untuk menyikat gigi setelah pengajaran. 4. Pengecekan indeks plak sesudah diajarkan metode menyikat gigi.

(61)

dilihat dengan mata. Pewarna gigi anak anda akan hilang setelah dilakukan penyikatan gigi yang bersih.

Namun keuntungan menjadi subjek penelitian adalah :

Anak anda dikenalkan dan diajarkan untuk belajar menyikat gigi secara mandiri. Hal ini sangat berguna untuk menambah ilmu dan pembentukan perilaku positif dari suatu ketidaktahuan sampai terbentuk menjadi suatu kebiasaan sehari-hari dan meningkatkan kemampuan menyikat gigi yang baik dan benar untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan untuk pengajaran serta alat dan bahan yang diperlukan untuk menyikat gigi nantinya tidak dikenakan biaya apapun.

Jika bapak/ Ibu/ Sdr bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Subjek Penelitian harap ditandatangani dan dikirim kembali kepada :

Wali kelas………

Perlu Bapak/Ibu/Sdr ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/Ibu/Sdr dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian berlangsung

Mudah-mudahan keterangan saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan ananda dari bapak/Ibu/Sdr untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan,……….. Peneliti,

Vera

(62)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Setelah membaca semua keterangan tentang risiko, keuntungan, dan hak-hak saya/anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul :

Perbandingan efektifitas metode pengajaran cara menyikat gigi terhadap

penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun di sekolah Bodhicitta, Medan

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya

berpartisipasi dalam penelitian ini oleh peneliti Vera sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

membatalkan persetujuan ini.

Medan,………2009

Tanda tangan,

(……….) Orang tua ananda………..

Alamat :………

(63)

Lampiran 2

LEMBARAN PEMERIKSAAN

KEADAAN GIGI-GELIGI DI DALAM RONGGA MULUT

Tanggal Pemeriksaan :

Nama Lengkap Anak : Jenis Kelamin: LK/PR

Tanggal Lahir/Umur :

Kelas :

Kode Kriteria

0 Tidak ada plak

1 Bercak-bercak plak yang terpisah-pisah pada cervical margin dan gigi

2 Lapisan tipis < 1 mm dan plak disekeliling servik

(64)

PEMERIKSAAN INDEKS PLAK AWAL

Jumlah total skor plak = (jumlah skor bukal dan lingual pada rahang atas) + (jumlah

skor bukal dan lingual pada rahang bawah)

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa = 40 permukaan.

(65)

PEMERIKSAAN INDEKS PLAK AKHIR

Jumlah total skor plak = (jumlah skor bukal dan lingual pada rahang atas) + (jumlah

skor bukal dan lingual pada rahang bawah)

Jumlah permukaan gigi yang diperiksa = 40 permukaan.

(66)

Lampiran 3

Data Anak Umur 3 tahun ( playgroup)

Kelompok Pengajaran mengunakan Video

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 3,3 2,675 0,625

Kelompok Pengajaran mengunakan Model ( Peragaan)

No Skor Indeks

Kelompok Pengajaran mengunakan Video dan Model ( kombinasi)

No Skor Indeks

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

(67)

Lampiran 3

Data Anak Umur 4 tahun ( TK A )

Kelompok Pengajaran mengunakan Video

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 3.7 2.825 0.875

Kelompok Pengajaran mengunakan Model ( Peragaan)

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 3.1 2.05 1.05

Kelompok Pengajaran mengunakan Video dan Model ( kombinasi)

(68)

Lampiran 3

Data Anak Umur 5 tahun ( TK B )

Kelompok Pengajaran mengunakan Video

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 2,325 1,475 0,85

Kelompok Pengajaran mengunakan Model ( Peragaan)

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 3,85 2,275 1,575

Kelompok Pengajaran mengunakan Video dan Model ( kombinasi)

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

1 3,65 0,825 2,825

No Skor Indeks Plak Awal Skor Indeks Plak Akhir Penurunan Skor Indeks Plak

(69)

Lampiran 4

Oneway ( Awal, Umur 3 tahun )

Means Plots

Test of Homogeneity of Variances

Skor indeks plak (awal)

,315 3 16 ,815

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Skor indeks plak (awal)

,048 3 ,016 ,036 ,990

Squares df Mean Square F Sig.

ko

Skor indeks plak (awal)

5 2,59500 ,486184 ,217428 1,99132 3,19868 2,000 3,300

5 2,62000 ,659403 ,294894 1,80124 3,43876 2,000 3,725

5 2,72500 ,868368 ,388346 1,64678 3,80322 2,025 4,225

5 2,65300 ,578615 ,258764 1,93455 3,37145 2,200 3,650

20 2,64825 ,610777 ,136574 2,36240 2,93410 2,000 4,225

video peragaan kombinasi kontrol Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for Mean

Gambar

Tabel 1. Perkembangan bahasa anak usia 2-5 tahun.32
Tabel 2. Rata-rata   skor   indeks   plak   awal   dan   akhir   metode   pengajaran   cara   menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada anak usia 3-5 tahun
Tabel 3. Perbedaan  selisih  rata-rata   skor   indeks   plak   antar   metode   pengajaran    cara menyikat gigi pada kelompok umur 3, 4, dan 5 tahun
Tabel 4. Perbedaan  selisih  rata-rata  skor  indeks  plak  antar kelompok umur dengan    metode  pengajaran  cara   menyikat   gigi   menggunakan   video,   peragaan     dan kombinasi kedua pengajaran serta dengan kelompok kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengajuan pembaruan oleh pengguna langsung, anda dapat melakukannya dengan mengklik “Sertifikat Saya” -&gt; “Daftar Sertifikat Elektronik” pilih sertifiat yang

As this research focuses on the recognization of potencies of the students who have the tendency to the linguistic intelligence more than other kind of intelligence

Berdasarkan angka ini diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan capaian dan peningkatan kemandirian belajar matematika antara mahasiswa yang diajar dengan pendekatan

Pada data primer hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami reaksi sibling rivalry dalam kategori ringan dan kategori berat tersebut pada umumnya

[r]

Dalam akad seperti ini sangat diperlukannya kejujuran dan kesungguhan nasabah debitur dalam mengelola modal yang telah diberikan oleh bank syariah, karena bisa saja nasabah

Penyajian makanan di RSJD Dr. Soedjarwadi Klaten terhindar dari pencemaran dan alat yang digunakan sudah bersih serta memiliki wadah yang tertutup. Makanan jadi

POKJA KONSULTANSI DAN