• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nn"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Adapun kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa. Guru SD adalah salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan. Karena pendidikan di SD adalah tahapan dasar dari seorang anak memasuki dunia sekolah. Oleh karena itu guru SD harus berkualitas dan profesional serta menguasai ilmu pengetahuan yang beragam dan berwawasan luas.

(2)

Dalam melakukan proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa yang sebenarnya. Penilaian yang dilakukan harus sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan oleh Permendiknas No. 20/2007 yaitu melakukan penilaian harus menggunakan prinsip-prinsip, teknik atau instrumen, serta mekanisme dan prosedur penilaian yang tepat.

Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran yaitu dengan melakukan penilaian guru akan mengetahui kemampuan belajar siswa, untuk memperbaiki proses belajar mengajar, untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajar mengajar, untuk mengukur hasil pendidikan, dan untuk mengadakan perbaikan kurikulum.

(3)

Namun jika dilihat dari nilai raport siswa, mendapatkan nilai yang maksimal. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara nilai raport dengan nilai semester. Mungkin disebabkan adanya budaya katrol nilai yang lebih diterapkan dari pada program remidial.

Menurut Shadiq (2007:2) dalam jurnalnya yang berjudul “Penilaian di Bidang Pendidikan, Antara Harapan dan Kenyataan”, menjelaskan tentang lemahnya pelaksanaan prinsip objektif pada penilaian pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi ketidaksesuaian antara peraturan yang ada dengan pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor penyebab ketidakobjektifan penilaian adalah adanya budaya katrol nilai. Jika ada guru yang memberikan nilai kurang dari 6,00, maka kepala sekolah akan meminta guru untuk menguji kembali.

Untuk menghindari teguran atau peringatan dari kepala sekolah dan kurangnya minat guru untuk mengadakan sistem remidial kepada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka guru langsung saja memberikan nilai yang sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 6,00 atau lebih kepada siswa. Hal ini juga dapat dikarenakan guru kurang memahami prinsip-prinsip penilaian yang sesuai dengan standar penilaian.

(4)

Sehingga dapat diketahui penilaian yang dilakukan telah sesuai dengan standar penilaian.

Pada penelitian ini hanya dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri saja, hal ini dikarenakan adanya faktor lingkungan dan kemampuan guru yang dimiliki. Pada Sekolah Dasar Negeri, umumnya setiap guru memiliki kemampuan yang sama dalam proses pembelajaran, khususnya kemampuan dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.

Dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa, guru menggunakan teknik atau instrumen yang sama, sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang sama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh bahwa :

1. Bagaimanakah kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam merencanakan penilaian?

2. Bagaimanakah kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam mengkonstruksikan instrumen penilaian?

(5)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : mengetahui kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung tahun ajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau acuan untuk mengetahui kemampuan guru Sekolah Dasar dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA.

2. Bagi peneliti : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan pembelajaran peneliti sebagai calon guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V yang mengajar IPA pada SD Negeri se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung tahun ajaran 2009/2010.

(6)

3. Penilaian dilakukan pada hasil belajar siswa dalam satu semester yaitu semester pertama pada tahun ajaran 2009/2010 dengan menggunakan instrumen angket dan wawancara.

4. Penilaian dilakukan pada satu kompetensi dasar dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan silabus.

F. Kerangka Pikir

Guru merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam peningkatan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran IPA. Sehingga dituntut untuk profesional dan kreatif, sesuai dengan tugas profesianalnya harus memiliki berbagai kemampuan dasar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, kemampuan tersebut diantaranya menguasai materi pelajaran, mengetahui strategi pembelajaran dan cara-cara mengajar serta mampu menilai hasil belajar siswa.

Dalam melakukan pembelajaran, guru harus memiliki kompetensi, salah satunya kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Kompetensi yang dimiliki guru dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : jenis pendidikan, pengalaman mengajar yang telah dilakukan, dan pelatihan pembelajaran. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki guru, maka dapat dikatakan sebagai guru profesional. Sebagai guru profesional, dalam

melakukan proses pembelajaran harus sesuai dengan standar penilaian, standar proses, dan standar isi yang telah ditetapkan dalam Sistem Pendidikan

(7)

Dalam melakukan proses belajar mengajar diperlukan beberapa kompetensi yang harus dimiliki. Adapun kompetensi yang dimiliki guru adalah

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

(8)

Adapun bagan dari kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Jenis Pendidikan

Kompetensi Guru

Guru Profesional

Tujuan Pendidikan Nasional

Pelatihan Guru Pengalaman

Mengajar

Standar Proses

Standar Isi

Standar Penilaian

(9)
(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi Belajar Siswa

Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu

“evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut

pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Adapun tujuan dari diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu dan untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu (Chabib Thoha, 1990:6).

Menurut Chabib Thoha (1990:10), ada beberapa fungsi dari evaluasi jika dilihat dari kepentingan berbagai macam pihak, antara lain :

1. Fungsi evaluasi bagi guru, adalah untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk menentukan kelulusan peserta didik, untuk

(11)

2. Fungsi evaluasi bagi peserta didik, adalah untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar, untuk memperbaiki cara belajar, dan untuk

menumbuhkan motivasi dalam belajar.

3. Fungsi evaluasi bagi sekolah, adalah untuk mengukur mutu hasil

pendidikan, untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, untuk mengadakan perbaikan kurikulum, dan untuk membuat keputusan kepada peserta didik.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1997:252) ada beberapa jenis evaluasi, yaitu :

1. Evaluasi formatif, merupakan evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Penilaian dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, atau cara lain yang sesuai. Penilaian ini dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran. 2. Evaluasi subsumatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah

beberapa satuan pelajaran diselesaikan dan dilakukan pada perempat atau tengah semester.

3. Evaluasi sumatif, adalah penilaian yang dilakuakan setiap akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu. Penilaian sumatif dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, atau cara lain yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

(12)

kegiatan intrakurikuler. Penilaian ini dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan setiap tugas yang diberikan dan macam kegiatannya antara lain berupa kliping, lembaran jawaban soal, laporan praktikum, karangan, atau ringkasan dari buku.

5. Kegiatan ekstrakurikuler, merupakan kegiatan di luar jam pelajaran, yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah.

Ada beberapa jenis alat evaluasi yang digunakan dalam melakukan penilaian belajar siswa, antara lain : (Syaiful Bahri Djamarah,1997:256)

1. Tes, tes yang sudah distandardisasi ialah tes yang telah mengalami proses validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tertentu. Ditinjau dari segi pelaksanaanya tes terdiri dari : tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

2. Non tes, non tes paling sesuai untuk menilai aspek tingkah laku, sikap, minat, perhatian, dan karakteristik. Ditinjau dari segi pelaksanaanya, non tes dapat berupa : wawancara, pengamatan (observasi), studi kasus, atau skala penilaian.

Menurut Chabib Thoha (1990:18), secara umum langkah-langkah pokok dalam melakukan evaluasi ada 3 kegiatan utama, yaitu : persiapan,

(13)

Dalam melakukan evaluasi maka pelaksanaanya harus sesuai dengan standar penilaian pendidikan yang telah ditentukan dalam Permendiknas No. 20/2007. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.

Ada beberapa penilaian pendidikan yang digunakan, antara lain :

1. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

2. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

3. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

(14)

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

5. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan KD pada semester tersebut.

6. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh

pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

7. Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai

pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

8. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam penilaian hasil belajar siswa adalah:

(15)

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria (KKM), berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Ada beberapa teknik dan instrumen yang dapat digunakan didalam standar penilaian, yaitu :

(16)

dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. 3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran

berlangsung atau di luar kegiatan pembelajaran.

4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah atau proyek.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun.

Beberapa mekanisme dan prosedur yang digunakan dalam penilaian adalah : 1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

(17)

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan Silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. 4. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah : (a) menyusun

kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

5. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidial.

6. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

7. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN. 8. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

bekerjasama dengan instansi terkait.

(18)

B. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 dinyatakan bahwa : Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kompetensi sebagai guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi :

(19)

2. Kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arief, berwibawa, akhlak mulia meliputi : (1) norma hukum dan sosial, rasa bangga, konsisten dengan norma; (2) mandiri dan etos kerja; (3) berpengaruh positif dan disegani; (4) norma religius dan diteladani; (4) jujur.

3. Profesional yaitu menguasai keilmuan bidang studi dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi yang meliputi : (1) paham materi, struktur, konsep, metode keilmuan yang menaungi, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap bidang studi.

4. Sosial yaitu komunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega, dan masyarakat menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi panutan, komunikatif, kooperatif (Nurzaman, 2007:18).

(20)

(12) melakukan pengkajian untuk memperbaiki atau kualitas pembelajaran di kelas, dan (13) meningkatkan kualifikasi guru dengan cara studi lanjut.

Sebagai seorang guru yang profesional, maka dalam melakukan proses belajar mengajar harus sesuai dengan standar proses yang telah ditetapkan dalam Permendiknas/41/2007. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Didalam standar proses ini mencakup beberapa hal dalam proses pembelajaran, antara lain : a. Perencanaan proses pembelajaran

(21)

b. Pelaksanaan proses pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang meliputi beberapa kegiatan, yaitu :

1. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan, antara lain : menyiapkan kondisi pembelajaran agar siswa terlibat baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran, mencatat kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai Silabus, mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, kreatif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Dalam kegiatan inti meliputi beberapa proses pembelajaran, yaitu : a. Eksplorasi, dalam kegiatan ini, seorang guru dituntut untuk

(22)

topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi, dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan guru, antara lain : membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas atau diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok, memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok.

(23)

hadiah terhadap keberhasilan siswa, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber, memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, berfungsi sebagai narasumber, pembimbing, serta memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh, memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif, membantu mencari solusi dan membimbing siswa dalam menghadapi permasalahannya.

3. Kegiatan Penutup

(24)

c. Penilaian hasil belajar

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dalam bentuk tertulis, lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, dan penilaian hasil karya berupa tugas. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran.

d. Pengawasan proses pembelajaran

Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengawasan proses pembelajaran, antara lain :

1. Pemantauan, dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh penyelenggara program, penilik, dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

2. Supervisi, diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh penyelenggara program, penilik, dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

(25)

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan standar proses pendidikan kesetaraan, mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi peserta didik.

Selain standar proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa, standar isi juga dapat dilakukan dalam

melakukan kegiatan penilaian. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa harus sesuai dengan standar penilaian, standar proses, standar isi yang telah ditetapkan dalam Sistem Pendidikan Nasional yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007. Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

a. Kelompok mata pelajaran dan kedalaman isi

Standar isi pendidikan mengatur kerangka dasar kurikulum, beban belajar, kalender akademik, dan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

(26)

Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik. Pelaksanaan semua kelompok mata pelajaran disesuaikan dengan perkembangan pisik dan psikologis peserta didik. b. Beban belajar

Beban Belajar diperhitungkan dengan menggunakan jam pembelajaran per minggu per semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai dengan kebutuhan dan ciri khas masing-masing.

c. Kalender pendidikan

Waktu pembelajaran yang dituangkan dalam kalender pendidikan atau kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Untuk setiap satuan pendidikan harus mengacu pada peraturan menteri.

C. Karakteristik Siswa

Siswa Sekolah Dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Dikatakan anak usia SD kelas V yaitu antara usia 6 sampai 12 tahun telah banyak mengalami

perubahan baik fisik maupun mental hasil perpaduan faktor dari dalam maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui dengan benar sifat-sifat serta

(27)

khususnya serta masyarakat pada umumnya. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pimpinan sekolah dan guru harus mengetahui perkembangan fisik dan mental serta intelektual anak didiknya. Menurut Agoes Soejanto

(1996:51), Siswa kelas V dapat dikatakan telah mencapai pada masa anak atau masa usia sekolah dasar yaitu masa perkembangan yang berlangsung sejak berumur 6 sampai 12 tahun.

Pada masa ini, anak-anak telah menguasai keterampilan-keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak dan pengendalian diri bertambah pula. Siswa yang telah mencapai kelas V SD ini, mulai mampu berpikir deduktif, bermain, dan belajar menurut peraturan yang ada. Siswa didorong untuk membuat,

melakukan, dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis dan mengerjakan sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu.

Pada usia ini, dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Pada usia kelas V, siswa telah memiliki kemampuan berpikir logis dan berpikir sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang konkrit.

(28)

ia mulai berpikir terhadap realita. Siswa mulai beraksi secara kritis terhadap realita. Keterangan-keterangan guru dan orang tua tidak hanya diterima begitu saja, melainkan mulai dipertimbangkan. Keterangan yang diperoleh dari pengalaman berganti dengan keterangan berdasarkan hasil proses berpikir, sekalipun masih sederhana. Adanya perubahan ini menyebabkan nilai hasil belajar siswa menjadi menurun.

(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri yang tersebar

se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung pada tahun ajaran 2009/2010, pada bulan februari 2010.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru kelas yang mengajar pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung. Metode sampel pada penelitian ini menggunakan metode

(30)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana, karena desain hanya bermaksud untuk membuat pencandraan (deskriptif) mengenai situasi dalam kejadian-kejadian yang akan diamati. Jadi penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan tentang kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung.

Tabel 1. Jenis data, sumber data, dan tata cara pengambilan data

No Jenis data Sumber data Teknik

Dokumen, angket Setelah proses pembelajaran

2. Penyusunan penilaian

Instrumen test, Instrumen non test

Dokumen, angket Setelah proses pembelajaran

Daftar nilai siswa Dokumen, wawancara

Akhir proses pembelajaran

D. Faktor Yang Diamati

(31)

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian :

a. Tahap Persiapan

1. Menetapkan sampel, yaitu guru-guru kelas V SD Negeri yang

mengajar IPA pada Sekolah Dasar Negeri yang berada se-Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung yang berjumlah 7 sekolah.

2. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam penelitian yaitu : angket tentang kompetensi penilaian guru, lembar pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi, serta studi dokumen. 3. Uji coba angket kemudian menghitung hasil uji coba dengan analisis butir angket menggunakan uji validitas dengan menggunakan rumus

Corelation Product Moment dengan kriteria apabila diperoleh nilai r hitung > r tabel berarti dapat dikatakan valid atau apabila diperoleh nilai r hitung < r tabel dikatakan tidak valid dan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus crombach Alpha dengan kriteria apabila diperoleh nilai r α ≥ r tabel berarti dapat dikatakan

reliabel atau apabila diperoleh nilai r α ≤ r tabel dikatakan tidak

reliabel, kemudian dianalisis dengan menggunakan softwareStatistical Package for Social Sciences 12.0 (SPSS 12.0).

b. Tahap Pelaksanaan

(32)

2. Melakukan wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri yang mengajar IPA tentang bagaimana cara mereka melakukan penilaian terhadap siswa.

3. Melakukan observasi terhadap guru kelas V SD Negeri yang mengajar IPA dalam melakukan penilaian selama proses pembelajaran.

4. Melakukan kajian dokumen persiapan pembelajaran (Silabus, RPP, dan daftar nilai siswa).

F. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data penelitian yang diambil dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor kinerja guru dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA dan skor produk penilaian dari soal evaluasi yang digunakan oleh guru. Sedangkan data kualitatifnya berupa gambaran tentang kemampuan guru dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan data yaitu : 1) Angket

(33)

Bentuk angket pilihan jamak sebanyak 21 soal dengan tiga alternatif jawaban. Adapun skor jawabannya adalah : A=3, B=2, C=1; Sedangkan pilihan jawaban untuk setiap butir, yaitu : (A) Selalu, (B) Kadang-kadang, (C) Tidak pernah (Dimodifikasi dari Uno, 2007:72).

2) Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru kelas V SD Negeri yang mengajar IPA yang tersebar se-Kecamatan Raja Basa, Bandar

Lampung. Wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan kemampuan guru dalam melakukan penilaian. Peneliti menerima informasi dari guru tanpa membantah, mengecam,

menyetujui, atau tidak menyetujui. Dalam wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara berisi pertanyaan yang telah dirumuskan dengan cermat kepada guru untuk mendapatkan respon secara langsung.

3) Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian terhadap siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi berisikan data tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selama proses

(34)

4) Studi Dokumen

Studi dokumen berisi data perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta hasil pembelajaran berupa nilai yang diberikan guru terhadap siswa, seperti nilai raport siswa. Data yang diperoleh akan dijadikan acuan dalam melakukan penelitian terhadap siswa kelas V SD Negeri.

G. Uji Persyaratan Instrumen

Sebelum angket digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang dilakukan oleh uji ahli dan uji praktisi. Uji praktisi dilakukan di luar sampel penelitian terhadap 3 orang responden yaitu Emi Desdiana, S.Pd, Rita Gustiana, S.Pd, Dra. Helmayati. Sedangkan uji ahli dilakukan oleh Dr. Herpratiwi, M. Pd. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Setelah data terkumpul, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan softwareStatistical Package for Social Sciences 12.0 (SPSS 12.0).

Adapun untuk analisis datanya adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas Angket

(35)

2. Uji Reliabilitas Angket

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut

diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas adalah suatu penilaian yang

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas digunakan rumus crombach Alpha.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Data-data yang ada adalah data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif kemudian dideskripsikan dengan mempersentasikan. Tabel 2. Jenis data penelitian

No Jenis Data Jenis Instrumen

1. Kuantitatif Angket, Skor produk soal

2. Kualitatif Wawancara, Lembar observasi

1. Data Kuantitatif

a. Analisis data dari angket

Data kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket berisi 21 pertanyaan, rentang skornya adalah 3, 2, dan 1. Adapun langkah-langkah analisis data angket adalah sebagai berikut : a. Mengkuantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan memberikan

(36)

b. Menghitung frekuensi untuk setiap kategori jawaban yang ada pada masing-masing faktor.

c. Menghitung skor yang diperoleh dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan

persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase adalah : (Ali, 1992:45)

% =

N n

×100

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh responden

N = nilai yang semestinya diperoleh responden

% = persentase kemampuan guru kelas V SD dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA

d. Menganalisis data penelitian dengan menggunakan analisis persentase. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase

diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk mengetahui kriteria hasil perhitungan dibuat tabel.

(37)

Rentang skor : 147 - 441

Persentase maksimal : 100%

Persentase minimal : 25%

Kelas Interval : 3

Panjang kelas : 98

Tabel 3. Kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA

No Rentang skor Interval Kategori

1 344 - 441 76% < % ≤ 100% Tinggi

2 246 - 343 51% < % ≤ 75% Sedang

3 147 - 245 25% < % ≤ 50% Rendah

Sumber : (Dimodifikasi dari Ali, 1992: 46)

e. Jawaban dari angket dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA.

b. Analisis data dari soal evaluasi yang digunakan oleh guru dalam penilaian mata pelajaran IPA

(38)

memberikan skor 1 (satu) jika sesuai dengan kriteria tersebut dan 0 (nol) jika tidak sesuai. Data yang diperoleh dari analisis butir soal yang berupa data kuantitatif yang kemudian diubah menjadi data kualitatif. Adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis soal evaluasi yang dugunakan oleh guru adalah sebagai berikut :

a) Untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992: 46) adalah :

% =

N n

×100

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh responden

N = nilai yang semestinya diperoleh responden

% = persentase kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat soal evaluasi

b) Menganalisis data penelitian dengan menggunakan analisis persentase. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase

diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat soal evaluasi kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.

Untuk mengetahui kriteria hasil perhitungan dibuat tabel.

(39)

Persentase maksimal : 100%

Persentase minimal : 0%

Kelas Interval : 3

Panjang kelas : 30

Tabel 4: Kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat soal evaluasi

No Rentang skor Interval Kategori

1 62 – 91 76% < % ≤ 100% Baik

2 32 – 61 51% < % ≤ 75% Sedang

3 0 - 31 0 % < % ≤ 50% Kurang

Sumber : (Dimodifikasi dari Ali, 1992:46)

c. Analisis data dari silabus yang digunakan oleh guru

Data yang diperoleh dari studi dokumen berupa silabus yang digunakan oleh guru dianalisis dan disesuaikan dengan indikator pembuatan silabus yang benar. Silabus yang digunakan guru, disusun berdasarkan kriteria yang digunakan yaitu berdasarkan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar dengan cara memberikan skor 1 (satu) jika sesuai dengan kriteria tersebut dan 0 (nol) jika tidak sesuai. Data yang diperoleh dari analisis silabus yang berupa data kuantitatif yang kemudian diubah menjadi data kualitatif. Adapun rumus yang

(40)

a) Untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992: 46) adalah :

n = nilai yang diperoleh responden

N = nilai yang semestinya diperoleh responden

% = persentase kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat silabus IPA

b) Menganalisis data penelitian dengan menggunakan analisis persentase. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase

diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat silabus, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.

Untuk mengetahui kriteria hasil perhitungan dibuat tabel.

(41)

Tabel 5: Kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam membuat silabus

No Rentang skor Interval Kategori

1 85 – 126 76% < % ≤ 100% Baik

2 43 – 84 51% < % ≤ 75% Sedang

3 0 - 42 0 % < % ≤ 50% Kurang

Sumber : (Dimodifikasi dari Ali, 1992:46)

2. Data Kualitatif

(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Guru kelas V SD Negeri memiliki kemampuan yang sedang dalam

merencanakan penilaian. Hal ini dapat terlihat bahwa sebelum melakukan penilaian guru tidak membuat kisi-kisi soal evaluasi dan masih terdapat guru yang tidak membuat soal evaluasi.

2. Guru kelas V SD Negeri memiliki kemampuan yang sedang dalam mengkonstruksikan instrumen penilaian, dapat terlihat bahwa guru tidak berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian, sehingga dalam membuat soal evaluasi guru tidak memperhatikan materi, konstruksi, dan bahasa yang tepat.

(43)

B. Saran

Dengan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini maka peneliti menyarankan sebaiknya :

1. Bagi guru yang masih memiliki kemampuan yang rendah dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa, hendaknya memperbaiki dan memperdalam lagi kemampuan yang dimiliki.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan kemampuan yang dimiliki setiap guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan kemajuan hasil belajar siswa.

3. Perlu adanya pelatihan yang harus diikuti oleh guru, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.

(44)

PROFIL KEMAMPUAN GURU KELAS V SD NEGERI DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PADA MATA PELAJARAN IPA

SE-KECAMATAN RAJA BASA, BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2009/2010

(Skripsi)

Oleh

Marweny Eva Sari

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi . Angkasa. Bandung.

Anastasi, Anne dan Urbina, Susana. 1997. Psychological Testing, Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. . 2008. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Bahri, Syaiful, Djamarah. 1997. Teknik Evaluasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 28). Jakarta. Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta. Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. Depdiknas.

Shadiq, Fajar. 2007. Penilaian di Badang Pendidikan, antara Harapan dan Kenyataan. www. Fadjarp3g.wordpress.com. 11.30 tanggal 29 Januari 2010. Mulyasa, E. 2006. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Nurzaman. 2007. Program Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan . Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas.

Soejanto, Agoes. 1996. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta. Jakarta.

Suwarja, D. 2004. KBK, Tantangan Profesionalitas Guru. Artikel.

(46)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Ttp: Pustaka Widyatama, Tt), P.6

(47)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Dewi Lengkana, M.Sc.

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd. M.Pd Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M. Si

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP 195305281981031002

(48)

viii

MOTTO

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi

berusahalah menjadi manusia yang berguna ”

(Albert Einstein)

“Suatu pekerjaan

tidak akan selesai jika tidak dikerjakan,

pekerjaan itu tidak akan berhasil jika tidak diusahakan,

dan pekerjaan itu akan lebih sempurna jika diiringi dengan doa.

Jadi, semangat, usaha, sabar, ikhlas dan doalah yang akan membawa

kita pada

keberhasilan”

(Marweny Eva Sari)

“Sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik buat kita

Maka janganlah berputus asa, dan teruslah bersemangat mencari sesuatu yang

terbaik untuk kita”

(49)

ix

PERSEMBAHAN

Bersama doa orang-orang yang menyayangiku dan rasa syukur kehadirat Allah

SWT, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta

kasihku yang tulus kepada :

Ayah dan Bundaku tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang,

motivasi, kesabaran, mendoakan keberhasilan dan kebahagiaan untukku,

serta pengorbanaan yang tak kan pernah terbalaskan walau sampai akhir

hayat. Mohon maaf selama ini telah banyak membuat ayah dan bunda

kecewa, mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan membuat kalian

bangga telah melahirkanku.

Adikku tersayang yang selalu memberikan kasih sayang dan keceriaan

dalam hidupku.

Para dosen yang telah membimbingku, karena tanpa mereka aku tak kan

bisa sampai seperti ini.

(50)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Simpang Agung, Bandar Jaya pada tanggal 14 Maret 1988, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan bahagia Bapak Darwin Ginting dan Ibu Sri Wantini.

Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Panca Bakti Simpang Agung, Bandar Jaya diselesaikan pada tahun 1994, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Simpang Agung, Bandar Jaya diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Seputih Agung, Bandar Jaya

diselesaikan pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Terbanggi Besar, Bandar Jaya diselesaikan pada tahun 2005.

(51)

x SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas karunia rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul;

”Profil Kemampuan Guru Kelas V SD Negeri Dalam Melakukan Penilaian

Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi.

4. Dra. Dewi Lengkana, M.Sc, selaku Pembimbing I atas nasehat serta bimbingannya untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas perhatian dan kesabarannya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si, selaku Pembahas atas segala keikhlasan, nasehat, saran dan bimbingan yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 7. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Biologi yang telah

(52)

xi 8. Kepala Sekolah serta guru kelas V di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan

Raja Basa Bandar Lampung, terima kasih atas kerjasama dan bantuannya selama proses penelitian.

9. Kedua orang tuaku tercinta (Ayah Darwin Ginting dan Bunda Sri Wantini) serta adikku tersayang (Teshya Damayanti) yang selalu memberikan nasehat, kasih sayang, motivasi, dan doa-doanya kepada penulis.

10.Sahabat-sahabatku : Risky Sevtin Pratiwi, Harum Diana, Aditya Handayani, Indah Kurnia Sari, Chomaira Elyantina, Septi Amalia terima kasih atas kasih sayang, doa, serta canda tawa yang selalu kalian berikan.

11.Teman seperjuanganku Maryeni Nova Yanze, Yohamintin, Rice Saputra, terima kasih atas kerjasama, semangat dan perhatiannya selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

12.Teman terbaikku di Fillicium Community : Nuari Arbaitin, Junizar Sabanto, Dani Feriawan, Dedi Saputra, Meirin Siska D, Wana Ginandi Putra, Ade Riza Bambang, terima kasih atas kasih sayang, semangat, dan keceriaannya selama ini yang telah kalian berikan.

13.Rekan-rekanku di pendidikan Biologi, teman se-angkatan, kakak tingkat, dan adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan bantuannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2010 Penulis

Gambar

Tabel 1. Jenis data, sumber data, dan tata cara pengambilan data
Tabel 2. Jenis data penelitian
Tabel 3. Kriteria tingkat kemampuan guru kelas V SD Negeri dalam melakukan penilaian pada mata pelajaran IPA

Referensi

Garis besar

Nn

Dokumen terkait

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang mendapat kuasa mengajukan permohonan penerbitan Akta Kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) Tahun secara kolektif kepada

Biarlah itu menjadi bagian dari masa lalu TNI dan Polri, masa lalu kita, karena saya yakin Saudara tidak akan melakukan hal-hal begitu di masa kini dan masa depan, utamanya

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud anak dengan gangguan emosi dan tingkah laku adalah anak yang secara menyolok dan

Model pembentukan sel dengan mempertimbangkan kriteria biaya penambahan investasi mesin, biaya intracellular material handling, biaya intercellular material handling,

Menggunakan perspektif kriteria-kriteria dalam kecerdasan ini, dan dengan berdasar pemaparan langkah metode KQM serta penerapannya, maka dapat dijelaskan metode

Berkaitan dengan pelayanan kesehatan tradisional, menurut Bapak Qamaludin Achmad, sejauh ini belum ada pengaduan dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh pelaku usaha

Meskipun dasar daripada demokrasi Indonesia adalah demokrasi politik dan ekonomi, namun Hatta secara lebih rinci membahas mengenai konsep demokrasinya itu dalam