• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI STRATEGI HEURISTIK DALAM PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI STRATEGI HEURISTIK DALAM PE"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI STRATEGI

HEURISTIK DALAM

PEMBELAJARAN MATERI

BARISAN DAN DERET

OLEH : YUDI DARMA

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

MATEMATIKA

(2)

Segala puja dan puji saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat serta nikmat-Nya. Terutama nikmat kesehatan dan

keafiatan-Nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

Implementasi Strategi Heuristik Dalam Pembelajaran Materi Barisan dan

Deret . Makalah ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi

tugas terstrukur ata kuliah Pro le atika Pe didika Mate atika dala

perkuliahan Program Pasca Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tiada daya dan upaya yang saya lakukan melainkan dengan pertolongan

Tuhan Yang Maha Esa melalui berbagai pihak yang telah banyak memberikan

kontribusi dan motivasi yang sangat berarti dalam menyelesaikan makalah ini.

Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Yansen Marpaung selaku dosen pengampu mata kuliah, yang dari

awal hingga diselesaikannya makalah ini terus membimbing, mengarahkan,

dan tentunya mendidik untuk mampu menjadi pribadi yang bermanfaat

untuk orang banyak.

2. Kepala Sekolah, Guru terkait serta siswa/i ... yang turut berpartisipasi dan

bekerjasama dalam pelaksanaannya untuk menyelsaikan penyusunan

makalah ini.

3. Rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat saya

sebutkan sau-persatu, yang telah turut membantu dalam penyusunan

makalah ini.

Harapan saya, amanah serta keberhasilan melalui kerja sama yang baik di

atas tidak membuat kita lupa diri tetapi justru dijadikan landasan untuk lebih

(3)

pesaing, berkompetisi secara sehat untuk menuju tatanan dan pengelolaan

pendidikan yang lebih professional, sehat dan bertanggung jawab. Semoga

Tuhan yang Maha Pemurah membalas segala kebaikan dan jasa-jasa yang telah

diberikan kepada Kita dengan Rahmat dan Ridho-Nya.

Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa isi dalam makalah ini

masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini disebabkan karena ilmu dan

kemampuan penulis yang terbatas, oleh karena itu kritik dan saran yang

proporsional (mambangun) sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah

dan kebermanfaatan karya-karya di masa mendatang.

Surakarta, Oktober 2010

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru senantiasa berusaha untuk memperbaiki pengajarannya sesuai

dengan situasi yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Namun

seringkali hasil proses pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Salah satu

faktor penyebabnya antara lain pendekatan pembelajaran yang tidak tepat.

Pada akhir dekade 80-an terjadi perubahan paradigma dalam

pembelajaran matematika yang digagas oleh National Council of Teacher of

Mathematics di Amerika pada tahun 1989 yang mengembangkan Curriculum

and Evaluation Standards for School Mathematics, dimana pemecahan

masalah dan penalaran menjadi salah satu tujuan utama dalam program

pembelajaran matematika sekolah termasuk sekolah dasar.

Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan kognitif

ti gkat ti ggi. “uk adi ata da As’ari : e a ahka tahap

berpikir pemecahan masalah setelah tahap evaluasi yang menjadi bagian dari

tahapan kognitif Bloom. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

memecahkan masalah adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi.

Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan berpikir yang

menuntut suatu tahapan berpikir. Polya (Schoenfeld, 1980) dalam bukunya

How to Solve It pertama kali mengenalkan 4 langkah dalam pemecahan

(5)

menurut Polya dijadikan sebagai model umum strategi pemecahan masalah.

Sementara pengembangannya memuat langkah yang lebih rinci dan spesifik.

Dalam pelaksanaannya dan implikasi dari pemecahan masalah

tersebut, akan mampu meningkatkan daya nalar dan kemampuan matematis

siswa dalam menyelesaikan masalah. Sehingga hal tersebut akan dapat

mampu mengarahkan kepdada siswa untuk berpikir kritis dan sistematis

sebagai problem solver yang handal. Salah satu pendekatan pembelajaran

yang mampu mewujudkan itu adalah penerapan pembelajaran dengan

menggunakan strategi heuristik.

Heuristik adalah suatu langkah-langkah umum yang memandu

pemecah masalah dalam menemukan solusi masalah. Berbeda dengan

algoritma yang berupa prosedur penyelesaian sesuatu dimana jika prosedur

itu digunakan maka akan sampai pada solusi yang benar. Sementara Heuristik

tidak menjamin solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menemukan

solusi. Jika langkah-langkah algoritma harus dilakukan secara berurutan,

maka heuristik tidak menuntut langkah berurutan.

Kajian tentang pemecahan masalah dan pembelajarannya tidak dapat

dilepaskan dari peran heuristik sebagai strategi dalam proses pemecahan

masalah. Membelajarkan pemecahan masalah dapat berarti pula

mengajarkan cara berpikir secara heuristik yang memuat langkah lebih rinci.

(6)

pembelajaran matematika. Kemampuan memecahkan masalah dapat

ditunjukkan melalui penguasaan terhadap heuristiknya.

Dalam pembelajaran matematika, guru selalu memberikan soal-soal

kepada siswa, segera setelah guru mengajarkan materi. Soal-soal tersebut

berupa soal-soal rutin atau soal-soal tidak rutin. Bagaimanapun tingkat

kesulitan soal yang diberikan, guru perlu memberikan petunjuk agar siswa

dapat menyelesaikan soal.

Oleh sebab itu pembelajaran pemecahan masalah perlu dilakukan oleh

guru dalam pembelajaran matematika, karena pemecahan masalah

merupakan aktivitas yang penting berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Pemecahan masalah akan memberikan sejumlah pengalaman baru kepada

siswa dalam memahami materi matematika secara khususnya maupun

bidang studi lain secara globalnya.

Barisan dan deret merupakan salah satu materi yang terdapat dalam

pelajaran matematika, dalam kehidupan sehari-hari, banyak persoalan yang

dapat diselesaikan dengan menggunakan kaidah barisan maupun deret,

misalnya perhitungan bunga bank, perhitungan kenaikan produksi, dan laba

suatu usaha. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut bisa menggunakan

penyelesaian seperti penyelesaian pada materi barisan dan deret.

Pemilihan judul ini dilatarbelakangi bahwa kemampuan pemecahan

(7)

Padahal pemecahan masalah merupakan kegiatan yang penting. Selain itu,

kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan dasar

matematika yang perlu dimiliki oleh siswa. Pentingnya peranan heuristik

dalam pemecahan masalah matematika dan pembelajarannya inilah yang

melatarbelakangi ditulisnya makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat

mengungkap sekaligus mengkaji peranan heuristik dalam pemecahan

masalah dan pembelajarannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang

diangkat dalam makalah ini adalah Bagaimana langkah-langkah

implementasi pembelajaran heuristik pada pokok bahasan Barisan dan Deret?

C. Batasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman pengertian atau persepsi

terhadap istilah yang akan digunakan, maka penulis memberikan batasan

istilah yang terdapat dalam makalah ini, yaitu :

1. Pembelajaran Pemecahan Masalah Dengan Strategi Heuristik

Penerapan pembelajaran Pemecahan Masalah ini adalah

mempraktikkan pembelajaran Pemecahan Masalah, dimana

(8)

pembelajaran model Pemecahan Masalah dimaksudkan agar siswa

mengalami situasi pembelajaran yang berbeda, dimana siswa dituntut

untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah

pembelajaran Pemecahan Masalah yang dimaksud dalam makalah ini

adalah menggunakan strategi heuristik sebagai alternatif pembelajaran,

berikut skema dan penjelesan langkah penyelesaian masalah

menggunakan strategi heuristik:

a) Analisis (Analyzing and Understanding a Problem)

Untuk memperoleh gambaran lengkap dari apa yang diketahui

dan dari apa yang dipermasalahkan. Implikasi realnya, yaitu:

pentingnya pemahaman secara mendasar terhadap apa dan sesuatu

yang menjadi masalah untuk diselesaikan, bahwa ketika dihadapkan

permasalahan agar mampu mengenal dan memahami perspektif

masalah yang dihadapi.

b) Rencana (Designing and Planning a Solution)

Untuk mengubah pemasalahan menjadi sebuah masalah atau

soal yang penyelesaiannya secara prinsip dapat diketahui, merancang

dan merencanakan solusi. Implikasi realnya, yaitu: persiapan, strategi

dan langkah-langkah untuk mengatasi masalah sangat menentukan

dalam kaitannya dengan penyelesaian, dan harus benar-benar koheren

(9)

terhadap masalah yang sedang dihadapi, dengan tinjauan dan analisis

untuk pemecahan masalah.

c) Penyelesaian (Excute)

Untuk melaksanakan rencana pemecahan. Pelaksanaan

rencana pemecahan harus dituliskan dengan jelas dalam bentuk

pengejaan dan hasil sebagai penyelesaian dari masalah. Implikasi

realnya, yaitu : mampu menghubungkan konsep, dasar, pemahaman

serta strategi yang benar secara matematis dengan tindakan yang

lebih teliti, produktif, dan mampu bertindak lebih bijak dalam

mengambil keputusan dalam pemecahan masalah sehingga

kebermaknaan dalam suatu proses dapat diperoleh.

d) Memeriksa Penyelesaian (Looking Back)

Untuk memeriksa apakah masalah sudah diselesaikan dengan

tuntas, atau memeriksa apakah penyelesaian sudah atau belum layak

sebagai jawaban pertanyaan atau penyelesaian masalah. Implikasinya

realnya, yaitu: untuk terus belajar mengevaluasi dan introspeksi diri

terhadap apa yang sudah dan akan dilakukan sebagai wahana atau

khasanah refleksi diri, sehingga mampu merencanakan dan

meyelesaikan masalah yang dihadapi dengan pengetahuan,

pengalaman dan dan pemahaman untuk menjadi problem solver yang

(10)

2. Pelajaran Barisan dan Deret

Pelajaran Barisan dan Deret merupakan lingkup belajar dari

Matematika untuk SMA kelas XII. Barisan adalah himpunan atau

susunan bilangan yang diurutkan menurut aturan tertentu. Sedangkan

Deret adalah suatu kelompok barisan yang diperoleh dengan cara

menjumlahkan suku-suku barisan.

1) Barisan Aritmatika

Barisan Aritmatika atau barisan hitung adalah suatu barisan

bilangan, dengan setiap suku-suku yang berurutan memiliki selisih

tetap (konstan) yang disebut beda yang dilambangkan dengan b.

2) Deret Aritmatika

Deret Aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang

diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aitmatika.

3) Barisan Geometri

Barisan Geometri atau barisan ukur adalah suatu barisan

bilangan yang setiap sukunya diperoleh dengan cara mengalikan suku

di depannya dengan bilangan yang tetap (konstan). Bilangan yang

tetap ini disebut pembanding atau rasio yang dinotasikan dengan r.

4) Deret Geometri

Deret Geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang

(11)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Pemecahan Masalah Dengan Strategi Heuristik

1. Pengertian Pembelajaran Pemecahan Masalah Dengan Strategi Heuristik

Menurut Schoenfeld (1980), bahwa :

Heuristi ill e used here to ea a ge eral suggestio or strategy,

independent of any particular topic or subject metter, that helps problem solver approach and understand a problem and efficiently marshal their

resour es to sol e it.

Menurut pengertian tersebut, heuristik dapat disebut sebagai

strategi umum yang tidak berkaitan dengan subjek materi yang

membantu pemecah masalah dalam usaha untuk mendekati dan

memahami masalah serta menggunakan kemampuannya untuk

menemukan solusi dari masalah.

Istilah heuristik sering digunakan untuk pengertian mencari

sesuatu seperti dalam kegiatan penemuan terbimbing dan mencari solusi

pemecahan masalah. Oleh karena itu, pengertian heuristic juga sangat

dekat dengan pengertian penemuan (discovery).

Penggunaan istilah heuristik dalam pemecahan masalah berbeda

dengan algoritma yang terdapat dalam pembelajaran matematika.

Penggunaan algoritma dapat menjamin diperoleh solusi yang tepat

(12)

Algoritma adalah suatu kemampuan khusus sementara heuristik

merupakan pendekatan secara umum dalam pemecahan masalah.

Heuristik e yajika suatu road map atau etak iru agar proses

pemecahan masalah dapat menghasilkan solusi yang benar. Heuristik

adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan sesuatu tanpa ada

keharusan untuk dilakukan secara berurutan.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan

solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah

dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami

masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan

menafsirkan solusinya.

Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan pengajaran

matematika diperlukan pembuatan rencana atau persiapan agar proses

pembelajaran dapat lebih efektif, efesien, dan terarah. Efektif dalam

proses dan pencapaian hasil belajar, efisien dalam penggunaan waktu,

dan tenaga serta terarah pada pencapaiannya tujuan yang telah

diterapkan.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang relevan dan berkaitan dengan

(13)

dan merasa menarik karena pembelajaran matematika sangat penting,

berkaitan dan berpengaruh terhadap kehidupan, sehingga memunculkan

semangat atau motivasi belajar siswa. Dengan kaitan dan penyelesaian

masalah dengan strategi heuristik, peserta didik secara bertahap akan

lebih peka dan teliti menyelesaikan masalah untuk mampu menguasai

konsep matematika dan implikasinya dalam kehidupan real. Selanjutnya,

untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat

peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai

bagaimana matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi

sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.

B. Implementasi Strategi Heuristik Dalam Pokok Bahasan Barisan dan Deret

Pembelajaran pemecahan masalah dengan strategi Heuristik memiliki

empat komponen utama, yaitu: (1) analisis or understanding (identifikasi dan

memahami masalah); (2) plan (perencanaan untuk menyelesaikan); (3)

excute (penyelesaian sdesuai konsep dan konteks permasalahan yang telah

direncanakan penyelesaiannya); (4) looking back (memeriksa kembali

penyelesaian sebagai evaluasi dan perbaikan apabila terdapat kesalahan).

Kondisi atau keadaan suatu kelas dikatakan menggunakan strategi

penyelesaian pemecahan masalah jika menerapkan keempat prinsip (langkah

(14)

dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas

bagaimanapun keadaannya (Depdiknas, 2002)

1. Menganalisis dan memahami masalah (analyzing and understanding a

problem Untuk memperoleh gambaran lengkap dari apa yang diketahui

dan dari apa yang dipermasalahkan. :

a. Membuat gambar atau ilustrasi jika memungkinkan

b. Mencari kasus yang khusus

c. Mencoba memahami masalah secara sederhana

2. Merancang dan merencanakan solusi (designing and planning a solution)

Untuk mengubah pemasalahan menjadi sebuah masalah atau soal yang

penyelesaiannya secara prinsip dapat diketahui, merancang dan

ere a aka solusi. :

a. Merencanakan solusi secara sistematis

b. Menentukan apa yang akan dilakukan, bagaiamana melakukannya

serta hasil yang diharapkan

3. Mencari solusi dari masalah (exploring solution to difficult problem)

Untuk melaksanakan rencana pemecahan. Pelaksanaan rencana

pemecahan harus dituliskan dengan jelas dalam bentuk pengejaan dan

hasil sebagai penyelesaian dari masalah. :

a. Menentukan berbagai masalah yang ekivalen, yaitu : penggantian

(15)

masalah dengan cara berbeda; menambah bagian yang diperlukan;

serta memformulasikan kembali masalah.

b. Menentukan dan melakukan memodifikasi secara lebih sederhana

dari masalah sebenarnya, yaitu : memilih tujuan antara dan mencoba

memecahkannya; mencoba lagi mencari solusi akhir; dan

memecahkan soal secara bertahap.

c. Menentukan dan melakukan memodifikasi secara umum dari

masalah sebenarnya, yiatu : memecahkan masalah yang analog

dengan variabel yang lebih sedikit; mencoba menyelsaikan dengan

kondisi satu variabel; serta memecahkan masalah melalui masalah

yang mirip.

4. Me eriksa solusi erifyi g a solutio Untuk memeriksa apakah masalah

sudah diselesaikan dengan tuntas, atau memeriksa apakah penyelesaian

sudah atau belum layak sebagai jawaban pertanyaan atau penyelesaian

asalah. :

a. Menggunakan pemeriksaan secara khusus terhadap setiap informasi

dan langkah penyelesaian

b. Menggunakan pemeriksaan secara umum untuk mengetahui masalah

secara umum dan pengembangannya

Pemecahan masalah dilakukan melalui tahapan-tahapan berpikir yang

disebut heuristik. Oleh karena itu, konsep heuristik tidak dapat dipisahkan

(16)

menguasai heuristik dalam pemecahan masalah, maka dapat dipastikan ia

memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan baik.

Suatu heuristik terdiri dari tahapan-tahapan berpikir yang membantu

seseorang dalam memecahkan masalah. Tahapan-tahapan tersebut

merupakan bagian-bagian dari kemampuan pemecahan masalah. Agar siswa

memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan baik maka perlu diajarkan

tahapan-tahapan tersebut secara khusus dan bertahap pula.

Soal-soal dapat diberikan secara bertahap sesuai dengan tahap

heuristik. Misalnya tahap pertama heuristik adalah memahami masalah, maka

soal-soal tersebut cukup difokuskan untuk melatih kemampuan siswa dalam

memahami soal-soal tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan

soal-soal lain untuk mengembangkan kemampuan heuristik tahap berikutnya,

sehingga pada akhirnya diberikan soal untuk mengembangkan seluruh

tahapan pemecahan masalah sampai siswa mampu menemukan solusinya.

Pembelajaran secara bertahap ini penting untuk memantau perkembangan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat diketahui

pada tahap mana siswa sering menemukan kesulitan.

Misalnya sebagai contoh berikut salah satu bentuk soal yang diselesaikan

dengan langkah-langkah penyelesaian heuristic :

 Jumlah 3 bilangan yang bentuk suatu deret hitung = 27, sedangkan jumlah

dari pangkat dua bilangan-bilangan itu = 293. Bilangan-bilangan tersebut

(17)

Dari soal di atas bisa diselesaikan dengan menggunakan metode Heuristik:

i) Analisis

Untuk memperoleh gambaran lengkap dari apa yang diketahui

dan dari apa yang dipermasalahkan.

Diketahui : Jumlah 3 bilangan yang bentuk suatu deret hitung = 27,

jumlah dari pangkat dua bilangan-bilangan itu = 293

Ditanyakan : Ketiga bilangan tersebut adalah ?…

ii) Rencana

Untuk mengubah permasalahan menjadi sebuah masalah atau

soal yang penyelesaiannya secara prinsip dapat diketahui.

Dari contoh di atas tampak bahwa masalah yang timbul dapat

diselesaikan dengan perhitungan matematika. Dengan demikian masalah

tersebut dapat diubah ke dalam bentuk model matematika seperti

berikut.

Misalkan : U1 + U2 + U3 = 27 a + (a + b) + (a + 2b) = 27

3a + 3b = 27 a + b = 9

Pangkat dua dari bilangan-bilangan tersebut adalah :

(18)

iii) Penyelesaian

Untuk melaksanakan rencana pemecahan. Pelaksanaan rencana

pemecahan harus dituliskan dengan jelas dalam bentuk pengejaan dan

hasil.

Penyelesaian :

Penyelesaian masalah dari contoh di atas dituliskan seperti

berikut, sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam matematika.

(19)

iv) Penilaian

Untuk memeriksa apakah masalah sudah diselesaikan dengan

tuntas, atau memeriksa apakah penyelesaian sudah atau belum layak

sebagai jawaban pertanyaan atau penyelesaian masalah.

Dari penyelesaian pada contoh di atas memberikan hasil bahwa U1= 4,

Sebagai pedoman langkah-langkah dalam mengimplementasikan

Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Strategi Heuristik pada pokok

bahasan Barisan dan Deret, maka kegiatan pembelajarannya dapat diurutkan

sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Barisan dan Deret atau guru

menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa serta manfaat

dari proses pembelajaran dan pentingnya pembelajaran Barisan dan

(20)

1. Tujuan pembelajaran barisan dan deret:

a) Menyatakan suatu barisan dan deret yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari.

b) Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan

masalah.

2. Kompetensi dasar pembelajaran barisan dan deret:

a) Memahami barisan dan deret.

b) Menyatakan barisan dan deret.

3. Manfaaat pembelajaran barisan dan deret

a) Memperkaya wawasan siswa tentang hubungan matematika

dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari.

b) Sebagai sarana menanamkan pentingnya suatu pemikiran dan

pemecahan masalah yang baik untuk melatih penalaran, ketelitian

dan ketepatan sebagai problem solver yang handal.

b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran dan menyampaikan materi

Barisan dan Deret serta memberikan contoh soal dan bersama siswa

menyelesaikan masalah pada pembelajaran Barisan dan Deret melalui

Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan strategi Heuristik yang

memiliki empat prinsip (komponen) dalam penyelesaian masalah, yaitu:

1. Analisis

Ketika suatu permasalahan (diberikan soal yang tidak rutin atau

(21)

maslah secara sederhana dengan mengaitkan konsep barisan dan

deret yang telah diberikan. Sehingga siswa akan memperoleh

gambaran lengkap dari apa yang diketahui dan dari apa yang

dipermasalahkan.

2. Rencana

Guru akan bersama siswa mengubah pemasalahan menjadi

sebuah masalah atau soal yang penyelesaiannya secara prinsip dapat

diketahui, dan menentukan bentuk soal (masalah yang sudah

diketahui) ke dalam model matematika (familiar berhubungan dengan

konsep) yang mampu mengarahkan siswa merencanakan

penyelesaian masalah.

3. Penyelesaian

Untuk melaksanakan rencana pemecahan. Siswa diarakhan

pada pelaksanaan rencana pemecahan dengan menuliskan secara

jelas dalam bentuk pengejaan dan hasil sebagai penyelesaian dari

masalah.

Menentukan dengan menarik kembali pemahaman dan

rasionalisasi operasi penyelesaian dengan konsep yang benar, serta

memformulasikan kembali masalah secara matematis. Menentukan

(22)

mencoba memecahkannya; mencoba lagi mencari solusi akhir; dan

memecahkan soal secara bertahap.

4. Penilaian (Pemerikasaan Solusi)

Setelah siswa menyelesaikan soal, kemudian melakukan

pemeriksaan kembali terhadap usaha dalam menyelesaiakan masalah

atau soal. Dan untuk memeriksa apakah masalah sudah diselesaikan

dengan tuntas, atau memeriksa apakah penyelesaian sudah atau

belum layak sebagai jawaban pertanyaan atau penyelesaian masalah.

Kemudian secara bersamaan guru dan siswa menguraikan materi

yang telah dipelajari serta kebermanfaatan pemecahan masalah

dengan strategi heuristik.

Berikut contoh soal yang diberikan kepada siswa dengan strategi

heuristik sebagai langkah pemecahan masalah: Seorang anak menabung

di suatu bank dengan selisih kenaikan tabungan antar bulan tetap. Pada

bulan pertama sebesar Rp. 50.000,00, bulan kedua Rp. 53.000,00, bulan

ketiga Rp.56.000,00, dan seterusnya. Besar tabungan anak tersebut

selama 30 bulan adalah ?...

Pemecahan masalah dengan strategi heuristik, yaitu :

Diketahui : Bulan pertama =

U

1 = Rp . 50.000,00 Bulan kedua =

U

2 = Rp. 53.000,00

(23)

Ditanya : Besar tabungan selama 30 bulan (

S

30) ?

Jadi, besar tabungan tersebut selama 30 bulan = Rp. 2.805.000,00

c. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan latihan

soal, Contohnya:

1. Dari suatu deret aritmatika diketahui

U

3= 13 dan

U

7= 29. Tentukan

S

25? ….

2. Sebuah truk dibeli dengan harga Rp. 160.000.000,00. Setiap tahun nlai

jualnya menjadi

5

4

dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual truk

(24)

d. Guru melakukan pemantapan dengan memberikan tambahan poin-poin

yang perlu dipertegas. Contohnya: guru memberikan kesempatan

kepada siswa dengan menyelesaikan soal latihan dan dituliskan ke white

board yang diberikan untuk dijelaskan kepada teman-temannya.

e. Guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil

belajar. Contohnya: guru bertanya kepada siswa materi yang telah

dipelajari hari ini dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, serta

meminta siswa memberikan contoh nyata kaitan materi yang dipelajari

dengan kehidupan sehari-hari.

f. Guru melakukan post test untuk mengukur pemahaman pembelajaran

barisan dan deret. Contohnya: soal post test yang diberikan mirip dengan

soal pre testnya.

Dari proses tersebut guru dapat mengetahui apakah proses

pembelajaran melalui Pembelajaran Pemecahana Masalah Dengan Strategi

Heuristik berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

atau tidak. Rencana tindakan ini tidak hanya diberikan dalam satu kali tatap

muka tetapi dilaksanakan lebih dari satu pertemuan sampai pembelajaran

(25)

C. Pembelajaran Barisan dan Deret

Adapun materi-materi dari Pembelajaran Barisan dan Deret antara lain :

Barisan adalah himpunan atau susunan bilangan yang diurutkan

menurut aturan tertentu. Sedangkan deret adalah suatu kelompok barisan

yang diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan. Jumlah suku

deret biasanya dinotasikan dengan Sn, sedangkan setiap suku dalam barisan

biasanya dilambangkan dengan notasi Un, dimana (n = indeks) urutannya

sesuai de ga ila ga asli : = , , , , …. .

1. Barisan Aritmatika

Barisan Aritmatika atau barisan hitung adalah suatu barisan bilangan,

dengan setiap suku-suku yang berurutan memiliki selisih tetap (konstan)

yang disebut beda yang dilambangkan dengan b.

Keterangan : Un = suku ke-n ; a = suku pertama

b = beda

2. Deret Aritmatika

Deret Aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang diperoleh

dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aitmatika.

(26)

3. Barisan Geometri

Barisan Geometri atau barisan ukur adalah suatu barisan bilangan yang

setiap sukunya diperoleh dengan cara mengalikan suku di depannya

dengan bilangan yang tetap (konstan). Bilangan yang tetap ini disebut

pembanding atau rasio yang dinotasikan dengan r.

Keterangan :

(27)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan & Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah implementasikan pembelajaran pemecahan masalah dengan

strategi heuristik pada pokok bahasan barisan dan deret antara lain

menerapkan empat komponen, yaitu:

a. Menganalisis dan memahami masalah (analyzing and understanding a

problem).

b. Merancang dan merencanakan solusi (designing and planning a

solution).

c. Mencari solusi dari masalah (exploring solution to difficult problem)

d. Memeriksa solusi (verifying a solution)

2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan, penulis menyampaikan saran

sebagai berikut :

a) Pembelajaran pemecahan masalah dengan strategi heuristik

(28)

yang tepat dan sesuai dalam membelajarkan siswa khususnya

pembelajaran barisan dan deret.

b) Perlu diadakan penelitian untuk mengetahui efektivitas implementasi

pembelajaran pemecahan masalah dengan strategi heuristik dalam

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Scoenfeld, Alan H. (1980). Heuristik in the Classroom, dalam Krulik, S. dan Reys, Robert E. (Eds). Problem Solving in School Mathematic. Virginia : NCTM.

“uk adi ata & As’ari. .Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di PT. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Rufiadi, Arif. Optimalisasi Pembelajaran Ekonomimelalui Metode Teaching And

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor yang mempengaruhi Lingkungan internal organisasi yaitu (1). Faktor-faktor internal organisasi yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi antara

Dari berbagai pola yang dikembangkan untuk membantu pengembangan Perkebunan Rakyat tersebut, Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) yang paling banyak dikembangkan, karena Pola PIR

Berangkat dari kenyataan tersebut, penelitian ini mencoba melangkah dengan metodologi "Linear Goal Programming" (LGP) untuk menolong problematika yang kompleks di atas

Hal ini dibuat agar penumpang dapat lebih cepat naik dan turun dari bis, juga memberikan kemudahan akses bagi penumpang yang menggunakan kursi roda, orang tua

Dalam kasus- kasus tertentu, data kelembagaan kelompok peternak atau yang terkait dengan komponen tenaga kerja di bidang peternakan tidak bersifat statis, melainkan

Pemilihan Wirausaha Muda Pemula Berprestasi dan Penggerak Wirausaha Berprestasi Tahun 2014 adalah sebuah proses apresiasi kepada para pemuda yang telah aktif dalam

Pada parameter substrat, 3 titik kepadatan bivalvia terbanyak pada T6 mempunyai tipe substrat pasir berbatu dengan kandungan organik sebesar 5%, pada T17 mempunyai tipe

Hasil studi menunjukkan bahwa proses dengan sumber panas bahan bakar fosil (gas alam) mampu memberikan kondisi operasi optimum temperatur 850-900 o C dan tekanan 2-3 MPa,