LINTANGASA CREATIVEMEDIA
Oleh
Nama
: Azka Prio Mahameru
NIM
: 10.51016.0043
Program Studi
: DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
vii
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1. Film ... 8
2.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa... 9
2.3. Pra Produksi ... 10
2.4. Taman Nasional Baluran ... 12
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 15
3.1 Metode Penelitian... 15
viii
4.2 Visi dan Misi Lintangasa Creativemedia ... 20
BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 25
5.1 Penulisan ... 25
5.2 Persiapan Teknis ... 27
5.3 Penjadwalan ... 27
BAB VI PENUTUP ... 29
6.1. Kesimpulan ... 29
6.2. Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 31
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo Taman Nasional Baluran. ... 12
Gambar 3.1 Skema Tahapan Kerja Praktik ... 18
Gambar 4.1 Logo Lintangasa Creativemedia... 21
Gambar 4.2 Peta Lokasi Lintangasa Creativemedia ... 21
Gambar 4.3 Tim ... 22
Gambar 4.4 Foto Ruang Editing Lintangasa Creativemedia ... 22
Gambar 4.5 Foto Ruang Konsep, Meja Project Manager ... 23
Gambar 4.6 Ruang Audio ... 23
Gambar 4.7 Papan Jadwal Pengerjaan Proyek ... 24
Gambar 5.1 Potongan Gambar Film The Secret Life of Waltermitty ... 25
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi berputar sangat cepat dari masa ke masa, perkembangan ini diiringi dengan perubahan signifikan lainya, mulai dari gaya hidup, pekerjaan, bahkan terhadap dunia hiburan. Dengan berkembangnya teknologi ini, pandangan tiap individu akan sesuatu hal semakin beragam, ditambah dengan menjamurnya media sosial sebagai sarana aktualisasi diri. Hal ini sangat disayangkan untuk terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara dengan kekayaan yang berlimpah. Mulai dari sumber daya alam, budaya, hingga pariwisata akan sangat berguna bila masyarakatnya menggunakan teknologi sebagai sarana dalam mempelajari dan melestarikan potensi ini, daripada hanya sekedar menikmati. Maka dibuatlah film promosi yang mengangkat isu di Taman Nasional Baluran. Dan daripadanya dilakukanlah kerja praktik yang berjudul Pra Produksi Film Baluran CV. Lintangasa Creativemedia.
2
masyarakat perihal masalah ini sebagai gambaran apa yang seharusnya pendatang lakukan dan maklumi di tempat konservasi ini. Sehingga target dari pembuatan film ini adalah masyarakat Indonesia secara menyeluruh dengan menggunakan media komunikasi massa untuk menyampaikan suatu pesan pada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134).
Media massa yang mampu merangkul masyarakat dan mempengaruhi khalayak ramai tentang sesuatu memiliki berbagai jenis dan bentuk. Media cetak, media audio, dan media audio visual. Merupakan sebuah hal yang efektif untuk menunjukkan secara persis bagaimana keadaan Taman Nasional Baluran melalui sebuah media audio visual, seperti film. Film sebagai salah satu produk media massa mampu dengan tepat merepresentasikan Taman Nasional Baluran sampai pada detailnya sekaligus menampilkan pesan-pesan moral yang ingin disampaikan.
Dalam pembuatan film tentu diperlukan proses pra produksi. Pra produksi sendiri merupakan tahap awal proses pembuatan film. Pada tahap ini dilakukan sejumlah persiapan pra produksi yang meliputi pembuatan konsep, penulisan naskah skenario, pembuatan storyboard, menentukan jadwal pengambilan gambar, menyusun anggaran biaya, audisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan kru produksi, mengurus penyewaan alat-alat produksi untuk kesiapan pada proses produksi serta pasca produksi (Stradling, 2010: 42).
teknologi masa kini. Berdiri sejak 2012 di Waru, Sidoarjo, Lintangasa Creativemedia terpecaya dan terbukti dalam mengedepankan perkembangan teknologi terkini, dengan ide-ide kreatif dalam karya-karya mereka. Sekalipun mereka belum pernah membuat film sebelumnya. Serangkaian perusahaan terna-ma telah mempercayai Lintangasa Creativemedia dalam pengerjaan atribut mul-timedia seperti foto, video promosi, jingle, 3D Holographic, iklan, dan klip musik.
Berdasarkan paparan tersebut, penulis mengambil kesempatan untuk melaksanakan kerja praktik di CV. Lintangasa Creativemedia sebagai staff pra produksi dan mengambil judul laporan Kerja Praktik “Pra Produksi Film Baluran CV. Lintangasa Creativemedia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan proses pra produksi pembuatan Film Baluran CV. Lin-tangasa Creativemedia dapat dirumuskan masalah yang menjadi topik dalam kerja praktik ini, yaitu:
Bagaimana tahap-tahap pra produksi film baluran di CV. Lintangasa Creativemedia?
1.3 Batasan Masalah
Dari poin rumusan masalah di atas, adapun beberapa hal yang membatasi pembahasan dan pengerjaan kerja praktik ini, antara lain:
4
2. Pembahasan dalam proses pra produksi di sini meliputi ide produksi, penen-tuan tema, penulisan naskah, pembuatan synopsis, dan pembuatan story-board.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diraih melalui Kerja Praktik ini adalah untuk mengetahui dan mempraktikkan prosedur tahap-tahap Pra Produksi Film Baluran di CV. Lintangasa Creativemedia.
1.5 Manfaat 1. Bagi penulis
a. Untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya.
b. Sebagai sarana mahasiswa untuk mempelajari lebih jauh tentang dunia videografi.
c. Sebagai bahan rujukan mengenai Film dengan latar belakang alam. 2. Bagi perusahaan
a. Mempromosikan Taman Nasional Baluran.
b. Menambah portofolio film bagi CV. Lintangasa Creative Media.
1.6 Pelaksanaan
Sidoarjo. Dan dilaksanakan dalam kurun waktu tanggal 20 Januari 2014 sampai tanggal 15 Februari 2014, dengan jadwal kerja hari Senin sampai Jum’at pukul 10.00 WIB – 18.00 WIB.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Menentukan jadwal pengambilan gambar 2. Mencari lokasi
3. Casting talent
4. Melengkapi keutuhan konsep dan cerita 5. Pembuatan Story board
6. Menyusun treatment
7. Menyusun daftar kebutuhan teknis 8. Mempersiapkan kebutuhan teknis
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu: 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan
6
1.6 Pelaksanaan
1.7 Sistematika Penulisan BAB II: LANDASAN TEORI
Pada Bab II akan dijabarkan tentang berbagai teori yang menjadi dasar dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.
BAB III: METODE PERANCANGAN
Pada Bab III akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk mendukung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada Bab IV berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat Kerja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang CV.Lintangasa Creative Media.
BAB V: IMPLEMENTASI KARYA
Pada Bab V merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan pada Bab III.
BAB VI: PENUTUP
Pada Bab VI akan dijelaskan beberapa hal, meliputi: 6.1 Simpulan
6.2 Saran
Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama kegiatan Kerja Praktik berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
8 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang melandasi proses pengerjaan laporan kerja praktik ini.
2.1 Film
Film adalah bagian dari karya cipta seni dan budaya yang merupakan komunikasi massa audio visual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi, dimana cahaya direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalu i proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan sistem lainnya” (UU No.8 Tahun 1992, pasal 1 angka 1). Film berupa media sejenis plastik yang dilapisi emulsi dan sangat peka terhadap cahaya yang telah diproses sehingga menimbulkan, atau menghasilkan gambar bergerak pada layer yang dibuat dengan tujuan tertentu untuk ditonton.
Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik dibidang sosial, ekonomi, maupun budaya dalam rangka menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan bernegara. Film berfungsi sebagai :
1. sarana pemberdayaan masyarakat luas
3. sebagai sumber penerangan dan informasi 4. bagian dari komoditas ekonomi ( saat ini ). 2.2 Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film sebagai media komunikasi yang juga bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan pada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan, dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
Film yang juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film, penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritseakan-akan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi audiens.
10
2.3 Pra Produksi
Pra produksi adalah persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum menuju studio atau lapangan untuk memproduksi sebuah film. Persiapan ini dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu aktivitas mentransformasi sebuah ide, sampai menjadi naskah dan perincian kebutuhan-kebutuhan produksi seperti lokasi, kru, peralatan, dan sebagainya (Stradling, 2010: 42).
Dalam pra produksi terdapat beberapa proses dalam pembuatan cerita. Diawali dengan:
1. Konsep
Konsep merupakan awal mula proses pra produksi yang akan dikembangkan dalam proses selanjutya. Penentuan konsep diawali dengan penentuan ide yang ingin kita ciptakan setelah melihat atau mengalami sebuah kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemudian ide tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerita, baik untuk novel, cerpen, sinetron, komik, atau animasi.
2. Sinopsis
Setelah konsep dimatangkan, maka konsep tersebut dapat dikembangkan menjadi sebuah cerita lengkap namun singkat dan jelas yang disebut sebagai sinopsis.
3. Treatment
Treatment masuk dalam tahap breakdown, dimana adegan ditentukan secara
kasar namun terperinci dan belum terdapat dialog di dalamnya. 4. Naskah
Berbeda dari treatment, naskah merupakan penjabaran cerita menjadi adegan yang sudah menjadi dialog serta detail pengadeganan.
5. Storyboard
Storybard merupakan tahap pengambaran dari naskah adegan dimana tokoh
berada dalam set lokasi syuting.
12
2.4 Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran adalah kawasan Konservasi Sumber Daya Alam. Di Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana, untuk menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya alam dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Gambar 2.1 Logo Taman Nasional Baluran
Kawasan Taman Nasional Baluran bertempat di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Dengan batas batas wilayah sebelah utara selat Madura, sebelah selatan sungai Bajulmati, sebelah timur selat Bali, dan sebelah barat Sungai Klokoran. Luas Wilayah12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 Ha (perairan =1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha), zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan masyarakat sekitar. Taman Nasional Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik bagi flora, fauna maupun ekosistimnya. Taman Nasional Baluran sendiri memiliki 3 fungsi utama yaitu:
a. Fungsi Perlindungan sistem penyangga kehidupan b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
c. Pemanfaatan untuk tujuan penilitian, ilmu pengetahunan pendidikan, menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata.
Tempat ini memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari ekosistem laut hingga pegunungan savana dan keanekaragaman jenis satwa dan tumbuhan.
Beberapa daerah di Taman Nasional Baluran yang sering di kunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik antara lain: Goa Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua, Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting, Dermaga kramat, kajang, balanan, lempuyang, talpat, kacip, bilikm sejileh, teluk air tawar, batu numpuk, pandean, dan candi bang. Adapun wisatawan yang berkunjung ke taman nasional baluran meliputi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Dari berbagai obyek wisata yang ada di taman nasional ini sebagian telah dikembangakan menjadi produk wisata.
14
hutan payau/rawa, hutan savanna, dan Hutan musim (dataran tinggi dan dataran rendah). Tumbuhan khas baluran adalah pohon widoro bekol, tumbuhan lainya adalah asam, gadung, pilang, kemiri, gebang, talok, walikukun, mimbo, kesambi, lontar, dan lain-lain.
Selain daripada flora yang beragam, di kawasan ini juga terdapat sekitar 155 jenis burung yang sudah langka antara lain walet ekor jarum, mamalia besar yang merupakan satwa langka adalah banteng, dan ajag, satwa lainya yang terdapat di Baluran adalah babi hutan, kijang, rusa, macan tutul/kumbang, kerbau liar, lutung, kera abu-abu, burung merak, ayam hutan, dan lain-lain.
15 BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
Pada bab ini penulis akan menjelaskan metode apa yang digunakan, beserta perancangan karya yang akan diaplikasikan pada laporan kerja praktik ini. 3.1 Metode Penelitian
Multimedia adalah bidang ilmu yang terfokus pada praktik, non teoritis dan membutuhkan ide-ide segar yang kreatif, oleh karena itu penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai landasan dasar dalam pembuatannya.
Menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, penulis harap dapat lebih mengkaji suatu permasalahan lebih detil. Dikarenakan data yang penulis olah bukanlah data statistik, melainkan deskriptif seperti hasil wawancara, dokumentasi lapangan, gambar, video, dan lain-lain.
Sebagai bentuk pengkajian lebih mendalam, penelitian kualitatif ini juga mengandalkan pendekatan terhadap praktisi yang ahli dalam bidangnya, guna mendapatkan wawasan mengenai situasi dan kondisi nyata pada saat produksi.
Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah:
1. Observasi
16
Creativemedia, serta melakukan pencatatan secara sistematis di setiap tahapan-tahapan yang dilakukan selama pra produksi Film Baluran. Observasi juga dilakukan terhadap hasil jadi video-video yang diproduksi oleh Lintangasa Creativemedia dan mengamati keunggulan dari video-video tersebut.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendukung metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet, mencari buku-buku yang membahas seputar Film, Pra-Produksi, dan Taman Nasional Baluran.
3. Wawancara
Menurut Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab permasalahan penelitian. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, saat dua atau lebih bertatap muka, saling mendengarkan secara langsung tiap-tiap informasi dan keterangan, Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis untuk mencari informasi mengenai film baluran ini. Adapun narasumber yang dituju antara lain:
2. Bapak Nasrul Huda, yang adalah seorang 3D artist di Lintangasa Creativemedia ini juga berperan sebagai produser sekaligus sutradara pada pembuatan Film Baluran. Beliau akan menerangkan tentang konsep dan ide dan bagaimana proyek ini terlaksana dengan baik.
3.2 Analisis Data
Proses analisis data diawali dari menelaah data yang telah tersedia dari berbagai macam sumber secara keseluruhan, baik dari pengamatan, wawancara, catatan di lapangan, dan yang lainya. Data tersebut memang ada banyak sekali, dan setelah dibaca kemudian dipelajari. Setelah itu melakukan reduksi data yang dilakukan dengan cara membuat sebuah abstraksi, lalu menyusunnya menjadi kesatuan. Kemudian dikategorikan pada langkah-langkah selanjutnya. Kategori tesebut dilakukan sambil membuat tahap terakhir dari analisis data penelitian, yaitu dengan pemeriksaan pada data. Setelah selesai maka tahap selanjutnya adalah penafsiran data untuk dijadikan teori substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu.
3.3 Metode Perancangan Karya
Penelitian pada kerja praktik ini akan dilaksanakan secara sistematis, guna menyusun penulisan, dan dokumentasi-dokumentasi yang akan menunjang pembelajaran tentang videografi.
18
19
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis akan sedikit menceritakan, tentang
gam-baran umum awal mula berdirinya CV. Lintangasa Creativemedia
beserta profil perusahaan.
4.1 Sekilas Sejarah dan Profil Lintangasa Creative Media
Lintangasa Creativemedia pada awalnya terbentuk dari beberapa individu dengan ide dan pandangan kedepan yang sama demi mewujudkan ide-ide segar yang kreatif menjadi sebuah karya. Lintangasa Creativeme-dia resmi menjadi sebuah persekutuan komanditer (CV) pada tahun 2012, Lintangasa Creativemedia juga telah dikenal di kalangan praktisi multi-media dengan desain dan ide-idenya yang tanpa batas.
Target utama Lintangasa Creativemedia dalam menangani per-mintaan dari setiap klien menjadi sebuah prioritas, dengan mengedepankan keunikan dalam sebuah ide. Seiring berkembangnya pangsa pasar, selera, dan isu-isu global, Lintangasa Creativemedia merasa tertantang untuk terus selalu menghadirkan yang baru, terutama demi memenuhi bahkan melebihi harapan dan ekspektasi klien-kliennya.
Videog-20
raphy. Sedangkan untuk klien perseorangan layanan jasa yang ditawarkan
melipu-ti Graphic Wedding yang di dalamnya termasuk Prewedding Photography.
Invita-tion Design Concept, Prewedding Clip, Wedding DocumentaInvita-tion, dan juga Arts Performance yang di dalamnya adalah Band Video Clip, Band Profile, Brochure & Flyer for Art Perfromance, Graphic Motion for Opening.
Selain layanan jasa yang berhubungan dengan visual, Lintangasa Crea-tivemedia juga menyediakan layanan-layanan jasa dalam bidang audio. Layanan jasa ini di antaranya adalah Music Scoring, Voice Over/Dubber, Home Recording
Studio, Visual Sound Effects, Jingle.
4.2 Visi dan Misi Lintangasa Creativemedia 1. Visi
Dapat mewadahi ide-ide kreatif tim-tim yang berdedikasi penuh pada dunia kreatifitas tanpa batas, namun tetap pada kemasan yang dibangun oleh pe-rusahaan.
2. Misi
Gambar 4.1 Logo Lintangasa Creativemedia
a. Lokasi Lintangasa Creativemedia
Gambar 4.2 Peta Lokasi Lintangasa Creativemedia
22
b. Struktur Perusahaan
Gambar 4.3 Tim c. Foto Kantor Lintangasa Creativemedia
Gambar 4.5 Foto Ruang Konsep, Meja Project Manager
24
25
BAB V
IMPLEMENTASI KARYA
Pada bab ini penulis akan menjelaskan dan memberikan gambaran nyata akan proses pra produksi Film Baluran yang penulis jalani semasa kerja praktik di Lintangasa Creativemedia.
5.1 Penulisan
Seperti yang telah dijelaskan penulis dalam Bab II, tahap penulisan adalah tahap puncak dalam sebuah produksi film atau video, karena di dalamnya terdapat proses pengembangan konsep dan ide. Berikut akan dijabarkan tahapan-tahapan yang dilewati pada proses penulisan di produksi Film Baluran Lintangasa Crea-tivemedia.
1. Konsep
Mengangkat isu-isu pariwisata pada Taman Nasional Baluran, Film ini meru-juk pada film dengan latar belakang alam, seperti Film Into The Wild namun didalamnya terdapat sebuah kisah drama, untuk cerita drama ini referensinya adalah Film The Secret Life of Waltermitty.
26
Gambar 5.2 potongan gambar Film Into The Wild
Dimana dalam fim ini tidak terdapat banyak dialog namun lebih memberat-kan pada simbol-simbol dan ekspresi para tokoh yang didukung susasana alam Baluran.
2. Sinopsis
Film ini menceritakan tentang kisah panji, seorang musisi, yang sedang melakukan perjalanan ke Taman Nasional Baluran bersama sahabatnya, Jo-vita. Perjalanan ini sebenarnya merupakan ajakan Jovita yang ini menyusul ayahnya yang sedang dalam acara reuni pengamatan burung bersama teman-temanya. Panji pun tak sungkan-sungkan menyetujui karena ayah jovita merupakan sahabat dari almarhum ayahnya.
Setelah perbincangan itu, Jovita tidak sengaja menemukan sebuah kotak di tas panji, yang ternyata berisi peninggalan-peninggalan ayah panji, dan pen-inggalan-peninggalan ini berhubungan dengan baluran.
Berusaha menghibur panji, jovita mengajak panji untuk menemaninya kepan-tai untuk menenangkan diri. Namun panji masih saja menyembunyikan kege-lisahanya dalam mencari arti dan maksud almarhum ayahnya lewat peningga-lan-peninggalan didalam kotak.
Jovita yang lelah menghibur panji, dikejutkan oleh kedatangan ayahnya, yang kemudian mengungkap misteri peninggalan itu pada panji.
3. Treatment
Setelah cerita terbentuk dan terurai secara terperinci, tim produksi mendaftar alat-alat yang dibutuhkan. Pengadaan alat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Lintangasa Creativemedia.
5.3 Penjadwalan
28
mempengaruhi film ini, selain jadwal kru talent dan seluruh tim yang ikut dalam film ini, penjadwalan film ini menyesuaikan ijin yang telah diberikan taman na-sional baluran. Maka produser membagi dua tim yang dikirim ke lokasi syuting.
30
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari Pra Produksi Film Baluran Lintangasa Creativemedia dirumuskan dalam poin-poin berikut:
1. Pra produksi adalah hal yang penting dalam sebuah produksi, karena efektifitas proses pembuatan film atau video ditentukan dari matangnya pra produksi. 2. Diskusi dengan tim dan mencari referensi segar akan sangat membantu dalam
menemukan dan mengembangkan sebuah ide dan konsep.
3. Sebuah produksi video memiliki serangkaian elemen-elemen yang kompleks yang harus dipenuhi, karena detil-detil dalam sebuah video merupakan pesan yang disampaikan pada penonton.
4. Pentingnya briefing sebelum melakukan produksi dirasa penting karena mengurangi kesalahpahaman dalam mengolah materi dilapangan.
6.2 Saran
Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di Lintangasa Creativemedia:
30
31
Honthaner, Eve. 2010. The Complete Film Production Handbook.Oxford: Focalpress.
Effendy, OnongUchjana. 1986. DinamikaKomunikasi. Bandung: CV Remadja Karya.
Patz, Deborah. 2002. Film Production Management 101: The Ultimate Guide for
Film and Television Production Management and Coordination.
California: Michael Wiese Production
Stradling, Linda. 2010. Production Management for Tv and Films. Bloomsburi: Methuen Drama.
Sutrisno, Hadi. 1989. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Sumber Internet