• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014)

THE INFLUENCE OF THE LIQUDITY, LEVERAGE, AND PROFITABILITY TO THE FIRM VALUE AND DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE

(Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode 2011-2014)

SKRIPSI

Oleh

ERNA YULIANA LESTARI 20130410379

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014)

THE INFLUENCE OF THE LIQUDITY, LEVERAGE, AND PROFITABILITY TO THE FIRM VALUE AND DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE

(Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode 2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ERNA YULIANA LESTARI 20130410379

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)
(4)

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantarmu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah :11)

“Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu hakim sedangkan harta dikenai hakum. Harta bisa berkurang karena penggunaan,

sedangkan ilmu akan bertambah bila digunakan.” (Ali Bin Abu Thalib)

Perjuangan hidup tidaklah mudah teman, banyak rintangan yang dihadapi. Tetaplah selalu: Berdo’a, Ikhtiar dan Tawakal.

MAN JADDA WAJADA

Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil MAN SHABARA ZHAFIRA Siapa yang bersabar pasti beruntung MAN SARA ALA DARBIWASHALA Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.

Jangan takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah pertama.

(5)

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atasa karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Perjuanagan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita manusia yang berkualitas.

KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANA INI KEPADA ORANG YANG SANGAT KUKASIHI DAN KUSAYANGI.

Kedua orang tua dan keluarga besar (Pendukung Terbaik)

Sebagai tanda bakti, hormat da rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak bahagia, karena kusadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Terimakasih Ibu, Bapak dan Keluarga Besar.

 Sebagai tanda cinta kasihku, saya persembahkan karya kecil ini buatmu. Terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga kamu pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku. Aamiin. Terimakasih Qowiyul Aziz…

 Buat teman-teman Bidadari UMY (Ica, Arum, Fatmah, Rina, Alin, Erma, Maya, Fira, Sita, Winda, Ijah,.. terimakasih atas bantuan, do’a, nasehat, ejekan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kamu berikan selama ini. Buat kalian semua.. semangattt guys buat melihat dunia yang sesungguhnya. Sukses buat semua. Aamiin.

 Terimakasih buat Finda sama Hanan anak akutansi 2013 yang sudah memberikan dukungan, semangat, nasehat. Karya kecil ini aku persembahkan untuk kalian. Semoga kita semua sukses. Aamiin.

 Dosen Pembimbing Tugas Akhirku

Ibu Lela Hindasah, SE., M.Si terimakasih banyak saya sudah dibimbing selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari ibu.  Seluruh dosen pengajar di Prodi Manajemen

(6)

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN………... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v INTISARI………... vi A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Rumusan Masalah Penelitian………... 6

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori………. 8

B. Hasil Penelitian Terdahulu………... 25

C. Hipotesis………... 32

D. Model Penelitian……….. 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek / Obyek Penelitian………... 40

B. Jenis Data………. 40

C. Teknik Pengambilan Sampel………... 40

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian……… 40

E. Metode Analisis Data……….. 43

MRA (Moderate Regression Analysis)……….. 43

Uji Asumsi Klasik………... 44

Uji Hipotesis……… 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian……… 50

B. Statistik Deskriptif………... 50

C. Analisis Regresi………... 52

D. Uji Asumsi Klasik……… 56

E. Uji Hipotesis……… 60

F. Pembahasan ……… 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 75

B. Keterbatasan……… 75

C. Saran ………... 76 DAFTAR PUSTAKA

(7)

3.1 Klasifikasi

Moderasi………. 44

4.1 Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2011-2014………... 50

4.2 Statistik Deskriptif……… 51

4.3 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 52

4.4 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 53

4.5 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 55

4.6 Uji Normalitas……….. 56

4.7 Uji Normalitas Transformasi Data Ln……….. 57

4.8 Uji Heterokedastisitas Transformasi Data Ln……….. 58

4.9 Uji Multikolinearitas Transformasi Data Ln……… 59

4.10 Uji Autokorelasi Transformasi Data Ln…….………... 60

4.11 Uji Hipotesis 1 dan Uji Hipotesis 2 Transformasi Data Ln….………. 61

4.12 Uji Hipotesis 3 dan Uji Hipotesis 4 Transformasi Data Ln….……….. 63

(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model

Penelitian………...

(9)
(10)
(11)

vi

This study aims to analyze the influence of liquidity, leverage, profitability to the virm value moderated by dividend policy. The subject in this study was manufacturing company isted in Indonesia Stock Exchange Periode 20011-2014. In this study from 66 company, sample of 141 were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is the Moderate Regression Analysis (MRA).

Based on the analysis that have been made the result are liquidity positive significantly the influence on firm value,dividend policy significantly moderated the effect of liquidity to the firm value, leverage positive significantly the influence on firm value, dividend policy is significantly moderated the effect of leverage to the firm value, profitability positive significantly the influence on firm value, and dividend policy is significantly effect moderated the effect of profitability to the firm value.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, (Martono dan Harjito, 2005 dalam Mahendra dkk, 2012). Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Suatu harga pasar saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan, (Sartono,2010).

(13)

Belum lama ini Bursa Efek Indonesia menetapkan saham PT Hexindo Adiperkasa Tbk yang merupakan salah satu perusahaan manufaktur masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) karena telah terjadi peningkatan harga saham dan aktivitas saham di luar kebiasaan. Bursa Efek Indonesia juga menetapkan saham PT Island Concepts Indonesia Tbk masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) terkait penurunan harga saham di luar kebiasaan. Dengan demikian investor dalam mengambil keputusan investasi perlu mencermati kinerja perusahaan terkait perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Selain itu investor perlu mengkaji kembali rencana Corporate Action perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), (Kompas,2016).

(14)

dkk (2012), Mardiyati dkk (2012), Nugroho (2012), Prasetyorini (2013), Anzlina dan Rustam (2013), Sari (2013), Safitri dkk (2014), Putra (2014), Fadli (2015), Wulansari (2015), Triyono dkk (2015), Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016) mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Pramesti (2015) mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dengan baik adalah likuiditas. Likuiditas erat hubungannya dengan struktur modal dan nilai perusahaan. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh para investor, karena mereka yakin perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya tepat waktu, namun disisi lain perusahaan yang likuid ini umumnya akan cenderung untuk menggunakan dana internal dibanding dana eksternal berupa hutang, (Sartono,2010). Beberapa penelitian terdahulu yang mengemukakan hasil yang berbeda yaitu penelitian Nugroho (2012), Anzlina dan Rustam (2013), Pramesti (2015) dan Fadli (2015) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Wijaya dan Purnawarti (2014), Putra (2014), Wulansari (2015) mengatakan bahwa likuiditas berpegaruh negatif signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(15)

aktivanya. Rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiabnnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, (Kasmir,2015). Beberapa hasil penelitian yang menguji tentang leverage yaitu penelitian Nugroho (2012), Martini dan Ikhsan (2014),

Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016), mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif signfikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil

yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wibowo dan Aisjah (2014), Kartasukmana (2015) serta Nanggola dan Listiadi (2014) yang mengatakan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Selain beberapa faktor diatas yang menjadi signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan adalah kebijakan dividen. Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain, (Mamduh,2014). Dalam penelitian ini kebijakan dividen dijadikan

(16)

Beberapa penelitian terdahulu telah mengembangkan dan menguji berbagai model untuk menjelaskan perilaku dividen sebagai variabel moderating terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan diantaranya likuiditas, leverage dan profitabilitas serta terjadi perbedaan hasil penelitian. Penelitian Sundari dan Utami (2013) serta penelitian Fadli (2015) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Mahendra dkk (2012), Wijaya dan Purnawarti (2014) mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Martini dan Ikhsan (2014) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian Mahendra kk (2012), penelitian Nanggola dan Listiadi (2014) mengatakan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Martini dan Raharjo (2013), Erlangga (2010), Fadli (2015) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Mahendra dkk (2012) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Berkaitan dengan perbedaan beberapa hasil penelitian faktor-faktor

tersebut, judul yang ditarik oleh peneliti adalah “Pengaruh Likuiditas, Leverage

(17)

Sebagai Varibel Moderating Studi Pada Perusahaaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2014”, penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan Mahendra dkk (2012) yang memfokuskan pada analisis nilai perusahaan dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan mendasar dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pada periode penelitian, peneliti menggunakan data sekunder selama 4 tahun yaitu 2011-2014.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh likuiditas terhadap

nilai perusahaan?

3. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh leverage terhadap

nilai perusahaan?

5. Apakah profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

(18)

3. Menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

4. Menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

5. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

6. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau menjelaskan ilmu penghetahuan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Manfaat Praktis

(19)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh investor seandainya suatu perusahaan akan dijual, (Sartono,2010) . Memaksimumkan nilai perusahaan disebut sebagai memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang akan diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai dengan harga saham, (Martono dan harjito,2010). Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan juga meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham, (Husnan, 2000). Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Beberapa pengukuran nilai perusahaan menurut beberapa ahli:

a. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin (2010), informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Rumus PER dapat dihitung dengan :

(20)

b. Price to Book Value (PBV)

Menurut Sutrisno (2000), rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan.

Rumus rasio ini adalah :

Saham digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q ini dikembangkan oleh professor James Tobin.

Rasio ini merupakan konsep yang sangat berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dollar investasi inkremental. Tobin’s Q dihitung dengan

membandingkan rasio ini dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :

(21)

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. EBV diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajibannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan a. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya,(Kasmir,2015). Likuiditas erat hubungannya dengan struktur modal dan nilai perusahaan. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh para investor, karena mereka yakin perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya tepat waktu, namun disisi lain perusahaan yang likuid ini umumnya akan cenderung untuk menggunakan dana internal dibanding dana eksternal berupa hutang, (Sartono,2010). Tujuan dan manfaat rasio likuiditas adalah sebagai berikut, (Kasmir, 2015): 1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

(22)

3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau pihutang.

4) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.

6) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.

7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.

9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan, yaitu, (Kasmir,2015):

1) Rasio lancar (current ratio)

(23)

merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal 1 tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat berharga, pihutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya.

Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal 1 tahun). Artinya hutang itu segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank 1 tahun, hutang wesel, hutang gaji, hutang pajak, hutang dividen, biaya diterima di muka, hutang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo.

2) Rasio sangat lancar atau cepat (quick ratio).

Rasio tersebut merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relative lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Untuk mencari rasio sangat lancar atau cepat (Quick Ratio) diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai

(24)

3) Rasio kas (cash ratio).

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Keterpersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

4) Rasio perputaran kas.

Rasio kas artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keterpersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap hutang lancar.

5) Inventory to Net Working Capital.

Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

b. Rasio Solvabilitas

(25)

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiabnnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, (Kasmir,2015).

Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: 1) Rasio Debt To Asset Ratio (debt ratio).

Debt Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio tinggi artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya. Sedangkan, rasio rendah artinya semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

2) Rasio Debt To Equity Ratio (DER).

(26)

3) Rasio Time Interest Earned (TIE).

TIE merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Selain itu, juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya, apabila rasionya rendah semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.

4) Rasio Fixed Charge Coverage (FCC).

FCC merupakan rasio yang menyerupai TIE, hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh hutang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

5) Rasio Long Term Debt To Equity Ratio (LTDtER).

(27)

c. Rasio Profitabilitas

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi,(Kasmir,2015).

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas, yaitu:

(28)

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah, (Kasmir,2015):

1) Profit margin.

Profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

2) Return On Investment (ROI).

Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan

hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh operasi perusahaan.

3) Return On Equity (ROE).

(29)

sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

4) Return On Asset (ROA).

Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti efisiensi manajemen.

5) Laba per lembar saham.

Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemn dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas.

d. Struktur Modal

(30)

Berikut ini adalah teori-teori yang menjelaskan struktur modal,yaitu : 1) Trade off theory

Teori ini menganggap bahwa penggunaan hutang 100% sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak hutang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan meningkatnya hutang, maka semakin tinggi probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan hutang yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya.Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan mencapai 20% nilai perusahaan, (Mamduh,2004).

2) Pecking Order Theory

Pecking order theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan

dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Penggunaan hutang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk hutang lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham, (Mamduh,2004). Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana sebagai berikut :

(31)

b) Perusahaan menyesuaikan target dividend payout ratio terhadap peluang investasi mereka, sementara mereka menghindari perubahan dividen secara drastis.

c) Kebijakan dividen yang sticky (tidak mudah naik dan turun) ditambah fluktuasi profitabilitas dan peluang investasi yang tidak dapat diproksi, berarti terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi namun terkadang kurang dari kebutuhan investasi.

d) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu mulai dari penerbitan hutang convertible bond, dan alternatif paling akhir adalah saham.

3) Signaling Theory

(32)

dan pemegang saham. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Dengan kata lain, perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal, dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar, (Mamduh ,2004).

4) Agency Approach

Struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga, (Mamduh,2004).

e. Kebijakan Dividen

1) Pengertian Kebijakan Dividen

(33)

Ukuran yang biasa digunakan dalam mengukur dividen yang dibayarkan oleh perusahaan ada 2 ukuran yaitu ukuran sebagai imbal hasil dividen (dividend yield) dan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio = DPR). Dividend payout ratio pembagiannya

diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di setiap perusahaan, (Gumanti,2013).

2) Teori Kebijakan Dividen

a) Teori ketidakrelevanan dividen (irrelevant dividend proposition). Teori yang dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1961) ini menjelaskan bahwa dalam suatu pasar yang sempurna, nilai perusahaan tidak tergantung (bebas) dari kebijakan dividen yang dilakukan oleh manajemen. Mereka menunjukkan bahwa, jika kebijakan perusahaan dalam hal investasidianggap tidak berubah, maka pembayaran dividen tunai tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan di pasar yang efisien. Karena jika perusahaan memiliki pengeluaran untuk investasi sama dengan atau bahkan melebihi laba operasinya, maka perusahaan harus mengeluarkan ekuitas baru jika perusahaan bermaksud membayar dividennya. Bukti dasar dari ketidakrelevanan dividen adalah dengan mengabaikan semua efek dari pengumuman dividen.

(34)

berinvestasi pada perusahaan yang konsisten membagikan dividen, namun investor dapat menciptakan dividen sendiri pada akun pribadinya. Misalnya perusahaan dapat menghasilkan return yang sama dengan cara melakukan pembelian kembali saham atau akuisisi, (Gumanti,2013).

b) Bird in the hand theory.

Dalam Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih menyukai kepastian dalam bentuk dividen tunai (bird in the hand) daripada dijanjikan keuntungan yang belum pasti (bird in the

bush), yaitu selisih positif harga saham yang menghasilkan capital

gain. Menaikkan pembayaran dividen, hal-hal lain dianggap konstan, akan dapat menaikkan nilai perusahaan. Karena dividen yang diberikan saat ini lebih menjanjikan dalam mengurangi ketidakpastian atas arus kas mendatang, rasio pembayaran yang tinggi akan mengurangi biaya modal dan karenanya akan menaikkan nilai saham perusahaan, (Gumanti,2013).

c) Teori biaya transaksi dan pajak (clientele effect theory).

Teori ini menjelaskan bahwa hipotesis efek klien dividen yang sebelumnya dikenal dapat saja memainkan suatu peran dalam kebijakan dividen pada kondisi kepastian. Mereka menegaskan bahwa kelompok investor yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

(35)

dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sedangkan peminat dividen yang tinggi akan memilih perusahaan yang mampu membayar dividen besar. Dividen tertentu akan menarik segmen tertentu kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham juga dapat berubah, (Gumanti,2013).

d) Signaling Theory.

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Ada argumen yang mengatakan bahwa dividen meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal. Menurut argumen tersebut, dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan ( penurunan ) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini disebut dengan teori signal atau isi informasi dividen, (Mamduh,2014).

(36)

akan merespons positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Hal yang sebaliknya akan terjadi. Jika perusahaan merasa prospek dimasa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi yaitu prospek perusahaan dimasa mendatang.

F. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Mahendra dkk (2012) menguji pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang

dilakukan dengan persamaan regresi. Hasil penelitiannya likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan dividen dijadikan variabel moderating dan terdapat hasil bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi baik pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan, leverage terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

(37)

memoderasi baik pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wijaya dan Purnawarti (2014) menguji pengaruh likuiditas dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan didapatkan hasil bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi baik pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Prasetyorini (2013) menguji pengaruh ukuran perusahaan, leverage, PER, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, leverage, PER, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara pasrsial menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

(38)

menujukkan bahwa secara simultan profitabilitas,struktur modal,ukuran perusahaan dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wulansari (2015) menguji pengaruh profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara simultan profitabilitas,struktur modal,ukuran perusahaan dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Sari (2013) menguji pengaruh profitabilitas, EVA, dan risiko sistematis terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa profitabilitas dan EVA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan leverage dan risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(39)

menunjukkan bahwa kebijakan dividen dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya GCG dijadikan sebagai variabel moderating dan mampu memoderasi pengaruh variabel kebijakan dividen,kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Triyono dkk (2015) menguji pengaruh kebijakan dividen, struktur kepemilikan, kebijakan hutang,profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen, struktur kepemilikan, dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Safitri dkk (2014) menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah panel least square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan positif signifikan terhadap profitabilitas serta profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

(40)

Ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan profitabilitas tidak mampu memediasi pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Nugroho (2012) menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan OPM, ROA dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Likuiditas yang diproksikkan dengan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan yang diproksikan dengan QR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Leverage yang diproksikan dengan DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Anzlina dan Rustam (2013) menguji pengaruh likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan solvabilitas dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(41)

signifikan terhadap nilai perusahaan dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Pramesti (2015) menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Fadli (2015) menguji pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Fadli (2015) kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan mendapatkan hasil bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan sedangkan solvabilitas tidak mampu dimoderasi oleh kebijakan dividen.

(42)

dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan didaptkan hasil bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh capital, earning dan likuiditas terhadap nilai perusahaan tetapi tidak mampu memoderasi pengaruh asset quality terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wibowo dan Aisjah (2014) menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Kartasukmana (2015) menguji pengaruh leverage, IOS, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Metode yang digunkan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. IOS, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen dapat memediasi pengaruh leverage dan IOS terhadap nilai perusahaan tetapi tidak dapat memediasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

(43)

penelitian menunjukan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR, GCG dan kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Nanggola dan Listiadi (2014) menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan alat analisis Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.

G. Hipotesis

1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

(44)

cenderung menggunakan dana internal dalam kegiatan pendanaannya, (Sartono,2010). Informasi tersebut memberikan sinyal positif bagi investor,dimana investor tertarik membeli saham diperusahaan tersebut sehingga permintaan saham meningkat yang berdampak pada meningkatnya harga saham. Harga saham yang tinggi merupakan cerminan nilai perusahaan yang tinggi. Jadi, semakin tinggi likuiditas nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Nugroho (2012), Anzlina dan Rustam (2013), Pramesti (2015) dan Fadli (2015) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H1 : Likuiditas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating

(45)

diperkuat dengan adanya kebijakan dividen. Pembayaran dividen merupakan aliran kas keluar dan merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan kepada pemegang saham. Perusahaan yang mampu membayarkan dividen menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kas yang benar-benar bebas. Apabila perusahaan membayarkan dividen maka akan mempengaruhi penggunaan kas oleh perusahaan. Artinya, perusahaan tersebut mampu menyeimbangkan kas yang dimilikinya dengan membayar dividen dalam aktivitas pendanaannya demi menjaga likuiditas perusahaan. Berdasarkan signaling theory dalam Mamduh (2014) apabila perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus dimasa yang akan datang seiring dengan aliran kas perusahaan yang baik. Dengan demikian investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham akan meningkat. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung argumen tersebut adalah penelitian Sundari dan Utami (2013) serta penelitian Fadli (2015) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen memperkuat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

H2 : Kebijakan Dividen Memperkuat Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

3. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

(46)
(47)

mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif signfikan terhadap nilai perusahaan.

H3 : Leverage Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

4. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating

(48)

diinginkan pemegang saham, kesempatan untuk melakukan investasi oleh manajer dengan kas menjadi berkurang. Agar perusahaan mampu menjaga aliran kas di masa yang akan datang, perusahaan perlu meningkatkan penggunaan hutang. Dengan demikian, investor menganggap bahwa perusahaan tersebut memperhatikan kemakmuran para pemegang sahamnya. Hal ini, akan memicu investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan saham yang tinggi akan meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Martini dan Riharjo (2014) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen memperkuat pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.

H4 : Kebijakan dividen memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

(49)

Hal ini didukung oleh penelitian Mahendra dkk (2012), Umi dkk (2012), Wahyudi (2012), Bhekti (2013), Zulfia (2013), Okyana (2014), Rizky (2014), Fadli (2015), Tri (2015), Triyono dkk (2015), Vicky dkk (2015), Angga dan Wiksuana (2016) yang mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. H5 : Profitabilitas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

(50)

investor, akibatnya investor tertarik untuk membeli saham perusahaa dan meningkatkan permintaan saham perusahaan. Hal ini akan meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Erlangga (2010), Putri dan Ikhsan (2014), Fadli (2015) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

H6 :Kebijakan Dividen Memperkuat Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

H. Model Penelitian

H1 + H3 + H5 +

H6 H4 H2

Gambar 2.1 Model Penelitian Likuiditas

Leverage

Kebijakan Dividen

Nilai Perusahaan

(51)

40

METODE PENELITIAN

A. Obyek / Subyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafatar di BEI tahun 2011-2014.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sifatnya adalah data kuantitatif, berdasarkan waktunya adalah data panel dan berdasarkan cara memperolehnya merupakan data sekunder yaitu dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sumber data berasal dari www.idx.co.id.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan pertimbangan (judgment) atau kriteria tertentu, (Jogiyanto,2014). Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah:

1. Perusahaan yang terus mendapatkan laba selama periode 2011-2014. 2. Perusahaan yang membagikan dividen pada periode 2011-2014. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan antara lain likuiditas, leverage, dan profitabilitas sebagai variabel independen, nilai perusahaan

(52)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Indikator dari nilai perusahaan adalah harga saham, (Sartono, 2010). Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk menilai nilai perusahaan dengan menggunakan Price to Book Value. (PBV). Rasio PBV digunakan untuk mengetahui sebera besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya, (Sutrisno,2000). Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan. Rumus rasio ini adalah :

Saham Buku Nilai

Saham Lembar Per

Pasar Harga

PBV

2. Variabel Independen a. Likuiditas

Current ratio atau rasio lancar merupakan salah satu rasio yang

(53)

(Kasmir,2015). Rumus yang dapat digunakan untuk mengitung Curent Ratio sebagai berikut :

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

Ratio

Curent

b. Leverage

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam atau kreditor dengan pemilik perusahaan, (Kasmir,2015).

Rumus debt to equity ratio (DER) yang digunakan, yaitu:

Ekuitas

Hutang

Total

DER

c. Profitabilitas

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil

atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset yang dimiliki perusahaan, (Brigham dan Houston,2011). Rumus ROA sebagai berikut :

Aset Total

EBIT

(54)

3. Variabel Moderating

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio = DPR). Rasio pembayaran dividen diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham, (Gumanti,2013). Rumus yang dapat digunakan adalah :

Saham

E. Metode Analisis Data

Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka peneliti menggunakan program SPSS. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Berikut ini analisis data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian dan memperhatikan sifat-sifat data yang dikumpulkan:

1. Uji Statistik Diskriptif

(55)

2. Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan pendekatan analititik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator, (Ghozali,2011). Salah satu metode untuk menganilisis variabel moderasi adalah regresi moderasi. Analisis regresi moderasi merupakan analisis regresi yang melibatkan varabel moderasi dalam membangun model hubungangnya. Variabel moderasi berperan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, (Solimun,2010). Klasifikasi variabel moderasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Klasifikasi Moderasi

Tipe Moderasi Koefisien

Pure Moderasi b2 tidak signifikan

b3 signifikan

Quasi Moderasi b2 signifikan

b3 signifikan

Homologiser Moderasi b2 tidak signifikan

b3 tidak signifikan

Prediktor Moderasi b2 signifikan

b3 tidak signifikan

Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan cara sebagai melihat dari signifikansi koefisien β3 dari interaksi variabel independen

(56)

Dari Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan yang didapat sebagai berikut :

a. Hipotesis 1 dan Hipotesis 2

Ynilai perusahaan = α + β1Xlikuiditas + β2Xkebijakan dividen +

β3Xlikuiidtas*Xkebijakan dividen +ɛ

b. Hipotesis 3 dan Hipotesis 4

Ynilai perusahaan = α + β1Xleverage + β2Xkebijakan dividen + β3Xleverage*Xkebijakan

dividen +ɛ

c. Hipotesis 5 dan Hipotesis 6

Ynilai perusahaan = α + β1Xprofitabilitas + β2Xkebijakan dividen +

β3Xprofitabilitas*Xkebijakan dividen +ɛ

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada regresi moderasi tidak memasukkan variabel interaksi, karena pada variabel interaksi ada unsur variabel independen dan variabel moderating. Hal ini dapat menyebabkan adanya masalah dalam regresi terutama multikolinearitas yang dapat mencapai lebih dari 80%, (Liana,2009).

a. Uji Multikolenieritas

(57)

menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Akibatnya model regresi tidak valid untuk menaksir nilai variabel dependen.

Analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat variencee inflation faktor (VIF) yaitu faktor pertambahan ragam. Apabila VIF disekitar nilai 1 maka tidak terjadi gejala multikolonieritas, tetapi jika VIF melebihi 1 maka terjadi multikolonieritas, (Ghozali,2011).

b. Uji Heteroskedastisitas

(58)

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Konsekukensinya varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Model regresinya tidak dapat untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu.

Pada penelitian ini untuk menganalisis adanya autokorelasi yang dipakai adalah uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel diantara variabel independen.

Kriteria pengambilan kesimpulan dalam uji Durbin Watson (DW) adalah sebagai berikut, (Ghozali,2011):

0 < DW < dl : terjadi autokorelasi dl≤ DW ≤ du : tidak dapat disimpulkan du < DW < 4-du : tidak ada autokorelasi 4-du ≤ DW ≤ 4-dl : tidak dapat disimpulkan 4-dl < d < 4 : terjadi autokorelasi d. Uji Normalitas

(59)

regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik Kolgomorov-Smirnov (K-S), (Ghozali, 2011).

Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal 4. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel independen yang digunakan dalam penelitian terhadap variabel dependen. Untuk mengukurnya ada indikator angka, yang biasa disebut nilai determinasi yang berupa angka nol dan satu. Nilai koefisien deteminasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang digunakan kurang mampu mempengaruhi atau menjelaskan variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi mengenai seberpa besar kemampuan variabel indpenden yang digunakan untuk mempengaruhi atau menjelaskan variabel dependen, (Ghozali,2011). b. Uji Statistik t

(60)

probabilitas signifikansi lebih dari 0,05, maka hipotesis ditolak. Ini mempunyai arti bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari 0,05, maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, (Ghozali,2011).

c. Uji Signifikansi F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). Apabilai nilai signifikansi kurang dari 0.05, artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05, artinya variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, (Ghozali,2011).

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian mengenai pengaruh dari likuiditas, leverage, profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan perusahaan yang memperoleh laba dan membagikan dividen, dapat diketahui dari seluruh perusahaan manufaktur dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 141 sampel dari 66 perusahaan. Adapun rincian jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2011-2014

Keterangan 2011 2012 2013 2014

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

130 132 148 151

Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh laba

(25) (30) (27) (43)

Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen

(74) (58) (84) (79)

31 44 37 29

Jumlah Sampel 141

Sumber : Indonesian capital market directory,lampiran 1 (data diolah) B. Analisis Statistik Deskriptif

(62)

Deskripsi dari variabel-variabel penelitian ditunjukkan oleh Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil Olah Data, lampiran 11

Berdasarkan deskripsi data diatas, menunjukkan besaran nilai minimum, maximum, rata-rata dan standar deviasi. Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata dari likuiditas yang diukur dengan Current Ratio adalah sebesar 2,54758 nilai minimum sebesar 0,48178, nilai maksimum sebesar 11,74290 dan standar deviasi sebesar 1,78533. Nilai rata-rata leverage yang diukur dengan DER menunjukkan sebesar 0,94318, nilai minimum sebesar 0,10824, nilai maximum sebesar 8,40311 dan standar deviasi sebesar 1,00127. Profitabilitas yang diukur menggunakan ROA menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,17162, nilai minimum sebesar 0,00449, nilai maksimum sebesar 0,87148 dan standar deviasi sebesar 0,14803. Kebijakan dividen yang diukur menggunakan DPR menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,41313, nilai minimum sebesar 0,00070, nilai maxsimum sebesar 9,28571 dan standar deviasi sebesar 0,83788. Nilai perusahaan yang diukur dengan PBV menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,25494, nilai minimum sebesar 0,09803, nilai maximum sebesar 47,26924, dan standar deviasi sebesar 7,24553.

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation

(63)

C. Persamaan Regresi

Analisis regresi moderasi berikut digunakan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Rangkuman hasil perhitungan regresi moderasi dengan program SPSS disajikan pada Tabel 4.3, Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.3 Analisis Regresi 1

Variabel Koefisien

regresi

Sig. nilai t

Keterangan

Konstanta 1,372 0,015

Likuiditas 3,115 0,000 Signifikan

Kebijakan Dividen 0,711 0,161 Tidak Signifikan Likuiditas*Kebijakan

Dividen 1,128 0,000 Signifikan

Fhitung 22,690

Sig. (F-test) 0,000

Adjusted R Square 0,317 Variabel dependen : Nilai Perusahaan Sumber : Hasil Olah Data, lampiran 20

Berdasarkan Tabel 4.3 maka diperoleh persamaan regresi moderasi sebagai berikut :

Ynilai perusahaan = 1,372 + 3,115 likuiditas + 0,711 kebijakan dividen + 1,128 likuiditas*kebijakan dividen + e

(64)

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 1,372 dengan probabilitas signifikan 0,015 < 0,05. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen adalah nol, maka besarnya nilai perusahaan adalah sebesar konstanta 1,372.

2. Koefisien Regresi X1

Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 3,115 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 (α).

3. Koefisien Regresi X2

Variabel kebijakan dividen memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,711 dengan probabilitas signifikansi 0,161 > 0,05 (α).

4. Koefisien Regresi X3

Variabel interaksi (likuiditas*kebijakan dividen) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 1,128 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 (α).Tabel 4.4

Analisis Regresi 2

Variabel Koefisien

regresi

Sig. nilai t

Keterangan

Konstanta 5,676 0,000 Signifikan

Leverage 1,032 0,099 Tidak Signifikan Kebijakan Dividen 1,987 0,000 Signifikan Leverage*Kebijakan Dividen 0,605 0,043 Signifikan

Fhitung 10,008

Sig. (F-test) 0,000

(65)

Berdasarkan Tabel 4.4 maka diperoleh persamaan regresi moderasi sebagai berikut :

Ynilai perusahaan = 5,676 + 1,032 leverage + 1,987 kebijakan dividen + 0,605 likuiditas*kebijakan dividen + e

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 5,676 dengan probabilitas signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen adalah nol, maka besarnya nilai perusahaan adalah sebesar konstanta 5,676.

2. Koefisien Regresi X1

Variabel leverage memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 1,302 dengan probabilitas signifikansi 0,099 > 0,05 (α).

3. Koefisien Regresi X2

Variabel kebijakan dividen memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 1,987 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 (α).

4. Koefisien Regresi X3

(66)

Tabel 4.5 Analisis Regresi 3

Variabel Koefisien

regresi

Sig. nilai t

Keterangan

Konstanta 4,827

0,000

Profitabilitas 2,131 0,000 Signifikan

Kebijakan Dividen 1,313 0,006 Signifikan Profitabilitas*Kebijakan

Dividen 0,716 0,000 Signifikan

Fhitung 30,804

Sig. (F-test) 0,000

Adjusted R Square 0,390 Variabel dependen : Nilai Perusahaan Sumber : Hasil Olah Data, lampiran 22

Berdasarkan Tabel 4.5 maka diperoleh persamaan regresi moderasi sebagai berikut :

Ynilai perusahaan = 4,872 + 2,131 profitabilitas + 1,313 kebijakan dividen + 0,716 profitabilitas*kebijakan dividen + e

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 4,872 dengan probabilitas signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa jika variabel independen adalah nol, maka besarnya nilai perusahaan adalah sebesar konstanta 4,872.

2. Koefisien Regresi X1

(67)

3. Koefisien Regresi X2

Variabel kebijakan dividen memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar dengan probabilitas signifikansi 0,006 < 0,05 (α).

4. Koefisien Regresi X3

Variabel interaksi (profitabilitas*kebijakan dividen) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,716 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05 (α).

D. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji model regresi. Model regresi yang diperoleh berdistribusi normal dan terbebas dari gejala autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Berikut hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Sehingga apabila data tersebut memiliki distribusi normal maka uji t dapat dilakukan. Hasil uji normalitas dengan metode One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp.sig (2-tailed) Keterangan

(68)

Hasil uji normalitas dengan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan angka 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 yang artinya seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki random data yang tidak berdistribusi normal. Dengan demikian dilakukan perbaikan menggunakan transformasi data menjadi data Ln (Log Natural), karena plot data/histogram merupakan substansial positive sweakness (Ghozali, 2011). Bentuk plot data/ histogram (lampiran 23 - lampiran 27) Hasil uji normalitas dengan transformasi data Ln dan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat ditunjukkan dari tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Tranformasi Data Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Asymp.sig (2-tailed) Keterangan

0,825 Data berdistribusi normal Sumber : Hasil Olah Data, lampiran 13

Hasil uji normalitas transformasi data Ln menunjukkan angka 0,825 yang lebih besar dari 0,05 yang artinya seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki random data yang berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

(69)

dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dimana nilai VIF harus dibawah nilai 10. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) hasil regresi lebih besar dari 10 maka dapat dipastikan ada multikolinearitas diantara variabel bebas tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan dengan bantuan SPSS nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi yang digunakan dalam model penelitian.

Tabel 4.8

Uji Multikolinearitas Transformasi Data Ln

Variabel VIF Keterangan

Likuiditas 1,758 Tidak terjadi multikolinearitas Leverage

1,568 Tidak terjadi multikolinearitas Profitabilitas 1,267 Tidak terjadi multikolinearitas Kebijakan Dividen 1,047 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil Data Olah, lampiran 15

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa tidak terdapat nilai VIF yang melebihi nilai 10 pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi problem multikolinearitas dalam model regresi tersebut. 3. Uji Heteroskedastisitas

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 3.1 Klasifikasi Moderasi
Tabel 4.1 Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2011-2014
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Likuiditas (CR), Leverage (DER), Growth (TA) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan maufaktur di Bursa Efek Indonesia dan

Hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan

Rasio lancar atau {Curren Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

selanjutnya keputusan pendanaan diukur dengan rasio dari total hutang terhadap total aktiva yang mengukur prosentase dana yang disesuaikan oleh kreditur dalam membiayai aktiva

Skripsi ini di tulis sebagai syarat yang harus di penuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala

Berdasarkan dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa H0 diterima yang berarti variabel Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan pada

Dengan adanya nilai rasio leverage yang tinggi maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan hutang pada tingkat dimana

Hal ini disebabkan karena semakin besar proporsi dana yang berasal dari utang atau dengan kata lain semakin besar rasio utang dengan aset atau rasio utang dengan ekuitas, berarti