• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

658 .154

Ind

Indonesia . Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat

p

Jenderal

Petunjuk Pelaksanaan penyelesaian kerugian negara

di Lingkungan Kementerian Kesehatan.---

Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2014

ISBN 978-602-235-651-6

1. Judul

I. FINANCIAL MANAGEMENT

(3)
(4)
(5)

c::: III

...,

MENTERIKE SEHATAN III

REPUBLI K INDONE SIA .£:

QI

VI

QI

KATA PENGANTAR

:>.:

c::: III

...

L.

QI

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

...,

Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan c::: QI E

karuniaNya, maka Peraturan Menteri Kesehatan QI :>.:

Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Peraturan Menteri c:::

III

Kesehatan Tentang Petunjuk Pelaksanaan CJI

c:::

Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan :l

セ@

Kementerian Kesehatan dapat ditetapkan. CJI

c:::

...

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan ...J

...

tersebut dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam

""

III

pelaksanaan penyelesaian kerugian negara yang mencakup semua L.

III

permasalahan Kerugian, dan menyamakan persepsi ' mengenai CJI

QI

tata cara penyelesaian kerugian negara di lingkungan Kementerian Z c:::

Kesehatan .

....

III

CJI

Kami berharap dengan adanya peraturan ini dapat membangun :l L.

terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang QI :>.: c::: III

bersih , efektif, transparan , profesional dan akuntabel demi tercapainya

.

...

tata kepemerintahan yang baik (Good Governance). III

VI

QI

Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada berbagai

....

QI

pihak yang telah membantu penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan >-c::: QI

ini , semoga bermanfaat bagi kita semua . a.

c::: III III c::: III

VI .>l

III

....

QI a.

.>l :l

...

c:::

:l

...,

QI

enD Sutarjo, M.Kes

a.

(6)
(7)

DAFTAR 151

c: III

...,

III .r::.

KATA PENGANTAR .... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... ... . .   Of   VI Of

:>L

DAFTAR lSi. ... .... . . ... ... ... ... .... ... ... ... .. ... ... . iii   c: III

....

L Of

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA  

...,

c:

NOMOR 60 TAHUN 20 14 TENTANG PETUNJUK Of

PELAKSANAAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA 01 E

Of

LlNGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN ... .. ... ... ... ... . :>L c:

III CI c::

FORMULIR 1 DAFTAR PERTANYAAN UNTUK   ;:J

..>0:

CI

MENYUSUN LAPORAN KEKURANGAN c::

PERBENDAHARAAN GUNA KEPERLUAN

PROSES TUNTUTAN PERBENDAHARAAN 66

....

""

III L III CI

FORMULIR 2   DAFTAR PERTANYAAN UNTUK

MENYUSUN LAPORAN KERUGIAN Z

Of

NEGARA GUNA KEPERLUAN PROSES c::

III

TUNTUTAN GANTI RUGI ... . ... ... ... .

68

....

CI   ;:J L

:>L

FORMULIR 3 CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN   Of

KEPADA BPK TENTANG KERUGIAN  

....

c:: III

NEGARA ... ... ... .

70

III   VI Of

...

Of

FORMULIR 4 CONTOH PENCATATAN KERUGIAN   ;>,

c::

NEGARA ...   72 Of

CL c: III

FORMULIR 5 CONTOH PENETAPAN PENGHAPUSAN   III

c:

TAGIHAN NEGARA ... .. .. . 74 III  

VI

..>0:

III

...

FORMULIR 6   SURAT KETERANGAN TANGGUNG Of

JAWAB MUTLAK ... ... .... ... ... ... ... . .

78

CL

..>0:

;:J

....,

c:

FORMULIR 7 NAMA UNIT ORGANISASII UPTI SATUAN  

...,

;:J

KERJA SURAT PENYERAHAN JAMINAN ...

80

Of
(8)

FORMULIR 8

"tl

II)

....

FORMULIR 9

e ::J

w . e 1<' "tl

II)

-11/ 1<'

FORMULIR 10

III 11/ ::J 11/ 11/ ::J "tl

II)

::J

'<

II)

-

II)

III FORMULIR 11

11/

...

11/ ::J

II)

'"

,

e \Q

...

01 ::J Z

II)

\Q

,

11/ 11/

.,

...

r

....

::J \Q 1<' e ::J \Q 11/ ::J

II)

'"

3

II)

::J

....

,

II)

....

01 ::J

II)

III

II)

'"

:::r 11/

....

11/ ::J

KEPUTUSAN PEJABAT ESELON II .... ... " .... 83

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... .

TENTANG PEMBEBASAN TAGIHAN

NEGARA 87

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... .

TENTANG PENETAPAN PEMBEBANAN

TUNTUTAN GANTI RUGI TERHADAP

SAUDARAJI ... ... ... ... ... . 90 LAPORAN REALISASI PERKEMBANGAN

PENGEMBALIAN KERUGIAN NEGARA

DI LlNGKUNGAN KEMENTERIAN

(9)

MENTERIKE SEHATAN   REPUBLIK INDONESIA  

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA   NOMOR 60 TAHUN 2014  

TENTANG  

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA  

01 LlNGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2012 tentang Petunjuk

Penyelesaian Kerugian Negara di Kementerian Kesehatan perlu penyesuaian;

Pelaksanaan Lingkungan dilakukan

b.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

Mengingat : 1.   Undang-Undang Nomor 49 Tentang Panitia Urusan (Lembaran Negara Republik

Prp . Tahun 1960 Piutang Negara Indonesua Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2104);

2 .   Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

C III

セ@

III .s:

GI 1/1 GI lot: C III

.,...

L-GI

セ@

C GI

E

GI lot: C III

0'1

C

::J

セ@

0'1

C

.,...

...J

.,...

""

III L-III

0'1

eu z c III

.,...

0'1

::J

L-eu lot: c III

.,...

III 1/1 eu

....

eu

>-c eu D.. c III   III   C III

(1\

セ@

III

....

GI D..

セ@

::J

.

..,

C

::J

セ@

(10)

"tJ /0

<T

e ::J

w . e

'"

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

"tJ /0

....

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

OJ Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

1/1

'"

OJ Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

::J

OJ Nomor 4355);

OJ ::J

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang "tJ

/0

::J Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

'<

/0 Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

/0 Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

1/1

OJ Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

OJ 4400);

::J

/0

'"'

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

,

Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik

\C

....

e Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan

OJ

::J Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2

/0 5494 );

\C

,

OJ 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005

OJ tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/

"'"

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

r Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran

\C

::J

Negara Republik Indonesia Nomor 4488)

e

'"

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

::J

\C Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 (Lembaran 

OJ

::J Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 83 ,  

/0

'"'

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

/0

3

Nomor 4652);

::J

,

<T

/0 7. Peraturan Pemerintah Nom or 6 Tahun 2006

....

tentang Pengelolaan Barang Milik NegaralDaerah

OJ

::J (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

/0 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara

1/1

'"'

/0 Republik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana

::T

OJ telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

<T

OJ 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

::J

Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan

(11)

MENTERIKE SEHATAN   REPUBLIK INDONESIA  

Lembaran l'Jegara Republik Indonesia Nomor 4855);

8.   Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890) ;

9.   Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74);

10.   Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 ;

11 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 311 PMK .07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul , Penelitian, dan Penetapan, Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang NegaralDaerah sebagaimana telah diu bah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1121 PMK .07/2005 ;

12.   Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara;

13.   Peraturan Menteri Keuangan Nomor 961 PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Peman faatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

C   III 

...

III L: CII 1/1 CII

セ@

C III

....

'-CII

...

C CII E CII

セ@

C III 01 C ::J ->£ 01 C

....

.oJ

....

""

10

'-III 01 CII Z   C   10

.... 

01 ::J

'-CII

セ@

C  III

.... 

10 1/1 CII

...

CII >.  c  CII a.  c  III III C III 1/1 .>£  III

...

CII a.  .>£  ::J

....,

C  ::J

...

CII
(12)

"tl III

...

::J

... 

C  7<' 

"tl III

.... 

III 7<'  III   III  

::J  

III   III  

::J   "tl III ::J

'<

III

.... 

III  

III   III 

...  

III  

::J  

セ@

III

,

oQ

...

III  

::J  

III

oQ 

III

,

III

...

""

r

.... 

::J

oQ 

7<'  C  

::J  

oQ 

III  

::J  

セ@

III   :I   III  

::J 

... 

,

fD

.... 

III   ::J  

7': fD 1/1 fD

:::r

III

...

III   ::J  

M\N[Z AZZZN セ

ケ@

MENTERIKESEHATAN   REPUBLIK INDONESIA  

14.   Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1281 PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1631 PMK.06/2011 ;

15.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11441 Menkes/PerIVIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diu bah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741 );

16.   Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkesl

SK/X/2012 tentang Pedoman Pengelolaan Piutang

Kementerian Kesehatan;

MEMUTUSKAN:

(13)

MENTERIKESEHATAN   REPUBLIK INDONESIA  

BABI KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1.   Pegawai Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil.

2.   Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 3.   Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS

adalah warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-perundang-undangan yang berlaku.

4.   Pihak Ketiga adalah orang atau badan yang bukan Bendahara dan bukan Pegawai Negeri.

5.   Kantor Pusat adalah Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal dan Badan.

6.   Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7.   Kantor/U PTISatuan Kerja adalah kantor pelaksana kegiatan Direktorat Jenderal/Badan yang berada di pusat dan daerah.

C  IV

...

IV

L

III

1/1

III

!>l 

...

IV

"-III

...

III I! III

!>l 

C  IV CI  C  ::J 

セ@

CI 

...

C  ...J 

...  

A

IV "-IV CI 

III

Z   C  

...

IV CI  ::J 

"-III

!>l 

C  IV

.... 

IV 1/1

III

... 

III

:>.  c 

III

CL   C   IV   IV   C  IV 1/1

セ@

IV

...

III

CL 

セ@

::J 

Nセ@

C  ::J

...

III
(14)

Gサ@ Zc Z@ セセ[L

-0

/0 

'"' 

MENTERIKESEHATAN

::J  REPUBLIK INDONESIA

w.  e

.,.

8. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas

­0 

/0  untuk dan atas nama negara/daerah, menerima, menyimpan dan

-III

.,. 

membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau

barang-VI

III barang negara/daerah.

::J 

III

III 9. Ahli waris adalah orang yang menggantikan pewaris dalam

::J 

/0 

­0  kedudukannya terhadap warisan, hak maupun kewajiban untuk

::J  seluruhnya atau sebagian.

'< 

/0

-/0  10. Kekayaan Negara adalah kekayaan yang dikelola sendiri atau

VI

III pihak lain berupa surat berharga, piutang, barang serta hak-hak

... 

III

::J  lain yang dapat dinilai dengan uang termasuk kekayaan yang

7<;  dipisahkan pada perusahaan .

.,

/0 

\C  11. Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan

... 

III barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan

::J 

Z melawan hukum baik sengaja maupun lalai.

/0  \C 

.,

III 12 . Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar

III kepada negara atau badan-badan yang baik secara

""

langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh negara ,

,....

.... 

berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun .

::J 

\C

.,. 

13. Piutang Macet adalah piutang yang sampai pad a suatu saat sejak C 

::J 

\C  piutang tersebutjatuh tempo tidak dilunasi oleh penanggung hutang

III

::J  sebagaimana mestinya sesuai dengan perjanjian, peraturan atau

7<; 

sebab apapun yang menimbulkan piutang tersebut.

/0 

/0 

::J  14. Panitia Urusan Piutang Negara, yang untuk selanjutnya disebut

'"' 

/0

.,

PUPN, adalah Panitia yang bersifat interdepartemental dan

.... 

III bertugas mengurus Piutang Negara .

::J 

7<; 

/0  15. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya

VI

/0  disebut KPKNL adal ah instansi vertikal Direktorat Jenderal

;:r

III Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab

III

'"'

langsung kepada Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan

::J 

(15)

IQ

...

MENTERIKESEHATAN

IQ

REPUBLIK INDONE SIA .s:: 

GO 

VI

GO

16. PSBDT adalah Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih . :o.c

IQ

17. Pembebanan kerugian negara adalah tindakan administrasi dari

.... 

I-yang berwenang kepada pelaku untuk melakukan penagihan guna

...

GO 

menutup atau menyelesaikan kerugian yang diderita oleh negara C GO 

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. E  GO 

:o.c

18. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis   c  IQ

dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif dan CI C

profesional berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai .>l

CI

kebenaran, kecermatan , kredibilitas , dan keandalan informasi

.... 

C

mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara . ....J 

.... 

19. Tuntutan Perbendaharaan yang selanjutnya disingkat TP adalah

"'" 

IQ

I-suatu proses perhitungan dan atau pertanggungjawaban terhadap IQ CI

Bendahara jika dalam pengurusannya terjadi kekurangan GO 

perbendaharaan dan diharuskan menggantinya. Z C 

IQ

20. Kekurangan Perbendaharaan adalah selisih kurang antara saldo

.... 

CI

セ@

buku kas dengan saldo uang kas yang sesungguhnya atau selisih I-GO 

:o.c

kurang antara buku persediaan barang dengan saldo barang

IQ

yang sesungguhnya terdapat di dalam gudang, dan berada dalam

IQ VI

pengurusan Bendahara.

GO 

....

21.   Perhitungan ex-Officio adalah perhitungan perbendaharaan yang GO  >.

dibuat atau dilakukan bukan oleh bendahara, tetapi oleh petugas c  GO 

atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri melalui Pengguna a.  c

Anggaran (Kepala Kantorl Satuan Kerja) setempat. IQ IQ C

22 . Peniadaan selisih antara saldo buku dan saldo kas adalah   IQ VI

rangkaian kegiatan dan usaha untuk meniadakan selisih antara .>l IQ

....

saldo buku dan saldo kas yang tidak segera dapat ditutup pada GO  a.

Bendahara Pengeluaran/Penerimaan dari administrasi Bendahara .>l

bersangkutan .  

..,

23. Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disingkat TGR adalah suatu  

...

セ@

GO

proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan Bendahara Il.

(16)

"tl III

....

c:  ::J 

... 

c: 

'1<' "tl III

...

a.  '1<'

1/1 

a. 

::J 

a.  a. 

::J 

"tl III

::J  '< 

III

... 

III

1/1 

a.

.... 

a. 

::J  7'> 

III

.,

c: 

\C

.... 

a. 

::J  z 

III

\C 

a.

.,

a. 

"" 

,....

...

::J 

\C 

'1<'

c:  ::J 

\C 

a. 

::J  7'> 

III

III

::J 

....

III

.,

.... 

a. 

::J  7'> 

III

1/1 

III

;:s-a. 

....

a. 

::J 

MENTERI KES EHATAN REPUBLI K INDONE S IA

tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara .

24 . Tim Penyelesaian Kerugian Negara yang selanjutnya disingkat TPKN adalah tim yang menangani penyelesaian kerugian negara di lingkungan Kementerian Kesehatan yang diangkat oleh Menteri .

25. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak selanjutnya disingkat SKTJM adalah surat keterangan yang menyatakan kesanggupan dan atau pengakuan bahwa yang bersangkutan bertanggung jawab atas kerugian Negara yang terjadi dan bersedia mengganti kerugian negara dimaksud .

26. Tanggung jawab renteng adalah kewajiban bertanggung jawab terhadap kerugian negara yang dibebankan kepada dua orang atau lebih .

27 . Pembebanan sementara adalah tindakan administrasi oleh Kepala Kantor/UPT demi kepentingan negara sebagai dasar pemotongan gaji , penyitaan penjagaan atas harta kekayaan pelaku tetapi terhadap barang -barang yang disita belum dapat

dilakukan penjualan (executorial) .

28. Pembebanan tetap adalah tindakan administrasi oleh BPKI Menteri termasuk penjualan barang-barang jaminan .

29. Upaya damai adalah penyelesaian secara menyeluruh atau sukarela tanpa melalui proses tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi atau pengadilan yang dilakukan berdasarkan laporan awal atau laporan hasil awal atau laporan hasil penyelesaian pemeriksaan.

30 . Surat Keputusan Pembebanan adalah surat keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mempunyai kekuatan hukum final tentang pembebanan penggantian kerugian negara terhadap bendahara.

(17)

c::: 

'11

...

MENTERIKESEHATAN '11

REPUBLIK INDONESIA ..c:. 

G/ 

CII 

G/

oleh pejabat Eselon I terkait atas nama Menteri tentang セ@

c:::

pembebanan penggantian kerugian negara terhadap pegawai '11 

bukan bendahara dan atau pihak ketiga.

....

'-G/

...

32. Surat Keputusan Pembebasan adalah surat keputusan c:::

G/

yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan tentang E

G/

pembebasan bendahara dari kewajiban untuk mengganti kerugian

c:::

negara karena tidak ada unsur perbuatan melawan hukum baik '11

0> c:::

::J

.><t. sengaja maupun lalai.

0>

33. Surat Keputusan Pembebanan Sementara yang selanjutnya c:::

....

disingkat SKPS adalah surat keputusan yang dikeluarkan oleh ...J

....

Menteri tentang pembebanan penggantian sementara atas

""

kerugian negara sebagai dasar untuk melaksanakan sita jaminan. '11

'-'11

34. Surat Keputusan Pembebanan Sementara untuk pegawai bukan 0>

G/

Bendahara dan atau pihak ketiga adalah surat keputusan yang Z

c:::

'11

dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atas nama l\IIenteri tentang

....

0>

pembebanan penggantian sementara atas kerugian negara ::J

'-sebagai dasar untuk melaksanakan sita jaminan. G/

セ@

c:::

35. Surat Keputusan Penetapan Batas Waktu yang selanjutnya '11

....

disingkat SK-PBW adalah surat keputusan yang dikeluarkan oleh '11

CII

Badan Pemeriksa Keuangan tentang pemberian kesempatan G/

kepada Bendahara untuk mengajukan keberatan atau pembelaan

-

G/

:>.

diri atas tuntutan penggantian kerugian negara. G/ c:::

a.

36. Surat Keputusan Pencatatan adalah surat keputusan yang c:::

'11

dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan tentang proses '11

C

penuntutan kasus kerugian negara untuk sementara tidak dapat '11

CII

.><t.

dilanjutkan. '11

-

G/

37. Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara a.

.><t.

selanjutnya disingkat SKP2KS adalah surat yang dibuat oleh

.

::J ..,

Menteri dalam hal SKTJM tidak dapat menjamin pengembalian C

kerugian negara yang terjadi, yang ditujukan kepada Pegawai

...

::J

Negeri bukan Bendahara dan pejabat lainnya yang telah a. G/

(18)

"tI

10 

セ@

e: 

:I ...  

e: 

"'" 

38 . Surat Keputusan Penetapan Batas Waktu untuk pegawai bukan

"tI

10   Bendahara dan atau pihak ketiga adalah surat keputusan yang

... 

01

dikeluarkan oleh Pejabat Eselon I terkait atas nama Menteri tentang

VI

"'" 

01 pemberian kesempatan kepada pegawai bukan Bendahara dan

:I

01 atau pihak ketiga untuk mengajukan keberatan atau pembelaan

01 :I

diri atas tuntutan penggantian kerugian negara.

"tI

10 

'<

:I 39 . Penghapusan Kekurangan Perbendaharaan adalah penghapusan

10 

... suatu kekurangan perbendaharaan dari perhitungan Bendahara

10 

VI bilamana kekurangan itu terjadi diluar kesalahan, kelalaian

01

.... 

ataupun kealpaan Bendahara yang bersangkutan .

01 :I

,.... 40 . Penghapusan Kekurangan Uang adalah rangkaian kegiatan

10

,

e:  dan usaha untuk menghapuskan dari perhitungan Bendahara

\0

.... 

Pengeluaran/Penerimaan terhadap uang yang dicuri ata u hilang

01

:I diluar kesalahan/kelalaian Bendahara bersangkutan .

Z

10  41. Penghapusan piutang/tagihan negara adalah penghapusan suatu

\0 

,

01

piutang/tagihan negara dari administrasi piutang dan dilakukan

01

karena piutang/tagihan negara berdasarkan alasan tertentu tidak

....

"" 

dapat ditagih , namun dengan dilakukannya penghapusan itu hak

.-.... 

:I tagih negara masih tetap ada .

\0 

e:

"'" 

42. Penghapusan Secara Bersyarat adalah merupakan penghapusan

:I

\0   Piutang Negara dari pembukuan Pemerintah Pusat tanpa

01

:I menghapuskan hak tagih negara.

,.... 

10 

43 . Penghapusan Secara Mutlak adalah merupa kan penghapusan

10 

:I Piutang Negara dari pembukuan Pemerintah Pusat yang

セ@

10

,

menghapuskan hak tagih negara .

.... 

01

:I 44. Pembebasan piutang negara adalah meniadakan kewajiban

,....

10   seseorang untuk membayar utang kepada negara yang menu rut

VI

10   hukum menjadi tanggungannya , tetapi atas dasar pertimbangan

::r

01 keadilan atau alasan piutang tidak layak ditagih dari padanya .

セ@

01

:l 45. Kadaluwarsa adalah jangka waktu yang menyebabkan gugurnya

hak untuk melakukan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti MENTERI KESEH ATAN

(19)

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Rugi terhadap pelaku kerugian negara dengan tidak mengurangi tanggung jawab Bendahara/Pegawai Negeri yang bersangkutan kepada negara menu rut Hukum Perdata.

46. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

pemerintahan di bidang kesehatan.

47. Kementerian adalah Kementerian Kesehatan.

BAB II

RUANG LlNGKUP KERUGIAN NEGARA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal2

urusan

(1) Ruang lingkup pengaturan penyelesaian kerugian negara meliputi:

a. Tuntutan Perbendaharan (TP); dan

b. Tuntutan Ganti Rugi (TGR).

(2) Tuntutan Perbendaharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berlaku bagi bendahara.

(3) Tuntutan Ganti Rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berlaku bagi:

a. PNS dan CPNS;

b. pegawai bukan PNS yang bekerja di lingkungan Kementerian

Kesehatan termasuk di Badan Layanan Umum (BLU); dan

c. Pihak ketiga.

(4) Upaya penyelesaian kerugian negara dapat dilakukan dengan cara:

III +.I III

s: 

III III III

:.£ 

C III

... 

L III +.I

III

E

III

:.£  C 

III Cl C

::J 

.>I. Cl C

... 

-J

... 

"" 

III

\.. 

III Cl III

Z   C  

III

.... 

Cl

::J 

\.. III

:.£  C 

III

.... 

III III III

セ@

III

>-C  III   D..   C  III   III   C   III   III  

.JI. 

III

セ@

III D.. .>I.

::J

.

..., 

::J 

(20)

t

"C 

IV

...

I:

:l

... 

I:

"

"C 

IV

...

01 VI

"

01 :l 01 01 :l

"C 

IV :l

'< 

IV

...

IV VI 01

.... 

01 :l

,

セ@

IV

I:

\C

.... 

01 :l

IV

\C 

,

01 01 t::f

.... 

r

.... 

:l

\C 

"

c: :l

\C 

01 :l

セ@

IV

:I

IV :l

...

,

IV

.... 

01 :l

セ@

IV VI

II)

::r

01

...

01 :l

/

.\

\

-i

MENTE RI KESEHATAN REPUBLIK INDO NESIA

a. upaya secara damai, dalam hal pihak yang menyebabkan

terjadinya kerugian negara bersedia membuat dan

menandatangani SKTJM; atau

b. upaya paksa , dalam hal upaya damai tidak dapat dilakukan .

Bagian Kedua

Pelaporan dan Pemeriksaan

Pasal 3

(1) Kerugian Negara dapat diketahui dari berbagai sumber/informasi antara lain :

a . pengawasan yang dilaksanakan oleh atasan langsung ;

b. hasil pemeriksaan BPK ;

c. hasil pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan ;

d. hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal ;

e. media massa dan media elektronik;

f. pengaduan masyarakat;

g. perhitungan ex-officio ; dan

h. hasil verifika si.

(2) Sumber/informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan dasar bagi Kepala Kantor/UPT/Satuan kerja dalam melakukan tindak lanjut ganti kerugian negara .

Pasal4

(21)

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

kewajiban atau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya sehingga mengakibatkan kerugian bagi Negara, wajib segera melaporkan kepada atasannya atau Kepala KantorlSatuan Kerja secara lisan maupun tulisan .

Pasal 5

(1) Setiap Kepala Kantor/UPT/Satuan Kerja setelah memperoleh laporan wajib melakukan penelitian/pemeriksaan/pembuktian terhadap kebenaran laporan dan melakukan tindakan untuk memastikan :

a . peristiwa terjadinya kerugian negara ;

b. jumlah kerugian negara ;

c. pihak yang tersangkut (PNS, CPNS , Pegawai Bukan PNS

dan atau pihak ketiga);

d. unsur salah (besar/kecilnya kesalahan) dari masing-masing

pihak; dan

e. keterangan lain yang dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan.

(2) Apabila informasi tersebut mengenai/berhubungan dengan kerugian negara yang menjadi tanggung jawabnya, maka Kepala Kantor/UPT/Satuan Kerja wajib meneliti kembali apakah hal tersebut telah memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti dalam rangka proses penyelesaian TP/TGR Negara .

Pasal6

(1) Kepala KantorlSatuan Kerja setelah melakukan penelitianl pemeriksaan/pembuktian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib menyampaikan laporan awal paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kejadian diketahui tanpa menunggu kelengkapan kepada

c: 

III

...

III

セ@

III

111 

III

:..: 

c: 

III

.... 

"-III

... 

c: 

III E  III :..:

c: 

III

CI  c: 

:l

セ@

CI  c:

.... 

...J

.... 

""

III "-III

CI  III

Z

c: 

III

.... 

CI 

:l

"-III :.l

c: 

III

.... 

III

111  III

... 

III :>.  c: 

III

a.  c: 

III   III  

c: 

III

111 

セ@

III

... 

III

a. 

セ@

:l

...,

c: 

:l

...

III
(22)

"'0 

III

セ@

;;,  w. 

7' 

"'0 

III

....

a. 

7' 

1/1

a. 

;;,

a. 

III

;;, "'0 

III

;;,  '<

III

....

III 1/1 III

.... 

III

;;, 

7<; 

III

,

ID

.... 

III

;;, Z 

III ID III

,

III

....

"" 

,.... 

.... 

;;, 

ID

7' 

e  ;;, 

ID III

:J 

7<; 

III

III

:J 

,

セ@

III

.... 

III

:J 

7<; 

III 1/1 III

:T 

III

セ@

III

:J 

MENTERIKE S EHATA N REPUBLIK INDO NE SIA

unit Eselon I tempat terjadinya kerugian negara dengan tembusan kepada

a. Menteri ;

b. Inspektur Jenderal;

c. Sekretaris Jenderal;

d. Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara ;

e. atasan pejabat yang menemukan kekurangan; dan

f. atasan langsung Bendahara dan atau pegawai yang

bersangkutan.

(2) Dalam hal kerugian negara menyangkut perbendaharaan , kepala kantor/satuan kerja melaporkan kepada Menteri dan memberitahukan kepada BPK .

Pasal 7

(1) Dalam hal kantor/UPT/satuan kerja mengalami kerugian

negara, unit kerja eselon I dapat membentuk tim adhoc untuk

menyelesaikan kerugian negara yang terjadi pada Kantor/UPTI Satuan Kerja yang bersangkutan dengan mempertimbangkan bobot permasalahan kerugian negara .

(2) Tim adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas

melakukan pengumpulan data/informasi dan verifikasi kerugian negara berdasarkan penugasan dari unit kerja eselon I tempat terjadinya kerugian negara.

(3) Tim adhoc dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tim

pemeriksa dari Inspektorat Jenderal.

(23)

c:

OQ 

....

MENTERI KESEHATAN

OQ 

REPUBLI K IND ONE SIA .r: 

OJ 

VI

OJ

(5) Unit kerja Eselon I tempat terjadinya kerugian negara melakukan l.l

c:

tindakan pengamanan maupun upaya pengembalian kerugian OQ 

...

negara sesuai ketentuan peraturan ini. L

OJ

...,

(6) Unit kerja eselon I tempat terjadinya kerugian negara melaporkan c: 

OJ 

pelaksanaan tugas tim adhoc kepada Menteri dengan tembusan e 

OJ 

l>..£ kepada:

c: 

OQ 

a. Inspektur Jenderal; CI

c:

b. Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara ; .Yo 

:l CI

c. atasan pejabat yang menemukan kekurangan ; dan

....

c: 

­1 

....

d. atasan langsung bendahara dan atau pegawai yang

""

OQ

bersangkutan . L

OQ 

CI

OJ 

Pasal8 Z c: 

OQ 

...

(1) Laporan awal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) CI

dapat memuat antara lain : :l L

OJ 

a. lokasi kejadian ; l.l

c:

OQ 

...

b. alasan kejadian atau perbuatan tersebut diketahui ; OQ 

VI

c. petugas yang menemukan ; OJ 

...

OJ 

d. waktu kejadian atau perbuatan dilakukan atau ditemukan ;

>-c: 

OJ 

e .   pelaku , penanggung jawab dan para pegawai yang a.  c: OQ  OQ

bersangkutan;

c: OQ

f.   atasan langsung/kepala kantor pada saat terjadinya kasus

VI .Yo

dimaksud; OQ 

...

g .   jumlah kerugian negara; OJ 

a. 

h.   kronologis kejadian; ..Yo :l ....,

c:

i.   tindakan yang sedang, telah dan akan dilakukan; dan :l

....

(24)

"1J 

II)

セ@

C   ::J  

... 

7'<"

"1J 

II)

.-III 7'<" VI  III ::J  III   III   ::J  "1J 

II)

::J  '< 

II)

.-II)

VI  III

...

III ::J 

;>0; 

II)

.., 

c  .c 

III ::J  Z  

II)  

.c  III

..,

III

""

...

r

...

::J  ID

"

C  ::J  .c  III ::J 

;>0; 

II)

II)

::J 

セ@

II)

..,

...

III ::J 

;>0; 

II)

VI 

II)

;r  III

セ@

III ::J 

MENTERIKESEHATAN   REPUBLIK INDONESIA  

(2)   Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri daftar pertanyaan beserta jawabannya .

(3)   Contoh daftar pertanyaan untuk menyusun laporan kekurangan perbendaharaan guna keperluan proses tuntutan perbendaharaan sebagaimana tercantum dalam Formulir 1 dan Formulir 2 terlampir.

Pasal 9

(1)   Dalam hal kerugian negara terkait dengan perbendaharaan, laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilengkapi sekurang-kurangnya dengan dokumen Berita Acara Pemeriksaan Kas/Barang.

(2)   Contoh bentuk dan isi surat pemberitahuan kepada BPK tentang kerugian Negara sebagaimana dimaksud Pasal 6 sebagaimana tercantum dalam Formulir 3 terlampir.

Pasal 10

(1)   Dalam hal telah diketahui adanya kerugian negara, atasan langsung Bendahara dan bukan Bendahara atau kepala satuan kerja wajib melaporkan setiap kerugian negara tersebut kepada Menteri dengan tembusan kepada Eselon I dan memberitahukan kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara diketahui sebagaimana tercantum dalam Formulir 4 terlampir.

(25)

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III

TUNTUTAN PERBENDAHARAAN

Pasal 11

Tuntutan Perbendaharaan dilakukan terhadap Bendahara yang:

a. telah melakukan perbuatan melawan hukum atau karena kelalaian

atau kealpaannya tidak melaksanakan kewajiban, sehingga mengakibatkan kerugian negara;

b. karena kesalahannya mengakibatkan kerugian negara ; atau

c. telah melalaikan kewajibannya dalam membuat perhitungan

pertanggungjawaban yang mengakibatkan kerugian negara .

Pasal 12

Tuntutan Perbendaharaan dapat dilakukan apabila dipenuhinya persyaratan sebagai berikut :

a. negara telah dirugikan atau terdapat kekurangan perbendaharaan;

b. telah ada kepastian terjadinya kerugian negara;

c. kerugian negara terjadi dalam pengurusan Bendahara ;

d. kerugian negara terjadi sebagai akibat perbuatan melawan hukum

atau karena kelalaiannya daniatau kealpaan atau kesalahan Bendahara; dan

e. tidak dapat diselesaikan dengan upaya damai.

Pasal 13

Dalam hal Bendahara dibebaskan dari kewajiban untuk menyampaikan perhitungan pertanggungjawaban kepada BPK berdasarkan ketentuan yang berlaku, tuntutan perbendaharaan dilakukan berdasarkan berita acara pemeriksaan atau berdasarkan laporan hasil pemeriksaan yang

c: 

IQ

...

IQ

.s: 

Q/ VI Q/

セ@

c: 

III

... 

L Q/

... 

c: 

Q/

Q/

セ@

c: 

IQ

CI  c:  ::J 

.>l

CI  c: 

... 

...J 

... 

"" 

IQ L IQ

CI 

Q/

Z  c: 

IQ

... 

CI  ::J  L

Q/

セ@

c: 

IQ

... 

IQ VI Q/

.... 

Q/

:>-c:

Q/

Q.

c:

IQ IQ

c:

IQ VI .>l

III

-

Q/

Q.

.>l

::J

.

..,

c: ::J

...

Q/

(26)

"0  10 

rT  MENTERIKESEHATAN

:l REPUBLIK INDONESIA

...  

"0  dibuat oleh Inpektorat Jenderal yang menyatakan adanya kekurangan

10  perbendaharaan.

... 

III

"

II! :l III

Pasal 14

III III

:l (1) Dalam hal upaya untuk memperoleh penggantian kekurangan

10  "0 

perbendaharaan tidak dapat diselesaikan dengan penyelesaian

'<

:l

secara damai, dapat dilakukan penyelesaian secara paksa

II)

... terhadap bendahara yang bersangkutan .

10 

II! III

.... 

(2) Penyelesaian secara paksa sebagaimana dimaksud pada ayat

:l

III (1) dilakukan dengan cara pembebanan penggantian kerugian

7<;  sementara, yang dikeluarkan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari

.,

10 

sejak Bendahara tidak bersedia menandatangani SKTJM . e 

10 

III (3) Pembebanan penggantian kerugian sementara sebagaimana

:l

Z dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri dan diberitahukan

10 

10   kepada BPK.

.,

III

01  (4) Contoh penetapan pembebanan penggantian kerugian sementara

"" 

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum

r dalam Formulir 8 terlampir.

.... 

:l

10  (5) Pembebanan penggantian kerugian semen tara sebagaimana

:l dimaksud pada ayat (3) merupakan dasar untuk dapat dilakukan

10 

01   pemotongan atas gaji dan/atau penghasilan lain dari Bendahara

:l

7<;  yang bersangkutan.

10 

:I (6) Untuk dapat dilaksanakan pemotongan gaji dan atau penghasilan

II)

:l

rT   lain sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diperlukan surat

10

.,

perintah pemotongan gaji berdasarkan perintah Kepala Kantor

.... 

01  yang bersangkutan.

:l

7<; 

10 

10 

II!

Pasal15

::s-III

rT  (1) Menteri menyampaikan langkah-Iangkah yang telah dilakukan

III

:l disertai dengan data dukung lengkap kepada BPK untuk

(27)

C 'II

...

MENTERI KESEHATAN

'II

REPUBLIK INDONESIA .r:.

Qj 

VI

Qj

(2) Atas pertimbangan BPK terhadap penyampaian sebagaimana :..: 

c:

dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat melakukan tindakan 'II

...

administratif di bidang kepegawaian sesuai dengan tugas dan L

Qj 

wewenangnya.

...

c: 

Qj 

Qj 

Pasal 16 :..:

c: 

'II CI

(1) Berdasarkan pertimbangan BPK terhadap penyampaian tentang c: 

terdapatnya kekurangan perbendaharaan dalam pengurusan ::I

セ@

CI

Bendahara dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

.... 

c: 

dapat dilakukan tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara -J

...

yang bersangkutan.

"" 

'II

(2) Tuntutan Perbendaharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 'll

l-CI

dilaksanakan dan disertai dengan penerbitan surat keputusan Qj 

penetapan batas waktu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dengan Z c: 

'II

tanda terima dari Bendahara yang bersangkutan . .

...

CI ::I

(3) Bendahara yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan

I-Qj 

:..: dengan mengajukan bukti-bukti bahwa ia bebas dari kesalahan,

c:

kelalaian dan/atau kelolaan atas kekurangan perbendaharaan

.... 

'II

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu 14 (em pat 'II

VI

belas) hari kerja sejak diterima keputusan penetapan batas waktu. Qj 

....

Qj  ;>. 

c: 

Qj

Pasal17 a. 

c: 

'II

(1) BPK mengeluarkan surat keputusan pembebanan apabila : 'II

c: 

'II

a. jangka waktu untuk mengajukan keberatan telah terlampaui VI

.>I.

dan bendahara tidak mengajukan keberatan ; 'II

....

Qj 

a.

b. Bendahara mengajukan keberatan tetapi ditolak ;

.>I.

...

c. telah melampaui jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak ::I

c: 

ditandatangani SKT JM namun kerugian Negara belum ::I

oJ 

diganti sepenuhnya. Qj 

(28)

"ll

ID

セ@

C  :I

L...

C

,.. 

"ll

ID

.... 

III

,..

1/1 

III :I III III :I "ll

ID

:I

'<  ID

.... 

ID

1/1 

III

...

III :I

,..

ID

,

C  ID 

III :I Z 

ID

ID 

,

III

III

..

"'"

.

..

...

:I ID

,.. 

C  :I ID  III :I

,.. 

ID

:I

ID

:I

セ@

,

ID

...

III :I

,..

ID

1/1 

ID

:I" III

セ@

III :I

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(2) Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala satuan kerja dengan tembusan kepada Menteri dengan tanda terima bendahara.

(3) Dalam hal keberatan dari Bendahara yang bersangkutan diterima oleh BPK, keputusan pembebanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan kepada Menteri sebagai dasar melakukan penghapusan .

(4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.

(5) Contoh penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagaimana tercantum dalam Formulir 5 terlampir.

Pasal18

(1) Berdasarkan surat keputusan pembebanan dari BPK, Bendahara wajib mengganti kerugian negara dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara/daerah dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan pembebanan.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan Bendahara tidak mengganti kerugian negara secara tunai, instansi yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada TPKN dan berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal serta instansi yang bersangkutan untuk melakukan penyitaan dan penjualan lelang atas harta kekayaan Bendahara .

(3) Pelaksanaan keputusan pembebanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor/UPT/Satuan Kerja yang bersangkutan.

(29)

·

./<

__'B ( G@ N セ[O@

:,

MENTERIKE SEHATAN REPUBLIK INDONE SIA

Satuan Kerja dengan perantaraan Pengadilan Negeri atau Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKf'-IL).

Pasal19

(1) Dalam hal Bendahara diketahui melarikan diri, berada di bawah pengampuan , atau meninggal dunia , dan tidak dapat segera dilakukan pengujian dan/atau pemeriksaan kas atau persediaan barang-barang di gudang , maka untuk menjamin kepentingan negara, atasan langsung Bendahara yang bersangkutan segera melakukan tindakan sebagai berikut •

a. buku-buku yang berkaitan dengan pengurusan uang atau

barang diberi garis penutup;

b. semua buku , uang, surat-surat dan barang-barang berharga

serta bukti-bukti dimasukkan ke dalam lemari besi dan atau lemari lainnya dan disegel; dan

c. gudang tempat penyimpanan barang-barang disegel.

(2) Tindakan untuk menjamin kepentingan negara sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilakukan dengan Berita Acara Penyegelan yang ditandatangani oleh atasan langsung Bendahara yang bersangkutan dan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi .

Pasal20

(1) Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah penyegelan, atasan langsung dari Bendahara sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) menunjuk pegawai yang ditugaskan membuat perhitungan ex-officio untuk melakukan pengujian kas dan atau persediaan barang-barang di gudang dengan membuka segel dan dibuat Berita Acara Pembukaan Segel.

(2) Dalam melakukan pengujian dan/atau pemeriksaan kas atau persediaan barang-barang di gudang , semua orang atau barang

I: It!

.... 

It!

s:.

CII 1/1 CII

セ@

I: It! . r<

L. CII

....

I:

CII

E   GI  

セ@

I: It! CI  I:

:l

セ@

CI  I: . r<

セ@

. r<

"'" 

It!

L.

It! CI  GI  Z 

I: It! .r< CI 

:l L.

GI 

セ@

I: ItI . r<

It!

1/1 GI

-

GI

>-I:

GI CL

I:   ItI   ItI   I:   ItI  

1/1  

­

ItI

GI CL

セ@

:l

..,

I: :I

.... 

(30)

"tl  11) 

e: 

セ@

:l

w.  e: 

セ@

"tl 

IV

セ@

III

セ@

III III :l III III :l

"tl 

IV :l

'<

IV

....

10 

III III

.... 

III :l

10 

""

,

e:  1.0

.... 

III :l

10 

1.0 

III

,

III

.... 

""

r

.... 

:l

1.0  e: 

セ@

:l

1.0 

III :l IV

:I

IV

""

,

:l

セ@

IV

.... 

III :l IV III IV

""

;:r

III

セ@

III :l

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

berharga dan barang-barang di gudang dihitung dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas atau Persediaan.

(3) Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disampaikan kepada Menteri melalui Pejabat yang ditunjuk.

Pasal21

Penutupan buku, penyegelan, pembukuan segel serta pengujian dan/ atau pemeriksaan kas atau persediaan barang sebagaimana dimaksud Pasal 19 disaksikan oleh keluarga terdekat, pengampu atau ahli waris dari Bendahara yang melarikan diri, berada di bawah pengampuan, atau meninggal dunia dan sekurang-kurangnya 2 (dua) pejabat setempat atas permintaan atasan langsung Bendahara yang bersangkutan .

Pasal 22

(1) Dalam hal Bendahara terlambat atau lalai membuat dan

menyampaikan perhitungan pertanggungjawaban sesuai

ketentuan, Bendahara yang bersangkutan diberikan surat peringatan oleh pejabat yang ditunjuk dengan menetapkan batas waktu untuk segera memenuhi kewajibannya kepada instansi yang bersangkutan.

(2) Jika dalam batas waktu yang telah ditetapkan Bendahara yang bersangkutan masih melalaikan kewajibannya, Menteri atau pejabat yang ditunjuk menunjuk seorang atau beberapa pejabat

untuk membuat perhitungan ex-officio.

(3) Jika dari perhitungan ex-officio terdapat kekurangan

perbendaharaan dan/atau kerugian, terhadap Bendahara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tuntutan perbendaharaan.

(31)

c: 

10

...,

MENTERIKESEH ATAN 10

REPUBLIK INDO NESI A セ@

CII VI CII

Pasal23 lo.< 

c: 

III

(1) Kepala Kantor/UPT/Satuan Kerja yang bersangkutan atas

... 

I-nama Menteri melaksanakan, membuat, dan menyelesaikan

..., 

CII

pertanggungjawaban/perhitungan ex-officio terhadap Bendahara c:  CII

yang lalai, melarikan diri, berada dibawah pengampuan atau E  CII

lo.<

meninggal dunia .   c: 

10

(2)   Penyusunan pertanggungjawaban/perhitungan sebagaimana 01 c: 

::l

dimak-sud pada ayat (1) dilakukan dengan memeriksa bukti- .:.t.  01 c:

bukti dan buku-buku atau jika dipandang perlu dilengkapi danl

.... 

atau dibetulkan sehingga dapat ditetapkan saldo buku yang ...J

.... 

sesungguhnya.

'"

III

I-(3)   Keluarga terdekat , pengampu atau ahli waris dari Bendahara yang 10 01

QI

Z

melarikan diri, berada di bawah pengampuan , meninggal dunia

atau   mereka yang memperoleh hak, diberi kesempatan untuk c:  III

...

melihat atau memeriksa bukti-bukti dan buku-buku dan dalam

01

::l

pelaksanaan penyusunan pertanggungjawaban atau perhitungan

I-ex-officio sebagaimana dimaksud pada ayat (2). QI

lo.< 

C  III

(4)   Dalam hal terdapat kerugian negara kepada keluarga terdekat,

... 

pengampu atau ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat III

1/1 

(3) diberikan salinan pertanggung jawaban perhitungan ex- QI

QI

officio disertai tanda bukti penerimaan dan batas waktu untuk »

c: 

mengajukan keberatan atau sanggahan dalam waktu 14 (empat QI

c.. 

belas) hari. c: 

III III

(5)   Diterima atau tidaknya surat keberatan atau sanggahan, dan telah C  10 VI

lewat dari batas waktu yang telah ditetapkan, maka dengan atau .:.t. 10

tanpa surat keberatan atau sanggahan dari yang bersangkutan ,

....

QI

pertanggungjawaban atau perhitungan ex-officio disampaikan c..  .:.t.

oleh Menteri kepada BPK untuk diambil Keputusan .  

.

::l

...,

c: 

::l

(6)   Terhadap Keputusan BPK pihak yang bersangkutan tidak dapat

...,

mengajukan permohonan naik banding.   CII

(32)

"0 

ID

...

MENTERIKESEHATAN

I:

:l REPUBLIK INDONESIA

... 

I:

セ@

Pasal 24 "0 

ID

... 

III (1) Apabila pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris bersedia

セ@

III mengganti kerugian negara secara suka rela, maka yang

III

:l bersangkutan membuat dan menandatangani surat pernyataan

III

III bersedia mengganti kerugian negara sebagai pengganti SKTJM.

:l

"0 

ID (2) Nilai kerugian negara yang dapat dibebankan kepada pengampul

:l

'< yang memperoleh hak/ahli waris terbatas pada kekayaan yang

ID

>­"  dikelola atau diperolehnya yang berasal dari bendahara.

ID III III

.... 

III

:l Pasal 25

7'; 

.,

ID

Tanggung jawab ahli waris atas kekurangan perbendaharaan yang

10 

I:

terdapat dalam pengurusan Bendahara yang melarikan diri, berada di

.... 

III bawah pengampuan atau meninggal dunia dianggap gugur apabila :

:l

ID a. 3 (tiga) tahun setelah lewat sejak Bendahara yang bersangkutan

10 

III

.,

melarikan diri, berada dibawah pengampuan atau meninggal

III dunia, kepada pengampu atau ahli waris Bendahara yang

eo

.... 

bersangkutan atau mereka yang memperoleh hak daripadanya,

r

.... 

tidak diberitahukan tentang perhitungan yang dibuat secara

ex-:l

10 

セ@ officio;

I:

10 

:l b. 3 (tiga) tahun sejak batas waktu untuk mengajukan pembelaan

III

:l telah lewat dan BPK tidak mengambil Keputusan.

7'; 

ID

ID

:l Pasal 26

...

ID

.,

Jumlah yang dapat dibebankan kepada keluarga pengampu, ahli waris

.... 

III

:l atau keluarga terdekat dari Bendahara yang melarikan diri, berada

7';  dibawah pengampuan, atau mereka yang memperoleh hak atau

ID

III meninggal dunia beralih kepada Pengampu, yang memperoleh hak,

to  :T 

III

...

atau ahli waris, terbatas pada kekayaan yang diperolehnya yang berasal

III dari bendahara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(33)

, I

,\  " i@ セN@

fセB@

/i

ヲセBG N GN

,

..

 

"//'.'1N@

,

"";:  ­ ­ ­­2

,-?i ll.' NNNNM[[NN@ セNNN@ セ@ N G@

--.

.

セGセBセB@

.".2)

LLセGA^G@

MENTERI KESEHATAN REPUBLI K INDO NE SIA

Pasal27

(1) Proses penuntutan Kerugian Negara kekurangan perbendaharaan untuk sementara tidak dapat dilanjutkan apabila:

a. bendahara melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya

serta tidak ada keluarga; atau

b. bendahara meninggal dunia dan ahli waris tidak diketahui

keberadaannya.

(2) Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah BPK menerbitkan Surat Keputusan Pencatatan .

Pasal 28

Jika Bendahara setelah membuat pertanggungjawaban. melarikan diri atau meninggal dunia, dan ternyata setelah diperiksa terdapat kekurangan perbendaharaan, Menteri men'iampaikan kepada BPK untuk mendapatkan Keputusan.

BAB IV

TUNTUTAN GANTI RUGI

Bagian Kesatu

Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Pegawai Negeri dan Pegawai Bukan Pegawai Negeri

Pasal29

(1) Tuntutan Ganti Rugi dilakukan terhadap pegawai negeri yang pada waktu menjalankan tugas jabatannya telah melakukan perbuatan langsung atau tidak langsung mengakibatkan Kerugian Negara .

(2) Perbuatan pegawai negeri yang mengakibatkan Kerugian Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :

c:

III

...,

III

.s:

III 1/1 III

セ@

c:

III L III

...,

c:

III

e

III

セ@

c:

III C'I

c: :::J .:.L

C'I

c:

....

..J

....

""

III

L-  III   C'I   III   Z

c: 111

....

C'I :::J L III

セ@

c: 111

....

111 1/1 III

-

III >. c: III a. c: III III c: It! 1/1 .:.L 111

-

III a. .:.L

:::J

...

c: :::J
(34)

"0 ID

...

:l w .

"

"0 ID

...

III 1/1

III

:l

III III

:l

"0 ID

:l '< 

ID

.... 

ID 1/1 III

....

III

:l

ID

'" 

,

e  ID

....

III

:l Z 

ID

ID

III

,

III

....

"" 

....

:l ID

"

:l ID

III

:l 7'<: 

ID

:I

ID

:l

...

,

ID

....

III

:l 7'<: 

ID 1/1 ID

;7 

III

...

III

:l

MENTE RIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

a. penyalahgunaan wewenang;

b. korupsi;

c. pencurian;

d. penggelapan;

e. penipuan ;

f. menaikkan harga;

g. mengubah kualitas atau mutu;

h. uang untuk dipertanggungjawabkan

dipertanggung-jawabkan pada waktunya;

i. merusak barang milik negara;

yang tidak

j. menghilangkan uang atau barang milik negara; atau

k. kelalaian/kealpaan .

Pasal30

Tuntutan Ganti Rugi dapat dilakukan apabila dipenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. negara telah dirugikan;

b. telah ada kepastian kerugian negara;

c. kerugian negara sebagai akibat tindakan langsung atau tidak

langsung dari Pegawai Negeri bukan Bendahara;

d. perbuatan dilakukan oleh pegawai negeri bukan Bendahara

karena tugas jabatannya; dan

e. tidak dapat diselesaikan secara damai .

Pasal31

(1) Jika upaya damai untuk memperoleh penggantian kerugian negara tidak dapat terlaksana, kepada pegawai negeri bukan Bendahara

yang bersangkutan dikenakan pembebanan penggantian

(35)

c: 

10 

.u

MENTERIKESEHATAN

10

REPUBLIK INDONESIA .£:

OJ 

11\

OJ

(2) Keputusan pembebanan pengganti sementara sebagaimana ),£ 

c:

dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar untuk dilakukan 10 

...

pemotongan gaji dan atau penghasilan lain dari pegawai negeri

I-OJ

bukan Bendahara yang bersangkutan.   .u 

c: 

(3)   Untuk dapat dilaksanakan pemotongan gaji dan atau penghasilan e OJ  OJ 

lain   sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperlukan surat :.l

c:

perintah pemotongan gaji berdasarkan perintah Kepala Kantorl 10 

01

UPT/Satuan Kerja yang bersangkutan.   c: 

::I -'" 01 c:

Pasal 32  

... 

...J

...

(1)   Kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan pegawai A

10

negeri bukan Bendahara, penuntutan ganti rugi dan keputusan

I-10

pembebanan ganti rugi dilakukan oleh Menteri.   01 OJ  :z (2)   Keputusan pembebanan penggantian sementara sebagaimana c:  dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat Eselon I terkait 10 

... 

01

atas nama Menteri pada unit kerja yang bersangkutan.   ::I I-OJ

(3)   Contoh penetapan pembebanan penggantian sementara ),£ 

c:

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum 10 

'....

dalam formulir 8 terlampir.   10 

11\ OJ 

OJ 

>,

Pasal 33

c:  OJ 

Jika   dari hasil penelitian diperoleh bukti-bukti yang kuat untuk a.  c:

melaksanakan tuntutan ganti rugi dan tidak dapat diselesaikan dengan 10  10 

upaya damai, maka Menteri memberitahukan kepada pegawai yang c: 

10 

bersangkutan atau ahli waris atau mereka yang memperoleh hak dari 11\ -'" 10

padanya tentang :   ...

OJ  a.

a.   jumlah kerugian yang diderita negara yang harus diganti;

-'" ::I

... 

b.   sebab dan alasan dibebani ganti rugi; c: 

::I

c.   tenggang waktu untuk mengajukan keberatan atau pembelaan

....

OJ  a.
(36)

"t:J 

fD

,.. 

I: ::l

u . 

I:

7<" 

"t:J 

fD

....

Ib (1) Dalam hal upaya untuk memperoleh penggantian kekurangan

"

ganti rugi tidak dapat diselesaikan dengan penyelesaian secara

III Ib

::l damai, maka dapat dilakukan penyelesaian secara paksa terhadap

Ib

Ib pegawai bukan bendahara.

::l

"t:J 

fD (2) Penyelesaian secara paksa sebagaimana dimaksud pada ayat

::l

'< (1) dilakukan dengan cara pembebanan penggantian kerugian

fD

....

sementara , yang dikeluarkan dalam jangka waktu (tujuh) hari

fD III

Ib sejak pegawai bukan bendahara tidak bersedia menandatangani

.... 

Ib SKTJM .

::l

(3) Pembebanan penggantian kerugian sementara sebagaimana

fD

.., 

セ@

I: dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

\C

.... 

Ib (4) Co ntoh penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

::l

Z  sebagaimana tercantum dalam Formulir 8 .

fD .c

Ib (5) Pembebanan penggantian kerugian sementara sebagaimana

.., 

III dimaksud pad a ayat (3) merupakan dasar untuk dapat dilakukan

.... 

pemotongan atas gaji dan/atau penghasilan lain dari pegawai

"" 

r bukan bendahara .

.... 

::l

\C  (6) Untuk dapat dilaksanakan pemotongan gaji dan atau penghasilan

7<" 

I: lain sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diperlukan surat

::l

\C 

Ib perintah pemotongan gaji berdasarkan perintah Kepala Kantor

::l

7':  yang bersangkutan.

fD

51

fD ::l

,.. 

Pasal 35

fD

..,

.... 

(1) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32

III

::l dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima

7': 

fD keputusan , pegawai negeri bukan bendahara , ahli waris atau

III

fD mereka yang memperoleh hak dari padanya dapat mengajukan

::T 

Ib permohonan peninjauan kembali kepada Presiden melalui

.,. 

III

::l Menteri.

MENT ERIKESEHATAN REPU BLIK INDONES IA

(37)

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

'II

...

'II

.c

eu 

III

eu

(2) Kekurangan penggantian kerugian negara dianggap telah diganti セ@

apabila : 'II

.... 

a. Pegawai negeri bukan bendahara yang bersangkutan

L-eu 

....

melarikan diri dan alamatnya tidak diketahui;

eu

b.   Pegawai negeri bukan bendahara yang bersangkutan E  eu 

meninggal dunia tanpa ada ahli waris atau ahli warisnya

c: 

tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban; atau   'II CI C 

c.   polisi atau kejaksaan telah menyita barang-barang dari ::l

,:,l

CI

Pegawai negeri bukan bendahara yang bersangkutan dan c: 

....

oleh Hakim telah diputuskan bahwa hasil penjualan barang- ...J

.

...

barang tersebut untuk negara. Q

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai bagian dari sistem keuangan nasional, diperlukan eksplorasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sistem keuangan syariah di Indonesia, khususnya yang

Hingga bisa dipahami makna penggunaan “teks” dalam artikel edisi khusus tersebut yang dikaitkan dengan mitos dan ideologi dalam majalah Cosmo Girl Indonesia edisi Agustus

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI 2-JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang C

Lewat media yang ada para Kyai menyampaikan amanat tugas dakwah yang diperintahkan agama, baik melalui ceramah, pengajian umum, atau bagi Kyai yang mendapat kepercayaan untuk

Hal ini dikemukakan oleh Archimedes dalam hukumnya yang menyatakan “Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas

bahwa berdasarkan Pasal 85 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan sebagai pelaksanaan Peraturan

dilakukan oleh Abernethy, menyebutkan bahwa spiritualitas dapat meningkatkan imunitas yaitu kadar interleukin-6 (IL-6) seseorang terhadap penyakit sehingga dapat

Hal ini ditunjukkan pada karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar tajuk, bobot per buah, panjang buah, dan diameter buah yang meningkat, diameter batang