• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Wajib Lapor Perusahaan Pada Dinas Tenaga Kerja Pemkot Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Wajib Lapor Perusahaan Pada Dinas Tenaga Kerja Pemkot Surabaya."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PEMKOT SURABAYA

KERJA PRAKTEK

Nama

: Fredy Priyambodo

NIM

: 10.41010.0200

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

PERUSAHAAN PADA DINAS TENAGA

KERJA PEMKOT SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir

Disusun oleh :

Nama

: Fredy Priyambodo

NIM

: 10.41010.0200

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(3)

Hidup tak pernah lepas dari masalah,

karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi

yg lebih kuat dan dewasa.

STIKOM

(4)

Ku Persembahkan kepada

Ayah, Mamah, Kakak, Teman Terbaikku,

Dan Semua Orang Yang Selalu Menyayangiku

STIKOM

(5)

i

Dinas Tenaga Kerja Pemkot Surabaya pada bidang pengawasan yang bertugas untuk pendataan atau pendaftaran nama-nama perusahaan yang berada di Surabaya. Didapatkan informasi bahwa data tersebut masih disimpan dalam Microsoft Excel, dimana terdapat suatu kendala pada penyimpanan data yang begitu banyak, pencarian data dan kerapian/urutan data nama Perusahaan. Selain itu pula setiap input data form wajib lapor perusahaan data tersebut harus di masukan satu per-satu kedalam Microsoft Excel.

Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem untuk menangani proses pendataan nama-nama perusahaan yang berada di surabaya. Dimana setiap perusahaan harus mengambil form wajib lapor untuk mendaftarkan perusahaannya. Selain proses pendataan, pada sistem informasi ini juga dilengkapi fitur pengarsipan data yang nantinya tidak begitu membutuhkan banyak kertas, keamanan data juga dapat ditingkatkan, karena data tersimpan dalam database dan Pihak Pengawasan sekarang tidak perlu mencari data lagi dengan menggunakan buku induk, tetapi sudah bisa menggunakan Form Pencarian Perusahaan.

Dengan adanya sistem yang dibuat, maka bagian Pengawasan dapat mengolah data perusahaan dengan cepat dan akurat. Selain itu pula laporan yang dihasilkan dapat sesuai format Kepala Bidang Pengawasan. Sehingga staf bidang pengawasan dapat membuat laporan Form wajib lapor langsung melalui aplikasi yang dibuat ini.

Kata kunci: Aplikasi Form Wajib Lapor Perusahaan

STIKOM

(6)

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI…...1

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIGAMBARAN UMUM INSTANSI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota SurabayaError! Bookmark

not defined.

2.2 Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya .. Error! Bookmark not defined.

2.4 Tujuan Dinas Tenaga Kerja Kota SurabayaError! Bookmark not

defined.

2.5 Tujuan Dinas Tenaga Kerja Kota SurabayaError! Bookmark not

defined.

STIKOM

(7)

2.7 Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Pengawasan .... Error!

Bookmark not defined.

2.8 Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Pengawasan ... Error!

Bookmark not defined.

2.9 Fungsi Seksi Syarat Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota SurabayaError! Bookmark

not defined.

2.10.1 Kepala Dinas ... Error! Bookmark not defined. 2.10.2 Bagian Sekretariat ... Error! Bookmark not defined. 2.10.3 Sub Bagian Perencanaan ... Error! Bookmark not defined. 2.10.4 Sub Bagian Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2.10.5 Sub Bagian Tata Usaha ... Error! Bookmark not defined. 2.10.6 Bidang Pelatihan dan ProduktifitasError! Bookmark not defined.

2.10.7 Bidang Penempatan Tenaga KerjaError! Bookmark not defined. 2.10.8 Hubungan Indutrial dan Syarat KerjaError! Bookmark not defined.

2.10.9 Bidang Pengawasan KetenagakerjaanError! Bookmark not defined.

2.10.10 Bidang Kependudukan ... Error! Bookmark not defined. 2.10.11 Unit Pelaksana terdiri dari : ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(8)

BAB IIILANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Pengawasan ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Form Wajib Lapor Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Konsep Dasar Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Karateristik Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Konsep Dasar Aplikasi ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Komputer ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Analisa dan Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

3.10 System Flow ... Error! Bookmark not defined.

3.11 System Development Life Cycle (SDLC) ... Error! Bookmark not defined.

3.12 Data Flow Diagaram (DFD) ... Error! Bookmark not defined.

3.12.1 Simbol-Simbol yang digunakan dalam DFDError! Bookmark not defined.

3.12.2 Context Diagram ... Error! Bookmark not defined. 3.12.3 Data Flow Diagaram Level 0 ... Error! Bookmark not defined. 3.13.4 Data Flow Diagaram Level 1 ... Error! Bookmark not defined. 3.13.5 Entity Relational Diagram ... Error! Bookmark not defined. 3.13 Konsep Dasar Basis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.14 Sistem Basis Data ... Error! Bookmark not defined.

STIKOM

(9)

3.17 Interaksi Manusia dan Komputer ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVDESKRIPSI PEKERJAAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisis Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Perancangan Sistem ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Document Flow ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Diagram HIPO ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Context Diagram ... Error! Bookmark not defined.

4.7 Data Flow Diagram ... Error! Bookmark not defined.

4.8 Perancangan Database ... Error! Bookmark not defined.

4.9 Struktur Basis Data dan Tabel ... Error! Bookmark not defined.

4.10 Desain Input/Output ... Error! Bookmark not defined.

4.11 Implementasi dan Evaluasi ... Error! Bookmark not defined.

4.11.1 Kebutuhan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 4.11.2 Kebutuhan Perangkat Keras ... Error! Bookmark not defined. 4.11.3 Instalasi Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 4.11.4 Tampilan Menu Awal ... Error! Bookmark not defined. 4.11.5 Tampilan Menu login ... Error! Bookmark not defined. 4.11.6 Tampilan Menu Setelah Login... Error! Bookmark not defined. 4.11.7 Tampilan Menu Transaksi Form PengawasanError! Bookmark

not defined.

STIKOM

(10)

4.11.9 Tampilan Menu Cetak Form PengawasanError! Bookmark not

defined.

BAB VPENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA...103 LAMPIRAN...104

STIKOM

(11)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Surabaya ... 15

Gambar 3.1 Terminator ... 47

Gambar 3.2 Manual Operation... 47

Gambar 3.3 Document ... 47

Gambar 3.4 Process ... 48

Gambar 3.5 Database ... 48

Gambar 3.6 Decision... 48

Gambar 3.7 Manual input ... 49

Gambar 3.8 Off-Line Storage ... 49

Gambar 3.9 On-Page Reference ... 49

Gambar 3.10 Off-Page Reference ... 50

Gambar 3.11 System Development Life Cycle ... 52

Gambar 3.12 process ... 54

Gambar 3.13 External Entity ... 55

Gambar 3.14 Data Store ... 55

Gambar 3.15 Data Flow ... 54

Gambar 3.16 Entitas ... 57

Gambar 3.17 Atribut ... 58

Gambar 3.18 Hubungan atau Relasi ... 58

Gambar 3.19 Garis Relasi ... 59

Gambar 3.20 Entitas Lemah ... 54

Gambar 4.1 Document Flow Form Wajib Lapor Perusahaan Baru ... 71

Gambar 4.2 Document Flow Form Wajib Lapor Perusahaan Lama ... 73

STIKOM

(12)

Gambar 4.5 Context Diagram Form Wajib Lapor Perusahaan ... 78

Gambar 4.6 DFD Level 0 Form Wajib Lapor Perusahaan ... 79

Gambar 4.7 DFD level 1 Input Form Wajib Lapor Perusahaan ... 80

Gambar 4.8 DFD level 2 Up date Form Wajib Lapor Perusahaan ... 81

Gambar 4.9 Conceptual Data Model (CDM) ... 82

Gambar 4.10 Physical Data Model (PDM) ... 83

Gambar 4.11 Sistem Flow Pelaporan ... 41

Gambar 4.12 Desain Tampilan Login ... 90

Gambar 4.13 Desain Tampilan Menu Utama ... 90

Gambar 4.14 form 1 pada Desain Tampilan Transaksi Form Pengawasan .... 91

Gambar 4.15 form 2 pada Desain Tampilan Transaksi Form Pengawasan .... 92

Gambar 4.16 Form Pencarian Data Perusahaan ... 92

Gambar 4.17 Cetak Form Pengawasan ... 93

Gambar 4.18 Tampilan Menu Awal ... 96

Gambar 4.19 Menu Login ... 97

Gambar 4.20 Tampilan Pesan Username atau Password Salah ... 97

Gambar 4.21 Menu Setelah Login ... 98

Gambar 4.22 merupakan Menu Transaksi Form Pengawasan ... 99

Gambar 4.23 merupakan Menu Transaksi Form 2 Pengawasan ...100

Gambar 4.24 Form Pencarian Data Perusahaan ...100

Gambar 4.25 Menu Cetak Form Pengawasan ...101

DAFTAR TABEL

STIKOM

(13)

Tabel 4.1 Transaksi Keadaan Ketenagakerjaan ... 84

Tabel 4.2 Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 86

Tabel 4.3 Penggunaan Alat dan Bahan ... 87

Tabel 4.4 Waktu Kerja ... 87

Tabel 4.4 Master Perusahaan... 88

Tabel 4.5 Jenis Usaha ... 89

STIKOM

(14)

Halaman

Lampiran 1 Persetujuan Praktek Kerja ...104

Lampiran 2 Kartu Bimbingan ...105

Lampiran 3 Acuan Kerja Form KP-5...107

Lampiran 4 Acuan Kerja Form KP-6...109

Lampiran 5 Acuan Kerja Form KP-7...110

Lampiran 6 Listing Program ...111

STIKOM

(15)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya merupakan dinas atau instansi yang bergerak dibidang pelayanan Tenaga Kerja baik masyarakat maupun perusahaan. Seperti perusahaan lainnya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki dan membutuhkan pegawai untuk melaksanakan sesuatu mengenai tugas-tugas seperti halnya dalam bidang pengawasan Form Wajib Lapor perusahaan yang di bebankan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya .

Pemanfaatan sumber informasi dimaksudkan untuk membantu sub bagian Pengawasan dalam proses dan aktivitas pengolahan data Form Wajib Lapor Pengawasan perusahaan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. Adapun salah satu tugas dari bidang pengawasan adalah pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya, penyelenggaraan kebijakan kota, perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan skala kota, pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala kota. (yosa, 2010)

Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya dalam proses pengolahan data Form Wajib Lapor Pengawasan Perusahaan belum terkomputerisasi, masih dilakukan secara manual dan hanya menggunakan Form Wajib Lapor biasa untuk mengisinya. Pihak perusahaan harus datang pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya untuk mengambil Form Wajib Lapor Pengawasan. Setelah mengambil

STIKOM

(16)

2 masih disimpan dalam Microsoft Excel sehingga dibutuhkan waktu yang lama dalam proses pengolahan, pencarian dan pembuatan laporan. Sering terjadi kekeliruan pencatatan, pencarian data dan adanya kemungkinan hilang atau rusaknya data karena media penyimpanan yang kurang baik.

Sistem informasi wajib lapor perusahaan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, merupakan sebuah pengembangan dari aplikasi wajib lapor perusahaan. Bahwa setiap perusahaan wajib lapor setiap 1 (satu) tahun sekali untuk menginputkan beberapa informasi yang terkait.Diharapkan Aplikasi ini dapat menangani pendataan data dan pencarian data wajib lapor perusahaan dengan tepat dan cepat serta menghasilkan laporan sesuai.

Dengan demikian dalam penyusunan Kerja Praktek ini mengajukan judul

“RANCANG BANGUN APLIKASI WAJIB LAPOR PERUSAHAAN PADA

DINAS TENAGA KERJA PEMKOT SURABAYA”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana merancang dan membangun aplikasi Form Wajib Lapor Perusahaan dibidang pengawasan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah pelaksanaan pembuatan sistem ini dan masalah yang dihadapi tidak terlalu luas, pada pembuatan aplikasi membatasi masalah sebagai berikut :

STIKOM

(17)

3 2. Sistem ini tidak mengambil data langsung dari perusahaan pelapor, melainkan dari Form Wajib Lapor yang sudah di isi oleh pihak perusahaan. 3. Sistem yang dibangun merupakan aplikasi berbasis desktop dengan

menggunakan tools Visual Studio 2012 dan SQL Server 2008.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah :

1. Terbentuknya aplikasi Form Wajib Lapor perusahaan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya yang diharapkan pada penggunaannya nanti dapat menangani pencatatan data dan pencarian data wajib lapor perusahaan dengan tepat dan cepat.

2. Menghasilkan laporan sesuai yang diharapkan oleh pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya pada bidang pengawasan, sekaligus dapat mengurangi tingkat kesalahan yang terjadi dalam kekeliruan pencatatan, pencarian data dan adanya kemungkinan hilang atau rusaknya data karena media penyimpanan yang kurang baik.

1.5 Konstribusi

Diharapkan setelah proyek Kerja Praktek (KP) ini selesai maka proses Wajib Lapor Perusahaan pada bidang pengawasaan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya berjalan lebih cepat, lancar, dan terkontrol melalui aplikasi yang dibuat.

STIKOM

(18)

4

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang ada, perumusan masalah berdasarkan tujuan, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan aplikasi, kontribusi serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Berisi kilas sejarah instansi, visi dan misi, departemen yang ada pada kerja praktek.

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori pendukung yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

BAB IV :DESKRIPSI PEKERJAAN

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktek, yaitu dari metodologi penelitian, analisis system, pembahasan masalah berupa system flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan implementasi sistem

berupa capture dari setiap tampilan program.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem untuk ke depan.

STIKOM

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

1.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan jumlah kementerian pada tanggal 19 Agustus 1945, kementerian yang bertugas mengurus masalah ketenagakerjaan belum ada. Tugas dan fungsi yang menangani masalah-masalah perburuhan diletakkan pada Kementerian Sosial. Baru mulai tanggal 3 Juli 1947 ditetapkan adanya kementerian Perburuhan dan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1947 tanggal 25 Juli 1947 ditetapkan tugas pokok Kementerian Perburuhan. Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) Nomor 1 Tahun 1948 tanggal 29 Juli 1947 ditetapkan tugas pokok Kementerian Perburuhan yang mencakup tugas urusan-urusan sosial menjadi Kementerian Perburuhan dan Sosial. Pada saat pemerintahan darurat di Sumatera, Menteri Perburuhan dan Sosial diberi jabatan rangkap meliputi urusan-urusan pembangunan, Pemuda dan Keamanan.

Pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), organisasi Kementerian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan sosial dan struktur organisasinya didasarkan pada Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 1 Tahun 1950. Setelah RIS bubar, struktur organisasi Kementerian Perburuhan disempurnakan lagi dengan Peraturan Kementerian Perburuhan Nomor 1 tahun 1951. Berdasarkan peraturan tersebut mulai tampak kelengkapan struktur organisasi Kementerian Perburuhan yang mencakup. Struktur Organisasi pusat

STIKOM

(20)

sampai tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang jelas. Struktur organisasi pusat ini tidak mengalami perubahan sampai dengan kwartal pertama tahun 1954. Melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 70, mulai terjadi perubahan yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 77 junto Peraturan Menteri Perburuhan Nomor : 79 Tahun 1954. Berdasarkan Peraturan tersebut Kementerian Perburuhan tidak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1964, kecuali untuk tingkat daerah. Sedangkan struktur organisasinya terdiri dari Direktorat Hubungan dan Pengawasan Perburuhan dan Direktorat Tenaga Kerja.

Sejak awal periode Demokrasi Terpimpin, terdapat organisasi buruh dan gabungan serikat buruh baik yang berafiliasi dengan partai politik maupun yang bebas. Pertentangan-pertentangan mulai muncul dimana-mana. Pada saat itu kegiatan Kementerian perburuhan dipusatkan pada usaha penyelesaian perselisihan perburuhan, sementara itu masalah pengangguran terabaikan, sehingga melalui PMP Nomor : 12 Tahun 1959 dibentuk kantor Panitia Perselisihan Perburuhan Tingkat Pusat (P4P) dan Tingkat Daerah (P4D).

Struktur Organisasi Kementerian Perburuhan sejak Kabinet Kerja I sampai dengan Kabinet Kerja IV (empat) tidak mengalami perubahan. Struktur Organisasi mulai berubah melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor : 8 Tahun 1964 yaitu dengan ditetapkannya empat jabatan. Pembantu menteri untuk urusan-urusan administrasi, penelitian, perencanaan dan penilaian hubungan dan Pengawasan perburuhan dan tenaga kerja.

STIKOM

(21)

Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Kementerian Perburuhan yang berdasarkan Peraturan tersebut disempurnakan dengan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 27 November 1964, yang pada pokoknya menambah satu jabatan Pembantu Menteri Urusan Khusus.

Dalam periode Orde Baru (masa transisi 1966-1969), Kementerian Perburuhan berubah nama menjadi Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Berdasarkan Keputusan tersebut jabatan Pembantu Menteri dilingkungan Depnaker dihapuskan dan sebagai penggantinya dibentuk satu jabatan Sekretaris Jenderal. Masa transisi berakhir tahun 1969 yang ditandai dengan dimulainya tahap pembangunan Repelita I, serta merupakan awal pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I).

Pada pembentukan Kabinet Pembangunan II, Depnaker diperluas menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga ruang lingkup tugas dan fungsinya tidak hanya mencakup permasalahan ketenagakerjaan tetapi juga mencakup permasalahan ketransmigrasian dan pengkoperasian. Susunan organisasi dan tata kerja Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi diatur melalui Kepmen Nakertranskop Nomor Kep 1000/Men/1975 yang mengacu kepada KEPPRES No 44 Tahun 1974.

Dalam Kabinet Pembangunan III, unsur Koperasi dipisahkan dari Departemen Tenaga kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga menjadi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Dalam masa bakti Kabinet Pembangunan IV dibentuk Departemen Transmigrasi, sehingga unsur transmigrasi dipisah dari Depnaker Susunan organisasi dan tata kerja Depnaker

STIKOM

(22)

ditetapkan dengan Kepmennaker No. Kep 199/Men/1984, sedangkan susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Transmigrasi Nomor: Kep-55A/Men/1983.

Pada masa reformasi Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi kemudian bergabung kembali pada tanggal 22 Februari 2001. Usaha penataan organisasi Departemen Tenaga Kerja terus dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja. (Dinas Tenaga Kerja Surabaya, 2011).

1.2 2.2 Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Visi, yaitu :

“Terwujudnya ketenagakerjaan yang produktif, dinamis dan industrial

peace yang berkeadilan”.

1.3 2.3 Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Misi, yaitu :

1. Perencanaan ketenagakerjaan daerah yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan usaha.

2. Pemberdayaan Tenaga kerja melalui perluasan kesempatan kerja dan penempatan Tenaga kerja baik dalam maupun luar negeri.

3. Peningkatan pelatihan Tenaga kerja yang produktif dan kompetitif.

STIKOM

(23)

4. Pertumbuhan dan pengembangan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat. .

5. Perlindungan Ketenagakerjaan sesuai dengan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

6. Perbaikan kualitas kerja, suasana kerja dan kinerja organisasi.

1.4 2.4 Tujuan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Sesuai dengan Visi dan Misi tersebut diatas Dinas Tenaga Kerja mempunyai tujuan mengurangi angka pengangguran dan perlindungan Tenaga Kerja untuk menciptakan ketenangan kerja dan berusaha (Industrial peace).

1.5 2.5 Tujuan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan Tenaga kerja dengan indikator sasaran 2006-2010 sebagai berikut.

1. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK).

2. Tingkat pengangguran Terbuka (TPT).

3. Terbentuknya Kader K.3. (bertambahnya jumlah Kader K3 diperusahaan).

STIKOM

(24)

1.6 2.6 Tugas Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Pengawasan

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Tugas, yaitu :

menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitasi pembinaan, pemeriksaan dan Pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kab/kota.

1.7 2.7 Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang

Pengawasan

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Fungsi, yaitu :

a) pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya.

b) penyelenggaraan kebijakan kota perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan skala kota.

c) pelaksanaan fasilitasi pengintegrasian kebijakan kota perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan skala kota.

d) pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan skala kota.

e) pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala kota.

STIKOM

(25)

f) pembinaan (Pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan skala kota.

g) penanggungjawab penyelenggaraan urusan pemerintahan bidangketenagakerjaan skala kota.

h) pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan skala kota.

i) pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek Pengawasan ketenagakerjaan skala kota.

j) penerbitan/rekomendasi (izin) terhadap obyek Pengawasan ketenagakerjaan skala kota.

k) penanganan kasus/melakukan penyidikan terhadap perusahaan dan pengusaha yang melanggar norma ketenagakerjaan skala kota.

l) pelaksanaan penerapan K3 skala kota.

m) pelaksanaan koordinasi dan audit K3 skala kota.

n) pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygiene perusahaan, ergonomi, keselamatan kerja yang bersifat strategis skala kota.

o) pelayanan dan pelatihan serta pengembangan bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis skala kota.

p) pemberdayaan fungsi dan kegiatan personil dan kelembagaan Pengawasan ketenagakerjaan skala kota.

q) pelaksanaan fasilitasi pembinaan Pengawasan ketenagakerjaan skala kota.

STIKOM

(26)

r) penyelenggaraan ketatalaksanaan Pengawasan ketenagakerjaan skala kota.

s) pengusulan calon peserta diklat Pengawasan ketenagakerjaan kepada pemerintah dan/atau pemerintah provinsi.

t) pengusulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan skala kota kepada pemerintah.

u) pengusulan penerbitan kartu legitimasi bagi pengawas ketenagakerjaan skala kota kepada pemerintah.

v) pengusulan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan skala kota kepada pemerintah.

w) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan perlindungan tenaga kerja skala kota.

x) pembinaan dan supervisi pelaksanaan perlindungan tenaga kerja skala kota.

y) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perlindungan tenaga kerja skala kota.

1.8 2.8 Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Pengawasan

Membawahi :

1. Seksi Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Seksi Keselamatan Kerja.

3. Seksi Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja.

STIKOM

(27)

1.9 2.9 Fungsi Seksi Syarat Kerja

a. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang syarat kerja.

b. menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang syarat kerja.

c. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang syarat kerja.

d. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang syarat kerja.

e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

STIKOM

(28)

1.10 2.10 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

(Sumber: Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya)

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Surabaya (Dinker, 2012)

Dinas Tenaga Kerja

Sekretariat Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Bidang Hubungan Industrial dan Syarat

Kerja

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan

Perluasan Kerja

Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Seksi Hubungan Industrial Seksi Syarat Kerja Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Seksi Norma Kerja dan Jaminan Sosial

(29)

2.10.1 Kepala Dinas

a. Tugas Pokok

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang sosial tenaga kerja Kota Surabaya.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang sosial, tenaga kerja.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

c. Rincian Tugas

1) Merumuskan program kerja dan anggaran dinas sosial, tenaga kerja.

2) Merumuskan kebijakan di bidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

STIKOM

(30)

3) Menetapkan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

4) Membagi tugas bawahan sesuai bidang tugasnya dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan operasional dinas.

5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar diperoleh hasil kerja yang maksimal.

6) Menyelenggarakan kegiatan di bidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan soisal, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

7) Menyelenggarakan kesekretariatan dinas.

8) Menyelenggarakan pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas.

9) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dinas.

10) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Dinas.

11) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIKOM

(31)

2.10.2 Bagian Sekretariat

a. Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan tugas Dinas sosial tenaga kerja di bidang penyusunan perencanaan, pengelolaan administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

b. Fungsi

1) Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian dan rumah tangga dinas.

2) Pengelolaan administrasi dinas.

3) Pelaksanaan perencanaan, monotoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan dinas

c. Rincian Tugas

1) Menyusun program kerja dan anggaran sekretariat berdasarkan rangkuman rencana kerja Subbagian-Subbagian.

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dan melaksanakan pelaksanaan kegiatan.

3) Mengoordinasikan penyusunan program kerja Dinas.

4) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dengan seluruh bidang di lingkungan dinas.

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan. Perlengkapan rumah tangga Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas.

STIKOM

(32)

6) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Dinas.

7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.

8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan sekretariat.

9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.10.3 Sub Bagian Perencanaan

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang perencanaan.

b. Rincian Tugas

1) Menyusun program kerja dan anggaran subbagian perencanaan.

2) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

3) Menghimpun dan mengoreksi bahan usulan program kegiatan dari masing-masing bidang, subbidang dan subbagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

STIKOM

(33)

4) Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RRA), Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Menyusun profil dan laporan bidang sosial, tenagakerja daerah, standar pelayanan minimal, standar operasional prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja Dinas.

7) Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban kegiatan Dinas.

8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dan pelaksanaan kegiatan subbagian perencanaan.

9) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian perencanan.

10) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

11) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIKOM

(34)

2.10.4 Sub Bagian Keuangan

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang pengelolaan administrasi keuangan dinas.

b. Rincian Tugas

1) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

2) Menyiapkan bahan proses pencarian dana dan pengelolan administrasi keuangan.

3) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan bidang keuangan di lingkungan dinas.

4) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran di lingkungan dinas.

5) Melakukan monotoring dan evaluasi pelaksanaan subbagian keuangan.

6) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian keuangan.

7) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIKOM

(35)

2.10.5 Sub Bagian Tata Usaha

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat di bidang hukum dan kepegawaian

b. Rincian Tugas

1) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

2) Menyiapkan bahan dalam rangka pelayanan urusan administrasi umum, rumah tangga, perpustakaan, kearsipan dan pengelolaan administrasi kepegawaian dinas.

3) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga dinas sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Melakukan inventarisasi barang kekayaan dinas untuk tertib administrasi serta melaksanakan pemeliharaan barang inventaris agar dapat digunakan dengan optimal.

5) Membuat laporan penting tentang peremajaan pegawai, Daftar Urut Kepangkatan (DUK) nominasi pegawai dan laporan kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi kepegawaian.

6) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat pegawai dan urusan kepegawaian lainnya.

7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanan kegiatan subbagian imum dan kepegawaian.

STIKOM

(36)

8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian umum dan kepegawaian.

9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.10.6 Bidang Pelatihan dan Produktifitas

a. Mempunyai tugas :

Melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memfasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja dan pengolahan pelatihan, pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standarisasi dan sertifikasi serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.

b. Mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas.

2) Pelaksanaan fasilitas program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas.

3) Pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja.

4) Pelaksanaan informasi ketenagakerjaan, serta pembinaan perencanaan tenaga kerja dan sistem informasi ketenagakerjaan kab/kota.

5) Pelaksanaan fasilitas pelatihan dan pengukuran produktivitas.

STIKOM

(37)

6) Pelaksanaan fasilitas program peningkatan produktivitas .

7) Pelaksanaan proses perijinan/pendaftaran lembaga pelatihan kerja . 8) Pelaksanaan penyusunan bahan penerbitan rekomendasi perijinan

magang ke luar negeri.

9) Pelaksanaan Pengawasan sertifikasi kompetensi.

10) Pelaksanaan Pengawasan akreditasi lembaga pelatihan kerja .

11) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan Pengawasan sertifikasi kompetensi .

12) Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan Pengawasan akreditasi kelembaga pelatihan kerja.

13) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

c. Membawahi :

1. Seksi Instruktur Pelatihan

2. Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja & Pemagangan

3. Seksi Lembaga Latihan & Produktivitas.

2.10.7 Bidang Penempatan Tenaga Kerja

a. Mempunyai tugas :

Menyusun program dan kegiatan serta memberikan fasilitasi pembinaan dan penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN, informasi pasar kerja dan bursa kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan, penggunaan Tenaga

STIKOM

(38)

Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), pengembangan tenaga kerja mandiri dan teknologi padat kerja.

b. Mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan bidang penempatan tenaga kerja.

2) Pelaksanaan penyusunan sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja dan bursa kerja.

3) Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi pasar kerja.

4) Pelaksanaan fasilitasi bimbingan jabatan kepada pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.

5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pendataan jabatan fungsional pengantar kerja.

6) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS).

7) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala Provinsi.

8) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala Provinsi.

9) Pelaksanaan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat dan pekerja potensial.

10) Pelaksanaan bahan penerbitan Surat Persetujuan Penempatan Antar Kerja Antar Daerah (SPP AKAD).

STIKOM

(39)

11) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi ijin operasional Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Luar Negeri, TKS Indonesia, Lembaga Sukarela Indonesia yang beroperasi lebih dari 1 (satu) kab/kota.

12) Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela. 13) Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM). 14) Pelaksanaan penyampaian materi pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga

Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan.

15) Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan IMTA perpanjangan yang lokasi kerjanya lintas kab/kota.

16) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam wilayah Provinsi.

17) Pelaksanaan fasilitasi penerapan teknologi tepat guna dan padat karya. 18) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program usaha mandiri sektor informal. 19) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penempatan TKI ke luar negeri. 20) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan

multiteral penempatan TKI.

21) Pelaksanaan penyiapan bashan penerbitan perijinan tempat penampungan calon TKI.

22) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

STIKOM

(40)

c. Membawahi :

1. Seksi Bimbingan Jabatan & Bursa Kerja

2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

3. Seksi Perluasan Tenaga Kerja

2.10.8 Hubungan Indutrial dan Syarat Kerja

a. Mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan syarat kerja, melaksanakan fasilitasi dan pengembangan kelembagaan hubungan industrial, syarat kerja, pengupahan, jaminan sosial kesejahteraan pekerja/buruh dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

b. Mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja.

2) Pelaksanaan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja. 3) Pelaksanaan penerimaan dan penelitian materi pengajuan permohonan

pengesahan peraturan perusahaan.

4) Pelaksanaan penerimaan dan Pencatatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pengusaha dengan serikat buruh/pekerja yang ada di perusahaan lintas kab/kota.

STIKOM

(41)

5) Pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pencatatan perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh pada perusahaan lintas kab/kota.

6) Pelaksanaan pengajuan rekomendasi dan pencabutan ijin operasional bagi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

7) Pelaksanaan pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan lintas kab/kota.

8) Pelaksanaan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial.

9) Pelaksanaan penyusunan formasi mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial.

10) Pelaksanaan pendaftaran dan menyeleksi persyaratan calon konsiliator, arbiter hubungan industrial dan hakim ad-hoc Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri.

11) Pelaksanaan bimbingan sistem pengupahan, penyusunan usulan ketetapan upah minimum.

12) Pelaksanaan pembinaan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan dan penyelenggaraan kesejahteraan pekerja/ buruh.

13) Pelaksanaan pembinaan pelaksanaan sistem kelembagaan pelaku hubungan industrial.

14) Pelaksanaan pengumpulan data hasil pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh.

15) Pelaksanaan penyusunan usulan penetapan keanggotaan dalam lembaga ketenagakerjaan.

16) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

STIKOM

(42)

c. Membawahi :

1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial

2) Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Upah & Kesejahteraan Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

2.10.9 Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

a. Mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitasi pembinaan, pemeriksaan dan Pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kab/kota.

b. Mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan.

2) Pelaksanaan pembinaan dan Pengawasan norma ketenaga kerjaan.

3) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap perusahaan dan obyek Pengawasan ketenagakerjaan.

4) Pelaksanaan penyiapan materi/bahan penerbitan rekomendasi atau ijin terhadap obyek Pengawasan ketenagakerjaan.

5) Pelaksanaan penanganan kasus dan penyidikan terhadap pelanggaran norma ketenagakerjaan.

6) Pelaksanaan penerapan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan audit SMK3.

STIKOM

(43)

7) Pelaksanaan pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygine perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja.

8) Pelaksanaan pelayanan dan pelatihan serta pengembangan norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis. 9) Pelaksanaan pemberdayaan fungsi dan personil serta kelembagaan

Pengawasan ketenagakerjaan.

10) Penyelenggaraan pembinaan dan Pengawasan ketenagakerjaan.

11) Pelaksanaan pengusulan calon peserta diklat pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah.

12) Pelaksanaan pengusulan penerbitan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah.

13) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

c. Membawahi :

1) Seksi Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja 2) Seksi Keselamatan Kerja

2.10.10 Bidang Kependudukan

a. Mempunyai tugas :

Menyelenggarakan perpindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, melakukan koordinasi dengan daerah tujuan, mengadakan pendaftaran dan seleksi, pelayanan dan fasilitasi perpindahan penduduk serta pemberdayaan penduduk calon transmigran.

STIKOM

(44)

b. Mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan penyusunan bahan penyiapan, pendaftaran dan seleksi, pelayanan, penataan dan pemberdayaan.

2) Pelaksanaan pendataan animo calon transmigran dan indentifikasi pemberdayaan penduduk berpotensi pasar.

3) Pelaksanaan seleksi administrasi fisik dan mental bagi calon transmigran. 4) Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dengan daerah

tujuan .

5) Pelaksanaan penyiapan teknis dan klarifikasi lokasi permukiman daerah tujuan.

6) Pelaksanaan pelayanan calon transmigran di transito.

7) Pelaksanaan pelayanan angkutan calon transmigran sampai daerah tujuan. 8) Pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penduduk

berpotensi pasar.

9) Pelaksanaan penataan penduduk yang bermukim di kawasan padat disesuaikan dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. 10)Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

c. Membawahi :

1) Seksi Penyiapan, Pendaftaran & Seleksi. 2) Seksi Pelayanan Transmigraasi.

3) Seksi Penataan & Pemberdayaan Penduduk.

STIKOM

(45)

2.10.11 Unit Pelaksana terdiri dari :

1) UPT Pelatihan Kerja di Singosari – Malang.

2) UPT Pelatihan Kerja di Jember.

3) UPT Pelatihan Kerja di Pasuruan.

4) UPT Pelatihan Kerja di Mojokerto.

5) UPT Pelatihan Kerja di Jombang.

6) UPT Pelatihan Kerja di Tuban.

7) UPT Pelatihan Kerja di Nganjuk.

8) UPT Pelatihan Kerja di Surabaya..

9) UPT Pelatihan Kerja di Sumenep.

10) UPT Pelatihan Kerja di Situbondo.

11) UPT Pelatihan Kerja di Kediri.

12) UPT Pelatihan Kerja di Tulungagung.

13) UPT Pelatihan Kerja di Madiun.

14) UPT Pelatihan Kerja di Ponorogo.

15) UPT Pelatihan Kerja di Bojonegoro.

16) UPT Pelatihan Kependudukan di Balongbendo Sidoarjo

.

STIKOM

(46)

a. UPT mempunyai tugas :

Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam pelatihan keterampilan, pengetahuan, dan Ketatausahaan serta pelayanan masyarakat

b. UPT mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta kerja sama pelatihan.

2) Pelayanan dan penyebar luasan informasi bidang pelatihan . 3) Penyiapan metode, kurikulum, jadwal dan alat peraga pelatihan. 4) Pelaksanaan pemasaran program pelatihan hasil produksi dan jasa

5) Pelaksanaan pelatihan dan uji keterampilan/kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja.

6) Pendayagunaan fasilitas pelatihan .

7) Pelaksanaan ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

1.11 2.10 Kondisi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Kondisi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya saat ini baik dan mengalami kemajuan hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan yang rutin datang untuk melakukan form wajib lapor apabila masa berlakukanya akan selesai. Dari segi pelayanan Bidang Pengawasan sendiri ramah, cepat dalam menangi suatu kendala walaupun inputan datanya masih menggunakan Microsoft Excel.

STIKOM

(47)

Disamping itu juga Dinas Tenaga Kerja juga sering mengadakan suatu kegiatan yang dimana bertujuan memberikan penghargaan kepada perusahaan. Salah satu kegiatan adalah

1. Zero X.

Suatu penghargaan yang diberikan kepada perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak mengalami 0 (nol) kecelakaan karyawan pada saat pembangunan.

2. SMK3

Perusahaan akan mendapatkan peghargaan apabila mengutakaman dan Menerapkan System Manajemen Kesehatan,Keselamatan,kerja (SMK3) dimana ditunjang dengan adanya ada pelatihan.

STIKOM

(48)

1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Dessler (2004 : 2), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi Perencanaan, Perilaku, dan Penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan. Jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, atau gedung.

Hasibuan (2001 : 10), mengemukakan bahwa MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Hal yang sama dikemukakan oleh Heidjrachman (2002 : 5) MSDM adalah

STIKOM

(49)

2 perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.

3.2 Pengawasan

Menurut Winardi (2007 : 27) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang

dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual

sesuai dengan hasil yang direncanakan”.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya. Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:

STIKOM

(50)

3

“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang

diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai

dengan rencana dan peraturan.” Winardi (2007 : 27)

Atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui

yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.” Winardi (2007 : 27)

Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau

diperintahkan.” (Handayani, 2009)

Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan serta menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern

STIKOM

(51)

4 (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).

Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;

b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pengawasan Intern dan Ekstern

Menurut Sutarman (2012:13), Pengawasan intern adalah “Pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang

bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara

pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia.

Menurut Sutarman (2012:13), Pengawasan ekstern adalah “Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi.” Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan

STIKOM

(52)

5 aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang

dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga

dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” (Widjajanto, 2008:2). Lazimnya,

pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap

suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” (Mustakini, 2009:54) Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

STIKOM

(53)

6 Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” (Erni, 2009:31). Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui

“penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai

dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” (Budiyanto, 2009:5) Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan yang telah disahkan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya. Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran

tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.” (Budiyanto, 2009:5)

4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan

untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran

negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya

pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakannegara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

3.3 Form Wajib Lapor Perusahaan

Form wajib lapor adalah “Suatu form wajib lapor perusahaan untuk semua

jenis usaha dimana usaha tersebut mulai dari Pertanian, Peternakan, Kehutanan,

STIKOM

(54)

7 Perburuan, Perikanan, Pertambangan, Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas, Air, Bangunan, Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan serta Hotel, Angkutan, Penggudangan, Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, Jasa Perusahaan, Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Perorangan,

Kegiatan yang belum jelas batasnya.” (Irvan, 2009:117). Form Wajib Lapor

Perusahaan tersebut nantinya berfungsi sebagai hasil dari pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Pengawasan.

3.4 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem adalah sebagai berikut:

Menurut Andri Kristanto (2008:1) adalah Sistem merupakan jaringan kerja

dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh (Riyanto, 2009) sebagai berikut :

Prosedur adalah sebuah perintah yang dapat digunakan untuk membagi

beberapa kejadian dalam suatu kumpulan perintah yang lebih kecil dangan berbagai kelengakapan di dalamnya baik itu pengecekan kondisi, fungsi matematika manpun fungsi string.” (Riyanto, 2009)

STIKOM

(55)

8 Sedangkan definisi menurut Kusrini (2007:5), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

STIKOM

(56)

9

3.5 Karateristik Sistem

Menurut Kusrini (2007:7) Sistem mempunyai beberapa karateristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain :

1) Komponen Sistem (component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama untuk membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.

2) Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.

3) Subsistem

Bagian-bagian dari sistem yang beraktifitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.

4) Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.

5) Penghubung Sistem (Interface)

Media penghubung antara suatu subsitem dengan subsitem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsitem ke subsistem lainnya.

6) Masukan Sistem (Input)

Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.

STIKOM

(57)

10 7) Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

8) Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

9) Sasaran Sistem (Object)

Tujuan yang ingin di capai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

3.6 Konsep Dasar Aplikasi

Aplikasi adalah “penerapan, pengimplementasian suatu hal, data, permasalahan, pekerjaan kedalam suatu sarana atau media yang dapat digunakan untuk menerapkan atau mengimplementasikan hal atau permasalahan tersebut sehingga berubah menjadi suatu bentuk yang baru, tanpa menghilangkan nilai-nilai

dasar dari hal, data, permasalahan atau pekerjaan.” (Kristanto,2003).

3.7 Data

Menurut Herlambang (2005:121) data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang berarti fakta, kenyataan, kejadian atau peristiwa. Jadi data atau fakta adalah kenyataan dari sesuatu kejadian atau peristiwa. Data dapat didefinisikan yaitu kumpulan fakta-fakta yang berupa fisik dan bukan fisik, kejadian-kejadian dan prosedur yang belum diolah manusia atau peralatan yang digunakan oleh manusia.

STIKOM

(58)

11 Kegunaan dari data adalah sebagai bahan dasar yang objektif di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pimpinan organisasi. Data merupakan keterangan yang masih mentah (belum diolah). Agar dapat dipergunakan, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu ke dalam bentuk informasi yang sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan.

3.8 Komputer

Menurut Marlinda (2004:1) Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung (to compute). Dengan demikian komputer dapat diartikan sebagai alat hitung. Komputer bukan sekedar mesin hitung tetapi komputer mempunyai kemampuan yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Komputer dapat melakukan berbagai macam pekerjaan sesuai dengan program yang diberikan. Program adalah sekumpulan instruksi atau perintah terperinci yang sudah dipersiapkan agar komputer dapat melakukan fungsinya dengan cara yang sudah ditentukan. Komputer adalah alat elektronik yang mampu melakukan beberapa pekerjaan diantaranya:

a. Menerima masukan data

b. Memproses masukan sesuai dengan programnya.

c. Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan

STIKOM

(59)

12

3.9 Analisa dan Perancangan Sistem

Penguraian dari suatu Aplikasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis

merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.

STIKOM

(60)

13 Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan Aplikasi terkomputerisasi. (Jogianto, 2008).

3.10 System Flow

Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari

kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. (Jogianto, 2008).

System flowchart adalah urutan proses dalam system dengan menunjukkan

alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. . (Jogianto, 2008).

Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu

yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. . (Jogianto, 2008).

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan

arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem.

1. Terminator

STIKOM

(61)

14 Merupakan bentuk symbol yang digunakan sebagai tanda dimulainya jalan proces atau tanda akhir dari sebuah pengerjaan suatu sistem. Simbol dari Terminator dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Terminator

2. Manual Operation

Digunakan untuk menggambarkan sebuah proses kerja yang digunakan tanpa menggunakan computer sebagai medianya (menggunakan proses manual). Simbol dari Manual Operation dapat dilihar pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Manual Operation

3. Document

[image:61.595.48.556.164.694.2]

Merupakan simbol dari dokumen yang berupa kertas laporan, surat-surat, memo, maupun arsip-arsip secara fisik. Simbol dari Document dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Document

STIKOM

(62)

15 4. Process

Process adalah sebuah bentuk kerja sistem yang dilakukan secara terkomputerisasi. Simbol dari Process dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Process

5. Database

Digunakan sebagai media penyimpanan data yang bersifat terkomputerisasi. Simbol dari Database dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Database

6. Decision

Merupakan operator logika yang digunakan sebagai penentu keputusan dari suatu permintaan atau proses dengan dua nilai, benar atau salah. Simbol dari Decision dapat dilihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Decision

7. Manual input

STIKOM

(63)

16 Digunakan untuk melakukan proses input kedalam database melalui kwyboard. Simbol dari manual input dapat dilihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Manual input

8. Off-Line Storage

Merupakan bentuk media penyimpanan yang berbeda dengan database, dimana media penyimpanan ini menyimpan dokumn secara

manual atau lebih dikenal dengan nama arsip. Simbol dari Off-Line Storage dapat dilihat pada gambar 3.8

Gambar 3.8 Off-Line Storage

9. On-Page Reference

Digunakan sebagai symbol untuk menghubungkan bagan desain sebuah sistem apabila hubungan arus dara yang ada terlalu jauh dalam permasalahan letaknya. Simbol dari On-Page Reference dapat dilihat pada gambar 3.9

STIKOM

(64)
[image:64.595.55.550.153.679.2]

17

Gambar 3.9 On-Page Reference

10.Off-Page Reference

Memiliki sifat yang sedikit berbeda dengan on

Gambar

Tabel 4.1  Transaksi Keadaan Ketenagakerjaan ..............................................
Gambar 3.3 Document
Gambar 3.9 On-Page Reference STIKOM SURABAYA
tabel terhubung dengan satu record pada tabel ini. Misalnya satu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang bertentangan dengan penemuan tersebut antara lain adalah penelitian dari Walen dan Lachman (2000), yang menemukan bahwa persepsi terhadap dukungan sosial

Pelancong sukan aktif ialah mereka yang melancong untuk melibatkan diri dalam sukan aktif yang lasak seperti berbasikal dan selam scuba ataupun untuk tujuan lain seperti

Asas legalitas hukum pidana Indonesia yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dimaksudkan bahwa seseorang baru dapat dikatakan

Hasil uji t yang dilakukan dalam penelitian ini memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,115, hal ini menyatakan bahwa bukti fisik berpengaruh tidak signifikan

Qal qal ah kubra adal ah apabil a ada sal ah sat u dari huruf qal qal ah yang dibaca mat i karena.. Laf az yang mengandung bacaan qal qal ah sughra

127 Provinsi Jawa Tengah secara perseorangan atau kelompok untuk mengunjungi daerah pemilihannya guna menyerap aspirasi masyarakat, (3) Anggota DPRD secara

[r]

Publikasi menggunakan media framing yang divisualisasikan menggunakan foto jurnalistik sebagai medium secara tidak langsung menjadi efektifitas yang dapat memberikan