• Tidak ada hasil yang ditemukan

dietetik usus halus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "dietetik usus halus"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

A. Definisi Penyakit

(21)

Penyakit celiac dapat menyebabkan sakit perut dan diare. Akhirnya, penurunan penyerapan zat gizi (malabsorpsi) yang terjadi dengan penyakit celiac dapat menyebabkan kekurangan vitamin yang akan menguras otak, sistem saraf perifer, tulang, hati dan organ lainnya dari makanan penting.

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit celiac. Anda dapat secara efektif mengelola penyakit celiac dengan mengubah diet Anda.

Tidak ada tanda-tanda dan gejala khas dari penyakit celiac. Kebanyakan orang dengan penyakit ini memiliki keluhan umum, seperti:

 Intermiten diare

 Nyeri perut

 Kembung

Kadang-kadang orang dengan penyakit celiac mungkin tidak memiliki gejala gastrointestinal sama sekali. Gejala penyakit celiac seringkali mirip dengan gangguan dan kondisi lain, seperti sindrom iritasi usus, tukak lambung, penyakit Crohn, infeksi parasit dan anemia.

Penyakit celiac mungkin juga hadir sendiri dengan cara yang kurang jelas, termasuk:

 Lekas marah atau depresi

 Anemia

 Sakit perut

 rasa sakit persendian

 Kejang otot

 Ruam kulit

 Mulut luka

 Gigi dan tulang gangguan (seperti osteoporosis)

 Kesemutan di kaki dan kaki (neuropati)

Beberapa indikasi malabsorpsi zat gizi yang mungkin timbul dari penyakit celiac meliputi:  Penurunan berat badan

 Diare

 Kram perut, gas dan kembung

(22)

 Kotoran Berbau busuk atau keabu-abuan kotoran yang mungkin lemak atau

berminyak

 Stunted growth (pertumbuhan terhambat pada anak)

 Osteoporosis

https://dokterindonesiaonline.com/2012/02/24/

Gejala Penyakit Celiac

(23)

Ketidakampuan tubuh menyerap nutrisi membuat tinja mengandung tingkat lemak yang tinggi. Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa. Gejala lain yang biasa dirasakan penderita penyakit celiac adalah:

 Nyeri pada perut.

 Perut kembung.

 Perubahan frekuensi buang air besar, serta perubahan warna dan bentuk kotoran.

 Turunnya berat badan.

 Kelelahan

 Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki, akibat rusaknya sistem saraf.

 Muntah

 Pembengkakan pada tangan, telapak kaki, lengan serta tungkai kaki, yang disebabkan menumpuknya cairan di jaringan tubuh.

 Rusaknya kepadatan tulang.

 Rusaknya lapisan gigi.

 Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).

 Nyeri pada sendi.

 Gangguan keseimbangan tubuh.

 Gangguan fungsi limpa.

 Nyeri ulu hati.

Gejala yang biasanya dirasakan oleh bayi penderita penyakit celiac adalah:  Rasa sakit.

 Diare kronis.

 Perut kembung.

 Turunnya berat badan hingga kegagalan tumbuh-kembang.

(24)

 Konstipasi.

 Diare.

 Tinggi tubuh di bawah rata-rata.

 Pubertas terlambat.

 Gangguan neurologi, seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan koordinasi otot yang buruk.

Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Celiac

Penyakit celiac disebabkan oleh reaksi tidak normal dari sistem kekebalan tubuh

penderita terhadap gluten. Ini merupakan contoh penyakit autoimun. Namun, penyebab pasti dari reaksi tidak normal sistem kekebalan tubuh ini masih belum diketahui sampai saat ini.

Karena menganggap gluten sebagai ancaman, maka sistem imun tubuh akan memproduksi antibodi. Zat antibodi ini akan membuat bulu-bulu halus (villi) di permukaan usus menjadi rusak, sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan menjadi tidak sempurna.

Terkadang, penyakit celiac baru aktif untuk pertama kalinya sesudah prosedur pembedahan, ketika kehamilan dan kelahiran, karena infeksi virus atau gangguan emosional parah. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit celiac:

Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit celiac, maka risiko untuk terkena penyakit celiac juga lebih besar.

Faktor lingkungan. Seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem

pencernaan, seperti infeksi rotavirus, saat masih anak-anak akan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit celiac.

Kondisi kesehatan. Beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf, down syndrome, sindrom Turner, sindrom Sjorgen, dan penyakit autoimun bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.

Pengobatan Penyakit Celiac

(25)

Selain pada makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin, bahkan lipstik. Beberapa makanan alami yang BEBAS gluten dapat dikonsumsi, contohnya daging dan ikan; sayuran dan buha; produk olahan susu seperti keju, mentega, dan susu; kentang; beberapa jenis tepung bebas gluten seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang; dan nasi

Program diet bebas gluten juga mampu menghilangkan ruam gatal (dermatitis herpetiformis) dari kulit penderita, ditambah dengan pemberian obat-obatan. Dokter juga umumnya meresepkan obat-obatan steroid untuk meredakan peradangan usus kecil.

Untuk bayi penderita penyakit celiac, jangan berikan makanan yang mengandung gluten sebelum ia berusia enam bulan. Biasanya, ASI dan semua susu formula bayi bebas dari kandungan gluten.

Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan vaksinasi ekstra seperti:

 Vaksin flu.

 Vaksin Haemophillus influenza type B dan meningitis C (HiB-MenC) yang melindungi dari sepsis, pneumonia, dan meningitis.

 Vaksin pneumokokus.

Dokter juga akan menyarankan penderita untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini untuk menjamin penderita mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.

Komplikasi Penyakit Celiac

Jika penyakit celiac tidak ditangani atau tetap mengonsumsi makanan yang

mengandung gluten, maka ada beberapa komplikasi yang bisa diidap penderita yaitu:  Malabsorpsi dan malnutrisi. Tubuh penderita tidak bisa menyerap sempurna

nutrisi yang bisa mengakibatkan anemia defisiensi zat besi, osteoporosis, turunnya berat badan, pertumbuhan terhambat, kelelahan, pusing, dan kebingungan.

(26)

Intoleransi laktosa. Penderita akan berisiko intoleransi laktosa karena tubuhnya kekurangan enzim untuk mencerna laktosa, yang biasanya ditemukan pada produk susu seperti keju, susu, atau yogurt.

Kanker. Penderita penyakit celiac memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus dan limfoma usus.

Berat badan bayi lahir rendah. Risiko ini lebih tinggi pada ibu hamil dengan penyakit celiac yang tidak terkontrol.

(27)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dengan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian. Objek pengamatan ini adalah Desa Tambakromo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.Waktu yang dipakai dalam penelitian

Dapat mengetahui semua jenis mangrove yang hidup di Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.. Dapat mengetahui vegetasi

Peri pentingnya melakukan sesuatu amalan dengan ilmu yang benar ini, telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang bermaksud: “Dan janganlah kamu mengikut apa yang

Kepentingan Amerika Serikat atas pemindahan Yerussalem sebagai Ibu Kota adalah untuk Kepentingan Basis Dukungannya dan Merupakan usaha untuk “menghasilkan kr  isis

Kelemahan yang sering dikutip dari Microreactors adalah biaya fabrikasi tinggi, dam tidak cocok dengan padatan biaya scale up yang tinggi sehingga akan

Pengaruh Respiratory Muscle Stretch Gymnastic Terhadap Kapasitas Vital, Gejala Sesak Napas, Tingkat Kecemasan, Kapasitas Exercise , dan Kualitas Hidup Pasien PPOK

“Paradigma lama yang menganggap penduduk lokal menjadi ancaman bagi kawasan telah beru- bah dimana masyarakat sekarang dieratkan dengan sumber daya alam baik secara sosial,

Terdapat beberapa buah negara seperti Sudan, Iran, Pakistan dan Arab Saudi yang memperuntukkan hukuman rejam sebagai salah satu bentuk hukuman negara itu. Di Nigeria,