BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik pada umumnya digunakan untuk tubuh manusia dengan tujuan
sebagai pembersih, kecantikan, meningkatkan daya tarik atau mengubah
penampilan tanpa mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh. Kosmetik saat ini
sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Kosmetik tidak hanya digunakan
untuk fungsi estetika, akan tetapi berperan dalam penyembuhan dan perawatan
kulit. Meski bukan kebutuhan primer, namun kosmetik merupakan salah satu
produk yang digunakan secara rutin dan terus-menerus oleh manusia.
Salah satu kosmetik yang sering digunakan oleh wanita adalah lipstik
(Mamoto dan Citraningtyas, 2013). Lipstik merupakan campuran dari lilin,
minyak dan pewarna dalam berbagai konsentrasi untuk menghasilkan suatu
produk akhir (Barel, et al., 2009). Lipstik digunakan untuk mewarnai bibir
sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh
menyebabkan iritasi pada bibir (Mukaromah dan Maharani, 2008). Lipstik juga
digunakan untuk melembabkan bibir yang dapat kering karena akibat dari cuaca
yang kering ataupun dingin (Ditjen POM RI, 1985). Lipstik harus aman dan tidak
mengandung bahan-bahan berbahaya yang melebihi batas yang ditetapkan karena
dapat ikut masuk bersama makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Lipstik dapat menjadi tidak aman bila tercemar oleh logam berat, yang
dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Logam berat merupakan
komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi ataupun
dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya karena dapat terjadi
bioakumulasi (Agustina, 2010). Logam berat yang terakumulasi pada jaringan
tubuh apabila melebihi batas toleransi, dapat menimbulkan keracunan bagi
manusia (Widowati, 2011). Contoh logam yaitu timbal (Pb), kadmium (Cd),
merkuri (Hg), arsenik (As) dan lain-lain (Agustina, 2010).
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab pencemaran kadmium dan
timbal pada lipstik adalah bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung
Pb seperti pada beewax yang mengandung Pb ≤10 ppm. Pewarna yang digunakan
mengandung kadmium dan timbale seperti iron oxide yang mengandung kadmium
≤ 1 ppm dan timbal ≤ 10 ppm (Rowe, et al, 2009). Selain itu, cemaran kadmium
dan timbal dapat tercemar pada saat produksi seperti berasal dari solder kadmium
dan timbal atau pada peralatan untuk produksi lipstik yang menggunakan cat
mengandung kadmium dan timbal (Nourmoradi, et al., 2013; Hepp, et al., 2009).
Pasar Petisah adalah salah satu pasar tradisioanal di kota Medan yang
lokasinya berdekatan dengan hipermarket yang sangat terkenal. Namun, pasar
yang pertama kali berdiri sejak tahun 1973 ini masih mampu menunjukkan
eksistensinya, meskipun fasilitas yang ditawarkan tidak selengkap fasilitas di
supermarket maupun hipermarket. Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumen
setiap harinya yang mencapai 2.500 orang. Salah satu daya tarik yang dimiliki
oleh Pasar Petisah adalah konsumen dapat menawar harga barang yang dijual
pedagang sampai dengan 50% (Diana, 2008).
Pasar Petisah merupakan pasar tradisional yang mudah dijangkau
masyarakat kota Medan. Di pasar Petisah kota Medan ini terdapat sekitar 25
pedagang kosmetika yang menjual lipstik impor dan dalam negeri. Dari survey
yang dilakukan di Pasar Petisah Medan, ditemukan bahwa masih banyak terdapat
lipstik yang dipasarkan tanpa merek dan dijual dengan harga yang relatif murah
bahkan sangat murah, dimana pada kemasannya tidak memiliki nomor bats dan
nomor registrasi dan dikhawatirkan produk tersebut mengandung cemaran logam
berat yang berbahaya bila terakumulasi pada jaringan tubuh (Sihite, 2015).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui ada atau
tidaknya cemaran logam berat timbal dalam lipstik yang beredar di Pasar Petisah
Medan. Pemeriksaan secara kuantitatif timbal dapat dilakukan beberapa cara
antara lain dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom,
(Gandjar dan Rohman, 2007). Metode Spektrofotometri Serapan Atom memiliki
beberapa kelebihan antara lain mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi
kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, interferensinya sedikit,
(Gandjar dan Rohman, 2007), ketelitiannya sampai tingkat runut, dan tidak
memerlukan pemisahan pendahuluan (Khopkar, 1985). Oleh karena itu, metode
ini dipilih untuk penetapan kadar timbal dan kadmium dalam lipstik.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah lipstik yang beredar di Pasar Petisah Medan mengandung logam
timbal dan kadmium?
2. Berapa kadar logam timbal dan kadmium yang terdapat dalam lipstik
tersebut?
1.3 Hipotesis
1. Lipstik yang beredar di Pasar Petisah Medan masih ada yang mengandung
logam timbal dan kadmium.
2. Lipstik yang beredar di Pasar Petisah Medan mengandung logam timbal
dan kadmium dengan kadar tertentu.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya logam timbal dan kadmium pada lipstik yang
beredar di Pasar Petisah Medan.
2. Untuk menentukan kadar logam timbal dan kadmium pada lipstik yang
beredar di Pasar Petisah Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian, dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang adanya timbal dan kadmium yang terkandung di dalam lipstik yang
beredar di Pasar Petisah Medan.