SKRIPSI
Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
Nama : M. Anggalika Yogi Fathoni NIM : 20120610016
Jurusan : Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
SKRIPSI
Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
Nama : M. Anggalika Yogi Fathoni NIM : 20120610016
Jurusan : Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
v Harimurti Yudhoyono)
2. Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua tertawa bahagia, tetapi
hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematian mu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum (Mahatma Gandhi)
3. Bukan jatuhnya yang penting, tapi bangkitnya (Mario Teguh)
4. Jika ingin mencari-cari alasan, lupakanlah kesuksesan. Tapi jika ingin mencari
vi
1. Bapak dan Ibu tercinta Bapak Khumaidi, Bapak Legimin, Ibu Sri Rahayu
selaku orang tua penulis
2. Adik-adikku yang sangat saya cintai dan saya banggakan Muhammad
Attalarik dan Ivan Avreza Mas Angga sayang kalian
3. Kakek dan Nenekku tersayang, semoga ini bisa membuat kalian bangga
vii
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini yang berjudul “PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI BADAN
KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL
NEGARA DI KABUPATEN BOYOLALI”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan
sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum dalam
program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat,
perhargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Trisno Raharjo, S.H, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas izin yang telah diberikan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Leli Joko, S.H, M.Hum selaku Ketua Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Bagus Sarnawa S.H, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang
telah dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan
pengarahan serta telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam
viii
membimbing dan mengarahkan Tugas Akhir Skripsi.
5. Bapak Beni Hidayat, S.H., M.HumSelaku Dosen dan Ketua Majelis ujian
Skripsi.
6. Bapak Karsino selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Boyolali yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian
7. Ibu Siti Askariyah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian
DaerahKabupaten Boyolali yang telah memberikan informasi dan
kesediaannya untuk melakukan wawancara
8. Ibu Nastiti selaku Kepala Sub Bidang Pembinaan Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Boyolali yang telah memberikan informasinya dan
bersedia untuk melakukan wawancara
9. Segenap DosenFakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
atas ilmu yang sudah diberikan dan seluruh karyawan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, atas pelayanan dan
kerjasamanya.
10.Almamaterku Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
11.Sahabat dan teman-teman angkatan 2012 Fakultas Hukum atas segala
kebersamaan dan kenangan yang indah yang selama ini banyak
ix
membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Diatas segalanya ungkapan syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT
yang telah menganugerahkan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan untuk perkembangan
ilmu pengetahuan serta berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 30 Mei 2016
Penulis
x
Halaman Perstujuan ...ii
Halaman Pengesahan ...iii
Halaman Pernyataan Keaslian Penulisan Skripsi ...iv
Halaman Persembahan ...v
Halaman Motto ...vi
Kata Pengantar ...vii
Daftar Isi ...x
Abstrak ...xiii
Daftar Tabel...xiv
Bab I Pendahuluan ...1
A. LatarBelakang ... 1
B. RumusanMasalah ... 5
C. TujuanPenelitian ... 5
xi
A. Aparatur Sipil Negara... 7
1. Pengertian Aparatur Sipil Negara...7
2. Jenis-Jenis Aparatur Sipil Negara...10
3. Asas, Prinsip, Nilai dasar, kode etik,...11
4. Kedudukan, Hak dan Kewajiban ASN...14
5. Pembinaan Aparatur Sipil Negara...24
B. Badan Kepegawaian Daerah...33
1. Pengertian Badan Kepegawaian Daerah...33
2. Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah...34
Bab III METODE PENELITIAN ...39
A. JenisPenelitian ...39
B. Lokasi Penelitian...39
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian...40
D. Narasumber...42
E. Analisis Data...42
Bab IV Hasil Penelitian dan Analisa ...43
A. Profil BKD Kabupaten Boyolali...43
xii
Bab V Penutup ...81
A. Kesimpulan ...81.
B. Saran ...82
Daftar Pustaka
xiv
Tabel 1. Rekapitulasi ASN Kabupaten Boyolali berdasar jenis
kelamin...68
Tabel 2. Rekapitulasi ASN Kabupaten Boyolali berdasar
Pendidikan...69
Tabel 3. Rekapitulasi ASN Kabupaten Boyolali berdasar
jabatan...70
Tabel 4. Rekapitulasi ASN berdasar
Eselon...71
Tabel 5. Pelanggaran Disiplin ASN Kabupaten Boyolali
xiii
Penelitian ini merupakan penelitian hokum normatif dan empiris yang bersifat deskriptif. Lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali.Jenis data yang digunakan adalah data primer dansekunder. Data primer adalah data utama yang didapatkan dari wawancara kepada anggota Ibu Siti Askariyah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah dan Ibu Nastiti selaku Kepala Sub Pembinaan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan tugas fungsi Badan Kepegawaian Daerah dalam pembinaan aparatur sipil negara. Data sekunder adalah data yang mendukung data primer baik data dari internet maupun kepustakaan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dan penelitian kepustakaan. Analisis data kualitatif dengan model interaktif data.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pelaksanaan Tugas Fungsi Badan Kepegawaian Daerah dalam Pembinaan Aparatur Sipil Negara Di Kabupaten Boyolali, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :BahwaPembinaannya dilakukan dengan 2 cara yaitu Pembinaan Preventif yaitu pembinaan yang berupaya untuk menanggulangi atau mencegah pelanggaran yaitu dengan disosialisasikannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS dan Pelaksanaan Inspeksi Mendadak kepada jajaran instansi, sedangkan Pembinaan Korektif yaitu pembinaan setelah terjadinya pelanggaran yaitu para Aparatur Sipil Negara yang melakukan pelanggaran akan didata kemudian di bina dan kemudian ditentukan kualifikasinya apakah masuk kategori hukuman disiplin ringan, sedang dan berat, sedangkan Faktor pendukungnya yaitu adanya kebijakan dari atasan yang mendukung serta kebijakan anggaran yang memadai lalu faktor penghambatnya yaitu kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai tugas, pokok dan kompetensinya serta luasnya wilayah yang harus dijangkau dalam rangka pembinaan .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN)
untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan
negara dalam pembangunan, perlindungan dan pelayanan masyarakat guna
mendorong kebutuhan serta kepentingan masyarakat. Rakyat menghendaki
agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam
menanggulangi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), sebagaimana
diamanatkan dalam TAP MPR NOMOR XI/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas KKN. Orientasi pada
kekuasaan yang kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin
jauh dari misinya untuk melayani publik.
Proses penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good
Governance) diperlukan adanya langkah pembaharuan atau reformasi
birokrasi. Penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance)
dalam administrasi publik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan merupakan wujud responsibilitas pemerintah terhadap
tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan bangsa dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sering mendapat sorotan terhadap
kinerjanya, dikarenakan image yang tercipta dari PNS terlanjur buruk,
seperti kurang produkttif, suka korupsi, dan menghamburkan uang negara,
rendahnya etos kerja, sering bolos dan lain-lain. Tingkat kinerja pegawai
masih di bilang rendah karena kebanyakan dari mereka hanya datang,
mengisi absen, ngobrol lalu pulang tanpa memberikan jasa mereka dalam
suatu pekerjaan. Melihat berbagai permasalahan yang timbul maka
dibuatlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara yang meliputi standar rekrutmen yang berbasis merit sistem,
peraturan kerja pegawai aparatur negara, hingga sanksi yang diberlakukan
jika melnggar UU tersebut.
Keluarnya UU tersebut diharapkan dapat membawa perubahan dan
manajemen kepegawaian serta pengembangan kapasitas pegawai di
Indonesia yang berdampak pada kinerja ASN yang nantinya akan diukur
setiap tahun secara individual dan sistem penggajian yang berdasar pada
beban kerja yang diberikan. Alasan lain pembuatan UU ASN ini karena di
era sekarang kebanyakan birokrasi lebih mengabdi pada kepentingan
politik yang sedang berkuasa, bukan untuk melayani kepentingan publik,
padahal pada hakekatnya birokrasi merupakan abdi negara yang memenuhi
dan melayani kepentingan publik.
Boyolali sebagai daerah otonom mempunyai kewajiban dalam
melaksanakan manajemen pegawai dalam rangka menjalankan organisasi
oleh Badan Kepegawaian Daerah sampai tahun anggaran 2015 tak kurang
dari 10.200 pegawai,1 sehinnga menjadi tugas yang cukup berat bagi
lembaga ini untuk mengelolanya. Masalah kepegawaian yang sering
ditemui yaitu tidak profesionalnya pegawai, tingkat kedisiplinan yang
kurang dan persebaran pegawai yang tidak merata yang terpusat di kota.
Masih banyak aparatur di Kabupaten Boyolali yang kurang disiplin dalam
mematuhi jam kerja, dan tindakan oknum yang melakukan tindakan
indisipliner telah menunjukkan kinerja para Aparatur Sipil Negara di
Kabupaten Boyolali yang cukup rendah. Aparatur Sipil Negara menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin,
Aparatur Sipil Negara berkewajiban menjadi teladan sebagai warganegara
yang baik dalam masyarakat sehingga segala aktifitas dan ucapannya
dijadikan panutan dalam masyarakat.
Pendayagunaan aparatur pada dasarnya tidaklah dapat dipisahkan
dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh yang merupakan
segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan
tenaga kerja dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan
masalah pokoknya terutama berkisar pada penerimaan, pengembangan,
pemberian balas jasa dan pemberhentian.2
1
‘’Jumlah ASN BKD Kabupaten Boyolali’’, dalam wikipins.com/boyolali-kekurangan-200-pns/, diakses tanggal 23 Maret 2016, jam 21.40
2
Penilaian kinerja Aparatur Sipil Negara sebenarnya diandarkan pada
idealisme menurut sistem birokrasi rasional yaitu setiap aparatur dituntut
berprestasi, bertanggung jawab guna mencapai efektivitas pelayanan
publik. Penilaian itu dalam birokrasi nasional dimaksudkan sebagai
mekanisme imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Artinya para
aparatur sipil negara yang mempunyai nilai baik yaitu bekerja secara
sungguh-sungguh dan bertanggungjawab, maka ia akan memperoleh
penghargaan yang layak, contohnya yaitu kenaikan karier yang lebih
diprioritaskan dibanding rekan-rekannya, naik jabatan lebih tinggi
dibanding rekan-rekannya, pujian dari atasannya atau dalam pentuk
pemberian uang atau barang yang pantas. Sebaliknya aparatur yang
mempunyai nilai rendah dan bekerja secara asal-asalan maka sudah
sepantasnya akan mendapat hukuman yang layak, contohnya
rekan-rekannya sudah naik pangkat tidak naik pangkat atau ditunda kenaikan
pangkatnya untuk periode tertentu, otomatis jika tidak naik pangkat maka
tidak ada kenaikan jabatan yang berimbas tidak adanya kenaikan
penghasilan. Dengan demikian karier setiap aparatur tergantung dari
masing-masing individu karena yang dinilai kualitas pekerjaannya.
Selama 2014, sebanyak 15 Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Kabupaten Boyolali terkena sanksi indisipliner. Tetapi, 3 ASN dipecat.3Ini
menunjukkan bahwa tingkat disiplin para aparatur sipil negara sangat
3
rendah untuk itu kita harus tingkatkan kedisiplinan para aparatur agar
semakin giat bekerja.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka pembinaan sangat
diperlukan agar para Aparatur Sipil Negara lebih giat bekerja karena
pembinaan dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
aparatur untuk dapat bekerja secara profesional dalam rangka
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan tugas, fungsi Badan Kepegawaian Daerah
dalam pembinaan Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Boyolali ?
2. Apa saja faktor yang menghambat dan mendukung pelaksanaan tugas,
fungsi Badan Kepegawaian Daerah dalam pembinaan Aparatur Sipil
Negara di Kabupaten Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas, fungsi Badan Kepegawaian
Daerah dalam pembinaan Aparatur Sipil Negara di Kabupaten
Boyolali
2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan
pendukung pelaksanaan tugas, fungsi Badan Kepegawaian Daerah
D. Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
Agar dapat digunakan sebagai literatur atau referensi bagi penelitian
berikutnya yang terkait tentang pembinaan Aparatur Sipil Negara
khususnya di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali serta untuk
mengetahui dan memahami masalah yang terjadi dalam instansi
pemerintah.
B. Manfaat Praktis
a) Bagi pemerintah, agar menjadi masukan dan bahan pertimbangan
dalam pengambilan langkah-langkah kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pemerintahan yang akan datang
b) Bagi masyarakat, agar dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
melaksanakan tugas yang diberikan, baik bagi pekerja maupun
mahasiswa
c) Bagi penulis, agar menjadi bahan pembelajaran untuk melatih dan
mengasah daya pikir dalam melihat permasalahan yang terjadi di
BAB II
TINJAUAN TENTANG KEPEGAWAIAN
A. Aparatur Sipil Negara
1. Pengertian Aparatur Sipil Negara
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi Pemerintah.1 Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.2
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.3
a. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Logemann dengan menggunakan kriteria yang bersifat materiil
mencermati hubungan antara Pegawai Negeri dengan memberikan
1
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
2
Ibid Pasal 1 angka 2
3
pengertian Pegawai Negeri setiap pejabat yang mempunyai hubungan dinas
dengan negara.4 Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia , ‘’Pegawai’’ berarti ‘’orang yang bekerja pada pemerintah
(perusahaan dan sebagainya) sedangkan ‘’Negeri’ berarti negara atau
pemerintah. Jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada
pemerintah atau negara.5
Sedangkan menurut Mahfud MD pengertian pegawai negeri dalam
buku Hukum Kepegawaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian
stipulatif dan pengertian ekstensif (perluasan pengertian
a.Pengertian Stipulatif
Pengertian yang bersifat stipulatif (penetapan tentang makna yang
diberikan oleh undang-undang) tentang pegawai negeri terdapat dalam
Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat(1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999. Pengertian yang terdapat pada Pasal 1 angka 1 berkaitan dengan
hubungan pegawai negeri dengan pemerintah, atau mengenai kedudukan
pegawai negeri. Pengertian Stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi
sebagai berikut.6
1.Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah, setiap
warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
4
Muchsan, 1982, Hukum Kepegawaian, Bina Aksara, Jakarta, halaman 10
5
W.J,S Poerwadarminta, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, halaman 702
6
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku
2.Pasal 3 ayat 1 menyebutkan Pegawai Negeri berkedudukan sebagai
aparatur negara, yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
Pengertian Stipulatif berlaku dalam pelaksanaan semua
peraturan-peraturan-peraturan kepegawaian, dan pada umumnya dalam pelaksanaan
semua peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan definisi lain.7
b. Pengertian ekstensif
Pegawai Negeri berkaitan dengan pengertian stipulatif, ada
beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai Negeri menurut
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009. Hal tersebut dalam hal tertentu
dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, artinya
disamping pengertian stipulatif ada pengertian yang hanya berlaku pada
hal-hal tertentu.8 Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974
tentang pembatasan kegiatan Pegawai Negeri dalam usaha swasta.9
Pengertian stipulatif dan ekstensif merupakan penjabaran atas
maksud dari keberadaan Pegawai Negeri Sipil dalam hukum kepegawaian.
Pengertian tersebut terbagi dalam bentuk dan format yang berbeda, namun
pada akhirnya dapat menjelaskan maksud pemerintah, dalam
memposisikan penyelenggara negara dalam sistem hukum yang ada,
karena pada dasarnya jabatan negeri akan selalu berkaitan dengan
penyelenggara negara yaitu Pegawai Negeri Sipil.
Berkaitan dengan pengertian Pegawai Negeri atau seseorang dapat
disebut Pegawai Negeri apabila memenuhi beberapa unsur yaitu:
a. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang
c. Diserahi tugas dalam jabatan suatu negeri
d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Jenis Pegawai Aparatur Sipil Negara
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, yang menjelaskan Pegawai Aparatur Sipil Negara terdiri dari :
a. PNS
b. PPPK
PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan pegawai
ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan pegawai
ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan instansi Pemerintah dan
Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
menyelenggarakan tugas-tugas negara atau pemerintahan adalah pegawai
negeri, karena kedudukan pegawai negeri adalah sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat, juga pegawai negeri merupakan tulang punggung
pemerintah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam
B. Aparatur Sipil Negara sebagai profesi berlandaskan prinsip sebagai
berikut
a. nilai dasar
b. kode etik dan kode perilaku
c. komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan
publik
d. kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas
e. kualifikasi akademik
f jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
g profesionalitas jabatan
C. Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. memegang teguh ideologi
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan pemerintahan yang sah
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
g memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan dan
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien
i memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
j tidak menyalahgunakan informasi intern, negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
4. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Aparatur Sipil Negara
a. Kedudukan Aparatur Sipil negara
1) Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur sipil negara
2) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
instansi pemeintah
3) Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
b. Hak Aparatur Sipil Negara
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai
kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk memenuhi
kebutuhannya,seperti bekerja untuk memperoleh uang bagi
pemenuhan kebutuhan. Manusia dalam kajian ekonomi disebut
sebagai sumber daya karena memiliki kecerdasan, melalui kecerdasan
yang semakin meningkat mengakibatkan manusia dikatakan sebagai
homo sapiens, homo politikus, dan homo ekonomikus dan dalam
kajian yang lebih mendalam dapat dikatakan pula bahwa manusia
adalah zoon politicon. Berdasarkan perkembangan dunia modern,
dalam prosesnya setiap individu akan berinteraksi dalam masyarakat
yang semakin meluas dan perkembangan berikutnya adalah
dimulainya konsep organisasi yang melingkupi bidang pemerintahan,
sehingga manusia dapat dikatakan sebagai homo adminitratikus dan
organization man.10
Menurut Herzberg, setiap manusia memerlukan dua kebutuhan
dasar, yaitu:
a. kebutuhan menghindari dari rasa sakit dan kebutuhan
mempertahankan kelangsungan hidup
b. kebutuhan untuk tumbuh, berkembang dan belajar.11
10
Sondang P Siagian, 1996, Filsafat administrasi, Gunung Agung, Jakarta, hlm 9-10
11
Adapun Hak-Hak pegawai Aparatur Sipil Negara menurut
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 21 yaitu Pegawai Negeri Sipil
berhak atas :
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. cuti
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. perlindungan
e. pengembangan kompetensi
Hak Pegawai Pemrintah dengan Perjanjian Kerja, PPPK berhak
memperoleh
a. gaji dan tunjangan
b. cuti
c. perlindungan dan
d. pengembangan kompetensi
Hak-Hak Pegawai ASN seperti yang telah dipaparkan diatas dapat
Dijelaskan lebih lanjut yaitu dalam hak gaji maksudnya pemberian
gaji disebabkan pada dasarnya setiap Aparatur Sipil Negara beserta
keluarganya harus dapat hidup layak dari gajinya, sehingga dengan
demikian ia dapat memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk
melaksanakan tugas yang ditugaskan kepada pegawai negeri sipil
tersebut. Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja
merupakan hak Pegawai Negeri Sipil maksudnya cuti diberikan
sebagai hak bagi Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjamin
kesegaran jasmani rohani serta kepentingan Pegawai Negeri Sipil.
Dalam hal ini bahwa Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti yaitu tidak
masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua adalah hak yang diberikan
kepada setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan berhak atas pensiun. Yang dimaksud pensiun adalah
jaminan di hari tua yang diberikan sebagai balas jasa terhadap
pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Untuk mendapatkan hak pensiun harus memenuhi syarat
diantaranya
a. telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun
b. telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
c. memiliki masa kerjasekurang-kurangnya 20 tahun
Hak perlindungan yang diberikan oleh Pegawai Negeri Sipil
maksudnya apabila Pegawai Negeri Sipil ditimpa oleh suatu
kecelakaan dalam atau karena sedang menjalankan tugas
kewajibannya, maka Pegawai Negeri berhak atas perlindungan atas
sesuatu kecelakaan itu dengan memperoleh perawatan dan Pegawai
Negeri itu tetap menerima penghasilan penuh. Pegawai Negeri apabila
tugasnya dan tidak dapat bekerja kembali berhak atas perlindungan
yaitu dengan memberikan tunjangan.
d. Kewajiban Aparatur Sipil Negara
Kewajiban Pegawai Negeri adalah segala sesuatu yang wajib
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut
Sastra Djatmika, kewajiban Pegawai Negeri dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu :
a. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan
b. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan
suatu tugas dalam jabatan, melainkan dengan kedudukan sebagai
Pegawai Negeri pada umumnya
c. Kewajiban-kewajiban lainnya.12
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ditetapkan
kebijakan bahwa kewajiban Aparatur Sipil Negara sebagai berikut :
a. setia dan taat pada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
b. menjanga persatuan dan kesatuan bangsa
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
12
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.
5. Fungsi, Tugas, dan Peran Aparatur Sipil Negara
a. Pegawai ASN berfungsi sebagai :
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
b. Pegawai ASN bertugas :
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
dan
3) Mempererat persatuan dan kesatauan Negara Kesatuan Republik
c. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pegawai Negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi
masyarakat yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur
negara yang bertugas membantu Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
dalam menyelenggarakan pemerintahan, tugas melaksanakan peraturan
perundang-undangan, dalam arti kata wajib mengusahak agar setiap
peraturan perundang-undangan ditaati oleh setiap masyarakat. Dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan pada umumnya, Pegawai
Negeri Sipil diberikan tugas kedinasan untuk melaksanakan tugas tersebut
dengan sebaik-baiknya.
Sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat setiap Pegawai Negeri
Sipil harus mampu meletakkan kepentingan kepentingan Negara dan
kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai
abdi Negara seorang Pegawai Negeri juga wajib setia dan taat kepada
Pancasila sebagai sebagai filsafah dan ideologi Negara, kepada
Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintahan. Dalam hal ini Pegawai
dapat memusatkan segala perhatian dan fikiran serta menyerahkan daya
dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan serta berdaya dan berdaya guna. Kesetiaan dan ketaatan
penuh yang berarti Pegawai Negeri Sipil sepenuhnya berada dibawah
pimpinan pemerintahan dan sebagai abdi masyarakat. Pegawai negeri
harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mayarakat.
6. Jabatan Aparatur Sipil Negara
Jabatan ASN terdiri atas Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional,
dan Jabatan Pimpinan Tinggi
a. Jabatan Administrasi terdiri atas jabatan admiistrator, jabatan
pengawas dan jabatan pelaksana. Pejabat dalam jabatan administrator
adalah pejabat yang bertanggung jawab memimpin pelaksanaan
seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan. Pejabat dalam jabatan pengawas ialah pejabat
yang bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana. Pejabat dalam jabatan pelaksana
ialah pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
b. Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional
keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan fungsional
1)Ahli utama
2)Ahli madya
3)Ahli muda
4)Ahli pratama
Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas :
1)Penyelia adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan
keterampilan, pendidikan, dan pengalamannya untuk
melaksanakan fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan jabatan
fungsional keterampilan
2)Mahir adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan
keterampilan, pendidikan dan pengalamannya untuk
melaksanakan fungsi utama dalam jabatan fungsional
3)Terampil adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan
keterampilan, pendidikan, dan pengalamannya untuk
melaksanakan fungsi lanjutan dalam jabatan fungsional
keterampilan
4)Pemula adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan
keterampilan, pendidikan dan pengalamannya untuk pertama kali
dan melaksanakan fungsi dasar dalam jabatan fungsional
keterampilan
c. Jabatan Pimpinan Tinggi
1) Jabatan pimpinan tinggi utama meliputi kepala lembaga
pemerintah nonkementrian
2) Jabatan pimpinan tinggi madya meliputi sekretaris jenderal
kementrian, sekretaris kementerian, sekretaris utama, sekretaris
jenderal kesekretariatan lembaga negara, sekretaris jenderal
lembaga nonstruktural, direktur jenderal, deputi, inspektur
jenderal, inspektur utama, kepala badan, staf ahli menteri, Kepala
Sekretariat Presiden, Kepala Sekretariat Wakil Presiden,
Sekretaris Militer Presiden, Kepala Sekretariat Dewan
Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah provinsi, dan jabatan
yang setara
3) Jabatan pimpinan tinggi pratama meliputi direktur, kepala biro,
asisten deputi, sekretaris direktorat jenderal, sekretaris
inspektorat jenderal, sekretaris kepala badan, kepala pusat,
inspektur, kepala balai besar, asisten sekretariat daerah provinsi,
sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala dinas/kepala badan
povinsi, sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
jabatan lain yang setara.
Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan memotivasi
setiap pegawai ASN pada instansi pemerintah melalui:
a. Kepeloporan dalam bidang
b. Keahlian profesional
d. Kepemimpinan manajemen
e. Pengembangan kerja sama dengan instansi lain
f. Keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan
melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN.
B. Tinjauan Umum Tentang Pembinaan Aparatur Sipil Negara
1. Pengertian Pembinaan Aparatur Sipil Negara
Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap
pola hidup yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup
tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha
menata ulang pola kehidupannya.
Hidayat, memberikan uraian bahwa pembinaan adalah suatu usaha
yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, dan terarah untuk
meningkatkan sikap dan keterampilan seseorang dengan tindakan-tindakan,
pengarahan, pembimbingan, pengembangan dan stimulasi dan pengawasan
untuk mencapai suatu tujuan.13
Pembinaan merupakan suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan
menjadi lebih baik, pembinaan menunjukkan adanya kemajuan,
peningkatan, perubahan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang,
atau peningkatan atas sesuatu.14 Pengertian diatas mengandung dua hal
yaitu: pertama, bahwa pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses
13
Hidayat, S, 1985, Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, hlm.10
14
atau pernyataan dari suatu tujuan ; kedua, pembinaan bisa menunjukkan
kepada perbaikan atas sesuatu. Pengertian lain dikemukakan oleh Raharjo
dkk, bahwa pembinaan dalam manajemen sumber daya manusia adalah
upaya untuk menaikkan potensi dan kompetensi melalui pendidikan formal
maupun informal, pembinaan menurut pengertian diatas, bertujuan untuk
menggali potensi dan kompetensi pegawai.15 Potensi dan kompetensi
pegawai perlu terus dibina agar dapat meningkatkan kualitas kerja.
Pembinaan adalah proses mengarahkan yang dilakukan seorang
manajer untuk melatih dan memberikan orientasi kepada seorang karyawan
tentang realitas di tempat kerja, dan membantunya mengatasi hambatan
dalam mencapai prestasi optimal. Pembinaan erat kaitannya dengan kata
membina, membimbing, yaitu proses pemberian dukungan oleh manajer
umtuk membantu seorang karyawan mengatasi masalah pribadi di tempat
kerja atau masalah yang muncul akibat perubahan organisasi yang
berdampak pada prestasi kerja.16 Pembinaan pegawai dapat diartikan
sebagai suatu kebijaksanaan agar perusahaan (organisasi) memiliki pegawai
yang handal dan siap menghadapi tantangan. Kegiatan dalam pembinaan
yang dilakukan antara lain, pembentukan sikap mental yang loyal,
peningkatan keterampilan dan kecakapan melaksanakan tugas organisasi.17
Rencana pembinaan harus berkait dengan sistem penghargaan agar pegawai
bersemangat untuk mengabdi dan setia pada organisasi.
Pembinaan diberikan batasan yang sempit, yaitu upaya untuk
meningkatkan kecakapan dan keterampilan karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan. Istilah pembinaan dalam administrasi kepegawaian diberikan
pengertian yang luas, meliputi berbagai unsur kegiatan seperti
pengembangan karier, perpindahan, pendidikan dan pelatihan, sampai
dengan kesejahteraan diluar gaji. Pembinaan dalam konteks pembahasan
administrasi kepegawaian, pembinaan pegawai diartikan sebagai proses
pembentukan sosok pegawai yang diinginkan organisasi.18 Kegiatan
pembinaan tersebut meliputi pembentukan sikap mental yang loyal dan setia
pada pemerintah dan negara yang berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta peningkatan
keterampilan dan kecakapan melaksanakan tugas organisasi. Langkah sulit
dalam pembinaan adalah mengubah sikap mental dan meningkatkan
kemampuan mereka yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri.19
Untuk meningkatkan SDM Aparatur Sipil Negara, maka diperlukan
adanya pendidikan dan pelatihan bagi aparatur negara sebagai investasi
manusia yang tidak bisa dilaksanakan oleh suatu organisasi, tidak saja
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja, juga dalam rangka
mempercepat pemantapan perwujudan perilaku yang diinginkan.
Aparatur Sipil Negara mempunyai peeranan yang sangat penting
sebab Aparatur Sipil Negara merupakan unsur untuk menyelenggarakan
pemerintah dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
18
Tayibnapis Burhannudin A, Op Cit, hlm.136
19
negara.Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas
tugas-tugas lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu
cepat perlu upaya-upaya untuk memperlancar tugas-tugas Aparatur Sipil
Negara.
Upaya tersebut tentunya tidak mudah, untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan dibutuhkan
Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil
melalui pembinaan yang dilaksanakan berkelanjutan yang berdasarkan Pasal
75 UU No 5 Tahun 2014 bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan
ASN yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
Sistem prestasi kerja adalah sistem kinerja objektif Pegawai Negeri
Sipil dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kompetensinya,Dengan
demikian, diperoleh penelitian yang objektif terhadap kinerjanya. 20
Penyusunan standar kompetensi jabatan merupakan kegiatan dinamis,
dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, standar
kompetensi jabatan harus selalu dievaluasi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi.
Dengan demikian, pembinaan memegang peranan penting demi
tercapainya pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu pembinaan merupakan
20
langkah akhir untuk menjamin pegawai memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.21
Aparatur Negara dalam melaksanakan pembinaan diperlukan adanya
landasan hukum yang kuat dan memuat ketentuan yang tegas sebagaimana
tertulis dalam buku Burhanudin yang berjudul Administrasi Kepegawaian
antara lain :
1. Pegawai Negeri Sipil : adalah unsur Aparatur Negara, Abdi
Masyarakat dan Abdi Negara
2. Pegawai Negeri Sipil harus setia dan taat sepenuhnya pada
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah
3. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan secara terintegrasi,
yaitu adanya ketentuan pembinaan yang sama terhadap segenap
Pegawai Negeri Sipil, baik Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun
Pegawai Negeri Sipil Daerah
4. Pelaksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil didasarkan atas sistem
karier dan sistem prestasi kerja
5. Sistem penggajian yang mengarah pada penghargaan terhadap
prestasi kerja dan besarnya tanggung jawab
6. Satuan organisasi lembaga pemerintah mempunyai jumlah dan
kwalitas pegawai yang rasional berdasarkan jenis, sifat dan beban
kerja
21
7. Tindakan korektif terhadap Pegawai Negeri Sipil yang nyata-nyata
melakukan pelanggaran terhadap norma hukum dan
norma-norma kepegawaian
8. Pembinaan dan pengembangan jiwa korsa yang bulat untuk
menjamin keutuhan dan kekompakan segenap Pegawai Negeri Sipil
9. Pengembangan sistem administrasi yang berdaya guna dan pengawasan yang berhasil guna.22
2. Tujuan Pembinaan Aparatur Sipil Negara
Pembinaan Aparatur Negara yang diorientasikan kepada kemampuan,
kesetiaan pengabdian dan tanggung jawab Pegawai Negeri terhadap bangsa
dan Negara, merupakan salah satu usaha untuk mengimbangi laju
pembangunan dan menghadapi era globalisasi pasar bebas, adapun yang
menjadi tujuan dari pembinaan Pegawai Negeri adalah sebagai berikut :
1. Diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil
guna
2. Meningkatkan mutu dan keterampilan dan memupuk kegairahan
kerja
3. Diarahkan menuju terwujudnya komposisi pegawai, baik dalam
jumlah maupun mutu yang memadai, serasi, dan harmonis
22
4. Terwujudnya Pegawai yang setia dan taat kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan terwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa
5. Ditujukan kepada terwujudnya suatu iklim kerja yang serasi dan
menjamin terciptanya kesejahteraan jasmani maupun rohani
secara adil dan merata
6. Diarahkan kepada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan
pegawai secara teratur, terpadu dan berimbnag
7. Diarahkan kepada pembinaan dengan menggunakan sistem
karier dan sistem prestasi kerja.23
Suatu pembinaan diarahkan agar : (1) Pegawai dapat melaksanakan
tugas secara berdaya guna dan berhasil guna ; (2) Mutu keterampilan
pegawai meningkat sehingga dapat menjamin semakin berpartisipasi dalam
pelaksanaan tugas-tugas ; (3) diperolehnya para pegawai yang setia dan taat
kepada kepentingan perusahaan (organisasi), negara dan pemerintah dan (4)
terciptanya iklim kerja yang harmonis, serasi dan mampu menghasilkan
produk yang bermutu dan optimal.24 Melihat besarnya peranan sumber daya
manusia dalam pencapaian tujuan organisasi, maka hadirnya para Pegawai
Negeri Sipil yang memiliki kecakapan dan keterampilan serta motivasi
dalam diri masing-masing individu sangatlah dibutuhkan, supaya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan tidak hanya menjadi dokumen historis saja
23
Musanef, 1996, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, hlm.85
24
tetapi juga harus dilaksanakan.25 Perhatian dan pembinaan terhadap Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu organisasi tempat dimana ia bertugas sangatlah
penting, karena tanpa atau kurangnya perhatian dan pembinaan pegawai
dalam suatu organisasi akan menimbulkan berbagai efek yang dapat
mengancam hidup organisasi yang bersangkutan.26
3. Jenis Pembinaan Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan beberapa referensi, diketahui bahwa pembinaan
bemacam-macam jenis atau bentuknya. Sastrohadiwiryo dalam salah satu
bukunya menguraikan dua jenis pembinaan, yaitu pembinaan moral dan
pembinaan disiplin kerja.27 Bentuk pembinaan yang dilakukan yang harus
dilakukan terhadap pegawai, yaitu (1) pembinaan mental dan spiritual; (2)
pembinaan loyalitas; (3) pembinaan hubungan kerja; (4) pembinaan moril
dan semangat kerja; (5) pembinaandisiplin kerja; (6) pembinaan
kesejahteraan; dan (7) pembinaan karier untuk menduduki jabatan-jabatan
yang lebih tinggi di masa datang.28 Implementasi character building sebagai
bagian dari falsafah pembinaan dan pengembangan pribadi secara utuh
menggunakan tiga landasan operasional sebagai berikut: (1) pembinaan
ketabahan dan keuletan (ketahanan) secara boottom up; (2) pembinaan
B. Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administratif dan operasional, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.281
28
pemikiran, sikap, dan perilaku secara utuh; dan (3) pembinaan keberhasilan
kinerja secara berimbang.29
Pembinaan dalam perspektif landasan normatif kepegawaian,
difokuskan pada beberapa hal, yaitu: pembinaan prestasi kerja dan sistem
karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja (Pasal 19 ayat 2),
pembinaan jiwa korps, pembinaan kode etik, dan pembinaan disiplin
pegawai (Pasal 30 ayat 1-2). Pembinaan Pegawai Negeri Sipil dalam
konteks kepegawaian di atas paling tidak meliputi tiga aspek ruang lingkup,
yaitu: aspek pembinaan sikap, pembinaan mental dan perilaku pegawai.
Sebagai contoh, pembinaan jiwa korps antara lain ditujukan agar Pegawai
Negeri Sipil memiliki rasa kebanggan terhadap profesinya. Pembinaan kode
etik antara lain bertujuan untuk menanamkan identitas dan perilaku
profesional sebagai pelayan masyarakat, sedangkan pembinaan disiplin
menekankan agar pembinaan Pegawai Negeri Sipil mempunyai disiplin
kerja yang tinggi.
Kebijakan pokok pembinaan Pegawai Negeri Sipil meliputi: (1)
lingkup pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah nasional: (2) pembinaan
dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan
prestasi kerja: (3) standar kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil berlaku
29
nasional dan berorientasi global; dan (4) pembentukan perilaku dan etos
kerja yang peka terhadap pelayanan dan pengembangan masyarakat.30
Pembinaan Aparatur Sipil Negara ke depan diarahkan pada Aparatur
Sipil Negara yang netral, profesional, sejahtera, dan akuntabel. Pembinaan
Aparatur Sipil Negara dengan kata lain, diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme, bersikap dan berperilaku jujur, bersih dan disiplin,
bermoral tinggi, dan netral dari pengaruh partai politik.31
C. Badan Kepegawaian Daerah
Badan ini dibentuk setelah pelaksanaan otonomi daerah Tahun 1999.
Badan ini yang mengurusi administrasi kepegawaian pemerintah daerah.
Baik di pemerintah daerah Kabupaten/Kota maupun pemerintah Provinsi.
Hampir sebagian besar Badan Kepegawaian Daerah (BKD) hanya di
tingkat Kabupaten/Kota, sedangkan di tingkat Provinsi banyak yang masih
menggunakan biro, yakni biro kepegawaian. Sesuai Undang-Undang
Pemerintah daerah, kewenangan mengatur kepegawaian mulai dari
rekrutmen sampai dengan pensiun berada di Kabupaten/Kota.
Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pada umumnya
didasarkan pada Peraturan Daerah masing-masing.32
Pasal 34 A Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mana
30
Hardijanto, 2003, Pembinaan Kepegawaian Dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Makalah disampaikan pada Diklatpim Tingkat II. LAN, Jakarta, hlm.2
31
Miftah Thoha, Op Cit
32
telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, dan Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000
tentang pedoman pembentukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) serta
aturan hukum lainnya tidak mengatur tentang kewenangan daerah dalam
menetapkan kebijaksanaan administrasi kepegawaian daerah. Penetapan
kebijaksanaan kepegawaian daerah yang diantaranya menetapkan norma,
standar, dan prosedur kepegawaian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan,
kesejahteraan, hak dan kewajiban, serta kedudukan hukum menjadi
wewenang pemerintah.
Tugas Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan
administrasi kepegawaian daerah pada prinsipnya terdiri atas tiga macam,
yaitu:
a) Penyiapan peraturan daerah di bidang kebijakan teknis kepegawaian
b) Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat,
pemindahan, penetapan gaji, tunjangan, kesejahteraan dan
pemberhentian PNS daerah, baik yang menduduki jabatan
struktural/fungsional atau tidak
c) Pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah, dan menyampaikan
setiap informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian
Negara
Semua fungsi tersebut harus sesuai dengan norma, standar, dan
prosedur yang ditetapkan pemerintah. Materi yang boleh diatur hanya
terjadi perbedaan dalam menetapkan norma, standar, dan prosedur
kepegawaian, yang pada akhirnya dapat diciptakan kualitas PNS yang
seragam di seluruh Indonesia. Aturan hukum di bidang kepegawaian
daerah dapat diperinci sebagai berikut.
a. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Perda Provinsi adalah aturan hukum pada daerah Provinsi yang
ditetapkan oleh Gubernur atas persetujuan DPR Provinsi dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan merupakan penjabaran lebih
lanjut dari aturan yang lebih tinggi. Kewenangan pembentukan perda
Provinsi untuk membentuk Badan Kepegawaian Daerah dan
kewenangan mengatur bidang administrasi kepegawaian daerah
merupakan suatu kewenangan yang bersumber pada delegasi untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga bidang kepegawaian daerah.
Dari pedoman pembentukan perda tersebut, pada prinsipnya di tiap-tiap
daerah terdapat Perda tentang pembentukan BKD yang sistematikanya
terdiri atas kedudukan, tugas dan fungsi, serta susunan organisasi BKD,
dan perda tentang penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan
pegawai serta pendidikan dan pelatihan PNS daerah sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah, berdasarkan peraturan
b. Keputusan Gubernur (Kepala Daerah)
Keputusan Gubernur (Kepala Daerah Provinsi) bidang administrasi
kepegawaian daerah adalah aturan hukum tingkat daerah yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Perda Provinsi yang terbentuk
berdasarkan Pasal 146 ayat (1) Undang-Undang N0.32 Tahun 2004. Di
tiap-tiap daerah provinsi seperti diatur dalam Pasal 4 Keppres No.159
Tahun 2000 tentag pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian
Daerah, pelaksanaan peraturan daerah mempunyai karakter yang sama,
yang mengatur tentang tugas dan tata kerja BKD, yaitu :
1) Penyiapan penyusunan peraturan daerah di bidang kepegawaian
sesuai dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan
pemerintah
2) Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah
3) Penyiapan kebijakan teknis pengembang kepegawaian daerah
4) Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat,
pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah
sesuai peraturan perundang-undangan.
5) Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural
atau fungsional sesuai peraturan perundang-undangan
6) Penyiapan dan penetapan pensiun PNS daerah sesuai peraturan
7) Penyiapan penetapan gaji, tunjangan, dan kesejahteraan PNS daerah
sesuai peraturan perundang-undangan
8) Penyelenggaraan administrasi PNS daerah
9) Pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah
10)Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan
Kepegawaian Negara
c. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota
Sama halnya dengan Perda Provinsi, bahwa Perda Kabupaten/Kota
adalah aturan hukum yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas
persetujuan DPRD, bertujuan untuk menyelenggarakan otonomi daerah
dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari aturan hukum yang lebih
tinggi. Kewenangan menetapkan Perda Kabupaten/Kota adalah untuk
membentuk BKD yang sistematikanya terdiri atas kedudukan, tugas,
dan fungsi, serta susunan organisasi BKD dan Perda yang berfungsi
untuk mengatur administrasi kepegawaian daerah tentang penetapan
pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan
dan pelatihan PNS Daerah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah, berdasarkan aturan hukum yang berlaku. Kewenangan tersebut
bersumber pada delegasi atas penyerahan urusan kepegawaian pada
daerah, sehingga daerah berhak mengatur dan mengurus rumah tangga
bidang kepegawaian di daerahnya. Dari pedoman pembentukan Perda,
pada prinsipnya di tiap-tiap daerah mempunyai sistematika peraturan
terdiri atas kedudukan, tugas, dan fungsi, serta susunan organisasi
Badan Kepegawaian Daerah, dan Perda tentang penetapan pensiun,
gaji, tunjangan, dan kesejahteraan pegawai serta pendidikan dan
pelatihan PNS Daerah.
d. Keputusan Bupati/Walikota (Kepala Daerah)
Keputusan Bupati/Walikota (Kepala Daerah Kabupaten/Kota) di bidang
administrasi kepegawaian daerah adalah bentuk aturan hukum tingkat
daerah dan merupakan peraturan pelaksanaan dari Perda
Kabupaten/Kota dan Perda Provinsi atau Keputusan Gubernur, di
tiap-tiap daerah Kabupaten/Kota, Keputusan Bupati/Walikota tentang aturan
hukum di bidang administrasi kepegawaian daerah mempunyai
karakteristik yang sama, yaitu mengatur tentang uraian tugas dan tata
kerja Badan Kepegawaian Daerah sesuai ketentuan yang diatur dalam
Pasal 4 dan 7 ayat (2) Keputusan Presiden No.159 Tahun 2000 tentang
pembentukan Badan Kepegawaian Daerah.33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang
dikombinasikan dengan penelitian hukum empiris.1 Penelitian hukum
normatif itu sendiri ialah penelitiaan hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.2 Sedangkan penelitian
hukum empiris adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung
ke lapangan untuk mendapatkan data yang diperlukan berkaitan dengan
masalah yang diteliti.3
Maksud dari penelitian hukum normatif yaitu pendekatan yang
dilakukan berdasarkan bahan baku utama, menelaah hal yang bersifat
teoritis yang menyangkut tentang aturan –atura pada Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan peraturan –
peraturan lainnya yang berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas, Fungsi
Badan Kepegawaian Daerah dalam Pembinaan Aparatur Sipil Negara.
Sedangkan penjelasan dari penelitian hukum empiris yaitu dilakukan
dengan penelitian langsung kepada instansi yang dituju dalam hal ini
1
Sudikno Mertokusumo, 2010, Penemuan Hukum (Sebuah Pengantar), Yogyakarta, Universitas Atmajaya Yogyakarta, hal 37-38
2
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta, Rajawali Pers, hal 12
3
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Boyolali untuk mendapatkan
informasi tentang Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian daerah dalam
Pembinaan Aparatur Sipil Negara, serta melakukan wawancara kepada
narasumber yang berkompeten dalam bidang pembinaan tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Boyolali yang beralamat di kompleks terpadu Pemerintah Kabupaten
Boyolali Jalan Kemiri Mojosongo.
C. Metode Pengumpulan Data
\ 1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh di lapangan secara langsung mengenai
masalah yang diteliti dengan wawancara yaitu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung oleh penulis
kepada para narasumber
2. Data Sekunder
Yaitu mengumpulkan, menghimpun dan kemudian mempelajari serta
meneliti bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,
1) Bahan hukum primer, yaitu :
a) Undang-Undang Dasar 1945
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
c) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
d) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
e) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil
f) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil
2) Bahan hukum sekunder, yaitu :
a) Buku-buku tentang kepegawaian
b) Literatur-literatur yang sesuai dengan masalah yang diteliti
3) Bahan hukum tersier, yaitu :
Bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan sekunder, terdiri dari Kamus Umum
D. Narasumber
Narasumber adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Boyolali dan Kepala Sub Bidang Pembinaan Pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten.
E. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dan tersusun secara sistematis kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu mengungkapkan
dan memahami kebenaran masalah serta pembahasan dengan menafsirkan
data yang diperoleh kemudian menuangkannya dalam bentuk kalimat yang
tersusun secara terinci dan sistematis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali
1. Tugas dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah
Badan Kepegawaian Daerah adalah lembaga teknis yang
mendukung urusan pemerintah di bidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan pegawai yang dipimpin oleh kepala badan dan
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor
42 Tahun 2012 Tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali.
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok
membantu pejabat pembina kepegawaian daerah dalam bidang
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan pegawai. Badan Kepegawaian
Daerah dalam menjalankan tugas mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis dalam pengelolaan kepegawaian
daerah
b. Pembinaan pengelolaan kepegawaian daerah
c. Penyelenggaraan pelayanan bidang pengelolaan kepegawaian
daerah
e. Pelaksanaan tugas oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
2. Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Boyolali
Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2012 Tentang Penjabaran Tugas
Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali
yang terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretariat terdiri dari
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian
2. Subbagian Keuangan
3. Subbagian Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan
c. Bidang Pengembangan terdiri dari
1. Subbidang Formasi dan Pengembangan
2. Subbidang Diklat
d. Bidang Mutasi, Kepangkatan, Pensiun
1. Subbidang Mutasi
2. Subbidang Kepangkatan dan Pensiun
e. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan
1. Subbidang pembinaan
f. Bidang Perundang-undangan dan Informasi
1. Subbidang Perundang-undangan
2. Subbidang Informasi
Uraian Tugas Dan Fungsinya
1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh Bapak
Karsino, S.Sos, M.Si bertugas untuk
a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan pegawai
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
c. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Badan
Kepegawaian Daerah
d. Memberi saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
e. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada
bawahan
f. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian
daerah
g. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai
h. Melaksanakan administrasi mutasi kepegawaian
j. Melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang
kepegawaian
k. Menyelenggarakan administrasi PNS
l. Menyampaikan informasi kepegawaian daerah kepada Badan
Kepegawaian Negara
m.Melaksanakan administrasi umum yang meliputi penyusunan
program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan,
kepegawaian, rumah tangga, barang, kearsipan, kehumasan dan
keprotokolan
n. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Badan Kepegawaian
Daerah
o. Membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan termasuk
memberikan Daftar Pelaksanaan Penilaian Kegiatan (DP3)
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya
2. Sekretaris dipimpin oleh Ibu Siti Askariyah S.Sos, MM bertugas
untuk
a. Mengoordinasikan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
pada Badan Kepegawaian Daerah
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
c. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
d. Mendistribusikan tugas, memberi petunjuk dan arahan kepada
bawahan
e. Mengoordinasikan pengelolaan arsip, dokumen dan barang
f. Mengoordinasikan pelaksanaan administrasi dan pembinaan
pegawai
g. Mendistribusikan tugas, memberi petunjuk dan arahan kepada
bawahan
h. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kesekretariatan
i. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk
memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Kegiatan (DP3)
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya
Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari 3 (tiga)
subbagian :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian yang dipimpin oleh Ibu Dra.
Endah purnamaningsih mempunyai tugas pokok
a. Membantu sekretaris mengoordinasikan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja
dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
c. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
d. Melaksanakan administrasi umum, surat menyurat dan
e. Melaksanakan administrasi kepegawaian
f. Melaksanakan administrasi barang
g. Melaksanakan ketertiban dan keamanan lingkungan
h. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan
i. Melaksanakan hubungan masyarakat dan keprotokolan
j. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pengelolaan,
administrasi dan memelihara sarana dan prasarana perkantoran
k. Melakukan monitiring dan evaluasi kinerja Subbagian Umum
dan Kepegawaian
l. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya
termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3)
m.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya
2. Subbagian Keuangan yang dipimpin oleh Ibu Dra. Murtasiah
yang mempunyai tugas pokok
a. Membantu sekretaris mengoordinasikan penyiapan bahan
rumusan kebijakan teknis
b. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
c. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja