• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN. Presiden Soeharto. Grha Bimasena merupakan private club untuk mines and

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBYEK PENELITIAN. Presiden Soeharto. Grha Bimasena merupakan private club untuk mines and"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

35

OBYEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organisasi

3.1.1 Sejarah Bimasena

Grha Bimasena telah didirikan oleh PT Griya Kartika Dharmawangsa sejak tahun 1996, dan diresmikan pada tanggal 1 Desember 1997 oleh mantan Presiden Soeharto. Grha Bimasena merupakan private club untuk mines and energy society (komunitas mineral dan energi) di Indonesia.

Berawal dari pembangunan suatu komplek ekslusif oleh pihak swasta yang terdiri dari hotel, apartment dan club yang dinamakan The Dharmawangsa Residences. Namun, pendiri menginginkan Grha Bimasena memiliki suatu konsep yang tidak hanya menjadi club yang hanya melengkapi hotel dan apartment seperti club pada umumnya. Perlu adanya suatu identitas yang berbeda, yaitu menjadikan club tersebut menjadi pendukung sektor yang lebih spesifik. Di Indonesia, sektor energi merupakan sumber devisa negara terbesar sehingga membuat sektor energi adalah yang terkuat dan kokoh. Maka pendiri mengusungkan ide dengan konsep Grha Bimasena adalah rumah bagi masyarakat mines and energy.

Konsep dari Grha Bimasena pada awalnya, selain menjadi fasilitas hotel dan apartment adalah melakukan program, partisipasi internasional dan investasi

(2)

di dalam industri mineral dan energi di Indonesia untuk membangun hubungan dan komunikasi antara pelaku industri, termasuk perwakilan pemerintah, akademis, eksekutif senior, entrepreneurs, dan yang lainnya. Grha Bimasena merupakan wadah bagi indsutri mines and energy untuk melakukan pertemuan dan memberikan fasilitas yang telah Grha Bimasena sediakan sehingga terciptanya suatu pertemuan yang kondusif dan komunikasi yang efektif antara pemerintah, badan negara dan swasta.

Namun, karena semakin buruknya keadaan ekonomi pada tahun 1998, Grha Bimasena tidak dapat hanya diperuntukan kepada segmen mines and energy society juga konsumen dari hotel dan apartment saja. Oleh karena itu, Grha Bimasena akhirnya dibuka untuk umum dimana siapa saja dapat datang tanpa harus memiliki latar belakang mines and energy dengan kondisi keuntungan yang didapat tidak sebesar member. Publik hanya bisa masuk ke wilayah banqueting, dimana banquet itu termasuk food and beverage (restaurant), spa, salon dan meeting rooms. Namun fasilitas kebugaran yaitu fitness dan outdoor dan indoor swimming pool hanya diperbolehkan untuk konsumen internal saja, yaitu member, konsumen hotel dan penghuni apartment.

Grha Bimasena memiliki dua target, yaitu konsumen internal, yakni member, konsumen hotel dan penghuni apartment dan konsumen eksternal, yakni masyarakat umum.

(3)

3.1.2 Visi, Misi, dan Lokasi Grha Bimasena

Visi :

Merupakan tempat perkumpulan sosial bagi sektor mineral dan energi untuk berinteraksi, secara aktif mendukung kelanjutan bisnis di Indonesia, dan untuk berperan sebagai inisiator dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan mineral dan energi.

Misi :

Bimasena sebagai bagian dari The Dharmawangsa Residence, memberikan fasilitas untuk perkumpulan mineral dan energi dan asosiasi yang terhubung untuk bersosialisai, memfasilitasi formasi akan jaringan stakeholders, mengorganisasikan special programs, dan menyediakan fasilitas untuk bisnis, sosial, dan hiburan untuk member dan keluarga.

Lokasi :

Jl. Dharmawangsa Raya No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesua

Tel : (62-21) – 725 8668

Fax : (62-21) – 725 8778

(4)

3.1.3 Logo Grha Bimasena

Gambar 3.1

Sumber : Grha Bimasena

Logo Grha Bimasena menggambarkan salah satu tokoh wayang yang terdapat dalam Wiracarita Mahabrata, Bimasena yang merupakan perlambang kekuatan yang memiliki sifat heroik, namun berhati lembut. Sedangkan sektor energi adalah sektor terkuat yang merupakan kontributor terbesar untuk negara. Tokoh tersebut telah menginspirasikan Grha Bimasena untuk menjadi perusahaan yang kuat, memiliki kredibelitas yang tinggi, namun tetap mengutamakan kepentingan dan kebutuhan para member-nya.

3.1.4 Fasilitas Grha Bimasena

Merupakan private club dibawah naungan The Dharmawangsa Residence dimana terdiri dari fasilitas-fasilitas eksklusif dan privat yang disediakan untuk para member dan konsumen. Fasilitas tersebut terdiri dari :

(5)

1. Spa and salon,

Berikut adalah treatment atau perawatan-perawatan yang disediakan oleh spa dan salon untuk konsumen internal dan eksternal :

Tabel 3.1 Spesifikasi dan daftar harga pelayanan jasa Spa dan salon di Grha Bimasena

Treatment Durasi Price/Tarif

(dalam .000 rupiah) SKIN CARE SERVICE

Apple Steam Cell Facial 90 menit 850

Golden Caviar Facial 75 menit 650

Perfect Hydration Facial 60 menit 650

Men Vitality Facial 60 menit 550

HYDROTHERAPHY TREATMENT

Jet Effusion Shower 15 menit 250

MASSAGE THERAPIES

Traditional Indonesian Massage 60 menit 425

Traditional Indonesia Massage 90 menit 575

Traditional Indonesia Massage in-room (guest hotel only)

60 menit 518

Traditional Indonesia Massage in-room (guest hotel only)

90 menit 743

Hot Stone Massage 60 menit 445

Aromatheraphy Massage 90 menit 595

Reflexology 60 menit 296

Foot Massage by pool 30 menit 155

(6)

The Chocolate Treatment 2,5 jam Single 1,875 Couple 2,950

Body Glow 30 menit 250

Dharmawangsa Mandi Lulur 75 menit 500

Cellulite Treatment 90 menit 850

Pure Cashmere and Silk Body Treatment 90 menit 850

Detox Coffee Treatment 60 menit 650

FINISHING TOUCHES

Classic Manicure Plus 60 menit 295

Classic Pedicure Plus 60 menit 325

French Manicure 60 menit 305

French Pedicure 60 menit 345

HAIR SALON SERVICES

Hair Cut for Man 185

Hair Cut for Woman 265

Hair Cut for Kids 185

Hair Coloring Short 650

Collagen Creambath for Man 225

Collagen Creambath fot Woman 265

Styling 210

WAXING

Eyebrow or Upper Lip 120

Under Arm 138

Full Arm 210

Full Leg 275

(7)

SPA PACKAGES

Romantic Retreat 3,5 jam 3,320

Deluxe Day of Pampering 4 jam 1,560

Spa Sampler 2,45 jam 1,150

Executive Rescue 1,5 jam 565

Sumber : Grha Bimasena

2. Fitness and sports center

Grha Bimasena menyediakan fasilitas khusus hanya untuk para member, konsumen hotel dan penghuni apartment (konsumen internal) untuk berolahraga. Tidak hanya fitness center, tetepi Grha Bimasena juga menyediakan squash dan outdoor tennis courts, indoor and outdoor swimming pool dan jacuzzi. Fitness center juga menyediakan kelas-kelas olahraga seperti yoga, belly dancing, art combat dan lain-lain yang dimana setiap bulannya terjadi pergantian kelas agar member tidak bosan. Setiap member pun dapat menggunakan locker room yang tersedia, dimana di dalam locker room tersebut juga tersedia fasilitas sauna dan steam bagi member yang ingin bersantai.

3. Cognac Lounge

Setelah melakukan meeting atau pertemuan, para pengunjung, baik konsumen internal maupun konsumen eksternal dapat bersantai sejenak di Cognac Lounge, dimana Grha Bimasena menyediakan minuman cocktail dan snacks ringan yang dapat menghangatkan suasana.

(8)

4. The Dining Room dan Sekitei

Pengunjung dapat menyantap hidangan setelah dimanjakan oleh fasilitas yang telah Grha Bimasena sediakan. Pengunjung dapat memilih dua restaurant, yaitu di the Dining Room dan Sekitei. The Dining Room memiliki pilihan menu yang banyak dan menarik dari makanan asli Indonesia, sampai hidangan klasik Perancis dimana chef Vindex Tengker merupakan head chef dari restaurant ini. Sekitei adalah Japanese Restaurant yang kental dengan cita rasa asli dan autentik dari Jepang dengan menghadirkan chef yang langsung diterbangkan dari negara Jepang, Chef Yamaji.

5. Kids Club

Kids Club merupakan fasilitas bermain anak yang diperuntukan hanya bagi member, pengunjung hotel dan penghuni apartment saja. Selain tempat bermain, Kids Club juga menyediakan peralatan arts and craft yang dapat dengan bebas digunakan oleh para anak-anak.

6. Lobby Lounge, dan meeting rooms/ruang pertemuan.

Grha Bimasena memiliki ruang pertemuan yang dapat dipakai oleh member dan pengunjung dari luar. Ruang pertemuan tersebut terdiri dari berbagai macam dan ukuran, tergantung seberapa besar kegiatan yang akan dilakukan. Berikut ruang pertemuan yang disediakan oleh Grha Bimasena beserta kapasitasnya :

(9)

Tabel 3.2 Spesifikasi dan daftar harga meeting room di Grha Bimasena

Boardroom Classroom U-Shape Theatre

Lobby Lounge 22.8m x 19.5m 444.6 M2 150 54 250 Boardroom 18.1m x 8m 144.8 M2 38 36 36 100 Dwarawati 8.2m x 5.8m 48.4 M2 14 Jodipati/Madukara/ Sawojajar 6m x 5 m 30 M2 10

Sumber : Grha Bimasena

Reception Banquet Hollow

Square Lobby Lounge 300 120 60 Boardroom 100 60 40 Dwarawati Jodipati/Madukara/ Sawojajar

(10)

3.1.5 Struktur Organisasi

3.2 Struktur Organisasi Bagian Hospitality (Bawah Komando Operasi – BKO The Dharmawangsa) sesuai hasil rapat EXCOM 26 Maret 20120

PT. Griya Kartika Dharmawangsa EXCOM Executive Director Board of Founder Board of Trustees Board of Advisor Staff Club Director

Membership Director Program Director Hospitality Director

Accountant Manager Administration Manager Member Relation Manager

Sponsorship Ass. Manager Social Program Manager

Spa & Fitness Manager F & B Manager Quality Control Manager

Membership Director

Program Director

Substance Program Manager

(11)

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, tugas dari setiap departemen adalah:

1. PT. Griya Kartika Dharmawangsa

Merupakan nama perusahaan yang mendirikan The Dharmawangsa Residence, yaitu Grha Bimasena, Hotel Dharmawangsa dan apartment Dharmawangsa.

2. EXCOM (Executive Committee)

Merupakan bagian teratas dalam struktur Grha Bimasena, dimana Executive Committee merupakan penasehat untuk perusahaan, dan yang memutuskan keputusan-keputusan penting perusahaan. EXCOM terbagi menjadi tiga bagian:

a. Board of Advisor

Dewan yang memberikan nasihat kepada karyawan menganai langkah-langkah apa yang dapat diambil oleh perusahaan.

b. Board of Founder

Dewan pendiri Grha Bimasena dan memiliki hak pilih penuh dalam memutuskan langkah apa yang harus diambil perusahaan.

c. Board of Trustees

Dewan pengawas perusahaan yang mengawasi dan memantau perkembangan perusahaan, apakah keputusan yang telah diambil berjalan dengan baik.

(12)

Pimpinan direksi yang berhubungan langsung dengan Executive Committee dan menjalankan keputusan dan kebijakan yang akan dilakukan perusahaan. Executive Director yang menentukan kepada siapa tugas akan diberikan sesuai dengan keahlian karyawannya masing-masing.

4. Club Director

Membantu kinerja Executive Director dimana Club Director berhubungan langsung dengan masing-masing divisi perusahaan dan memberikan job desk sesuai dengan keahlian divisi masing-masing agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

5. Membership Director

Pihak yang berhubungan langsung dengan member Grha Bimasena agar terciptanya suatu hubungan yang baik dan jangka panjang. Juga merupakan suatu wadah informasi bagi para member sehingga mengenal perusahaan Grha Bimasena lebih dekat. Membership Director dibawahi oleh tiga divisi, yaitu :

a. Accountant Manager

Pihak yang mengawasi status keuangan dan memegang catatan keuangan member, juga memeriksa status pembayaran keanggotaan Club Bimasena.

b. Administration Manager

Pihak yang memegang data-data keseluruhan member, dari data diri, nama perusahaan, dan menghubungi siapa saja yang akan menjadi calon member.

(13)

c. Member Relation Manager

Pihak yang bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan member, bertemu member secara berkala, sehingga membuat member merasa nyaman menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Salah satu tugasnya adalah memberi informasi mengenai promosi-promosi yang sedang berlaku di Grha Bimasena, dan membuat newsletter perusahaan dimana diberikan kepada member secara bebas agar mengenal Grha Bimasena lebih jauh. Dalam divisi ini, Public Relations termasuk di dalam Member Relations Manager.

6. Program Director

Pihak yang menjalankan program-program yang telah ditentukan perusahaan dan merancangnya bagaimana program tersebut akan berjalan dari sebelum acara sampai acara selesai. Terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Sponsorship Ass. Manager

Pihak yang mencari dan menghubungi sponsor yang berhubungan dengan mines and energy society agar mendapatkan biaya dalam pelaksanaan program tersebut.

b. Social Program Manager

Pihak yang bertanggung jawab mengatur program atau kegiatan yang bersifat sosial, atau tidak berhubungan dengan mines and energy, seperti kid’s day, cultural events, music event; Inablues.

(14)

c. Subtance Program Manager

Pihak yang bertanggung jawab mengatur program atau kegiatan yang bersifat substansi atau berhubungan dengan mines and energy, seperti seminar, OPEC, dan sebagainya.

7. Hospitality Director

Pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan pelayanan dari fasilitas yang ada di Grha Bimasena sesuai standard yang terdapat di Grha Bimasena. Dibawahi tiga divisi, yaitu:

a. Spa & Fitness Manager

Pihak yang bertanggung jawab mengawasi dan memantau aktivitas dan pelayanan yang berhubungan dengan spa dan fitness.

b. Food and Beverage Manager

Pihak yang bertanggung jawab mengawasi dan memantau aktivitas dan pelayan yang berhubungan dengan makanan dan minuman.

c. Quality Control Manager

Pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memantau segala kualitas pelayanan di Grha Bimasena, apakah pelayanan yang dilakukan sudah sesuai standar perusahaan.

(15)

3.2 Kegiatan Media Relations

3.2.1 Kegiatan media relations yang dilakukan oleh Assistant Public Relations Manager Grha Bimasena

Grha Bimasena bukanlah private club yang diketahui oleh masyarakat luas. Agar brand awareness tercipta, Public Relations Grha Bimasena perlu memikirkan cara bagaimana membuat masyarakat luas mengetahui tentang perusahaan tersebut, dan apa saja yang Grha Bimasena sediakan bagi calon pelanggan yaitu melewati publisitas.

Public Relations Grha Bimasena memiliki target setiap bulannya mendapatkan minimal dua publisitas secara keseluruhan dari printed media, online media, maupun electronic media. Untuk mendapatkan publisitas tersebut, public relations Grha Bimasena menaruh anggaran setiap bulannya untuk menghubungan media secara personal dan mengajak media untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti:

a. makan siang atau tea time dengan media dan membicarakan seputaran hal-hal ringan namun menyelipkan informasi-informasi baru mengenai perusahaan tanpa terlihat ingin berjualan,

b. Public relations mengundang media setiap bulannya untuk free trial salah satu pelayanan Grha Bimasena apabila wartawan ingin melakukan peliputan.

c. Public relations mengundang media untuk mencoba menu makanan terbaru atau menu highlights di Grha Bimasena.

(16)

Public relations Graha Bimasena pun juga tidak sembarangan memilih media yang ingin bekerja sama dengan Grha Bimasena. Ketika media menawarkan untuk bekerja sama, public relations melakukan penyaringan media dengan cara:

1. Meminta media mengirimkan profil medianya terlebih dahulu.

2. Meminta contoh media yang telah dilakukan sebelumnya, seperti apabila merupakan printed media, maka public relations meminta sampel majalah.

3. Menganalisa media.

Dengan menganilisa media tersebut, public relations dapat melihat media mana yang cocok untuk diajak kerjasama. Karena pemilihan media sangatlah penting. Dari awal Grha Bimasena dibangun, segmen sudah ditentukan dengan jelas yaitu kalangan jetset dan warga asing, sehingga perlu juga memilih media yang pembaca atau penikmatnya juga kalangan jetset dan warga asing.

4. Menghubungi wartawan.

Apabila wartawan tersebut ingin meliput Grha Bimasena langsung, maka public relations Grha Bimasena dengan senang hati mengundang wartawan dan memberikan pelayanan dengan gratis sesuai dengan apa yang diliput.

5. Meminta hasil liputan.

Public Relations Grha Bimasena selalu meminta copy hasil liputan yang telah dihasilkan oleh wartawan sebagai dokumentasi internal. Apabila media

(17)

berupa media cetak dan media online, maka hasil liputan diabadikan dengan cara kliping. Namun apabila media elektronik seperti liputan di televisi, makan data liputan diabadikan berupa CD. Dengan melihat hasil liputan tersebut, public relations dapat menganalisa apakah publisitas bersifat negatif atau positif, dimana letak ketertarikan tersebut terhadap Grha Bimasena dan apakah media tersebut memihak Grha Bimasena atau tidak. Dari situ, seorang public relations dapat memutuskan langkah apa selanjutnya yang akan diambil.

6. Menghubungi wartawan tersebut secara berkala untuk menjalin hubungan baik dalam jangka panjang.

3.3 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan metode penelitian kualitatif. Haris Herdiansyah mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah:

“Suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.” (Herdiansyah. 2010:9)

Penulis akan melakukan teknik pengumpulan data dengan cara :

1. Melakukan observasi terhadap perusahaan yang penulis teliti

2. Melakukan wawancara terhadap orang-orang yang baik terjun langsung maupun tidak terjun langsung dalam kegiatan media relations.

(18)

3. dan studi kepustakaan yang penulis dapatkan baik dari dalam perusahaan mengenai kegiatan media relations.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1.1 Observasi

Pengamatan atau observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diteliti.(Narbuko & Achamadi. 2010:70)

Teknik observasi yang penulis lakukan adalah teknik observasi partisipan dimana penulis turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang di observasi. Penulis terjun langsung membantu kinerja public relations di Grha Bimasena selama tiga bulan dan mengamati aktivitas dalam melakukan media relations. Dengan observasi, penulis menjadi tahu kegiatan media relations, dan terjun langsung dalam pelaksanaannya seperti melakukan janji dengan pihak media, lunch dan tea time santai dengan media demi mempertahankan hubungan yang sudah terjalin, juga media monitoring seperti kliping secara berkala tiap harinya.

3.3.1.2 Wawancara

Wawancara adalah proses terjadinya tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. (Narbuko dan Achmadi. 2010: 83)

(19)

Dalam melakukan wawancara, penulis akan menggunakan salah satu metode yaitu wawancara semi-terstruktur atau bebas terpimpin. Wawancara semi-terstruktur adalah dimana pewawancara membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara. Ketika proses wawancara berlangsung, pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancara apabila ternyata wawancara menyimpang dari topik. (Narbuko dan Achmadi. 2010: 84)

Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa sumber untuk diwawancara, dimana sumber informan memiliki hubungan langsung dengan proses media relations. Sumber yang akan diwawancara, adalah :

1. Assistant Public Relations Manager

Penulis memilih Assistant Public Relations Manager dikarenakan sumber informan terjun langsung dalam melakukan kegiatan media relations, dimana penulis dapat mencari informasi mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan agar hubungan dengan media terjalin dengan baik.

2. Media

Penulis akan mewawancara perwakilan media yang telah bekerjasama dengan public relations Grha Bimasena. Dari situ penulis dapat melihat, apa penyebab media tersebut tertarik untuk bekerja sama dengan Grha Bimasena, dan apa kendala mereka sebagai media dalam menjaga hubungan tersebut. Penulis juga dapat melihat apakah kegiatan media relations berjalan dengan optimal atau tidak.

(20)

3. Member dan tamu

Penulis memutuskan untuk mewawancarai member dan tamu karena penulis dapat mengetahui apakah member dan tamu tersebut pernah melihat Grha Bimasena di media. Dan penulis juga dapat melihat, seberapa efektifkan kegiatan media relations yang dilakukan public relations Grha Bimasena dalam melakukan publikasi sehingga masyarakat mengenal Grha Bimasena.

3.3.1.3 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan atau studi dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Dengan melakukan studi dokumentasi ini, penulis akan mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. (Herdiansyah.2010:143).

Penulis akan meminta data-data perusahaan yang berhubungan dengan topik penelitian ini, yaitu media relations.

3.3.2 Uji Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data, makan penulis menggunakan penelitian Triangulasi. Penelitian triangulasi merupakan penelitian yang melihat dari tiga sudut yang berbeda dimana tri berarti tiga, dan angulasi yang berasal kata dari angle berarti sudut. (Arikunto.2010:25).

(21)

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya (2010:25), dua cara dalam melakukan triangulasi adalah:

1. Triangulasi dengan sumber yang sama tetapi dengan metode yang berbeda.

2. Triangulasi dengan metode yang sama tetapi dengan sumber yang berbeda.

Dalam melakukan triangulasi, terdapat tiga langkah yang dilakukan penulis (Arikunto.2010:25), yaitu:

1. Mencermati data apa yang masih memerlukan tambahan informasi agar hasil penelitian yang dilakukan semakin akurat.

2. Menentukan sumber data dan metode perlu diperbanyak atau tidak.

3. Dengan triangulasi, pengumpulan data akan semakin lebih hati-hati dan cermat sehingga pekerjaannya tidak sia-sia.

Penulis akan melakukan observasi pada awalnya yang dilanjutkan dengan melakukan wawancara. Penulis akan mewawancara public relations, media yang terdiri dari tiga media yang berbeda, yaitu media elektronik, cetak dan online, juga member mengenai hal-hal yang berhubungan dengan media relations. Sehingga dari wawancara, penulis akan menemukan jawaban yang lebih akurat dibandingkan hanya mewawancarai satu sumber saja. Untuk lebih memantapkan penelitian, penulis akan mengumpulkan berbagai sumber data lalu dibandingkan untuk lebih diperoleh lagi keakuratannya.

(22)

3.3.3 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penentuan informan dengan teknik Non-probability Sampling. Ini merupakan metode sampling yang setiap individu atau unit dari populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih. (Herdiansyah. 2010:106).

Dari tiga spesifikasi metode non-random sampling yang ada, penulis akan menggunakan purposeful sampling. Purposeful sampling adalah teknik yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. (Herdiansyah. 2010:106).

3.3.4 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, penulis akan menggunakan Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari empat tahap. Tahapan pertama adalah pengumpulan data, tahapan kedua adalah tahap reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap display data, dan tahapan terakhir adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau verifikasi. (Herdiansyah.2010:164)

1. Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan di akhir penelitian. Pada tahap ini, penulis melakukan studi yang berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang di teliti benar-benar ada. Pada tahap ini, penulis melakukan wawancara,

(23)

observasi, dan dokumentasi yang hasil dari aktivitas tersebut adalah penulis mendapatkan data.

2. Reduksi data

Tahap ini merupakan proses penggabungan dan penyeragaman data-data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan di analisis. Hasil wawancara, observasi, studi kepustakaan yang telah didapat diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan format masing-masing.

3. Display Data

Display data merupakan tahap pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya dilakukan.

4. Kesimpulan verifikasi

Merupakan tahap terakhir yang diakhiri dengan kesimpulan dan kesimpulannya menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya mengungkap “what” dan “how” dari penemuan penelitian tersebut.

(24)

3.3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Grha Bimasena Dharmawangsa

Waktu : Selama penulis melakukan praktek kerja di Grha Bimasena sebagai Public relations.

3.4 Permasalahan Yang Ada

Masalah yang paling kritis pada penelitian ini adalah dilema antara public relations Grha Bimasena yang memiliki target untuk mempromosikannya kepada publik tetapi memiliki keterbatasan bahwa kenyatanyaan private club ini hanya untuk kalangan tertentu saja yang dimana segmennya terbatas. Kendala public relations adalah bagaimana caranya agar dapat menarik media yang haus akan informasi yang hangat dan baru tetapi tidak setiap bulan Grha Bimasena memiliki promo, fasilitas yang cenderung tidak berubah dan kurang bervariatif juga kurangnya program yang bersifat memiliki nilai berita. Menjalin hubungan yang baik ke media sangat penting, karena media bisa dibilang sensitif bagi perusahaan. Bagaimana pun juga, kegiatan media relations dilihat berhasil apabila munculnya pemberitaan yang positif dari media. Dengan itu penulis akan melihat apakah kegiatan media relations tersebut sudah optimal atau belum.

(25)

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam kasus ini, terlihat bahwa tugas public relations dalam kegiatan media relations hanyalah sekedar menjaga hubungan baik dan mempromosikan produk dan layanan yang dimana belum tentu produk dan pelayanan mengalami pembaruan setiap bulannya. Oleh karena itu, pihak public relations perlu menggiatkan kerja sama dengan department program dan hospitality untuk membuat suatu program baru yang memiliki news value, dan mengundang wartawan untuk hadir dan meliput sehingga pengetahuan masyarakat akan Grha Bimasena bertambah. Peliputan pun tidak harus selalu pelayanan dan produk yang selama ini public relations jalankan, seperti yang penulis amati. Perlu ditambah lagi program-program yang seperti special event yang dapat diliput media. Karena media membutuhkan informasi yang memiliki nilai berita.

Referensi

Dokumen terkait