• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBYEK PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB 3

OBYEK PENELITIAN

3.1 S truktur Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Perdana Duta Persada didirikan oleh Hendrady Perdana yang menjabat sebagai President Director dan Herlina Perdana yang menjabat sebagai Vice President. Perusahan ini telah menjadi distributor resmi dari berbagai banyak merek produk kosmetik terkenal sejak tahun 1995, dimana Indonesia dipilihnya sebagai salah satu pasar terbesar untuk produk yang akan didistribusikannya. Salah satu dari merek produk kecantikan terkenal yang diterimanya untuk didistribusikannya ke pasar adalah produk cat dan perawatan kuku (nail polish) “O.P.I”.

PT. Perdana Duta Persada mulai resmi menjadi distributor produk O.P.I sejak tahun 2006. Perusahaan ini telah mendirikan sekitar 36 outlet untuk produknya di Indonesia, termasuk daerah Pulau Jawa dan Bali. Untuk outlet O.P.I sendiri, perusahaan memiliki 5 outlet utama yang memiliki fasilitas salon (untuk body spa, manicure, pedicure) berada di Jakarta bertempat di Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Gandaria City, dan House of OPI di jalan gunawarman (daerah kebayoran baru), dan M all Taman Anggrek. Selain itu PT. Perdana Duta Persada juga bekerja sama dengan 185 mitra salon dan pusat kecantikan sebagai pelanggan terpercayanya.

(2)

 

O.P.I adalah produk cat dan perawatan kuku (nail polish) yang berasal dari Amerika Serikat. Pertama kali didirikan pada tahun 1981 oleh President dan CEO, George Schaeffer, yang berimigrasi ke Amerika Serikat. George Schaeffer terlahir sebagai anak dari pasca perang dunia II, Eropa Timur. O.P.I diakui oleh dunia sebagai produk pernis kuku terbaik, setelah mendapatkan peringkat pertama di dunia sebagai produsen pernis kuku yang angka penjualannya mampu menembus pasar indusrri kuku. O.P.I kemudian terus berkembang menjadi perusahaan milik keluarga, dengan George Schaeffer sebagai Chief Executive Officer dan Suzi Weiss-Fischmann sebagai Artistic Director. O.P.I saat ini telah berkembang menjadi pemimpin dunia baru dalam produsen pernis kuku dan dalam perawatan kuku profesional.

Dalam perkembangan produknya di industri, O.P.I selalu berkomitmen untuk senantiasa mengutamakan pelayanannya bagi para konsumennya dengan kualitas terbaik dalam produk dan jasa. O.P.I mampu menembus hambatan industri kuku dan mendapat pengakuan dari dunia sebagai salah satu produsen pertama untuk produk pernis kuku di industri kuku yang berhasil menembus pasar. O.P.I tidak hanya berfokus pada sebatas penjualan produk melalui para pakar profesional kecantikannya saja, tetapi juga dalam hal menyadarkan betapa pentingnya edukasi mengenai perawatan dan kecantikan seni kuku bagi para penggunanya produknya (konsumennya).

Sejak awal O.P.I telah menunjukkan komitmen terhadap kualitas produknya, yakni dengan memasukkan nomor batch, petunjuk, dan bahan pada semua produk yang dijualnya. O.P.I memiliki tim ilmuwan yang berdedikasi

(3)

 

menjamin kualitas produk dan keamanannya, dan membawa teknologi terbaru. O.P.I juga mengambil pimipinan sebagai industri profesional kecantikan dalam meningkatkan standar, dimana industri tersebut tengah beroperasi. Selain itu, O.P.I juga aktif dalam berbagai asosiasi industri yang bertujuan untuk memastikan bahwa keselamatan konsumen mereka selalu diutamakan, melalui produk dan jasa yang dikembangkan untuk memenuhi dan melampaui standar keselamatan. Perusahaan ini bekerja sama dengan badan-badan federal, negara bagian, lokal, dan internasional serta ilmuwan untuk mencapai tujuan bersama. Selain memberikan komitmennya untuk layanan dan keselamatan bagi para konsumennya, O.P.I juga berkomitmen untuk menjaga keselamatan karyawannya sendiri. Seminar keselamatan kerja selalu diadakan di kantor pusat perusahaan beberapa kali setiap tahun, sehingga karyawan pun secara tidak langsung didesak untuk selalu memprioritaskan keselamatan mereka.

Berdasarkan survey pasar, O.P.I sudah menghasilkan lebih dari setiap produk perawatan kuku profesional lainnya. O.P.I dikenal secara global sebagai perusahaan “Lacquers Nail”, dengan masing-masing warna dibuat oleh Weiss-Fischmann, berdasarkan penggabungan warna yang sempurna menurut rasa, gaya, dan naluri diinginkan oleh setiap wanita. O.P.I Nail Lacquer menyediakan lebih dari 200 varian warna untuk fashion. Dengan pemberian nama yang unik dan kreatif pada setaip koleksinya, sangat menarik perhatian konsumennya (khususnya wanita) untuk menantikan setiap koleksi terbaru yang dikeluarkannya. O.P.I Nail Laquier begitu dicintai oleh penggemar kuku di seluruh dunia dan dipercaya oleh para professional kuku baik dari segi produk

(4)

 

maupun pelayanannya. O.P.I juga dikenal karena kedermawanannya dan dedikasinya dalam memberikan nilai (value) kembali ke konsumennya. The Schaeffer Family Foundation, merupakan yayasan yang didirikan oleh George Schaeffer, Weiss-Fischmann, dan M iriam Schaeffer (sebagai bendahara O.P.I). Yayasan mereka telah menyumbangkan jutaan dolar untuk amal, hasil amal mereka digunakan untuk mendukung kesehatan dan pendidikan para anak yatim. Selain membantu mereka yang membutuhkan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia (termasuk sumbangan pencocokan dana lebih dari $ 350.000 ke Palang M erah Amerika Serikat untuk membantu pemulihan setelah badai katrina).

Gambar 3.1.1 Logo Perusahaan

(5)

  3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah menjadi leader bagi produk cat dan perawatan kuku dengan memiliki outlet/store terbanyak di Indonesia. Sedangkan M isi perusahaan adalah meningkatkan brand awareness produk O.P.I melalui berbagai jenis publikasi baik di media cetak maupun elektronik. Hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk O.P.I adalah membuat masyarakat tertarik untuk menjaga dan merawat kesehatan kuku dan pemberian edukasi tentang menggunakan produk perawatan kuku secara tepat.

(6)

  3.1.3 Susunan Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1.4 S usunan Organisasi PT. Perdana Duta Persada

Sumbe r : PT. Perdana Duta Pe rsada 2011 Presiden Director Vice President O.P.I Operasional O.P.I Support PR Manager Brand Manager S alon Manager Designer VM PO M HRD FA S PV ADM TM BA Marketing ADM Warehouse IT PR Internal PR Eksternal

(7)

  Keterangan:

1. President Director : pemilik (owner) dari PT. Perdana Duta Persada,

memiliki kewenangan secara utuh atas PT. Perdana Duta Persada dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan dan seluruh karyawan.

2. Vice President : wakil dari pemilik PT. Perdana Duta Persada, bertangung

jawab untuk membantu President Director dalam menjalankan perusahaan.

Divisi O.P.I Operasional :

1. PR Manager (Public Relations Manager): bertanggung jawab atas seluruh kegiatan public relations baik itu internal maupun eksternal.

1.2 PR Internal : bertugas untuk membina hubungan antar karyawan dan menjadi jembatan komunikasi antar pimpinan dan karyawan.

1.3 PR Eksternal : bertugas untuk membina hubungan dengan media/pers dan hubungan dengan konsumen. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan publikasi melalui press release, press gathering, online public relations.

2. Brand Manager : memiliki wewenang atas seluruh outlet di department

store dan bertanggung jawab atas seluruh produk yang dipasarkan serta meningkatkan omset penjualan.

2.1 S PV ( Supervisor ) : bertanggung jawab atas kelengkapan seluruh produk yang dijual di counter tiap department store maupun outlet/store O.P.I dan juga memiliki tugas untuk mengatur para BA.

2.1.1 BA : merupakan sales promotion girl (SPG), yang bertugas untuk menawarkan dan menjual O.P.I di counter tiap department

(8)

 

store maupun outlet/store O.P.I yang berada di beberapa Mal dan melakukan interaksi langsung dengan konsumen.

2.2 ADM (Administration) :bertugas untuk mengatur seluruh persoalan administrasi perusahaan dan mengatur gaji para BA.

2.3 TM (Trainer Manager) : memiliki tugas untuk mengadakan training kepada seluruh karyawan dan mengembangkan pengetahuan karyawan mengenai berbagai produk yang dijual perusahaan.

3. Salon Manager : bertanggung jawab atas 5 store utama O.P.I yang memiliki

fasilitas salon (body spa, manicure, pedicure).

3.1 Marketing : bertanggung jawab atas anggaran/keuangan ( pemasukan dan pengeluaran dana) store utama O.P.I yang memiliki fasilitas

salon.

3.2 ADM ( Administration ) : bertugas untuk menyelesaikan persoalan administrasi store utama O.P.I yang memiliki fasilitas salon.

4. Designer : bertanggung jawab dalam hal desain produk perusahaan untuk

ditaruh di website dan blog perusahaan dan desain interior ruangan/tempat yang akan digunakan perusahaan pada saat ingin mengadakan event.

5. VM (Visual Merchandise) : bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan pada saat event berlangsung.

6. Warehouse : bertanggung jawab atas pengaturan dan kelengkapan stok

(9)

  Divisi O.P.I S upport :

1. POM : bertanggung jawab atas OB (Office Boy) perusahaan.

2. IT ( Information Technology ) : bertanggung jawab dalam hal teknis komputer perusahaan dan jaringan (networking) koneksi ke internet.

3. FA (Financial Account) : bertanggung jawab atas keuangan perusahaan dalam hal gaji karyawan, dana klaim karyawan, dan hal-hal yang berkaitan dengan anggaran/dana yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.

4. HRD (Human Resource Department) : bertanggung jawab atas segala sesuatu hal yang berhubungan dengan karyawan atas kontrak kerja, fasilitas kesehatan, jamsostek, asuransi, dan lain-lain.

(10)

  3.2 Prosedur yang Berlaku

1.) Pengenalan Produk

O.P.I merupakan produk cat dan perawatan kuku yang sangat terkenal dari Amerika Serikat karena memiliki kualitas yang sangat baik untuk berbagai jenis kuku. PT. Perdana Duta Persada adalah perusahaan yang menjadi distributor resmi bagi produk O.P.I di Indonesia. O.P.I memiliki berbagai jenis produk cat dan perawatan kuku dengan harga yang beragam dam disesuaikan dengan fungsi dan kegunaan berbagai jenis kuku.

Harga yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen untuk produk cat kuku O.P.I adalah seharga Rp 180.000; untuk semua jenis varian cat kuku. Sedangkan untuk produk perawatan kuku, harganya sangat beragam tergantung dari fungs i dan kegunaannya dan berapa banyak isi per mili liter (M L) dalam botol dimulai dari harga Rp 125.000; untuk ukuran 30 M L, Rp250.000; untuk ukuran 120 M L, Rp 500.00; untuk ukuran 480 M L, dan Rp 750.000; untuk ukuran 960 M L. Selain itu juga ada beberapa vitamin dan masker untuk perawatan kuku harganya berkisar Rp 150.000; - Rp 350.000;

2. ) Prosedur Kegiatan Divisi Public Relations

1. Melakukan berbagai program kegiatan Internal Relations

1. M engadakan acara visitasi perusahaan ke tempat-tempat pemasaran produk O.P.I

2. M engadakan acara jamuan makan bersama antar pimpinan perusahaan dan

(11)

 

2. Melakukan kegiatan Online Public Relations

1. M emantau setiap perkembangan yang terjadi dalam blog perusahaan (blog O.P.I Indonesia).

2. M embalas komentar dari setiap pengunjung blog baik itu konsumen maupun calon konsumen mengenai produk O.P.I dan kegiatan perusahaan. 3. Selalu melakukan update informasi mengenai produk O.P.I dan kegiatan

perusahaan.

3. Menangani permohonan peminjaman produk (Press Release)

1. M ajalah yang ingin meminjam produk O.P.I mengirimkan fax kepada perusahaan, setelah menerima persetujuan (approval), perusahaan kembali mengirimkan surat persetujuan kepada pihak majalah melalui fax kembali.

2. Produk O.P.I yang telah dipinjam untuk difoto kemudian dimuat di majalah tersebut dengan menyertakan atas nama perusahaan dan lokasi store O.P.I serta menkonfirmasi bulan berapa akan dimuat.

4. Menangani event-event yang akan diadakan oleh O.P.I (Press Gathering)

1. (Pra event)

M elakukan konfirmasi melalui telepon atau email kedatangan para undangan (media) yang sudah dikirim undangan sejak seminggu sebelumnya.

(12)

  2. (Event)

Pada saat acara berlangsung melakukan registrasi kedatangan para undangan dan membuat check list siapa saja yang hadir dan tidak. Setelah itu mengirimkan berbagai foto dan gambar (dokumentasi) pada saat event berlangsung kepada undangan (media) yang tidak hadir.

3. (After event)

M engirimkan hard copy (press release dan cd) melalui pos dan soft copy (press release dan dokumentasi yang diambil pada saat event berlansung) kepada para undangan (media) yang tidak hadir.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Metodologi Penelitian

M etodologi penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metodologi penelitian kualitatif. M enurut Kriyantono (2008, p.56), penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu riset ini

(13)

 

bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan. Desain riset dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset. Desain dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan riset.

Dalam pembahasan ini alasan penulis menggunakan metodologi ini adalah karena penulis ingin menggali dan mengamati secara lebih mendalam mengenai penggunaan blog sebagai strategi online public relations dalam meningkatkan brand awareness produk cat dan perawatan kuku O.P.I. Pada penelitian ini pembahasan yang ingin yang dibahas oleh penulis adalah menganalisis blog sebagai strategi online public relations untuk dapat memperkenalkan produk O.P.I kepada masyarakat luas dan menjalin hubungan kedekatan dengan konsumen produk O.P.I. Sehingga melalui analisis penggunaan blog yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui apakah penggunaan blog dapat diterapkan menjadi strategi online public relations dalam meningkatkan brand awareness produk O.P.I.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

M enurut Kriyantono (2008, p.41), data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau tangan pertama di lapangan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini secara khusus data tersebut dikumpulkan dengan mewawancarai pihak yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, dalam hal ini penulis mengunakan teknik wawancara

(14)

 

dalam pengumpulan data primer tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara :

M enurut Berger (2000, p.111) dalam Kriyantono (2008, p.98) menjelaskan wawancara adalah percakapan antara periset–seseorang yang berharap mendapatkan informasi-dan informan-seseorang yang diasumsi mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan wawanacara untuk memperoleh informasi/keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada sejumlah narasumber/partisipan, diantaranya perusahaan dan para konsumen produk O.P.I. Untuk mendapatkan informasi tersebut penulis menggunakan jenis wawancara semi terstruktur, dan menggunakan pedoman wawancara untuk instrumennya.

M enurut Kriyantono (2008, p.99-100), wawancara semi terstruktur adalah dilakukan secara bebas dengan berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur yaitu dengan mewawancarai pihak internal perusahaan yaitu divisi Public Relations sebagai key informan dan pihak eksternal perusahaan yaitu konsumen produk O.P.I yang pernah menggunakan blog O.P.I sebagai informannya.

Alasan penulis menggunakan wawancara dalam penelitiannya adalah karena dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan

(15)

 

dan konsumen produk O.P.I yang menggunakan blog O.P.I, penulis akan memahami situasi/kondisi dari pihak perusahaan dan konsumen mengenai apa yang menjadi alasan mereka melakukan kegiatan, apa yang memotivasi mereka, dan apa yang menjadi keinginan mereka. Dalam hal ini situasi dan kondisi tersebut berkaitan dengan penggunaan blog dalam meningkatkan brand awareness.

2. Observasi :

M enurut Kriyantono (2008, p.108-110), observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Ada dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan yaitu metode observasi di mana periset hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diriset, baik kehadirannya diketahui atau tidak. Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations PT. Perdana Duta Persada namun tidak ikut berperan di dalam kegiatan tersebut.

(16)

  b. Data sekunder

M enurut Kriyantono (2008, p.42), data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Dalam pembahasan ini yang menjadi data sekunder adalah beberapa data yang diperoleh dari PT. Perdana Duta Persada yang berguna untuk penelitian.

Untuk pembahasan mendapatkan data sekunder tersebut maka penulis akan M elakukan teknik pengumpulan data, antara lain adalah :

1. Dokumentasi

M enurut Elvinaro Ardianto (2010, p.167) dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data tersedia dalam bentuk surat catatan harian , kenang-kenangan, dan laporan.

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti permasalahan yang dibahas dalam pembahasan ini bukan hanya berdasarkan wawancara saja, namun juga berdasarkan dokumentasi yang diperoleh dari PT. Perdana Duta Persada. Data tersebut adalah menjadi instumen foto/gambar dan surat surat dari perusahaan, yaitu :

Data yang menjadi instumen foto/gambar dan surat surat dari perusahaan, yaitu :

1. Gambar yang digunakan adalah gambar blog perusahaan.

2. Laporan dan surat peminjaman produk O.P.I yang akan dijadikan press release

(17)

  4. Prosedur Perusahaan. 5. Program Kinerja

6. Strukur Organisasi Perusahaan.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam hal ini penulis menggunakan teknik pengumpulan teori atau pemikiran para ahli yang tertulis mengenai informasi yang berkaitan dan relevan sehingga dapat mendukung dalam hal memberikan penjelasan tentang segala hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

3.3.3 Teknik Validitas Data

Dalam penulisan ini penulis menggunakan validitas trustworthiness. M enurut Kriyantono (2008, p.70), validitas trustworthiness yaitu menguji kebenaran dengan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan.

M enurut Kriyantono (2006, p.72), analisis triangulasi, yaitu menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis triangulasi, dan dalam penggunaanya penulis menggunakan triangulasi metode.

M enurut Kriyantono (2008, p.71), Triangulasi metode yaitu usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi

(18)

 

metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama.

Penggunaan triangulasi metode tersebut dikarenakan penulis ingin menggabungkan beberapa metode yang berasal dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Alasan penulis menggunakan triangulasi ini disebabkan karena sifat kualitatif yang dinamis, jadi penggunaan satu sumber saja menurut penulis tidak dapat mewakili kevaliditasan data.

3.3.4 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data. M enurut Ardianto (2010, p.223) yang mengutip Emzir dengan model M iles dan Huberman, teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis data dibagi menjadi tiga langkah yaitu:

a. Reduksi

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat

(19)

tema- 

tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo).

b. M odel data (data display)

Pada model data ini didefinisikan sebagai suatu kumpulan informas i yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan/Verifikasi kesimpulan

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsisi-proporsisi.

Penulis menyimpulkan bahwa adanya reduksi berfungsi untuk menyajikan data yang sudah diolah yaitu dengan mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data hingga pada akhirnya kesimpulan akhir dapat digambarkan. Dalam hal ini penulis mengambil jawaban dari para key informan dan informan yang sudah diolah yang sudah dikaji ulang kemudian diolah dengan menggunakan reduksi data. M odel data digunakan penulis untuk memberikan kesimpulannya dari hasil jawaban key informan dan informan. Sedangkan penarikan/verifikasi kesimpulan digunakan penulis untuk membandingkan, menghubungakan dan memilih data yang mengarah pada pemecahan masalah, hingga pada akhirnya mampu menjawab permasalahan dan tujuan dari penelitian ini dilakukan.

(20)

  3.3.5 Partisipan dan Objek Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam pembahasan ini memerlukan partisipan informan, oleh sebab itu penulis menentukan key informan dan informan sebagai narasumber.

M enurut Kriyantono (2008, P.156), Purposive sampling yaitu teknik yang mencakup orang orang yang diseleksi atas dasar kriteria kriteria tertentu yang dibuat oleh periset berdasarkan tujuan periset, sedangkan orang orang yang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak akan menjadi sampel.

Oleh sebab itu pengambilan key informan dan informan ialah berasal dari pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Penulis memilih divisi Public Relations sebagai key informan karena divisi tersebut lebih menguasai semua bentuk kegiatan pemasaran dan publikasi PT.Perdana Duta Persada. Sedangkan penulis memilih konsumen produk O.P.I yang pernah menggunakan blog O.P.I sebagai informan, karena penulis ingin mengetahui pendapat mereka mengenai blog O.P.I, apakah penggunaan blog dapat meningkatkan brand awareness produk O.P.I. kepada masyarakat.

Berikut ini adalah key informan yang merupakan pihak internal perusahaan :

1. Public Relations Manager Felly Octavia, S.Sos.

Ibu Felly bertanggung jawab atas seluruh kegiatan public relations mencakup internal dan eksternal. Beliau dipilih dan dianggap layak sebagai informan karena beliau merupakan pembuat kebijakan dan strategi yang harus

(21)

 

dilakukan dalam public relations baik itu internal maupun eksternal. Beliau juga bertugas untuk mengontrol dan melakukan evaluasi setiap kegiatan dalam divisi public relations.

2. Public Relations Officer Vina Violeta, S.E.

Ibu Vina sebagai PR eksternal bertugas untuk menerima instruksi dari PR M anager. Alasan Ibu Vina dipilih dan dianggap layak sebagai informan ialah karena beliau yang melakukan kegiatan online public relations melalui blog yang dimiliki oleh perusahaan dan berhubungan langsung dengan konsumen.

Berikut ini adalah informan yang merupakan pihak eksternal perusahaan : 1. M arsha

M arsha adalah seorang make up artist yang dipilih dan dianggap sesuai sebagai informan karena M arsha adalah konsumen produk O.P.I yang pernah menggunakan blog O.P.I. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapat dari M arsha mengenai manfaat yang dirasakan dari adanya blog O.P.I.

2. Alin

Alin adalah mahasiswi tingkat akhir Universitas Tarumanagara yang dipilih dan dianggap sesuai sebagai informan karena Alin merupakan konsumen produk O.P.I yang pernah menjadi konsumen O.P.I karena pernah menjadi pengunjung blog O.P.I.

3. Stella

Stella adalah seorang pegawai swasta yang bekerja di perusahaan majalah. Stella dipilih dan dianggap sesuai sebagai informan karena Stella adalah

(22)

 

pengguna setia produk O.P.I yang juga menggunakan blog O.P.I. M aka dari itu peneliti ingin mengetahui pendapat Stella terkait dengan blog yang digunakannya selama menjadi konsumen produk O.P.I.

3.3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Jakarta, yaitu PT. Perdana Duta Persada yang beralamat Jl. Bukit Gading Raya I/26 (Komplek Gading Bukit Indah) Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan, yaitu pada April 2011 sampai dengan Desember 2011, dimulai dari masa penelitian sampai akhir penelitian.

3.3.7 Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah PT. Perdana Duta Persada yang mempergunakan blog sebagai strategi dari kegiatan online public relations dalam meningkatkan brand awareness produk cat dan perawatan kuku O.P.I.

(23)

  3.4 Permasalahan

PT. Perdana Duta Persada adalah perusahaan yang bergerak sebagai distributor resmi dalam bidang perawatan dan kecantikan kuku dengan merek produknya yang bernama O.P.I. Dalam hal ini, PT. Perdana Duta Persada ingin meningkatkan brand awareness produk O.P.I agar produk ini juga dapat menembus pasar hingga akhirnya menjadi produk di urutan pertama dalam industri cat dan perawatan kuku, sama seperti di Amerika, yakni yang merupakan tempat dari produk ini berasal. Visi perusahaan adalah menjadi leader bagi produk cat dan perawatan kuku dengan memiliki outlet /store terbanyak di Indonesia. Sedangkan misi perusahaan adalah meningkatkan brand awareness produk O.P.I melalui berbagai jenis publikasi baik di media cetak maupun elektronik. Hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk O.P.I adalah membuat masyarakat tertarik untuk menjaga dan merawat kesehatan kuku dan pemberian edukasi tentang menggunakan produk perawatan kuku secara tepat.

Permasalahan yang terjadi pada PT. Perdana Duta Persada saat ini adalah belum banyaknya masyarakat yang tahu tentang produk O.P.I, salah satu faktornya adalah kurangnya publikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempromosikan produk O.P.I. M elihat dari harga produk O.P.I yang memiliki harga lebih mahal dibandingkan dengan harga produk cat dan perawatan kuku lainnya, membuat produk O.P.I terkesan eksklusif sehingga membuat banyak masyarakat yang tidak tahu akan produk ini. Sedangkan yang menjadi visi perusahaan saat ini adalah agar produk O.P.I dapat menembus industri pemasaran kuku dan menjadi leader bagi produk cat dan perawatan kuku lainnya.

(24)

 

Visi perusahaan tidak dapat terwujud tanpa adanya brand awareness produk O.P.I, maka dari itu diperlukan adanya suatu solusi atau alaternatif pemecahan pemasalahan agar perusahaan dapat mencapai apa yang menjadi visinya.

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Perkembangan dunia internet dalam kehidupan masyarakat khususnya pada penggunaan social media yang sedang popular saat ini di kalangan masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai alat/sarana untuk melakukan suatu tujuan bisnis. Dengan mengambil manfaat dari kegunaan social media maka hal tersebut juga dapat diterapkan pada PT. Perdana Duta Persada. Dalam meningkatkan brand awareness produk O.P.I seharusnya salah satu strategi yang dilakukan oleh Public Relations PT. Perdana Duta Persada adalah dengan memanfaatkan social media sebagai sarananya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pada produk O.P.I, dan salah satu jenis social medianya adalah blog. Oleh sebab itu alternatif pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan menggunakan blog sebagai strategi online public relations dalam meningkatkan brand awareness produk O.P.I.

M enurut Suryadi (2007, p.60), strategi online public relations atau e-PR harus dapat memenuhi langkah-langkah yang ada yaitu memiliki sebuah tujuan, melakukan penelitian untuk mengetahui metode online apa yang sesuai dengan kegiatan bisnis kita dan audiens, membuat sebuah rencana berdasarkan tujuan penelitian tersebut. Strategi online public relations (e-PR) pada PT. Perdana Duta Persada bertujuan untuk meningkatkan brand awareness produk O.P.I dengan memberikan fokusnya pada penggunaan blog. Blog tersebut digunakan untuk menjalin interaksi antara perusahaan dengan konsumen dan calon konsumen. M aka

(25)

 

dari itu blog harus dibuat dengan menggunakan konsep perencanaan yang matang dimulai dari penataan letak yang terdapat komponen dalam blog yaitu subject, content, comments, time and date stamp, dan link. Kemudian dengan pembuatan desain yang menarik pada saat tampilan blog muncul dan tentunya harus pastikan bahwa informasi yang ada dalam blog harus relevan dengan konsumen.

Strategi online public relations yang mempergunakan blog dalam meningkatkan brand awareness produk O.P.I dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan produk O.P.I kepada masyarakat luas dan para konsumen. Dengan memanfaatkan komunikasi antar pribadi/ interpersonal dan komunikasi publik kepada mereka yang terdapat dalam blog .

M enurut Dani Vardiansyah (2004, p.30), komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik : dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi teriadik: tiga orang). Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antar pribadi. Dalam hal ini, kaitan komunikasi antarpribadi pada PT. Perdana Duta Persada yaitu dalam meningkatkan brand awareness untuk produknya melalui penggunaan blog sebagai strategi online public relations. Blog dalam perusahaan ini merupakan sarana untuk melakukan komunikasi terhadap masyarakat yang dapat berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat (yang merupakan calon konsumen dan konsumen produk O.P.I) secara personal, yang memungkinkan setiap pengunjung blog memberikan tanggapan kepada perusahaan maupun orang lain secara langsung.

(26)

 

M enurut Dani Vardiansyah (2004, p.31-32), komunikasi publik disebut juga komunikasi kelompok besar karena melibatkan banyak khalayak yang relatif besar, dan karenanya sulit saling mengenal satu persatu. Dalam hal ini,kaitan komunikasi publik pada PT. Perdana Duta Persada yaitu dalam meningkatkan brand awareness untuk produknya melalui penggunaan blog sebagai strategi online public relations. Blog juga bersifat satu arah karena blog dapat dilihat oleh banyak orang tanpa meminta komentar dari masyarakat karena blog juga memungkinkan setiap orang untuk melihat isi dari pembicaraan antara pengunjung blog, hal ini termasuk dalam komunikasi publik. Selain itu juga dengan memanfaatkan testimoni dari para konsumen pengguna produk O.P.I yang dibaca oleh pengunjung blog lainnya. Testimoni tersebut dapat mempengaruhi pengunjung yang sebelumnya belum pernah menggunakan produk O.P.I, sehingga yang tadinya tidak mengetahui produk ini menjadi tahu dan sebelumnya belum pernah membeli produk ini menjadi membeli produk ini.

Gambar

Gambar 3.1.1 Logo Perusahaan
Gambar 3.1.4 S usunan Organisasi PT. Perdana Duta Persada

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari scouring adalah pergerakan dari tanah dasar laut yang disebabkan oleh arus dan gelombang yang mana prosesnya sama seperti

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SSB Kabupaten Kudus dapat disimpulkan bahwa: Pembinaan SSB di Kabupaten Kudus belum berkriteria baik

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang proses pembelajaran melalui penerapan strategi TANDUR pada konsep sistem ekskresi manusia siswa Kelas IX- 2 SMP

Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Hasil analisa salmonella Ikan Pinekuhe di 4 kecamatan Kabupaten Kepulauan Sangihe menunjukan bahwa Ikan Pinekuhe berada dalam keadaan aman atau tidak terkontaminasi oleh

Menurut mowen dan minor menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen adalah “semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pembangunan sistem perizinan online tersebut, melakukan analisa

Apabila perjanjian kerja sama ini diperparjang PARA PIHAK melakukan koordinasi atas rancangan perpaljangan kerja sama, atau dalam hal salah satu pihak berkeinginar