• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMITMEN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMITMEN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal)

THE INFLUENCE OF EXTERNAL PRESSURES, INTERNAL CONTROL, THE UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT, MANAGEMENT COMMITMENT

AND COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE TRANSPARENCY OF FINANCIAL REPORTING

(Emprical Study at Regional Work Unit in Tegal Regency )

Oleh

BENNY MANDALA PUTRA 20110420316

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tegal)

THE INFLUENCE OF EXTERNAL PRESSURES, INTERNAL CONTROL, THE UNCERTAINTY OF THE ENVIRONMENT, MANAGEMENT COMMITMENT

AND COMPETENCE OF HUMAN RESOURCES TOWARDS THE

IMPLEMENTATION OF THE TRANSPARENCY OF FINANCIAL REPORTING (Emprical Study at Regional Work Unit in Tegal Regency )

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

BENNY MANDALA PUTRA 20110420316

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. LandasanTeori ... 11

1. Teori Institusional ... 11

2. Teori Keagenan ... 12

(4)

xii

A. Populasidan Sample ... 26

B. Jenis Data ... 26

C. Teknik PengambilanSampel... 26

D. TeknikPengumpulan Data ... 27

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

F. Uji Statistik Deskriptif ... 35

c. Uji Heterokedastisitas ... 38

2. Analisis Data ... 39

a. Regresi Berganda ... 39

b. Uji Secara Persial (Uji t) ... 39

c. Uji Secara Simultan (Uji F) ... 40

d. Uji Koefisien Determinasi ( ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Statistik Deskriptif ... 42

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 47

C. Uji Asumsi Klasik ... 47

(5)

xiii

1. Uji Significan Nilai T ... 50

2. Uji Significan Nilai F ... 52

3. Uji Koefisien Determinasi ( ... 52

E. Pembahasan ... 52

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 59

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

C. Keterbatasan Penelitian ... 60 DAFTAR PUSTAKA

(6)
(7)

viii

implementation of the transparency of financial reporting SKPD.

Data collection method in this research is the use of a questionnaire survey. The questionnaire submitted to the apparatus working units (SKPD) at District of Tegal. Sample collecting by using Purposive sampling.A total of 110 questionnaires distributed back to 103 and can be processed as many as 94 questionnaire. The data collected is processed by using multiple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the external pressure, internal control, positive significant effect against the transparency of financial reporting. While the uncertainty of the environment, management commitment, competence

of human resources. no significant effect against the application of the

transparency of financial reporting.

(8)

1 A. Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004, menjelaskan bahwa definisi dari otonomi daerah adalah hak, kewajiban, dan wewenang untuk mengatur sendiri pemerintahannya. Tujuan utama dengan adanya otonomi daerah adalah untuk tercapainya Good Goverment Governance

atau tata kelola pemerintahan yang baik, dan salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara (Mahendra, 2013). Dimana pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting.Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan rakyat, serta membudayakan dan menciptakan ruang bagi rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002).

(9)

akanmenimbulkan dampak negatif yang sangat luas dan dapat merugikan masyarakat. Dampak negatif yang akan timbul dikarenakan tidak adanya transparansi adalah dapat menimbulkan distorsi dalam alokasi sumber daya, memunculkan ketidak adilan bagi masyarakat, menyuburkan praktik-praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan. Pada tahun 2011, tingkat korupsi di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu dengan CPI (Corruption Perceptions Index) sebesar 3,0 (dengan kisaran 0-10) (Transparency International Indonesia). Hal dapat dijadikan salah satu gambaran bahwa transparansi di Indonesia masih sangat rendah (Ridha, dan Basuki 2012), sedangkan tahun sebelumnya ditahun 2015 skor indonesia menjadi 36 dan menempati urutan 88 dari 168 negara yang diukur, Skor Indonesia secara pelan naik 2 poin, dan naik cukup tinggi 19 peringkat dari tahun sebelumnya. Skor CPI berada pada rentang 0-100.0 berarti negara dipersepsikan sangat korup, sementara skor 100 berarti dipersepsikan sangat bersih.

(10)

Dalam mekanisme tata kelola, pelaporan keuangan memiliki dua tujuan, yaitu organisasi yang transparan dan keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholders) (Hess, 2007). Masyarakat memiliki hak dasar untuk tahu (basic right to know) dan memperoleh informasi mengenai apa yang sedang dilakukan pemerintah, dan mengapa suatu kebijakan atau program dilakukan (Stiglitz, 1999) serta bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya (Silver, 2005).

Tekanan Eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar SKPD seperti peraturan (regulasi), eksekutif, masyarakat, dan sebagainya. Adannya tekanan eksternal dapat berakibat pada praktik-praktik SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang hanya bersifat formalitas untuk memperoleh legitimasi. Praktik-praktik yang dimaksud dalam penelitian ini di khususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan (Ridha, dan Basuki 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki(2012), Sihaoloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa peraturan dan kebijakan yang menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan. Julita dan Belian (2015) dan Dewi et.al. (2015) meneliti variabel yang sama dengan hasil tekanan eksternal tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

(11)

efisien, yang terdiri dari kebijakan kebijakan dan prosedur prosedur yangditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dari operasi perusahaan. Oleh karena itu sebelum auditor melakukan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan harus memahami terlebih dahulu pengendalian intern (Sari, 2012).

Pengendalian internal mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan meningkatkan efektivitas pegawai sehingga pemerintah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Tujuan pengendalian internal menurut Mulyadi (2002) dalam Sari (2012) adalah keandalan informasi keuangan, dimana pengendalian internal ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan harus disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi di Indonesia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan peningkatan kegiatan operasi secara efektif dan efisien (Sari, 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Sari (2012), Amelia (2015), Alim (2015), Hastuti (2015) menunjukkan bahwa pengendalian Internal berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

(12)

SKPD dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, baik dalam praktik maupun operasionalnya. Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini dikhususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan (Ridha, dan Basuki 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Sihaloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Fardian (2014), Julita dan Belian (2015), dan Satyaningsih et.al. (2014) melaksanakan penelitian dengan variabel yang sama menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap penerapan transapransi pelaporan keuangan.

(13)

Penjelasan Pasal 4 ayat 1) yang harus dipegang oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (Ridha dan Basuki, 2012).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Hastuti (2015), dan Dewi et. al. (2015) menunjukkan bahwa komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Penelitian yang sama juga dilaksanakan oleh Julita dan Belian (2015) dan Purnamasari (2015) dengan variabel yang sama menunjukkan bahwa komitmen manajemen tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dalam penilaian profesionalisme (Fardian, 2014). Kompetensi Sumber Daya Manusia yaitu kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya tugasnya secara profesional, efektif dan efisien (Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007).

(14)

menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap transparansi pelaporan keuangan.Menurut Ridha dan Basuki (2012), penelitian empiris di Indonesia mengenai penerapan transparansi pelaporan keuangan daerah belum banyak ditemui.Peneliti termotivasi untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan.Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris mengenai faktor¬faktor yang berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintahan daerah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan transparansi pelaporan keuangan yang didorong oleh adanya tekanan eksternal, system pengendalian internal, ketidakpastian lingkungan, komitmen manajemen, sumber daya manusia.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki 2012) yang berjudul “Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, dan Komitmen Manajemen terhadap Penerapan Transparansi

Pelaporan Keuangan.” Penelitian ini belum banyak dilaksanakan di daerah lain.

Beberapa penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti lain, seperti Fardian (2014) di SKPD Pemerintah Kota Padang, dan Julita dan Belian (2015) di Pemerintah Kota Pekanbaru menunjukkan hasil yang berbeda.

(15)

daerah yang menerapkan transapransi pelaporan keuangan daerah. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan Dua variabel, diantaranya Pengendalian Internal dan Kompetensi sumber daya manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah tekanan eksternal berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan ?

2. Apakah pengendalian internal berpengaruh siginifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

3. Apakah ketidakpastian lingkuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

4. Apakah komitmen manajemen berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

5. Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan.

(16)

3. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan.

5. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap transparansi pelaporan keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pihak berikut ini :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, penelitian ini apat menambah pengetahuan di bidang sektor publik, khusnya dalam analisis faktor faktor yang mempengaruhi transparansi pelaporan keuangan yang ada di pemerintah daerah dimana dapat menjadi acuan kerja serta nantinya dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya.

b. Bagi akademisi, penelitian ini menambah wawasan tentang pengukuran tingkat transparansi pelaporan keuangan pemerintah daerah dan faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.

2. Manfaat praktis

(17)

menjadi sarana informasi bagi pihak eksternal. Dan menjadi acuan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan untuk kebijakan selanjutnya.

(18)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Institusional

(19)

Rowan, 1977). Organisasi publik yang cenderung untuk memperoleh legitimasi akan cenderung memiliki kesamaan atau isomorfisme (isomophism) dengan organisasi publik lain (DiMaggio dan Powell, 1983).

Isomorfisme Institusional (Institutional Isomorphism)

Hawley (1968) dalam DiMaggio dan Powell (1983) menyatakan bahwa isomorfisme (isomorphism) adalah proses yang mendorong satu unit dalam suatu populasi untuk menyerupai unit yang lain dalam menghadapi kondisi lingkungan yang sama. Penelitian terbaru telah menekankan bagaimana organisasi publik menjadi subjek tekanan institusional yang mendalam sehingga menyebabkan pada umumnya organisasi publik menjadi lebih mirip (Ashworth et al., 2009). Teori institusional organisasi memprediksi bahwa organisasi akan menjadi lebih serupa karena tekanan institusional, baik dikarenakan adanya koersif (coercive), normatif (normative), dan mimetik (mimetic) (DiMaggio dan Powell, 1983).

2. Teori keagenan

(20)

sendiri berdasarkan fakta yang ada dan terjadi terdapat unsur kapitalisme yang seiring melekat erat pada teori ini dimana paradigma yang terjadi dalam penelitian akuntansi sikap individualis yang menepatkan self-interest sebagai sesuatu yang lebih dominan.Zimmerman (1997) dalam Hilmi dan Martani (2012) mengungkapkan agency problem juga ada dalam konteks organisasi pemerintahan.Prinsipal dalam sektor publik memiliki latar belakang yang berbeda-beda, oleh karena itu seharusnya pengungkapan laporan keuangan tidak hanya terbatas pada akses dan dilaporkan kepada DPRD yang berperan sebagai wakil rakyat.Moe (1984) dalam Hilmi dan Martani (2012) Hubungan prinsipal dan agen dapat dilihat dalam politik demokrasi.Dikarenakan Indonesia adalah sebagai Negara kesatuan dan demokrasi, maka pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap prinsipal yaitu masyarakat sebagai pemilih dan pemerintah pusat.

Fadzil dan Nyoto (2011) dalam Alim (2015) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan prinsipal-agen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Pemerintah pusat adalah prinsipal dan pemerintah daerah bertindak sebagai agen. Hal ini dikarenakan, Indonesia sebagai negara kesatuan, pemerintah daerah bertanggung jawab kepada masyarakat sebagai pemilih dan juga kepada pemerintah pusat

3. Transparansi Pelaporan Keuangan

(21)

2005).Transparansi merupakan sebuah konsep mencakup peristiwa atau kejadian (informasi yang terbuka tentang input, output, dan outcome), transparansi proses (informasi yang terbuka tentangtransformasi yang berlangsung antara input, output, dan outcome), transparansi real-time (informasi yang dirilis segera), atau transparansi retrospektif (Hood, 2007).

Transparansi pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah terkait semua upaya SKPD yang secara sengaja melaporkan semua informasi keuangan yang mampu dirilis secara legal baik positif maupun negatif, akurat, tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran publik dan mempertahankan tanggung jawab SKPD atas tindakan, kebijakan, dan praktik yang dilakukannya (Ridha dan Basuki 2012). Karena dengan tanggung jawab ini, transparansi pelaporan keuangan di tingkat daerah dapat diterapkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

(22)

B. Penurunan Hipotesis dan Penelitian terdahulu 1. Tekanan Eksternal

Isomorfisme koersif selalu terkait dengan segala hal yang terhubung dengan lingkungan di sekitar organisasi (Ridha dan Basuki, 2012). Isomorfisme koersif (coercive isomorphism) merupakan hasil dari tekanan formal dan informal yang diberikan pada organisasi oleh organisasi lain dimana organisasi tergantung dengan harapan budaya masyarakat di mana organisasi menjalankan fungsinya (DiMaggio dan Powell, 1983).

Kekuatan koersif adalah tekanan eksternal yang diberikan oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga lain untuk mengadopsi struktur atau sistem (Ashworth et. al, 2009). Adanya peraturan ditujukan untuk mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik.Di sisi lain, kekuatan koersif dari suatu peraturan dapat menyebabkan adanya kecenderungan organisasi untuk memperoleh atau memperbaiki legitimasi (legitimate coercion) (Scott, 1987) dalam (Ridha dan Basuki 2012), sehingga hanya menekankan aspek-aspek positif agar organisasi terlihat baik oleh pihak-pihak di luar organisasi (Ridha dan Basuki 2012). Perubahan organisasi yang didasari kekuatan koersif akan menyebabkan organisasi lebih mempertimbangkan pengaruh politik dari pada teknis (Ashworth et. al, 2009).

(23)

organisasi lain seperti pemerintah pusat, lembaga swadaya masyayarakat (LSM), dan lembaga lembaga lain. Adanya sebuah peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat ataupun pihak yang berkaitan sebenarnya bertujuan untuk menjadikan praktik dalam organisasi (SKPD) menjadi lebih baik. Jika tekanan eksternal yang terjadi akibat adanya kekuatan koersif pada pemerintah akan menyebabkan organisasi melakukan praktik praktik hal yang tidak di inginkan, seperti halnya terkait penerapan transparansi pelaporan keuangan yang bersifat formalitas. Tanpa memikirkan tugas dan tujuan terjalankan lebih efektif dan efisiensi sesuai target.

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh tekanan eksternal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Sihaoloho (2013), dan Hastuti (2015) menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa peraturan yang menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian yang telah dilakuka dapat di duga bahwa penerapan transparansi peloparan keuangan di pengaruhi oleh tekanan eksternal. Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis satu sebagai berikut:

H1: Tekanan eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

2. Pengendalian Internal

(24)

penting yang memengaruhi kualitas dari sebuah informasi, dimana keandalan sistem harus juga didukung oleh keandalan sumber daya manusia.Namun sistem yang sudah berjalan harus dikontrol agar tetap dapat berjalan baik.

Indra Bastian (2006) dalam Amelia (2015) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas, dan segenap personel) yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengendalian intern yang didefinisikan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) (1992) dalam Sari (2012) adalah suatu proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

a. Efektivitas dan efisiensi operasi b. Keandalan pelaporan keuangan

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

(25)

dalam pemerintahan pengendalian internal menjadi bagian penting dalam organisasi. Pengendalian internal digunakan untuk menjalankan proses eksekusi oleh pihak kepala daerah/dinas maupun anggota guna pencapaian tujuan dalam organisasi. Semakin sistem pengendalian internal diterapkan dengan baik di dalam pemerintahan, maka pengungkapan proses transparasi pelaporan keuangan akan menjadi lebih transparan. Karena dengan sistem pengendalian internal, organisasi dapat mengarahkan, mengawasi serta dapat mengukur sumber daya yang ada di dalam organisasi. Begitu juga sebaliknya jika dalam organisasi pemerintah tidak di terpkan pengendalian internal secara baik maka tujuan dan proses eksekui yang ada tidak berjalan dengan baik.

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh Pengendalian Internal terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Sari (2012), Amelia (2015), Alim (2015), Hastuti (2015) menunjukkan bahwa Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, berupa sistem untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku sehingga menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas dan hasil penelitian sebelumnya dapat diduga bahwa penerapan transparansi pelaporan keuangan di pengaruhi oleh pengendalian internal.Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis Dua sebagai berikut:

(26)

3. Ketidak Pastian Lingkungan

Isomorfisme mimetik adalah kecenderungan organisasi untuk memodelkan dirinya pada perilaku organisasi lain (DiMaggio dan Powell, 1983) muncul sebagai tanggapan untuk suatu ketidakpastian (Mizruchi dan Fein, 1999) akan suatu standar tertentu. Isomorfisme mimetik termasuk di dalamnya benchmarking

dan mengidentifikasi praktik terbaik yang ada di lapangan (Tuttle dan Dillard, 2007).Ketidak pastian lingkungan sering terjadi dalam setiap organisasi.Ketidakpastian lingkungan bisa disebabkan oleh berbagai hal dari luar organisasi.seperti perubahan kebijakan kebijakan dan peraturan yang tidak menentu dalam setiap waktu dan perbedaan peraturan yang ada akibat suatu dugaan lainnya

(27)

pemahaman individu akan organisasi yang kurang, khusunya dalam penerapan hal hal baru. Disebabkan ketidaksiapan organisasi dalam bertransformasi ke hal yang baru.

Transparansi pelaporan keuangan mengharuskan organisasi untuk menyajikan laporan keuangan yang bebas dari salah material dan informasi yang bias kepada pihak luar (Ridha dan Basuki, 2012). Hal tersebut sesuai dengan konsep keterandalan (reliabilitas) dimana informasi dalam laporan kuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan materil, sesuai fakta, jujur dan dapat di verifikasi (PP No.24/2005, Lampiran II: Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah No.35). menurut Intakhan dan Ussahawanitchakit (2009) dalam Ridha dan Basuki (2012) keterandalan dalam transparansi pelaporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian lingkungan dari jenis jenis yang diakui dan diukur dalam laporan keuangan. Akan tetapi adanya peraturan pemerintah terkait transparansi pelaporan keuangan akan mendorong organisasai untuk menyampaikan informasi secara detil baik proses ataupun praktik yang ada dalam laporan keuangan untuk memenuhi prasyarat kualitas keandalan.

(28)

penerapan transparansi pelaporan keuangan. Untuk itu, ada kemungkinan hipotesis tiga dirumuskan sebagai berikut:

H3: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi pelaporan keuangan.

4. Komitmen Manajemen

DiMaggio dan Powell (1983) dalam Ridha dan Basuki (2012) menyatakan bahwa ismorfisme normative terkait dengan profesionalisme.Perubahan komitmen dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, 2002).Paine (1994) menyatakan bahwa strategi integritas merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih menuntut daripada inisiatif kepatuhan atas hukum. Kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud bila diikuti oleh komitmen manajemen yang kuat. Institusionalisasi sebagai proses dalam organisasi untuk menetapkan suatu karakter ditentukan oleh komitmen organisasi dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip (Selznick, 1992 dalam Dacin, 2002 dalam Ridha dan Basuki, 2012). Transparansi merupakan salah satu nilai atau prinsip (PP No. 58/2005, Penjelasan Pasal 4 ayat 1) yang harus dipegang oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (Ridha dan Basuki, 2012).

(29)

pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi sehingga orang bekerjasama dengan efektif untuk mencapai sasaran organisasi (Mukjizat, 2000 dalam Saputra, 2015).Dengan mencapai sasaran organisasi yang efektif, transparansi dapat diterapkan seiring dengan jalannya organisasi yang baik.Dalam artian profesionalsime dalam organisasi baik mematuhi, menjalankan, dan mengimplementasikan suatu kebijakan dan hukum merupakan suatu wujud dalam komitmen organisasi.dimana prinsip prinsip dan nilai nilai kepatuhan akan kebijakan dan hukum merupakan suatu hal yang harus dipegang dan di lakukan oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya (PP. No. 58/2005, penjelasan Pasal 4 Ayat 1).

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen manajemen terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Ridha dan Basuki (2012), Hastuti (2015), dan Dewi et. al. (2015), Prasetya (2015), Saputra (2015) menunjukkan bahwa komitmen manajemen berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.Dari uraian di atas dan hasil penelitian sebelumnya dapat di duga bahwa penerapan transparansi pelaporan keuangan dipengaruhi oleh komitmen manajemen.Untuk itu dapat dirumuskan hipotesis empat sebagai berikut:

(30)

5. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Setiawati (2013) dalam Al-Amin (2015) menyatakan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan karyawan yang ada, sebagai kesatuan SDM harus dipandang sebagai suatu sistem dimana tiap tiap karyawan merupakan bagian yang saling berkaitan suatu dengan lainnya dan bersama sama berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

(31)

Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh Fardian (2014) menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya maka dapat irumuskan hipotesisi lima sebagai berikut:

(32)

C. Model Penelitian

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Model Penelitian

Variabel independen Variabel dependen

TEKANAN EKSTERNAL

PENGENDALIAN INTERNAL

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

KOMITMEN MANAJEMEN

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

(33)

26 A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Kabupaten Tegal,sampel yang digunakan adalah pejabat serta beberapa staf keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah dimana di Kabupaten Tegal sendiri terdapat (26) SKPD terdiri atas Dinas, Badan dan Kantor.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuesioner.Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti. Atau dengan kata lain data primer ini harus dicari sendiri oleh peneliti. Kelebihan data primer ini adalah peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data, peneliti dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan, dan peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitian dengan ketersediaan data di lapangan.Dimana data tersebut dapat diperoleh dari masing-masing staff di bagian keuangan setiap SKPD.

C. Teknik Pengambilan Sampel

(34)

SKPD, dengan pandangan bahwa responden telah memahami situasi dan kondisi didalam SKPD serta terlibat dalam pelaporan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuisioner kepada responden. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang ada untuk dijawab. Kuisioner sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang efisien (sugiyono, 2007).Terdapat 5 item isntrumen dengan menggunakan skala likert. Item item pertanyaan ini telah digunakan oleh Duncan (1972), Kirmizi dan Yusserie (2002) Mardiyah dan Gundono (2001), Imton (2004), Widyastuti (2005), Basuki dan Ridha dan Basuki (2012), Alim (2015), Prasetya (2015), Saputra (2015). 5 skala likert berikut yaitu:

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2= Tidak Setuju (TS)

3= Tidak Pasti-Netral (N) 4= Setuju (S)

5= Sangat Setuju (SS)

(35)

E. Devinisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Variabel Independen,

Variabel yang mempengaruhi variabel dependen.Variabel independen pada penelitian ini adalah pengaruh tekanan eksternal, sistem pengendalian internal, ketidakpastian lingkungan, komitmen manajemen, sumber daya manusia.

a. Tekanan Eksternal (X1)

Tekanan eksternal adalah tekanan yang di pengaruhi oleh luar organisasi, dimana tekanan eksternal sendiri di pengaruhi oleh kebijakan hukum dari pemerintah pusat, masyarakat dan peraturan pemerintah yang lebih tinggi. Tekanan eksternal dihubungkan dengan penerapan transparansi laporan keuangan, semakin tinggi tekanan eksternal seperti peraturan dan masyarakat maka masyarakat cenderung semakin melaksanakan transparansi pelaporan keuangan (frumkin dan galaskiewicz dalam Ridha dan Basuki, 2012).Kebijakan kebijakan yang menjadi faktor terjadinya tekanan eksternal dalam hal ini, paraktik paraktik dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan yang hanya bersifat formalitas oleh SKPD-SKPD.Tekanan eksternal diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 6 butir pertanyaan.

(36)

Pengendalian internal yang didefinisikan oleh (Coso dalam Alim, 2015) adalah suatu proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

1) Efektivitas dan efisiensi operasi 2) Keandalan pelaporan keuangan

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

(37)

c. Ketidakpastian Lingkungan (X3)

Ketidakpastian lingkungan dalam hal ini adalah kondisi dimana SKPD mengalami ketidakpastian yang dapat disebabkan adanya pengaruh dari luar SKPD, seperti sering terjadinya perubahan peraturan, tidak

match-nya antara peraturan yang satu dengan yang lain, terjadinya mutasi staf SKPD yang cepat, dan lain sebagainya.SKPD dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dengan kondisi yang ada, baik dalam praktik maupun operasionalnya.Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini dikhususkan pada penerapan transparansi pelaporan keuangan.(Ridha dan Basuki, 2012).Menurut Luthans (1998) ketidakpastian lingkungan adalah situasi seorang terkendala untuk memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidak pastian tersebut.Dalam pengukuran ketidakpastian lingkungan ini menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 4 butir pertanyaan.

d. Komitmen Manajemen (X4)

(38)

perusahaan.Nilai-nilai tersebut nantinya diterapkan melalui perilaku dan tindakan yang tepat.Selain itu managemen secara pribadi juga terlibat untuk memastikan bahwa sistem managemen SKPD yang dikembangkan dan diimplementasikan sudah berjalan.Sistem managemen yang baik dalam hal transparansi pelaporan keuangan dapat tercapai apabila SKPD memiliki staf yang handal dan kompeten dibidangnya, dibangunnya budaya etis secara komprehensif, dan kompeten. Sistem managemen yang baik tersebut akan berdampak pada terpenuhinya standar profesionalisme yang seharusnya ada pada SKPD-SKPD. Komitmen manajemen diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 5 butir pertanyaan.

e. Kompetensi Sumber Daya Manusia (X5)

Perubahan institusional dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, dalam Ridha dan Basuki, 2012).Kepatuhan sebuah organisasi terhadap suatu peraturan dan hukum dapat terwujud apabila terdapat komitmen manajemen yang baik.Dilain sisi kapabilitas dan kompetensi sumberdaya manusia yang ada juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan sebuah organisasi.Semakin berkompeten sumberdaya manusia yang ada semakin besar kemungkinan organisasi yang ada terkendali dan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi (Alim, 2015).

(39)

berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatanya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efisien (Keputusan Kepala BKN No 46A Tahun 2007).Kompetensi sumber daya manusia yang ada di ukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 dengan 4 butir pertanyaan.

2. Variabel Dependen,

Variabel yang di pengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen pada penelitian ini adalah Transparansi pelaporan keuangan.

a. Transparansi pelaporan keuangan.

(40)

informasi penyajian. Menurut Mardiasmo, (2012) transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

Pada table 3.1 mengenai operasional variabel dibawah merupakan replikasi dari penelitian Basuki dan Ridha dan Basuki (2012) dan Ferdian (2012).

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator

(41)

dari masyarakat atas  Sistem informasi yang ada

Ketidakpastian lingkungan

Pengaruh lngkungan

(42)

Keahlian

F. Uji Statistik Deskriptif

Statistic deskriptif memberikan gambaran secara umum mengenai karakter variabel penelitian.parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata rata, standar deviasi dan kisaran skor (maksimum dan minimum) yang ditampilkan dalam table staistik deskriptif.

G. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data digunakan untuk memastikan bawa instrument yang digunakan merupakan alat ukur yang akurat dan dapat di percaya.Uji kualitas data meliputi uji validitas dan reliabilitasa.

1. Uji validitas

(43)

2. Uji reliabilitas

Uji reliabiltas adalah kualitas instrument tidak hanya di tentukan oleh kemampuan item-itemnya dalam mengukur atau mengungkapankan pedapat subyek. Hasil dari uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan koefisian cronbach alpha (koefisian keandalan) yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukan seberapa baik item suatu instrument berkorelasi positif dengan item lainya.Semakin tinggi koefisien Alpha berarti semakin baik pengukuran suatu instrument. Variabel dikatakan andal (reliable) jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali, 2009).

H. Uji Hipotesis dan Analisi Data 1. Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 21. Model regresi akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah bila dipenuhi asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antar variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan uji statistik

One-Sample Kolmogorov_Smirnov (K-S) dan memperhatikan penyebaran data

(44)

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap tiap variabel independen saling berhubungan secara linear.Multikolinieritas terjadi apabila antara variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan.Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolinieritas atau tidak adanya hubungan antar variabel indepnenden dengan variabel independen lainya (kolerasi). Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinieritas adalah dengan memperhatikan :

1) Besaran korelasi antara variabel independen. Pedoman suatu model regresi bebas multikolinieritas, memiliki kriteria sebagai berikut :

a) Koefisien kolerasi antara variabel-variabel indenpenden harus lemah, tidak lebih dari 90% atau dibawah 0.90 (Ghozali, 2006)

(45)

ini menunjukan terjadinya mulikolinieritas yang serius (Ghozali, 2006).

2) Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflantion Factor) nilai tolerance dan VIF menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Persamaan yang digunakan adalah : (3.3) nilai cutoff yang digunakan dan dipakai untuk menandai adanya faktor faktor multikolinieritas adalah tolerance < ),10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Heterokedastisitas dapat terdeteksi dengan menilai plot anatar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sectter plot. Yang mendasari pengambilan keputusan adalah : 60

1) Jika ada pola tertentu seperti titik titik yang membentuk satu pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka akan terjadi masalah heterokedastisitas.

(46)

2. Analisis Data

a. Regresi Berganda

Regresi berganda bertujuan untuk menyatakan hubungan independen terhadapa variabel dependen.Untuk mengetahui hubungan tekanan eksternal, pengendalian internal, ketidak pastian lingkungan, komitmen manajemen, kompetensi sumber daya manusia dengan transparansi pelaporan keuangan. Secara matematis ditunjukan dalam persamaan dibawh ini :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 +e Keterangan

Y= transparansi laporan keuangan X1= Tekanan Internal

X2= Pengendalian internal X3= Ketidakpastian lingkungan X4= Komitmen manajemen

X5= Kompetensi sumber daya Manusia a = Konstana

b1, b2, b3, b4, dan b5 = koefisien regresi e = Error

b. Uji Nilai t

(47)

1) Jika p value< α (0,05), Artinya variabel independen

berpengaruh positif terhadap variabel dependen, maka hipotesis didukung.

2) Jika p value> α (0,05), maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen, artinya hipotesis yang tidak didukung.

c. Uji Nilai F

Uji nilai F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Pengujian ini menggunakan tinggat ketentuan sebagai berikut.

1) Jika p value< α (0,05), artinya variabel independen secara

bersama sama mempengaruhi variabel dependen.

2) Jika p value> α (0,05), artinya variabel independen tidak

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

d. Uji koefisien determinasi (Adjusted )

(48)
(49)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di 26 SKPD KabupatenTegal. Masing-masing SKPD disebar 3-6 kuesioner. Sampel terdiri dari 110 orang di SKPD bagian keuangan Kota Tegal, dari 110 kuesioner yang disebar berhasil terkumpul sebanyak 103 kuesioner. Kuesioner yang layak digunakan untuk analisis sebanyak 94 kuesioner, karena terdapat 7 kuesioner yang tidak diisi secara lengkap.

TABEL 4.1.

Sampel dan Tingkat Pengembalian

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang disebar 110

Kuesioner yang tidak kembali 7

Kuesioner yang kembali 103

Kuesioner yang tidak diisi secara lengkap 7 Kuesioner yang dapat diolah 94

Tingkat pengembalian 85%

A. Statistik Deskriptif

(50)

TABEL 4.2.

(51)

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Hasil uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Momentdisajikan pada tabel berikut.

TABEL 4.3.

Uji Validitas Variabel Tekanan Eksternal

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

TE 1 0,651 0,000 0,2028 Valid

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung> Rtabel (0,2028).Hal ini berarti seluruh butiran pertanyaan Variabel Tekanan Eksternal adalah valid.

TABEL 4.4.

Uji Validitas Variabel Pengendalian Internal

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

PI 1 0,696 0,000 0,2028 Valid

(52)

Pengendalian Internal adalah valid.

TABEL 4.5.

Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

KL 1 0,746 0,000 0,2028 Valid

KL 2 0,701 0,000 0,2028 Valid

KL 3 0,595 0,000 0,2028 Valid

KL 4 0,717 0,000 0,2028 Valid

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Ketidakpastian Lingkungan adalah valid.

TABEL 4.6.

Uji Validitas Variabel Komitmen Manajemen

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

KM 1 0,712 0,000 0,2028 Valid

(53)

TABEL 4.7.

Uji Validitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan KSDM 1 0,870 0,000 0,2028 Valid KSDM 2 0,922 0,000 0,2028 Valid KSDM 3 0,956 0,000 0,2028 Valid KSDM 4 0,915 0,000 0,2028 Valid Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa semua item memiliki koefisien korelasi Pearson positif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Rhitung > Rtabel (0,2028). Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan variabel kualitas Kompetensi Sumber Data Manusia adalah Valid.

TABEL 4.8.

Uji Validitas Variabel Transparansi Pelaporan Keuangan

Butir Rhitung Sig. Rtabel Keterangan

TPK 1 0,829 0,000 0,2028 Valid

(54)

2. Pengujian Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

TABEL 4.9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Keterangan Tekanan Eksternal (TK) 0,786 Reliabel Pengendalian Internal(PI) 0,807 Reliabel Ketidakpastian Lingkungan (KL) 0,764 Reliabel Komitmen Manajemen (KM) 0,792 Reliabel Kompetensi Sumber Daya Manusia 0,844 Reliabel Transparansi Pelaporan Keuangan (TPK) 0,804 Reliabel

Sumber : Data primer diolah

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, berarti instrument yang digunakan dalam penelitian ini andal (reliabel).

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Normalitas data diuji dengan menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS). Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas

Z Asymp-sig Keterangan

One Sample KS 0,980 0,292 Data berdistribusi normal

(55)

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari KSZ unstandardized residual

yang diperoleh pada Tabel 4.10 sebesar 0,292> 0.05, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Hasil hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.11.

Tabel 4.11 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

3. Heteroskedastisitas

(56)

TABEL 4.12.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Variabel Sig Kesimpulan

RES2

TE 0,069 Non heteroskedastisitas PI 0,377 Non heteroskedastisitas KL 0,425 Non heteroskedastisitas KM 0,548 Non heteroskedastisitas KSDM 0,212 Non heteroskedastisitas Sumber: Hasil analisis data

Hasil perhitungan tabel 4.12 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

D. Hasil Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

(57)

TABEL 4.13.

Sumber : Hasil analisis data

Hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi:

TPK= 1,496 + 0,112TE + 0,441PI + 0,105KL + 0,113KM + 0,195 KSDM + e

1. Uji signifikansi nilai t

a. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Variabel Tekanan Eksternal memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,112 dan nilai t sebesar 1,175 serta nilai sig (0,079) > α (0,05), berarti Tekanan Eksternaltidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H1) tidak terbukti/ditolak.

b. Pengujian hipotesis kedua (H2)

(58)

(0,05), berarti Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan. Hipotesis kedua (H2) terbukti/diterima.

c. Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Variabel Ketidakpastian Lingkungan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,105 dan nilai t sebesar 0,876 serta nilai sig (0,383) > α (0,05), berarti Ketidakpastian Lingkungantidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H3) tidak terbukti/ditolak.

d. Pengujian hipotesis keempat (H4)

Variabel Komitmen Manajemen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,133 dan nilai t sebesar 0,136 serta nilai sig (0,259) > α (0,05), berarti Komitmen Manajementidak berpengaruh positif terhadap penerapan Trasnparansi Pelaporan Keuangan.Hipotesis pertama (H4) tidak terbukti/ditolak.

e. Pengujian hipotesis kelima (H5)

(59)

2. Uji signifikansi nilai F

Hasil perhitungan pada Tabel 4.13 diperoleh nilai fhitung sebesar 20,360dengan nilai sig (0,000) < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yangsignifikan variabel-variabel Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen, Kompetensi Sumber Daya Manusia secara bersama-sama terhadap penerapan Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan.

3. Koefisien determinasi

Nilai Adjusted R square sebesar 0,510 menunjukkan bahwa 51,% variasi penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen, Kompetensi Sumber Daya Manusia. Sedangkan sisanya sebesar 49% dijelaskan variabel lain di luar model.

E. Pembahasan

1. Tekanan eksternal terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

(60)

Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0,078, yang lebih besar dari nilai alpha 0,05 akan tetapi koefisien regresi sebesar 0.112 menunjukkan arah positif. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi, dkk (2013) dan Hasil penelitian Julita dan Belian(2015) menyatakan bahwa tekanan eksternal tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah daerah.

Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar organisasi seperti peraturan-peraturan pemerintah (regulasi). Regulasi yang cepat dalam satu rentang waktu tertentu, mengakibatkan organisasi merubah proses dan strukturnya (Govindajaran dalam Ridha 2012). Perubahan tersebut akan mengakibatkan sulitnya penyesuaian dalam pemahaman organisasi bertransformasi ke peraturan maupun kebijakan yang baru, dan mengakibatkan terjadinya formalitas dalam praktik menjalankan peraturan tersebut. Perubahan (regulasi) yang cepat akan menuntut orgnisasi untuk bergerak cepat dalam menjalankan strategi dan misinya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya lingkungan yang sering berubah, hal inilah yang akan mempengaruhi beberapa halpenting yang sudah diatur organisasi sebelumnya seperti perencanaan dan pengendalian.

(61)

secara positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Jadi dalam penelitian ini Tekanan Eksternal yang ada baik dari adanya peraturan mauupun kebijakan yang ada tersebut tidak mempengaruhi penerapan transparansi pelaporan keuangan pada SKPD Kabupaten Tegal. Tekanan eksternal dalam sebuah organisasi menjadi satu hal yang biasa terjadi, hal ini tergantung bagaimana strategi organisasi menghadapi situasi seperti ini.

2. Pengendalian Internal terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

(62)

sehingga menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan.

3. Ketidakpastian Lingkungan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Ketidakpastian Lingkungan (H3) menunjukkan bahwa Ketidakpastian Lingkungan tidak berpengaruh signifikan di pemerintah daerah Kab. Tegal, dengan demikian (H3) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0.383, yang lebih besar dari nilai alpha 0,05 dan koefisien regresi

sebesar 0,105. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ridha dan Basuki (2012), Mahendra (2013) dan Sihaloho, dkk (2013) yang menyatakan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

(63)

disekitarnya.Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan rendah dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam transparansi pelaporan keuangan agar memudahkan memperoleh informasi dari bawahannya. Jadi, hal ini dapat menguntungkan organisasi dalam pelaporan keuangan apabila terjalinnya kerjasama yang baik antara atasan dengan bawahan (Sihaloho dkk, 2013). 4. Komitmen Manajemen terhadap penerapan transparansi pelaporan

keuangan

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Komitmen Manajemen (H4) menunjukkan bahwa Komitmen Manajemen tidak berpengaruh signifikan dan tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat korupsi di pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0.259, yang lebih besar dari nilai alpha 0,05 dan koefisien regresi

sebesar 0,133. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Desmiyawati (2014), Purnamasari (2015) yang menyatakan Komitmen Manajemen tidak begitu berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan.

(64)

loyalitas para aparatur pemda dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap pekerjaan juga masih rendah. Kemudian adanya regulasi baik peraturan daerah (Perda) maupun undang undang hanya sebagai pendorong untuk diterapkannya transparansi pelaporan keuangan. Dan ini menjadikan Komitmen Manajemen tidak begitu berpengaruh dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah Kab. Tegal. 5. Kompetensi Sumber Daya manusia terhadap penerapan

transparansi pelaporan keuangan.

Hasil pengujian hipotesis untuk variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (H5) menunjukkan bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh signifkan dan tidak berpengaruh negatif terhadap penerapan transparani Pelaporan keuangan di pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang diperoleh sebesar 0.168>dari nilai alpha

0,05 dan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,195. oleh karena itu (H5) ditolak. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya oleh Purnamasari (2015).

(65)
(66)

59 A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tekanan eksternal, Pengendalian Internal, ketidakpastian lingkungan, komitmen manajemen, kompetensi sumber daya manusia, terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal.

Adanya Perda maupun Peraturan Undang-undang tidak menjadi pengaruh yang besar dalam penerapan transparansi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh SKPD di Kabupaten Tegal. Terjadinya perubaha cepat dalam regulasi yang ada di pemerintah Kabupaten Tegal tidakmenuntut besar dalam SKPD di Kabupaten Tegal untuk bergerak cepat menyesuaikan sejalan dengan regulasi yang ada. Namun adanya pengendalian internal yang baik di SKPD Kab. Tegal berpengaruh positif terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di pemerintah Kabupaten Tegal, berupa sistem untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku sehingga menjadi pemicu diterapkannya transparansi pelaporan keuangan.

(67)

sebagian besar Dinas, Badan, maupun Kantor belum sesuai dengan bidang dan keahlian maupun standar yang ada. Tetapi tidak menutup kemungkinan penerapan transparansi pelaporan keuangan pada pemerintah Kabupaten Tegal tetap ada dan di pertanggung jawabkan.

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1.Penelitian ini hanya diuji dengan data kuantitatif berupa kuesioner yang disebar kepada responden, sehingga hasil penelitian belum menunjukkan secara detail mengenai transparansi pelaporan keuangan. 2.Penggunaan instrumen kuesioner terkadang dapat menimbulkan bias

penelitian, dikarenakan jawaban dari responden terkadang tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

3.Obyek penelitian terbatas pada 26 SKPD di Kab.Tegal sehingga tingkat generalisasinya masih rendah.

C. Saran

Saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:

1. Menambah variabel penelitian, seperti faktor politik dan Aksebilitas laporan keuangan guna mengetahui sebab lain yang mempengaruhi penelitian ini.

2. Metode survey dilaksanakan hendaknya dilengkapi dengan wawancara atau pertanyaan lisan sehingga pengisian kuisioner menjadi lebih objektif.

(68)
(69)

Daftar Pustaka

Al-Amin, M. R. 2015. Faktor Komitmen Aparatur, Kualitas Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi, Tingkat Pendidikan, terhadapa penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Sensus Pada Pemerintah Kota Metro). Skripsi Strata-1. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Alim, E. K. 2015. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Pada Pegawai Pemda Pejabat Eselon 4 yang sudah bekerja selama satu tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi

Strata-1, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta

Amelia, R. 2015. Pengaruh Pengendalian Internal, Akuntabilitas, Tekanan Eksternal Dan Komitmen Pimpinan Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada SKPD Kota Pekanbaru). Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Pekanbaru.

Anshori, H. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penyajian Dan Pengungkapan Transparansi Pelaporan Keuangan Pemerintah. Skripsi

Strata-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta.

Aryansyah. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penungkapan informasi akuntansi di internet. Skripsi-Strata-1, Universitas Diponegoro Semarang Ashworth et. al.. 2009. Escape from the Iron Cage? Organizational Change and

Isomorphic Pressures in the Public Sector. Journal of Public Administration Research and Theory.

Cavalluzzo, K. S. dan Christopher, D. I. 2004. Implementing Performance Measurement Innovations: Evidence from Government. Accounting, Organizations and Society. Social Science Electronic Publishing.

Chong, V. K., dan Kar, M. C. 2002. Budget Goal Commitment and Informational effect of Budget Participation on Performance: A Structural equation Modelling Approach. Behavioral Research in Accounting: February 2002, Vol. 14, No. 1, pp. 65-86.

Dacin et, al. 2002. Institutional Theory and Institutional Change: Introduction to the Special Research Forum. The Academy of Management Journal.

(70)

Manajemen terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Kasus pada SKPD Kabupaten Karangasem). Jurnal Akuntansi Program S1: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 1 No. 3.

DiMaggio, P. J. dan Walter, W. P. 1983. The Iron Cage Revisited: Institutional Isomorphism and Collective Rationality in Organizational Fields. American Sociological Review, Volume 48, Issue 2 (Apr., 1983), 174-160).

Fardian, D. 2014. Pengaruh Faktor Politik, Ketidakpastian Lingkungan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Empiris atas SKPD Pemerintah Kota Padang).

ejournal.unp.ac.id. diakses pada 25 April 2016.

Fisher, C. 1996. The Impact of Perceived Environmental Uncertainty and Individual Differences on Management Information Requirement. Acconting, Organizations and Society, Volume 21, Issue 4, May 1996, Pages 361–369.

Frumkin, P. Dan Galaskiewichz, J. 2004. Institutional Isomorphism and Public Sector Organizations. Journal of Public Administration Research and Theory. Journal of Public Administration Research and Theory.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit-UNDIP. Semarang

Hastuti, A.I. 2015. Faktor-faktor yang memengaruhi transparansi pelaporan keuangan daerah di Kabupaten Boyolali. Naskah Publikasi S1 Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hess, D. 2007. Social Reporting and New Governance Regulation: The Prospects of Achieving Corporate Accountability Through Transparency. Business Ethics Quarterly, Volume 17, Issue 03, July 2007, page 453-476.

Hilmi, Z, A. dan Martani, D. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah

Hood, C. 2007. What Happens When Transparency Meets Blame-Avoidance?.

(71)

Imron, M. 2003. Pengaruh ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis Terhadap hubungan Antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope dengan Kinerja Unit Bisnis Strategi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1 2003.

Julita dan Belian, E. S. 2015. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan,

Komitmen Manajemen dan Tekanan Eksternal Terhadap Penerapan

Transparansi Pelaporan Keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru.

repository.unri.ac.id. Diakses pada 25 April 2016.

Jun, K. N. dan Christopher. W. 2010. Institutional Motivations in the Adoption of Innovations: The Case of E-Government. Journal of Public Administration Research and Theory.

Kirmizi, R. dan Zainuddin, Y. 2002. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen: Struktur Organisasi sebagai Faktor Moderasi., Jurnal Akuntansi Indonesia. Vol. 5, No. 1, pp. 102-118.

Luthans, F. 1998. Organisasi Behavior, Eighth Edition. McGraw-Hill

Internasional Book Company: New York.

Mahendra, D. 2013. Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen, dan kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan. Skripsi FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Mardiah dan Gudono. 2001. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Disentralisasi terhadap Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4 Januari 2001.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi II. Andi Offset: Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis

Perekonomian Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat.

Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 2 No. 1.

Meyer, J. W. dan Brian, R. 1977. Institutionalized Organizations Formal

Structure as Myth and Ceremony. The American Journal of Sociology, Vol. 83, No. 2 (Sep., 1977), pp. 340-363.

(72)

State, Effect, and Response Uncertainty. Academy of Management Review

12, Vol. 12, No. 1 (Jan., 1987), pp. 133-143.

Mizruchi, M. S. dan L. C. Fein. 1999. The Social Construction of Organizational Knowledge A Study of the Uses of Coercive, Mimetic, and Normative Isomorphism. Administrative Science Quarterly.

Nadirsyah. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Pemerintah Aceh Tengah. Jurnal

Ekonomi dan Pembangunan. Vol. 3 No.1.

Paine, L. S. 1994. Managing Organizational Integrity. Harvard Business Review,

March–April 1994.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah

Prasetya. K. A. (2015). Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan. Skripsi Strata-1, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Primayana dkk. (2014). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1.

Purnamasari. 2015. Pengaruh Sumber Daya Manusia, Tekanan Eksternal, dan Komitmen Manajemen terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Situbondo). Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA): Surabaya.

(73)

Ridha, M. A dan Basuki, H. dan 2012. Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, dan Komitmen Manajemen terhadap Transparansi Pelaporan Keuangan. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 15 Banjarmasin.

Sari, D. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bandung: SNAB Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional

Saputra, M. R. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Magelang Dan Kota Magelang). Skripsi:Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY): Yogyakarta

Satyaningsih et. al. 2014. Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Klungkung). Jurusan Akuntansi Program S1: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No. 1.

Sihaloho et. al. 2013. Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan dan Komitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir). Jurnal Publikasi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Silver, D. 2005. Creating Transparency for Public Companies the Convergence of PR and IR in the Post-Sarbanes-Oxley Marketplace. Public Relations Strategist; Winter 2005, Vol. 11 Issue 1, p14.

Stiglitz, J. E. 1999. On Liberty, the Right to Know, and Public Discourse: The Role of Transparency in Public Life. Oxford Amnesty Lecture, Oxford: U.K.

Sukmaningrum, T. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (study empiris pada pemerintah Kota dan Kabupaten Semarang). Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 3.1 Operasional Variabel
TABEL 4.1.
TABEL 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan dari Guru Bahasa Indonesia, Pengawas sekolah melakukan supervisi dan sekaligus penilaian, setelah supervisi tersebut ada pembinaan, umpan balik ke

Berdasarkan uraian di atas, maka keadaan yang seperti ini tidak untuk di diamkan begitu saja, karena permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru

Hasil identifikasi satuan PAUD di Kecamatan Semarang Selatan yang berkaitan dengan konsep sekolah ramah anak yang meliputi sikap terhadap murid, metode pembelajaran,

membentuknya motorik halus anak salah satunya dengan melakukan kegiatan pembelajaran Finger Painting yang diterapkan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar,

Hasil pengujian kuat tarik belah menunjukkan bahwa beton serat baja mempunyai kuat tarik belah yang lebih tinggi daripada beton normal hingga 67,14%. Hasil

Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko stunting pada balita usia 2-3 tahun adalah status ekonomi keluarga yang rendah (P = 0,032; OR = 4,13),

Nabi dan Rasul Allah, seperti , “ apa saja yang disampaikan oleh Rasul kepadamu, ambillah, dan apa saja yang dilarangnya, maka hindarilah ” ( Q.S. Perhatian dan kecintaan umat

Wakil Ketua Umum Bidang Tata Ruang &amp; Pengembangan Kawasan. 1 Bidang Tata Ruang (Merangkap WKU Koordinator